Anda di halaman 1dari 4

Sambutan Bupati Sukamara pada Peringatan Hari AIDS Sedunia 2004

TRANSKRIPSI
SAMBUTAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA
PADA ACARA
PUNCAK PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2011
KANTOR BUPATI, 3 DESEMBER 2011

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Saudara Wakil Bupati Sukamara,


Saudara Kepala SKPD se-Kabupaten Sukamara,
Yang saya muliakan,
Para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen,
Para Pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat,
Para Pejuang dan Sukarelawan untuk penanggulangan HIV/AIDS,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hari ini kita dapat berkumpul untuk
memperingati Hari AIDS Sedunia. Peringatan ini kita laksanakan bukan untuk membuat kita
merasa senang dan bergembira. Sebaliknya, peringatan ini kita lakukan untuk menggugah
keprihatinan bersama akan bahaya serius yang mengancam kehidupan umat manusia, yaitu
ancaman bahaya penularan HIV/AIDS. Masalah ini bukan lagi masalah suatu negara, tetapi
masalah global yang mulai melanda dunia sejak dekade 1980-an. Walaupun berbagai upaya telah
dilakukan untuk mengatasi masalah ini, namun sampai sekarang hasil yang dicapai masih jauh
dari apa yang diharapkan.

Sebagaimana telah kita maklumi, AIDS merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala
penyakit akibat hilangnya kekebalan tubuh. Akibat hilangnya kekebalan, seseorang tidak akan
mampu bertahan terhadap serangan penyakit apa pun juga. Akibatnya, jika seseorang terserang
AIDS, maka orang tersebut secara medis tidak dapat disembuhkan lagi, karena hingga kini,
secara medis pula, belum ditemukan obat untuk mengatasi virus HIV/AIDS, sehingga masalah
ini memang benar-benar masalah serius yang memerlukan penanganan secara global. Masalah
HIV/AIDS bukan sekedar masalah kesehatan belaka, tetapi juga masalah sosial yang kompleks,
karena berdampak luas dalam kehidupan masyarakat.

Apa yang dituturkan oleh Beka menunjukkan bahwa HIV/AIDS bukan sekedar masalah medis.
Tetapi memiliki kompleksitas permasalahan psikologis, ekonomi, sosial, dan lain-lain aspek
dalam kehidupan kita. Pada awalnya penularan virus HIV/AIDS terjadi dalam hubungan seksual
yang menyimpang, yaitu homoseksualitas. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini fenomena
penyebarannya menjadi meluas, yaitu akibat perilaku hubungan seksual yang bebas. Selain itu,
penyalahgunaan obat-obat terlarang, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, serta transfusi
darah yang tidak terseleksi dengan baik, turut pula memberikan andil dalam penyebaran virus
ini.

Jika memang demikian keadaannya, tentu saja mustahil untuk menangani problema HIV/AIDS
semata-mata sebagai masalah kedokteran atau masalah kesehatan. Masalahnya juga berkaitan
dengan hal-hal lain seperti pendidikan, kepatuhan kepada nilai-nilai keagamaan, penegakan
hukum dalam mengatasi praktik-praktik prostitusi, dan pemberantasan kejahatan narkotika dan
obat berbahaya lainnya.

Melalui kesempatan ini, saya mengajak semua pihak yang berkompeten untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap ancaman bahaya yang serius ini. Penyebaran pemahaman tentang
seluk-beluk HIV/AIDS harus dilakukan secara merata ke segenap lapisan masyarakat. Bahaya ini
akan mengancam siapa saja tanpa terkait dengan status sosial seseorang, orang kaya, orang
miskin, orang terpelajar dan orang awam setiap saat dapat saja terserang bahaya penularannya.
Karena itu, kampanye pencegahan dan penanggulangannya harus dilakukan secara terus-
menerus, dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Penerangan yang
terlampau teknis dan akademis dari sudut pandangan medis, tentu saja tidak akan dipahami oleh
masyarakat luas. Akibatnya, hasil yang ingin dicapai tidak mengenai sasaran yang diharapkan.

Hadirin yang saya muliakan,


Ancaman bahaya penyebaran HIV/AIDS di negeri kita, kini telah mencapai taraf yang
memprihatinkan. Untuk pertama kalinya kita menemukan warga masyarakat yang terserang virus
ini pada tahun 2000 yang lalu. Kini jumlahnya terus meningkat. Bahkan di daerah-daerah
tertentu, perkembangan itu telah sampai ke tingkat yang memerlukan penanganan secara serius.
Hal itu umumnya terjadi karena hubungan seksual bebas dari seseorang atau sekelompok orang
yang mengidap virus HIV/AIDS dan kemudian menularkan kepada pasangannya.

Seringkali yang menjadi korban penularan adalah kaum wanita, disebabkan ketidaktahuan
mereka terhadap ancaman bahaya ini. Kita akan sangat prihatin jika gejala ini terus berlanjut.
Oleh karena wanita yang mengidap virus ini otomatis akan menularkannya kepada bayi yang
dilahirkannya, jika sekiranya wanita itu mengandung. Kita dapat membayangkan, betapa besar
ancaman yang dihadapi oleh generasi yang akan datang. Adalah kewajiban kita semua dalam
menanggulangi masalah besar ini. Kita berkewajiban untuk melindungi rakyat kita dari segala
bentuk ancaman, sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar kita.

Ancaman serius virus HIV/AIDS terhadap kaum wanita kini menjadi keprihatinan dunia,
mengingat posisi yang khusus kaum wanita di tengah masyarakat, seperti saya katakan tadi.
Masyarakat kita yang hingga kini masih dihadapkan kepada problema hubungan gender,
sungguh harus memiliki keprihatinan yang besar terhadap masalah ini. Lemahnya posisi kaum
wanita dalam melindungi dirinya, baik dari segi kejiwaan, sosial maupun ekonomi, menjadi
faktor yang turut mempengaruhi mengapa mereka lebih banyak yang menjadi korban.

Keprihatinan kita akan semakin bertambah bilamana kita menyadari, bahwa korban yang
terbanyak di kalangan kaum wanita itu adalah remaja putri. Sebab itulah, saya sepenuhnya dapat
memahami, tema peringatan Hari HIV/AIDS sedunia kali ini --sebagaimana telah ditetapkan
oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menanggulangi masalah ini--adalah “Perempuan,
Remaja Putri, dan HIV/AIDS”.

Hadirin yang saya muliakan,


Suatu hal yang juga turut memprihatinkan kita bersama ialah fenomena penyebaran HIV/AIDS
di negara-negara berkembang kini sebagian besar melanda generasi muda yang berusia antara 15
sampai 24 tahun. Karena itu, saya mengajak para orang tua, pendidik, tokoh-tokoh agama, dan
tokoh-tokoh masyarakat untuk secara bersama-sama menyadarkan generasi muda dan kaum
remaja dari ancaman bahaya yang serius ini. Mencegah penularan HIV/AIDS adalah jauh lebih
baik daripada menanggulangi masalahnya setelah semuanya terjadi. Seperti telah saya katakan
tadi, akan sia-sia kita menanggulangi korban penyebaran virus ini dari segi kedokteran, karena
hingga sekarang belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya.

Saya berkeyakinan, nilai-nilai keagamaan yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat
kita, serta adat-istiadat masyarakat kita yang agung, akan sangat bermakna dalam menanggulangi
penyebaran virus yang sangat berbahaya ini. Ajaran agama dan adat istiadat yang hidup dalam
masyarakat, sangat menghormati lembaga perkawinan. Hubungan seksual di luar nikah, apalagi
hubungan seks bebas dan berganti-ganti pasangan adalah perbuatan yang dilarang oleh agama.
Agama apapun melarang penggunaan narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya. Karena itu,
saya mengajak marilah kita pertahankan nilai-nilai keagamaan dan adat-istiadat yang luhur dan
agung itu, demi kebaikan dan kepentingan kita bersama.

