Anda di halaman 1dari 303

978-602-74352-1-6

PROSIDING
SIMPOSIUM NASIONAL TEKNOLOGI PERTANIAN
KARYA ANAK BANGSA (SIENTESA) 2017
“Contribute
Youth Innovation to be a Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”

Penyunting:
Wendra G Rohmah, STP, MP
Dego Yusa Ali, STP, MSc
Angky Wahyu Putranto, STP, MP
Riska Septifani, STP, MP
Joko Prasetyo, STP, MSi
Vivien Fathuroya, ST, MT

Sampul dan penata letak:


Bagas Teja Kusuma

Hak Cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam atau dengan
sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis.

Penerbit:
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Jl Veteran Malang

Mei 2017
ISBN:
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim,
Assalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh. Salam Sejahtera.

Peran serta seluruh civitas akademika sangat dibutuhkan dalam hal memecahkan setiap
persoalan dengan terus berinovasi di bidang teknologi khususnya teknologi pertanian.
Perkembangan teknologi dalam bidang agroindustri diharapkan mampu berperan secara
berkelanjutan ke depannya bagi bangsa dan negara. Semangat berkarya pemuda dapat
diwujudkan melalui pengembangan dan perwujudan ide-ide kreatif di bidang sains dan
teknologi. Peran pengabdian terwujud dengan keaktifan pemuda dalam pemberdayaan
masyarakat melalui sociopreneur agar terciptanya masyarakat Indonesia yang mandiri. Hal
tersebut kemudian menjadi landasan kegiatan Simposium dan Expo Nasional Teknologi
Pertanian Karya Anak Bangsa Tahun 2017 dengan tema “Contribute Youth Innovation to be A
Part of Magnificent Journey for SDG’S 2030” yang juga merupakan salah satu rangkaian
kegiatan Dies Natalis Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya ke-19. Sub-tema
yang diangkat dalam simposium nasional ini antara lain: 1) Technology (Environment,
Agricultural Engineering); 2) Science (Agricultural Science, Energy); 3) Food-sociopreneur
(Functional Food, Society Services).
Tujuan kegiatan simposium ini adalah: 1) Mewujudkan Indonesia mandiri dalam bidang
agroteknologi dengan mengembangkan agroteknologi oleh pemuda sejak dini; 2)
Meningkatkan pengembangan IPTEK melalui pendayagunaannya guna memperkuat posisi
daya saing bangsa dalam persaingan global; 3) Memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang peran pemerintah sebagai pengarah serta pendukung karya di bidang
agroteknologi; 4) Mensinergiskan peran pemuda dalam pengembangan agroteknologi tepat
guna dengan pemerintah sebagai pihak pemberi kebijakan dalam upaya menghadapi
persaingan global. Kegiatan simposium dan expo nasional ini diharapkan dapat
mengumpulkan informasi terbaru dari hasil-hasil penelitian, inovasi dan pengembangan
teknologi pertanian yang dilakukan oleh dosen atau mahasiswa khususnya di bidang
lingkungan, energi, ilmu pertanian, keteknikan pertanian, pangan fungsional serta
pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini juga, diharapkan dapat memacu
pemuda untuk terus berkreativitas dan berinovasi dengan menciptakan karya-karya kreatif
dan inovatif yang berlandaskan pada penguasaan sains dan teknologi sekaligus sebagai
wadah pengimplementasian ilmu dan soft skill melalui kegiatan sociopreneur yang berdaya
guna tinggi bagi kemajuan bangsa. Inovasi dan pengembangan teknologi pertanian tersebut
diharapkan dapat berkontribusi demi tercapainya Sustainable Development Goals Tahun 2030.
Inovasi dan pengembangan teknologi pertanian telah banyak dilakukan oleh akademisi
(mahasiswa, dosen, dan peneliti), namun harus tetap dilakukan pengembangan secara
berkelanjutan.
Panitia mengucapkan terima kasih kepada para pembicara, pemakalah, peserta, sponsor,
dan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya simposium dan expo nasional ini.
Semoga Allaah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang sebaik-baiknya.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh.

Malang, Mei 2017


Ketua Panitia,

Yusuf Hendrawan, STP, M.App.Life Sc., Ph.D

i
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

SUSUNAN ACARA
SIMPOSIUM NASIONAL SIENTESA 2017

WAKTU KEGIATAN
08.00-08.30 Pembukaan
08.40-09.35 Sesi 1
“Agrobased Innovation Through Future Research”
Prof. Ir. Simon Bambang Widjanarko, M. App. Sc, Ph.D
09.35-10.30 Sesi 2
“The Future Technology As A Worlds Demand Breakthrough”
Prof. Dr. Ir. Tualar Simarmata, M.S.
10.30-10.40 Snack Break
10.40-12.47 Sesi 3
“Social Empowerment: Imagine, Innovate, And Be An Entrepeneur”
Anik Haryanti dan Al Fathir Sulthan
12.47-12.30 Touring Expo dan Istirahat
12.30-16.35 Sesi Presentasi Paralel Subtema
1. Subtema: FOOD-SOCIOPRENEUR
2. Subtema: SCIENCE
3. Subtema: TECHNOLOGY
16.35-17.05 Istirahat
17.05-17.25 Pengumuman dan Pemberian Penghargaan
17.25-17.30 Penutupan

ii
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KETUA PANITIA i


SUSUNAN ACARA SIMPOSIUM NASIONAL SIENTESA 2017 ii
DAFTAR ISI iii

Subtema: FOOD-SOCIOPRENEUR
EKSTRAK BEKASAM IKAN BANDENG (Chanos chanos) DENGAN 1
BIOAKTIF PEPTIDA SEBAGAI MATERIAL PANGAN FUNGSIONAL
Ella Dwi Nurwahyuni, Ani Nuraeni, Dinda Mei Alviniari

SADIES (Sawit Candies): INOVASI PERMEN GULA SAWIT UNTUK


MENGURANGI LIMBAH RE-PLANTING SAWIT SEBAGAI SOLUSI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MAREDAN BARAT KECAMATAN
TUALANG KABUPATEN SIAK
Andika Satya, Budi Setiawan, Ilham Fadhilah Perdana 6

“DIVA CAKE”: DIVERSIFIKASI BAHAN DASAR KUE DENGAN AMPAS


TAHU SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN LIMBAH DALAM
MEWUJUDKAN SEMANGAT SOSIOPRENEUR MENUJU SDG’s
Kharirus Sa’idiyah El Firda, Elliyana 10

MAGOPI: FUNCTIONAL FOOD BERBASIS BONGGOL PISANG UNTUK


MENINGKATKAN KESEHATAN MIKROFLORA PADA USUS
MANUSIA
Ratri Ike, Iid Fitriaturosidah, dan Annisa Icha 17

KRIK, BOS!: PENGEMBANGAN HIGH PROTEIN COOKIES BEBAS


GLUTEN TERFORTIFIKASI TEPUNG JANGKRIK PADA MOCAF
SEBAGAI BRANDING PANGAN LOKAL
Yeni Katon Rahmawati Sujarnoko, Jembar Pambudi, Opal Priya Wening 23

INUVINE (INTEGRATED UV PASTEURISATION AND CHEMOSTAT


FERMENTATION LOWGRADE-CARROT KEFIR MACHINE): APLIKASI
SISTEM PASTEURISASI-FERMENTASI BERBASIS CONTINUOUS
CULTURE DI UKM ISTIQOMAH BATU
Widya Nur H, Hairil F, Venisa Y, Murtadha Ali Barkah S, dan Joko Tri R 30

PENGOLAHAN SLURRY BERBASIS SISTEM PERTANIAN TERPADU


SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS
(MDG’s) (Studi Kasus Dusun Bendrong)
Qoirul Irfandri, Mohammad Safrizal, Devi Wahyu Istati, Delia Muliawati, 34
Fathillah Nurrachmadiati, Dewi Maya Maharani

iii
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENGEMBANGAN PERTANIAN HIDROPONIK DENGAN PEMANFAATAN


TEKNOLOGI DESTILASI AIR LAUT DI DUSUN SENDANG BIRU
Adamsyah Harika, Diki Darmawan, Laela Fitriani, Lantip Titik Sarici, Rizki 39
Adha Lubis

PEMANFAATAN AIR LIMBAH JAMUR TIRAM SEBAGAI SEBAGAI


SOLUSI PEMBUATAN PENYEDAP RASA ALAMI PADA UKM
AGRONUSA MUSHROOM KEC. BUMIAJI KOTA BATU
Linda Novitasari, Sisca Ikke Wulandari, Wahyu Wulantiasari, Andy Pratama 44
Nugraha, Anggara Nur Rushydi

ON-FIT (ORGANIC FERTILIZER): PEMBERDAYAAN PEMUDA MANDIRI


DENGAN KONSEP ORGANIC FERTILIZER ECONOMIC EMPOWERMENT
SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI DI DESA PLOSO
KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR
Abu Hasan, Anjar Puji Astuti, Ahmad Sultonul Fikri, Juprihani, Meris Novarista 48
Christiawan

IMORA (ICE CREAM MORUS ALBA L)”: INOVASI PRODUK ICE CREAM
SEBAGAI NUTRACEUTICAL FOOD
Reyhan Putra Suhardi, Tifani Yuliawati, Ainindhita Devinda Saga Inggriani, 52
Ajeng Laras Wulandari, Faradilla Regita Anjani

AGRICULTURAL INTEGRATED SYSTEM BASED ON PRINGTION ( PRICE,


CONTROLLING AND DISTRIBUTION) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN PETANI DESA JUNREJO KOTA BATU
Chastita Hikmatun Nisa, Mukhamad Lukman Khakim, Achmad Nabhan Yaman, 57
Muhammad Hadyan Rahman, Salsabilla Harisma Indah

“NANO-RBPLUS” PEMANFAATAN TOKOTRIENOL, ORYZANOL, DAN


FITOSTEROL MINYAK BEKATUL SEBAGAI ANTI DEGENERATIVE FOOD
SUPPLEMENT
Rista Fitria Anggraini, Syifa Qolbiyah Nasir, Nur Oktavia Suci Lestari, Ni Luh 62
Kadek Intan Puspita Sari, Fyantina Eka Priliawati

“SEBLAK SUWENG” SEBLAK BASAH INSTAN SEBAGAI INOVASI


FUSION FOOD SEBLAK TRADISIONAL DENGAN CITARASA ASIA
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENTRIFUGAL BERBASIS EDUKASI
WAYANG INDONESIA MENUJU MEA
Lisa Imro’atus Sholikhah, Asri Nur Aisyah, Wahyu Tri Harsono, Aida Nur Laili, M. 68
Rafiur Reza

Subtema: SCIENCE
ANTARES: INOVASI ANTISEPTIK TANPA RESIDU UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS SUSU SAPI DEMI TERWUJUDNYA SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS
Rizal Pandu Syahputra, Muhamad Ferian Hendrasmara, Muhamad Fahmi Firdaus 74

INOVASI PUPUK HAYATI ENDOFITIK DAN Azolla pinnata SEBAGAI UPAYA


MENGATASI PERMASALAHAN BUDIDAYA PADI
DI TANAH SALIN
Melani, Alin Kusumah Dewi, Luluatul Khoiriyyah 80

iv
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

INOVASI BIOPESTISIDA EKSTRAK BIJI SAGA (Adenanthera pavonina L.)


SEBAGAI UPAYA PENGGANTI PESTISIDA SINTETIS UNTUK
MEWUJUDKAN GREEN FARMING SYSTEM
Hanifatun Maghfiroh, Sarno Setiawan, Eka Aprilia Mardiansyah 86

ELECTRIC EDIBLE COATING SEBAGAI UPAYA MEMPERPANJANG


UMUR SIMPAN BUAH MELON POTONG DENGAN METODE
PENAMBAHAN MUATAN LISTRIK
Dikianur Alviant, Stefani Devina Arie Putri, M Iqbal Najib Fahmi, Alifah 90
Maulidiyah

RANCANG BANGUN COBOI (COUMARIN BOX FOR ONION) SEBAGAI


ALAT POSTHARVEST TREATMENT BAWANG MERAH (Allium cepa)
Setianingsih, Kharimatul Khasanah, Intan Lutfi Fatikasari 94

GREEN NATURAL COLORANT (GEERANT) BERBASIS RUMPUT TEKI SEBAGAI


ALTERNATIF PEWARNA ALAMI UNTUK MEWUJUDKAN KEAMANAN
PANGAN NASIONAL
Anggi Jovino Tambunan, Casilda Aulia R, Aisyah Sari Nastiti, Gulam Zakiya, 98
Alif Umami Faridatul Lailiyah

SISTEM IRIGASI ELEKTROOSMOSIS PADA LAHAN NON-TEKNIS


Gigih Widyawantoro, Lu’lu’i Zulaikho, Nur Ida Winni Yosika, Bayu Permadi, 103
Kamsiatun Eka Pratama

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT SIWALAN MENJADI SERBUK SEBAGAI


BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPLASTIK
Fitria Febriari, Zakiyyah Farradina Fathin, Fauzan Akbar, Gita Anggia Puspita 109

EKSTRAKSI BUNGA TELANG (Clitorea ternatea) TINGGI ANTIOKSIDAN


MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI ULTRASONIK
Gabriella Maharani Simamora, Muhammad Fitri Aji Nugroho , Ikhtiar Eka 113
Prasetyani, Dhia Arista Putri

BIOKUPING” (BIOPLASTIK KULIT PISANG) PEMANFAATAN LIMBAH KULIT


PISANG NANGKA DENGAN PENAMBAHAN CO-ENZIM BIOTIN PADA
BAKTERI PSEUDOMONAS SP.
Rizki Septian Candra K., Himawan Auladana, Sellyan Lorenza Orlanda Putri, 117
Abis Rinaldi, Neno Retnowati C., Suprayogi

PEMANFAATAN ASAM SALISILAT HASIL SINTESIS DARI MINYAK


GANDAPURA SEBAGAI INHIBITOR BIOSINTESIS ETILENA PADA
TANAMAN APEL
Hilyah Qurratu Ainin Azka, Novelya Dorris Velocyta, Tambah Ridwan Sinulingga, 121
Desiree Rain Rahima, Fadillah Ayutya

EKSPLORASI POTENSI SENYAWA FITOKIMIA TEH CELUP DAUN MIANA


(KAJIAN VARIASI LAMA PENGERINGAN DAUN) SEBAGAI MINUMAN
FUNGSIONAL SUMBER ANTHELMINTIKA DALAM UPAYA PREVENTIF DAN
PENGOBATAN PENYAKIT CACINGAN
PADA ANAK-ANAK
Inmas Putri Rahmawati, Della Putri Arumsari, Savrida Nurahmi, Ica Raditia 127

v
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Moringa oleifera SEBAGAI SOLUSI DEFISIENSI MIKRONUTRIEN: UJI


BIOAVAILABILITAS KALSIUM DAN TOKSISITAS SUBKRONIS PADA TIKUS
WISTAR
May Ayu Wulandari, Lisa Imro’atus Sholikhah, Laila Nurmala Putri, Sandy Kurnia 135
Arifda Ramadhan, Novia Ecci

B-SMART (BIO SILICA BAG WITH MAHONI EXTRACT) MENGGUNAKAN


METODE CHEMICAL ULTRASOUND SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS BERAS RASKIN
Nidya Fadhilah, Zelviana Putri, Nafisatul Layli Qodariyah, Della Eko Rahmawani, 143
Ameiga Cautsarina Putri Atrinto

GGS (Gnetum Gnemon Skin) POTENSI CAMPURAN DAUN TEH DAN KULIT
MELINJO SEBAGAI ANTI ASAM URAT
Debby Debora F. Pakpahan, Fanny H. Sitio, Novine Lana D. Sinurat, Fairuzita Kurnia 151
Sunday, Mira Dwi Pangesti

POTENSI EKSTRAK DAUN CENGKEH SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI


DALAM MENCEGAH KETENGIKAN MINYAK GORENG
Fidyah Afiyata, Nestya Hariyoko, Zahwa Aisah, Rezita Anggi Hilda Astuti, Sarah 159
Devi Silvian

BIO-SASIMU “PEMBUATAN BIOETANOL BERBASIS SAA (SOAKING IN


AQUEOUS AMMONIA) DAN SSF (SIMULTANEOUS SACHARIFICATION AND
FERMENTATION) BERBAHAN DASAR ECENG GONDOK (Eichhornia
crassipes)”
Amran Ridwan Harahap, Jamaluddin Asy Syauqi, Lucky Wiratama 165

PEMANFAATAN LIMBAH PATI ONGGOK TAPIOKA DALAM PEMBUATAN


BIODEGRADABLE FILM TERMODIFIKASI GELATIN CEKER AYAM,
CROSSLINKER ASAM SITRAT, DAN PLASTICIZER GLISEROL
Elsa, Annisa Ayu Marthasari, dan Dionisius Andhika Putra 172

Subtema: TECHNOLOGY
SIMULASI DISTRIBUSI MEDAN LISTRIK TREATMENT CHAMBER MODEL
COAXIAL PADA NORMEX-HYPER ELECTRIC PULSE (HEP)
Rismoyo Nahri Filanto, Bagus Wisnu, Yuni Puspitasari, Faidiatul Andika Nuriah, 181
Aldilah Daydeva, Angky Wahyu Putranto

PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN KULIT UBI KAYU DALAM SINTESIS


PRODUK BIOFOAM SEBAGAI PENGGANTI PRODUK STYROFOAM
Bangkit Kali Syahputra Sipahutar, Muhammad Rinal Fahlevi, Apria Ningsih Siregar 187

HYDROCOVER (HYDROPONIC CULTIVATION VERTICULTURE): INOVASI


BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK MELALUI TEKNIK VERTIKULTUR
DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH PAKAIAN
Ginanjar Dwi Cahyanto, Fajar Julian Santosa, Nurul Wahidah Rahmatika 192

BE-TE : BIOETANOL DARI LIMBAH DAUN TEBU


MENGGUNAKAN METODE HIDROLISIS ENZIMATIS DAN DISTILASI
REFLUKS
Iid Fitriaturosidah, Annisa Icha, dan Ratri Ike 198

vi
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

CLEVER PIPE: TEROBOSAN PIPA BIOSORBEN LOGAM BERAT KROMIUM


(CR) MELALUI NANOFILTRASI ABU SEKAM PADI PADA LIMBAH CAIR
PENYAMAK KULIT
Mahendra Nurrahman, Azizah Eddy Setiawati 206

PEMANFAATAN PANAS HASIL PEMBAKARAN SAMPAH MENGGUNAKAN


MEDIA INSINERATOR PADA PROSES PENGOLAHAN KEDELAI
Kusuma Ardhi Rahmawan 214

M-PUNG : MESIN PEMBUAT TEPUNG LIMBAH KULIT BUAH SKALA RUMAH


TANGGA UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI PEDESAAN
Muhammad Rizal Pratama, Adnan Tagor Harahap 224

PALM OIL G-PLANTATION: KONSEP INTENSIFIKASI PERKEBUNAN SAWIT


SECARA EFISIEN DAN BERKELANJUTAN
Danang Alfath Aldrian, Muhammad Rizal Pratama 230

S’PIPE (SHRIMP’S SPIRAL PUMP AERATOR) INOVASI TEKNOLOGI SPIRAL


PUMP SEBAGAI AERATOR TAMBAK UDANG
Yuliani W., Ahmad Abdul M., Satriyo Pandunusawan, Dewi Ermawati, Af’idatul 237
Lutfita S. R

MS. BLOOM (AUTOMATIC SONIC BLOOM) ALAT UNTUK MENINGKATKAN


KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUKSI PADI (Oryza sativa) DENGAN
MENGGUNAKAN ENERGI TERBARUKAN
Novemi Inka, Choirima Ulfa, Wahyu Intan, Istifar Yogi, Hidayat Yogo 243

UJI KUALITATIF OZON SERTA PENGARUH TEGANGAN SERTA LAJU ALIR


UDARA PADA KONTRUKSI GENERATOR OZON METODE DIELECTRIC
BARRIER DISCHARGE
Dimas Triardianto, Bagus Wisnu Wardhani, Singgih Mahardika, Casilda Aulia 249
Rakhmadina, Faidiatul Andika Nuriah

DESAIN ALAT STERILISASI SANTAN BERBASIS TEKNOLOGI


TERMOSONIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK
OLAHAN KELAPA INDONESIA
Firman Ichsan, Ariful Hanan, Viga Dwi Andrian, Musyaroh, Pangestu Riski Lestari, 253
Dewi Maya Maharani

RANCANG BANGUN EKSTRAKTOR PROPOLIS BERBASIS VOLTAGE


HEATING BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP FLAVONOID DAN
DENSITAS
Rio Bangga Indriawan, Annisa Aurora Kartika, Vindya Seprtian Angga Kirana, 259
Ahmed Alwy Al Azmi, dan Nada Mawarda Rilek

“MODERN STERILIZATION MACHINE” RANCANG BANGUN MESIN


STERILISASI TELUR AYAM BERBASIS DIELECTRIC BARRIER DISCHARGE –
UV PLASMA
Endrika Widyastuti, Faradyna Sumarsono, Eka Tiyas Anggraeni, Hilda Putri 264
Hayuningsih, Dewi Mashitoh, Aldilah Daydeva

vii
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

SMART GONER: RANCANG BANGUN SMART GRAIN CONTAINER BERBASIS


TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY HEATING UNTUK PENYIMPANAN BERAS
DAN KOMODITI BIJI-BIJIAN
Anik Haryanti, Musyaroh, Muhammad Sony Setyawan, Setyaningsih, Wia Sisgo 271
Alnakula, Bambang Susilo

TEKNOLOGI BERBASIS CAHAYA MONOKROM DAN SONIC BLOOM PADA


SAYURAN
Sintya Laylie M, Danar Wicaksono, Khurun Nur In K, Azis Iman W 276

KONVERSI CO2 MENJADI O2 PADA KNALPOT SEPEDA MOTOR BERBASIS


chlorella sp
Umaina Dwi Marlia, I Putu Yudistira Deva Sidhaprana, Diniyah Lailatur Rosyidah, 281
I Putu Indra Matarisvan

PILATOR, DETEKTOR SALMONELLA YANG CEPAT DAN AKURAT BERBASIS


COLORIMETRIC BIOSENSOR
Maria Florencia Puspitasari Schonherr, Sri Mursidah, Ani Masruroh, Rika Anisa 286
Anggraeni1, Yunita Khilyatun Nisak, Endrika Widyastuti

BIOELCITY (BIOMETER ELECTRICITY) SEBAGAI DETEKSI CEPAT NON


DESTRUKTIF POL DAN BRIX TEBU BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL
NETWORK
Danang Hermawan Putra, Widhi Sulistyaning Ratri, Zulva Zolanda Fatmawati, Mila 290
Armiati, dan Riyadlotul Ula

viii
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

EKSTRAK BEKASAM IKAN BANDENG (Chanos chanos) DENGAN


BIOAKTIF PEPTIDA SEBAGAI MATERIAL PANGAN FUNGSIONAL

Extract of Milk Fish (Chanos chanos)Bekasam with Bioactive Peptide as


Functional Food Materials

Ella Dwi Nurwahyuni1*, Ani Nuraeni2, Dinda Mei Alviniari3


1,2,3Program Studi Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor
*email: elladwinurwahyuni@gmail.com

ABSTRAK

Bekasam merupakan salah satu produk fermentasi ikan yang banyak diolah secara
tradisional. Pemanfaatan ikan bandeng sebagai bahan baku pembuatan bekasam dilakukan
karena produksi ikan bandeng yang terus meningkat mulai dari tahun 2008. Fermentasi
bekasam dilakukan dengan mencampur ikan bandeng, nasi, dan garam yang diperam selama
14 hari dengan memanfaatkan aktivitas enzim dan mikroba. Bekasam hasil fermentasi diekstrak
menggunakan aquades. Ekstrak bekasam yang dihasilkan dianalisis kadar peptida serta
dilakukan uji aktivitas antioksidan dan aktivitas antihipertensinya. Konsentrasi bakteri asam
laktat yang ditambahkan kedalam kedalam proses fermentasi mempengaruhi bioaktif peptida
yang terkandung pada ekstrak bekasam. Bekasam memiliki kandungan senyawa bioaktif
dengan fungsi fisiologis sebagai antioksidan dan antihipertensi. Senyawa bioaktif yang terdapat
pada ekstrak bekasam dipengaruhi oleh adanya bakteri. Bakteri asam laktat memiliki peranan
penting dalam menghasilkan senyawa bioaktif peptida pada bekasam ikan bandeng.
Biopeptida dari bekasam yang memiliki sifat antioksidan dan antihipertensi ini potensial
dikembangkan sebagai material pangan fungsional.

Kata kunci: Antioksidan, antihipertensi, bekasam, bioaktif peptida, pangan fungsional

ABSTRACT

Bekasam is one of the fishery product fermentation made traditionally. Utilization milk fish as raw
materials making because production of milk fish always increasing start at 2008. Bekasam made from
milk fish, rice, salt that mixing and fermentating at least 14 days usage enzyme and microbe activities.
Bekasam was extracted using aquades. Extract bekasam was analyzed percentage of peptide, antioxidant
activity, and antihipertensyactivity. Lactic acid bacteria in bekasam influence total of biactive peptide.
Bekasam contains bioactive compounds with physiological functions as antioxidants and
antihypertensives. The bioactive compounds contained in the extract are influenced by the presence of
bacteria. Lactic acid bacteria have an important role in producing peptide bioactive compounds in
bekasam milkfish. Biopeptide in bekasam has antioxidant and antihipertensives are potentially developed
as functional food material.

Key words : Antioxidant, antihipertensy, bekasam, bioactive peptide, functional food

PENDAHULUAN mengalami peningkatan dari tahun 2013


sampai 2016. Data yang didapatkan dari UN
Ikan merupakan salah satu makanan Comtrade (2017), impor ikan dunia umtuk
yang memiliki kandungan gizi yang baik Indonesia mengalami peningkatan dari
untuk tubuh. Meningkatnya kesadaran 101.374 kg sampai 3.123.180 kg pada tahun
masyarakat akan konsumsi ikan 2016.
menyebabkan meningkatnya permintaan Ikan bandeng merupakan salah satu
ikan. Permintaan ikan untuk ekspor komoditas perikanan yang banyak digemari

1
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

oleh masyarakat. Budidaya ikan bandeng ekstrak bekasam sebagai material untuk
mengalami peningkatan dari tahun 2008 antioksidan, dan antihipertensi.
sampai tahun 2012. Produksi bandeng pada
tahun 2008 mencapai 422.086 ton, dan BAHAN DAN METODE
meningkat pada tahun 2012 mencapai
482.930 ton (WWF-Indonesia 2014). Bahan utama yang digunakan dalam
Ikan memiliki sifat yang mudah rusak, penelitian ini adalah ikan Bandeng segar
sehingga diperlukan adanya penanganan ukuran kisaran 300-500 gr/ekor. Nasi yang
dan pengolahan yang baik. Nuraini et al. digunakan adalah beras C4 dan garam halus
(2014) menyatakan fermentasi merupakan yang digunakan adalah garam industri
salah satu jenis pengolahan untuk dengan merek Sarjana. Bahan lain yang
meningkatkan mutu dan lama penyimpanan digunakan yaitu NaOH 0,1 N, formaldehid
ikan. Bekasam merupakan salah satu produk 40% dan indicator fenolftalein (PP). Alat
hasil fermentasi ikan. Fermentasi bekasam yang digunakan yaitu baskom plastik,
dilakukan dengan melibatkan bakteri asam kantong plastik, stoples kaca, sendok,
laktat dan garam. Penambahan nasi ataupun timbangan digital centrifuge, autoclave,
kerak biasa digunakan dalam proses kertas saring, pipet ukur, pH meter, blender,
pembuatan bekasam sebagai sumber buret, corong gelas, erlenmeyer, gelas piala,
karbohidrat yang dapat merangsang labu takar, seperangkat alat destilasi uap,
pertumbuhan bakteri asam laktat. tabung reaksi, penangas air,
Produk fermentasi memiliki daya awet spektrofotometer dan mortar.
yang tinggi. Desniar et al. (2012) menjelaskan
peningkatan keawetan pada produk Pembuatan Bekasam ikan bandeng
fermentasi disebabkan oleh kontribusi Pembuatan prosedur pengolahan
bakteri asam laktat(BAL) dalam bekasam bandeng mengacu pada prosedur
menghambat pertumbuhan bakteri patogen pembuatan bekasam yang digunakan oleh
dan pembusuk. BAL menghasilkan beberapa Wikandari dan Yuanita (2014). Proses
metabolit sekunder seperti asam organik pengolahan bekasam yang dilakukan adalah
(asam laktat dan asetat), hidrogen peroksida, sebagai berikut: ikan bandeng segar disiangi
diasetil, dan bakteriosin. Bakteriosin (kepala, isi perut, sisik, sirip, dan insang
merupakan antimikrob peptida yang dibuang), kemudian dipotong miring
disintesis oleh ribosom. melintang menjadi 3 bagian berbentuk steak
Susanto dan Fahmi (2012) menjelaskan selanjutnya dicuci dengan air bersih dan
kandungan yang terdapat pada ikan yaitu ditiriskan selama 30 menit. Sampel ikan
peptida. Peptida merupakan salah satu selanjutnya ditambah dengan garam dengan
unsur senyawa yang bermanfaat bagi perbandingan ikan : garam yaitu 10:1.
kesehatan. Bioaktif peptida dapat ditemukan Penambahan garam pada ikan dicampur
pada berbagai macam jenis ikan. Limbah secara merata, dan letakkan pada wadah
pengolahan ikan dan ikan yang bermutu tertutup. Diamkan selama 2 hari, kemudian
rendah merupakan sumber bioaktif peptida tambahkan karbohidrat nasi dengan rasio
terbaik. Peptide berfungsi sebagai pembawa ikan : nasi yaitu 1:1 dan ditambahkan bakteri
pesan biologi, menstimulasi respon asam laktat Lactobacillus plantarum B1765
fisiologis. Peptida dari organisme laut dapat sebanyak 106 CFU/gram. Selanjutnya
dijadikan sebagai antioksidan, antikoagulan, bekasam difermentasi selama 7 hari.
dan antihipertensi yang berasal dari adanya
enzim terhidrolisa protein laut. Pembuatan ekstrak bekasam
Peptida menurut Wikandari dan Ekstrak bekasam dilakukan dengan
Yuanita et al. (2016) memiliki aktivitas ACEI cara centrifugasi. Bekasam sebanyak 10 mg
yang berasal dari aktivitas bakteri dihomegenisasi dengan akuades sebanyak
proteolitik. Penelitian yang telah dilakukan 100 mL dengan kecepatan 10.000 rpm selama
sebelumnya menunjukkan bahwa peptida 20 menit. Supernatan yang dihasilkan
dapat berperan sebagai aplikasi pangan kemudian dipisahkan dengan residu. Residu
fungsional. Penelitian ini bertujuan yang dihasilkan kemudian ditambahkan
memanfaatkan peptida yang terdapat pada dengan 50 mL akuades dan dilakukan

2
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

sentrifugasi kembali. Supernatan hasil suhu ruang. Absorbansi diukur dengan


sentrifugasi kedua dicampur dengan panjang gelombang 450 nm, kemudian
supernatant pertama dan kemudian disaring ditentukan aktivitas ACE inhibitor dan
dengan kertas saring Whatman No 2, dan analisis IC50. Nilai IC50 ditentukan dengan
ditepatkan sampai 200 mL dengan akuades. menggunakan kurva inhibisi dan aktivitas
Sampel tersebut kemudian dievaporasi ACE inhibitor. Aktivitas ACE inhibitor
dengan rotary evaporator hingga didapat dapat dihitung dengan persamaan sebagai
rendemen ekstrak bekasam. berikut :

Pengujian Kadar Peptida


Ekstrak bekasam yang dihasilkan Keterangan :
kemudian diuji kadar peptidanya dengan A =Absorbansi
menggunakan metode titrasi formol. Ekstrak Ablanko1 =kontrol negatif (tanpa ACE
sampel sebanyak 10 mL dimasukkan dalam inhibitor)
erlenmeyer 100 mL. sampel tersebut Ablanko2 = Blanko
kemudian ditambahkan 20 mL akuades dan
1 mL indicator PP. Sampel dititrasi dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
NaOH 0,1 N hingga berwarna merah muda.
Sampel kemudian ditambahkan 2 mL Bekasam ikan bandeng yang diekstrak
larutan formaldehid 40% dan dititrasi menggunakan aquades memiliki potensi
kembali dengan NaOH. Protein dapat sebagai material pangan fungsional. Hal ini
dihitung dengan rumus : dikarenakan ekstrak bekasam memiliki
senyawa bioaktif peptide yang berfungsi
sebagai antioksidan dan antihipertensi.
Keterangan: Penelitian Wikandari et al. (2012)
a = volume titrasi formol menunjukkan bahwa jumlah peptide
b = berat sampel mengalami peningkatan selama proses
fp = faktor pengenceran fermentasi yang disebabkan adanya aktivitas
proteolitik bakteri asam laktat. Protein otot
Aktivitas antioksidan ekstrak bekasam dan protein sarkopalsma dapat terdegradasi
Ekstrak bekasam sebanyak 2 ml oleh aktivitas proteolitik bakteri asam laktat.
ditambahkan dengan 2 ml DPPH 0.1 mM. Perubahan jumlah peptide selama
Campuran dihomogenkan dan dibiarkan fermentasi bekasam dapat dilihat pada
selama 30 menit ditempat gelap, serapan Gambar 1.
diukur dengan spektrofotometer UV - Vis
pada panjang gelombang 514,9 nm (panjang
maksimun DPPH). Blanko yang digunakan
adalah methanol.

Aktivitas ACE Inhibitor pada ekstrak


bekasam
Aktivitas antihipertensi ditentukan
dengan menggunakan metode ACE kit-
WST-1 (Matra 2016). Ekstrak sampel 20 μL,
20 μL buffer substrat, dan 20 μL enzim
kedalam microplate. Blanko 1 dibuat dengan Gambar 1 Perubahan jumlah peptida selama
menambahkan 20 μL akuades, , 20 μL buffer proses fermentasi bekasam (Wikandari et al.
substrat, dan 20 μL enzim kedalam 2012)
microplate. Blanko 2 dibuat dengan Jumlah peptida mengalami peningkatan
menambahkan 40 μL dan buffer substrat hingga hari ke 5. Jumlah peptida pada hari
kedalam microplate. Semua sampel dan ke 6 hingga ke 7 tidak mengalami kenaikan.
blanko diinkubasi selama 1 jam pada suhu Hari ke 6 dan ke 7 bakteri mengalami fase
37oC kemudian 200 μL larutan indikator dan stasioner. Aktivitas proteolitik terjadi hingga
diinkubasi kembali selama 10 menit pada bakteri mencapai fase stasioner. Jumlah

3
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

peptida yang terus meningkat dikarenakan Hal ini didukung oleh penelitian Ngo et
terjadi degradasi protein ikan menjadi al. (2012) yang menyatakan bahwa senyawa
oligopeptida. bioaktif peptida dari hidrolisat protein ikan
Peptida menurut Susanto dan Fahmi dapat menurunkan tekanan darah dan
(2012) memiliki fungsi sebagai pembawa meningkatkan fungsi hati. Mekanisme
pesan biologi dan merespon fungsi fisiologi. antihipertensi pada peptida tidak berbeda
Bioaktif peptida terdiri dari 3-20 asam dari obat sintetis. Obat sintetis memblok
amino. Senyawa protein menurut Ngo et al. semua ACE, sedangkan peptida
(2011) terdiri dari rangkaian bioaktif berkompetisi dengan ACE untuk
peptida. Susanto dan Fahmi (2012) menghambat aktivitasnya. Aktivitas
menyatakan bahwa bioaktif peptida antihipertensi pada peptida sama dengan
memiliki fungsi fisiologis sebagai captopril, obat antihipertensi komersial.
antioksidan, antihipertensi, dan dalam Aktivitas antioksidan ditentukan
penelitian Ngo et al. (2011) diidentifikasi oleh besarnya hambatan absorbansi radikal
dapat mengurangi kemungkinan penyakit bebas DPPH. Metode DPPH digunakan
jantung. Senyawa bioaktif peptida dengan untuk pengujian antioksidan karena mudah,
sifat antioksidan dan antihipertensi ini cepat, sederhana, dan tidak memerlukan
sangat potensial dikembangkan sebagai banyak sampel. Kandungan asam amino
pangan fungsional. Leu-Gly-Leu-Asn-Gly-Asp-Asp-Val-Asn
Senyawa bioaktif peptida dari bekasam yang terdapat pada protein ikan memiliki
terbukti memiliki sifat antihipertensi. Hal ini aktivitas antioksidan yang tinggi. Peptida
dipaparkan dalam penelitian Wikandari dan dapat menghambat peroksidasi lipid dan
Yuanita (2014) bahwa pemberian ekstrak kerusakan DNA. Aktivitas antioksidan
bekasam dapat menurukan tekanan darah peptida dapat dilihat pada Gambar 3.
sistol(TDS). Pengaruh pemberian ekstrak
bekasam terhadap penurunan tekanan darah
sistol dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Pengaruh pemberian ekstrak

Gambar 3 Aktivitas antioksidan peptida


(Kusumaningtyas et al. 2012)

Grafik pada Gambar tersebut


menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi
yaitu pada hidrolisat yang berukuran <10
kDa. Aktivitas antioksidan dari hidrolisat
yang tidak mengalami fraksinasi lebih
bekasam terhadap penurunan TDS rendah dibandingkan hidrolisat dengan
(Wikandari dan Yunita 2014) ukuran < 10 kDa. Hidrolisat pada ukuran >
10 kDa memiliki aktivitas antioksidan
Konsentrasi ekstrak bekasam terendah.
mempengaruhi tingkat penurunan TDS. Aktivitas antioksidan dari bioaktif
Konsentrasi ekstrak bekasam yang semakin peptida dapat ditentukan menggunakan
tinggi menyebabkan penurunan TDS yang metode in vitro seperti DPPH dan ESR
semakin tinggi pula. Peptida yang berfungsi Spektroskopi. Bioaktif peptida menurut Ngo
sebagai antihipertensi yaitu peptida pendek et al. (2012) dapat menghambat peroksidasi
dengan 2-12 residu asam amino. Aktivitas lipid lebih tinggi daripada α-tokoferol dan
penghambatan ACE yang dimiliki bekasam mendekati antioksidan sintesis seperti BHT.
berkaitan dengan jumlah peptida dan Kandungan senyawa bioaktif peptida
aktivitas antihipertensi. pada ekstrak bekasam dapat dimanfaatkan
sebagai antihipertensi dan antioksidan.

4
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Pemanfaatan aktivitas antihipertensi dan dan aktivitasnya sebagai antihipertensi.


antioksidan pada ekstrak bekasam dapat [Skripsi]. Jember (ID): Universitas
dilakukan dengan fortifikasi ekstrak Jember.
bekasam kedalam bahan pangan. Ngo D, Wiesekara, Vo T, Kim S. 2011.
Penggunaan ekstrak bekasam sebagai Marine food-derived functional
material pangan fungsional dilakukan untuk ingredients as potential antioksidan in
mendapatkan pangan yang dapat the food industry: an overview. Food
menurunkan tekanan darah serta menangkal Research International. Vol.44, no.2, pp.
radikal bebas. 523-529.
Ngo DH, Sang Vo T, Ngo DN, Wijesekara I,
SIMPULAN Kim SK. 2012. Biological activities and
potential health benefits of bioactive
Ekstrak bekasam mengandung senyawa peptides derived from marine
bioaktif peptida. Senyawa bioaktif peptida organisms. International Journal of
pada bekasam memiliki aktivitas Biological macromolecules. Vol.51, pp.
antihipertensi dan antioksidan. Konsentrasi 378-383
ekstrak bekasam yang semakin tinggi Nuraini A, Ibrahim R, Rianingsih L. 2014.
menyebabkan semakin tinggi pula aktivitas Pengaruh penambahan konsentrasi
penurunan tekanan darah sistol. Ekstrak sumber karbohidrat dari nasi dan gula
bekasam yang mengandung senyawa merah yang berbeda terhadap mutu
bioaktif peptida dapat digunakan sebagai bekasam ikan nila merah (Oreochromis
pangan fungsional yang dapat menurunkan niloticus). Jurnal Saintek Perikanan.
tekanan darah dan menangkal radikal bebas. Vol.10, No.1, pp. 19-25
Susanto E, Fahmi A. 2012. Senyawa
UCAPAN TERIMA KASIH
fungsional dari ikan : aplikasinya dalam
pangan. Jurnal Aplikasi Teknologi
Ucapan terima kasih kami sampaikan
Pangan. Vol.1, no.4, pp. 95-102.
kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
UN Comtrade. 2017. Import fish, fresh or
pembuatan karya tulis ini.
chilled, whole. 4 Mei 2017.
DAFTAR PUSTAKA
http://comtrade.un.org/Data
Wikandari P, Suparmo, Marsomo Y, Rahayu
Desniar, Rusmana I, Suwanto A, Mubarik E. 2012. Potensi bakteri asam laktat
NR. 2012. Senyawa antimikroba yang yang diisolasi dari bekasam sebagai
dihasilkan oleh bakteri asam laktat asal penghasil angiostensin converting
bekasam. Jurnal Akuatika. Vol. 3, no.2, enzyme inhibitor pada fermentasi
pp. 135-145 bekasam-like produk. Agritech. Vol. 32,
Kusumaningtyas E, Widiastuti R, no.3, pp. 258-264
Kusumaningrum H, Suhartono M. 2012. Wikandari P, Yuanita L. 2014. Potensi
Aktivitas antibakteri dan antioksidan bekasam yang difermentasi dengan
hidrolisat hasil hidrolisis protein susu Lactobacillus plantarum dalam
kambing dengan ekstrak kasar menurunkan tekanan darah tikus
bromelin. Jurnal Teknologi dan Industri hipertensi. Prosiding Seminar Nasional
Pangan. Vol.3, no.2,pp. 179-188 Kmia. 287-291
Matra NF. 2016. Hidrolisis protein isolat biji WWF-Indonesia. 2014. Budidaya ikan
mlinjo (Gnetum gnemon L.) Bandeng (Chanos chanos) pada Tambak
menggunakan alkalase termobilisasi Ramah Lingkungan, Jakarta

5
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

SADIES (Sawit Candies): INOVASI PERMEN GULA SAWIT UNTUK


MENGURANGI LIMBAH RE-PLANTING SAWIT SEBAGAI SOLUSI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MAREDAN BARAT
KECAMATAN TUALANG KABUPATEN SIAK

Sadies (Sawit Candies): Innovation Of Palm Sugar Candy To


Reducepalm Re-Planting Waste As A Solution Of Community
Empowerment West Maredan Villagetualang Sub-District
Siak Regency

Andika Satya1*, Budi Setiawan2, Ilham Fadhilah Perdana3


1,2,3Ilmu Ekonomi- Fakultas Ekonomi-Universitas Riau
Email:andikasatya1@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan strategi inovasi alternative produk gula sawit untuk
dijadikan permen dan memilih prioritas strategi pengembangan untuk memberdayakan
masyarakat Desa Maredan Barat sehingga dapat menekan angka pengangguran. Untuk
mencapai tujuan dari penelitian ini maka metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dan analisis SWOT untuk rencana tindak terhadap pengembangan produk dan
pemberdayaan masyarakat Desa Maredan Barat. Hasilnya didapati bahwa gula yang
digunakan sebagai bahan baku adalah gula sawit yang berasal dari limbah pokok sawit hasil re-
planting. Dimana selama ini, limbah hasil re-planting pokok sawit tidak pernah dimanfaatkan
dan dibakar begitu saja tanpa ada penanganan yang tepat. Nira sawit ini mempunyai rasa yang
lebih manis dan biaya produksi yang lebih murah dari gula merah lainnya. Dalam proses
produksinya ikut memberdayakan masyarakat Desa Maredan Barat dalam hal perolehan dan
pengangkutan bahan baku, pengolahan, hingga pengepakan produk. Strategi yang bisa
dikembangkan adalah: (1)Memberikan pelatihan kepada IRT di Desa Maredan Barat berupa
pengolahan gula sawit menjadi permen gula sawit serta cara pengepakan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dengan ciri khas Homeland Melayu yang variatif. (2)Program
Fasilitasi penguatan modal usaha (hibah, kredit, dan lain-lain) (3)Kerjasama kelembagaan
untuk melakukan pengembangan usaha (4)Pencarian pasar-pasar potensial.
Kata Kunci: Gula sawit, Re-Planting sawit, Strategi pengembangan, Pemberdayaan masyarakat

ABSTRACT
This research explains alternative strategy of palm sugar product innovation to become candy
and choose development strategy priority to empower West Maredan Villagecommunity so that it can
depress unemployment rate. To achieve the purpose of this research, the research method used is
qualitative descriptive and SWOT analysis for action plan on product development and community
empowerment of Maredan Barat Village. The result found that the sugar used as raw material is palm
sugar derived from palm waste from re-planting. Where during this time, waste re-planting of palm is
never used and burned away without any proper handlimg. This palm juice has a sweeter taste and a
cheaper production cost than other sugar such as aren sugar or coconut sugar. In the production process,
also empower people of West Maredan Village in the term of acquisition and transportation of raw
materials, processing, and packaging the product. Strategies that can be developed are: (1) Provide
training to IRT in West Maredan Village in the form of processing palm sugar to candy palm sugar and
packing way in accordance with predefined standards with characteristic Homeland Malay varied. (2)
Facilitation programs for strengthening business capital (grants, credits, etc.) (3) Institutional
cooperation for business development (4) Searching for potential markets.
Keywords: Palm sugar, Palm re-planting, Development strategy,

6
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN dikembangkan. Karena melihat strukutur


pasar, potensi dari gula sawit ini bisa
Kelapa sawit merupakan salah satu dijadikan produk turunan kembali menjadi
komoditi hasil perkebunan yang mempunyai permen gula sawit. Permen ini
peran cukup penting dalam kegiatan memanfaatkan bahan dasar gula sawit yang
perekonomian di Indonesia. Kelapa sawit juga disajikan dalam bentuk permen.
merupakan salah satu tanaman perkebunan
yang memiliki nilai ekonomi yang sangat Tabel 1.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin
tinggi. Indonesia saat ini merupakan produsen dan Sex Ratiodi Kecamatan Tualang 2015
kelapa sawit terbesar di dunia diikuti oleh
Malaysia dan Thailand. Di Indonesia luas area Laki- Sex
Desa/Kelurahan Perempuan
laki Ratio
perkebunan kelapa sawit selama beberapa Meredan 2.032 1.860 109
tahun terakhir cenderung menunjukkan Tualang 7.652 7.793 98
peningkatan, naik sekitar 2,77 sampai dengan Pinang 2.250 1.687 133
11,33 persen per tahun. Pada tahun 2010 lahan Sebatang
perkebunan kelapa sawit Indonesia tercatat Meredan Barat 1.439 1.297 110
seluas 8,55 juta hektar, meningkat menjadi Perawang 22.385 20.974 107
10,75 juta hektar pada tahun 2014 atau terjadi Kelurahan
peningkatan 25,80 persen. Provinsi Riau Perawang 12.607 10.595 118
Barat
merupakan produsen kelapa sawit terbesar di
Pinang 2.796 2.587 108
Indonesia. Areal perkebunan kelapa sawit di Sebatang Barat
Provinsi Riau telah tercatat seluas 2,29 juta Pinang 4.822 3.956 122
hektar pada tahun 2014 atau 21,30 persen dari Sebatang
total luas areal perkebunan kelapa sawit di Tualang Timur 2.049 1.854 111
Indonesia. Pada tahun 2015 luas areal Jumlah 58.032 52.603 110
perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau Sumber: Kecamatan Tualang dalam Angka 2016
diperkirakan meningkat menjadi 2,38 juta
hektar (Indonesian Oil Palm Statistics 2015). Dari table di atas kita dapat melihat
Permintaan produk kelapa sawit terus bahwa desa meredang barat mempunyai
jumlah penduduk 2.726 terdiri dari laki-laki
meningkat dari tahun ke tahun, sehingga
pembukaan lahan untuk penanam sawit pun dengan jumlah 1.439 dan perempuan 1.297.
terus meningkat. Hanya saja, selama ini para Diatas kita dapat melihat bahwa desa ini
petani sawit hanya memanfaatkan bagain buah memiliki tingkat sex ratio tertinggi yaitu
nya untuk dijadikan CPO. Lalu pada masa Re- sekitar 110.
planting, pohon yang sudah tidak produktif lagi Dengan tingginya sex ratio di Desa
dibuang begitu saja tanpa mengetahui nira Meredang Barat ini maka mengindikasikan
yang diperoleh dari pohon sawit sebenarnya cukupnya banyaknya masyarakatnya yang
dapat dimanfaatkan untuk dijadikan produk memiliki pekerjaan. Jadi dengan adanya
baru dengan nilai tambah yang cukup tinggi pengembangan turunan dari produk gula
yaitu gula sawit. sawit ini dapat mengurangi pengangguran
Desa Meredan Barat adalah salah satu masyarakat di Desa Meradang Barat,
desa di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak terutama bagi Ibu rumah tangga.
Provinsi Riau. Desa ini mempunyai pusat Maka dari itu penulis tertarik untuk
pemerintahan di Meredan Barat dengan luas mengambil judul paper yaitu: SADIES
(Sawit Candies): Inovasi Permen Gula
28,98 ha. Desa ini memiliki 4 RW dan 12 RW.
Sawit Untuk Mengurangi Limbah Re-
Seperti mayoritas kecamatan di Kabupaten
planting Tanaman Sawit Sebagai Solusi
Siak, produksi sektor pertanian yang paling
Perberdayaan Masyarakat Desa
besar disumbangkan oleh hasil perkebunan
Meredan Barat Kecematan Tualang
kelapa sawit. Pada tahun 2015 produksi kelapa
Kabupaten Siak
sawit di Tualang mencapai 1.800Ton. Dengan
Dari rumusan masalah di atas dapat
cukup besarnya produksi kelapa sawit di
kita tarik rumusan masalah yaitu:
Kecematan Tualang khususnya, maka produk
Menjelaskan strategi inovasi alternative
hasil proses dari nira batang kelapa sawit----
produk gula sawit untuk dijadikan permen
gula sawit----akan sangat mungkin untuk

7
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dan memilih prioritas strategi pengembangan memanfaatkan limbah hasil re-planting


untuk memberdayakan masyarakat Desa pohon kelapa sawit merupakan solusi
Maredan Barat, Kecematan Tualang, untuk permasalahan tersebut. Solusi ini
Kabupaten Siak sehingga dapat menekan angka dilakukan dengan cara melakukan
pengangguran. sosialisasi mengenai usaha ini dan kerja
sama dengan para petani kelapa sawit
BAHAN DAN METODE sekitaran Desa Maredan Barat Kecamatan
Tualang Kabupaten Siak.
Bahan yang dugunakan untuk membuat
SADIES (Sawit Candies) ini adalah gula 1.2 Bagan Proses Pembuatan Produk
sawit yang berasal dari hasil perebusan nira
pokok sawit. Dengan luasnya perkebunan Pohon yang ditebang saat proses
sawit di Riau dan Desa Meredang Barat re-planting di potong ujungnya
khususnya, menjadikan bahan baku mudah sehingga mengeluarkan nira.
didapat. Penggunaan Gula sawit yang
notabene memiliki rasa lebih manis dari gula
biasaakan memperkaya rasa Candies yang
diproduksi nantinya. Adapun alat-alat yang
Nira yang keluar ditampung
digunakan untuk proses produksi adalah
kuali besar dengan spatula untuk mengolah kurang lebih selama 6 jam lalu
air nira sawit. Kemudian cetakan permen disaring untuk memisahkannya
untuk. Metode yang digunakan dalam dari kotoran.
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
untuk menjelaskan proses air nira sawit
menjadi permen gula sawit. Kemudian Sebelum dicetak, nira yang telah
digunakan analisis SWOT untuk mengukur matang diaduk terlebih dahulu
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan agar tidak menggumpal
Tantangan dalam pengembangan permen
gula sawit ini, juga untuk melihat potensinya
dalam memberdayakan masyarakat di Desa
Meredang Barat, Kecamatan Tualang, Tahap terakhir adalah pencetakan
Kabupaten Siak.
menjadi SADIES (Sawit Candies)
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Analisis SWOT
Strength (Kekuatan) dari SADIES
Permen Gula Sawit atau Sawit
adalah sebagai berikut:
Candies (SADIES) merupakan produk UKM
yang berbasis industri kreatif. Olahan gula
a. Bahan baku mudah didapat
yang digunakan sebagai bahan baku adalah
Sawit merupakan komoditi
nira yang berasal dari limbah pohon kelapa
unggulan di daerah Provinsi Riau,
sawit hasil re-planting. Dimana, selama ini,
mayoritas petani adalah petani sawit
limbah hasil re-planting kelapa sawit tidak
dengan total luas lahan sawit .Ini artinya
dimanfaatkan dan dibakar begitu saja tanpa
ketersediaan nira sawit sebagai bahan
ada penanganan yang tepat oleh
baku pembuatan Sawit Candies
kebanyakan petani sawit. Pohon-pohon
melimpah sehingga mendukung
kelapa sawit yang dibakar tentu nantinya
keberlanjutan dari produksi Sawit
akan berdampak pada isu lingkungan
Candies.
berupa asap hasil pembakaran batang pohon
b. Keterampilan dan keahlian
kelapa sawit. Hal ini disebabkan karena
Keahlian dalam mengolah nira
kurangnya kepedulian para petani dengan
sawit menjadi Sawit Candies yang tidak
alasan efisiensi waktu dan biaya untuk
semua orang bisa mengolahnya.
melakukan re-planting pohon kelapa sawit.
Konsep usaha permen gula sawit yang

8
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

c. Produk tahan lama variatif. 2)Program Fasilitasi penguatan


Produk Sawit Candies dapat bertahan modal usaha (hibah, kredit, dan lain-lain)
hingga 3-6 bulan jika disimpan di tempat (3)Kerjasama kelembagaan untuk
yang kering. melakukan pengembangan usaha
d. Membutuhkan modal usaha yang tidak (4)Pencarian pasar-pasar potensial
terlalu besar
e. Membantu para petani sawit dalam SIMPULAN
mengurangi biaya re-planting.
Sawit Candies adalah permen yang
Weakness (Kelemahan) dari SADIES adalah berasal dari perebusan nira pokok sawit.
sebagai berikut: Permen ini adalah inovasi dari nira yang
a. Cuaca dikeluarkan oleh pokok sawit yang
Produksi Sawit Candies sangat notabene hanya dijadikan limbah apabila
bergantung kepada cuaca karena jika hujan tidak dimanfaatkan.
produksi akan terhenti Adapun proses pembuatan Sawit
Candies adalah 1)Pohon yang ditebang
Opportunities ( Peluang ) dari SADIES saat proses re-planting di potong ujungnya
adalah sebagai berikut: sehingga mengeluarkan nira. 2)Nira yang
a. Sistim Pemasaran keluar ditampung kurang lebih selama 6
Pemasaran Sawit Candies tidaklah jam lalu disaring untuk memisahkannya
sulit. Pemasaran dapat dilakukan dengan dari kotoran.3) Sebelum dicetak, nira yang
menjual ataupun menitipkan ke pasar-pasar telah matang diaduk terlebih dahulu agar
tardisional hingga pasar moderen, toko oleh- tidak menggumpal. 4) Tahapterakhir
oleh khas Riau maupun langsung ke adalah pencetakan menjadi SADIES (Sawit
pengusaha-pengusaha yang membutuhkan Candies)
pasokan gula. Dalam melihat dampaknya bagi
b. Belum adanya pesaing dengan produk masyarakat Desa Meredang Barat strategi
dan konsep yang sama yang bisa dikembangkan adalah:
Hingga saat ini masih belum ada (1)Memberikan pelatihan kepada Ibu
pesaing dengan produk dan kosep yang sama Rumah Tangga (IRT) di Desa Maredan
dengan yang kami miliki. Hal ini akan Barat berupa pengolahan gula sawit
menjadi peluang yang sangat besar bagi Sawit menjadi permen gula sawit serta cara
Candies. pengepakan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan dengan ciri khas
Homeland Melayu yang variatif. 2)Program
Threats ( Ancaman ) dari bisnis yang kami
Fasilitasi penguatan modal usaha (hibah,
perkirakan adalah sebagai berikut:
kredit, dan lain-lain) (3)Kerjasama
a. Muncul pesaing baru dengan produk yang kelembagaan untuk melakukan
sama pengembangan usaha (4)Pencarian pasar-
Dalam proses produksinya ikut pasar potensial
memberdayakan masyarakat Desa Maredan
DAFTAR PUSTAKA
Barat dalam hal perolehan dan pengangkutan
bahan baku, pengolahan, hingga pengepakan BPS Kabupaten Siak, 2016, Tualang Dalam
produk. Sehingga melalui usaha ini akan Angka 2016, Badan Pusat Statistik
membuka lapangan kerja baru bagi Kabupaten Siak
masyarakat Desa Maredan Barat
Strategi yang bisa dikembangkan Indonesian Palm Oil Statistics 2015
adalah: (1)Memberikan pelatihan kepada Ibu
Rumah Tangga (IRT) di Desa Maredan Barat
berupa pengolahan gula sawit menjadi
permen gula sawit serta cara pengepakan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dengan ciri khas Homeland Melayu yang

9
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

“DIVA CAKE”: DIVERSIFIKASI BAHAN DASAR KUE DENGAN AMPAS


TAHU SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN LIMBAH DALAM
MEWUJUDKAN SEMANGAT SOSIOPRENEUR MENUJU SDG’s

"Diva Cake": Diversified Basic Cake Ingredients With Tofu Dregs as Waste
Reduction Efforts in Realizing Passion of Sociopreneur Towards SDG's

Kharirus Sa’idiyah El Firda 1*, Elliyana2

1Program Studi Administrasi Publik, Universitas Brawijaya, Malang


2Program Studi Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145
*Email: kharirusfirda@gmail.com/Elliyana.menik09@gmail.com

ABSTRAK
Jumlah konsumsi tahu di Indonesia tahun 2013 sebanyak 0,135 kg/kapita/tahun menjadi
0.136 kg/kapita/tahun. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada konsumsi tempe 0.133
kg/kapita/tahun pada tahun 2014. Peningkatan konsumsi akan berpengaruh pada peningkatan
produksi dan limbah atau ampas tahu yang dihasilkan. Volume ampas tahu tinggi dengan
konversi 100-112% dari bahan baku yang digunakan. Ampas tahu yang dihasilkan hanya
dibuang tanpa pengolahan sehingga menyebabkan bau yang menyengat dan mencemari
lingkungan. Padahal, di dalam ampas tau terdapat kandungan nutrisi seperti protein (23,55%),
lemak (5,54%), karbohidrat (26,92%), serat kasar (16,53%), dan air (10,43%). Nutrisi tersebut
masih sangat layak untuk dimanfaatkan manusia. Sehingga, perlu adanya inovasi untuk ampas
tahu dan turut berperan dalam program SDG’s. Salah satu tolok ukur keberhasilan SDG’s
adalah kemandirian masyarakat. Pembentukan kemandirian masyarakat dengan sosiopreneur.
Sosiopreneur merupakan proses yang melibatkan masyarakat untuk menciptakan lapangan
pekerjaan. Sehingga, inovasi “Diva Cake”: Diversifikasi Bahan Dasar Kue Dengan Ampas Tahu
Sebagai Upaya Pengurangan Limbah Dalam Mewujudkan Sosiopreneur Menuju SDG’s
merupakan inovasi yang tepat. Ampas tahu sebagai bahan baku didapatkan dari produsen
tahu kemudian diproses menjadi tepung ampas tahu sebagai bahan dasar kue. “Diva Cake”
dapat dikreasikan dengan berbagai varian kue dan dapat dijual bentuk tepung. Sehingga
masyarakat mendapatkan profit dari penjualan tepung ampas tahu “Diva Cake”, harapannya
masyarakat dapat mandiri ekonomi. Selain itu, lingkungan bebas dari pencemaran limbah yang
ditimbulkan dari ampas tahu.
Kata Kunci :Limbah, Sosiopreneur, Diva Cake, SDG’s

ABSTRACT
The amount of tofu consumption in Indonesia in 2013 is 0.135 kg / capita / year to 0.136 kg / capita
/ year. This amount is increased compared to the tempeh consumption; 0.133 kg / capita / in 2014. The
increased consumption will affect in production enhancement and waste or tofu waste. High dregs know
the volume with 100-112% conversion of raw materials used. The tofu waste that is produced is just
thrown away without processing causing a stinging smell and polluting the environment. In fact, in the
dregs there are nutrients such as protein (23.55%), fat (5.54%), carbohydrates (26.92%), crude fiber
(16.53%), and water (10.43%). Nutrition is still very feasible for human use. Thus, there is a need for
innovation for tofu waste and play a role in SDG's program. One of the benchmarks for SDG's success is
the community independence. Establishment of community self-reliance is with sociopreneur method.
Sociopreneur is a process that involves the community to create jobs. Thus, the innovation of "Diva
Cake": Diversification of Cake Basic Ingredients Using Tofu Waste as Efforts in Reducing Waste in
Realizing Sociopreneurs towards SDG's is the right innovation. The tofu is known as raw material
obtained from the tofu process and then processed into the tofu dregs as the base ingredient of the cake.

10
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

"Diva Cake" can be created with several of cake variations and can be sold in flour form. So that people
get profit from the sale of dregs flour tofu "Diva Cake", hope society can be independent economically. In
addition, the environment is free from waste pollution generated from tofu dregs.
Keywords : Waste, Sosiopreneur, Diva Cake, SDG’s

PENDAHULUAN Namun, hingga sekarang belum juga


tercapai. Pada kenyataanya kegiatan
Indonesia adalah negeri terpadat wirausaha sering mengabaikan tentang
keempat Dunia, pada tahun 2012 lalu aspek keseimbangan lingkungan sekitar
terhitung 7,244,569 Juta penduduk yang semakin menimbulkan permasalahan
berpendidikan adalah pengangguran, baru, salah satunya terkait beberapa limbah
102,85 juta penduduk terbelit kemiskinan yang dihasilkan dari usaha. Data
(Badan Statistika). Di Indonesia hanya Pengelolaan Limbah Usaha Kecil (KLH,
1,26% penduduk yang berprofesi sebagai 2003) menunjukkan bahwa sebagian besar
wirausahawan atau entrepreneur. Hal industri pangan di pulau Jawa seperti
tersebut sangat disayangkan, karena industri tahu, limbah padat dan cairnya
faktanya, kewirausahaan mampu dibuang selokan dan sungai. Banyak
mereduksi jumlah kemiskinan dan masyarakat menyadari bahwa limbah
membuka lapangan kerja. Inilah alasan dapat dimanfaatkan kembali hanya tentang
sociopreneurship mampu menjadi solusi, cara untuk mengolah limbah tersebut
karena selain bersifat sustainable pada menjadi lebih berguna. Misalnya, limbah
perekonomian, juga mampu memberikan dari pembuatan tahu baik yang berupa cair
solusi efektif dan taktis terhadap maupun yang berupa limbah padat
permasalahan perekonomian Indonesia. memiliki kandungan gizi yang cukup
Pemberdayaan masyarakat pada tinggi dan beberapa macam asam amino
hakekatnya adalah membuat masyarakat yang dibutuhkan tubuh manusia.
lebih berdaya segi sumber daya manusia, Potensi ampas tahu di Indonesia
keuangan, manajemen, akses, dll. Hal ini cukup tinggi, kacang kedelai di Indonesia
ditujukan untuk kepentingan masyarakat tercatat pada Tahun 2010 sebanyak
bukan sekadar memaksimalkan 1.306.253 ton, sedangkan Jawa Barat
keuntungan pribadi. Oleh karena itu harus sebanyak 85.988 ton. Bila 50% kacang
terus diupayakan munculnya sociopreneur kedelai digunakan untuk membuat tahu
baru agar masyarakat semakin berdaya. maka jumlah ampas tahu tercatat 731.501,5
Jika Indonesia ingin mewujudkan prediksi ton secara nasional dan 48.153 ton di Jawa
Mckinsey Company yang menyebutkan Barat. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau
bahwa Indonesia akan menjadi 5 besar tempe dihasilkan limbah sebanyak 3000–
kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030 5000 Liter. Sedangkan Jumlah limbah padat
menjadi kenyataan, tentu permasalahan yang dihasilkan oleh industri kira-kira 15-
masyarakat miskin harus dituntaskan. 20/kg. Mengingat kandungan protein dan
Sinergi antara pemerintah, BUMN, lemak pada ampas tahu yang tinggi maka
perusahaan swasta, lembaga keuangan, dan sebagai gagasan yang “beda”, ampas tahu
masyarakat menjadi kunci peningkatan dapat dimanfaatkan menjadi bahan
kesejahteraan sosial dan ekonomi pembuatan beberapa macam kue yang
masyarakat. Dalam konsep pembangunan bernilai tambah lebih tinggi. Oleh karena
berkelanjutan, tidak hanya terfokus pada itu, pemanfaatan limbah tahu merupakan
kegiatan ekonomi, melainkan juga suatu gagasan peluang usaha yang
memperhatikan persoalan lingkungan dan cemerlang untuk merintis sebuah industri
sosial sebagai pembangunan yang dapat kecil (UKM) dengan biaya bahan baku
memenuhi kebutuhan manusia saat ini murah, mudah di dapat dan tanpa
tanpa mengorbankan kemampuan generasi mengenal musim.
yang akan datang dalam memenuhi Ampas tahu cukup berpotensi sebagai
kebutuhan mereka. sumber antioksidan yang berfungsi

11
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

pencegah penyakit kardiovaskular, kanker PEMBAHASAN


dan aterosklerosis (Schmildz dan Labuza,
2000). Jenis antioksidan yang terdapat pada Pencemaran lingkungan adalah
ampas tahu adalah senyawa isoflavon. terjadinya perubahan dalam suatu tatanan
Hasil penelitian (2004). Bagi orang lingkungan asli menjadi suatu tatanan baru
yang berjiwa wirausaha, potensi ini dapat yang lebih buruk dari tatanan aslinya.
dijadikan salah satu alternative peluang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat
kerja. Karena kegiatan ini mudah dan tercemar atau menjadi rusak disebabkan
murah maka dapat dilakukan sendiri oleh oleh banyak hal. Namun paling utama dari
masyarakat. Sehubung dengan itu untuk sekian banyak tercemarnya suatu
mengetahui bagaimana cara mengolah lingkungan hidup adalah limbah (Palar,
ampas tahu dalam rangka pemanfaatan 2008). Salah satu pengentas kemiskinan dan
sampah organik lingkungan, maka peneliti pengangguran efektif dunia adalah dunia
menulis karya ilmiah yang berjudul “DIVA wirausaha (entrepreneurship).
CAKE”: DIVERSIFIKASI BAHAN Sosiopreneur adalah suatu
DASAR KUE DENGAN AMPAS TAHU kewirausahaan yang memiliki tujuan social
SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN dan memiliki 4 elemen pendukung yaitu
LIMBAH. DALAM MEWUJUDKAN nilai social, inisiatif masyarakat, inovasi
SEMANGAT SOSIOPRENEUR MENUJU untuk memecahkan masalah dan
SDG’s. Dari latar belakang yang telah mendorong kemandirian ekonomi
disampaikan, maka perlu adanya (Palesangi M, 2012). Potongan tahu yang
pembahasan tentang apa itu Diva Cake dan hancur pada saat pemrosesan yang kurang
bagaimana cara membuat Diva Cake dari sempurna. Padatan tersuspensi maupun
limbah ampas tahu tersebut. terlarut tersebut akan mengalami
perubahan fisik, kimia dan hayati yang
BAHAN DAN METODE menghasilkan zat toksin atau zat cemar
lingkungan. Apabila dibiarkan
Bahan dilingkungan akan menjadi busuk dan
Adapun bahan yang digunakan dalam mempengaruhi lingkungan (Nurhasan,
program kegiatan Diva Cake ini adalah 2010). Hal ini menunjukkan bahwa ampas
Limbah Ampas Tahu dimana berperan tahu masih mengandung 0.98% isoflavon
sebagai bahan pokok untuk sedangkan pada kedelai yang merupakan
diversifikasikan. Sedangkan untuk bahan bahan baku pembuatan tahu mengandung
tambahan yang digunakan adalah Blender, isoflavon 5,5%.
Loyang, Oven, dan Penyaring. Tepung ampas tahu memilki
kandungan gizi yaitu protein (23,55%),
Metode Penulisan lemak (5,54%), karbohidrat (26,92%), serat
Penyusunan karysa tulis ini untuk kasar (16,53%), dan air (10,43%). Jadi,
menyelesaikan masalah dengan awal pemanfaatan ampas tahu sebagai rainbow
dimulai Penyusunan kara tulis ini untuk cake merupakan teknologi sederhana yang
menyelesaikan masalah dengan awal efektif. Selain itu ampas tahu yang telah
dimulai dengan observasi dengan siap dan berbentuk kering sebagai bahan
pengamatan sempurna, selanjutnya melalui baku pembuatan cake dapat
survey ke beberapa masyarakat seperti disimpan beberapa hari untuk kemudian di
lembaga pemerintah setempat, pengusaha pakai sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
tahu dan juga masyarakat, setelah Diva Cake merupakan kuliner yang
didapatkan seluruh data selanjutnya studi menonjolkan produk yaitu jenis kue lapis
literatur tentang pencemaran lingkungan, dengan bentuknya ada yang bulat, persegi,
limbah ampas tahu dan sosiopreneur yang atau bentuk hati.
diterapkan dalam masyarakat.

12
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Seluruh kue dilapisi dengan krim sekaligus pemberdayaan masyarakat.


mentega warna putih polos dan diberi Untuk Produk “Diva Cake”, bisa dengan
hiasan, Keistimewaan kue ini baru terlihat membuka outlet atau toko yang telah
setelah dipotong. Bagian dalam kue ini disesuaikan dengan sifat pasar dan lokasi
ternyata berlapis-lapis dengan warna- pembeli. Seiring dengan hal itu kita
warna yang cantik. Ada merah, jingga, melakukan transaksi langsung dengan
kuning, hijau, biru, dan ungu, persis seperti pembeli. Target pasar Diva Cake adalah
warna pelangi. Karenanya, kue itu disebut kalangan menengah ke atas dengan produk
dengan rainbow cake atau kue pelangi. yang berkualitas dan bergizi tinggi. Untuk
Namun yang menjadikan produk ini awal usaha ini dapat dengan menawarkan.
berbeda dengan yang biasanya adalah Target pasar utama kami adalah para
bahan baku pembuatanya dari limbah yaitu remaja, orang dewasa dan pecinta kue.
ampas tahu. Dalan rangka pemasaran bisa dilakukan
Ampas tahu yang sebelumnya kurang dengan memperkenalkan produk melalui
memiliki manfaat di mata masyarakat, Kini iklan, periklanan ini dapat dilakukan
kami mencoba mengubahnya menjadi dengan promosi dalam bentuk poster-
kuliner yang layak konsumsi sehingga poster dan penjualan online. Poster tersebut
memiliki added value di mata masyarakat, yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-
dengan cara membuat “Diva Cake lezat, tempat strategis yang lebih ramai orang,
unik, menarik dan berbeda ditambah misal pasar, mall, dan perempatan jalan
dengan harga yang sesuai masyarakat. raya. Selain itu kami juga menerima
Dimana kuliner beraneka macam pesanan melalui telepon maupun media
merupakan salah satu ciri yang melekat sosial dengan calon konsumen. Tempat
pada Indonesia, jadi kami bermaksud incaran yang kami tuju misal pasar, mall,
menonjolkan kreativitas untuk dan perempatan jalan raya.
mempertahankan dan memberi inovasi .
akan cita rasa kuliner indonesia yang Proses pemanfaatan limbah ampas tahu
menjadikan produk ini mampu diterima menjadi produk “Diva Cake”
masyarakat lokal maupun internasioanl. Limbah ampas tahu ini bisa
Modal yang kami dapat, yaitu dari modal digunakan untuk membuat semua. jajanan
sendiri. Harga dari Produk “Diva Cake” ini kue kering maupun basah, melainkan
kami mematok harga sebesar Rp 35.000 penulis mengangkat jajanan yang kini
untuk satu kotak balok. Bahan baku utama masih digemari konsumen dan memiliki
yang digunakan adalah 150 gram tepung segmentasi Pasar yang bagus, yaitu pada
ampas tahu, 120 gram tepung trigu, 15 penerapan rainbow cake. Untuk
gram susu bubuk, 100 gram gula pasir, 100 membuat rainbow cake dari limbah ampas
gram mentega yang sudah dilelehkan, 7 tahu maka ampas tahu harus dirubah
putih telur, 3 kuning telur, 1/4 sendok teh dahulu menjadi tepung ampas tahu.
garam, 1 sdt emulsifier/TBM, Pewarna Kemudian baru tahap pembuatan rainbow
makanan pelangi (merah jingga, hijau,biru, cake. Adapun proses pengubahan limbah
nila, ungu dan lainnya) serta bahan baku ampas tahu menjadi tepung ampas tahu,
tambahan Siapkan Butter cream warna yaitu :
putih atau whip cream, meises warna 1. Ampas tahu yang digunakan adalah
warni, permen cokelat warna-warni, atau ampas tahu yang masih segar dan
butiran hundreds and thousand untuk belum dingin.
taburan, sesuai selera. Dalam pemenuhan 2. Jika ampas tahu sudah dingin maka
bahan baku kami langsung mendatangi ada kemungkinan ampas tahu tersebut
produsen/pabrik bahan baku tersebut agar sudah tumbuh mikroba.
diperoleh harga yang sesungguhnya yang 3. Kemudian ampas tahu diperas dengan
lebih murah. Tenaga kerja yang digunakan menggunakan kain untuk membuang
adalah dari internal yakni yang mengelola airnya.
dan mengembangkan adalah dari 4. Ampas tahu yang sudah diperas,
masyrakat itu sendiri karena fokus kami dimasukkan ke dalam loyang.
adalah menciptakan kegiatan sociopreneur 5. Kemudian panggang selama ± 3 jam.

13
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

6. Setelah itu blender ampas tahu agar dengan suhu 180 derajat celsius
menjadi butiran yang halus. atau sampai kue matang
7. Terakhir saring dengan menggunakan  Lakukan cara yang sama dengan
ayakan kue dan beri alas dibawah cara diats sampai 6 warna adonan
berupa nampan. Setelah tepung ampas kue selesai
tahu jadi. Buat rainbow cake ampas  Susun cake dengan warna sesuai
tahu. selera anda
 Tutup semua bagian luar kue
Aplikasi tepung ampas tahu sebagai dengan dengan butter cream atau
bahan baku rainbow cake whip cream.
 150 gram tepung ampas tahu  Untuk mempercantik kue silahkan
 120 gram tepung trigu Taburi dengan meises warna
 15 gram susu bubuk warni, permen cokelat warna-
 100 gram gula pasir warni atau butiran hundreds dan
 100 gram mentega yang sudah thousand sesuai selera anda
dilelehkan  Dan Rainbow cake siap
 7 putih telur dihidangkan, akan nampak terlihat
 3 kuning telur cantik ketika anda memotongnya
 1/4 sendok teh garam dan melihat bagian dalam
 1 sdt emulsifier/TBM  Selanjutnya rainbow cake dapat
 Pewarna makanan pelangi ( merah dipasarkan dengan harga yang
jingga, hijau,biru , nila , ungu dan relative terjangkau dan siap
lainnya )\ bersaing dipasaran serta
relatif aman untuk dikonsumsi oleh
Bahan Topping/Olesan Kue Cake: masyarakat setempat.
 Siapkan Butter cream warna putih Namun demikian, rainbow cake
atau whip cream tidak dapat bertahan lama. Hanya
 Meises warna warni, permen sekitar satu minggu.
cokelat warna-warni, atau butiran
hundreds and thousand untuk Perincian perhitungan anggaran produk
taburan, sesuai selera yang Anda Diva Cake:
suka. TFC = Rp. 2.885.000,00/24 = 120.208,3333
dibulatkan 120.208
Cara Membuat Rainbow Cake Lembut : (diasumsikan umur ekonomis TFC = 2
 Kocok telur,garam, gula pasir dan tahun)
emulsifier kedalam mixer sampai TC = TVC+ TFC
mengembang, setelah itu lalu = 5.800.000+ 120.208
matikan mixer = 5.920.208
 Setelah itu masukan sedikit demi Hasil produksi diasumsikan menghasilkan
sedikit tepung terigu dan susu 200 gulung, dijual dengan harga 35.000/kg
bubuk yang sudah di ayak lembut HPP = 5.920.208/ 200
lalu di aduk rata lalu masukan = 29.601,04
mentega kedalam adonan sambil di Artinya harga pokok penjualan produk
aduk-aduk penulis ( harga dasar) sebesar 29.601,04
 Selanjutnya bagi adonan menjadi 6 TR = P x Q = 35.000 x 200 = 7.000.000
bagian kedalam wadah yang sudah Artinya penulis mendapatkan penghasilan
dipisah dan diberi warna makanan sebesar 7.000.000
yang ber beda-beda CM = TR – TVC
 Tuang slah satu adonan dalam = 7.000.000 - 5.800.000
loyang bundar dengan diameter 22 = 1.200.000
cm. dengan mengolesi loyang CMR = CM/TR x100%
dengan mentega tipis. = 1.200.000 / 7.000.000 x 100%
Lalu Panggang selama 30 menit = 17,14 %

14
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Artinya TR-TC = 7.000.000-5.920.208 pencernaan, dapat membantu


= 1.079.792 pertumbuhan serta kedelai juga
dengan laba tersebut menyumbangkan terkandung senyawa isoflavon yang
kontribusi margin sebesar 17,14 % baik untuk mencegah proses penuaan
dini.
Keuntungan/ laba = TR-TC 3. Dengan memanfaatkan ampas tahu kita
=7.000.000-5.920.208 dapat mengurangi pencemaran dari
= 1.079.792 ampas tahu khususnya bagian perairan.
Dengan produksi awal 200 gulung 4. Limbah ampas tahu tidak berbahaya
menghasilkan laba 1.588.958 bagi kesehatan karena tidak
mengandung zat kimia berbahaya.
BEP harga = FC/{1-(VC/P)} Selain itu limbah ampas tahu memiliki
= 3.625.000/0,171 antimikroba sehingga pemnafaatan
= 21.198.830,409 limbah ampas tahu sebagai Diva Ceke
Artinya titik impas pendapatan berada mempunyai kandungan gizi yang lebih
pada pendapatan sebesar 21.198.830,409 tinggi pula jika dibandingkan dengan
hanya menggunakan tepung biasa.
BEP unit = FC/P-VC Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini
= 2.885.000 / 35.000-29.000 adalah meningkatkan kreativitas para
= 480,833 dibulatkan 481 masyarakat dalam memanfaatkan limbah
Artinya penulis memperoleh titik impas yang berupa ampas tahu sebagai bentuk
produksi pada saat telah mencapai upaya menciptakan bahan pangan yang
produksi sebanyak 481 gulung layak konsumsi kembali sebagai akibat dari
semakin menipisnya bahan pangan di
Pay back period = ( Total Investasi )/ (Laba negara. Serta mengembangkan jiwa
bersih 1 tahun)x 1 tahun sociopreneur dimana bukan hanya sekedar
= 10.000.000 / (1.079.792x kegiatan bisnis melainkan juga
4) mengedepankan aspek lingkungan dan
= 2,315 Tahun sosial. Karena pada dasarnya keutungan
Artinya penulis akan balik modal pada akan didapat dan dirasakan bersama pada
periode salama 2.315 tahun. diri setiap aktor yang terlibat melalui usaha
di bidang kuliner dengan produk utama
Adapun keuntungan dari pemanfaatan yang dihasilkan “Diva Cake” :
limbah ampas tahu menjadi Diva Cake DiversifikasiI bahan dasar kue dengan
adalah: ampas tahu sebagai upaya pengurangan
1. Pemanfaatan limbah ampas limbah. Untuk ke depannya diharapkan
tahu merupakan cara yang sangat bisa menjadi usaha kecil kemudian
m u d a h , murah dan efisien. Dalam berkembang menjadi usaha menengah dan
proses pembuatannya tidak perlu usaha besar yang memilik profit setiap
menggunakan teknik khusus dan bulannya.
menggunakan alat-alat yang sederhana
jadi masyarakat bisa dengan mudah SIMPULAN
membuatnya. Sebagaimana yang sudah
Dari uraian yang telah diuraikan
diketahui, ampas tahu mengandung
penulis sebelumnya dapat ditarik beberapa
protein (23,55%), lemak (5,54%),
simpulan bahwa Ampas tahu merupakan
karbohidrat (26,92%), serat kasar
limbah yang mudah didapat dan sering
(16,53%), dan air (10,43%) serta zat-zat diolah kembali. Hal ini karena tepung
lainnya bertambah karena adanya ampas tahu mengandung beberapa
pengaruh dari bahan-bahan kandungan gizi yang baik untuk tubuh.
lainnya. Dari sini hadirlah Diva Cake sebaga i
2. Menjadi salah satu makanan bergizi terobosan baru yang dapat bersaing
yang bisa membantu menyuplai zat-zat Pemanfaatan limbah ampas tahu ini
yang diperlukan oleh tubuh, baik untuk sangat sederhana dan mudah dipraktekkan

15
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

oleh masyarakat sehingga cocok untuk program dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kegiatan sociopreneur selain sangat mudah, murah, atas dorongan dari kedua orang tua yang
efisien dan efektif. tak henti-hentinya dipanjatkan melalui
do’a. Tak lupa pula penulis ucapkan terima
SARAN kasih atas bantuan dari beberapa pihak
Melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah yang terlibat dalam penelitian ini. Terima
ini, penulis memiliki beberapa saran, kasih untuk orang istimewa dalam hidup
antara lain: saya dan kepada seluruhnya yang tak
1. Masyarakat harus tanggap terhadap dapat penulis sebutkan satu persatu. Karya
setiap hal yang ada disekitar untuk tulis ini penulis persembahkan untuk
dapat dijadikan peluang usaha mendiang ayahanda yang telah beristirahat
pemanfaatan kembali produk tenang. Semoga karya tulis ini dapat
pangan, terutama untuk masalah bermanfaat dalam dunia akademisi
pemanfaatan ampas tahu. selanjutnya.
2. Perlu adanya sosialisasi terkait
pentingnya mengolah kembali limbah DAFTAR PUSTAKA
dan cara dalam pengolahan limbah
yang seefektif dan seefisien mungkin. Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi
Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka
3. Masyarakat harus mengetauhi
Cipta
kandungan gizi yang ada pada ampas
tahu dan pemanfaatan kembali ampas
Palesangi M, 2012. Pemuda Indonesia dan
tahu sebagai Diva Cake.
Kewirausahaan Sosial. Bandung.
Pemerintah dan masyarakat hendaknya
Universitas Katolik Parahyangan
bekerjasama dalam memanfaatkan
Rahmawati F, 2009. Teknologi Proses
limbah ampas tahu karena negara-
Pengolahan Tahu dan Pemanfaatan
negara lain seperti India, Sri Lanka,
Limbahnya. Halaman 2-11.
Afrika,
Rusdi dan Iqbal. 2015. Pencernaan
dan Jepang sudah mendayagunakan am
Campuran Limbah Vinase dan
pas tahu menjadi berbagai macam Limbah Cair Tahu untuk
kegunaan dalam skala besar. Meningkatkan Produksi Biogas.
Eksergi. 12(2): 23-28
UCAPAN TERIMA KASIH
Tarmidi, A.R. 2010. Penggunaan Ampas
Tahu dan Pengaruhnya pada Pakan
Syukur Alhamdulillah senangtiasa
Ruminansia. Layanan dan Produk
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Umban Sari Farm.
Yang telah memberikan segala
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009.
kenikmatanya dan kekuatan bagi penulis
Perlindungan dan Pengelolaan
dalam menyelesaikan karya tulis ini. Pada
Lingkungan Hidup .
kesempatan kali ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

16
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

MAGOPI: FUNCTIONAL FOOD BERBASIS BONGGOL PISANG UNTUK


MENINGKATKAN KESEHATAN MIKROFLORA PADA USUS MANUSIA
Magopi: Functional Food Based on Banana’s Hump to Improve Microflora
Heath in Human Gut
Ratri Ike1*, Iid Fitriaturosidah2, dan Annisa Icha3
1,2,3Bioteknologi, Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
*Email: ratriike0214@gmail.com

ABSTRAK
Pangan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi. Asupan
gizi dalam suatu bahan pangan merupakan faktor penting demi menunjang intelegensi suatu
individu. Sebagian besar pangan Indoensia menggunakan tepung terigu sebagai bahan baku
dalam pembuatannya. Indonesia bukan negara penghasil gandum sehingga masih harus
mengimpor 4,3 juta ton gandum per tahun. Indonesia menempati peringkat ke-empat importir
gandum terbesar di dunia. Padahal, Indonesia merupakan negara yang memiliki biodiversitas
bahan pangan yang melimpah, akan tetapi pemanfaatannya masih kurang maksimal. Oleh
karena itu, diperlukan bahan lokal yang berpotensi sebagai pengganti gandum. Salah satu cara
yang dapat diterapkan yaitu diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan lokal seperti
bonggol pisang untuk dijadikan tepung sebagai pengganti gandum. Bonggol pisang sendiri
masih jarang dimanfaatkan. Bonggol pisang memiliki kandungan protein 3,4%, vitamin C 4%,
air 20%, pati 76%, dan serat kasar 23,9-39,4%. Serat kasar dapat membantu meningkatkan
kesehatan mikroflora pada usus manusia. Kandungan pati yang tinggi mencapai 76% serta
serat kasar 23,9-39,4% yang terdapat dalam bonggol pisang dapat dimanfaatkan menjadi
tepung yang kemudian diolah menjadi fuctional food berupa macaron. Tahapan yang harus
dilakukan dalam pembuatan tepung dari bonggol pisang yaitu tahap pembersihan bonggol
pisang dari akar-akar serabut, pemotongan menjadi bagian kecil, pencucian, perendaman,
penjemuran, pensangraian, penumbukan serta menghalusan, dan terakhir tahap pengayakan.
Kemudian dilanjutkan dengan tahapan pembuatan macaron yang meliputi: tahap penyiapan
bahan, pencampuran serta pengocokan bahan, pencetakan adonan, resting (pengistirahatan
macaron), pemanggangan adonan, dan terakhir tahap penyimpanan serta penyajian.
Kata kunci: bonggol pisang, macaron, dan mikroflora

ABSTRACT
Food is one of the basic human needs that must be met. Nutritional intake in a food is an
important factor in order to support the intelligence of an individual. Most of Indonesian food uses wheat
flour as raw material in its manufacture. Indonesia is not a wheat-producing countries so it still has to
import 4.3 million tons of wheat per year. Indonesia ranks fourth largest importer of wheat in the world.
In fact, Indonesia is a country that has abundant biodiversity of food, but its utilization is still less than
the maximum. Therefore, it is necessary to locally potentially replace the wheat. One way that can be
applied is the diversification of food by utilizing local ingredients such as banana hump to be used as flour
as a substitute of wheat. Banana hump themselfes are still rarely used. Banana hump has 3.4% protein
content, 4% vitamin C, 20% water, 76% starch, and crude fiber 23.9-39.4%. Rough fiber can help
improve the health of microflora in human intestines. High starch content reached 76% and 23.9-39.4%
crude fiber contained in banana hump can be utilized into flour which is processed into fuctional food in
the form of macaron. Steps to make banana flour from banana is the stage of cleansing banana mounds
from fiber roots, cutting small parts, washing, soaking, drying. roasting, pounding and smoothing, and
last stage of sifting. Steps to make macaron the preparation the materials, mixing and shaking the
material, dough printing, macaron resting, baking dough, and macaron done.
Keywords: Banana hump, macaron, and microflora

17
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN 76% (Nurjati dkk., 2012). Menurut (Saragih,


2013) kadungan yang ada didalam bonggol
Pangan adalah salah satu kebutuhan
pisang yaitu vitamin C 4%, protein 3,4%,
pokok manusia yang harus terpenuhi.
dan serat kasar 23,9-39,4%. Serat kasar dapat
Asupan gizi dalam suatu bahan pangan
membantu meningkatkan kesehatan
merupakan faktor penting demi menunjang
mikroflora pada usus manusia (Astawan,
intelegensi suatu individu (Elizabeth, 2011).
2004). Menurut (Semaran dkk., 2009)
Menurut (Nainggolan, 2008) ketahanan
pemanfaatan kandungan pati yang terdapat
pangan yaitu suatu pilar penting sebagai
dalam bonggol pisang dapat dimanfaatkan
ketahanan nasional yang dapat membentuk
sebagai bahan pensubstitusi menjadi
sumber daya manusia serta generasi yang
berbagai macam produk yang mana
berkulitas untuk membangun suatu bangsa
nantinya dapat dijadikan sebagai makanan
yang besar. Ketahanan pangan nasional
pengganti karbohidrat selain terigu dan
yaitu kemampuan untuk mecukupi
beras.
ketersediaanya swasembada dan
Kandungan pati yang tinggi
kemandirian pangan oleh suatu bangsa.
mencapai 76% serta serat kasar 23,9-39,4%
Ketahanan pangan nasional dapat
dapat dimanfaatkan menjadi tepung terigu
terganggu karena ketergantungan akan
yang kemudian diolah menjadi fuctional
pangan impor demi menutupi keterbatasan
food berupa macaron. Macaron yaitu snack
Sebagian besar pangan Indoensia
manis yang renyah dibagian tengahnya diisi
menggunakan tepung terigu sebagai bahan
dengan krim mentega atau krim buah-
baku dalam pembuatannya. Tepung terigu
buahan dan merupakan snack yang
merupakan tepung yang terbuat dari
menjadi primadona segala kalangan.
gandum. Disisi lain, Indonesia bukan
Berdasarkan keunggulan yang telah
merupakan negarapenghasil gandum
dipaparkan diatas, kami menawarkan solusi
sehingga masih harus mengimpor 4,3 juta
permbuatan tepung terigu penggati
ton gandum per tahun. Indonesia
gandum yang berasal dari bonggol pisang.
menempati peringkat ke-empat importir
Diharapkan tepung dari bonggol pisang
gandum terbesar di dunia (Pradeks dkk.,
dapat meminimalisir impor gandum,
2014).
membantu menyukseskan Sustainable
Perlu diketahui bahwa, Indonesia
Development Goals 2030 sehingga dapat
merupakan negara yang memiliki
menyejahterakan masyarakat Indonesia.
biodiversitas bahan pangan yang melimpah,
akan tetapi pemanfaatannya masih kurang
maksimal. Oleh karena itu, diperlukan BAHAN DAN METODE
bahan lokal yang berpotensi sebagai
pengganti gandum. Salah satu cara yang Alat
dapat diterapkan yaitu diversifikasi pangan Alat yang dibutuhkan dalam
dengan menanfaatkan bonggol pisang pembuatan macoron berbahan dasar tepung
untuk dijadikan tepung. bonggol pisang diantaranya adalah pisau,
Pada penelitian sebelumnya, yaitu
oven (Philips), spatula, timbangan (EK3450),
pembuatan tepung dengan menggunakan
bahan-bahan alami seperti singkong (Nusa blender pengayak tepung (mixer 3450),
dkk., 2012), ampas kelapa (Ernayati dkk., mangkuk, sendok, loyang, tube dan piping
2015), dan jamur tiram (Ardiansyah dkk., bag,
2014) namun, bahan-bahan tersebut kurang
efektif. Bahan-bahan tersebut harganya Bahan
mahal, persaingan bahan baku, dan proses Bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatannya rumit.
pembuatan macaron adalah 100 g tepung
Bonggol pisang dijadikan alternatif
pilihan dengan beberapa keunggulan antara bonggol pisang, 100 g gula icing, 100 g gula
lain bahan baku melimpah, pembuatannya kastor, ±80 putih telur, garam secukupnya
mudah serta bernilai ekonomis. Bonggol dan pewarna makanan atau esense.
pisang memiliki kandungan air 20%, pati

18
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Metode telur dan gula kastor bersamaan dengan


Tahapan Pembuatan Tepung Bonggol dimixer pada adonan tepung bonggol
Pisang pisang dan gula icing dengan
Tahapan yang dilakukan dalam perlahan/bertahap.
pembuatan tepung bonggol pisang yaitu, nnApabila adonan sudah mengental,
pertama mempersiapkan alat dan bahan selanjutnya melakukan tahapan
yang dibutuhkan. Kedua dilakukan tahap pencetakkan, adonan tersebut dimasukkan
pembersihan, yaitu bonggol pisang pada plastic tibing bag. Kemudian lupangi
dibersihkan dari tanah dan akar-akar bagian ujung plastic tibing bag. Tuangkan
serabut. Ketiga dilakukan tahap kedalam loyang sedikit demi sedikit yang
pemotongan, yaitu memotong bonggol telah diberi alas dengan baking
pisang yang sudah dibersihkan menjadi paper.nnKemudian melakukan tahapan
bagian-bagian kecil menggunakan pisau pendinginan, setelah proses pencetakkan
±0,5 cm. Keempat dilakukan tahap selesai, adonan yang sudah dalam cetakkan
pencucian dan perendaman, bonggol pisang
tersebut didiamkan atau angin-anginkan
dicuci sampai benar-benar bersih
selama 30-60 menit. Setelah itu dilakukan
dandirendam dalam larutan natrium bisulfit
1000 ppm selama 30 menit untuk mencegah tahapan pemanggangan. Pemanggangan
pencoklatan (Bernatal, Saragih, 2013). adonan dilakukan menggunakan oven
Kelima dilakukan tahap penjemuran atau selama 8 menit pertama. Apabila panas
pengeringaan, bonggol pisang dijemur oven tidak merata, putar loyang dengan
dibawah cahaya marahari selama ±3 hari. cepat dan masukkan ke dalam oven lagi
Selanjutnya tahap pengsangraian, bonggol selama 6-7 menit. Terakhir yaitu tahap
pisang yang sudah dikeringkaan disangrai penyimpanan serta penyajian.
dengan menggunakan api kecil. Setelah itu
dilakukan proses penumbukkan atau
Diagram alir pembuatan tepung
penghalusan, bonggol pisang di haluskan bonggol pisang
dengan menggunakan blender. Tahapan Bonggol Pisang
yang terakhir yaitu pengayakan, bonggol
pisang yang sudah dihaluskan, diayak Dibersihkan dari
dengan menggunakan alat pengayak hingga tanah
didapatkan tepung bonggol pisang. dan akar-akar
Dipotong menjadi
serabut
bagian kecil ±0,5cm
Tahapan Pembuatan Makaron
Menurut (Tim Dapur Sawargi, 2013)
Dicuci dengan air
tahapan yang dilakukan dalam pembuatan Larutan
makaron yaitu sebagai berikut: tahap natrium
persiapan, yaitu menyiapkan bahan dan alat Direndam selama bisulfit 1000
yang akan digunakan. Selanjutnya tahap 30 menit ppm
pencampuran atau pengocokkan, untuk
pencampuran bahan A yaitu 100 g gula Dijemur dibawah
icing, 100 g tepung bonggol pisang sinar matahari ± 3
dihaluskan dengan menggunakan blender hari
dan diayak. Setelah itu ±80 g putih telur Disangrai dengan api
dimixer dengan kecepatan sedang, perlahan kecil
naikan kecepatannya hingga putih telur
berwarna putih dan berbusa. Apabila putih Dihaluskan dengan
telur sudah berbusa, masukan 100 g gula cara
kastor sedikit demi sedikit agar tercampur ditumbuk/diblender
rata. nnDilanjutkan dengan pengocokan. Diayak
Tahapan selanjutnya adalah pencampuran
bahan B, yaitu menuangkan adonan putih
Hasil tepung
bonggol pisang
19
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Diagram alir pembuatan MAGOPI protein (Espada et al., 2012). MAGOPI


menggukan 2 putih yang setara dengan 80g
Tepung bonggol pisang maka kandungan protein yang terdapat
100g didalam MAGOPI yaitu 64g.
dan gula icing 100g Apabila kandungan protein yang
Dicampur
terdapat pada bonggol pisan dan
Dihaluskan dengan blendder kandungan protein yang terdapat dalam
putih telur dijumlahkan maka, didalam
Diayak MAGOPI terdpat 67,4 g protein.

2 butir putih 100g gula KandungannKarbohidrat


telur kastor Pada pembuatan MAGOPI
Dicampur dengan mixer menggunakan gula kastor dan icing.
Kandungan karbohidrat pada gula sebesar
Dimasukkan kedalam plastic tiping 94% per 100 gram (Darwin, 2013). MAGOPI
bag dan dilubangi bagian ujungnya menggunakan 200g gula maka kandungan
karbohidrat yang terdapat didalam
Dituangkan keloyang cetakan MAGOPI yaitu 188g.
yang sudah dilapisi dengan Kandungan karbohidrat pada putih
baking paper telur sebesar 0.1% per 100 gram dalam satu
butir telur (Espada et al., 2012). MAGOPI
Diangin-anginkan 30-60 menit menggukan 2 putih yang setara dengan 80g
maka kandungan karbohidrat yang terdapat
Dioven selama 8 menit didalam magopi yaitu 0,08g.
Total karbohidrat yang berasal dari gula
dan putih telur dalam 100g MAGOPI yaitu
Diangkat dan loyang sebesar 188,08g,
diputar dengan cepat
Kandungan Lemak
Dioven lagi 6-7 menit Kandungan lemak pada putih telur
yaitu sebanyak 0,2 % per 100 gram dalam
Dikeluarkan dari oven satu butir telur (Espada et al., 2012).
MAGOPI menggukan 2 putih yang setara
Diberi krim ditengahnya dengan 80g maka kandungan protein yang
terdapat didalam MAGOPI yaitu 0, 16g.
Hasil MAGOPI Kandungan Vitamin C
Bonggol pisang memiliki kandungan
HASIL DAN PEMBAHASAN vitamin C 4% per 100g (Saragih, 2013).
Kandungan vitamin C 4% sehingga dalam
100g tepung bonggol pisang terdapat 4 g
Bahan dan Berbagai Kandungan Gizi yang
vitamin C.
Terdapat didalam MAGOPI
Kandungan Protein Kandungan Serat Kasar
Kandungan protein pada MAGOPI Bonggol pisang memiliki kandungan
(Macaron Bonggol Pisang) dapat diketahui serat kasar 23,9-39,4%. per 100g (Saragih,
dengan cara melihat kadar protein pada 2013). Kandungan serat kasar 23,9-39,4%
bahan-bahan yang Bonggol pisang memiliki sehingga dalam 100g tepung bonggol pisang
kadar protein 3,4 % (Saragih, 2013). Kadar terdapat 23,9 g-39,4g serat kasar.
protein 3,4 % sehingga dalam 100g tepung Menurut (Astawan, 2004) serat kasar
bonggol pisang yang terdapat yaitu 3,4g. memiliki peran yaitu dapat membantu
Kandungan protein yang terdapat
pada putih telur yaitu 80% per 100gram

20
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

meningkatkan kesehatan mikroflora pada Indonesia memiliki biodiversitas alam


usus manusia. dan memiliki keterdiaan bahan pangan
yang melimpah. Namun, masih saja
Kandungan Kalsium melakukan impor salah satunya yaitu
Pada pembuatan MAGOPI gandum karena Indonesia bukanlah
menggunakan gula kastor dan icing. penghasil gandum. Cara yang efektif yang
Kandungan kalsium pada gula sebesar 5% dapat dilakukan untuk menekan dan
per 100 gram (Darwin, 2013). MAGOPI mengurangi impor yaitu dengan
menggunakan 200g gula maka kandungan deversifikasi pangan.
kalsium yang terdapat didalam MAGOPI Pemanfaatan bonggol pisang untuk
yaitu 10g. dijadikan tepung pengganti gandum
merupakan salah satu cara dalam
Kandungan Fosfat menyukseskan SDG’s 2030. Penerapan
Pada pembuatan MAGOPI ketahanan pangan di Indonesia dapat
menggunakan gula kastor dan icing. berjalan sehingga akan mengurangi
Kandungan kalsium pada gula sebesar 1% kelaparan yang merupakan tujuan SDG’s
per 100 gram (Darwin, 2013). MAGOPI 2030 yang kedua. Pada tujuan SDG’s 2030
menggunakan 200g gula maka kandungan yang kedua yaitu untuk mengatasi
kalsium yang terdapat didalam MAGOPI malnutrisi serta menjamin pangan yang
yaitu 2 g. aman.
MAGOPI merupakan trobosan baru
Pengaruh Penambahan Gula pada yang mana didalam MAGOPI terdapat
Pembuatan MAGOPI berbagai macam kandungan gizi serta aman
Gula dapat berfungsi untuk memberi karena tanpa bahan pengawet dan juga
rasa manis (U.S. Wheat Associates, 1983). dapat membantu untuk mengatasi impor
Selain itu, menurut (Sutomo, 2012) gandum sehingga dapat menyukseskan
penambahan gula dilakukan karena gula ketahanan pangan Indonesia.
memiliki sifat yang menyerap air sehingga Tujuan SDG’s 2030 yang ke-3 yaitu
dapat memperpanjang daya simpan dan menjamin kehidupan yang sehat dan
tidak memerlukan pengawet. mendorong kesejahteraan bagi semua orang.
MAGOPI memiliki kandungan gizi yang
Pengaruh Penamabahan Putih Telur pada melimpah tentunya dapat membantu
Pembuatan MAGOPI meningkatkan kesehatan manusia. Pada
Menurut (Sufi, 2009) putih telur MAGOPI terdapat serat kasar. Menurut
memiliki sifat mengeraskan adonan (Astawan, 2004) serat kasar memiliki peran
sehingga membentuk macaron yang kokoh, yaitu dapat membantu meningkatkan
kulit kuat tetapi renyah, dan mencegah kesehatan mikroflora pada usus manusia.
adonan menjadi liat dan lengket di dasar
loyang. Telur yang biasa digunakan adalah SIMPULAN
telur ayam.
Pangan adalah kebutuhan pokok
Strategi yang Dapat Diterapakn untuk yang harus dipenuhi. Demi menyukseskan
Membantu menyukseskan SDG’s 2030 SDG’s 2030 untuk mengatasi kelaparan dan
Langkah awal yang harus dilakukan menjamin kehidupan yang sehat caranya
yaitu dengan melakukan strategi melalui deversifikasi pangan dengan
pengaturan ketersediaan pangan. membuat tepung dari bonggol pisang.
Ketersediaan pangan adalah upaya untuk Indonesia walaupun bukan negara
dapat mewujudkan kemandirian, penghasil gandum masyarakat dapat
kedaulatan pangan serta kondisi mengkonsumsi makan yang berasal dari
ketercukupan pangan. Modal penting yang tepung yang terbuat dari bonggol pisang.
dapat mewujudkan ketersediaan pangan Selain itu dapat menakan impor gandum
yaitu mengoptimalkan kekayaan sumber yang berlebih. Hasil dari diversifikasi
daya yang beragam. pangan yaitu MAGOPI. Didalam MAGOPI
terdapat serat kasar yang dapat

21
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

meningkatakan kesehatan mikroflora usus Urinary iodine and thyroid function in


manusia dan saluran cerna. Selain itu, pada a population of healthy pregnant
MAGOPI terdapat kandungan gizi yang women in the North of Spain. Journal
komplek sehingga dapat menunjang of Trace Elements in Medicine and
kesehatan manusia. Biology : Organ of the Society for
Minerals and
TracenElementsn(GMS).27(4):302–6
UCAPAN TERIMAKASIH Nainggolan, K. 2008. Program kegiatan
ketahanan pangan tahun 2008. Jakarta:
Terimakasih disampaikan kepada Musyawarah Pembangunan
kakak tingkat yang telah membimbing serta Nurjati, Solikhin. Sakti Prasetyo, Arum.
teman-teman yang telah memberikan Buchori, Luqman. 2012. Pembuatan
dukungan dan doa. Bioetanol Hasil Hidrolisa Bonggol
Pisang dengan Fermentasi
Menggunakan Saccaromycess
DAFTAR PUSTAKA Cereviceae. Jurnal Tekonologi Kimia
dan Industri. Vol. 01. UNDIP.
Ardiansyah, Fibra, N., dan Susi, A. 2014.
Nusa, M., I. Budi, S. dan Alfiah. 2012.
Pengaruh Perlakuan Awal Terhadap
Pembuatan Tepung Mocaf melalui
Karakteristik Kimia dan Organoleptik
Penambahan Starter dan Lama
Tepung Jamur Tiram (Pleurotus
Fermentasi (Modified Cassava Flour).
Oestreatus). Jurnal Teknologi Industri dan
Jurnal Agrium. Vol.17, No.03
Hasil Pertanian.Vol. 19, No.02
Sufi, S.Y. 2009. Sukses Bisnis Donat. Jakarta:
Astawan, M. 2004. Mie dan Bihun. Penebar
nnnnnnnnnKriya Pustaka Pertanian
Swadaya. Jakarta.
nnnnnnnnnNasional
Bernatal, Saragih. 2013. Analisis Mutu
Pradeks, Y. Dwidjono, H. D. dan Masyhuri.
Tepung Bonggol Pisang dari Berbagai
2014. Faktor-Faktor yang
Varietas dan Umur Panen yang
Mempengaruhi Impor Gandum
Berbeda. Jurnal Teknologi Industri
Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi. Vol.
Boga dan Busana. Vol. 09, No.01
24, No. 01
Darwin Philips. 2013. Menikmati Gula
Semaran, Rudito, A., Syauqi, E., Obeth, W.,
Tanpa Rasa Takut. Perpustakaan
Yuli. 2010. Karakteristik Pati Bonggol
Nasional: Sinar Ilmu
Pisang Termodifikasi Secara Kemis
Elizabeth, Roosganda. 2011. Strategi
sebagai Food Ingredient Alternatif.
Pencapaian Diversifikasi dan
Prosiding Seminar Nasional
Kemandirian Pangan: Antara Harapan
Industrialisasi dan Komersial Produk
dan Kenyataan. Jurnal Iptek Tanaman
Pangan Lokal dalam Meunjang
Pangan. Vol. 06, No. 02
Penganekaragaman dan Ketahanan
Ernayati, W., Tarsono1, M., dan M. Alfian,
Pangan. 20 April 2010. Fakultas
R. 2015. Pemanfaatan Ampas Kelapa
Pertanian. Universitas Mulawarman
sebagai Bahan Baku Tepung Kelapa
Sutomo, Budi. 2012. Sukses Wirausaha Kue
Tinggi Serat dengan Metode Freeze
Kering. KriyaPustaka. Jakarta
Drying. Jurnal Integrasi Proses. Vol. 05,
Tim Dapur Suwargi. 2013. Macaron Kue
No. 02
Manis dari Prancis. Yogyakarta: Jogja
Espada, M., Martul, P., Aguayo, A., Grau,
Great! Publisher.
G., Vela, A., Aniel-Quiroga, A., 2012.

22
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

KRIK, BOS!: PENGEMBANGAN HIGH PROTEIN COOKIES BEBAS GLUTEN


TERFORTIFIKASI TEPUNG JANGKRIK PADA MOCAF SEBAGAI BRANDING
PANGAN LOKAL

Krik, Bos!: Development of High Protein Cookies Free Gluten Fortificated by Cricket
Flour in Mocaf as Local Food Branding

Yeni Katon Rahmawati Sujarnoko1*, Jembar Pambudi2, Opal Priya Wening3

1Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor


2Program Studi Biokimia, Institut Pertanian Bogor
*E-mail: ykatonrsujarnoko@gmail.com
Jl. Raya Darmaga Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Jawa Barat, Indonesia

ABSTRAK
Pengembangan ekonomi suatu daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
ada didaerah tersebut merupakan salah satu program pemerintah yang sedang digalakan mulai
tahun 2000-an. Setiap daerah di Indonesia mempunyai potensi sumberdaya yang dapat
dimanfaatkan salah satunya Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ubi kayu dan
jangkrik merupakan potensi pertanian dan peternakan yang berasal dari Gunungkidul namun
pengolahannya menjadi produk bernilai tambah masih sangat minim. Ubi kayu dari daerah
Gunungkidul dapat diolah lebih lanjut menjadi tepung modified cassava atau mocaf. Mocaf
tersebut dapat diolah menjadi produk dengan nilai jual lebih tinggi menjadi kue kering atau
cookies tanpa gluten. Cookies komersial pada umumnya hanya memiliki kandungan karbohidrat
dan lemak yang tinggi, sedangkan kandungan proteinnya relatif rendah. Kurang Energi Protein
(KEP) pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi,
serta mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan. Jangkrik kalung kuning (Grillus testaceus)
merupakan potensi peternakan daerah Gunungkidul yang dapat dimanfaatkan sebagai
fortifikan tepung mocaf menjadi cookies dengan protein tinggi. Kandungan protein jangkrik
kalung kuning mencapai 65% menjadi salah satu alasan jangkrik menjadi bahan fortifikan,
selain itu jangkrik mudah dibudidayakan dalam skala besar, murah, dan halal untuk
dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula high protein cookies atau
Krik, Bos! yang dapat diterima secara sensori oleh konsumen, mengetahui informasi nilai gizi
dari Krik, Bos!, serta potensi pengembangan Krik, Bos! menjadi produk UMKM yang khas dari
daerah Gunungkidul dengan analisis ekonomi. Pemanfaatan serta pengolahan potensi daerah
menjadi produk yang dapat memberikan nilai tambah, merupakan salah satu program branding
pangan lokal. Program branding pangan lokal ini diharapkan mampu meningkatkan sosial
ekonomi masyarakat, meningkatkan konsumsi pangan lokal yang berhubungan dengan
program diversifikasi pangan, serta mengurangi angka penderita KEP di Indonesia.
Kata kunci: Gunungkidul, high protein cookies, jangkrik, potensi pangan lokal, ubi kayu

ABSTRACT
Economic development of a region by utilizing the existing natural resources in the area is one of
the government programs that are being started years from 2000. Each region in Indonesia has potential
resources that can be utilized, one of them is Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Cassava
and crickets are agricultural and livestock potentials derived from Gunungkidul, but their processing into
value-added products is still minimum. Cassava from the Gunungkidul area can be further processed
into modified cassava or mocaf flour and produced with higher selling value to cookies without gluten.
Commercial cookies generally have a high carbohydrate and fat content, while the protein is relatively
low. Kurang Energi Protein (KEP) in children can inhibit growth, susceptible to infectious diseases, and

23
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

lead to decreased levels of intelligence. Yellow necklace cricket (Grillus testaceus) is a potential livestock
from Gunungkidul area that can used as fortification to high protein cookies with protein content reaches
65%, thus becoming the reason of fortification material. In addition, crickets are easy to cultivate on a
large scale, cheap, and halal for consumption. The study aims to develop a high protein cookies formula or
Krik, Bos! Which can be received sensorially by consumers, knowing the nutritional value of Krik, Bos!,
as well as the development potential of Krik, Bos! Become a typical UMKM product from Gunungkidul
area with economic analysis. Utilization and processing of potential areas into products that can provide
added value, is one of the local food branding program. This local food branding program is expected to
improve socio-economic community, increase local food consumption that was associated with
diversification food program, and reduce the number of KEP patients in Indonesia.
Keywords: cassava, crickets, high protein cookies, Gunungkidul, potention of local food

PENDAHULUAN adalah aman untuk para penderita diabetes,


aman untuk para penderita autis karena
Pengembangan ekonomi suatu daerah bebas gluten, tidak mengandung kolesterol,
dengan memanfaatkan sumber daya alam memiliki masa simpan cukup lama, tekstur
yang ada didaerah tersebut merupakan lebih lembut dibanding terigu, dan harga
salah satu program pemerintah yang sedang yang lebih murah.
dilgalakkan mulai tahun 2000-an. Hal yang Sifat tepung mocaf lebih cocok
harus dilakukan pertama kali untuk digunakan untuk produk kering, seperti
menyusun perencanaan pembangunan cookies. Cookies merupakan salah satu
ekonomi suatu daerah adalah mengenali produk makanan ringan atau snack yang
karakter ekonomi, sosial, dan fisik daerah banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
itu sendiri termasuk interaksinya dengan Saksono (2012) menyatakan bahwa
daerah lain salah satunya potensi sumber berdasarkan data asosiasi industri, tahun
daya alam yang ada di daerah tersebut. 2012 konsumsi cookies diperkirakan
Salah satu daerah yang mempunyai potensi meningkat 5% hingga 8% didorong oleh
besar adalah Gunungkidul, Daerah kenaikan konsumsi domestik.Cookies
Istimewa Yogyakarta (DIY). Karakteristik komersial memiliki kandungan karbohidrat
geografis daerah Gunungkidul yang dan lemak yang tinggi, sedangkan
mayoritas merupakan pegunungan kapur kandungan protein yang relatif rendah.
membuat daerah Gunungkidul mempunyai Sementara Indonesia masih menghadapi
tanah yang tandus walaupun ada sebagian permasalahan kurangnya konsumsi energi
daerah yang subur (Suyastiri NM, 2008). protein (KEP) oleh masyarakat. Kekurangan
energi protein (KEP) adalah keadaan kurang
Daerah Gunungkidul merupakan salah
gizi yang disebabkan oleh rendahnya
satu daerah penghasil singkong terbesar,
konsumsi energi dan protein dalam
karena padi tidak bisa tumbuh. Potensi ini
makanan sehari-hari sehingga tidak
akan dimaksimalkan dengan pemanfaatan
memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).
ubi kayu menjadi tepung modified cassava
Angka kecukupan protein yang dianjurkan
atau yang dikenal dengan tepung mocaf.
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehata
Mocaf merupakan produk yang diproses
Nomor 1593/MENKES/SK/XI/2005 yaitu
menggunakan prinsip memodifikasi sel ubi
50-60 gram per hari untuk dewasa berusia
kayu secara fermentasi oleh Bakteri Asam
20-49 tahun dan 45 gram per hari untuk
Laktat (BAL) (Yuwono et al., 2013
anak-anak usia 7-9 tahun (Departemen
Kandungan paling tinggi dalam tepung
Kesehatan RI, 2006). Data riset kesehatan
mocaf adalah kandungan karbohidrat
dasar (Riskesdas) yang dilakukan pada
(Subagio, 2006), dengan kandungan amilosa
tahun 2007 dan 2010 menunjukkan bahwa
yang cukup tinggi yaitu > 25% (Yuwono et
rata-rata asupan kalori dan protein anak
al., 2013). Beberapa kelebihan tepung mocaf

24
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

balita masih di bawah Angka Kecukupan Bahan lain yang digunakan adalah akuades.
Gizi (Lestijaman, 2012). Kurang energi Sedangkan peralatan yang digunakan
protein pada anak-anak dapat menghambat adalah penggiling menggunakan hammer
pertumbuhan, rentan terhadap penyakit mill, alat pemanggang (oven), baskom,
infeksi dan mengakibatkan rendahnya pengayak 80 mesh, pisau, mixer dan alat
tingkat kecerdasan. pemotong/pengiris.
Selain singkong, jangkrik merupakan
hasil peternakan yang terkenal dari daerah Prosedur Kerja
Gunungkidul. Warga Desa Gunungkidul Pembuatan High Protein Cookies
tidak hanya menjual jangkrik sebagai pakan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
burung atau ikan tetapi juga diolah menjadi pembuatan tepung jangkrik kalung kuning,
kripik jangkrik sebagai sumber protein. pembuatan tepung mocaf, dan
Prayitno (2005) melaporkan hasil fortifikasi/formulasi produk.
penelitiannya tentang kandungan kimia Tahapan pertama adalah pembuatan
jangkrik kalung kuning ternyata tepung jangkrik kalung kuning, digunakan
mempunyai kandungan gizi cukup tinggi. jangkrik yang sudah berusia diatas 30 hari
Kandungan protein jangkrik kalung kuning dan jangkrik ini kemudian terlebih dahulu
sekitar 65%, protein kolagen dan asam direbus/direndam dalam air panas,
lemak omega-3 dan omega-6 sangat didinginkan baru setelah itu dilakukan
memungkinkan untuk dimanfaatkan sortir dengan pemisahan bagian kaki, sayap
sebagai bahan baku guna mengatasi dan kepala. Kemudian dicuci hingga bersih
masalah kurang gizi protein dalam lalu dimasukan kedalam oven selama
masyarakat. 24 jam dengan suhu 50 oC, baru setelah itu
Dua potensi besar dari daerah jangkrik digiling sampai berbentuk tepung
Gunungkidul yakni jangkrik dan singkong menggunakan hammer mill.
akan diolah menjadi high protein cookies Tahapan kedua adalah pembuatan
atau Krik, Bos!. Krik, Bos! diharapkan tepung mocaf, singkong atau ubi kayu segar
mampu mengatasi beberapa permasalahan umur 8-9 bulan (kesegaran terbaik dan
baik di daerah Gunungkidul maupun kadar pati tertinggi) kemudian dilakukan
Indonesia, karena pemanfaatan serta pemisahan kulitnya (peeling) dan pencucian
pengolahan potensi daerah menjadi produk (washing) pada wadah. Singkong atau ubi
yang dapat memberikan nilai tambah, kayu yang bersih dilakukan perajangan
merupakan salah satu program branding (cutting) atau pemotongan tipis dengan
pangan lokal. Program branding pangan ukuran 1-4 mm. Proses fermentasi
lokal ini diharapkan mampu meningkatkan dilakukan dengan menggunakan enzim
sosial ekonomi masyarakat Gunungkidul, asam laktat sebanyak 0.05% dari bobot awal
meningkatkan konsumsi pangan lokal yang ubi kayu yang telah terpotong tipis.
berhubungan dengan program diversifikasi Potongan ubi kayu yang telah ditambahkan
pangan, serta mengurangi angka penderita enzim asam laktat kedalam karung berpori
KEP di Indonesia. sampai terendam dalam air. Fermentasi
dilakukan selama 8-10 jam. Setelah proses
BAHAN DAN METODE fermentasi selesai, dilakukan pengepresan
atau penirisan. Hasil pengepresan dilakukan
Bahan dan Alat peremahan dan pengeringan menggunakan
Bahan utama yang digunakan dalam sinar matahari (manual) selama 10-16 jam
penelitian ini adalah ubi kayu atau singkong (dengan membalik bahan 2 jam sekali) atau
(Manihot utilisima) yang telah dijadikan dengan mesin dryer (mekanis) selama 7-8
tepung mocaf, jangkrik jenis kalung kuning jam dengna suhu 115 oC. Proses akhir
dan berbagai bahan pembuatan cookies dengan penepungan, hasilnya dilakukan
(telur, chochochips, gula, vanilla, mentega).

25
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

tempering. Pengayakan dilakukan dengan tinggi yang terdapat pada Tabel 2.


ukuran 80 mesh. dibandingkan dengan protein ayam 18.2%
Tahapan ketiga adalah fortifikasi dan (Depkes RI, 1996) dan sapi 18.80%
formulasi pembuatan high protein cookies (Direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI 1981
yang dapat dilihat pada Tabel 1. dalam Soputan, 2004) dengan komposisi
asam amino cukup lengkap. Jangkrik kalung
Tabel 1. Fortifikasi dan formulasi
kuning mempunyai kandungan gizi tinggi
pembuatan high protein cookies
dan potensial untuk dikonsumsi manusia
Berat bahan
dengan pertimbangan selain bergizi tinggi
Bahan Sampel Sampel Sampel
juga halal hukumnya.
922 699 258
Tepung Tabel 2. Karakteristik tepung jangkrik
25 gr 50 gr 75 gr
jangkrik kalung kuning
Tepung
275 gr 275 gr 275 gr
mocaf Parameter Kadar (%)
Gula 150 gr 150 gr 150 gr Kabohidrat 5.86
½ ½ ½ Lemak 23.21
Baking
sendok sendok sendok Protein 67.77
powder
teh teh teh
Sumber: Yelmida et al., 2009
Chocochips 0.5 gr 0.5 gr 0.5 gr
½ ½ ½ Nilai Energi dan Makronutrien
Garam sendok sendok sendok berdasarkan Fortifikasi dan Formula High
teh teh teh Protein Cookies
½ ½ ½
Vanila
sendok sendok sendok Nilai energi dihitung berdasarkan
Ekstrak
teh teh teh jumlah makronutrien (protein, lemak, dan
Margarin 200 gr 200 gr 200 gr karbohidrat) dari setiap bahan penyusun
Telur ½ butir ½ butir ½ butir kemudian dikalikan dengan nilai energi
masing-masing makronutrien. KEP
Pengujian Organoleptik Pada Hasil disebabkan oleh malnutrisi primer, yaitu
Fortifikasi dan Formulasi kekurangan protein maupun energi yang
tidak adekuat (kecukupan keperluan zat
Penerimaan produk cookies Krik, Bos! gizi) yang salah satunya disebabkan oleh
dilakukan dengan uji organoleptik berupa makanan tambahan (Choirunnisa F et al..,
uji hedonik (kesukaan) oleh 30 orang panelis 2007). Produk cookies ini ditekankan pada
bukan terlatih. Pada uji hedonik (kesukaan) anak usia 4-7 tahun dengan kebutuhan
parameter yang diamati meliputi warna,
energi dan protein harian sebesar 1550-1800
aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan
Kkal/hari serta 39-45 gram/hari.
dengan skala 1 = amat sangat tidak suka
sampai hingga 9 = amat sangat suka. Data
hasil pengujian sensori yaitu uji rating
hedonik dianalisis dengan ANOVA dan uji
lanjutan Duncan’s Multiple Test dengan
menggunakan program SPSS Statiztics 22.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Tepung Jangkrik Kalung


Gambar 1. Kenampakan prototype produk
Kuning
cookies Krik, Bos!
Jangkrik kalung kuning (Grillus
testaceus) mempunyai analisis proksimat Berdasarkan fortifikasi/formulasi yang
terdiri dari kandungan protein 67,77% lebih digunakan, keseluruhan adonan memiliki

26
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

nilai diatas kebutuhan energi harian yang Statiztics 22 sehingga didapatkan hasil
telah ditetapkan, yaitu formula 1 (kode penilaian tersaji pada Tabel 3.
sampel 922) sebesar 2546.11 kkal; formula 2 Hasil penilaian terhadap penampakan
(kode sampel 699) sebesar 2671.97 kkal; dan ketiga sampel tidak berbeda nyata pada
formula 3 (kode sampel 258) sebesar 2797.82 (P<0.05) bisa dilihat dari nilai signifikansi
kkal. Adonan yang dicetak berbentuk cookies test between two subject sampel yang bernilai
0.364. Hasil yang tidak berbeda nyata juga
memiliki asumsi minimal konsumsi
ditunjukkan oleh atribut aroma dan tekstur
sebanyak 5-7 buah (keping) per hari untuk
dengan masing-masing taraf signifikansi test
mencukupi kebutuhan energi yang between two subject 0.492 dan 0.179 lebih
diperlukan dengan tetap menjalankan besardari nilai (P<0.05). Hasil dari
asupan makan normal. Prototype Krik, Bos! perlakuan perbedaan jumlah tepung
dapat dilihat pada Gambar 1. jangkrik yang ditambahkan berbeda nyata
pada atribut rasa dan keseluruhan dengan
Tabel 3. Hasil output ANOVA test between
signifikansi masing masing atribut 0.010 dan
two subject
0.042 dengan (P<0.05).
Type III
Source
Dependent
Sum of df
Mean
F Sig. Selain itu hasil penampakan, aroma,
Variable Square dan tekstur tidak berbeda nyata dari ketiga
Squares
sampel dapat dibuktikan oleh hasil uji lanjut
Model Kenampakan 2063,756a 32 64,492 54,811 ,000 Duncan dengan tidak adanya perbedaan
Aroma 1591,689b 32 49,740 42,232 ,000 subset. Subset pada uji lanjut Duncan
menunjukkan suatu sampel berbeda jika
Rasa 1530,422c 32 47,826 36,702 ,000 terletak pada subset yang berbeda. Berbeda
Tekstur 1789,622d 32 55,926 67,049 ,000 dengan hasil dari uji lanjut Duncan pada
atribut rasa dan keseluruhan yang
Keseluruhan 1686,022e 32 52,688 52,708 ,000 menunjukkan perbedaan sampel dilihat dari
Panelis Kenampakan 63,82 2 29 2,201 1,870 ,021 sampel dengan kode 922 terletak pada
subset 1 sedangkan sampel 699 dan 258
Aroma 68,889 29 2,375 2,017 ,012 terletak pada subset 2. Sampel dengan kode
Rasa 109,156 29 3,764 2,889 ,000 258 dan 699 mempunyai penilaian kesukaan
yang hampir sama dapat dilihat dari letak
Tekstur 61,822 29 2,132 2,556 ,001 subset yang sama pada aspek keseluruhan
Keseluruhan 57,956 29 1,998 1,999 ,013 dapat dilihat pada Tabel 4.

Sampel Kenampakan 2,422 2 1,211 1,029 ,364 Tabel 4. Hasil uji lanjut Duncan pada tiga
Aroma 1,689 2 ,844 ,717 ,492
sampel cookies pada penilain keseluruhan
atribut sensori dari cookies Krik, Bos!.
Rasa 13,089 2 6,544 5,022 ,010
Sampel N Subset
Tekstur 2,956 2 1,478 1,772 ,179 1 2
Keseluruhan 6,689 2 3,344 3,346 ,042
922 30 3,867
699 30 4,367 4,367
258 30 4,500
Uji Organoleptik Pada Fortifikasi dan Sig. ,058 ,607
Formulasi High Protein Cookies
Berdasarkan hasil dari test between two
Pegujian organoleptik berupa uji rating
subject dan uji lanjut Duncan pada
hedonik (kesukaan) oleh 30 orang dengan
keseluruhan atribut, dapat disimpulkan
syarat bukan panelis terlatih dengan
bahwa rasa adalah atribut yang
menggunakan form pengujian atau
mempengaruhi tingkat kesukaan panelis
kuisioner. Hasil uji organoleptik terhadap
pada produk cookies Krik, Bos!, sedangkan
tingkat kesukaan cookies mocaf dengan
untuk atribut kenampakan, aroma, dan
fortifikasi tepung jangkrik, produk Krik, Bos!
tekstur panelis menyatakan tidak ada
diolah menggunakan program SPSS
perbedaan dari ketiga sampel. Sampel

27
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dengan kode 258 dan 699 mempunyai nilai = [(10% x Rp 611) + Rp


keseluruhan atribut yang sama dimata 611] x 130,000
panelis, sehingga penambahan tepung = Rp 87,373,000
jangkrik pada konsentrasi 18% dan 27.3 % Keuntungan = total pendapatan – total
tidak menimbulkan perbedaan mencolok biaya produksi
pada keseluruhan atribut. Panelis lebih = Rp 87,373,000 - Rp
menyukai cookies dengan penambahan 71,175,000
tepung jangkrik lebih besar dibanding = Rp 16,198,000
dengan tepung jangkrik dengan konsentrasi
sedikit yakni 9.1% pada sampel 922 dapat R/C = pendapatan/ total biaya
dilihat dari Gambar 2. produksi
258 699 922 = Rp 87,373,000/ Rp
71,175,000
67,62%

65,24%

64,29%
64,28%

63,33%

62,38%
70%

61,90%
60,95%
59,05%

59,05%
58,57%
56,19%

55,24%
= 1,2
49,05%

ROI

ROI = (keuntungan/total biaya


produksi) x 100%
P EN AMP AKAN AROMA RASA TEK STUR K E S E L U RU HA N

= (Rp 16,198,000/ Rp
Gambar 2. Persentase rata-rata penilaian 71,175,000) x 100%
panelis terhadap cookies mocaf dan tepung = 22.76%
jangkrik Jangka Waktu Pengembalian Modal
Jangka waktu

Analisis Kelayakan Finansial Jangka waktu = (biaya investasi x massa


Pembuatan cookies Krik, Bos! produktif)/ keuntungan
membutuhkan beberapa bahan dan
peralatan berstandar dalam pengolahan = (Rp 3,276,900 x 1
produk pangan. bulan)/Rp 16,198,000
Harga Pokok Produksi (HPP) = 0.2 bulan
Biaya Tetap = biaya tenaga kerja + biaya
Berdasarkan analisis, modal usaha ini akan
penyusutan + biaya
kembali setelah usaha ini berjalan selama 0.2
pemeliharaan + biaya
asuransi bulan, dengan asumsi bahwa harga per
= Rp 8,000,000 + Rp 100,000 + keping senilai Rp 672,00 dan akan dikemas
Rp 100,000 + Rp 80,000 dalam 1 bungkus berisi 20 buah dengan
= Rp 8,280,000 harga per bungkus Rp 14.000,00.

HPP = (biaya tetap + biaya SIMPULAN


produksi)/ jumlah produksi
= (Rp 8,280,000 + Rp
Potensi ubi kayu dan jangkrik jenis
71,175,000)/ (130x40x25)
kalung kuning dari Gunungkidul, Daerah
= Rp 611 per keping
Analisis R/C Istimewa Yogyakarta dapat dimanfaatkan
Total biaya produksi = Rp 71,175,000 per menjadi cookies kaya protein yang
bulan mempunyai nilai jual serta disukai
Harga pokok produksi = Rp 611 per keping konsumen. Formulasi high protein cookies
(Krik, Bos!) yang paling disukai konsumen
adalah formula dengan kode sampel 258
Total pendapatan = [(Keuntungan 30% x
dapat dilihat dari uji rating hedonik
HPP) + HPP] x (130 x
40 x 25) ANOVA yang dianalisi dengan
menggunakan software SPSS Statiztics 22,

28
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dan uji lanjut Duncan. Cookies dengan kode Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang
sampel 258 merupakan cookies dengan Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
komposisi penambahan tepung jangkrik Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
kalung kuning tertinggi dibanding dua Gunung Kidul akan bentuk kelembagaan
sampel yang lain yakni 75 gram atau setara Petani Singkong. 2016. [Internet].
[Artikel]. [Diunduh: 24 Desember 2016].
dengan 27,27% dari total tepung mocaf.
Tersedia pada:
Energi tiap keping cookies Krik, Bos! sebesar
http://www.beritasatu.com/ekonomi/
69.94 kkal atau 2797.82 kkal per 100 gram
388694-gunung-kidul-akan- bentuk-
cookies, sehingga cookies dengan kode kelembagaan-petani-singkong.html.
sampel 258 merupakan produk Krik, Bos! Lestijaman, Tjatur. 2012. Susu Pertumbuhan
yang akan dijual ke konsumen. Analisis untuk Anak dalam Beberapa Tahapan
kelayakan finansial, produk ini memiliki Usia. Artikel. [Internet]. [Diunduh: 20
peluang yang baik dengan estimasi harga Desember 2016]. Tersedia pada:
produk Rp 14.000,00 dengan isi 20 keping http://foodreview.co.id/blog-56468-
cookies akan dapat kembali modal dalam Susu-Pertumbuhan-untuk-Anak-
waktu 0,2 bulan jika setiap hari dapat dalam-Beberapa-Tahapan-Usia.html.
menjual 30 bungkus atau dapat balik modal Prayitno. 2005. Potensi Jangkrik Kalung
setelah 1 bulan jika mampu menjual 6 seabgai Bahan Baku Industri Pangan
dan Farmasi. Seminar Nasional Astik go
bungkus/hari.
Indsutri di Jogja Expo Center Agustus
2005. Litbang Astrik Pusat.Yogyakarta.
UCAPAN TERIMA KASIH Saksono H. 2012. Pasar Biskuit Diproyeksi
Tumbuh 8% Didorong Konsumsi.
Penulis mengucapkan terima kasih Artikel. [Internet]. [Diunduh: 15
kepada Departemen Ilmu dan Teknologi Desember 2016]. Tersedia pada:
Pangan, Biokimia, Teknologi Industri http://www.indonesiafinancetoday.co
Pertanian serta dosen pembimbing Dr. m.
Nancy Dewi Yuliana,S.TP, M.Sc. atas waktu Subagio. 2006. Industrialisasi Modified
dan saran beliau dalam pembuatan cookies Cassava Flour (Mocaf) sebagai Bahan
Krik, Bos!, penulisan, serta penelitian. Baku Industri Pangan untuk
Menunjang Diversifikasi Pangan Pokok
DAFTAR PUSTAKA Nasional. Dalam Hal Lala F. et al. 2013.
Uji Karakteristik Mie Instan Berbahan-
Baku Tepung Terigu dengan Substitusi
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standart
Mocaf. J Biopros Kom Trop. 1(2): 11 – 20.
Nasional Indonesia (SNI). SNI 3751:
Suyastiri NM. 2008. Diversifikasi pangan
2009. Tepung Terigu. Dewan
pokok berbasis potensi lokal dalam
Standarisasi Indonesia. Jakarta.
mewujudkan ketahanan pangan
Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standart
rumahtangga pedesaan di kecamatan
Nasional Indonesia (SNI). SNI 3751:
Senim kabupaten Gunung kidul. Jurnal
2011. Tepung Mocaf. Dewan
Ekonomi Pembangunan. 13(1): 51-60.
Standarisasi Indonesia. Jakarta.
U.S. Wheat Associates. 1983. Pedoman
Choirunisa Fithri dan Trisnawati Merina
Pembuatan Roti dan Kue. Djambatan.
Ling. 2015. Pengaruh Penambahan
Yuwono SS, Kiki Febriyanto, Nova SD. 2013.
Konsentrat Protein Daun Kelor dan
Pembuatan Beras Tiruan Berbasis
Karagenan Terhadap Kualitas Mie
Modified Cassava Flour (Mocaf): Kajian
Kering Tersubtitusi Mocaf. J Pangan
Proporsi Mocaf: Tepung Beras dan
Agroindustri. 3 (1): 237 – 247.
Penambahan Tepung Porang. Jurnal
Departemen Kesehatan RI (Depkes RI). 1996.
Teknologi Pertanian 14(3): 175-182.
Pedoman Praktis Pemantauan Gizi Orang
Dewasa. Jakarta: Depkes.
Departemen Kesehatan RI. (2006). Kepmenkes
Nomor 1593/Menkes/ SK /XI/ 2005

29
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

INUVINE (INTEGRATED UV PASTEURISATION AND CHEMOSTAT


FERMENTATION LOWGRADE-CARROT KEFIR MACHINE): APLIKASI
SISTEM PASTEURISASI-FERMENTASI BERBASIS CONTINUOUS
CULTURE DI UKM ISTIQOMAH BATU

INUVINE (Integrated UV Pasteurisation and Chemostat Fermentation


Lowgrade-Carrot Kefir Machine): Application of Pasteurization-Fermentation
System Continuous Culture Based in UKM Istiqomah Batu

Widya Nur H1*, Hairil F1, Venisa Y1, Murtadha Ali Barkah S2, dan Joko Tri R3

1Program Studi Bioteknologi, Universitas Brawijaya, Malang


2ProgramStudi Keteknikan Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
3Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

Email: widyanur120709@gmail.com
Jl. Veteran Kota Malang

ABSTRAK
Kefir wortel merupakan hasil olahan wortel yang difermentasi dengan memanfaakan
bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophiles) (Cheirsilp et al, 2003).
Pengendalian temperatur sistem dalam proses pasteurisasi (60-95 oC )dan fermentasi (40-45 oC)
menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. INUVINE (Integrated UV Parsteurisation and
Chemostat Fermentation Lowgrade-Carrot Kefir Machine) merupakan bioreaktor yang dirancang
khusus untuk memberikan 2 kondisi optimum pada proses fermentasi kefir wortel secara
otomatis dengan menggunakan prinsip Chemostat (Continuous Culture). INUVINE
menggunakan penyinaran dengan UV-C pada vessel pasteurisasi dan thermocontroller pada
vessel fermentasi pada rentang suhu 40–45 oC, sehingga fermentasi dapat berjalan secara cepat
yaitu selama 5 jam, bebas dari kontaminan dan kualitas yang lebih baik dari metode
konvensional. Penerapan teknologi INUVINE pada UKM Istiqomah akan menghemat waktu
proses pembuatan kefir sebesar 89 % dan peningkatan produksi mencapai 300 % dari produksi
kefir secara konvensional.

Kata kunci: kefir, pasteurisasi UV-C, fermentasi, thermocontroller

ABSTRACT

Carrotkefir is fermented carrot processed by utilizing lactic acid bacteria (Lactobacillus bulgaricus and
Streptococcus thermophiles) (Cheirsilp et al, 2003). Temperature control on pasteurization (60-95 oC) and
fermentation (40-45 oC) is an important thing to do. INUVINE (Integrated UV Parsteurisation and
Chemostat Fermentation Lowgrade-Carrot Kefir Machine) is a bioreactor specially designed to provide 2
optimum conditions in the fermentation process of carrot kefir automatically using the principle of
Chemostat (Continuous Culture). INUVINE uses irradiation with UV-C on pasteurized vessels and
thermocontrol on fermentation vessels at 40-45 oC, so that fermentation can run rapidly only for 5 hours,
free of contaminants and better quality than conventional methods. Implementation of INUVINE
technology in UKM Istiqomah will save time of kefir production process by 89% and increase 300% of
kefir production than conventionally.

Keywords: kefir, pasteurization UV-C, fermentation, thermocontroller

30
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN cara manual sehingga tingkat efisiensinya


rendah. Hal utama yang perlu dilakukan
Indonesia merupakan salah satu negara dalam produksi kefir yaitu proses
penghasil Wortel di dunia dengan produksi pasteurisasi bahan pada suhu antara 60-
rata-rata 549 ribu ton per tahun (Pusdatin, 95oC (tergantung metode pasteurisasi yang
2013). Pada tahun 2007, Kota Batu dipilih) dan proses fermentasi pada suhu 40-
menduduki peringkat ketiga produksi 45 oC. Temperatur merupakan salah satu
wortel terbesar setelah Pasuruan dan kriteria penting yang menjadi syarat dalam
Malang dengan produksi sebesar 6900 ton. perkembangbiakan bakteri agar hasil rasa
Namun dari hasil lahan tersebut terdapat 8- dan tekstur yogurt yang dibentuk oleh
10% wortel yang tidak dapat dijual karena bakteri dapat lebih maksimal (Corona et al.,
tidak memenuhi karakter fisik yang 2015). Sehingga, pengendalian temperatur
dibutuhkan. Wortel dengan karakter sistem dalam proses fermentasi menjadi hal
tersebut biasanya disebut sebagai yang sangat penting untuk dilakukan. Oleh
lowgradeyang hanya memiliki nilai ekonomis karena itu kami menawarkan teknologi
Rp. 2000,-kg, dan wortel dengan karakter kreatif untuk UKM ISTIQOMAH yaitu
fisik yang proporsional seharga Rp.6000,- dengan menggunakan INUVINE (Integrated
/kg. UKM di daerah Batumemanfaatkan UV Parsteurisation and Chemostat
wortel lowgradedengan mengolahnya Fermentation Lowgrade-Carrot Kefir Machine).
menjadi diversifikasi produk berupa kefir. INUVINE merupakan bioreaktor
Kefir wortel merupakan hasil yang dirancang khusus untuk memberikan
olahan wortel yang difermentasi dengan kondisi optimum pada proses fermentasi
memanfaakan bakteri asam laktat kefir wortel secara otomatis dengan
(Lactobacillus bulgaricusdan Streptococcus menggunakan prinsip Chemostat (Continuous
thermophiles) (Cheirsilp et al, 2003). Kefir Culture)yaitu dengan menggunakan 10%
wortel telah dikenal oleh masyarakat luas dari hasil fermentasi pada vesseluntuk
baik karena rasa maupun manfaatnya bagi digunakan sebagai starter pada proses
kesehatan. Industri skala rumah tangga fermentasi kefir. INUVINE menggunakan
yang melakukan produksi kefir wortel penyinaran dengan UV-C pada
adalah UKM ISTIQOMAH dengan vesselsterilisasi dan thermocontrollerpada
kemampuan produksi kefir wortel sebanyak vesselfermentasi pada suhu yaitu antara 40–
20 liter dalam dua hari masa inkubasi. 45 oC, sehingga fermentasi dapat berjalan
Proses pembuatan kefir diawali dengan secara cepat yaitu
pasteurisasi sari wortel yang dilakukan selama 5 jam, bebas dari kontaminan dan
dengan pemasakan diatas kompor. Setelah kualitas yang baik. INUVINE diharapkan
dilakukan pasteurisasi kemudian kultur dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
stater yang mengandung bakteri untuk hasil produksi serta harga jual dari kefir
fermentasi dimasukkan setelah sari wortel wortel di UKM ISTIQOMAH Kelurahan
dalam keadaan dingin ke dalam toples kaca. Ngaglik Kota Batu, sehingga berdampak
UKM ISTIQOMAH masih menggunakan pada peningkatan profit dari UKM
metode konvensional dalam melakukan ISTIQOMAH.
produksi dimana segala tahapan produksi
dilakukan secara manual dan tradisional BAHAN DAN METODE
dengan teknologi sederhana. Proses
fermentasi dilakukan dengan cara Perancangan INUVINE terdiri dari
penambahan starter dan didiamkan pada lima system. Pertama, sistemlight heating,
suhu ruang selama 48 jam (2 hari) pada yaitu sistem yang berfungsi sebagai media
suhu kamar tanpa ada pengendalian suhu proses pemanasan. Pada sistem ini
dan pH. Proses pendinginan sari wortel digunakan lampu DOP 60 watt untuk
dilakukan dengan kontak udara secara menghangatkan bahan hingga mencapai
langsung, sehingga memungkinkan suhu 40oC dimana merupakan suhu optimal
terjadinya kontaminasi. Selain itu, proses dari makteri kefir. Proses pemanasan bahan
penyaringan curd starterhasil fermentasi dan akan diatur menggunakan sistem kontrol
proses pengadukan juga dilakukan dengan jenis PID.

31
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Kedua, sistem sterilisasi dengan yang dicapai UKM merupakan indikator


menggunakan lampu UV C, 20 Watt seberapa efisien UKM tersebut dalam
sebanyak 3 buah dipasang secara kontinyu. mengkombinasikan sumber daya ekonomisnya
Sterilisasi dilakukan selama 60 secara saat ini. Perkembangan produktivitas dari
kontinue untuk sari wotel sebanyak 20 L. periode ke periode dapat diukur berdasarkan
indek total produktivitas dengan beberapa
Sinar UV tingkat C ini bersifat membunuh
kriteria yaitu produktivitas tenaga kerja,
mikroba dan pathogen pada jus dan aman
produktivitas bahan baku, produktivitas modal,
dalam hal industri atau teknologi rekayasa dan produktivitas energi.
pangan. Kefir yang dihasilkan oleh UKM harus
Ketiga, sistem kontrol suhu pada memenuhi keinginan dan kepuasan konsumen
INUVINE merupakan bagian yangberfungsi dengan mempertahankan kualitas guna
untuk untuk mengatur kinerja alat yang dengan meningkatkan loyalitas konsumen. Produk kefir
parameter suhu yang sudah disesuaikan dengan yang dihasilkan oleh UKM mitra kami memiliki
suhu optimal pada fermentasi kefir. Setelah sari keunggulan yaitu menggunakan 70% bahan baku
wortel dimasukkan ke dalam fermentor, lampu dari sari wortel sehingga meningkatkan varian
akan menyala hingga suhu dalam fermentor rasa serta memiliki kandungan nutrisi yang lebih
mencapai 45oC. Saat suhu mencapai 45oC, lampu kompleks. Mutu produk yang sudah baik harus
akan mati sesuai perintah mikrokontroler, terus ditingkatkan dengan terus melakukan
kemudian suhu dalam fermentor akan turun. inovasi produk melalui peningkatan mutu dan
Kemudian, saat suhu dalam fermentor pada 40oC kegunaan. INUVINE dapat meningkatkan
lampu akan otomatis hidup kembali. Sistem ini kualitas dari produksi dengan bertambahnya
akan menahan suhu dari 40oC-45oC secara konsistensi dalam produk yang dihasilkan yang
terkontrol tidak melebihi 45oC dan tidak kurang berkaitan pula dalam keberhasilan proses
dari 40oC. Sistem ini didukung oleh sensor suhu fermentasi.
LM35 dan mikrokontroler jenis ATMega32. Inovasi teknologi ini dapat
Adapun suhu 40oC-45oC menurut Ningtyas meningkatkan tingkat higienitas dan tempat yang
(2009) merupakan suhu sesuai untuk proses tidak berubah-ubah akan meminimalisasi tingkat
fermentasi yoghurt. kegagalan produksi, sesuai dengan permasalahan
Keempat, sistem pegadukan yang umum yang dihadapi oleh proses fermentasi
dilakukan secara manual, dengan memutar tuas yaitu suhu yang berubah-ubah sehingga proses
pemutar, dimana berfungsi untuk mencampur fermentasi terganggu yang berujung pada
starter dan sari wortel pasca sterilisasi selama 3 kegagalan produksi. Indikator kegagalan
menit. Diletakkan pada INUVINE bagian atas fermentasi kefir ditandai dengan pH yang belum
fermentor. Dipilih manual, karena jangka mencapai 3,5.
dilakukannya hanya sebentar dan hemat listrik, Dengan adanya INUVINE, nantinya
sehingga mudah untuk dioperasikan. UKM mitra ditargetkan mampu melalukan
Kelima, perancangan kerangka produksi hingga 4 shift pengolahan setiap
INUVINE yang terdiri atas gabungan dari harinya atau volume produksi mampu mencapai
komponen tangki penampungan awal, kotak 100 ltr/hari (tergantung permintaan). Dimana
sterilisasi UV-C, reaktor fermentasi, pengaduk pada penggunaan Bioreaktor satu kali proses
dan box sistem kontrol otomatis. INUVINE dengan proses terkontrol (40-45oC), hanya
dirancang untuk kapasitas 20 liter baik pada membutuhkan waktu fermentasi 4-5 jam. Selain
penampungan awal ataupun pada fermentor dan itu tingkat kegagalan proses menggunakan
secara keseluruhan berbahan dari stainles steel INUVINE hanya mencapai 3%, sehingga
food grade 3014 2B. Pada perancangan kotak kerugian akibat gagal fermentasi dapat
fermentor didesain berapisan steinless steel dan diminimalisasi. Selain itu, INUVINE merupakan
sterofoam, guna menjaga panas yang ada fermentor yang multifungsi sehingga dapat
didalam fermentor. mengembangkan diversifikasi produk bagi
UKM.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN
Penerapan INUVINE dapat
meningkatkan Produktivitas UKM pada sektor Penerapan teknologi INUVINE di UKM
minuman fermentasi seperti yoghurt dan kefir ISTIQOMAH Kota Batu dapat menghasilkan
merupakan salah satu aspek yang menentukan dampak baik terhadap kelangsungan hidup usaha
keberhasilan suatu UKM dalam persaingan dunia kecil dan menengah. Penerapan teknologi
usaha yang semakin ketat. Tingkat produktivitas INUVINE menunjukkan hasil berupa

32
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas Lucia, Suci. 2008. Optimasi Fermentasi Asam
kefir, dan berpengaruh secara langsung terhadap Kojat Galur Mutan Aspergillus flavus
profit yang didapatkan oleh UKM ISTIQOMAH. NTGA7A4UVE10. Skripsi. Fakultas
Hasil menunjukkan bahwa teknologi INUVINE Matematika dan Ilmu Pengetahuan
dapat meningkatkan produktivitas mencapai AlamUniversitas Indonesia. Depok
300%. Teknologi INUVINE secara luas dapat Ningtyas, Dian. 2009. Alih Teknologi
diterapkan dalam Usaha Kecil Menengah (UKM)
Pembuatan Minuman Sehat Kefir
dalam bidang produk fermentasi lain seperti
d’carrotaKaya Vitamin A Berbasis Wortel
yogurt. Oleh karena itu, INUVINE merupakan
teknologi yang tepat dalam pengembangan Subgrade di Desa Ngaglik Batu,
Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Batu JawaTimur.LPPM. Fakultas Teknologi
secara khusus dan Indonesia secara umum. Pertanian Universitas
Brawijaya.Malang
UCAPAN TERIMA KASIH Pusdatin. 2013. Buletin Konsumsi Pangan.
Pusdatin.setjen.pertanian.go.Id/tinymc
Dalam melakukan program Food- puk/gambar/file/buletin-konsumsiTW4-
sociopreneur, tim INUVINE mengucapkan 2013.pdf. Diakses tanggal 2 Oktober
terima kasih kepada Kementrian Riset Teknologi 2016.
dan Pendidikan Tinggi yang telah memberikan Santhirasegaram, V., Zuliana R., Dominic S.,
bantuan hibah dana guna menyukseskan program Chandran S. 2015. Comparison of UV-
food-sociopreneur di UKM ISTIQOMAH. Ctreatment and thermal
pasteurization on quality of
DAFTAR PUSTAKA
Chokanan mango (Mangifera
Cheirsilp, Benjamas. Hirofumi, S., Hiroshi, indica L.) juice. Journal of Food and
S., Suteaki, S. 2003. Interactions Bioproducts Processing. 94: 313-321
between Lactobacillus Simon, Philipp W. 1993. Carrot: Daucus
kefiranofaciensand Saccharomyces carota L. Genetic Improvement of
cerevisiaein mixed VegetableCrops. Impact of Agriculture
culture for kefiran production. Journal in Human Life and Health. 33: 479-484
of Bioscience and Bioengineering. vol. 96, Syarifah, Hafara Hilma. 2010. Pengaruh
Substitusi Wortel Parut pada Biskuit
no. 3, pp. 279-284
WortelDitinjau dari Kadar Beta Karoten
Corona,O., Randazzo,W., Alessandro,M.,
dan Daya Terima. Skripsi. Fakultas
Guarcello, R., Nicola, F., Erten, H.,
IlmuKesehatan Universitas
Moschetti, G., and Settanni, L. 2015.
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Characterization of kefir-like
Vardjan, T., Mohar Lorberg, Rogelj, I.,
beveragesproduced from vegetable
Canzek M. 2013. Characterization and
juices. Food Science and Technology.
stabilityof lactobacilli and yeast
Vol.66, no.3, pp. 187-199
microbiota in kefir grains. Journal of
Gultom, Yohanna Tetty. 2014. Uji Daya
Dairy Science. 96(5): 2729–2736
Terima dan Nilai Gizi Mi Basah yang
Dimodifikasi dengan Tempe dan Wortel
(Daucus Carota L.). Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Medan
Kasperczyk, S., Michal D., Janusz K., Alina
O., Jolanta Z., and Ewa B. 2014.
BetaCarotene Reduces Oxidative
Stress, Improves Glutathione
Metabolism AndModifies Antioxidant
Defense Systems In Lead-Exposed
Workers. Toxicology
and Applied Pharmacology Journal. 280:
36-41

33
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENGOLAHAN SLURRY BERBASIS SISTEM PERTANIAN TERPADU


SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS
(MDG’s) (Studi Kasus Dusun Bendrong)

Slurry Processing Based On Integrated Farming System As An Effort To Create


Millenium Development Goals (MDGs) (Case Study Bendrong Village)

Qoirul Irfandri1, Mohammad Safrizal2, Devi Wahyu Istati1, Delia Muliawati1, Fathillah
Nurrachmadiati2, Dewi Maya Maharani2

1Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya


2Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang 65145 Indonesia
Email: qirfandri@gmail.com

ABSTRAK

Dusun Bendrong, Desa Argosari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang merupakan


salah satu wilayah pedesaan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dusun Bendrong
merupakan salah satu dusun yang memperoleh program sanitasi biogas oleh pemerintah.
Berdasarkan hasil survey menunjukkan bahwa terdapat 77 instalasi biogas di dusun Bendrong
dan menghasilkan limbah slurry sebanyak 15.400 kg setiap harinya. Limbah slurry yang
dihasilkan hanya dimanfaatkan sebanyak 25% dan sisanya dibuang dan dialirkan ke sungai.
OASIS merupakan solusi alternatif baru pengelolaan limbah slurry yang lebih efektif, efisien
dan bermanfaat. Penanganan limbah slurry dilakukan berdasarkan konsep Integrated Farming
System. Integrated Farming System adalah sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian,
peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan,
sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Tujuan program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat ini adalah mengetahui cara
yang paling efektif memberikan pemahaman kepada masyarakat sasaran bahwa limbah dapat
diolah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi, mengetahui cara pengelolaan
limbah slurrydan organik menjadi media cacing tanah, pupuk cair, pakan cacing dan media
tanam sayuran, serta menerapkan budidaya cacing dan sayuran berbasis Integrated Farming
System untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sasaran.

Kata Kunci : Integrated farming system, OASIS, pengolahan limbah , slurry

ABSTRACT

Bendrong Hamlet, Argosari Village, Jabung Sub-district, Malang Regency is one of the most
potential rural areas to be developed. Bendrong hamlet is one of the hamlets that get biogas sanitation
program by the government. Based on the survey results showed that there are 77 biogas installations in
Bendrong village and produce 15,400 kg of slurry per day. The waste of slurry is only used as much as
25% and the rest is discharged and flowed into the river. OASIS is alternative solution to effective,
efficient and useful waste management is needed. The handling of slurry based on the concept of
Integrated Farming System. Integrated Farming System is a system that combines the activities of
agriculture, animal husbandry, fishery, forestry and agriculture-related science in a single field, so it is
expected to be one solution to increase land productivity. The purpose of this program is to know the most
effective way to give understanding to the target community that waste can be processed into a useful

34
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

product and economic value, knowing how to manage slurry and organic waste into earthworm, liquid
fertilizer, worm and vegetable planting media , and apply the worm and vegetable cultivation based
Integrated Farming System to improve the welfare of target communities.

Keyword: Integrated farming system, OASIS , slurry, waste processing

PENDAHULUAN terdapat lebih dari 687 kg limbah rumah


tangga yang terdiri dari 48,2% limbah
Desa Argosari terletak di Kecamatan organik dan 52,8% limbah anorganik serta
Jabung Kabupaten Malang Jawa Timur. 1919,7 kg limbah pertanian.
Kondisi fisik Desa Argosari didominasi oleh Kurangnya pengetahuan dan
kawasan perhutanan dan persawahan yaitu kesadaran masyarakat menjadikan limbah-
seluas 216.328 hektar, sisanya merupakan limbah tersebut belum termanfaatkan secara
wilayah pemukiman dan makam. Jumlah optimal. Selama ini hanya beberapa warga
penduduk di Desa Argosari sebanyak 1.625 yang sesekali memanfaatkan limbah-limbah
jiwa warga dengan jumlah laki-laki tersebut khususnya slurry biogas menjadi
sebanyak 757 jiwa warga dan jumlah pupuk organik tanaman, namun limbah-
perempuan sebanyak 868 jiwa. Sebanyak 7% limbah lainnya hanya dibuang begitu saja.
warga Desa Argosari adalah remaja yang Akibatnya jumlah limbah-limbah tersebut
berusia 12-25 tahun. Penduduk Desa terus bertambah setiap harinya hingga
Argosari bekerja sebagai peternak sapi dan mencemari lingkungan sekitar dan
buruh tani yaitu sebanyak 80%, sedangkan menjadikan desa memiliki image kurang
20% sisanya merupakan warga yang bekerja bersih. Oleh karena itu dibutuhkan solusi
sebagai petani (13%), wiraswasta (3,2%), alternatif baru pengelolaan limbah rumah
PNS (2%), pertukangan (2%), dan penjahit rumah tangga, pertanian, dan peternakan
(0,8%). Jumlah total sapi perah yang ada di yang lebih efektif, efisien dan bermanfaat.
Desa Argosari yaitu sebanyak 507 ekor Berdasarkan permasalahan tersebut,
sedangkan total luas lahan pertanian dan tim pelaksana melaksanakan Program
perkebunan di desa ini yaitu 236.488 hektar. Kreativitas Mahasiswa Pengabdian
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Masyarakat di Dusun Bendrong Desa
Argosari masih cukup rendah yaitu 71% Argosari Kecamatan Jabung Kabupaten
(1154 orang) lulusan SD, 16% (260 orang) Malang, Jawa Timur dengan judul “OASIS
lulusan SMP, 9% (147 orang) lulusan SMA, (OptimalisasiSlurry BerbasisIntegrated
dan sisanya tidak merasakan dunia Farming System): Program pengolahan
pendidikan yaitu sebanyak 4% (65 orang) limbah Slurry berdasarkan Integrated
(Catatan Sipil Desa, 2015). Farming System sebagai upaya untuk
Desa Argosari merupakan salah satu mewujudkan Millenium Development Goals
desa yang terletak di kawasan Taman dengan tercapainya kesejahteraan rakyat
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan pembangunan masyarakat. Program
dan termasuk salah satu wilayah konservasi Oasis merupakan salah satu upaya dalam
lingkungan dalam pelestarian hutan dan mendukung gerakan pembangunan Desa
perlindungan air bersih di Jawa Timur. Desa Semesta Nasional. Penerapan OASIS dengan
Argosari terkena program sanitasi biogas memanfaatkan limbah organik, limbah
oleh pemerintah sehingga terdapat 60 Slurry serta dedaunan yang ada di Dusun
instalasi biogas yang digunakan oleh 272 Bendrong menjadi produk-produk yang
(60%) kepala keluarga di desa tersebut. bermanfaat dan bernilai ekonomi. Sehingga
Banyaknya jumlah instalasi biogas di Desa dapat meningkatkan kesejahteraan
Argosari menjadikan limbah biogas (slurry) masyarakat Dusun Bendrong serta
yang dihasilkan cukup banyak yaitu 300-500 masyarakat mendapatkan pemasukan
kg per hari. Disisi lain jumlah limbah rumah tambahan
tangga dan pertanian yang dihasilkan
semakin meningkat, dalam satu hari

35
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Integrated Farming System Dalam pelaksanaan kegiatan program ini


Integrated Farming System. Integrated melibatkan peserta pelaksanaan yaitu 20
Farming System adalah sistem yang Orang Remaja Masjid Dusun Bendrong.
menggabungkan kegiatan pertanian, Adapun Tujuan dari program ini,
peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu diharapkan peserta mampu memahami
yang terkait dengan pertanian dalam satu program OASIS, mengetahuiu manfaat dan
lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai cara pemanfaatan Slurry (Limbah Biogas).
salah satu solusi untuk meningkatkan Indikator Keberhasilan program OASIS,
produktivitas lahan (Simanjuntak, 2011). setelah mengikuti program ini peserta
diharapkan dapat:
Millenium Development Goals (MDGs) a. Menerapkan program OASIS dalam
Millenium Development Goals (MDGs) kegiatan sehari-hari,
adalah Deklarasi Milenium hasil b. Mampu memanfaatkan limbah biogas
kesepakatan kepala negara dan perwakilan (slurry) menjadi media budidaya
dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa cacing,
(PBB) yang mulai dijalankan pada c. Mampu memanfaatkan limbah biogas
September 2000, berupa delapan butir (slurry) menjadi pakan cacing,
tujuan untuk dicapai (Depdiknas, 2005). d. Mampu memanfaatkan kotoran cacing
menjadi media tanam sayur; dan
OASIS e. Mampu meningkatkan pendapatan
OASIS merupakan suatu program peserta pelatihan dari hasil budidaya
pemberdayaan masyarakat danpengolahan cacing dan budidaya sayuran yang
limbah slurry di dusun Bendrong, desa telah dilakukan.
Argosari, Malang. Progam OASIS terdapat 3
program yaitu budidaya cacing dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
media slurry, pembuatan pupuk cair dari
komponen cair slurry, dan budidaya sayur Persiapan
dengan media kotoran cacing. Targetnya Persiapan yang dilakukan
dari program OASIS adalah tercapai diantaranya adalah survey lokasi
kesejahteraan rakyat dan pembangunan tempat atau lahan budidaya cacing di
masyarakat. Sehingga dapat diketahui Dusun Bendrong, selain itu juga dilakukan
bahwa tujuan utama dari program yang survey ke beberapa mitra penjualan dan
kami usulkan adalah meningkatkan taraf pembibitan cacing serta seseorang yang
hidup dan kesejahteraan masyarakat. sudah ahli dalam bidang percacingan.
Survey mitra penjualan dan pembibitan
BAHAN DAN METODE dilakukan di 2 tempat yaitu di tempat bapak
Adam yang berlokasi di daerah Sukun,
Tahapan program Pengolaan Slurry Malang dan di tempat bapak Triwanto yang
Berbasis Sistem Pertanian Terpadu berlokasi di daerah gunung Kawi.
Masyarakat Dusun Bendrong meliputi Sedangkan survey yang dilakukan kepada
Pemanfaatan Limbah biogas (Slurry), seseorang yang telah ahli dalam bidang
Budidaya Cacing, dan Budidaya Sayuran. budidaya cacing adalah di tempat bapak
Tahapan awal program dimulai dengan Mislan yang berlokasi di daerah Dau,
sosialisasi program. Dimana program Malang. Lokasi yang dipilih adalah rumah
berisikan kegiatan yang meliputi: warga yang digunakan sebagai tempat
a. Pemanfaatan Slurry sebagai media kegiatan rutin membaca surat Yasiin setiap
budidaya cacing, hari Selasa. Persiapan lain yang dilakukan
b. Pemanfaatan Slurry sebagai pupuk cair, adalah dengan melakukan trial pembuatan
c. Pembuatan rak budidaya cacing, media hidup cacing, budidaya cacing, dan
d. Pembibitan, pemeliharaan dan pembuatan pupuk cair dengan mengambil
pemanenan cacing, sampel slurry di Dusun Bendrong.
e. Pembuatan rak budidaya sayur; dan Penyusunan modul Oasis dimulai dari
f. Pembuatan media sayur. tanggal 14 Maret 2017.

36
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Sosialisasi dengan cara pemisahan komponen padat


Sosialisasi dilaksanakan pada dan cair slurry yang mana komponen padat
tanggal 4 April 2017 bertempat di rumah dijadikan sebagai media hidup cacing dan
salah satu anggota Remaja Masjid Dusun komponen cair digunakan sebagai pupuk
Bendrong. Sosialisasi dilakukan seusai cair.
kegiatan rutin setiap malam Rabu yaitu
pembacaan surat Yasiin dan Tahlil 2. Pelatihan Pembuatan Media Hidup
bersama-sama. Sosialisasi dilakukan Cacing dan Rak Budidaya Cacing
dengan penyampaian materi, diskusi, dan Pelatihan Pembuatan media dan rak
tanya jawab. Sosialisasi dihadiri oleh 20 budidaya cacing dilakukan pada tanggal 9
peserta yang keseluruhan merupakan April 2017. Tahap pertama dilakukan
anggota Remaja masjid Dusun Bendrong praktik langsung bersama masyarakat
yang berjenis kelamin laki-laki yang sasaran pembuatan media hidup cacing
umumnya adalah kepala rumah tangga. terbuat dari padatan limbah slurry biogas
Sebelum dilaksanalan kegiatan sosialisasi yang sudah dipisahkan antara padatan
terlebih dahulu disebarkan kuesioner dengan cairan. Tahap kedua yaitu
kepada 20 peserta sosialisasi sebagai pelatihan pembuatan rak budidaya cacing
responden dengan hasil rekapitulasi dengan ukuran 0, 70 m x 2 m. Melalui
kuesioner yang dapat dilihat dari Tabel 1. tahap tersebut saat ini remaja masjid Dusun
Bendrong telah memiliki budidaya cacing
Tabel 1. Hasil Rekapitulasi kuesioner sejumlah 2 rak berukuran 0,70 m x 2 meter
setelah dilakukan sosialisasi program dan dua drum berukuran 50 liter.
OASIS
Indikator Ya Tidak 3. Pelatihan Budidaya Cacing
Budidaya 2 18 Pelatihan budidaya cacing dilakukan
Cacing pada tanggal 21 April 2017. Pelatihan
Media hidup 20 budidaya cacing disertai dengan penebaran
cacing dari bibit cacing seberat 20 kilogram kedalam
slurry media tumbuh cacing yang diawasi dan
Pembuatan 20 diarahkan oleh mitra penjualan dan
media pembibitan.
cacing
Budidaya 3 17 Ketercapaian Target Luaran
sayuran di Indikator ketercapaian program Oasis
lahan adalah terwujudnya Millenium Development
Pemanfaatan 7 13 Goals (MDGs) di Dusun Bendrong. Hal
slurry tersebut dapat dilihat dengan tercapainya
Pembuatan 2 18 target luaran sebagai berikut:
pupuk cair 1. Terlaksananya program budidaya
Pemanfaatan 20 cacing di dusun Bendorng oleh Remaja
kascing Masjid. Program budidaya cacing di
Media 20 dusun Bendrong telah dilaksanakan
tanam sayur pada tanggal 21 April 2017 dan
dari kascing sebelumnya telah dilakukan berbagai
Ketertarikan 20 persiapan seperti pembuatan rak dan
dengan media
program 2. Masyarakat sasaran dapat mengolah
limbah slurry biogas, limbah organik
Pelaksanaan rumah tangga dan pertanian menjadi
1. Pelatihan Pembuatan Pupuk Cair pupuk cair, media tumbuh cacing dan
Pelatihan pembuatan pupuk cair selanjutnya akan dapat memanfaatkan
dilakukan bersamaan dengan pelatihan kotoran cacing (kascing0 yang
pembuatan media hidup cacing yaitu pada dihasilkan dari budidaya cacing.
tanggal 9 April 2017. Platihan dilakukan

37
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

3. Pelatihan budidaya cacing dan Budidaya cacing tanah dapat memberikan


budidaya sayuran membuka peluang hasil yang besar dengan penanganan yang
usaha bagi masyarakat sasaran. baik. Penerapan program ini diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan
Tabel 2. Pemanfaatan slurry sebelum dan masyarakat dusun Bendrong.
sesudah program dilaksanakan
Limba Sebelum Sesudah Manfaat SIMPULAN
h
Slurry Tidak 1. Sebaga Limbah
termanfaatk i bahan dapat
OASIS (Optimalisasi Slurry Berbasis
an pembu termanfaatk Integrated Farming System adalah salah
atan an dan tidak satu program pengolahan limbah Slurry
media terbuang berdasarkan Integrated Farming System
hidup sia-sia.
cacing Cacing
sebagai upaya untuk mewujudkan
dapat hidup Millenium Development Goals dengan
dengan baik tercapainya kesejahteraan rakyat dan
dengan pembangunan masyarakat. Program Oasis
media
limbah
merupakan salah satu upaya dalam
slurry mendukung gerakan pembangunan Desa
2. Sebaga Dapat Semesta Nasional. Penerapan OASIS dengan
i bahan bernilai memanfaatkan limbah organik, limbah
baku ekonomis
pembu karena
Slurry serta dedaunan yang ada di Dusun
atan dapat Bendrong menjadi produk-produk yang
pupuk diperjualkan bermanfaat dan bernilai ekonomi. Sehingga
cair . Selain itu dapat meningkatkan kesejahteraan
juga dapat
menyuburk
masyarakat Dusun Bendrong serta
an tanaman masyarakat mendapatkan pemasukan
tambahan.
Potensi Hasil
Kegiatan pengabdian masyarakat UCAPAN TERIMAKASIH
OASIS sangat memberikan manfaat bagi
masyarakat Dusun Bendrong yaitu Ucapan terimakasih kami sampaikan
terbentuknya pusat pengolahan limbah di kepada Universitas Brawijaya dan Fakultas
Dusun Bendrong diharapkan dapat Teknologi Pertanian serta Wakil Dekan
menjadi pusat pengolahan sampah. Limbah Fakultas Teknologi Pertanian Bapak Yusuf
organik maupun kotoran bekas cacing Hendrawan, STP, M.App. Life. Sc.Ph.D dan
dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang dosen pembimbing Ibu Dewi Maya
bernilai tambah sehingga dusun Bendrong Maharani, STP, M.Sc, yang selalu memberi
dapat terbebas dari pencemaran arahan serta motivasi, serta Remaja Masjid
lingkungan. Penerapan program OASIS Dusun Bendrong selaku mitra pelaksanaan
juga dapat memudahkan masyarakat Program Kreativitas Mahasiswa bidang
dalam memenuhi kebutuhan sayur, pupuk Pengabdian Masyarakat ini.
tanaman, serta nutrisi cacing. Potensi besar
dari program ini adalah dapat DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan penghasilan masyarakat
Dusun Bendrong dari penjualan cacing. Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan
Cacing tanah merupakan komoditi ekspor Pendidikan. Dikmenum. Depdiknas,
yang belakangan ini mendapat respon yang Jakarta
besar dari para petani ataupun pengusaha. Simanjuntak S B. 2011. Pengantar Ilmu
Hal ini disebabkan karena besarnya Pertanian. FP USU, Medan
permintaan pasar internasional dan masih
kurangnya produksi cacing tanah.

38
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENGEMBANGAN PERTANIAN HIDROPONIK DENGAN


PEMANFAATAN TEKNOLOGI DESTILASI AIR LAUT DI DUSUN
SENDANG BIRU
The Development Of Hydroponic Agricultural With the Utilization of
Seawater Distillation Technology in Sendang Biru Village

Adamsyah Harika1, Diki Darmawan2, Laela Fitrian3i, Lantip Titik Sarici4, Rizki Adha Lubis5

1,2,3,5Program
Studi Keteknikan Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
4Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

Email: Acyla.team@gmail.com
Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia

ABSTRAK

Dusun Sendang Biru merupakan kawasan pesisir yang sangat sulit untuk dibudidayakan
sayur-sayuran. Beberapa faktor penyebabnya diantara lain konisi tanah yang mudah terosi dan
tiak subur serta kurangnya persediaan air bersih. Disamping itu, potensi lahan pertanian yang
dapat dijadikan untuk pertanian holtikultura hanya seluas 2 Hektar, dengan kapasitas produksi
10 ton. Melihat kondisi yang ada maka sangat tidak mungkin dilakukan budidaya sayur-
sayuran secara konvensional. Solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
pemanfaatan potensi air laut yang dimiliki dengan menggunakan teknologi destilasi air laut.
Namun, perlu dilakukan penyadaran dan pemberdayaan terlebih dahulu kepada masyarakat.
Acyla-system (Agrocoastal with Distilation System) merupakan konsep pemberdayaan
masyarakat dalam pemanfaatan destilasi air laut sebagai media pertanian hidroponik.Metode
pelaksanaan program ini meliputi 1) Sosialisasi, 2) Pelatihan Pembuatan hidroponik, 3)
Pelatihan Pembuatan destilator, , 5) pelatihan Kewirausahaan, 6) Monitoring Evaluasi, 7)
penyusunan laporan. Melalui penerapan program ini telah dibangun destilator dengan
dimensi panjang, lebar, tinggi belakang serta tinggi depan: 90 cm x 80 cm x 60 cm x 20 cm yang
mampu menghasilkan air dengan volume 500-600 ml/hari yang dapat digunakan untuk 2 liter
bak hidroponik. Warga dapatmemanfaatkan air bersih tersebut sebagai media pertanian
hidroponik, sehingga warga dapat mengembangkan pertanian hidroponik secara mandiri dan
bisa mensejahterahkan perekonomian melalui hasil pertanian hidroponik yang dikembangkan
sebagai usaha yang berkelanjutan. Adapun artikel ilmiah ini ditulis sebagai bagian dari
penelitian yang akan dikembangkan.
Kata Kunci: Sendang Biru, Destilasi, Acyla-system

ABSTRACT

Sendang Biru is a coastal area which doesn’t support for thethe cultivation of vegetables. Some
factors that influences are the land in this village is commonly consisted of chalk which is prone to erosion
and is not fertile, the oter factor is lack of clean water.Besides, the potential of farming land which can be
used for horticulture is only 2 hectares in area with the production capacity of 10 tons. So, it is very
impossible to cultivete the vegetables with convensional system. An alternative solution to overcome the
problem is the utilization of the potential of seawater by using the technology of distillation of seawater.
But, it is need to give awarness and empowering the communiity firstly. Acyla-system is the concept of
community ompowerment in the utilisation of seawater destillation as an attempt to develop hydroponi
farming in the coastel area. The methods of this program are 1) Socialisation, 2) Hydroponics Training,
3) Destillator-making Training, 5) Entrepreneurship Training, 6) Monitoring and Evaluation, 7)
Reporting. Through the application of this program, destillator has been built with the length, width, back
height, and front height of 90 cmx 80 cm x 60 cm x 20 cm which is able to generate 500-600 ml of water a

39
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

day that can be used for 2 liters of hydroponic basin. The people in this community can utilize the clean
water as a media for hydroponics, so that they can develop hydroponic farming independently and can
improve the economy through the hydroponic farming crops which is developed as a sustainable and
continuous activity. This paper is written as part of on going research.
Keywords: Sendang Biru, Distillation, Acyla-system

PENDAHULUAN mendukung untuk budidaya pertanian. Air


yang ada di dusun sendang biru merupakan
Dusun Sendang Biru merupakan air payau dan mengandung kapur yang
kawasan pesisir yang terletak di Kecamatan tinggi. Kurangnya pengetahuan dan
Sumbermanjing Wetan Kabupaten kesadaran masyrakat akan besarnya potensi
Malang.Dusun ini berada dalam kawasan air laut sebagai media bercocok tanaman
Clungup Mangrove Conservation (CMC), menjadikan pemanfaatan air laut belum
karena kondisi fisik Dusun Sendang Biru optimal. Selama ini untuk penyedian sayur
adalah kawan pesisir pantai danbebatuan masyarakat Dusun Sendang hanya
kapur.Jumlah penduduk Dusun Sendang bergantung pada penjual keliling yang
Biru sebesar 4.986 jiwa, dengan rincian laki- datang dari luar Desa, sehingga harga
laki berjumlah 2.276 jiwa dan perempuan sayuran menjadi 2 kali lipat lebih mahal.
berjumlah 2.710 jiwa (Catatan Sipil Dusun Berdasarkan permsalahan diatas tim
Sendang Biru, 2012). Melimpahnya potensi pelaksana Program Kreativitas Mahasiswa
air laut menjadikan sebagaian masyarakat Pengabdian Masyarkat di Dusun Sendang
Dusun Sendang Biru berprofesi yaitu Biru Kecamatan Sumbermanjing Wetan
sebagai nelayan (60%), petani (36,7%) dan Kabupaten Malang dengan judul Acyla-
sisanya sebagai buruh, pedagang serta PNS. System (Agrocoastal With Distillation
Hal tersebut manjadikan Dusun Sendang System): Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Biru sebagai Tempat Pelelangan Ikan dalam Pemanfaatan Destilasi Air Laut
(TPI).Sehingga pola konsumsi masyarakat Sebagai upaya Pengembangan Pertanian
cenderung mengkonsumsi ikan daripada Hidroponik di Dusun Sendang Biru Desa
sayur-sayuran. Padahal sayuran merupakan Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing
Kabupaten Malang merupakan progam
salah satu bahan makanan yang kaya akan
pengembangan sistem pertanian hidroponik
sumber zat gizi yang penting dan
di daerah pesisir dengan memeanfaatkan
dibutuhkan oleh tubuh (Melfika dkk., 2012).
potensi air laut sebagi media pertumbuhan
Permasalahan utama kurangnya
tanaman. Melalui program Acyla-System
konsumsi sayuran di Dusun Sendang Biru masyrakat Dusun Sendang Biru dapat
yaitu lahan pertanian yang ada di Dusun memenuhi kebutuhan sayur sehari – hari
tersebut hanya 2 hektar (Desa Tambakrejo, sehingga terwujudnya hidroponik mandiri
2012). Namun, lahan tersebut hanya sebatas di Dusun Sendang Biru.Selain itu,
digunakan untuk tanaman seperti singkong masyarakat Dusun Sendang Biru dapat
dan pisang. Hal tersebut dikarenakan menjadikan sayuran bernilai ekonomi tinggi
kondisi fisik tanah di Dusun Sendang Biru dengan diolah menjadi es krim dan keripik
yang terdiri dari batuan kapur dan tanah sayur.
yang mengandung kadar garam tinggi,
mengakibatkan pertumbuhan tanaman
seperti sayur-sayuran tidak optimal bahkan
BAHAN DAN METODE
tidak dapat tumbuh.
Hal tersbut semakin diperparah dengan
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
kebutuhan sumber air yang tidak

40
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Program ini dilaksanakan di Dusun Teknologi Distilator Air Laut dibuat


Sendang Biru Desa Tambak Rejo Kecamatan dengan berbahan dasar kaca agar dapat
Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. menghasilkan uap air dari hasil destilasi
Waktu pelaksanaan pengabdian ini yaitu yang optimal.Ditilator memiliki 2 bagian
selama 5 bulan yaitu mulai proses yaitu bagian penguapan air laut dan
persiapan hingga aplikasi program. dinding tempat mengalirnya titik- titik
embun. Teknologi ini berukaran panjang,
Peralatan dan Bahan lebar, tinggi bagian belakang dan tinggi
Peralatan yang digunakan dalam bagian depan yaitu 90 cm x 80 cm x 60 cm x
pembuatan distilator air laut dan 20 cm. Volume air laut maksimal yang dapat
hidroponik yaitu gergaji besi, bor tangan, di tampung di dalam ruang penguapan
hole saw, pH meter dan TDS meter, aerator, adalah 10 liter.
bak (berukuran 28 cm x 35 cm x 15 cm),
ember, styrofoam, gelas plastik bekas, 3.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan
netpot, kain flanel, kawat, pipa PVC ½ inci, Sosialisasi
sambungan pipa PVC ½ inci, pipa PVC 3
inci, sambungan pipa PVC 3 inci, kaca 5 Sosialisasi program Acyla-System
mm, besi siku serta kayu. Alat yang adalah tahap awal pengenalan program
digunakan tersebut merupakan hasil kepada masyarakat Dusun Sendang Biru.
Tujuan dilaksankannya tahap sosisalisasi
kerjasama antara tim pelaksana pengabdian
adalah memberikan gambaran dan
masyarakat dengan kelompok wanita
nelayan. Sedangkan bahan yang digunakan manfaat kepada masyarakat sasaran
antara lain air laut, benih sawi, benih selada, mengenai program Acyla-System. Tahap ini
dilakukan dalam 3 sesi yaitu pemaparan
benih bayam, benih kangkung, nutrisi A
program, diskusi dan tanya jawab serta
dan B mix, rockwool, Ph Up dan Ph Down.
dilakukan pembagian kuisioner tentang
Persiapan pemahaman program dan ketertarikan
Tahap Perijininan masyrakat sasaran dengan program Acyla-
System.
Proses perijinan pengabdian masyrakat
ditujukan langsung kepada 2 lembaga yaitu
Kepala Desa di Dusun Sendang Biru dan Pelatihan Pembuatan Air Distilasi
Kepala UPT P2SKP Pondok Dadap selaku
Pada tahap ini dilakukan praktek
pengelola dan pengawas di daerah pesisir
secara langsung kepada masyarakat sasaran
pantai Sendang Biru, sehingga mendapat
tentang pemanfaatan air laut menjadi air
ijin pendirian teknologi distilator air laut di
bersih. Langkah pertama pembuatan air
area tepi pantai Sendang Biru.
bersih yaitu dilakukan pengambilan air laut
di pantai Sendang Biru dengan volume air
Pembuatan Modul
laut sebanyak 10 Liter. Air laut dimasukkan
Pembuatan modul digunakan sebagai ke dalam bak penampungan di dalam ruang
media penunjang dalam pelaksanaa penguapan, setelah itu ditunggu sampai
program Acyla-System. Modul yang dibuat titik titik uap jatuh kepenampungan air
berisi tentang pengenalan program Acyla- bersih. Air bersih yang dihasilkan akan
System, metode pemanfaatan air laut untuk digunakan media pertumbuhan hidroponik
tanaman hidroponik, budidaya hidroponik oleh kelompok wanita nelayan.
(meliputi : penyemaian, pindah tanam,
perawatan dan pemeliharaan) serta Pelatihan Pembuatan Hidroponik
pembuataan es krim sayuran dan kripik Pelatihan pembuatan hidroponik
sayur. terdiri dari dua tahap yaitu pembuatan
instalasi hidroponik dan tahap budidaya
hidroponik.Adapuntahapan
Pembuatan Teknologi Distilator Air Laut
pelaksanaannya sebagai berikut.

41
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

ml nutrisi B. Pemberian nutrisi dilakukan


1. Pembuatan Instalasi Hidroponik setiap air dalam bak habis.
Masyarakat sasaran melakukan
praktek langsung pembuatan instalasi Pelatihan kewirausahaan
hidroponik tipe apung. Alat dan bahan Tahap ini bertujuan untuk
yang digunakan dalam pembuatan memberikan pemahaman secara langsung
hidroponik apung yaitu bak berukuran 28 kepada masyarakat mengenai wirausaha
cm x 35 cm x 15 cm , styrofoam ketebalan 2 sehingga dapat dipasarkan didaerah sekitar.
cm, kawat, netpot dan kain. Proses Masyarakat akan diajarkan cara memilih
pembuatan instalasi hidroponik yaitu target pasar yang sesuai dan bagaimana cara
pertama styrofoam di potong sesuai memasarkan hasil sayuran hidroponik
ukuran bak kemudian styrofoam dengan menawarkan kualitas yang tinggi.
dilubangi dengan jarak antar lubang 10 cm Pada tahap ini masyarakat juga akan
– 15 cm sebagai tempat net pot. Tahap diajarkan bagaimana mengolah hasil
selanjutnya dilakukan pemotongan kain sayuran hidroponik menjadi suatu produk
berukuran 10 cm x 2 cm. Kain tersebut seperti es krim sawi dan keripik selada.
berfungsi untuk membantu penyerapan Melalui tahap ini diharapkan masyarakat
air ke akar tanaman. sasaran dapat memperoleh penghasilan
tambahan sehingga dapat mensejahatrakan
2. Tahap Budidaya Hidroponik hidup mereka.
Tahap ini meliputi tahap penyemaian
dan pembuatan serta pemberian nutrisi Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi bertujuan
Penyemaian untuk melihat perkembangan dari Program
Benih tanaman yang di terapkan yaitu Kreativitas Mahasiswa Pengabdian
benih sawi, kangkung, selada dan bayam. Masyarakat yang dilakukan. Dalam
Proses penyemaian dilakukan peraktek pelaksanaan program ini, akan diketahui
secara langsung bersama masyarakat apakah ditemukan kendala, berbagi ilmu
sasaran, sehingg masyarakat dapat mengerti untuk mengatasi kendala, sehingga program
teknik penyemaian yang baik dan benar. ini akan berjalan dengan lancar dan
Media penyemaian menggunakan rockwool bermanfaat bagi masyarakat sasaran, yakni
sebagai tempat perkecambahan masyarakat Dusun Sendangbiru Desa
benih.Langkah pertama rockwool dipotong Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing
dadu berukuran 2 cm x 2 cm, kemudian Wetan Kabupaten Malang. Monitoring dan
hasil potongan tersebut di basahi dengan evaluasi akan dilakukan tiap 2 minggu
air. Rockwool yang telah dibasahi di beri sekali.
lubang sedalam 3 mm sampai 5 mm,
selanjutnya benih diletakkan dalam lubang. HASIL DAN PEMBAHASAN
Benih akan berkecambah antar 12 sampai
16 jam. Terciptanya Teknologi Distilasi Air Laut
Di Dusun Sendang Biru
Pembuatan dan Pemberian Nutrisi Melalui program ini telah mampu
Tahap ini kelompok wanita nelayan menciptakan teknologi destilasi air laut
melakukan praktek langsung dalam yang memiliki dimensi panjang, lebar,
pembuatan dan pemberian nutrisi.nutrisi tinggi belakang serta tinggi depan: 90 cm x
digunakan sebagai unsur hara tanaman. 80 cm x 60 cm x 20 cm dengan tipe kaca
Pemberian nutrisi di dasarkan pada penutup satu kemiringan. Dimana
perbandingan air yang digunakan. Setiap 1 penambahan volume air laut dalam basin
liter air ditambahkan 5 ml nutrisi A dan 5 sebanyak 10 liter dapat menghasilkan air
bersih sebanyak 1360 ml/hari (Mulyanef,

42
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

2014). Sementara untuk pertanian


hidroponik menggunakan sistem bak
membutuhkan media air sebanyak ±1500
ml. Sehingga air bersih yang dihasilkan
tersebut mampu mencukupi kebutuhan
untuk 1 hidroponik sistem bak. Teknologi
ini dapat diaplikasikan dengan mudah oleh
masyarakat Sendang Biru dan sudah
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan pertanian hidroponik.

Gambar 1. Penggunaan Destilasi Air Laut


oleh warga

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada


seluruh pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan program ini. Kritik dan saran
dari para pembaca sangat kami harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyanef, Burmawi dan Muslimin K.,


2014.Pengolahan Air Laut menjadi Air
Bersih dan Garam dengan Destilasi
Tenaga Surya. Jurnal Teknik Mesin
Vol.4, No.1, Aoril 2014 : 25-29

43
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PEMANFAATAN AIR LIMBAH JAMUR TIRAM SEBAGAI SEBAGAI


SOLUSI PEMBUATAN PENYEDAP RASA ALAMI PADA UKM
AGRONUSA MUSHROOM KEC. BUMIAJI KOTA BATU

The Use of Oyster Mushroom Waste Water as A Solution for Making Organic
Flavour Enhancer at UKM Agronusa Mushroom Kec. Bumiaji Kota Batu

Linda Novitasari1*, Sisca Ikke Wulandari1, Wahyu Wulantiasari1, Andy Pratama Nugraha1,
Anggara Nur Rushydi1

1Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran – Malang 65145
*E-mail: lindanovitas2@gmail.com

ABSTRAK

Jamur tiram merupakan komoditas sayur-sayuran yang sangat potensial untuk


dikembangkan dan diarahkan untuk memperbaiki keadaan gizi melalui penganekaragaman
jenis bahan makanan serta memiliki peluang ekspor yang cukup besar. UKM Agronusa
Mushroom saat ini adalah pengolahan air limbah rebusan jamur tiram yang dihasilkan dari
proses produksi. Air limbah rebusan jamur tiram yang dihasilkan dari seluruh proses
produksi pada UKM Agronusa Mushroom adalah sebesar 40 L dari total 50 Kg jamur tiram
yang digunakan setiap harinya. Dalam proses produksi olahan jamur tiram di UKM
Agronusa Mushroom penyedap rasa juga menjadi salah satu bahan yang penting,
mengingat semua produk olahan menggunakan penyedap rasa sebagai salah satu
bahannya. Kebutuhan penyedap rasa pada UKM Agronusa Mushroom memakan sekitar 5%
dari keseluruhan biaya produksi. Solusi untuk mengatasi permasalahan di UKM Agronusa
Mushroom adalah dengan M-Nafer (Mushroom Flavour Enhancer). M-Nafer meliputi 2
bagian yaitu pembuatan penyedap rasa dan alat. Formulasi yang digunakan dalam
pembuatan penyedap rasa M-Nafer adalah limbah jamur yang telah dipekatkan hingga 10%,
dekstrin dengan perbandingan 4:3 (dekstrin:bahan) dan garam 4%. Alat yang digunakan
menggunakan teknologi EMD (Electric Mixer-Dryer Technology). Teknologi ini
menggunakan pengadukan dan pengeringan dalam 1 alat di lengkapi dengan kontrol suhu
60-65oC.
Kata Kunci: Jamur Tiram, Limbah Jamur, Penyedap Rasa

ABSTRACT

Oyster mushroom is a vegetable commodity that is very potential to be developed and directed to
improve the state of nutrition through diversification of foodstuffs and has a considerable export
opportunities. SME Agronusa Mushroom is currently processing oyster mushroom boiled water
generated from the production process. The oyster mushroom waste water produced from all production
processes at SME Agronusa Mushroom is 40 L of the total 50 Kg of oyster mushroom used every day.
Agronusa Mushroom flavor is also one important ingredient, remind all processed products using flavor
as one of the ingredients. The flavoring requirement of SME Agronusa Mushroom cattle is about 5% of
total production cost. The solution to solve the problem in SME Agronusa Mushroom is with M-Nafer
(Mushroom Flavor Enhancer). M-Nafer covers 2 parts: flavoring and tool making. The formulations used
in the preparation of M-Nafer flavoring are fungal waste which have been concentrated to 10%, dextrin
with a ratio of 4: 3 (dextrin: ingredients) and 4% salt. Tools that use EMD technology (Electric Mixer-
Dryer Technology). This technology uses stirring and drying in 1 tool equipped with temperature control
60-65oC.
Keywords: oyster mushroom, mushroom waste, flavor

44
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN besar yakni 21,7%. Asam glutamat sendiri


merupakan asam amino yang ditemukan
Komoditas hasil pertanian yang dalam semua makanan dengan protein
banyak dibudidayakan di Indonesia adalah yang dapat digunakan sebagai alternatif
jenis sayur-sayuran. salah satu komoditas penyedap rasa alami karena secara alami
sayuran yang banyak dikembangkan saat memberi rasa gurih dan lezat yang sama
ini adalah jamur tiram. Jamur tiram sendiri seperti pada daging sehingga cocok
merupakan komoditas sayur-sayuran yang dimanfaaatkan sebagai penyedap rasa
sangat potensial untuk dikembangkan dan (Widyastuti, 2011). Dalam proses produksi
diarahkan untuk memperbaiki keadaan gizi olahan jamur tiram di UKM Agronusa
melalui penganekaragaman jenis bahan Mushroom penyedap rasa juga menjadi
makanan serta memiliki peluang ekspor salah satu bahan yang penting, mengingat
yang cukup besar. Data Pusdatin dan BPS semua produk olahan menggunakan
(Badan Pusat Statistika) mencatat data penyedap rasa sebagai salah satu
ekspor jamur tiram di Indonesia pada bahannya. Kebutuhan penyedap rasa pada
tahun 2008 mencapai 19.452.421 kg dengan UKM Agronusa Mushroom memakan
nilai transaksi sebesar US₴ 30.863.291. sekitar 5% dari keseluruhan biaya
Di daerah Batu-Malang usaha produksi.
budidaya jamur tiram juga semakin Solusi untuk mengatasi
berkembang, karena kondisi geografis yang permasalahan di UKM Agronusa
mendukung adanya budidaya jamur tiram. Mushroom adalah dengan M-Nafer
Pusat budidaya jamur tiram di Kota Batu- (Mushroom Flavour Enhancer). Penerapan
Malang terletak di daerah Kec. Bumiaji teknologi ini nantinya untuk mengetahui
Kota Batu. Salah satu pembudidaya jamur formulasi dalam pembuatan penyedap rasa
tiram yang berada di wilayah kec. Bumiaji alami dari air limbah rebusan jamur tiram.
adalah UKM Agronusa mushroom Pembentukan formulasi penyedap rasa
bertempat di desa Tulungrejo Kec. Bumiaji alami ini memanfaatkan dekstrin sebagai
Kota Batu. Dengan total luas lahan 2480 m2 bahan pengikat senyawa asam glutamat
UKM ini dapat menghasilkan 200-500 kg yang terkandung pada jamur tiram.
jamur tiram segar setiap harinya, dengan Keberadaan bahan ini akan membantu
nilai transaksi sebesar 40-60 juta rupiah dalam menguatkan rasa dari penyedap rasa
setiap bulannya. Selain sebagai salah satu yang dihasilkan. Ditinjau dari segi produk
suplier jamur tiram segar, UKM Agronusa penyedap rasanya, M-Nafer diharapkan
Mushroom juga memproduksi aneka dapat menjadi solusi dalam pengolahan air
olahan dari jamur tiram untuk menambah limbah rebusan jamur tiram, menekan cost
nilai guna serta meningkatkan pendapatan production kaitannya dengan kebutuhan
mereka. Dari penjualan produk olahan ini penyedap rasa serta dapat digunakan
UKM Agronusa Musroom dapat untuk diversifikasi produk sehingga dapat
memperoleh omset hingga Rp. 10 juta meningkatkan pendapatan dari UKM
rupiah setiap bulannya. Agronusa Mushroom kec. Bumiaji kota
Batu.
Permasalah yang dihadapi oleh UKM
Agronusa Mushroom saat ini adalah BAHAN DAN METODE
pengolahan air limbah rebusan jamur tiram
yang dihasilkan dari proses produksi. Air Menurut (Widyastuti, 2011) air
limbah rebusan jamur tiram yang rebusan jamur tiram dapat dimanfaatkan
dihasilkan dari seluruh proses produksi menjadi penyedap rasa karena
pada UKM Agronusa Mushroom adalah mengandung glutamat alami. Glutamat
sebesar 40 L dari total 50 Kg jamur tiram alami dalam jamur memberi rasa gurih dan
yang digunakan setiap harinya. Selama ini lezat yang sama seperti pada daging
air rebusan jamur tiram hanya dibuang sehingga cocok dimanfaaatkan sebagai
tanpa adanya proses pengolahan lebih penyedap rasa. Glutamat adalah asam
lanjut. Pada jamur tiram sendiri memiliki amino yang ditemukan dalam semua
kandungan asam glutamat yang cukup makanan dengan protein. Asam glutamat

45
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

pada jamur tiram sendiri terdapat 21,7 % proses pemekatan. Pada proses pemekatan
dari keseluruhan protein yang terdapat juga ditambahkan dengan bahan tambahan
pada jamur tiram. Jumlah ini dibilang yaitu garam, sebesar 4% dari nilai bahan
cukup banyak bila dibandingkan dengan awal. Setalah proses pemekatan sampai
jumlah asam amino lain yang terkandung 10%, kemudian sampel hasil pemekatan
dalam jamur tiram. didinginkan, lalu dilakukan pencampuran
bahan hasil pemekatan dengan
Bahan Pengisi Pada Pengolahan M-Nafer menggunakan bahan pengisi dalam hal ini
Bahan pengisi pada pengolahan adalah dekstrin. Proses pencampuran
flavor yaitu bahan yang ditambahkan dilakukan secara perlahan, sedikit demi
dengan tujuan untuk memerangkap flavor sedikit guna mengoptimalkan proses
dan meningkatkan kandungan total pencampuran. Setelah dilakukan proses
padatan dalam larutan (Sadika, 2009). pencampuran dengan bahan-bahan yang
Sedangkan penambahan bumbu pada dibutuhkan, maka akan dihasilkan produk
pengolahan flavor bertujuan sebagai berbentuk bubuk. Produk ini kemudian
pengawet dan penambah cita rasa. dikeringkan pada suhu 60-65 oC. Pada
percobaan ini dilakukan tiga perlakuan
Dekstrin
terhadap komposisi dekstrin dan limbah
Dekstrin memiliki banyak fungsi
jamur. Perlakuan pertama yaitu
dalam pengolahan pangan diantaranya
menggunakan dekstrin dan limbah jamur
sebagai bahan pengikat dan enkapsulasi
dengan perbandingan 1:1. Perlakuan yang
(Ismiwarti, 2005). Pemilihan dekstrin
kedua yaitu menggunakan dekstrin dan
didasari oleh sifat kelarutan tinggi, mampu
limbah jamur dengan perbandingan 4:3.
mengikat air, viskositas relatif rendah
(Hastuti, 2012). Dekstrin sendiri merupakan
hasil hidrolisis pati menjadi gula oleh HASIL DAN PEMBAHASAN
panas, asam atau enzim. Proses ini
melibatkan alkali dan oksidator, Melihat kandungan asam glutamat
Pengurangan panjang rantai tersebut akan yang terdapat pada air limbah jamur sanga
menyebabkan perubahan sifat dimana pati memenuhi sebagai penyedap rasa yang
yang tidak mudah larut dalam air diubah memiliki cita rasa yang khas. Berdasarkan
menjadi dekstrin yang mudah larut percobaan yang telah dilakukan formulasi
(Tyanjani, 2015). yang cocok untuk membuat penyedap rasa
adalah sample limbah jamur yang telah
Bahan Tambahan dipekatkan hingga 10%, dextrin dan garam.
Bahan tambahan yang digunakan Berdasarkan percobaan yang dilakukan
dalam pembuatan penyedap rasa M-Nafer pada perlakuan yang pertama yaitu
adalah garam dipergunakan manusia perbandingan dekstrin dan limbah jamur
sebagai salah satu metode pengawetan 1:1 berbentuk pasta, berwarna coklat muda
pangan yang pertama dan masih butuh engeringan lebih lama dan
dipergunakan secara luas mengawetkan penghancuran untuk menjadi bubuk. Pada
berbagai macam makanan. Garam pada saat dilarutkan berwarna putih keruh
konsentrasi tertentu berfungsi sebagai aromanya terasa jamur.. Pada perlakuan
penambah cita rasa pada bahan pangan kedua yaitu perbandingan dekstrin dan
(Ismiwarti, 2005). limbah jamur 4:3 berbentuk serbuk setelah
dicampur, berwarna putih, ketika
Metode dilarutkan berwarna putih kekuningan
Proses yang dilakukan dimulai agak keruh dan larutan beraroma jamur
dengan pemekatan air rebusan jamur tiram tidak menyengat. Pembanding yang
sampai 10%. Proses ini diawali dengan digunakan adalah penyedap rasa dari
melakukan proses filtrasi atau penyaringan tepung jamur “totole” berwarna putih,
terhadap limbah air rebusan jamur tiram, ketika dilarutkan tidak terlarut sempurna
agar dihasilkan air yang murni tanpa namun berwarna jernih
adanya scrap, yang dapat menggangu

46
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

SIMPULAN

Limbah jamur mengandung asam


glutamat yang dapat dijadikan menjadi
penyedap rasa dengan cita rasa yang khas
dan lezat. Pembuatan penyedap rasa dari
limbah jamur terdiri dari bahan utama
yaitu limbah jamur itu sendiri, kemudian
a. b.
terdapat bahan pengisi yaitu dekstrin, dan
bahan tambahan yaitu garam. Bahan utama
limbah jamur harus dipekakan terlebih
dahulu hingga menjadi 10%. Kemudian
pada tahap pencampuran ditambahkan
dekstrin sebagai bahan pengisi.
Penambahan deksrin dilakukan pada suhu
ruang disertai dengan pengadukan secara
c. terus menerus. Pengadukan hingga
didapatkan bubuk penyedap rasa dari
Gambar 1. Perbandingan dekstrin dan limbah jamur, kemudian dikeringkan.
limbah air jamur (a) perbandingan (1:1) (b) Perbandingan terbaik yang diperoleh yaitu
perbandingan (4:3) (c) pembanding komposisi dekstrin dengan limbah jamur
penyedap rasa “totole” dilakukan dengan perbandingan 4:3.
Selain perbandingan limbah jamur
UCAPAN TERIMA KASIH
dan dekstrin, terdapat pula penambahan
bahan yaitu garam. Garam disini selain
Terimakasih kepada Kementrian Riset dan
berfungsi sebagai pengawet juga perasa.
Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek
Penambahan garam sebanyak 4% dari
Dikti) dan Fakultas Teknologi Pertanian
limbah jamur awa dan diberikan pada saat
Universitas Brawijaya yang telah
proses awal. Setelah terjadi pemekatan
membiayai penelitian ini terkait Proyek
hingga 10% maka limbah jamur tersebut
penyedap rasa dari limbah jamur.
akan dicampurkan dengan dekstrin. Pada
saat proses pencampuran keadaan wadah
DAFTAR PUSTAKA
tidak boleh panas karena tidak akan
menghasilkan bubuk, warnanya berubah
Sadika, P.2009. Stabilitas Antioksidan
menjadi coklat hitam seperti karamel.
Bubuk Keluwak (Pangium edule Reinw)
Penambahan dextrin dilakukan secara
selama Pengeringan dan
perlahan sambil dilakukan pengadukan
Pemasakkan. Jurnal Teknologi Pertanian.
secara terus menerus. Hal ini bertujuan
Vol. 10 (2) : 116.
agar lebih homogen. Berdasarkan hasil
Ismiwarti. 2005. Pemanfaatan Cangkang
yang didapat maka perbandingan yang
Rajunga Sebagai Flavour.
kedualah yang paling baik karena ketika
JurnalTeknologi Pertanian. Vol. 3 (4) :10-
proses pencampuran, adonan sudah
18
berubah menjadi bubuk, warnanya putih
Tyanjani, E.T dan Yubianita. Pembuatan
kekunigan dan beraroma jamur. Penyedap
Dekstrin dari Pati Sagu (Metroxylon
rasa ini dapat digunakan dalam berbagai
sagus Rottb) dengan Enzim β-Amilase
masakan baik kuah maupun goreng. Selain
Terhadap sifat fisiko kimia. Jurnal
menghasilkan benefit, produk penyedap
Pangan dan Agroindustri 3 (3): 1119-1127
rasa ini juga dapat mewujudkan program
“zero waste” pada suatu produksi.

47
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

ON-FIT (ORGANIC FERTILIZER): PEMBERDAYAAN PEMUDA MANDIRI


DENGAN KONSEP ORGANIC FERTILIZER ECONOMIC EMPOWERMENT
SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI DI DESA PLOSO
KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR

On-Fit (Organic Fertilizer): Empowerment of Independent Youth with The


Concept Organic Fertilizer Economic Empowerment as The Utilization Efforts
of Straw WasteiIn Ploso Village Selopuro District Blitar Regency

Abu Hasan1, Anjar Puji Astuti1, Ahmad Sultonul Fikri1, Juprihani1, Meris Novarista
Christiawan1

1Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang


Email:abuhassan4435@gmail.com

ABSTRAK

Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar memiliki jumlah panen padi seluas 518
hektar. Jumlah panen padi yang cukup luas menyebabkan jerami sisa panen padi yang
dihasilkan juga cukup banyak, yakni sekitar 5-8 ton setiap hektarnya. Namun, mayoritas
kesuburan tanah lahan pertanian di Desa Ploso terus mengalami penurunan akibat
penggunaan pupuk kimia. Di sisi lain, jumlah pemuda khususnya yang bukan angkatan kerja
di Desa Ploso cukup banyak yaitu sekitar 336 jiwa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alternatif
baru pengolahan limbah jerami yang bermanfaat dan ramah lingkungan, yakni dengan
pembuatan pupuk organik cair dan padat. Pemanfaatan jerami menjadi pupuk organik akan
memberikan keuntungan bagi masyarakat, yaitu terpenuhinya kebutuhan pupuk bagi petani
sekitar, kemandirian pemuda, serta tidak ada lagi jerami yang menumpuk. Tujuan
dilaksanakannya program ini adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah jerami
sebagai pupuk organik dengan konsep Organic Fertilizer Economic Empowerment yang dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar.
Metode pelaksanaan dari program ini meliputi tahap persiapan, yakni perijinan lokasi dan
pembuatan modul. Tahap kedua meliputi pelaksanaan kegiatan, yakni sosialisasi program
kepada pemuda desa, pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan padat, pelatihan
pengemasan serta pelatihan pemasaran. Kedepannya diharapkan akan tercipta masyarakat
yang sadar lingkungan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di Desa Ploso.

Kata Kunci: Jerami, Pemuda, Pupuk Organik

ABSTRACT

Ploso Village Selopuro District Blitar Regency has 518 hectares of rice harvest. The amount of rice
harvest that is large enough to cause the straw from rice harvest is also quite a lot, about 5-8 tons per
hectare. However, the majority of soil fertility of agricultural land in Ploso Village continues to decline
due to the use of chemical fertilizers. On the other hand, the number of youth especially those who are not
labor force in Ploso Village is quite a lot of about 336 people. Therefore, it needs a new alternative of
beneficial and environmentally friendly waste treatment of straw, that is by making liquid and solid
organic fertilizer. Utilization of straw into organic fertilizer will provide benefits for the community,
namely the fulfillment of fertilizer needs for farmers around, youth independence, and no more straw that
accumulate. The purpose of this program is to optimize the use ofstraw waste as organic fertilizer with the
concept of Organic Fertilizer Economic Empowerment that can improve the economy of the community
in Ploso Village Selopuro District Blitar Regency. The method to implementation of this program
includes the preparation phase, namely location permitting and module creation. The second phase
includes the implementation of activities, namely the socialization of the program to the youth, training of

48
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

liquid and solid organic fertilizer, training of packaging and training of marketing. In the future, it is
expected to create an environmentally conscious society and increase the welfare of the community in
Ploso Village.

Keywords: Straw, Youth, Organic Fertilizer

PENDAHULUAN terpenuhinya kebutuhan pupuk secara


mandiri dan dapat meningkatkan
Pertanian merupakan sektor perekonomian masyarakat. Sasaran
agrokompleks yang mendominasi di program pengabdian masyarakat ini adalah
Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik pemuda Desa Ploso Kecamatan Selopuro
2013, hasil panen dari sektor pertanian Kabupaten Blitar khususnya yang bukan
sekitar 42,3 persen. Salah satu contohnya angkatan kerja. Berdasarkan data
adalah Kabupaten Blitar, Jawa Timur. perangkat desa tahun 2015 jumlah pemuda
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (bukan angkatan kerja) di Desa Ploso
Kabupaten Blitar 2014, jumlah panen padi adalah sebanyak 336 jiwa. Sebagian besar
di Kabupaten Blitar sebesar 297.076 ton. masyarakat Desa Ploso bekerja disektor
Salah satu daerah yang menghasilkan pertanian (90%) dengan tingkat pendidikan
panen padi terbesar berada di Desa Ploso yang rata-rata masih rendah.
Kecamatan Selopuro. Kondisi geografis Berdasarkan data yang dimiliki Desa
dari Desa Ploso didominasi oleh ladang Ploso tahun 2016 untuk masyarakat yang
dan persawahan yang menyebabkan berusia produktif (usia 18–56 tahun),
sebagian besar penduduknya bekerja lulusan SD sebanyak 2050 jiwa (37%), SLTP
sebagai petani. Jumlah luas panen padi sebanyak 1385 jiwa (25%), SMA sebanyak
yang ada di Desa Ploso, yaitu 518 hektar. 942 jiwa (17%) dan sarjana sebanyak 645
Jumlah panen padi yang sangat luas jiwa (12%), sisanya sebanyak 497 jiwa (9%)
menyebabkan jerami sisa panen padi cukup tidak pernah merasakan dunia pendidikan.
banyak pula. Satu hektar sawah yang Sebagian besar masyarakat Desa Ploso
dipanen dapat menghasilkan jerami sekitar bekerja sebagai petani dengan rata-rata
5-8 ton. Jerami padi memiliki manfaat penghasilan sebesar Rp 900.000,00 per
untuk memperbaiki sifat fisik tanah, bulan. Sedangkan pemuda desanya sendiri
memperbaiki kondisi tanah dan sebagian besar lebih memilih menjadi
mengurangi kekerasan tanah. Hal tersebut pedagang kecil maupun buruh dengan gaji
disebabkan karena saat panen padi, jerami yang tidak tentu. Hal ini menunjukkan
mengandung 1/3 jumlah hara N, P dan S bahwa kondisi perekonomian masyarakat
dari total hara tanaman padi serta Desa Ploso masih termasuk dalam taraf
kandungan K mencapai 89 persen. ekonomi menengah ke bawah.
Tanaman padi 5 ton/ha yang
memproduksi gabah kering panen dapat BAHAN DAN METODE
mengangkut hara dari tanah sekitar 150 kg
N, 20 kg P, 150 kg K dan 20 kg S. Oleh Alat dan Bahan
karena itu, jerami padi dapat digunakan Alat yang digunakan dalam
sebagai sumber hara makro tanaman. pembuatan pupuk organik, yaitu tong
Melimpahnya sumber hara dalam jerami plastik, selang aerator transparan, botol
padi dapat dimanfaatkan sebagai alternatif plastik, saringan kain, pisau, gunting,
pupuk organik. Kebutuhan pupuk di cangkul, cetok, sekop, sabit, ember/timba,
Indonesia setiap tahunnya selalu karung goni, terpal dan termometer ruang.
meningkat. Bahan yang digunakan, yaitu jerami padi,
Berdasarkan data dari Departemen pupuk kandang, dedak, gula merah,
Pertanian RI, kebutuhan pupuk NPK di larutan EM4, urea, SP-36, kapur, starter
Indonesia pada tahun 2015 mencapai Trichoderma sp., air, kemasan pupuk cair
5.078.544 ton.Pemanfaatan jerami sebagai dan padat, serta label merek.
pupuk organik dapat memberikan
keuntungan terhadap masyarakat, yaitu

49
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Metode
Program pengabdian masyarakat ini 2. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik
dilaksanakan kepada para pemuda di Desa Jerami
Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Kegiatan pelatihan pembuatan
Blitar dalam waktu 5 bulan, yaitu mulai pupuk organik jerami ini dilaksanakan
proses persiapan hingga pengaplikasian pada tanggal 30 April 2017 di Balai
program.Metode yang digunakan dalam Desa Ploso dengan peserta pemuda
melaksanakan kegiatan pengabdian ini desa dan perwakilan anggota
adalah metode presentasi/ceramah, tanya kelompok tani. Dalam kegiatan
jawab, pelatihan dan pendampingan serta pelatihan ini para peserta diajak
monitoring evaluasi. praktek pembuatan pupuk organik
jerami secara langsung. Adapun
HASIL DAN PEMBAHASAN pupuk organik jerami yang dibuat ada
dua macam, yaitu pupuk organik
Pelaksanaan Kegiatan padat dan pupuk organik cair.
Pada program pengabdian masyarakat
ini tahap persiapan yang dilakukan
meliputi perijinan lokasi kepada Kepala
Desa Ploso dan pembuatan modul
pelatihan (pembuatan, pengemasan dan
pemasaran pupuk organik jerami).
Program pengabdian ini dilaksanakan
dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan
selama 4 kali pertemuan dengan rincian
sebagai berikut:
1. Sosialisasi Program
Kegiatan sosialisasi ini
dilaksanakan pada tanggal 16 April
2017 di Balai Desa Ploso dengan
Gambar 2. Antusiasme peserta dalam
peserta pemuda desa dan perwakilan
mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan
anggota kelompok tani. Dalam
pupuk organik jerami
kegiatan ini dilakukan pengenalan
tentang program pengabdian yang
3. Pelatihan Pengemasan Pupuk Organik
akan dilaksanakan, pemberian materi
Jerami
tentang pembuatan pupuk organik
Kegiatan pelatihan pengemasan
jerami dan tanya jawab tentang
pupuk organik jerami ini rencananya
permasalahan yang mereka alami
akan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei
selama ini.
2017 di Balai Desa Ploso. Dalam
kegiatan pelatihan ini para peserta
dibagikan modul tentang pengemasan,
pemberian materi tentang cara
pengemasan dan praktek pengemasan
pupuk organik jerami secara langsung.
Adapun praktek pada pengemasan
pupuk padat berupa pelatihan
penyablonan pada plastik kemasan,
penimbangan produk dan
pengemasan dengan alat handsealer.
Sedangkan praktek pada pengemasan
pupuk cair berupa pelabelan botol
Gambar 1. Foto bersama sebagian peserta kemasan dan perhitungan isi produk.
sosialisasi pembuatan pupuk organik
jerami

50
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

4. Pelatihan Pemasaran Pupuk Organik SIMPULAN


Jerami
Kegiatan pelatihan pemasaran Kegiatan pengabdian masyarakat
pupuk organik jerami ini rencananya tentang pemanfaatan limbah jerami
akan dilaksanakan pada tanggal 14 menjadi pupuk organik di Desa Ploso
Mei 2017 di Balai Desa Ploso. Dalam Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar
kegiatan pelatihan ini para peserta berjalan cukup lancar dan mendapat
dibagikan modul tentang pemasaran respon positif dari berbagai pihak. Dengan
dan pemberian materi tentang cara adanya pemanfaatan limbah jerami
pemasaran. Dengan adanya menjadi pupuk organik ini memberikan
pemasaran produk pupuk organik solusi alternatif bagi mereka dalam
jerami ini diharapkan dapat membuka mengoptimalkan pemanfaatan limbah
lapangan kerja baru bagi para pemuda jerami dan meningkatkan perekonomian
sehingga dapat meningkatkan masyarakat melalui pemasaran produk
perekonomian mereka. pupuk organik jerami. Kegiatan ini pun
mendapatkan reaksi yang positif dari para
Berdasarkan pengamatan selama peserta selama sosialisasi dan pelatihan.
kegiatan pengabdian yang telah dilakukan
selama ini, diperoleh hasil yang positif, UCAPAN TERIMA KASIH
diantaranya:
1. Program pengabdianmasyarakat ini Kami selaku tim PKM-Pengabdian
mendapatkan respon yang positif dari Masyarakat Universitas Brawijaya
berbagai kalangan, termasuk pemuda mengucapkan banyak terima kasih kepada
desa, para petani dan para perangkat Ibu Beauty Suestining Diyah Dewanti, ST,
desa Ploso. Hal ini karena MT selaku dosen pembimbing kami.
pemanfaatan limbah jerami di Desa Terima kasih kepada Dekan Fakultas
Ploso selama ini kurang maksimal. Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Sehingga dengan adanya pemanfaatan beserta jajarannya. Terima kasih juga kami
limbah jerami menjadi pupuk organik haturkan kepada seluruh pihak yang telah
ini memberikan solusi alternatif bagi membantu dalam mensukseskan program
mereka dalammengoptimalkan pengabdian masyarakat ini.
pemanfaatan limbah jerami dan
meningkatkan perekonomian DAFTAR PUSTAKA
masyarakat melalui pemasaran
produk pupuk organik jerami. Badan Pusat Statistik. 2013. Laporan Hasil
2. Para peserta menunjukkan reaksi yang Sensus Pertanian 2013. Dilihat 1 Mei
positif terhadap materi yang 2017. https://st2013.bps.go.id/
disampaikan selama sosialisasi dan st2013esya/booklet/at0000.pdf.
pelatihan. Hal ini terbukti dengan
adanya keaktifan para peserta untuk
bertanya dan mengungkapkan
masalah-masalah yang mereka hadapi
selama ini.

Secara umum kegiatan pengabdian


masyarakat yang telah dilaksanakan tidak
menemukan kendala yang cukup berarti.
Hanya saja, masih kurang dua program
pelatihan yang belum terlaksana. Sehingga,
untuk sementara ini belum dapat diukur
secara keseluruhan parameter keberhasilan
dari program pengabdian masyarakat
tersebut.

51
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

IMORA (ICE CREAM MORUS ALBA L)”: INOVASI PRODUK ICE CREAM
SEBAGAI NUTRACEUTICAL FOOD
Imora (Ice Cream Morus Alba L)”: Inovation of Ice Cream Product as
Nutraceutical Food
Reyhan Putra Suhardi1*, Tifani Yuliawati1, Ainindhita Devinda Saga Inggriani2, Ajeng Laras
Wulandari4, Faradilla Regita Anjani4.
1,2,4Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
*Email: reyhanputra45@hotmail.com

ABSTRAK
Murbei atau mulberry (Morus alba L) merupakan buah yang memiliki kandungan
senyawa antioksidan yang tinggi berasal dari pigmen antosianin. Selain itu buah murbei
merupakan sumber vitamin C yang berperan untuk membantu tubuh mengembangkan
resistensi terhadap agen infeksi dan mengikat radikal bebas berbahaya. Selain buahnya, pada
daun murbei ditemukan aktivitas antioksidan yang berasal dari kandungan flavonoidnya.
Selain itu juga ditemukan adanya kandungan vitamin B-kompleks pada daun murbei, yang
memiliki fungsi atau khasiat yang sangat baik dan menyeluruh untuk kesehatan. Selain
buahnya, daun murbei dapat dimanfaatkan sebagai pakan ulat sutra dan pengobatan alternatif
penyakit malaria yang diperoleh dari sifat aktif flavonoid. Kandungan – kandungan yang ada
pada daun dan buah murbei serta pemanfaatan tanaman murbei di Indonesia belum maksimal
mendorong penulis untuk menggali potensi dan lebih mengoptimalkan pemanfaatan tanaman
murbei khususnya pada bagian daun dan buahnya. Pembuatan produk iMORA (Ice cream
Morus alba) sebagai nutraceutical food merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan nilai
ekonomis dari daun dan buah murbei tersebut. Produk iMORA akan dikemas dalam bentuk
cup dan dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Dengan harga yang sangat terjangkau
tersebut, iMORA memiliki keunggulan yaitu kandungan nutrisi yang memberikan banyak
manfaat untuk kesehatan. Untuk mendongkrak pemasaran produk iMORA, selain melalui
penjualan langsung, promosi dilakukan melalui penyebaran brosur, leaflet, katalog, serta
promosi melalui media sosial.
Kata kunci: murbei, iMORA, ice cream, nutraceutical food

ABSTRACT
Murbei or mulberry (Morus alba L) is a fruit that has a high antioxidant compound derived from
anthocyanin pigments. Besides the mulberry fruit is a source of vitamin C that plays a role to help the
body develop resistance to infectious agents and bind to harmful free radicals. In addition to the fruit, the
leaves of mulberry found antioxidant activity derived from the content of flavonoids. It also found the
content of vitamin B-complex in mulberry leaves, which has a function or efficacy is very good and
comprehensive for health. In addition to the fruit, mulberry leaves can be used as silkworm feed and
alternative treatment of malaria disease obtained from the active nature of flavonoids. Content - the
content of the leaves and mulberry fruit and the utilization of mulberry plants in Indonesia has not been
maximized to encourage authors to explore the potential and more optimize the use of mulberry plants,
especially on the leaves and fruit. Making the product iMORA (Ice cream Morus alba) as nutraceutical
food is one solution to increase the economic value of the leaves and fruit of the mulberry. IMORA
products will be packaged in cup and sold at very affordable prices. With a very affordable price, iMORA
has the advantage of nutritional content that provides many health benefits. To boost the marketing of
iMORA products, in addition to direct sales, promotions are made through the distribution of brochures,
leaflets, catalogs, and promotions through social media.

Keywords: murbei, iMORA, ice cream, nutraceutical food

52
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN Nutraceutical juga dapat memberikan


keuntungan seperti mencegah penyakit
Murbei, besaran, kerto, dan kitau kronis, meningkatkan kesehatan, menunda
merupakan nama dari tanaman murbei penuaan, serta dapat mendukung sistem
atau mulberry di berbagai daerah di dan fungsi kerja organ tubuh. Ketertarikan
Indonesia. Tanaman ini merupakan masyarakat pada nutraceutical food semakin
tanaman asli dari daerah utara China. berkembang seiring dengan berkembangnya
Murbei termasuk tanaman yang adaptif, penelitian pada manfaat dan potensi
karena tanaman murbei dapat ditemukan aplikasi dari sumber nutraceutical serta
pada iklim tropis maupun subtropis. permintaan pasar yang terus meningkat.
Dengan iklimnya yang tropis, dijumpai ada Pada tahun 2007, global market probiotik
6 varietas murbei di Indonesia, antara lain mencapai $14,9 milyar dan meningkat
Morus Nigra, Morus alba, Morus australis, menjadi $15,9 milyar pada tahun 2008, serta
Morus cathayana, Morus multicaulis dan diperkirakan pada tahun 2013 telah
Morus macruora (Departemen Kehutanan, mencapai $19,6 milyar (Singh, 2007).
2007). Pemanfaatan tanaman murbei di Menurut gambaran diatas, pembuatan
Indonesia sangat terfokus pada daun produk nutriceutical food dalam bentuk ice
murbei yang digunakan sebagai pakan ulat cream berbahan baku daun dan buah murbei
sutera. merupakan salah satu solusi untuk
Morus alba dikenal dengan nama meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman
“Murbei Buah” karena pada umumnya murbei yang selama ini pemanfaatannya
ditanam untuk diambil bagian buahnya. belum maksimal. Disisi lain, bahan baku
Buah dari murbei ini berwarna hijau sampai produk ini memiliki kandungan zat gizi
hitam ketika masak. Pada buah murbei yang lengkap dan dapat difungsikan
ditemukan kandungan senyawa antioksidan sebagai nutraceutical food sehingga mampu
yang tinggi yang berasal dari pigmen menciptakan sebuah produk yang dapat
antosianin (Qin et al., 2010). Menurut Liu et bersaing di pasaran. Produk “iMORA“ ini
al. (2004), berdasarkan penilitian pada 31 menawarkan manfaat sebagai nutraceutical
jenis buah murbei, terhitung cyanidin 3- food jika dibandingkan dengan produk ice
glycoside berkisar antara 147,68 hingga cream lain yang beredar di pasaran karena
2726,46 mg/100gr filtrat. Selain itu buah ini “iMORA“ terbuat dari daun dan buah
merupakan sumber yang sangat baik dari murbei yang kaya akan vitamin dan
vitamin C (36,4 per 100 mg, sekitar 61% dari senyawa antioksidan.
RDI) yang berperan untuk membantu tubuh Rumusan masalah dalam penelitian ini
mengembangkan resistensi terhadap agen meliputi:
infeksi dan mengikat radikal bebas 1. Bagaimana merancang suatu bisnis
berbahaya. Selain buahnya, pada daun kuliner melalui iMORA sebagai suatu
murbei ditemukan aktivitas antioksidan dari usaha untuk menaikkan nilai jual buah
kandungan flavonoidnya (Du, 2008). Selain murbei Morus alba dari Kota Batu?
itu juga ditemukan adanya kandungan 2. Bagaimana memenuhi kebutuhan
vitamin B-kompleks pada daun murbei, masyarakat akan produk nutraceutical
yang memiliki fungsi atau khasiat yang food melalui iMORA yang mampu
sangat baik dan menyeluruh untuk diterima oleh masyarakat?
kesehatan. Selain dimanfaatkan sebagai Tujuan yang akan dicapai dari
pakan ulat sutera, di Indonesia daun murbei penelitian ini meliputi:
juga dimanfaatkan sebagai obat alternatif 1. Mendapatkan rancangan suatu bisnis
penyakit malaria yang diperoleh dari sifat kuliner melalui iMORA sebagai suatu
aktif flavonoid. usaha untuk menaikkan nilai jual buah
Nutraceutical adalah istilah untuk murbei Morus alba dari Kota Batu
menggambarkan produk yang berasal dari 2. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan
sumber makanan dengan manfaat kesehatan produk nutraceutical food melalui
tambahan selain nilai gizi dasar yang
ditemukan dalam makanan (Dureja, 2003).

53
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

iMORA yang mampu diterima oleh adalah murbei spesies M. alba yang diambil
masyarakat. daerah sekitar Kota Batu, Jawa Timur.
Manfaat dari penelitian ditujukan pada Murbei yang digunakan adalah bagian buah
beberapa pihak, antara lain: dan daunnya. Adapun bahan – bahan yang
1. Bagi masyarakat lainnya yaitu susu cair, gula pasir, tepung
Mampu memberikan suplemen maizena, dan vanili.
kesehatan dalam bentuk nutriceutical Tanaman murbei merupakan tanaman
food yang lebih menarik melalui produk tersebar di seluruh dunia dan dapat
“iMORA ” bertahan pada berbagai kondisi iklim.
2. Bagi pemerintah Tanaman murbei dapat hidup pada iklim
Mampu menciptakan lapangan kerja tropis, sub tropis maupun iklim temperate,
bagi masyarakat sehingga mampu dapat bertahan dengan curah hujan 400 –
mengurangi pengangguran serta dapat 4500 mm/tahun (DATTA et al., 2002).
membantu program pemerintah dalam Meskipun kondisi optimum pertumbuhan
pembangunan Indonesia sehat murbei pada suhu 18 – 30oC, akan tetapi
3. Bagi mahasiswa tanaman murbei dapat bertahan pada suhu
Sebagai wadah untuk mengaplikasikan 48oC atau di bawah 0oC sehingga murbei
ilmu yang telah diperoleh dari kegiatan dapat dianggap sebagai tanaman universal
perkuliahan kepada masyarakat umum karena kemampuannya tumbuh dimana saja
serta sebagai media belajar untuk sukses pada berbagai iklim yang bervariasi.
berwirausaha. Menurut DATTA (2002) tanaman murbei
dapat tumbuh pada kisaran kelembaban
Luaran yang diharapkan pada kegiatan ideal 60 – 80% dan dapat ditanam di
ini adalah: ketinggian sampai 1000 m di atas
1. Dihasilkannya produk iMORA yaitu permukaan laut. Di daerah dengan curah
ice cream yang berbahan baku buah hujan yang rendah, pertumbuhannya
murbei Morus alba sebagai nutraceutical terhambat karena adanya stress kekurangan
food yang kreatif dan inovatif serta laku air. Di daerah iklim tropis murbei tumbuh
di pasaran hingga memiliki segmentasi dengan lama sinar matahari 9 – 13 jam/hari.
konsumen sendiri Sinar matahari adalah salah satu faktor yang
2. Dapat memberikan keuntungan bagi mengontrol pertumbuhan dan kualitas
pengelola usaha dan akan berdampak daun. Produksi daun murbei tergantung
positif pada peningkatan kegiatan pada varietas, curah hujan, jarak tanam,
ekonomi masyarakat dan pembukaan pemupukan, tinggi pemotongan dan
lapangan kerja. frekuensi pemanenan.

BAHAN DAN METODE Metode


Pembuatan ice cream Morus alba L dimulai
Tempat dan Waktu Pelaksanaan dari buah murbei yang dicuci hingga bersih
Pelaksanaan program ini akan dilakukan kemudian diblanching selama 5 menit lalu
di Laboratorium Pengolahan Pangan diblender hingga halus. Selanjutnya daun
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas murbei dicuci hingga bersih, dikeringkan
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. dengan cara dijemur di bawah sinar
Selain itu, untuk produksi ice cream Morus matahari lalu dihancurkan hingga
alba L juga dilakukan di salah satu rumah berbentuk serpihan kecil. Buat adonan ice
anggota tim. Penelitian akan dilaksanakan cream dengan cara memanaskan susu cair,
selama 4 bulan dari bulan Maret hingga Juni gula, tepung maizena yang sudah
2017. dilarutkan dengan air, dan vanili dalam
panci sambil diaduk – aduk diatas api kecil
Alat dan Bahan hingga mendidih. Setelah mendidih, adonan
Alat yang digunakan dalam penelitian ice cream didinginkan kemudian mixer
ini meliputi blender, mixer, ice cream dengan kecepatan rendah sambil
maker, panci, dan baskom. Sedangkan ditambahkan buah dan daun murbei yang
bahan yang digunakan dalam penelitian ini sudah dihaluskan secara bertahap.

54
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Selanjutnya adonan dimasukkan ke dalam SIMPULAN


ice cream maker lalu adonan dikemas dalam
cup ice cream kemudian dibekukan di dalam Buah murbei merupakan buah yang
freezer. memiliki kandungan senyawa antioksidan
Ice cream Morus alba L dibuat dengan tiga tinggi yang berasal dari pigmen antosianin.
formulasi yang berbeda dimana komposisi Saat ini pemanfaatan bauh murbei belum
buah murbei yang digunakan yaitu maksimal, sehingga melalui penelitian ini
sebanyak 10% untuk formulasi A, 20% diharapkan dapat meningkatkan nilai
untuk formulasi B, dan 30% untuk formulasi ekonomis dari tanaman murbei yang selama
C. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ini pemanfaatannya belum maksimal. Disisi
tingkat kesukaan konsumen terhadap lain, bahan baku produk ini memiliki
produk ice cream Morus alba L yang kandungan zat gizi yang lengkap sehingga
dihasilkan. mampu menciptakan sebuah produk yang
dapat bersaing di pasaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan formulasi produk yang
telah dibuat, selanjutnya produk tersebut Terima kasih kepada Allah SWT karena
dilakukan analisa kesukaan kepada 10 atas rahmatNya kita dapat melakukan
orang panelis dan didapatkan data yang penelitian ini. Kepada orang tua, dosen
dapat dilihat pada tabel berikut. pembimbing, dan wakil dekan III FTP yang
Tabel 3.1 selalu menyemangati untuk berproses
Tingkat Kesukaan dalam penelitian ini. Tak lupa juga terima
Panelis kasih kepada laboran Teknologi Pengolahan
A B C
1 2 5 4 Pangan serta teman-teman yang turut
2 1 4 5 membantu dalam tercapainya penelitian ini.
3 3 4 4
4 2 5 3 DAFTAR PUSTAKA
5 3 3 5
6 1 3 4 Departemen Kehutanan. 2007. Peraturan
7 4 4 5 Menteri Kehutanan Nomor:
8 3 4 4 P.33/Menhut-II/2007. Dari
9 2 4 5 http://www.dephut.go.id. Diakses pada
10 3 5 5 tanggal 25 September 2016.
Keterangan DATTA, R.K. 2002. Mulberry cultivation
1: sangat tidak suka, 2: tidak suka, 3: netral, and utilization in India. In: Mulberry for
4: suka, 5: sangat suka Animal Production. SANCHEZ, M.D.
(Ed.). FAO Animal Production and
Berdasarkan data pada tabel diatas Health Paper. No. 147. Rome, Italy. pp.
menunjukkan bahwa panelis cenderung 45 – 62.
lebih menyukai formulasi ice cream B dan Du, Q., Zheng, J. & Xu, Y., 2008. Composition
formulasi ice cream C dimana formulasi ice Of Anthocyanins In Mulberry And Their
cream B menggunakan buah murbei Antioxidant Activity. Journal of Food
sebanyak 20% dan formulasi ice cream C Composition and Analysis, 21(5), pp.390–
menggunakan buah murbei sebanyak 30%. 395.
Terdapat 5 orang yang menyukai dan 3
Dureja, H., Khausik, D. & Kumar. 2003.
orang yang sangat menyukai formulasi ice
Developments in Nutraceuticals. Indian
cream B serta terdapat 4 orang yang
Journal of Pharmacology. Department of
menyukai dan 5 orang yang sangat
Pharmaceutical Sciences, M. D.
menyukai formulasi ice cream C. Dengan
University. 35:363-372.
demikian, didapatkan formulasi ice cream
Morus alba L dengan komposisi murbei Liu, X. et al., 2004. Quantification and
sebanyak 3%. Purification of Mulberry Anthocyanins with
Macroporous Resins. Journal of

55
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

biomedicine & biotechnology, 5(5),


pp.326–331.
Qin, C. et al., 2010. Analysis and
Characterisation of Anthocyanins In
Mulberry Fruit. Czech Journal of Food
Sciences, 28(2), pp.117–126.

56
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Agricultural Integrated System Based On Pringtion ( Price, Controlling And


Distribution) Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani Desa
Junrejo Kota Batu

Agricultural Integrated System Based On Pringtion ( Price, Controlling And


Distribution ) As An Effort To Improve The Welfare Of Rural Junrejo Village
Farmers, Batu City

Chastita Hikmatun Nisa1, Mukhamad Lukman Khakim1, Achmad Nabhan Yaman1,


Muhammad Hadyan Rahman1, Salsabilla Harisma Indah1

1Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang


Email: pringtionagriculture@gmail.com

ABSTRAK
Kemiskinan dan kurangnya kesejahteraan petani merupakan permasalahan besar yang
menyebabkan banyaknya petani beralih profesi. Petani sering dihadapkan dengan
permasalahan besar yaitu ketidakstabilan harga komoditi hasil panen, gagal panen, serta
distribution link yang sampai saat ini masih diserahkan ke tengkulak dimana 40% keuntungan
diambil tengkulak. Sehingga digagaslah suatu sistem guna meningkatkan taraf kesejahteraan
petani di Kota Batu dengan memberdayakan Petani, Ibu PKK serta pemuda karang taruna
melalui sistem kelembagaan yang berdasar pada PRINGTION (Price, Controlling and
Distribution). PRINGTION merupakan sistem kelembagaan yang dilakukan berdasarkan pada
prinsip penstabilan harga komoditas, edukasi bertani yang baik, serta pendistribusian, berupa
penyimpanan pengemasan dan pelatihan custumer links. Metode pelaksanaan yang dilakukan
dengan pembuatan Modul PRINGTION. Selanjutnya sosialisasi yang dilakukan selama 4 kali
sosialisasi, pada sosialisasi pertama dilakukan diskusi mengenai permasalahan petani yang ada
dilapangan serta penyampaian solusi. Pada sosialisasi ke dua, dilakukan sosialisasi ke Ibu-ibu
PKK dan remaja karang taruna mengenai pengolahan rantai pasok, penyimpanan dan
pengolahan hasil panen. Pada sosialisasi ketiga dilakukan sosialisasi ke pemuda karang taruna
mengenai konsep HPP dan BEP seta custumer links. Pada sosialisai ke empat dilakukan ke
kelompok Tani mengenai cara pembuatan bibit sawi melalui alat hidroponik.
Kata kunci : Petani, Ibu-ibu PKK, Pemuda Karang Taruna, PRINGTION

ABSTRACT
Poverty and lack of welfare of farmers is a big problem that causes many farmers to change
professions. Farmers are often faced with major problems of commodity price volatility, crop failures, and
distribution links that are still submitted to middlemen where 40% of profits are taken by middlemen.
Therefore, a system was developed to improve the welfare of farmers in Batu City by empowering farmers,
PKK mothers and youth of youth through institutional systems based on PRINGTION (Price,
Controlling and Distribution). PRINGTION is an institutional system based on the principle of
commodity price stability, good farming education, and distribution, in the form of packing storage and
training of custumer links. The method of execution carried out by making the PRINGTION Module.
Further socialization conducted during the 4 times of socialization, which in the first socialization of
discussions on problems existing farmers in the field and the delivery of solutions. In the second
socialization, socialization was conducted to PKK mothers and youth of youth about the processing of
supply chains, storage and processing of crops. In the third socialization, socialization was done to youth
of youth about the concept of HPP and BEP seta custumer links. In the fourth socialization conducted to
the farmer group on how to manufacture seeds of sawi through hydroponics tools.
Keywords: Farmers, PKK, Youth Taruna, PRINGTION

57
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN Maka dari itu digagaslah suatu sistem


guna meningkatkan taraf kesejahteraan
Kota Batu merupakan kota yang petani di Kota Batu dengan
berlokasi di sebelah barat Kota Malang dan memberdayakan remaja-remaja yang
hampir sebagian besar penduduk Kota Batu terkumpul pada karang teruna melalui
bermata pencaharian utama sebagai petani. sistem kelembagaan yang berdasar pada
Hal ini terlihat dari data Sakernas Kota Batu PRINGTION (Price, Controlling and
yang dirilis oleh badan pusat statistik (BPS) Distribution). PRINGTION merupakan
Kota Batu tahun 2011, dari 93.096 orang sistem kelembagaan yang dilakukan dari
penduduk Kota Batu usia 10 tahun keatas, tahap persiapan, yang meliputi sosialisasi
34.011 orang bekerja di sektor pertanian dan pendataan, kemudian tahap operasional
(36,53%). Namun jumlah petani tiap seperti penyediaan pupuk, bibit, produksi,
tahunnya mengalami perununan. Hal itu dan pengolahan. Tahap pendistribusian,
dibuktikan dengan data hasil pencacahan berupa penyimpanan dan pendistribusian
lengkap Sensus Pertanian Kota Batu 2013, komoditi serta pemberian edukasi pada
dimana dari 19.326 rumah tangga pertanian masyarakat dan mengaktifkan kegiatan
pada tahun 2003 yang berprofesi menjadi karang taruna dalam membantu
petani menyusut menjadi 17.357 rumah pensejahteraan petani.
tangga pertanian pada tahun 2013, dengan
laju penurunan sebanyak 1,07 % per tahun. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT
Di Desa Junrejo Kota Batu penurunan terjadi SASARAN
sebesar 1,96 % pertahun yaitu dari 4.856
rumah tangga pertanian pada tahun 2003 Desa Junrejo terletak di Kecamatan
menjadi 3.952 rumah tangga pertanian pada Junrejo Kota batu, Kabupaten Malang
tahun 2013. propinsi Jawa Timur, secara topografi secara
Kemiskinan dan kurangnya keseluruhan desa Junrejo berbentuk lereng
kesejahteraan petani merupakan dan bukit.Kecamatan Junrejo berbatasan
dengan Kabupaten Malang dan Kecamatan
permasalahan besar yang menyebabkan
Batu. Desa Junrejo mengikuti perubahan
banyaknya petani beralih profesi. Petani
putaran 2 iklim, yaitu musim hujan dan
sering dihadapkan dengan 3 permasalahan musim kemarau. Desa Junrejo memiliki luas
besar, yaitu ketidakstabilan harga komoditi wilayah sebesar 352,04 Ha yang memiliki 3
hasil panen, kurang maksimalnya hasil dusun dengan 10 RW dan 33 RT. Desa ini
panen (gagal panen), serta selama ini petani terletak pada ketinggian 635 meter diatas
kesulitan menjual hasil panennya karena permukaan laut. Desa Junrejo sendiri
tidak punya jalur pemasaran sendiri, memiliki beberapa jenis tanah yakni tanah
akibatnya petani menggunakan sistim andosol, tanah kabisol, tanah alluvial, dan
tebang jual dimana 40% dari hasil penjualan tanah latosol. Sasaran pelaksanaan Program
penenan menjadi milik tengkulak. Kreativitas Mahasiswa ini adalah Karang
Upaya yang dilakukan pemerintah Taruna yang ada di Desa Junrejo.
Berdasarkan data perangkat desa tahun
sampai saat ini yaitu dengan merancang
2015, remaja karang tarunan desa junrejo
program Smartcity, dimana dengan
sebanyak 102 orang yang terdiri dari
smartcity masyarakat akan mendapatkan
48orang laki-laki dan 54 orang perempuan.
layanan publik. Program Smartcity dapat Selain remaja karang taruna, sasaran
memudahkan warga untuk mengakses dari program ini lebih luasnya pada
informasi sehingga terjadi interaksi balik masyarakat yang berada pada desa Junrejo
diantara keduanya yaitu warga dan yang berprofesi sebagai petani. Sebagian
pemerintah. Namun banyaknya petani yang besar masyarakat Desa Junrejo bekerja
buta huruf dan teknologi sehingga upaya ini sebagai buruh tani, peternak sapi,
sangat sulit diterapkan. karyawan, dan petani. Berdasarkan survey
yang kami lakukan =terhadap 100 orang

58
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

sampel, 16 orang memiliki pendapatan terdiri atas campuran antara pupuk


dibawah Rp 500.000, 30 orang memiliki kandang/kompos dengan tanah. Selama
pendapatan (Rp 500.000 – Rp. 1.000.000), 35 proses penyemaian dilakukan controling
orang memiliki pendapatan (Rp. 1.000.000- pada biji.
1.500.000) dan 19 orang memiliki
pendapatan diatas Rp. 1.500.000. b) Pelatihan Controling Tanaman
Pendapatan tersebut merupakan Controling berarti melindungi tanaman
pendapatan untuk satu rumah dengan total dengan mengelola organisme yang
per bulan. menganggu tanaman, maupun tanaman
Profesi yang mendominasi di Desa itu sendiri, sedemikian rupa sehingga
Junrejo adalah petani dan buruh tani, kerusakan yang ditimbulkan oleh OPT
dimana tiap tahunnya permasalahan yang tidak sampai menimbulkan kerusakan
dihadapi khusunya di Desa Junrejo adalah ekonomis atau merugikan. Sasarannya
mengenai kurangnya tingkat kesejahteraan adalah tanaman yang belum terganggu
masyarakat khususnya bagi petani dan maupun yang telah terganggu atau
buruh tani. Dimana hasil panen komoditi terserang OPT.
memiliki nilai jual yang rendah, hal tersebut
dikarenakan adanya ketidakstabilan harga c) Pelatihan Penanganan Hama
dan adanya peranan tengkulak yang Pengendalian hama secara biologis
mengambil untung berlebih.Kurangnya dilakukan dengan menggunakan
pengetahuan masyarakat mengenai post predator dan parasit alami hama
harvest dan comodities distribution membuat tersebut. Tujuan pengendalian hama
petani menjual hasil panen ke tengkulak, biologis adalah mengeliminasi hama
dimana tengkulak tersebut mengambil dengan dampak negatif bagi lingkungan
untung sebesar 40%. dan kesehatan manusia yang sesedikit
mungkin.
METODE
Agriculture Integrated System Based on Tahap 2 : Price
Pringtion merupakan metode untuk a) Pelatihan BEP dan HPP
menerapkan konsep agriculture integrated di Analisa break even dilakukan untuk
Desa Junrejo. Penerapan konsep ini dengan menghitung hubungan antara biaya
memberikan edukasi terhadap warga desa tetap, biaya variabel, keuntungan dan
Junrejo baik secara Oral Presentation dan volume kegiatan.Tujuannya agar
roadmap serta pelatihan penanganan serta didapatkan titik dimanatidak mengalami
pengolahan terhadap bahan dan produk laba dan juga tidak mengalami rugi yang
hasil pertanian. Output yang diharapkan artinya seluruh biaya yang dikeluarkan
agar terciptanya sistem agroindustri yang untuk kegiatan produksi ini dapat
terintegrasi. ditutupi oleh penghasilan penjualan.
Adapun metode pelaksanaan
penerapan konsep Pringtion di Desa Junrejo b) Pelatihan Pengemasan
adalah sebagai berikut: Penyimpanan makanan di dalam
Tahap 1 : Controling kemasan supaya makanan terjaga.
a) Pelatihan Pembuatan Bibit Sawi Tujuan dari pengemasan makanan yaitu
Tanaman sawi berumur 70 hari. perlindungan dari bahaya fisik (getaran,
Kemudian biji caisim dapat langsung shock, dsb). Perlindungan dari kondisi
dipanen. Setelah dipanen, biji caisim iklim mikro luar kemasan (kelembaban,
segera dijemur. Pada kondisi matahari temperatur, cahaya, dsb). Memberikan
yang terik, penjemuran dilakukan cukup kemudahan transportasi, terutama untuk
1-3 hari saja. Kemudian disimpan pada makanan yang bersifat curah (cairan,
botol-botol kaca. Masa dormansi biji butiran).
akan semakin bagus dan benih mampu
bertahan disimpan selama 3 tahun. c) Pelatihan Penyimpanan
Sebelum ditanam dilakukan penyemaian Penyimpanan makanan merupakan
bibit sawi dengan media semai yang aktivitas pengawetan makanan secara

59
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

fisik untuk melindungi dari lingkungan dalam memecahkan masalah. Program


dan bahaya dari luar (seperti hewan dan Kreatifitas Mahasiswa PRINGTION
serangga) serta persiapan untuk memfokuskan perhatian pada para pemuda
dikonsumsi di waktu tertentu (termasuk Karang Taruna serta para petani untuk
untuk kondisi darurat). Penyimpanan bekerja secara lebih baik dan meningkatkan
yang benar dapat menambah umur taraf kesejahteraan kehidupan masyarakat
simpan dari bahan. di Desa Junrejo Kota Batu. Gambar 1.
merupakan pertemuan yang diadakan
Tahap 3 : Distribution untuk memperkenalkan dan mengetahui
a) Pelatihan Costumer Links permasalahan yang ada secara langsung
Customer Links memberikan edukasi pada petani dan masyarakat Desa Junrejo.
mengenai hubungan penjual dan Gambar 2. merupakan sosialisasi yang
pembeli. Membangung hubungan sedang dilakukan secara bertahap mengenai
kerjasama serta menjaga agar hubungan metode yang akan dilakukan.
tetap terjaga dan memberikan
keberlanjutan. Sehingga dapat
membangung kerjasama yang
berkelanjutan.

b) Pelatihan Rantai Pasok


Rantai pasok memberikan edukasi
pengelolaan rantai siklus yang lengkap
mulai bahan mentah dari para supplier,
ke kegiatan operasional ,berlanjut ke
distribusi sampai kepada konsumen.
Supply chain management sebagai suatu
Gambar 1. Pertemuan dengan warga desa
koordinasi strategis dari rantai pasokan
Junrejo
dengan tujuan untuk mengintegrasikan
manajemen penawaran dan permintaan.

Setelah melaksanakan metode tersebut


secara bertahap maka akan dilakukan
monitoring dan evaluasi yang bertujuan
untuk melihat perkembangan dari Program
Kreativitas Mahasiswa Pengabdian
Masyarakat yang dilakukan. Dalam
pelaksanaan program ini akan diketahui
apakah ditemukan kendala dan dapat
ditemukan rencana untuk mengatasi
kendala tersebut, sehingga program ini akan Gambar 2. Sosialisasi dengan warga desa
berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk Junrejo
masyarakat sasaran, yakni masyarakat Desa
Junrejo, Kecamatan Junrejo Kota Batu. SIMPULAN
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan
setiap 2 minggu sekali. PRINGTION merupakan sistem
kelembagaan yang dilakukan berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN pada prinsip penstabilan harga komoditas,
edukasi bertani yang baik, serta
Program Kreatifitas Mahasiswa pendistribusian, berupa penyimpanan
PRINGTION memiliki hasil yaitu bahwa pengemasan dan pelatihan custumer links
masyarakat secara bertahap memiliki serta pemahaman mendetail mengenai Pre-
pemahaman tentang Pre-Harvest, Harvest dan Harvest, Harvest dan Post-Harvest. Metode
Post-Harvest tanaman dengan baik sehingga pelaksanaan yang dilakukan dengan
dapat meningkatkan pemahaman mereka pembuatan Modul PRINGTION dan

60
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

sosialisasi secara langsung kepada


masyarakat Desa Junrejo, Kota Batu.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini tidak akan berjalan tanpa


dengan baik apabila tidak didukung oleh
beberapa pihak. Oleh karena itu, selayaknya
mengucapkan terimakasih kepada
KEMENRISTEKDIKTI yang telah
memberikan dana untuk pelaksanaan
penelitian ini. Kemudian terimakasih
kepada Universitas Brawijaya yang telah
memberikan dukungan terbaik dalam
penelitian ini. Terimakasih juga untuk
Bapak Rizky Luthfiah Ramadhan Silalahi,
STP., MSc. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan selama
penelitian berlangsung. Terimakasih pula
untuk dosen-dosen Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Brawijaya yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan serta
motivasi dari awal kegiatan sampai dengan
akhir kegiatan serta keluarga dan teman-
teman yang mendukung dengan semangat
yang tiada henti.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Data


Penduduk. Badan Pusat Statistik.
Jakarta
Tim Sensus Pertanian. 2013. Sensus
Pertanian Kota Batu. Badan Pertanian
Kota Batu. Batu
Tim Sensus Kota Batu. 2014. Sensus
Penduduk Kota Batu. Kantor Walikota
Batu. Batu

61
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

“NANO-RBPLUS” PEMANFAATAN TOKOTRIENOL, ORYZANOL, DAN


FITOSTEROL MINYAK BEKATUL SEBAGAI ANTI DEGENERATIVE FOOD
SUPPLEMENT

“NANO-RBPlus” Utilization of Tocotrienol, Oryzanol, and Phytosterol in


Rice Bran Oil as Anti Degenerative Food Supplement

Rista Fitria Anggraini1*, Syifa Qolbiyah Nasir1, Nur Oktavia Suci Lestari1, Ni Luh Kadek Intan
Puspita Sari1, Fyantina Eka Priliawati1

1Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang


*Email: ristaanggraini9@yahoo.co.id
Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur

ABSTRAK

Penyakit degeneratif seperti jantung, kolesterol, diabetes, dan kanker merupakan suatu
penyakit yang muncul akibat kemunduran fungsi sel tubuh yang disebabkan karena adanya
radikal bebas. Radikal bebas dapat dihambat dengan pemberian suatu suplemen pangan yang
mengandung antioksidan. Bekatul merupakan hasil samping proses penyosohan padi yang
memiliki potensi antioksidan tinggi. Antioksidan pada bekatul terdiri dari vitamin E (tokoferol,
tokotrienol), γ-oryzanol, dan fitostetrol yang terbukti efektif dalam mencegah radikal bebas.
“NANO-RBPlus” merupakan suatu inovasi pengembangan minyak bekatul menjadi anti
degenerative food supplement. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimasi rendemen
dan aktivitas antioksidan pada ekstraksi minyak bekatul. Metode yang digunakan adalah
Response Surface Methodology Central Composite Design menggunakan faktor suhu (X1) dengan
tiga level (30, 45, 60oC) dan waktu (X2) dengan tiga level (1, 2, 3 jam). Hasil optimasi didapatkan
pada perlakuan suhu ekstraksi 40.68 derajat waktu 1.13 jam. Hasil validasi menunjukkan nilai
rendemen 4.1348 ± 0.9391 % dan aktivitas antioksidan 50.6657 ± 1.8178 %. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa waktu ekstraksi berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap rendemen.
Sedangkan suhu dan waktu ekstraksi tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan
Hasil optimasi selanjutnya akan dibuat dalam bentuk nanoemulsi untuk meningkatkan daya
serapnya di dalam tubuh. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi awal pengembangan
suplemen pangan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kata kunci: antioksidan, bekatul, penyakit degeneratif, suplemen

ABSTRACT
Degenerative diseases such as heart disease, diabetes, and cancer are caused by the decreasing of body
cell in the presence of free radical. It can be inhibited by a food supplement which consist of antioxidant.
Rice bran instead of the byproduct of rice prosessing, it also consist of high antioxidant, such as vitamin E
(tocopherol, tocotrienol), γ-oryzanol, and phytosterol. It is proved to be effective in preventing free
radicals. “NANO-RBPlus” is an innovation of rice bran oil development as an anti degenerative food
supplement. The purpose of this research is to know the optimation of rendement and antioxidant activity
of rice bran oil extract. The method used is Response Surface Methodology Central Composite Design
using temperature (X1) with three levels (30, 45, 60 oC) and time (X2) with three levels (1, 2, 3 hours) as
the factors. The result showed the optimum condition reached is in extraction temperature 40.68 0C with
1.13 hours. The validation result showed the rendemen value 4.1348 ± 0.9391% and antioxidant activity

62
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

50.6657 ± 1.8178 %. The result also showed that there is a significant value (P<0.05) of extraction time
and temperature to rendemen value. Meanwhile there is no significant value of extraction time and
temperature to antioxidant activity. The result of optimation obtained will be made into nanoemulsion in
order to increase the digentability. This researched is projected to be the early development of useful food
suplement for the society.

Keywords: antioxidant, degenertive diseases, rice bran, supplement

PENDAHULUAN hasil dari penelitian ini dapat menghasilkan


sebuah suplemen fungsional yang kaya
Indonesia sebagai negara berkembang antioksidan.
masih mempunyai keterbatasan dalam
menanggulangi masalah kesehatan, dimana BAHAN DAN METODE
prevalensi penyakit degeneratif semakin
meningkat. Salah satu penyebab penyakit Alat dan Bahan
degeneratif adalah radikal bebas. Tubuh Alat yang digunakan dalam pembuatan
manusia dapat menetralisir radikal bebas suplemen meliputi timbangan analitik,
bila jumlahnya tidak berlebihan. Berbagai refrigerator, oven , thermometer raksa, shaker
bahan alam di Indonesia banyak waterbath, glassware, bola hisap, homogenizer,,
mengandung antioksidan dengan berbagai spatula kaca dan besi. Alat yang digunakan
bahan aktifnya, salah satunya adalah
untuk analisis meliputi spektrofotometer,
bekatul. Di Indonesia produksi bekatul
timbangan analitik, centrifuge, glassware,
sangat melimpah namun pemanfaatannya
particle size analyzer, Ultra Thorax, vortex, dan
paling banyak hanya sebagai pakan ternak.
Salah satu pemanfaatan lain dari bekatul pipet ukur.
yaitu dapat diambil minyaknya untuk Bahan utama yang digunakan dalam
digunakan sebagai suplemen fungsional. pembuatan suplemen yaitu bekatul yang
Antioksidan pada bekatul terdiri dari didapatkan dari penggilingan padi di kota
beberapa senyawa fitokimia seperti Malang dan diambil kurang dari 24 jam
tokoferol (82.15 μg/g), tokotrienol, dan γ- setelah penggilingan. Bahan lain yang
oryzanol (5.701 mg/g) (Moongngarm, et al., diperlukan yaitu sugar ester, etanol, metanol,
2012) yang bermanfaat melawan radikal DPPH, kuersetin, aquades, Tween 80.
bebas dalam tubuh terutama set kanker,
serta membantu menurunkan kadar Rancangan Penelitian
kolesterol dalam darah. Oleh karena itu, Metode yang digunakan merupakan
minyak bekatul dapat dimanfaatkan sebagai
metode rancangan CCD (Central Composite
suplemen pangan untuk meningkatkan
Design) dari RSM (Response Surface Method).
kualitas kesehatan manusia (Orthoefer,
2005). Dari semua produk suplemen di Faktor yang digunakan adalah suhu
Indonesia, belum ada suplemen pangan ekstraksi (X1) dan waktu ekstraksi (X2),
yang berasal dari minyak bekatul. sedangkan respon yang akan dioptimasi
Oleh karena itu, pada penelitian ini adalah aktivitas antioksidan (Y1) dan
akan dikembangkan suplemen fungsional rendemen ekstraksi (Y2). Suhu ekstraksi
dari ekstraksi minyak bekatul dengan yang digunakan adalah 30°C, 45°C, 60°C
pengembangan metode nano emulsi yang dan waktu ekstraksi yang digunakan yaitu 1
mencegah penyakit degeneratif secara jam, 2 jam, 3 jam. Data faktor dan respon
efektif. Penelitian ini bertujuan untuk yang digunakan selanjutnya dimasukkan ke
mengetahui optimasi rendemen minyak dalam program Design Experts 10 dan secara
bekatul yang menghasilkan respon aktivitas
otomatis program akan membuat rancangan
antioksidan, untuk mengetahui senyawa
penelitian yang terdiri dari 13 running.
bioaktif apa saja yang dapat di ekstraksi dari
Data hasil pengamatan respon optimasi
minyak bekatul serta karakterisasi
nanoemulsi minyak bekatul. Diharapkan dianalisis dengan menggunakan Response

63
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 1. Nilai total rendemen dan aktivitas antioksidan berdasarkan respon suhu dan waktu
ekstraksi
No Variabel sebenarnya Variabel respon
Suhu ekstraksi Waktu ekstraksi Rendemen (%) Aktivitas
(celcius) (menit) Antioksidan (%)
1 30.00 1.00 8.0462 59.8575
2 60.00 1.00 8.7252 39.6989
3 30.00 3.00 9.1308 59.6200
4 60.00 3.00 10.4016 45.2500
5 23.79 2.00 9.0020 35.8500
6 66.21 2.00 8.1188 34.2735
7 45.00 0.59 3.8838 53.5250
8 45.00 3.41 9.4214 43.6752
9 45.00 2.00 8.2338 60.3803
10 45.00 2.00 7.5262 63.8129
11 45.00 2.00 8.8096 60.2138
12 45.00 2.00 7.3688 49.9208
13 45.00 2.00 7.002 54.4374

Surface Methodology pada aplikasi Design evaporasi dengan rotary evaporator selama 5
Expert. Pengolahan data yang dilakukan menit.
meliputi analisis pemilihan model, analisis
ragam (ANOVA), dan penentuan kondisi Uji Antioksidan
optimum. Selanjutnya dilakukan validasi Minyak bekatul ditimbang 0.1 gram.
dan jika hasilnya tidak berbeda nyata Kemudian ditambahkan 3.9 mL metanol.
(tingkat kesalahan <5%) dengan hasil pada Selanjutnya diambil 1 ml dan ditambahkan
software maka nilai optimasi dianggap 6 ml methanol. Diambil 3 ml kemudian
sesuai. ditambahkan 1 ml DPPH dalam metanol 0,2
M. Sampel diinkubasi pada suhu ruang
Metode penelitian selama 30 menit. Setelah itu sampel diukur
Persiapan Sampel absorbansinya dengan menggunakan
Sampel bekatul diayak dengan ayakan spektrofotometer pada panjang gelombang
100 mesh. Sampel dengan ukuran 100 mesh 517 nm.
ditimbang 80 gram dan distabilisasi dengan
menggunakan microwave dengan daya 320 HASIL DAN PEMBAHASAN
Watt selama 5 menit.
Total Rendemen
Ekstraksi Sampel
Uji total rendemen dilakukan pada 13
Sampel ditimbang sebanyak 25 gram
sampel satuan percobaan berdasarkan
pada masing-masing perlakuan dan
program Design Experts dengan sistem
diduplo. Sampel dimasukkan ke dalam
duplo. Hasil dari uji rendemen dapat dilihat
erlenmeyer kemudian ditambahkan N-
pada Tabel 1. Berdasarkan hasil uji ANOVA
hexane sebanyak 150 ml. Sampel di maserasi
dengan model linear diketahui bahwa
dengan shaker water bath sesuai dengan
model berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap
waktu perlakuan. Kemudian sampel
hasil uji rendemen. Faktor waktu (X2)
disaring dengan kertas saring halus. Filtrat
berpengaruh signifikan (P<0.05) terhadap
ditempatkan pada wadah tertutup. Untuk
rendemen (Gambar 1).
memperoleh minyak bekatul dilakukan

64
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 2 Hasil uji ANOVA respon total rendemen (Terlampir)


Source Some of df Mean F Value P Value Keterangan
Squares Square
Model 14.09 2 7.04 4.52 0.0400 Significant
A-Suhu 0.061 1 0.061 0.039 0.8467
B-Waktu 14.02 1 14.02 9.00 0.0133 Significant
Residual
Lack of fit 13.48 6 2.25 4.27 0.0907 Not significant
Pure Error 2.10 4 0.53
Cor Total 29.67 12

Hal ini sesuai dengan pendapat Natsir diketahui hanya faktor X12 (suhu) yang
(2009) yang menyatakan bahwa waktu memberikan pengaruh nyata (lihat Gambar
ekstraksi mempengaruhi jumlah minyak 2). Nilai lack of fit (ketidaksesuaian model)
dedak yang diperoleh. Semakin lama waktu memberikan pengaruh yang tidak signifikan
ekstraksi, semakin lama pula waktu kontak (P>0.05), artinya data yang diperoleh bisa
antara pelarut n-hexane dengan sampel diterima secara statistik. Hasil uji ANOVA
sehingga semakin banyak zat terlarut yang dapat dilihat pada Tabel 3.
terkandung di dalam padatan yang terlarut Suhu dan waktu ekstraksi tidak
di dalam pelarut (Natsir, 2009). Berdasarkan memberikan pengaruh nyata (P>0.05)
uji ANOVA diketahui bahwa lack of fit terhadap aktivitas antioksidan dikarenakan
(ketidaksesuaian model) memberikan beberapa faktor, diantaranya suhu ekstraksi
pengaruh yang tidak signifikan (P>0.05) yang digunakan tidak cukup tinggi yang
(lihat Tabel 2), artinya data yang diperoleh dapat menyebabkan senyawa antioksidan
bisa diterima secara statistik. rusak. Menurut Srisaipet, et al. (2014)
senyawa γ-oryzanol pada minyak bekatul
dapat tahan sampai dengan suhu 120oC.
Minyak bekatul yang digunakan secara
komersial juga memiliki titik didih yang
tinggi, yaitu mencapai 475oF (Patel, et al.,
2004).

Gambar 1. Pengaruh suhu dan waktu


terhadap rendemen

Aktivitas Antioksidan
Hasil uji aktivitas antioksidan pada
13 satuan percobaan dengan sisitem duplo
dapat dilihat di Tabel 1. Berdasarkan hasil
uji ANOVA dengan model kuadratik
diketahui bahwa model tidak berpengaruh Gambar 2. Pengaruh suhu dan waktu
nyata (P>0.05) terhadap aktivitas. Faktor ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan
suhu dan waktu serta interaksi antara suhu
dan waktu tidak memberikan pengaruh Optimasi
nyata (P>0.05) terhadap aktivitas Optimasi yang disarankan oleh
antioksidan. Berdasarkan uji ANOVA program Design Expert dicapai pada
ekstraksi suhu 40.68oC Waktu 1.13 jam

65
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dimana program memprediksi nilai formulasi tambahan dalam pangan yang


rendemen 6.95147% dan aktivitas dapat meningkatkan ketersediaan
antioksidan 57.9185% . Prediksi ini memiliki komponen bioaktif (Tan and Nakajima,
desirability 0.706. Validasi telah dilakukan 2005).
berdasarkan suhu dan waktu yang
disarankan Design Experts dan didapatkan SIMPULAN
nilai rendemen 4.1348 ± 0.9391 % dan
aktivitas antioksidan 50.6657 ± 1.8178 %. Berdasarkan penelitian yang telah
Hasil optimasi yang disarankan oleh dilakukan didapatkan hasil bahwa waktu
program dapat juga dibuat ke dalam kurva ekstraksi berpengaruh nyata (P<0.05)
3 Dimensi seperti pada Gambar 3. terhadap rendemen. Sedangkan suhu dan
waktu ekstraksi tidak berpengaruh nyata
terhadap aktivitas antioksidan. Hasil
optimasi didapatkan pada perlakuan suhu
ekstraksi 40.68 derajat waktu 1.13 jam. Hasil
validasi menunjukkan nilai rendemen 4.1348
± 0.9391 % dan aktivitas antioksidan 50.6657
± 1.8178 %.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih penulis sampaikan


kepada semua pihak yang telah membantu
Gambar 3. Kurva hasil optimasi dalam dalam penelitian ini, terutama kepada
bentuk 3 Dimensi Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia yang telah memberikan
Nanoemulsi bantuan pendanaan penelitian sehingga
Nanoemulsi merupakan emulsi dengan penelitian ini dapat terlaksana.
ukuran droplet berukuran nano (20-200 nm).
Nanoemulsi dianggap lebih stabil karena DAFTAR PUSTAKA
tahan terhadap creaming dan flokulasi
Moongngarm, A, Daomukda N, Khumpika
karena memiliki gerak Brown yang tingg
S. 2012. Chemical Compositions,
dan stabilitas steriknya yang efisien
Phytochemicals, and Antioxidant
(Wooster, et al., 2008). Dalam industri
Capacity of Rice Bran, Rice Bran Layer,
pangan, nanoemulsi komponen bioaktif
and Rice Germ. APCBEE Procedia Vol. 2
yang memungkinkan digunakan sebagai

Tabel 3. Hasil uji ANOVA respon aktivitas antioksidan

Source Some of df Mean F Value P Value Keterangan


Squares Square
Model 761.64 5 152.33 2.26 0.1581 Not Significant
A-Suhu 168.89 1 168.89 2.51 0.1571 Not Significant
B-Waktu 9.28 1 9.28 0.14 0.7213 Not Significant
AB 8.38 1 8.38 0.12 0.7345 Not Significant
A2 566.83 1 566.83 8.43 0.0229 Significant
B2 35.45 1 35.45 0.53 0.4914 Not Significant
Residual 470.79 7 67.26
Lack of fit 348.77 3 116.26 3.81 0.1145 Not significant
Pure Error 122.02 4 30.50
Cor Total 1232.43 12

66
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

pp 73-79.
Natsir, S, Fitriyanti, Kamila H. 2009. Ekstraksi
Dedak Padi Menjadi Minyak Mentah
Dedak Padi (Crude Rice Bran Oil)
dengan Pelarut N-Hexane dan Ethanol.
Jurnal Teknik Kimia No.2 Vol.16 April
2009
Orthoefer, F. T. 2005. Rice Brain Oil. In
Bailey’s Industrial Oil and Fat Products,
Sixth Edition. New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Patel M and Naik SN. 2004. Gamma –
oryzanol from Rice Bran Oil – A Review.
Journal of Scientific and Industrial
Research Vol.63 pp 569-578
Srisaipet A., and Nuddagul M. 2014.
Influence of Temperature on Gamma-
Oryzanol Stability of Edible Rice Bran
Oil during Heating. International Journal
of Chemical Engineering and Applications,
Vol. 5, No. 4, August 2014
Tan, C.P. and Nakajima. 2005. Β-Carotene
Nanodispersions : Preparation,
Characterization and Stability Evaluation.
Food Chemistry 92: 661-671
Wooster, T.J., Golding M., Sanguansri P.
2008. Impact of Oil Type on Nanoemulsion
Formation and Ostwald Ripening Stability.
Langmuir 24: 12758-12765

67
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

“SEBLAK SUWENG” SEBLAK BASAH INSTAN SEBAGAI INOVASI


FUSION FOOD SEBLAK TRADISIONAL DENGAN CITARASA ASIA
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENTRIFUGAL BERBASIS EDUKASI
WAYANG INDONESIA MENUJU MEA

“Seblak Suweng” Instant Wet Seblak As Fusion Food Inovation of Traditional


Seblak with Asia Taste Using Centrifugal Technology that Indonesia’s Puppet
Education Based Towards MEA

Lisa Imro’atus Sholikhah1*, Asri Nur Aisyah1, Wahyu Tri Harsono1, Aida Nur Laili1, M. Rafiur
Reza2

1Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya, Malang


2Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP Universitas Brawijaya, Malang
*Email: lisaimroatus@gmail.com
Jl. Veteran, Malang 65145

ABSTRAK
Seblak merupakan makanan khas Jawa Barat terbuat dari kerupuk aci dan bumbu
rempah dengan rasa khas pedas. Seblak disajikan manual, dibuat secara langsung oleh
pedagang ketika ada pembeli karena seblak kurang nikmat jika disajikan dalam keadaan
dingin. Hal ini memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, gaya hidup modern dan tingkat
aktivitas yang tinggi menjadikan masyarakat menginginkan segala sesuatu serba instan dan
praktis. Cita rasa seblak cenderung monoton dan kurang memiliki nilai fungsional menjadikan
konsumen bosan. Di sisi lain, budaya wayang mulai dilupakan oleh generasi muda dan
kurangnya inovasi pelestarian. Melihat peluang tersebut, kami menciptakan inovasi produk
“SEBLAK SUWENG”, seblak basah instan dengan cita rasa red curry (Thailand) dan laksa
(Singapura). Inovasi produk perpaduan (fusion food) seblak khas Indonesia dengan bumbu khas
Asia. Berbahan dasar kerupuk udang dengan bumbu rempah-rempah pilihan tanpa bahan
kimia yang dilengkapi topping sosis dan nori untuk menambah nilai fungsional produk. Seblak
Suweng memiliki ikon wayang (red curry: hanoman, laksa: arjuna) dan pada tutup kemasan
terdapat deskripsi singkat wayang tersebut untuk menambah wawasan konsumen. Produk ini
mudah disajikan, praktis dan ekonomis, dapat dinikmati setiap saat, edukatif, serta memiliki
umur simpan lebih panjang karena teknologi sentrifugal meminimalisir kerusakan oksidasi dan
terdapat senyawa antimikrobia alami dari rempah-rempah. Adanya berbagai keunggulan
produk yang kami miliki, kami yakin produk Seblak Suweng mampu menguasai pasar secara
global.
Kata kunci: functional food, fusion food, laksa, seblak instan, red curry

ABSTRACT
Seblak is West Java’s traditional food made from aci kerupuk and spices seasoning with hot spicy
unique taste. Seblak is served manually and made directly by the seller when there is buyer because it is
less delicious if served in cold condition. It takes long time. Beside that, modern lifestyle and high activity
make society want many things become instant and simple. The taste of seblak tends monotonous and less
nutritive caused the consumer become bored. In other side, puppet culture began to be forgotten by young
generation and less perpetuation innovation. Looking up that opportunity, we created product innovation
“SEBLAK SUWENG” instant wet seblak with red curry (Thailand) and laksa (Singapore) taste. Product
innovation of fusion food, seblak from Indonesia with special seasoning from Asia. The raw material is
shrimp kerupuk with selected spices seasoning without any chemical additive and completed with sausage
and seaweed toppings for increasing the functional value of product. Seblak Suweng has puppet icon (red
curry : hanoman, laksa : arjuna) and there is short description about puppet in the lid of cup for
additional knowledge to consumer. This product is easy to be served, simple and economical, can be

68
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

enjoyed whenever, educative, and also it has longer storange time because sentrifugal technology that is
applied can minimize the oxidative damage and there is natural antimicrobial substances from spices.
With these superiorities of our product, we believe that Seblak Suweng product can take-over the market
globally.

Keywords : functional food, fusion food, instan seblak, laksa, red curry

PENDAHULUAN dapat menjadi alternatif pangan fungsional


yang sehat dan bersifat edukatif wayang,
Indonesia memiliki beragam kuliner mengetahui strategi pemasaran seblak agar
yang unik, menarik, penuh cita rasa dan diterima oleh seluruh kalangan masyarakat
menggugah selerah sehingga membuat luas dan berdaya saing MEA, serta
masyarakat memiliki hobi berkuliner. mendirikan perusahaan pangan Seblak
Produsen terus berupaya untuk Suweng yang beromzet tinggi dan mampu
menciptakan produk-produk makanan baru memberdayakan banyak pekerja sehingga
untuk memenuhi selera konsumen. Namun, membuka lapangan kerja yang besar dan
hanya sedikit yang berhasil karena beberapa mengurangi pengangguran.
sebab yaitu sedikitnya produk yang benar-
benar diformulasikan dengan baik, BAHAN DAN METODE
perkembangan produk makanan terhambat
akibat terbatasnya keinginan pasar untuk Bahan
menguji dan menerima produk makanan Bahan utama yang digunakan adalah
baru atau diperbaharui, produk yang kerupuk udang, rempah-rempah, cabe, nori
sedang diperkenalkan harus disesuaikan dan sosis. Bahan tambahan lain yang
dengan pasar yang dimasuki, perusahaan dibutuhkan adalah gula pasir, garam dan
makanan selama ini tidak cukup terasi. Seluruh bahan yang digunakan
berorientasi pada pasar. diperoleh dari pasar Besar, Malang.
Beberapa produk telah diluncurkan
oleh produsen kuliner, salah satunya adalah Alat
seblak khas Bandung. Seblak yang ada yang Alat yang digunakan dalam kegiatan
ada sekarang ini kurang memiliki nilai ini adalah kompor, alat penggorengan,
fungsional produk karena hanya blender, hand sealer, spinner, pisau, sendok,
mengandung karbohidrat. Selain itu, cita piring dan papan potong.
rasa seblak yang kurang inovatif
mengakibatkan masyarakat menjadi bosan. Metode
Penjualan seblak secara konvensional cukup
memakan waktu karena harus dibuat secara Persiapan
langsung saat pembeli datang. Hal ini Kegiatan ini akan dilaksanakan sesuai
menyebabkan seblak menjadi kurang jadwal yang telah ditentukan dan
praktis karena tidak dapat disajikan dengan diperlukan waktu selama 4 bulan. Proses
cepat, tidak dapat dinikmati kapanpun dan produksi akan dilaksanakan di tempat
di manapun. Kondisi ini mendorong produksi yang sengaja disewa. Lokasi untuk
masyarakat lebih menyukai segala sesuatu memproduksi “SEBLAK SUWENG” akan
serba instan. Namun, produk pangan instan dipertimbangkan terkait efisiensi tempat,
dikhawatirkan kurang sehat karena banyak waktu dan biaya untuk melakukan proses
mengandung bahan tambahan pangan produksi, terutama tempat yang dekat
kimia yang tidak baik bagi kesehatan. dengan sumber bahan baku.
Bermula dari ini, perlu dilakukan inovasi
produk seblak basah instan yang praktis, Pemantapan Riset Pasar
aman untuk kesehatan, memiliki nilai Pemantapan Riset Pasar dilakuan
fungsional dan disajikan dengan rasa yang untuk melihat bagaimana kesadaran
berbeda. konsumen mengenai pola konsumsi jajanan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk sehat, supaya kita tahu pangsa pasar yang
menghasilkan inovasi produk seblak yang dituju. Selain itu, dilakukan pula survey

69
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

tempat yang berpotensi untuk pemasaran. Malang dilakukan dengan cara berjualan
Pembelian bahan baku dan alat penunjang langsung dengan mengikuti bazar-bazar
dilakukan setelah survey pasar dan secara makanan. Sedangkan untuk memenuhi
kontinyu sesuai dengan kebutuhan proses keinginan konsumen yang berada di luar
produksi. Pembelian alat-alat pun juga kota Malang, kami melakukan penjualan
dilakukan untuk menunjang proses secara online dan bekerja sama dengan jasa
produksi Seblak Suweng. pengiriman barang untuk mengirimkan
produk kami hingga ke tangan konsumen.
Perancangan strategi pemasaran
Strategi pemasaran Seblak Suweng Promosi (Promotion)
dilakukan berdasarkan bauran 4P: Strategi pemasaran produk kami yaitu
melalui Online dan Offline. Pemasaran secara
Produk (Product) online kami lakukan secara efektif dan
SEBLAK SUWENG merupakan inovasi efisien melalui jejaring sosial. Pemasaran
produk dari seblak berbahan baku kerupuk secara online akan efektif untuk
aci khas kota Bandung berupa fussion food memperluas lokasi pemasaran karena
yakni perpaduan masakan dari dua negara informasi produk dapat menjangkau
berbeda. Produk ini adalah seblak basah konsumen yang berada jauh dari lokasi
instan yang terbuat dari kerupuk udang dan produsen. Promosi Seblak Suweng via online
terdiri dari dua varian rasa yaitu rasa Red yaitu melalui line@ (@sra0596v), website
Curry khas Thailand serta Laksa khas resmi (www.seblak-suweng.com) dan
Singapura. Pembuatan bumbu whatsapp (085736149490). Produk ini hadir
menggunakan rempah-rempah lokal yang dengan tambahan sisi edukasi yang
tidak berbeda jauh dengan masakan tercantum pada kemasan bagian atas yaitu
Indonesia sehingga mudah diterima oleh berupa sejarah anoman yang merupakan
lidah masyarakat Indonesia. Selain itu, icon dari Seblak Suweng, Hal ini tentu tanpa
Seblak Suweng ini menggunakan topping melupakan fungsi utama sebagai media
sosis dan nori yang mampu pemasaran. Sedangkan untuk pemasaran
menyempurnakan sajian Seblak Suweng. offline, kami menjual produk ini secara
Setiap varian rasa seblak suweng langsung ke konsumen dan mengikuti bazar
mengangkat 1 tokoh wayang. Rasa red curry makanan dalam event-event di Kota Malang.
mengangkat tokoh Hanoman dan rasa laksa Dalam memasarkan produk, kami
mengangkat tokoh Arjuna. Bahan baku memberikan informasi kepada masyarakat
yang berkualitas serta memiliki kandungan mengenai kelebihan yang dimiliki produk
nutrisi yang tinggi mampu menjawab kami seperti praktis, murah, unik, kaya rasa,
kebutuhan konsumen akan makanan sehat memiliki nilai fungsional produk, bebas
di era sekarang. Serta kemasan yang bahan pengawet dan sehat. Kami juga
edukatif, unik, praktis, dan menarik mampu mengajak masyarakat mengenal kembali
memberikan alternatif lain dalam sejarah tokoh wayang melalui kemasan
mengembangkan dan melestarikan budaya yang kami gunakan dengan mengangkat
wayang Indonesia. Selain itu juga dapat beberapa tokoh wayang sebagai ikon untuk
mengenalkan budaya wayang secara global. setiap varian produk. Hal ini dilakukan agar
masyarakat kembali mencintai wayang
Harga (Price) sebagai warisan budaya Indonesia.
Harga tiap kemasan adalah Rp.
10.000,00 untuk kemasan dengan berat Pengajuan Legalitas
bersih 80 gram. Produk yang kami tawarkan Tahap selanjutnya adalah pengajuan
memiliki dua varian rasa Laksa khas legalitas seperti HKI (Hak atas Kekayaan
Singapura dan Red curry khas Thailand. Intelektual), sebagai produk inovasi
pertama tentu Seblak Suweng harus
Tempat (Place) memiliki legalitas ini. Selain itu, sertikasi
Lokasi pemasaran produk kami Seblak Suweng dengan cara pengurusan
meliputi Kota Malang dan kota-kota besar halal dari MUI. Tujuannya untuk
di Indonesia. Pemasaran produk di Kota memperluas pemasaran, penguatan

70
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Branding dan hak kepemilikan produk yang hukum terhadap suatu produk dan
kami gagas serta mendapat kepercayaan memberikan kepastian hukum terhadap
masyarakat. produk dan bagi pemegang hak ekslusif
terhadap merek tersebut. Sehingga setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN produk diwajibkan untuk mendaftaran
merek dagangnya untuk mencegah adanya
Pelaksanaan Produksi penjualan dengan merek yang sama. Produk
Seblak Suweng mulai diproduksi pada pangan juga harus memiliki sertifikasi halal
14 April 2017. Seblak suweng merupakan agar konsumen percaya dan merasa aman
seblak basah instan sehingga pembuatannya ketika mengonsumsi suatu produk.
tidak perlu dilakukan di oulet sesuai Pengolahan pangan yang diproduksi oleh
pesanan konsumen tetapi dapat dinikmati Industri Rumah Tangga wajib untuk
kapanpun dan dimanapun. Pelaksanaan memiliki Sertifikat Produksi Pangan
produksi bertempat di Jalan Pahlawan IV- Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang
C/6, Balearjosari, Malang. Proses produksi diterbitkan oleh Bupati atau Walikota dan
dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu Kepala Badan Pengawas Obat dan
mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB. Makanan. Produk pangan yang akan
Proses produksi terdiri dari 3 tahapan dipasarkan juga harus diketahui komposisi
yaitu pengolahan kerupuk udang, gizi, adanya bahan tambahan pangan serta
pembuatan bumbu, dan pembuatan nilai kualitas produk pangan sehingga
topping. Kerupuk udang yang diperoleh segala jenis klaim yang diberikan mampu
dari supplier digoreng sangrai. Bumbu untuk dipertanggung jawabkan.
seblak dibuat dari rempah-rempah asli Seblak Suweng tengah dalam proses
Indonesia tanpa bahan tambahan pangan pendaftaran merek dagang kepada
kimia yang dihaluskan kemudian ditumis Direktorat Jendal Hak Kekayaan Intelektual
hingga menjadi pasta. Penambahan topping (Dirjen HAKI) melalui LPPM Universitas
berupa nori lembaran yang telah dipotong Brawijaya. Selain itu, Seblak Suweng juga
kecil-kecil dan sosis yang digoreng kering. dalam tahap pengumpulan berkas untuk
Lalu, bumbu dan topping dikemas secara persyaratan pendaftaran sertifikasi Halal
rapat menggunakan plastik agar lebih dan P-IRT (Pangan Industri Rumah
praktis. Terakhir adalah proses pengemasan Tangga). Seblak Suweng sedang melakukan
produk menggunakan paper pack yang telah pengujian analisa pangan di Laboratorium
diberi label. Pada bagian tutup paper pack Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan
terdapat label yang berisi cerita edukatif Jurusan Teknologi Pertanian Universitas
tentang ikon wayang Seblak Suweng. Brawijaya untuk mengetahui kandungan
Produksi dilakukan untuk memenuhi gizi dari Seblak Suweng.
permintaan konsumen melalui sistem pre-
order dengan memanfaatkan media sosial Penjualan
seperti instagram dan line. Jangkauan pasar Penjualan Seblak Suweng mengalami
seblak suweng cukup luas, meliputi kota- peningkatan setiap bulannya. Pada bulan
kota besar di Pulau Jawa antara lain April penjualan Seblak Suweng varian rasa
Malang, Surabaya, Jakarta dan Jogjakarta. Red-Curry mencapai 93 pack. Pada
Selain dengan sistem tersebut, penjualan pertengahan bulan Mei penjualan Seblak
Seblak Suweng juga dilakukan pada bazaar Suweng varian rasa Red-Curry mencapai 100
seperti Pesta Wirausaha TDA Jakarta. pack. Tingginya penjualan disebabkan
Seblak Suweng mengikuti event bazaar
Sertifikasi Produk dan Analisa Pangan kewirausahaan di Jakarta. Hal ini
Merek berfungsi sebagai pembeda dari menunjukkan bahwa Seblak Suweng
produk barang maupun jasa sejenis. mampu diterima oleh masyarakat dan
Penggunaan merek juga berfungsi sebagai memiliki potensi untuk dikembangkan
jaminan nilai hasil produksi khususnya dengan perluasan jangkauan pasar serta
mengenai kualitas suatu produk yang inovasi produk.
dihasilkan. Pendaftaran paten merek
berfungsi untuk memberikan perlindungan

71
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Keuangan bulan
Keuangan merupakan aspek penting = 5,53 bulan
yang perlu diperhatikan dalam pendirian Dengan menjual 500 pack Seblak
usaha pangan Seblak Suweng. Analisa Suweng setiap bulannya, maka diperkirakan
kelayakan usaha perlu dilakukan sebelum pengembalian modal yang dibutuhkan
penjualan dimulai untuk menghindari sebesar 5,53 bulan.
adanya kerugian. f. Break Event Point
= Nilai Penyusutan per Bulan : 1 –
Analisa Kelayakan Usaha (Biaya Habis Pakai : Hasil Usaha)
Penentuan harga jual produk perlu = 307.284 : 1 – (2.867.250 : 5.000.000)
dilakukan analisa kelayakan usaha terlebih = 307.284 : 0,427
dahulu sehingga dapat diketahui harga = Rp 720.393,86 ~ 72,04 buah
pokok produksi dan waktu pengendalian Artinya, usaha tidak rugi dan tidak
modal. Jumlah modal yang dibutuhkan untung (impas) saat dihasilkan pendapatan
untuk pendirian usaha ini sebesar Rp sebesar Rp 720.384 atau terjual sebanyak 73
9.543.250,-. Kapasitas produksi dan buah dari penjualan.
penjualan Seblak Suweng selama 1 bulan
diperkirakan mencapai 500 pack. SIMPULAN

Harga Nett/HPP Seblak Suweng merupakan usaha


= (Nilai Penyusutan per bulan + Biaya bisnis di bidang kuliner yang mengangkat
Habis Pakai + Perjalanan) / Kapasitas makanan khas Indonesia yaitu Seblak.
Produksi Usaha ini mengembangkan dan
= (307.284 + 2.867.250 + 119.000) / 500 menginovasi seblak ke dalam bentuk yang
= Rp 6.587,068 cepat saji, modern, serta praktis. Seblak
Setelah diketahui harga pokok Suweng merupakan inovasi produk dari
produksi, Seblak Suweng menentukan seblak berbahan baku kerupuk aci khas kota
harga jual sebesar Rp 10.000,-. Bandung berupa fussion food yakni
a. Biaya Produksi perpaduan masakan dari dua negara
= Biaya Habis Pakai + Nilai Penyusutan berbeda. Produk ini adalah seblak basah
per Bulan instan yang terbuat dari kerupuk udang dan
= 2.867.250 + 307.284 terdiri dari dua varian rasa yaitu rasa Red
= Rp 3.174.534 Curry khas Thailand serta Laksa khas
b. Hasil Usaha Singapura. Pembuatan bumbu
= Jumlah Produksi x Harga Jual menggunakan rempah-rempah lokal yang
= 500 x 10.000 tidak berbeda jauh dengan masakan
= Rp 5.000.000 Indonesia sehingga mudah diterima oleh
c. Keuntungan lidah masyarakat Indonesia. Selain itu,
= Hasil Usaha – Biaya Produksi Seblak Suweng ini menggunakan topping
= 5.000.000 – 3.174.534 sosis dan nori yang mampu
= Rp 1.825.466 menyempurnakan sajian Seblak Suweng.
d. R/C (R=Review/Pendapatan,
C=Cost/pengeluaran)
= Hasil Usaha : Biaya Produksi UCAPAN TERIMA KASIH
= 5.000.000 : 3.174.534
= 1,575 Terima kasih kepada semua pihak yang
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang telah memberikan bantuan dan bimbingan
dikeluarkan untuk produksi dalam penulisan jurnal ini, yakni kepada :
menghasilkan penerimaan sebesar 1. Allah SWT yang telah melimpahkan
1,575 rupiah rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat
e. Jangka Waktu Pengembalian Modal menyelesaikan jurnal ini.
= (Modal awal+gaji karyawan): 2. Orang tua yang telah memberikan
Keuntungan x Lama Produksi dukungan baik secara riil maupun
= (9.543.250 + 550.000): 1.825.466 x 1 material.

72
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

3. Bapak Jaya Mahar Maligan, STP. MP


selaku Dosen Pembimbing yang
memberikan masukan selama kegiatan
wirausaha ini.
4. Ibu Prof. Dr. Teti Estiasih, STP., MP,
selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian.
5. Teman-teman yang selalu memberikan
dukungan dan semangat selama
penyusunan jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K. 2010. Gizi dan Pola Hidup Sehat.


Bandung : Yrama Widya.
Milanti, Orisya Syam. 2012. Analisis
Pengaruh Experimental Marketing dan
Elektronik Word of Mouth terhadap
Brand Awareness dan Purchase
Intention. Depok : Universitas
Brawijaya
Nilsen, A. C. 2008. Majalah Appetite
Journay, I/V/Okt 2008.
Resipitory.upi.edu. Diakses pada
tanggal 1 Mei 2017.
Richman. 2013. Kandungan Nutrisi dan
Manfaat Kunyit. http://caping.lsdpqt.
org/2013/05/kandungan-nutrisi-dan-
manfaat-kunyit.html. Diakses pada
tanggal 1 Mei 2017.
Rukmana, Rahmat. 2015. Usaha Tani Jahe.
Yogyakarta : Kanisius
Suprapti, M. Lies. 2002. Teknologi Tepat
Guna Membuat Terasi. Yogyakarta :
Kanisius
Suprapti, M. Lies. 2005. Kerupuk Udang
Sidoarjo. Yogyakarta : Kanisius
Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-
1995)
Waluyani, Dyah O. 2012. Diakses dari
http://food.detik.com/read/2012/04/
16/171113/1893709/900/makan-nori-
berlebihan-bisa-tingkatkan-resiko-
kanker. Diakses pada tanggal 2 Mei
2017
WiseGreek. 2013. California Cuisine.
Retrived from http://www.wisegeek.
com/what-is-california-cuisin.html

73
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

ANTARES: INOVASI ANTISEPTIK TANPA RESIDU UNTUK


MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI DEMI TERWUJUDNYA
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
ANTARES: Antiseptic Innovation Without Residue to Improve the Quality of
Cow Milk for the Realization of Sustainable Development Goals

Rizal Pandu Syahputra*1, Muhamad Ferian Hendrasmara2, Muhamad Fahmi Firdaus3

1,2,3 Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya, Malang


*Email: rizalpandu96@yahoo.co.id

ABSTRAK
Peningkatan kebutuhan susu sapi oleh masyarakat saat ini belum diimbangi oleh
kualitas produktivitas susu yang baik oleh peternak. Penggunaan bahan kimia seperti iodine,
chlorhexidine dan chlorin sebagai antiseptik pada proses pemerahan susu sapi dapat
menimbulkan residu pada susu yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Kaitannya
dalam mewujudkan Sustainable Development Goals nomor 3 tentang peningkatan kualitas
kesehatan, maka perlu adanya satu inovasi baru terkait hal ini. Salah satu inovasi tersebut
adalah melalui pemanfaatan bahan alam dari limbah bonggol nanas dan limbah tempurung
kelapa sebagai bahan antiseptik tanpa residu (ANTARES). Kandungan enzim bromelin dalam
limbah bonggol nanas memiliki aktivitas antimikrobial dan anti-inflamasi sehingga dianggap
tepat untuk digunakan dalam upaya preventif terhadap penyakit mikrobial pada sapi perah
yang dapat mempengaruhi kualitas susu. Terutama adalah penyakit mastitis. Selain itu,
kandungan biosurfaktan yang didapatkan dari tempurung kelapa berpotensi sebagai detektor
mastitis pengganti reagent CMT. Hal ini didasari pemikiran bahwa harga reagent CMT yang
mahal tidak mampu menjangkau peternak skala kecil-menengah sehingga perlu adanya
alternatif detektor mastitis yang lebih murah. Efektivitas ANTARES akan diuji melalui uji
langsung dan metode inokulasi bakteri secara in vitro dengan berbagai konsentrasi. Apabila
sudah ditemukan konsentrasi yang tepat, tahapan selanjutnya adalah homogenasi. Tahap
homogenasi ini akan menghasilkan satu larutan yang memiliki fungsi ganda sebagai detektor
terhadap mastitis dan fungsi sebagai antiseptik yang tidak meninggalkan residu pada susu
sapi. Sehingga akan dihasilkan susu sapi yang sehat dan aman dikonsumsi.
Kata kunci: Antiseptik, Residu, Mastitis, Bromelin, Biosurfaktan

ABSTRACT
Increasing the cow milk by the community now has not offset by the quality of productivity good
milk by farmers.The use of chemicals like iodine , chlorhexidine and chlorine as an antiseptic in the
process of milking cow milk could cause residue in milk is bad for human health. Relation to sustainable
development goals number 3 on improvement the quality of life , we need of a new innovations in such
cases .One of the innovation is through the use of the nature of waste holm pineapple and waste kneecap
coconut as a antiseptic without residue ( antares ). The enzyme bromelin in sewage holm pineapple
having antimikrobial activity and anti-inflamasi so considered appropriate for use in preventive measures
against disease mikrobial on dairy cows that can affect the quality of milk .Especially disease is mastitis
.In addition , the biosurfaktan or kneecap coconut potentially detector mastitis as a substitute reagent
cmt. This was based on the notion that the price of reagent expensive cmt not capable of reaching small
middle rancher scale so that it needed a detector mastitis alternative cheaper .Antares effectiveness will be
tested through direct and test a method of inoculation bacteria in vitro with various concentration .When
it has discovered the concentration of proper , next phase is homogenasi .Homogenasi stage it will produce
one solution that has a dual function as against mastitis detector and function as an antiseptic that does
not leave a residue on milk cow .So that will be produced milk cow a healthy and safe to be consumed.
Keyword: Antiseptic, Residue, Mastitis, Bromelin, Biosurfactan

74
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN menimbulkan bahaya apabila dikonsumsi


manusia, yakni berupa timbulnya resistensi
Sapi perah masih menjadi salah satu pada mikroba sehingga mikroba patogen
komoditas peternakan utama di Indonesia. menjadi lebih kuat dan sulit untuk dibunuh
Tercatat populasi sapi perah di Indonesia oleh sistem imun yang pada akhirnya akan
pada tahun 2011 mencapai 597,1 ribu ekor menimbulkan gangguan kesehatan pada
dengan jumlah sapi perah betina mencapai manusia. Kaitannya dalam mewujudkan
79% dari seluruh populasi yang ada. Sustainable Development Goals nomor 3
Jumlah populasi tersebut selalu mengalami tentang peningkatan kualitas kesehatan,
peningkatan sebanyak 5,3% pertahun maka perlu adanya satu inovasi baru untuk
(Kementan, 2011). Peningkatan angka mengatasi hal ini.
populasi sapi perah di Indonesia tidak lain Disisi lain, limbah bonggol nanas
juga diakibatkan oleh semakin (Ananas comocus) dan limbah tempurung
meningkatnya kebutuhan susu lokal. Di kelapa (Cocos nucifera) merupakan bahan
Indonesia sendiri angka produksi susu yang berpotensi untuk dimanfaatkan dalam
pertahun selalu mengalami peningkatan pengendalian mastitis secara alami.
sebesar 12,6% pertahun (Goldbreg, 2005). Bonggol nanas dapat digunakan sebagai
Namun, walaupun produksi susu selalu antibakteri dan anti-inflamasi dari
mengalami peningkatan tiap tahunnya, kandungan enzim Bromelin di dalamnya.
peternak masih harus berhadapan dengan Sedangkan pada limbah tempurung kelapa
ancaman-ancaman kerugian yang berkaitan memiliki kandungan surfaktan, dimana
dengan kesehatan sapi perah, salah satunya surfaktan adalah zat yang dapat digunakan
adalah mastitis. untuk mendeteksi mastitis (Pratomo dkk,
Mastitis adalah peradangan pada 2012). Oleh karena itu dalam penelitian ini
jaringan internal ambing yang diakibatkan akan diujicobakan untuk mereaksikan
karena berbagai hal yakni: infeksi bakteri, Enzim Bromelin dari limbah kulit dan
jamur, kerusakan fisik, atau karena paparan bonggol nanas serta surfaktan dari limbah
zat kimia (Anri, 2008). Selain itu bakteri serabut dan tempurung kelapa sehingga
jenis ini juga sangat mudah menular dan diharapkan akan didapatkan satu larutan
sulit untuk dikendalikan (Krik dan dengan fungsi ganda sebagai antiseptik teat
Lauerman, 1994) . Selama ini, pengendalian dipping untuk tindakan preventif dan
mastitis oleh peternak lebih banyak detektor mastitis pada sapi perah yang
dilakukan pada tahap pra-pemerahan dan selanjutnya akan diuji efektiftasnya sebagai
post-pemerahan. Pada tahap pra- pengendali mastitis.
pemerahan, peternak kebanyakan
melakukan deteksi mastitis menggunakan BAHAN DAN METODE
reagen CMT (California Mastitis Test).
Sedangkan pada post-pemerahan, peternak Bahan
menggunakan metode teat dipping untuk Bahan yang digunakan dalam
mencegah infeksi bakteri dengan memakai penelitian ini adalah limbah tempurung
antiseptik. Hanya saja kedua bahan kelapa, natrium bisulfit (NaHSO3), aquades
tersebut memiliki kelemahan, reagen CMT (H20), asam asetat (CH3COOH), Asam
memiliki harga yang terbilang cukup sulfat (H2SO4), dan LAS (Linear Alkyl
mahal, sedangkan antiseptik yang dipakai Benzene Sulfonate) sebagai larutan
untuk teat dipping adalah bahan-bahan pembanding, limbah bonggol nanas,
kimia seperti iodine, chlorhexidine dan Streptococcus sp, Brain Heart Infusion Agar,
chlorin sehingga dikhawatirkan akan Amonium sulfat, natrium sulfat, akuades
menimbulkan residu pada ambing sapi. steril, spirtus, paperdisk, spidol, kapas.
Adanya residu ini dapat mencemari
susu sapi apabila digunakan dalam jangka Alat
waktu yang lama, akibatnya zat residu dari Alat yang digunakan pada penelitian
antiseptik tersebut akan masuk ke dalam ini adalah oven, labu leher tiga, motor
susu dan mencemari susu sapi. Susu sapi pengaduk dan impeler, pemanas, water
yang telah tercemar residu antiseptik dapat bath, thermometer, statif, klem, blender,

75
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

sentrifuge, pH meter, timbangan elektrik, menit suhu 15℃ dan supernatan


thermometer, pengaduk magnet, dipisahkan. Endapan segera ditambah
refrigerator, kantong selofan, buffer natrium asetat pH 6 sehingga
spektrofotometer UV-Vis, inkubator dan diperoleh suspensi enzim.
alat- alat gelas untuk analisis. Langkah selanjutnya suspensi enzim
bromelin dimasukkan dalam kantong
Metode selofan dan dilakukan dialisa dalam almari
Rancangan yang digunakan dalam pendingin suhu 4℃. Dialisis dilakukan
penelitian ini adalah eksperimntal selama 24 jam. Pada 4 jam pertama, setiap 1
laboratoris, dsain True Experimental Design jam dilakukan penggantian buffer asetat
yaitu Posttest Control Group Design secara in pH 6 (diencerkan 1000 kali) yang berada di
vitro. luar selofan (Bresolin, 2013).
Ekstraksi Ekstraksi
Bromelin dari Biosurfaktan dari Ekstraksi Sampel Biosurfaktan
Limbah limbah
Bonggol Nanas tempurung Sedangkan untuk pembuatan
kelapa surfaktan dari tempurung kelapa, koleksi
sampelnya yaitu pertama tama dilakukan
perlakuan awal pada tempurung kelapa
Enzim Biosurfaktan yaitu penghalusan dan pengayakan untuk
Bromelin mengambil serbuknya yang lolos ayakan
200 mesh sebagai bahan baku. selanjutnya
serbuk tempurung kelapa tersebut
Uji daya hambat Uji fungsi direaksikan dengan larutan Natrium
terhadap inokulasi biosurfaktan bisulfit 30% pH diatur 4 kemudian
bakteri secara in sebagai detektor dipanaskan sampai suhu 115℃-175℃
vitro mastitis
dengan kecepatan pengadukan 80 rpm
selama 20 menit dalam reaktor labu leher 3.
larutan hasil reaksi disaring sehingga
didapatkan residu dan filtrat. Filtrat yang
mengandung lignosulfonat dianalisis
Homogenasi
dengan metode spektrofotometri UV-
Visible (Kurniawan, 2006).

ANTARES
Uji Daya Hambat Enzim Bromelin
Terhadap Bakteri
Uji daya hambat menggunakan
Ekstraksi Enzim Bromelin metode in vitro di media agar pada cawan
Sebanyak 1200 g bonggol nanas petri yang sudah memiliki biakan murni.
dibersihkan dari kotoran kemudian Cawan petri kemudian dibagi dalam 5
dipotong kecil-kecil, kemudian diblender bagian dengan 5 konsentrasi enzim yang
±10 menit sambil ditambahkan buffer berbeda yaitu: 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%
natrium asetat pH 6,5 dingin sedikit demi dan 0%. Biakan kemudian diibkubasi
sedikit sebanyak 1:1. Larutan enzim kasar kedalam inkubator pada suhu 37oC selama
dipisahkan dengan sentrifugasi pada 3000 g 2x24 jam. Kemudian dilakukan
selama ±15 menit suhu 15℃ sehingga pengukuran pada zona bening untuk
diperoleh ekstrak bromelin kasar. mengetahui daya hambatnya.
Enzim bromelin kasar yang
diperoleh difraksinasi dengan amonium Uji Fungsi Biosurfaktan Untuk Deteksi
sulfat sebanyak 60%. Suspensi hasil Mastitis
fraksinasi dibiarkan pada suhu 4℃ selama Susu mastitis dan susu sehat masing-
24 jam sambil diaduk dengan pengaduk masing diteteskan 2 ml kedalam cawan
magnetik. Homogenat dikumpulkan petri masing-masing. Kemudian
dengan sentrifugasi pada 3000 g selama 15 ditambahkan larutan biosurfaktan

76
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

sebanyak 0,1-0,4 ml ke masing-masing Keterangan:


cawan petri yang selanjutnya dicampurkan (-) perbandingan sampel susu dan dosis
dengan cara memutar cawan petri secara biosurfaktan tidak sama dengan CMT
(+) perbandingan sampel susu dan dosis
horizontal selama 30 detik. Sampel diamati
biosurfaktan hampir sama dengan CMT
pembentukan lendir kentalnya.
(++) perbandingan sampel susu dan dosis
biosurfaktan mendekati CMT
Homogenisasi Enzim Bromelin dengan (+++) perbandingan sampel susu dan dosis
Lignin biosurfaktan sama dengan CMT
Kedua larutan ekstrak Bromelin dan
Lignin dicampurkan dengan kadar sesuai Pembahasan
dengan hasil di uji daya hambat dan hasil Berdasarkan hasil penelitian yang
di uji fungsi biosurfaktan untuk deteksi diperoleh menunjukkan bahwa uji daya
mastitis, sehingga dihasilkan larutan hambat ekstrak enzim bromelin terhadap
ANTARES yang memiliki fungsi sebagai bakteri Streptococcus sp. dengan konsentrasi
antiseptik alami sekaligus sebagai kit 3,125%, 6,25%, 12,5%, dan 25%,
deteksi mastitis. memperlihatkan adanya zona hambat pada
beberapa konsentrasi yaitu 12,5% dan 25%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan ini, menunjukkan adanya sifat
antibakteri pada enzim bromelin terhadap
Hasil Streptococcus sp sehingga enzim bromelin
Tabel 1. Daya Hambat Ekstrak Enzim cocok untuk digunakan sebagai antiseptik
Bromelin pada Bonggol Nanas Terhadap alami yang aman. Sesuai dengan hasil yang
Pertumbuhan Bakteri Streptococcussp. diperoleh, maka konsentrsi 12,5% dianggap
sebagai konsentrasi minimum yang mampu
Panjang Zona Diameter menghambat pertumbuhan bakteri.
Bebas Kuman Bebas Dinding sel bakteri Streptococcus
Perlakuan (mm) Kuman yang merupakan bakteri gram negatif,
Rata-Rata berbeda dari dinding sel pada bakteri gram
I II III
(mm) positif yang berisikan membran luar yaitu
Kontrol protein lipoprotein dan lipopolisakarida,
- - - -
Negatif (-) sebuah lapisan peptidoglikan kemudian
Konsentrasi sebuah membran plasma yang juga
- - - -
3,125% berisikan protein. Respon pengamatan
Konsentrasi pada bromelin untuk Streptococcus sp.
3,5 4,7 5,9 4,72
6,25% kemungkinan besar dikarenakan adanya
Konsentrasi penguraian bagian dinding sel/struktur
8,3 6,6 6,4 7,12
12,5% membran asam amino bakteri. Kehadiran
Konsentrasi dan ketersediaan asam amino di dalam
12,7 9,1 11,4 11,10
25% protein dinding sel bakteri membuat target
Keterangan: Diameter paperdisk= 6 mm, +> 6, -
enzim akan meningkat atau menghambat
<6
aktivitas antibakteri pada protease
(Eshamah et al, 2013).
Tabel 2. Hasil Uji perbandingan Dosis
Sedangkan pada uji biosurfaktan,
Biosurfaktan Terhadap Susu dibandingkan
diperoleh hasil bahwa ada perubahan pada
dengan uji CMT 1:1
susu mastitis yang ditetesi larutan
biosurfaktan. Dimana terjadinya
No. Dosis Susu Susu
penggumpalan pada susu menandakan
Biosurfaktan Normal Mastitis
bahwa adanya sel somatis yang berlebihan
1. 0,1 ml +++ -
akibat adanya peradangan pada ambing
2. 0,2 ml +++ +
sapi, hal ini sesuai dengan pernyataan
3. 0,3 ml +++ +
Buckle et al (1987) dimana jumlah bakteri
4. 0,4 ml +++ +++
dalam susu merupakan salah satu tolak
ukur kualitas susu yang terkait dengan
kesehatan ambing dan sanitasi usaha

77
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

peternakan. Menurut Frazier dan Westhoff sebagai reagen untuk deteksi mastitis
(1988) susu mengandung mikroorganisme pengganti CMT yang lebih murah dan
yang relatif sedikit pada saat keluar dari alami.
ambing sapi yang sehat, dan pada
umumnya bakteri tersebut tidak tumbuh SIMPULAN
selama penanganan susu baik.
Mikroorganisme tersebut berjumlah sampai Pada penelitian ini dapat
500 sel/ml, tapi dapat meningkat menjadi disimpulkan bahwa homogenasi antara
lebih dari 20.000 sel/ml jika ambing ternak enzim bromelin dengan konsentrasi 25%
menderita sakit. Penggumpalan pada susu dan biosurfaktan dengan konsentrasi 75%
yang ditetesi oleh biosurfaktan dapat digunakan sebagai antiseptik yang
menandakan bahwa biosurfaktan dapat aman karena tidak meninggalkan residu
digunakan sebagai kit detektor mastitis serta fungsi ganda lain sebagai reagen
pengganti CMT (California Mastitis Test). untuk detektor mastitis pada sapi perah
Dari tabel diatas diketahui dosis yang lebih murah sehingga dapat
biosurfaktan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas susu yang
mendeteksi mastitis adalah 0,4 ml untuk 2 dihasilkan oleh sapi perah.
ml susu atau dengan perbandingan 0,4:2
atau 1:5. Sehingga dapat disimpulkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa biosurfaktan lebih hemat daripada
reagen CMT yang memerlukan Abouseoud, M. 2007. In: Communicating
perbandingan sejumlah 1:1, selain itu Current Research and Educational
biosurfaktan lebih ramah lingkungan Topics and Trends in Appl
karena sifatnya yang mudah di degradasi Microbiol. Mendez-Vilas A, editor.
oleh lingkungan dan beberapa mikroba Biosurfactant Production from Olive
karena berasal dari bahan alami Oil byPseudomonas fluorescence; pp.
(Abouseoud, 2007). 340–347.
Dari hasil pengujian diatas, maka Anri, A, dan Sugiri, YD. 2008. Prevalensi
dilanjutkan dengan tahapan homogenasi. Patogen Penyebab Mastitis Subklinis
Sesuai dengan hasil penelitian, enzim (Staphylococcus aureus dan
bromelin yang digunakan adalah dengan Streptococcus agalactiae) dan Patogen
konsentrasi sejumlah 25%. Sedangkan Penyebab Mastitis Subklinis lainnya
untuk konsentrasi biosurfaktan yang pada Peternak Skala Kecil dan
digunakan menurut penelitian yang Menengah di Beberapa Sentra
dilakukan Dimas dkk (2012) konsentrasi Peternakan Sapi Perah di Pulau Jawa.
minimal dan efektif biosurfaktan untuk BPH3K Kab. Lembang, Jawa Barat.
mendeteksi mastitis adalah 50%, 75%, dan Bresolin, et al. 2013. Isolation and Purification
100%. of Bromelain from Waste Peel of
Sehingga pada tahap homogenasi Pineapple for Therapeutic Application.
diambil konsentrasi biosurfaktan sebanyak Vol.56, n.6: pp. 971-979, November-
75%. Sehingga hasil akhir dari penelitian ini December 2013
adalah larutan ANTARES (Antiseptik Buckle, KA, Edwards, RA, Fleet, GH dan
Tanpa Residu) yang mengandung 25% Woortom, M. 1987. Ilmu Pangan. Hari
enzim bromelin dan 75% biosurfaktan. Purnomo, Adiono. Jakarta:
Dimana larutan ini mampu berfungsi Universitas Indonesia Press.
sebagai antiseptik yang digunakan pada Dimas, REP, Masdiana CP, Dyah, AO. 2012.
tahap teat dipping (celup puting sapi) pada Efektifitas Minyak Kedelai Sebagai
saat proses pemerahan susu sapi. Media Pertumbuhan Pseudomonas sp.
ANTARES dianggap lebih aman daripada Pada Produksi Biosurfaktan Sebagai
antibiotik kimia, karena tidak akan Zat Aktif Deteksi Mastitis Subklinis
menimbulkan residu pada susu sehingga Sapi Perah. Program Kedokteran
susu aman dikonsumsi dalam jangka Hewan Universitas Brawijaya,
waktu lama. Selain itu ANTARES juga Malang.
memiliki fungsi lain yakni dapat digunakan

78
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Eshamah, H, Han, I, Naas, H, Rieck, J,


Dawson, P. 2013. Bactericidal Effects of
Natural Tenderizing Enzymes on
Escherichia Coli and Listeria
monocytogenes. Journal of food
research. 2(1): 9, 16-7
Frazier, WC, Westhoff, DC. 1988. Food
Microbiology. Edisi ke-4. New York:
McGraw-Hill Book Company.
Goldberg, RA. 2005. Nestlé’s Milk District
Model: Economic Development For A
Value-Added Food Chain And Improved
Nutrition. Global Research Group.
Kementan. 2011. Rilis Hasil Awal PSPK201.
Kirk, JH. and Lauerman, LH. 1994.
Mycoplasma mastitis in dairy cows.
Veterinarian. 16: 541-551
Kurniawan, Apris et al. 2006. Kajian Awal
Pembuatan Surfaktan Dari Tempurung
Kelapa. Jurusan Teknik Kimia.
Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro. Semarang
Pratomo, FA., dkk. 2012. Mastech (Mastitis
Detection Technology) Metode Deteksi
Mastitis Berbasis Biosurfaktan Asal
Pseudomonas Sp. Program Kedokteran
Hewan Universitas Brawijaya,
Malang.

79
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

INOVASI PUPUK HAYATI ENDOFITIK DAN Azolla pinnata SEBAGAI


UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN BUDIDAYA PADI
DI TANAH SALIN

Innovation of Endophitic Biofertilizer and Azolla pinnata as The Solution for


Rice Cultivation on Saline Soil

Melani*1, Alin Kusumah Dewi2, Luluatul Khoiriyyah3

1,2,3 Program Studi Agroteknologi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor


*Email : melaniagnes@gmail.com

ABSTRAK

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan penghasil beras yang menjadi bahan
pangan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk setiap
tahun berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan beras nasional. Upaya yang
dirumuskan dalam memenuhi kebutuhan beras nasional pada gagasan ini, yaitu penggiatan
(Intensification) pada lahan marjinal seperti lahan salin. Lumbung padi di Indonesia terletak di
daerah Pantura yang sebagian besar merupakan lahan salin. Akumulasi NaCl pada tanah salin
yang berdampak pada defisiensi unsur hara tanaman menjadi penyebab utama terjadinya
pelandaian produksi tanaman padi. Pemupukan nitrogen menggunakan pupuk anorganik
pada tanah salin menjadi kurang efisien karena tidak mampu memperbaiki sifat fisik dan
biologi tanah. Pemanfaatan bakteri endofitik dan amelioran organik Azolla pinnata dapat
menjadi solusi dalam meningkatan ketersediaan unsur N dan mengurangi dampak buruk
salinitas tanah. Penulisan karya tulis ini didasarkan pada metode studi literatur, penelitian,
analisis, pengolahan data, kesimpulan, saran dan rekomendasi. Aplikasi bakteri endofitik dan
Azolla pinnata dapat menjadi salah satu inovasi dalam pemanfaatan lahan salin di Indonesia.

Kata Kunci : Bakteri Endofitik, Azolla pinnata, Tanaman Padi, Lahan Salin

ABSTRACT

Rice (Oryza sativa L.) is the main food for most of Indonesian people. The escalation of human
population results on the escalation of national needs of rice. Intensification method by cultivatinng rice
on marginal land is one of alternative ways to fulfiil the needs of rice in Indonesia. This relates to
Indonesia’s most productive region that located on Pantura which is affected by salinity. Accumulation of
NaCl concentration in saline soil has the strong impact on plant’s nutrient deficiency that leads to the
death of plant and decline of rice production. The fertilization of nitrogen by using anorganic fertilizer on
saline soil is not efficient due to its inability to fix the physical and biological characters of soil. The
utilization of endophitic bacteria and organic ameliorant of Azolla pinnata can increase the percentage of
N content of plant, dry weight, and total-N of soil. This paper is witten based on literature study method,
research, analysist, data processing, conclusion, advice, and recomendation.

Keywords: Azolla pinnata, Endophitic bacteria, Rice, Saline Soil

80
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN upaya dalam meningkatkan ketersediaan


N.
Tanaman padi merupakan bahan Bakteri endofitik merupakan
makanan penghasil beras yang merupakan bakteri yang hidup di dalam jaringan
kebutuhan dasar sebagian besar tanaman. Keunggulan bakteri endofitik
masyarakat Indonesia yang jumlahnya yaitu aktivitas menambat unsur hara N
mencapai 252.17 juta orang dengan laju yang dilakukan di dalam jaringan tanaman
pertumbuhan sebesar 1.31% dan tingkat sehingga unsur hara N tidak mudah hilang
konsumsi beras mencapai 132.98 ataupun tercuci. Penambahan bahan
kg/kapita/tahun (Kementan, 2015). Luas organik ke tanah sawah dapat
lahan sawah di Indonesia mencapai 7.75 meningkatkan kesuburan tanah secara fisik,
juta ha dan sekitar 42.8% (3.32 juta ha) kimia, dan biologi tanah serta
lahan tersebut berada di Pulau Jawa yang meningkatkan aktivitas mikroba dalam
sebagian besar tersebar di daerah Pantura tanah (Purba, 2015). Azolla pinnata
(Marwanto et al., 2009). Kendala merupakan salah satu tumbuhan paku air
pemanfaatan tanah salin sebagai lahan yang dapat dijadikan amelioran organik
pertanian yaitu kandungan ion-ion yang tanaman karena kandungan unsur hara
bersifat toksik dalam jumlah yang tinggi makro dan mikro didalamnya yang dapat
sehingga dapat merugikan tanaman dijadikan sumber nutrisi tanaman. Selain
(Nugraheni et al., 2003). Selain itu, masalah itu, Azolla pinnata juga merupakan
kandungan garam yang tinggi dapat tumbuhan paku air yang bersimbiosis
menjadi penyebab utama pelandaian dengan Cyanobacteria yang berperan dalam
produksi tanaman padi di lahan dengan menambat N2 di udara (Sudjana, 2014).
tanah salin (Marwanto et al., 2009).
Pelandaian produksi tanaman padi
di tanah salin disebabkan oleh tingkat BAHAN DAN METODE
kesuburan tanah salin yang rendah dan
adanya defisiensi unsur-unsur hara, salah Bahan
satunya adalah unsur hara nitrogen Bahan-bahan yang akan digunakan
(Nugraheni et al., 2003). Selama fase dalam penelitian ini yaitu, benih padi
pertumbuhan, tanaman memerlukan unsur Varietas Inpari-34, tanah sawah Inceptisol
N, namun fase awal pertumbuhan sampai Kecamatan Jatinangor, konsorsium pupuk
pertengahan pembentukan anakan dan fase hayati yang mengandung bakteri endofitik;
awal pembentukan malai merupakan fase Azolla pinnata segar sebagai amelioran
yang paling membutuhkan unsur N organik sebanyak 35 g/ plot, serta pupuk
(Juanda, 2013). Defisiensi unsur hara N Urea, SP-36 dan KCl sebagai pupuk dasar
akibat kandungan garam yang tinggi pada sebanyak masing-masing 1,5 g, 0,05 g, dan
tanah salin perlu diupayakan mengingat 0,05 g/ pot pada setiap aplikasi.
pentingnya peranan unsur hara nitrogen Alat
tersebut dalam pertanian padi sawah. Pada Alat yang akan digunakan adalah
Setiawati et al. (2008), menyatakan timbangan analitik, aluminium foil,
permasalahan penggunaan pupuk N pada peralatan laboratorium untuk pengecatan
budidaya padi adalah efisiensinya yang gram bakteri, peralatan laboratorium untuk
rendah, tanaman menyerap hanya 30% menyeleksi isolat murni bakteri endofitik,
sampai 50% dari pupuk N yang diberikan peralatan laboratorium untuk pembuatan
karena pencucian dan penguapan. Selain kultur cair bakteri endofitik, peralatan
itu, pemupukan N dengan pupuk laboratorium untuk menghitung
anorganik secara intensif pada lahan sawah kandungan N dan N total tanah dengan
dapat menyebabkan berkurangnya bahan metode Kjeldahl, mistar, emrat, sekop,
organik dalam tanah sehingga ember sebanyak 32 buah, selotip, label, alat
kesuburannya pun berkurang (Purba, tulis, dan alat dokumentasi.
2015). Pemanfaatan bakteri endofitik dan
penambahan amelioran organik seperti
Azolla pinnata dapat menjadi salah satu

81
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Rancangan Percobaan Keterangan :


Penelitian ini dilakukan Yij = nilai pengamatan (respon)
menggunakan metode Rancangan Acak dari perlakuan ke-i kelompok ke-j
Kelompok (RAK). Percobaan ini terdiri atas μ = nilai tengah populasi
8 perlakuan dengan 4 ulangan. Pupuk ti = pengaruh perlakuan ke-i
hayati cair endofitik dengan kepadatan 10 7 rj = pengaruh ulangan ke-j
CFU/mL dikombinasikan dengan Azolla Σij = pengaruh galat percobaan
pinnata segar dengan dosis 35 g per polibeg dari perlakuan ke-i pada ulangan
yang diaplikasikan pada tanah sawah ke-j
dengan kadar salin berbeda yaitu 0, 2, 4,
dan 6 mmhos/cm. Rancangan perlakuan Data yang diperoleh dilakukan uji
yang akan dilakukan pada percobaan ini normalitas untuk mengetahui data
adalah sebagai berikut : menyebar normal atau tidak. Jika data
A = Tanah non salin (Kontrol) menyebar normal maka akan dilanjutkan
B = Tanah non salin + Pupuk dengan analisis ragam. Jika data tidak
hayati dosis rekomendasi + menyebar normal maka akan dilakukan
Azolla pinnata dosis transformasi data.
rekomendasi Tabel 1. Daftar analisis ragam rancangan
C = Tanah salin 2 mmhos/cm acak kelompok
D = Tanah salin 2 mmhos/cm + Dera Kuad
Sumber Jumlah
Pupuk hayati dosis jat rat F-
Keraga Kuadra
rekomendasi + Azolla pinnata Beba Teng hitung
man t
dosis rekomendasi s ah
E = Tanah salin 4 mmhos/cm KTK
F = Tanah salin 4 mmhos/cm + Kelomp r-1= JKK=jΣ = KTK/
Pupuk hayati dosis ok 3 Yj2-FK JKK/ KTG
rekomendasi + Azolla pinnata (r-1)
dosis rekomendasi KTP
G = Tanah salin 6 mmhos/cm Perlaku t-1= JKP=iΣ = KTP/K
H = Tanah salin 6 mmhos/cm + an 7 Yi2-FK JKP/ TG
Pupuk hayati dosis (t-1)
rekomendasi + Azollla pinnata (t-1)
dosis rekomendasi JKG=JK
(r- KTG=JKG/(r-
Galat T-JKK-
1)= 1)(t-1)
Rancangan Respon JKP
21
Pengamatan utama yang dianalisis rt-1 = 31
secara statistik dan pengamatan penunjang Total
JKT=ijΣij-FK
yang tidak dianalisis secara statistik. Sumber : Gomez dan Gomez, 2007.
Pengamatan utama terdiri dari : a)
Kandungan N tanaman menggunakan Analisis ragam pada taraf 5%
metode Kjeldahl, b). Bobot kering tanaman dilakukan untuk mengetahui pengaruh
umur 5 MST diukur dengan menimbang perlakuan.Jika analisis ragam berpengaruh
seluruh bagian tanaman yang telah nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut
dikeringan menggunakan oven suhu 70 ºC jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5%
dan c) N-Total Tanah. Pengamatan untuk mengetahui perbedaan antar
penunjang terdiri dari : a) Panjang akar perlakuan.
tanaman padi
Pelaksanaan Penelitian
Rancangan Analisis
Pada penelitian ini rancangan Gambar 1. Alur pelaksanaan penelitian
analisis data dilakukan berdasarkan model yang dilakukan (terlampir)
linear Rancangan Acak Kelompok (RAK)
sebagai berikut (Gomez dan Gomez, 2007) :
Yij = μ + ti + rj + Σij

82
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN mmhos/cm melalui penambahan aplikasi


pupuk hayati bakteri endofitik dan
Panjang Akar amelioran Azolla pinnata. Malik et al.(1997)
Pada Gambar 2. menunjukkan dalam Sturz et al.(2000) menyatakan bahwa
bahwa pemberian pupuk hayati dan Azolla inokulan bakteri endofitik Azospirillum sp.
pinnata dapat mengurangi efek tanah salin pada tanaman padi mampu menambat N
2 mmhos/cm seperti gambar 2. langsung dari atmosfer sehingga tersedia
Menurut Munif et al. (2012) bagi tanaman, yaitu sebesar 66% dari
perlakuan pada benih benih padi gogo kandungan N tanaman merupakan hasil
yang direndam di dalam suspensi bakteri fiksasi inokulan bakteri endofitik yang
endofit asal tanaman padi gogo dengan diinokulasikan ke dalam jaringan tanaman.
konsentrasi 109-1010 CFU/mL selama 6 jam Bobot Kering Tanaman
memberikan pengaruh nyata terhadap Data hasil pengamatan dan analisis
pertumbuhan akar tanaman padi, statistik dapat dilihat pada Tabel 3.
dibandingkan dengan kontrol (tanpa Berdasarkan hasil penelitian
perlakuan). Benih padi yang diberi Setiawati (2006), perendaman benih dengan
suspensi bakteri endofitik menunjukan bakteri penambat N2 akan menghasilkan
pertumbuhan akar yang lebih baik dari serapan N dan bobot kering yang tinggi.
perlakuan kontrol. Pertumbuhan tanaman
sangat berkaitan dengan kandungan N di
tanah. Menurut Hati (2012), pemberian
Azolla pinnata dapat meningkatkan
ketersediaan N dalam tanah untuk diserap
oleh tanaman sehingga memberikan
pengaruh baik terhadap pertumbuhan akar
tanaman. Menurut Nugrahaeni et al. (2003)
penurunan panjang akar pada tanah salin
dapat disebabkan karena cekaman osmotik
akibat meningkatnya kandungan garam
0 2 4 6
dalam tanah, sehingga pembelahan dan
pembentangan sel pada ujung-ujung akar mmhos mmhos mmho mmhos
terhambat. s
Gambar 3. Perbandingan bobot kering pada
Kandungan N Tanaman Padi kadar salinitas berbeda
Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa aplikasi pupuk hayati dan Menurut Setiawati et al. (2008), jika
amelioran Azolla pinnata memberikan jaringan tanaman secara signifikan
pengaruh nyata terhadap kandungan N terkolonisasi oleh bakteri endofitik
tanaman padi (Tabel 2) penambat N2, maka N2 yang difiksasi
Perlakuan pupuk hayati bakteri bakteri endofitik diubah menjadi NH4 dan
endofitik dan amelioran Azolla pinnata digunakan untuk membentuk asam amino
mampu meningkatkan toleransi tanaman yang merupakan komponen pembentuk
terhadap cekaman salinitas hingga 4 biomassa tanaman. Maka, semakin banyak
mmhos/cm. Hal ini sejalan dengan asam amino yang terbentuk maka semakin
penelitian Setiawati et al. (2015) yang yang besar pula bobot kering tanaman yang
menunjukkan bahwa semua isolat bakteri dihasilkan.
endofitik penambat N yang diisolasi dari
akar dan batang padi mampu
meningkatkan kandungan N pada tanaman N total Tanah (Tabel 4)
padi dibandingkan kontrol. Menurut Menurut Batan (2006), penambahan
Reuter dan Robinson (1988) dalam Setiawati azolla segar sebanyak 200 g dapat
et al. (2015), kandungan N pada bibit padi menghasilkan 30-45 kg N / ha yang
berkisar antara 3.0 – 4.0%. Kebutuhan N sebanding dengan 100 kg urea. Selain itu
tanaman padi dapat terpenuhi hingga 6 menurut Prihatini et al. (1980) dengan

83
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

membenamkan azolla sebanyak 20 ton / ha Gunawan, I. dan Kartina, R. 2012.


ke lahan sawah sama dengan pemberian 60 Substitusi kebutuhan nitrogen
kg N dari urea. Hal ini menunjukkan tanaman padi sawah oleh tumbuhan
bahwa pengaruh dari penambahan azolla air azolla (Azolla pinnata). Jurnal
pada perlakuan (Tabel 4.) dapat Penelitian Pertanian Terapan 12(3) :
meningkatkan ketersediaan N-total tanah 175-180.
karena adanya aktivitas penambatan N Juanda, B. 2013. Pengaruh Kombinasi Urea
oleh Azolla pinnata. Peningkatan N-Total dan Azolla pinnata serta Waktu
pada perlakuan tanpa pemberian pupuk Aplikasinya terhadap Pertumbuhan
hayati endofitik dan Azolla pinnata dapat dan Produksi Padi (Oryza sativa, L).
berasal dari pemupukan urea sebagai Tesis. Program Magister
pupuk dasar seluruh perlakuan. Agroekoteknlogi, Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
SIMPULAN Kementrian Pertanian. 2015. Kinerja Satu
Tahun Kementrian Pertanian
Kombinasi pupuk hayati Republik Indonesia. Jakarta.
endofitik dan amelioran organik Azolla Marwanto, S, Rachman, A, Erfandi, D, dan
pinnata mampu meningkatkan panjang Subiksa, I.G.M. 2009. Tingkat
akar tanaman, berat kering tanaman, Salinitas Tanah Pada Lahan Sawah
kandungan N tanaman, dan N total tanah. Intensif di Kabupaten Indramayu,
Selain itu, dapat pula menurunkan Jawa Barat. Balai Penelitian Tanah.
pengaruh buruk dari salinitas terhadap Bogor.
tanaman. Nadiah, A. 2015. Prospek Azolla sebagai
Pupuk Hijau Penghasil Nitrogen.
SARAN Balai Besar Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan. Jakarta.
Penambahan garam dilakukan Nugrahaeni, I. T, Solichatun, dan
secara bertahap, untuk menghindari shock Anggarwulan, E. 2003. Pertumbuhan
tanaman terhadap cekaman salinitas. dan akumulasi prolin tanaman orok-
orok (Crotalaria juncea L.) Pada
DAFTAR PUSTAKA salinitas CaCl2 berbeda. Jurnal Bio
Smart 5(2) : 98-101.
Batan. 2006. Pengelolaan Hara Tanaman. Paulus, J. M. 2010. Pemanfaatan Azolla
Kelompok Tanah dan Nutrisi Tanaman. sebagai Pupuk Organik pada
www.batan.go.id/petir/pertanian/ Budidaya Padi Sawah. Fakultas
tnh.htm. Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Firrani, M. 2011. Isolasi dan Uji Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Kemampuan Bakteri Endofit Pranoto, E, Fauzi, G, dan Hingdri. 2014.
Diazotrof yang Memfiksasi Nitrogen Isolasi dan karakterisasi bakteri
Bebas Pada Akar Kelapa Sawit (Elaeis endofit pada tanaman teh (Camellia
guineensis Jaqc.). Departemen Biologi sinensis L.) produktif dan belum
Fakultas Matematika Dan Ilmu menghasilkan klon GMB 7 dataran
Pengetahuan Alam Universitas tinggi. Jurnal Biospecies 7(1) : 1-7.
Sumatera Utara. Medan. Prihatini, T., S. Brtotonegoro, S.Abdulkadir,
Gofar, N, Widjajanti, H, dan Ratmini, P. S. dan Harmastini. 1980. Pengaruh
2012. Uji kemampuan isolat bakteri Pemberian Azolla Pinnata Terhadap
endofitik penghasil IAA dalam Produksi Padi IR-36 Pada Tanah
memacu pertumbuhan tanaman padi Latosol Cibinong. Prosiding
pada tanah asal rawa lebak. Penelitian Tanah Nomor 1 : 75 – 82.
Prosiding InSINas : 293-297. Pusat Penelitian Tanah, Bogor.
Gomez, K. A. dan A. A. Gomez. 2007. Purba, R. 2015. Kajian pemanfaatan pupuk
Prosedur Statistika untuk Penelitian organik pada usahatani padi. Jurnal
Pertanian (Terjemahan). Edisi Kedua. Agriekonomika 4 (1) : 1-10.
Jakarta: UI Press. 698 hal.

84
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Purwaningsih, S. 2004. Pengujian mikroba


sebagai pupuk hayati terhadap
pertumbuhan tanaman Acacia
mangium pada pasir steril di rumah
kaca. Jurnal Biodiversitas 5(2) : 85-88.
Rad H. E, Aref, F, Khaledian, M, Rezaei, M,
Amiri, E, and Falakdehy, O. Y. 2011.
The Effect of Salinity at Different
Growth Stage on Rice Yield.
International Congress on Irrigation
and Drainage, International
Commission on Irrigation and
Drainage. Tehran.
Rusd, Ahmad Muharram Ibnu. 2011.
Pengujian Toleransi Padi (Oryza
sativa L.) Terhadap Salinitas Pada
Fase Perkecambahan. Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Setiawan, A. N. 2007. Pengaruh Salinitas
terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Empat Varietas Padi Sawah. Fakultas
Pertanian, Universitas
Muhammadiyah. Yogyakarta.
Setiawati, M. R, Arif, H, Dedeh,
Suryatmana, Pujawati, dan Hudaya,
R. 2008. Aplikasi bakteri endofitik
penambat n, untuk meningkatkan
populasi bakteri endofitik dan hasil
tanaman padi sawah. Jurnal
Agrikultura 19 (3) : 20-28.
Sudjana, Briljan. 2014. Pengunaan Azolla
untuk Pertanian Berkelanjutan.
Agroteknologi Fakultas Pertanian
Unsika .
Utama, M. Zulman Harja, W. Haryoko, M.
Rafli dan Sumadi. 2009. Penapisan
Varietas Padi Toleran Salinitas pada
Lahan Rawa di Kabupaten Pesisir
Selatan. Jurnal Agronomi Indonesia
37 (2) : 101 – 106.

85
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

INOVASI BIOPESTISIDA EKSTRAK BIJI SAGA (Adenanthera pavonina L.)


SEBAGAI UPAYA PENGGANTI PESTISIDA SINTETIS UNTUK
MEWUJUDKAN GREEN FARMING SYSTEM

Innovation of Saga Seed Extract Biopesticides (Adenanthera pavonina L.) as a


Synthetic Pesticide Subtitute To Realize Green Farming System

*Hanifatun Maghfiroh1, Sarno Setiawan2, Eka Aprilia Mardiansyah3

1,2,3 Universitas Negeri Semarang

email : hanimaghfiroh91@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian. Pertanian
merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai usaha di
masa depan. Salah satu masalah utama yang timbul dari pertanian yaitu gangguan hama. Hal
tersebut memicu petani untuk menggunakan pestisida yang beredar bebas di pasar. Pestisida
tersebut merupakan pestisida sintetis yang didalamnya mengandung bahan-bahan kimia.
Penggunaan pestisida sintesis yang berlebihan dalam jangka waktu panjang akan
menimbulkan dampak negatif bagi tanaman. Adanya dampak negatif dari penggunaan
pestisida sintesis, maka perlu diperlukan bahan alami yang dapat digunakan untuk pestisida
alami (biopestisida) sebagai pengganti pestisida sintetis serta ramah lingkungan. Senyawa
produk alami merupakan salah satu alternatif bahan pengendali hama. Senyawa ini mudah
terurai di alam (biodegradable), sehingga tidak mencemari lingkungan dan aman bagi manusia.
Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan biopestisida adalah biji
saga (Adenanthera pavonina L.). Hal tersebut karena di dalamnya terkandung alkaloid, saponin,
polipeptida, asam amino, dan faktor goitrogenik yang menyebabkan racun. Komponen
senyawa tersebut merupakan senyawa yang memiliki kemampuan untuk dijadikan pestisida.
Pengolahan biji saga menjadi biopestisida dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi.
Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi maserasi yaitu proses difusi pelarut ke dalam
dinding sel tanaman untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang ada dalam tanaman tersebut
dengan pelarut etanol. Penggunaan pelarut metanol bertujuan untuk mempercepat proses
keluarnya zat ekstraktif yang terkandung pada biji saga dan mampu melarutkan zat warna
yang paling banyak yang terkandung didalamnya. Pemanfaatan biji saga sebagai biopestisida
yang digunakan secara berkelanjutan akan menciptakan bahan pangan yang sehat dan aman.

Kata Kunci: Biopestisida, Biji Saga (Adenanthera pavonina L.), Ekstraksi maserasi, Pertanian

ABSTRACT

Indonesia is an agricultural country and very rich in agriculture. Agriculture is a sector enormously
prospect to be developed as a business in the future. One of the main problems arising from agriculture
that is a nuisance pests. It triggers farmers to use pesticides to circulate freely in the market. Pesticides
are matter which contain of synthetic chemicals. Excessive synthesis of pesticide use in the long period of
time will cause a negative impact for the plant. The existence of the negative impact of the use of
pesticides is necessary, it is necessary for synthesis of natural ingredients that can be used for natural
pesticides (biopesticide) as a substitution for synthetic pesticides as well as environmentally friendly. The
natural product compound is one of alternative pest control materials. These compounds easily decompose
in nature (biodegradable), so it does not pollute the environment and safe for humans. One of the plants
potentially used as the raw material manufacture of biopesticide is seed of saga (Adenanthera pavonina
l.). It is due to it contained alkaloids, saponins, polypeptide, amino acids, and goitrogenik factors as
poison. The components of the compound is a compound that has the ability to be used as pesticides.

86
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Processing saga into a biopesticide is done using extraction method. Extraction is the extraction solvent
diffusion process of maceration that is into the cell walls of plants to extract compounds that are present
in the plant with ethanol solvent. The use of solvent methanol aims to accelerate the process of discharge
of extractive substances contained in the seeds of the saga and able to dissolve most of the color substance
contained therein. Saga seed utilization as a biopesticide is used on an ongoing basis will create food
which is healthy and safe.

Keywords: Biopesticide, Seed Saga (Adenanthera pavonina L.), Extraction maceration, Farming

PENDAHULUAN polipeptida dan asam amino serta mineral


lainnya yang memiliki potensi untuk
Indonesia merupakan negara menjadi bahan pembuatan pestisida.
agraris dimana sektor pertanian memiliki Salah satu tanaman yang
kontribusi yang sangat penting terhadap berpotensi dapat digunakan sebagai bahan
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. dasar pembuatan biopestisida adalah biji
Meningkatnya jumlah penduduk pohon saga (Adenanthera pavonina). Hal
merupakan salah satu pemicu tersebut karena dalam biji saga
bertambahnya kebutuhan masyarakat mengandung flavogloid, alkaloid,
terhadap produk pertanian setiap antitripsin, saponin, hemaglutinin dan
tahunnya. Tantangan utama dalam bidang faktor goitrogenik yang menyebabkan
pertanian yaitu gagal panen, salah satu racun (Lukman, 1982). Berdasarkan telaah
penyebabnya yaitu serangan hama dan pustaka tersebut biji saga berpotensi
penyakit tanaman. sebagai komponen pembuatan pestisida
Penggunaan pestisida dalam alami. Tujuan dari penulisan ini adalah
proses produksi seringkali tidak mengikuti untuk membuat inovasi biopestisida
anjuran, sehingga mengakibatkan ekstrak biji saga sebagai upaya pengganti
pencemaran pada produk utama maupun pestisida sintetis untuk mewujudkan green
produk samping pertanian. Dampak farming.
negatif yang ditimbulkan sangat besar,
yakni pencemaran lingkungan dan residu BAHAN DAN METODE
pestisida yang membawa racun pada
konsumen. Kondisi ini perlu mendapat Bahan
perhatian khusus apabila produk samping Bahan yang digunakan dalam
hasil pertanian yang terkontaminasi penelitian ini yaitu biji saga, aquades,
tersebut dimanfaatkan sebagai pakan pelarut metanol 70%, pelarut heksana, etil
ternak. Banyaknya dampak negatif dari asetat, dan aseton.
penggunaan pestisida ini, maka perlu
dicari bahan alami yang dapat digunakan Alat
sebagai bahan pengganti pestisida sintetis Alat yang digunakan dalam
serta ramah lingkungan. Senyawa produk penelitian ini yaitu blender, destilat,
alami merupakan salah satu alternatif erlenmeyer, microwave, kertas saring
bahan pengendali hama (Rice, 1984). whatman.
Senyawa ini mudah terurai dialam
(biodegradable), sehingga tidak mencemari Metode
lingkungan, aman bagi manusia dan Persiapan Bahan Baku
ternak. Lebih dari 2.400 jenis tumbuhan Bahan baku yang digunakan
yang termasuk dalam 235 famili adalah biji saga. Bahan baku dicuci
mengandung bahan pestisida. Hanenson menggunakan aquades sampai bersih,
(1980) menyatakan bahwa komponen- selanjutnya dikeringkan dengan microwave,
komponen kimia yang dihasilkan setelah itu diblender dan diayak sehingga
tumbuhan beracun melalui metabolisme didapatkan ukuran partikel 30 mesh.
sekunder terbagi atas beberapa macam
seperti alkaloid, glikosida, asam oksalat,
resin, phytotoxin, tanin, saponin,

87
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Perendaman Bahan Baku b = Ekstrak sebelum diuapkan + berat labu


Perendaman dilakukan dengan destilasi kosong (g)
cara mencampurkan bahan baku dengan c = Ekstrak setelah diuapkan + berat labu
pelarut dengan rasio 1 : 4 yaitu 100 g dan destilasi kosong (g)
400 ml pelarut etanol 70 % di dalam wadah
yang tertutup rapat dengan variasi HASIL DAN PEMBAHASAN
perendaman (3 hari, 5 hari dan 7 hari ) yang
disertai dengan pengadukan dengan cara Biopestisida merupakan hasil
mengaduk wadah yang berisi pelarut dan ekstraksi bagian tertentu dari tanaman baik
bahan baku. Penutupan wadah bertujuan dari daun, buah, biji, atau akar yang
agar pelarut yang digunakan tidak senyawa atau metabolit sekunder dan
menguap sebelum waktu penyaringan, memiliki sifat racun terhadap hama dan
sedangkan pengadukan bertujuan penyakit tertentu. Pestisida nabati pada
membuat bahan tercampur sempurna. umumnya digunakan untuk
mengendalikan hama (bersifat insektisidal)
Filtrasi (Penyaringan) maupun penyakit (bersifat bakterisidal).
Penyaringan menggunakan kertas Biopestisida terbuat dari bahan-bahan alam
saring whatman, setelah disaring tidak meracuni tanaman dan mencemari
didapatkan ekstrak encer. Penyaringan lingkungan (Djunaedy, 2009). Senyawa
bertujuan untuk menghilangkan bahan metabolit sekunder seperti alkaloid,
yang berukuran besar dari larutan sehingga flavonoid, saponin, tanin, dan sulfur yang
didapatkan filtrat yang bebas dari bahan bermanfaat digunakan sebagai pestisida
yang sebelumnya dihaluskan. yang berasal dari bahan alam, Elvi Yenie et
al (2013).
Pemisahan Alkohol dari Larutan Berdasarkan hal tersebut, menurut
Ekstrak (Destilasi sederhana) kami bahwa salah satu tanaman yang
Setelah dilakukan penyaringan berpotensi dapat digunakan sebagai bahan
ekstrak dilanjutkan dengan proses destilasi dasar pembuatan biopestisida adalah biji
dengan temperatur 80oC dengan waktu ± pohon saga (Adenanthera pavonina). Hal
50 menit yang ditandai dengan tidak tersebut karena dalam biji saga
menetesnya alkohol pada erlemeyer. (Adenanthera pavonina) mengandung
Pemisahan dengan destilasi di lakukan flavogloid, alkaloid, antitripsin, saponin,
untuk menghasilkan larutan yang bebas hemaglutinin dan faktor goitrogenik yang
dari alkohol yang berdasarkan perbedaan menyebabkan racun (Lukman, 1982).
titik didih sehingga pelarut yang volatil Melihat potensi yang dimiliki biji saga
berpindah dari larutan yang homogen ke (Adenanthera pavonina) tersebut karena telah
tempat yang telah disediakan untuk memenuhi beberapa bahan yang
menampung pelarut yang digunakan merupakan komponen dari pembuatan
untuk melakukan maserasi. pestisida alami.
Biji saga pohon di ekstraksi dengan
Penghitungan Rendemen metode maserasi menggunakan metanol.
Rendemen ekstraksi adalah bahan Prinsip dari metode ini adalah proses difusi
terekstrak sudah diuapkan dikurangi pelarut ke dalam dinding sel tanaman
dengan labu destilasi kosong lalu dibagi untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang
dengan bahan terekstrak belum diuapkan ada dalam tanaman tersebut. Metode
dikalikan 100 %. Penentuan rendemen ekstraksi maserasi merupakan cara
dilakukan dengan cara sebagai berikut: penyarian sederhana, yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari. Cairan penyaring
Rendemen = 100%
akan menembus dinding sel dan masuk ke
dalam ronga sel yang mengandung zat
Keterangan:
aktif, zat aktif akan larut dan karena
a = Berat labu destilasi kosong (g)
adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar

88
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

sel, maka larutan yang terpekat didesak Dan Umbi Bawang Putih. Padang:
keluar. Biji saga yang diekstrak dengan Jurnal Teknik Lingkungan UNAND
metanol dapat bersifat sebagai racun perut 10 (1) : 46-59.
bagi serangga, sedangkan tepung bijinya
yang diaplikasikan pada tepung terigu
dengan konsentrasi 5% mampu
mengendalikan hama gudang Sitophilus sp.

SIMPULAN

Biji saga (Adenanthera pavonina L.)


memiliki kandungan alkaloid, flavonoid,
saponin, polipeptida, asam amino, dan
faktor goitrogenik yang menyebabkan
racun pada perut serangga. Selanjutnya
dengan metode ekstraksi maserasi dengan
pelarut metanol untuk mempercepat proses
keluarnya zat ekstraktif. Oleh karena itu,
inovasi biji saga (Adenanthera pavonina L.)
dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan biopestisida yang mendukung
Green Farming System.

DAFTAR PUSTAKA

Djunaedy, Achmad. 2009. Biopestida Sebagai


Penegndali Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) Yang Ramah
Lingkungan. Jurusan
Agroeteknologi Fakultas Pertanian
Unijoyo.
Lukman, Abdul Hakim. 1982. Pengaruh
Perpanjangan Dan Lama Pengukuran
Biji Saga Pohon (Adenanthera
pavonina L.) Terhadap Rendemen Dan
Mutu Minyak Yang Dihasilkan Pada
Proses Ekstraksi. Bogor: Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Mian Sinaga, Lensi, et al. 2012 Sifat
AntiRayap Kulit Biji Saga
(Adenanthera pavonina Linn).
Medan: Program Studi Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
Suita, Eliya. 2013. Seri Tekologi Pembenihan
Tanaman Hutan Saga Pohon
(Adenanthera pavonina L.). Bogor:
Balai Penelitian Dan
Pengembangan Kehutanan
Kementrian Kehutanan.
Yenie Elvi, et al. 2013. Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode
Ekstraksi Dari Sampah Daun Pepaya

89
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

ELECTRIC EDIBLE COATING SEBAGAI UPAYA MEMPERPANJANG


UMUR SIMPAN BUAH MELON POTONG DENGAN METODE
PENAMBAHAN MUATAN LISTRIK

Electric Edible Coating as Effort of Extend shelf life Melon Chunks with
Addition Electric Method

Dikianur Alvianto1, Stefani Devina Arie Putri2, M Iqbal Najib Fahmi3, Alifah Maulidiyah4

1,2,3Program Studi Teknologi Bioproses, Universitas Brawijaya, Malang


4Program Studi Keteknikan Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
Email: dikianur@gmail.com

ABSTRAK

Buah melon menjadi komoditas holtikultura yang di gemari masyarakat. Melon pada
umunya disajikan dalam bentuk potongan. Sebagai buah klimaterik, melon potong akan
mengalami penurunan kualitas setelah dipotong. Beberapa upaya dilakukan untuk tetap
menjaga lanju respirasinya dan memperpanjang umur simpannya. Coating menjadi salah satu
upaya yang dilakukan. Namun, penggunaan materi berbasis pati kurang efektif dalam
meningkatkan umur simpan. Electric coating, metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan umur simpan dengan cara penambahan muatan. Penambahan muatan terjadi
karena adanya perpindahan elektron dari dua kutub yang berbeda dari elektroda. Pada
penelitian ini melon akan bertidak sebagai salah satu elektroda. Penggunaan metode ini akan
menghasilkan lapisan tipis dengan ketebalan yang merata. Keberataan lapisan coating disemua
sisi buah potong melon diharapkan meningkatkan umur simpan buah potong melon.

Kata Kunci: Melon, Coating, Karagenan, Umur Simpan, dan Electric Coating

ABSTRACT

Melon is a horticultural commodity that the community likes. Melon in general presented in the
form of pieces. As climatikic fruit, melon chunks will decrease quality after cut. Several attempts were
made to keep the respiration lighter and extend its shelf life. Coating became one of the efforts undertaken.
However, the use of starch-based materials and the use of dyeing methods is less effective in increasing
shelf life. Electric coating, a method that can be used to increase shelf life by means of load addition. The
addition of charge occurs due to the displacement of electrons from two different poles of the electrode. In
this study melon will behave as one of the electrodes. This method will produce a thin layer of uniform
thickness. The presence of coating layer in all sides of melon fruit is expected to increase the shelf life of
melon cut fruit.

Keywords: Melon, Coating, Carrageenan, Shelf Life, and Electric Coating

90
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN terhadap uap air juga rendah karena sifat


hidrofilik pati dapat mempengaruhi
Melon (Cucumis melo L.) menjadi salah stabilitas dan sifat mekanisnya (Garcia et
satu jenis buah yang banyak digemari al, 2011). Hal tersebut dapat mempengaruhi
masyarakat. Buah melon merupakan kualitas bahan dan umur simpannya.
komoditas holtikultura yang telah banyak Adanya berbagai pemasalahan tersebut
dikembangkan di Indonesia, baik dalam membuat kami tertarik melakukan proses
skala kecil maupun agribisnis. Pada coating dengan penambahan muatan listrik
umunya buah melon disajikan dalam pada buah potong melon untuk menjaga
bentuk buah potong. Buah potong melon laju respirasi dan umur simpan dengan
dapat ditemukan di supermarket – menggunakan bahan karagenan.
supermarket. Selain itu buah potong Electric coating merupakan proses
melon juga dihidangkan dalam acara- penambahan muatan listrik tegangan tinggi
acara tertentu, seperti resepsi pada buah potong dengan waktu yang
pernikahan. Sebagai buah klimaterik singkat pada frekuensi yang tetap didalam
buah potong melon mengalami sebuah wadah yang berisi campuran larutan
penurunan kualitas karena tingginya karagenan. Penambahan muatan terjadi
produktivitas dari etilen dan tingkat karena adanya perpindahan elektron dari
respirasi yang tinggi. Hal tersebut dua kutub yang berbeda dari elektroda.
menyebabkan buah potong melon tidak Pada penelitian ini melon akan bertidak
dapat di simpan pada waktu yang cukup sebagai salah satu elektroda. Penggunaan
lama. Karakter daya simpan buah metode ini dalam proses coating akan
merupakan salah satu karakter penting menghasilkan lapisan tipis dengan
dalam pemasaran buah melon (Lopez ketebalan yang merata. Diharapkan dengan
Carmelo, 2004). adanya penelitian ini maka dapat dihasilkan
Sampai saat ini perlakuan-perlakuan buah potong melon yang lebih tahan lama
pasca panen yang dilakukan terhadap buah dan menghambat laju respirasi serta
segar untuk mempertahankan kesegarannya membuat umur simpannya lebih panjang.
dalam proses penyimpanan yaitu
penyimpanan pada suhu rendah, BAHAN DAN METODE
penyimpanan buah dengan perlakuan
kimia, penyimpanan dengan atmosfer Bahan yang digunakan adalah
terkendali, dan edible coating (Mulyanti,2011). tepung karagenan, aquades, dan buah
Tetapi beberapa metode diatas memiliki melon potong berukuran 3x3x3 cm. Alat
banyak kekurangan diantaranya terjadi yang digunakan adalah gelas ukur, cawan
kerusakan dingin (chilling injury), tidak petri, timbangan analitik, beaker glass,
meratanya pelapisan lilin. pengaduk, heater yan dilengkapi dengan
Edible coating adalah suatu lapisan tipis wadah penampung dengan ukuran 13 cm,
yang dibuat dari bahan yang dapat elektroda, pembangkit tegangan tinggi,
dimakan, dibentuk untuk melapisi makanan sensor suhu.
(coating) atau diletakkan di antara Metode Penelitian yang digunakan
komponen makanan (film) yang berfungsi adalah experimen dilaboratorium dengan
sebagai penghalang terhadap perpindahan menggunakan rancangan acak kelompok
massa serta untuk meningkatkan (RAK) faktorial. Pada penelitian terdapat
penanganan suatu makanan (Harris, 2001). tiga jenis perlakuaan yang terdiri atas
Materi polimer untuk edible coating/film yang kontrol (tidak di coating), coating metode
paling potensial dan sudah banyak diteliti celup, dan electric coating. Terdapat dua
adalah materi yang berbasis pati-patian. faktor dalam penelitian ini, yaitu faktor
Sifat-sifat pati juga sesuai untuk bahan suhu penyimpanan dan waktu
edible coating/film karena dapat membentuk penyimpanan. Suhu penyimpanan yang
film yang cukup kuat. Namun, edible film digunakan adalah suhu ruang yaitu 26ºC
berbasis pati mempunyai kelemahan, yaitu dan suhu tinggi. Variasi Faktor waktu
resistensinya terhadap air rendah sehingga, penyimpanan antara lain waktu ke 0, 2, 6, 9,
mudah rusak/sobek dan sifat penghalang 12, dan 15 jam.

91
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tahap-tahap penelitian ini antara lain: 1 = kecut, 2 = agak kecut, 3 = kurang manis,
1) Karagenan 0,3% b/v dicampurkan ke 4 = agak manis, 5 = manis
dalam air panas beruhu 80ºC. 2) Larutan Tekstur:
Karagenan dimasukan ke dalam wadah 1 = lembek, 2 = agak lembek, 3 = kurang
steinless steel yang dikontrol suhunya pada keras, 4 = agak keras, 5 = keras
50 0C. 3) Melon potong dimasukan ke dalam Warna:
larutan karagenan. 4) Listrik tegangan tinggi 1 = hijau kekuningan, 2 = ada bercak
dialirkan ke dalam wadah selama 10 detik. kuning, 3 = hijau sangat pudar, 4 = hijau
5) Melon ditiriskan dari larutan karagenan. pudar, 5 = hijau segar
Melon yang telah tercoating dianalisis Aroma:
Kadar Air, Total Padatan Terlarut, dan 1 = berbau kecut, 2 = agak berbau kecut, 3 =
Teksturnya. Selain itu dilakukan pengujian tidak berbau, 4 = agak harum, 5 = harum
organoleptik dan SEM. Hasil analisis
digunakan untuk menggunakan umur Berdasarkan data yang diperoleh,
simpan melon. Perhitungan umur simpan maka dapat dibuat menjadi grafik seperti di
melon dilakukan dengan menggunakan bawah ini:
Accelrated Sheld Life Testing (ASLT) dengan
pendekatan Arrhenius.
Hubungan waktu
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan parameter uji
Uji Organoleptik pada Buah Segar
50
Uji ini dilakukan agar diketahui Parameter
berapa lama buah melon potong dapat 40 Rasa
disimpan pada suhu ruang tanpa diberikan
perlakuan edible coating maupun electric 30 Parameter
edible coating. Pengujian ini berfungsi Tekstur
20
sebagai acuan untuk mengetahui waktu Parameter
maksimal dari panelis yang masih bersedia 10
Warna
untuk memakan buah melon potong
0 Parameter
tersebut. Uji Organoleptik dilakukan
3 6 9 12 15 Aroma
dengan menggunakan empat macam
jam jam jam jam jam
parameter, yaitu warna, rasa, tekstur, dan
aroma. Pengujian ini dilakukan selama 15
jam, yaitu dengan rentang waktu tiap Grafik 1. Grafik hubungan waktu dan
pengujian adalah selama 3 jam, sehingga parameter uji
dapat diketahui nilai rata-rata dari setiap
parameter. Berikut adalah hasil uji Berdasarkan hasil pengujian
organoleptik dengan menggunakan 10 organoleptic tersebut dapat diketahui
panelis. bahwa semakin lama penyimpanan buah
potong dalam suhu ruang akan
Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik menyebabkan rasa, tekstur, warna, dan
Pengujian Parameter aromanya mengalami penurunan secara
jam ke- Rasa Tekstur Warna Aroma signifikan. Terutama pada jam ke-4 dan ke-5
yaitu penyimpanan selama 12 jam dan 15
1 (3 jam) 36 42 46 46
jam, kualitasnya menjadi sangat buruk dan
2 (6 jam) 29 37 31 34
tidak layak untuk dikonsumsi.
3 (9 jam) 26 32 30 33
Untuk uji lainnya masih belum bisa
4 (12 jam) 20 24 19 21
dilaksanakan karena keterbatasan alat yang
5 (15 jam) 15 17 16 15
digunakan untuk tegangan tinggi sehingga
masih menunggu pembuatan alat.
Dengan proporsi penilaian: Berdasarkan referensi yang digunakan
Rasa: diketahui bahwa tegangan minimal yang

92
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

digunakan adalah antara 1000 volt sampai


5000 volt dengan range waktu antara 1-10
sekon. Uji selanjutnya ialah pengujian
tekstur, kadar air, total padatan terlarut, uji
SEM dan Perhitungan umur simpan melon
dilakukan dengan menggunakan Accelrated
Sheld Life Testing (ASLT) dengan pendekatan
Arrhenius.

SIMPULAN

Berdasarkan metode peneletian


yang digunakan dapat diketahui bahwa
hasil uji organoleptik diketahui bahwa pada
suhu ruang buah potong mengalami
kerusakan dan tidak layak dikonsumsi
terutama setelah 12 jam dan 15 jam. Selain
itu juga tegangan listrik yang digunakan
berkisar antara 1000 volt sampi 5000 volt
dengan waktu 1 sampi 10 sekon untuk
membuka pori pori dari buah sehingga
karagenan dapat menempel dengan merata
pada seluruh permukaan buah potong
melon.

DAFTAR PUSTAKA

Garcia, N.L., L. Ribbon, A. Dufresne, M.


Aranguren, and S. Goyanes. 2011.
Effect of Glycerol on the Morphology
of Nanocomposites Made From
Thermoplastic Starch and Starch
Nanocrystals. Carbohydrate Polymers.
84 (1): 203−210.
Harris, H. 2001. Kemungkinan Penggunaan
Edible Film dari Pati Tapioka. Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol 3,
No. 2, hlm 99-106.
Lopez C., Andres F. 2004. Manual for the
Preparation and Sale of Fruits and
Vegetables: From Field to Market. FAO
Agricultural Services Bulletin. 1010-
1365; 151
Mulyanti, Desi. 2011. Analisis Pengendalian
Persediaan Buah Segar pada
Hipermart Giants Poins Lebak
Bulus. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah [PKHT].

93
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

RANCANG BANGUN COBOI (COUMARIN BOX FOR ONION) SEBAGAI


ALAT POSTHARVEST TREATMENT BAWANG MERAH (Allium cepa)

Design Coboi (Coumarin Box For Onion) As Postharvest Treatment


Tool Onion (Allium Cepa)

Setianingsih1*, Kharimatul Khasanah2, Intan Lutfi Fatikasari3

1,2,3 Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang


Jalan Veteran, Malang 65145, Indonesia
email: risetianingsih@gmail.com

ABSTRAK

Bawang merah merupakan bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia. Dari jumlah permintaan konsumen di Indonesia terhadap bawang merah yang
mampu dipasok hanya sekitar 786.750 ton/tahun, hal ini dikarenakan 25% dari total panen
bawang merah mengalami kerusakan sebelum mencapai tangan konsumen. Kelangkaan
disebabkan oleh faktor kerusakan bawang merah seperti susut bobot, soft rot (pembusukan
halus), dan pertumbuhan tunas yang diakibatkan oleh perlakuan pascapanen yang kurang
tepat sehingga berujung pada fluktuasi harga bawang merah. Oleh karena itu terciptalah suatu
inovasi yang bernama COBOI (Coumarin Box for Onion) sebagai salah satu alat postharvest
treatment dengan fungsi utama mencegah pertunasan bawang merah (Allium cepa). Tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui rancang bangun dan efektifitas COBOI (Coumarin Box for Onion)
dalam mencegah pertunasan bawang merah. Metode penelitian yang dilakukan dimulai dari
tahap studi pustaka, pembuatan rancangan, instrumentasi COBOI. Hasil dari penelitian ini
yaitu menghasilkan alat bernama COBOI dengan dimensi 100x50x45cm yang berbahan stainless
steel, dilengkapi dengan komponen yang berada dalam alat yaitu blower, exhauster, aerosol
sprayer, dan instrumen berupa display suhu, push button, alat dilengkapi pula dengan roda.

Kata kunci: Bawang merah, senyawa kumarin, COBOI (Coumarin Box for Onion)

ABSTRACT

The Onion is a food that is much needed by the people of Indonesia. The number of consumer
demand in Indonesia against the onion that is able to supply only about 786,750 tons/year, this is
because 25% of the total harvest of onion suffered damage before reaching the hands of the consumer.
Scarcity is caused by factors such as reduced damage onion weight, soft rot (decay), and the growth of
shoots arising from inappropriate postharvest treatment so that resulted in fluctuations in the price of
onions. Therefore creating an innovation called COBOI (Coumarin Box for Onion) as one of the tools
with the primary function of postharvest treatment to prevent sprouting of onions (Allium cepa). The
goal of the research is to know the architecture and effectiveness COBOI (Coumarin Box for Onion) in
preventing sprouting. The method of research done, starting from the stage of design, creation of library
studies, instrumentation COBOI, testing tools, and evaluation stages. The result of the research is to
produce a tool named COBOI with dimensions 100x50x45cm made stainless steel, equipped with
components that are in the exhauster blower, namely tools, an aerosol sprayer, and instruments in the
form of the temperature display, push button, the tool is equipped with wheels.

Keywords: Onion, coumarin, COBOI (Coumarin Box for Onion)

94
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN membuat bawang merah tidak bertunas.


Selain itu kumarin bersifat antimikroba
Bawang merah merupakan bahan sehingga mampu membunuh bakteri
pangan yang banyak dibutuhkan oleh Pseudomonas marginalis penyebab
masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat pembusukan. Jika dibandingkan dengan gas
dilihat dari tingkat permintaan terhadap etilen, UV-C, dan MH penggunaan kumarin
bawang merah di Indonesia yang tergolong lebih unggul dan tidak berbahaya bagi tubuh
tinggi, yaitu 1.011.140 ton/tahun (Pusat data manusia, karena kumarin memiliki manfaat
dan Sistem Informasi Pertanian, 2015). bagi kesehatan seperti menstimulasi
Selama ini permintaan bawang merah dapat pembentukan pigmen kulit (Afda, 2006;
diimbangi dengan produktivitasnya, yaitu Isnawati dkk, 2008). Oleh karena itu
sebesar 1.049.000 ton pada tahun 2014 (BPS, terciptalah suatu inovasi yang bernama
2015), akan tetapi bawang merah yang COBOI (Coumarin Box for Onion) sebagai
mampu dipasok hanya sekitar 786.750 salah satu alat postharvest tratment dengan
ton/tahun, hal ini dikarenakan 25% dari fungsi utama mencegah pertunasan bawang
total panen bawang merah mengalami merah (Allium cepa). Artikel ini merupakan
kerusakan sebelum mencapai tangan bagian kecil dari penelitian mengenai
konsumen sehingga terjadi kelangkaan penerapan perancangan COBOI untuk
(Mutia dkk, 2014). Kelangkaan bukan menghambat pertunasan bawang merah.
disebabkan karena jumlah produksi tetapi
disebabkan oleh faktor kerusakan bawang BAHAN DAN METODE
merah seperti susut bobot, soft rot
(pembusukan halus), dan pertumbuhan Alat-alat yang dibutuhkan dalam
tunas yang diakibatkan oleh perlakuan pembuatan maupun pengujian COBOI yaitu
pascapanen yang kurang tepat (Eshel et al, gergaji besi, palu, tang, obeng, penggaris
2014). Kelangkaan ini akan berujung pada besi, cutter, solder, dan alat lain yang
fluktuasi harga bawang merah yang diperlukan. Adapun bahan yang digunakan
dibuktikan dengan nilai inflasi nasional dalam pembuatan alat COBOI adalah
bawang merah yang menyumbang 0,38% stainless steel, polypropylene, kumarin,
dari total inflasi keseluruhan bahan pangan aerosol sprayer, blower/exhauster, pompa,
13,82% (BPS, 2015). kaki roda, kabel, saklar, stop kontak, mur
Selama ini proses postharvest treatment dan baut, PID controller. Bahan untuk alat ini
bawang merah yang umum dilakukan yaitu berupa stainless steel dikarenakan bahan yang
hanya membersihkan kotoran dan mengering akan diuji berupa bahan pangan sehingga
anginkan tanpa memperhatikan tingkat diperlukan alat yang food grade dan tidak
dormansi bawang merah, sehingga bawang bereaksi dengan bawang merah. Metode
merah sangat mudah bertunas. Adapun yang digunakan dalam merancang bangun
postharvest treatment yang selama ini alat yaitu dengan studi pustaka,
diterapkan pada bawang merah yaitu pendesaianan alat, tahap instrumentasi.
penggunaan Ultraviolet C, senyawa 1,2-
dihydro-3,6-pyridazinedionedengan nama lain HASIL DAN PEMBAHASAN
MH (Maleic Hydrazide) dan penggunaan gas
etilen. Akan tetapi 3 cara tersebut memiliki Perancangan Alat
kelemahan. Ide menggunakan kumarin Alat ini memiliki ukuran 100x50x 45 cm
tercipta sebagai zat yang mampu yang bisa menampung 20 kg bawang merah
mendormansi (menghamabat pertunasan) yang diletakkan pada keranjang bawang
dan mampu membunuh baketri Pseudomonas merah di bagian dalam Coumarin Box for
marginalis penyebab pembusukan pada Onion. Kumarin yang akan digunakan
bawang merah Adanya 4-hidroksi pada diubah menjadi aerosol padat. Sebelum
kumarin sebagai dasar pengaplikasian pada dibuat atau dimasukkan ke dalam aerosol
bawang merah sebagai penghambat kerja sprayer, kumarin ini dilarutkan dengan etil
enzim, sehingga paparan kumarin pada asetat yang memiliki sifat volatil dan tidak
bawang merah akan menghambat beracun. Aerosol kumarin diletakkan pada
metabolisme embrio bawang merah yang aerosol sprayer yang berada di atas Coumarin

95
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Box for Onion. Hasil rancangan alat dapat Selain itu alat ini dilengkpi dengan
dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. PID controller yang dihubungkan dengan LM
(sensor suhu), ketika suhu tidak sesuai maka
sensor akan meneruskan informasi ke PID
controller dan PID controller yang
dihubungkan ke blower akan menyalakan
blowe. Sistem ini akan bekerja selama 24 jam.

SIMPULAN
Gambar 1. COBOI tampak luar
Coumarin Box for Onion adalah alat
posthaervest treatment bawang merah dengan
menggunakan senyawa kumarin.
Penggunaan Coumarin Box for Onion ini akan
membantu memaksimalkan kinerja kumarin
dalam ruangan tertutup dan suhu yang
terkontrol, sehingga kumarin bisa tersebar
menyeluruh. Alat ini memiliki ukuran
100x50x45 cm dengan bahan stainless steel.
Gambar 2. COBOI tampak dalam Komponen penyusun COBOI berupa blower,
exhauster, PID controller, aerosol sprayer, dan
Pembuatan Aerosol pompa.
Konsentrasi aerosol kumarin yang
dibuat yaitu 250 ppm. Cara pembuatannya UCAPAN TERIMA KASIH
adalah dengan melarutkan 250 mg kumarin
dengan 1 liter etil asetat. Jumlah yang Terimakasih kami ucapakan kepada
disemprotkan ke dalam alat yaitu 500 mL Tuhan YME yang senantiasa melimpahkan
untuk 20 kg bawang merah. segala kekuasaannya sehingga kami dapat
menyelesaikan jurnal ini, serta kepada Ibu
Cara Kerja COBOI Nur Lailatul Rahmah S.Si, M.Si yang telah
Bawang merah yang akan diberi membimbing kami dalam melaksanakan
perlakuan pascapanen (postharvest treatment) penelitian. Terimakasih juga kepada panitia
diletakkan dalam keranjang di dalam Sientesa yang telah bekerja keras dalam
Coumarin Box for Onion. Kumarin yang telah mengadakan acara symposium dan expo
dibuat aerosol disalurkan ke dalam Coumarin 2017 ini.
Box for Onion. Ketika blower dinyalakan maka
aerosol kumarin langsung terdispersi dalam DAFTAR PUSTAKA
udara ke seluruh ruangan Coumarin Box for
Onion. Pemaparan kumarin hanya dilakukan Afda, M. 2006. 6-Metoksi, 7-Hidroksi
sekali di awal proses. Blower dinyalakan Kumarin dari Daun Pacar Air
untuk membantu aerosol kumarin menyebar (Impatiens balsamina Linn.). Jurnal
ke seluruh ruangan dalam Coumarin Box for Gradien. vol. 2, no.2,pp. 183-186.
Onion. Badan Pusat Statistik. 2015. Distribusi
Perdagangan Komoditas Bawang Merah
Indonesia 2015. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Eshel, D., Bamnolker, P.T., Vinokur, Y.,
Saad, I., Zutahy, Y., and Rodov, V.
2014. Fast Curing: A Method to
Improve Postharvest Quality of
Onions in Hot Climate Harvest.The
Journal of Posthar vest Biology and
Technology. vol 88, no. 2014, pp. 34-39.
Gambar 3. COBOI

96
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Mutia, A.K., Purwanto, Y. A., dan Pujantoro,


L. 2014. Perubahan Kualitas Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.) Selama
Penyimpanan Pada Tingkat Kadar Air
dan Suhu Yang Berbeda.Jurnal
Pascapanen. vol. 11, no. 2, pp. 108-115.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
2015. Outlook Komoditas Pertanian
Subsektor Hortikultura Bawang Merah.
ISSN 1907-1507. Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian Kementrian
Pertanian.

97
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

GREEN NATURAL COLORANT (GEERANT) BERBASIS RUMPUT TEKI


SEBAGAI ALTERNATIF PEWARNA ALAMI UNTUK MEWUJUDKAN
KEAMANAN PANGAN NASIONAL

Green Natural Colorant Grass-Based as an Alternative Natural Colorant to


Achieve National Food Safety

Anggi Jovino Tambunan1*, Casilda Aulia R2, Aisyah Sari Nastiti3, Gulam Zakiya4, Alif Umami
Faridatul Lailiyah5

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya,


1,2,3,4,5

Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia


Email: jovino96@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan pewarna makanan di industri pangan semakin meningkat seiring dengan
pola konsumsi masyarakat yang menyukai produk pangan dengan penampilan yang menarik.
Namun sayangnya, pewarna yang banyak digunakan untuk produk pangan merupakan
pewarna sintetis. Data dari BPOM tahun 2012 menunjukkan, sebanyak 90% industry pangan di
Indonesia menggunakan pewarna sintetis. Pewarna sintetis digunakan karena harganya yang
terjangkau, mudah diperoleh di pasaran, konsistensi warnanya baik dan tahan lama. Padahal,
penggunaan pewarna makanan sintetis secara berkelanjutan dalam waktu yang lama
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan antara lain pusing, mual, diare hingga kanker.
Oleh sebab itu, diperlukan alternatif pewarna alami bahan pangan yang aman dikonsumsi.
Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pewarna alami yakni
Rumput teki (Cyperus rotondus L.) dengan potensi kandungan antioksidan dan klorofil yang
cukup tinggi serta ditambahkan bahan pengisi untuk melindungi warna dari faktor sifat fisik
dan kimia, menambah berat produk dan memudahkan kecerahan warna dalam air. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendapatkan formulasi proporsi antara konsentrasi bahan pengisi dan
jenis bahan pengisi untuk memperoleh pewarna bubuk alami dengan sifat fisik dan kimia yang
baik dan mengetahui pengaruh penambahan pewarna bubuk alami terhadap sifat fisik dan
kimia produk pangan. Metode yang digunakan yakni ekstraksi maserasi menggunakan pelarut
etanol 70% absolut dengan rancangan percobaan acak kelompok faktorial yang terdiri dari
faktor bahan pengisi dan perbandingan sampel terhadap bahan pengisi. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa kandungan klorofil yang diperoleh dari 23 gram Cyperus rotundus L.
kering adalah 0,406 ppm dimana hasilnya lebih besar dari pada literatur yang menyatakan
bahwa kandungan klorofil Cyperus rotundus L. kering hanya 0,392 ppm. Selanjutnya, akan diuji
pada sirup untuk mengetahui efek dan ketahanan warna terhadap makanan

Kata kunci: keamanan pangan, pewarna alami, rumput teki

ABSTRACT

The use of food coloring in the food industry is increasing in line with the pattern of
consumption of people who like food products with an attractive appearance. But unfortunately, the
colorant that is widely used for food products is a synthetic colorant. The data from National Agency of
Drugs and Foods Controls in 2012 showed that as much as 90% of the food industry in Indonesia uses
synthetic colorant. Synthetic colorant is used because the price is affordable, easy to obtain in the market,
good color consistency, and durable. In fact, the use of synthetic food coloring in a long time cause
various health problems such as dizziness, nausea, diarrhea, and cancer. Therefore, it is necessary
alternative natural food coloring which safe to eat. One of the ingredients that can be used as raw
material for making natural colorant is Cyperus rotundus L. with high potency of antioxidant and
chlorophyll content and added filler to protect the color of physical and chemical properties, increase the

98
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

weight of the product, and facilitate the brightness color in water. The purpose of this study is to obtain a
formulation of the proportion between the concentration of the filler and the type of filler to obtain natural
colorant powder with good physical and chemical properties and to know the effect of adding natural
colorant powder to the physical and chemical properties of food products. The method used is maceration
extraction using 70% absolute ethanol solvent with a factorial randomized factorial design consisting of
filler factor and sample comparison to filler. The experimental results showed that the chlorophyll content
obtained from 23 grams of dried Cyperus rotundus L. is 0.406 ppm where the result is larger than the
literature which stated that the dry Cyperus rotundus L. chlorophyll content was only 0.392 ppm.
Furthermore, it will be tested on syrup to determine the effect and resistance of color to the food.

Keywords: food safety, natural dye, Cyperus rotondus L.

99
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

bahan baku pembuatan GEERANT (Green


Natural Colorant), pewarna hijau dari klorofil
PENDAHULUAN sekaligus mengandung antioksidan alami.
Pada umumnya pewarna alami yang
Penggunaan pewarna makanan di beredar di pasaran dalam bentuk cair.
industri pangan semakin meningkat seiring Namun, kelemahan dari pewarna dalam
dengan pola konsumsi masyarakat yang bentuk cair yaitu kurang praktis dan umur
menyukai produk pangan dengan simpannya pendek. Oleh sebab itu, perlu
penampilan yang menarik (Amalia dkk, solusi untuk membuat pewarna alami
2009). Namun sayangnya, pewarna yang tersebut memiliki umur simpan yang lebih
banyak digunakan untuk produk pangan panjang dan praktis, yakni dengan
merupakan pewarna sintetis. Data dari membuat pewarna alami GEERANT dalam
BPOM menunjukkan, sebanyak 90% bentuk bubuk. Dalam pembuatan pewarna
industri pangan di Indonesia menggunakan bubuk GEERANT, ditambahkan bahan
pewarna sintetis (BPOM, 2012). Pewarna pengisi berupa dekstrin dan maltodekstrin.
sintetis digunakan karena harganya yang Fungsi bahan pengisi tersebut yakni
terjangkau, mudah diperoleh di pasaran, melindungi warna dari factor fisik dan
konsistensi warnanya baik dan tahan lama kimia, memudahkan kecerahan warna di
(Cahyadi, 2009). dalam air dan menambah berat produk.
Menurut Herman (2010), penambahan Faktor yang harus perhatikan dalam
pewarna sintetis pada bahan pangan secara pembuatan pewarna alami GEERANT
berkelanjutan dalam jangka waktu yang adalah kosentrasi bahan pengisi yang
lama dapat menyebabkan gangguan digunakan. Apabila konsentrasi yang
kesehatan, antara lain pusing, mual, diare digunakan semakin banyak, maka akan
hingga kanker. Melihat berbagai dampak mengurangi waktu pengeringan karena
negatif kesehatan yang dapat ditimbulkan total padatan bubuk meningkat.
akibat penggunaan pewarna sintetis pada Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
bahan pangan, perlu dikembangkan Mira (2007) menunjukkan perlakuan terbaik
pewarna alami yang lebih aman. Salah satu dalam pembuatan pewarna bubuk alami
sumber pewarna alami yaitu klorofil yang yakni menggunakan dekstrin sebesar 5%.
dapat diekstrak dari bahan-bahan alami, Pelarut yang aman digunakan untuk
salah satunya diperoleh melalui ekstraksi menghasilkan pewarna bubuk alami adalah
tanaman rumput teki (Cyperus rotondus). air (Koswara, 1999).
Rumput teki (Cyperus rotondus) adalah salah
satu jenis rumput-rumputan yang tumbuh BAHAN DAN METODE
liar dan pada umumnya dianggap sebagai
gulma di lahan pertanian (Usu, 2012). Alat dan Bahan Penelitian
Selama ini, pemanfaatan rumput teki sangat Alat yang digunakan dalam ekstraksi
minim karena informasi ilmiah yang klorofil dari rumput teki yaitu aluminium
menunjang masih kurang (Pandey dkk, foil, beaker glass, Erlenmeyer, kertas saring,
2013). labu ukur 25mL, labu ukur 100 mL, corong
Padahal, rumput teki mengandung pemisah, dan orbital shaker. Alat yang
klorofil sebesar 0,392 ± 0,023 mg/g.fwt digunakan untuk menganalisa stabilitas
(Sreenivasulu et al., 2015) dan senyawa pigmen dan aktifitas antioksidan pada
golongan flavonoid yang berperan sebagai ekstraksi klorofil rumput teki yaitu tabung
antioksidan sebesar 6,505 mg/ml (Lumbessy reaksi, pipet ukur, lampu 20 watt, magnetic
dkk, 2013). Antioksidan dapat menghambat stirrer, vacuum dryer, spektrofotometer dan
oksidasi melalui mekanisme penangkapan refrigerator.
radikal bebas dengan cara menyumbangkan Sedangkan bahan yang digunakan
elektron pada elektron yang tidak dalam penelitian ini yaitu Rumput Teki
berpasangan dalam radikal bebas (Pokorni (Cyperus rotundus L.) yang diperoleh dari
et al., 2001). lapangan serta disekitar rumah warga
Berdasarkan kedua manfaat tersebut, Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa
rumput teki dapat dimanfaatkan sebagai Timur, Pelarut etanol, reagen DPPH, buffer

100
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

asetat, pelarut aseton, maltodekstrin, Faktor yang dapat berpengaruh terhadap


dekstrin, Air, gula, natrium benzoat, asam hasil akhir kadar klorofil, yaitu pH, suhu,
sitrat, perasa sirup, Na2SO4, akuades, larutan dan intensitas paparan cahaya pada sampel.
asam (pH 3, 4 dan 5). Klrofil merupakan pigmen warna yang
Metode Penelitian tidak tahan terhadap pH, suhu, dan paparan
Rancangan penelitian yang digunakan cahaya yang berlebihan. Oleh sebab itu,
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) perlakuan untuk menjaga agar klorofil tetap
yang disusun secara faktorial dengan 2 memiliki warna yang bagus yaitu
faktor yaitu faktor S yang terdiri dari 2 level memperhatikan ketiga faktor tersebut.
dan faktor R yang juga terdiri dari 3 level,
dengan keterangan kedua faktor sebagai SIMPULAN
berikut:
Faktor S yaitu jenis bahan pengisi GREERANT (Green Natural Colorant)
S1 : Dekstrin merupakan pewarna alami berwarna hijau
S2 : Maltodekstrin berbasis rumput teki yang diekstrak
Faktor R yaitu perbandingan sampel menggunakan metode maserasi. Dalam
terhadap bahan pengisi proses ekstraksi, digunakan pelarut etanol
R1: Perbandingan jumlah bahan pengisi 70% absolut yang berfungsi melarutkan
terhadap sampel 15% : 85% pigmen klorofil agar mudah terekstrak.
R2: Perbandingan jumlah bahan pengisi Eksperimen yang dilakukan yaitu dengan
terhadap sampel 20% : 80% ekstraksi maserasi menggunakan
R3: Perbandingan jumlah bahan pengisi perbandingan 1:10 dimana 23 gram rumput
terhadap sampel 25% : 75% teki bubuk ditambahkan dengan 230 ml
Dari kedua faktor tersebut diperoleh pelarut etanol 70% absolut. Hasilnya,
kombinansi perlakuan dibawah ini, dan diperoleh kadar klorofil sebesar 0,406 ppm
masing-masing perlakuan dilakukan dimana hasil tersebut lebih besar dibanding
pengulangan sebanyak 3 kali sehingga literature yang menyatakan bahwa kadar
didapatkan 18 satuan percobaan klorofil rumput teki hanya sebesar 0,392
ppm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
UCAPAN TERIMA KASIH
Telah dilakukan percobaan untuk
mendapatkan ekstrak klorofil rumput teki. Terima kasih kami ucapkan kepada
Rumput teki yang telah dikeringkan selama jajaran Dekan dan Wakil Dekan, dosen
18 jam, lalu dihaluskan menggunakan pembimbing kami ibu Erni Sofia Murtini,
blender, dan diayak menggunakan ayakan S.TP, M.P, Ph.D yang telah membimbing
60 mesh. Selanjutnya, diperoleh hasil kami, serta para laboran, administrasi
rumput teki bubuk sebanyak 23 gram. Hasil jurusan serta pihak-pihak lain yang terkait
tersebut ditambahkan etanol 70% absolut yang telah membantu kami untuk
dengan perbandingan 1:10, dimana rumput melakukan penelitian, memberikan saran
teki sebanyak 23 gram dan etanol 230 ml. dan masukan untuk memperbaiki penelitian
Kemudian dilakukan ekstraksi selama 48 yang telah kami lakukan.
jam untuk selanjutnya dievaporasi selama 3
jam menggunakan rotary vacuum evaporator. DAFTAR PUSTAKA
Hasil yang diperoleh diuji menggunakan
spektrofotometer UV-Vis panjang Amalia, I. R, Hikmiati A. S., an Siswanto, D.
gelombang 649 nm & 665 nm. Dari hasil uji 2009. Studi Efektivitas Penggunaan
tersebut diperoleh kadar klorofil sebesar Ekstrak Pigmen Bunga Bugenvil
0,406 ppm. (Bougainvillea spectabilis) Sebagai Zat
Dari proses eksperimen ini, hasil Warna Alami Pada Produk Jajanan Pasar.
yang diperoleh lebih besar dibandingkan http://www.biologi.ub.ac.id diakses
dengan literature yang menyatakan bahwa pada 8 November 2016
kadar klorofil dari rumput teki hanya Badan Pengawas Obat dan Makanan
sebesar 0,392 ppm (Sreenivasulu et al., 2015). (BPOM). 2012. Bahan Tambahan pada

101
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Pangan dan Bahayanya (Formalin, Boraks,


dan Pewarna buatan) (Online).
http://portal.bangkabaratkab.go.id/co
ntent/bahan-tambahan-pada
pangandanbahayanya-formalin-boraks-
dan-pewarna-buatan diakses pada 8
November 2016
Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek
Kesehatan Bahan Tambahan Makanan.
Jakarta: Bumi Aksara
Herman. 2010. Identifikasi Pewarna Rhodamin
B Pada Minuman Ringan Tanpa
Merek yang Dijual di Pasar Sentral Kota
Makassar. Media Analisis
Kesehatan Vol. 1: (33-36)
Lumbessy, M., Abidjulu, J., dan Paendong
J.J.E,. 2013. Uji Total Flavonoid Pada
Beberapa Tanaman Obat Tradisional di
Desa Waitina Kecamatan Mangoli
Timur Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi
Maluku Utara. Jurnal MIPA Vol. 2 No. 1
: 50-55
Pandey, Putri Virgie dkk. 2013. Uji Efek
Analgetik Ekstrak Rumput Teki (Cyperus
rotondus L.) pada Tikus Putih Jantan
Galur Wistar (Rattus novergicus).
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 2 No. 2.
Manado: Universitas Samratulangi
Pokorni, J., Yamshlieva, N., and Gordon, M.
2001. Antioxidant in Food Practical
Applications. New York: CRC Press
Usu, Farlin. 2012. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol
Umbi Rumput Teki (Cyperus rotondus L.)
Sebagai Penumbuh Rambut Terhadap
Kelinci Jantan (Oryctolgus cuniculus).
Skripsi. Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo

102
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

SISTEM IRIGASI ELEKTROOSMOSIS PADA LAHAN NON-TEKNIS

Electroosmosis Irrigation System For Non-Technical Field

Gigih Widyawantoro1,*, Lu’lu’i Zulaikho2, Nur Ida Winni Yosika2, Bayu Permadi2, Kamsiatun
Eka Pratama2

1Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
2Program Studi Teknologi Bioproses, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang 65145, Indonesia
*Email : widyawangigih@gmail.com

ABSTRAK

Ketersediaan air untuk irigasi pada lahan kering atau non teknis bergantung pada
besarnya curah hujan. Hal ini mengakibatkan usaha tani tidak dapat dilakukan sepanjang
tahun. Pada lahan kering penyediaan air terkendala pada sistem distribusi dari sumber menuju
lahan. ELEGAN CAFE (Electroosmosis Irrigation System For Non-Technical Field) merupakan
solusi efektif irigasi pada lahan non-teknis dengan prinsip elektroosmosis. Sistem
elektroosmosis menggunakan arus DC dari panel surya sehingga ramah lingkungan. Arus
listrik DC akan mengikat air dan membawanya bergerak mengikuti aliran listrik tersebut.
Jika dua elektroda dipasang pada tanah yang lembab dan dialirkan listrik, air yang
terkandung di dalam tanah akan bergerak dari elektroda positif menuju elektroda negatif,
sehingga memudahkan akar dalam menyerap air. Alat ini dilengkapi sensor kadar air untuk
mengoptimalkan penggunaan daya listrik. Listrik akan mengalir ketika kadar air pada sampel
tanaman Tomat dan Bayam belum terpenuhi. Kadar air minimum untuk pertumbuhan pada
tanaman Tomat dan Bayam berturut-turut adalah 27, 57% dan 59,19 %. Sensor kadar air
dilengkapi oleh relay untuk menyambung dan memutus aliran listrik ketika kadar air pada
sampel tanaman telah terpenuhi. Hasil pengujian teori pada tegangan 12 volt, 5A dengan
ketinggian 12 cm memberikan hasil paling baik yaitu pada kuadran I kadar air sebesar 16,767
%, kuadran II sebesar 15,897%, kuadran III sebesar 16,562%, dan kuadran IV sebesar 19,087%.

Kata kunci : Elektroosmosis, Irigasi, Lahan Kering, Holtikultura

ABSTRACT

The availability of water in non-technical field depends on rainwater. This is giving a big impact
in the farming throughout the year. Also, the water distribution in non-technical field was constrained.
ELEGAN CAFÉ is an electroosmosis irrigation system for horticultural crop in non-technical field. DC
electric current will bind and bring the water along the flow of electricity. If two electrodes are mounted
on moist soil and are supplied with electricity, the water contained in the ground will move from the
positive electrode to the negative electrode, thus helping the roots in absorbing water. This device also
completed with soil moisture sensors to optimize the electrical power. The electricity will flow up when
the water content of the Tomato and Spinach plant has not been fulfilled. The minimum moisture content
of Tomato and Spinach plants is 27,57% and 59.19%. The moisture sensor is equipped by a type relay to
connect and disconnect electricity when the water content of the plant sample has been fulfilled. The
result of the test with 12 volt, 5Ampere and 12 cm height give the best result that is in quadrant I water
content 16,767%, quadrant II equal to 15,897%, quadrant III equal to 16,562%, and quadrant IV equal
to 19,087%.

Keywords: electroosmosis, irrigation, non-technical field, horticulture

103
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN hortikultura. Air yang ditarik oleh


elektroda akan memudahkan akar dalam
Ketersediaan air untuk irigasi pada menyerap air. Dengan adanya alat ini
lahan kering atau non teknis bergantung diharapkan dapat membantu produksi
pada besarnya curah hujan. Keterbatasan pertanian di lahan kering.
air pada lahan kering mengakibatkan usaha
tani tidak dapat dilakukan sepanjang BAHAN DAN METODE
tahun, dengan indeks pertanaman (IP)
kurang dari 1,50. Potensi lahan kering di Sistem Elektroosmosis
Indonesia sangat besar dengan luas 148 juta ELEGAN CAFE memiliki sistem
ha atau 78% dari total luas daratan Elektrossmosis yang terdiri dari Katoda
(Abdurachman dkk, 2008). Air merupakan dan Anoda sebagai Elektroda negatif dan
sumber daya dan faktor determinan yang Elektroda positif. Elektroda dibuat dari plat
menentukan kinerja sector pertanian, tembaga dengan ukuran 8,3 cm x 12,7 cm
karena tidak ada satu pun tanaman dan Chamber dibuat dari kaca dengan
pertanian yang tidak memerlukan air. Pada ukuran 15 cm x 10 cm x 30 cm. Elektroda
lahan kering penyediaan air terkendala positif diletakkan pada dasar chamber lalu
pada sistem distribusi dari sumber menuju ditimbun tanah dengan ketinggian 4 cm
lahan. dan diberi air sebanyak 80 ml kemudian
Saat ini metode irigasi yang ditambahkan tanah dengan ketinggian
diterapkan pada lahan kering adalah irigasi yang divariasikan.
tetes, namun irigasi tetes memerlukan Pada chamber 1 ketinggian tanah yaitu
perawatan yang intensif agar tidak terjadi 12 cm, chamber 2 dengan ketinggian 20 cm
penymbatan pada lubang air, apabila air dan chamber 3 dengan ketinggian 28 cm.
yang digunakan mengandung garam yang Listrik yang dialirkan pada elektroda
tinggi dapat menyebabkan terjadinya positif dan negatif adalah arus listrik DC
penumpukan garam sehingga menjadi dengan tegangan 12 V, 5 A. Percobaan
toksik bagi tanaman. Oleh karena itu, sistem elektroosmosis ini dilakukan selama
diperlukan teknologi tepat guna, murah 117,5 jam. Tanah yang diberi perlakuan
dan aplicable untuk mengatur ketersediaan sistem elektroosmosis dapat ditentukan
air agar dapat memenuhi kebutuhan air nilai kadar airnya dengan menimbang
(water demand) yang semakin sulit massa sampel tanah lalu di keringkan
dilakukan dengan cara-cara alamiah dengan oven pada suhu 105o C selama 24
(natural manner). Elektroosmosis jam lalu ditimbang massa akhir sampel
merupakan salah satu metode untuk tanah tersebut.
mengatur ketersediaan air dengan
memanfaatkan arus listrik satu arah (DC) Sistem Kontrol Listrik DC
secara langsung. Minimum Sistem
Arus listrik ini akan mengikat air Minimum sistem pada ELEGAN
dan membawanya bergerak mengikuti arah CAFE menggunakan Arduino Uno dengan
aliran listrik tersebut. Jika dua elektroda Mikrokontroler ATMEGA 328P-PU.
dipasang pada tanah yang lembab dan
dialirkan listrik, maka air yang terkandung
di dalam tanah akan bergerak dari
elektroda positif menuju elektroda negatif
(Andi dkk, 2013). Adanya potensi
elektroosmosis dalam menarik air
merupakan hal yang melatar belakangi
inovasi “ELEGAN CAFE (Electroosmosis
Irrigation System for Non-Technical Field)”,
suatu sistem irigasi dengan memanfaatkan
arus DC untuk menarik air mendekati akar
Gambar 1. Pin Mikrokontroler ATMEGA
tanaman. Tanaman yang digunakan untuk
328
menguji alat ini adalah tanaman

104
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Dalam minimum sistem ini terdapat mendeteksi kadar air dengan


Rangkaian sensor Kadar air, Rangkaian menggunakan fungsi grafik linier, yaitu
Relay, Tampilan LCD (Liquid Crystal grafik hubungan nilai ADC dengan Kadar
Display), dan Sistem input jenis tanaman. air sampel tanah.
Sumber daya minimum sistem diperoleh Jenis tanaman yang dapat digunakan
dari adaptor bertegangan 12 Volt yang pada alat ini adalah tanaman Tomat dan
akan disesuaikan kebutuhannya oleh Bayam. Rangkaian input digunakan untuk
Regulator pada minimum sistem mengatur jenis tanaman yang dipilih,
Sensor kadar air yang digunakan dimana rangkaian input sebagai berikut :
adalah tipe..... Skematik Sensor
diperlihatkan seperti Gambar 2.

Gambar 2. Skematik sensor Kadar Air Gambar 4. Rangkaian Input

VCC pada sensor dihubungkan pada pin 5 Rangkaian ini memiliki prinsip seperti
V di minimum sistem, A0 pada sensor saklar yaitu ketika tombol input ditekan
dihubungkan pada pin A0 dan Ground maka rangkaian akan terhubung sehingga
pada sensor dihubungkan dengan pin Gnd arus listrik akan mengalir dan terhubung
di minimum sistem. Keluaran dari sensor dengan rangkaian LCD, dimana LCD akan
berupa tegangan yang bervariasi, tegangan menampilkan jenis tanaman yang dipilih.
ini harus diubah menjadi logika 0 dan 1
agar dapat dibaca oleh minimum sistem. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tegangan output dari sensor akan terbaca
menjadi nilai ADC pada LCD. Nilai ADC sampel tanah
Sampel tanah dalam pengujian ini
LCD yang digunakan adalah LCD 16x2
diambil dari tiga chamber yang dialiri
yang berarti tampilan dari LCD memiliki 16
listrik DC dengan variasi ketinggian tanah
baris, 2 kolom. LCD dalam dalam
yang berbeda. Pada chamber I ketinggian
rangkaian alat ELEGAN CAFE berfungsi
tanah 12 cm, chamber II 20 cm dan chamber
sebagai penampil nilai kadar air dari tanah
III 28 cm. Arus dan tegangan yang mengalir
dan jenis tanaman yang akan dipilih.
yaitu 5 A, 12 V selama 117, 5 jam. Setiap
chamber dibagi area ketinggian menjadi 4
kuadran. Data pengujian diperoleh dengan
menancapkan sensor pada sampel tanah
dimana rangkaian sensor telah terhubung
pada rangkaian LCD.

Tabel 1. Nilai ADC sampel tanah pada


chamber 12 cm
Kuadran Ketinggian tanah Nilai ADC
Gambar 3. Skematik LCD 16 x 2 (cm)
1 2-3 999
Untuk mengoptimumkan daya listrik 2 5-6 996
yang digunakan, alat ini diberikan 3 8-9 987
rangkaian relay yang berfungsi untuk 4 11-12 962
memutus aliran listrik, saat sensor
mendeteksi bahwa kadar air tanah pada
tanaman telah terpenuhi. Sensor dapat

105
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 2. Nilai ADC sampel tanah pada ketinggian 20 dan 28 cm menunjukkan


chamber 20 cm bahwa semakin jauh jarak antar elektroda
Kuadran Ketinggian Tanah Nilai ADC maka kekuatan tarik terhadap molekul air
(cm) pada daya tersebut menjadi semakin kecil.
1 4-5 1004
2 9-10 995 Kadar Air Sampel Tanah
3 14-15 981 Tanah pada setiap variasi ketinggian
4 19-20 1008 diambil sampel yang dibedakan menjadi
empat kuadran. Kadar air pada sampel
Tabel 3. Nilai ADC sampel tanah pada tanah diukur dengan menimbang sampel
chamber 28 cm basah dan di oven dengan suhu 105 o C
Kuadran Ketinggian Nilai ADC selama 24 jam lalu di timbang massa tanah
Tanah (cm) kering setelah dioven. Menurut Selawa dkk
1 6-7 961 (2013) kadar air tanah dapa dihitung
2 13-14 950 dengan rumus sebagai berikut :
3 20-21 990
𝐴−𝐵
4 27-28 1009 Kadar Air % = 𝑥 100 %
𝐴

Kuadran satu merupakan area yang Dimana


paling dekat dengan elektroda positif ( A=berat sampel sebelum dipanaskan
area dasar chamber) dan kuadran empat B=berat sampel setelah dipanaskan
merupakan area yang paling dekat dengan
elektroda negatif (area permukaan Tabel 4. Kadar air sampel tanah pada
chamber). Mikrokontroler yang digunakan chamber 12 cm
memiliki resolusi 10 bit sehingga nilai Massa Massa
maksimum ADCnya adalah 1023. Pada Kuadran sampel sampel Kadar
sistem kontrol alat ini, nilai ADC saat akhir awal air (%)
kondisi tanah kering adalah 1023, sehingga (gram) (gram)
ketika nilai ADC semakin kecil maka 1 25,018 30,058 16,767
kondisi tanah semakin basah. 2 25,282 30,061 15,897
Pada pengujian dengan ketinggian 12
3 25,067 30,043 16,562
cm, semakin tinggi kuadran maka nilai
ADC semakin kecil. Hal ini menunjukkan 4 24,353 30,098 19,087
bahwa semakin jauh jarak dari elektroda
positif maka kondisi tanah semakin basah. Tabel 5. Kadar air sampel tanah pada
Jika dilihat dari teori yang telah dipaparkan chamber 20 cm
maka pengujian ini membenarkan adanya Massa Massa
teori tersebut dimana air bergerak menuju Kuadran sampel sampel Kadar
elektroda negatif sejalan dengan arus yang akhir awal air (%)
mengalir. (gram) (gram)
Sampel tanah dengan ketinggian 20 cm 1 24,775 30,021 17,474
dan 28 cm memberikan data yang tidak 2 25,331 30,085 15,801
linier. Pada ketinggian 20 cm nilai ADC
3 25,627 30,027 14,653
mengalami penurunan dari kuadran satu
hingga tiga, namun pada kuadran empat 4 25,287 30,041 15,825
nilai ADC menjadi lebih besar. Sampel
dengan ketinggian tanah 28 cm mengalami Kadar air pada sampel dengan
penurunan nilai ADC pada kuadran satu ketinggian tanah 12 cm mengalami
dan dua, hal ini menunjukkan bahwa air kenaikan dari kuadran satu ke kuadran
yang mengalir baru mencapai titik 14 cm empat, sampel dengan ketinggian 20 cm
dan belum mencapai permukaan chamber kadar air tanah naik pada kuadran empat,
yang mendekati elektroda negatif. Hasil kadar air pada ketinggian 20 cm ini
yang tidak linier pada sampel dengan memiliki kadar air yang fluktuatif di setiap

106
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

kuadrannya sedangkan kadar air pada menarik air dari elektroda positif menuju
sampel denagn ketinggian 28 cm elektroda negatif. ELEGAN CAFE
cenderung mengalami penurunan dengan merupakan alat yang memanfaatkan sistem
meningkatnya kuadran. Elektroosmosis untuk irigasi. Alat ini
memiliki dua sistem utama yaitu sistem
Tabel 6. Kadar air sampel tanah pada Elektroosmosis dan sistem kontrol. Sistem
chamber 28 cm elektroosmosis memanfaatkan listrik DC 12
Massa Massa V, 5 A.
Kuadran sampel sampel Kadar Sistem kontrol terdiri rangkaian sensor
akhir awal air (%) kadar air, rangkaian relay, rangkaian input,
(gram) (gram) dan rangkaian LCD. LCD akan
1 25,068 30,052 16,584 menampilkan kadar air pada tanah dengan
2 25,505 30,071 15,184 konversi dari nilai ADC menjadi presentase
kadar air. Kadar air dan nilai ADC paling
3 25,801 30,067 14,188
maksimal didapatkan pada pengujian
4 26,121 30 12,93 dengan tinggi tanah sebesar 12 cm.
Hubungan grafik antara nilai ADC dan
Dari data kadar air tersebut terlihat bahwa kadar air pada ketinggian 12 cm
sampel dengan ketinggian 12 cm menghasilkan fungsi linier y= = -0,0763x +
membuktikan kebenaran teori 92,352. Uji alat selanjutnya adalah
elektroosmosis serta jarak molekul air pengujian langsung terhadap tanaman
dapat mengalir dengan baik terdapat pada Tomat dan Bayam
ketinggian tanah 12 cm.
Sampel dengan ketinggian tanah 12 cm UCAPAN TERIMAKASIH
memiliki nilai ADC dan kadar air yang
paling maksimal selama 117,5 jam saat Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha
pengujian, sehingga fungsi atau rumus Esa yang telah memberikan kelancaran
untuk sensor diambil dari data ADC dan untuk mengerjakan program
kadar air pada ketinggian 12 cm. perancanganalat ELEGAN CAFE,
terimakasih kepada RISTEK DIKTI yang
25
telah memberikan dana untuk kelancaran
pembuatan program ini.
Kadar Air (%)

20
15
DAFTAR PUSTAKA
10 y = -0.0763x + 92.352
5 R² = 0.8511
Abdurachman, A., Dariah, A, dan
0 Mulyani, A. 2008. Strategi dan
960 980 1000 1020 Teknologi Pengolahan Lahan Kering
Nilai ADC Mendukung Pengdaan pangan Nasional.
Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 27, No.
Grafik 1. Hubungan Kadar Air (%) dengan 8, hlm. 44-45
Nilai ADC Andi, T, Niken S, S, dan Noegroho, D. 2013.
Penggunaan Metode Elektroosmosis Pada
Fungsi yang didapatkan dari grafik Tanah Lempung Yang Ditambah Abu
yaitu y =-0,0763x + 92,352 dan R² = 0,8511. Ampas Tebu Ditinjau Dari Parameter
Fungsi y pada grafik akan menjadi rumus Kuat Geser Tanah. E-Jurnal Matriks
untuk dimasukkan kedalam coding sensor Teknik Sipil. Vol. 1, No. 4, hlm. 433
sehingga sensor dapat mendeteksi kadar air Desmarina, R, Adiwirman, dan Widodo,
secara real time. W. 2009. Respon Tanaman Tomat
Terhadap Frekuensi Dan Taraf
SIMPULAN Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan
Dan Perkembangan Tanaman Tomat.
Elektroosmosis adalah sistem yang Makalah Seminar Departemen
memanfaatkan listrik DC untuk dapat Agronomi dan Hortikultura.

107
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Fakultas Pertanian Institut Pertanian


Bogor
Kesuma, P, dan Salamah, Z. 2013.
Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut
(Amaranthus tricolor L.) dengan
Pemberian Kompos Berbahan Dasar Daun
Krinyu (Chromolaena odorata L.). Jurnal
Bioedukatika. Vol.1, No,1. hlm 17
Selawa, W, Max, R, dan Gayatri, C. 2013.
Kandungan Flavonoid dan Kapasitas
Antioksidan Total Ekstrak Etanol Daun
Binahong (Anredera cordifolia (Ten)
Steenis. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol.2,
No. 01. hlm. 20

108
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT SIWALAN MENJADI SERBUK


SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPLASTIK

Utilization of Siwalan’s Leather Waste Skin to be Powder as Bioplastic’s


Raw Materials

Fitria Febriari1, Zakiyyah Farradina Fathin2*, Fauzan Akbar3, Gita Anggia Puspita4
Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya,
Jl. Veteran Malang 65145
Email: *zfarradina@yahoo.com

ABSTRAK

Buah siwalan biasanya dimanfaatkan niranya sebagai bahan baku pembuatan gula.
Pegolahan buah siwalan menghasilkan limbah, salah satunya kulit buah siwalan. Kulit buah
siwalan megandung selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
bioplastic. Pemanfaatan limbah kulit buah siwalan dilakukan dengan cara mengolah kulit buah
siwalan menjadi serbuk. Pembuatan serbuk dilakukan dengan mengeringkan kulit buah
siwalan menggunakan oven yang dilengkapi dengan blower pada suhu 70 °C selama 2-3 jam.
Kulit siwalan kering selanjutnya digiling menggunakan grinding mill kemudian diayak
menggunakan saringan berukuran 100 mesh. Hasil dari penelitian ini diperoleh beberapa data
massa kulit buah siwalan sebelum dan setelah dikeringkan.

Kata kunci: Bioplastik, limbah kulit siwalan, serbuk

ABSTRACT

Siwalan fruit is usually utilized niranya as raw material for making sugar. Pegahan fruit fruit
produces waste, one of them siwalan fruit skin. Siwalan fruit skin contains cellulose which can be utilized
as raw material of bioplastic manufacture. Utilization of siwalan fruit skin waste is done by processing
the skin of siwalan fruit into powder. Powder making is done by drying the skin of siwalan fruit using
oven equipped with blower at 70 ° C for 2-3 hours. Siwalan dry skin then milled using grinding mill and
then sieved using a sieve of 100 mesh. The results of this study obtained some data mass of siwalan skin
before and after dried.

Keywords: Bioplastic, siwalan skin waste, powder

PENDAHULUAN

Pohon siwalan merupakan tanaman


famili Arecaceae yang memiliki nama ilmiah
Borassus flabellifer L. Pohon siwalan
merupakan tanaman multiguna karena
hampir setiap bagian pohonnya bermanfaat
bagi manusia. Salah satu hasil produk dari
pohon siwalan ini yaitu buah siwalan. Gambar 1. Buah Siwalan (Aisiyah, dkk)
Daging buah siwalan mengandung serat
kasar yang cukup tinggi yaitu 25 g dari 100 g Plastik biodegradable atau
bahan (Aisiyah dkk, 2015). Dengan bioplastik adalah polimer yang terbuat
kandungan gizi dalam buah siwalan tersebut dari bahan terbarukan dan secara alamiah
dapat digunakan sebagai bahan pembuatan mudah terdegradasi oleh mikroorganisme
plastik bioplastik.

109
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

maupun oleh cuaca. Penggunaan pati judul “Pemanfaatan Limbah Kulit Siwalan
sebagai bahan utama pembuatan plastik menjadi Serbuk sebagai Bahan Baku
memiliki potensi yang besar karena di Pembuatan Bioplastik”.
Indonesia terdapat berbagai tanaman
penghasil pati. Untuk memperoleh BAHAN DAN METODE
bioplastik, pati ditambahkan dengan
plastisizer gliserol, sehingga diperoleh Bahan yang digunakan pada
plastik yang lebih fleksibel dan elastis (Akbar penelitian ini adalahlimbah kulit buah
dkk, 2013). siwalan. Sedangkan alat yang digunakan
antara lain oven yang dilengkapi dengan
blower untuk mengeringkan bahan,
grinding mill sebagai penghancur dan
pembuat serbuk, pisau yang digunakan
sebagai pemotong, timbangan untuk
menimbang massa bahan dan ayakan
berukuran 100 mesh untuk mengayak
serbuk kulit buah siwalan yang telah
Gambar 2. Morfologi plastik biodegradable
dihancurkan.
sebelum (kiri) dan sesudah (kanan)
Penelitian ini dilaksanakan di
biodegradable
laboratorium teknologi pengolahan hasil
pangan dan pertanian (TPPHP),
Potensi pohon siwalan (Borassus
laboratorium kimia dasar, laboratorium
flabellifer) di Indonesia belum termanfaatkan
mekatronika, dan pilot plan Fakultas
secara optimal. Pohon siwalan merupakan
Teknologi Pertanian.
tanaman perkebunan yang menyimpan
HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak khasiat disetiap bagian pohonnya.
Salah satunya ialah buah siwalan yang Sebelum dilakukan penelitian
memiliki kandungan serat kasar yang cukup pengeringan limbah kulit buah siwalan,
tinggi yaitu 25 g dari 100 g bahan (Aisiyah terlebh dahulu dilakukan penelitian
dkk, 2015). Kandungan serat pada buah pendahuluan atau trial and errorguna
siwalan ini dapat dimanfaatkan sebagai mengetahui metode pengeringan yang
bahanbaku pembuatan plastic tepat. Penelitian pertama dilakukan
biodegradable. dengan mengeringkan kulit siwalan di
Pembuatan serbuk kulit buah dalam oven biasa pada suhu 70 °C selama
siwalan menggunakan metode pengeringan 2 jam. Bahan yang akan dikeringkan
vakum dilakukan dengan buah siwalan diletakkan pada alumunium foil yang
sebanyak 50 buah diambil ekstrak dipasang pada loyang. Dari hasil
selulosanya. Pengambilan ekstrak selulosa penelitian ini diperoleh hasil pengeringan
dilakukan dengan memanaskan bahan pada yang kurang optimal. Kulit buah siwalan
suhu 70 °C selama 2 sampai 3 jam. yang sudah dioven masih dalam kondisi
Kemudian, ekstrak selulosa ditambah setengah basah, seperti yang ada pada
aquades secukupnya dan dihancurkan Gambar 3.
menggunakan blender selama 10 menit Penelitian kedua dilakukan
(Nirwantoro dkk, 2012). Pembuatan dengan mengeringkan kulit buah siwalan
bioplastic dilakukan dengan mencampur menggunakan oven yang dilengkapi
serbuk buah siwalan dengan beberapa bahan blower pada suhu70 °C selama 2 sampai 3
tambahan seperti dekstrin, asam asetat dan jam. Bahan yang akan dikeringan
gliserol. Campuran dimasukkan ke dalam diletakkan pada alumunium foil yang telah
evaporator vakum untuk diekstrak menjadi dipasang pada loyang. Hasil penelitian ini
bubuk dengan suhu pemanasan 70 °C selama masih menunjukkan hasil pengeringan
2 jam dengan tekanan 100 mBar dengan yang kurang optimal. Kulit buah siwalan
kecepatan pengadukan 250 rpm. setelah dioven sudah cukup kering (lebih
Berdasarkan latar belakang tersebut, kering dari sebelumnya) akan tetapi belum
peneliti mengajukan percobaan dengan tercapai kriteria kering sesuai dengan yang

110
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

diinginkan, seperti yang ada pada Gambar 4.


Penelitian ketiga dilakukan dengan Gambar 5. Proses pengeringan dengan
mengeringkan kulit buah siwalan metode penelitian ketiga
menggunakan oven yang dilengkapi dengan
blower pada pada suhu 70 °C selama 2 Percobaan pengeringan dilakukan
sampai 3 jam. dalam beberapa tahap dengan variasi
Bahan yang akan dikeringkan tidak massa pada tiap tahap yang berbeda-beda
diletakkan pada alumunium foil, tetapi pula. Dari percobaan tersebut diperoleh
langsung diletakkan pada tray-tray di dalam data massa awal, massa akhir dan susut
kabinet pemanas. Penelitian ketiga ini massa pada tiap sampel, seperti yang
menunjukkan hasil yang paling optimal disajikan pada Tabel 1.
dimana kulit siwalan yang sudah dioven
sudah benar-benar dalamkondisi kering dan Tabel 1. Data pengeringan limbah kulit
sesuai dengan kriteria yang diinginkan. buah siwalan
Susut
Berat Berat
Sampel massa
awal (g) akhir (g)
(g)
Sampel 1 177,928 129 48,928
Sampel 2 136 125,622 10,378
Sampel 3 152,77 130 22,77
Total 466,698 384,622 82,076
Gambar 3. Hasil penelitian pertama pada Dari data diatas, dapat dihitung persentase
pengeringan kulit buah siwalan susut massa total berdasarkan berat total
awal bahan sebelum dikeringkan, yaitu :

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (%)


𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
= 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
82,076
= 𝑋 100 % = 17,6 %
466,698

Gambar 4. Hasil penelitian kedua pada Berdasarkan penelitian yang telah


pengeringan kulit buah siwalan dilakukan dapat diketahui bahwa baik pada
sampel 1, sampel 2 maupun sampel 3
Penelitian pemafaatan limbah kulit menunjukkan hasil susut massa yang
siwalan menjadi serbuk sebagai bahan baku berbeda-beda. Apabila dihitung
pembuatan bioplastic dilakukan dengan menggunakan rumus persentase susut
metode penelitian yang ketiga. Penelitian ini massa diatas, diperoleh data persentase
dilakukandengan cara mengeringkan siwalan susut massa pada masing-masing sampel,
menggunakan oven yang dilengkapi dengan yaitu pada sampel 1 nilai persentase susut
blower pada suhu 70 °C selama 2 sampai 3 massanya sebesar 27,5%, pada sampel 2
jam. Pengeringan ini dilakukan dengan tujuan nilai persentase susut massanya sebesar 7,6
untuk mengurangi kadar air yang terkandung % dan pada sampel 3 nilai persentase susut
pada limbah kulit buah siwalan. Proses massanya sebesar 14,9%. Perbedaan
pengeringan dapat dilihat pada Gambar 5. persentase susut massa dapat disebabkan
Karena suhu didalam oven yang tidak
konstan Karena sistem pemanasan
dilakukan menggunakan kompor biasa.
Selain itu cara penataan bahan pada tray
sebelum dikeringkan. Cara penataan bahan
akan mempengaruhi persebaran panas
yang diterima bahan. Semakin luas tray

111
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

yang digunakan dan semakin rata penataan tersebut diperoleh kulit siwalan kering
bahan maka persebaran panas akan semakin dengan total susut massa 17,6 %. Hasil dari
merata sehingga bahan akan dapat kering pengeringan kulit siwalan dihancurkan
sesuai dengan yang diinginkan pada suhu dengan menggunakan grinding mill dan
optimal. diayak dengan ayakan berukuran 100 mesh
Setelah diperoleh kulit buah siwalan sehingga diperoleh serbuk kulit buah
kering, selanjutnya dilakukan penggilingan siwalan dengan ukuran partikel yang lebih
agar diperoleh serbuk kulit siwalan halus.
menggunakan grinding mill. Serbuk yang
diperoleh kemudian diayak menggunakan UCAPAN TERIMA KASIH
ayakan berukuran 100 mesh untuk
mengurangi jumlah serat dari serbuk kulit Terima kasih kepada Tuhan
buah siwalan yang diperoleh dari proses Yang Maha Esa dan semua pihak
penggilingan hingga diperoleh partikel yang telah membantu dalam proses
serbuk yang lebih halus. Proses dan hasil penelitian ini.
penggilingan menggunakan grinding mill
dapat dilihat pada Gambar 6. Proses
pengayakan dapat dilihat pada Gambar 7.

DAFTAR PUSTAKA

Aisiyah, Siti dkk. 2015. Pengaruh


Penggunaan Daging Buah Siwalan
(Borassus Flabellifer) Terhadap Kualitas
Es Krim Ditinjau dari Daya Ikat Air,
Viskositas, Kadar Air dan Kecepatan
Meleleh. Malang: Fapet UB
Akbar, Fauzi dkk. 2013. Pengaruh Waktu
Simpan Film Plastik Biodegradasi dari
Gambar 6. Proses (kiri) dan hasil (kanan) Pati Kulit Singkong Terhadap Sifat
penggilingan kulit siwalan kering Mekanikalnya. Jurnal Teknik Kimia
menggunakan grinding mill USU, Vol. 2, No. 2 (2013)
Nirwantoro, N Dwi. dan Emma Hermawati.
2012. Optimasi Pembuatan Serbuk
Madu Dengan Menggunakan Metoda
Pengeringan Vakum. Jurnal Industrial
Research Workshop And National
Seminal 2012

Gambar 7. Proses pengayakan serbuk kulit


buah siwalan

SIMPULAN

Berdasarkan pengujian yang telah


dilakukan, metode pengeringan yang terbaik
adalah pengeringan menggunakan oven yang
dilengkapi dengan blower dimana bahan
yang akan dikeringkan langsung diletakkan
pada tray dalam kabinet pemanas. Proses
pengeringan dilakukan dengan memanaskan
kulit buah siwalan dalam oven pada suhu 70
ºC selama 2 sampai 3 jam. Dari pengeringan

112
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Ekstraksi Bunga Telang (Clitorea ternatea) Tinggi Antioksidan Melalui


Pemanfaatan Teknologi Ultrasonik

The Extraction of Butterfly Pea Flowers (Clitorea ternatea) with High


Antioxidant by Utilizing Ultrasonic Technology

Gabriella Maharani Simamora1*, Muhammad Fitri Aji Nugroho2 , Ikhtiar Eka Prasetyani3 , Dhia
Arista Putri4

1,2,3,4 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Brawijaya, Malang
Jl. Veteran, Malang Telepon: 0341-551611, 0341-575777 Fax: 0341-565420
E-mail : gabriellasimamora2@gmail.com

ABSTRAK

Ekstraksi merupakan proses pemisahan senyawa tertentu yang terlarut dalam suatu bahan
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Proses ekstraksi seringkali
memerlukan reagent yang banyak sehingga akan meningkatkan biaya yang diperlukan.
Sehingga, digunakannya metode ekstraksi dengan pemanfaatan teknologi ultrasonik di mana
melalui teknologi ini proses ekstraksi dilakukan tanpa adanya penambahan bahan kimia dan
bahan tambahan lain, lebih cepat dan mudah tanpa memerlukan biaya tinggi. Bahan baku
berupa bunga Telang banyak mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, falvonol glikosida,
antosianin, kaemprerol glikosida, quersetin glikosida, dan mirisetin glikosida. Bunga Telang ini
mengandung banyak senyawa antosianin yang berperan sebagai antioksidan dengan kadar
tinggi yang dapat membantu menurunkan resiko kanker dan memperbaiki sel-sel tubuh yang
rusak.

Kata kunci : Bunga telang, teknologi ultrasonik, antioksidan.

ABSTRACT

Extraction is the process of separating certain compounds dissolved in a material so that it is


separated from the insoluble material by a liquid solvent. Extraction process often requires a lot of
reagents that will increase the cost required. The use of extraction methods with the use of ultrasonic
technology in which through this technology the extraction process is done without the addition of
chemicals and other additives, faster and easier without the need for high cost. Butterfly pea flowers
contains many active compounds such as flavonoids, falvonol glycosides, anthocyanins, kaempferol
glycoside, quercetin glycosides, and mirisetin glycoside. This flower also contains many anthocyanin
compounds that act as antioxidants with high levels that can help reduce the risk of cancer and repair
damaged body cells.

Keywords : Clitorea ternatea, ultrasonic technology, antioxidant

113
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN sehingga menghasilkan produk yang murni


dan yield yang lebih tinggi. Metode ini telah
Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah diterapkan untuk mengekstrak komponen
tumbuhan merambat yang biasa ditemukan makanan salah satunya yakni antioksidan
di tepi hutan atau pekarangan rumah yang (Ardianti, et al, 2014).
biasanya digunakan sebagai tanaman hias. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Namun saat ini tanaman yang masih mendeskripsikan pengaruh penggunaan
termasuk dalam keluarga fabaceae ini bisa teknologi ultrasonik dalam proses ekstraksi
ditemui diberbagai daerah yang memiliki bunga Telang tinggi antioksidan dan
iklim tropis. Bunga telang pada umumnya mengetahui kadar antosianin pada Bunga
berwarna biru terang, namun ada juga Telang.
yang berwarna putih, merah muda, dan Artikel ini merupakan bagian dari
juga ungu. kumpulan artikel yang akan diterbitkan
Bunga Telang banyak mengandung selanjutnya dengan pengembangan dari
senyawa aktif seperti flavonoid, falvonol metode yang digunakan.
glikosida, antosianin, kaemprerol glikosida,
quersetin glikosida, dan mirisetin glikosida BAHAN DAN METODE
(Mastuti, et al., 2013). Antosianin yang
tinggi pada bunga ini merupakan senyawa Metode yang digunakan dalam
organik yang berperan sebagai antioksidan. penelitian ini adalah metode eksperimen.
Aktivitas antioksidatif ini bersumber pada Bahan yang digunakan diantaranya bunga
kemampuan mendonasikan atom telang (Clitoria ternatea), aquades, asam
hidrogennya ataupun melalui kemampuan sitrat sebagai pelarut, dan asam tartarat.
mengikat logam (Redha, 2012). Selain Prosedur awal penelitian berupa preparasi
memiliki kemampuan untuk menangkal, bahan baku dengan melakukan proses
senyawa antioksidan juga dapat membantu sortir bunga telang dengan kelopak yang
memberikan nutrisi tambahan kepada sel masih utuh dan tidak ada kotoran. Bunga
tubuh yang rusak sehingga dapat segera telang yang telah disortir, kemudian
melakukan regenerasi sel sehingga akan dikeringkan pada suhu 500C hingga kadar
membantu mengurangi resiko kanker. air bunga telang kurang dari 10%. Bunga
Senyawa antioksidan yang terkandung telang kering dihaluskan dengan blender
pada bunga Telang dapat membantu dan diayak menggunakan ayakan 60 mesh
meregenerasi sel-sel tubuh yang telah untuk penyeragaman ukuran. Penelitian
rusak. Dengan mengkonsumsi senyawa pendahuluan berupa ekstraksi bunga
oksidan yang memadai, regenerasi sel telang menggunakan pelarut aquades
dapat menghambat pertumbuhan sel dengan penambahan asam sitrat 1% dari
kanker. Selain itu, secara perlahan-lahan, jumlah pelarut.
sel kanker akan diputuskan nutrisinya oleh Larutan kemudian dimasukkan ke
senyawa antioksidan, hingga sel kanker ekstraktor ultrasonik dengan suhu 600C
mengalami kerusakan. Mekanisme dengan waktu yang disesuaikan dengan
antioksidan dalam menghambat terjadinya variabel percobaan. Ekstrak yang diperoleh
kanker, yaitu dengan mencegah disaring dengan kertas saring whatman No.
pembentukan karsinogen dan menghalangi 42 dan ditambah asam sitrat 50% hingga
rusaknya sel normal lainnya. Antioksidan mencapai pH 3. Filtrat kemudian
akan meredam radikal bebas, dan secara disentrifugasi selama 15 menit dengan
epidemiologis antioksidan bersifat protektif kecepatan 6.500 rpm dan dipekatkan
terhadap kanker (Silalahi, 2006). dengan rotary vacuum evaporator pada suhu
Ekstraksi bunga Telang dilakukan 350C selama 45 menit dengan kecepatan 250
dengan menggunakan teknologi ultrasonik. mbar. Pekatan filtrat diberi penambahan
Metode ultrasonik atau yang biasa dikenal maltodekstrin dan dikeringkan dengan
dengan Ultrasound-Assisted Extraction vacuum drier pada suhu 550C selama 1 jam.
(UAE) merupakan teknik ekstraksi yang Penelitian lanjutan berupa analisa
cepat, lebih sedikit mengkonsumsi energi, laboratorium kadar antioksidan. Ekstrak
dan memungkinkan pengurangan pelarut, yang diperoleh kemudian diencerkan

114
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dengan kombinasi antara aquadest dengan literatur yang diperoleh, pada proses
asam tartarat dengan berbagai konsentrasi ekstraksi dengan bantuan ultrasonik,
(b/v). permukaan bahan yang dilapisi oleh
selaput sel berkurang sangat signifikan di
HASIL DAN PEMBAHASAN mana sekitar 80% permukaan bahan terjadi
kerusakan. Besarnya kerusakan bahan ini
Proses ekstraksi bunga Telang yang terjadi akibat adanya gelombang ultrasonik
telah dilakukan dengan menggunakan yang merambat pada bahan. Penggunaan
teknologi ultrasonik memiliki hasil yang ultrasonik akan menyebabkan terjadinya
berbeda jika dibandingkan dengan proses perusakan dinding sel biologis suatu bahan
ekstraksi menggunakan pelarut. Degradasi sehingga pelepasan bahan yang akan
antosianin dapat terjadi selama proses diekstrak akan menjadi lebih mudah
ekstraksi di mana faktor-faktor yang (Fuadi, 2012).
mempengaruhi stabilitas antosianin Variasi konsentrasi asam tartarat
tersebut yaitu adanya modifikasi pada berpengaruh terhadap peningkatan total
struktur spesifik antosianin (glikosilasi, antosianin bunga Telang. Antosianin
asilasi dengan asam alifatik atau aromatik), memiliki kepolaran yang sama dengan
pH, temperatur, cahaya, keberadaan ion aquadest sehingga, dapat meningkatkan
logam, oksigen, kadar gula, enzim, dan kadar antosianin pada bahan. Kelarutan
pengaruh sulfur dioksida (Andarwulan dan suatu zat sangat bergantung pada
Faradilla, 2012). kecocokan antara zat dengan pelarut yang
Proses ekstraksi menggunakan pelarut digunakan. Penambahan asam tartarat
akan dapat menyebabkan kehilangan yang dikombinasikan dengan aquadest
antosianin pada bahan akibat adanya reaksi dapat membantu senyawa terprotonasi
antara antosianin dengan pelarut sehingga sehingga mampu melarutkan pigmen
menyebabkan antosianin mengalami antosianin lebih banyak (Nicoue, et al.,
degradasi. Sedangkan, pada ekstraksi 2007). Berdasarkan literatur yang diperoleh,
teknologi ultrasonik yang tidak kadar antosianin yang terdapat pada bunga
menggunakan pelarut sehingga, dapat Telang dengan berbagai konsentrasi adalah
meminimalisir kehilangan antosianin sebagai berikut.
akibat degradasi. Waktu yang dibutuhkan
dalam proses ekstraksi cenderung lebih Tabel 1. Kadar Antosianin Bunga Telang
cepat dengan metode ultrasonik dibanding Konsentrasi Total Antosianin
metode ekstraksi menggunakan pelarut. Asam Tartarat (mg/ml)
Penggunaan ultrasonik akan menaikkan 0% (b/v) 0,65
harga diffusifitas efektif pada proses 0,25% (b/v) 0,71
perpindahan massa di mana efek ini akan 0,5% (b/v) 0,77
maksimum pada waktu yang singkat. 0,75% (b/v) 0,82
Gelombang ultrasonik mampu sumber : (Hartono, et al., 2013).
meningkatkan difusi pelarut dalam suatu
zat, di mana pengaruh gelombang akvitasi Kadar antosianin semakin meningkat
yang dihasilkan tidak hanya disekitar seiring dengan peningkatan konsentrasi
partikel tetapi juga langsung ke titik pusat asam tartarat yang digunakan. Dapat
zat tersebut. Sedangkan, proses ekstraksi disimpulkan, bahwa pelarut kombinasi
menggunakan hesperidin dari penggan antara aquadest dan asam tartarat 0,75%
(citrus reticulata) pel dan melaporkan menghasilkan total kadar antosianin yang
bahwa penggunaan ultrasonik dapat paling tinggi.
mempersingkat waktu ekstraksi dan akan Sehingga, diharapkan hasil dari
meningkatkan hasil ekstraksi (Ma, et al. penelitian kadar antosianin ini dengan
2007). metode pengujian menggunakan
Selain itu, eksrtaksi menggunakan kombinasi antara aquadest dan asam
ultrasonik dapat mengekstrak lebih banyak tartarat dapat sesuai berdasarkan hasil
komponen dibandingkan dengan metode yang diperoleh dari literatur tersebut.
ekstraksi konvensional. Berdasarkan

115
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih ditujukan


kepada Bapak Jaya Mahar Maligan STP,
MP sebagai dosen pembimbing dalam
penelitian ini serta pihak Laboratorium
Sentral Ilmu Hayati, Laboratorium
Rekayasa dan Pengolahan Pangan, serta
Laboratorium Biokimia dan Analisa
Pangan Universitas Brawijaya.

DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan N. dan Faradilla, R. 2012.


Pewarna Alami untuk Pangan. Bogor:
Seafast Center
Ardianti, et al. 2014. Ekstraksi Antibakteri
dari Daun Berenuk (Crescentia cujete
Linn.) Menggunakan Metode
Ultrasonik. Malang. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Vol. 2, No. 2 : 28-35
Fuadi, A. 2012. Ultrasonik sebagai Alat
Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe.
Lhokseumawe. Jurnal Teknologi. Vol.
12, No. 1: 14-21
Hartono, M., Purwijantiningsih, L., dan
Pranata, S. 2013. Pemanfaatan
Ekstrak Bunga Telang (Clitorea
ternatea L.) sebagai Pewarna Alami Es
Lilin. Yogyakarta. Jurnal Biologi. PP:
1-15
Mastuti, E., Fristianingrum, G., dan
Andika, Y. 2013. Ekstraksi dan Uji
Kestrabilan Warna Pigmen Antosianin
dari Bunga Telang (C. Ternatea L.)
sebagai Bahan Pewarna Makanan.
Simposium Nasional RAPI XII.
Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret
Nicoue, E., Savard, S., dan Belkacemi, K.
2007. Anthocyanins in Wild
Blueberries of Quebec: Extraction and
Identification. Journal of Agricultural
and Food Chemistry. 55:5626-5635
Redha, A. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat
Antioksidatif dan Peranannya dalam
Sistem Biologis. Pontianak. Jurnal
Belian. Vol. 9, No. 2 : 196-202
Silalahi, J. 2006. Antioksidan dalam Diet
dan Karsinogenesis. Medan. Jurnal
Nasional. Vol. 15

116
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

BIOKUPING” (BIOPLASTIK KULIT PISANG) PEMANFAATAN LIMBAH


KULIT PISANG NANGKA DENGAN PENAMBAHAN CO-ENZIM BIOTIN
PADA BAKTERI PSEUDOMONAS SP.

"Biokuping" Banana Peels Bioplastic Using Banana Peels Waste With


Additional Co-Enzim Biotin On Pseudomonas Bacteria Sp.

Rizki Septian Candra K.1, Himawan Auladana2, Sellyan Lorenza Orlanda Putri3, Abis Rinaldi4,
Neno Retnowati C.5, Suprayogi6*

1,2,3,4,5,6 Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,


Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang
Email : Suprayogi99@ub.ac.id

ABSTRAK

Kulit pisang adalah limbah pertanian dan kehadirannya sangat melimpah di negara
tropis terutama di Indonesia, karena ada banyak industri pengolahan buah pisang seperti
keripik pisang dan produk selai. Kulit pisang memiliki kandungan pati yang cukup tinggi yaitu
27% -30%. Pati bisa diolah menjadi bioplastik dengan menambahkan plasticizer sehingga
plastik bisa lebih elastis. Bioplastik adalah plastik yang dapat terdegradasi oleh
mikroorganisme dalam waktu yang lebih cepat daripada plastik sintetis. Lebih dari 1 triliun
kantong plastik digunakan setiap tahun di seluruh dunia. Konsumsi berlebihan plastik
mengakibatkan polusi lingkungan. Plastik bukan berasal dari senyawa biologis dan memiliki
karakteristik yang sulit terdegradasi secara alami (non-biodegradable), jadi jika dipercepat di
lapangan bahan ini akan merusak lingkungan. Dengan demikian kita membuat bioplastik
alternatif dari kulit pisang untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan bisa
dijadikan produk ramah lingkungan. Bioplastik yang berbahan dasar polystirene ataupun PVC
ini diuraikan menjadi monomer yang mampu diserap oleh tanah dengan rekayasa bioteknologi
menggunakan bakteri Pseudomonas sp. Namun demikian, proses penguraian tidaklah berjalan
cepat, maka dari itu inovasi pemberian Biotin kami lakukan untuk mempercepat proses
degradasinya. Biotin berperan dalam membantu pertumbuhan sel mikroorganisme. Selain
dapat mempercepat pertumbuhan, biotin ternyata mampu mengubah polimer polistyrene
menjadi monomer styrene, sehingga waktu degradasi menjadi lebih singkat. Tujuan dari
pembuatan penelitian ini adalah menekankan pada pemanfaatan limbah kulit pisang secara
efektif jika dijadikan alternatif untuk pembuatan kantong bioplastik.
Kata Kunci: Bioplastik, Kulit Pisang, Pseudomonas sp, Biotin

ABSTRACT

Banana peels are agricultural waste and its presence is very abundant in tropical countries
especially in Indonesia, because there are a lot of banana fruit processing industry such as banana chips
and jam products. Banana peel has a fairly high starch content of 27%-30%. The starch can be processed
into bioplastics by adding a plasticizer so the plastic can be more elastic. Bioplastics are plastics that can
be degraded by microorganisms in a faster time than synthetic plastics. More than 1 trillion plastic bags
are used every year worldwide. Excessive consumption of the plastic resulting in environmental
pollution. Plastic is not derived from biological compounds and has characteristic difficult degraded by
nature (non-biodegradable), so if speeded on the ground these materials will damage the environment.
Thus we create an alternative bioplastics from banana peels to reduce the impact of environmental
pollution and can be used as an environmentally friendly product. Bioplastic based polystyrene or PVC is
described to be a monomer that can be absorbed by the soil with biotechnology engineering using bacteria
Pseudomonas sp. However, the decomposition process is not running fast, therefore our innovation of
Biotin is done to accelerate the degradation process. Biotin plays a role in helping the cell growth of

117
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

microorganisms. In addition to accelerate growth, biotin was able to convert polystyrene polymers into
styrene monomer, so the degradation time becomes shorter. The purpose of this research is to emphasize
on the utilization of banana peel waste effectively if used as an alternative for the manufacture of
bioplastic bags.

Keywords: Bioplastic, Banana peels, Pseudomonas sp, Biotin

PENDAHULUAN pertumbuhan jumlah bakteri Pseudomonas


akan semakin banyak yang nantinya akan
Plastik merupakan bahan yang berdampak pada optimalisasi efektifitas
sangat penting dan dibutuhkan dalam waktu dalam proses penguraian limbah
berbagai kegiatan industri maupun rumah plastik Polystyrena secara komersil.
tangga khususnya sebagai pengemas
produk komersial. Namun, produk barang
berbahan dasar plastik yang selain sangat BAHAN DAN METODE
dibutuhkan oleh masyarakat juga
mempunyai dampak buruk terhadap Pada pembuatan bioplastik,
lingkungan. Plastik sendiri merupakan pertama kali yang harus dilakukan adalah
bahan yang sulit terdegradasi sehingga jika membuat bahan baku kulit pisang menjadi
ditimbun dalam penimbunan akhir akan tepung. Berikut adalah langkah pembuatan
banyak menimbulkan masalah. Pada sisi tepung pati kulit pisang nangka yaitu kulit
lain, kami juga ingin memanfaatkan limbah pisang dicuci bersih (dengan air 500 ml),
organik yaitu kulit pisang nangka (Musa kulit pisang direndam ke dalam larutan
paradisiaca forma typica) untuk dijadikan larutan asam sitrat dan kalsium karbonat
bahan baku dalam pembuatan bioplastik. selama 20 menit, kulit pisang siap untuk di
Limbah kulit pisang nangka blender (diambil sarinya), proses
tersebut kurang dimanfaatkan dengan baik pengendapan sari (pati) kulit pisang
dan kebanyakan dijadikan makanan ternak. (didapatkan pati basah), proses
Padahal kulit pisang nangka memiliki pengeringan pati kulit pisang,
kandungan pati yang cocok digunakan penumbukan dan penggilingan, hasil
untuk pembuatan bioplastik dan tergolong (tepung kulit pisang).
limbah organik sehingga mudah terurai. Selanjutnya adalah langkah
Bakteri yang membantu proses degradasi pembuatan Edible Film kulit pisang nangka
adalah bakteri Pseudomonas sp yang yaitu pertama melakukan persiapan alat
ternyata mampu menghasilkan enzim dan bahan (tepung pati kulit pisang
pengurai dan berfungsi juga untuk nangka), pencampuran dengan kitosan,
memecah ikatan zat-zat kimia yang tidak gliserol, logam ZnO, dan CMC, diaduk
dapat terurai oleh mikroba lainnya serta selama 15 menit lalu ditambahkan aquades
melarutkan fosfat yang terikat dalam dan asam sitrat. Dipanaskan diatas oven
mineral tanah menjadi senyawa yang dan diaduk kembali pada kecepatan 135
mudah diserap oleh tanaman. Selain itu rpm pada suhu 400C hingga homogen.
dapat membantu proses dekomposisi, serta Selanjutnya didinginkan selama 10 menit
dapat mengurai residu pestisida yang jatuh baru ditambahkan bakteri Pseudomonas
didalam tanah. aeruginosa dan koenzim biotin, diaduk
Namun, proses penguraian plastik kembali hingga merata, selanjutnya adalah
tidaklah mudah, walaupun inovasi bahan proses pencetakan (casting plate), lalu
dasarnya adalah kulit pisang yang pada dikeringkan selama 8 jam dan didapatkan
dasarnya merupakan bahan organik, hasil Biokuping (Bioplastik Kulit Pisang).
namun plastik tetaplah plastik. Untuk itu
pada karya tulis ini kami berinovasi dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menambahkan zat Biotin yang merupakan
vitamin yang larut dalam air, yang Pati yang dihasilkan dari bahan
diharapkan berperan dalam membantu dasar kulit pisang berwarna putih
pertumbuhan sel mikroorganisme sehingga kecokelatan. Hasil pada uji Molish ditandai

118
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dengan terbentuknya cincin berwarna amerika yaitu kuat tarik sebesar 75%, daya
merah ungu pada batas kedua cairan, dan serap air 0,86 kg/l density, ketahanan kimia
pada uji iod ditandai dengan adanya warna sebesar 75%, ketahanan udara dengan
biru pada sampel setelah ditambahkan iod kerapatan 90 g/mm3, lama waktu urai
pada sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai sifat biodegradablenya yaitu selama
sampel mengandung karbohidrat. Jumlah 1 bulan, dan transmisi cahaya sebesar 83%.
air dalam bahan akan mempengaruhi daya
tahan bahan terhadap kerusakan yang UCAPAN TERIMA KASIH
disebabkan oleh mikroba maupun
serangga. Kadar air dalam sampel relatif Termakasih banyak kepada banyak
kecil sehingga cukup untuk menahan suprayogi selaku pembimbing penelitian
kerusakan akibat mikroba maupun ini sehingga penelitian dapat berjalan
serangga. Kandungan kadar air pada dengan baik dan teratur. Tidak lupa pula
tepung pati sebesar 0,09% dari berat bahan, terimakasih banyak kepada rekan-rekan
serbuk tepung lolos ukuran 60 mesh, dan tim yang telah ikut andil dan berkerja sama
kandungan bakteri patogen sebesar 0,01%. dalam menyelesaikan proyek penelitian
Film yang dihasilkan pada bioplastik ini. Semoga dapat dijadikan
penelitian berwarna putih kecoklatan. bahan informasi untuk penelitian
Penambahan kalsium karbonat dan gliserol selanjutnya.
diharapkan dapat menghasilkan nilai
densitas optimal. Film berbahan dasar pati DAFTAR PUSTAKA
dengan penambahan gliserol sebagai
plasticizer memiliki permeabilitas yang Febriyantoro, Ilham., Lailatin Nuriyah., Siti
rendah terhadap uap air. Kemampuan Jazimah Iswarin. 2014. Pengaruh
higroskopisitas semakin kecil agar Komposisi Pati Kulit Pisang Raja dan
penyerapan uap air dari lingkungan tidak Kulit Singkong sebagai Bahan Baku
terlalu banyak. Bioplastik dan Pengukuran
Laju transmisi uap air tidak terlalu Karakteristiknya. Jurnal FMIPA. Vol 3
tinggi supaya sifat kerekatan plastiknya (1)
baik. Daya regang diharapkan bertambah Wirawan dan Budi Santosa, 2016. Aplikasi
ketika dilakukan penambahan plastilizer. Penyalut Edibel Berbasis Pati Kulit
Indikator capaian sesuai standar. bioplastik Pisang Dengan Penambahan Natrium
ASTM amerika yaitu kuat tarik sebesar Metabisulfit Pada Buah Salak Pondoh
75%, daya serap air 0,86 kg/l density, Kupas. Jurnal Buana Sains Vol 16 (1):
ketahanan kimia sebesar 75%, ketahanan 9-16
udara dengan kerapatan 90 g/mm3, lama Kartika B Ardiana. 2010. Teknik Eksplorasi
waktu urai sesuai sifat biodegradablenya dan Pengembangan Bakteri
yaitu selama 1 bulan, dan transmisi cahaya Pseudomonas flourescens. Banyumas:
sebesar 83%. Laboratorium PH
Tri, Dyah Retno dan Wasir Nuri. 2011.
SIMPULAN Pembuatan Bioetanol dari Kulit Pisang.
Prosiding Seminar Nasional Teknik
Pati yang dihasilkan dari bahan Kimia. Yogyakarta
dasar kulit pisang berwarna putih Mulyadi, Sri. Ningsih, Ely Sulistya.
kecokelatan. Kadar air dalam sampel relatif Abbas, Alwis.2013. Modifikasi
kecil sehingga cukup untuk menahan Propilena sebagai Polimer Komposit
kerusakan akibat mikroba maupun biodegradable dengan Bahan Pengisi
serangga. Kandungan kadar air pada Pati Pisang dan Sorbitol sebagai
tepung pati sebesar 0,09% dari berat bahan, Plastisizer. Skripsi Jurusan Fisika
serbuk tepung lolos ukuran 60 mesh, dan UNAND:Padang
kandungan bakteri patogen sebsar 0,01%. Susanti, Lina. 2006. Perbedaan Penggunaan
Jenis Kulit Pisang Terhadap Kualitas
Film yang dihasilkan pada penelitian
Nata. Skripsi Sarjana Universitas
berwarna putih kecoklatan. Indikator
Negeri Semarang. Semarang
capaian sesuai standar bioplastik ASTM

119
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Wuryanti. 2008. Pengaruh Penambahan Biotin


Pada Media Pertumbuhan Terhadap
Produksi Sel Aspergillus niger.
Semarang: Kimia FMIPA UNDIP
Zuhrina., Zulhaidah Lubis., Ferry. Pengaruh
Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja
(Musa paradisiaca) Terhadap Daya
Terima Kue Donat. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Medan

120
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PEMANFAATAN ASAM SALISILAT HASIL SINTESIS DARI MINYAK


GANDAPURA SEBAGAI INHIBITOR BIOSINTESIS ETILENA PADA
TANAMAN APEL

Utilization of Salicylic Acid Results of Synthesis from Wintergreen Oil as


Biosynthesis Inhibitor of Ethylene in Apple Plants

Hilyah Qurratu Ainin Azka1, Novelya Dorris Velocyta2, Tambah Ridwan Sinulingga3, Desiree
Rain Rahima4, Fadillah Ayutya5

1,2,3,4,5 Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
email : hilyaqurratu16@yahoo.co.id

ABSTRAK

Telah dilakukan sintesis asam salisilat dari metilsalisilat untuk digunakan sebagai
inhibitor biosintesis etilena pada tanaman apel. Metilsalisilat diperoleh dari proses
distillasi fraksinasi minyak gandapura dengan rendemen 93% dan tingkat kemurnian
100%. Reaksi metilsalisilat dengan NaOH 6 M dilakukan dengan proses refluks selama 30
menit dengan perbandingan mol yang bervariasi. Perbandingan mol metilsalisilat dan
NaOH yang menghasilkan persen hasil dan efisiensi tertinggi 93,70% didapatkan pada
0,10:0,25. Produk asam salisilat yang dihasilkan berbentuk padatan putih yang
mempunyai titik lebur 158,4oC. Hasil analisis dari spektra inframerah produk reaksi
diperoleh data adanya gugus fungsi OH, gugus karboksilat, cincin aromatik, gugus
karbonil, dan posisi orto OH-karboksil. Pengamatan selanjutnya tentang pengaruh
konsentrasi asam salisilat terhadap perkembangan tanaman apel dan daya hambatnya
terhadap etilena sedang dilaksanakan.

Kata kunci: metilsalisilat, asam salisilat, etilena

ABSTRACT

It had been done synthesis of salicylic acid from methylsalisilate to be used as an inhibitor of
ethylene biosynthesis in apple plants. Methylsalicylic acid was obtained from fractional distillation
process of winter green oil with 93% rendement and 100% purity level. The reaction of methylsalisilate
with 6 M NaOH was carried out by reflux process for 30 minutes in varying mole ratio. The mole ratio
of methylsalicylate and NaOH that are yielding the highest yield percentage and the highest efficiency of
93.70% was found at 0.10: 0.25. The resulting salicylic acid product is in the form of a white solid
having a melting point of 158.4 ° C. Analysis result from the analysis result of infrared spectra of
reaction product obtained the data of OH functional group, carboxylic group, aromatic ring, carbonyl
group, and ortho OH-carboxyl position. Further observations on the effect of salicylic acid concentration
on the development of apple crops and their inhibition of ethylene are being carried out.

Keywords: methylsalisilate, salicylic acid, ethylene

121
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN (Mayers et al., 1997). Hal ini


menyebabkan produksi apel menurun
Tanaman apel (Malus domestica) secara drastis. Untuk mengatasi keadaan
merupakan tanaman penting di Indonesia tersebut biasanya petani menggunakan
yang menjadi sumber pendapatan petani obat-obatan yang berfungsi sebagai plant
khususnya di Kota Batu Malang Jawa growth regulator (Ma et al., 1998) atau
Timur sebagai daerah agropolitan yang senyawa kimia yang dianggap dapat
menghasilkan beragam produk menghambat pembentukan etilena namun
hortikultura terutama buah-buahan. Apel bahan tersebut merupakan bahan impor
merupakan tanaman buah yang yang harganya sangat mahal.
dikembangkan sebagai unggulan Kota Dalam rangka mengatasi kelebihan
Batu, dari berbagai jenisnya seperti Anna, konsentrasi etilena tersebut, perlu
Manalagi, Wang Li dan Rome Beauty. dilakukan metode baru yang lebih aman
Namun produktivitas apel di Batu dan murah bagi petani apel. Bahan yang
mengalami penurunan dari waktu ke dapat digunakan sebagai bahan baku
waktu rata-rata 15% sejak 3 tahun terakhir alternatif adalah menggunakan minyak
(Fahriyah dan Sabita, 2011). gandapura salah satu bahan alam
Pada tahun 2016, Badan Pusat Indonesia yang sangat melimpah. Minyak
Statistik Kota Batu melaporkan bahwa gandapura mengandung metil salisilat
produksi apel Batu mengalami penurunan dalam konsentrasi tinggi sekitar 70%-80%
sejak tahun 2013 (838,91 ton), tahun 2014 (Fang et al., 2016) yang selanjutnya diproses
(708,43 ton) dan tahun 2015 (650,02 ton). dengan hidrolisis satu tahap untuk
Sementara itu akhir-akhir ini buah apel menghasilkan senyawa asam salisilat
impor semakin melimpah di pasar dan (Zhang et al., 2015), senyawa yang telah
makin banyak masyarakat yang cenderung diketahui mampu menghambat biosintesis
memilih buah apel impor daripada buah etilena (Romani, et al., 1989; Roustan et al.,
apel lokal. Selain karena buah apel impor 1990). Laporan penelitian Leslie dan
berpenampilan menarik juga buah apel Romani (1988) menunjukkan kemampuan
impor jenis tertentu justru harganya lebih asam salisilat menghambat biosintesis
murah (Syahbirin et al., 2001). Sebagai etilena hingga mencapai daya hambat 94%
konsekuensinya, daya saing apel Batu dengan konsentrasi 250 M pada sel buah
menjadi rendah terhadap apel impor dan pir (Pyrus communis). Daya hambat
tanaman apel tidak lagi menjadi komoditi tertinggi dicapai pada konsentrasi 400 M
unggulan agribisnis bagi sebagian petani di sebesar 96% pada penggunaan selama 3
Batu. Hal ini tercermin pada penurunan jam.
jumlah pohon produktif, tingkat produksi, Proses perubahan metil salisilat
dan hasil buah/pohon menurun 1,8 hingga menjadi asam salisilat merupakan proses
2% selama lima tahun terakhir (Sukardi et hidrolisis dengan mekanisme reaksi asam
al., 2016). basa yang menghasilkan rendemen tinggi
Penurunan produksi apel (Olmsted III, 1998) menurut persamaan
disebabkan oleh penggunaan bahan kimia reaksi berikut :
dalam jumlah yang tidak proporsional baik
dalam bentuk pupuk maupun pestisida. O O
Akumulasi bahan kimia di dalam tanah
OCH3
maupun tanaman apel menyebabkan + H 2O
OH
+ CH3OH
produksi etilena dalam tanaman meningkat OH OH
dan berada pada konsentrasi berlebihan
(Würschum et al., 2015) yang Gambar 1. Reaksi hidrolisis minyak
selanjutnya menimbulkan dampak negatif gandapura menghasilkan asam salisilat
terhadap tanaman seperti kerontokan daun,
kegagalan pembungaan, sulitnya Metil salisilat akan terionkan dengan
pembentukan cabang baru, pengecilan penambahan basa seperti NaOH dan
batang serta kerusakan akar tanaman berubah menjadi bentuk asamnya ketika

122
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

direaksikan dengan asam. Asam salisilat tambahkan dengan hati-hati 50 mL of 6 M


didapatkan dalam bentuk kristal diakhir NaOH (terbentuk endapan). Panaskan
reaksi sehingga lebih mudah proses sambil diaduk perlahan sampai mendidih,
isolasinya. Mengingat proses tersebut jangan menaikkan suhu pemanasan untuk
hanya satu tahap dan mudah dilaksanakan menghindari bumping, lanjutkan
maka proses perubahan metil salisilat pendidihan selama 15 menit.
dalam minyak gandapura menjadi asam Pada saat proses pemanasan
salisilat memberikan efisiensi tinggi berlangsung, dilakukan pencucian padatan
sehingga bahan produknya dapat yang menempel di dinding beaker glass
disediakan dalam harga yang lebih murah. agar masuk ke larutan menggunakan
Dalam penelitian ini diharapkan asam sedikit akuades. Dinginkan larutan dalam
salisilat hasil sintesis dapat menghambat beaker glass dalam penangas es sampai
biosintesis etilena sehingga terjadi suhunya hangat. Selanjutnya, sambil
peningkatan produktivitas pertanian apel. diaduk, ditambahkan 50 mL of 8 M H 2SO4
(terbentuk endapan). Setelah kondisi
BAHAN DAN METODE dingin, produk dipisahkan. Cuci beaker
glass dengan akuades dan gabungkan
Bahan endapan yang ada kemudian disaring
Bahan sampel : minyak gandapura menggunakan penyaring Buchner dan
diperoleh dari toko kimia. Tanaman apel dihisap dengan vakum selama 10 menit.
yang digunakan adalah apel Anna yang Pindahkan padatan ke beaker glass 250 mL
didapatkan dari Balai Penelitian Tanaman yang telah diisi dengan 100 mL akuades.
Tropika Batu Malang. Panaskan sampai mendidih dan
Bahan kimia : Aquades, NaOH (p.a.), padatan terlarut sempurna. Selanjutnya
H2SO4 (p.a.), Asam-2-kloroetilposponat larutan didinginkan sehingga terbentuk
(p.a.), Asam Salisilat (p.a.), MgSO4 anhidrat kristal kemudian dipisahkan dan disaring
(p.a.). dengan vakum selama 15 menit. Simpan
kristal dalam keadaan kering di inkubator
Prosedur yang kedap udara. Cara di atas dilakukan
juga untuk perbandingan mol metilsalisilat
1. Isolasi Metil Salisilat dari Minyak : NaOH sebesar 0,1:0,1; 0,1:0,2; 0,1:0,25 dan
Gandapura 0,25:0,45.
Minyak gandapura sebanyak 200
mL dikeringkan dengan MgSO4 anhidrat 3. Pengaruh Pemberian Asam Salisilat
selama 15 menit kemudian dituangkan ke pada Tanaman Apel
dalam labu distillasi fraksinasi dengan Metode ini dianalogikan dari
pengurangan tekanan. Selanjutnya metode Beyer (1976). Seleksi dan penetapan
dilakukan proses distillasi dengan kultivar apel Anna sebanyak 18 pohon
memperhatikan tekanan dan suhu didih dengan kriteria umur sama (sekitar 1
dari minyak gandapura. Distilat ditampung tahun), diameter dan tinggi batang
selama suhu konstan. Setelah terjadi seragam. Pengamatan dilakukan sejak
perubahan suhu, distilat dipisahkan dan tanaman dirempes daunnya. Tanaman
dianalisis dengan GC-MS, spektrofotometer dirawat hingga 20 hari dan diamati saat
IR dan spektrofotometer UV-Vis. mekar bunga (diamati pada pagi hari pukul
09.00 – 12.00), pembuahan dan
2. Sintesis Asam Salisilat dari Metil pertumbuhan daun. Selanjutnya tanaman
Salisilat diperlakukan menurut Tabel 1.
Metode sintesis mengikuti metode Perlakuan diulang 3 kali untuk
Omsted III (1998) dengan perbandingan masing-masing nomor pot dan pengamatan
mol berbeda : Tuangkan minyak dilakukan secara deskriptif dengan
gandapura hasil distillasi sebanyak 19 mL membandingkan kerontokan daun dan
ke dalam beaker glass yang sudah bunga serta tingkat pembentukan dan
dikeringkan. Selanjutnya dilakukan perkembangan buah.
pengadukan dengan magnetic stirrer dan

123
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 1. Jenis perlakuan terhadap tanaman


apel pada berbagai konsentrasi asam
salisilat dan etilena.
No Pemberian Asam Pemberian
Pot Salisilat etilena
(ppm) (ppm)
1 0 12 Gambar 2. Kromatogram Minyak
2 25 12 Gandapura Setelah Distilasi Fraksinasi.
3 50 12
4 100 12 Kromatogram menunjukkan adanya
5 200 12 puncak tunggal pada waktu retensi (tR)
6 0 0 10,002 menit yang merupakan senyawa
metilsalisilat dengan kemurnian 100%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data dukung dari spektra massa
menunjukkan berat molekul 152 g/mol
Isolasi Metilsalisilat dari Minyak bersesuaian dengan berat molekul
Gandapura. metilsalisilat seperti pada Gambar 3.
Isolasi metil salisilat dari minyak
gandapura dilakukan dengan distilasi
fraksinasi dengan penurunan tekanan yang
hasilnya ditunjukkan dalam Tabel 2 di
bawah ini.

Tabel 2. Perbandingan Hasil Distilasi Gambar 3. Spektra Massa Metilsalisilat


Fraksinasi Hasil Distilasi Dari Minyak Gandapura
Sebelum Setelah
Metil
Paramete Distilasi Distilasi Hal ini didukung dengan data
salisilat
r Fraksinas Fraksinasi spektra inframerah dari metilsalisilat hasil
Standar
i distillasi fraksinasi pada Gambar 4.
Warna tak tak tak
berwarna berwarna berwarna
Berat 1,186 1,174 1,174
Jenis g/mL g/mL g/mL 90

Indeks 1,675 1,538 1,538


%T

75

Bias 563.94

Jumlah 60
440.50

200 mL 186 mL -
volume
963.18

801.17
1032.61

45
531.15
3188.88

668.09
849.38

30

Berdasarkan Tabel 2, hasil distilasi


fraksinasi menunjukkan distilat dengan
700.87

15
1090.47
1615.07

1159.90
1331.55

758.74
1487.78
1443.42

1217.76
1306.48

rendemen tinggi yaitu 93% dengan tingkat


1678.72

kemurnian metilsalisilat mencapai 100% 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
MINYAK GANDAPURA 1/cm

(dari kadar sebelum distilasi 86, 65%) Gambar 4. Spektra Inframerah Dari
berdasarkan data kromatogram dari GC- Metilsalisilat Hasil Distilasi Fraksinasi.
MS pada Gambar 2 berikut ini.
Spektra pada Gambar 4
menunjukkan serapan gugus –OH
aromatik pada daerah 3188,88 cm-1, serapan
gugus karbonil ester pada 1678,72 cm-1,
serapan gugus aromatik pada 1615,07 cm-1
serta serapan C-O-C ester pada daerah
finger print 1217,76 cm-1. Berdasarkan
spektra gambar 4 diketahui bahwa secara

124
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

kualitatif senyawa tersebut adalah (g) (g)


metilsalisilat. (0,10 : 0,10) 13,81 8,72 63,14
(0,10 : 0,20) 13,81 8,65 62,63
Sintesis Asam Salisilat dari Metilsalisilat (0,10 : 0,25) 13,81 12,94 93,70
Asam salisilat disintesis (0,15 : 0,30) 20,72 12,92 62,35
menggunakan bahan dasar metilsalisilat (0,25 : 0,45) 34,53 27,82 80,56
hasil isolasi melalui reaksi hidrolisis dalam
reaksi asam basa. Secara kualitatif produk Tabel 3 menunjukkan adanya
sintesis ditentukan dengan pengukuran pengaruh perbandingan mol metilsalisilat
titik lebur yang menunjukkan data dengan basa terhadap persen hasil asam
peleburan padatan pada titik 158,4oC yang salisilat sebagai produk reaksi.
bersesuaian dengan titik lebur asam Perbandingan mol yang menghasilkan
salisilat standar yaitu 158,6oC. Data ini juga produk asam salisilat paling tinggi adalah
didukung oleh spektra inframerah produk perbandingan mol metilsalisilat-
sintesis yang ditunjukkan pada Gambar 5. NaOH0,10:0,25. Perbandingan mol 0,25:0,45
juga menunjukkan persen hasil di atas 80%.
Dalam hal ini terlihat bahwa untuk
Asam salisilat
Salicy lic acid [HOC6H4COOH]

90 mendapatkan hasil maksimal dalam


%T

75
sintesis asam salisilat melalui reaksi
hidrolisis metilsalisilat dengan basa
60
dibutuhkan jumlah basa 2,5 kali lebih besar
965

dari jumlah metilsalisilat.


1032

45

Pengaruh Konsentrasi Asam Salisilat


2615
3243

1580

466
2874
3067

terhadap Tanaman Apel


533

30
892
1613

Pengaruh konsentrasi asam salisilat


1158

15
1667

terhadap perkembangan tanaman apel


1296

1212
1484
1446

700
1251

761

0
diamati dengan mengkondisikan tanaman
4000 3500
Asam salisilat
3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
1/cm
apel berada dalam pengaruh etilena
Gambar 5. Spektra infra merah dari asam berlebih dalam tanaman. Dalam penelitian
salisilat hasil sintesis (warna hitam) ini akan diamati sejauh mana dan pada
dibandingkan dengan spektra inframerah konsentrasi berapa asam salisilat dapat
asam salisilat standar (warna merah). mencegah pengaruh etilena dalam
perkembangan tanaman dengan
Adanya serapan-serapan pada mengamati perkembangan daun, proses
daerah 3200 cm-1 hingga 2534 cm-1 pembungaan dan banyaknya buah yang
mengindikasikan adanya gugus OH asam dihasilkan pada setiap tanaman apel yang
karboksilat, serapan pada 1654,61 cm-1 yang diperlakukan.
berasal dari gugus karbonil terkonjugasi
dengan aromatik dan serapan ikatan SIMPULAN
rangkap aromatik pada daerah 1612,38 cm-
1. Metilsalisilat hasil distillasi
Perhitungan Efisiensi dari proses fraksinasi mempunyai kemurnian tinggi
sintesis dari beberapa perlakuan (100%) dan dapat digunakan sebagai
berdasarkan perhitungan persen hasil (% starting material dalam sintesis asam
yield) ditunjukkan pada tabel 3 berikut ini : salisilat. Analisis kualitatif dari data GC-MS
dan spektra inframerah menunjukkan
Tabel 3. Persen hasil dari proses bahwa reaksi hidrolisis metilsalisilat telah
sintesis asam salisilat dari metilsalisilat menghasilkan asam salisilat. Dalam reaksi
hasil isolasi dari minyak gandapura tersebut perbandingan mol metilsalisilat
Asam Asam dan basa yang optimal menghasilkan asam
Perbandinga Perse salisilat adalah perbandingan mol 0,10:0,25
salisila salisila
n mol metil n hasil dengan efisiensi 93,70%. Perlakuan
t t
salisilat : basa (%) pemberian konsentrasi asam salisilat
teoritik faktual

125
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

terhadap tanaman apel dan pengaruhnya Sukardi, Ishartati, E., dan Ruhiyat, M., 2016.
terhadap etilena sedang dilaksanakan. Karakterisasi fase pembangunan dan
pembentukan bakal buah apel (Malus
UCAPAN TERIMA KASIH domestica; manalagi, rome beauty dan
Anna) untuk mendapatkan kultivar
Ucapan terima kasih disampaikan baru dalam program pemuliaan apel.
kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Research Report, 266-272.
Pendidikan Tinggi yang telah memberikan Syahbirin, G., Purnama, H., Prijono, D.,
dana penelitian ini, Pimpinan Universitas 2001, Residu Pestisida Pada Tiga Jenis
Brawijaya terutama Rektor dan jajarannya Buah Impor, Buletin Kimia, 2(1), 113-
yang telah memberikan fasilitas dalam 118.
pelaksanaan penelitian serta pihak lainnya Würschum, T., Tucker, M. R., Maurer, H.
yang telah banyak membantu pelaksanaan P., & Leiser, W. L., 2015. Ethylene
penelitian ini. inhibitors improve efficiency of
microspore embryogenesis in
DAFTAR PUSTAKA hexaploid triticale. Plant Cell, Tissue
and Organ Culture (PCTOC), 122(3),
Beyer, E. M., 1976. A potent inhibitor of 751-757.
ethylene action in plants. Plant Zhang, X., Sun, J., Xin, W., Li, Y., Ni, L., Ma,
physiology, 58(3), 268-271. X., Du, G., 2015. Anti-inflammation
Fahriyah, F., dan Sabita, S., 2011. Dampak effect of methyl salicylate 2-O-β-D-
Perubahan Iklim Terhadap Produksi lactoside on adjuvant induced-arthritis
Dan Pendapatan Usahatani Apel rats and lipopolysaccharide (LPS)-
(Malus sylvestris L.). Jurnal Agrise, 11(3) treated murine macrophages RAW264.
: 189. 7 cells. International
Fang, Y., Umasankar, Y., & Ramasamy, R. immunopharmacology, 25(1), 88-95.
P., 2016. A novel bi-enzyme
electrochemical biosensor for selective
and sensitive determination of methyl
salicylate. Biosensors and
Bioelectronics, 81, 39-45.
Ma, J. H., Yao, J. L., Cohen, D., Morris, B.,
1998. Ethylene inhibitors enhance in
vitro root formation from apple shoot
cultures. Plant Cell Reports, 17(3), 211-
214.
Mayers, A., Newman, J., Reid, M., &
Dodge, L., 1997. New ethylene
inhibitor could extend flower
life. Perishables Handling Quarterly, 92,
9-11.
Olmsted III, J. A., 1998. Synthesis of aspirin:
A general chemistry experiment. J.
Chem. Educ, 75(10), 1261.
Romani, R. J., Hess, B. M., & Leslie, C. A.,
1989. Salicylic acid inhibition of
ethylene production by apple discs
and other plant tissues. Journal of plant
growth regulation, 8(1), 63-69.
Roustan, J. P., Latche, A., & Fallot, J., 1990.
Inhibition of ethylene production and
stimulation of carrot somatic
embryogenesis by salicylic
acid. Biologia Plantarum, 32(4), 273-276.

126
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

EKSPLORASI POTENSI SENYAWA FITOKIMIA TEH CELUP DAUN


MIANA (KAJIAN VARIASI LAMA PENGERINGAN DAUN) SEBAGAI
MINUMAN FUNGSIONAL SUMBER ANTHELMINTIKA DALAM UPAYA
PREVENTIF DAN PENGOBATAN PENYAKIT CACINGAN
PADA ANAK-ANAK

Exploration of Potential Phytochemical Compounds of Miana Leaf Tea (Study


of Drying Time Variation) as Source of Anthelmintics Functional Drinks for
Prevention and Therapy of Worm Infestation in Children

Inmas Putri Rahmawati1*, Della Putri Arumsari2, Savrida Nurahmi3, Ica Raditia4

1,2,3,4 Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya, Veteran, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur
*Email : inmasputri@gmail.com

ABSTRAK

Prevalensi penyakit cacingan di Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 2.2% hingga 96,3%.
Pengobatan secara alami penyakit ini yakni menggunakan air rebusan daun miana (Coleus L
Benth). Daun miana mengandung senyawa fenolik yang memiliki aktivitas anthelmintika untuk
menghambat tumbuh kembang cacing. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi ini
adalah dengan memanfaatkannya menjadi teh celup daun. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui senyawa fitokimia yang terkandung pada teh celup daun miana serta untuk
mengetahui pengaruh lama pengeringan daun terhadap kandungan senyawa fitokimia
tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu
lama pengeringan yang terdiri dari 5 level (30, 60, 90, 120, dan 150 menit). Hasil penelitian
terbaik berdasarkan parameter kimia adalah lama pengeringan 30 menit dengan kadar air
11,16%; pH 5,83; aktivitas antioksidan 78,76%; total fenol 85,68 mg GAE/g; total flavonoid 1,88
mg QE/g; kadar tannin 1411,01 μg/g; dan positif mengandung saponin.

Kata kunci : Anthelmintika, Daun Miana, Pengeringan, Teh Celup

ABSTRACT

Prevalence of worms infestation in Indonesia is quite high, around 2.2% up to 96,3%. Natural
remedy of this disease is using water decoction of miana (Coleus L Benth) leaf. Miana leaf contains
anthelmintic phenolic compounds which can delay the growth of worms. One way to develop this
potential is to utilize it to be miana leaf tea. This study aimed for determining the content of
phytochemical compounds in miana leaf tea and the effect of drying time variation on those compounds.
Design experiment used in this study is Completely Randomized Design (CRD) with one factor of drying
time which consists of 5 levels (30, 60, 90, 120, and 150 minutes). The best treatment based on chemical
parameters is drying time 30 minutes with moisture content 11,16%; pH 5,83; antioxidant activity
78,76%; total phenolic compounds 85,68 mg GAE/g; total flavonoid compounds 1,88 mg QE/g; tannin
1411,01 μg/g; and positively

Keywords : Anthelmintics, Drying, Miana Leaf, Tea

127
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN TEA adalah lama pengeringan daun Miana.


Lama pengeringan akan berpengaruh
Kebersihan diri dan lingkungan terhadap kandungan senyawa fitokimia
seringkali diabaikan oleh masyarakat. Hal pada daun Miana. Penelitian ini bertujuan
tersebut menimbulkan berbagai penyakit. untuk membuat produk MIAN TEA
Penyakit yang sering diderita oleh anak- perlakuan terbaik melalui variasi lama
anak adalah cacingan. Diperkirakan lebih pengeringan daun sehingga berkhasiat
dari 2 milyar orang terinfeksi cacing di sebagai minuman fungsional dalam upaya
seluruh dunia, sekitar 300 juta menderita pengobatan penyakit cacingan pada anak-
infeksi cacing yang berat dan sekitar anak.
150.000 kematian terjadi setiap tahun akibat
infeksi (De Silva et. al, 2003, dan BAHAN DAN METODE
Suriptiastuti, 2006).
Berdasarkan survey Departemen Alat
Kesehatan RI (2004), infeksi cacingan pada Alat yang digunakan untuk ekstraksi
anak-anak di sekolah dasar (SD) di dan pembuatan teh celup antara lain
beberapa provinsi menunjukan prevalensi glassware merk Pyrex, timbangan analitik,
sekitar 60% hingga 80%, sedangkan untuk kompor listrik, cabinet dryer, dan spatula.
semua umur berkisar antara 40% hingga Sedangkan alat yang digunakan untuk
60%. Secara kumulatif infeksi cacing dapat analisa antara lain vortex, centrifuge, tube
menimbulkan kerugian zat gizi berupa sentrifugasi, shaker, spektrofotometer, oven,
kalori dan protein, kehilangan darah, desikator dan pH meter.
menghambat perkembangan fisik serta
mental, kemunduran intelektual pada Bahan
anak-anak, penurunan produktifitas kerja, Bahan yang digunakan untuk
dan penurunan ketahanan tubuh sehingga pembuatan dan pengujian MIAN TEA
mudah terkena penyakit lainnya. antara lain kertas saring, alumunium foil,
Obat cacing yang sering digunakan aquades, hidrobath, NaOH 1 M, metanol,
adalah obat-obatan yang mengandung reagen folin ciocalteu, CaCO3, Na2CO3,
mebendazol, ivermectin, pirantel pamoat, reagen DPPH, AlCl3, asam galat, HCl 2N.
praziquantel, dan albendazol (Lehne, 2013).
Penggunaan obat tersebut menimbulkan Metode Penelitian
efek samping seperti kejang perut, mual, Penelitian ini menggunakan
muntah, diare, pusing, ruam-ruam di kulit, Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu
sesak nafas, hingga resistensi obat-obatan. faktor yaitu lama pengeringan dengan 5
Di sisi lain daun miana (Coleus l.) level (30, 60, 90, 120, dan 150 menit). Setiap
merupakan tanaman herbal yang perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga
mengandung senyawa fenolik yang didapatkan 15 satuan percobaan. Data yang
memiliki aktivitas anthelmintika yaitu diperoleh selanjutnya dilakukan uji statistik
aktivitas yang menghambat pertumbuhan ANOVA dan perlakuan terbaik ditentukan
cacing. Menurut Marianny (2008), secara in dengan metode Zeleny
vitro daun miana memiliki aktivitas
anthelmintika yang kuat. Selain itu, Tahap Pembuatan Teh Daun Miana
menurut Ridwan dkk (2010), daun miana Daun Miana dilakukan proses
memiliki aktivitas anticestoda terhadap pelayuan dengan suhu 60oC selama 10
cacing H. microstoma secara in vivo. menit. Setelah itu dilakukan proses
Aktivitas tersebut meningkat seiring pengeringan dengan suhu 50oC dengan
dengan peningkatan kadar daun Miana. variasi lama pengeringan 30,60, 90, 120, dan
Aktivitas anthelmintik daun Miana 150 menit. Setelah daun kering dilakukan
dapat dimanfaatkan menjadi MIAN TEA. proses pengecilan ukuran dengan cara
MIAN TEA merupakan produk minuman pencacahan lalu daun dimasukkan ke
teh celup Miana (Coleus L Beth). Teh celup dalam kantong teh. Kemudian dilakukan
harus memiliki mutu yang baik. Salah satu analisa.
faktor yang mempengaruhi mutu MIAN

128
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tahap Analisa 0,8 mL NaCO3 7,5% dan 1 mL reagen Folin


Teh celup daun miana yang telah Ciocalteu. Sampel divortex dan diinkubasi
dihasilkan selanjutnya dilakukan analisa selama 30 menit pada suhu ruang untuk
kimia meliputi kadar air, pH, aktivitas kemudian diukur absorbansinya pada
antioksidan, panjang gelombang 765 nm.
TPC = CGAE x FP
Kadar air Ket:
Pengujian kadar air dilakukan dengan TPC = Total Phenolic Compound
cara gravimetri. Sampel ditimbang (mg GAE/g sampel)
sebanyak 0,5 g pada cawan yang telah CGAE = konsentrasi fenolik =
diketahui berat konstannya. Sampel nilai x
dikeringkan dalam oven listrik suhu 105°C FP = faktor pengenceran
dan ditimbang hingga mencapai berat
konstan. Total Flavonoid
w1 − w2 Sampel ditimbang 0,5 g lalu
Kadar air = × 100%
w1 dimaserasi menggunakan 50 mL methanol
Ket : w1 = berat sampel pada suhu ruang selama 2 jam. Sampel
w2 = berat sampel setelah dikeringkan disaring menggunakan kertas saring halus.
Analisa total flavonoid dilakukan dengan
Analisa pH memipet 1 ml ekstrak, 2 ml aquades dan 0,3
Analisa pH dilakukan dengan ml NaNO2 5%ke dalam tabung reaksi.
menggunakan pH meter. Sampel Kemudian campuran divortex dan
diencerkan dengan hidrobath pH 7. diinkubasi selama 6 menit di tempat gelap
Sebanyak 30 mL sampel diambil dan pada suhu ruang. Selanjutnya sebanyak 0,3
ditempatkan pada beaker glass 50 mL. ml AlCl3 10% ditambahkan ke dalam
Sebelum digunakan, pH meter dikalibrasi campuran kemudian divortex dan
terlebih dahulu menggunakan buffer pH 4 diinkubasi kembali di tempat gelap pada
dan 7, kemudian dibersihkan dengan suhu ruang selama 6 menit. Lalu
aquades. Setiap kali akan mengukur pH ditambahkan 4 ml NaOH 1 M dan aquades
sampel lain, pH meter khususnya bagian sebanyak 2,4 ml. kemudian campuran
probe harus dibilas dengan aquades. divortex dan diinkubasi kembali di tempat
gelap pada suhu ruang selama 15 menit.
Aktivitas Antioksidan Selanjutnya absrobansi campuran diukur
Sampel ditimbang 0,5 g lalu pada panjang gelombang 507 nm.
dimaserasi menggunakan 50 mL methanol TFC = CQE x FP
pada suhu ruang selama 2 jam. Sampel Keterangan
disaring menggunakan kertas saring halus. TFC = Total Flavonoid Compound (mg QE/g
Sampel diambil 2 mL lalu ditambahkan 1 sampel)
mL larutan 0,2 mM DPPH dalam methanol CQE = konsentrasi flavonoid = nilai x
dan diinkubasi 30 menit pada suhu ruang. FP = faktor pengenceran
Sampel divortex kemudian diukur
absorbansinya pada panjang gelombang Kadar Tanin
517 nm. Aktivitas antioksidan dihitung Sampel ditimbang 0,05 g pada tube
berdasarkan % inhibisi. centrifuge lalu ditambahkan 5 mL methanol
A1−A2
% inhibisi =
A1
× 100% dan disentrifuse 3000 rpm 15 menit. Filtrat
Ket : A1 = absorbansi blanko dipindahkan ke dalam tabung reaksi.
A2 = absorbansi sampel Sampel dalam tube centrifuge ditambahkan
5 mL methanol lagi dan disentrifuse. Filtrat
Total Fenol dipindahkan pada tabung reaksi yang
Sampel ditimbang 0,5 g lalu sama. Filtrat diambil 1 mL lalu
dimaserasi menggunakan 50 mL methanol ditambahkan 0,5 mL reagen Folin
pada suhu ruang selama 2 jam. Sampel Ciocalteu, divortex, dan diinkubasi 5 menit.
disaring menggunakan kertas saring halus. Kemudian, ditambahkan 1 mL Na2CO3 20%
Sampel diambil 0,2 mL lalu ditambahkan dan 2,5 mL aquades, divortex, dan

129
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

diinkubasi 30 menit. Sampel diukur anthelmintika pada cacing pita mencit


absorbansinya ada panjang gelombang 692 (Hymenolepis nana) secara in vivo. Selain itu
nm. ekstrak daun miana juga memiliki aktivitas
Ctae x V anticestoda terhadap cacing H. microstoma
C=
w sampel in vivo (Ridwan et al. 2010).
Ket:
C = kadar tannin Analisis Teh Celup Daun Miana
Ctae = konsentrasi tannin = nilai x hasil Teh celup daun miana dianalisis sifat
perhitungan menggunakan kurva standar fisik dan kimianya meliputi kadar air, pH,
V = volume sampel aktivitas antioksidan, total fenol, total
w = berat sampel (g) flavonoid, kadar tannin, dan uji kualitatif
saponin.
Uji Kualitatif Saponin
Dimasukkan 0,5 g sampel dalam Kadar Air Teh Celup Daun Miana
tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air Kadar air mempengaruhi mutu dari
panas, didinginkan dan kemudian dikocok teh kering, yaitu sifat kimia dan umur
kuat-kuat selama 10 detik hingga terbentuk simpan bahan. Teh yang mengandung
busa yang mantap kemudian ditambahkan kadar air cukup banyak menyebabkan teh
1 tetes HCl 2 N melalui dinding tabung lembab dan mudah rusak (Herawati dan
reaksi. Pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, Nurawan, 2016). Hasil analisis kadar air
busa tidak hilang berarti sampel pada teh daun miana dapat dilihat pada
mengandung saponin (Depkes, 1989). Gambar 1 dan diketahui bahwa kadar air
teh celup memiliki kecenderungan
HASIL DAN PEMBAHASAN menurun seiring dengan lamanya
pengeringan. Kadar air tertinggi diperoleh
Analisis Bahan Baku pada perlakuan lama pengeringan 30 menit
Penelitian yang dilakukan oleh yakni sebesar 11,6% dan kadar air terendah
Hutapea dan Syamsyuhidayat (1991) terdapat pada perlakuan lama pengeringan
menujukkan keberadaan senyawa tannin, 150 menit, sebesar 4,67%. Hasil uji statistik
steroid, flavonoid dan saponin pada daun ANOVA α 0,05 diperoleh p-value 0,213
Miana. Selain itu, daun Miana juga yang menyatakan bahwa lama pengeringan
mengandung minyak astiri dan senyawa tidak memberikan pengaruh yang nyata
fenolik( Ridwan et al. 2006). Berikut adalah terhadap kadar air teh celup daun miana.
tabel kandungan kimia Daun Miana segar
15.00 11.16 10.03
Tabel 1. Kandungan Kimia Daun Miana
Kadar Air (% wb)

9.92
Segar 10.00
5.36 4.67
Komposisi Kimia Hasil Analisa 5.00
Kadar air (%) 84.09 0.00
Antioksidan (%inhibisi) 96.85 30 60 90 120 150
Fenol (mg GAE/ g) 79.15 Lama Pengeringan (menit)
Flavonoid (mg QE/ g) 1.25
Gambar 1. Grafik rerata kadar air (%) teh
Tanin (µg/g) 1088.93
celup daun miana akibat pengaruh lama
pH 6.40 pengeringan

Beberapa jenis senyawa kimia yang Penurunan kadar air ini disebabkan
terkandung pada daun Miana dapat adanya difusi air dari dalam bahan menjadi
berfungsi menghambat dan mematikan uap karena adanya panas (Estiasih dan
organisme. Salah satu organisme yang Ahmadi, 2009). Hasil penelitian tidak
dapat dihambat adalah cacing. Hei et al berpengaruh nyata karena sebagian besar
(1991) membuktikan bahwa sediaan segar air dalam bahan telah menguap terlebih
daun Miana mempunyai aktivitas dahulu selama proses pelayuan pada suhu

130
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

70°C selama 10 menit. Proses pelayuan ditampilkan pada Gambar 3. Berdasarkan


bahan bertujuan untuk mengurangi kadar Gambar 3 diketahui bahwa semakin lama
air daun teh hingga 70% (Manik dkk., pengeringan, aktivitas antioksidan
2015). mengalami penurunan. Aktivitas
antioksidan tertinggi terdapat pada sampel
pH teh celup daun miana dengan perlakuan
Nilai pH suatu bahan pangan perlu lama pengeringan 30 menit yaitu sebesar
diketahui karena mempengaruhi jumlah 78,76% dan terendah pada lama
dan jenis jasad renik yang dapat tumbuh pengeringan 150 menit, sebesar 70,73%.
dalam bahan pangan tersebut (Fardiaz, Hasil uji ANOVA menunjukkan p-value
1989), termasuk minuman the. Hasil 0,633 yang berarti bahwa lama pengeringan
analisis nilai pH pada teh daun Miana tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas
berdasarkan lama pengeringan dapat antioksidan.
dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan
80.00 78.76
Gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai pH 77.74

Aktivitas antioksidan
pada variasi pengeringan dengan berbagai 78.00
76.00 75.43
suhu adalah cenderung menurun. Nilai pH

(% inhibisi)
tertinggi didapat pada perlakuan lama 74.00 73.38
pengeringan 30, 60 dan 90 menit yaitu 5,83 72.00 70.73
dan nilai pH terendah terdapat pada 70.00
perlakuan 120 dan 150 menit yakni sebesar 68.00
5,80. Hasil uji statistik ANOVA 66.00
menggunakan α 0,05 diperoleh data taraf 30 60 90 120 150
signifikan p-value 0,918 yang menyatakan
Lama Pengeringan (menit)
bahwa lama pengeringan tidak
memberikan pengaruh yang nyata Gambar 3. Grafik rerata aktivitas
terhadap kadar air teh celup daun miana. antioksidan (% inhibisi) teh celup daun
miana akibat pengaruh lama pengeringan

5.84 5.83 5.83 5.83 Aktivitas antioksidan menurun seiring


5.82 dengan semakin lama pengeringan
disebabkan oleh senyawa antioksidan yang
pH

5.80 5.80
5.80 sangat rentan terhadap panas. Paparan
panas dalam waktu yang lama
5.78
mengakibatkan senyawa antioksidan daun
30 60 90 120 150
teh mengalami kerusakan atau teroksidasi
Lama Pengeringan (menit) sehingga kehilangan fungsinya (Husna
Gambar 2. Grafik rerata pH teh celup daun dkk., 2013).
miana akibat pengaruh lama pengeringan
Total fenol
Selama proses pengolahan pada Senyawa fenol adalah senyawa yang
pembuatan teh akan terjadi oksidasi dari mempunyai cincin aromatik dengan satu
komponen polifenol menghasilkan atau lebih gugus hidroksil. Standar yang
theaflavin. Jika oksidasi berlanjut maka digunakan analisis kandungan fenolik
theaflavin akan berubah menjadi thearubigin. adalah asam galat karena asam galat
Semakin banyak thearubigin makan nilai pH bersifat stabil, memiliki sensitivitas tinggi,
akan semakin turun karena theaflavin dan harganya cukup terjangkau. Hal inilah
bersifat asam lemah dan thearubigin yang menyebabkan kandungan total fenol
bersifat asam kuat (Suprariyanto dkk, dinyatakan dalam ekuivalen asam galat
2014). atau Gallic Acid Equivalent (GAE) (Xu dan
Chang, 2007 dalam Rahayu dkk., 2015).
Aktivitas Antioksidan Hasil analisis total fenol dapat dilihat pada
Hasil analisis antioksidan teh celup Gambar 4 dan diketahui bahwa kadar total
daun miana dengan metode DPPH fenol cenderung menurun seiring dengan

131
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

lamanya pengeringan. Kadar total fenol 1.88


2.00
tertinggi terdapat pada perlakuan lama 1.50

Total Flavonoid
pengeringan 30 menit, sebesar 85,68 mg 1.50 1.35
1.26

(mg QE/g)
GAE/g dan terendah pada perlakuan 150
menit, sebesar 58,12 mg GAE/g. Hasil uji 1.00 0.74
statistik ANOVA α 0,05 menunjukkan
0.50
bahwa p-value 0,001 yang berarti bahwa
lama pengeringan memberikan pengaruh 0.00
yang nyata terhadap kadar total fenol teh 30 60 90 120 150
celup daun miana. Lama Pengeringan (menit)

100.00 85.68 Gambar 5. Grafik rerata total flavonoid (mg


76.6174.17 QE/g) teh celup daun miana akibat lama
80.00 66.79
58.12
(mg GAE/g)

pengeringan
Total fenol

60.00
40.00 Menurut Utomo (2009) penurunan
20.00 kadar flavonoid disebabkan akibat paparan
panas dalam jangka waktu yang lama
0.00
dimana penggunaan panas atau suhu
30 60 90 120 150
tinggi dapat merusak flavonoid.
Lama Pengeringan (menit)
Gambar 4. Grafik rerata total fenol (mg Kadar Tannin
GAE/g) teh celup daun miana akibat lama Tanin yang ada dalam daun teh
pengeringan berfungsi sebagai penangkal radikal bebas
yang mengacaukan keseimbangan tubuh
Penurunan total fenol ini dikarenakan dan menjadi salah satu pemicu kanker.
pada proses pengeringan terjadi reaksi Senyawa ini tidak berwarna dan paling
oksidasi enzimatis dimana enzim fenolase penting pada daun teh karena dapat
pada daun miana mengubah senyawa menentukan kualitas daun teh dimana
fenolik dan menghasilkan pigmen dalam pengolahannya, perubahannya
melanoidin (Wiranata dkk., 2016). selalu dihubungkan dengan semua sifat teh
kering yaitu rasa, warna dan aroma
Total Flavonoid (Hartoyo, 2003). Hasil analisis kadar tannin
Flavonoid adalah salah saatu golongan pada teh daun Miana berdasarkan lama
fenol alam yang terbesar dan mempunyai pengeringan dapat dilihat pada Gambar 6.
sifat khas yaitu bau yang sangat tajam, Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat
larut dalam air dan pelarut organik. bahwa kadar tanin pada variasi
Flavonoid dapat berperan secara langsung pengeringan dengan berbagai suhu adalah
sebagai antibiotic dna antioksidan (Suja, cenderung menurun. Kadar tannin
2008) Hasil analisa total flavonoid disajikan tertinggi didapat pada perlakuan lama
pada Gambar 5 dan diketahui bahwa total pengeringan 30 menit yaitu 1411.01 µg/g
flavonoid menurun seiring dengan semakin dan kadar terendah terdapat pada
lama pengeringan yang dilakukan. Kadar perlakuan 150 menit yakni sebesar 1003.65
flavonoid paling banyak terdapat pada µg/g. Hasil uji statistik ANOVA
MIAN TEA dengan lama pengeringan 30 menggunakan α 0,05 diperoleh data taraf
menit yaitu sebesar 1,8837% sedangkan signifikan p-value 0,000 yang menyatakan
kadar flavonoid paling sedikit terdapat bahwa lama pengeringan memberikan
pada MIAN TEA dengan lama pengeringan pengaruh yang nyata terhadap kadar tanin
150 menit yaitu sebesar 0,7377%. Hasil uji teh celup daun miana.
statistik ANOVA α 0,05 menunjukkan
bahwa p-value 0,000 yang menandakan
bahwa lama pengingan memberikan
pengaruh nyata terhadap total flavonoid
teh celup daun miana.

132
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

1500.00 1411.01 Perlakuan Terbaik


1203.34 Perlakuan terbaik dari penelitian ini
Kadar Tanin (μg/g)
1104.10
1143.31
ditentukan menggunakan metode Zeleny.
1000.00
1003.65 Melalui perhitungan tersebut didapatkan
perlakuan terbaik yaitu pengeringan daun
500.00 miana selama 30 menit dengan kadar air
11,16%; pH 5,83; aktivitas antioksidan
0.00 78,76%; total fenol 85,68 mg GAE/g; total
30 60 90 120 150 flavonoid 1,88 mg QE/g; kadar tannin
Lama Pengeringan (menit) 1411,01 μg/g; dan positif mengandung
Gambar 6. Grafik rerata kadar tannin saponin.
(μg/g) teh celup daun miana akibat lama
pengeringan SIMPULAN

Menurut penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian dapat


oleh Hotmaruli dkk (2012) perubahankadar disimpulkan bahwa lama pengeringan
tanin ini disebabkan karena panas yang berpengaruh nyata pada parameter total
diberikan menyebabkan tanin terurai fenol, total flavonoid, dan kadar tannin dari
menjadi senyawa-senyawa yang lebih teh celup daun miana yang dihasilkan. Uji
sederhana. kualitatif saponin menunjukkan bahwa
semua sampel teh pada masing-masing
Uji Kualitatif Saponin variasi lama pengeringan positif
Saponin merupakan senyawa kimia mengandung saponin. Perlakuan terbaik
yang memberikan rasa pahit pada bahan adalah perlakuan lama pengeringan 30
pangan nabati. Saponin tidak bersifat toksik menit dengan kadar air 11,16%; pH 5,83;
karena tidak dapat diserap oleh usus aktivitas antioksidan 78,76%; total fenol
(Duan, 2006). Hasil uji kualitatif saponin 85,68 mg GAE/g; total flavonoid 1,88 mg
dapat dilihat pada Tabel 2. QE/g; kadar tannin 1411,01 μg/g; dan
positif mengandung saponin.
Tabel 2. Uji Kulaitatif Saponin Teh Celup
Daun Miana UCAPAN TERIMA KASIH
Lama PengeringanSaponin
(menit)
30 +++++ Puji syukur kehadirat Tuhan YME
60 ++++ atas limpahan rahmat dan ridho-Nya
90 +++ sehingga kami dapat menyelesaikan karya
120 ++ tulis dengan judul “Eksplorasi Potensi
150 ++ Senyawa Fitokimia Teh Celup Daun Miana
(Kajian Variasi Lama Pengeringan Daun)
Tanda + menunjukkan adanya busa sebagai Minuman Fungsional Sumber
yang terbentu. Semakin banyak tanda + Anthelmentika dalam Upaya Preventif dan
mencerminkan busa yang terbentuk pada Pengobatan Penyakit Cacingan pada Anak-
sampel semakin banyak, hal tersebut Anak”, untuk mengikuti Simposium
berbanding lurus dengan kadar saponin Sientesa. Kemudahan dan kelancaran
pada sampel. Berdasarkan data hasil uji, penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari
semakin lama waktu pengeringan, bantuan dan dukungan dari berbagai
kandungan saponin cenderung turun. pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
Saponin paling banyak terdapat pada dengan rasa hormat, penulis
tabung reaksi berisi sampel dengan lama menyampaikan terima kasih kepada :
pengeringan 30 menit sedangkan yang 1. Bapak Dr. Ir. Sudarminto Setyo
paling sedikit terdapat pada tabung reaksi Yuwono, M.App.Sc selaku Dekan
berisi sampel dengan lama pengeringan 120 Fakultas Teknologi Pertanian
dan 150 menit. Universitas Brawijaya.
2. Bapak Yusuf Hendrawan, STP,
M.App.Life.Sc, Ph.D selaku Wakil

133
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Dekan Bidang Kemahasiswaan Ridwan, Y dan Ayunita, YQ. 2007.


Fakultas Teknologi Pertanian Fitokimia dan Aktivitas
Universitas Brawijaya. Anthelmentika terhadap Cacing Pita
3. Ibu Novita Wijayanti, STP. MP selaku Ayam dari beberapa Varietas Miana
Dosen pembimbing atas arahan, (Coleus blumei benth) secara in Vitro.
bimbingan dan dukunganya. Jurnal Protein. Institut Pertanian Bogor.
4. Kedua orang tua kami dan seluruh Bogor. Vol 14, no 1, pp 17-22
keluarga besar kami yang telah Utomo, AD dkk. 2009. Pengaruh Beberapa
memberikan bantuan moril dan do’a Metode Pengeringan terhadap Kadar
selama menyelesaikan karya tulis ini. Flavonoid Total Herba Sambiloto
5. Semua pihak yang telah banyak (Andrographis paniculata). J. Farmasi.
membantu di dalam penyelesaian Universitas Muhammadiyah
karya tulis ini. Purwokerto. Purwokerto. Vol. 06. No
Penulis menyadari bahwa karya tulis 01. pp 58-69
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu Wiranata, G, Yuwono, S.S, dan
penulis mengharapkan adanya kritik dan Purwantiningrum, I. 2016. Pengaruh
saran yang bersifat membangun demi lama pelayuan dan suhu pengeringan
kebaikan dan kesempurnaan karya tulis ini. terhadap produk apel celup Anna
Penulis berharap karya tulis ini dapat (Malus domestica). J. Pangan dan
bermanfaat bagi penulis pada khususnya Agroindustri vol 4, no 1, pp 449-457
dan bagi masyarakat pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

De Silva NR, Brooker S, Hotez P, Montresor


A, Engels D and Savioli L. 2003. Soil-
Transmitted Helminth Infections:
Updating The Global Pisture. Journal of
Trends in Parasitology. Vol.19, no. 12,
pp. 547- 551
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pedoman
Umum Program Nasional
Pemberantasan Cacingan di Era
Desentralisasi, Subdit Diare dan
Penyakit Pencernaan. Ditjen PPM &
PLP Depkes RI, Jakarta
Estiasih, T. dan Ahmadi, Kgs. 2009.
Teknologi Pengolahan Pangan. Bumi
Aksara. Jakarta
Husna, N.E., Novita, M, dan Rohaya, S.
2013. Kandungan ntosianin dan
Aktivitas Antioksidan Ubi Jalar Ungu
Segar dan Produk Olahannya.
AGRITECH. vol 33, no 3, pp 296-302
Lehne, RA. 2013. Pharmacology of Nursing
Care, 8th Edition. Elsevier Saunders. St
Louis
Ridwan, Y dkk. 2010. Efektivitas
Anticestoda Ekstrak Daun Miana
(Coleus blumei Bent) terhadap Cacing
Hymenolepis microstoma pada
Mencit. Media Peternakan. April 2010
pp 6-11

134
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Moringa oleifera SEBAGAI SOLUSI DEFISIENSI MIKRONUTRIEN: UJI


BIOAVAILABILITAS KALSIUM DAN TOKSISITAS SUBKRONIS PADA
TIKUS WISTAR

Moringa oleifera As A Deficiency Solution Of Micronutrient : Bioavailability


Test Of Calcium And Subchronic Toxicity In Wistar Rats

May Ayu Wulandari1*, Lisa Imro’atus Sholikhah1, Laila Nurmala Putri1, Sandy Kurnia Arifda
Ramadhan2, Novia Ecci3

1Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang


2Program Studi Teknik Kimia, Universitas Brawijaya, Malang
3Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Brawijaya, Malang

Jalan Veteran, Malang, Jawa Timur 65145


Email:mayayunda7@gmail.com

ABSTRAK

Kalsium merupakan mikronutrien yang ditemukan dalam jumlah terbanyak di dalam


tubuh yaitu 1,5 - 2% dari berat badan orang dewasa atau sekitar 1 kg. Kalsium berperan dalam
pembentukan tulang dan gigi, mengatur fungsi sel seperti transmisi saraf, kontraksi otot,
menjaga permeabilitas membran sel serta mengatur kerja hormon. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bioavailabilitas kalsium dan dosis optimal suplemen daun kelor pada
Rattus Norvegicus. Penelitian ini menggunakan metode Randomized Post Test Controlled Group
Design. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yakni kontrol negatif (P0) dengan pemberian
akuades, perlakuan 1 (P1) pemberian 3,4 gram serbuk daun kelor, perlakuan 2 (P2) pemberian
5,6 ml ekstrak air daun kelor, perlakuan 3 (P3) pemberian 4,1 ml konsentrat 1 daun kelor,
perlakuan 4 (P4) pemberian 8,2 ml konsentrat 2 daun kelor. Parameter yang dianalsisi adalah:
kadar kalsium serbuk daun kelor, kadar kalsium tulang femur dan digesta usus halus serta
histopatologi liver (hati) untuk uji toksisitas. Analisa data dilakukan dengan one way ANOVA
dan dilanjutkan uji DMRT. Diperoleh hasil bahwa sediaan serbuk daun kelor paling baik dalam
pemenuhan kebutuhan kalsium dan ekstrak air relatif aman terhadap fungsi hepar.

Kata Kunci : Bioavailabilitas, Kalsium, Moringa oleifera, Toksisitas

ABSTRACT

Calcium is a micronutrient which found in the largest amount on the body that is 1,5-2% of the
adult body weight or about 1 kg. Calcium plays a role in bone and tooth formation, regulating cell
functions such as, nerve transmission, muscle contraction, maintaining cell membrane permeability and
regulating hormone work. The purpose of this study is to determine the biovailability of calcium and the
optimal dose of drumstick leaf supplement on Rattus Norvegicius. This research uses Randomized Post
Test Controlled Group Design method. Rats were divided into 5 groups of negative control (P0) with
aquades, treatment 1 (P1) giving 3,4 grams of drumstick leaf powder, treatment 2 (P2) giving 5,6ml
drumstick leaf aqueous extract, treatment 3 (P3) giving 4,1 ml 1 st concentrate of drumstick leaf,
treatment 4 (P4) giving 8,2ml 2nd concentrate of drumstick leaves. Parameters analyzed are; calcium
content of drumstick leaf powder, calcium content of femur bones and digesta small intestine and liver
histopathology for toxicity test. Data analysis was done by one way ANOVA and continued by DMRT
test. The result obtained that the drumstick leaf powder is best in the fulfillment of calcium needs and
aqueous extract is relatively safe the liver function.

Keywords : Bioavailability, Calcium, Moringa oleifera, Toxicity

135
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

Kalsium ditemukan dalam jumlah Rancangan Penelitian


terbanyak di dalam tubuh yaitu 1,5 - 2% Penelitian ini menggunakan desain
dari berat badan orang dewasa atau sekitar post test control group design. Sampel dipilih
1 kg. 99% kalsium berada dalam jaringan secara random dari populasi berupa tikus
keras yaitu tulang dan gigi dalam bentuk jantan Rattus norvegicus (tikus wistar)
hidroksiapatit (3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2]. Dalam berumur >8 minggu dengan perlakuan
keadaan seimbang, kalsium tulang dan antara lain:
kalsium plasma berada dalam konsentrasi Kontrol negative (P0) : Pemberian diet
2,25 - 2,60 mmol/liter (9 - 10,4 mg/100 ml). normal+2 ml akuades
Selain pembentuk tulang dan gigi, dalam Perlakuan 1 (P1) : Pemberian diet
cairan ekstraseluler dan intraseluler, normal+3,4 gram serbuk daun kelor
kalsium berperan dalam mengatur fungsi Perlakuan 2 (P2) : Pemberian diet
sel seperti untuk transmisi saraf, kontraksi normal+5,6 ml filtrat cair daun kelor
otot, penggumpalan darah dan menjaga Perlakuan 3 (P3) : Pemberian diet
permeabilitas membran sel. Kalsium juga normal+4,1 ml konsentrat daun kelor
mengatur kerja hormon dan faktor Perlakuan 4 (P4) : Pemberian diet
pertumbuhan (Almatsier, 2004). Kebutuhan normal+8,2 ml konsentrat daun kelor
kalsium masyarakat Indonesia untuk orang
dewasa sebesar 1000 – 1100 mg Tempat dan Waktu Pelaksanaan
(PERMENKES RI, 2013). Penelitian dilakukan selama 1,5 bulan
Daun kelor dapat digunakan sebagai dan dilakukan di Laboratorium Nutrisi
alternatif sumber kalsium pengganti susu FTP-UB, Laboratorium Teknologi
dengan pengolahan daun kelor menjadi Pengolahan Pangan FTP-UB, Laboratorium
suplemen daun kelor. Suplemen daun kelor Biokimia FTP-UB, Laboratorium Instrumen
nantinya diharapkan dapat mencukupi FTP-UB, Laboratorium Bioteknologi FTP-
asupan kalsium harian masyarakat dengan UB, Laboratorium Patologi Klinik FK-UB
tingkat sosial ekonomi yang rendah serta dan Laboratorium Patologi Anatomi FK-
aman dikonsumsi bagi penderita lactose UB.
intolerance. Penelitian bioavailabilitas
kalsium daun kelor belum pernah diteliti Pengumpulan Sampel
sebelumnya, sehingga penelitian ini akan Tikus diadaptasikan selama 7 hari
memberikan informasi tentang potensi untuk menyamakan baseline. Intervensi
daun kelor sebagai suplemen kalsium dengan perlakuan penambahan SUSUKE
berdasarkan bioavailabilitasnya. Konsumsi dengan berbagai dosis atau tanpa suplemen
suplemen perlu memperhatikan dosis yang dilakukan selama 49 hari. Pembedahan
optimal. Kelebihan dosis suplemen dapat pada tikus dilakukan setelah intervensi.
menyebabkan toksisitas. Pada penelitian ini Pengujian bioavailabilitas kalsium
respon sediaan dan dosis terhadap dilakukan dengan pengambilan femur dan
suplemen daun kelor (P0 = diet normal+2 digesta pada tikus sedangkan uji toksisitas
ml akuades, perlakuan 1; P1 = diet dilakukan dengan pengambilan hati tikus
normal+3,4 gram serbuk daun kelor; P2= yang selanjutnya dilihat histopatologinya.
diet normal+5,6 ml filtrat cair daun kelor;
P3 = diet normal+4,1 ml konsentrat daun Subyek Penelitian
kelor; P4 = diet normal+8,2 ml konsentrat Hewan coba yang digunakan dalam
daun kelor) juga diamati, sehingga jumlah penelitian ini yakni tikus jantan Rattus
konsumsi daun kelor sebagai suplemen norvegicus (tikus wistar) berumur >8
kalsium atau mineral lainnya dapat minggu dengan berat badan sekitar 150-230
disarankan pada dosis yang aman. gram, sehat, aktivitas dan tingkah laku
normal. Tikus tersebut dipelihara di bak
plastik berukuran 45cm x 35,5cm x 14,5cm
dalam ruang hewan coba.

136
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Variabel Penelitian Dilakukan pembedahan pada semua


sampel tikus dengan berbagai perlakuan.
Variabel Bebas Penelitian Kemudian dilakukan pengamatan histologi
Variabel bebas pada penelitian ini pada hati, dilakukan pewarnaan khusus
adalah sediaan dan dosis SUSUKE yaitu 3,4 dan selanjutnya diamati kenampakan fisik
gram serbuk daun kelor, 5,6 ml filtrat cair secara mikroskopis.
daun kelor, 4,1 ml konsentrat daun kelor,
8,2 ml konsentrat daun kelor HASIL DAN PEMBAHASAN

Variabel Tergantung Penelitian Analisa Bahan Baku


Variabel tergantung dalam penelitian Bahan baku utama yang digunakan
ini adalah bioavailabilitas kalsium yang dalam penelitian ini berupa daun kelor
diuji pada bagian femur dan digesta serta yang dijadikan sediaan dalam bentuk
toksisitas yang ditunjukkan pada serbuk, ekstrak air, dan konsentrat
pengamatan histologi hepar. evaporasi 1 jam. Bahan baku berupa kelor
segar dan sediaan serbuk terlebih dahulu
Prosedur Penelitian dilakukan analisis kadar air, kadar abu, dan
kadar kalsium. Sedangkan sediaan dalam
Pemeliharaan Tikus Putih bentuk ekstrak air dan konsentrat evaporasi
Tikus terlebih dahulu ditimbang berat 1 jam dilakukan analisis kadar abu dan
badannya kemudian dimasukkan ke dalam kadar kalsium saja.
kandang yang dibuat dari bak plastic
dengan penutup kawat ram yang dibingkai Tabel 1. Hasil dari analisis kadar air pada
dengan kayu dan diberi alas berupa sekam daun kelor segar
dengan ketebalan secukupnya. Tikus Samp Berat Berat Berat Kadar air (%)
diadaptasikan selama 1 minggu dengan el samp cawa samp WB DB
diberi pakan pelet 25 gram. Tikus diberi el (g) n (g) el (%) (%)
minum air setiap hari yang ditempatkan akhir
(g)
pada botol minum ukuran 100 ml.
Daun 2,047 3,177 1,646 80,41 46,00
Tikus dibagi menjadi 5 kelompok
kelor 2 1 2 23 77
yakni kontrol negatif (P0) dengan segar 2,352 1,969 2,415 81,03 78,90
pemberian diet normal+2 ml akuades, 2 8 8 90 55
perlakuan 1 (P1) pemberian diet normal+ 80,72 62,45
3,4 serbuk daun kelor, perlakuan 2 (P2) Rata-rata
57 63
pemberian diet normal+5,6 ml filtrat cair
daun kelor, perlakuan 3 (P3) pemberian Tabel 2. Hasil dari analisis kadar air pada
diet normal+4,1 ml konsentrat daun kelor, serbuk daun kelor
perlakuan 4 (P4) pemberian diet Samp Berat Bera Berat Kadar air (%)
normal+8,2 ml konsentrat daun kelor. el samp t samp WB DB
Pemberian SUSUKE (Suplemen Super el (g) caw el (%) (%)
Kelor) dilakukan dengan cara sonde sesuai an akhir
dengan perlakuan selama 49 hari. (g) (g)
Serbu 3,016 2,11 0,105 3,5036 2,1038
k 9 3 7 18
Pengujian Bioavailabilitas Kalsium
kelor 3,201 3,24 1,322 4,6473 2,3620
Dilakukan pembedahan pada semua
8 67 86 17
sampel tikus dengan berbagai perlakuan.
4,0754 2,2329
Pengujian bioavailabilitas kalsium Rata-rata
91 17
dilakukan pada femur dan digesta tikus
dengan pengabuan lalu dianalisis Hasil rata-rata analisis kadar air pada
menggunakan metode AAS (Atomic daun kelor segar sebesar 80% sedangkan
Absorption Spectrophotometry). menurut literatur kadar air pada daun
kelor segar sebesar 93% (Aminah et al.,
Pengujian Toksisitas dengan Pengamatan 2015) sedangkan menurut Anwar et al.
Histologi

137
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

(2014) kadar air daun kelor segar sebesar berbeda dengan literatur yaitu 0% (Melo et
65.897%. perbedaan kadar air daun kelor al. (2013); Shiriki et al. (2015); Nweze &
segar ini dipengaruhi oleh varietas kelor, Nwafeo (2014); Tekle et al. (2015) dalam
kelembaban lingkungan penyimpanan, Aminah et al., 2015). sedangkan kadar abu
waktu analisis yang tidak bersamaan, pada serbuk daun kelor 9,3% dan 9,4%.
kondisi silikon desikator untuk Sedangkan menurut literatur kadar abu paa
mendinginkan sampel kering yang sudah serbuk kelor sebesar 7,95% (Melo et al.
jenuh, dll. Sedangkan hasil rata-rata analisis (2013); Shiriki et al . (2015); Nweze &
kadar air pada serbuk daun kelor sebesar Nwafeo (2014); Tekle et al. (2015) dalam
4% dimana kadar air ini telah menurun Aminah et al., 2015). Perbedaan kadar abu
drastis dibandingkan dengan kadar air yang merupakan kadar mineral dalam
daun segar karena adanya proses daun kelor segar dan serbuk kelor hasil
pengeringan sebelum dijadikan serbuk analisis dengan literatur disebabkan oleh
daun kelor. Hasil analisis ini berbeda perbedaan varietas tanaman kelor, jenis
dengan literatur yaitu 7,136% (Anwar et al., tanah sebagai media tanam, perbedaan
2014). Perbedaan hasil analisis ini lingkungan analisis, dll. Analisis kadar abu
disebabkan oleh kelembaban lingkungan ini dilakukan untuk mengetahui kadar
penyimpanan, waktu analisis yang tidak kalsium yang terkandung dalam abu yang
bersamaan, kondisi silikon desikator untuk dihasilkan tersebut karena abu merupakan
mendinginkan sampel kering yang sudah mineral yang terkandung dalam sampel
jenuh, dll. Hasil analisis kadar air pada yang dianalisis. Hasil analisis tersebut
daun kelor segar dan serbuk daun kelor menunjukkan bahwa kadar abu serbuk
menunjukkan bahwa kandungan air dalam daun kelor lebih tinggi dibandingkan
daun kelor segar lebih tinggi dibandingkan dengan daun kelor segar karena daun kelor
dengan serbuk daun kelor. segar masih mengandung banyak air
sehingga mempengaruhi jumlah kadar abu.
Tabel 3. Hasil dari analisis kadar abu pada Hasil analisis kadar kalsium yaitu
daun kelor segar dan serbuk daun kelor kadar kalsium paling tinggi terdapat pada
Samp Berat Berat Berat Berat Kad serbuk kelor sebesar 155,5039 ppm,
el kruz samp akhir akhir ar konsentrat evaporasi 1 jam sebesar 131,5282
(g) el (g) samp samp abu ppm, daun kelor segar sebesar 126,6443
el + el (g) (%)
ppm, dan ekstrak air sebesar 96,6843 ppm.
kruz
Perbedaan kadar kalsium ini terjadi karena
(g)
Daun 20,83 3,062 20,92 0,081 2,651
perbedaan bentuk sampel yang akan
kelor 99 9 11 2 1 dianalisis, jumlah kadar air, dan kadar abu
segar 20,65 3,164 20,73 0,078 2,493 sehingga bentuk sediaan serbuk kelor
83 5 72 9 3 memiliki kadar kalsium yang paling tinggi
Serbu 20,65 3,006 20,94 0,282 9,379 dan kadar kalsium pada sediaan ekstrak air
k 93 4 13 0 9 paling rendah. Kadar kalsium pada daun
kelor 20,84 3,007 21,12 0,283 9,414 kelor segar menurut literatur sebesar 2003
08 2 39 1 1 mg/ 100 gram daun segar (Rofiah, 2015)
dan 350-550 mg/ 100 gram daun segar
Tabel 4. Hasil dari analisis kadar kalsium (Aminah et al., 2015). Sedangkan kadar
pada daun kelor segar dan serbuk daun kalsium pada serbuk daun sebesar 1600-
kelor 2200 mg/100 gram serbuk kelor (Aminah et
Sampel Kadar kalsium al., 2015). Oleh sebab itu dapat disimpulkan
(ppm) bahwa kadar kalsium pada serbuk daun
Daun segar 126,6443 kelor lebih tinggi dibandingkan dengan
Serbuk kelor 155,5039 daun segar.
Ekstrak air 96,6843
Konsentrat 131,5282 Bioavailabilitas Kalsium
Bioavailabilitas kalsium daun kelor
Hasil analisis kadar abu pada daun pada penelitian ini belum diamati, namun
kelor segar yaitu 2,6% dan 2.4%. hal ini berdasarkan penelitian terdahulu oleh

138
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Yohane (2012) mengenai bioavailabilitas kalsium yang berbeda karena factor genetik
kalsium pada tiga jenis daun yang telah tanaman, faktor lingkungan, serta
diolah menjadi serbuk yaitu daun kelor, komposisi tanaman ini yang menghambat
daun bayam, dan daun ubi jalar. penyerapan kalsium seperti fitat, oksalat,
Pengujian bioavailabilitas tersebut dan serat makanan (Kamchan et al., 2004).
dilakukan secara in vitro dan diperoleh Berdasarkan penelitian oleh Ezeike et al.,
hasil bahwa daya cerna kalsium pada daun (2011) dapat mengekstrak 0,28 mg oksalat
kelor lebih tinggi dibandingkan dengan per gram bahan kering dari Moringa oleifera.
daun bayam dan daun ubi jalar. Bayam mengandung 100 mg oksalat per
Bioavailabilitas kalsium dari sampel gram dari bahan kering. Asam oksalat pada
diekspresikan sebagai persentase kalsium daun ubi jalar segar sebesar 3-5 mg per
di basis kering yang dianalisis gram berat segar atau sekitar 16- 27 mg per
menggunakan prosedur in vitro. Metode gram bahan kering (Almazan, 1995). Pada
pencernaan in vitro dilakukan ulangan 3x penelitian ini diperoleh persentase kadar
menggunakan 3 sampel untuk tiap kalsium pada serbuk daun Moringa oleifera
ulangan. Hasilnya mengindikasikan bahwa 1,67 ± 0,0014, 1,44 ± 0,0014 dan 1,55 ± 0,00
sampel Moringa oleifera mempunyai untuk sampel dari India (M3), Karonga,
kalsium yang dapat tercerna lebih tinggi Malawi (M4) dan Lilongwe, Malawi (M5).
dibandingkan daun bayam dan ubi jalar. Hasil ini setara dengan per 100 g sampel
Hasil bioavailabilitas dapat dilihat pada yang dapat dikonsumsi, menghasilkan 1,67
Tabel 5. g (1670 mg); 1,44 g (1440 mg) dan 1,55 g
(1550 mg) untuk M3, M4 dan M5.
Tabel 5. Bioavailabilitas kalsium pada daun Bioavailabilitas suplemen merupakan
kelor, daun bayam, dan daun ubi jalar proporsi zat yang mampu diserap dan
% daya cerna kalsium (g tersedia untuk digunakan atau disimpan
Sampel* solubilized Ca/100 g Ca in dalam tubuh (Srinivasan, 2001). Ada
dried leaf) banyak struktur kimia kalsium dalam
M3 21.68 ± 2.65 makanan, namun bioavailabilitas setiap
M4 40.48 ± 3.42 komoditi berbeda. Kalsium tidak dapat
M5 37.24 ± 1.66 diserap apabila sumber makanan tinggi
S 1.63 ± 0.08 asam oksalat (bayam, ubi jalar, dan kacang-
SP 3.01 ± 0.68 kacangan) atau asam fitat (roti tidak beragi,
*M3= daun kelor dari India; M4= daun kacang-kacangan, biji-bijian, dan kedelai
kelor dari Karonga, Malawi; M5= daun isolat) (Kurtz et al., 1987).
kelor dari Lilongwe, Malawi; S= daun Laktosa dapat meningkatkan
bayam; SP= daun ubi jalar penyerapan kalsium. Matriks antara laktosa
Sumber: Yohane (2012) dan kalsium dapat mencegah pengendapan
kalsium dengan serat larut dan fitat yang
Menggunakan Tes Tukey α=0,05, dapat mengikat mineral sehingga menjadi
menunjukkan tidak berbeda nyata total sulit untuk diserap oleh tubuh (Cummings,
bioavailabilitas kalsium antara 2 sampel et al., 1979), Metode pengolahan seperti
Moringa oleifera dari Malawi (M4 dan M5). pengupasan kulit, perendaman,
Akan tetapi, terdapat perbedaan nyata penggorengan, pemasakan dan
pada persentase bioavailabilitas kalsium perkecambahan dapat menurunkan kadar
antara sampel daun Moringa oleifera dari asam fitat dan meningkatkan
India dan Malawi (P<0,05). Persentase rata- bioavailabilitas mineral (Bishnoi et al.,
rata bioavailabilitas kalsium (kaslium yang 1994). Hal inilah yang dapat membuat
tercerna) antara lain 21,68 ± 2,6% (M3); bioavailabilitas serbuk daun kelor yang
40,48 ± 3,42% (M4) dan 37,24 ± 1,66% (M5). mengandung asam oksalat meningkat
Sedangkan sampel daun bayam 1,63 ± Karena proses pengolahan. Asam oksalat
0,08% dan daun ubi jalar 3,01 ± 0,68%. dapat mengikat dengan Ca, Fe dan Mg
Tingginya bioavailabilitas kalsium pada sehingga membuat mineral tersebut sulit
serbuk daun kelor dapat disebabkan karena untuk diserap oleh tubuh. Umumnya asam
perbedaan kimia dan biologis seperti kadar oksalat tertinggi terdapat pada daun dan

139
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

biji, asam oksalat terendah terdapat pada Berdasarkan penelitian oleh Widowati
batang (Osweiler et al., 1985). et al., (2014) yang diberikan ekstrak etanol
ramuan daun kelor dan biji klabet 1:1
Uji Toksisitas Subkronis selama 45 hari menunjukkan bahwa terjadi
Pemberian sediaan uji dilakukan kelainan spesifik 50% terjadi pada hepar
selama 7 minggu (49 hari) dan diamati tikus jantan dan betina dengan dosis 300
kondisi fisik, perilaku, berat badan dan mg/200g bb menunjukkan kelainan
jumlah konsumsi pakan yang tersisa. polimorfonuklear dan dilatasi sinusoid
hepatik nekrosis.
Kondisi Fisik dan Perilaku Berdasarkan penelitian lain oleh
Kondisi fisik dan perilaku diamati Adedapo et al., (2009) yang diberikan
selama 49 hari perlakuan. Kondisi seluruh ekstrak akuades daun kelor dengan dosis
tikus wistar relatif normal. Feses tikus 2000 mg/kg p.o selama 21 hari pada tikus
wistar dengan perlakuan konsentrat 1 (4.1 wistar jantan dengan berat badan 85-130 g
ml) cenderung lembek dibandingkan menunjukkan kelainan difusi degenerasi
dengan perlakuan lain sedangkan hepatik pada hepar dimana menurut
perlakuan dengan serbuk 3,4 gram kriteria Manja Roenigk menunjukkan
memiliki kenampakan feses yang hijau kerusakan ringan skala 2 yaitu degenerasi
gelap, keras tetapi rapuh. Pola konsumsi parenkimatosa, pembengkakan sel disertai
pakan beberapa tikus wistar tearatur sitoplasma keruh dan bergranula.
namun beberapa tikus wistar dengan berat
badan rendah cenderung tersisa.

Histopatologi Hepar
Hasil Pemeriksaan mikroskopis pada
organ hepar tikus wistar diamati secara
deskriptif berdasarkan 4 kriteria Manja
Roenigk, antara lain : nilai 1 = sel hepar
normal; nilai 2 = degenerasi parenkimatosa;
nilai 3 = degenerasi hidropik, nilai 4 = sel
hepar nekrosis (Maretnowati et al., 2005). Gambar 1. Pemeriksaan mikroskopis sel
Namun, pemeriksaan mikroskopis pada hepar tikus wistar yang menunjukkan
penelitian ini belum diamati karena kelainan difusi degenerasi hepatik pada
pemberiaan sediaan uji belum mencapai 49 perbesaran x 160 H&E (Adedapo et al.,
hari dan belum dilakukan pembedahan. 2009)

Tabel 6. Kelainan organ hepar tikus jantan Adanya perubahan struktur pada
dan betina setelah 45 hari hepar menunjukkan terjadinya kerusakan
Kelainan hepar hepar akibat akumulasi zat toksik ke dalam
No Kelompok
dari 10 tikus tubuh dan dosis yang diberikan lebih
1 Ekstrak ramuan 9 TKS berperan dibandingkan dengan konstitusi
30 mg/200g bb metabolic (Lee, 2003 dalam Yudha dan
2 Ekstrak ramuan 8 TKS Purnawati, 2014). Apabila terdapat zat
100 mg/200g toksik, maka akan terjadi trasnformasi zat-
bb zat berbahaya dan akhirnya akan
3 Ekstrak ramuan 3 TKS diekskresi lewat ginjal. Proses yang dialami
300 mg/200g adalah proses oksidasi, reduksi, hidrolisis
bb dan konjugasi (Guyton & Hall, 2008).
4 Akuades 10 TKS Salah satu zat toksik yang terdapat
2mL/200g bb pada daun kelor yaitu asam oksalat (101
TKS : Tidak terjadi kelainan spesifik mg/100 gr bahan) (Fuglie, 2001). Daun
Sumber : Widowati et al., (2014) kelor memiliki zat mineral yang tinggi
terutama kalsium (185 mg/100 gr bahan)
(USDA, 2016). Kalsium dapat membentuk

140
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

amtriks dengan asam oskalat menjadi bimbingan bagi penulis dalam penulisan
kalsium oksalat. Kristal kalsium oksalat jurnal ini, yakni kepada :
dapat merusak sel sehingga dapat 1. Allah SWT yang telah melimpahkan
menyebabkan obstruksi, infeksi, dan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kerusakan jaringan. Kerusakan sel pada dapat menyelesaikan jurnal ini.
tahap degenerasi masih bersifat reversible 2. Orang tua yang telah memberikan
sehingga terdapat kemungkinan sel dapat dukungan baik secara riil maupun
kembali normal (Elferink, 1987 dalam material.
Natalia, 2013). 3. Ibu Siti Narsito Wulan, STP., MP., Ph.D
Degenerasi hidropik pada sel hepatosit selaku Dosen Pembimbing yang
merupakan efek jangka panjang dari memberikan masukan selama
pembengkakan sel yang menyebabkan penelitian.
sitoplasma dan organel sel tampak 4. Ibu Prof. Dr. Teti Estiasih, STP., MP,
membengkak dan bervakuola akibat selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
akumulasi air dalam jumlah besar. Pertanian.
Degenerasi tersebut dapat disebabkan 5. Teman-teman yang selalu memberikan
adanya kristal kalsium oksalat yang dukungan dan semangat selama
menyebabkan sirkulasi darah terganggu penyusunan jurnal ini.
sehingga berkurangnya suplai oksigen.
Selain itu, kalsium oksalat yang terabsorbsi DAFTAR PUSTAKA
dalam hati juga menyebabkan kerusakan
sel hepatosit berupa degenerasi serta Adedapo, A., Mogbojuri, O., M., and
kematian sel(nekrosis) dan ditandai dengan Emikpe, B., O. 2009. Safety evaluations
adanya sel kupffer yang semakin banyak. of the aqueous extract of the leaves of
Hati menghasilkan enzim-enzim Moringa oleifera in rats. Journal of
biotransformasi untuk berbagai macam zat Medicinal Plants Research. vol. 3, no.8,
eksogen dan endogen untuk dieliminasi di pp: 586-591
dalam tubuh. Proses ini dapat Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu
mengaktifkan Kristal kalsium oksalat Gizi. Gramedia Pustaka Utama ,Jakarta
menjadi bentuk lebih toksik dan Almazan, A. M. 1995. Antinutritional
menyebabkan perlukaan hati (Natalia, factors in sweet potato greens. J Food
2013). Comp Anal. vol.8 pp:363-368
Aminah, S., Rhamdan, T., dan Yanis, M.
SIMPULAN 2015. Kandungan nutrisi dan sifat
fungsional tanaman kelor (Moringae
Bioavailabilitas kalsium paling tinggi Oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan
terdapat pada daun Moringa oleifera 5 No. 2 tahun 2015
dibandingkan daun bayam dan ubi jalar Anwar, S., Yulianti, E., Hakim, A., Fasya,
sedangkan persentase bioavailabilitas A.G., Fauziyah, B., dan Muti’ah, R.
kalsium dari Moringa Oleifera yang tumbuh 2014. Uji toksisitas ekstrak akuades
di Malawi sedikit lebih tinggi daripada (suhu kamar) dan akuades panas
yang ditanam di India. Persentase kalsium (700C) daun kelor (Moringa oleifera
yang berbeda disebabkan adanya Lamk) terhadap larva udang Artemia
komponen penghambat yang berbeda Salina Leach. ALMCHEMY. vol.3, no.1,
antara ketiga tanaman tersebut. sedangkan pp:84-92
pengujian toksisitas subkronis sediaan Bishnoi, S., Khetarpaul, M., and Yadav R.K.
ekstrak air dan kosnentrat daun kelor 1994. Effect of domestic processing and
relatif tidak menimbulkan ketoksikan yang cooking methods on phytic acid and
cukup signifikan pada fungsi hepar. polyphenol contents of pea cultivars
(PisumSativum). Journal of Plant
UCAPAN TERIMA KASIH Foods Human Nutr. vol.45 pp:381-88
Cummings, J. H., Southgate, D.A., Branch,
Terima kasih kepada semua pihak W.G. 1979. The digestion of peptic in
yang telah memberikan bantuan dan

141
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

the human gut and its effect on sebagai perisa alami. Naskah
calcium absorption and large bowel pubilkasi. Universitas
Ezeike, C.O., Aguzue, O.C., Thomas, S.A. Muhammadiyah. Surakarta
2011. Effect of brewing time and Srinivasan, V.S. 2001. Bioavailability of
temperature on the release of nutrients: a practical approach to in-
manganese and oxalate from Lipton vitro demonstration of the availability
tea and Azadirachta indica (Neem), of nutrients in multivitamin-mineral
Phyllanthus amarus and Moringa oleifera combination products. J Nutrition.
blended leaves. J Appl Sci Envir Manag. vol.131 no.4 pp:1349S-50S.
vol.15 pp:175-177 USDA. 2016. United States Department of
Fuglie, Lowell J. 2001. The Miracle Tree: The Agriculture Agricultural Research
multiple attributes of moringa. Church Service National Nutrient Database for
World Service, Dakar Standard Reference Release 28. Dilihat
Guyton, A. C. and Hall, John., E. 2007. Buku 4 Mei 2017.
Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Editor: https://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods
Irawati Setiawan. Penerbit Buku /show/2974?fgcd=&manu=&lfacet=&
Kedokteran EGC, Jakarta format=&count=&max=50&offset=&so
Kamchan, A., Puwastien, P., Sirichakwal, rt=default&order=asc&qlookup=mori
PP., and Kongkachuichai, R.. 2004. In nga&ds=&qt=&qp=&qa=&qn=&q=&i
Vitro Calcium Bioavailability of ng=
Vegetables Legumes and Seeds. J Food Widowati, Lucie., Winarno, Wien., M., dan
Comp Anal. vol. 17 pp:311-320 Intan, Retno., Putri. 2014. Toksisitas
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset akut dan subkronis ramuan ekstrak
Kesehatan Dasar 2013 Jakarta. Dilihat 4 kelor dan klabet sebagai pelancar ASI
Mei 2017. dan penambah gizi. Jurnal Kefarmasian
http://www.depkes.go.id/resource/downloa Indonesia. vol.4, no.2, pp: 51-64
d/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pd Yohane, Joseph., Issa. 2012. In Vitro
f Calcium Bioaccessibility in Moringa
Kurtz, T.W., Al-Bander, H.A., Morris, R.C. oleifera Vegetable Leaves: Potential
1987. Salt sensitive essential Plant Food to Increase Dietary
hypertension in men. N Engl J Med. Calcium Intake in Developing
vol.317 pp:1043–1048 Countries. Dissertation of Master.
Maretnowati N, Widyawaruyanti A, dan Raleigh, North Carolina
Santosa MH. 2005. Uji Toksisitas Akut Yudha, Anggara., Adri., dan Purnawati,
dan Subakut Ekstrak Etanol dan Ekstrak Ratna., Damma. 2014. Pengaruh
Air Kulit Batang Artocarpus Champeden pemberian methanil yellow peroral
Spreng dengan Parameter Histopatologi dosis bertingkat selama 30 hari
Hati Mencit. Majalah Farmasi terhadap gambaran histopatologi
Airlangga 5(3):91-5, Surabaya hepar mencit BALB/C. disertasi
Natalia, Eka., Dessy. 2014. Uji toksisitas Magister. Faculty of Medicine
akut tepung glukomanan (A. muelleri Diponegoro University Press,
blume) terhadap nilai kalium tikus Semarang. Dilihat 4 Mei 2017.
Wistar. Skripsi Sarjana. Fakultas http://eprints.undip.ac.id/44459/3/B
Teknologi Pertanian Universitas AB_2.pdf
Brawijaya. Malang
Osweiler, G.D., Carson, T.L. and Buck,
W.B., 1985. Clinical and diagnostic
veterinary toxicology, 3rd ed.
Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt,
pp:471-5
Rofiah, D. 2015. Aktivitas antioksidan dan
sifat organoleptik teh daun kelor
dengan variasi lama pengeringan dan
penambahan jahe serta lengkuas

142
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

B-SMART (BIO SILICA BAG WITH MAHONI EXTRACT) MENGGUNAKAN


METODE CHEMICAL ULTRASOUND SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS BERAS RASKIN

B-Smart (Bag of Silica With Mahogany Extract) Using Chemical Method


Of Ultrasound as a Efforts to Improve The Quality of Rice

Nidya Fadhilah1, Zelviana Putri2, Nafisatul Layli Qodariyah3, Della Eko Rahmawani4, Ameiga
Cautsarina Putri Atrinto5

1,2,3,4,5 Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya


*Email: nidyafadhilah@gmail.com

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini menyebabkan


meningkatnya permintaan bahan pangan pokok, seperti beras. Mengatasi permasalahan ini,
melalui program Beras Miskin pada Juli 2014 pemerintah menyediakan 192.531.765 ton beras
untuk masyarakat miskin. Namun, Beras Miskin yang tersebar di gudang. Bulog seluruh
Indonesia memiliki kualitas buruk akibat waktu penyimpanan lama dan lembab. Inovasi baru
untuk mengatasi masalah tersebut adalah B-SMART, bio silica bag berbahan utama silica gel
sekam padi yang dikombinasikan dengan ekstrak biji mahoni menggunakan gelombang
ultrasonik yang dikemas pada kemasan PE 0,08 . 97% kandungan silika pada sekam padi
berpotensi untuk dijadikan silica gel yang dapat mngurangi kadar air pada tempat
penyimpanan beras, sedangkan penambahan ekstrak biji mahoni berfungsi sebagai anti bakter,
dan jamur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kombinasi terbaik antara silica sekam
padi dan ekstrak biji mahoni pada pembuatan bio silica bag untuk meningkatkan kualitas beras
miskin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor
yaitu volume ekstrak biji mahoni (A) dan berat silika sekam padi (B). Faktor A terdiri dari 5 ml,
10 ml, 15 ml dan faktor B terdiri dari 30 gram, 40 gram, 50 gram. Analisa dilakukan pada
perlakuan terbaik menggunakan metode FTIR silica gel dan analisa pada beras antara lain uji
kadar air, persentase butir kepala, butir patah, butir menir, butir kuning, dan butir mengapur.
Diperkirakan hasil uji FTIR terdapat gugus siloksan (1086 dan 1062 cm -1). Kadar air pada beras
setelah adanya aplikasi B-SMART selama 3 minggu adalah 21,8%, butir kepala 77%, butir patah
57,4%, butir kuning 9,8%, dan butir mengapur 10,8%.

Kata kunci : beras miskin, biji mahoni, gelombang ultrasonik, sekam padi.

ABSTRACT

Population growth in the world is growing very rapidly. This led to a growing demand
for staple foodstuffs. Rice is thestaple food ofmost countriesinAsia, especially Indonesia. However, the
rice received by the consumers sometimes have bad quality due to long storage time and damp storage
conditions. The new innovations to address these issues is the B-SMART, silica bag made from the main
material silica gel of rice husk that is combined with a mahogany seed extract used ultrasonic waves and
packed in PE 0.08 packaging. 97% content of silica in rice husk. This potentially can be used
as silica gel that has the ability to absorb moisture during storage and transportation, while the addition
of a mahagony seed extract useful as an anti bacterial, and fungal, so it can inhibit the emergence of pests
that can accelerate the decline in the quality of rice. The purpose of this research is to know the best
combination between silica rice husk and mahogany seed extract in the manufacture of silica bio bag to
improve the quality of rice for the poor (BERAS MISKIN). This study used
a Random Design Group (RDG) with two factors i.e. mahogany seed extract volume (A) and silica rice

143
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

husk weight (B). Factor A consists of 5 ml, 10 ml, 15 ml and B consists of 30 grams, 40 gram, 50 grams.
The analysis was done with the best treatment using the FTIR sillica gel method and analysis on
rice such as, the test of moisture content, the percentage of grain heads, broken grains, groats, grains
of yellow grain, and whitewash grains. It is estimated that FTIR test contain cluster
of siloxane (1086 and 1062 cm-1). The moisture content in rice after application B-SMART for 3 weeks is
21,8%, grains head 77%, broken grains 9,8%, and whitewash grains 10,8%.

Keywords: poor rice, mahogany seed, ultrasonic wave, rice husk


pada beras. Teknik penyimpanan hermetik
menggunakan CO2 dan Cocoon,
PENDAHULUAN yangdilakukan dengan mengemas
komoditas dengan plastik Cocoon, kemudian
Indonesia merupakan negara dengan diinjeksikan dengan gas CO2 pada
jumlah penduduk terbanyak ke-4 di konsentrasi minimal 80% selama jangka
dunia.Menurut Badan Pusat Statistik pada waktu tertentu. Tidak berbeda jauh dengan
sensus penduduk tahun 2010, jumlah teknik hermetik, metode fumigasi
masyarakat Indonesia mencapai 237.641.326 merupakan cara pengendalian hama dengan
jiwa. Pada bulan Maret 2016, tercatat bahwa memasukkan gas fumigant ke dalam sebuah
sebanyak 28,01 juta jiwa atau sekitar 10,86 ruang tertutup dengan konsentrasi dan
persen dari jumlah penduduk di Indonesia jangka waktu tertentu untuk membasmi
tergolong masyarakat miskin. Untuk hama yang terdapat pada beras miskin
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat (Anonim, 2012). Namun, pengendalian
miskin, pada bulan Juli 2014 pemerintah hama kutu beras dengan metode-metode
Indonesia menyediakan 192.531.765 ton sebelumnya tidak cukup memperlihatkan
beras khusus untuk masyarakat yang hasil positif, dimana masih ditemukan
kurang mampu atau yang sering disebut banyak kutu beras yang dapat menurunkan
dengan beras miskin (raskin) (Anonim, kualitas beras.
2014). Namun, pada kenyataannya kualitas Oleh karena itu, diperlukan solusi
beras miskin yang diberikan kepada baru yang lebih sederhana dan praktis,
masyarakat kurang mampu tidak sebaik sehingga dapat dilakukan tindakan
yang diharapkan. Menurut Menteri Sosial, pencegahan atau pengendalian hama kutu
pada tahun 2015 tidak kurang dari 400.000 beras pada skala rumah tangga sekalipun.
ton beras miskin yang tersebar di gudang- Kami menawarkan solusi berupa “B-
gudang Bulog di seluruh Indonesia SMART (Bio Silica Bag with Mahoni
memiliki kondisi yang tidak layak Extract) Menggunakan Metode Chemical
konsumsi, sehingga harus ditarik dan Ultrasound sebagai Upaya Peningkatan
dimusnahkan. Seperti yang terjadi pada Kualitas Beras Raskin”.Produk ini
daerah Tegal, Jawa Tengah pada Juli 2016, memanfaatkan biji mahoni dengan
dimana masih ditemukan kutu pada 210 kg ketersediaan melimpah yang diekstrak
beras yang akan didistribusikan kepada dengan menggunakan pelarut etanol dan
masyarakat kurang mampu. Munculnya menggunakan gelombang ultrasonik untuk
kutu pada beras tersebut dapat disebabkan memaksimalkan hasil ekstraknya.
oleh tempat penyimpanan beras yang Ekstrakbiji mahoni dikombinasikan dalam
lembab dan beras tersebut ditumpuk dalam pembuatan bio silica berbahan sekam padi
waktu yang cukup lama. sebagai pengusir hama kutu beras
Munculnya kutu pada beras miskin karenamampu menyerap kandungan air
bukanlah permasalahan yang baru terjadi sehingga dapat mengurangi tingkat
akhir-akhir ini.Kutu atauhama merupakan kelembapan beras.Kandungan utama biji
penyebab dalam penurunan kualitas beras mahoni adalah saponin dan flavonoid.Biji
miskin. Langkah yang sebelumnya mahoni juga mengandung senyawa
dilakukan untuk mencegah munculnya kutu Limnoid yang bersifat antijamur dan
pada beras adalah dengan dilakukan teknik antibakteri (Alrdahe et al., 2010).Bio silica
penyimpanan hermetik dan fumigasi sekam padi yang dikombinasikan dengan
apabila telah terjadi serangan hama kutu ekstrak biji mahoni dikemas dalam

144
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

bag(kantung) dan dikenal dengan sebutan lingkungan dengan harga yang


bio silica bag yang dapat digunakan terjangkau.Selain itu, sebagai bentuk
padakarung beras selama proses pengabdian insan akademisi sebagai wujud
penyimpanan beras miskin sehingga dapat penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
meningkatkan kualitas beras miskin di 2. Bagi Masyarakat
Indonesia. Memberikan informasi dan wawasan
mengenai inovasi baru di dalam
Rumusan Masalah pengembangan teknologi untuk
Rumusan masalah dalam penelitian memperpanjang umur simpan beras miskin
ini meliputi: menggunakan bahan alami biji mahoni dan
1. Bagaimana berat ekstrak biji mahoni sekam padi dalam pembuatan bio silica bag.
terbaik yang digunakan dalam 3. Bagi Pemerintah
pembuatan bio silica untuk Sebagai salah satu solusi alternatif
meningkatkan kualitas beras raskin? bagi pemerintah dalam meningkatkan
2. Bagaimana berat sekam paditerbaik kualitas beras miskin untuk masyarakat
pada pembuatan bio silica yang kurang mampu di Indonesia, sehingga
digunakan untuk meningkatkan masyarakat dapat mendapatkan subsidi
kualitas beras raskin? beras yang layak konsumsi, yakni beras
Tujuan miskin yang berkualitas baik.
Tujuan yang akan dicapai dari
penelitian ini meliputi: BAHAN DAN METODE
1. Mengetahui berat ekstrak biji mahoni
terbaik yang digunakan dalam Alat dan Bahan
pembuatan bio silica untuk Alat yang digunakan pada penelitian
meningkatkan kualitas beras raskin. ini meliputi oven, pengaduk, kertas saring,
2. Mengetahui berat sekam paditerbaik aluminium foil, furnace, flocumeter, labu
pada pembuatan bio silica yang erlenmeyer, corong, gelas beker, gelas ukur,
digunakan untuk meningkatkan sonikator, plastic PE 0,08, loyang, pipet,pH
kualitas beras raskin. meter, dan timbangan digital, sedangkan
bahan yang digunakan meliputi biji mahoni
Luaran yang Diharapkan dan sekam padi sebagai bahan utama,
Luaran yang diharapkan pada etanol 96%, aquades, KOH dan HCL 10%.
kegiatan ini adalah:
1. Dapat memproduksi bio cilica bag Tempat dan Waktu Pelaksanaan
sekam padi yang dikombinasikan Penelitian ini akan dilakukan di
dengan ekstrak biji mahoni yang Laboratorium Pengolahan Pangan Jurusan
dapat dinikmati oleh mayarakat Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
untuk meningkatkan kualitas beras Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
miskin di Indonesia. dan Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Mendapatkan potensi peluang hak Program Studi Teknik Kimia, Fakultas
paten dari B-SMART. Teknik Universitas Brawijaya. Penelitian
3. Mendapatkan peluang publikasi akan dilaksanakan selama 4 bulan dari
artikel ilmiah atas inovasi berupa B- bulan Februari hingga Mei 2017.
SMART yang belum pernah
dikembangkan sebelumnya. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan
Manfaat Program Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
1. Bagi Akademisi dan Mahasiswa tersuusun dari dua faktor yaitu berat
Menjadikan media penerapan dan ekstrak biji mahoni dalam pembuatan bio
pengembangan teknologi di dalam silica (faktor A) dan berat sekam padi dalam
mengatasi munculnya kutu pada beras pembuatan bio silica (Faktor B).Pada masing-
dengan menggunakan ekstrak biji mahoni masing faktor terdapat tiga level. Pada
yang tersedia melimpah dan terbarukan, faktor A terdiri dari 5 ml, 10 ml, 15 ml dan
sehingga didapatkan teknologi ramah faktor B terdiri dari 30 gram, 40 gram, 50

145
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

gram. Berikut merupakan tabel rancangan yang telah dilakukan di dunia pangan dan
penelitian : pertanian, salah satunya pada proses
ekstraksi menggunakan gelombang
Tabel 3.1 Tabel Rancangan Penelitian ultrasonik untuk memperoleh hasil yang
tinggi dengan waktu yang relatif singkat
A
A1 A2 A3 (Ylanen, 2012).Penggunaan ultrasonik pada
B
proses ekstraksi dengan menggunakan
B1 A1B1 A2B1 A3B1 pelarut organik dapat lebih cepat, getaran
B2 A1B2 A2B2 A3B2 ultrasonik dapat memecahkan dinding sel
B3 A1B3 A2B3 A3B3 sehingga kandungan didalamnya dapat
keluar dengan cepat (Sari dkk, 2012).
Kondisi Beras Miskin
` Keadaan beras miskin di lapang Bio Silica Bag
menurut Sutartotahun 2013sehingga dapat Bio silica adalah silika yang terbuat
menurunkan kualitas beras yang disimpan dari bahan-bahan alami yang tidak
di bulog. Selain itu, pemerintah juga kurang menggunakan bahan kimiawi sedikitpun
memfasilitasi gudang bulog, karena biaya namun kegunaannya sama dengan silica
yang dikeluarkan untuk gudang kedap pada umumnya. Silica memiliki fungsi
udara sangatlah mahal (Purwanto, 2013). sebagai mencegah terbentuknya
Padahal ruang yang digunakan untuk kelembapan yang berlebihan, menyerap
penyimpanan beras tidak boleh lembab. Hal lembap tanpa merubah kondisi zatnya, dan
ini menyebabkan beras menjadi rusak. absorbsi fungi, bau-bauan, serta ion lainnya
Akibatnya beras dalam keadaan rusak dan untuk menjaga kualitas produk (Ylanen,
berkutu tersebut menjadi butiran-butiran 2012).Bio silica bag merupakan kantung bio
bukan menjadi beras utuh lagi bahkan silica sekam padi yang dikombinasikan
menyebabkan bau apek pada beras. dengan ekstrak biji mahoni.Bio silica bag
digunakan dengan cara dimasukannya bio
Kutu Beras (Sitophilus oryzae L) silica bag ke dalam karung beras untuk
Sitophilus oryzae L merupakan hama menjaga kelembapan lingkungan yang ada
utama yang dapat menyerang suatu bahan di dalam karung beras tersebut. Hal tersebut
tanpa ada pertolongan hama lain. Gejala akan berdampak pada rusaknya beras
serangan pada butir-butir komoditas akibat serangga dan tingginya kadar air.
menjadi berlubang-lubang.Biasanya kerap
kali ditemukan pada beras. Serangan S. Biji Mahoni
oryzae pada beras utuh akan rusak dan Biji mahoni diperoleh dari buah
hancur menjadi menir dan menir ini disukai mahoni yang telah masak, ditandai dengan
oleh serangga T. Castaneum, yang warna buah cokelat tua.Kandungan utama
diakibatkan oleh hama S. oryzae pada biji mahoni adalah saponin dan
keadaan tertentu sehingga kualitas beras flavonoid.Saponin mempunyai efek sebagai
menurun. Biji-bijian hancur dan berdebu, antimikroba terhadap bakteri, dan jamur
dalam waktu yang cukup singkat serangan (Roth, 2002).Selain itu, saponin merupakan
hama dapat mengakibatkan perkembangan senyawa metabolit sekunder yang
jamur, sehingga produk beras rusak total, mempunyai potensi bioaktif sehingga
bau apek yang tidak enak dan tidak dapat berpotensi sebagai obat dan sebagai
dikonsumsi (Surachman dan Suryanto, antijamur.Mekanisme kerja aktivitas
2007). antijamur dari saponin, yaitu berinteraksi
dengan membran sterol jamur dan
Ekstraksi Menggunakan Gelombang kemampuannya untuk merusak keutuhan
Ultrasonik membran jamur.Senyawa flavonoid
Ekstraksi adalah salah satu metode berperan sebagai senyawa antioksidan dan
untuk memisahkan suatu komponen solute penghambat aktivitas bakteri.Beberapa
(cair) dari campurannya menggunakan flavonoid juga dapat merusak membran sel
sejumlah massa solven sebagai tenaga yang merupakan pusat terjadinya beberapa
pemisahannya. Banyak inovasi teknologi reaksi enzimatis sehingga dapat menuju

146
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

pada kematian sel (Hartati, 2010).Hal ini disaring menggunakan kertas saring dan
sesuai dengan penelitian Hartati (2013), filtrat yang diperoleh dikeringkan pada
ekstrak biji mahoni dapat bersifat sebagai oven dengan suhu 50oC selama 96 jam.
antibakteri.Menurut penelitian Yudhawan Ekstrak biji mahoni yang diperoleh,
(2014), ekstrak etanolik biji mahoni disimpan pada lemari pendingin dengan
berwarna cokelat sampai kemerahan, suhu untuk perlakuan lebih lanjut (Sari,
konsistensi cukup padat, beraroma khas 2012).
mirip aroma kacang, berasa pahit, dan tidak
lengket di tangan. Ekstraksi Silika Sekam Padi
Tahap awal, sekam padi dibersihkan
Sekam Padi dari kotoran dengan air mengalir.
Sekam padi merupakan lapisan Selanjutnya, sekam padi ditiriskan untuk
terluar dari padi yang merupakan produk mengurangi kadar air lalu sekam padi
samping yang melimpah dari hasil dikeringkan pada temperatur 100oC selama
penggilingan padi yang biasanya digunakan 2 jam dalam cabinet drying. Sekam padi
sebagai bahan bakar.Kandungan sekam kering selanjutnya diarangkan pada 300 oC
padi biasanya sekitar 20% dari berat padi selama 0,5 jam, kemudian diabukan
kering (Kamath dan Proctor, 1998). Sekam menggunakan furnace pada suhu 700 oC
padi mengandung silika (SiO2) yang relatif selama 6 jam. Abu sekam padi diayak dan
tinggi, yaitu 87%-97% sehingga dapat ditimbang lalu ditambahkan HCl dengan
digunakan sebagai sumber silika dalam perbandingan 1:6, kemudian campuran
sintesis silika gel (Solikha, 2010). diekstraksi dengan pengadukan 550 rpm
Analisis kualitas bio silica dilakukan selama 2 jam. Campuran disaring, endapan
dengan uji FTIR.Analisa kuaitas beras yang diperoleh kemudian dicuci dengan
menggunakan metode pengamatan akuades sampai pH netral. Endapan
penentuan butir kepala, butir patah, buitr dikeringkan selama 1 jam pada suhu 80 oC,
menir, butir kuning, dan butir mengapur. lalu ditimbang silika sekam padi.
Selain itu, juga dilakukan analisa kadar air
pada beras. Respon yang diambil pada Pembuatan Bio Silica Sekam Padi dengan
penelitian ini adalah perubahan persentase Penambahan Ekstrak Biji Mahoni
kadar air, butir kepala, butir patah butir Silica sekam padi yang dihasilkan
menir, butir kuning, dan butir mengapur. ditimbang sesuai dengan variasi faktor B.
Lalu ditambahkan KOH 5% sebanyak 60 ml,
Proses Ektraksi Gelombang Ultrasonik kemudian dididihkan selama 1 jam dengan
pada Biji Mahoni suhu 95oC dan pengadukan 10 rpm.
Biji mahoni yang akan digunakan Selanjutnya larutan disaring, filtrat yang
pada penelitian terlebih dahulu dicuci diperoleh merupakan larutan kalium silikat.
dengan menggunakan air bersih untuk Larutan tersebut ditambahkan HCl 1 M
menghilangkan kotoran yang menempel hingga pH netral serta ditambahkan ekstrak
pada biji. Setelah itu, biji mahoni dipotong biji mahoni sesuai variasi faktor A.
kecil-kecil dan dikeringkan dengan Selanjutnya, larutan didiamkan selama 18
menggunakan oven pada suhu 55oC selama jam sehingga terbentuk gel. Gel yang
seminggu.Kemudian, biji mahoni terbentuk dicuci dengan aquades.
dihaluskan menggunakan blender sampai Kemudian dikeringkan pada suhu 80 oC
diperoleh serbuk biji mahoni.Serbuk biji selama 12 jam sehingga diperoleh bio silica
mahoni ditimbang sesuai dengan variasi xerogel. Bio silica yang diperoleh disimpan
berat yaitu 5 gram, 10 gram, 15 gram. untuk analisis dan pembuatan bio silica bag
Serbuk biji mahoni dimasukkan ke dalam (Pratomo, 2013).
Erlenmeyer dan ditambahkan dengan
pelarut etanol 96% dengan perbandingan Pembuatan Bio Silica Bag
1:10. Selanjutnya, ditutup dengan Pembuatan bio silica bag dilakukan
alumunium foil dan diekstraksi dengan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah
menggunakan ultrasonik selama 10 menit pembuatan kantung yang berbahan plastik
pada suhu 55oC. Larutan hasil ultrasonikasi, PE 0,08 dengan ukuran 5 cm x 5 cm. Tahap

147
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

kedua adalah pengisian bio silica dengan dan bakteri juga meningkat. 97%
berat 10 gram. Kantung yang berisi ekstrak kandungan silika pada sekam padi
biji mahoni dan biosilicas ekam padi diujikan berpotensi untuk dijadikan silica gel yang
pada beras miskin. dapat mngurangi kadar air pada tempat
penyimpanan beras. ekstraksi silika dari abu
Pengamatan pada Beras Raskin sekam padi dilakukan dengan
Kantung bio silica akan diujikan pada mencampurkan abu sekam padi dengan
beras miskin dengan meletakkannya pada larutan HCl 1 M. Ekstraksi silikat pada abu
bagian tengah kantung beras miskin di sekam padi dengan HCl dapat
bulog.Beras yang digunakan dalam meningkatkan kadar silika dari sebelumnya
pengujian adalah beras miskin yang masih sebanyak 94.9% menjadi sejumlah 97.5%,
berada dalam kantung beras dengan umur karena kadar pengotor pada abu sekam
simpan lebih dari satu bulan.Pengujian padi turun akibat larutnya pengotor dalam
dilakukan selama 3 minggu untuk HCl sesuai dengan persamaan reaksi:
mengetahui pengaruh pemberian bio silica K2O(s) + 2 HCl(aq) 2 KCl(aq) +
bag pada kualitas beras miskin. H2O(l) (1)
Fe2O3 + 6 HCl(aq) 2 FeCl3(aq) + 3
Analisa Perlakuan H2O(l) (2)
Analisis pertama dilakukan pada bio CaO(s) + 2 HCl(aq) CaCl2(aq) +
silica sekam padi untuk mengetahui H2O(l) (3)
kualitasnya dengan menggunakan uji Reaksi di atas menunjukkan bahwa zat
FTIR.Analisa kedua dilakukan pada bio pengotor oksida pada abu sekam padi
silica bag untuk mengetahui pengaruhnya berupa unsur K, Fe, dan Ca dapat
terhadap kualitas beras miskin. Analisa dihilangkan dengan menggunakan HCl.
dilakukan dengan metode perhitungan Silika dilarutkan ke dalam KOH
pada masing-masing sampel terkait 1M untuk memperoleh larutan K2SiO3
persentase butir kepala, butir patah, butir dengan persamaan (4).
menir, butir kuning, dan butir mengapur SiO2(s) + 2 KOH(aq) K2SiO3(aq) +
dengan menggunakan persamaan sebagai H2O(l) (T=) (4)
berikut: Penambahan HCl hingga pH 7 pada larutan
berat X
Presentase X = × 100% kalium silikat terjadi pembentukan H2SiO3
berat sampel
sesuai persamaan reaksi (5), diikuti reaksi
Analisa kadar air dilakukan dengan
pembentukkan sol asam Si(OH)4 menurut
menggunakan alat grain moisture tester yang
persamaan reaksi (6).
akan dibandingkan nilai kadar air pada
K2SiO3(aq) + 2 HCl(aq) H2SiO3(aq) + 2
masing-masing sampel dengan kadar air
KCl(aq) (5)
pada beras kontrol. Perhitungan kadar air
H2SiO3(aq) + H2O(l) Si(OH)4(aq) (6)
pada sampel dilakukan menggunakan
Pada saat penambahan HCl 1M
rumus sebagai berikut:
pada K2SiO3 terjadi penurunan pH sehingga
Kadar Air = Berat silika sebelum pemijaran
konsentrasi H+ dalam K2SiO3 semakin
–setelah pemijaran x 100%
meningkat. Hal ini menyebabkan silikat
Berat silika gel mula-mula
berubah menjadi asam silikat yang
HASIL DAN PEMBAHASAN menyebabkan sebagian gugus siloksan (Si-
O-) membentuk gugus silanol (Si-OH).
Bio silica bag berbahan utama silica Si(OH)4 terpolimerisasi dengan membentuk
gel sekam padi ini yang dikombinasikan ikatan silang ≡Si-O-Si≡ sampai terbentuk gel
dengan ekstrak biji mahoni yang diproses silika sesuai persamaan reaksi (8) melalui
menggunakan gelombang ultrasonik serta proses kondensasi sesuai persamaan reaksi
dikemas pada kemasan PE 0,08 (7).
diperkirakan mampu untuk mejadi solusi ≡Si − O- + H+ ≡ Si − OH (7)
terhadp tinggi nya tingkat kerusakan beras ≡Si − OH + ≡Si −O - ≡ Si − O −
akibat kondisi penyimpanan yang lembab Si≡ + OH- (8)
yang menyebabkan pertumbuhan jamur Sedangkan penambahan ekstrak biji
mahoni berfungsi sebagai anti bakteri, anti

148
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

jamur dan antifeedant karena senyawa triterpenoid yang terkandung di dalamnya


bioaktif yang terkandung didalamnya. bekerja optimal sebagai antifeedant dan
Menurut Moghadamtousi et al. (2013) senyawa bioaktif lainnya seperti fenolik dan
kandungan utama dari biji mahoni adalah alkaloid yang berperan sebagai anti fungi
limonoid, kumarin, asam pati ester dan dan anti bakteri. Analisa dilakukan pada
steroid dimana salah satu golongan perlakuan terbaik menggunakan metode
limonoid dalah triterpenoid yang bersifat FTIR silica gel dan analisa pada beras antara
sebagai repellence yang memiliki bau lain uji kadar air, persentase butir kepala,
menyengat dan mengakibatkan serangga butir patah, butir menir, butir kuning, dan
seperti kutu beras tidak mau makan. Selain butir mengapur. Diperkirakan hasil uji FTIR
itu biji mahoni juga mengandung alkaloid, terdapat gugus siloksan (1086 dan 1062 cm-
terpenoid, dan fenolik yang berfungsi 1). Kadar air pada beras setelah adanya

sebagai anti bakteri. Tingkat kematian aplikasi B-SMART selama 3 minggu adalah
serangga yang dapat dijadikan ukuran 21,8%, butir kepala 77%, butir patah 57,4%,
efektivitas dari pencampuran ekstrak serbuk butir kuning 9,8%, dan butir mengapur
biji mahoni adalah sebesar 80%-90% (Diaz, 10,8%
2011).
Dari hasil penelitian ini nantinya UCAPAN TERIMA KASIH
akan di cari kombinasi terbaik antara silica
sekam padi dan ekstrak biji mahoni pada Terima kasih kepada Allah SWT.
pembuatan bio silica bag untuk karena atas rahmatnya kita bisa melakukan
meningkatkan kualitas beras miskin. penelitian ini. Kepada orang tua, dosen
Penelitian ini menggunakan Rancangan pembimbing, dan wakil dekan III FTP yang
Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor selalu menyemangati untuk berproses
yaitu volume ekstrak biji mahoni (A) dan dalam penelitian ini. Tak lupa juga terima
berat silika sekam padi (B). Faktor A terdiri kasih kepada laboran Laboratorium Kimia
dari 5 ml, 10 ml, 15 ml dan faktor B terdiri dan Biokimia Pangan, dan Teknologi dan
dari 30 gram, 40 gram, 50 gram. Analisa Rekayasa Pengolahan Pangan, serta teman-
dilakukan pada perlakuan terbaik teman yang turut membantu dalam
menggunakan metode FTIR silica gel dan tercapainya penelitian ini.
analisa pada beras antara lain uji kadar air,
persentase butir kepala, butir patah, butir DAFTAR PUSTAKA
menir, butir kuning, dan butir mengapur.
Diperkirakan hasil uji FTIR terdapat gugus Anonim.2012a. Penduduk Indonesia menurut
siloksan (1086 dan 1062 cm-1). Kadar air Provinsi 1971, 1980, 1990, 2000,
pada beras setelah adanya aplikasi B- 2010.https://www.bps.go.id/linkTab
SMART selama 3 minggu adalah 21,8%, elStatis/view/id/1267
butir kepala 77%, butir patah 57,4%, butir Anonim.2012b. Perawatan dan Pengendalian
kuning 9,8%, dan butir mengapur 10,8%. Hama.Online.http://www.bulog.co.id
/phgt.php
KESIMPULAN Anonim. 2014. Data Statistik.
Online.http://www.bulog.co.id/data
Berdasarkan hasil penelitian, _statistik_raskin.php
analisis data dan pembahasan maka dapat Anonim. 2016. Persentasi Penduduk Miskin
disimpulkan sebagai berikut. Sekam padi Maret 2016 Mencapai 10,86 Persen.
mengandung senyawa silica dimana 97% https://www.bps.go.id/index.php/b
kandungan silika pada sekam padi rs/1229
berpotensi untuk dijadikan silica gel yang Alrdahe, S.S., Abdulla, M.A., Razak, S.A.,
dapat mengurangi kadar air pada tempat Kadir, F.A. and Hassandarvish, P.
penyimpanan beras. Selain itu, penambahan 2010. Gastroprotective Activity of
ekstrak bii mahoni pada pembuatan silica gel Swietenia mahagoni Seed Extract on
turut menambah efektivitas kerja dari B- EthanolInduced Gastric Mucosal Injury
SMART dimana tingkat kematian serangga in Rats. World Academyca of Science,
menjadi meningkat hingga 80-90%. Senyawa Engineering and Technology, 67.

149
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Diaz G, 2011. Efektivitas Insektisida Nabati Teknik, Universitas Diponegoro


Ekstrak Daun mimba (Azadiracta Semarang
indica) terhadap Ngengat Spodoptera Solikha, I., Fryatmoko W. K., Utami, E. D. S.,
litura F. Skripsi. Tidak Listiyanti, dan Dewi. 2010. Sintesis
Dipublikasikan. Surabaya: dan Karakterisasi Silika Gel dari Limbah
Universitas Negeri Surabaya. Abu Sekam Padi (Oryza sativa) dengan
Hartati, S., Kristijanto. A. I., dan Nugroho F. Variasi Konsentrasi Pengasaman. Skripsi
E. T. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Fakultas MIPA. Universitas Negeri
Flavonoid Biji Mahoni (Sweitenia Yogyakarta. Yogyakarta
mahagoni Jacq.). prosiding Seminar Surachman, E. dan Suryanto, W. A. 2007.
Nasional Sains dan Pendidikan Sains Hama Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.
Universitas Kristen Satya Wacana. Wogo, H. E. Segu, J. O., dan Ola, P. D. 2011.
Yogyakarta Sintesis Silika Gel Terimobilisasi
Hartati, Salleh, L. M., Aziz, A. A., Yunos, M. Dithizon Melalui Proses Sol-Gel.Sains
A. C. .2013. Pengaruh Jenis Pelarut dan Terapan Kimia. 5(1):84-95.
Ekstraksi Biji Mahoni (Swietenia Ylanen, H. O. 2012. Bioactive Glasses.
mahagoni Jacq) terhadap Aktivitas Cambridge: Woodhead Publishing
Antioksidan dan Antibakteri.Jurnal Yudhawan, I. 2014. Kajian Pendahuluan
Kajian, Penelitian, dan Pengajaran. Identitas Simpisia Dan Parameter
Jurnal Bionature. 14(1):11-15. Standar Mutu Ekstrak Etanolik Biji
Kamath, S.R. dan Proctor, A. 1998.Silica Gel Mahoni Yang Berasal Dari Kabupaten
from Rice Hull Ash: Preparation and Ponorogo. Yogyakarta: Universitas
Characterization. CerealChemistry, Gadjah Mada
75:484–487
Moghadamtousi SZ, Goh BH, Chan CK,
Shabab T, Kadir HA. 2013. Biological
activities and phytochemicals of
Swietenia macrophylla King.
[Riview]. Molecules. 18:10465-10483.
doi:10.3390/molecules18091046.
Pratomo, I., Wardhani, S., dan
Purwonugroho, D. 2013.Pengaruh
Teknik Ekstraksi dan Konsentrasi HCl
Dalam Ekstraksi Silika dari Sekam Padi
unuk Sintesis Silika Xerogel.Kimia
Student Journal.2(1):358-364.
Purwanto, D. 2013. Beras Berkutu, Ini
Tanggapan Bos Bulog.
http://bisniskeuangan.kompas.com/
read/2013/01/03/12422091/Beras.Be
rkutu..Ini.Tanggapan.Bos.Bulog.Diaks
es pada 12 November 2016 pukul
04.59.
Roth, I dan Lindorf, H. 2002.South American
Medicinal Plants: Botany, Remedial
Properties and General Use. New York:
Springer
Sari, D. K., Wardhani, D. H., dan
Prasetyaningrum. 2012. Pengujian
Kandungan Total Fenol Kappahycus
alvarezzi dengan Metode Ekstraksi
Ultrasonik dengan Variasi Suhu dan
Waktu. Prosiding SNST ke-3. Fakultas

150
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

GGS (Gnetum Gnemon Skin) POTENSI CAMPURAN DAUN TEH DAN


KULIT MELINJO SEBAGAI ANTI ASAM URAT

GGS (Gnetum Gnemon Skin) The Potentiality Of Gnetum Gnemon Skin And
Tea Leaves Mixture As Anti Gout

Debby Debora F. Pakpahan1, Fanny H. Sitio2, Novine Lana D. Sinurat3, Fairuzita Kurnia Sunday4, Mira
Dwi Pangesti5

1,2,3,4,5 Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya, Malang


Email: debbypakpahan10@gmail.com,

ABSTRAK

Penyakit asam urat adalah penyakit yang patut diwaspadai oleh masyarakat Indonesia.
Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, penyakit ini memiliki prevalensi
tertinggi yakni 24,7%. Persisnya nomor dua setelah hipertensi. Angka penderita penyakit asam
urat di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Menurut survei WHO, Indonesia
merupakan negara terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita asam urat, dimana
35% penderitanya berusia di bawah 34 tahun. Pengobatan yang selama ini digunakan adalah
allupurinol. Namun, obat tersebut memberikan efek samping berupa reaksi kulit dan gangguan
saluran pencernaan. Indonesia memiliki hasil perkebunan yang melimpah, salah satunya
adalah melinjo dengan jumlah produksi sebesar 197.647 ton pada tahun 2014. Pemanfaatan
melinjo di Indonesia masih menyisakan limbah kulit melinjo di lingkungan. Di sisi lain, kulit
melinjo mengandung asam askorbat, tokoferol, poliferol, dan anti oksidan yang berpotensi
sebagai inhibitor xantin oksidase dalam proses pembentukan asam urat. Selain itu Indonesia
juga memiliki perkebunan teh yang luas dimana teh kaya akan polifenol khususnya flavonoid
serta antioksidan yang dinilai mampu menyembuhkan asam urat. Karya tulis ini membahas
potensi pencampuran daun teh dan kulit melinjo sebagai anti asam urat. Penelitian diawali
dengan studi literatur dan studi eksperimental untuk mengetahui peningkatan daya inhibisi
xantin oksidase, jenis teh yang paling optimal, dan konsentrasi terbaik pencampuran keduanya.
Metode yang digunakan adalah metode maserasi terhadap simplisa bahan yaitu teh dan kulit
melinjo. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi alternatif yang dapat dikembangkan dalam
upaya pengobatan asam urat dan dapat membantu mengurangi limbah melinjo di lingkungan.

Kata kunci: Asam urat, kulit melinjo, teh

ABSTRACT

Uric acid disease is a disease that should be wary of the people of Indonesia. According to the
Basic Health Research Results (Riskesdas) in 2013, this disease has the highest prevalence of 24.7%.
Exactly number two after hypertension. The number of people with uric acid disease in Indonesia is
increasing every year. According to a WHO survey, Indonesia is the 4th largest country in the world
with uric acid, of which 35% are under 34. The treatment that has been used is allupurinol. However, the
drug provides side effects such as skin reactions and digestive tract disorders. Indonesia has abundant
plantation products, one of which is melinjo with total production of 197,647 tons in 2014. Utilization of
melinjo in Indonesia still leaves leather melinjo waste in the environment. On the other hand, the skin of
melinjo contains ascorbic acid, tocopherol, poliferol, and antioxidants that are potential as xanthine
oxidase inhibitors in the process of uric acid formation. In addition, Indonesia also has a vast tea
plantation where tea is rich in polyphenols, especially flavonoids and antioxidants that are considered
capable of curing uric acid. This paper discusses the potential mixing of tea leaves and skin of melinjo as
anti uric acid. The study begins with literature studies and experimental studies to determine the increase
in inhibition of xanthine oxidase, the most optimal type of tea, and the best concentration of mixing the

151
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

two. The method used is maseration method to simplisa materials that is tea and skin melinjo. This
research is expected to be an alternative that can be developed in uric acid treatment efforts and can help
reduce melinjo waste in the environment.

Keywords: Uric acid, melinjo skin, tea


mengandung asam askorbat, tokoferol, dan
PENDAHULUAN polifenol, serta antioksidan yang berpotensi
sebagai inhibitor xantin oksidase. Xantin
Rematik pirai (Gout Arthritis) atau oksidase merupakan senyawa yang
yang lebih dikenal dengan sebutan asam memiliki peranan penting dalam proses
urat merupakan sebuah penyakit yang pembentukan asam urat. Hasil penelitian
diakibatkan oleh gangguan metabolik menunjukkan bahwa kulit melinjo memiliki
sebagai hasil dari penumpukan asam urat daya inhibisi yang setara dengan
(uric acid) di dalam jaringan tubuh yang allopurinol.
kemudian dibuang melalui urin. Timbunan Berdasarkan Shinta (2016), melinjo
kristal asam urat ini berada di dalam merupakan salah satu jenis tanaman yang
persendian (Wijayakusuma, 2006). berasal dari Asia Pasifik dan Asia Barat.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hampir 30 spesies tanaman melinjo yang
WHO, Indonesia merupakan negara memiliki genus Gnetum (Gnetaceae
terbesar ke-4 di dunia yang penduduknya Family) telah dilaporkan terdistribusi pada
menderita asam urat. Angka ini daerah tropis seperti Malaysia, Indonesia,
menunjukkan bahwa Indonesia Thailand dan India. Di Indonesia,
membutuhkan penyelesaian mengenai tumbuhan ini tersebar di Pulau Jawa dan
masalah ini dengan lebih cepat dan intensif. Sumatera. Tanaman ini dapat tumbuh
Asam urat yang tidak dirawat dengan baik mencapai 100 tahun lebih dengan hasil
dapat menyebabkan timbunan timbunan panen hingga 80-100 kg. Melinjo
kristal asam urat yang menyebar di dalam merupakan tanaman yang familiar bagi
jaringan lunak, tulang rawan, selaput masyarakat Indonesia. Biji melinjo acap kali
diantara tulang dan rendo. Timbunan- diolah menjadi bahan pangan seperti
timbunan kristal atau endapan asam urat emping melinjo dan kemudian menyisakan
ini akan menyebabkan persendian sulit kulitnya sebagai limbah. Dengan
untuk digerakkan (Wijayakusuma, 2006). pengolahan yang benar, limbah ini akan
Pengobatan yang umumnya diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat
digunakan dalam terapi asam urat adalah juga bagi masyarakat. Selain itu,
dengan menggunakan obat allopurinol. pemanfaatan limbah ini juga akan
Terapi dengan menggunakan obat ini meningkatkan sektor pertanian.
merupakan jalur utama bagi penyakit gout. Teh sebagai salah satu hasil pertanian
Namun, sayangnya obat ini memberikan masyarakat Indonesia merupakan tanaman
efek samping bagi penggunanya. Efek yang sangat berkhasiat. Teh kaya akan
samping yang sering ialah reaksi kulit dan sumber polifenol terkhusus flavonoid.
kadang-kadang juga terjadi gangguan Selain itu, teh kaya dengan antioksidan.
saluran pencernaan. Reaksi alergi yang Sifat antioksidan yang dimiliki oleh teh
diakibatkan oleh obat ini berupa demam, akan mencegah radikal bebas dan
mengigil, leukopenia atau leukositosi, menginhibisi stress oksidatif dan inflamasi.
eosinophilia, arthralgia, dan pruritus juga Dengan kandungan flavonoid yang dinilai
pernah dilaporkan pernah terjadi (Eff, mampu menginhibisi xantin oksidase.
2016). Melihat efek samping yang beragam Selain mengandung flavonoid,
akibat penggunaan obat ini, maka dari itu pencampuran daun teh dengan kulit
dibutuhkan alternatif pengobatan yang melinjo juga sebagai variasi rasa dari teh.
aman untuk dikonsumsi. Dengan begitu pencampuran daun teh dan
Menurut (Wulandari, 2013), kulit kulit melinjo akan menghasilkan obat yang
melinjo merupakan salah satu alternatif mampu menginhibisi xantin oksidase yang
pengobatan bagi penderita asam urat. Hal kaya dengan antioksidan.
ini disebabkan oleh kulit melinjo

152
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Asam Urat adalah hasil katabolisme purin yang


Asam urat adalah asam berbentuk dibantu oleh enzim guanase dan xantin
kristal, yang berupa hasil akhir dari oksidase (Shamley, 2005). Jadi, xantin
metabolisme purin (bentuk turunan oksidase mengkatalis reaksi hipoxantin dan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen xantin menjadi asam urat (Pacher et al.,
asam nukleat yang terdapat di inti sel 2006).
tubuh. Berdasarkan jenisnya, rematik Kadar asam urat tinggi mengendap
dibedakan menjadi dua, yaitu rematik sebagai kristal berbentuk jarum di sendi.
sendi dan rematik nonsendi dimana asam Kristal yang dianggap benda asing oleh
urat termasuk salah satu jenis rematik tubuh menyebabkan terjadinya pelepasan
nonsendi. Dalam istilah medis asam urat Immunoglobulin G oleh sistem imun yang
disebut reumatik gout (Soeryoko, 2011). memicu produksi sel darah putih dan
Penyakit ini merupakan gangguan pengambilan kristal inilah yang
metabolik karena asam urat menumpuk menyebabkan pembengkakan sendi dan
dalam jaringan tubuh dan kemudian rasa sakit (Sustrani dkk, 2005). Penyakit
dibuang melalui urin. asam urat memiliki 4 tahapan, yaitu
Berdasarkan survey WHO, Indonesia asimptomatik (kadar asam urat meningkat
merupakan Negara terbesar ke 4 di dunia yang tidak menimbulkan gejala), akut
yang penduduknya menderita asam urat (serangan pertama mendadak dan
dan berdasarkan Buletin Natural, di memuncak disertai nyeri hebat),
Indonesia penyakit asam urat 35% terjadi interkritikal (masa bebas dari gejala sakit
pada pria di bawah usia 34 tahun. diantara dua serangan gout), dan kronis
Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik (nyeri sendi yang berlangsung terus-
penderita asam urat sebagian besar berada menerus dan terdapat timbunan kristal
pada umur 20-44 tahun (46,15%), berjenis asam urat) (Achmad, 2008).
kelamin perempuan (61,54%), Setiap penyakit mempunyai sebab,
berpendidikan rendah/dasar (61,54%), termasuk asam urat. Asam urat dapat
pengetahuan kurang (53,84%), dan disebabkan oleh penyakit darah, sumsum
pendapatan rendah < Rp 920.000,00 tulang, polisitema, konsumsi obat, alkohol,
(53,84%). Selain itu, mayoritas penderita obesitas, dan diabetes mellitus. Asam urat
asam urat berstatus gizi gemuk (66,67%). juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
Kejadian gout di Indonesia terus faktor dari dalam tubuh (genetik, suku
meningkat dan bertambah tiap tahunnya. bangsa, menurunnya fungsi ginjal, obesitas,
Tahun 2012 sebesar 24,3% pada laki-laki penyakit tertentu) dan faktor dari luar
dan 11,7% pada perempuan yang tubuh (obat-obatan, makanan, minuman)
menderita gout. Hal ini disebabkan (Soeryoko, 2011). Kadar asam urat tinggi
banyaknya jenis makanan yang pada penderita hiperurisemia dapat
mengandung purin tinggi dan sebagian menyebabkan kerusakan pada membran
besar ditemukan di Indonesia, seperti otak sel (hepar dan ginjal) akibat reaksi berantai
kambing, hati, daging bebek, ikan sarden, peroksidase lipid dan dapat berkembang
seafood, daging merah, bayam, kangkung, menjadi asam urat berat yang
daun dan biji melinjo, jeroan, tape, dan lain menimbulkan penyakit lanjutan atau
sebagainya. Makanan yang dengan purin komplikasi berbahaya, seperti kerusakan
tinggi, akan mengaktivasi enzim xantin sendi, terbentuk tofi, hipertensi, jantung,
oksidase 20 kali lipat dari keadaan normal batu ginjal, gangguan fungsi ginjal, dan
(Pribadi dan Ernawati, 2010) gagal ginjal (Soeryoko, 2011).
Setiap manusia memiliki asam urat.
Kadar purin normal berkisar antara 500- Melinjo
1.000 mg per hari dengan rata-rata ekskresi Melinjo (Gnetum gnemon L.)
asam urat urin sebesar 620,5 mg per hari merupakan salah satu tumbuhan berbiji
(Misnadiarly, 2007). Sedangkan, kadar terbuka (Gymnospermae) yang tumbuh di
asam urat normal pada laki-laki 3,4 – 7,0 daerah tropis (Lestari, 2013). Hampir 30
mg/dL dan pada wanita 2,4 – 6,0 mg/dL. spesies dari tanaman genus Gnetum
Berdasarkan penelitian, 90% dari asam urat (Gnetacea Familly) ini dilaporkan tersebar di

153
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

daerah-daerah tropis seperti Malaysia, terhadap xantin oksidase. Hal ini


Indonesia, Thailand, India) (Bhat, 2014). disebabkan oleh kandungan flavonoid yang
tinggi dalam kulit melinjo muda dengan
Biji Melinjo pengeringan yang tidak merusak senyawa
Menurut Bhat (2014), biji melinjo flavonoid tersebut. Flavonoid dalam kulit
mengandung tepung 2,76 gr/100 gr, melinjo berpotensi sebagai inhibitor xantin
mineral essensial, seperti sodium, kalsium, oksidase dan memiliki kemiripan struktur
magnesium, tembaga, dan zinc yang telah dengan xantin. Senyawa lain yang terdapat
terdeteksi. Karena kandungan biji melinjo di dalam kulit melinjo seperti polifenol dan
itu, biji melinjo tinggi protein dan rendah saponin juga berpotensi sebagai inhibitor
lemak. Selain itu, biji melinjo juga xantin oksidase karena memiliki gugus
mengandung asam aspartat, asam hidroksil sebagai akseptor elektron dari
glutamat, glisin, arginin, alanine, prolin, xantin oksidase. Daya inhibisi ekstrak kulit
tirosin, dan serin (Bhat, 2014). Beberapa melinjo hijau muda sebesar 1,5 g setara
senyawa yang terkandung di dalamnya ini dengan daya inhibisi 1 tablet allopurinol
memicu meningkatkannya purin di dalam yang massanya 0,3 g. Allopurinol
tubuh manusia. Purin yang berasal dari merupakan obat penurun kadar asam urat
dalam tubuh merupakan penghancuran yang umumnya digunakan masyarakat.
dari sel-sel yang sudah tua dan sintesis dari Tetapi, allopurinol ini sendiri memiliki efek
CO2, glisin, asam aspartat, glutamine, dan samping yang berdampak pada tubuh. Efek
asam folat (Wulandari, 2013). samping yang sering terjadi yaitu reaksi
Meningkatnya kadar purin di dalam tubuh kulit, seperti reaksi alergi berupa demam,
akan memicu asam urat. Hal ini menggigil, serta gangguan pencernaan
dikarenakan asam urat merupakan hasil yang juga kadang-kadang terjadi (Eff,
akhir metabolisme purin dalam tubuh (Eff, 2016). Dengan begitu, kulit melinjo
2016). merupakan alternatif pengobatan bagi
Pemanfaatan biji melinjo di Indonesia penderita asam urat yang aman untuk
dijadikan sebagai emping melinjo. Selain dikonsumsi.
sebagai emping, biji melinjo juga dapat
dimanfaatkan sebagai sayur. Tidak jarang Teh (Camellia sinensis)
pula masyarakat di Indonesia Teh merupakan tanaman yang berasal
memanfaatkan biji melinjo ini sebagai dari spesies Camellia sinensis yang
bahan dalam pembuatan sop dan crackers mengandung banyak nutrien bermanfaat
(Bhat, 2014). Emping melinjo merupakan bagi kesehatan tubuh, diantaranya katekin,
panganan khas di berbagai daerah di quersertin, kamferol, asam klorofil,
Indonesia dengan biji melinjo sebagai theobromin, theanin, theofilin, dan mineral.
bahan bakunya. Hal ini juga menunjukkan Teh mengandung 404 macam volatile dalam
bahwa tingginya penderita asam urat di teh hitam dan sekitar 230 macam pada teh
Indonesia merupakan salah satu akibat dari hijau. Komponen volatile tersebut berperan
konsumsi biji melinjo yang tinggi di dalam memberikan cita rasa yang khas
Indonesia. pada teh. Teh kaya akan polifenol,
khususnya flavonoid yang berperan
Kulit Melinjo sebagai antioksidan. Flavonoid dapat
Kulit melinjo mengandung asam menyingkirkan radikal bebas, mengikat
askorbat, tokoferol, dan polifenol yang ion-ion logam dalam memproduksi radikal
memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan bebas, merangsang aktivitas enzim
juga berpotensi sebagai inhibitor xantin detoksifikasi fase 2 sehingga mampu
oksidase (Wulandari, 2013). Kulit melinjo mengkatalis pengeluaran senyawa yang
juga mengandung berbagai macam berpotensi toksik atau karsinogenik.
komponen atau senyawa lain yaitu beta Sumber antioksidan utama adalah
karoten, fenolik, flavonoid, vitamin C, dan polifenol, dimana teh hijau memiliki
antioksidan (Shinta, 2016). Menurut kandungan polifenol yang lebih tinggi
Wulandari (2013), kulit melinjo muda dan dibandingkan teh hitam dan teh oolong
kering memiliki daya inhibisi yang tinggi (teh merah) (Cabrera et al., 2007). Polifenol

154
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

adalah antioksidan yang memiliki kekuatan 2. Teh Merah (Oolong Tea)


100 kali lebih efektif dari vitamin C dan 25 Teh merah merupakan jenis teh hasil
kali lebih tinggi dari vitamin E. Menurut semifermentasi (semioksidasi enzimatis)
Dahlia (2014), teh memiliki beberapa bahan yang tidak bersentuhan lama dengan
kimia diantaranya adalah substansi fenol, udara pada saat pengolahan. Fermentasi
seperti flavanol. Flavanol adalah polifenol yang terjadi hanya sebagian yaitu 30-
utama pada teh berupa katekin yang 70%. Hasil dari warna teh ini yaitu
merupakan senyawa antioksidan alami. coklat kemerahan.
Selain itu, teh juga memiliki substansi
penyebab aroma, dimana aroma teh berasal 3. Teh Hijau (Green Tea)
dari likosida yang terurai menjadi gula Teh hijau merupakan teh yang tidak
sederhana dan senyawa beraroma atau dari mengalami fermentasi dan oksidasi.
oksidasi karotenoid yang menghasilkan Setelah layu, daun teh langsung
senyawa mudah menguap seperti aldehida digulung, dikeringkan, dan dikemas
dan keton tak jenuh. Substansi penyebab atau langsung diproses dengan uap
aroma ini meliputi klorofil, karotenoid, dan panas (steam) atau frying guna
senyawa volatile. menghentikan aktivitas enzim. Daun teh
Teh memiliki kandungan antioksidan hijau mengandung gugus flavonoid dari
tinggi. Namun, perlakuan teh yang salah polifenol. Salah satu senyawa aktif teh
dapat mempengaruhi kandungan di hijau adalah catechin yang berfungsi
dalamnya, seperti saat penyeduhan. Proses sebagai antioksidan. Catechin pada
penyeduhan yang kurang tepat dapat daun teh hijau juga mampu mengurangi
mempengaruhi kandungan polifenol di resiko penyakit jantung, membunuh sel
dalam teh untuk menangkap radikal bebas. tumor, menghambat pertumbuhan sel
Menurut Rohdiana et al. (2013), suhu kanker paru-paru, kanker usus,
optimal saat menyeduh teh adalah 950C terutama sel kanker kulit (Pribadi, 2010).
dan dalam waktu sembilan menit, karena Catechin juga dapat menurunkan kadar
dalam suhu dan waktu tersebut asam urat dalam darah, membantu
penyeduhan menghasilkan kandungan kelancaran proses pencernaan, dan
polifenol paling tinggi yaitu 6,01%. memperlancar metabolisme tubuh
Semakin tinggi kandungan polifenol pada (Adriani, 2010).
seduhan, maka aktivitas penangkapan
radikal bebasnya akan semakin kuat. BAHAN DAN METODE
Menurut penelitian studi di Belanda, teh
memiliki kandungan flavonoid sebesar Alat dan Bahan
61%. Terdapat beberapa jenis teh yang Alat yang digunakan dalam persiapan
sering dikonsumsi, yaitu Teh Hitam, The simplisia bahan adalah tampi, jaring tipis,
Merah (Oolong Teh), Teh Hijau, dan Teh kipas angin, pisau, pengayak, blender, dan
Putih. Menurut Seeram et al., (2008), oven. Sedangkan dalam proses ekstraksi
berdasarkan proses pembuatannya, teh bahan, alat yang digunakan adalah pipet
dibedakan menjadi: volume, beaker gelas, timbangan analitik
dan rotary evaporator. Dalam proses
1. Teh Hitam (Black Tea) pencampuran kedua ekstrak, alat yang
Teh ini berasal dari hasil penggilingan digunakan adalah beaker gelas. Sementara
sehingga daun teh terluka dan pada proses pengujian daya inhibisi bahan,
mengeluarkan getah. Getah itu alat yang digunakan adalah
bersentuhan dengan udara spektrofotometri dan inkubator. Pada
menghasilkan senyawa teaflavin dan proses persiapan bahan uji, alat yang
teaburgin. Daun teh ini mengalami dipergunakan adalah kandang hewan,
fermentasi sempurna sehingga warna siring dan beaker gelas. Dan pada proses
hijau daun berubah menjadi kecoklatan pengujian bahan perlakuan, alat yang
dan selama pengeringan berubah dipergunakan adalah strip uji darah dan
menjadi hitam. UA Sure.

155
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Bahan yang digunakan dalam didiamkan selama 24 jam. Rendaman yang


persiapan simplisia bahan adalah kulit sudah didiamkan seharian tersebut
melinjo dan teh. Sedangkan dalam proses dikentalkan menggunakan alat rotary
ekstraksi, bahan yang digunakan adalah evaporator untuk dihasilkan ekstrak
etanol. Pada proses pencampuran kedua kentalnya.
bahan, bahan yang digunakan adalah
ektrak kental kulit melinjo dan teh. Dalam Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit
proses pengujian daya inhibisi Melinjo
pencampuran kulit melinjo dan daun teh, Polifenol adalah salah satu
bahan yang digunakan adalah buffer inhibitor xantin oksidase. Beberapa
kalium fosfat 0.05 M dengan pH 7.5 dan senyawa dari golongan flavonoid juga
xantin 0.15 mM. memiliki aktivitas inhibisi yang cukup
tinggi. Tingkat inhibisinya tergantung oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN posisi gugus hidroksil dalam kerangka
dasarnya. Baikalein, kaemferol, morin,
Persiapan Simplisia Bahan kuersetin, fisetin, mirisetin, krisin,
Bahan utama yang digunakan apigenin, galangin, dan yang paling besar
dalam penelitian ini adalah teh dan kulit daya inhibisinya adalah gluteolin.
melinjo. Kulit melinjo yang digunakan
adalah jenis tua mentah dengan massa Inhibisi Aktivitas Xantin Oksidase
serbuk sebesar 240 gr. Kulit melinjo Ekstrak etanol kulit melinjo
disortir, dikeringkan serta dioven untuk memiliki aktivitas sebagai inhibitor xantin
mengurangi kadar air didalamnya hingga oksidase. Hal ini ditunjukkan dengan
dibawah 10 %. Pensortiran dilakukan adanya penurunan aktivitas enzim. Usia
berdasarkan pemilihan kulit melinjo yang buah melinjo memiliki pengaruh terhadap
masih segar dan bagus. Kemudian kulit daya inhibisinya. Ekstrak etanol kuli
melinjo dicuci hingga bersih serta tidak ada melinjo muda memiliki daya inhibisi lebih
lagi kotoran yang menempel. Kulit melinjo tinggi daripada ekstrak etanol kulit melinjo
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan tua. Hal ini kemungkinan senyawa yang
dengan kipas angin selama 8 jam, berpotensi sebagi inhibitor pada kulit
kemudian dioven dengan suhu 115oC melinjo muda jumlahnya lebih banyak
sampai beanr-benar kering. Setelah itu kulit daripada kulit melinjo tua. Berdasarkan uji
melinjo yang sudah kering dihaluskan fitokimia, senyawa, metabolit sekunder
menggunakan blender kemudian diayak yang berpotensi sebagai inhibitor xantin
sampai halus hingga menghasilkan serbuk oksidase dan memiliki kemiripan struktur
halus. dengan xantin adalah flavonoid. Hal ini
Jenis teh yang digunakan dalam disebabkan oleh adanya dua cincin
penelitian ini adalah teh hijau, teh hitam, aromatik yang memiliki gugus hidroksil
dan teh merah (oolong tea). Teh hijau, teh sebagai akseptor elektron dari xantin
hitam, dan teh merah (oolong tea) yang oksidase. Selain flavooid, saponin dan
diambil dari Kebun Teh Wonosari, polifenol juga memiliki kemampuan
Kabupaten Malang sudah dalam bentuk sebagai inhibitor xantin oksidase yang
kering. Masing-masing jenis teh tersebut mekanisme inhibisinya belum diketahui.
kemudian dihaluskan menggunakan Semakin tinggi daya inhibisi ekstrak etanol
blender dan ayakan hingga dihasilkan kulit melinjo semakin tinggi pula
serbuk halus. kesetaraannya dengan konsentrasi
allopurinol. Sehingga semakin sedikit
Proses Maserasi Simplisia Bahan jumlah ekstrak yang diperlukan untuk
Serbuk kulit melinjo sebesar 240 gr menghasilkan senyawa yang mampu
direndam pada etanol 96% sebanyak 1500 menginhibisi aktivitas xantin oksidase.
ml dan diaduk sampai padatan Inhibisi oleh ekstrak etanol kulit melinjo
tersuspensinya tercampur dengan etanol tua mentah membutuhkan 1,8 gram ekstrak
dan tidak ada padatan yang tertinggal pada untuk mendapatkan inhibisi setara dengan
dasar wadah, kemudian rendaman 1 tablet allopurinol yang massanya 0,3

156
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

gram sehingga untuk memperoleh ekstrak selaku dosen pembimbing. Serta kepada
sebanyak tersebut diperlukan 73,6 gram kedua orang tua yang telah memberikan
kulit melinjo. Berdasarkan hasil penelitian dukungan moral.
ini, dapat dikatakan bahwa kulit melinjo
memiliki potensi sebagai alternatif obat DAFTAR PUSTAKA
penurun kadar asam urat darah atau gout.
Teh juga memiliki aktivitas sebagai Acmad. 2008. Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Dian
inhibitor xantin oksidase. Hal ini Rakyat.
ditunjukan dengan kandungan kimia Bhat, Rajeev, dan Nabilah binti Yahya.
dalam teh berupa flavanol. Flavanol adalah 2014. Evaluating Belinjau (Gnetum
polifenol utama pada teh berupa katekin. gnemon L.) Seed Flour Quality as a
Derivat dari katekin adalah katekin (C), Base for Development of Novel Food
epikatekin (EC), galokatekin (GC), Products and Food Formulation. Food
epigalokatekin (EGC), epikatekin galat Chemistry: 156 (2014), 42-49.
(ECG), galokatekin 3-galat (GCG), dan Cabrera, Artacho R., and Gimenez R. 2006.
epigalokatekin 3-galat (EGCG). “Benefical Effects of Green Tea-A
Kita mengasumsikan bahwa Review.” Journal of American College of
pencampuran antara teh dengan kulit Nutritionn, Vol.25, No.2, p.79- 99.
melinjo memiliki potensi daya inhibisi yang Dahlia, F.M. Delly. 2014. Pemberian Ekstrak
lebih besar. Hal ini dikarenakan kulit Teh Putih (Camellia sinensis) Oral
melinjo memiliki senyawa kimia berupa Mencegah Dislipidemia pada Tikus
flavonoid yang memiliki kemiripan (Rattus Norvegicus) Jantan Galur Wistar
struktur dengan xantin sehingga dinilai yang Diberi Diet Tinggi Lemak.
mampu menginhibisi xantin oksidase. Denpasar: Universitas Udayana.
Begitu pula dengan teh yang memiliki Eff, dkk. 2016. Uji Aktivitas Penghambatan
senyawa kimia berupa flavanol (katekin) Xantin Oksidase secara In-Vitro oleh
yang mampu menginhibitor xantin Isolat 6,4’-Dihidroksi-4
oksidase, sehingga jila keduanya Metoksibenzofenon-2-O-β-D
dicampurkan akan memiliki potensi daya Glukopiranosida (C20H22O10) yang
Diisolasi dari Mahkota Dewa (Phaleria
inbisi xantin oksidase yang lebih optimal.
macrocarpa (Scheff.) Original Article: 3
SIMPULAN (1).
Misnadiarly. 2007. Asam Urat-Hiperurisemia-
Berdasarkan asumsi inhibisi Arthritis Gout. Jakarta: Pustaka Obor
aktivitas xantin oksidase pada kulit melinjo Populer.
dan teh, dapat disimpulkan bahwa kulit Patcher, P., Nivorozhkin, A. & Szabe, C.
melnjo memiliki senyawa flavonoid dan teh 2006. Therapeutic effects of xanthine
oxidase inhibitors: renaissance half a
memiliki senyawa flavanol (katekin)
century after the discovery of allopurinol.
dimana keduanya mempu menginhibisi
Pharmacological Reviews, 58 (1), 87-114.
xantin oksidase sehingga akan
Pribadi dan Ernawati. 2010. Efek Catechin
meningkatkan daya inhibisinya terhadap
terhadap Kadar Asam Urat, C-Reactive
xantin oksidase apabila keduanya
Protein (CRP) dan Malondialdehid Darah
dicampurkan.
Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Hiperurisemia. Vol. 4, No. 1.
UCAPAN TERIMA KASIH
Purwokerto: Universitas Jenderal
Soedirman.
Penulis mengucapkan terima kasih
Rohdiana, D. dan T. Widiantara. 2004.
kepada Tuhan YME atas karunia-Nya
Aktivitas Antioksidan Beberapa Klon
sehingga kami melaksanakan penelitian ini.
Teh Unggulan. Providing
Penulis juga mengucapkan terima kasih
Seminar Nasional dan Kongres
Kementrian RISTEK DIKTI yang telah
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan
memberikan dukungan finansial. Tak lupa,
Indonesia (PATPI), 17-18 Desember.
penulis juga mengucapkan terima kasih
Jakarta.
kepada Pak Angga Dheta S. A., S.Si, M.Si

157
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Seeram N. P., Henning S.M., Yantao N., Lee


R., Scheuller H. S., Hebber D., 2006.
Catechin and Caffein Content of Green Tea
Shamley, D. 2005. Pathophysiology an
Essential Text for the Allied Health
Professions. USA: Elsevier Limited.
Shinta, Dewi Yudiana. 2016. Pemanfaatan
Limbah Kulit Buah Melinjo (Gnetum
Gnemon L.) sebagai Adsorben Logam
Berat Pb (Timbal). Repository
University of Riau: ISBN 978-979-792-
675-5.
Soeryoko, Hery. 2011. 20 Tanaman Obat
Paling Berkhasiat Penakluk Asam
Urat. Yogyakarta: ANDI.
Sustrani, Lanny, Alam, S., dan Hadibroto, I.
2005. Asam Urat, 25-26. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Wulandari, S, Subandi, dan Mutholib. 2013.
Inhibisi Xantin Oksidase oleh
EkstrakEtanol Kulit Melinjo (Gnetum
gnemon L.) Relatif terhadap
Allopurinol. Malang:
Universitas Negeri Malang.

158
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

POTENSI EKSTRAK DAUN CENGKEH SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI


DALAM MENCEGAH KETENGIKAN MINYAK GORENG
Potential Of Clove Leaves Extract As Natural Antioxidant To Prevent
Rancidity of Cooking Oil
Fidyah Afiyata1, Nestya Hariyoko2, Zahwa Aisah3, Rezita Anggi Hilda Astuti4, Sarah Devi Silvian5
1,2,3,4,5 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

Email: fidyah.afiyata@gmail.com

ABSTRAK

Antioksidan sintetik merupakan salah satu bahan kimia yang biasa ditambahkan pada
produk pangan. Penggunaan pada konsentrasi tinggi mempunyai sifat toksik, salah satunya
efek penggunaan BHT (Butylated Hydroxytoluene) dapat menyebabkan liver membesar, tumor
paru – paru, tumor hati, serta tumor kandung kemih pada tikus. Kekhawatiran dari
penggunaan antioksidan sintesis mendorong berbagai penelitian untuk mencari antioksidan
alami yang lebih aman salah satunya dari daun cengkeh. Minyak daun cengkeh pada
umumnya memiliki kandungan zat seperti eugenol (hampir 90%), eugenol asetat (> 8%),
Caryophyllene (sekitar 2%), dan senyawa lainnya. Eugenol diketahui memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih tinggi dari BHT, alfa tokoferol, butirat hidroksilanisol dan trolox.
Pengujian pertama untuk mengetahui aktifitas antioksidan optimum, dilakukan pada minyak
daun cengkeh dan serbuk daun cengkeh dengan penambahan larutan DPPH. Pengujian kedua
dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak secara kuantitatif pada penambahan
konsentrasi antioksidan yang berbeda dengan parameter bilangan peroksida dengan metode
titrasi iodometri dan asam lemak bebas dengan metode titrasi asam basa. Dari hasil uji
didapatkan minyak daun cengkeh memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan daun cengkeh. Presentase inhibisi minyak daun cengkeh 83,81 % dan
22,90 % untuk presentase inhibisi daun cengkeh. Minyak goreng dengan penambahan minyak
daun cengkeh 0,15 % memiliki nilai bilangan peroksida 6 meg/kg dan nilai asam lemak bebas
0,19. Penambahan minyak daun cengkeh dapat mencegah kerusakan minyak goreng sawit dan
sesuai dengan SNI-3741-2013, dimana minyak masih layak digunakan maksimal bilangan
peroksidanya 10 meg/kg dan angka asam maksimal 0,6.

Kata Kunci : Antioksidan, Daun Cengkeh, Eugenol, Radikal Bebas

ABSTRACT
Synthetic antioxidants are one of the common chemicals added to food products. It has toxic
properties when it used at high concentration, one of the effect of using BHT (Butylated Hydroxytoluene)
can cause enlarged liver, lung tumors, liver tumors, and bladder tumors in rats. Concerns from the use of
synthetic antioxidants encourage researches to look for safer natural antioxidants, one of them from clove
leaves. Clove leaves oil contains substances such as eugenol (nearly 90%), eugenol acetate (> 8%),
Caryophyllene (about 2%), and other compounds. Eugenol is known to have higher antioxidant activity
than BHT, alpha tocopherol, hydroxilanisole and trolox butyrate. The first test to determine the optimum
antioxidant activity, is done on clove leaves oil and clove leaves powder with addition of DPPH solution.
The second test is conducted to determine the level of quantitative damage of oil on the addition of
different antioxidant concentrations with peroxide number with iodometric titration method and free
fatty acid by acid base titration method. The result of this research obtained clove leaves oil has higher
antioxidant activity compared with clove leaves powder. The percentage of clove leaves oil inhibition was
83.81% and 22.90% for the percentage of clove leaves inhibition. Cooking oil with 0.15% clove leaves oil
has peroxide value of 6 meg/ kg and free fatty acid 0.19. The addition of clove leaves oil can prevent
damage to cooking oil and in accordance with SNI-3741-2013, where the oil is still feasible to use a
maximum peroxide number of 10 meg / kg and a maximum acid number of 0.6.

Keywords : Antioxidant, Clove, Eugenol, Free radical

159
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN Eugenol diketahui memiliki aktivitas


antioksidan yang lebih tinggi dari BHT, alfa
Minyak goreng merupakan salah satu tokoferol, butirat hidroksilanisol dan trolox
kebutuhan pokok yang sering digunakan sehingga mampu menyingkirkan radikal
baik dalam skala rumah tangga maupun bebas dengan sangat baik (Cortes, et all,
skala industri atau pabrik. Konsumsi 2014). Tingginya ketersediaan daun
minyak goreng di Indonesia pada tahun cengkeh dan aktivitas antioksidan dari
2017 yakni 3,5 juta ton. Perlu adanya eugenol menjadi latar belakang penelitian
peningkatan kualitas khususnya daya penelitian CLE-FOX (Clove Leaves Extract
simpan dari minyak goreng untuk dapat for Antioxidant): Potensi Ekstrak Daun
memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Cengkeh sebagai Antioksidan Alami dalam
Pemanbahan antioksidan sintetik menjadi Mencegah Ketengikan Minyak Goreng.
pilihan untuk dapat meningkatkan daya Potensi antioksidan dari ekstrak daun
simpan dari minyak goreng. Pada saat yang cengkeh sangat perlu dikembangkan
sama penggunaaan antioksidan sintetik khususnya dalam bidang pangan. Industri
membuat minyak goreng menjadi tidak minyak goreng merupakan salah satu
aman untuk dikonsumsi secara berlebihan. sasaran yang tepat untuk memanfaatkan
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia secara maksimal potensi antioksidan
(WHO), makanan yang tidak aman dapat eugenol dari daun cengkeh, mengingat
mengakibatkan lebih dari 200 penyakit, pada minyak goreng kemasan dibutuhkan
mulai dari diare sampai kanker, serta penambahan antioksidan untuk menjaga
menimbulkan resiko ekonomi besar kualitas produk. Melalui inovasi ini
terhadap petani dan industri pangan. diharapkan dapat menemukan antioksidan
Antioksidan telah terdapat secara alami yang tidak berpengatuh terhadap
alami dalam minyak nabati, tetapi karena aroma dan rasa makanan serta
antioksidan alami mudah terdegradasi terwujudnya keamanan pangan.
pada saat penyimpanan maupun
pengolahan, maka sengaja ditambahkan BAHAN DAN METODE
antioksidan seperti BHA (Butilated Hidroxy
Anisol), BHT (Butilated Hidroxy Toluena)dan Alat
PG (Propyl Gallat). Tetapi dari penelitian Alat yang digunakam dalam
terbaru diketahui bahwa antioksidan penelitian ini terdiri dari glassware (pyrex),
sintetik yang digunakan saat ini timbangan analitik Type Pgw 254 ( engalnd
mengancam kesehatan manusia. BHA pada ), spektrofotometer UV Vis 20D plus, rotary
level tinggi diketahui mempunyai sifat evaporator (Heidolp), alat titrasi lengkap,
toksik dan efek penggunaan BHT dapat pipet tetes, dan shaker waterbath Memert
menyebabkan liver membesar, tumor paru WNE 7 W/rack.
– paru, tumor hati, serta tumor kandung
kemih pada tikus. Bahan
Kekhawatiran dari penggunaan Bahan utama yang digunakan dalam
antioksidan sintesis mendorong berbagai penelitian ini adalah minyak daun cengkeh,
penelitian untuk mencari antioksidan alami daun cengkeh yang didapat dari petani
yang lebih aman dari berbagai jenis cengkeh Kabupaten Malang, minyak
tanaman dan rempah-rempah. Salah satu kelapa, akuades, etanol 95 %, antioksidan
dari tanaman tersebut yaitu daun cengkeh. BHT, KOH, Indikator PP, Asam asetat
Potensi daun cengkeh yang gugur glasial : kloroform (3:2), KI jenuh, indikator
diperkirakan 2.368.043 ton/tahun dengan amilum, Na-thiosulfat, dan larutan DPPH.
rendemen minyak 2-3% (Bangkit dkk,
2012). Minyak cengkeh pada umumnya Metode
memiliki kandungan zat seperti eugenol Pada penelitian ini digunakan variabel
(hampir 90%), eugenil asetat (> 8%), tetap yaitu suhu inkubasi minyak kelapa
Caryophyllene (sekitar 2%), dan sisanya yaitu selama 7 hari pada suhu 55 ̊ C.
adalah zat-zat lain dengan kandungan rata- Sedangkan variable peubah yang
rata di bawah 0,5% (Alma dkk., 2007). digunakan antara lain sumber antioksidan

160
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

(minyak daun cengkeh dan BHT) dan Sampel diencerkan menggunakan etanol
konsentrasi antioksidan (0,05 %, 0,1 % dan 96% dan dimasukkan ke dalam tabung
0,15 %). reaksi. Sampel yang telah diatur
Uji pendahuluan dilakukan untuk konsentrasinya kemudian ditambahkan 1.1-
menentukan sumber antioksidan terbaik diphenil-2-picryllhydrazil (DPPH) 0.2
antara minyak cengkeh dengan serbuk mMsebanyak 1 ml dan didiamkan selama
daun cengkeh pada variasi konsentrasi. Uji 30 menit. Setelah 30 menit, diukur
pendahuluan menggunakan metode Kwon absorbansinya pada panjang gelombang
& Kim (Handayani, dkk., 2016). Setelah 517 nm setelah diukur absorbansi blanko.
diperoleh sumber yang terbaik dilanjutkan Blanko dibuat dengan cara membuat
pengujian untuk menentukan aktifitas larutan 4 ml etanol 96% dengan 1 ml
antioksidan pada minyak kelapa. Pengujian larutan 1.1-diphenil-2-picryllhydrazil
kedua dilakukan untuk mengetahui tingkat (DPPH) 0.2 mM (Handayani, dkk., 2016).
kerusakan minyak dengan parameter
bilangan peroksida dan asam lemak bebas. Penentuan tingkat kerusakan minyak
Variabel bebas dari pengujian kedua adalah goreng parameter bilangan peroksida
konsentrasi ekstrak daun cengkeh. Bilangan peroksida di tentukan
dengan metode titrasi iodometri (Chalid,
Ekstraksi minyak daun cengkeh metode dkk., 2008). Metode in menggunakan
destilasi beberapa pereaksi yaitu kloroform atau
Tahapan proses penyulingan minyak karbon tetraklorida, larutan sodium
daun cengkeh adalah sebagai berikut: tiosulfat 0,1 N standar, larutan KI 15%,
pertama daun cengkeh kering dimasukkan larutan indikator pati, dan pereaksi Wijs.
dalam ketel suling. Pengisian bahan tidak Penetapan bilangan Iod adalah dengan
sampai padat karena akan mengurangi menimbang 10 gr sampel minyak kelapa
efisiensi jumlah minyak yang tersuling yang telah diberi perlakuan. Kemudian, 30
selain itu waktu yang dibutuhkan juga mL kloroform atau karbon tetraklorinasi
lebih lama. Sehingga dalam pengisian ketel ditambahkan untuk melarutkan sampel
suling diberi ruang kosong. Kedua ketel minyak. Kemudian ditempatkan dalam
suling dipanasi dengan uap panas yang ruangan gelap selama 30 menit sambil
basah. Uap panas akan mengekstrak dikocok. Sesudah 30 menit, 0,5 mL larutan
senyawa antioksidan yang terdapat pada KI jenuh, 2-3 tetes Na2S2O3 0,1 N dan 2 ml
daun cengkeh. Senyawa yang terekstrak indikator amilum ditambahkan dan
dalam fase uap kemudian melalui kemudian dikocok merata. Titrasi
kondensor atau pendingin. Komponen dilakukan dengan dengan Na2S2O3 0,1 N
yang terdapat didalam uap yang telah yang disertai dengan pengocokan yang
melewati bahan dan menuju kondensor konstan. Selanjutnya, blanko dibuat seperti
tersebut berisi air yang mengandung pada penetapan sampel dan sampel
minyak. Ketiga uap yang berisi air dan minyak diganti dengan kloroform/CCI.
minyak akan diembunkan menjadi fasa Setelah itu dilakukan perhitungan.
cair. Destilat yang keluar melalui alat
pendingin akan ditampung pada wadah Penentuan tingkat kerusakan minyak
pemisah air dan minyak. pemisahan air dan goreng parameter asam lemak bebas
minyak berdasarkan pada massa jenis Analisa kadar asam lemak bebas
keduanya (Khozali dkk, 2012). Lama waktu ditentukan sebagai kandungan asam lemak
penyulingan minyak daun cengkeh kira – yang terdapat paling banyak dalam minyak
kira 6 – 8 jam. kelapa. Minyak yang memiliki asam lemak
bebas tinggi adalah yang mengalami
Penentuan sumber eugenol terbaik kerusakan tinggi. Kadar Asam Lemak
Sampel yang diuji adalah minyak Bebas (ALB) ditentukan dengan
daun cengkeh dan serbuk daun cengkeh. menggunakan titrasi asam basa
Pengukuran efektivitas antioksidan (Widjanarko, 2002). Cara kerja analisis
dilakukan menggunakan metode kadar asam lemak bebas adalah dengan
spektrofotometer menggunakan DPPH. mengaduk sampel minyak kelapa yang

161
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

telah diberi perlakuan dalam keadaan cair, berubah dari warna ungu menjadi kuning,
setelah itu ditimbang sebanyak 10 gr dalam sedangkan pada serbuk daun cengkeh,
Erlenmeyer. Kemudian, 50 mL etanol 95% larutan DPPH perubahan warna ungu
dan 2 mL indikator fenolphtalein (PP) menjadi lebih pudar. Hal tersebut
ditambahkan. Kemudian dititrasi dengan menandakan bahwa pada konsentrasi yang
larutan 0,1 N KOH yang telah sama yaitu 200 ppm, kemampuan
distandardisasi sampai berubah menjadi antioksidan minyak daun cengkeh lebih
warna merah jambu dan tidak hilang tinggi dibandingkan dengan serbuk daun
selama 30 detik. Asam lemak bebas cengkeh.
dinyatakan sebagai % FFA (free fatty acid)
atau sebagai angka asam. Angka asam
merupakan mg KOH yang dibutuhkan
untuk meneralkan 1 gr minyak.

% Inhibisi
83.81%
HASIL DAN PEMBAHASAN
22.90%
Penentuan sumber eugenol terbaik
Pengujian aktivitas antioksidan Minyak daun Serbuk daun
dilakukan pada minyak daun cengkeh dan cengkeh cengkeh
serbuk daun cengkeh. Pengujian ini Gambar 1. Nilai absorbansi minyak daun
bertujuan untuk menentukan sumber cengkeh dan serbuk daun
eugenol terbaik berdasarkan aktivitas cengkeh
antioksidan. Variabel bebas yang
digunakan adalah jenis sumber eugenol Penentuan tingkat kerusakan minyak
sedangkan variabel tetapnya adalah goreng parameter bilangan peroksida
konsentrasi yang digunakan. Konsentrasi Bilangan peroksida ditentukan
yang digunakan untuk masing – masing berdasarkan jumlah iodin yang dibebaskan
sampel adalah 200 ppm. Pada penelitian ini setelah lemak atau minyak ditambahnya
diukur absorbansi dari masing – masing kalium iodida (KI). Berdasarkan hasil uji
sampel. larutan DPPH yang awalnya bilangan peroksida terhadap minyak
berwarna ungu setelah bereaksi dengan goreng sawit dengan perlakuan konsentrasi
antioksidan alami akan membentuk warna yang berbeda dan masa simpan maka
kuning. Semakin tinggi kandungan didapatkan minyak goreng dengan
antioksidan alami maka warna ungu pada pemanbahan 0,15 % minyak daun cengkeh
larutan DPPH akan semakin berkurang dan memiliki nilai peroksida terkecil yaitu 6
membentuk warna kuning. Hasil meg/kg pada hari ke 3 inkubasi.
pengukuran absorbansi dari sampel dan Dari hari tersebut dapat diketahui
presentase Inhibisi disajikan pada Gambar bahwa aktivitas antioksidan pada minyak
1. daun cengkeh 0,15 % lebih efektif
Pada tabel dapat dilihat bahwa % mencegah kerusakan minyak goreng
inhibisi atau persen penghambatan dari dibandingkan dengan antioksidan BHT
minyak daun cengkeh lebih tinggi, yaitu pada konsentrasi yang sama. Menurut SNI
sebesar 83,81 %, sedangkan % inhibisi dari – 3741 – 2013 minyak masih layak
serbuk daun cengkeh sebesar 22,90 %. Pada digunakan maksimal bilangan peroksida
sebuah penelitian menyebutkan persentase sebanyak 10 meg/kg, sehingga minyak
inhibisi ekstrak terhadap aktivitas goreng sawit dengan penambahan
antioksidan meningkat dengan antioksidan dari daun cengkeh masih layak
meningkatnya konsentrasi ekstrak digunakan. Minyak tanpa penambahan
(Prabowo, 2009). Berdasarkan data tersebut antioksidan mengalami peningkatan
dapat disimpulkan bahwa aktivitas bilangan peroksida dan angka asam.
antioksidan pada minyak daun cengkeh Bilangan peroksida dan angka asam yang
lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk tinggi menunjukkan penurunan kualitas
daun cengkeh. Pada pengujian minyak minyak (Saputri dan Guntarti, 2014).
daun cengkeh konsentrasi, larutan DPPH

162
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 1. Hasil Penetapan Bilangan SIMPULAN


Peroksida Minyak Goreng Sawit
Aktivitas antioksidan pada minyak
Waktu inkubasi daun cengkeh lebih efektif dibandingkan
Sampel dengan serbuk daun cengkeh. Hal tersebut
Hari ke-1 Hari ke-3
dilihat dari tingginya persentasi inhibisi.
Kontrol 8 9,5 Konsentrasi optimum dari minyak daun
MC 0,05 % 6 8 cengkeh adalah 0,15 %. Pemanbahan 0,15 %
MC 0,1 % 5,5 7,3 minyak daun cengkeh lebih efektif
MC 0,15 % 5 6 mencegah kerusakn minyak goreng
BHT 0,05 % dibandingkan dengan antioksidan BHT
10 11
pada konsentrasi yang sama. Minyak
BHT 0,1 % 7 9 goreng dengan pemanbahan 0,15 % minyak
BHT 0,15 % 5,5 7,5 daun cengkeh memiliki nilai bilangan
peroksida 6 meg/kg dan asam selama
Penentuan Tingkat Kerusakan Minyak bebas 0,19. Berdasarkan SNI – 3741 – 2013,
Goreng Parameter Asam Lemak Bebas minyak goreng dengan penambahan 0,15 %
Selama proses penyimpanan dan minyak daun cengkeh aman dikonsumsi.
pemanasan terjadi reaksi hidrolisis pada
minyak yang menyebabkan terurainya UCAPAN TERIMA KASIH
trigliserida menjadi asam lemak bebas
maupun asam – asam organik rantai Kami mengucapkan terima kasih
pendek sehingga angka asam akan kepada Kemenristek Dikti yang telah
meningkat (Saputri dan Guntarti, 2014). mendanai pelaksanaan penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengujian penambahan
minyak daun cengkeh 0,15 % menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
kenaikan angka asam tidak setinggi
perlakuan lain. Minyak goreng sawit Alma, M. H., Ertas, M., Kollmannsberger, H
dengan panambahan minyak daun cengkeh dan Nitz, S.,. (2007). Chemical
memiliki penurunan angka asam. Hal composition and content of essential
tersebut menunjukkan bahwa minyak daun oil from the bud of cultivated turkish
cengkeh 0,15 % memiliki aktivitas clove (Syzygium aromaticum L.).
antioksidan tertinggi. Menurut SNI-3741- Bioresources. 2(2): 265-269
2013 minyak masih layak digunakan Bangkit, T.,Sirait, R, dan Iriany. (2012).
maksimal angka asam 0,6. Penentuan Kondisi Kesetimbangan
Unit Leaching Pada Produksi
Tabel 1. Hasil penetapan asam lemak Eugenol Dari Daun Cengkeh. Jurnal
bebas minyak goreng sawit Teknik Kimia. Universitas Sumatra
Utara 1(1): 10-14
Waktu inkubasi Chalid, Sri Yadial, Anna Muawanah, dan
Sampel Ida Jubaedah. 2008. Analisa Radikal
Hari ke-1 Hari ke-3
Bebas Pada Minyak Goreng
Kontrol 0,22 0,31 Pedagang Gorengan Kaki Lima.
MC 0,05 % 0,20 0,23 Jurnal Valensi Vol. 1 No. 2
MC 0,1 % 0,20 0,22 Cortes, Diego Francisco, Claudia Regina
MC 0,15 % 0,22 0,19 Fernandes de souza dan Wanderley
Pereira Oliveira. 2014. Clove
BHT 0,05 % 0,22 0,28 (Syzygium aromaticum): A Precius
BHT 0,1 % 0,21 0,22 Spice. Asian Pacific Journal of Tropical
BHT 0,15 % 0,20 0,19 Biomedicine. Vol. 4. No. 3. 90-96
Handayani, Hana, Feronika Heppy
Sriherfyna, dan Yunianta. 2016.
Ekstraksi Antioksidan Daun Sirsak
Metode Ultrasonic Bath (Kajian Rasio

163
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Bahan: Pelarut Dan Lama Ekstraksi).


Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4
No 1 p.262-272
Khozali, Arif, Suprapti, Dewi Hastuti. 2012.
Analisa Usaha Penyulingan Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium
aromaticum, syn. Eugenia aromaticum).
Mediagro. Vol. 8. No. 2. Hal 32 - 42
Prabowo, Tyas Triyanto. 2009. Uji Aktivitas
Antioksidan dari Keong Matah
Merah (Cerithidea obtusa). Skripsi
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Institut Pertanian Bogor
Saputri, Onny Juliza Dwi dan Any
Guntarti. 2014. Aktivitas Antioksidan
Kulit Buah Manggis pada Minyak
Goreng Curah Kelapa Sawit.
Farmasains. Vol. 2. No.3
Widjanarko, Simon. B. 2002. Analisa Hasil
Pertanian Jilid 1 DIKTAT KULIAH.
Malang: UB Press

164
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

BIO-SASIMU “PEMBUATAN BIOETANOL BERBASIS SAA (SOAKING IN


AQUEOUS AMMONIA) DAN SSF (SIMULTANEOUS SACHARIFICATION
AND FERMENTATION) BERBAHAN DASAR ECENG GONDOK
(Eichhornia crassipes)”

Bio-Sasimu "The Making of SAA-Based Bioethanol (Soaking in Aqueous


Ammonia) and SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation) Based
on Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)"

Amran Ridwan Harahap1, Jamaluddin Asy Syauqi2, Lucky Wiratama3

1,2,3 Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Univertas Brawijaya, Malang


Jalan Veteran Kota Malang, 65145
Email : amranharahap98@gmail.com

ABSTRAK

Peningkatan jumlah penduduk akan berimbas pada tingginya kebutuhan energi dan
konsumsi minyak yang berasal dari fosil karena akibat dari meningkatnya penggunaan
kendaraan bermotor , pengembangkan produk bioetanol merupakan salah satu solusi alternatif
yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bioetanol merupakan cairan
biokimia dari proses fermentasi gula yang bersumber dari glukosa, selulosa, dan pati. Eceng
gondok (Eichhornia crassipes) merupakan biomassa lignoselulosa yang berpotensi dapat
digunakan untuk bioetanol karena pada eceng gondok mengandung selulosa sebanyak 18,20%
dan 48,70% hemiselulosa yang merupakan salah satu bahan dasar dari bioetanol, selain itu
enceng gondok adalah gulma pengganggu bagi perairan, tanaman ini sangat cepat berkembang
sehingga dapat menyebabkan eutrofikasi pada perairan, namun sayangnya pemanfaatan eceng
gondok terkendala karena kandungan lignin yang masih cukup tinggi yaitu 17% sehingga
mengakibatakan hasil yang kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara pembuatan bioetanol dari eceng gondok dengan metode SAA dan SSF.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan SAA (Soaking In
Aqueous Ammonia) dan SSF (Simultaneous Sacharification and Fermentation). SAA adalah metode
dimana terdapat proses delignifikasi dari biomassa menggunakan amoniak, keunggulan dari
dari metode ini adalah mempunyai selektifitas yang tinggi terhadap lignin dan dapat
mempertahankan karbohidrat dalam bentuk aslinya, SSF sendiri adalah metode penggabungan
antara proses hidrolisis dengan fermentasi dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan dalam
satu reaktor sehingga dapat mepersingkat waktu dalam proses fermentasi dan hidrolisis. Hasil
dari penelitian senjutnya akan dijikan pada kendaraan bermotor, untuk mengetahui efektivitas
penggunaan metode SAA dan SSF dalam pembuatan bioetanol sebagai upaya menggatikan
bahan bakar fosil.

Kata kunci : Bioetanol, Eceng Gondok, SAA (Soaking In Aqueous Ammonia), SSF (Simultaneous
Sacharification and Fermentation)

ABSTRACT

Increasing the population will impact on the high demand for energy and fossil fuel consumption
due to the increased use of motor vehicles, the development of bioethanol products is one alternative
solution that can be used to overcome these problems. Bioethanol is a biochemical liquid from the
fermentation process of sugars derived from glucose, cellulose, and starch. Water hyacinth (Eichhornia
crassipes) is a lignocellulosic biomass that can potentially be used for bioethanol because in water
hyacinth contains cellulose as much as 18.20% and 48.70% hemicellulose which is one of the basic

165
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

ingredients of bioethanol, besides water hyacinth is weed for water , This plant is very fast growing so it
can cause eutrophication in the waters, but unfortunately the use of water hyacinth is constrained
because the lignin content is still high enough that is 17% so that the result is less effective. This study
aims to find out how to make bioethanol from water hyacinth by SAA and SSF method. The method used
in this research is by using SAA (Soaking In Aqueous Ammonia) and SSF (Simultaneous Sacharification
and Fermentation). SAA is a method where there is a process of delignification of biomass using
ammonia, the advantage of this method is to have a high selectivity to lignin and to maintain the
carbohydrate in its original form, SSF itself is a method of combining hydrolysis process with
fermentation at the same time and done in one Reactor so as to shorten the time in the process of
fermentation and hydrolysis. The results of his research will be conducted on motor vehicles, to determine
the effectiveness of SAA and SSF methods in bioethanol production as an effort to dispose of fossil fuels.

Keywords: bioethanol, water hyacinth, SAA (Soaking In Aqueous Ammonia), SSF (Simultaneous
Saccharification and Fermentation)

mengakibatkan perlu adanya eksplorasi


PENDAHULUAN energi alternatif yang dapat menggantikan
bahan bakar fosil.
Pada era industrialisasi berkembang Bioetanol dapat digunakan sebagai
seperti saat ini, kebutuhan akan pemecahan masalah energi pada saat ini,
penggunaan sumber daya alam semakin bioetanol adalah cairan biokimia dari
meningkat seiring dengan pertumbuhan proses fermentasi gula yang bersumber
jumlah penduduk dan pertumbuhan dari glukosa, selulosa, dan pati dengan
ekonomi. Berdasarkan data (BPS, 2010), bantuan mikroorganisme (Nurfiana dkk,
jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 2009). Bioetanol merupakan sumber energi
sebanyak 237.641.326 dan terus mengalami alternatif yang mempunyai prospek baik
peningkatan dari tahun ke tahun. sebagai pengganti minyak bumi, karena
Peningkatan jumlah penduduk tersebut bioetanol memiliki bahan baku yang dapat
berakibat pada semakin banyaknya jumlah diperbarui. Menurut (Naufala dan
transportasi di Indonesia yang berujung Pandebesie , 2015) biomassa yang mampu
pada tingginya permintaan akan bahan memproduksi bioetanol biasanya
bakar. Menurut data terakhir Korps Lalu mengandung zat gula (bagas tebu, buah
Lintas Kepolisian Republik Indonesia buahan, tetes), tepung atau pati (ubi,
(Korlantas Polri), jumlah kendaraan yang kentang, jagung), dan lignoselulosa (residu
beroperasi di seluruh Indonesia pada agrikultural, residu kayu). Lignoselulosa
rentang 2013 mencapai 104,211 juta unit, merupakan bahan baku bioetanol yang
naik sebesar 12 % dari 2012; yakni sebanyak paling menguntungkan karena keberadaan
94,299 juta unit, dan juga naik sebesar 12 % bahan baku yang sangat melimpah dan
dari 2011; yakni sebanyak 84,193 juta unit relatif murah, dibandingkan zat gula dan
hal ini merupakan salah satu penyebab pati. Selain itu enceng gondok juga
meningkatnya konsumsi bahan bakar fosil. merupakan gulma pengganggu, yang dapat
Sayangnya sampai saat ini masih menyebabkan eutrofikasi pada perairan.
mengandalkan minyak bumi yang Eceng gondok (Eichhornia crassipes)
merupakan salah satu sumber energi yag merupakan biomassa lignoselulosa yang
tidak dapat diperbarui atau non renewable, berpotensi dapat digunakan untuk
hal ini mengakibatkan cadangan SDA bioetanol, pada eceng gondok mengandung
minyak bumi semakin menipis dan selulosa sebanyak 18,20%, hemiselulosa
terancam habis.Badan Pusat Statistik 48,70%, dan lignin 17%. Pemanfaatan eceng
Indonesia mencatat pada tahun 2013 stok gondok terkendala karena kandungan
minyak Indonesia tersisa 3,7 miliar barel, lignin yang masih cukup tinggi sekitar 17%
sedangkankonsumsi minyak pada tahun sehingga mengakibatkan hasil yang kurang
2015 mencapai 286.814.200 barel (BPS, efektif, oleh karena itu perlu adanya
2017). Minyak indonesia diperkirakan akan metode yang tepat dalam proses
habis 15-20 tahun mendatang, hal ini pembuatan bioetanol (Merina, 2011).

166
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Metode yang tepat dalam proses Fakultas Teknologi Pertanian Universitas


pembuatan bioetanol dari eceng gondok Brawijaya.
adalah dengan menggunakan SAA (Soaking
In Aqueous Ammonia) dan SSF (Simultaneous Bahan
Sacharification and Fermentation) (Novia dan Bahan yang digunakan dalam
Windiati, 2014). SAA adalah metode peneltian ini adalah PDA (Potato Dexstrose
dimana terdapat proses delignifikasi dari Agar), yeast extract 1%, MgSO4.7H2O 0.5%,
biomassa menggunakan amoniak, CaCl2 0.5%, KH2PO4 8%, Aquades,
keunggulan dari dari metode ini adalah Larutan buffer 100 ml, Eceng gondok, 100
mempunyai selektifitas yang tinggi mL larutan (NaOH) 10%, 5 ml media Yeast
terhadap lignin dan dapat Malt Extract (pepton 0,5 gram; yeast extract
mempertahankan karbohidrat dalam 0,3 gram; malt extract 0,3 gram, glukosa 1
bentuk aslinya, SSF sendiri adalah metode gram dan aquades hingga mencapai
penggabungan antara proses hidrolisis volume 100 ml),08 g l-1 ekstrak ragi, 0,002 g
dengan fermentasi dalam waktu yang l-1 MgSO4, 0.25 g l-1 (NH4)2HPO4, NH3
bersamaan dan dilakukan dalam satu 15%.
reaktor sehingga dapat mempersingkat
waktu dalam proses fermentasi dan Alat
hidrolisis. Penelitian ini bertujuan untuk Alat yang digunakan dalam penelitian
mengetahui bagaimana cara pembuatan ini adalah Kawat inoculum, Tabung reaksi,
bioetanol dari eceng gondok dengan incubator, autoclave, labu ukur, pembakar
metode SAA dan SSF (Gupta and bunsen, pH meter, shaker, sentrifugasi,
Demirhas, 2010). Pada metode yang pisau, kertas saring, erlenmeyer , rotary
digunakan sebelumnya seperti evaporator, gelas beaker.
hidrolosistermal kurang efektif apabila
diterapkan pada bahan baku pembuatan Metode
bioetanol yang mengandung lignin tinggi, Produksi Enzim Selulase
sehingga hanya dapat diterapkan pada Langkah pertama ialah pembuatan
bahan baku yang mengandung banyak zat pembenihan mikroba enzim selulase,
gula (Irvan, 2015). Selanjutnya hasil dari pembenihan Aspergilus niger dilakukan
penelitian ini akan diujikan pada pada PDA secara zig-zag dengan
kendaraan bermotor, untuk mengetahui menggunakan kawat inokulasi didalam
efektivitas penggunaan metode SAA dan tabung reaksi secara aseptik. Selanjutnya
SSF dalam pembuatan bioetanol sebagai mikroba diinkubasi pada suhu ruangs
upaya menggatikan bahan bakar fosil. elama 5 hari agar jamur dapat berkembang.
Setelah pembenihan selanjutnya adalah
BAHAN DAN METODE penyiapan inokulum dalam media padat.
Media padat ini terdiri dari eceng gondok
Penelitian ini menggunakan metode dan larutan nutrisi (yeast extract 1%,
deskriftif kuantitatif dengan data yang MgSO4.7H2O 0,5%, CaCl2 0,5%,
didapatkan dari analisis sintesis. Metode KH2PO48%).
deskriftif kuantitatif adalah suatu metode Volume nutrisi (ml) yang ditambahkan
yang ditujukan untuk menggambarkan dengan eceng gondok (g) adalah dengan
fenomena yang empiris dan hasil dari perbandingan 2 dan 10, lalu ditambahkan
penelitian nantinya akan disajikan dalam aquades hingga mencapai kadar air 70%
bentuk statistik (Hamdi dan Bahruddin, berat basah. Substrat yang sudah diberi
2014). Selian itu analisis sintesis adalah dengan larutan nutrisi dan mineral
proses analisis dalam upaya perbandingan, kemudian disterilisasi dalam autoclave pada
penyandingan (kombinasi) dan suhu 121ºC selama 15-20 menit. Siapkan api
penyusunan dari penelitian yang sudah bunsen dan kawat ose, kemudian ujung
dilakukan (Zed, 2008). Penelitian kawat ose dicelupkan ke dalam alkohol
dilakukan di laboratorium bioindustri 96% lalu dipanaskan pada api Bunsen
sampai berwana merah. Kemudian biakan
Aspergillus niger diberi aquades sebanyak 10

167
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

ml. Jamur dilepaskan dengan Biakan Saccharomyces Cerevisiae


menggunakan jarum ose,lalu dikocok dan sebanyak satu ose sel ditumbuhkan pada
dipindahkan ke tabung lain yang sudah 5ml media Yeast Malt Extract (YME) cair
disterilkan. dengan komposisi pepton 0,5 gram; yeast
Suspensi jamur sebanyak 2 ml yang extract 0,3 gram; malt extract 0,3 gram,
diperoleh diinokulasikan kedalam susbtrat glukosa 1 gram dan aquades hingga
steril yang sudah tersedia,kemudian mencapai volume 100 ml. Kemudian biakan
diinkubasikan ke dalam inkubator pada diinkubasi pada suhu 30ᵒC selama 24 jam.
suhu ruang selama 4 hari. Tahap
selanjutnya, kedalam media padat Pembuatan Bioetanol
ditambahkan 100 ml buffer asetat dengan Eceng gondok kering yang telah
pH 5 untuk ekstraksi enzim selulase. melalui pretreatment delignifikasi
Cairan enzim diaduk dan dikocok menggunakan NaOH kemudian
menggunakan shaker pada 200 rpm selama dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL
2 jam kemudian disentrifuge pada 900 rpm lalu ditambahkan dengan 0,08 g l-1 ekstrak
selama 180 menit sehingga didapatkan ragi,0,002 g l-1 MgSO4 dan 0.25 g l-
enzim selulase kasar berupa supernatant 1(NH4)2HPO4, kemudian dilarutkan di

berwarna coklat (Khaira, Yenie, dan Muria, dalam buffer. Larutan kemudian
2015). disterilkan dengan menggunakan autoclave
dengan suhu 121ºC selama 15 menit. Suhu
Produksi Bioetanol larutan dibiarkan turun, lalu tambahkan
Pretreatment (Delignifikasi) eceng enzim selulase cair sesuai variabel bebas
gondok dengan larutan NaOH dan tambahkan juga Saccharomyces
Langkah pertama dalam pretreatment cereviseae dengan konsentrasi 10%.
eceng gondok dengan menggunakan Fermentasi bioethanol dilaksanakan di
proses SAA yaitu dengan cara merendam suhu ruang pada kondisi anaerob selama
menggunakan larutan NH3 dengan suhu variasi waktu 72 jam, 96 jam dan 120 jam
25-60°C selama 12 jam, dengan dengan 0.5 ml suspensesel diinokulasi ke
menggunakan kadar amoniak sebesar 15% dalam labu 100 ml dengan volume kerja
atau dapat juga dengan menggunakan 150ml. Setelah dilakukan proses fermentasi,
suhu 60-120°C dalam waktu beberapa jam. larutan dimurnikan menggunakan rotary
Namun kemampuan reagen ini bergantung evaporator untuk kemudian dianalisa kadar
kepadan jenis biomassa (Karimi, 2015). glukosa dan alkoholnya.
Selian itu Untuk mendapat level
delignifikasi yang tepat dan menghindari HASIL DAN PEMBAHASAN
rekondensasi lignin, rasio liquid dan solid
yang digunakan pada SSA adalah sekitar 4 : Sebelum melakukan pretretmen pada
1 (Khaira, Yenie, dan Muria, 2015). Eceng eceng gondok tadapat pembuatan benih
gondok dipotong kecil-kecil, lalu dijemur mikroba enzim selulase, pembenihan ini
dan dihaluskan. Kemudian diayak dilakuan menggunakan bantuan jamur
sehingga menjadi bubuk halus dengan Aspergilus niger menggunakan PDA
ukuran 20-40 mesh. Sampel dengan berat dengan cara zig zag. Setelah media
10g direndam didalam 100mL larutan diinkubasi selama 5 hari pada suhu kamar,
natrium hidroksida 10% (NaOH) pada kemudian hasil akhir dari proses ini adalah
suhu kamar (28ᵒC) selama 28 jam. enzim selulase kasar berupa supernatan
Campuran disaring, dicuci berulang kali berwarna coklat. Selanjutya pada proses
dengan menggunakan air suling sampai pretretmen akan dilakukan delegnifikasi
pH netral untuk menghilangkan sisa dari dengan menggunakan larutan NaOH,
larutan NaOH. Sisa yang didapat selanjutnya pada metode SAA akan
kemudian dikeringkan hingga mencapai dilakukan perendaman menggunakan
berat konstan pada suhu 110 ᵒC. larutan amonia. Kemudian hasil
pengamatan akan disajkan dalam grafik
Pembuatan Inokulum S. Cerevisiae yang menyatakan perubahan kadar lignin

168
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

terhadap lama waktu perendaman (Novia NaOH 10% selama 28 jam dan dicuci
dan Windiyati, 2014). dengan aquades kemudian didapatkan
hasil berupa kadar bioetanol dan kadar
glukosa pada proses delegnifikasi (Khaira,
Yenie, dan Muria, 2015).

