Kitab Primbon Bataljemur Adammakna
Kitab Primbon Bataljemur Adammakna
Nah setelah kita ketemu bulannya kita akan menghitung tanggal berapa
yang akan direkomendasikan untuk orang yang akan melaksanakan acara
ijab Kabul. Dalam perhitungan ini kita harus menghindari hari dan tanggal
yang termasuk dalam pantangan .
Dari hasil penghitungan di bab hari baik untuk boyongan atau pindah
rumah dan juga membuat atau memindah rumah admin telah
menghasilkan hari yang direkomendasikan seperti di bawah ini :
Selain itu saya juga akan memberi bonus lagi yaitu perhitungan begja
cilaka ( Peruntungan) berdasarkan neptu dan hari kelahirannya
seseorang seperti di bawah ini . Hasil ini berdasarkan kesimpulan
yang diambil dari kitab KITAB PRIMBON BETAL JEMUR
ADAMMAKNA :
DINA KELAIRAN
SERTA KABEGJAN LAN KACILAKANE
2. Pacar anda misalnya lahir pada tanggal 12 Maret 1985 kemudian dicari neptu dan
hari lahirnya ketemu SELASA PON , SELASA = 3 PON = 7 jumlah jadi 10 jadi
watak pacar anda jatuh pada Pati yaitu kerusakan yang besar jadi harus banyak
hati-hatinya begitu seterusnya
NEPTU Pria +
NO Wanita TIBA
1 17 7 Lebu Katiup Angin
2 18 4 Sumur Sinaba
3 19 5 Satriya Wirang
4 20 6 Bumi Kapethak
5 21 1 Wasesa Segara
6 22 2 Tunggak Semi
7 23 3 Satriya Wibawa
8 24 4 Sumur Sinaba
9 25 5 Satriya Wirang
10 26 6 Bumi Kapethak
11 27 7 Lebu Katiup Angin
12 28 7 Lebu Katiup Angin
13 29 1 Wasesa Segara
14 30 2 Tunggak Semi
15 31 1 Wasesa Segara
16 32 2 Tunggak Semi
17 33 3 Satriya Wibawa
18 34 4 Sumur Sinaba
19 35 5 Satriya Wirang
20 36 6 Bumi Kapethak
FATKHUL MUIN
PUSAT INFORMASI MASYARAKAT PESISIR
www.for-mass.blogspot.com
Ds. Kedungmutih RT: 02/02Wedung
Demak Jateng 59554
HP: 085641629350 )
pakardans@gmail.com
Diposkan oleh falikhatul Ibriza di 21.57
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: BETALJEMUR ADAMMAKNA
1 komentar:
1.
RAMALAN NASIB MENURUT TANGGAL LAHIR - di ambil dari kitab primbon bekti jamal dengan judul
asli " DINA KELAIRAN SARTA KABEGJANE LAN KACILAKANE" . Berikut ini adalah hitungan hari
kelahiran yang bisa memprediksi beruntung atau celakanya nasib seseorang, di ambil dari neptunya hari
dan pasaran lalu di jumlahkan , dan hasil penjumlahan di cocokan dengan prediksi di bawah ini :
11 atau 16 : Jatuh pada hitungan : Lahir , wataknya kuat dalam segala hal
7,12 atau 17 : Itu jatuh pada : Sandhang , watakanya adalah banyak rejeki dan murah hati
8,13 atau 18 : Itu jatuh pada hitungan : Rejeki , watak banya rejeki, kaya dan jadi pengayom orang
banyak
9,14 : Jatuh pada hitungan , Sakit , wataknya serba kesusahan sandang pangan , tapi pribadinya
jadi orang yang wegig ( penulis belum tahu artinya wegig )
10,15 : Jatuh pada hitungan Pati , Wataknya buruk kerusakan besar seperti halnya orang mati
,Tapi jika sudah tiba saatnya dapat kemulyaan sebab usaha dan jerih payahnya , dia akan
mendapatkan kemulyaan yang besar .
Cara mengetahui jatuh di angka berapa hari kelahiran kita , silahkan lihat gambar di bawah ini :
Keterangan lebih lanjut tentang Jumlah hari dan pasaran bisa di baca di sini Gabungan Neptunya Hari
Dan Pasaran
Tweet
0
inShare
RELATED POSTS :
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan
orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang
jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada
pasaran tertentu.
Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah
berlainan;
Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh
Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu
Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-
masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu
pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/
dibuang masing tiga, apabila masih sisa :
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian
dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :
Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa
wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi,
mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon)
memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.
Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang
diangggap penting.
SAAT TATAL
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah,
berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :
1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri
jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12
pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12
nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36
selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12
selamat jam 13.36 pangkalan.
HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN
Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau
mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah.
Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang
harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu
usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik
perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.
Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP
Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha
perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini.
Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik.
Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik.
Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik
kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah
mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter
baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan
anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral
dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar
menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau
dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum
memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah
kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya,
yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama
mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya
baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut
didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)
Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia
merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam,
sebagaimana waktu dan arah mata angin.
Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai
dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup
dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan
itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.
Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari
orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan
jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu
kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi
pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih
mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan
waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran
yang bersangkutan.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk
meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi
menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam
budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha
Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan
kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam
kelahiran nilai 2.
Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu
menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul.
Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas,
meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya
sendiri
Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau
1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan Primbon Jawa Lengkap
5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage
(4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan
suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu
Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan
Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,yaitu:
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-
tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram,
damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang
berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair
batin, serta dihormati.
Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,
Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,
Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,
Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang
masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari
wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda
sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut
adalah sebagai berikut:
Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran
kedua calon pengantin tersebut.
Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25
maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi
24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini
diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3).
Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati
(Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka
yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai
perhitungan ini.
Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan
tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:
Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam peradaban "JAWA" banyak kita jumpai aturan-aturan yang bersifat
mengikat. Hal ini karena aturan-aturan tersebut merupakan wawasan dari nenek moyang kita yang sudah
turun temurun diyakini dan disosialisasikan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dilingkungan
masyarakat suku Jawa. Wawasan nenek moyang tersebut dalam kehidupan bermasyarakat disebut dalam
istilah " ILMU TITEN". Mengapa disebut demikian ? Hal ini karena aturan-aturan tersebut berdasarkan
pengalaman dan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi pada perubahan alam yang dikaitkan dengan
kejadian yang berlaku dalam kehidupan mereka saat itu.
Salah satunya adalah perhitungan hari dalam menentukan perjodohan, membangun rumah atau neptu/
weton dari kelahiran seseorang. Saya mengajak para generasi muda, khususnya generasi-generasi suku
jawa untuk mengingat kembali sekaligus melestarikan budaya Jawa agar pengetahuan terhadap budaya
tersebut tidak hilang begitu saja terlindas oleh kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini.
Jangan sampai kita sebagai generasi muda dikatakan tidak pecus atau apatis untuk tidak dapat
melestarikan budaya kita sendiri, terlebih kita hidup di pulau Jawa.
Pada kesempatan ini saya mencoba mengulas kembali bagaimana orang tua kita menghitung Neptu/ Weton
hari lahir sebagai acuan untuk menentukan baik buruknya suatu rencana yang akan kita laksanakan.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa hari lahir ( weton ) adalah merupakan awal dari manusia dalam
kehidupannya di dunia ini, sangat diperlukan sekali bagi kita untuk mengetahui "Hari Lahir (Weton) " kita
masing-masing. Sebagian besar suku Jawa menyakini bahwa merahasiakan hari lahir ( weton ) itu sangat
penting, karena dengan diketahuinya hari lahir/ weton seseorang akan mudah bagi orang lain untuk berbuat
hal-hal yang bersifat negatif, salah satunya santet atau teluh. Terlepas dari itu semua, tergantung pada
keyakinan kita masing-masing.
Untuk menghitung Neptu hari lahir ( weton ) berikut Pasarannya ada pedoman/ patokan angka yang
digunakan oleh masyarakat orang jawa, berikut table hari, pasaran dan neptu seperti dibawah ini :
Dari pedoman/ patokan neptu hari dan pasaran di atas, dapat disusun suatu matrik/ tabel yang mana kita
dapat mengetahui jumlah neptu hari lahir kita. Tabel perhitungan hari dan pasaran sebagai berikut :
Cara penggunaan tabel adalah sebagai berikut :
Misalnya kita lahir pada hari Minggu Kliwon, untuk mengethui berapa jumlah neptu kita maka kita lihat pada
hari Minggu yang neptunya 5, kemudian kita tari ke arah pasaran Kliwon yang neptunya 8. Langkah
berikutnya kita jumlahkan kedua neptunya sebagi berikut : 5 + 8 = 13, jadi jumlah neptu untuk Minggu
Kliwon adalah 13.
Bagi rekan-rekan yang tidak mengetahui hari lahirnya dapat dicari dengan menggunakan tabel berikut :
Penggunaan kedua tabel diatas adalah sebagai berikut :
Misal hari kemerdekaan bangsa Indonesia jatuh pada tanggaal 17 Agustus 1945. Tanggal tersebut jatuh
pada hari apa ? Cara mencarinya adalah kita cari angka 45 pada tabel tahun, kita tarik gurus lurus ke kanan
sampai bulan Agustus dan kita dapatkan angka 3.
Kemudian angka 3 dijumlahkan dengan angka 17 (tanggal) hasilnya adalah 20.
Kita cari angka 20 di tabel "Pencarian hari berdasarkan angka ", kita dapatkan angka 20 terletak pada
baris "Jum'at".
Dari perhitungan tersebut diatas menunjukkan bahwa tanggal 17 Agustus 1945 jatuh pada hari
JUM'AT.Tentunya kita ingin mengetahui Neptu atau pasaran dari tanggal 17 Agustus 1945 jatuh pada hari
Jum'at dengan Neptu apa? Berikut tabel untuk mengetahui Neptu/ Pasaran :
Cara mengetahui Neptu/ Pasaran suatu Tanggal kelahiran dengan menggunakan tabel di atas adalah
sebagai berikut :
Kita gunakan Contoh diatas yaitu tanggal 17 Agustus 1945 yang mana kita sudah mengetahui bahwa
tanggal tersebut jatuh pada hari Jum'at. Disini kita tinggal mencari Neptu/ pasaran dari tanggal tersebut.
Kita cari angka 45 pada tabel "Tahun" kemudian kita tarik garis lurus ke kanan sampai pada bulan
Agustus yang didapatkan angka "1".
Kemudian kita jumlahkan angka "1" dengan 17 (tanggal ) hasilnya adalah "18".
Kemudian kita cari angka "18" pada tabel "Pasaran berdasarkan angka" yang mana kita dapatkan angka
tersebut terletak pada baris "LEGI".
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa tanggal 17 Agustus 1945 jatuh pada hari "JUM'AT LEGI" dengan
jumlah neptunya adalah "11" ( perhitungan Neptu lihat pada Tabel perhitungan Hari dan Pasaran " )
Demikian cara-cara mengetahui perhitungan hari lahir yang merupakan moment penting bagi kita. Semoga
bermanfaat khususnya bagi generasi muda sebagai wujud peduli kita untuk melestarikan bu
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan
orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang
jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada
pasaran tertentu.
Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah
berlainan;
Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh
Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu
Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-
masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu
pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/
dibuang masing tiga, apabila masih sisa :
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian
dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :
SAAT TATAL
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah,
berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :
1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri
jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12
pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12
nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36
selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12
selamat jam 13.36 pangkalan.
Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau
mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah.
Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang
harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu
usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik
perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.
Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP
Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha
perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini.
Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik.
Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik.
Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik
kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah
mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter
baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan
anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral
dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar
menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau
dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum
memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah
kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya,
yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama
mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya
baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut
didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)
Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia
merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam,
sebagaimana waktu dan arah mata angin.
Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai
dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup
dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan
itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.
Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari
orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan
jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu
kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi
pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih
mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan
waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran
yang bersangkutan.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk
meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi
menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam
budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha
Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan
kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam
kelahiran nilai 2.
Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu
menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul.
Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas,
meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya
sendiri
Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau
1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan Primbon Jawa Lengkap
5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage
(4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan
suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu
Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan
Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,yaitu:
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-
tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram,
damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang
berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair
batin, serta dihormati.
Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,
Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,
Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,
Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang
masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari
wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda
sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut
adalah sebagai berikut:
Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran
kedua calon pengantin tersebut.
Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25
maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi
24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini
diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3).
Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati
(Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka
yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai
perhitungan ini.
Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan
tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu: