Anda di halaman 1dari 34

MENCARI PERSYARATAN K3 PADA PASAL 5 HINGGA 139

NAMA
Tidak
Memenuhi
No Pasal Persyaratan Memenuhi
Syarat
Syarat
1. Pasal 5 Perencanaan dan Pembuatan Pesawat Angkat
Angkut harus meliputi :
a. Pembuatan gambar rencana
konstruksi/instalasi serta cara kerja.
b. Pembuatan spesifikasi prosedur
pengelasan (welding procedure
specification)
c. Perhitungan kekuatan konstruksi
d. Pemilihan dan penentuan bahan
sesuai untuk konstruksi yang
menerima pembebanan serta
perlengkapan dengan syarat dan
spesifikasi teknis yang sudah
ditentukan.

Pemasangan atau Perakitan harus meliputi :


a. Pembutan gambar konstruksi pondasi.
b. Perhitungan kekuatan konstruksi
pondasi.
c. Penggunan bagian utama dan
perlengkapan yang harus sesuai
(dijelaksan pada ayat (1) bagian d..

Pemakaian atau Pengoperasian Pesawat


Angkat dan Angkut, serta alat bantu angkat &
angkut, meliputi :
a. Pemeriksaan & pengujian.
b. Penyediaan prosedur pemakaian atau
pengoperasian.
c. Pemakaian atau pengoperasian sesuai
dengan persyaratan (jenis &
kapasitas).

Pemeliharaan dan Perawatan Pesawat Angkat


& Angkut serta Alat Bantu Angkat & Angkut
harus :
a. Memenuhi prosedur pemeliharaan &
perawatan.
b. Dilakukan secara berkala
c. Sesuai dengan manual book yang
dikeluarkan oleh pabrik
pembuat/standar yang berlaku.
d. Memastikan bagian utama yang
menerima pembebanan dan
pelengkapan yang berfungsi secara
aman.
Perbaikan, perubahan atau modifikasi
Pesawat Angkat & Angkut meliputi :
a. Mempunyai perubahan gambar
rencana perbaikan, perubahan atau
modifikasi
b. Perhitungan kekutan kontrusksi
c. Pemlihan dan penentuan material
yang digunakan untuk bagian utama
serta perlengkapan sesuai dengan
persyaratan dan sepisifikasi teknis.
2. Pasal 6 Material yang digunakan untuk Pesawat
Angkat & Angkut serta Alat Bantu Angkat &
Angkut harus memenuhi spesifikasi Teknik
yang diatur dalam Undang-Undang.
3. Pasal 7 Syarat bagian utama yang menerima beban,
haru :
a. Kuat
b. Tidak cacat
c. Memliki sertifikat material
bedasarkan hasil pengujian.

Bagian-bagian utama yang menerima beban,


antara lain : tali kawat baja, rantai, batang
penopang (grider), kait (hook), garpu (fork),
dan bak (bucket)
4. Pasal 8 Komponen utama Pesawat Angkat & Angkut:
a. Rangka utama .
b. Instalasi listrik.
c. Sistem hidraulik/pneumatic.
d. Motor penggerak.
e. Kelabang (crawler)/roda.

Komponen utama harus memiliki konstruksi


yang kuat sesuai dengan fungsi dan kapasitas.

Instalasi listrik harus sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan dan standar
kelistrikan.
5. Pasal 9 Sistem Hidraulik/Pneumatik harus memenuhi
syarat:
a. Tidak terdapat kebocoran (pada sling,
seal dll).
b. Terawat.
c. Mempuyai safety factor untuk masing
masing material :
1. Untuk besi tuang, safety factor :
12
2. Untuk baja tuang, safety factor : 8
3. Untuk baja konstruksi/baja tempa,
safety factor : 5.

Pada system hidrolik, minya hidraulik harus


memiliki nilai vsikositas sesuai degan
standar.

Tangki pneumatic harus memenuhi


persyaratan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta syarat yang
berlaku.
6. Pasal 10 Motor penggerak harus ditempatkan pada
tempat yang mudah dengan tujuan untuk
memudahkan pemeriksaan dan perawatan.
Motor penggerak terdiri atas :
a. Motor bakar ( 2 tak / 4 tak)
b. Motor listrik.

Syarat-syarat yang harus dilengkapi oleh


motor bakar yaitu :
a. Dilakukan pengendalian pada gas
buang.
b. Diberikan isolasi/filter pada knalpot.
c. Dilengkapi dengan dudukan mesin
yang dapat meredam getaran.
d. Dilengkapi dengan alat indicator,
sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditentukan.

Motor listrik harus memenuhi/sesuai dengan


peraturan perundang-undangan dan standar
dibidang kelistrikan.
7 Pasal 11 Motor listrik yang menggunakan sumber
tenaga baterai harus dilengkapi dengan
penghenti otomatis (brake otomatis), jika
muatan melebihi beban kerja yang diizinkan.

Motor listrik dilarang dioperasikan pada saat


pengisian daya ulang listrik.

Baterai harus :
a. Dilakukan pengisian ulang daya
listrik pada ruangan khusus.
b. Memliki indicator pasokan daya
c. Memiliki tanda peringatan, apabila
daya dalam keadaan kritis.
8. Pasal 12 Transmisi terdiri dari 3 jenis, yaitu :
a. Transmisi roda gigi dengan roda gigi
b. Transmisi sabuk dengan puli.
c. Transmisi rantai dengan roda gigi.

Transmisi roda gigi dengan roda gigi harus :


a. Nilai safety factor paling rendah yaitu
5 untuk roda gigi.
b. Dilengkapi perlatan untuk mencegah
roda penggerak (roda gigi) bergesar
dari posisi.
c. Diberi pelumas dan dilengkapi
indikator pelumas.
d. Dilengkapi dengan cover pengaman.

Transmisi sabuk dengan puli harus dilengkapi


dengan:
a. Alat pengatur tegangan sabuk
b. Tutup pengaman..
Transmisi rantai dengan roda gigi harus :
a. Diberi pelumas (grease)
b. Dilengkapi dengan cover pelindung.
9 Pasal 13 Kelabang (crawler) harus dibuat dari bahan
baja untuk bagian roda penggerak (sprocket)
dan roda pembawa (idler) dengan nilai safety
factor paling rendah 6.

Kelabang (crawler) dilarang digunakan jika :


a. Pemasangan rantai penggerak tapak
(shoe track) tidak sesuai dengan
S.O.P
b. Terdapat tapak (shoe track) yang tidak
terpasang/terlepas, bending, miring,
dan tidak berputar sempurna pada
alurnya.

Tapak (shoe track) pada kelabang (crawler)


harus :
a. Mampu menahan Pesawat Angkat &
Angkut dengan muatannya.
b. Terpasang dengan kuat.
c. Mempunyai ketegangan rantai
penggerak yang diatur dengan
tensioner untuk mencegak keluar dari
dudukan.
10 Pasal 14 Roda yang dirancang untuk ban tanpa diisi
gas atau diisi gas harus :
a. Memiliki baut yang terpasang dengan
kuat diseluruh lubang baut pada vleg.
b. Memasang roda pada poros roda,
dengan menggunakan mur dan baut
yang terpasang kuat dengan
kekencangan yang sama diseluruh
lubang baut.

Roda dilarang digunakan jika kondisi roda


aus, getas, retak, berlubang pada permukaan
ban, memiliki perubahan dimensi, serta ban
kadarluarsa.

Roda yang terbuat dari baja paduan atau baja


tuang harus :
a. Memiliki nilai safety factor minimum
6 untuk baja paduan.
b. Memiliki nilai safety factor minimum
8 untuk baja tuang.
c. Dilakukan pemasangan dengan
menggunakan pasak antar roda dan
poros roda yang dilengkapi dengan
pin pengunci (lock pin).

Roda dilarang digunakan jika kondisi roda


aus, retak, serta memiliki perubahan dimensi.
11 Pasal 15 Baut pengikat yang digunakan pada seluruh
komponen utama harus :
a. Mempunyai kelebihan ulir yang
cukup untuk pengencang.
b. Dilengkapi mur, ring pegas, atau
pengunci (spi) yang efektif.

Baut pengikat dapat juga dilengkapi dengan


kontra mur jika diperlukan.

12 Pasal 16 Perlengkapan Pesawar Angkat & Angkut


paling sedikit terdiri :
a. Name plate yang berisi
informasi/data.
b. Keterangan kapasitas beban
maksimum yang diizinkan.
c. Alat atau tombol emergency stop.
d. Alat Pengaman.
e. Alat Pelindung.
13 Pasal 17 Name plate yang memuat data Pesawat
Angkat & Angkut paling sedikit memuat :
a. Nama pabrik pembuat.
b. Tahun pembuat.
c. Model
d. Serial number .
e. Kapasitas

Keterangan kapasitas beban maksimum harus


ditulis pada bagian yang mudah dilihat serta
dibaca dengan jelas.

Alat atau tombol emergency stop harus


mudah dilihat, dijangkau, dan berwarna
merah.

Syarat-syarat alat pengaman :


a. Harus dapat memastikan pengaman
terhadap Pesawat Angkat& Angkut.
b. Tidak dapat terlepas secara tidak
sengaja, jika terlepas maka Pesawat
Angkat & Angkut tidak dapat
dioperasikan.
c. Mampu bekerja secara otomatis,
apabila bekerja melibihi beban yang
diizinkan.
d. Mampu membatasi gaya gerak dan
benturan dalam kondisi berbahaya.

