Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

UNIT 6

GENERATOR DC PENGUAT TERPISAH

LABORATORIUM TENAGA

Disusun oleh:
MOHAMMAD DANDI SETIADI
3332180035
ML - 4

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
BAB 1

METODOLOGI PRAKTIKUM

1.1 Prosedur Percobaan

Berikut merupakan prosedur percobaan pada praktikum kali ini.

1.1.1 GENERATOR DC PENGUAT TERPISAH TANPA BEBAN


a. Bukalah Simulink pada MATLAB
b. Buatlah lembar kerja baru dengan cara klik icon “New”
c. Pada jendela Simulink Library Browser, pilihlah SimPowerSystem →
Machines kemudian drag “DC Machine” ke lembar kerja
d. Klik 2x pada DC Machine
e. Pada tab configuration, pilih preset model nomer 2 dan pada Mechanical
Input pilih Speed w, kemudian klik OK
f. Buka Simulink Library Browser kembali,
1. Masukkan Constant dan rename “Putaran Input” dengan cara klik
Simulink → Commonly Used Blocks
2. Masukkan Gain dengan cara klik Simulink → Commonly Used Blocks
3. Klik 2x Gain, kemudian isikan rumus Rad to RPM
60/(2*3.14)…………………………….(1)
Adapun rumus untuk RPM to Rad
(2*3.14)/60………………..…………….(2)
4. Masukkan Bus Selector dengan cara klik Simulink → Commonly
Used Blocks
5. Sambungkan Bus Selector ke output pada DC Machine (m), kemudian
Klik 2x Bus Selector.
6. Pada Jendela Bus Selector, hapus signal1 dan signal2 dengan cara klik
signal1 dan signal2, klik “remove” (lakukan satu persatu). Setelah itu
pilih semua parameter yang terdapat pada kolom sebelah kiri yaitu
“speed wm (rad/s), “Armature Curent ia (A)”, “Field Current if (A)”
dan “Electrical Torque Te (n m)”, kemudian klik select.

1
2

7. Masukkan DC Voltage Source dengan cara klik SimPowerSystem →


Electrical Source → DC Voltage Source
8. Masukkan Voltage Measurement dengan cara klik SimPowerSystem
→ Measurement → Voltage Measurement
9. Masukkan Display dengan cara klik Simulink → Sinks → Display
10. Masukkan Scope dengan cara klik Simulink → Sinks → Scope
g. Masukkan Power GUI dan rubahlah jenis sinyal menjadi diskrit

Gambar 1.1 Generator DC Penguat Terpisah Tanpa Beban.[1]

1.1.2 GENERATOR DC PENGUAT TERPISAH DENGAN BEBAN


a. Bukalah Simulink pada MATLAB
b. Buatlah lembar kerja baru dengan cara klik icon “New”
c. Pada jendela Simulink Library Browser, pilihlah SimPowerSystem →
Machines kemudian drag “DC Machine” ke lembar kerja
d. Klik 2x pada DC Machine
e. Pada tab configuration, pilih preset model nomer 2 dan pada Mechanical
Input pilih Speed w, kemudian klik OK
f. Buka Simulink Library Browser kembali,
1. Masukkan Constant dengan cara klik Simulink → Commonly Used
Blocks
2. Masukkan Gain dengan cara klik Simulink → Commonly Used Blocks
3

3. Klik 2x Gain, kemudian isikan rumus Rad to RPM


60/(2*3.14)…………………………….(1)
Adapun rumus untuk RPM to Rad
(2*3.14)/60…………………………….(2)
4. Masukkan Bus Selector dengan cara klik Simulink → Commonly
Used Blocks
5. Sambungkan Bus Selector ke output pada DC Machine (m), kemudian
Klik 2x Bus Selector.
6. Pada Jendela Bus Selector, hapus signal1 dan signal2 dengan cara klik
signal1 dan signal2, klik “remove” (lakukan satu persatu). Setelah itu
pilih semua parameter yang terdapat pada kolom sebelah kiri yaitu
“speed wm (rad/s), “Armature Curent ia (A)”, “Field Current if (A)”
dan “Electrical Torque Te (n m)”, kemudian klik select.
7. Masukkan DC Voltage Source dengan cara klik SimPowerSystem →
Electrical Source → DC Voltage Source
8. Masukkan Voltage Measurement dengan cara klik SimPowerSystem
→ Measurement → Voltage Measurement
9. Masukkan Display dengan cara klik Simulink → Sinks → Display
10. Masukkan Scope dengan cara klik Simulink → Sinks → Scope
11. Masukkan Series RLC Branch dengan cara klik SimPowerSystem →
Element → Pilih Series RLC Branch → klik 2x komponen tersebut →
Branch Type → Pilih R.
g. Masukkan Power GUI dan rubahlah jenis sinyal menjadi diskrit
4

Gambar 1.2 Generator DC Penguat Terpisah Dengan Beban.[1]


BAB II
TUGAS
2.1 Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud generator penguat terpisah?
Jawab:
Generator DC penguat terpisah merupakan generator yang lilitan
medannya dihubungkan ke sumber DC yang secara listrik tidak tergantung
pada mesin.[2]
2. Apa perbedaan generator dengan motor listrik?
Jawab:
Generator adalah suatu mesin yang dapat mengubah tenaga mekanik
menjadi tenaga listrik. Sedangkan motor seballiknya, mengubah tenaga
listrik menjadi tenaga mekanik.
3. Bagaimana prinsip kerja generator DC?
Jawab:
Pada saat kumparan medan diberikan tegangan arus searah DC, maka akan
menghasilkan medan magnet pada kumparan tersebut. Kemudian,
kumparan tersebut diputar oleh penggerak mula (turbin), maka medan
megnet yang terjadi akan memotong konduktor yang terdapat kumparan
jangkar. Sehingga, akan terjadi tegangan ggl yang diinduksikan pada
kumparan jangkar, sebesar e dan frekuensinya sebesar f.[3]
4. Gambarkan rangkaian ekuivalen generator DC penguat terpisah?
Jawab:

Gambar 2.1 Rangkaian Ekivalen Generator DC Penguat Terpisah.[4]

5
BAB III
ANALISIS
3.1 Dasar Teori
Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan
medannya dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari
mesin. Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai
tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub.
Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.[2]
Adapun Mekanisme Kerja Generator yakni Bila kumparan medan diberikan
tegangan arus searah DC, maka akan dihasilkan medan magnet pada kumparan
tersebut. Kemudian kumparan medan tersebut diputar oleh penggerak mula
(turbin), maka medan magnet yang terjadi akan memotong konduktor yang terdapat
kumparan jangkar.Sehingga akan terjadi tegangan ggl yang diinduksikan pada
kumparan jangkar, sebesar e dan frekuensinya sebesar f.[3]
3.2 Analisa Percobaan
Berikut merupakan percobaan-percobaan yang dilakukan pada praktikum.
3.2.1 GENERATOR DC PENGUAT TERPISAH TANPA BEBAN
Pada percobaan pertama kali ini yakni Generator DC Penguat Terpisah
Tanpa Beban. Sebelum memulai analisa, buat rangkaian terlebih dahulu seperti
gambar 1.1 diatas. Untuk membuat rangkaian tersebut, pertama – tama buka
software Simulink pada Matlab. Kemudian, mengikuti langkah – langkah sesuai
prosedur percobaan sampai akhir percobaan pertama ini.

Setelah yakin dirangkai dengan baik dan benar pada Simulink Matlab, hal
yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah nilai RPM yang tetap sebesar 1750.
Selanjutnya, mengatur nilai VF sesuai pada tabel blanko percobaan dengan nilai
yang berubah-ubah / semakin naik dari 10 hingga 50. Kemudian, untuk
mengetahui nilai dari Ia, Torsi, Vt dan If dilakukan simulasi dengan cara klik
“Run”. Sehingga didapatkan hasil seperti tabel dibawah ini.

6
7

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Generator DC Penguat terpisah Tanpa Beban


N (rpm) Vf (A) RPM Ia Torsi Vt (Volt) If
1750 0 0 15,07 0,067
10

1750 0 0 30,14 0,1333


20

1750 1750 0 0 45,21 0,2


30

1750 0 0 60,27 0,2667


40

1750 0 0 75,34 0,3333


50

Setelah dimasukkan nilai RPM yang tetap dan VF tertentu pada


rangkaian, didapatkan data seperti tabel 3.1 diatas. Terlihat bahwa nilai Ia
konstan bernilai 0 karena tanpa adanya beban, begitu pula nilai torsi, walaupun
adanya putaran akan tetapi tidak ada beban sehingga bernilai 0. Untuk mendapat
kesimpulan pada percobaan kali ini maka di buatlah grafik hubungan antara VF
dengan If, dan VFdengan VT di bawah ini.
 Hubungan VF Dengan If

Hubungan VF Dengan If
60

50

40

30

20

10

VF If

Gambar 3.1 Grafik Hubungan VT Dengan If.


8

Dari grafik hubungan VT dengan If diatas, terlihat bahwa nilai If semakin


besar dengan meningkatnya nilai VF. Hal tersebut bisa terjadi karena pengaruh
efek eksitasi pada VF, dengan meningkatnya nilai VF maka nilai parameter lain ikut
meningkat, tidak terkecuali nilai If. Oleh karena itu, kesimupulan pada percobaan
pertama ini adalah hubungan antara VT dengan If adalah berbanding lurus.

 Hubungan VF Dengan VT

Hubungan VF Dengan VT
80
70
60
50
40
30
20
10
0

VF VT

Gambar 3.2 Grafik Hubungan VF Dengan VT.

Dari grafik hubungan VF dengan VT diatas, terlihat bahwa nilai keduanya


semakin tinggi. Hal tersebut sama dengan percobaan sebelumnya karena, pengaruh
nilai VF yang mempunyai efek eksitasi sebagai penguatan. Oleh karena itu,
kesimupulan pada percobaan ini hubungan antara VT dengan VT adalah berbanding
lurus.

3.2.2 GENERATOR DC PENGUAT TERPISAH DENGAN BEBAN

Pada percobaan kedua ini yakni Generator DC Penguat Terpisah Dengan


Beban. Sebelum memulai analisa, buat rangkaian terlebih dahulu seperti gambar
1.2 diatas. Untuk membuat rangkaian tersebut, pertama – tama buka software
Simulink pada Matlab. Kemudian, mengikuti langkah – langkah sesuai prosedur
percobaan sampai akhir percobaan kedua ini.
9

Setelah yakin dirangkai dengan baik dan benar pada Simulink Matlab, hal
yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah mengatur VF yang tetap sebesar 50.
Selanjutnya, mengatur nilai RPM sesuai pada tabel blanko percobaan dengan 3
kali perubahan yakni sebesar 1500, 1000 dan 750 serta mengatur Beban R yang
memiliki nilai masing-masing pada RPM telah diatur pada blanko percobaan.
Lalu, untuk mengetahui nilai dari If, Ia, Torsi dan VT dilakukan simulasi dengan
cara klik “Run”. Sehingga didapatkan hasil seperti tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Generator DC Penguat terpisah Dengan Beban


N (rpm) Beban (R) If (A) IA (A) Torsi VT (volt)
10 0,3333 5,991 2,464 59,91
1500 20 0,3333 3,108 1,278 62,16

30 0,3333 2,098 0,863 62,94


10 0,3333 3,994 1,643 39,94

20 0,3333 2,072 0,8522 41,44


1000
30 0,3333 1,399 0,5753 41,96

10 0,3333 2,995 1,232 29,95

20 0,3333 1,554 0,6392 31,08


750
30 0,3333 1,049 0,4315 31,47

Setelah dimasukkan nilai RPM dan Beban R tertentu pada rangkaian,


didapatkan data seperti tabel 3.2 diatas. Terlihat bahwa terdapat perbedaan pada
nilai Ia dan Torsi, yang sebelumnya keduanya tidak memiliki nilai, namun pada
percobaan kedua ini Ia dan Torsi memiliki nilai karena adanya beban. Kemudian,
nilai If yang konstan 0,3333 terjadi karena nilai VF yang konstan pula sebesar 50.
Selanjutnya, pada praktik saat praktikum nilai RPM dibuat minus (-). Hal tersebut
dilakukan hanya untuk merubah arah putaran sehingga nilai yang dihasilkan nanti
pada outputnya baik/bagus, namun tidak merubah besaran hasilnya. Untuk
mendapat kesimpulan pada percobaan kali ini maka di buatlah grafik hubungan
antara Beban terhadap Ia, Beban terhadap Torsi dan Beban terhadap VT di bawah
ini.
10

 Hubungan Beban Terhadap Ia

Hubungan Beban Terhadap Ia


35
30
25
20
15
10
5
0
1500 1500 1500 1000 1000 1000 750 750 750

Beban Ia

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Beban Terhadap Ia.


Dari grafik hubungan Beban terhadap Ia diatas, terlihat bahwa ketika nilai
Beban meningkat, maka nilai Ia semakin menurun. Jika dibandingkan, pada Motor
DC hubungan Beban terhadap Ia berbanding lurus. Sedangkan pada Generator DC
sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena, Beban pada Generator adalah Beban
dalam dari Generator itu sendiri sedangkan pada Motor DC yakni Beban yang
menerima arus dari sumber. Oleh karena itu, hubungan Beban terhadap Ia pada
Generator DC adalah berbanding terbalik.
 Hubungan Beban Terhadap Torsi

Hubungan Beban Terhadap Torsi


35

30

25

20

15

10

0
1500 1500 1500 1000 1000 1000 750 750 750

Beban Torsi

Gambar 3.4 Grafik Hubungan Beban Terhadap Torsi.


11

Dari grafik hubungan Beban terhadap Torsi diatas, terlihat bahwa ketika
nilai Beban meningkat, maka nilai Torsi semakin menurun. Hal tersebut dapat
terjadi karena, dengan meningkatnyanya nilai Beban maka Torsi atau putaran awal
akan semakin melambat. Oleh karena itu, hubungan Beban terhadap Torsi adalah
berbanding terbalik.
 Hubungan Beban Terhadap VT

Hubungan Beban Terhadap VT


70
60
50
40
30
20
10
0
1500 1500 1500 1000 1000 1000 750 750 750

Beban VT

Gambar 3.5 Grafik Hubungan Beban Terhadap VT.


Dari grafik hubungan Beban terhadap VT diatas, terlihat bahwa ketika nilai
Beban meningkat, maka nilai VT juga semakin meningkat. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa pada Generator DC, Beban dalam generator akan
berbanding terbalik dengan Ia. Sehingga pada VT sebaliknya. VT akan semakin
besar bila diberi Beban yang semakin besar pula. Oleh karena itu, hubungan Beban
terhadap Ia pada Generator DC adalah berbanding lurus.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini.

1. Dari grafik hubungan VT dengan If, terlihat bahwa nilai If semakin besar
dengan meningkatnya nilai VF. Hal tersebut bisa terjadi karena pengaruh
efek eksitasi pada VF, dengan meningkatnya nilai VF maka nilai parameter lain
ikut meningkat, tidak terkecuali nilai If. Oleh karena itu, kesimupulan pada
percobaan pertama ini adalah hubungan antara VT dengan If adalah
berbanding lurus.
2. Dari grafik hubungan VF dengan VT, terlihat bahwa nilai keduanya
semakin tinggi. Hal tersebut sama dengan percobaan sebelumnya karena,
pengaruh nilai VF yang mempunyai efek eksitasi sebagai penguatan. Oleh
karena itu, kesimupulan pada percobaan ini hubungan antara VT dengan
VT adalah berbanding lurus.
3. Dari grafik hubungan Beban terhadap Ia, terlihat bahwa ketika nilai Beban
meningkat, maka nilai Ia semakin menurun. Jika dibandingkan, pada
Motor DC hubungan Beban terhadap Ia berbanding lurus. Sedangkan pada
Generator DC sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena, Beban pada
Generator adalah Beban dalam dari Generator itu sendiri sedangkan pada
Motor DC yakni Beban yang menerima arus dari sumber. Oleh karena itu,
hubungan Beban terhadap Ia pada Generator DC adalah berbanding
terbalik.
4. Dari grafik hubungan Beban terhadap Torsi, terlihat bahwa ketika nilai
Beban meningkat, maka nilai Torsi semakin menurun. Hal tersebut dapat
terjadi karena, dengan meningkatnyanya nilai Beban maka Torsi atau
putaran awal akan semakin melambat. Oleh karena itu, hubungan Beban
terhadap Torsi adalah berbanding terbalik.
5. Dari grafik hubungan Beban terhadap VT, terlihat bahwa ketika nilai
Beban meningkat, maka nilai VT juga semakin meningkat. Seperti yang

12
13

sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pada Generator DC, Beban dalam


generator akan berbanding terbalik dengan Ia. Sehingga pada VT
sebaliknya. VT akan semakin besar bila diberi Beban yang semakin besar
pula. Oleh karena itu, hubungan Beban terhadap Ia pada Generator DC
adalah berbanding lurus.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Tim Asisten Laboratorium Tenaga, Modul Praktikum Mesin Listrik, Cilegon:
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
2021.

[2] trikueni, "Jenis-jenis dan karakteristik generator DC (arus searah)," 23


Agustus 2014. [Online]. Available: http://trikueni-desain-
sistem.blogspot.com/2014/08/jenis-karakteristik-generator-DC.html.
[Accessed 31 Mei 2021].

[3] Power Electronic, "Prinsip Kerja Generator DC," 23 November 2019.


[Online]. Available: https://autopower15.blogspot.com/2019/11/prinsip-kerja-
generator-dc.html. [Accessed 31 Mei 2021].

[4] elkasebelas, "Generator DC," 27 Maret 2014. [Online]. Available:


http://elkasebelas.blogspot.com/2014/03/generator-dc.html. [Accessed 31
Mei 2021].
LAMPIRAN

Torsi Dengan RPM 1500 dan R 10 Torsi Dengan RPM 1500 dan R 20

Torsi Dengan RPM 1500 dan R 30 IA Dengan RPM 1000 dan R 10

IA Dengan RPM 1000 dan R 20 IA Dengan RPM 1000 dan R 30


VT Dengan RPM 750 dan R 10 VT Dengan RPM 750 dan R 20

VT Dengan RPM 750 dan R 30

Anda mungkin juga menyukai