Anda di halaman 1dari 100

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belakangan ini mulai banyak perkembangan dan pertumbuhan

band-band baik yang ada di Indonesia maupun di dunia internasional,

baik di bidang major ataupun non major. Adapun beberapa aliran band-

band yang sedang berkembang yaitu: rock, metal, metalcore, thrash

metal, death metal dan banyak lagi aliran musik lainnya.

Penulis mengambil judul penelitian “Peran Strategi Public

Relations Dibalik Kesuksesan Konser Metallica di Jakarta (Studi Kasus

Pada Promotor Blackrock Entertainment)”. Mengapa penulis mengambil

judul tersebut, dalam hal ini penulis sangat tertantang untuk meneliti

semua hal dan kejadian yang terjadi pada konser Metallica pada tanggal

25 Agustus 2013, mengapa semua media, khalayak masyarakat yang

menonton konser tersebut berucap bahwa konser tersebut merupakan

konser termegah dan terbaik pada tahun 2013.

Yang pada dasarnya sangat bertolak belakang dengan konser

Metallica pertama kali di Indonesia pada tahun 1993 yang mengalami

kerusuhan dan kekacauan. Hal tersebutlah yang menjadi acuan bagi

penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang kesuksesan promotor Blackrock

Entertainment dalam konser Metallica pada tanggal 25 Agustus 2013 lalu.

1
2

Hal ini juga merupakan salah satu unsur di dalam komunikasi

karena banyak pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh musisi baik dari

lirik lagu, merchandise, cover album dan aksi musisi di atas panggung.

Menoleh kembali ke belakang pada tahun 1993, tepatnya pada

tanggal 10-11 April 1993 di stadion sepak bola Lebak Bulus Jakarta

Selatan, Metallica sudah pernah melangsungkan konser di Jakarta.

Harapan para fans musik keras pun dapat dibilang terpuaskan dengan

kedatangan band besar sekaliber Metallica yang namanya sudah sangat

mendunia. Para fans musik sudah membayang-bayangkan bagaimana

spektakuler nya kelangsungan konser yang terjadi nanti.

Bagaimana konsep panggung yang akan disajikan oleh stage crew

Metallica, megahnya suara alat-alat musik yang dimainkan oleh Metallica

dan banyak hal lainnya yang mempengaruhi konser tersebut. Itu semua

sudah sangat dinanti-nanti oleh penggemar musik keras yang datang dari

segala penjuru daerah dari sabang sampai merauke maupun luar

Indonesia yang datang ke stadion sepak bola Lebak Bulus pada hari itu

untuk menonton Metallica.

Tetapi diluar harapan yang tidak terduga, pada konser Metallica

tersebut terjadi kerusuhan yang tidak disangka-sangka oleh khalayak

ramai yang juga menggemparkan dunia musik lokal maupun dunia musik

Internasional. Bayangkan saja, penikmat musik yang sudah mempunyai

tiket masuk untuk menonton konser Metallica tersebut pun banyak yang

tidak bisa masuk kedalam stadion sepak bola Lebak Bulus karena
3

banyaknya massa yang tidak bertanggung jawab dan tidak mempunyai

tiket menerobos masuk ke dalam stadion sepak bola Lebak Bulus untuk

menonton Metallica. Hal inilah yang menyebabkan kekacauan terjadi di

area luar stadion Lebak Bulus menjadi sangat tidak terkendali.

Aparat dan pihak keamanan pun tidak dapat berbuat banyak

karena jumlah massa fans Metallica yang sangat banyak yang

menyebabkan kekacauan. Salah satu hal yang dilakukan massa itu

adalah membakar mobil-mobil dan motor-motor yang ada di parkiran

karena merasa kecewa tidak dapat masuk ke dalam lapangan bola Lebak

Bulus untuk menyaksikan aksi panggung Metallica.

Metallica ini sendiri ber-genre Heavy Metal. Pengertian Heavy

Metal berdasarkan wikipedia (ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia)

adalah sebuah aliran musik rock yang berkembang pada 1970-an,

dengan akar dari blues rock dan psychedelic rock. Aliran musik ini

ditandai dengan distorsi gitar yang sangat kuat, solo gitar panjang,

ketukan cepat, baik disemua instrumentasi alat musiknya. Lirik Heavy

Metal berkaitan dengan maskulinitas dan kejantanan.

Di Indonesia juga saat ini sangat banyak band-band beraliran

Heavy Metal yang dikenal oleh masyarakat luas salah satunya yang bisa

penulis sebutkan adalah band EDANE. Perkembangan musik rock di

Indonesia juga tentu saja dipengaruhi oleh band band legendaris luar

negeri yang sudah berkecimpung terlebih dahulu dan dikenal di seluruh

dunia yang dimana dari segala aspek baik segi kualitas permainan, aksi
4

panggung dan hal lainnya dapat dijadikan sebuah contoh atau pedoman

untuk band-band lokal tanah air sebagai acuan bermusik agar dapat

memiliki kualitas yang baik dan tidak mengecewakan para penikmat

musik Heavy Metal itu sendiri.

Semua aspek yang ada di musik Heavy Metal itu sendiri tidak jauh

dari aliran musik rock sebagai landasan awal terciptanya musik Heavy

Metal. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang

sangat cepat, dewasa ini seluruh penikmat musik sangatlah dimanjakan

dengan kemudahan akses untuk mendengar musik, melihat video clip

dan hal lainnya hanya dengan mengakses situs di internet. Dengan

hanya menekan situs web tertentu, penikmat musik sudah dapat melihat

dan mendengar hasil karya dari band yang disukai.

Pengakuan Dari Majalah

Salah satu pengakuan yang menunjukan bahwa konser Metallica

di Jakarta dapat dibilang sukses dapat kita lihat dari salah satu kutipan

majalah Gitar Plus edisi #114 September – Oktober 2013 dengan

Headline “Konser Termegah METALLICA“. Salah satu artikel didalam

majalah Gitar Plus yang mengutip bahwa Konser Metallica disebut

sebagai konser yang sukses diambil dari tulisan dari Pemimpin Redaksi

Gitar Plus Bapak Mudya @moedya (Twitter) di rubrik BACKSTAGE

dengan tagline Metallica Oh Metallica, di halaman 2 yang berbunyi,


5

Konser Metallica yang berlangsung di Gelora Bung Karno, Senayan,

Jakarta, 25 Agustus 2013 lalu berhasil mengubur memori hitam yang

menghantui selama 20 tahun. Terlepas dari kalkulasi untung rugi, sang

promotor Blackrock Entertainment patut diacungi jempol. “Konser

berjalan lancar, sukses dan megah. Dan trauma kerusuhan brutal

konser Metallica di Lebak Bulus, Jakarta pada April 1993 silam

tertepis sudah”.
6

Gambar 1

Cover Majalah Gitar Plus

Sumber : Dokumentasi Majalah Gitar Plus


7

Berbicara tentang trauma, sesungguhnya hal itu sendiri sudah

tidak terlalu beralasan saat ini. Dua dekade adalah waktu yang cukup

lama. Ibarat anak manusia, jika ia lahir pada 1993, berarti sekarang dia

sudah duduk di bangku kuliah. Sementara penonton Metallica yang saat

itu masih belia, sekarang sudah dewasa, sebagian besar sudah bekerja

dan punya keluarga. Pola pikir juga sudah berubah, tidak mungkin lagi

memikirkan menerobos sebuah konser besar tanpa membeli tiket, salah

satu faktor pemicu kerusuhan konser 1993. Dan jangan lupa, untuk

generasi usia belasan saat ini, nama Metallica sendiri sudah tergolong

band classic rock, band konsumsi orang tua atau om-om mereka.

Ditambah lagi, frekuensi pergelaran konser bertaraf Internasional di

Indonesia, khususnya di Jakarta saat ini sangat tinggi. Banyak pilihan.

Jadi ya, relatif aman. Karena perhatian tidak lagi terfokus pada satu event

konser saja.

Kesuksesan konser Metallica ini juga jelas membawa dampak

positif bagi kelangsungan dunia showbiz di tanah air. Indonesia akan

menjadi negara yang semakin diperhitungkan untuk pertunjukan konser,

baik dari segi keamanan maupun bisnis. Beberapa band besar lainnya

pun disebut-sebut sudah membidik Indonesia sebagai salah satu negara

sasaran turnya. Pearl Jam adalah salah satu nama yang berhembus

kencang saat ini. Party on!


8

Dilanjutkan dengan artikel yang ada di halaman 27, yang

bertuliskan. Memori keruh dua dekade silam kembali teringat kala sang

penyempurna musik heavy metal Metallica menjejakkan kakinya di

daratan Indonesia. Tepatnya, di Stadion Gelora Bung Karno (GBK),

Senayan, Jakarta pada 25 Agustus 2013 lalu. Hari itu, hampir 60 ribu

metalhead melakukan perjalanan ke bagian selatan Ibu Kota demi

menggelar sebuah perjamuan agung dramatis yang berakhir klimaks.

Pihak yang paling bertanggung jawab mendatangkan James

Hetfield (vokal, gitar), Kirk Hammet (gitar), Rob Trujillo (bass) dan Lars

Ulrich (drum) ke Indonesia kali ini adalah Blackrock Entertainment,

promotor musik yang sebelumnya pernah memboyong band-band seperti

Secondhand Serenade dan Weezer. Namun khusus tindakannya kali ini,

nama Blackrock lebih dari sekadar kata „hebat‟. Bagaimana tidak, selain

pendekatan yang mereka lakukan terhadap James Hetfield dan kawan-

kawan sudah berlangsung sejak lama, mereka juga berhasil mengungguli

persaingan dengan beberapa promotor lain yang memiliki misi sama.

“Kami (melakukan) pendekatan kepada Metallica itu dari 2011, jauh

sebelum Weezer. Tapi kami tidak berputus asa, kami terus menggelar

konser yang lain sambil menunjukan kepada mereka kesiapan security-

nya seperti apa. Sampai akhirnya mereka memberikan kesempatan

kepada kami” ungkap Presiden Direktur Blackrock Entertainment, Krishna

Radhitya dalam jumpa pers di Rolling Stone Cafe, Jakarta Selatan,

Selasa 16 juli 2013 lalu.


9

Kali pertama Metallica menginvasi bumi Indonesia terjadi pada 10-

11 April 1993 silam, kala mereka „memporak-porandakan‟ Stadion Lebak

Bulus, Jakarta Selatan dengan peluru-peluru distorsifnya. Sayang, konser

tersebut berujung kerusuhan sekaligus menyisakan citra kelam bagi

industri showbiz musik Indonesia yang serta merta hampir menutup

gerbang bagi kedatangan band-band rock / metal mancanegara

berikutnya. “Saya sampai harus bayarin mobil-mobil (yang rusak) itu”.

Tutur Setiawan Djody kepada Gitar Plus, promotor yang mendatangkan

Metallica pertama kali ke Indonesia itu mengenang.

Sejak saat itu, hasrat melihat James Hetfield dan kawan-kawan

kembali beraksi di kolong langit Nusantara seperti sebuah mimpi belaka.

Apalagi memasuki era 2000-an aksi terorisme kerap mencabik-cabik

potret bangsa ini yang tentunya dibutuhkan kerja keras untuk meyakinkan

band-band yang bakal menyambangi Jakarta. Maklum, band-band luar

negeri khususnya yang berasal dari Amerika Serikat kerap menurut atau

terhadap travel warning yang dikabarkan pemerintah mereka.

Namun penantian panjang itu telah usai, rasa rindu itu sudah

terobati, hari raya itu akhirnya tiba. Metallica membayar lunas „hutang‟

mereka kepada umatnya di Indonesia melalui gelaran konser spektakuler

yang dramatis dan berakhir klimaks. Pertunjukan yang dibuka penampilan

membanggakan dari band lokal Seringai tersebut disebut-sebut sebagai

salah satu konser terbaik dan termegah di Indonesia, khususnya dilihat

dari sisi produksi panggung.


10

“Ya, panggung Metallica yang menghadap pintu VIP barat GBK itu
memang cukup akbar. Berukuran 60 x 20 meter, berselimutkan
LED di sekujur background-nya dan support LCD di sisi kiri dan
kanan atas yang memancarkan visual sejernih Blu-ray, serta
dilengkapi tata suara dan tata cahaya yang mencapai kekuatan
200 ribu watt! Apalagi malam itu James Hetfield dan kawan-kawan
memanjakan puluhan ribu metalhead yang hadir dengan 18 lagu
jagoan mereka selama lebih dari dua jam”1.

Gambar 2

Panggung Metallica

Sumber : Dokumentasi Blackrock Entertainment

1
Majalah Gitar Plus, 2013:2&27/jum‟at/7-2-2014/19:00
11

Penulis pun akan menceritakan bagaimana pengalaman yang

dirasakan ketika ikut menyaksikan konser Metallica di Gelora Bung Karno

pada tanggal 25 Agustus 2013 lalu, dari awal ketika memasuki area

Gelora Bung Karno pada sore hari, rombongan ribuan manusia berbaju

warna hitam sudah memenuhi seluruh area Gelora Bung Karno, antusias

yang penonton Metallica tunjukan dari segala umur pun langsung

membuat kegaduhan di Gelora Bung Karno. Proses untuk memasuki

area parkir baik mobil ataupun motor di Gelora Bung Karno pun terbilang

cukup sulit untuk mendapatkan tempat untuk memarkir kendaraan yang

kita bawa dikarenakan sudah di sesaki lautan manusia pencinta Metallica.

Penulis pun sengaja datang lebih cepat ke Gelora Bung Karno

dengan maksud mendapatkan antrian terdepan agar mudah saat

menukarkan tiket untuk masuk ke area pertunjukan, proses antri untuk

menukarkan tiket dan memasuki area dalam lapangan Gelora Bung

Karno pun terbilang cukup lama, karena memang tidak hanya penulis

yang berusaha datang lebih cepat. Gate open (gerbang dibuka) untuk

memasuki area dalam Gelora Bung Karno sudah ditentukan oleh pihak

promotor Blackrock Entertainment dibuka kurang lebih jam 19.00 WIB

dan konsernya sendiri dimulai kurang lebih pukul 20.00 dengan band

pembuka dari tanah air yaitu Seringai.

Band Seringai sendiri kurang lebih membawakan lima buah lagu

sebagai band pembuka Metallica. Penonton yang sudah tidak sabar

untuk menyaksikan Metallica pun ikut antusias menyaksikan musik yang

dibawakan oleh Seringai. Sorak sorai penonton pun tidak henti-hentinya

bergemuruh meneriakan nama Metallica secara terus menerus disela-

sela aksi dari band Seringai.


12

Dan akhirnya setelah kurang lebih 20 menit Seringai beraksi diatas

panggung penantian panjang itupun berakhir. Tidak lama setelah Seringai

beraksi dipanggung untuk membuka rangkaian konser Metallica. Kurang

lebih pukul 20.30 lampu panggung pun sengaja dimatikan, dan ribuan

penonton histeris dikarenakan hal itu merupakan pertanda bahwa

sebentar lagi Metallica akan memulai aksinya.

Tiba-tiba dilayar LED raksasa panggung Metallica pun muncul

video yang selalu Metallica putar untuk lakukan membuka pertunjukan

konser live nya. Video itu berjudul “The Ecstasy Of Gold” karangan Ennio

Morricone. Kurang lebih selama 5 menit video itu diputar, dan akhirnya

Metallica menggebrak seluruh penonton yang ada di Gelora Bung Karno

dengan lagu pertama berjudul ”Hit The Lights”. Puluhan ribu penonton

pun berteriak sekencang-kencangnya menyambut aksi Metallica. Ada

yang melompat-lompat, mengangguk-anggukan kepalanya dan tentu saja

mengacungkan simbol metal dari jari tangan mereka.

Penulis pun kurang lebih menghitung ada 15 lagu yang dibawakan

Metallica dengan encore (lagu tambahan) sebanyak 3 buah lagu untuk

menutup pertunjukannya malam itu di Gelora Bung Karno, Jakarta. Ada

hal menakjubkan disela-sela pertunjukan Metallica disaat Metallica

membawakan hits nya yang mendunia yaitu “Enter Sandman”. Mengapa

dibilang mengejutkan, karena setelah konser berlangsung semua personil

Metallica pun mengucapkan bahwa nyanyian penonton di Gelora Bung

Karno saat membawakan lagu Enter Sandman merupakan yang terkeras

yang mereka pernah dengar selama melakukan konser di seluruh dunia.


13

Hal ini tentu saja merupakan hal yang patut dibanggakan oleh

masyarakat musik Indonesia yang mencintai Metallica, begitupun

Metallica itu sendiri tentu saja juga mencintai masyarakat Indonesia

dengan salah satu aksi di sela-sela lagu yang mereka bawakan, semua

personil Metallica maju ke depan panggung dan memilih satu bendera

Indonesia dari penonton yang berasal dari Solo, Jawa Tengah dari sekian

banyak bendera yang dibawa oleh penonton dari Sabang sampai

Merauke. Bendera Indonesia yang dipilih oleh Metallica dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

Gambar 3

Bendera Indonesia Dengan Metallica

Sumber : Dokumentasi Blackrock Entertainment


14

Semua memori indah itupun ditutup dengan lagu encore terakhir

yang dibawakan Metallica yang merupakan salah satu hits sepanjang

masa yang dibuat oleh Metallica pada tahun 80an yaitu “Seek And

Destroy”. Tidak dapat dipungkiri saya sebagai penulis sangat senang dan

terharu menyaksikan konser yang begitu megah dan luar biasa ini.

Gambar 4

Tiket Konser Metallica

Sumber : Dokumentasi Pribadi Penulis

Akan tetapi tentu saja dibalik semua penjelasan tersebut terdapat

bermacam-macam hambatan di dalam proses pelaksanaan konser

Metallica. Baik dari saat menghubungi manajemen Metallica untuk proses


15

lobbying persiapan konser Metallica, proses deal kontrak antara

manajemen Blackrock Entertainment dengan manajemen Metallica, faktor

keamanan dan hal lainnya yang bersangkutan yang menjadikan penulis

terpacu untuk meneliti hambatan-hambatan tersebut agar dapat

ditemukan solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Berdasarkan penjabaran tersebut, itulah beberapa kutipan dari

majalah Gitar Plus dan pengalaman pribadi penulis yang menjelaskan

tentang kesuksesan konser Metallica di Jakarta belum lama ini yang

menjadikan penulis merumuskan judul skripsi ini menjadi ”Strategi Public

Relations Promotor Blackrock Entertainment Dibalik Kesuksesan Konser

Metallica Di Jakarta”.

B. Fokus Masalah

Untuk lebih mempermudah dalam penulisan, maka penulis

memberikan batasan dengan fokus pada peran strategi yang digunakan

oleh Public Relations promotor Blackrock Entertainment dibalik

kesuksesan konser Metallica di Jakarta. Berdasarkan uraian tersebut

maka penulis memfokuskan permasalahan penelitian, yaitu : “Bagaimana

Peran Strategi Public Relations Dibalik Kesuksesan Konser Metallica Di

Jakarta (Studi Kasus Pada Promotor Blackrock Entertainment).”

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiabudi Akbar dalam

bukunya yang berjudul Metode Penelitian Sosial (2002:24), “Pembatasan

masalah merupakan usaha menetapkan batasan-batasan masalah dari

penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah dibuat dengan tujuan agar

kita dapat mengetahui faktor mana saja yang termasuk dalam ruang

lingkup masalah penelitian.”


16

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan,

adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran dari strategi public relations dibalik

kesuksesan konser METALLICA di Jakarta (studi kasus pada

promotor Blackrock Entertainment).

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan-hambatan dalam peran strategi

public relations dibalik kesuksesan konser METALLICA di Jakarta

(studi kasus pada promotor Blackrock Entertainment).

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengetahui

peran strategi Public Relations promotor Blackrock Entertainment

dibalik kesuksesan konser METALLICA di Jakarta, yang bisa dijadikan

alat pembelajaran untuk para promotor-promotor lain yang ingin

melangsungkan perhelatan konser yang sukses. Dan juga dapat

dilihat proses-proses apa saja dari segala aspek yang digunakan oleh

pihak promotor demi kelangsungan kesuksesan konser Metallica ini.


17

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan masukan

yang bermanfaat bagi Public Relations Blackrock Entertainment untuk

kedepannya, baik dalam segala hal yang berkaitan dengan konser-

konser yang akan dibuat selanjutnya oleh pihak Blackrock

Entertainment, agar strategi di dalam segala proses pekerjaannya

didalam membuat konser yang spektakuler dapat menjadi lebih baik

lagi yang mencakup semua aspek yang berkesinambungan untuk

mencapai segala tujuan yang diinginkan dan mengurangi resiko-resiko

yang kemungkinan akan dihadapi oleh pihak Blackrock Entertainment.

Tentu saja didalam usaha mencapai segala tujuan selalu

terdapat beberapa permasalahan maupun hambatan-hambatan yang

terkadang tidak terduga kedatangannya, oleh karena itu salah satu

dari tujuan penelitian ini adalah meminimalisir sekecil mungkin resiko-

resiko yang sekiranya dapat terjadi dan menghambat proses

pencapaian tujuan yang dilakukan oleh pihak promotor Blackrock

Entertainment didalam rencana-rencana selanjutnya yang akan dibuat

dan diwujudkan.
BAB II

KAJIAN LITERATUR, KERANGKA PEMIKIRAN DAN TEORI

Dalam bab ini penulis akan memaparkan beberapa kajian literatur,

kerangka pemikiran, dan teori yang merujuk kepada hal-hal yang

dianggap penting dan mempunyai hubungan dengan permasalahan

dalam penelitian ini.

A. Kajian Literatur

Tabel Matrik Penelitian Terdahulu

Dinda Yasmine Ernawati Gumilar

Anindita (Univ. Mercu (Univ. Prof.

(Univ. Prof. Buana) 2008 Dr.Moestopo

Dr.Moestopo (Beragama)

(Beragama) 2008 2014

1 2 3 4 5

1 Judul “Strategi Public “Implementasi “Peran Strategi


penelitian
Relations Surat Strategi Public Public Relations
Kabar Harian
Relations Dalam Dibalik
Seputar
Men- Kesuksesan
Indonesia
Dalam Men- sosialisasikan Konser Metallica

sosialisasikan

18
19

Program Sindo Budaya Di Jakarta (Studi


Community” Perusahaan Pada Kasus Pada

Karyawan P.T Promotor

Bank Tabungan Blackrock

Negara (Persero), Entertainment)”

Tbk. Cabang

Jakarta”

2 Masalah Apa saja Hambatan- Cara apa yang


penelitian hambatan- hambatan dan digunakan untuk

hambatan yang permasalahan mengantisipasi

dialami dalam apa yang dialami segala

proses men- dalam men- kemungkinan

sosialisasikan sosialisasikan kerusuhan yang

program SINDO budaya terjadi pada

community perusahaan pada konser Metallica

karyawan PT. di tahun 1993

Bank Tabungan tidak terulang

Negara (Persero), kembali di

Tbk. Cabang konser Metallica

Jakarta pada tanggal 25

Agustus 2013.

3 Metodologi Kualitatif Kualitatif Kualitatif


penelitian
4 Tujuan Untuk Untuk 1. Untuk
penelitian mengetahui mengetahui mengetahui

strategi yang implementasi peran dari


20

digunakan oleh strategi Public strategi public

Public Relations Relations PT. relations dibalik

surat kabar Bank Tabungan kesuksesan

harian Seputar Negara (Persero), konser

Indonesia dalam Tbk. Dalam men- METALLICA di

men- sosialisasikan Jakarta (studi

sosialisasikan budaya kasus pada

program SINDO perusahaan promotor

community kepada karyawan Blackrock

kepada PT. Bank Entertainment).

masyarakat luas. Tabungan 2. Untuk

Negara (Persero), mengetahui apa

Tbk saja hambatan-

hambatan dalam

peran strategi

public relations

dibalik

kesuksesan

konser

METALLICA di

Jakarta (studi

kasus pada

promotor

Blackrock

Entertainment).
21

5 Teori yang 1. Teori 1. Teori Nine 1. Teori


digunakan manajemen Step Of Strategic manajemen

Public Relations Public Relations Public Relations

yaitu Fact finding, yang terdiri dari yaitu Fact

Planning, analisa situasi, finding, Planning,

Communicating, analisa Communicating,

Evaluation. organisasi, Evaluation.

2. Teori 7 C‟s analisa public, 2. Teori

Communications menemukan PENCILS (Public

yaitu Credibility sasaran dan Relations Mix)

(Kredibilitas), tujuan meliputi yang

Contex formulasi aksi dikemukakan

(Konteks), dan respon oleh Ruslan

Content (Isi), strategi, dalam Ardianto

Clarity menggunakan yaitu

(Kejelasan), komunikasi Publications

Continuity and efektif, pemilihan (publikasi dan

Consistency taktik, publisitas),

(Kontuinitas dan implementasi Events

Konsistensi), rencana strategis, (penyusunan

Channels evaluasi program acara),

(Saluran), perencanaan News

Capability of strategis. (menciptakan

Audience ( berita),

Kapabilitas Community
22

khalayak) Involvement

(kepedulian pada

komunitas),

Inform or Image

(mem-

beritahukan atau

meraih citra),

Lobbying and

Negotiating

(pendekatan dan

bernegosiasi),

Social

Responsibility

(tanggung jawab

sosial).

6 Hasil Menjalin PT. Bank Blackrock


penelitian kerjasama Tabungan Entertainment

dengan bank Negara (Persero), melalui

BNI, dengan cara Tbk. Dalam strateginya

memudahkan melaksanakan mampu

anggota SINDO implementasi menyajikan

community untuk sosialisasinya konser Metallica

membuka menggandeng yang megah,

rekening BNI dan Human Capital tertib dan aman

mempunyai kartu Division dengan terkendali


23

bertransaksi membentuk suatu sehingga semua

(ATM) yang tidak kelompoki penonton yang

lain sekaligus budaya kerja menonton

menjadi kartu yang terdiri dari konser tersebut

member SINDO beberapa agent merasa puas.

community, hal yang berperan

tersebut dan bertanggung

dilakukan agar jawab terhadap

menarik pelaksanaan dan

perhatian keberhasilan

masyarakat dan implementasi

memberi rasa strategi Public

percaya yang Relations dalam

lebih terhadap mensosialisasika

SINDO n budaya

community perusahaan di

cabang masing-

masing
24

B. Kerangka Konsep

1. Pengertian Komunikasi

Salah satu kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari

kehidupan manusia adalah kebutuhan berkomunikasi. Manusia

diciptakan untuk hidup bersama-sama melalui interaksi dengan

sesamanya. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam

berinteraksi, baik secara verbal maupun non verbal ataupun tertulis.

Komunikasi yang baik maka interaksi yang terjadi akan semakin

lancar dan dapat membangun hubungan yang baik.

Orang meremehkan cara berkomunikasi karena menurut

mereka semua orang pasti dapat berkomunikasi. Memang benar

semua orang dapat berkomunikasi, namun tidak semua orang dapat

berkomunikasi dengan baik. Pesan yang disampaikan oleh sender

mungkin saja disalah artikan oleh receiver. Karena itu, komunikasi

merupakan sebuah ilmu dan seni.

“Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris


berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”,
communico, communication, atau communicare yang berarti
“membuat sama” (to make common). Istilah pertama
(communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai
asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata
latin lainnya yang mirip. “Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara
sama” (Mulyana, 2004:41).

Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam

hubungan antar manusia. Bahkan menurut Astrid S. Susanto (1988:2)

menyatakan bahwa 90% kegiatan manusia dilakukan dengan

komunikasi. Komunikasi sebagai proses juga ditujukan dalam definisi


25

komunikasi oleh Dance, yaitu : “The transmission of information, idea,

emotion, skills, etc. It is the act or process of transmission that is

usually called communication” (1999:7).

Salah satu ahli komunikasi, Katherine Miler, mengungkapkan

dalam bukunya “Communication Theories – Perspectives, Processes,

and Context” bahwa sebagian dari konsep-konsep yang telah ada

mendefinisikan komunikasi secara abstrak, namun tidak sedikit pula

yang mendefinisikan komunikasi secara abstrak, namun tidak sedikit

pula yang mendefinisikannya secara spesifik, contohnya adalah

definisi Hovland, Janis dan Kelley (1953). Mereka mendefinisikan

komunikasi secara singkat dan dengan lingkup yang sempit, yaitu

sebagai “Sebuah proses linear” (satu arah) dari komunikator yang

mentransfer stimuli-stimuli dengan tujuan untuk merubah perilaku

komunikan.

Dalam kaitannya dengan menjalin hubungan baik, ada definisi

lain dari Roger bersama dengan D. Lawrence Kincaid (1981) yang

mengembangkan suatu konsep baru mengenai komunikasi, yaitu

bahwa “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama

lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang

mendalam” (Cangara,2005:19).
26

Menurut Effendy (2007), pengertian komunikasi harus ditinjau

dari dua sudut pandang yaitu:

1. “Pengertian Komunikasi Secara Umum Adalah proses


interaksi antar manusia yang bertujuan untuk
menyampaikan informasi dan gagasan yang dilakukan
seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi
hubungan sosialisasi.
2. Pengertian Komunikasi Secara Paradigmatik Adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang untuk memberitahu
atau mengubah sikap pendapat dan perilaku baik langsung
secara lisan maupun tidak langsung melalui media yang
menimbulkan efek tertentu”.

Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, penulis

menyimpulkan bahwa komunikasi adalah semua proses penyampaian

pesan atau pertukaran informasi yang akan berjalan lancar apabila

ada kesamaan makna antara pengirim pesan dengan penerima pesan

hingga nanti pada saatnya akan tiba pada saling pengertian yang

mendalam. Komunikasi yang dilakukan di dalamnya berisi kata-kata

yang dirangkai menjadi suatu kalimat yang disesuaikan dengan

penafsiran individu melalui pikiran kepada indera komunikasi yang

dimiliki manusia yaitu mulut untuk menyampaikan pesan, maksud

serta tujuan. Dengan melakukan komunikasi tentunya individu

mengharapkan adanya respon balik dari lawan bicaranya.

Komunikasi dapat dikatakan merupakan salah satu aspek yang

penting dalam kehidupan manusia. Jika diibaratkan, komunikasi

adalah urat nadi manusia karena dimanapun manusia berada, semua

selalu berkomunikasi satu dan yang lainnya. Pengiriman informasi

yang dilakukan ketika manusia berkomunikasi dapat berupa ide,

pikiran, perasaan dan lain sebagainya. Seperti yang telah penulis


27

jabarkan diatas, individu yang melakukan proses komunikasi tentunya

memiliki tujuannya tersendiri.

2. Paradigma Lasswell

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu

Pengantar mengutip pernyataan Laswell yang menyimpulkan, “(Cara

yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan

menjawab pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To

Whom With What Effect ? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan

Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana ?”