Di tengah-tengah keprihatinan bersama ini, Pemerintah akan terus berupaya menanggulangi


ancaman bahaya penyebaran HIV/AIDS ini secara maksimal. Saya juga mengajak segenap
jajaran Pemerintah, di pusat maupun di daerah, untuk secara bersama-sama melakukan
penanggulangan. Kegiatan yang paling utama yang harus dilakukan adalah memberikan
penyuluhan dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia. Komitmen Pemerintah
untuk menanggulangi peredaran narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya, yang juga menjadi
salah satu faktor penyebab penularan HIV/AIDS akan terus ditingkatkan. Semoga kita senantiasa
diberi kekuatan untuk menunaikan segala kewajiban kita.

Sebelum saya akhiri sambutan ini, ijinkan saya menyampaikan beberapa penggarisan, penekanan
dan direction saya, khususnya kepada jajaran pemerintah. Kepada Saudara Kepala Dinas
Kesehatan, saya minta agar mulai saat ini secara berkala melaporkan tentang upaya-upaya yang
dilakukan untuk melakukan penanggulangan terhadap HIV/AIDS dan juga penanggulangan
terhadap penyalahgunaan obat-obat terlarang dan narkotika.

Dengan demikian, saya akan mengetahui tanggung jawab kepemimpinan di seluruh kecamatan
dan desa terhadap bahaya yang sangat serius ini serta upaya dan langkah-langkah apa yang
dilakukan oleh para pejabat di jajaran pemerintahan. Di samping penanggulangan HIV/AIDS dan
narkotika yang menjadi tanggung jawab global, saya juga ingin Pemerintah sekarang ini dan di
sini sebagai vocal point atau penjuru adalah Kepala Dinas Kesehatan untuk juga melakukan
langkah yang sangat serius untuk pemberantasan penyakit-penyakit tropis yang masih berjalan,
berjangkit di daerah kita, utamanya adalah TBC, Demam Berdarah, dan Malaria.

Saya minta juga, para camat di seluruh kecamatan secara berkala melaporkan upaya Pemerintah-
nya untuk memberantas tiga penyakit menular itu. Sekali lagi TBC, Demam Berdarah, dan
Malaria. Dan pada saatnya, bagian Kesra bisa mengkoordinasikan, melaporkan kepada saya,
langkah-langkah serius yang dilakukan oleh para pemimpin dan para pejabat di daerah kita.

Keluarga Berencana, di sini ada Pimpinan BKKBN, bersama-sama dengan Kepala Dinas
Kesehatan, tolong kita hidupkan kembali, kita jalankan semua upaya yang sungguh-sungguh.
Sebab, keluarga adalah benteng dari generasi muda kita, generasi bangsa yang makin ke depan
harus makin kompetitif, makin unggul, dan makin berdaya saing. Saya dukung semua upaya
yang serius dari jajaran Kesehatan, dari BKKBN, dari BNN untuk menjalankan tugasnya demi
langkah bersama kita menanggulangi ancaman serius ini, menyelamatkan masa depan bangsa
kita, menyelamatkan generasi muda kita.

Demikianlah sambutan saya hadirin sekalian.


Semoga harapan-harapan saya itu akan menjadi perhatian segenap lapisan masyarakat di seluruh
tanah air. Betapapun kita menyadari masalah yang kita hadapi ini sangat berat, namun kita akan
mempunyai..., namun kita tidak mempunyai pilihan lain, kecuali menghadapinya dengan
kesungguhan hati, kesabaran, dan kerja keras.

Saya sampaikan penghargaan dan ucapan saya kepada para pejuang, para sukarelawan yang
tidak mengenal lelah berjuang siang dan malam di seluruh tanah air, membantu pemerintah,
bersama-sama dengan pemerintah memerangi ancaman kita, penyebaran HIV/AIDS yang
memang harus kita berantas secara sungguh-sungguh. Dengan cara itu, kita bermohon semoga
Allah SWT akan senantiasa mengiringi langkah-langkah kita bersama dalam berjuang mengatasi
berbagai masalah pelik yang dihadapi masyarakat, bangsa, dan negara.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai