Anda di halaman 1dari 25

2

PRAKTIKUM SINYAL DAN SISTEM

UNIT 3

OPERASI DASAR PADA SINYAL

FAUZAN ABDURRAHMAN

3332180057

SS – 02

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2020
BAB I

METODOLOGI PRAKTIKUM

1.1 Prosedur Percobaan

1.1.1 Penguatan Sinyal

1. Bangkitkan gelombang pertama dengan langkah berikut:


Fs=100;
t=(0:100)/Fs;
y1=sin(2*pi*t);
Hold on
plot(t,y1)
2. Lanjutkan dengan langkah berikut ini
a=input('nilai pengali yang anda gunakan (>
0): ');

y1_kuat=a*sin(2*pi*t);

plot(t,y1_kuat)
hold off
Jangan lupa anda masukkan sebuah nilai untuk ‘a’, misalnya 1.5 atau yang lain. Apa
yang anda dapatkan? Apakah gambar seperti berikut? Nilai penguatan sinyal juga
seringkali dituliskan dalam dBell (dB), untuk penguatan 1.5 kali berapa nilainya
dalam dB?

1.1.2 Pelemahan Sinyal

Seperti yang kita ketahui bahwa pelemahan merupakan penguatan negatif, atau
dalam hal ini konstanta penguatan bernilai <1. Berdasar pemahaman ini coba anda
3

susun sebuah program pelemahan sinyal dengan memanfaatkan contoh program


yang sudah anda buat pada langkah 1.1.1

1.1.3 Penjumlahan Dua Sinyal


Dengan mengacu pada penjelasan yang ada di dasar teori bab 2, operasi
penjumlahan dua buah sinyal dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
berikut ini

1. Buat sebuah
program baru dengan
perintah:

Fs=100;
t=(0:100)/Fs;
y1=sin(2*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
2. Bangkitkan gelombang kedua dengan
langkah tambahan berikut ini:

Fs= 100;
t=(0:100)/Fs;
y1=sin(2*pi*t*2);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(2*pi*t*2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
3.Lakukan proses penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2 diatas.
Selengkapnya bentuk programnya adalah seperti berikut:
4

Fs= 100;
t=(0:100)/Fs;
y1=sin(2*pi*t*2);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(2*pi*t+pi/2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
1.1.4 Perkalian Dua Sinyal

Dengan menggunakan dua buah sinyal sinus, langkah yang harus


dilakukan adalah seperti berikut:

1. Lakukan proses perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2 diatas. Selengkapnya


bentuk programnya adalah seperti berikut:

Fs= 100;
t=(0:100)/Fs;
f1=1;
f2=2;
y1= sin(f1*pi*t*2);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t*2+pi);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
5

subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
1.1.5 Penambahan Noise Gaussian pada Sinyal Audio

Mungkin anda sudah bosan melakukan aktifitas dengan sesuatu yang serba
ideal teoritis dan serba serius. Sekaranglah saatnya anda belajar sambil bermain.
Tentu saja, dalam hal ini PC tempat anda bekerja harus dilengkapi dengan
perangkat multimedia, minimal sound card lengkap dengan speaker active.

Sinyal Sinyal

Audio Bernoise

Noise

Gambar 8. Operasi penjumlahan sinyal audio *.wav dengan noise

Baiklah, kita mulai dengan memanggil sebuah file audio3.wav. Kalau dalam
folder dimana anda sekarang bekerja tidak ada file ini, cobalah tanyakan ke
dosen yang bersangkutan, atau kalau anda ingin dikatakan sebagai orang yang
kreatif, coba anda carai file *.wav apa saja yang ada di PC anda, copykan ke
folder dimana Matlab anda bekerja.

1. Untuk contoh kasus ini ikuti langkah pertama dengan membuat file
coba_audio_3.m seperti berikut.

%File Name:coba_audio_3.m
[y1, Fs] = audioread('audio3.wav');
6

Fs=8192;
sound(y1,Fs) % Sinyal asli dimainkan
2. Tambahkan perintah berikut ini setelah langkah satu diatas. N=length(y1);
%menghitung dimensi file wav

var = 0.1;
noise_1=var*randn(N,1); %membangkitkan noise
Gaussian y_1n=y1 + noise_1; % menambahkan noise
ke file sound(y_1n,Fs) % Sinyal bernoise dimainkan

1.1.6 Proses Penguatan pada Sinyal Sinyal Audio

Sekarang kita lanjutkan permainan kita dengan file *.wav. Dalam hal ini kita
lakukan penguatan atau pelemahan sinyal audio yang telah kita panggil. Langkah
yang kita lakukan adalah seperti berikut.

1. Anda buat file kuat_1.m seperti


berikut %File Name: kuat_1.m
%Group: Signal Processing,
[y1, Fs] =
audioread('audio3.wav');
Fs=8192;

sound(y1,Fs') % Memainkan audio sinyal asli


2. Lakukan penambahan perintah seperti
dibawah ini amp =1.5;

y2=amp*y1;
sound(y2,Fs) % Memainkan audio sinyal setelah penguatan
7

BAB II
TUGAS
2.1 Tugas Pendahuluan
1. Sebutkan tujuan percobaan unit 3!
Jawab :
Mahasiswa dapat memperlihatkan proses-proses aritmatika sinyal dan
menerapkan sebagai proses dasar dari pengolah sinyal audio.
2. Jelaskan tentang penguatan sinyal, pelemahan sinyal dan gambarkan grafiknya?
Jawab :
Penguatan sinyal : Peristiwa penguatan sinyal seringkali kita jumpai pada
perangkat audio seperti radio, tape, dsb. Fenomena ini dapat juga direpresentasikan
secara sederhana sebagai sebuah operasi matematika sebagai berikut:

y(t) = amp x(t) (4)

dimana:
y(t) = sinyal output
amp = konstanta penguatan sinyal
x(t) = sinyal input

Gambar 2.1 Penguatan Sinyal


8

Pelemahan sinyal :Apabila sebuah sinyal dilewatkan suatu medium seringkali


mengalami berbagai perlakuan dari medium (kanal) yang dilaluinya. Ada satu
mekanisme dimana sinyal yang melewati suatu medium mengalami pelemahan
energi yang selanjutnya dikenal sebagai atenuasi (pelemahan atau redaman) sinyal.

Dalam bentuk operasi matematik sebagai pendekatannya, peristiwa ini


dapat
diberikan sebagai berikut:
y(t) = att x(t) (6)

Dalam hal ini nilai att < 1, yang merupakan konstanta pelemahan yang terjadi. Kejadian
ini sering muncul pada sistem transmisi, dan munculnya konstanta pelemahan ini
dihasilkan oleh berbagai proses yang cukup komplek dalam suatu media transmisi

Gambar 2.2 Pelemahan Sinyal

3. Sebutkan operasi aritmatika sinyal?


Jawab :
Pada analisa system pemrosesan sinyal diskrit, deretnya dapat dimanipulasi
dalam beberapa cara. Perkalian (product) dan penambahan (sum) dari dua deret x
dan y dinyatakan sebagai sample perkalian dan pembagian dimana
9

x.y={x(n)y(n)} (product) (1)


x+y={x(n)+y(n)} (sum) (2)
Perkalian dari deret x dengan sebuah nilai α dinyatakan sebagai
α.x = x(n - n0) (3)
dimana n0 adalah bilangan integer.

4. Gambarkan diagram blok operasi aritmatika


Jawab :

Sinyal Operational Sinyal


masuk Amplifier keluar

Gambar 2.3 Diagram blok penguatan suatu sinyal

Sinyal Media transmisi Sinyal


masuk (kanal) keluar

Gambar 2.4 Operasi Pelemahan Suatu Sinyal

Sinyal 3

Sinyal 1

(hasil jumlahan)

Sinyal 2
10

Gambar 2.5 Diagram blok operasi penjumlahan dua sinyal.


5. Jelaskan apa itu amplitudo dan noise
Jawab :
Amplitudo : titik puncak dari suatu sinyal
Noise : sinyal sinyal yang tidak diinginkan yang selalu ada dalam sistem transimisi
2.2 Tugas unit
1. ( penguatan sinyal )Ulangi langkah 1 dan 2, tetapi dengan nilai a berbeda
misalnya 1.7, 2.5, 3.0 atau yang lain. Dan jangan lupa anda simpan gambarnya
dan buatlah analisa dari apa yang anda amati dari gambar tersebut? Jangan lupa
dalam setiap penggambaran anda cantumkan nilai dB setiap percobaan.
Jawab :

Gambar 2.6 penguatan pada nilai1,7

Gambar 2.7 penguatan pada nilai2.5


11

Gambar 2.8 penguatan pada nilai 3.0


2. (perkalian dua sinyal )Coba anda rubah nilai f2 menjadi 3, 4, 5,……
10. Perhatikan apa yang terjadi dan catat hasilnya.
Jawab :

Gambar 2.9 perubahan pada f2


Pada gambar diatas ketika f2 diubah menjadi 3, maka yag terjadi
gelombang sinyalnya berubah mnejadi 3 gelombang, jika diganti F2
diganti 4 ....10 maka hasil gelombang sinyal menjadi 4....10.

3. ( perkalian dua sinyal )Lakukan perubahan pada pha2 sehingga nilainya


menjadi 0.1*pi, 0.25*pi, 0.5*pi, dan 1.5*pi. Apa yang anda dapatkan dari
langkah ini?
12

Gambar 2.10 perubahan pada 0.25*pi


Ketika pi nya dikalikan maka yang terjadi frekuensi pada gelombang
sinyalnya berubah rubah
13

BAB III
ANALISIS
3.1 Dasar Teori
3.1.1 Operasi Aritmatika Sinyal
Pada analisa system pemrosesan sinyal diskrit, deretnya dapat dimanipulasi
dalam beberapa cara. Perkalian (product) dan penambahan (sum) dari dua deret x
dan y dinyatakan sebagai sample perkalian dan pembagian dimana

x.y={x(n)y(n)} (product) (1)


x+y={x(n)+y(n)} (sum) (2)
Perkalian dari deret x dengan sebuah nilai α dinyatakan sebagai
α.x = x(n - n0) (3)
dimana n0 adalah bilangan integer.
Dalam realita kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia electronic
communication engineering, kita mengenal proses aritmatika pada sinyal yang
meliputi.[1]

- penguatan sinyal
- pelemahan sinyal
- penjumlahan dua buah sinyal
- perkalian dua buah sinyal
Penguatan Sinyal
-
Peristiwa penguatan sinyal seringkali kita jumpai pada perangkat audio seperti
radio, tape, dsb. Fenomena ini dapat juga direpresentasikan secara sederhana
sebagai sebuah operasi matematika sebagai berikut:
-
y(t) = amp x(t) (4)
dimana:
y(t) = sinyal output
14

amp = konstanta penguatan sinyal


x(t) = sinyal input
Bentuk diagram blok dari sebuah operasi penguatan sinyal dapat
diberikan pada gambar berikut ini.

Sinyal Operational Sinyal


masuk Amplifier keluar

Gambar 3.1 Diagram blok penguatan suatu sinyal[1]

Besarnya nilai konstanta sinyal amp >1, dan penguatan sinyal seringkali
dinyataklan dalam besaran deci Bell, yang didefinisikan sebagai:

amp_dB = 10 log(output/input) (5)

Dalam domain waktu, bentuk sinyal asli dan setelah mengalami penguatan
adalah seperti gambar berikut.

Gambar 3.2 Penguatan Sinyal[1]


Pelemahan Sinyal
Apabila sebuah sinyal dilewatkan suatu medium seringkali mengalami
berbagai perlakuan dari medium (kanal) yang dilaluinya. Ada satu mekanisme
15

dimana sinyal yang melewati suatu medium mengalami pelemahan energi yang
selanjutnya dikenal sebagai atenuasi (pelemahan atau redaman) sinyal.[1]

Bentuk diagram blok dari sebuah operasi pernguatan sinyal dapat diberikan pada
gambar berikut ini.

Sinyal Media transmisi Sinyal


masuk (kanal) keluar

Gambar 3.3 Operasi Pelemahan Suatu Sinyal[1]


Dalam bentuk operasi matematik sebagai pendekatannya, peristiwa ini
dapat

diberikan sebagai berikut:


y(t) = att x(t) (6)
Dalam hal ini nilai att < 1, yang merupakan konstanta pelemahan yang terjadi.
Kejadian ini sering muncul pada sistem transmisi, dan munculnya konstanta
pelemahan ini dihasilkan oleh berbagai proses yang cukup komplek dalam suatu
media transmisi.

Gambar 3.4 Pelemahan Sinyal[1]


16

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa proses penguatan dan pelemahan
sinyal merupakan dua hal yang hampir sama. Dalam pengatan sinyal amplitudo
sinyal output lebih tinggi disbanding sinyal input, sementara pada pelemahan
sinyal amplitudo sinyal output lebih rendah disbanding sinyal input. Tetapi pada
kedua proses operasi ini bentuk dasar sinyal tidak mengalami perubahan.

Penjumlahan Dua Buah Sinyal


Proses penjumlahan sinyal seringkali terjadi pada peristiwa transmisi sinyal
melalui suatu medium. Sinyal yang dikirimkan oleh pemancar setelah melewati
medium tertentu misalnya udara akan mendapat pengaruh kanal, dapat menaikkan
level tegangan atau menurunkan level tegangannya tergantung komponen yang
dijumlahkan. Sehingga pada bagian penerima akan mendapatkan sinyal sebagai
hasil jumlahan sinyal asli dari pemancar dengan sinyal yang terdapat pada kanal
tersebut.

Sinyal 3

Sinyal 1

(hasil jumlahan)

Sinyal 2
Gambar 3.5 Diagram blok operasi penjumlahan dua sinyal.
Secara matematis dapat diberikan sebagai berikut:

y(t) = x1(t) + x2(t) (7)


Dalam hal ini, setiap komponen sinyal pertama dijumlahkan dengan komponen
sinyal kedua.
17

Gambar 3.6 Contoh penjumlahan pada sinyal sinus

(a) Sinyal input 1


(b) Sinyal input 2
(c) Sinyal hasil penjumlahan
Perkalian Dua Buah Sinyal
Perkalian merupakan bentuk operasi yang sering anda jumpai dalam kondisi real.
Pada rangkaian mixer, rangkaian product modulator dan frequency multiplier,
operasi perkalian merupakan bentuk standar yang seringkali dijumpai. Bentuk
diagram blok operasi perkalian dua buah sinyal dapat diberikan seperti pada
Gambar 7 berikut.
(d)

Sinyal 3
Sinyal 1
(hasil perkalian)

Sinyal 2

Gambar 3.7 Diagram blok operasi perkalian dua sinyal.


18

3.2 Analisa Percobaan


Berikut percobaan yang dilakukan dalam praktikum

1. Penguatan sinyal
Fs= 100; (frekuensi sampling berfungsi sebagai banyak titik pada sinyal)
t=(0:100)/Fs; (berfungsi sebagai operasi waktu)
y1=sin(2*pi*t*2);(berfungsi untuk memasukan amplitudo dan juga
frekuensinya )
hold on (menahan sinyal pertama agar tidak hilang)
plot (t,y1) (berfungsi untuk menampilkan sinyal sinusoidal)
a=input('nilai pengali yang anda gunakan(>0):'); (berfungsi untuk
mengatur nilai penguatan)
y1_kuat=a*sin(2*pi*t*2); ( berfungsi untuk memasukan nilai penguatan)
plot(t,y1_kuat) (berfungsi untuk menampilkan sinyal sinusoidal)
hold off( melepas kembali sinyal pertama)

Gambar 3.8 penguatan sinyal

Dengan memasukan nilai penguatannya 2 maka terlihat seperti pada gambar


diatas, dimana titik puncaknya yaitu sebuah nilai penguatannya dan pada nilai 1
merupakan sinyal aslinya.
2. Pelemahan sinyal
Sama seperti pada perintah penguatan sinyal namun diubah pada

a=input('nilai pengali yang anda gunakan(<1):'); menjadi <1


19

Gambar 3.9 pelemahan sinyal

Dengan memasukan nilai pelemahan sebesar 0,2 terlihat pada gambar diatas
dimana nilai aslinya dengan amplitudo1 .

3. Penjumlahan Dua sinyal


Dengan memasukan perintah untuk membuat baris pertama

Fs= 100;
t=(0:100)/Fs;
y1=sin(2*pi*t*2);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
perintah subplot berikut berfungsi untuk membuat baris.

Gambar 3.10 penjumalahan pertama


20

Setelah membuat penjumlahan pertama, selanjutnya membuat perjumlahan kedua


dengan menambahkan fungsi berikut untuk membuat sinyal kedua.
y2=sin(2*pi*t+/2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)

Gambar 3.11 Penjumlahan kedua


Setelah memasukan penjumlahan 1 dan 2 , maka buatlah hasilnya dengan
menambahkan fungsi berikut pada perintah sebelumnya .

Gambar 3.12 Hasil Penjumlahan pada sinyal 1 dan 2

dimana pada sinyal pertama ditambahkan dengan sinyal kedua maka


hasilnya terlihat pada gambar diatas.

4. Perkalian Dua Sinyal


Untuk perkalian dua sinyal maka kita beri perintah berikut.
21

Fs= 100; (frekuen sampling untuk nilai titik pada sinyal)


t=(0:100)/Fs; (mengatur operasi waktu)
f1=1; (memasukan fungsi 1)
f2=2; (memasukan fungsi 2)
y1= sin(f1*pi*t*2); (mengatur nilai amplitudo gelombang dan juga frekuensi
pada sinyal 1)
subplot(3,1,1) (menampilkan untuk baris pertama)
plot(t,y1) (menampilkan sinyal sinusoidal)
y2=sin(f2*pi*t*2+pi); (mengatur nilai amplitudo gelombang dan juga frekuensi
pada sinyal 2)
subplot(3,1,2) (menampilkan untuk baris kedua)
plot(t,y2) (menampilkan sinyal sinusoidal)
y3=y1.*y2; (’.’ Berfungsi untuk perkalian dalam 2 elemen dan juga perkalian pada
sinyal 1 dan 2 )
subplot(3,1,3) (menampilkan untuk baris ketiga)
plot(t,y3)(menampilkan sinyal sinusoidal)

Gambar 3.13 Hasil Perkalian pada sinyal 1 dan 2


5. Penambahan noisde gaussian pada sinyal audio dan penguatan amplifier
[y1,Fs]=audioread('Agnez Mo – Coke Bottle.MP3');
Fs=8192;
sound(y1,Fs')
amp=1.5;
y2=amp*y1;
sound(y2,Fs)
plot(y)
22

Gambar 3.14 sinyal penguatan suara


Terlihat pada gambar diatas pemanggilan suara dimana amp berfungsi untuk
menguatkan sinyal suara tersebut. Dan var merupakan pengali pada gausian.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :

1. Matlab adalah sebuah bahasa dengan (high-performance) kinerja tinggi untuk


komputasi masalah teknik.
2. Pada analisa system pemrosesan sinyal diskrit, deretnya dapat dimanipulasi
dalam beberapa cara. Perkalian (product) dan penambahan (sum) dari dua deret
x dan y dinyatakan sebagai sample perkalian dan pembagian.
3. Sinyal kontinyu memiliki nilai pada setiap interval waktu
4. Sinyal diskrit memiliki nilai pada beberapa interval waktu.

25
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ir.Ri Munarto M.Eng, Modul Praktikum Sinyal dan Sistem. cilegon: Asisten Laboratorium
Dasar Elektro, 2020.

Anda mungkin juga menyukai