DISUSUN OLEH:
M KHATAMI AZAHR
M ILHAM AKBAR
ILHAM FAJRI N.
ROBERTO BERNARD
COPYRIGHT@K2BBG2019
BAHAN BAKAR GAS
LPG
GAS PRODUSER
LNG
GAS AIR
Bahan Bakar Gas
GAS BUMI
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar
fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH₄). Ia dapat ditemukan di ladang
minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu baraKomposisi Gas Alam
Komposisi utama gas alam adalah metana (80%), sisanya adalah etana (7%), propana (6%),
dan butana (4%), isobotana, dan sisanya pentana.
Gas tanur kokas (coke-oven gas) dewasa ini hanya dihasilkan sebagai hasil samping dari proses distilasi
batu bara. Batubara, kokas, minyak dan gas merupakan bahan bakar yang banyak dipakai pada
proses pirometallurgi.
Bahan bahan tersebut selain dipakai sebagai sumber energi juga sebagai reduktor.
Komponen utama bahan bakar adalah :
1. karbon
2. hidrogen
3. unsur-unsur nitrogen, belerang dan oksigen dalam jumlah yang sedikit
Klasifikasi Bahan Bakar
Pengayaan oksigen adalah teknologi yang fleksibel, efisien, dan hemat biaya yang dapat
meningkatkan pembakaran dalam semua jenis tanur. Oksigen mempertinggi pembakaran semua
jenis bahan bakar, memungkinkan kontrol zona pembakaran yang lebih baik, stabilitas tanur yang
lebih baik, dan emisi yang lebih rendah. Dengan menambah konsentrasi oksigen dalam udara
pembakaran melalui penambahan oksigen yang relatif murni, suhu api meningkat, peningkatan
kecepatan transfer panas, dan efisiensi pembakaran menyeluruh bertambah. Injeksi oksigen dapat
membantu Anda yang sedang mencoba menambah produksi atau menurunkan biaya bahan bakar.
Komponen yang cukup merugikan dalam bahan bakar adalah abu sisa pembakaran yang
komponen utamanya adalah oksida logam dan sisa pembakaran yang komponen utamanya adalah
oksigen dan logam dan silika .Selain itu penggunaan batubara dan kokas yang mengandung
belerang yang dapat mengotori logam yang dihasilkan.
Belerang yang terdapat dalam bahan bakar selain dapat larut dalam logam juga akan membentuk
gas SO2.
GAS PRODUSER
Gas produser (produser gas) dibuat dengan melewatkan udara dan uap melalui unggun panas
batubara atau kokas. Suhu yang diperbolehkan bagi unggun bahan bakar itu bergantung pada titik
leleh abu bahan bakar biasanya berkisar antara 980 sampai 1540 °C. Tinggi utama penggunaan uap
(25 sampai 30% bobot kokas) ialah menggunakan sebanyak mungkin energi eksotermis yang berasal
dari reaksi antara karbon dan oksigen menjadi reaksi endotermis antara karbon dan uap.
C + udara → CO2 + N2
DH 1000℃= -395,4MJ/kgmol (1)
CO2 + C → 2CO DH1000℃= +167.9 MJ/kgmol (2)
C + H2O → CO +H2 DH1000℃=+135,7MJ/kgmol (3)
CO + H2O → CO2 + H2 DH 1000℃= -32.18 MJ/kgmol (4)
Reaksi awal ialah pembentukan CO2 dan N2(1). Pada waktu gas itu bergerak naik sepanjang unggun,
CO2 semula direduksi menjadi CO(2) dan uap air (yang dibentuk oleh air cair didalam mantel)
terurai sebagian menjadi H2, CO, dan CO2 (3), (4). Gas produser nilai kalornya hanyalah kira kira
15% dari gas bumi. Dulu gas ini digunakan untuk pemanasan diindustri.
GAS AIR
Gas air kadang-kadang disebut juga dengan gas biru karena jika gas ini dibakar ia akan memberikan
nyala yang berwarna biru. Gas ini dihasilkan dari reaksi antara uap air dengan batubara atau kokas
pijar pada suhu di atas 1000 °C. Reaksi yang terjadi adalah:C + H2O → CO + H2C + 2H2O → CO2 +
2H2Nilai kalori dari gas ini masih rendah, dan biasanya untuk meningkatkannya ditambahkan minyak
yang diatomisasikan ke dalam gas air panas. Hasilnya adalah berupa gas air berkarburasi dan
mempunyai nilai kalor yang lebih tinggi.
JENIS JENIS BAHAN BAKAR GAS UNTUK KENDARAAN
Gas alam terkompresi atau sienji (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar
selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini
dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang
ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.
CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.
Argentina dan Brasil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG
terbesar. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan
bahan bakar cair (bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG
yang terus berkembang. Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan,
CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga
menengah.
Sesungguhnya di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG
yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah
dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 persen dari armada taksi harus memakai
CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM
terdapat di mana-mana, maka minat untuk menggunakannya tidak sempat membesar.
LGV
Adalah produk bahan bakar LGV (Liquefied Gas for Vehicle)
dari Pertamina yang diformulasikan untuk kendaraan
bermotor terdiri dari campuran Propane (C3) dan Butane (C4)
yang spesifikasinya disesuaikan untuk keperluan mesin
kendaraan bermotor sesuai dengan SK Dirjen Migas No.
2527.K/24/DJM/2007.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil
dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair
dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal
expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85%
dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi
tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi
dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20
°C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji
butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas
Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran .
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut: