Dosen Pengampu :
Ardik Wijayanto
Disusun oleh :
Namira Rizqi Annisa (1103181051)
2020
PERCOBAAN 3
OPERASI DASAR PADA SINYAL
I. TUJUAN
- Mahasiswa dapat memperlihatkan proses-proses aritmatika sinyal dan menerapkan
sebagai proses dasar dari pengolah sinyal audio.
Penguatan Sinyal
Peristiwa penguatan sinyal seringkali kita jumpai pada perangkat audio seperti radio,
tape, dsb. Fenomena ini dapat juga direpresentasikan secara sederhana sebagai sebuah
operasi matematika sebagai berikut:
y(t) = amp x(t) (4)
dimana:
y(t) = sinyal output
amp = konstanta penguatan sinyal
x(t) = sinyal input
Bentuk diagram blok dari sebuah operasi pernguatan sinyal dapat diberikan pada gambar berikut ini.
Besarnya nilai konstanta sinyal amp >1, dan penguatan sinyal seringkali dinyataklan dalam besaran
deci Bell, yang didefinisikan sebagai:
amp_dB = 10 log(output/input) (5)
Dalam domain waktu, bentuk sinyal asli dan setelah mengalami penguatan adalah seperti gambar
berikut.
Pelemahan Sinyal
Apabila sebuah sinyal dilewatkan suatu medium seringkali mengalami
berbagai perlakuan dari medium (kanal) yang dilaluinya. Ada satu mekanisme
dimana sinyal yang melewati suatu medium mengalami pelemahan energi yang
selanjutnya dikenal sebagai atenuasi (pelemahan atau redaman) sinyal.
Bentuk diagram blok dari sebuah operasi pernguatan sinyal dapat diberikan pada gambar berikut ini.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa proses penguatan dan pelemahan sinyal
merupakan dua hal yang hampir sama. Dalam pengatan sinyal amplitudo sinyal output lebih
tinggi disbanding sinyal input, sementara pada pelemahan sinyal amplitudo sinyal output
lebih rendah disbanding sinyal input. Tetapi pada kedua proses operasi ini bentuk dasar
sinyal tidak mengalami perubahan.
Penjumlahan Dua Buah Sinyal
Proses penjumlahan sinyal seringkali terjadi pada peristiwa transmisi sinyal melalui
suatu medium. Sinyal yang dikirimkan oleh pemancar setelah melewati medium tertentu
misalnya udara akan mendapat pengaruh kanal, dapat menaikkan level tegangan atau
menurunkan level tegangannya tergantung komponen yang dijumlahkan. Sehingga pada
bagian penerima akan mendapatkan sinyal sebagai hasil jumlahan sinyal asli dari pemancar
dengan sinyal yang terdapat pada kanal tersebut.
Sinyal 3
Sinyal 1
(hasil jumlahan)
Sinyal 2
Sinyal 3
Sinyal 1
(hasil perkalian)
Sinyal 2
III.PERALATAN
- 1 (satu) buah PC multimedia OS Windows
- 1 (satu) Perangkat lunak Matlab.
IV.LANGKAH PERCOBAAN
4.1. Penguatan Sinyal
1. Bangkitkan gelombang pertama dengan langkah berikut:
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
y1=sin(2*pi*t);
subplot(2,1,1)
plot(t,y1)
5. Coba anda rubah nilai f2menjadi 3, 4, 5,……10. Perhatikan apa yang terjadi dan
catat hasilnya.
6. Lakukan perubahan pada pha2 sehingga nilainya menjadi 0.1*pi, 0.25*pi, 0.5*pi,
dan 1.5*pi. Apa yang anda dapatkan dari langkah ini?
4. Coba anda rubah nilai f2menjadi 3, 4, 5,……10. Apa yang terjadi dan catat hasilnya.
5. Lakukan perubahan pada pha2 sehingga nilainya menjadi 0.1*pi, 0.25*pi, dan 1.5*pi.
Apa yang anda dapatkan dari langkah ini?