Alat perlindungan pada semua bagian yang


bergerak dan berbahaya :
a. Harus bisa memastikan perlindungan
terhadap tenaga kerja dan orang lain
yang berada di Pesawat Angkat &
Angkut dsk.
b. Harus dipasang pada semua bagian
yang bergerak dan berbahaya.
c. Dapat mencegah pendekatan terhadap
bagain/daerah yang beresiko/bahaya
selama berpoerasi.
d. Tidak menghambat prose
pengangkatan, penurunan, pengaturan
posisi atau pemindahan
muatan/barang/orang.
Alat pengaman dan Alat perlindungan
dilarang dipindahkan atau diubah pada saat
beroperasi.

14 Pasal 18 Alat bantu Angkat & Angkut harus


dilengkapi dengan label nama.
Label nama paling sedikit memuat :
a. Nama pabrik pembuat/merk
b. Kapasitas beban maksimum.
15. Pasal 19 Pengoperasian Pesawat Angkat & Angkut
harus :
a. Dilengkapi dengan tanda peringatan
operasi yang efektif.
b. Dilengkapi dengan lampu penerangan
yang efektif jika di operasi pada
malam hari di luar ruangan.
c. Disediakan pencahayaan yang cukup
juka dioperasikan di dalam ruangan.

Pandangan operator baik dalam kabin


maupun di ruang kendali tidak boleh
terhalang dan harus memiliki pandangan luas
sekeliling lintasan/gerakan operasi.

Alat pengendali pengoperasi konvensional


dan yang dikontrol menggunakan program
harus dibuat dan dipasang secara aman dan
mudah dijangkau oleh Operator.
16 Pasal 20 Dalam mengoperasikan Pesawat Angkat &
Angkut dilarang :
a. Mengangkat dan mengangkut
melebihi beban maksimum yang
diizinkan.
b. Melakukan gerakan secara tiba-tiba
yang dapat menimbulkan beban kejut
baik dalam keadaan atau tidak.
c. Membawa atau mengangkut
penumpang melebih jumlah kursi
yang tersedia.
17. Pasal 21 a. dongkrak, terdiri atas dongkrak hidraulik,
dongkrak pneumatik, dongkrak post lift,
dongkrak truck/car lift,lier, dan peralatan lain
yang sejenis;
b. keran angkat, terdiri atas overhead crane,
overhead travelling crane, hoist crane, chain
block, monorail crane, wall crane/jib crane,
stacker crane, gantry crane,semi gantry crane,
launcher gantry crane, roller gantry crane, rail
mounted gantry crane, rubber tire gantry
crane, ship unloader crane, gantry luffing
crane, container crane, portal crane, ship
crane, barge crane, derrick ship crane,
dredging crane, ponton crane, floating crane,
floating derricks crane, floating ship crane,
cargo crane, crawler crane, mobile
crane,lokomotif crane dan/atau railway crane,
truck crane, tractor crane, side boom
crane/crab crane, derrick crane, tower crane,
pedestal crane, hidraulik drilling rig, pilling
crane/mesin pancang dan peralatan lain yang
sejenis;
18. Pasal 22 (1) Pemasangan Pesawat Angkat di atas
pondasi atau pada dinding bangunan
harus kuat menahan beban dan memenuhi
syarat kontruksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan
standar yang berlaku.
(2) Konstruksi pondasi dan dinding
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jika
menyatu dengan pondasi bangunan harus
sudah direncanakan kekuatannya pada
saat pembuatan.
19 Pasal 23 komponen utama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8, juga memiliki silinder angkat,
lengan yang merupakan arm dan motor
penggerak dongkrak.
20. Pasal 24 (1) Silinder angkat harus:
a. dibuat dari bahan logam.
b. dibuat dengan faktor keamanan paling
rendah: 1. 12 (dua belas) untuk besi tuang; 2.
8 (delapan) untuk baja tuang; atau 3. 5 (lima)
untuk baja.
c. ditempatkan pada pondasi secara kuat dan
kokoh; dan
d. dilengkapi dengan alat yang dapat
mengembalikan tuas kontrolnya secara
otomatis ke posisi netral, jika tuas pada tali
kontrol lepas
(3) Motor penggerak dongkrak harus:
a. ditempatkan pada posisi terlindungi dari
cairan;
b. dilengkapi dengan pengunci dan diberi
pelumasan.
21. Pasal 25 (1) Lier yang digerakkan dengan tenaga
tangan, berat tuas tidak boleh lebih dari 10 kg
(sepuluh kilogram).
22. Pasal 26 (1) Pekeijaan yang dilakukan di bawah
dongkrak harus menggunakan pengunci atau
alat penyangga (jackstand).
23 Pasal 27 memiliki komponen utama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8, juga memiliki
kolom atau pilar atau menara, batang
penyangga (girder), lengan yang mcrupakan
boom, tromol gulung (drum), puli, tali kawat
baja, tali serat, rantai, dan kait (hook).
24. Pasai 28 Menara keran angkat harus dikonstruksi kuat
25. Pasal 29 (1) Batang penyangga (girder) yang
menerima beban kerja maksimum pada
bagian tengahnya, tidak boleh mengalami
defleksi melebihi:
a. 1/888 (satu per delapan ratus delapan puluh
delapan) dikali panjang span untuk jenis
tunggal;
b. 1/600 (satu per enam ratus) dikali panjang
span untuk jenis ganda.
(2) Batang penyangga (girder) harus memiliki
alat pencegah benturan yang berfungsi secara
otomatis pada saat dioperasikan.
26. Pasal 30 (2) Alat pencegah teijadinya benturan antara
boom dengan muatan/barang yang diangkat
harus dapat berfungsi secara otomatis pada
saat dioperasikan.
27. Pasal 31 Tromol gulung (drum) memiliki ukuran garis
tengah paling sedikit 18 (delapan belas) kali
diameter

Tromol gulung (drum) harus dilengkapi


dengan flense 2,5 (dua koma lima) kali garis
tengah tali kawat baja dan/atau 62,5 mm

Ujung tali kawat baja pada tromol gulung


(drum) harus dipasang dengan kuat
28. Pasal 32 Puii harus terbuat dari logam yang tahan
terhadap beban kejut

Puli memiliki ukuran garis tengah paling


sedikit 18 (delapan belas) kali diameter

Poros puli harus dilakukan pelumasan secara


teratur
29. Pasal 33 (1) a. Tali kawat baja harus:
faktor keamanan paling sedikit 5(lima) kali
b. diberi pelumas
c. diperiksa pada waktu pemasangan pertama,
setiap kali sebelum dioperasikan
(3) Tali kawat baja dilarang:
a. memiliki sambungan, disimpul, atau
dibelit;
b. digunakan jika tertekuk, kusut, beijumbai,
atau terkelupas;
c. digunakan jika terdapat aus atau karat
(deformasi)
30. Pasal 34 1. Tali serat sebelum digunakan harus
diperiksa.
2. Tali serat dilarang digunakan jika kikisan
serat yang putus, terkelupas, berjumbai,
perubahan ukuran panjang atau penampang
tali, kerusakan pada serat, perubahan warna,
dan kerusakan lainnya.
31. Pasal 35 (1) Tali serat sebelum digunakan dan selama
dalam pemakaian harus diperiksa

(2) Tali serat dilarang digunakan apabila


mengalami kikisan serat yang putus,
terkelupas, berjumbai, perubahan ukuran
panjang atau penampang tali, kerusakan pada
serat, perubahan warna, dan kerusakan
lainnya.
32. Pasal 36 Rantai
Ayat 1
a. Rantai yang digunakan untuk
mengangkat harus sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan,
b. mempunyai faktor keamanan paling
sedikit 4 (empat) kali beban
maksimum
c. mata rantai Diganti jika mengalami
perubahan panjang lebih dari 5% dari
ukuran panjang mata rantai dan
apabila mengalami kehausan mata
rantai satu sama lainnya melebihi
10% (sepuluh persen) dari diameter
rantai semula.
Ayat 2
a. Rantai pada blok rantai pengangkat
(chain block) besi tempa atau baja
tempa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan
standart yang berlaku.
b. Faktor Keamanan paling sedikit 5
c. Jenis dan ukuran harus sesuai
Sproket.

Ayat 3
a. Rantai di normalisir secara berkala
setiap 6 (enam) bulan untuk rantai
berdiameter tidak
lebih dari 2,5 mm (dua koma lima
milimeter);
b. 6 (enam) bulan untuk rantai yang
digunakan
untuk mengangkut logam cair
c. 12 (dua belas) bulan untuk rantai
selain yang dimaksud pada huruf a
dan huruf
Ayat 4
a. Rantai dilarang Dipukul,
b. Disilang, dipelintir, dikusutkan, untuk
dibuat
Simpul
c. Ditarik bila terhimpit beban
d. Dijatuhkan dari suatu ketinggian;
e. Diberi beban kejutan;
f. ditarik,dijatuhkan
g. Digunakan untuk mengikat
muatan/barang.
Ayat 5
a. Rantai bisa digunakan kembali setelah
direvarasi oleh yang berkompetensi.
33. Pasal 37 Hook
Ayat 1
a. Dibuat dari baja.
b. Dilengkapi kunci penganman.
c. Direncanakan dengan faktor
keamanan paling rendah 5 (lima).
Ayat 2
a. Hook tidak dapat digunakan jika
pengurangan dimensi melebihi 10%
(sepuluh persen) dari dimensi awal.
b. perubahan bukaan mulut kait melebihi
5% (lima persen) dari dimensi awal.

34. Pasal 38 Electromagnetic Hook


Ayat 1
a. mempunyai rangkaian listrik magnet
dalam
keadaan baik dan tahanan isolasi
diperiksa
secara teraturMempunyai rangkaian
listrik magnet.
b. Mempunyai sakelar alat kontrol
magnet.
Ayat 2
a. Saat mengangkat, puli dan bobot
imbang kabel magnetnya tidak boleh
mengendur.
b. tidak boleh dibiarkan menggantung di
udara jika sedang tidak digunakan.
c. harus dilepas jika keran angkat akan
digunakan untuk operasi lain yang
tidak menggunakan magnet.

35. Pasal 39 Keran Angkat


Ayat 1
a. Keran angkat yang menggunakan
Roda dan beroperasi diatas landasan
harus memiliki outrigger.
b. Landasan sebagai tumpuan harus
kuat, rata, stabil dan memenuhi
standar.
36. Pasal 40 Motor Listrik Keran angkat
Ayat 1
a. Harus terbuat dari baja tuang dengan
faktor keamanan paling rendah 8
(delapan) dan poros motor listrik.
Ayat 2
a. Rem otomatis yang mampu menahan
muatan pada tromol gulung (drum)
tali kawat baja, jika muatan
dihentikan.
b. Sistem pengembalian secara otomatis.
c. Alat pembatas otomatis yang dapat
menghentikan tenaga tarik beban.
d. Rem yang secara efektif dapat
mengerem paling rendah 1,25 (satu
koma dua lima) beban kerja
maksimum yang diizinkan.
e. Alat otomatis pemberi peringatan
selama di operasikan.
37. Pasal 41 Keran Angkat Remote Control
Ayat 1
a. Dilengkapi dengan peralatan pengatur
gerakan kabel.
b. Memiliki penanda arah yang jelas,
sesuai gerakan muatan/ barang.
Ayat 2
a. harus dilengkapi monitor yang
memberikan informasi pengoperasian.
38. Pasal 42 KABIN Ruang Kontrol
Ayat 1
a. Dirancang Untuk memudahkan
pandangan
Operator pada daerah pengoperasian.
b. Memiliki Jendela dan pintu yang
dapat dibuka.
c. dilengkapi dengan atap pelindung dan
sabuk.
Ayat 2
a. Berada pada posisi yang dapat melihat
keran angkat.
b. Memiliki dinding bagian depan dari
bahan yang transparan.
c. Memiliki Ventilasi Sesuai dengan
Ketentuan Peraturan UUD dan
standart
39. Pasal 43 Keran angkat jenis rantai pengangkat (chain
block)
a. Alat yang dapat mengatur gerakan
angkat.
b. alat yang dapat menahan
muatan/barang pada saat
muatan/barang digantung.
c. tanda naik dan turun.

40 Pasal 44 Keran angkat Berpindah


Ayat 1
a. harus dilengkapi dengan akses keluar
masuk berupa tangga tetap dari lantai
sampai kabin Operator.
Ayat 2
mempunyai batang penyangga (girder) ganda
harus dilengkapi jalan penyeberangan dengan
ketentuan.
a. paling sedikit 45 cm lebarnya di
sepanjang kedua sisi jembatan.
b. pada kedua ujung jembatan dapat
mempunyai lebar paling sedikit 38 cm
c. sepanjang sisi jalan kaki yang terbuka
harus
diberi pagar pengamein dan
pengaman pinggir (toeboard).

41 Pasal 45 Keran lokomotif


a. dilengkapi dengan penyambung
otomatis pada kedua ujung kereta
angkutnya dan dapat dilepas dari
setiap ujung sisinya.
b. mempunyai ruang kemudi tersendiri
dan/atau menyatu dengan kabin,
dilengkapi tangga yang memiliki
pegangan tangan.
c. memihki jarak antara meja putar
dengan permukaan kereta angkut
(gerbong) sebagai dudukan paling
sedikit 35 cm.
d. memihki jarak antara meja putar
dengan permukaan kereta angkut
(gerbong) sebagai dudukan paling
sedikit 35 cm.
42 Pasal 46 Keran dinding (wall crane/jib crane)
Ayat 1
Dipasang menggunakan pelat pasak
pondasi tiang, harus ditempatkan dan
dikaitkan pada pondasi secara kuat.
Ayat 2
Digerakan dengan pengengkol oleh
tenaga manusia, pengengkol.
a. pasak pengunci dan ulir pengunci
untuk
menahan muatan yang digantung jika
tuas
pengengkol dilepas.
b. rem untuk menahan turunnya muatan.

43 Pasal 47 Keran menara (tower crane)


Ayat 1
a. alat sejenisnya yang dapat
menunjukan perbandingan
keseimbangan antara posisi berat
muatan dan posisi bobot imbangnya.
b. instalasi penyalur petir yang
pembumiannya
harus disatukan dengan pembumian
keran
menara (tower crane).
c. penerangan yang cukup di sepanjang
lengan (boom) jika dioperasikan pada
malam hari.
Ayat 2
Bobot imbang harus terpasang pada
posisi vertikal dan mempunyai
keterangan berat.
44 Pasal 48 Mencegah Benturan
pemasangan keran angkat
Dalam ruangan harus memiliki ruang
bebas yang cukup antara titik
tertinggi keran angkat tersebut dengan
konstruksi bagian atas bangunan dan
antara bagianbagian keran angkat
dengan tembok, pilar, atau bangunan
tetap lainnya.
45 Pasal 49 Rigger
Ayat 1
Pengoperasian keran angkat harus
menggunakan sandi isyarat yang
seragam dan mudah dimengerti alat
komunikasi
Jika dalam pengangkatan atau
penurunan muatan/barang terdapat
rintangan atau halangan yang
menutupi pandangan Operator.
Ayat 2
a. bekerja berdasarkan isyarat dari Juru
Ikat
(rigger).
b. menghentikan operasi keran angkat
pada kondisi darurat.
c. segera membunyikan tanda peringatan
dan
mcnurunkan muatannya untuk
mengatur
kembali, jika suatu muatan saat
diangkat tidak beijalan sebagaimana
mestinya.
d. menghindari pengangkatan muatan
melalui atau melintasi orang.
e. menaikan muatan secara vertikal
untuk menghindari ayunan pada
waktu diangkat.
f. melarang orang lain berada pada
muatan atau sling keran angkat
sewaktu beroperasi.
g. menghentikan operasi keran angkat
jika
kecepatan angin melebihi 38 Km/jam.
46 Pasal 50 Juru Ikat (rigger)
Ayat 1
Dalam pengangkatan muatan/barang
harus terlihat oleh Operator.
Ayat 2
Sebelum memberikan isyarat untuk
menaikan muatan,
a. semua Alat Bantu Angkat dan
Angkut atau perlengkapan lainnya
telah terpasang sebagaimana
mestinya pada muatan yang
diangkat.
b. Muatan telah dibuat seimbang.
47 Pasal 51 Operator harus memberi peringatan dalam hal
pemindahan muatan berbahaya atau
pengangkatan dengan magnet
48 Pasal 52 Dalam hal sedang dilakukan perbaikan,
dilarang menggantung muatan pada keran
angkat
49 Pasal 53 Jika keran angkat beroperasi tanpa muatan
juru ikat harus mengaitkan sling pada kait
dan operator harus menaikkan kait
secukupnya
50 Pasal 54 Lintasan operasi keran angkat bermuatan
harus diberi ruang bebas paling sedikit 90 cm
di kiri dan kanan sepanjang lintasan
51 Pasal 55 Alat angkat pengatur posisi benda kerja
memiliki pondasi, tiang (mast), lengan (arm),
dan pencengkram (grapple)
52 Pasal 56 Tiang (mast) dan lengan (arm) pengatur
posisi benda kerja harus terbuat dari baja
dengan faktor keamanan 8 (delapan) untuk
baja tuang atau 5 (lima) untuk baja paduan
53 Pasal 57 Personal platform terdiri atas passenger hoist
dan Gondola
54 Pasal 58 1.Komponen passanger hoist antara lain
batang bergigi/berulir,roda gigir dan sangkar
2.Gondola mempunyai komponen antara
lain : rel, tiang, lengan (arm/boom), tromol
gulung (drum), motor listrik dan sangkar
/basket.
55 Pasal 59 (1) Syarat batang bergerigi/berulir dan roda
gigi (gear) passenger hoist:
a. Terbuat dari baja tuang dengan faktor
keamanan 5
b. Dipasang pada pondasi dan dinding
bangunan secara kuat dan kokoh

(2) Syarat sangkar (basket) passenger hoist:


a. Terbuat dari bahan yang kuat
b. Dilengkapi alat pencegah benturan
pada sisi atas dan bawah sangkar
c. Dilengkapi sistem otomatis pemutus
aliran listrik ketika pintu dibuka

(3) Syarat lantai kerja sangkar (basket)


passenger hoist:
a. Terbuat dari bahan anti slip dan tahan
korosi
b. Defleksi <=3mm

56 Pasal 60 Syarat passenger hoist:


a. Dilengkapi alat pengendali gerakan
b. Dilengkapi alat pencegah beban lebih
c. Dilengkapi penerangan minimal 50
lux

57 Pasal 61 (1) Rel, tiang, lengan yang merupakan


arm atau boom gondola harus terbuat
dari baja dengan faktor keamanan 5
(lima)
(2) Syarat motor listrik gondola:
a. Dipasang dengan kuat
b. Dipasang grounding/pentanahan
c. Tegangan listrik yang digunakan
<10% dari tegangan jala-jala

(3) Syarat sangkar gondola:


a. Terbuat dari baja dengan faktor
keamanan 5 dan/atau bahan lain
dengan kekuatan yang sama
b. Konstruksi kuat dan aman
c. Dilengkapi alat pencegah benturan
berupa roller dan lapisan bahan
lunak sepanjang bumper sangkar
d. Dilengkapi pengaman pinggir
(toeboard)
(4) Syarat tali kawat baja penggantung
gondola:
a. Terbuat dari baja dengan faktor
keamanan minimal 8
b. Inti kawat baja berjenis IWRC
(Independent Wire Rope Core)
c. Tahan korosi
d. Fleksibel, mampu menahan beban
puntir
e. Diperiksa saat pemasangan
pertama, setiap hari sebelum
dioperasikan, dan satu kali dalam
seminggu
f. Dipasang penggantung
menggunakan klem
58 Pasal 62 Syarat gondola:
a. Dilengkapi alat pengendali didalam
sangkar
b. Dilengkapi pembaca arah dan
kecepatan angin
c. Dilengkapi tali pengaman (life line)
yang terikat pada struktur bangunan

59 Pasal 63 (1) Syarat pemasangan gondola temporer:


a. Sesuai dengan penggunaan yang
ditentukan
b. Support di atap (rooftop)
menggunakan bobot imbang
(counterweight) dan tiang (mast)
diperkuat tali pendant dan dipasang
pada angkur di struktur bangunan
c. Jarak cukup antara dinding teratas
dengan tiang gondola untuk
menghindari sentuhan
(2) Syarat pemasangan gondola permanen:
a. Sesuai dengan penggunaan yang
ditentukan
b. Diatas rel lintasan dilengkapi
pengunci, rel dipasang kuat pada
support di lantai rooftop
c. Jarak cukup antara dinding teratas
dengan tiang gondola untuk
menghindari sentuhan
d. Diberi ruang bebas antara dinding
dengan jarak minimal 90cm dari sisi
luar sangkar kecuali sisi yang
menghadap bangunan
(3) Gondola temporer khusus yang dapat
diberi roda, pemasangan mengikuti ayat
(2) huruf b

60 Pasal 64 Syarat pemasangan sangkar (basket)


gondola:
a. Diikat secara kuat pada tali kawat
baja penarik dengan klem pengikat
b. Dipasang klem dengan kekuatan tarik
minimal 1.5 kali tali kawat baja
penarik
c. Klem pengikat dengan faktor
keamanan minimal 5

61 Pasal 65 Syarat pengoperasian gondola:


a. Tidak melebihi beban maksimum
yang diizinkan
b. Dioperasikan oleh operator gondola
dilengkapi body harness dan dipasang
pada lifeline gondola
c. Naik turun perlahan, tidak
menimbulkan beban kejut
d. Tali baja penggantung bebas
rintangan
e. Kemiringan sangkar (basket) <15
derajat

62 Pasal 66 Syarat larangan pada gondola:


a. Dilarang mengubah/ mofifikasi
gondola tanpa melaporkan pada unit
pengawas ketenagakerjaan
b. Dilarang menggantung sangkar pada
arm yang belum terpasang sempurna
c. Dilarang mengoperasikan gondola
jika kecepatan angin >32km/jam

Dilarang menggunakan gondola jika


ditemukan defleksi pada kerangka lantai kerja
>1/60 dari panjang kerangka lantai kerja
63 Pasal 67 Pesawat angkut dibagi menjadi 5 jenis :
- Alat Berat
- Kereta
- Personal Basket
- Truk
- Robotik dan Konveyor
64 Pasal 68 Landasan sebagai tumpuan atau lintasan
untuk pesawat angkut harus :
- Memiliki konstruksi pondasi yang kuat
untuk menahan beban, rata, stabil, dan
memenuhi ketentuan peraturan dan standar
yang berlaku
65 Pasal 69 Penempatan Pesawat Angkut pada area kerja
harus :
- Dalam kondisi stabil dan seimbang
Memiliki ruang gerak yang cukup dan
bebas dari rintangan
66 Pasal 70 Pesawat dan Angkut memiliki komponen
utama berupa :
- Alat pengendali, kabin operator/ruang
pengoperasian/ruang kontrol.
- Lengan (arm dan boom)
67 Pasal 71 Alat pengendali yang meliputi tuas, setir dan
tombol harus :
- Dibuat seragam dalam fungsi, gerak dan
warnanya
- Didesiain ergonomis dan aman
Alat pengendali dengan sisitem
komputerisasi harus :
- Monitor informasi pengoperasionalan
(yang mudah dipahami dan dioperasikan
oleh operator dan ada simbol/tanda
keterangan operasional)
68 Pasal 72 Kabin Operator harus :
- Dirancang untuk memudahkan pandangan
operator pada daerah pengoperasionalan
- Dilengkapi dengan atap pelindung untuk
melindungi operator dari cuaca dan
ketimpa benda jatuh
- Dilengkapi sabuk pengaman yangmampu
menahan tekanan kejut
Ruang Operasi harus :
- Mempunyai tempat atau panel untuk
penempatan alat pengendali pengoperasian
- Dilengkapi alat pelindung
- Memberikan kenyamanan dan kemudahan
aktivitas ruang gerak operator
Ruang Kontrol harus :
- Berada di dekat tempat kontrol operasi
ruang kemudi
- Memiliki ventilasi dan penerangan
Kabin Operator harus :
- Ada tanda rambu warning dilarang masuk
bagi yang tidak berwenang
- Terdapat APAR
69 Pasal 73 Lengan arm dan boom harus :
- Digunakan sesuai dengan buku petunjuk/
pedoman
- Memiliki sistem penghenti otomatis
- Memiliki alat pencegah terjadinya
benturan otomatis
70 Pasal 74 Dalam pengoperasian (pemuatan,
pemindahan dan pembongkaaran) harus :
- Dipastikan muatan tidak tumpah
Lokasi pengoperasian harus :
- Ada rambu peringatan/warning larangan
masuk bagi yang tisak berkepientingan
Tenaga penggerak motor bakar harus :
- Dijalankan sesuai dengan batas kecepatan
level aman
- Dilarang dijalankan di daerah berbahaya
seperti kebakaran, peledakan dan ruangan
tertutup
71 Pasal 75 Alat Berat
Pasal 67 ,
d. alat berat terdiri atas forklift, lifttruck,
reach stackers, telehandler, hand
lift/hand pallet, excavator, excavator
grapple, backhoe, loader, dozer,
traktor, grader, concrete paver, asphalt
paver, asphalt sprayer, aspalt finisher,
compactor roller/vibrator roller, dan
peralatan lain yang sejenis;
selain memiliki komponen utama
sebagaimana maksud dalam Pasal 8 dan Pasal
70, juga memiliki tiang (mast), garpu (/brfc),
bak (bucket, dan pencengkram (grapple).
72 Pasal 76 Tiang (mast) pada forklift harus:
a. mampu menahan benda kerja sesuai
dengan standar yang berlaku;
b. mampu menahan rantai pengggerak
garpu (fork)-,
c. dilengkapi pembatas (stopper) pada
titik pengangkatan tertinggi; dan
d. dilengkapi tempat dudukan sandaran
muatan.
73 Pasal 77 (1) Garpu (fork) pada forklift:
a. harus dibuat dengan faktor keamanan
paling rendah 3 (tiga);
b. tidak mengalami defleksi melebihi
sebesar 1/33 (satu per tiga puluh tiga)
dikali panjang garpu;
c. tidak diluruskan dan/atau dilakukan
pengelasan pada garpu yang
mengalami bengkok atau patah;
d. tidak mengalami penipisan garpu
lebih dari 10% (sepuluh persen);
e. harus dilengkapi pengatur dan
pengunci posisi pada dudukan jika
forklift menggunakan fork ganda;
f. tidak mengalami perbedaan
ketinggian lebih dari 3% (tiga persen)
dari panjang garpu apabila forklift
menggunakan garpu (fork) ganda.

(2) Dalam menggunakan garpu (fork) pada


forklift dilarang memasang alat tambahan
untuk memperpanjang garpu (fork).
74 Pasal 78 (1) Bak (bucket\ untuk loader, excavator,
backhoe, dan shavel harus;
a. digunakan sesuai jenis, bentuk,
dimensi, dan kapasitasnya;
b. dibuat dari bahan baja karbon sedang,
dengan kadar C : 0,3-0,6% (nol koma
tiga sampai dengan nol koma enam
persen) dan faktor keamanan paling
sedikit 6 (enam); dan
c. dilengkapi dengan penahan
muatan/barang pada sisi depan,
samping, dan belakang.
(2) Pemasangan bak (bucket] harus sesuai
Dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atau standar
yang berlaku.
75 Pasal 79 (1). Dilarang menggunakan bak (bucket)
pada kondisi keropos dan/atau retak.
(2} Setiap orang dilarang:
a. menggunakan bak (bucket) pada
kondisi keropos dan/atau retak.
b. menggunakan bak (bucket) pada
loader, excavator, backhoe, dan shovel yang
tidak dilengkapi pengunci pin penghubung
dengan linkage pada arm.
76 Pasal 80 (1) Pencengkram (grapple) harus:
a. dirancang sesuai jenis penggunaan baik
bentuk, dimensi, kapasitas, maupun jenis
terial/ muatannya;
b. dibuat dari bahan baja karbon sedang,
dengan kadar C : 0,3-0,6% (nol koma tiga
sampai dengan -42 - nol koma enam persen)
dan faktor keamanan paling sedikit 5 (enam);
c. memiliki baut yang terpasang dengan kuat
di seluruh dudukan.
(2) Pemasangan pencengkram (grapple) harus
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atau standar yang
berlaku.
(3) Dilarang menggunakan pencengkram
(grapple) pada kondisi:
a. dimensi beban keija atau dimensi
muatan tidak sesuai dengan kapasitas
cengkraman; dan
b. baut pengencang tidak lengkap.
77 Pasal 81 Landasan forklift, lift truck, reach stackers,
dan telehandler.
a. harus dikonstruksi cukup kuat dan rata;
b. harus mempunyai tanda area lintasan;
c. tidak mempunyai belokan dengan sudut
yang tajam;
d. tidak mempunyai tanjakan atau turunan
yang terjal yang dapat mengganggu
keseimbangan
78 Pasal 82 Setiap orang dilarang menggunakan forklift,
lift, reach stackers, dan telehandler dengan
tenaga penggerak motor bakar di area keija
yang mempunyai bahan mudah meledak
dan/atau dalam ruangan tertu
79 Pasal 83 Sebelum memuat dan membongkar muatan,
rem pada forklift, reach stacker, telehandler
dan sejenisnya harus digunakan dan jika
diatas tanjakan roda harus diberi penahan
80 Pasal 84 Jarak bebas sisi lintasan yang dilalui forklift,
telehandler dan sejenisnya paling sedikit :
1. 60 cm diukur dari sisi terluar pesawat atau
sisi terluar yang paling lebar jika digunakan
lalu lintas satu arah
2. 90cm diukur dari sisi terluar diantara dua
pesawat atau sisi terluar diantara muatan
yang paling lebar dikedua pesawat jika
digunakan lalu lintas 2 arah
81 Pasal 85 Diperiksa 6 bulan sekali
a.Garpu(fork 1.dibuat dengan faktor keamanan paling
) rendah
2.Tidak mengalami defleksi melebihi sebesar
1/33 x panjang garpu
3.Tidak diluruskan dan/atau dilakukan
pengelasan pada garpu yang mengalami
bengkok atau patah
4.Tidak mengalami penipisan garpu lebih
dari 10%
5. Harus dilengkapi pengatur dann pengunci
posisi pada dudukan jika forklift
menggunakan fork ganda
6.Tidak mengalami perbedaan ketinggian
lebih dari 3% dari panjang garpu apabila
forklift menggunakan garpu ganda
b.Forklift 1.a.Pada saat dioperasikan dalam keadaan
berjalan
b.dibuat dengan faktor keamanan paling
rendah
c.Tidak mengalami defleksi melebihi sebesar
1/33 x panjang garpu
d.Tidak diluruskan dan/atau dilakukan
pengelasan pada garpu yang mengalami
bengkok atau patah
e.Tidak mengalami penipisan garpu lebih
dari 10%
6.Harus dilengkapi pengatur dann pengunci
posisi pada dudukan jika forklift
menggunakan fork ganda
f.Tidak mengalami perbedaan ketinggian
lebih dari 3% dari panjang garpu apabila
forklift menggunakan garpu ganda
2.Pada saat sedang tidak digunakan harus
diletakkan pada landasan yang rata tanpa ada
kemiringan dengan kondisi rem terkunci dan
garpu sisi terbawah menempel pada
permukaan landasan
3.Dilarang digunakan untuk tujuan lain
selain untuk mengangkat,mengangkut dan
meletakkan muatan/barang
82 Pasal 86 1.Pengoperasian loader, excavator, backhoe,
shavel dan sejenisnya:
a.berada pada landasan yang cukup keras
untuk menjaga kestabilan
b.tetap pada posisi stabil
c.hindari pengangkatan/pengisian muatan
melintasi cabin truk yang akan diisi muatan.
2.Pengoperasian Excavator
a.Posisi lengan yang merupakan arm dan
boom harus diatur pada saat berpindah lokasi
pengerukkan untuk mencegah
ketidakstabilan
b.bagian depan maupun belakang harus
dipastikan posisinya agar tidak bergerak
kearah yang salah pada saat berpindah
horizontal
c.Posisi arm dan boom terpanjang antara sisi
terluar bak(bucket) dengan dinding
bangunan harus ditempatkan paling dekat 60
cm
3.Pengoperasian loader saat mengangkut
muatan ,jarak antara sisi terbawah bak
dengan permukaan landasan paling rendah
30cm dan paling tinggi 90 cm.
4.Loader pada saat sedang tidak digunakan
harus diletakkan pada landasan yang rata
tanoa ada kemiringan dengan kondisi rem
terkunci dan sisi terluar bak menempel pada
permukaan landasan.
5.Excavator pada saat sedang tidak
digunakan harus diletakkan pada landasan
yang rata tanpa ada kemiringan dengan
kondisi rem terkunci dan sisi terluat bak
menempel pada permukaan landasan dan
kabin pada posisi sejajar dengan kedua
kelabang ( crawler)
83 Pasal 87 Grader pada saat tidak digunakan ,pelat
penyapu (blade) dan garpu pembajak
(scarifier) harus dalam kondisi diletakkan
tegaklurus terhadap pada landasan dan
dengan kondisi rem terkunci.
84 Pasal 88 Excavator,dozer,backhoe dan grader pada
tidak boleh dioerasikan pada area pipa/kabel
bertekanan tinggi
85 Pasal 89 Pengoperasian concrete paver, asphalt paver,
asphalt sprayer, ashphalt finisher, compactor
roller/vibrator roller harus diberi pembatas
dan rambu peringatan serta penerangan yang
cukup pada area kerja
86 Pasal 90 Alat berat dilarang digunakan pada lintasan
miring.
87 Pasal 91 Syarat utama kompenen kereta :
c. Psl 8 (Rangka utama, instalasi listrik,
sistem hidraulik/pneumatic, motor
penggerak, transmis, crawler/roda)
d. Psl 70 (Alat pengendali, Kabin Operator /
Ruang Kontrol / Ruang Pengoperasian,
Arm/Boom)

Psl 91 (Roda Kereeta, Tali Kawat Baja,


Rantai Penggantung, Poros, Rel/Lintasan)
88 Pasal 92 Syarat roda pada kereta :
d. Terbuat dari besi tuang dengan faktor
keamanan 8
e. Kuat & Tidak Cacat
f. Memenuhi standart
g. Tidak terdapat sambungan las
h. Memiliki pasak antara roda dan poros
roda
i. Memiliki pin pengunci

89 Pasal 93 Syarat tali kawat baja penggantung pada


kereta :
a. Terbuat dari baja dengan faktor kemanan
paling sedikit 12
b. Inti tali kawar baja jenis IWRC
c. Tahan korosi
d. Flexible
e. Terdapat klem
f. Tidak terdapat simpul dan sambungan
g. Tidak adanya perubahan bentuk dan
putus

90 Pasal 94 Syarat lantai penggantung pada kereta :


d. Terbuat dari baja min grade 80 dan faktor
keamanan minimal 5
e. Tahan korosi
f. Dapat menahan beban kejut
g. Harus menggunakan shakle / sejenisnya
tidak adanya perubahan bentuk
(deformasi)

91 Pasal 95 Syarat poros pada kereta :


a. Terbuat dari baja dengan faktor
keamanan minimal 6
b. mampu menahan tegangan tumpu, dan
momen puntir.

Poros roda kereta harus:

a. terbuat dari baja dengan faktor keamanan 6


(enam);
b. mampu menahan gaya aksial, gaya radial,
momen lengkung, dan momen puntir.

92 Pasal 96 Syarat rel atau lintasan pada kereta :


a. Terbuat dari baja dengan faktor
keamanan 6
b. Kuat
c. Tahan korosi
d. Konstruksi harus mengikuti perundang-
undangan
e. Dilakukan pemeriksaan berkala
f. Memiiki jalur lintas bebas pada kedua sisi
sesuai dengan jalurnya
g. Dilengkapi dengan alat pengunci rel
pemutar kereta
h. Harus memiliki rel pengaman pada
bagian dalam rel dengan jarak tidak lebih
dari 25 cm dari sisi dalam rel, apabila
rel :

93 Pasal 97 1. Terpasang di jembatan dengan panjang


30 m dan memiliki tikungan
a. Radius tikungan minimal 250 m x
1.435 mm
b. Radius tikungan melebihi 400m x
1.435 mm

2. Dipasang balok penahan benturan pada


ujung rel
94 Pasal 98 Persyaratan Tentang Wesel Pada Rel Kereta:
1. Pemindahan Rel dengan Peralatan
Tuas dan Wesel harus dipasang Alat
Pengaman agar Tuas tidak terbalik
2. Tuas Wesel harus di Pasang Dan
dikontruksi dengan Kuat
95 Pasal 99 Persyaratan Tentang Lintasan Rel Kereta:
1. Rel Tidak melewati Jalur Kendaraan
lain atau Pejalan Kaki
2. Jika Melintasi Jalan maka harus
berupa layang atau Terowongan
3. Jika Belum tersedia Layang atau
Terowongan maka harus memiliki
Persilangan dengan Jalan Kendaraan
lain harus memiliki ketinggian sama
4. Syarat Persilangan dengan kendaraan
lain:
a. Alat Pengaman atau Penghalang
dengan warna jelas
b. Dilengkapi Sirine dan Lampu
Peringatan
c. Dipasang tanda “BAHAYA” atau
“PERSILANGAN”
d. Dijaga oleh Petugas Khusus
e. Diberi cahaya berpendar untuk
semua tanda pengaman dan
lainnya untuk penggunaan malam
hari
96 Pasal 100 Persyaratan Jarak Rel dengan Benda
Lainnya:
(1) Jarak antara sisi terluar kereta harus
mempunyai ruang bebas dengan
ketentuan:
a. paling sedikit 75 cm antara 2 kereta
lain atau bangunan di sisi rel;
b. secara vertikal paling sedikit:
1. 215 cm ke bangunan atau rintangan
lainnya
2. 430 cm ke sumber arus listrik.
c. dipasang tanda ukuran pada tiap sisi
bangunan.
(2) Bangunan, rintangan, atau sumber listrik
harus dipasang tanda ukuran jarak vertikal
yang mudah terbaca.
97 Pasal 101 Persyaratan Tentang Kereta Listrik:
1. Jaringan Listrik Kereta Listrik harus
memenuhi persyaratan Kelistrikan
2. Jaringan Listrik harus diberi tanda
“BAHAYA” yang mudah dibaca
98 Pasal 102 Kereta gantung, komidi putar, roller coaster,
dan kereta ayun harus:
a. dilakukan pembumian/pentanahan
(grounding) sesuai dengan ketentuan
standar kelistrikan
b. memiliki jalan masuk dan keluar yang
terpisah, diberi tanda secara jelas, mudah
dibaca, dilengkapi dengan Alat Pengaman
dan Alat Pelindungan.
99 Pasal 103 Personal basket harus memiliki boom dan
keranjang
10 Pasal 104 Lengan yang merupakan boom harus:
0 a. terbuat dari baja dengan faktor keamanan
≥ 5 (lima)
b. memiliki sistem penghenti yang berfungsi
secara otomatis apabila sudut kemiringan
mencapai batas maksimal.
10 Pasal 105 Keranjang (basket) harus:
1 a. terbuat dari baja dengan faktor keamanan
≥ 5 (lima)
b. konstruksi hams cukup kuat dan aman;
c. dilengkapi dengan pengaman pinggir
d. memiliki pintu penutup yang dapat dikunci
dan dibuka secara aman; dan
e. ketinggian pagar keranjang (basket) paling
sedikit 1,25 m dari dasar lantai kerja.
10 Pasal 106 1. Pengoperasian personal basket
2 dilakukan dengan ketentuan:
a) tidak melebihi beban maksimum
yang diizinkan;
b) dioperasikan oleh Operator
personal basket yang dilengkapi
dengan body harness;
c) dinaikan atau diturunkan secara
perlahan, tidak menimbulkan
kejutan; dan
d) bebas dari rintangan/hambatan.
2. Dilarang mengoperasikan personal
basket:
a) pada area atau Tempat Kerja
yang miring dan/atau
b) apabila kecepatan angin melebihi
32 km/jam (tiga puluh dua
kilometer per jam).
10 Pasal 107 Setiap orang dilarang mengubah dan/
3 atau memodifikasi personal basket tanpa
melaporkan terlebih dahulu kepada
instansi yang bertanggung jawab di
bidang pengawasan ketenagakerjaan.
10 Pasal 108 Truk sebagaimana dimaksud dalam
4 a) Pasal 67 huruf d (truk terdiri
atas tractor, truk pengangkut
bahan berbahaya, dump truck,
cargo truck lift, trailer, side
loader truck, module transporter,
axle transport, car towing, dan
peralatan lain yang sejenis)
b) selain memiliki komponen utama
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 dan Pasal 70 (juga
memiliki bak dump truck dan
penyambung (tow).
Pasal 8 :
1) Komponen utama Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut meliputi:
a) rangka utama;
b) instalasi listrik;
c) sistem hidraulik dan/ atau system
pneumatik;
d) motor penggerak;
e) transmisi; dan
f) kelabang (crawler) dan/atau roda.

2) Komponen utama sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf
c, dan huruf f harus mempunyai
konstruksi yang kuat sesuai dengan
fungsi dan kapasitas.
3) lnstalasi listrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b harus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan standar di bidang
kelistrikan.
Pasal 70 : (Pesawat Angkut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67 selain
memiliki komponen utama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) juga
memiliki komponen utama berupa alat
pengendali, kabin Operator atau ruang
pengoperasian atau ruang kontrol,
dan lengan yang merupakan arm dan
boom).
10 Pasal 109 1) Bak dump truck harus:
5 a) digunakan sesuai dengan
jenis muatan dan kapasitasnya
b) dibuat dari bahan baja karbon
sedang dengan kadar C: 0,3-
0,6% (nol koma tiga sampai
dengan nol koma enam persen)
dan faktor keamanan paling
sedikit 6 (enam);
c) dilengkapi dengan penahan
muatan/barang pada sisi depan,
samping, dan belakang.
2) Bak dump truck dilarang digunakan
apabila:
a) keropos dan/atau retak
b) tidak dilengkapi pin pengunci
pada silinder hidraulik; dan
c) tidak dilengkapi kanopi
pelindung tumpahan material.
3) Pemasangan bak dump truck harus
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atau standar
yang berlaku.
10 Pasal 110 1) Batang penyambung (tow) harus:
6 a) dirancang sesuai dengan daya
tarik ataudorong truk
meliputi bentuk, dimensi,
daya dan kapasitas
b) dibuat dari bahan baja dengan
faktor keamanan paling sedikit
5 (lima).
2) Pemasangan bola pengikat
(hitch ball) pada batang penyambung
(tow) truk atau benda yang
ditarik atau didorong harus pada posisi
di atas dan dilengkapi baut atau pin
pengunci.
3) Dilarang menggunakan batang
penyambung (tow) pada kondisi
mengalami perubahan bentuk lebih
besar dari 5° (lima derajat) dari pangkal.
4) Dilarang mengunakan bola pengikat
(hitch ball) pada penyambung batang
(tow) apabila mengalami
perubahan posisi horizontal lebih
besar dari 1 ° (satu derajat) atau 25
mm (dua puluh lima milimeter)
diukur dari permukaan batang
penyambung dengan bola pengikat
(hitch ball)
10 Pasal 111 1) Pengoperasian truk harus:
7 a) dilakukan pada permukaan
landasan yang rata dan tidak
miring saat memuat dan
menurunkan muatan; dan
b) dipastikan sisi belakang bebas dari
orang pada saat menurunkan
muatan dengan cara
memiringkan bak (bucket).
2) Muatan pada bak (bucket) tidak
boleh melebihi tinggi din ding bak
(bucket).
3) Gerakan bak (bucket) dump
truck pada saat menurunkan
muatan harus dilakukan secara
perlahan dengan memperhatikan berat
dan volume muatan.
4) Dilarang menggerakkan truk pada saat
memuat dan menurunkan muatan.
10 Pasal 112 (1) Robotik yang dimaksud dalam pasal 67
8 huruf e memiliki komponen utama dalam
pasal 8 dan pasal 70memiliki pita
magnetic.
(2) Konveyor yg dimaksud pasal 67 huruf e
memiliki komponen utama dalam pasal 8
dan pasal 70 memiliki
ban/sabuk,rantai,roller.
10 Pasal 113 Pita magnetik/lintasan :
9 a. Terbaca jelas oleh sensor Automated
Guided Vehicle.
b. Bebas dari rintangan yang
menghalangi pita magnetik ke sensor
Automated Guided Vehicle.
11 Pasal 114 (1) Automated Guided Vehicle :
0 a. Alat pengaman lintasan sesuai arah.
b. Sensor pembaca lokasi (GPS)
c. Sensor stop secara otomatis.
(2) Area kerja Automated Guided Vehicle :
a. Kamera pengawas dan monitor area
pengoperasian.
b. Diawasi oleh operator.
c. Rambu dan penanda lintasan operasi.
11 Pasal 115 (1) Pengoperasian Automated Guided
1 Vehicle :
a. Diperiksa operator sebelum
dioperasikan.
b. Dapat dikendalikan secara manual.
(2) Automated Guided Vehicle dilarang
digunakan untuk:
a. Mengangkut bahan berbahaya.
b. Mengangkut material berlebihan.
(3) Dilarang melewati dan menghalangi
Automated Guided Vehicle.
11 Pasal 116 (1) Ban/sabuk :
2 a. Dimensi dan kapasitas muatan.
b. Terbuat dari bahan yang kuat,tahan
tegangan Tarik dan perubahan
bentuk.
(2) Untuk pemindahan makanan,ban/sabuk
terbuat dari food grade standart yang
berlaku.
(3) Ban/sabuk terpasang dengan kencang dan
tegangan rata untuk mencegah slip.
(4) Dilarang menggunakan ban/sabuk yang
sobek lebih dari 10% dari panjang.
11 Pasal 117 (1) Rantai :
3 a. Dimensi sesuai jenis dan kapasitas.
b. Bahan kuat,mampu menahan muatan.
c. Dilengkapi dengan pin penghubung
dan pengunci.
(2) Rantai harus kencang dan tegangan
merata.
(3) Dilarang menggunakan ban/sabuk yang
sobek lebih dari 10% dari panjang.

11 Pasal 118 (1) Roller :


4 a. Dimensi sesuai jenis dan muatan.
b. Terbuat dari bahan kuat,mampu
menahan muatan dan tegangan
lengkung dan permukaan rata.
(2) Pemasangan roller pada rangka konveyor
harus tegak lurus dan terdapat bearing.
(3) Dilarang menggunakan roller apabila :
a. Mengalami perubahan bentuk lebih
dari 10% dari jumlah roller yang
terpasang.
b. Bantalan mengalami kerusakan.
11 Pasal 119 (1) Syarat konstruksi mekanis konveyor
5 harus:
a. kuat dan aman untuk menunjang
muatan yang telah ditetapkan baginya
atau beban keija aman; dan
b. dapat meniadakan titik-titik geser yang
berbahaya antara bagian-bagian yang
bergerak dengan benda kerja atau
muatan yang berpindah ataupun tetap
dan/atau dilengkapi Alat Pelindungan.
(2) Syarat konveyor harus dilengkapi
dengan:
a. sistem pengereman yang mampu
menahan dengan aman pada posisi
turun, miring, dan vertikal karena gaya
gravitasi;
b. alat penanda beban lebih yang harus
berfungsi dan mudah diketahui; dan
c. sistem pelumasan otomatis.
(3) Syarat jika konveyor yang tidak tertutup
yang dilalui Tenaga Kerja, maka pada
bagian bawahnya harus dipasang alat
pelindung berupa tutup pengaman yang
mempunyai ketinggian paling sedikit 2,6
m (dua koma enam meter).
(4) Syarat jika konveyor membentang
sampai pada tempat yang tidak kelihatan
dari pos kontrol, maka harus dilengkapi
dengan sirine atau lampu rotari dan harus
dibunyikan oleh Operator sebelum
menjalankan mesin.
(5) Syarat jika tinggi ujung pengisian
konveyor kurang dari 1 m {satu meter) di
atas lantai, maka harus diberi pagar
pelindung.
11 Pasal 120 (1) Syarat lantai atau teras kerja harus dalam
6 kondisi anti slip.
(2) Syarat lantai atau teras dan tempat jalan
kaki di samping konveyor harus bersih
dari sampah dan bahan lain.
(3) Syarat lantai sekitar konveyor harus
tersedia saluran air
(4) Syarat penyeberangan pada konveyor
harus disediakan jembatan yang
memenuhi syarat pada jarak tidak lebih
dari 300 m (tiga ratus meter).
11 Pasal 121 (1) Syarat untuk konveyor tertutup yang
7 digunakan untuk membawa bahan yang
dapat terbakar atau meledak harus
dilengkapi dengan lubang pelepas
pengaman yang langsung menuju ke
udara luar.
(2) Syarat untuk Lubang pelepas pengaman
pada konveyor tertutup sebagaimana pada
pasal 1 tidak boleh dihubungkan dengan
cerobong, pipa lubang angin atau saluran
asap untuk tujuan lain.
(3) Syarat konveyor dalam hal konstruksi
pembuangan tidak dapat dibuat, saluran
lubang pelepas pengaman pada konveyor
harus dilengkapi dengan tutup pelepas.
11 Pasal 122 (1) Syarat untuk konveyor yang digerakan
8 dengan tenaga mekanik pada tempat
bongkar muat, pada akhir perjalanan dan
awal pengambilan dan/atau pada berbagai
tempat lain, harus dilengkapi dengan alat
untuk menghentikan mesin atau motor
penggerak ban transport dalam keadaan
darurat.
(2) Syarat untuk konveyor yang membawa
muatan pada bidang yang miring harus
dilengkapi dengan alat mekanis yang
dapat mencegah mesin berbalik dan
membawa muatan kembali ke arah
tempat memuat, jika sumber tenaga
dihentikan.
(3) Syarat apabila 2 konveyor atau lebih
beroperasi bersama harus dipasang Alat
Pengaman yang dapat mengatur bekerja
sedemikian rupa sehingga kedua
konveyor harus berhenti apabila salah
satu konveyor tidak dapat bekerja secara
terus menerus.
(4) Syarat untuk konveyor yang mengangkut
semen, pupuk buatan, serat kayu, pasir
atau bahan sejenisnya harus dilengkapi
dengan kilang keruk atau alat lainnya
yang sesuai.
(5) Syarat untuk konveyor yang ditinggalkan
dan/atau sering dilalui orang harus
dilengkapi dengan tempat jalan kaki atau
teras pada seluruh panjangnya dengan
lebar tidak kurang dari 45 cm (empat
puluh lima sentimeter} dan mempunyai
sandaran standar dan/atau pagar
perlindungan pinggir.
11 Pasal 123 (1) Syarat untuk konveyor bahwa setiap
9 orang dilarang menaikinya.
(2) Syarat untuk konveyor yang akan di setel
atau diperbaiki perlengkapannya
sebaiknya menghentikan dahulu sumber
tenaganya dan mengunci tuas atau tombol
dalam keadaan berhenti.
(3) Syarat konveyor pada saat beroperasi
tenaga Keija dilarang berdiri di kerangka
penahan konveyor terbuka.
12 Pasal 124 Alat Bantu Angkat dan Angkut
0 Syarat Alat Bantu Angkat dan Angkut
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4
tentang perencanaan, pembuatan, pemakaian,
pemeliharaan dan perawatan, serta
pemeriksaan dan pengujian Alat Bantu
Angkat dan Angkut yang meliputi sling,
spreader bar, lifting beam, personal basket,
jaring, dan alat kelengkapan (shackle,
tumbuckle, swivel, eyebolt, eyenuts, eyepad,
hooker, rings, master link, clamp, grapple,
dan magnetic lifter).

12 Pasal 125 Syarat Alat Bantu Angkat dan Angkut :


1 a. harus dilengkapi keterangan kapasitas
beban kerja aman yang diizinkan;
b. harus dilengkapi kunci pengaman khusus
Alat Bantu Angkat dan Angkut jenis
klem pelat dan klem jepit; dan
c. harus dibuat dengan faktor keamanan
paling rendah 5 (lima) kecuali untuk sling
rantai (chain sling).
12 Pasal 126 Penggunaan Alat Bantu Angkat dan Angkut
2 harus:
1. diperiksa terlebih dahulu oleh Juru Ikat
(rigger) sebelum digunakan untuk pengikatan
benda kerja atau muatan;
2. sesuai dengan jenis dan kapasitas;
3. mempunyai jarak paling sedikit 5 m (lima
meter) dari sumber listrik bertegangan tinggi
untuk jenis personal basket dan yang terbuat dari
logam;
4. dilakukan pencatatan dengan menggunakan
buku catatan penggunaan (log book) yang
memuat jenis, jumlah, dan tanggal pemeriksaan
dan pengujian.
Alat Bantu Angkat dan Angkut harus :
1. Dilakukan perawatan secara berkala sesuai
dengan buku panduan pabrik pembuat;
2. Disimpan pada tempat khusus yang
melindungi dari panas, cairan, bahan berbahaya,
dan memiliki sirkulasi udara yang baik;
3.Dimusnahkan sesuai dengan prosedur
pemusnahan bila telah mengalami perubahan
bentuk, wama, cacat, kerusakan, dan tidak
memenuhi syarat.
12 Pasal 127 A. Alat Bantu Angkat dan Angkut dilarang
3 digunakan apabila :
1. Mengalami perubahan bentuk dan warna;
2. Cacat dan/atau rusak; dan/atau
3. Kecepatan angin melebihi 38 km/jam (tiga
puluh delapan kilometer per jam).
B. Setiap orang dilarang membawa /
memindahkan Alat Bantu Angkat dan
Angkut dengan cara diseret.

12 Pasal 128 A. .Pengikatan Alat Bantu Angkat dan Angkut


4 harus kuat, aman dan seimbang.
B. Dalam hal pengikatan Alat Bantu Angkat dan
Angkut tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
digunakan tambahan dengan alat kelengkapan
berupa shackle, tumhuckle, swivel, eyebolt,
eyenuts, eyepad, hooker, rings, clamp, grapple,
dan magnetic lifter.
12 Pasal 129 Sling
5 Sling meliputi sling tali kawat baja (wire rope
sling), sling rantai (chain sling), sling sabuk
(webbing sling) dan sling tali serat.
12 Pasal 130 (1) Penggunaan sling dalam pengikatan harus
6 sesuai dengan jenis dan kapasitas.
(2) Pengikatan dengan menggunakan lebih dari 1
(satu) sling, penempatan sling harus dalam
keadaan seimbang dan sudut kaki sling yang
diizinkan paling besar 120o (seratus dua puluh
derajat).
(3) Perpanjangan sling dalam pengikatan harus
menggunakan alat kelengkapan berupa
tumbuckle, shackle, link dan rings.
(4) Setiap orang dilarang membuat simpul pada
sling saat pengunaan sling dalam pengikatan.
12 Pasal 131 Sling Tali Kawat Baja (Wire Rope Sling)
7 1. Sling tali kawat baja (wire rope sling) harus:
a. mempunyai faktor keamanan paling sedikit 5
(lima);
b. dibuat pada kedua ujung dengan cara diklem,
dipres dengan soket dan dianyam (splice).
2. Pengurangan ukuran diameter sling tali kawat
baja (wire rope sling) tidak boleh melebihi 5%
(lima persen) dari diameter semula.
3. Sling tali kawat baja (wire rope sling) dilarang
disimpul dan dibelit.
4. Sling tali kawat baja (wire rope sling) dilarang
digunakan apabila:
a. tertekuk, kusut, berjumbai dan terkelupas;
b. terdapat aus atau karat (deformasi) sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. 12% (dua belas persen) untuk tali kawat
baja
dengan konstruksi pilinan 6x7 (enam kali
tujuh) pada panjang 50 cm (lima puluh
sentimeter);
2. Untuk sling tali kawat baja (wire rope
sling)
khusus:
a) 12% (dua belas persen) untuk tali kawat
baja seal pada panjang 50 cm (lima
puluh
sentimeter);
b) 15% (lima belas persen) untuk tali kawat
baja lilitan potongan segitiga pada
panjang
50 cm (lima puluh sentimeter).
c. mengalami kawat putus untuk tali kawat baja
yang konstruksi pilinannya lebih besar atau sama
dengan 6 x 19 (enam kali sembilan belas) dengan
ketentuan lebih besar atau sama dengan 5 (lima)
kawat dalam 1 (satu) strand dan/atau lebih besar
atau sama dengan 10 (sepuluh) kawat yang
terdistribusi dalam beberapa strand untuk
Pesawat Angkat jenis keran angkat dengan
landasan berpindah;
d. temperatur di atas 204 oC (dua ratus empat
derajat celcius) dan di bawah -40 oC (minus
empat puluh derajat Celsius);
e. terjadi kerusakan pada soket dan klem.
12 Pasal 132 Sling rantai (chain sling)
8 (1) Sling rantai (chain sling) harus:
a. mempunyai faktor keamanan paling sedikit 4
(empat);
b. dibuat pada kedua ujungnya dengan cara
pengelasan antara mata rantai dengan hook,
hooker, ring atau dengan cara mengunakan pin.
(2) Perubahan panjang mata rantai sling rantai
(chain sling) tidak lebih dari 5% (lima persen)
dari ukuran panjang mata rantai semula.
(3) Pengausan mata rantai satu sama lainnya
tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari
diameter rantai semula.
(4) Sling rantai (chain sling) dilarang:
a. dipukul walaupun untuk maksud meluruskan
atau memasang pada tempatnya;
b. disilang, dipelintir, dikusutkan, untuk dibuat
simpul;
c. ditarik bila terhimpit beban;
d. dijatuhkan dari suatu ketinggian;
e. diberi beban kejutan;
f. digunakan pada temperatur di atas 204 oC (dua
ratus empat derajat celcius) dan di bawah -40 oC
(minus empat puluh derajat Celsius)
(5) Sling rantai (chain sling) yang rusak dapat
digunakan kembali setelah dilakukan perbaikan
oleh orang yang memiliki kompetensi di bidang
perbaikan rantai.
12 Pasal 133 Sling Sabuk (Webbing Sling)
9 (1) Sling sabuk (webbing sling) harus;
a. mempunyai faktor keamanan paling sedikit 5
(lima);
b. dianyam atau dijahit pada kedua ujung.
(2) Sling sabuk (webbing sling) dilarang
digunakan jika:
a. mengalami perubahan warna, sobek, putus
jahitan, terkikis, berlubang, meleleh atau
kerusakan lainnya;
b. pernah terbakar, terkena zat asam; dan
c. temperatur di atas 90 oC (sembilan puluh
derajat celcius) dan di bawah -40 °C (minus
empat puluh derajat Celsius).
13 Pasal 134 Sling Tali Serat (Synthetic Rope Sling)
0 (1) Sling tali serat (synthetic rope sling) harus:
a. mempunyai faktor keamanan paling sedikit 5
(lima); dan
b. dianyam (splice) pada kedua ujungnya.
(2) Pengurangan diameter sling tali serat
(synthetic rope sling) tidak boleh melebihi 10%
(sepuluh persen) dari diameter semula.
(3) Sling tali serat (synthetic rope sling) dilarang
digunakan jika:
a. mengalami perubahan warna, terkikis, meleleh
atau kerusakan lainnya;
b. terkena bagian yang tajam dari thimble atau
komponen lainnya yang berkarat;
c. temperatur di atas 90 oC (sembilan puluh
derajat celcius) dan di bawah -40 oC (minus
empat puluh derajat celsius).
13 Pasal 135 Batang Balok (Spreader Bar)
1 (1) Batang balok (spreader bar) harus :
a. mempunyai faktor keamanan paling sedikit 6
(enam) untuk batang baja dan untuk rantai
mempunyai faktor keamanan paling sedikit 4
(empat);
b. dilengkapi pengait pada batang baja bagian
atas maupun bawah sebagai tempat sling rantai
(chain sling).
(2) Penempatan pengait harus pada titik
keseimbangan batang balok (spreader bar).
(3) Batang balok dapat dibuat dari baja pejal, H-
beam, dan direncanakan mampu menahan beban
maksimum yang diizinkan.
(4) Batang balok (spreader bar) dilarang
digunakan jika mengalami retak, melengkung,
dan keropos.
(5) Sling rantai (chain sling) pada batang balok
(spreader bar) harus sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 132.
13 Pasal 136 Balok Pengangkat (Lifting Beam)
2 (1) Balok pengangkat (lifting beam) harus:
a. mempunyai faktor keamanan paling sedikit 6
(enam) untuk balok baja dan untuk rantai
mempunyai faktor keamanan paling sedikit 4
(empat);
b. dilengkapi pengait pada balok baja bagian atas
maupun bawah sebagai tempat hook crane, sling
rantai (chain sling), sling tali kawat baja (wire
rope sling), pencengkram (grapple), kait
(hooker), dan magnetic lifter.
(2) Penempatan pengait harus pada titik
keseimbangan batang balok pengangkat.
(3) Balok pengangkat (lifting beam) dapat dibuat
dari baja pejal, H-beam, dan direncanakan
mampu menahan beban maksimum yang
diizinkan.
(4) Batang balok pengangkat dilarang digunakan
jika mengalami retak, melengkung, dan keropos.
(5) Sling rantai (chain sling) pada balok
pengangkat (lifting beam) harus sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
132.
13 Pasal 137 Keranjang Manusia (Personal Basket)
3 (1) Keranjang manusia (personal basket) yang
terbuat dari baja harus:
a. mempunyai konstruksi kuat dan aman sesuai
dengan ketentuan peraturan pemndang-undangan
atau standard yang berlaku;
b. mempunyai faktor keamanan paling sedikit 5
(lima);
c. dilengkapi dengan pengaman pinggir
(toeboard);
d. memiliki pintu penutup yang dapat dikunci
dan dibuka secara aman;
e. memiliki atap pelindung yang dilengkapi
dengan pengait;
f. dirancang dengan tinggi paling sedikit 2 m
(dua meter) dari lantai kerja.
(2) Tenaga Kerja yang berada di dalam
keranjang manusia (personal basket) harus
dilengkapi full body harness.
(3) Setiap orang dilarang menggunakan
keranjang manusia (personal basket) yang
terbuat dari baja yang mengalami keropos, karat,
retak pada bagian rangka dan lantai kerjanya.
13 Pasal 138 (1) Keranjang manusia (personal basket) yang
4 mengunakan tali serat sintetis dan digunakan di
permukaan atau di atas air harus:
a. mempunyai faktor keamanan 5 (lima);
b. dilengkapi dengan pelampung dan tali
pengatur (tag line).
(2) Tenaga Kerja yang berada di dalam
keranjang manusia (personal basket) yang
bekerja di permukaan atau di atas air harus
dilengkapi pelampung.
(3) Setiap orang dilarang menggunakan
keranjang manusia (personal basket) yang
memakai tali serat sintetis jika mengalami:
a. perubahan warna, terkikis, meleleh atau
kerusakan lainnya; dan/atau
b. pengurangan diameter tali melebihi
10% (sepuluh persen) dari diameter semula.
13 Pasal 139 Alat Kelengkapan
5 (1) Alat kelengkapan berupa: shackle,
tumbuckle, swivel, eyebolt, eyenuts, eyepad,
hooker, rings, master link, dan clamp harus:
a. digunakan sesuai dengan jenis, kapasitas,
bentuk muatan; dan
b. dilakukan pemilihan sesuai dengan jenis Alat
Bantu Angkat dan Angkut dalam pengikatan,
kecuali jaring.
(2) Setiap orang dilarang menggunakan alat
kelengkapan berupa shackle, tumbuckle, swivel,
eyebolt, eyenuts, eyepad, hooker, rings, master
link, dan clamp jika mengalami:
a. perubahan dimensi 10% (sepuluh persen) dari
dimensi semula;
b. perubahan bentuk, kerusakan ulir, retak, dan
korosi.
(3) Alat kelengkapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus dimusnahkan.

Anda mungkin juga menyukai