(Mulyana, 2001:10)

Menurut Onong, Paradigma Lasswell di atas menunjukan

bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari

pertanyaan yang diajukan itu, yakni :

a. “Komunikator (communicator, source, sender)


b. Pesan (message)
c. Media (channel, media)
d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
e. Efek (effect, impact, influence)”. (Effendy, 1998:10)

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu dengan

tujuan mengubah tingkah laku individu-individu lain.

Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja ada beberapa dampak yang

ditimbulkan dari proses komunikasi dan dapat diklasifikasikan menurut

kadarnya :
28

1. “Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang


menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat tingkat
intelektualitasnya. Disini pesan yang disampaikan
komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan
kata lain tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya
mengubah pola pikir komunikan.
2. Dampak afektif adalah dampak yang lebih tinggi kadarnya
dari kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar
agar komunikan tahu, tapi tergerak hatinya, menimbulkan
perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan
sebagainya.
3. Dampak behavioral adalah dampak yang paling tinggi
kadarnya, yakni dampak yang timbul pada komunikan
dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan”. (Sendjaja,
1998:45)

Dalam proses komunikasi, keefektifan komunikasi tidak selalu

diukur dengan dampak yang terjadi pada proses komunikasi tesebut.

Hal ini tergantung dari komunikator itu sendiri yang menginginkan

sejauh mana dampak tersebut ingin dicapai. Jika komunikator hanya

ingin merubah pandangan komunikan saja, dan ia berhasil mengubah

pola pikirnya maka ia telah melakukan suatu komunikasi yang efektif.

Tetapi yang biasanya terjadi adalah komunikator menginginkan

dampak yang terjadi sampai kepada tahap perubahan perilaku atau

behavioral.

Dalam proses komunikasi, seorang komunikator harus

menggunakan stimuli atau rangsangan tertentu dengan dengan tujuan

agar orang yang diajak berbicara atau komunikan merasa tertarik

sehingga ia ingin mendengarkan dan memperhatikan yang

dibicarakan oleh komunikator. Setelah stimuli (rangsangan) diterima

oleh komunikan maka akan terjadi efek atau respon balik dari
29

komunikan. Efek atau respon tersebut terkadang tidak selalu sesuai

dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya oleh komunikator.

Oleh karena itu komunikator hendaknya terlebih dahulu mengetahui

sampai dimana dampak yang ingin dicapai oleh komunikan.

Menurut penulis, interaksi yang terjadi diantara komunikator

dengan komunikan adalah suatu proses. Artinya, komunikasi

merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang memiliki tujuan.

Komunikasi tentu saja menuntut adanya partisipasi dan kerjasama

dari pelaku yang terlibat di dalamnya, karena komunikasi yang baik

akan terjadi nilai pelaku komunikasi mempunyai perhatian terhadap

pesan yang diberikan. Komunikasi yang disampaikan dapat melalui

lambang-lambang seperti bahasa verbal yaitu berupa kata-kata dan

tulisan serta non verbal yang berupa simbol-simbol maupun isyarat-

isyarat tertentu. Selain itu komunikasi juga harus bersifat transaksional

yaitu memberi dan menerima pesan.

3. Tujuan Dan Fungsi Komunikasi

a. Tujuan Komunikasi

Menurut Wilbur Schramm (1947) yang dikutip Sasa Djuarsa

dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (2008:18) tujuan

komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni :


30

1. “Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber :


a. Memberikan informasi
b. Mendidik
c. Menyenangkan / menghibur
d. Menganjurkan suatu tindakan / persuasi

2. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima :


a. Memahami informasi
b. Mempelajari
c. Menikmati
d. Menerima atau menolak anjuran”

b. Fungsi Komunikasi

Menurut Onong U. Effendy dalam buku, Teori dan Filsafat

Komunikasi (2003:55), fungsi dari komunikasi itu adalah

“Menginformasikan (to inform), Mendidik (to educate), Menghibur

(to entertain), Mempengaruhi (to influences).

Terlihat bahwa komunikasi memiliki banyak fungsi dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan bahwa komunikasi

merupakan kebutuhan dasar dari setiap individu. Menurut penulis

fungsi komunikasi pada dasarnya sebagai suatu media

penghubung yang artinya bahwa komunikasi merupakan media

untuk saling memberikan informasi dalam rangka pemenuhan

kebutuhan. Sifat komunikasi tersebut dapat secara langsung

maupun tidak langsung. Secara langsung, maksudnya bahwa

komunikasi disampaikan langsung kepada objek yang dituju tanpa

melalui perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung tentu

saja sebaliknya yaitu komunikasi yang penyampaiannya melalui

suatu perantara atau media.


31

4. Proses Komunikasi

Dari definisi komunikasi yang beragam terdapat beberapa

kesamaan konseptualisasi tersebut antara lain:

a. “Komunikasi adalah sebuah proses


Dari semua konsep yang ada, semuanya menyatakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses yang meliputi
aktivitas yang berkelanjutan, kompleks, dan tidak
dapat berdiri sendiri. Pada awalnya, proses komunikasi
hanya berjalan secara linear dari komunikator kepada
komunikan ( teori SMCR : Source – Message – Chanel –
Receiver). Lalu muncul sebuah konsep yang dikeluarkan
oleh Laswell yang menambahkan unsur “feedback” (timbal
balik) dari komunikan ke dalam proses komunikasi.
b. Komunikasi merupakan proses transaksional
Persamaan yang kedua adalah konsep komunikasi sebagai
proses transaksional dan sangat kompleks. Dalam konsep
komunikasi, dimana para pelaku komunikasi tidak hanya
saling mempengaruhi tapi mereka juga terpengaruh dengan
konteks mana mereka yang berinteraksi.
c. Komunikasi merupakan sebuah simbolik
Yang ketiga adalah konsep komunikasi sebagai sebuah
simbolik. Dalam konsep ini menyatakan bahwa simbol-
simbol tersebut terbentuk melalui pengalaman dan juga
sistem-sistem dari simbol-simbol lainnya.

5. Public Relations

Menurut J.C.Seidel dalam buku karangan Oemi Abdurrachman,

yang berjudul Dasar-dasar Public Relations (1995:25), “Public

Relations adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha management

untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya,

pegawainya dan publik umumnya; kedalam dengan mengadakan

analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan

mengadakan pernyataan-pernyataan”.
32

Berdasarkan penjelasan diatas, Humas bukan sekedar

relations, tetapi sebagai usaha manajemen yang dilakukan melalui

komunikasi, untuk dapat menarik simpati khalayak atau publik agar

mendapatkan respons yang baik dalam mensosialisasikan inovasi

pada suatu program.

Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi,

baik itu organisasi komersial maupun non-komersial yang terdiri dari

semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang

bersangkutan dengan siapa saja yang menjalani kontak dengannya.

Dengan penjelasan ini menunjukan bahwa kegiatan Public Relations

diharapkan akan menciptakan hubungan yang baik dengan publik

yang kemudian akan mengembangkan goodwill (kemauan baik) serta

opini publik yang menguntungkan perusahaan atau organisasi.

Menurut Cutlip and Center dalam buku Setyodarmodjo

(2003:16) Public Relations adalah suatu usaha yang terencana untuk

mempengaruhi pendapat dan kegiatan melalui pelaksanaan yang

bertanggung jawab dalam masyarakat berdasarkan komunikasi dua

arah yang saling memuaskan.

Menurut Internasional Public Relations Association (IPRA)


Public Relations merupakan “fungsi manajemen dari sikap budi
yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan
oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum, pribadi
yang dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling
pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada
hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai
opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin
menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna
mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi
33

kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan


penerangan yang terencana dan tersebar luas”. (Rumanti,
2002:11)

Pendapat James. E. Grunning dan Todd Hunt dalam buku

Public Relations Strategies and Tactics menyatakan bahwa public

relations is management of communication between an organization

and it’s public (Wilcox, 1984:6)

Menurut Rex Harlow dalam buku Onong Uchjana Effendy


(1998:21) “Public Relations adalah fungsi manajemen yang
khas dan mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur
bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai
komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama,
melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan;
membantu manajemen menjadi tahu mengenai dan tanggap
terhadap publik, menetapkan dan menekankan tanggung jawab
manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan
secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
membantu mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai
sarana utama”.

Bidang Public Relations adalah suatu bidang yang sangat luas

yang menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Public Relations

tidak sama dengan sekedar Relations, meskipun Personal Relations

mempunyai peranan yang sangat besar dalam kampanye Public

Relations. Public Relations juga bukan sekedar menjual senyum,

propaganda dengan tujuan memperoleh kemenangan sendiri atau

mendekati pers dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemberitaan.

Lebih dari itu, “Public Relations mengandalkan strategi, yakni agar

perusahaan atau organisasi disukai dan dipercaya oleh pihak-pihak

yang berhubungan.” (Khasali, 1994:15)


34

Kesimpulan dari definisi-definisi diatas, penulis memahami

bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations

adalah komunikasi dua arah atau timbal balik, dengan tujuan agar

pesan atau informasi yang disampaikan mendapatkan respon atau

tanggapan sehingga terciptanya suatu opini baru. Karena itu, Public

Relations sebagai fungsi manajemen, pembuat kebijaksanaan,

pelayanan dan bukan hanya menciptakan opini publik, tetapi juga

memperdalam suatu kepercayaan publik. Dengan adanya suatu

kepercayaan yang diberikan kepada publik, maka Public Relations

dapat dikatakan berhasil melakukan komunikasi dua arah atau timbal

balik. Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan suatu kegiatan

yang dilakukan Public Relations harus berdasarkan tujuan

komunikasi.

6. Tujuan Dan Fungsi Public Relations

a. Tujuan Public Relations

Ada empat hal yang prinsip dari tujuan Public Relations, yakni :

a. “Menciptakan citra yang baik

b. Memelihara citra yang baik

c. Meningkatkan citra yang baik

d. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun / rusak”.

(Yulianita, 2003:43)
35

b. Fungsi Public Relations

Public Relations berfungsi menciptakan hubungan baik

antara lembaga atau organisasi terhadap publiknya, baik internal

maupun eksternal. Dalam rangka menanamkan pengertian,

menumbuhkan motivasi dan partisipasi terhadap publik dalam

upaya menciptakan iklim pendapat yang menguntungkan lembaga

atau organisasi sehingga dapat dikatakan Public Relations

memiliki fungsi yang mendukung kemajuan perusahaan.

Menciptakan kegiatan-kegiatan yang terdapat proses komunikasi

dua arah akan menghasilkan suatu proses timbal balik yang

berlaku bagi instansi pemerintah, swasta, atau perusahaan

lainnya. Kemudian berdasarkan ciri khas kegiatan Public Relations

tersebut, menurut pakar Humas Internasional, Scoot M. Cutlip,

Allen H. Center dan Glen M. Broom (1982) fungsi Public Relations

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. “Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai


tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen
lembaga / organisasi)
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan /
organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak
sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan
opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap
badan / organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
4. Mengalami keinginan publiknya dan memberikan
sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi
tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan
mengatur arus informasi, publikai serta pesan dari badan
/ organisasi kepubliknya atau sebaliknya, demi
tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak”.
36

7. Model-Model Public Relations

Dalam menjalankan praktek Public Relations dalam organisasi,

ada kecenderungan praktisi Public Relations untuk menjalankan fungsi-

fungsi Public Relations tertentu yang mengarah pada terbentuknya

model-model Public Relations. Dalam upaya mencermati model-model

Public Relations, Grunig dan Hunt dalam Sunarto (2003) menggunakan

pendekatan struktur horizontal dengan berdasarkan public, teknik

komunikasi, proses manajemen, wilayah geografis, system account

executive, dan perkembangan praktek Public Relations di Amerika

Serikat.

Inilah empat model-model Public Relations:

1. Press Agentry Model (Model Keagenan Pers).


Model ini menunjukan praktek Public Relations dimana
program-program Public Relations yang dijalankan memiliki
tujuan tunggal untuk mendapatkan publisitas melalui media
massa yang menguntungkan organisasi. Eric Godlman
(1948) menyebut era ini sebagai era dimana publik
dibohongi (the public to be fooled).

2. Public Information Model (Model Informasi Publik)


Pada awal abad ke- 20, model informasi publik mulai
berkembang. Praktek Public Relations bertujuan untuk
menyebarkan informasi kepada publik. Peran praktisi Public
Relations lebih ditekankan pada hubungan media dengan
mengeluarkan press release yang menjelaskan tindakan
dan kegiatan mereka sesering mungkin. Praktisi yang
mempraktekan model ini sering disebut journalist in
residence.

3. Two-way Assymetrical Model (Model Asimetris Dua Arah)


Model ini juga disebut sebagai model persuasi ilmiah
(scientific persuasion) yang menggunakan hasil-hasil
penelitian tentang sikap misalnya, untuk merancang pesan.
Edward L. Bernays, seorang tokoh histories Public
37

Relations, mempercayai bahwa manusia dapat


dimanipulasi dengan menunjukan bukti keberhasilan
propaganda Hitler mengenai Nazi pada Perang Dunia II.
Model ini lebih mementingkan pembelaan organisasi
daripada mencari solusi yang terbaik bagi penyelesaian
problem Public Relations yang muncul.

4. Two-way Symmetrical Model (Model Simetris Dua Arah)


Model ini menekankan pentingnya perubahan perilaku
organisasi untuk merespon tuntutan publik. Praktisi Public
Relations, sebagai suatu organisasi selain berfungsi untuk
membujuk publik, praktisi Public Relations juga berusaha
untuk mempersuasi pihak manajemen organisasi agar mau
memperhatikan apa yang menjadi keinginan publik.
(Sunarto, 2003:40)

8. Media Relations

Public Relations (PR) dan mitranya media massa atau pers,

tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, keduanya saling

membutuhkan, membentuk sinergi yang positif. Public Relations

menjadi sumber berita bagi pers, sedang pers menjadi sarana

publisitas bagi Public Relations agar perusahaan dan komunikator

lebih dikenal oleh publik atau masyarakat. Kedua belah pihak, “Public

Relations dan pers harus saling memiliki kepercayaan bahwasanya

Public Relations bukan “bulan-bulanan” pers, dan pers tidak boleh

diperalat oleh Public Relations, sehingga memuat pemberitaan yang

mencerminkan kebohongan kepada publik”. (Ardianto, 2004:91).

Kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh seorang Public

Relations adalah berkaitan dengan media massa, dimana fungsi

komunikasi praktik Public Relations menjadi bagian yang tidak


38

terpisahkan. Tidaklah berlebihan bila Public Relations dan media

massa mempunyai saling ketergantungan. Tanpa adanya sumbangsih

Public Relations, media massa cetak dan elektronik tidak dapat

memperoleh atau mendekati suatu keakuratan berita, sebagaimana

yang diinginkan.

Hubungan dengan media (media relations), ungkap Moore.

1987, yang semula merupakan hubungan kerja yang sederhana

antara pejabat Public Relations dengan pers, telah menjadi semakin

kompleks, karena meningkatnya jumlah media. Media semakin

terspesialisasi, dan persaingan media semakin tajam. Kendati para

pejabat Public Relations semakin profesional dalam melakukan

publisitas, media tetap bersikap kritis terhadap perusahaan. Pengelola

media seperti redaktur menyadari bahwa Public Relations merupakan

sumber berita asli dan sumber informasi teknis, yang dapat

mengembangkan kisah berita, gambar, artikel, dan bahan penunjang

lainnya.

