Petunjuk Teknis Padat Karya Tahun 2021 Final
Petunjuk Teknis Padat Karya Tahun 2021 Final
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PADAT KARYA TAHUN 2021
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
2
12. Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019, tentang Pembentukan
dan Pengangkatan Menteri Kabinet Indonesia Maju Periode 2019 -
2024;
13. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2015, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara dan
Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-173/PMK.05/2016
Perubahan PMK-168/PMK.05/2016, tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
15. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah Di Kementerian
Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2021(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1281;
16. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 750);
MEMUTUSKAN
3
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR:3/678/PK.03.00/III/2021 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PADAT
KARYA TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan Padat Karya merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan
sasaran utama adalah masyarakat penganggur dan setengah penganggur. Kegiatan ini
bertujuan menciptakan lapangan kerja/usaha bagi masyarakat melalui pembangunan
Infrastruktur dan sarana ekonomi yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia
dibandingkan dengan tenaga mesin. Sehingga diharapkan mampu menekan angka
penganggur dan kemiskinan. Menurut release berita Resmi Statistik No.85/11/Th.XXIII 5
November 2020. Pada bulan Agustus 2020 terdapat sejumlah 9,77 Juta orang
penganggur terbuka.
Kegiatan Padat Karya memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mobilisasi
masyarakat ataupun barang dari dan menuju sentra sosial-ekonomi, terutama bagi
masyarakat pedesaan yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia. Hal
tersebut merupakan cara yang tepat untuk meminimalkan ketimpangan pembangunan
yang selama ini terjadi, baik yang disebabkan oleh penerapan strategi yang kurang
tepat maupun penerapan pembangunan yang tidak sesuai dengan kondisi wilayah dan
geografis, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan secara sosial ekonomi dan
budaya, sehingga menghambat aksesibilitas masyarakat kepada pusat-pusat sosial
dasar (pendidikan, kesehatan dan ekonomi), termasuk pemerataan pembangunan
ekonomi masyarakat khususnya di pedesaan.
5
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
a. Menyamakan persepsi Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Lembaga Non Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan
Kegiatan Padat Karya Tahun 2021;
b. Mempermudah dan mengefektifkan pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tahun
2021.
2. Tujuan
Sebagai acuan bagi Lembaga Pemerintah, Lembaga non Pemerintah dalam
melaksanakan Padat Karya Tahun 2021, dalam hal pelaksanaan kegiatan di lapangan
maupun pertanggungjawaban administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
C. Ruang Lingkup
1. Identifikasi;
2. Penetapan Ditjen Binapenta dan PKK;
3. Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen;
4. Pemberkasan dokumen pencairan; dan
5. Force Majeure: seperti bencana alam atau bencana lainnya yang mengakibatkan
penerima bantuan tidak mampu menyelesaikan pelaksanaan program kegiatan
sesuai batas waktu yang di tentukan.
D. Pengertian
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial
yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga pemerintah dan non pemerintah;
2. Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan
penanggungjawab kegiatan/ketua lembaga/kepala desa penerima bantuan;
3. Rencana Anggaran Biaya selanjutnya disebut RAB adalah perhitungan perkiraan
biaya pekerjaan yang disusun oleh Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK),
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan;
4. Lembaga pemohon adalah lembaga/yayasan/organisasi kemasyarakatan yang
bergerak dibidang pengembangan sumber daya manusia (Sosial Masyarakat) yang
memenuhi kriteria/persyaratan yang mengajukan permohonan bantuan kegiatan
Padat Karya;
5. Lembaga Penerima Bantuan adalah lembaga pemohon yang memenuhi
ketentuan/persyaratan yang ditetapkan sebagai lembaga penerima melalui
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja, untuk melaksanakan bantuan pemerintah kegiatan Padat Karya;
6
6. Lembaga Non Pemerintah adalah lembaga yang dibentuk untuk melaksanakan
tugas pemerintah tertentu;
7. Proposal adalah dokumen permohonan bantuan yang berisi persyaratan yang
diajukan oleh lembaga pemohon kepada direktur jenderal Binapenta dan PKK cq.
Direktur Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja;
8. Bantuan Padat Karya adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan untuk memberikan pekerjaan sementara kepada masyarakat
penganggur dan setengah penganggur pada saat tertentu dengan membangun atau
memperbaiki Infrastruktur pedesaan;
9. Padat Karya yang berbasis sumber daya lokal adalah kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang mengutamakan penyerapan tenaga kerja untuk menggerakkan
ekonomi masyarakat melalui pembangunan Infrastruktur sederhana, dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, misalnya: batu kali,
pasir, dan lainnya yang dilakukan secara gotong royong untuk pembangunan sarana
Infrastruktur tersebut;
10. Penganggur adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari kerja, sedang
mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja;
11. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
(kurang dari 35 jam seminggu);
12. Pekerja adalah para tenaga kerja yang direkrut dari PHK, purna PMI, keluarga
PMI, masyarakat penganggur, setengah penganggur dan miskin yang sudah memiliki
kartu tanda penduduk (KTP) disekitar lokasi pelaksanaan kegiatan Padat Karya yang
memenuhi kriteria pekerja serta yang terdaftar sebagai pekerja Padat Karya ;
13. Penanggung Jawab Kegiatan adalah orang yang ditunjuk bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan Padat Karya di Lembaga Pemerintah dan Lembaga non
Pemerintah;
14. Bendahara kegiatan adalah orang yang ditunjuk sebagai Bendahara kegiatan untuk
membantu pelaksanaan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran
pelaksanaan mekanisme pencairan dana bantuan pemerintah program penempatan
dan pemberdayaan tenaga kerja di daerah
15. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan;
7
16. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
diberi kewenangan oleh Sekretaris Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran
untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
17. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat
PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Sekretaris Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja selaku
Kuasa Pengguna Anggaran;
18. Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK) adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejabat yang berwenang yang ditetapkan
dengan surat keputusan Penanggungjawab Kegiatan dan diutamakan telah
mengikuti bimbingan/pembekalan/pelatihan PLPK. Tugas PLPK mengkoordinasikan
kegiatan Padat Karya yang akan, sedang, sampai dengan berakhirnya
pelaksanaan kegiatan;
19. Pengawas Teknis adalah pegawai negeri sipil potensial dari instansi teknis terkait di
daerah yang memahami bidang teknis jenis kegiatan Padat Karya mengawasi
pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan ketentuan- ketentuan dan
syarat teknis serta melakukan kerjasama dengan PLPK;
20. Kepala Kelompok adalah seorang diantara pekerja Padat Karya yang dipilih oleh
pekerja untuk menjadi kepala kelompok dalam kegiatan Padat Karya;
21. Tukang adalah seseorang yang berasal dari masyarakat setempat yang memiliki
keterampilan dan pengetahuan teknis untuk pembuatan/rehabilitasi Infrastruktur;
22. Uang Perangsang Kerja (UPK) adalah sejumlah uang yang diberikan kepada para
tenaga kerja Padat Karya oleh Juru Bayar dalam kurun waktu tertentu dan bersifat
stimulan atau bukan upah kerja;
23. Edukasi Masyarakat adalah kegiatan penyampaian informasi, pengetahuan dan
wawasan kepada masyarakat mengenai perencanaan, pelaksanaan serta perawatan
hasil pekerjaan Padat Karya;
24. Rembug Masyarakat adalah kegiatan yang melibatkan masyarakat yang
diselenggarakan oleh penerima bantuan dan dapat melibatkan Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan serta berkoordinasi dengan perangkat desa setempat,
dalam rangka menyamakan persepsi dan menyusun perencanaan teknis
pelaksanaan kegiatan Padat Karya yang akan dilaksanakan;
8
25. Gambar Desain adalah pembuatan sketsa/rancang bangun suatu pekerjaan fisik
kegiatan Padat Karya dengan dimensi mencakup panjang, lebar, tinggi untuk
menentukan luas dan volume. Pembuatan gambar desain ini dilakukan oleh
orang/instansi/lembaga yang memiliki pengetahuan serta kompetensi mengenai
gambar desain yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan;
26. Sewa Peralatan adalah penggunaan alat/mesin sederhana yang diperoleh dengan
cara menyewa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Alat/mesin tersebut
digunakan untuk membantu mengerjakan pekerjaan fisik Padat Karya yang sulit
dikerjakan oleh manusia atau untuk meningkatkan kualitas pekerjaan tanpa
mengurangi serapan tenaga kerja;
27. Identifikasi Lokasi Padat Karya adalah upaya menggali dan menghimpun informasi
mengenai potensi sumber daya lokal dari calon lokasi penerima bantuan kegiatan
Padat Karya dalam rangka menetapkan lokasi dan jenis kegiatan Padat Karya yang
tepat berdasarkan kriteria;
28. Hari Orang Kerja (HOK) adalah jumlah hari orang kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan kegiatan Padat Karya yang lamanya tergantung dari jenis
kegiatan yang dilaksanakan.
29. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
30. Lembaga Pemerintah adalah instansi pemerintah daerah
kabupaten/kota/provinsi/daerah istimewa yang bertanggungjawab di bidang
ketenagakerjaan;
31. Direktur adalah Direktur yang bertanggungjawab di bidang Pengembangan Dan
Perluasan Kesempatan Kerja;
32. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertanggungjawab di bidang
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja; dan
33. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan urusan dibidang Ketenagakerjaan.
9
BAB II
PELAKSANAAN
A. Organisasi Pelaksanaan
Organisasi Pelaksanaan Kegiatan Terdiri dari:
1. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
3. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
4. Lembaga Pemerintah;
5. Lembaga Non Pemerintah.
10
3. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
a. Melakukan penelitian kelengkapan administrasi pencairan dana yang diajukan
PPK; dan
b. Menerbitkan SPM yang ditujukan kepada KPPN Jakarta VII.
4. Lembaga Pemerintah
a. Menandatangani perjanjian kerja sama bantuan pemerintah dengan PPK
Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
b. Menyiapkan pelaksanaan bantuan Padat Karya yang meliputi:
1) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan jenis kegiatan;
2) Bersama instansi teknis terkait melaksanakan survey lokasi lapangan untuk
mendata potensi sumber daya lokal;
3) Membuat sketsa gambar rencana sederhana, perhitungan volume dan
dimensi;
4) Membuat detail gambar lengkap dengan spesifikasinya;
5) Berdasarkan gambar tersebut dilakukan perhitungan RAB/estimasi biaya;
6) Jika terdapat LRB, maka perhitungan volume dan biaya harus menyesuaikan
termasuk penyuesuaian HOK;
7) Desain dan RAB divalidasi oleh instansi teknis terkait atau konsultan teknik
yang terakreditasi oleh dinas teknis PUPR.
c. Pimpinan kelompok penerima bantuan membentuk dan menetapkan Tim
Pelaksana Kegiatan. Nama yang masuk ke dalam tim tidak boleh saling rangkap;
d. Tim Pelaksana Kegiatan Penerima Bantuan berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari
Penanggungjawab Kegiatan, Ketua Pelaksana dan Pengelola Keuangan,
berunsur dari pengurus lembaga, tokoh/unsur masyarakat setempat. Tim
pelaksana kegiatan melakukan tugas:
1) Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
2) Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan;
3) Menandatangani laporan pekerjaan mulai dilaksanakan Menandatangani
berita acara kemajuan pelaksanaan pekerjaan 100% saat pekerjaan telah
selesai dilakukan.
5. Lembaga Non Pemerintah Penerima Bantuan
a. Menandatangani perjanjian kerja sama bantuan pemerintah dengan PPK
Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
b. Menyiapkan pelaksanaan bantuan Padat Karya yang meliputi:
1) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan jenis kegiatan;
2) Bersama instansi teknis terkait melaksanakan survey lokasi lapangan untuk
mendata potensi sumber daya lokal;
11
3) Membuat sketsa gambar rencana sederhana, perhitungan volume dan
dimensi;
4) Membuat detail gambar lengkap dengan spesifikasinya;
5) Berdasarkan gambar tersebut dilakukan perhitungan RAB/estimasi biaya;
6) Jika terdapat LRB, maka perhitungan volume dan biaya harus menyesuaikan
termasuk penyuesuaian HOK;
7) Desain dan RAB divalidasi oleh instansi teknis terkait atau konsultan teknik
yang terakreditasi oleh dinas teknis PUPR.
c. Pimpinan kelompok penerima bantuan membentuk dan menetapkan Tim
Pelaksana Kegiatan. Nama yang masuk ke dalam tim tidak boleh saling rangkap;
d. Tim Pelaksana Kegiatan Penerima Bantuan berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari
Penanggungjawab Kegiatan, Ketua Pelaksana dan Pengelola Keuangan,
berunsur dari pengurus lembaga, tokoh/unsur masyarakat setempat. Tim
pelaksana kegiatan melakukan tugas:
1) Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
2) Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan;
3) Menandatangani laporan pekerjaan mulai dilaksanakan Menandatangani
berita acara kemajuan pelaksanaan pekerjaan 100% saat pekerjaan telah
selesai dilakukan.
12
3. Rincian Jumlah Bantuan
Adapun jumlah bantuan untuk setiap paket kegiatan Padat Karya sebesar Rp.
100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) yang memuat sebagai berikut:
a. Menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang;
b. Bekerja selama ± 15 hari kerja per hari @Rp.75.000/org Hari Orang Kerja (HOK);
c. Jumlah jam kerja paling sedikit 4 jam dan paling banyak 5 jam per hari.
13
5) Penetapan Jenis Kegiatan
Penetapan jenis kegiatan harus sesuai dengan potensi daerah dan memiliki
kemanfaatan yang besar bagi masyarakat khususnya dalam melakukan
aktivitas sosial-ekonomi. Penetapan jenis kegiatan Padat Karya ditetapkan
dengan Surat Keputusan Dirjen BINAPENTA.
Teknis pelaksanaan penetapan jenis kegiatan sebagai berikut:
a) Membahas dan menganalisis hasil identifikasi terkait dengan
permasalahan, kebutuhan dan potensi yang ada;
b) Menentukan skala prioritas jenis kegiatan yang dibutuhkan;
c) Menetapkan jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
d) Menetapkan jenis kegiatan dalam satu surat keputusan penetapan lokasi.
e) Penetapan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK)
tentang penetapan lokasi kegiatan Padat Karya.
f) Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PPK Direktorat Bina
Perluasan Kesempatan Kerja dengan Penanggungjawab Kegiatan di
Kabupaten/Kota.
g) Penandatanganan Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan Padat
Karya oleh Penanggungjawab kegiatan di Kabupaten/Kota.
6) Penandatanganan Pakta Integritas oleh Penanggungjawab kegiatan di
Kabupaten/Kota.
c. Lembaga Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah yang mendapat alokasi
kegiatan Padat Karya segera menyiapkan dan menyampaikan dokumen–
dokumen sebagai berikut:
1) Surat Keputusan terkait tim pelaksana kegiatan ditandatangani oleh
Penanggungjawab kegiatan meliputi:
a) Penanggungjawab Kegiatan;
b) Bendahara;
c) Pengawas Teknis; dan
d) Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK), diutamakan berpengalaman
atau telah memiliki sertifikat yang diperoleh dari Bimtek Peningkatan
Kapasitas PLPK yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Perluasan
Kesempatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI.
2) Surat Keputusan Penanggungjawab Kegiatan tentang penetapan peserta
kegiatan, tim pelaksana teknis kegiatan, jenis kegiatan dan waktu
pelaksanaan kegiatan Padat Karya.
14
2. Pelaksanaan
Pelaksana kegiatan Padat Karya adalah Lembaga Pemerintah/Lembaga Non
Pemerintah penerima bantuan pemerintah. Kegiatan Padat Karya dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Rembug Masyarakat
Rembug masyarakat adalah bagian dari rangkaian kegiatan edukasi yang
bertujuan untuk membangun kesepahaman sehingga didapatkan satu
persamaan persepsi dan kesamaan langkah dalam melaksanakan kegiatan
Padat Karya serta mendorong keterlibatan masyarakat sepenuhnya. Rembuq
masyarakat melibatkan seluruh calon pekerja, tokoh masyarakat dan aparat desa
yang difasilitasi oleh PLPK dengan narasumber dari Dinas/Pusat yang
membidangi ketenagakerjaan setempat atau instansi terkait.
b. Pendaftaran dan Seleksi Pekerja
1) Pendaftaran calon pekerja dilaksanakan di kantor desa setempat dengan
membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP).
2) Proses seleksi dilakukan dengan satu tahap yaitu proses seleksi pekerja
untuk membangun kegiatan fisik Infrastruktur sebanyak 40 (empat puluh)
pekerja berdasarkan hasil kesepakatan rembug masyarakat yang difasilitasi
oleh PLPK.
3) Calon pekerja ditetapkan dengan Surat Keputusan Penanggungjawab
kegiatan.
4) Apabila selama pelaksanaan kegiatan terdapat pekerja yang mengundurkan
diri, maka pengganti pekerja tersebut cukup ditetapkan dengan surat
keterangan dari PLPK.
c. Desain Teknis
1) Desain teknis bertujuan untuk membuat sketsa bagan-bagan pekerjaan fisik
yang meliputi panjang, lebar dan luas. Desain teknis harus memuat gambar
tampak atas (sketsa lokasi), potongan, detail dan spesifikasi.
2) Desain teknis dilakukan oleh petugas yang memiliki keahlian mengenai
gambar desain (diutamakan dari Dinas teknis atau konsultan teknik yang
terakreditasi oleh dinas teknis PUPR) berkoordinasi dengan PLPK dan
petugas teknis.
d. Pencatatan Data Pekerja
Data pekerja adalah informasi tentang semua tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksananaan kegiatan padat karya insfrastruktur Informasi ini diantaranya
adalah nama pekerja, umur pekerja, alamat, dan nomor induk kependudukan
(NIK). Data tersebut disampaikan kepada Ditjen Binapenta dan PKK Cq.
15
Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja melalui email:
subdit.padatkarya@gmail.com.
e. Pengaturan Pembagian Kerja
Sebagaimana telah disepakati dalam edukasi dan rembug masyarakat tentang
pengaturan pembagian kerja yang terdiri dari ketua kelompok, tukang dan
anggota kelompok. Secara teknis pengaturan pembagian kerja dapat
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Menyiapkan daftar urutan pekerjaan;
2) PLPK dan petugas terkait mengatur dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
serta pembagian pekerjaan.
3) Waktu kerja kegiatan Padat Karya adalah paruh waktu minimal 4 (Empat)
jam per hari dan maksimal 5 (lima) jam per hari.
f. Jangka Waktu
Kegiatan Padat Karya dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Untuk mengefektifkan dan memaksimalkan kegiatan Padat Karya, pelaksanaan
kegiatan agar segera dilaksanakan paling lambat 30 hari kerja setelah anggaran
diterima yang sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Dirjen Binapenta dan
PKK, RAB Kegiatan dan menandatangani Nota Kesepahaman.
g. Pembayaran Uang Perangsang Kerja (UPK)
Pembayaran UPK kepada pekerja dilaksanakan 2 (dua) kali atau lebih sesuai
kesepakatan bersama oleh PLPK dan kelompok pekerja serta dibayarkan oleh
Bendahara langsung kepada pekerja di dampingi oleh PLPK.
h. Pengadaan Bahan Material dan Peralatan Kerja
Pengadaan bantuan bahan dan peralatan kegiatan Padat Karya dilakukan
secara Swakelola, di mana pekerjaannya dikerjakan atau diawasi sendiri oleh
Lembaga Pemerintah atau Non Pemerintah sebagai penerima bantuan. Untuk
pengadaan barang yang nilainya sampai dengan Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh
Juta Rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian/pembayaran langsung
kepada Penyedia/Pedagang, dengan bukti pembelian berupa kwitansi sesuai
yang diatur dalam Perpres Nomor 16 tahun 2018.
Jika bahan baku/material tersedia sebagian atau seluruh di daerah tersebut,
maka biaya pembelian material tersebut dapat dialihkan menjadi biaya UPK
(menambah Hari Orang Kerja (HOK) dan atau menambah volume fisik
pekerjaan.
16
i. Sewa Peralatan
Peralatan/mesin yang disewa tidak menggunakan ukuran yang besar atau berat
dan alat tersebut hanya digunakan untuk pekerjaan yang sulit dilakukan oleh
tenaga manusia. Selain itu alat/mesin tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pekerjaan fisik. Keberadaan alat/mesin tersebut bukan berarti
mengurangi penyerapan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
fisik Padat Karya. Secara teknis sewa alat dilakukan oleh PLPK dibantu
pengawas teknis membuat spesifikasi teknis alat yang akan disewa untuk
diajukan kepada Penanggung jawab kegiatan.
j. Pembuatan Papan Data dan Prasasti
Setiap lokasi pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemasangan papan data
yang memuat informasi tentang jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan kegiatan,
sedangkan prasasti dibuat dan dipasang setelah kegiatan fisik mencapai 100%.
Secara teknis pembuatan papan data dan prasasti sebagai berikut:
1) Papan data terbuat dari papan atau bahan lainnya yang tahan lama
berukuran sekitar ± P =1,20 meter dan L= 1 meter;
2) Prasasti terbuat dari adukan (batu, pasir, semen) secukupnya atau dari
bahan lainnya yang tahan lama dan ditempatkan di titik awal Infrastruktur
yang dibangun; dan
3) Prasasti berisikan informasi tentang kegiatan Padat Karya serta tahun
pelaksanaan kegiatan.
k. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Musibah dan Bencana
Secara teknis penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dilakukan
oleh PLPK melalui sosialisasi K3 Kepada pekerja dan menyiapkan P3K. Apabila
terjadi bencana yang mengakibatkan kerusakan/kemusnahan sebagian atau
seluruh fisik kegiatan, maka PLPK dibantu pihak terkait wajib melaporkan
kepada Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan yang bersangkutan untuk
memperoleh petunjuk tentang tindakan yang perlu diambil. Untuk kejadian luar
biasa (bencana alam) harus dibuatkan berita acara oleh Penanggung jawab
Pelaksanaan Kegiatan, dengan melibatkan unsur pemerintah daerah setempat.
Berita acara tersebut harus dibuat secara rinci yang berhubungan dengan
kejadian, berikut dilampirkan dokumentasi (photo/video) Secara teknis
penanganan musibah dan bencana dapat dilakukan sebagai berikut:
1) PLPK memeriksa lokasi yang terkena bencana alam.
2) PLPK membuat berita acara tentang bencana alam dan perubahan volume
pekerjaan.
17
E. Tata Cara Pencairan dan Penyaluran Dana Bantuan
Dalam rangka penyaluran Bantuan Pemerintah pada Lembaga Pemerintah dan Non
Pemerintah berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
173/PMK.05/2016. Penyaluran bantuan didasarkan pada Surat Keputusan penerima
bantuan memuat:
1. Identitas penerima bantuan;
2. Nominal Uang; dan
Pencairan bantuan sebagimana yang diatur pada PMK Nomor 173/PMK.05/2016
dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan
yang telah di tetapkan dalam Surat Keputusan Ditjen Binapenta. Pencairan dilakukan
secara sekaligus ke rekening penerima bantuan dengan mengajukan permohonan
pencairan dana kepada PPK dengan melampirkan:
1. Surat Keputusan Penerima Bantuan;dan
2. Perjanjian Kerjasama yang telah di tandatangani oleh penerima bantuan.
18
G. Sanksi
Dalam Proses Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan secara bersih, transparan dan
profesional dengan segala kemampuan dan sumber daya secara optimal untuk
memberikan hasil baik sesuai dengan yang diharapkan, mulai dari persiapan,
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan/kegiatan. Jika melanggar hal-hal di atas maka
akan menerima sanksi moral, administrasi dan dituntut ganti rugi dengan pidana sesuai
dengan ketentuan peratuan perundang-undangan yang berlaku.
19
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
Untuk mengetahui tingkat perkembangan dan manfaat dari Bantuan Pemerintah, perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berjenjang, sebagai berikut:
1. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja melakukan koordinasi dengan
Perangkat Daerah kabupaten/kota di Bidang Ketenagakerjaan dalam hal monitoring
dan evaluasi pencairan, pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah;
2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan sejak diterimanya bantuan,
berdasarkan pembagian tugas sebagai berikut:
a. Penerima Bantuan Pemerintah untuk Lembaga pemerintah/non pemerintah dapat
melaporkan pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah paling lambat 1 (satu) bulan
setelah pekerjaan selesai, kepada Perangkat Daerah kabupaten/kota di Bidang
Ketenagakerjaan dengan tembusan Direktorat Bina Perluasan Kesempatan
Kerja;
b. Pelaporan dapat disampaikan secara langsung yang ditujukan kepada Perangkat
Daerah Kabupaten/Kota di Bidang Ketenagakerjaan dengan tembusan Direktorat
Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
c. Perangkat Daerah Kabupaten/Kota di Bidang Ketenagakerjaan melaporkan
pelaksanaan program Padat Karya kepada Direktorat Bina Perluasan
Kesempatan Kerja; dan
d. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja melaporkan penyelenggaraan
Bantuan Pemerintah Program Padat Karya kepada Ditjen Binapenta dan PKK.
20
BAB IV
KEJADIAN LUAR BIASA (FORCE MAJEURE)
21
BAB V
PENUTUP
Petunjuk Teknis kegiatan Padat Karya tahun 2021 diharapkan dapat menjadi acuan bagi
semua pihak dalam melaksanakan kegiatan Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja
Ditjen Binapenta dan PKK. Adapun keberhasilan kegiatan sangat dipengaruhi oleh
konsistensi, keseriusan dan kejujuran dari masing-masing pelaksana kegiatan dan
pelaku-pelaku terkait. Oleh karena itu kepada lembaga pemerintah/lembaga non
pemerintah, serta peserta agar melaksanakan kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis,
sehingga tujuan untuk menciptakan lapangan kerja atau lapangan usaha yang produktif
dan berkelanjutan benar-benar tercapai serta memberikan hasil yang maksimal.
22
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR:3/678/PK.03.00/III/2021 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PADAT
KARYA TAHUN 2021
Pengajuan
Proposal
Verifikasi
Identifikasi
Penetapan Pencairan
Monitoring
Lokasi Anggaran
Pelaporan
23
Contoh 1.
KOP SURAT
Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Ditjen Binapenta & PKK
Uang sebanyak : ....................................................
Untuk membayar :
Dana bantuan Pemerintah berupa Belanja barang untuk bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah dalam rangka kegiatan Padat Karya di :
Desa : ...........................................
Kecamatan : ...........................................
Kabupaten/Kota : ...........................................
sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : ..................... (Nomor PKS/MOU) Tanggal
............................... 2021
Terbilang : # .................................. Rupiah #
Materai 6000....
-------------------------------------- --------------------------------------
NIP/NIK. NIP/NIK.
Setuju dibayar :
Kuasa Pengguna Anggaran PPK Dit. PPKK
24
Contoh 2.
Pada hari ini ......tanggal …... bulan ……tahun …… yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama : ……………………..
Jabatan : ...........................
Alamat : ...........................
Yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU
25
Contoh 3.
Contoh PRASASTI :
26
Contoh 4.
3. Desa : .........................................
4. Kecamatan : ..........................................
5. Kabupaten/Kota : ..........................................
6. Provinsi : ..........................................
27
Contoh 5.
KOP SURAT
DAFTAR PEKERJA
KEGIATAN PADAT KARYA
TAHUN 2021
dst
MENGETAHUI :
PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN
( ...................................... )
28
Contoh 6.
NO DOKUMEN
a. Latar Belakang
b. Kegiatan
1) Manfaat
2) Jenis
3) Sasaran Peserta
4) Rencana Lokasi
5) Rencana Anggaran Biaya
6) Waktu Pelaksanaan
29