Anda di halaman 1dari 8

Bahan Bakar Gas

Sumber pustaka:

1. Teknik Pembakaran (Buku Ajar), Achmad Kusairi Samlawi, Prgram Studi Teknik Mesin,
Universitas Lambung Mangkurat, 2017, hal. 9-12
2. Internal Combustion Engine & Gas Turbin (Lecture Notes), Dulari Hansdah, Department of
Mechanical Engineer, Veer Surendra Sai University of Technology, hal. 19

Bahan bakar adalah zat yang dapat dibakar dengan cepat bersama udara (oksigen) dan akan
menghasilkan panas. Oleh karena itu bahan bakar harus mengandung satu atau lebih unsur yang
dapat terbakar. Biasanya unsur-unsur pokok dalam bahan bakar adalah karbon (C), hidrogen (H),
oksigen (O), belerang (S), nitrogen (N). Selain itu bahan bakar juga mengandung logam-logam
mineral, yang merupakan ikutan dari tambang seperti, natrium (Na), besi (Fe), aluminium (Al),
mangan (Mn), Silika (Si), Vanadium (V), Kalsium (Ca), Timah hitam (Pb), dsb.

KARAKTERISTIK GAS BUMI


Gas bumi merupakan hidrokarbon gas dengan berbagai senyawa pengotor atau kontamian,
diantaranya uap air, senyawaan sulfida, hidrokarbon yang lebih berat, dan lain-lain. Campuran
hidrokarbon tersebut umumnya terdiri dari metana, etana, propane, butana, pentana dan sejumlah
kecil heksana, heptana, oktana dan fraksi yang lebih berat. Gas bumi tidak berwarna dan tidak
berasa. Komposisi gas bumi dari tiap-tiap sumber berbeda-beda meskipun berasal dari reservoar
yang sama. Perbedaan ini akan mengakibatkan adanya sifat gas bumi yang bervariasi.

Gas alam hadir di bumi dan sering kali diproduksi terkait dengan produksi minyak bumi.
Pemrosesan diperlukan untuk memisahkan gas dari cairan minyak bumi dan menghilangkan
kontaminan. Pertama, gas dipisahkan dari cairan bebas seperti minyak mentah, kondensat
hidrokarbon, air dan padatan yang tertahan. Gas yang dipisahkan diproses lebih lanjut untuk
memenuhi spesifikasi kualitas jaringan pipa tertentu sehubungan dengan kadar air, titik embun
hidrokarbon, nilai kalor, dan kadar hidrogen sulfida. Umumnya, pabrik pemurnian gas
menghilangkan hidrogen sulfida dan senyawa sulfur lainnya

• Lebih dari 70% gas alam dibentuk oleh metana.


• Ini tidak berwarna, tidak berbau dan sebagian besar merupakan metana yang merupakan
hidrokarbon yang relatif tidak reaktif.

Pemanfaatan:

• Gas alam banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti pemanas ruangan,
pembangkit listrik, proses industri, pertanian, bahan baku untuk industri petrokimia,
pasar perumahan, komersial dan utilitas
• Dengan basis yang setara galon, biaya gas alam lebih murah daripada bensin, bahan bakar
diesel, atau bahan bakar alternatif lainnya. Gas alam saat ini memasok lebih dari 25%
kebutuhan energi karena kualitasnya.
• dapat disimpan di atas kendaraan dalam tangki sebagai gas alam terkompresi (CNG) pada
tekanan 16 hingga 25 bar atau didinginkan secara kriogenik ke keadaan cair (-127 ° C)
sebagai gas alam cair (LNG) pada tekanan 70 hingga 120 bar. Sebagai bahan bakar dan
dengan injektor bodi throttle tunggal, ia bekerja paling baik dalam sistem mesin. LNG
digunakan pada kendaraan tugas berat di mana penggunaan CNG masih memerlukan
ruang dan beban daya dukung. Sistem penyimpanan bahan bakar gas alam sebagai LNG
dan bukan CNG kurang dari setengah berat dan volume sistem CNG. Jadi, bisa dengan
mudah diangkut daripada CNG.

Analisis Gas Alam


Komposisi gas alam tergantung dari tempat gas alam ditemukan tetapi perbedaan komposisi gas
alam tidak terlalu besar. Sehingga tidak ada klasifikasi gas alam. Dibawah ini ditunjukkan tabel gas
alam,

Tabel 1. Analisis komposisi gas alam


Dilihat dari komposisi bahan bakar gas, gas alam merupakan bahan bakar yang relative bersih dan
merupakan bahan bakar yang dianggap ideal karena dalam proses pembakaran tidak memerlukan
persyaratan persiapan dan pencampuran dengan udara pembakaran yang terlalu rinci.

Kelemahan pemakaian bahan bakar gas (gas alam) dibandingkan dengan pemakaian bahan bakar
lainnya (batubara, minyak) adalah bahwa gas alam merupakan bahan bakar yang sukar disimpan,
karena gas alam mempunyai titik didih yang sangat rendah.

Teknologi penyimpanan gas alam membutuhkan biaya yang sangat mahal. Dimana penyimpanan
gas alam dilakukan dengan cara pendinginan, kemudian dimasukkan dalam tangki dalam keadaan
cair. Gas alam yang disimpan dalam bentuk liquid tersebut disebut LNG (Liquid Natural Gas).
Biasanya unit pembangkit yang menggunakan gas alam sebagai bahan bakar terletak di dekat
sumber/tambang gas alam.

Nilai kalor
Nilai kalor dari gas alam berkisar antara 36 sampai dengan 42 kJ/liter. Besarnya nilai kalor
ditentukan oleh perbedaan komposisi dari gas alam tersebut. Karena perbedaan komposisi relatif
tidak berbeda jauh maka nilai kalor dari gas alam relatif hampir sama.

Bau dan Warna


Gas alam dari sumber / tambang tidak berbau dan tidak berwarna. Karena sifat gas alam yang
sangat mudah terbakar sehingga untuk mengetahui kebocoran dari gas alam maka gas alam
tersebut dalam penggunaannya di Industri diberi bau yang menyengat.
Demi keamanan, penambahan senyawa odoran sangatlah penting, yaitu suatu senyawa kimia
yang dapat memberikan bau pada gas bumi apabila terjadi kebocoran gas. Odoran yang biasa
digunakan diantaranya adalah senyawa mekaptan (RSH). Odoran ini sangat penting peranannya,
terutama apabila terjadi kebocoran dapat segera dideteksi sebelum sampai pada tingkat yang
membahayakan.

CNG (Gas Alam Terkompresi)


-Gas alam terdiri dari elemen kompresor, semacam penyimpanan gas terkompresi dan unit
penyalur CNG ke dalam kendaraan

-Dua jenis sistem pengisian bahan bakar CNG- pengisian lambat dan pengisian cepat. Dalam
sistem pengisian lambat, beberapa kendaraan terhubung ke keluaran kompresor pada satu
waktu. Kendaraan ini kemudian diisi ulang selama beberapa jam pengoperasian kompresor.
Dalam sistem pengisian cepat, CNG yang disimpan cukup sehingga beberapa kendaraan dapat
mengisi bahan bakar satu demi satu, seperti mengisi bahan bakar dari satu dispenser bensin.

-Sistem penyimpanan CNG diatur sebagai beberapa tangki dalam bentuk cascade. Tekanan CNG
dalam kaskade lebih tinggi dari tekanan penyimpanan maksimum silinder pada kendaraan.
Rangkaian mencoba untuk mengirimkan sebanyak mungkin CNG ke kendaraan sebelum
perbedaan tekanan menurun ke tempat laju aliran melambat secara dramatis. Pengering harus
disertakan dalam sebagian besar sistem pengisian bahan bakar CNG untuk menghilangkan uap air,
kotoran, dan hidrogen sulfida dari gas alam sebelum dikompresi. Jika ada uap air maka dapat
mengembun dalam sistem bahan bakar kendaraan, menyebabkan korosi terutama jika terdapat
hidrogen sulfida. Kendaraan yang digerakkan CNG dengan catalytic converter memiliki emisi CO
dan HC yang lebih sedikit tetapi emisi NOx tinggi

LPG (Liquefied Petroleum Gas)


LPG tersedia di pasar dalam dua bentuk- satu propana dan yang lainnya butana. Propana
merupakan bahan bakar alternatif yang populer karena infrastruktur jalur pipa, fasilitas
pemrosesan dan penyimpanan karena distribusinya yang efisien dan juga menghasilkan emisi
yang lebih sedikit. Propana diproduksi sebagai produk sampingan dari pemrosesan gas alam dan
pemurnian minyak mentah.

Gas alam mengandung LPG, uap air dan kotoran lainnya dan sekitar 55% LPG dikompresi dari
pemurnian gas alam. LPG adalah campuran sederhana dari hidrokarbon terutama propana /
propilena (C3S) dan butana / butilena (C4S)

Propane adalah gas tidak berbau dan tidak beracun yang memiliki kisaran mudah terbakar
terendah.

Pemanfaatan LPG
LPG digunakan sebagai bahan bakar pada peralatan pemanas dan kendaraan. Ini semakin banyak
digunakan sebagai propelan aerosol dan refrigeran, menggantikan klorofluorokarbon dalam
upaya mengurangi kerusakan pada lapisan ozon

Di Eropa, LPG digunakan sebagai alternatif pengganti listrik dan minyak pemanas (minyak tanah),
juga dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk gabungan teknologi panas dan tenaga (CHP).
CHP adalah proses menghasilkan tenaga listrik dan panas yang berguna dari satu sumber bahan
bakar. Teknologi ini memungkinkan LPG digunakan tidak hanya sebagai bahan bakar untuk
pemanas dan memasak, tetapi juga untuk pembangkit listrik yang tidak terpusat.
LPG memiliki potensi yang lebih tinggi sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin IC.

Keuntungan LPG

• Emisi jauh berkurang dengan penggunaan LPG.


• LPG bercampur dengan udara pada semua suhu.
• Campuran seragam dapat disuplai ke semua silinder mesin multi-silinder.
• Mesin dengan rasio kompresi tinggi (10: 1) dapat menggunakan propana.
• Ada penghematan biaya sekitar 50% dan umur lebih lama dengan mesin yang
menjalankan LPG.

Kekurangan LPG

• Sistem pendingin yang baik diperlukan karena alat penguap LPG menggunakan pendingin
mesin untuk menyediakan panas untuk mengubah LPG cair menjadi gas.
• Berat kendaraan bertambah karena penggunaan silinder bertekanan berat untuk
menyimpan LPG.
• Sistem umpan bahan bakar khusus diperlukan untuk LPG.
• Persyaratan alat pengaman untuk mencegah kecelakaan akibat ledakan tabung gas atau
kebocoran pada pipa gas.

MATERI TAMBAHAN
Temperatur Nyala Api (Flame Temperatures)
Temperatur nyala (Flame Temperatures) adalah suhu maksimum nyala bahan bakar yang terjadi
apabila tidak ada kebocoran panas ke sekelilingnya. Suhu nyala adiabatik diperlukan untuk
mengetahui berapa besar panas yang terjadi ketika bahan bakar tersebut dibakar. Hal ini
merupakan salah satu parameter karakteristik termal dari bahan bakar, seperti halnya bahan bakar
solar yang dipakai sebagai bahan bakar. Perhitungan suhu nyala adiabatik didasarkan atas
persentase massa dari kandungan karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen di dalam bahan bakar.
Dalam pembakaran, semua kalor yang terkandung di dalam bahan bakar menjadi kalor produk +
kalor sensibel. Flame temperatur adalah temperatur di mana suatu zat atau material melepaskan
uap yang cukup untuk membentuk campuran dengan udara yang ada sehingga terbakar. walaupun
banyak orang yang mengatakan bahwa temperatur nyala tidak dapat di tentukan secara nyata.
Karena hal itulah para ahli mencari metode untuk menentukan nilainya secara teori. Temperatur
nyala api ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tergantung pada jenis bahan bakar dan oksida yang
digunakan. Untuk api konvensional yang digunakan dalam fotometri nyala, temperatur nyala yang
lebih tinggi diperoleh dengan oksigen digunakan sebagai oksida bukan udara, karena di dalam udara
terdapat nitrogen yang dapat menurunkan suhu nyala api (Melisa, 2015).

