Anda di halaman 1dari 2

FPI - GNPF U - PA 212

HRS CENTER
PERNYATAAN SIKAP BERSAMA
FPI, GNPF ULAMA, PA 212 DAN HRS CENTER
TENTANG PENOLAKAN TERHADAP UU CIPTA KERJA

‫ِهللا َال َال َال َال اُم ُم‬ ‫ا َّسل َال ُم َال َال ْي ُم ْي َال َال ْي َال ُم‬
Mencermati perkembangan politik hukum yang semakin menjauh dari tujuan dan cita-cita
nasional sebagaimana diamanatkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Kebijakan penyelenggaraan negara telah menegasikan prinsip kedaulatan
rakyat dan paham negara kesejahteraan (welfare state) dengan mengutamakan kepentingan
oligarki kapitalis.

Rezim lebih mengutamakan kepentingan geopolitik Republik Rakyat China (RRC), dengan tetap
mendatangkan TKA yang berpaham Komunis. Tetap menggelar Pilkada ditengah ancaman
pandemi Covid-19 demi politik dinasti (feodalisme). Di sisi lain, tindakan penyalahgunaan
kekuasaan (abuse of power), persekusi, intimidasi dan kriminalisasi masih terus berlangsung.

Seiring dengan itu, rezim mengajukan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law)
yang kini telah disahkan menjadi undang-undang.

Tidak dapat dipungkiri kehadiran Undang-Undang Cipta Kerja tersebut lebih dimaksudkan untuk
dominasi oligarki ekonomi Asing dan Asing dan tidak berpihak pada tenaga kerja lokal (buruh).

Kesemuanya itu menunjukkan penyelenggaraan negara di bawah kepemimpinan yang dzalim,


yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan yang berdasarkan Pancasila. Rakyat telah
dikorbankan, masa depan keutuhan dan kedaulatan negara terancam dengan kebijakan yang
hanya menguntungkan segelintir orang.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini maka kami menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Mendukung aksi buruh, mahasiswa dan pelajar dalam memperjuangkan penolakan


terhadap Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) maupun aksi-aksi dalam segala
bentuknya baik berupa mogok maupun hak untuk menyatakan pendapat, berserikat dan
berkumpul menyuarakan kepentingan rakyat.

2. Menasehati dan meminta rezim beserta seluruh lembaga dan aparat negara untuk
menghentikan kezdaliman terhadap rakyat sendiri.

3. Segera membebaskan tanpa syarat seluruh demonstran yang ditangkap dan


menghentikan penyiksaan terhadap para demonstran yang masih dalam tahanan.

4. Mengajak semua elemen bangsa untuk bangkit berjuang dan menghentikan kezdaliman
dengan segala daya upaya yang dimiliki dan tidak menyerah terhadap berbagai
kekejaman yang dilakukan rezim ini.

5. Mendesak segera dikeluarkan Perppu untuk membatalkan Undang-Undang Cipta Kerja.

6. Menuntut Presiden untuk menyatakan diri mundur/berhenti sebagai Presiden karena


ketidakmampuan dan tidak kompeten dalam menjalankan roda pemerintahan.
FPI - GNPF U - PA 212
HRS CENTER
7. Menuntut Partai Partai pendukung pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja untuk
segera membubarkan diri karena telah menjadi kepanjangan tangan kepentingan
Cukong Aseng dan Asing daripada menjadi penyalur aspirasi rakyat.

Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan agar menjadi peringatan bagi rezim dan
perhatian bagi segenap rakyat Indonesia.

ِ َّ‫َح ْسبُنَا هللاُ َونِ ْع َم ْال َو ِك ْي ُل نِ ْع َم ْال َموْ لَى َونِ ْع َم الن‬
‫ص ْي ُر‬
Jakarta, 09 Oktober 2020 / 21 Safar 1442 H

Ketua Umum FPI Ketua Umum GNPF-U

KH. Ahmad Shobri Lubis, Lc Ust.Yusuf Muhammad Martak

Ketua Umum PA 212 Direktur HRS Center

Ust.Slamet Ma’arif, S.Ag, MM Dr. H. Abdul Chair Ramadhan, S.H., M.H.

Mengetahui,

Dr. HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SHIHAB, Lc. MA, DPMSS


Imam Besar

Anda mungkin juga menyukai