Menurut Soemirat dan Ardianto (2002), dalam upaya membina

media relations (hubungan pers), maka Public Relations melakukan

berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan media massa atau pers

antara lain :
39

1. Konferensi Pers, temu pers atau jumpa pers yaitu informasi yang
diberikan secara simultan / berbarengan oleh seseorang pejabat
pemerintah atau swasta kepada sekelompok wartawan, bahkan
bisa ratusan wartawan sekaligus. Misalnya presiden, raja, menteri,
gubernur, bupati, direktur atau pengusaha ternama, tokoh
olahraga, tokoh kebudayaan, bisa saja memberikan konferensi
pers (Amar, dalam Soemirat dan Ardianto, 2002). Ia menyebutkan
syarat utama dari sebuah konferensi pers adalah berita yang
disampaikan sangat penting. Sebuah konferensi pers akan
kehilangan fungsinya bila berita yang disampaikan kurang penting,
apalagi jika diliput juga oleh televisi dan radio siaran. Menurut
Oemi Abdurachman, konferensi pers diselenggarakan bila ada
peristiwa-peristiwa penting di suatu instansi / perusahaan / badan,
atas inisiatif sendiri atau permintaan wakil-wakil pers.

2. Press Breafing, yaitu pemberian informasi yang diselenggarakan


secara reguler oleh seorang pejabat Public Relations. Dalam
kegiatan ini disampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan
yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan tanggapan atau
pertanyaan bila wartawan belum puas dan menginginkan
keterangan lebih perinci.

3. Press Tour, yaitu kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu


perusahaan atau lembaga untuk mengunjungi daerah tertentu dan
mereka pun (pers/media) diajak menikmati objek wisata yang
menarik. Misalnya suatu departemen mengajak wartawan
berwisata sambil, meninjau proyek-proyek pembangunan seperti
bendungan, pelabuhan, dan lainnya atau suatu perusahaan kayu
yang berkantor pusat di Jakarta mengajak pers berwisata sambil
melihat pabrik kayu lapisnya di Kalimantan.

4. Press Release (News Release) atau Siaran Pers sebagai


publisitas, yaitu media yang banyak digunakan dalam kegiatan
Public Relations untuk menyebarkan berita.

5. Special Events, yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan


Public Relations yang penting dan memuaskan banyak orang
untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, yang mampu
meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik, seperti
peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan, seminar,
pameran, lokakarya, open house, dan lainnya. Dalam kegiatan ini
Public Relations biasanya mengundang pers atau media untuk
meliputnya.
40

6. Press Luncheon, yaitu pejabat Public relations mengadakan


jamuan makan siang bagi para wakil media massa / wartawan /
reporter, sehingga pada kesempatan ini pihak pers bisa bertemu
dengan top manajemen perusahaan / lembaga guna
mendengarkan perkembangan perusahaan atau lembaga tersebut.

7. Wawancara Pers, yaitu wawancara yang sifatnya lebih pribadi,


lebih individu. Public Relations atau top manajemen yang
diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan atau reporter
yang bersangkutan. Meskipun pejabat itu diwawancarai seusai
meresmikan suatu acara oleh banyka wartawan, bahkan diliput
radio siaran dan televisi, tetap saja wawancara itu bersifat individu.

9. Special Events

Macnamara (1996:154) menyatakan bahwa Special Events

adalah sebuah event yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan

perhatian media yang bermuara pada perhatian publik tentang

perusahaan, organisasi atau produk perusahaan. Merancang acara

tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special events)

yang dipilih dalam jangkwa waktu, tempat, dan objek tertentu yang

khusus sifatnya untuk mempengaruhi opini publik.

Menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus (Special

Events) dalam Public Relations merupakan salah satu kiat untuk

menarik perhatian media pers dan publik terhadap perusahaan atau

produk tertentu yang akan ditampilkan dalam acara tersebut.

Special Events adalah sebuah event yang biasanya

dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian pada media untuk klien,

perusahaan atau produk. Event tersebut juga dapat didesain untuk

mentransfer pesan spesifik tentang produk anda contohnya, fakta

yang menunjukan bahwa perusahaan tersebut memberikan


41

kesempatan yang sama kepada semua pekerja, perusahaan tersebut

merupakan tempat yang tepat untuk bekerja, bertanggung jawab

terhadap lingkungan sosial, merupakan tetangga yang baik

memberikan tempat pada kemajuan wanita, memproduksi produk

berkualitas nomor satu atau perusahaan tersebut merupakan

pembayar pajak yang patuh. Sebuah Special Events dapat juga

berupa peluncuran produk atau publisitas produk.

Rachmat Kriyantono (2008:27) menyampaikan bahwa arti

Special Events menurut istilah lain sebagai berikut:

1. “Special, atau spesial berarti sesuatu yang “istimewa”,


pengecualian (khas) dan tidak umum.
2. Events, suatu kejadian penting atau peristiwa khusus, baik
yang terjadi secara internal, lokal, maupun nasional dan
bahkan berkaitan dengan suatu peristiwa (events) secara
Internasional”.

Pengertian Event of Public Relations adalah kegiatan-kegiatan

yang dilakukan untuk memperkenalkan produk, program maupun

organisasi kepada khalayak dengan Public Relations sebagai

motornya.

Special Events yaitu peristiwa khusus tersebut secara garis

besarnya terdapat tiga jenis kegiatan dalam Public Relations, yaitu:

1. Acara suatu peresmian.

2. Acara peringatan tertentu.

3. Acara Komersial (new product launching) atau Non Komersial

(social community relations).


42

a. Tujuan Dan Fungsi Special Events

1. Tujuan Special Events :

a. Pengenalan (awareness) mendapat dukungan publik atau

media pers dan meningkatkan pengetahuan (knowledge)

terhadap lembaga / perusahaan dan produk yang ditampilkan.

b. Suatu proses publikasi melalui komunikasi timbal balik yang

pada akhirnya akan memperoleh publisitas yang positif.

2. Fungsi Special Events :

a. Untuk memberikan secara langsung (bertatap muka) dan

mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan

publiknya melalui program kerja atau acara khusus yang

sengaja dirancang dan dikaitkan dengan event (perhatian

khusus).

b. Sebagai media komunikasi dan sekaligus untuk mendapatkan

publikasi dan akhirnya media massa atau publik sebagai target

sasarannya akan memperoleh pengenalan, pengetahuan,

pengertian yang mendalam dan diharapkan dari acara khusus

tersebut dapat menciptakan citra positif terhadap perusahaan

atau lembaga / produk yang diwakilinya.


43

b. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Events

Adapun prinsip-prinsip penyelenggaraan event menurut

Rachmat Kriyantono (2008:39) yang ada sebagai berikut :

1. “Perencanaan
Menetapkan rencana kegiatan, baik secara konsep
maupun teknis berdasarkan observasi mengenai
kegiatan tersebut serta memprediksi hasil yang
dicapainya.
2. Maksud dan tujuan
Mengidentifikasi maksud yang ingin dicapai sesuai skala
prioritas organisasi dan menetapkan tujuan jangka
pendek serta jangka panjang yang disesuaikan dengan
visi dan misi organisasi.
3. Anggaran
Membuat rencana biaya yang digunakan untuk
mengadakan kegiatan tersebut yang disesuaikan
dengan kondisi keuangan organisasi dan menjalin
kerjasama dengan sponsor yang dilibatkan memperkecil
resiko biaya.
4. Pengawasan
Melakukan langkah-langkah pencegahan untuk
menghindari hal-hal yang keluar dari tujuan atau ada
ketidaksesuaian pada proses pelaksanaan dengan
perencanaan yang dibuat sebelumnya”.

10. Strategi

Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan

akhir (sasaran). Tetapi, strategi bukanlah sekedar suatu rencana.

Strategi ialah rencana yang disatukan, strategi mengikat semua

bagian perusahaan menjadi satu. Strategi itu menyeluruh, strategi

meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu,

semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian.


44

Strategi dimulai dengan konsep penggunaan sumber daya

perusahaan secara paling efektif dalam lingkungan yang berubah-

ubah. Hal ini sama dengan konsep dalam olahraga tentang “rencana

pertandingan” (game plan). Sebelum sebuah tim memasuki lapangan,

pelatih yang efektif memiliki rencana musuh di masa lampau serta

kekuatan dan kelemahannya. Lalu mereka mengkaji kekuatan dan

kelemahan tim mereka sendiri. Tujuannya ialah untuk memenangkan

pertarungan dengan korban sekecil-kecilnya.

Dengan kata lain strategi dapat juga kita sebut sebagai konsep

awal yang berguna untuk mencapai tujuan agar berjalan sesuai

dengan kehendak yang di inginkan yang dimana dalam prosesnya

bertujuan untuk menghindari sekecil mungkin kesalahan yang akan

diperbuat untuk mencapai tujuan perorangan maupun perusahaan,

yang di dalamnya terdapat berbagai macam rencana-rencana yang

digunakan untuk mendukung kinerja karyawan dan seluruh bagian di

dalam perusahaan yang bertujuan mengoptimalkan masing-masing

pekerjaan yang diemban oleh tiap anggota perusahaan sehingga

dengan tepat dan cepat dapat mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam bukunya

Dasar-Dasar Public Relations: istilah “Strategi manajemen sering pula

disebut rencana strategis atau rencana jangka panjang perusahaan.

Suatu rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar

tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu

kedepan”. (Soemirat, dkk, 2002:90)


45

Jadi menurut penulis dapat disimpulkan bahwa strategi adalah

suatu rencana jangka panjang dan inilah yang menjadi acuan bagi

para praktisi Humas untuk menyusun berbagai rencana terakhir, dari

langkah komunikasi yang akan digunakan sehari-hari. Untuk dapat

bertindak secara strategis, kegiatan Public Relations harus menyatu

dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar tujuan

spesifik dari perusahaan tersebut dapat tercapai.

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu

Komunikasi Dan Praktek (2007:32) Strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan (Planning) dan manajemen untuk mencapai suatu

tujuan. Sedangkan menurut J.L. Thompson (1995) mendefinisikan

“Strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir, hasil akhir

menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada strategi yang luas

untuk keseluruhan organisasi masing-masing aktifitas. Sementara itu,

strategi fungsional secara langsung adalah strategi kompetitif”. (Oliver,

2007:2)

Definisi-definisi tersebut yang menjelaskan mengenai strategi,

dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu tindakan yang

direncanakan oleh suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai

suatu tujuan tertentu, sehingga strategi dapat memberikan dasar

untuk melakukan apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan dengan harapan adanya perubahan. Keberhasilan atau

kegagalan suatu kegiatan komunikasi secara efektif banyak


46

ditentukan oleh strategi komunikasi yang dilakukan oleh Public

Relations.

11. Strategi Public Relations

Menurut Ahmad S. Adnanputra dalam Ruslan (2010:133)

batasan pengertian tentang strategi Public Relations adalah alternatif

optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan publik

dalam kerangka suatu rencana Public Relations (Public Relations

Plan).

Peace dan Robinson yang dikutip oleh Rhenald Kasali,

mengembangkan langkah-langkah strategi Public Relations sebagai

berikut :

a. “Menentukan misi perusahaan. Termasuk pernyataan yang


umum mengenai maksud pendirian, filosofi dan sasaran
perusahaan.
b. Mengembangkan profil perusahaan (Company Profile) yang
mencerminkan kondisi internal perusahaan dan
kemampuan perusahaan yang dimilikinya.
c. Penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan, baik
dari segi semangat kompetitif maupun secara umum.
d. Analisa terhadap peluang yang tersedia pada lingkungan.
e. Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat
dilengkapi untuk memenuhi tuntutan misi perusahaan.
f. Pemilihan strategi atas objektif jangka panjang dan garis
besar strategi yang dibutuhkan untuk mencapai objektif
tertentu.
g. Objektif tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras
dengan objektif jangka panjang dan garis besar objektif.
h. Implementasi atas hal-hal diatas dengan menggunakan
sumber yang tercantum pada anggaran dan mengkawinkan
rencana tersebut dengan sumber daya manusia, struktur
teknologi dan sistem balas jasa yang memungkinkan.
i. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam
setiap jangka pendek sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan di masa yang akan datang” (Kasali, 1994:43).
47

Perencanaan program-program Public Relations yaitu “Model

Perencanaan Public Relations enam langkah yang sudah diterima

secara luas oleh para praktisi Public Relations Profesional adalah

sebagai berikut :

a. “Pengenalan situasi
b. Penetapan tujuan
c. Definisi khalayak
d. Pemilihan media dan teknik-teknik Public Relations
e. Perencanaan anggaran
f. Pengukuran hasil” (Jefkins, 2002:57)

Public Relations dalam suatu organisasi atau perusahaan yang

terdiri dari publik internal dan eksternal, mempunyai karakteristik yang

berbeda. Artinya, seorang Public Relations profesional harus

mempunyai keahlian komunikasi dalam menghadapi publik yang

berbeda. Melalui komunikasi pula, Public Relations dapat

menyampaikan informasi, mendorong atau memotivasi, mempersuasi,

mempengaruhi dan merubah sikap khalayak atau publik. Dengan

demikian dalam tugas Public Relations untuk membina hubungan

baik, saling pengertian, saling membutuhkan adanya organisasi di

satu pihak dengan keberadaan masyarakat di lain pihak.


48

Kunci sukses suatu komunikasi dalam hal ini komunikasi yang

efektif. Dalam kaitan dengan prinsip komunikasi yang efektif, hal-hal

yang diperhatikan adalah :

1. Jenis publik (khalayak) yang menjadi sasaran.

2. Susunan pesan bagaimana yang paling tepat dan mudah

dipahami.

3. Saluran apa yang paling sesuai dengan sifat publik yang dituju.

Dapat disimpulkan, bahwa Public Relations dapat membantu

organisasi atau perusahaan untuk melayani kebutuhan beragam

masyarakat. Public Relations dapat bertindak sebagai penasihat

manajemen, dan sebagai mediator untuk menerjemahkan tujuan

dan kebijakan organisasi atau perusahaan agar dapat diterima

masyarakat.

Dapat disimpulkan, bahwa Public Relations dapat membantu

organisasi atau perusahaan untuk melayani kebutuhan beragam

masyarakat. Public relations dapat bertindak sebagai penasihat

manajemen, dan sebagai mediator untuk menerjemahkan tujuan dan

kebijakan organisasi atau perusahaan agar dapat diterima

masyarakat. Strategi Relations merupakan rencana kegiatan yang

dilakukan oleh seorang Public Relations melalui program-programnya

dan tidak hanya sekedar penghubung, akan tetapi sebagai

manajemen yang dilakukan melalui komunikasi, untuk dapat menarik

simpati khalayak atau publik agar mendapatkan respon yang baik

dalam mensosialisasikan suatu program.


49

12. Media Massa yang mendukung konser

Sangat banyak media-media yang mendukung perhelatan

konser baik dari media cetak maupun media elektronik :

1. Pengertian Media Cetak

a. Kata “media” berasal dari kata medius yang secara harfiah

berarti “perantara” atau “pengantar”. Dengan demikian, media

merupakan wahana penyaluran informasi belajar atau penyalur

pesan. Bila media adalah sumber belajar maka secara luas

media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun

peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh

pengetahuan dan keterampilan.

b. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai

arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidak

jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan

menghadirkan media sebagai perantara dalam pembelajaran di

kelas.

c. Di dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Menurut

Gerlach dan Ely menyatakan bahwa media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian yang

lebih khusus media merupakan guru, buku paket dan

lingkungan sekolah, yang dalam proses belajar mengajar lebih


50

cenderung diartikan sebagai alat untuk menangkap,

memproses dalam menyusun kembali informasi. Pada

dasarnya suatu media pembelajaran itu sebagai suatu

perantara untuk mencapai pembelajaran sesuai harapan dan

keinginan.

d. Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau

perlengkapan yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam

rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat

bantu itu disebut media, sedangkan media cetak menurut Eric

Barnow adalah segala barang yang dicetak yang ditujukan

untuk umum atau untuk suatu publik tertentu. Dengan demikian

yang dimaksud media cetak meliputi surat kabar, majalah, serta

segala macam barang cetakan yang ditujukan untuk

menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi. Sementara dalam

kutipan Ronald H Aderson media cetak berarti bahan bacaan

yang diproduksi secara profesional seperti buku, majalah, dan

buku petunjuk.

e. Media cetak mempunyai makna sebuah media yang

menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk

menyampaikan pesan-pesannya. Unsur-unsur utama adalah

tulisan (teks), gambar visualisasi atau keduanya. Media cetak

ini bisa dibuat untuk membantu fasilitator melakukan

komunikasi interpersonal saat pelatihan atau kegiatan

kelompok. Media ini juga bisa dijadikan sebagai bahan


51

referensi (bahan bacaan) atau menjadi media instruksional atau

mengkomunikasikan teknologi baru dan cara-cara melakukan

sesuatu (leaflet, brosur, buklet). Bisa juga mengkomunikasikan

perhatian dan peringatan serta mengkampanyekan suatu isu

(poster) dan menjadi media ekspresi dan karya personal

(poster, gambar, kartun, komik).

“Media cetak dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk

membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran karena

media ini banyak menyimpan pesan tertulis yang mudah diterima”. 2

2. Pengertian Media Elektronik

Media elektronik adalah media yang menggunakan

elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk

mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media

statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan

secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses

oleh pengguna akhir.

“Sumber media elektronik yang familiar bagi pengguna umum

antara lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi

multimedia, dan konten. Media elektronik dapat berbentuk analog

maupun digital, walaupun media baru pada umumnya berbentuk

digital”.3

2
http://berbagiilmublogspotcom.blogspot.com/2011/03/pengertian-media-
cetak.html?m=1/jum‟at/7-2-2014/20:00
3
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Media_elektronik/jum‟at/7-2-2014/20:05
52

13. Promotor

Promotor adalah seseorang atau suatu perusahaan yang

mempromosikan suatu acara. Dapat disebut juga seseorang yang

mengatur, mengembangkan suatu acara agar dapat berjalan sukses

sesuai dengan rencana. Seperti acara musik, event-event, acara

olahraga dan banyak lagi hal lainnya.

Seorang Promotor harus mampu bekerja secara profesional

dengan team yang dimiliki, dikarenakan untuk mendatangkan artis

lokal maupun Internasional ataupun membuat acara olahraga dan

lainnya dibutuhkan kemampuan bekerjasama yang baik dari seluruh

lapisan yang terkait didalam mensukseskan acara yang ingin dibuat.

Dibutuhkan loyalitas yang tinggi dan semangat kerja yang baik agar

setiap acara yang dibuat dapat berjalan dengan maksimal dan

memuaskan bagi para penonton acara tersebut.

Promotor juga harus dapat meyakinkan artis, band ataupun

club olahraga yang ingin didatangkan bahwa segala sesuatu yang

dibutuhkan untuk mendukung acara dapat disiapkan dengan

maksimal dan tidak akan mengecewakan pihak artis ataupun

olahragawan terkait. Segala aspek harus diperhatikan, baik dari segi

keamanan, fasilitas, akomodasi, makanan dan segala hal yang

dibutuhkan artis tersebut.

Sehingga artis dapat terpuaskan segala kebutuhannya yang

dimana bila segala keinginan yang dibutuhkan oleh para artis dapat

terpenuhi dengan baik, maka nama promotor tersebut pun menjadi

dikenal istimewa dimata para artis-artis lainnya bahwa promotor itu


53

dapat dipercaya dan pelayanannya memuaskan para artis. Dengan

kata lain, nama promotor itu sendiri menjadi baik di kalangan artis-

artis lokal maupun internasional, yang tentu saja akan

menguntungkan pihak promotor itu sendiri.

“Dengan kata lain promotor dapat disebut juga sebagai pengusaha

yang mempunyai inisiatif lebih untuk menjalankan berbagai amcam

usaha baru, yaitu seseorang yang mendukung pengembangan

usaha. Baik bisnis olahraga, pertunjukan musik dan hal-hal lain yang

berhubungan dengan bisnis”.4

14. Konser

Konser dapat disebut juga sebagai, pertunjukan musik di depan

umum atau juga dapat disebut pertunjukan oleh sekelompok pemain

musik yang terjadi dari beberapa komposisi perseorangan.

Definisi lebih mendalam lagi yaitu, konser berasal dari bahasa

italia : concerto dan Latin : concertare yang artinya berjuang,

berlomba dengan orang lain. Konser adalah suatu pertunjukan

langsung, biasanya musik, di depan penonton. Musik dapat dimainkan

oleh musikus tunggal, kadang disebut resital, atau suatu ensembel

musik, seperti orkestra, paduan suara, atau grup musik.

“Konser dapat diadakan di berbagai jenis lokasi, termasuk pub, klub

malam, rumah, lumbung, aula konser khusus, gedung serbaguna,

dan bahkan stadion olahraga. Konser yang diadakan di suatu

tempat yang sangat besar kadang disebut konser arena”.5

4
http:/www.deskripsi.com/bisnis/promotor/jum‟at/7-2-2014/20:30
5
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Konser/jum‟at/7-2-2014/20:35
54

Di manapun dilangsungkan, musisi biasanya tampil diatas

suatu panggung. Sebelum meluasnya musik rekaman, konser

merupakan satu-satunya kesempatan bagi seseorang untuk

mendengarkan penampilan seorang musisi.

Untuk menonton suatu konser biasanya dikenakan biaya,

walaupun banyak juga yang gratis. Acara konser memberikan

keuntungan bagi musisi, pemilik tempat, dan pihak lain yang terlibat

dalam suatu konser, atau pada beberapa kasus untuk konser amal.

Tur konser adalah suatu rangkaian konser oleh seseorang atau

beberapa musisi yang dilakukan di beberapa kota atau lokasi.

C. Kerangka Pemikiran

“Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah penting” (Sugiono, 2005:283).

Kerangka berpikir untuk penelitian ini dapat dilihat pada gambar

dibawah ini :
55

Kerangka Berpikir

Blackrock Entertainment

Konser Metallica 25 Agustus


2013

Teknik Public Strategi yang digunakan : Metodologi


Relations Mix : Promosi melalui media cetak, Penelitian
1. Publications online & elektronik dan lain- kualitatif.
(publikasi dan lain.
Dengan
publisitas) 1. Twitter penulisan
2. Events 2. Iklan di televisi deskriptif
(penyusunan
program acara) 3. Poster

3. News 4. Pre show party


(menciptakan Metallica di Rolling
berita) Stone cafe.

4. Community
Involvement
(kepedulian Hasil dari implementasi
pada strategi :
komunitas) 1. Konser berjalan
5. Inform or dengan tertib, aman
Image dan sukses.
(memberitahuk 2. Penonton merasakan
an atau meraih kepuasan setelah
citra) menonton konser
Metallica.
6. Lobbying and
Negotiating
(pendekatan
dan
bernegosiasi)
7. Social
Responsibility
(tanggung
jawab sosial
56

Suatu strategi diperlukan oleh Public Relations Blackrock

Entertainment dalam mensukseskan konser Metallica yang ditujukan

untuk khalayak. Didalam membuat strategi Public Relations ada

beberapa tahapan yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini, yaitu:

Gambar 5
Langkah Proses Public Relations

4. Evaluasi Program 1. Menemukan Fakta

Seberapa baik langkah Apa yang terjadi sekarang?


yang telah kita lakukan? Analisis Situasi
Evaluasi

Implementasi Strategi
Bagaimana & kapan kita Apa yang harus kita lakukan ?
Bertindak dan mengatakan
Hal tersebut ?

3. Mengambil tindakan
2. Merencanakan &
dan komunikasi
memprogram

Sumber : Empat Langkah Proses Public Relations (Ruslan, 2006:151)

1. “Fact Finding (Menemukan Fakta)


Mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum
melakukan tindakan. Public Relations sebelum melakukan
suatu kegiatan harus terlebih dahulu mengetahui, misalnya :
apa yang diperlukan publik, siapa saja yang termasuk ke dalam
publik, bagaimana keadaan publik dari berbagai faktor, apa
saja yang terjadi saat ini, serta analisa situasi. Analisa situasi
disini maksudnya kondisi keberadaan suatu instansi organisasi
atau perusahaan di mata khalayaknya.
57

2. Planning ( Perencanaan dan pemprograman)


Berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang harus
dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah tersebut. Yang
pertama adalah menentukan tujuan, “situasi seperti apa yang
diinginkan?”. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengukur hasil
yang akan dicapai. Yang kedua adalah menentukan publik
sasaran, “program harus memberikan respon pada publik yang
mana?”. Yang ketiga adalah menentukan sasaran, “apa yang
harus dicapai atas masing-masing khalayak agar tujuan
program dapat terpenuhi?”.
3. Communicating (Mengkomunikasikan)
Rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran
yang matang berdasarkan fakta dan data yang didapat,
kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan
operasional. Yang pertama adalah strategi tindakan, strategi
tindakan ini dalam beberapa hal mungkin saja mengharuskan
adanya perubahan kebijakan atau praktik organisasi. Yang
kedua adalah strategi komunikasi, dalam menyusun strategi
komunikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
a. Khalayak
Tentukan khalayak mana yang akan dijangkau oleh
kegiatan komunikasi sejalan dengan obyektif yang sudah
ditetapkan. Dalam penyusunan strategi ini, penting untuk
memprioritaskan publik organisasi. Namun dengan tidak
melupakan publik intermediary (terpengaruh) yang akan
membantu mengkomunikasikan pesan.
b. Tema
Pesan yang disusun pun harus konsisten dengan obyektif.
Tema yang baik adalah tema yang jelas, langsung, relevan,
aktual, dan jujur. Selain itu bisa juga kreatif, dramatis atau
bernilai berita. Harap diingat tema itu tidak sama dengan
slogan.
c. Event dan Media
Disini dipertimbangkan bagaimana pesan itu disampaikan.
Apakah media publik, media interaktif, media yang
terkontrol, komunikasi tatap muka, ataukah
menyelenggarakan kegiatan atau membuat kegiatan. Media
dan events yang dipilih dilakukan dengan
mempertimbangkan khalayak yang dijangkau melalui
kegiatan komunikasi tersebut (Iriantara, 2004:110).
Dan yang ketiga adalah rencana pelaksanaan program,
“siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan setiap
tindakan dan taktik komunikasi?”. “berapa biaya yang
dibutuhkan?”
58

4. Evaluasi
Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan
sudah tercapai atau belum. Evaluasi ini dapat dilakukan
kontinyu. Hasil evaluasi ini menjadi dasar kegiatan Public
Relations selanjutnya. Yang pertama adalah evaluasi program,
“bagaimana tujuan yang sudah ditentukan dapat tercapai dan
diukur?”. Yang kedua adalah umpan balik dan penyampaian
program, “bagaimana hasil-hasil evaluasi?”.

Proses Public Relations, memperlihatkan dengan jelas

pelaksanaan tugas Public Relations, bukan semata-mata melakukan aksi,

melainkan membutuhkan rencana-rencana dan diikuti langkah-langkah

pengendalian melalui proses evaluasi. Dengan demikian dalam proses

pelaksanaan tugasnya, para praktisi Public Relations sebelum melakukan

suatu kegiatan harus terlebih dahulu mengetahui apa saja yang

diperlukan oleh khalayaknya, kemudian berdasarkan fakta yang telah

ditemukan, Public Relations membuat rencana tentang apa saja yang

akan dilakukan nantinya dalam menghadapi masalah yang tengah

dihadapi. Setelah rencana tersusun dengan baik, lalu rencana tersebut

dikomunikasikan kepada khalayak, sampai pada akhirnya dilakukan

pelaksanaan kegiatannya. Dari pelaksanaan kegiatan Public Relations

yang telah dilakukan, dapat dilakukan evaluasi terhadap kegiatan

tersebut. Diantaranya melihat apakah tujuan dari kegiatan sudah tercapai

atau belum, kemudian apa yan perlu diperbaiki.

Dan oleh karena itu teori yang menurut penulis paling tepat untuk

digunakan dalam meneliti Strategi Public Relations Promotor Blackrock

Entertainment Dibalik Kesuksesan Konser Metallica Di Jakarta adalah :


59

Strategi Bauran Public Relations

Public Relation Mix yang juga biasa disebut sebagai bauran Public

Relations atau bisa disingkat menjadi PENCILS, adalah sebuah strategi

PR dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan sesuai pada jalurnya

dan didalam konsep ini memiliki komponen-komponen yang saling

berhubungan dalam praktek kerja PR. Jika dijabarkan secara rinci

menurut Ruslan dalam Ardianto (2009:71-73) memiliki komponen utama

dari peranan Public Relations itu sendiri, adalah sebagai berikut :

1. Publications (publikasi dan publisitas)

2. Events (penyusunan program acara)

3. News (menciptakan berita)

4. Community Involvement (kepedulian pada komunitas)

5. Inform or Image (memberitahukan atau meraih citra)

6. Lobbying and Negotiating ( pendekatan dan bernegosiasi)

7. Social Responsibility (tanggung jawab sosial)

“Untuk menarik ketertarikan klien, sponsor dan media partners.


Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh Blackrock
Entertainment yaitu dapat dilakukan dengan perancangan strategi
Public Relations yang menarik. Strategi ini diharapkan dapat
membangun citra positif Blackrock Entertainment terhadap
kliennya, karena citra brand yang baik dapat menjadi diferensiasi,
serta meningkatkan level kepercayaan klien”.6

6
http://prezi.com/ijh0zcph8ili/copy-of-analisis-strategi-public-relations-oz-radio-jakarta-
dalam-membangun-pencitraan-positif-terhadap-klien/7-2-2014/23.05
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan, tinjauan pustaka, serta

fokus penelitian yang dipakai, maka penulis memandang digunakannya

pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian yang dilakukan adalah

“berjenis kualitatif yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak

dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara

kuantifikasi lainnya” (Ruslan, 2008:214)

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud “untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah” (Moleong, 2005:6).

Penelitian ini adalah suatu penelitian deskriptif yaitu, “data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, hal ini

dikarenakan penerapan metode kualitatif. Semua yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi suatu kesatuan terhadap apa yang sudah

diteliti” (Moleong, 2005:11).

60

73
61

Jenis penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. “Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan


gejala yang ada.
2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi atau praktek
yang berlaku.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka
untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang
akan datang” (Rakhmat, 2004:25)

Pendekatan deskriptif diharapkan “mampu menghasilkan suatu

uraian tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari

suatu individu, kelompok, organisasi.

B. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah “Suatu cara pandang untuk memahami

kompleksitas dunia nyata. Jenis paradigma ilmu pengetahuan dibagi

menjadi empat paradigma, yaitu Positivisme, Postpositivisme, Critical

Theory, dan Constructivisme. Paradigma yang digunakan penulis adalah

Paradigma Konstruktivisme. Dari aspeknya terdapat 4 ciri paradigma

konstruktivisme, yaitu :

1. “Ontologis, kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku


sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.
2. Epistemologis, pemahaman suatu realitas atau temuan suatu
penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan
yang diteliti.
3. Metodologis, menekankan empati dan interaksi dialektik antara
peneliti dan responden untuk merekonstruksi realita yang diteliti
melalui metode-metode kualitatif seperti participant observation.
62

Kriteria kualitas penelitian: authenticity dan reflectivity sejauh


temuan merupakan refleksi otentik dari realitas dihayati oleh
pelaku sosial.
4. Axiologis, nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak
terpisahkan dalam suatu penelitian. Peneliti sebagai
passionate, participant, dan fasilitator yang menjembatani
keragaman subjektifitas pelaku sosial. Tujuan penelitian:
rekonstruksi realitas sosial secara dialektik antara peneliti
dengan aktor sosial yang diteliti” (Agus Salim, 2001:48-49)

Paradigma ini hampir merupakan antitesis dari paham yang

meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu

realitas atau ilmu pengetahuan. Paham ini menyatakan bahwa paham

positivisme dan postpositivisme merupakan paham yang keliru dalam

mengungkap realitas dunia. Karena itu, kerangka berpikir kedua paham

ini harus ditinggalkan dan diganti dengan paham yang bersifat konstruktif.

Secara ontologis, aliran ini menyatakan bahwa realitas itu ada

dalam bentuk bermacam-macam konstruksi mental, berdasarkan

pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik dan tergantung pada orang

yang melakukannya. Karena itu, suatu realitas yang diamati oleh

seseorang tidak bisa digeneralisasikan kepada semua orang seperti yang

biasa dilakukan di kalangan positivis dan postpositivis. Karena dasar

filosofis ini, maka hubungan epistemologis antara pengamatan dan objek,

menurut aliran ini bersifat satu kesatuan, subjektif dan merupakan hasil

perpaduan interaksi diantara keduanya. (Agus Salim, 2001:41)


63

C. Subjek dan Objek Penelitian

Dari sekian banyak promotor musik di Indonesia, penulis

memutuskan Blackrock Entertainment yang menjadi objek penelitian, dan

yang menjadi subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

Eprillia Radhitya dan Krishna Radhitya selaku pihak yang berwenang

dalam memberikan informasi terkait segala sesuatu hal yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis menitikberatkan objek penelitiannya pada

peran strategi Public Relations yang dilakukan oleh Blackrock

Entertainment dibalik kesuksesan konser Metallica di Jakarta.

D. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Blackrock Entertainment yang

bertempat di Jalan Tirtayasa IX No. 12 Jakarta Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tentang Strategi Public Relations Promotor Blackrock

Entertainment Dibalik Kesuksesan Konser Metallica Di Jakarta ini

berlangsung sejak bulan September 2013 sampai dengan Februari

2014.
64

E. Teknik Penentuan Narasumber

Narasumber atau informan dalam penelitian kualitatif dipilih untuk

mendapatkan informasi guna mendukung data yang diperoleh, serta

sesuai dengan permasalahan penelitian. Untuk informan harus ditetapkan

terlebih dahulu pada bidang yang sesuai dengan tema penelitian dan

informan yang dipilih harus sesuai dengan kriteria yang berlaku guna

menghindari data yang kurang akurat. Cara yang dilakukan oleh peneliti

untuk mendapatkan narasumber adalah dengan menghubungi asisten

dari Public Relations Blackrock Entertainment yang merupakan rekanan

terdahulu peneliti. Asisten tersebutlah yang mengenalkan peneliti kepada

jajaran petinggi di Blackrock Entertainment sehingga peneliti dapat

melakukan wawancara terhadap Public Relations dan Direktur Utama dari

Blackrock Entertainment.

Narasumber dalam penelitian ini adalah Eprillia Radhitya

selaku Marketing Director yang merangkap sebagai Public Relations

di Blackrock Entertainment dan Krishna Radhitya sebagai Direktur

Utama Blackrock Entertainment yang turut andil berpartisipasi dalam

mendatangkan Metallica ke Jakarta. Narasumber adalah sumber

informasi data serta informasi yang berhubungan dengan perusahaan

yang diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah Public Relations dan

Direktur Utama Blackrock Entertainment. Dalam hal ini merupakan

narasumber yang berperan penting dalam menentukan strategi apa

yang akan diambil oleh pihak Blackrock Entertainment di dalam


65

semua proses pekerjaan Blackrock Entertainment dari segi internal

dan eksternal, khususnya dalam perencanaan konser Metallica.

Kriteria-kriteria yang dimaksud dalam menentukan informan

tersebut menurut Spradley dalam Faisal (1990:56-57) antara lain :

1. “Subyek yang sudah lama tinggal secara intensif dan menyatu


dengan kegiatan yang menjadi obyek penelitian.
2. Subyek yang masih terlibat secara aktif pada lingkungan yang
menjadi sasaran penelitian.
3. Subyek yang mempunyai banyak waktu atau kesempatan
untuk diminta informasi.
4. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung
diolah terlebih dahulu.
5. Subyek yang masih tergolong asing dengan peneliti”.

Penempatan informan bagi peneliti adalah agar dalam waktu yang

singkat, banyak informasi yang dapat dijangkau, sehingga dijadikan

informan sampling, karena “informan dijadikan atau dimanfaatkan untuk

berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang

ditemukan oleh subyek lain” (Moleong, 2001:40). Untuk menentukan

informan dalam penelitian ini, sebelumnya ditentukan Key Informan

dalam penelitian ini, dimana seorang key informan diambil berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu, misalnya seperti lima kriteria diatas. Key Informan

dalam penelitian ini sendiri adalah Public Relations and Marketing

Director Promotor Blackrock Entertainment.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan “Langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka


66

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang

diterapkan”. (Sugiono, 2005:224)

Pengumpulan data adalah “Pencatatan peristiwa-peristiwa atau

hal-hal atau kerangka-kerangka, atau karakteristik-karakteristik sebagian

atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung

penelitian”. (Hasan, 2002:83). Menurut Lofland dikutip Moleong

(2005:157) menyatakan bahwa Sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen, dan lain-lain”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah beberapa cara, yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari objek penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi. Teknik

pengumpulan data untuk data primer yang digunakan dalam penelitian

ini adalah wawancara mendalam (indepth interview). Karena

wawancara adalah salah satu sumber informasi yang sangat penting

dan esensial.

Wawancara adalah “Percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”

(Moleong, 2005:135).
67

Wawancara juga adalah “bentuk komunikasi antara dua orang,

yang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

berdasarkan tujuan-tujuan tertentu” (Mulyana, 2001:180).

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan melalui

daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap informan.

Teknik wawancara dapat dilakukan (1) dengan tatap muka (face to

face interview), dan (2) melalui saluran telepon (telephone interview).

Esterberg (2002) pada Sugiono (2005:73), mengemukakan beberapa

macam wawancara, yaitu :

1. “Wawancara terstruktur
2. Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data
bila peneliti atau pengumul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam
wawancara ini pengumpulan data juga menggunakan alat
bantu seperti recorder, gambar, material lain yang dapat
membantu pelaksana wawancara menjadi lancar.
3. Wawancara semiterstruktur
4. Wawancara ini sudah termasuk in-depth interview, dimana
wawancara yang dilakukan lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara terstruktur.
5. Wawancara tidak terstruktur
6. Wawancara ini bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
digunakan hanya berupa garis-garis besar yang akan
ditanyakan.
68

Beberapa kelebihan dari teknik wawancara menurut Hasan

(2002:85) adalah sebagai berikut :

a. “Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak


bisa membaca dan menulis.
b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara
dapat menjelaskannya.
c. Pewawancara dapat segera mengecek jawaban responden
mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat
wajah atau gerak-gerik responden”.

Keunggulan utama dari wawancara yaitu memungkinkan

peneliti mendapatkan jumlah data yang banyak. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur yang merupakan

teknik wawancara dimana pewawancara menggunakan,

mempersiapkan daftar sebagai pedoman saat melakukan wawancara.

Wawancara dilakukan melalui cara in depth interview (wawancara

secara mendalam) dengan narasumber yang dapat membantu data

mengenai program acara berupa konser yang diselenggarakan oleh

pihak Blackrock Entertainment yang akan diperkenalkan ke khalayak

ramai maupun yang telah disosialisasikan. Dengan wawancara

mendalam dimaksudkan agar Public Relations promotor Blackrock

Entertainment dapat mengetahui apakah masyarakat tertarik atau

hanya sekedar mengetahui acara-acara yang akan dibuat oleh pihak

Blackrock Entertainment.
69

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah “Data yang diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi atau (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang

dikeluarkan diberbagai organisasi atau perusahaan. Seperti buku,

media cetak, media elektronik, serta media online dan sumber lainnya

yang berhubungan dengan penelitian”. (Ruslan, 2003:29).

Dalam penelitian ini studi kepustakaan dilakukan untuk

memperoleh teori dan pengetahuan tentang ilmu komunikasi di bidang

Public Relations. Untuk menyempurnakan pembahasan dari penelitian

ini, digunakan beberapa bahan untuk referensi penulis dalam

membuat penelitian-penelitian, seperti referensi dari buku-buku,

artikel yang diambil dari internet, modul kuliah, serta data-data

perusahaan yang akan diteliti.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah “Proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil data wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting, dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain” (Mulyana,

2001:180).
70

Penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode analisis

data kualitatif menurut Marshall dan Rossman. Ada beberapa tahapan

yang perlu dilakukan menurut Marshall dan Rossman, antara lain:

1. Mengorganisasikan data.

2. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban.

3. Menguji asumsi dan permasalahan yang ada terhadap data.

4. Mencari alternatif bagi penjelasan bagi data.

5. Menulis hasil penelitian.

Menurut Miler dan Hubermann (1984), mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data yaitu data reduction, data

display, dan conclusion drawing atau verivication.

a. “Data Reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan kepada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Seperti menganalisa situasi dan mengidentifikasi
masalah, yang kemudian masalah yang dianalisa, kemudian
di observasi kembali dan dilakukan pengamatan mengenai
strategi Public Relations Blackrock Entertainment. Dengan
demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
b. Data Display
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori. Menurut Miler dan
Hubermann yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Seperti halnya yang dilakukan oleh Public
71

Relations Blackrock Entertainment yang melakukan penyajian


programnya dengan melihat siapa sasarannya, seperti apa
sosialisasinya dan dengan media apa untuk
mensosialisasikannya, dengan mendefinisikan yang akan
diprogramkan, mengambil tindakan dan berkomunikasi yang
kemudian mengevaluasinya.
c. Conclusion Drawing atau Verivication
Langkah ketiga dalam menganalisis data kualitatif menurut
Miles dan Hubermann adalah penarikan kesimpulan dari
verifikasi. Dengan menarik pemahamannya, Public Relations
Blackrock Entertainment melakukan kesimpulan yang terjadi
setelah melakukan sosialisasi. Hal ini bertujuan agar Public
Relations Blackrock Entertainment mengetahui apakah sudah
efektif dalam menjalankan sosialisasinya. Kemudian
kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya”.
(Bungin, 2003:69-71).

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah bersifat non

statistik, karena data-data yang dikumpulkan bukan berupa angka.

Penulis menggunakan teknik analisa data deskriptif dengan pendekatan

kualitatif, yakni menggunakan data dan informasi yang diperoleh

langsung dari narasumber kemudian dianalisis menggunakan landasan

teori yang ada dan memaparkan secara sistematis berdasarkan data

yang ada.

H. Unit Analisis

Menurut Bogan dan Biklen yang dikutip oleh Lexy J. Maleong

(2006) dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif, Analisis Data

Kualitatif adalah :
72

“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,


mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensistesiskan, mencari dan menemukan pola,
memutuskan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.”

Penelitian ini meneliti Peran Strategi Public Relations Promotor

Blackrock Entertainment Dibalik Kesuksesan Konser Metallica dengan

cara melaksanakan komunikasi program sosialisasinya atau acara-acara

konser yang akan dilaksanakan dengan pihak-pihak sponsor seperti

dengan Bank BNI, TELKOMSEL dan media partners seperti media

televisi, radio dan media online.

Dengan membuat tayangan iklan untuk promosi acara konser dan

disiarkan di beberapa stasiun TV, radio dan iklan di media online yang

telah memiliki kesepakatan untuk bekerjasama dengan promotor

Blackrock Entertainment. Hal ini dilakukan agar Public Relations dapat

melihat perkembangan masyarakat yang mengetahui ataupun tertarik

dengan konser yang akan diselenggarakan oleh pihak Blackrock

Entertainment pada tanggal 25 Agustus 2013.

Juga tidak lupa berkordinasi dengan baik dengan segala pihak

keamanan baik kepolisian, pihak keamanan Gelora Bung Karno dan

semua pihak yang bekerjasama untuk mensukseskan acara konser

Metallica ini dari awal pertunjukan konser sampai konser ini berakhir.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Profile Blacrock Entertainment

Blackrock Entertainment bersama-sama didirikan oleh Krishna

Radhitya dan Jay Alatas pada Januari 2011. Semua dimulai dengan

hasrat untuk membuat pertunjukan live musik lebih menarik untuk

dilihat dan didengarkan. Blackrock Entertainment mengerti bahwa

pertunjukan live musik tidak hanya tentang bagaimana musik itu

terdengar, tetapi semua itu juga tentang bagaimana pengalaman yang

akan dirasakan ketika mendengar dan melihat pertunjukan tersebut.

Blackrock didirikan dengan satu semangat yang membawa

kesempatan bagi semua orang untuk dapat menikmati musik yang

mereka suka dan merasakan kegembiraan pada saat menyaksikan

band favorit mereka atau penyanyi yang tampil langsung di depan

mereka. Kami bertujuan untuk membawa berbagai macam jenis musik

dan membuatnya menjadi pengalaman yang luar biasa dan

menakjubkan. Kami memberikan akses untuk penggemar agar dapat

merasakan pertunjukan kelas dunia yang tidak akan dilupakan seumur

hidup yang dapat dibilang puncak pengalaman hidup.

Blackrock terkait dan memiliki akses ke sejumlah organisasi

yang beragam baik di dalam maupun di luar industri hiburan.

73
74

Perusahaan dan mitra yang berafiliasi dengan Blackrock

Entertainment seperti Soundrythm, Flux and Play, POP Media, Caps

Lock, elive dan banyak lagi lainnya yang menawarkan kesempatan

yang unik ini untuk bekerjasama memperluas dan meningkatkan

pengalaman untuk penggemar dengan cara-cara yang terhubung

dengan industri hiburan. Kami fokus dan berkordinasi dengan keahlian

masing-masing perusahaan yang berafiliasi agar menjadi sumber

kekuatan untuk mencapai tujuan dari perusahaan yang lebih luas.

Tiap mitra dan afiliasi Blackrock yang bekerja didalam konser selalu

berusaha untuk memenuhi prinsip utama kita. “sharing the passion for

music (berbagi semangat dan gairah didalam musik)”.

Profile Pendiri

1. Jay Alatas

Lahir di Surabaya, 26 Mei 1956. Tidak hanya sebagai

pengusaha yang sukses beliau juga adalah seorang musisi yang

mempunyai album yang dibuatnya sendiri. Jay dikenal dengan

keahliannya di sektor properti dan beliau juga terkenal di industri

musik country. Saat ini Jay adalah anggota Dewan Komisaris di PT

Bumi Resources Tbk, dan pimpinan dari PT Hikmah Albros. Di

dunia industri musik, jaringannya yang luas sangat membantu

untuk dirinya menjadi seorang artis yang dikenal. Di awal tahun

2011, Jay begabung dengan Krishna Radhitya dan Taye Mashyur,

dan mendirikan Blackrock Entertainment dengan semangat yang


75

tulus untuk memajukan musik tanah air. Beliau ingin membagi

antusiasme yang dimilikinya untuk musik melalui Blackrock

Entertainment dengan pengalaman yang dimilikinya, juga dengan

harapan dapat menginspirasi musisi lainnya.

2. Krishna Radhitya

Lahir di Jakarta, 8 Januari 1974. Setelah mendapatkan

gelar Bachelor Degree pada tahun 1998 di Victoria University,

Melbourne, Australia. Krishna kembali ke Indonesia dan mengatur

beberapa bisnis di bawah naungan Pradana Group. Pradana

Group adalah bisnis keluarga yang bergerak di bidang alat-alat

berat yang berguna untuk bidang pertambangan khususnya batu

bara, perkebunan, servis transportasi tambang batubara dan juga

bidang media.

Krishna mendirikan Blackrock Entertainment bersama Jay

Alatas dan Taye Masyhur yang sama-sama bersemangat di bidang

musik. Impian yang ingin diwujudkan Krishna Radhitya adalah

untuk membagi semangat yang ada dalam bermusik dengan

semua orang, khususnya di negara ini sendiri, dengan cara

menyelenggarakan sajian konser musik yang berkesan.


76

3. Taye Masyhur

Taye Masyhur dikenal dengan visi nya yang besar, Taye

banyak mengubah beberapa bisnis menjadi sesuatu yang

menguntungkan dan menjadi bisnis yang sukses. Sebelum Taye

berkecimpung di dunia industri musik sebagai salah satu pendiri

Blackrock Entertainment, ia telah melangkahkan kaki terlebih

dahulu di bidang bisnis properti selama 6 tahun dan saat itu

menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Patrialand Utama

Development dan PT Albros Land Development. Sebagai salah

satu pendiri dan Chief Marketing Officer di Blackrock

Entertainment, beliau memiliki pandangan dan visi yang positif

untuk Blackrock Entertainment agar menjadi suatu promotor

terbaik di Indonesia dan di ranah Internasional.

2. Visi Dan Misi

a. Visi Blackrock Entertainment

Menjadi pelopor promotor artis musik yang benar-benar

mempunyai musikalitas, jiwa seni yang tinggi untuk dibawa dan

diperkenalkan ke dunia musik indonesia. Dengan kata lain kami

tidak sembarangan mendatangkan band-band atau artis musik

lokal maupun mancanegara untuk menggelar pertunjukan di tanah

air jika mereka tidak mempunyai kualitas musik yang baik dan

istimewa di genre nya masing-masing. Disini kami berusaha


77

menjadikan setiap konser yang kami selenggarakan menjadi

pertunjukan yang luar biasa dan eksklusif.

Faktor terkenalnya artis atau band-band yang sedang

berada dipuncak karirnya saat ini tidak kami jadikan salah satu

acuan untuk mengajak mereka bekerja sama untuk menggelar

konser di tanah air, melainkan kualitas permainan dalam bermusik

dan hasil karya-karya yang dibuat oleh artis atau band itu sendiri di

genre nya masing-masing yang akan kami pertimbangkan untuk

mengajak bekerja sama dan menggelar suatu pertunjukan. Dapat

dikatakan kami merupakan promotor yang anti mainstream.

b. Misi Blackrock Entertainment

1. Bercita-cita untuk menjaga dunia promotor ini, khususnya


promotor di indonesia, agar bisa bertahan dari terjangan segala
macam kondisi yang dapat merugikan dunia musik tanah air.
2. Menselaraskan dan mewujudkan kebutuhan masyarakat
Indonesia didalam dunia musik khususnya dibidang konser
musik dengan tujuan memberi kepuasan kepada masyarakat
Indonesia ketika menonton konser musik.
3. Merangkul dunia promotor Indonesia dalam hal kerja sama
dan segala aspek dalam mengadakan konser menjadi lebih
baik dan tertib, agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan baik
bagi promotor itu sendiri dan juga masyarakat yang ingin
menonton konser.
4. Menjaga bersama-sama sesama promotor musik indonesia,
untuk membuat suatu perusahaan yang sehat dan terbebas
dari unsur-unsur yang merugikan didalam dunia konser musik.
5. Menciptakan pemikiran smart untuk para penggemar dengan
memilih promotor musik terbaik agar tidak memilih dan
menjatuhkan pilihannya kepada sembarang promotor yang
tidak memiliki kredibilitas di dalam dunia konser musik
6. Memperkenalkan black box. Inovasi baru yang dibuat oleh
Blackrock Entertainment khususnya untuk menjual tiket konser.
Tidak hanya konser yang dibuat oleh Blackrock Entertainment,
78

tetapi konser yang dibuat oleh promotor lain pun kami ikut
menjualnya.
7. Black Paper. Majalah musik yang khusus dibuat oleh Blackrock
Entertainment.
8. Black Card. Kartu khusus yang dibuat oleh Blackrock
Entertainment untuk mempermudah penonton didalam membeli
tiket konser.
9. Black World. Wadah yang menaungi semua program yang
telah dibuat oleh Blackrock Entertainment.
10. Menghilangkan kejahatan tiket palsu yang masih berkembang
pesat di dunia konser musik tanah air.
11. Mengedukasi masyarakat agar dapat memilih sajian konser
yang baik dari segala segi. Baik segi keamanan, kualitas tata
cahaya dan hal lain yang berkaitan dengan konser
12. Menghilangkan pungutan liar dari oknum-oknum atau pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab.
13. Mengajak bekerjasama pihak-pihak keamanan, baik POLRI,
BRIMOB, ABRI dan yang bersangkutan untuk menjadi lebih
kompak dan bersinergi pada saat hendak melakukan konser.

3. Slogan Blackrock Entertainment

a. Sharing The Passion For Music (berbagi semangat dan gairah

didalam musik)

4. Struktur Organisasi (Terlampir)


79

Tugas dan tanggung jawab Struktur Organisasi Blackrock Entertainment :

a. Direktur Utama Blackrock Entertainment

1. Memimpin semua unit yang ada agar terkoordinasi dengan baik.

2. Bertanggung jawab atas semua kebijakan yang terjadi diseluruh divisi

Blackrock Entertainment.

3. Memberikan arahan kepada manager.

4. Menentukan program promosi Blackrock Entertainment dan

strateginya.

5. Menjaga konsistensi konsep acara agar memenuhi standar peraturan.

b. Marketing Promotion & Public Relations

1. Menjalin kerjasama dengan media partners dan sponsor.

2. Menentukan timeline promo Blackrock Entertainment di semua media.

3. Membuat konsep iklan tv dan print untuk dipublikasikan.

4. Membuat konsep iklan below the line untuk materi promo event.

5. Bertanggung jawab atas press release yang dibuat.

c. Production

1. Betanggung jawab atas semua material promo event Blackrock

Entertainment.

2. Berkoordinasi dengan seluruh divisi internal maupun eksternal divisi

produksi.

3. Menentukan vendor melalui proses planning.

4. Bertanggung jawab atas berlangsungnya event.

5. Membuat estimasi budget untuk semua event dan pembuatan material

promo.

6. Menentukan jenis dan bahan untuk material promo.


80

Gambar 6
Logo Blackrock Entertainment

Sumber : Dokumentasi Blackrock Entertainment

Pengertian dari narasumber yaitu Bapak Krishna Radhitya selaku

Direktur Utama Blackrock Entertainment sendiri tentang arti kata “blackrock”

yang jika diterjemahkan mempunyai arti batu hitam yang terinspirasi dari

Hajar Aswad yang berada di Mekkah, Arab Saudi. Yang secara tidak

langsung mempunyai filosofi sesuatu benda atau hal yang istimewa. Hal

iniliah yang menjadi harapan bagi Blackrock Entertainment agar dapat

menjadi sesuatu yang istimewa di dunia promotor Indonesia.


81

Gambar 7

Flyer Konser Metallica

Sumber : Dokumentasi Blackrock Entertainment

Inilah salah satu cara Blackrock Entertainment mempromosikan

kedatangan Metallica yang akan konser di Jakarta pada tanggal 25 Agustus

2013. Tidak hanya flyer yang dibuat untuk promosi, kami juga membuat

poster, baliho dan lainnya untuk memberitahukan masyarakat bahwa

Metallica akan melangsungkan konser, tutur Ibu Eprillia.


82

5. Identitas Informan

Karakteristik data Key Informan untuk memperoleh data yang

berkaitan dengan masalah pokok penelitian adalah :

1. Nama : Krishna Radhitya

Jabatan : Direktur Utama Blackrock Entertainment

Pendidikan : Bachelor Degree Of Business Victoria University,

Australia

2. Nama : Eprillia Radhitya

Jabatan : Marketing Promotion & Public Relations Blackrock

Entertainment

Pendidikan : Bachelor Degree Of Marketing Monash University,

Australia

Sedangkan karakteristik dan data informan dalam penelitian ini adalah

orang-orang yang menonton konser Metallica Agustus lalu di Gelora Bung

Karno, yang diwawancarai oleh peneliti ada dua orang. Hal tersebut penulis

lakukan guna melihat fungsi dan efek dari pengalaman menonton konser

Metallica yang mereka rasakan.

Berikut informannya, yaitu:

1. Nama : Julystio Andy Putero

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Usia : 26 tahun
83

2. Nama : Aulia Nasution

Pekerjaan : Mahasiswa

Usia : 24 tahun

Dari data yang diperoleh dari key informan, maka penulis akan

memaparkan dan menjelaskan dalam menjawab permasalahan yang timbul

dalam penelitian ini dengan fokus masalah penelitian, yaitu “Bagaimana

Strategi Public Relations Promotor Blackrock Entertainment Dibalik

Kesuksesan Konser Metallica Di Jakarta?”.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Analisis data pada bab empat ini, mengacu kepada teori yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori Public Relations Mix (bauran

Public Relations) dan teori manajemen Public Relations atau lebih dikenal

Fact Finding, proses pelaksanaannya sepenuhnya mengacu kepada

pendekatan manajerial dengan menggunakan teknik analisis dalam model

Miles dan Hubermann, yang memaparkan aktivitas dalam analisis data

kualitatif yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas,sehingga datanya sudah penuh. Aktivitas dalam

analisa data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing atau

verivication. Penulis melakukan observasi secara partisipatif, yaitu penulis

dapat berkesempatan langsung menanyakan dan mengetahui apa saja yang

dilakukan Public Relations Blackrock Entertainment terhadap konser


84

Metallica. Melalui observasi, penulis mengamati langsung hal yang dilakukan

oleh Public Relations Blackrock Entertainment dalam mensukseskan acara

konser Metallica yang juga dengan proses wawancara mendalam.

Adapun hasil penelitian yang didapatkan penulis yaitu :

1. Langkah pertama yang dilakukan adalah mereduksi data (data

reduction), yaitu mengumpulkan data yang diperoleh, mereduksi data

berarti merangkum, data-data tersebut berupa data-data yang berasal

dari company profile serta website Blackrock Entertainment yakni

www.blackrockindonesia.com kemudian dikumpulkan menjadi sebuah

rangkuman sehingga lebih terarah.

2. Langkah yang kedua, data display (penyajian data)

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data (menyajikan data ke dalam pola). Dalam penelitian kualitatif

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori dan lainnya. Yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing atau verivication, dalam hal ini setelah produksi

data lalu menyajikan data yang didapat dari lapangan, maka langkah

terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi terhadap data-

data yang ada.


85

Blackrock Entertainment menjalankan konsep kehumasan

berdasarkan fungsi manajerial humas sebagai berikut:

a. Fact Finding (menemukan fakta)

Mencari dan menemukan fakta dan data sebelum melakukan

tindakan. Public Relations sebelum melakukan suatu kegiatan harus

terlebih dahulu mengetahui, misalnya apa yang dibutuhkan oleh artis

yang ingin melakukan konser ataupun kebutuhan penonton agar

dapat merasa aman dan nyaman pada saat menonton konser, serta

analisa situasi. Analisa situasi disini maksudnya adalah tujuan yang

ingin didapat oleh Blackrock Entertainment.

Ibu Eprillia menjelaskan bahwa, Blackrock Entertainment sudah

sangat belajar dari kejadian konser Metallica terdahulu pada tahun

1993 yang sangat membuat pihak Metallica kecewa karena adanya

kerusuhan, fakta-fakta tersebut kami jadikan acuan agar dikonser

Metallica yang kami adakan kejadian tersebut tidak akan terulang

kembali. Pernyataan ini juga didukung oleh Bapak Krishna selaku

Direktur Utama Blackrock Entertainment.

b. Planning (perencanaan)

Berdasarkan fakta membuat rencana apa yang harus dilakukan

dalam menghadapi berbagai masalah tersebut. “yang pertama

menentukan tujuan, situasi apa yang diinginkan?”. Hal ini

dimaksudkan agar dapat mengukur hasil yang akan dicapai. Yang

kedua adalah menentukan target pasar, “program harus memberikan


86

pada publik yang mana?”. Yang ketiga adalah menentukan sasaran.

“apa yang harus dicapai atas masing-masing khalayak agar tujuan

program dapat terpenuhi?”.

Bapak Krishna mengatakan, tujuan utama dalam membuat konser

Metallica ini adalah kami ingin membuat memori indah kepada

khalayak penonton pencinta musik rock dan metal Indonesia dengan

menyuguhkan konser yang spektakuler, aman dan nyaman. Kalau

soal target pasar, tentu saja semua masyarakat tahu bahwa Metallica

dicintai oleh semua lapisan umur, baik dari para remaja hingga yang

umur nya sudah lumayan tua. Selanjutnya sasaran utama yang kami

tujukan adalah membuktikan dimata dunia bahwa Indonesia

mempunyai promotor musik yang kredibilitasnya dapat dipercaya dan

berpredikat baik dari segala hal.

c. Communicating (mengkomunikasikan)

Rencana yang telah disusun dengan baik sebagai hasil

pemikiran yang matang berdasarkan dari fakta dan data yang didapat,

kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan operasionalnya.

Segala persiapan dan rencana yang telah dilakukan oleh Blackrock

Entertainment untuk menggelar konser Metallica segera kami umumkan

kepada khalayak dengan membuat press conference pada tanggal 16

juli 2013. Tutur Bapak Krishna.


87

Gambar 8

Press Conference Konser Metallica

Sumber : Dokumentasi MEN’S JOURNEY

Salah satu cara yang akan digunakan yang pertama adalah

strategi tindakan, strategi tindakan ini dalam beberapa hal mungkin

saja mengharuskan adanya perubahan kebijakan atau praktik

organisasi. Yang kedua adalah strategi komunikasi, dalam menyusun

strategi komunikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Khalayak

Tentukan khalayak mana yang akan dijangkau oleh kegiatan

komunikasi sejalan dengan obyektif yang sudah ditetapkan. Khalayak


88

Blackrock Entertainment pada konser Metallica adalah penikmat

musik dari bermacam-macam usia dari anak muda sampai orang tua

yang benar-benar menyukai musik rock dan metal.

2. Tema

Pesan yang disusun pun harus konsisten dengan obyektif.

Tema yang baik adalah tema yang jelas. Langsung, relevan, aktual

dan jujur. Selain itu juga kreatif, dramatis atau bernilai berita. Harap

diingat tema itu tidak sama dengan slogan. Tema yang digunakan

dalam mensukseskan konser Metallica adalah “unforgetable

experience (pengalaman yang tak terlupakan) itulah harapan yang

dituju oleh Blackrock Entertainment kepada semua penonton konser

Metallica ini.

3. Event dan Media

Disini dipertimbangkan bagaimana pesan itu disampaikan,

apakah media publik, media interaktif, media yang terkontrol,

komunikasi tatap muka atau menyelenggarakan kegiatan atau

membuat kegiatan. Media dan event yang dipilih dilakukan dengan

mempertimbangkan khalayak yang dijangkau melalui kegiatan

komunikasi tersebut. Event yang dibuat dalam rangka menyambut

kedatangan konser Metallica salah satunya adalah cara yang

dilakukan pihak promotor agar dapat menarik minat masyarakat.


89

Seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak Krishna, kami membuat

suatu acara pre show Metallica di Rolling Stone Cafe seminggu

sebelum konser Metallica digelar yang bertempat di jalan Ampera

Raya, Jakarta Selatan.

d. Evaluation (evaluasi)

Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan

sudah tercapai atau belum. Evaluasi ini dapat dilakukan secara

kontinyu. Hasil evaluasi ini menjadi dasar kegiatan Public Relations

selanjutnya. Yang pertama adalah evaluasi program, “bagaimana

tujuan yang sudah ditentukan dapat tercapai dan diukur?”. Yang

kedua adalah umpan balik dan penyesuaian program, “bagaimana

hasil-hasil evaluasi?”. (Iriantara, 2004:110).

Bapak Krishna mengatakan, “evaluasi yang diperoleh dari

melangsungkan konser Metallica di Jakarta adalah kami benar-benar

belajar banyak dari segala aspek yang terjadi dan ditunjukan oleh

pihak Metallica kepada kami. Baik dari segi manajemen yang baik,

kerjasama antar bagian internal dan eksternal yang kompak dalam

melaksanakan konser dan hal lainnya. Walaupun mereka band

besar, tetapi mereka tidak pelit untuk berbagi ilmu dan mereka sangat

profesional dan kooperatif bekerjasama dengan Blackrock

Entertainment”.
90

Teori selanjutnya yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan

hasil penelitian lebih lanjut adalah teori Public Relations Mix (bauran Public

Relations) menurut Ruslan dalam Ardianto (2009:71-73) adalah sebagai

berikut :

1. Publications (publikasi dan publisitas)

“Menurut Ibu Eprillia sebagai Public Relations, publikasi yang

dilakukan oleh Blackrock Entertainment untuk memberitahu

masyarakat luas terutama masyarakat Indonesia bahwa Metallica

akan mengadakan konser di Jakarta adalah dengan cara bekerjasama

dengan semua media partners yang telah sepakat dengan Blackrock

Entertainment untuk mempromosikan kedatangan Metallica dengan

cara menampilkan iklan sesering mungkin di seluruh media yang

berkaitan dengan kedatangan Metallica”.

2. Events (penyusunan program acara)

”Seperti yang dikatakan oleh Bapak Krishna dan Ibu Eprillia, program-

program yang telah disiapkan oleh pihak Blackrock Entertainment

untuk menunjukan bahwa kami sebagai promotor yang paling siap

untuk mendatangkan Metallica sudah diperhitungkan secara matang.

Dari segala aspeknya seperti: keamanan, fasilitas penunjang, sarana

dan prasarana semuanya sudah disiapkan dengan baik”.


91

3. News (menciptakan berita)

“Menurut Ibu Eprillia, kami tentu saja melakukan pemberitaan untuk

memberitahu kepada khalayak ramai bahwa Metallica akan

melangsungkan konser di Jakarta dengan banyak cara. Mulai dari

melakukan acara press conference, membuat press release untuk

semua awak media. Juga membuat iklan untuk ditayangkan di media

cetak, elektronik dan media online”.

4. Community Involvement (kepedulian pada komunitas)

“Julystio mengatakan sebagai informan, apa yang telah dilakukan oleh

Blackrock Entertainment untuk menggelar konser Metallica sudah

sangatlah baik jika dibandingkan dengan promotor-promotor lainnya

dengan melihat perbandingan dengan konser-konser sebelumnya

yang saya tonton. Terlebih sebelum konser Metallica dimulai,

seminggu sebelumnya Blackrock Entertainment membuat acara pre

show di Rolling Stone Cafe dengan artis pengisi seperti Oracle, JP

Milenix sang drummer cilik yang berbakat dan pengisi acara lainnya

yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama

penikmat musik rock dan juga sebagai ajang promosi dan

pemberitahuan bahwa sebentar lagi kami akan menggelar konser

akbar yang ditunggu oleh pecinta musik rock itu sendiri, yaitu konser

Metallica”.
92

5. Inform or Image (memberitahukan atau meraih citra)

“Menurut Pak Krishna, untuk satu hal ini merupakan salah satu

tantangan terbesar bagi Blackrock Entertainment dikarenakan kami

sendiri terhitung merupakan promotor yang masih baru didunia musik

tanah air. Kami berdiri baru 3 tahun sejak 2011 lalu didalam dunia

promotor tanah air. Akan tetapi kami mempunyai semangat dan tetap

percaya diri bahwa Blackrock Entertainment dapat menjadi promotor

yang dipercaya masyarakat pencinta musik tanah air akan hasil-hasil

konsernya yang memuaskan dan berkesan di hati pencinta musik”.

6. Lobbying and Negotiating (pendekatan dan bernegosiasi)

“Ibu Eprillia mengatakan, sudah dari tahun 2011 kami melakukan

pendekatan dengan manajemen Metallica. Banyak program yang

telah kami siapkan untuk membuat Metallica yakin dan percaya

bahwa kami merupakan promotor yang tepat untuk Metallica pilih.

Salah satu cara yang kami lakukan adalah membuat security plan,

yaitu rencana pengamanan yang sudah kami siapkan dan juga

berkoordinasi dengan seluruh pihak kepolisian dan juga sosialisasi

kepada penonton setia Metallica dari segala umur agar tidak

melakukan kerusuhan seperti 20 tahun yang lalu ketika Metallica

konser di Stadion Lebak Bulus yang merupakan kali pertama Metallica

mengadakan konser di Indonesia”.


93

7. Social Responsibility (tanggung jawab sosial)

“Menurut Aulia sebagai seorang informan yang menyaksikan langsung

konser Metallica, dari yang saya lihat apa yang telah dilakukan oleh

pihak Blackrock Entertainment didalam menyelenggarakan konser

Metallica ini segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan matang.

Baik saat sebelum konser maupun sesudah konser digelar. Hal itu

dapat dilihat dari promosi yang dilakukan pihak Blackrock

Entertainment yang bekerjasama dengan sponsor maupun media

partners sangat-sangatlah efektik. Masyarakat mudah memperoleh

informasi tentang konser Metallica yang akan digelar, dan hal lainnya

yang saya kagumi adalah setelah konser selesai berlangsung semua

pihak keamanan maupun kebersihan sangat sigap untuk menjaga

kemaanan dan kebersihan area Gelora Bung Karno. Hal inilah yang

saya lihat merupakan salah satu program tanggung jawab sosial yang

dilakukan oleh Blackrock Entertainment.

C. Pembahasan

Dari data tersebut, maka penulis menghubungkan antara fokus

maslah yang diangkat dengan hasil pengamatan di Blackrock Entertainment.

Dalam pengamatan ini penulis berusaha untuk menerapkan teori yang

penulis gunakan yaitu Fact Finding dan PENCILS (Public Relations Mix)

dengan mengaitkan dengan pertanyaan wawancara yang penulis lakukan


94

kepada informan tentang segala sesuatu hal yang berhubungan dengan apa

yang Blackrock Entertainment dibalik kesuksesan yang didapat setelah

menggelar konser Metallica. Hal lain yang juga menjadi perhatian penulis

adalah sudut pandang dari masyarakat yang menonton konser Metallica

tersebut. Apa yang dirasakan oleh penonton tersebut sebelum dan sesudah

menonton konser Metallica. Apakah terdapat keluhan, kekecewaan ataupun

sebaliknya kesenangan atau kepuasan yang didapat setelah menonton

konser Metallica tersebut.

Segala aspek tersebut dijadikan pedoman utama untuk penulis,

dikarenakan permasalahan-permaslahan yang terjadi tanpa kita sadari

muncul dengan sendirinya. Tidak mungkin tidak ada suatu masalah didalam

suatu pertunjukan konser yang digelar oleh suatu promotor. Walaupun

promotor tersebut telah melakukan persiapan dengan matang dan sebaik-

baik mungkin pasti ada saja persoalan yang dihadapi. Baik persoalan yang

sepele maupun persoalan yang cukup membuat pusing pihak promotor.

Penulis sendiri sudah memperhatikan dengan seksama dari segala

aspek yang telah dilakukan oleh pihak Blackrock Entertainment untuk

mensukseskan acara konser Metallica dari data-data yang diterima oleh

penulis berupa hasil wawancara dengan Direktur Utama Blackrock

Entertainment Bapak Krishna Radhitya dan juga Ibu Eprillia radhitya selaku

Marketing Director dan Public Relations Blackrock Entertainment. Semua

hasil yang telah didapat ditelaah kembali oleh penulis, apa saja latar
95

belakangnya, kenapa Blackrock Entertainment ingin membawa Metallica

untuk konser di Jakarta kembali dan bermacam-macam hal lainnya.

Salah satu hal yang sangat menarik yang dilakukan untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut yang diambil dari misi Blackrock Entertainment itu

sendiri adalah Blackrock Entertainment membuat suatu inovasi baru dengan

memberi pilihan kepada penonton yang ingin menyaksikan konser yang

diselenggarakan oleh Blackrock Entertainment, hal tersebut adalah ”Black

Card”, black card itu sendiri bertujuan untuk memudahkan akses kepada

para penikmat musik yang ingin menonton konser yang diselenggarakan

oleh Blackrock Entertainment dengan cara membuat dan mendaftar terlebih

dahulu sebelum menonton konser.

Semua cara untuk mendaftar dan memiliki “Black Card” tersebut dapat

diakses online. Hal ini tentu saja mempermudah penonton untuk memiliki

akses istimewa untuk menonton konser-konser Blackrock Entertainment

selanjutnya. Hal lainnya yang dapat kita ambil manfaat dari penelitian ini

adalah kerjasama antar seluruh divisi Blackrock Entertainment didalam

mensukseskan acara konser sangatlah efektif dan berkesinambungan.

Masing-masing bagian dari Blackrock Entertainment sudah mengerti dan

paham akan apa yang harus dikerjakan. Baik dari bagian produksi, bagian

promosi, bagian event dan bagian-bagian lainnya sudah mengerti apa yang

harus dilakukan dan dikerjakan tanpa harus diawasi secara terus menerus

oleh pimpinan Blackrock Entertainment.


96

Semua hal tersebut tentu saja salah satunya dilandasi dengan

komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan di dalam promotor

Blackrock Entertainment. Walaupun komunikasi dilihat sebagai suatu hal

yang biasa, tetapi dibalik itu ternyata merupakan salah satu aspek yang

sangat penting didalam suatu organisasi, perusahaan dan juga promotor.

Mengapa disebut demikian, dikarenakan tanpa komunikasi segala ide,

saran dan arahan yang tentunya berguna untuk mencapai suatu tujuan yang

ingin bersama-sama diraih tidak akan tercapai. Seperti contoh, pimpinan

Blackrock Entertainment ingin memberi saran tentang inovasi baru yang

akan dibuat tetapi tidak dikomunikasikan kepada seluruh divisi didalam

Blackrock Entertainment apakah seluruh divisi tersebut dapat mengetahui

apa yang akan dibuat?. Tentu saja tidak, oleh karena itu alangkah baiknya

segala sesuatu harus dikomunikasikan terlebih dahulu agar terdapat

keselarasan didalam pengambilan keputusan atau ide yang tentu saja semua

itu bertujuan demi kebaikan pihak promotor Blackrock Entertainment.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian disimpulkan

Strategi Public Relations Promotor Blackrock Entertainment Dibalik

Kesuksesan Konser Metallica Di Jakarta adalah :

1. Strategi yang digunakan oleh Blackrock Entertainment dalam

mensukseskan konser Metallica salah satunya adalah dengan

promosi besar-besaran melalui sosial media twitter, iklan di televisi,

memasang poster di pinggir jalan yang penempatannya strategis

untuk dilihat orang banyak dan membuat acara pre show party

Metallica di Rolling Stone Cafe Jakarta agar masyarakat pencinta

Metallica dapat mengetahui bahwa Metallica akan segera

melaksanakan konser dalam waktu dekat.

Strategi lainnya adalah membuat sesuatu hal yang inovatif dan yang

memudahkan keinginan khalayak masyarakat yang ingin menonton

suatu acara pertunjukan atau konser. Salah satu cara yang sudah dan

sedang dijalankan oleh pihak Blackrock Entertainment adalah

membuat satu gebrakan baru yaitu dengan mensosialisasikan kartu

khusus untuk masyarakat yang bertujuan untuk mempermudah

masyarakat yang ingin menonton konser adalah dengan membuat

73
97
98

kartu khusus dengan nama “Black Card”. Untuk memudahkan para

penonton yang ingin menonton konser, fungsi utama dari black card

tersebut adalah memudahkan penonton yang ingin membeli tiket

konser dengan cara membuat terlebih dahulu kartu khusus yang

disiapkan oleh pihak promotor Blackrock Entertainment yaitu black

card itu sendiri. Cara untuk memiliki kartu tersebut adalah mendaftar

terlebih dahulu kepada pihak Blackrock Entertainment sebelum

membeli tiket konser. Setelah mendaftar dan black card sudah

ditangan penonton memiliki ID sendiri yang sudah tercatat kedalam

sistem yang dimiliki Blackrock Entertainment, penonton yang membeli

tiket konser dan mendaftar untuk memiliki black card tentu saja

mendapat keuntungan yang lebih dibandingkan penonton yang

membeli tiket dengan cara yang biasa, dikarenakan fungsi dari black

card itu sendiri sama seperti kartu ATM atau rekening pribadi

penonton itu sendiri. Penonton dapat mengisi saldo sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan, seperti contoh jika harga tiket konser

Festival Metallica seharga Rp. 500.000 , penonton yang mempunyai

black card hanya tinggal menyesuaikan harga tiket yang mau dibeli

dengan mengisi dana kedalam black card tersebut, cara mengisi nya

pun sangatlah mudah. Bisa transfer melalui ATM pribadi ataupun

transfer online ke dalam sistem Blackrock Entertainment melalui ID

pribadi yang dimiliki penonton. Kegunaan lain tiket konser ini adalah

jika penonton sudah memiliki kartu tersebut, penonton hanya tinggal


99

melakukan scan pada saat ingin masuk ke tempat acara konser yang

diselenggarakan oleh pihak Blackrock Entertainment. Khususnya

konser Metallica yang menarik banyak minat penonton untuk

menyaksikan pertunjukannya.

2. Salah satu hambatan yang Blackrock Entertainment rasakan dalam

menerapkan strateginya untuk mensukseskan konser Metallica adalah

proses lobbying yang sangat panjang dan lama dengan pihak

manajemen Metallica, hal ini terjadi dikarenakan pihak manajemen

Metallica masih terbayang-bayang akan kerusuhan yang terjadi pada

konser terdahulu di tahun 1993 yang mengakibatkan mereka sedikit

ragu akan rencana konser yang Blackrock Entertainment rencanakan

kembali di Jakarta.
100

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran,

kepada Blackrock Entertainment agar dapat dijadikan acuan agar menjadi

promotor yang lebih baik lagi, yaitu:

1. Baiknya Blackrock Entertainment lebih meningkatkan lagi promosi

acara-acara konser yang akan diselenggarakan, baik melalui media

cetak, media elektronik dan online saja, tetapi dapat membuat

semacam acara seperti talk show ataupun gathering yang melibatkan

masyarakat pencinta musik maupun wartawan yang bertujuan untuk

membuat masyarakat lebih antusias dan tertarik dengan acara-acara

Blackrock Entertainment selanjutnya.

2. Alangkah baiknya untuk konser-konser selanjutnya ditentukan terlebih

dahulu tema apa yang akan diambil oleh Blackrock Entertainment,

sehingga perhelatan konser selanjutnya dapat lebih berkesan lagi

dimata penonton dan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan oleh

masyarakat penonton yang menyaksikan konser-konser yang

diadakan oleh Blackrock Entertainment.

Anda mungkin juga menyukai