Flame temperature juga bervariasi sesuai dengan rasio masing-masing komponen dalam campuran
yang mudah terbakar. jika campuran tidak masuk pembakar dalam komposisi optimal, bahan bakar
kelebihan atau oksidan tidak berpartisipasi dalam reaksi dan gas inert seperti komponen berlebih
menurunkan suhu nyala api.

Temperatur yang di dapat secara adiabatik, di mana tidak ada panas yang masuk dan panas yang
keluar pada saat terjadinya pembakaran. Sedangkan, suhu pembakaran disebut dengan flame
temperatur. Untuk menghitung flame temperatur digunakan rumus sebagai berikut:
Rumus menghitung panas reaksi standar:

Dimana
ΔHRT = Panas reaksi pembakaran
ΔH°R = Panas reaksi
ΔHp = Panas produk
HR = Panas reaktan

Faktor-faktor yang mempengaruhi flame temperatur :

1. Temperatur Adiabatik
2. Tekanan Atmosfir
3. Bahan bakar yang terbakar
4. Ada tidaknya pengoksidasi dalam bahan bakar
5. Bagaimana stokiometri pembakaran yang terjadi

Bilangan Oktan (Octane Number)


Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi
ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang
mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30%
nheptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan:

= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)

= 70

Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk
memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan
karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik
yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan
untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.

Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan
nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:

• Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai
bercabang melalui proses reforming Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana.

• Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin.


• Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran
bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka
penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol dan
MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

CETANE NUMBER
Yaitu suatu uji untuk mesin diesel.

-Cetane number digunakan untuk menentukan kualitas penyalaan bahan bakar diesel.

-Jalankan dengan nomor Cetane rendah akan menghasilkan masalah start yang dingin. Tekanan
silinder puncak, kebisingan pembakaran dan emisi HC akan meningkat -lebih banyak bahan bakar
yang akan diinjeksikan sebelum penyalaan, lebih sedikit waktu untuk pembakaran.

-CN yang lebih tinggi menghasilkan penyalaan yang lebih cepat - CN yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan pembakaran dini sebelum pencampuran Bahan Bakar-Udara yang memadai dapat
dilakukan - emisi yang lebih tinggi. Output daya dapat berkurang jika pembakaran dimulai terlalu
dini.

Pengukuran bilangan cetane:

-Cetane number diukur dengan membandingkan "waktu tunda penyalaan" bahan bakar sampel
dengan campuran setana (C16H34) dan alphamethyl naptane (C10H7CH3). Persentase Cetane
dalam campuran memberikan CN bahan bakar sampel.

-CN dari cetane bahan bakar referensi ditetapkan secara sewenang-wenang pada 100, dan
alphamethyl naptane pada 0.

Mesin -CFR digunakan untuk mengukur rasio kompresi saat penyalaan dimulai. CR ditingkatkan
secara bertahap saat mesin digerakkan oleh motor listrik - kurva CN vs CR kritis diperoleh.

Suhu udara masuk 30 oC dan suhu air pendingin 100 oC


Cara yang lebih mudah dan praktis untuk mendapatkan Cetane Number adalah dengan
menghitung Indeks Diesel (DI). Meningkatkan DI, meningkatkan kecenderungan untuk menyala.

AP diperoleh dengan memanaskan annilin dan solar dalam jumlah yang sama. Saat pendinginan,
suhu di mana annilin memisahkan dari campuran adalah AP

-Cetane number berada dalam kisaran,

50 - 60 untuk mesin Diesel kecepatan tinggi

25 - 45 untuk mesin Diesel kecepatan rendah

Bahan bakar Diesel normal CN adalah 40 - 55

DI dari 50 memberikan CN sekitar 50

QUIZ
Jelaskan hal di bawah ini dilengkapi dengan gambar.

1. Apa saja jenis-jenis sintetic gas yang dapat anda temukan di internet. Jelaskan masing
jenis-jenis tersebut dan proses pembuatannya.
2. Apa itu Biogas dan bagaimana proses produksinya?

Anda mungkin juga menyukai