V. HASIL PERCOBAAN
4.1 Penguatan Sinyal
1. Program :
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
y1=sin(2*pi*t);
subplot(2,1,1)
plot(t,y1)
2. Program :
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
y1_kuat=4*sin(2*pi*t);
subplot(2,1,2)
plot(t,y1_kuat)
3. Program :
a = 1.7
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
y1_kuat=1.7*sin(2*pi*t);
subplot(2,1,2)
plot(t,y1_kuat)
a = 2.5
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
y1_kuat=2.5*sin(2*pi*t);
subplot(2,1,2)
plot(t,y1_kuat)
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=2;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
Melakukan perubahan nilai pada f2
F2 = 3
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=3;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 4
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=4;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 5
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=5;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 6
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=6;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 7
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=7;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 8
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=8;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 9
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=9;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 10
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=10;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
Melakukan perubahan pada pha2
Pha2 = 0.1 x pi
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=2;
pha2=0.1*pi;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
Pha2 = 0.25 x pi
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=2;
pha2=0.25*pi;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
Pha2 = 0.5 x pi
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=2;
pha2=0.25*pi;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
Pha2 = 1.5 x pi
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=2;
pha2=1.5*pi;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
Merubah nilai f2
F2 = 3
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=3;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 4
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=3;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 5
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=5;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 6
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=6;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 7
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=5;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 8
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=8;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 9
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=9;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
F2 = 10
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=10;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
Merubah nilai pha2
Pha2 = 0,1 x pi
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=10;
pha2=0.1*pi;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
pha2 = 0,25 x pi
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=10;
pha2=0.25*pi;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
Pha2 = 1.5 x pi
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=10;
pha2=1.5*pi;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
VI. Analisa dan Kesimpulan
Analisa
Pada percobaan Operasi Dasar Sinyal yang telah dilakukan, dilakukan beberapa
percobaan, mulai dari penjumlahan hingga perkalian antar sinyal. Selain itu juga
dilakukan percobaan penguatan dan pelemahan terhadap suatu sinyal. Percobaan dilihat
hasilnya menggunakan software Matlab.
Pada percobaan 4.1 dilakukan prosedur penguatan sinyal. Secara matematis, proses
penguatan sinyal dapat ditulis sebagai :
y(t) = amp x(t)
Dimana :
y(t) = sinyal output
amp = konstanta penguatan sinyal
x(t) = sinyal input
Jika dilihat dari outputnya, manipulasi pada penguatan sinyal (A) berpengaruh pada
tinggi rendahnya amplitudo. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Pada Percobaan 4.2 dilakukan prosedur untuk mengamati tentang pelemahan pada sinyal.
Pelemahan adalah kebalikan dari penguatan sinyal. Apabila pada penguatan terjadi
perubahan amplitude menjadi lebih besar, maka nilai amplitude pada pelemahan sinyal
menjadi semakin kecil seperti yang terdapat di gambar gelombang di bawah ini.
Amplitude pada kondisi awalnya adalah 1, sedangkan nilai amplitude setelah mengalami
pelemahan menjadi 0.5. jadi bisa dikatakan bahwa terjadi pelemahan sinyal 0.5 kali dari
keadaan semula.
Pada percobaan 4.3, dilakukan prosedur untuk mengamati penjumlahan terhadap dua
sinyal. Operasi penjumlahan sinyal dilakukan dengan membuat program baru yang
kemudian gelombang kedua dibangkitkan dengan menambahkan beberapa tambahan
perintah dalam program sebelumnya. Kemudia langsung saja menjumlahkan kedua
gelombang tersebut. Proses penjumlahan dilakukan dengan menjumlahkan setiap
komponen sinyal pertama dan kedua untuk setiap nilai t yang sama.
Jika diamati, pada program penjumlahan dua sinyal, yaitu :
Pada percobaan 4.4 dilakukan prosedur untuk mengamati output gelombang setelah
diterapkan operasi dasar perkalian pada sinyal. Dalam operasi matematika perkalian antar
2 sinyal, setiap komponen ke-t sinyal pertama dikalikan dengan komponen ke-t sinyal
kedua. Setiap komponen dari sinyal pertama dikalikan dengan komponen sinyal kedua
untuk setiap nilai t yang sama. Secara matematis dapat dituliskan: g(t)=f(t) x h(t)= sin(πft)
x sin(2πft+π/2). Sehingga hasil perkalian kedua sinyal tersebut adalah sebagai berikut.
karena ini perkalian, tidak ada perubahan terhadap amplitudonya. Nilai amplitude kedua
sinyal adalah 1. Jadi setelah dikalikan, nilainya tetap 1.
Pada program perkalian dua buah sinyal pada matlab dibawah ini :