Tabel 1 Tabel perolehan kadar bioetanol


(%) dan kadar glukosa akhir (%) dengan
proses delignifikasi

Kadar
Waktu Konsentra Kadar
Glukos
fermenta si Enzim Bioetan
Gambar 1. Grafik Pengaruh Waktu a Akhir
si (%) ol (%)
Perendaman 75 gram eceng gondok dalam (mg/L)
300 ml Larutan Amonia 15% pada Proses 72 jam 3 5 855
Pretreatment terhadap Kadar Lignin 5 5 861,5
7 6 867
9 7 874,5
11 8 877,5
96 jam 3 4 862
5 4 871
7 5 873,5
9 5 875
11 6 879,5
120 jam 3 3 862,5
5 3 891
7 4 935
9 5 952,5
Gambar 2. Grafik Pengaruh Waktu 11 5 1023,5
Perendaman 75 gram Sekam Padi dalam
300 ml Larutan Amonia 15% pada Proses
Pretreatment terhadap Kadar Glukosa Pada tebel tersebut menunjukan data
bahwa semakin perubahan waktu
Dari grafik data tersebut membuktikan fermentasi yang dilakukan pada eceng
bawha waktu perendaman akan dapat gondok akan dapat mempengaruhi kadar
mempengaruhi kadar ligni yang ada. bioetanol(%) dan kadar glukosa (%).
Semakin lama waktu perendaman dengan Semakin lama waktu fermentasi
menggunakan larutan amonia 15% maka menunjukan kadar glukosa akhir semakin
kadar lignin yang ada pada eceng gondok tinggi. sehingga
akan turun. Menurut (Khaira, Yenie, dan
Muria, 2015), setelah proses perlakuan
perendaman eceng gondok dengan larutan
amonia, kandungan lignin dapat terpisah
dari eceng gondok sehingga dapat
menghasilkan biomassa yang hanya
mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Selain dapat menurunkan kadar jumlah
ligin yang terkandung pada eceng gondok.
kadar lignin yang rendah dalam biomassa
dapat meningkatkan efisiensi kerja enzim.
Setelah merendam dengan
menggunakan amonia (NH3) eceng kondok
kemudian dilanjutkan dengan proses
delignifikasi dengn menggunakan larutan

169
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Gambar 3. Grafik pengaruh konsentrasi


enzim terhadap kadar bioetanol Penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada Tuhan YME, Dosen
Pada tabel perlakuaan perubahan Pembimbing, dan Panitia Sientesa yang
konsentrasi dari enzim akan dapat telah menyelenggarakan kegiatan ini.
mempengaruhi kadar dari bioetanol. Dari
tabel ini menunjukkan semakin besar DAFTAR PUSTAKA
konsentrasi enzim (%) yang diberikan akan
menghasilkan kadar biotanol yang lebih Badan Pusat Statistik, 2010. Pedoman
besar pula, hal ini ditunjukkan pada Survei Penduduk antar Sensus 2005.
konsentrasi enzim yang diberikan sebesar Badan Pusat Statistik, Jakarta Pusat
11% akan menghasilkan kadar bioetanol Badan Pusat Statistik, 2017. Produksi
yang tinggi pula pada waktu 72 jam Minyak Bumi dan Gas Alam, 1996-
dihasilkan bioetanol sebanyak 8%, pada 2015. Dilihat 7 Mei 2017. <
waktu 96 jam didapatkan kadar bioetanol https://www.bps.go.id/linkTabelStati
sebesar 6% sedangkan pada waktu 120 jam s/view/id/1092>
dihasilkan bioetanol sebesar 5% (Khaira, Gupta, RB and Demirbas, A. 2010. Gasoline,
Yenie, dan Muria, 2015). Diesel, and Ethanol Biofuels from
Grasses and Plant. Cambridege
SIMPULAN University Press, New York
Hamdi, AS dan Bahruddin, E. 2014. Metode
SAA adalah metode dimana terdapat Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
proses delignifikasi dari biomassa Pendidikan. Deepublish, Yogyakarta
menggunakan amoniak, keunggulan dari Irvan, Parawati, P, dan Trisakti, B. 2015.
dari metode ini adalah mempunyai Pembuatan Bioetanol dari Tepung
selektifitas yang tinggi terhadap lignin dan Ampas Tebu melalui Proses Hidrolisis
dapat mempertahankan karbohidrat dalam Termal dan Fermentasi: Pengaruh pH,
bentuk aslinya, SSF sendiri adalah metode Jenis Ragi, dan Waktu Fermentasi.
penggabungan antara proses hidrolisis Jurnal Teknik Kimia USU. 4(2):27-31
dengan fermentasi dalam waktu yang Karimi, K. 2015. Lignocellulose-Based
bersamaan dan dilakukan dalam satu Bioproducts. Springer, Isfahan
reaktor sehingga dapat mempersingkat Khaira, ZF, Yenie, E, dan Muria, SR. 2015.
waktu dalam proses fermentasi dan Pembuatan Bioetanol dari Limbah
hidrolisis. Penelitian ini menggunakan Tongkol Jagung menggunakan Proses
metode deskriftif kuantitatif dengan data Simultaneous Sacharificatian and
yang didapatkan dari analisis sintesis. Dari Fermentation (SSF) dengan Variasi
hasil pembahasan menujukkan bahwa Konsentrasi Enzim dan Waktu
metode SAA cukup efisien digunakan Fermentasi. Jom Fteknik. 2(2):1-8
untuk pembuatan bioetanol dari eceng Merina, F dan Trihadiningrum, Y. 2011.
gondok karena dapat menurukan kadar Produksi Bietanol dengan Eceng
lignin yang terkandung sekaligus juga Gondok (Eichhornia crassipes) dengan
dapat meningkatkan kadar glukosa yang Zymomonas mobilis dan Saccharomyces
ada pada eceng gondok. Seliain itu metode cerviseae. Institut Teknologi Sepuluh
SSF merupakan metode yang sangat efektif November, Surabaya
karena pada metode ini hasil akhir dari Naufala, WA, dan Pandebesie, ES. 2015.
kadar glukosa dapat meningkat kadar Hidrolisis Eceng Gondok dan Sekam
glukosa akhir dan metode dapat Padi untuk Menghasilkan Gula
mempersinkat proses pembuatan bioetanol Reduksi sebagai Tahap Awal Produksi
,karena proses fermentasi dan sakarifikasi Bioetanol. Jurnal Teknik ITS. 4(2):109-
dilakukan secara bersamaan dengan 114
menggunakan inokulum Saccharomyces Novia, Utami, I, dan Windiyati, L. 2014.
Cerevisiae dan enzim selulase Pembuatan Bietanol dari Sekam Padi
Menggunakan Kombinasi Soaking In
UCAPAN TERIMA KASIH Aqueous Ammonia (SAA) Pretreatment –

170
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Acidpretreatment – Hidrolisis –
Fermentasi. Teknik Kimia. 20(1):46-53
Nurfiana, F, Umi, M, Vicki, CJ, dan Sugili,
P. 2009. Pembuatan Bioethanol dari
Biji Durian sebagai Sumber Energi
Aternatif. STTN-BATAN, Yogyakarta
Zed, M. 2008. Metode Penelitian
Kepustakan. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta

171
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PEMANFAATAN LIMBAH PATI ONGGOK TAPIOKA DALAM


PEMBUATAN BIODEGRADABLE FILM TERMODIFIKASI GELATIN
CEKER AYAM, CROSSLINKER ASAM SITRAT, DAN
PLASTICIZER GLISEROL

Tapioca Starch Waste Utilization in The Making of Biodegradable Film


Modified with Chicken Feet Gelatin, Citric Acid Crosslinker, and Glycerol as
Plasticizer

Elsa1, Annisa Ayu Marthasari2, dan Dionisius Andhika Putra3

1,2,3 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK

Dengan kandungan pati 40-64%, selama ini limbah onggok tapioka belum dapat
dimanfaatkan dengan maksimal dan hanya menjadi limbah. Padahal pati merupakan bahan
baku pembuatan biofilm. Penelitian kali ini akan mengkaji pengaruh penambahan
crosslinker asam sitrat, plasticizer gliserol dan gelatin ceker ayam menggunakan desain
eksperimen yaitu Central Composite Design dengan konsentrasi yang divariasikan terhadap
kualitas biofilm yang dihasilkan. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
preparasi bahan baku, ekstraksi gelatin dari ceker ayam, ekstraksi pati onggok tapioka,
pembuatan larutan biofilm menggunakan ultrasonic homogenizer untuk meningkatkan tingkat
homogenitas larutan polimer kemudian dilanjutkan dengan pencetakan biofilm. Produk
biofilm yang dihasilkan dikarakterisasi berdasarkan tensile strength, elongation at break,
swelling power, durabilitas, struktur (FTIR) dan uji thermal. Performa biofilm optimum
tersusun dari komposisi 12.98% gelatin, 0,22% gliserol dan 0,27% asam sitrat dengan tensile
strength dan elongation at break sebesar 21,73 Mpa dan 19,73%. Pada model ANOVA terlihat
bahwa gliserol dan asam sitrat memilki pengaruh yang signifikan terhadap respon tensile
strength dan elongation at break sementara gelatin tidak memberikan pengaruh yang
signifikan. Biofilm dengan kadar gelatin yang besar akan mengalami proses degradasi
dalam tanah yang cepat. Sementara, kadar asam sitrat yang semakin besar pada biofilm akan
menghambat laju degradasi biofilm dalam tanah. Biofilm dengan penambahan asam sitrat,
gliserol dan gelatin memiliki stabilitas termal yang lebih baik dibandingkan dengan biofilm
blangko (campuran pati dan air saja). Penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan
peluang terciptanya produk kemasan biofilm yang murah, ramah lingkungan, berkelanjutan
serta dapat memberikan peluang pemanfaatan limbah menjadi suatu produk dengan nilai
ekonomi yang lebih tinggi.

Kata kunci: onggok tapioka, gelatin, gliserol, asam sitrat, biofilm

ABSTRACT

Containing starch of 40-64%, tapioca starch waste is only used for forage and there is no
further utilization for the fine products. Whereas starch has been established for biofilm as well. In this
study, it will be examined the effect of citric acid, glycerol, and gelatin addition used design experiment
of Central Composite Design with several concentrations upon the quality of the biofilm product.
This study will be executed in several steps, i.e. the preparation of raw materials, the extraction of gelatin
from chicken feet, the extraction of starch from cassava bagasse, then by the preparation of biofilm.
Biofilms products will be characterized by tensile strength, elongation at break, swelling power,
durability, structural (FTIR), and thermal test. The optimum performance of biofilm composed of 12,98%
gelatin, 0.22% glycerol and 0.27% citric acid released 21,73 MPa of tensile strength and 19,73% of
elongation at break. In ANOVA model indicate that glycerol and citric acid give significant effect to

172
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

tensile strength and elongation at break response, meanwhile gelatin is not give significant effect.
Biofilms with high concentration of gelatin will degrade fastly in soil. Meanwhile, if the concentration of
citric acid were higher in the biofilm, it will inhibit rate of soil biofilm's degradation. Biofilms with the
addition of citric acid, glycerol and gelatin have better thermal stability than the blank biofilm (only a
mixture of starch and water). This research is expected to provide opportunities for the creation of biofilm
packaging products that are cheap, environmentally friendly, sustainable, and can provide waste
utilization opportunities into a product with higher economic value.

Keyword: tapioka starch waste, gelatin, glycerol, citric acid, biofilm

meningkatkan fleksibilitas, ekstensibilitas,


PENDAHULUAN ketangguhan dan ketahanan sobek film
(Vieira et al., 2011). Sebagai alat
Plastik merupakan produk yang homogenisasi larutan polimer digunakan
banyak digunakan dalam kehidupan. ultrasonic homogenizer.
Produksi plastik dunia tahun 2014 mencapai Tujuan penelitian diantaranya
311 juta ton (STATISTA, 2015). Berdasarkan mengkaji metode pembuatan biodegradable
data EIA (2015), dibutuhkan 191 juta barel film dengan menggunakan proses casting
minyak untuk memproduksi 49 juta ton dan pencampuran menggunakan ultrasonic
plastik di Amerika, sehingga untuk homogenizer, mengetahui pengaruh
memproduksi 311 juta ton plastik di dunia, penambahan gelatin, crosslinker asam
dibutuhkan minyak bumi sebesar 1212,265 sitrat, dan plasticizer gliserol terhadap
juta barel pertahun. Plastik tersebut sulit performa biofilm berbahan dasar pati onggok
terdegradasi sehingga dapat mencemari tapioca, mengetahui kondisi optimum produk
lingkungan. Biodegradable film merupakan biofilm berbahan dasar pati onggok tapioka
salah satu solusi yang digunakan dari dengan variabel gelatin, crosslinker asam sitrat,
permasalahan penggunaan plastik yang non dan plasticizer gliserol, mengetahui
degradable. Biodegradable film dibuat dari karakteristik biodegradable film yang
bahan yang dapat diperbaharui misalnya dihasilkan dengan penambahan gelatin,
protein dan polisakarida yang dapat crosslinker asam sitrat, dan plasticizer gliserol
diekstrak dari tumbuhan, hewan dan menggunakan uji tensile strength dan
mikroba. elongation to break, uji durabilitas, uji termal
dengan TGA dan FTIR.
Penelitian-penelitian sebelumnya
yang sudah dilakukan memiliki beberapa BAHAN DAN METODE
kelemahan yaitu proses pencampuranya
kurang homogen, memiliki tingkat Bahan yang digunakan antara lain
kemuluran yang rendah (sekitar 40-65%) onggok tepung tapioka dari industri tapioka
serta kadar air yang masih tinggi. Berbeda di Pati, ceker ayam dari supplier ayam
dengan penelitian-penelitian sebelumnya, Kedungmundu, aquadest dari Lab UPT Undip,
inovasi pada penelitian ini dilakukan
asam sitrat, gliserol, HCl 37%, H3PO4, KCl
dengan penambahan beberapa material
70%, dan NaOH (PA) dari toko kimia
untuk memperbaiki performa dari
Indrasari. Alat yang digunakan antara lain
biodegradable film yang dihasilkan. Material
Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR),
yang ditambahkan yaitu gelatin ceker
TGA Analyzer DTG-60 serial number
ayam, crosslinker asam sitrat, serta
C30565100652TK, Texture Analyzer TA Plus
plasticizer gliserol. Gelatin ceker ayam LLOYD Instrument, Ultrasonic Processor FS-
ditambahkan untuk meningkat tingkat 250N, Rotary Evaporator, dan Planetary Ball Mill.
kemuluran biofilm (Mekonnen dkk., 2013). Respon yang diamati dari penelitian
Asam sitrat yang berfungsi sebagai ini adalah produk biodegradable film
crosslinker dapat meningkatkan tingkat berdasarkan perbedaan pemberian bahan
kemuluran serta mereduksi kadar air dari film penyusun nya yaitu konsentrasi plasticizer,
yang dihasilkan (Olsson, 2013). Sementara itu pati dan asam sitrat. Produk dianalisa fisik
plasticizer gliserol ditambahkan untuk terlebih dahulu menggunakan uji tensile

173
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

strength & elongation to break. Selanjutnya biofilm. Guna mengetahui kondisi terbaik
produk yang menunjukan hasil yang dari performa mekanik biofilm dimana
optimum dari uji Tensile Strength kemudian kondisi ini akan digunakan sebagai batas
dianalisa lebih lanjut menggunakan uji yang akan di aplikasikan untuk desain
mekanik, FTIR, TGA, dan durabilitas. eksperimen Central Composite Design (CCD),
dilakukan dengan cara trial beberapa variabel
bebas yaitu gelatin, gliserol dan asam sitrat
hingga dihasilkan tensile strength yang paling
baik.
Komposisi gelatin yang di trial
adalah 0% dan 20%. Pada penambahan 0%
gelatin, tensile strength yang dihasilkan
sebesar 10,35 Mpa. Sedangkan pada
penambahan 20% gelatin, tensile strength
yang dihasilkan sebesar 12,27 Mpa. Sehingga
dapat disimpulkan, penambahan gelatin
hanya meberikan pengaruh sedikit terhadap
kenaikan tensile strength.
Komposisi gliserol yang di trial
adalah 0,24% dan 0,77%. Pada penambahan
gliserol 0,24% menghasilkan tensile strength
sebesar 2,12 Mpa. Sementara untuk
penambahan 0,77% gliserol menghasilkan
tensile strength sebesar 1,73 Mpa.
Penambahan gliserol yang berlebih
menghasilkan biofilm yang terlalu lembek
sehingga nilai tensile strength juga akan
Gambar 1. Skema Rancangan Percobaan
Rincian mengenai prosedur percobaan dapat berkurang.
dilihat pada bagian Lampiran Komposisi aasam sitrat yang di
Variabel Tetap trial adalah 0,12% dan 0,5%. Pada
 Jenis plasticizer : gliserol penambahan asam sitrat 0,12%
menghasilkan tensile strength sebesar 12,27
 Suhu pemanasan : 90oC Mpa. Sementara pada penambahan asam
(selama 15 menit) dilanjutkan 65 oC sitrat 0,5% menghasilkan tensile strength
(selama 15 menit) sebesar 2,12 Mpa. Penambahan asam sitrat
 Waktu pemanasan : 30 menit yang berlebih juga akan menghasilkan
 Jumlah pati : 1,6 gram / biofilm yang terlalu lunak sehingga nilai
40 ml aquadest tensile strength akan berkurang. Hasil analisis
 Waktu homogenisasi : 1 jam mekanik trial produk biofilm disajikan pada
Variabel berubah ditentukan Tabel 2. berikut:
menggunakan Design Expert 10 CCD
(Central Composite Design) dengan batas atas Tabel 2. Hasil analisis mekanik trial produk
dan bawah dapat dilihat pada Tabel 1: biofilm
Tabel 1. Batasan penentuan variabel CCD N Kadar Kadar Kadar Tensil
Variabel Batas Bawah Batas Atas o. gelatin gliserol asam sitrat strengt
D Gelatin 6 20 terhada terhada terhadap h
a Gliserol 0,1 0,3 p pati p berat berat total (Mpa)
r Asam Sitrat 0,08 0,3 (%b/b) total(%b (%b/b)
/b)
1 20 0,77 0,5 1,73
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. 20 0,24 0,5 2,12
Hasil yang telah didapat dalam .3 0 0,24 0,12 10,35
penelitian ini adalah data hasil analisa .4 20 0,24 0,12 12,27
mekanik. Analisis mekanik dilakukan guna .
mengetahui performa tensile strength dari

174
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Dari trial didapat kondisi terbaik 15. 13 0,2 0,19 14,3 10,29
tensile strength sebesar 12,27 Mpa dengan 18,9
komposisi 20% gelatin, 0,24 % gliserol dan 16 13 0,2 0,19 10,51
8
0,12% asam sitrat. Kondisi tersebut 20,4
17 13 0,2 0,19 10,42
6
selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
16,5
pembuatan desain eksperimen dengan 18 6 0,3 0,3 6,28
6
Central Composite Design (CCD).
19 20 0,3 0,3 8,08 13,96

20,5
20 6 0,1 0,3 8,62
4

Penelitian menggunakan metode


statistik (Central Composite Design) untuk
mengetahui variabel yang berpengaruh
secara signifikan terhadap performa biofilm
Gambar 2. Hasil Biofilm
yang dihasilkan. Kadar Gelatin (A), gliserol
Kondisi Optimum Komposisi Produk (B) dan asam sitrat (C) sebagai variabel bebas,
Biofilm serta Analisa Mekanik Tensile sedangkan responnya adalah Tensile Strength
Strength dan Elongation at Break (T) dan Elongation at Break (E). Hasil Analysis of
Variance (ANOVA) untuk respon Tensile
Hasil desain eksperimen dengan Strength (T) terlihat dalam Tabel 4. dengan
CCD beserta hasil analisis mekaniknya persamaan persamaan ANOVA (R = 0,8677)
2

disajikan dalam Tabel 3. berikut: nya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil analisa mekanik Central Sqrt (Tensile Strength + 0.60) = 4,34 -
Composite Design 0,078A +0,48B +0,92C +0,084AB -0,41AC -
Kad Kada Kadar 0,48BC - 0,11A2 -0,78B2 -0,63C2
Elong
ar r sitrar Ten
ation Tabel 4. Hasil ANOVA untuk Respon Tensile
gela gliser terhadap sile
Run at
tin ol berat (Mp Strength
break
terh terha total a)
(%)
ada dap (%b/b)
p berat 14,4
1. 13 0,2 0,19 18,66
pati total 2
2. (%b
6 (%b/
0,3 0,08 1,81 4,1
/b) b)
23,1
3. 13 0,2 0,19 26,07
9
4. 20 0,1 0,08 0,17 0,04

5. 13 0,2 0,01 2,8 4,96


18,2
6. 13 0,2 0,19 9,56
3
14,4
7. 13 0,37 0,19 6,54
7
24, 16,4
8. 0,2 0,19 7,58
77 7
9. 6 0,1 0,08 - -
13,5
10. 20 0,1 0,3 7,08
9
11. 20 0,3 0,08 6,65 2,92 Nilai p (Probability) menunjukan
1,2 model dan variabel-variabel tersebut
12. 0,2 0,19 17,9 4,98
3 signifikan atau tidak signifikan terhadap
13. 13 0,2 0,37 12,8 7,7 respon yang dihasilkan. Model dikatakan
signifikan apabila nilai p<0,05 dan nilai F>1.
14. 13 0,03 0,19 - -
Pada Tabel.4., model eksperimen signifikan

175
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

karena nila p<0,05 dan F>1 yaitu 0,0023 Tabel 5. Hasil ANOVA respon Elongation at
dan 7,29. Variabel gelatin (A) tidak Break
berpengaruh signifikan terhadap respon
yang dihasilkan karenan memiliki nilai
p>0,05 dan F<1. gliserol (B) dan asam sitrat
(C) berpengaruh signifikan terhadap
respon yang dihasilkan karena memiliki
nilai p<0,05 dan F>1 dimana asam sitrat
memberikan pengaruh yang sangat kuat
terhadap respon karena memiliki nilai p
0,0006 (p<<0,05). Asam sitrat memiliki
kemampuan membentuk crosslinking Nilai p (Probability) menunjukan
dengan molekul pati, dimana berat model dan variabel-variabel tersebut
molekul dari molekul pati akan meningkat signifikan atau tidak signifikan terhadap
dan memberikan ikatan antar molekul respon yang dihasilkan (E). Model dikatakan
yang lebih baik, sehingga meningkatkan signifikan apabila nilai p<0,05 dan nilai F>1.
Tensile Strength. Pada konsentrasi yang Pada Tabel 5., model eksperimen signifikan
rendah, asam sitrat tidak cukup kuat karena nilai p<0,05 dan F>1 yaitu 0,0023 dan
membentuk crosslinking dengan molekul Grafik Box-Cox Plot for Power Transform
sehingga Tensile Strength yang dihasilkan (lihat lampiran) menunjukan bahwa garis
rendah. Sebaliknya bila asam sitrat yang biru pada grafik lebih mendekati garis
ditambahkan dengan konsentrasi yang hijau daripada garis merah. Hal ini
terlalu tinggi akan menyebabkan mengindikasikan bahwa transform yang
crosslinking yang berlebihan dan membatasi digunakan sudah tepat sehingga
mobilitas molekul pati yang menyebabkan menghasilkan model ANOVA yang
Tensile Strength yang dihasilkan juga akan memenuhi syarat (signifikan).
rendah (Reddy, 2009). Optimasi produk Biofilm didapatkan
Bila dilihat dari grafik Normal Plot dengan menggunakan software Design
of Residuals (lihat Lampiran) telihat bahwa Expert. Optimasi digunakan untuk
plot pada grafik mendekati dengan garis mengetahui kondisi optimum dari Biofilm
diagonal yang mengindikasikan bahwa yang dapat dihasilkan. Hasil optimasi yang
model ANOVA terhadap respon Elongation didapat dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.
at Break tersebut sudah memenuhi syarat
(signifikan). Grafik Box Cox for Power Tabel 6. Hasil Optimasi Produk Biofilm
Transforms (lihat Lampiran) dimana pada Gelatin (%) Gliserol Asa Tensile Elongati
gambar tersebut garis biru lebih mendekati (%) m Strength on at
garis hijau daripada garis merah. Sehingga Sitrat (Mpa) Break
(%) (%)
dapat disimpulkan transform yang
digunakan menghasilkan model ANOVA 12,98 0,22 0,27 21,73 19,72
yang memenuhi syarat (signifikan).
Hasil Analysis of Variance
(ANOVA) untuk respon Elongation at
Break (E) terlihat dalam Tabel 5. dengan
persamaan persamaan persamaan ANOVA
(R2= 0,8517) nya adalah sebagai berikut:

Ln (Elongation at Break + 0.90) = 2,65 +


0,069A +0,51B +0,5C +0,073AB +0,097AC -
0,35BC - 0,26A2 -0,62B2 -0,26C2

Gambar 3. Model 3D Optimasi Respon Tensile


Strength

176
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

N Varia Gelatin Gliserol Asam Mass


o bel (%) (%) Sitrat (%) Loss
1. RUN 13 0,2 0,19 35,12
2. 3
RUN 6 0,1 0,3 %
9,78%
20
3. Blank 0 0 0 8,91%
o
Ketiga variabel belum terdegradasi
sempurna, namun terlihat bahwa variabel
Run 3 memiliki laju durabilitas yang
paling tinggi dibandingkan dengan yang
Gambar 4. Model 3D Optimasi Respon lain yaitu mengalami mass loss sebesar
Elongation at Break 35,12 %. Hal ini terjadi karena kandungan
gelatin pada run 3 tinggi yaitu sebesar
Analisa Durabilitas Pada Bioplastik 13% dibandingkan dengan run 20 yang
Uji durabilitas adalah analisa yang mengandung hanya 6% gelatin. Pada hasil
dilakukan untuk mengetahui seberapa optimasi Design Expert yang didapatkan,
lama plastik tersebut dapat terurai dalam kandungan gelatin optimum tidak jauh
tanah atau bisa dikatakan kemampuan berbeda dengan kandungan gelatin pada
bioplastik terdegradasi dalamtanah yang Run 3 sehingga dapat disimpulkan bahwa
ditandai dengan penyusutan massa di mass loss yang dihasilkan tidak jauh
dalam tanah pada waktu tertentu. Pada berbeda. Gelatin mempercepat proses
penelitian ini dilakukan uji durabilitas degradasi dari film karena gelatin
pada dua sampel yang memiliki nilai terhidrolisis dengan menyerap air di
tensile strength paling tinggi yaitu RUN 3 dalam tanah sehingga polimer plastik akan
dan RUN 20 dengan pembanding sampel putus dan pecah menjadi bagian yang lebih
blanko yaitu sampel tanpa penambahan kecil. Polimer akan terdegradasi karena
gelatin, asam sitrat dan gliserol. Uji proses kerusakan atau penurunan mutu
durabilitas yang kami lakukan berdasarkan akibat putusnya ikatan rantai pada polimer
pada cara yang dilakukan oleh Alves (Anita dkk, 2013). Selain itu proses
(2011) dengan sedikit modifikasi yaitu degradasi terjadi akibat adanya
dimulai dengan mengatur relative humididty mikroorganisme yang berperan pada
(Rh) pada lingkungan dalam desikator. aktivitas pemecah dalam tanah (Qushayyi,
Sejumlah tanah dimasukkan ke dalam 2013). Oleh karena itu, dapat dikatakan
wadah dan dimasukkan ke dalam bahwa gelatin dapat mempercepat proses
desikator. Setelah itu dibawah desikator degradasi dalam tanah.
diletakkan larutan jenuh KCl dalam cawan Asam sitrat sebagai crosslinker juga
untuk membuat Rh nya menjadi 85% mempengaruhi laju proses degradasi dalam
setelah 3 hari didiamkan. Desikator dilapisi tanah. Di dalam tanah, air berdifusi ke
dengan vaseline untuk menjaga kestabilan dalam struktur film dan menyebabkan
kondisi di dalam desikator. Setelah 3 hari pembengkakan dan meningkatkan
lalu sampel disiapkan. Sampel dipotong degradasi karena peningkatan pertumbuhan
dengan ukuran tertentu lalu ditimbang dan mikroba. Dengan penambahan asam sitrat
diukur massa serta moisture content nya. maka proses difusi air ke dalam film akan
Lalu sampel dikubur di dalam tanah yang menjadi terhambat yang kemudian akan
berada di dalam desikator tersebut. Massa diikuti dengan penurunan jumlah
sampel dan moisture content nya diukur mikroorganisme yang ada di dalam
setiap 24 jam sekali selama 45 hari untuk sampel. Asam sitrat sebagai crosslinker
mengetahui mass loss yang terjadi pada menyababkan laju degradasi dari biofilm
sampel. Data pengukuran mass loss dan menjadi terhambat (Seligra et al., 2015).
moisture content dapat dilihat pada Moisture content dari sampel semakin hari
lampiran. Mass loss pada setiap variabel semakin turun. Hal ini disebabkan karena
dapat dilihat pada Tabel 7. pengukuran dilakukan pada ruangan ber-
AC sehingga udara kering menyebabkan
Tabel 7. Mass Loss Pada Tiap Variabel sampel menjadi kering. Hal lain yang

177
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

menyebabkan sampel menjadi kering disertai dengan evaporasi bahan-bahan yang


adalah pengkondisian vaseline yang memiliki berat molekul yang rendah (Cyras,
kurang optimal sehingga udara luar masih 2008), tahap kedua menunjukan adanya
bisa masuk ke dalam desikator. dekomposisi dari bahan-bahan organik yang
ditambahakan seperti pati, gelatin, gliserol
Analisa Thermal Thermo Gravimetri dan asam sitrat (Cyras, 2008 dan Lee, 2015)
Analysis (TGA) sementara tahap ketiga dekomposisi bahan
Thermo Gravimetri Analysis (TGA) secara total (sisa organik) termasuk beberapa
adalah suatu analisa thermal untuk gas yang terdapat dalam bahan (CO2, CO,
menguji kemampuan dekomposisi suatu H2O), senyawa-senyawa volatil dan
bahan terhadap panas/peningkatan senyawa karbon yang terdapat dalam bahan
temperatur. Pada penelitian ini ada 2 hasil (Mendes, 2016).
biofilm yang diujikan TGA, yang pertama Pada PB2 yang dapat dilihat pada
biofilm (blangko/ PB1) tanpa penambahan Gambar 5b., dekomposisi terjadi hanya
gliserol, gelatin dan asam sitrat, dan yang dalam 2 tahap yaitu tahap pertama 120 -
kedua adalah biofilm dengan tensile 140oC, dan tahap kedua 240-300 oC. Berbeda
strength tertinggi yaitu Run 3 (PB2). dengan PB1, tahap pertama PB2 terjadi pada
Komposisi pada Run 3 mirip dengan suhu yang lebih tinggi karena pada PB2 ada
komposisi pada hasil optimasi Design penambahan asam sitrat (crosslink) yang
Expert, sehingga dapat disimpulkan menyebabkan evaporasi air dan molekul-
bahwa hasil TGA pada Run 3 akan molekul ringan pada PB2 lebih sulit
mendekati hasil TGA pada komposisi dibandingkan PB1 (Reddy, 2009). Pada PB2
optimasi Design Expert. juga belum terdapat tahap ketiga yaitu
dekomposisi total dari bahan, ini
mengindikasikan bahwa PB2 akan dapat
a
terdekomposisi total hingga suhu >600oC.
Berbeda dengan PB1 yang sudah
terdekomposisi total pada suhu 520oC. Hal
ini dapat terjadi karena pada PB2 ada
penambahan crosslink (asam sitrat) yang
membentuk ikatan dengan bahan-bahan lain
dalam produk sehingga menyebabkan
landainya grafik dalam tahap ketiga hingga
b suhu >600 oC (Reddy, 2009). Dapat
disimpulkan bahwa dengan penambahan
gelatin, gliserol dan asam sitrat membuat
ketahan biofilm terhadap dekomposisi
thermal menjadi lebih baik.

Analisa Struktur (FTIR) Produk Bioplastik


Analisa FTIR dilakukan untuk
mengetahui struktur ikatan yang terkandung
di dalam sampel. Hasil analisa FTIR produk
Gambar 5. (a) Grafik Hasil Thermo Gravimetri
biofilm dapat dilihat pada Gambar 6. berikut:
Analysis (TGA) Film (Blanko) dan (b) Grafik
Hasil Thermo Gravimetri Analysis (TGA) Film
(Run 3)

Pada PB1 yang dapat dilihat pada


Gambar 5a, dekomposisi terjadi dengan 3
tahap yaitu tahap pertama 97 – 110oC, tahap
kedua 280 - 320 oC, dam tahap ketiga 440 -
520 oC. Tahap pertama menunjukan adanya Gambar 6. Analisa FTIR produk Biofilm Run 3
evaporasi air yang terserap dalam bahan
dan Blangko

178
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Gambar diatas adalah hasil analisa optimum pada kisaran panjang gelombang
FTIR produk biofilm Run 3 (air, pati, gelatin, tersebut terdapat peak yang lebih besar
asam sitrat dan gliserol) serta blangko (air (tinggi) dibandingkan dengan produk
dan pati). Dari Gambar 6. terlihat beberapa biofilm blangko, hal ini disebabkan karena
peak yang menggambarkan ikatan pada pada produk biofilm Run 3 ada
biofilm yang dianalisa. Pada kisaran 3000 – penambahan gliserol sebagai sumber dari
3500 cm-1 pada terlihat adanya peak, ini senyawa –(CH2)n (Aydin dan Vladimir
mengindikasikan adanya ikatan hidroksil Ilberg, 2016). Dengan adanya analisa FTIR
dari pati. Pada produk biofilm Run 3 kisaran tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
pembuatan produk biofilm terjadi interaksi
panjang gelombang 3000 - 3500 cm-1
antar molekul antara beberapa bahan yang
terlihat bahwa peak lebih tinggi
ditambahkan.
dibandingkan produk biofilm blangko, ini
menunjukan bahwa ikatan hidroksil pada
produk biofilm Run 3 lebih banyak yang
UCAPAN TERIMAKASIH
bersumber dari pati, gelatin, asam sitrat serta
gliserol yang ditambahkan. Peak lain yang
Penulis mengucapkan terimakasih
terlihat pada Gambar 6. adalah pada panjang
kepada Dr. -Ing. Silviana, S.T., M.T. sebagai
gelombang 1700 cm-1, ini mengindikasikan dosen pembimbing karya tulis kami serta
adanya ikatan C=O yang berasal dari asam segenap civitas akademika Departemen
sitrat yang ditambahkan pada sampel biofilm Teknik Kimia Universitas Diponegoro yang
(Reddy, 2009) serta pada panjang telah mendukung berjalannya penelitian ini.
gelombang 1575-1650 cm -1 menunjukan
adanya ikatan amina (N-H) yang SIMPULAN
menunjukan adanya gelatin yang
ditambahkan (Almeida et. al., 2012). Oleh Performa biofilm optimum
karena kedua gugus tersebut peak pada tersusun dari komposisi 12,98% gelatin,
0,22% gliserol dan 0,27% asam sitrat
kisaran panjang gelombang 1575-1700 cm-1 dengan tensile strength sebesar 21,73 Mpa
produk biofilm Run 3 terlihat lebih besar dan Elongation at Break sebesar 19,73%.
(tinggi) dibandingkan produk biofilm Kadar gelatin yang besar akan
blangko. Jika dicermati lebih lanjut, pada mempercepat proses degradasi dalam
produk biofilm blangko sekitar panjang tanah. Sementara, kadar asam sitrat yang
gelombang 1550-1700 cm-1 terdapat 2 peak, semakin besar pada film akan menghambat
dimana salah satu dari 2 peak tersebut ada laju degradasi film dalam tanah. Biofilm
yang hilang pada produk biofilm Run 3. Peak dengan penambahan asam sitrat, gliserol
dan gelatin memiliki stabilitas termal yang
pada panjang gelombang 1638 cm-1
lebih baik dibandingkan dengan film blanko
menunjukkan adanya ikatan air dengan pati
(campuran pati dan air saja). Pada
yang terbentuk akibat ikatan hidrogen
pembuatan biofilm ini terjadi interaksi antar
(Aydin dan Vladimir Ilberg, 2016), tetapi
molekul antara beberapa bahan yang
pada produk biofilm Run 3 peak tersebut
ditambahkan, seperti pembentukan ester
hilang, hal ini disebabkan karena adanya
yang melibatkan gugus karboksilat asam
penambahan asam sitrat (pH rendah) pada
sitrat dengan gugus hidroksil. Untuk
produk biofilm Run 3 dimana terjadi
penelitian selanjutnya perlu dilakukan
pembentukan ester yang melibatkan gugus
pengkajian lebih lanjut mengenai jenis
karboksilat dan hidroksil pada rantai polimer
plasticizer yang cocok dengan biofilm
yang ditandai dengan adanya satu puncak
berbasis protein gelatin sehingga
pada panjang gelombang 1700 cm-1 (Alves penggunaan gelatin untuk menambah
et. al., 2011). Pada
kisaran panjang performa biofilm dapat maksimal dan dapat
-1
gelombang 900-1000 cm terlihat pula peak memberikan peluang terciptanya produk
yang mengindikasikan adanya senyawa lain kemasan biofilm yang murah, ramah
yaitu –(CH2)n, pada produk biofilm lingkungan, berkelanjutan serta dapat

179
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

memberikan peluang pemanfaatan limbah Kulit Kaki Ayam Dan Soy Protein Isolate.
menjadi suatu produk dengan nilai ekonomi Buletin Peternakan, 35(3), 188-196.
yang lebih tinggi bagi masyarakat Indonesia. Lu, D. R., Xiao, C. M., & Xu, S. J. (2009).
Starch-Based Completely Biodegradable
DAFTAR PUSTAKA Polymer Materials. Express Polymer
Letters, 3, 366-375.
Almeida, F., Lannes, S., Calarge, A., Farias, B.
Mendez-Vilas, A., & Diaz, J. (2007). Scanning
and Santana, C. 2012. FTIR
Electron Microscopy and Transmission
Characterization of Gelatin from Chicken
Electron Microscopy of Mollicutes:
Feet. Journal of Chemical.6:1029-1032.
Challenges and Opportunities.
Alves, V. D., Ferreira, A. R., Costa, N.,
Mustofa, K. A., & Suyanto, A. (2011). Kadar
Freitas, F., Reis, M. A. M., & Coelhoso, I.
Kalsium, Daya Kembang, Dan Sifat
M. (2011). Characterization of
Organoleptik Kerupuk Onggok
Biodegradable Films From The
Singkong Dengan Variasi Penambahan
Extracellular Polysaccharide Produced
Tepung Cangkang Rajungan (Portunus
By Pseudomonas Oleovorans Grown
Pelagicus). Jurnal Pangan Dan Gizi, 2(3).
On Glycerol Byproduct. Carbohydrate
Olsson, E. (2013). Effects of Citric Acid On
Polymers, 83, 1582-1590.
Starch-Based Barrier Coatings.
Anita, Zulisma., Fauzi Akbar dan Hamidah
Qushayyi, V. S., Maimunah H.P dan
Harahap. 2013. Pengaruh Penambahan
Wignyanto (2013) Technology Design of
Gliserol terhadap Sifat Mekanik Film
Biodegradable
Plastik Biodegradasi dari Patil Kulit
Plastic from Sago Starch Combined with
Singkong, Vol.2 No.2
Fermentation of Lactic Acid (Study of
Aydin, A. A., & Ilberg, V. (2016). Effect of
Addition of Chitosan and Gelatin)
Different Polyol-Based Plasticizers On
Reddy, N, & Yang, Y. (2009). Citric Acid
Thermal Properties of Polyvinyl Alcohol:
Cross-Linking Of Starch Films.Food
Starch Blends. Carbohidrate Polymers, 136,
Chemistry, 118(3), 702-711.
441-448.
Statista. (2015). “Production of Plastic
Cao, N., Yang, X., & Fu, Y. (2009). Effects of
Worldwide from 1950 to 2014”,
Various Plasticizers on Mechanical and
http://www.statista.com/statistics/2827
Water Vapor Barrier Properties of
32/global-production-of-plastic-since -
Gelatin Films. Food Hydrocolloids, 23,
1950., Diakses tanggal 23 Maret 2016.
729–735.
Seligra, P. G., Carolina M. J., Lucia., & Silvia
EIA. 2015. “Total US Resin Production from
G. (2015). Biodegradable and Non-
2008”
Retrogradable Eco-Films Based On
http://www.eia.gov/tools/faqs/faq.jfm
Starch Glycerol with Citric Acid as
?id=34&t=6. Diakses 23 Maret 2016.
Crosslinking Agent. Carbohydrate
Ferreira, A. R. V., Torres, C. A. V., Freitas, F.,
Polymers 138 66-74
Reis, M. A. M., Alves, V. D., & Coelhoso,
Vieira, M. G. A., Silva, M. A., Santos, L. O., &
I. M. (2014). Biodegradable Films
Beppu, M. M. (2011). Natural-Based
Produced from The Bacterial
Plasticizers and Biopolymer Films: A
Polysaccharide Fucopol. International
Review. European Polymer Journal, 47, 254-
Journal of Biological Macromolecules, 71,
263.
111-116.
Widyasari, R., & Rawdkuen, S. (2014).
Firdaus, Feris & Chairil Anwar (2004).
Extraction and Characterization of
Potensi Limbah Padat-Cair Industri
Gelatin from Chicken Feet by Acid
Tepung Tapioka sebagai Bahan Baku
and Ultrasound Assisted Extraction.
Film Plastik Biodegradabel. LOGIKA
Food and Applied Bioscience Journal, 2(1),
ISSN:1410-2315 vol.1, No.2
85-97.
Hariyanto, & Sambudi, Y. J. (2010). Pembuatan
Gelatin Dari Tulang Ikan Air Tawar.
Hasdar, M., Erwanto, Y., & Triatmojo, S.
(2011). Karakteristik Edible Film Yang
Diproduksi Dari Kombinasi Gelatin

180
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

SIMULASI DISTRIBUSI MEDAN LISTRIK TREATMENT CHAMBER


MODEL COAXIAL PADA NORMEX-HYPER ELECTRIC PULSE (HEP)
Electric Field Distribution Simulation of Coaxial Treatment
Chamber on Normex-Hyper Electric Pulse (HEP)
*Rismoyo Nahri Filanto1, Bagus Wisnu2, Yuni Puspitasari3, Faidiatul Andika Nuriah4, Aldilah
Daydeva5, Angky Wahyu Putranto6

1,2,6 Jurusan Keteknikan Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya,


3,4,5 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya,

Email: rismoyonf@gmail.com
Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia

ABSTRAK
Non-thermal Pigment Extractor (NORMEX) berbasis Hyper Electric Pulse (HEP) merupakan
metode yang efektif untuk ekstraksi pewarna alami tanpa merusak senyawa-senyawa penting
yang terkandung di dalam tanaman. Salah satu bagian terpenting dari alat NORMEX-HEP
adalah treatment chamber. Parameter utama di dalam treatment chamber adalah distribusi tegangan
yang dihasilkan oleh generator pulsa listrik pada NORMEX-HEP. Analisa tentang distribusi
tegangan yang terjadi di dalam treatment chamber akan menentukan seberapa efektif bahan yang
akan diekstrak menerima pulsa listrik bertegangan pada proses ekstraksi menggunakan
NORMEX-HEP. Pada penelitian ini, distribusi medan listrik pada treatment chamber
disimulasikan dengan software Finite Element Method Magnetic (FEMM) 4.2. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa pada saat awal alat NORMEX-HEP dinyalakan, elektroda positif tidak
secara menyeluruh langsung mendapatkan pulsa listrik tegangan tinggi yang seragam. Namun
demikian, setelah waktu operasi 30 detik, maka elektroda positif akan menerima pulsa listrik
yang seragam dan akan meneruskan pulsa listrik tersebut ke elektroda negatif. Penelitian ini
merupakan bagian dari panelitian utama untuk mengekstrak antosianin dari tanaman. Oleh
karena itu diperlukan penelitian lanjutan untuk menganalisa kinerja alat NORMEX-HEP dan
hasil ekstraksi antosianin dari tanaman baik dari segi rendemen maupun aktivitas
antioksidannya.
Kata kunci: NORMEX-HEP, treatment chamber, distribusi medan listrik, FEMM

ABSTRACT
Non-thermal Pigment Extractor (NORMEX) based on Hyper Electric Pulse (HEP) is an effective
method for the extraction of natural dyes without decreasing the valuable compounds in the plant. One of
the most important parts of the NORMEX-HEP apparatus is the treatment chamber. The main parameter
in the treatment chamber is the electric field distribution generated by the electric pulse generator on
NORMEX-HEP. The electric field distribution analysis will determine how effectively the material to be
extracted trough a voltage pulse on the extraction process using NORMEX-HEP. In present study, the
electric field distribution in treatment chamber was simulated by Finite Element Method Magnetic
(FEMM) 4.2 software. The simulation results showed that at the beginning of the NORMEX-HEP
apparatus is on, the positive electrode does not thoroughly get a uniform high voltage electrical pulse.
However, after 30 minutes during operations, the positive electrode will receive a electrical pulse uniformly
and will forward it into negative electrode. This study is part of a major study to extract anthocyanins from
plants. Therefore, further research is required to analyze the of NORMEX-HEP apparatus performance
and the results of anthocyanin extraction from plants both in terms of yield and antioxidant activity.
Keywords: NORMEX-HEP, treatment chamber, electric field distribution, FEMM

181
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN untuk melakukan ekstraksi yaitu 0,7 kV/cm


sampai 3,0 kV/cm (Toepfl, 2006).
Maraknya perkembangan industri Salah satu bagian dari NORMEX-HEP
makanan di Indonesia saat ini tidak yang paling penting yaitu treatment chamber
diimbangi dengan keamanan dari bahan sebagai tempat bahan yang akan di ekstrak.
yang digunakan. Hampir 90% industri Parameter penting di dalam treatment chamber
pangan di Indonesia (BPOM RI, 2012). adalah distribusi tegangan yang dihasilkan
Sebagai dampaknya, penggunaan pewarna oleh generator pulsa listrik pada NORMEX-
sintetis pada makanan dalam jangka panjang HEP. Analisis tentang distribusi tegangan
dapat menyebabkan reaksi alergi, hiperaktif yang terjadi di dalam treatment chamber akan
pada anak, serta dapat memicu timbulnya menentukan seberapa efektif bahan yang
kanker (Departemen Kesehatan RI, 2012). akan diekstrak menerima pulsa listrik
Pewarna alami yang bisa didapatkan bertegangan tinggi pada proses ekstraksi
dari ekstrak tumbuhan dan biasanya menggunakan NORMEX-HEP. Distribusi
dijadikan bahan tambahan pangan yaitu tegangan pada treatment chamber dapat
pigmen klorofil, karotenoid, dan antosianin disimulasikan menggunakan bantuan
adalah zat pewarna yang sangat aman untuk software Finite Element Method Magnetic
dikonsumsi (Sari, 2015). Akan tetapi (FEMM) (Qin et al., 1995)
teknologi yang dilakukan untuk Oleh karena itu tujuan dari artikel ini
mengekstrak zat pewarna alami tersebut adalah untuk mensimulasikan distribusi
masih memiliki beberapa kekurangan seperti medan listrik NORMEX-HEP pada treatment
rendemen yang rendah, dan kualitas yang chamber model coaxial yang merupakan
kurang baik, serta teknologi dengan bagian dari penelitian utama NORMEX (non-
konsumsi energi yang tinggi thermal Pigment extractor) sebagai alat
Terdapat berbagai macam metode ekstraksi non-thermal pewarna alami.
ekstraksi untuk mendapatkan pewarna
alami dari tanaman, akan tetapi metode- BAHAN DAN METODE
metode tersebut memiliki beberapa
kelemahan seperti waktu ekstraksi yang Alat dan Bahan
lama dan memerlukan banyak pelarut Alat yang digunakan antara lain mesin
seperti pada metode maserasi (Saputra dkk, roll, pemotong, solder, obeng, gerindra,
2013), penggunaan panas yang cukup tinggi mesin bubut, amplas, serta peralatan
seperti pada metode Microwave Assisted pelengkap lainnya. Sedangkan bahan yang
Extraction (MAE) dan ohmic heating (Farida digunakan untuk treatment chamber dan
dan Fitri, 2015; Knirscha et al., 2010). Dimana elektroda adalah logam SS 316, teflon,
proses pemanasan pada ekstraksi pigmen komponen elektronika seperti resistor,
akan menyebabkan pigmen terdegradasi transistor, kapasitor, PCB, diode dan
selama proses, menurunkan kualitas warna, transformator High Voltage.
serta dapat mempengaruhi aktivitas
antioksidan (Patras et al., 2011; Manasika dan Metode
Simon, 2015). Instrumentasi NORMEX-HEP
Oleh karena itu diperlukan alat yang Alat NORMEX-HEP terdiri dari
didesain untuk mengatasi beberapa treatment chamber yang dibuat dari stainless
kelemahan tersebut seperti menggunakan steel 316 dengan mengadopsi model koaksial.
metode ekstraksi non-thermal menggunakan Dimana terdapat dua silinder yang berfungsi
NORMEX (Non-Thermal Pigment Extractor) sebagai elektroda dan dipisahkan oleh
berbasis Hyper Electric Pulse (HEP). isolator. Elektroda positif berada di tengah
Teknologi NORMEX-HEP merupakan dengan diameter 4 cm dan elektroda negatif
teknologi yang melibatkan aplikasi pulsa dengan diameter 16 cm, serta tinggi treatment
pendek berulang yang disertai medan listrik chamber adalah 30 cm seperti pada Gambar 1.
melalui bahan yang diletakkan diantara dua Jarak elektroda positif dan negatif sebesar 6
elektroda. Pulsa listrik HEP yang digunakan cm yang dipisahkan oleh isolator dari Teflon.
Generator pulsa listrik dihasilkan dari
rangkaian high voltage transformator dan

182
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

rangkaian driver yang diletakkan di bawah Keuntungan dari model koaksial ini adalah
treatment chamber. struktur model chamber yang simpel
sehingga mudah diterapkan pada industri
Silinder luar serta mudah untuk mendeteksi distribusi
(elektroda negatif) kuat medan listrik yang diberikan (Barbosa-
Canovas & Zhang, 2001).
Silinder dalam
(elektroda
positif)

Isolator (teflon)

Gambar 1. Coaxial treatment chamber

Analisa Distribusi Tegangan Pulsa Listrik


HEP
Metode finite element (FE) adalah
metode yang sangat ideal untuk menghitung
distribusi medan listrik yang diinduksi
secara heterogen (Johnson, 1997). Gambar 2. Geometri Elektroda pada Coaxial
Berdasarkan konservasi muatan, persamaan Treatment Chamber menggunakan Simulasi
yang digunakan menentukan potensial FEMM (Putranto, dkk, 2016)
listrik dapat dituliskan sebagai berikut:
Akan tetapi model koaksial pada
∇ ⋅ J = 𝐽⃗⋅∇ ⋅(σ(T)⋅∇ ⋅Ψ) = 0 ..... (1) treatment chamber ini juga memiliki
kekurangan seperti tidak meratanya
Dimana ⃗J adalah kerapatan arus dan ψ intensitas medan listrik yang diberikan
adalah potensial listrik. Hubungan antara karena bahan yang paling dekat dengan
medan listrik dan potensial listrik dapat jarum penembak tegangan akan mempunyai
digambarkan dengan rumus : intensitas kuat medan listrik yang lebih besar
dibandingkan bahan yang berada jauh dari
E = −∇ ψ ..... (2) jarum penembak tegangan. Sehingga
beberapa peneliti (Barbosa-Canovas &
Dimana E adalah kekuatan medan listrik. Zhang, 2001; Topfl, 2006; Raso & Heinz, 2006)
Diagram alir algoritma simulasi komputer menyarankan bahwa letak elektroda dengan
untuk software FEMM mengikuti Muniraj model koaksial cocok digunakan untuk
dan Chandrasekar (2012), seperti produk pangan dalam bentuk cair dengan
mengidentifikasi persamaan sistem, sistem kontinyu.
formulasi FEMM, tipe elemen, interpolasi,
integral numerik, prosedur perakitan, dan Distribusi Tegangan pada Treatment
teknik solusinya. Geometri elektroda dari Chamber Model Koaksial
treatment chamber model koaksial pada HEP Sumber utama elektroda positif didapat
mengacu pada coaxial treatment chamber dari jarum penembak tegangan tinggi yang
untuk Pulsed Electric Field (Putranto dkk, berada 4 cm di bawah silinder dalam
2016) yang ditunjukkan seperti pada Gambar treatment chamber (elektroda positif).
2. Distribusi medan listrik dari jarum penembak
tegangan tinggi ke elektroda positif ini dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN diprediksi dengan melihat sebaran kuat
medan listrik dengan simulasi menggunakan
Software FEMM 4.2 (Finite Element Method
Treatment Chamber Model Koaksial
Magnetic).
Treatment chamber pada alat HEP yang
telah dirancang mengadopsi sistem
Pada penelitian ini tegangan yang akan
konfigurasi elektroda model koaksial.

183
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

digunakan untuk mengekstrak pigmen listrik yang tidak sama dengan ditunjukkan
antosianin adalah pada kuat medan listrik warna kuning sampai hijau muda, yang
antara 0,7 sampai 3 kV/cm. Namun pada mempunyai kisaran nilai tegangan antara 1,5
simulasi distribusi tegangan, treatment – 5,5 kV.
chamber akan disimulasikan dengan Hal ini sesuai dengan pernyataan Li et al.
memberikan tegangan keluaran sebesar 10 (2009), bahwa wilayah kuat medan listrik
kV atau 10.000 V sehingga kuat medan listrik yang tinggi terkonsentrasi pada daerah
yang dihasilkan yaitu dengan membagi dimana sumber medan listrik (jarum
tegangan keluaran dengan jarak elektroda penembak tegangan), sehingga dapat
sebesar 6 cm atau sebesar 1,67 kV/cm. nilai dikatakan bahwa pulsa listrik yang berada
kuat medan listrik tersebut masih berada di dalam konfigurasi letak elektroda model
dalam kisaran pulsa tegangan listrik untuk koaksial, memiliki distribusi medan elektrik
ekstraksi antosianin menggunakan alat yang tidak merata.
NORMEX-HEP. Namun jika proses pemberian pulsa
Dengan menggunakan software Finite tegangan listrik tersebut dilanjutkan selama
Element Method Magnetic (FEMM), maka beberapa waktu, maka elektroda positif akan
distribusi tegangan listrik NORMEX-HEP mempunyai distribusi pulsa listrik yang
pada tegangan keluaran sebesar 10 kV dapat seragam akibat perambatan listrik secara
dilihat pada Gambar 3. induksi. Sehingga perlu dilakukan pengujian
lanjut untuk mengetahui berapa waktu yang
3 ideal silinder elektroda positif menerima
distribusi pulsa listrik tegangan tinggi yang
seragam. Apabila diasumsikan alat
atas
NORMEX-HEP dioperasikan selama 30 detik,
1 maka elektroda positif di dalam treatment
4
chamber akan menerima distribusi pulsa
listrik yang merata. Sehingga bahan yang
akan diekstrak antosianinnya akan
bawah mendapatkan pulsa listrik tegangan tinggi
yang seragam pula.
Pada penelitian ini jugatelah
2
disimulasikan apabila alat NORMEX-HEP
dinyalakan dengan waktu sekitar 30 detik,
maka elektroda positif di dalam treatment
Keterangan: chamber akan menerima pulsa tegangan listrik
1. Silinder elektroda yang seragam. Kemudian medan listrik akan
2. Jarum penembak tegangan tinggi mengalir dari silinder elektroda positif ke
3. Batas medan listrik silinder elektroda negatif. Hasil seimulasi
4. Garis kontur medan listrik distribusi pulsa listrik dari elektroda positif
ke elektroda negatif pada treatment chamber
Gambar 3. Distribusi Tegangan Pulsa Listrik model koaksial dan sekaligus mengenai
NORMEX-HEP dari Jarum Penembak ke bahan yang akan diekstrak seperti
Elektroda ditunjukkan pada Gambar 4.

Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat


bahwa sebaran medan listrik pada silinder bahwa silinder dalam (elektroda positif)
elektroda di dalam treatment chamber tidak treatment chamber disimulasikan telah
merata antara elektroda bagian atas dan menerima secara menyeluruh pulsa listrik
elektroda bagian bawah. Elektroda bagian tegangan tinggi yang diberikan selama waktu
bawah menerima medan listrik paling tertentu. Arah anak panah menunjukkan
banyak yang ditunjukkan dengan warna aliran medan listrik yang diberikan. Anak
ungu-orange dengan nilai tegangan 8 - 10 kV, panah terpanjang dan yang terbesar berada di
sedangkan pada elektroda bagian tengah ujung jarum penembak tegangan tinggi yang
sampai yang bagian atas, menerima medan menunjukkan sumber listrik positif dari

184
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

generator pembangkit pulsa tegangan tinggi. pada treatment chamber NORMEX- HEP telah
Panjang anak panah akan semakin mengecil berhasil dibuat. Distribusi pulsa listrik
sampai pada elektroda negatif. tegangan tinggi yang disimulasikan
Fenomena ini sangat penting untuk menggunakan FEMM 4.2 menunjukkan
diketahui untuk mendapatkan geometri bahwa pada saat awal alat NORMEX-HEP
elektroda yang optimal pada treatment dinyalakan, elektroda positif tidak secara
chamber. Pada penelitian ini hanya menyeluruh langsung mendapatkan pulsa
mensimulasikan salah satu faktor penting listrik tegangan tinggi yang seragam. Namun
pada ekstraksi antosianin menggunakan demikian apabila alat disimulasikan
NORMEX-HEP yaitu pada distribusi beroperasi setelah 30 detik, maka elektroda
tegangan treatment chamber model koaksial. positif akan seluruhnya menerima pulsa
listrik dan akan meneruskannya ke elektroda
negatif.
1 Pada penelitian ini merupakan bagian
dari panelitian utama untuk mengekstrak
antosianin dari tanaman. Oleh karena itu
diperlukan penelitian lanjutan untuk menguji
kinerja alat NORMEX-HEP dan hasil
2 3 ekstraksi antosianin dari tanaman baik dari
segi rendemen maupun aktivitas
antioksidannya.

4 UCAPAN TERIMA KASIH

Keterangan : Penulis mengucapkan terima kasih


1. Batas medan listrik yang sebesar-besarnya kepada Kementerian
2. Elektroda positif Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas
3. Elektroda negatif dana Program Kreativitas Mahasiswa tahun
4. Jarum penembak tegangan tinggi
pendanaan 2017 yang diberikan dan
Fakultas Teknologi Pertanian atas fasilitas
Gambar 4. Arah Distribusi Pulsa Listrik di
yang telah diberikan.
dalam Treatment Chamber

Oleh karena itu akan dilaksanakan DAFTAR PUSTAKA


penelitian lanjutan yang akan menguji
kinerja alat NORMEX-HEP dan hasil Badan Pengawas Obat dan Makanan
ekstraksi antosianin dari tanaman baik dari (BPOM). 2012. Bahan tambahan pada
segi rendemen maupun aktivitas pangan dan bahayanya (formalin, foraks,
antioksidannya. Sehingga dengan adanya dan pewarna buatan). Dilihat 16
distribusi pulsa listrik tegangan tinggi pada September 2016.
elektroda yang optimum ditambah dengan <http://portal.bangkabaratkab.go.id/c
pengoptimalan beberapa faktor pada alat ontent/bahan-tambahan-pada-
NORMEX-HEP seperti kuat medan listrik, pangandan bahayanya-formalin-boraks-
frekuensi dan waktu treatment juga akan dan-pewarna-buatan>.
meningkatkan keefektifan laju ekstraksi Barbosa-Canovas, G.V. & Zhang, Q.H. 2001.
pada ekstraksi pewarna alami antosianin Pulsed Electric Field in Food Processing,
pada tanaman menggunakan alat NORMEX- Fundamental Aspect and Application. USA.
HEP. Technomic publishing company. Inc.

Depkes RI. 2012. Pewarna makanan. Dilihat


18 September 2016.
SIMPULAN <http://depkes.go.id/index.php/berita/press-
Model konfigurasi elektroda koaksial release/923-bahaya-penggunaan-pewarna-

185
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

makanan.html>. design for liquid food pasteurization


Farida, R, dan Fitri, C. N. 2015. Ekstraksi using a finite element method.
antosianin limbah kulit manggis Transactions of the ASAE. 38(2), pp: 557-
metode microwave assisted extraction 565.
(lama ekstraksi dan rasio bahan: Raso, J. & Heinz, V. 2006. Pulsed Electric Fields
pelarut). Jurnal Pangan dan Agroindustri. Technology For The Food Industry -
Vol. 3, no. 2, pp.362-373 Fundamental and Applications. Food
Johnson. C. R. 1997. Computational and Engineering Series. Springer Science
numerical methods for bioelectric field Business Media. USA.
problems. Crit. Rev. Biomed. Eng., Vol. Saputra, I, Ghuzrina, P, Siti, Z, dan
25, pp: 1–81.. Muhammad, R. 2013. Ekstraksi senyawa
Knirscha, M, Carolina A, Anto´nio, M, and bioaktif daun Moringa oleifera. Jurnal
Thereza C. 2010. Ohmic heating - a Teknik Pomits. Vol. 2, no. 1, pp. 1-5
review. J. Food Science & Technology. Vol. Sari, R. 2015. Pengaruh Jumlah Pelarut Air
21, pp. 436-441 dan Uji Stabilitas Terhadap Karakteristik
Li, J., Wei, X., Xu, X., Wang, Y. 2009. Bacteria Zat Warna Daun Jati (Tectona grandis)
Inactivation by PEF with Coaxial sebagai Pewarna Alami Tekstil. Laporan
Treatment Chamber and Tube-plate Akhir. POLSRI. Palembang
Treatment Chamber. Proceedings of the Simanjuntak, L, Chairina S, dan Fatimah.
9th International Conference on Properties 2014. Ekstraksi pigmen antosianin dari
and Applications of Dielectric Materials. kulit buah naga merah (Hylocereus
Harbin. China. polyrhizus). Jurnal Teknik Kimia USU. Vol.
3, no. 2, pp. 25
Manasika, A, dan Simon, B. 2015. Ekstraksi
Toepfl, S. 2006. Pulsed electric fields (PEF) for
pigmen karotenoid labu kabocha
permeabilization of cell membranes in food
menggunakan metode ultrasonik
and bioprocessing – applications, process and
(kajian rasio bahan: pelarut dan lama
equipment design and cost analysis. PhD
ekstraksi). Jurnal Pangan dan
Dissertation. Prozesswissen-schaften der
Agroindustri. Vol. 3, no. 3, pp. 928-938
Technischen Universität Berlin. Jerman.
Muniraj, C., dan Chandrasekar, S. 2012.
Finite Element Modeling for Electric
Field and Voltage Distribution along the
Polluted Polymeric Insulator. World J.
Modelling and Simulation. 8(4), pp: 310-
320.
Patras, A, Nigel P, Colm O, and Tiwari, B.
2010. Effect of thermal processing on
anthocyanin stability in foods;
mechanisms and kinetics of
degradation. Trends in Food Science &
Technology. Vol. 21, pp. 3-11
Putranto, A.W., Dewi, S.R., Izza, N., Argo,
B.D. 2016. Performance Analysis of
Pulsed Electric Field as A Green
Extraction on Total Phenolic Compound
of Cosmos caudatus. Prosiding Seminar
Nasional PERTETA. No. ISSN: 2548-5040.
Hal: 216-224
Qin, B., Zhang, Q., Barbosa-Canovas, G.V.,
Swanson, B.G., Pedrow, P.D. 1995.
Pulsed electric treatment chamber

186
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN KULIT UBI KAYU DALAM SINTESIS


PRODUK BIOFOAM SEBAGAI PENGGANTI PRODUK STYROFOAM

Utilization Agriculture Waste of Cassava Peel in Synthesis of Biofoam Product as


Replacement of Styrofoam Product

Bangkit Kali Syahputra Sipahutar1*, Muhammad Rinal Fahlevi2, Apria Ningsih Siregar3

1Program Studi Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara, Medan


2Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Sumatera Utara, Medan
3Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan

*E-mail: bangkit.syahputra26@gmail.com
Jalan Dr. T. Mansyur No. 9 Kampus Padang Bulan Medan 20155 Sumatera Utara

ABSTRAK

Styrofoam atau dalam bahasa kimia dikenal dengan polistirena merupakan produk polimer dari
monomer stirena. Penggunaan produk sebagai wadah makanan atau minuman panas akan
menyebabkan terjadinya proses leaching dimana monomer stirena yang dimaksud akan bermigrasi
ke makanan yang akan dikonsumsi. Dampak yang ditimbulkan akan sangat berbahaya karena
stirena mengandung zat pemicu kanker dan merusak sel saraf. Sifat dari styrofoam juga sangat
susah terurai sehingga menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Melalui latar belakang
inilah penulis bertujuan membuat suatu konstribusi inovatif yaitu dengan menggantikan styrofoam
berbahan baku stirena menjadi biofoam berbahan baku kulit ubi kayu. Pati dan serat merupakan
sumber utama dalam sintesis biofoam. Pemilihan kulit ubi kayu dikarenakan kandungan pati yang
dimilikinya cukup banyak. Untuk sumber serat digunakan limbah tongkol jagung dan tambahan
Polivinil Asetat (PVA) sebagai perekat. Polimer sintetik PVA yang digunakan sebagai perekat ini
memiliki sifat biodegradable. Metode dalam sintesis produk biofoam ini dimulai dengan
pencampuran bahan-bahan utama berupa pati yang terdapat dalam kulit ubi kayu dan tongkol
jagung yang telah dikeringkan dan dihaluskan terlebih dahulu serta PVA yang digunakan sebagai
bahan perekat di dalam sebuah mixer sehingga diperoleh campuran yang homogen. Sebagai
hasilnya akan diperoleh biofoam yakni suatu produk ramah lingkungan dan tidak membahayakan
kesehatan. Penggunaan biofoam ini turut serta dalam mengoptimalkan limbah dari hasil panen
pertanian berupa kulit ubi kayu dan tongkol jagung.

Kata kunci: Biofoam, Kulit Ubi Kayu, Stirena, Styrofoam

ABSTRACT

Styrofoam or in chemical language known as polystyrene is a polymer product of styrene monomers.


The use of the product as a hot food or beverage container will cause a leaching process in which the styrene
monomer in question will migrate to the food to be consumed. The impact will be very dangerous because
styrene contains cancer-triggering substances and damage nerve cells. The nature of styrofoam is also very
difficult to decompose, causing adverse effects on the environment. From this background the author aims to
create an innovative contribution is to replace styrofoam made from styrene into biofoam made from raw
cassava peel. Starch and fiber are a major source of biofoam synthesis. Selection of cassava peel due to the
starch content it has quite a lot. For the source of fiber is used waste corncob and additional Polyvinyl Acetate
(PVA) as an adhesive. The synthetic PVA polymer used as this adhesive has biodegradable properties. The
method in the synthesis of this biofoam product begins by mixing the main ingredients of starch contained
in cassava shoots and cobs of corn that have been dried and mashed first and the PVA used as an adhesive in
a mixer to obtain a homogeneous mixture. As a results biofoam will be obtained that is an environmentally
friendly product and does not endanger health. The use of biofoam is participated in optimizing the waste
from agricultural crops such as cassava peel and corncob.

Keyword: Biofoam, Cassava Peel, Styrene, Styrofoam

187
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN tidak hanya bersifat biodegradable tetapi juga


renewable (Iriani, 2014). Biodegradable berarti
Kehidupan manusia modern tidak bisa bahwa produk ini dapat terurai dengan
lepas dari penggunaan plastik. Mulai dari sendirinya secara alami karena sifatnya yang
pemenuhan kebutuhan primer manusia, terbuat dari limbah tumbuhan dan renewable
seperti bahan alat makan atau pengemas yang berarti dapat diperbaharui dan ramah
makanan, hingga kebutuhan tersier, seperti lingkungan. Proses pembuatan biofoam juga
aksesoris alat komunikasi. Bahan yang tidak menggunakan bahan kimia berbahaya
banyak digunakan dalam pembuatan plastik seperti benzene dan styrene yang bersifat
adalah polimer sintetis yang mempunyai karsinogenik. Proses pembuatan biofoam
sifat sukar terurai secara alamiah. Karena dilakukan dengan memanfaatkan
sukar terurai, sampah plastik cenderung kemampuan pati untuk mengembang akibat
akan menumpuk di tempat pembuangan adanya proses panas dan tekanan. Pada
akhir dan dapat menimbulkan masalah kandungan kulit ubi kayu, kandungan
bahkan kerusakan lingkungan. Adapun jika karbohidrat merupakan kandungan
sampah plastik dibakar maka dapat terbanyak yang terdapat di dalamnya. Pati
menghasilkan zat-zat yang berbahaya bagi juga merupakan bagian dari karbohidrat
kesehatan (Sahwan, dkk., 2005). Styrofoam jenis polisakarida, dalam hal ini tidak
atau plastik busa masih tergolong keluarga menutup kemungkinan bahwa pati banyak
plastik. Styrofoam lazim digunakan sebagai terdapat dalam kulit ubi kayu. Pati
bahan pelindung dan penahan getaran merupakan karbohidrat yang terdiri atas
barang yang fragile seperti elektronik. amilosa dan amilopektin. Amilosa adalah
Namun, saat ini bahan tersebut menjadi bagian polimer linier dengan ikatan α-(1,4)
salah satu pilihan bahan pengemas makanan unit glukosa yang memiliki derajat
dan minuman (Sulchan dan Endang, 2007). polimerisasi setiap molekulnya yaitu 102-104
Styrofoam ini merupakan senyawaan kimia unit glukosa. Sedangkan amilopektin
polimer yang tersusun atas bagian-bagian merupakan polimer α-(1,4) unit glukosa yang
kecil penyusunnya (monomer). Nama kimia memiliki percabangan α-(1,6) unit glukosa
dari styrofoam ini adalah polistiren. Senyawa dengan derajat polimerisasi yang lebih besar
penyusun dalam senyawa ini adalah stirena. yaitu 104-105 unit glukosa. Bagian
Sulchan dan Endang (2007) dalam percabangan amilopektin terdiri dari α-D-
penelitiannya juga mengatakan bahwa glukosa dengan derajat polimerisasi sekitar
monomer yang perlu diwaspadai yaitu vinil 20-25 unit glukosa (Kusnandar, 2011).
klorida, akrilonitril, metacrylonitil, viniliden Iriani (2014) dalam penelitiannya juga
klorida serta styrene. Polimer stirena ini menyebutkan bahwa biofoam memiliki
bersifat sangat amorphous dan tembus beberapa kelebihan bila dibaandingkan
cahaya, mempunyai indeks refraksi tinggi, dengan produk styrofoam, diantaranya
sukar ditembus oleh gas kecuali uap air, teknologi relatif sederhana, bahan baku
dapat larut dalam alkohol rantai panjang, utama berupa sumber pati dan serat, bahan
kitin, ester hidrokarbon yang mengikat baku dapat divariasikan sesuai dengan
klorin. Polimer ini mudah rapuh, sehingga potensi daerah sekitar, tidak menggunakan
banyak dikopolimerisasikan dengan batu bahan kimia yang berbahaya, dapat dibuat
diena atau akrilonitril. Menurut Karina dalam berbagai bentuk dan ukuran.
(2015) menjelaskan bahwa plastik dengan
kode nomor 6 ini baru akan terdegradasi BAHAN DAN METODE
dalam kurun waktu 50 tahun.
Hal inilah yang melatar belakangi Bahan
penulis dalam melakukan penelitian untuk Bahan yang digunakan dalam penelitin
membuat suatu solusi alternatif pengganti ini adalah limbah hasil pertanian kulit ubi
produk berbahaya styrofoam yaitu biofoam. kayu (Manihot utilissima Phol.) sebagai
Biofoam merupakan kemasan alternatif sumber pati, limbah tongkol jagung sebagai
pengganti styrofoam yang terbuat dari bahan sumber serat dan tambahan polmer sintetik
baku alami yaitu pati dengan tambahan serat Polivinil Asetat (PVA) sebagai perekat yang
untuk memperkuat strukturnya. Produk ini memiliki sifat biodegradable. Sifat fisiko-kimia

188
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dari PVA disajikan dalam Tabel 1. Aquadest mesin hot press dengan sistem tekan cetak
digunaka sebagai pelarut pada saat pada suhu dan tekanan tertentu. Tahapan
pembuatan sludge campuran bahan. yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai
dengan proses perolehan pati limbah kulit
Tabel 1. Sifat Fisiko-Kimia Polivinil Asetat ubi kayu dilanjutkan dengan penyiapan
Sifat Fisika Sifat Kimia sumber serat dari limbah tongkol jagung
1. Titik didih 72.2 1. Rumus molekul dengan cara menghaluskan atau
oC C4H6O2 memperkecil ukuran dari tongkol jagung.
2. Titik beku -93.2 2. Sedikit larut dalam Alasan memilih limbah kulit ubi kayu
oC air sebagai sumber pati dikarenakan kandungan
3. Tekanan uap 83 3. Besifat iritasi pati yang terdapat pada kulit ubi kayu cukup
mmHg (@20 tehadap tubuh banyak dan keberadaannya yang masih
oC) 4. Ambang bau 0.12 kurang dimanfaatkan sebagai hasil akhir dari
4. Berbau manis bpj proses pertanian. Kandungan pati dalam
5. Berat molekul 5. Tingkat penguapan limbah kulit ubi kayu disajikan dalam Tabel
86.09 g/mol 8.9 2.
(Sentra Informasi Keracunan Nasional, 2012)
Tabel 2. Persentase Kandungan Pati dalam
Kulit Ubi Kayu
Alat
Peralatan utama yang digunakan dalam Komposisi Kimia Kulit Ubi Kayu
penelitian ini meliputi : mesin hot press “Go Air 7.9–10.32%
Tech” dengan spesifikasi pengatur suhu dan Pati (Starch) 44-59%
tekanan. Alat yang digunakan dapat seperti Protein 1.5-3.7%
yang tersaji pada Gambar 1. Prinsip yang Lemak 0.8-2.1%
digunakan dalam alat ini adalah dengan Abu 0.2-2.3%
memanfaatkan panas dari alat ini untuk Serat 17.5-27.4%
kemudian campuran bahan yanng Ca 0.42-0.77%
digunakan diberikan tekanan pada keadaan Mg 0.12-0.24%
suhu tertentu. Selain hot press, alat lain yang P 0.02-0.10%
digunakan yaitu blender, besi cetakan HCN 18.0-309.4 ppm
adonan, kertas saring dan alumunium foil. (Nindianti, 2014)

Perolehan Pati Kulit Ubi Kayu


Kulit ubi yang telah dikeringkan
dihaluskan dengan menggunakan blender.
Dilakukan perendaman dengan air terhadap
pati yang telah dihaluskan selama 1 malam
untuk didapatkan endapan. Endapan yang
telah didapatkan kemudikan disaring dan
hasil penyaringan dikeringkan di bawah
sinar matahari.

Sintesis Produk Biofoam


Proses dalam sintesis produk biofoam ini
Gambar 1 Alat Hot Press “Go Tech” yang dimulai dengan mecampurkan pati yang
digunakan dalam penelitian diperoleh dari kulit ubi kayu dengan sumber
serat dari tongkol jagung serta tambahan
Metode polimer sintetik PVA. Pati yang digunakan
Penelitian ini dilakukan di dalam penelitian ini kurang lebih 50 mg dan
Laboratorium Penelitian Bagian Polimer serat tongkol jagung sebanyak 20 mg. Setelah
Departemen Teknik Kimia Universitas itu ditambahkan dengan pelarut aquadest.
Sumatera Utara, Medan. Metode yang Campuran diaduk dengan mixer sekalian
digunakan dalam penelitian ini adalah ditambahkan dengan polimer sintetik PVA
dengan memanfaatkan panas (kalor) dari secukupnya sampai campuran merekat

189
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

secara homogen. Selanjutnya campuran prototype dikarenakan fasilitas yang ada di


homogen dimasukkan dalam plat cetakan laboratorium penelitian yang kurang
dengan menggunakan spatula. Lapisan plat memadai. Selain itu, serbuk tongkol jagung
dialasi dengan alumunium foil dan yang digunakan sebagai sumber serat masih
dimasukkan ke alat hot press dengan suhu 180 memiliki tektur yang cenderung kasar dan
oC selama 2-3 menit. sangat kurang penghalusan lebih lanjut.
Polivinil Asetat (PVAc) sebagai sumber
polimer sintetik untuk perekat ramah
lingkungan yang digunakan dalam
penelitian ini tidak bersifat pro analys. Hal ini
dikarenakan biaya untuk memperoleh
sangat mahal disamping itu karena
ketersediannya yang sulit dijangkau.

Gambar 2. Proses Perolehan Pati dari Kulit


Ubi Kayu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada saat proses perolehan pati dari


kulit ubi kayu, didapat pati seberat 50 gram
dari 100 gram serbuk kulit ubi kayu. Hasil ini
belum tergolong maksimal karena
seharusnya hasil pati yang didapat bisa lebih
banyak dari itu. Hal ini disebabkan oleh
banyak hal. Seperti kurang lamanya hasil
perendaman dan kurang halusnya serbuk
kulit ubi kayu yang akan diendapkan dengan
aquadest. Hal ini juga akan memengaruhi
kualitas pati yang akan digunakan dalam
pembuatan biofoam. Hasil biofoam yang
diperoleh juga tidak akan maksimal. Biofoam
yang dihasilkan dari penelitian ini berbentuk
seperti stik. Hal ini disebabkan karena besi
cetakan yang digunakan bebentuk seperti
stik es krim. Namun biofoam yang dihasilkan
dalam penelitian ini memberikan hasil yang
kurang maksimal karena kurangnya variasi
yang digunakan dalam penelitian ini, selain Gambar 3. Proses Sintesis Produk Biofoam
itu hasilnya tidak dapat langsung digunakan SIMPULAN
untuk keperluan masa kini seperti pengganti
cup mie instan dan bentuk lainnya karena 1. Biofoam dapat dibuat dari segala jenis
produk yang dihasilkan masih dalam tanaman yang mengandung sumber pati

190
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

ditambah dengan sumber serat dan Ramah Lingkungan, Biofoam Solusinya.


polimer sintetis. Dilihat 03 Mei 2017. <
2. Sumber pati yang digunakan berasal dari http://www.tempo.co/read/news/20
kulit ubi kayu dan sumber serat dari serat 14/02/04/107551088>
tongkol jagung. Karina, M. 2015. Penelitian dan
3. Penggunaan biofoam akan sangat Pengembangan Plastik Ramah
mengurangi dampak buruk sebagai Lingkungan di Indonesia. Prosiding
pengganti styrofoam yang memiliki Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik
tingkat kebahayaan yang tinggi. ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
4. Biofoam memiliki sifat biodegradable yang ISSN:2477-3298.
berarti dapat terurai dengan sendirinya. Kusnandar, F. 2011. Kimia Pangan Komponen
Dengan demikian, secara umum dapat Makro. Dian Rakyat: Jakarta
dikatakan bahwa produk biofoam ini adalah Nindiani, R.T. 2014. Pemanfaatan Limbah
sebuah produk yang disintesis dengan Kulit Singkong dan Gliserin dari
metode tekan cetak panas dengan alat hot Minyak Jelantah dalam Pembuatan
press dan mampu mengoptimalkan limbah Plastik Biodegradable. Palembang: DIII
kulit ubi kayu dan layak sebagai pengganti Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
produk styrofoam yang terbuat dari monomer Sriwijaya.
stirena yang akan sangat membahayakan Sahwan, F.L., Martono, D.H., Wahyono, S.,
bagi pengguna produk styrofoam. dan Wisoyodharmo, L. A.,. 2005. Sistem
Pengelolaan Limbah Plastik di
UCAPAN TERIMA KASIH Indonesia, Jurnal Teknologi Lingkungan,
6(1), pp. 311-318.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Sentra Informasi Keracunan Nasional. 2012.
Departemen Teknik Kimia Universitas Vinil Asetat. Diakses pada 22 Juni 2016.
Sumatera Utara yang telah memberikan <http://www.google.co.id/search?hl=i
fasilitas dalam mendukung penelitian ini d&q=sentra+informasi+keracunan+nas
khusunya kepada Laboratorium Penelitian ional+vinil+asetat>
Bagian Polimer Departemen Teknik Kimia Sulchan, M. dan Endang N.W. 2007. Food
Universitas Sumatera Utara. Safety of Plastic and Styrofoam
Packaging. Tesis Majister Kedokteran
DAFTAR PUSTAKA Indonesia.

Iriani, E.S., Tun, T.I., Nur, R., Titi C., Sunarti.,


Indah Y. 2014. Saatnya Memakai Plastik

191
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

HYDROCOVER (HYDROPONIC CULTIVATION VERTICULTURE):


INOVASI BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK MELALUI TEKNIK
VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH PAKAIAN

Hydrocover (Hydroponic Cultivation Verticulture): Innovation of


Hydroponic Plant Culture Through Verticulture Techniques by Using Waste
Clothes

Ginanjar Dwi Cahyanto1, Fajar Julian Santosa1, Nurul Wahidah Rahmatika1

1Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Email: ginanjar.dc98@gmail.com

ABSTRAK

Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat terlepas dari
kehidupan sehari-hari. Perkembangan tinggi, bobot, serta mode-mode pakaian yang
diperjualbelikan ini tanpa disadari dapat menghasilkan limbah pakaian yang melimpah dan
menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya peningkatan limbah pakaian. Hydrocover
merupakan inovasi terbaru dengan metode budidaya tanaman yang tidak banyak memakan
tempat atau lahan yang luas. Sistem yang akan digunakan dalam Hydrocover adalah sistem
vertical gardening yang memanfaatkan dinding rumah sebagai media untuk pemasangan kain-
kain dari limbah pakaian yang berfungsi sebagai media tanam penahan tanaman. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode grounded karena merupakan
pengembangan dari teori sebelumnya. Penelitian ini dimulai dari penyiapan media tanam
dengan menggunakan rockwool untuk penyemaian benih, arang sekam sebagai media tanam
dalam Hydrocover serta perlakuan pemeliharan seperti pada tanaman biasanya. Bahan-bahan
yang digunakan merupakan bahan yang diperoleh dari alam sehingga media tanam yang
digunakan juga hasil pemanfaatan dari bahan-bahan di alam. Hydrocover ini sebagai alternatif
lain disaat lahan pertanian yang mulai mengalami defisit.

Kata kunci: Hydrocover, Vertikultur, Pakaian

ABSTRACT

Clothing is one of the basic needs that can not be separated from everyday life. These high developments,
weights, and fashion trends that are traded unknowingly can result in abundant clothing waste and become
one of the factors driving the increase of clothing waste. Hydrocover is the latest innovation with the method
of cultivation of plants that do not eat a lot of place or large land. The system that will be used in Hydrocover
is vertical gardening system that utilizes the wall of the house as a medium for the installation of fabrics
from garment waste that serves as a planting medium for plant retention. This research uses qualitative
approach with grounded method because it is the development of previous theory. This research started
from preparation of planting medium by using rockwool for seeding of seed, husk husk as planting medium
in Hydrocover and maintenance treatment as in plant usually. The materials used are materials obtained
from nature so that the planting medium used is also the result of utilization of the materials in nature.
This hydrocover as another alternative when the agricultural land that began to deficit.

Keywords: Hydrocover, Vertikulture, Clothes

192
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN tanaman tumbuh di dalam media tanam,


tetapi tanaman tidak mendapatkan apa-
Pakaian merupakan salah satu kebutuhan apa dari media tanam tersebut. Tanaman
manusia dalam kehidupan sehari-hari. hanya menerima apa yang kita berikan,
Pakaian digunakan sebagai pelindung tidak lebih tidak kurang. Kita memiliki
terhadap berbagai bagian-bagian pada tubuh kontrol total atas pH, nutrisi dan kepekatan
manusia serta sebagai penutup bagian-bagian dari nutrisi tersebut. (Karsono S, 2007)
tertentu. Bahan-bahan tekstil atau berserat Limbah pakaian banyak terdapat pada
alam yang berasal dari serat kapas sebagai rumah tangga keluarga dan pabrik industri
bahan dasar utama pakaian. Sementara itu itu memiliki banyak nilai guna untuk
serat alami atau serat kapas yang diproduksi didaur ulang dan dijadikan suatu produk.
tetap. Perkembangan tinggi, bobot, serta Cara yang ditemukan misalnya mendaur
mode-mode pakaian yang diperjualbelikan ini ulang limbah pakaian untuk dijadikan
tanpa disadari dapat menghasilkan limbah media tanam Hydrocover. Hydrocover
pakaian yang melimpah dan menjadi salah merupakan sebuah inovasi budidaya
satu faktor pemicu terjadinya peningkatan tanaman melelui teknik vertikultur yang
limbah pakaian. Sampah atau limbah menggunakan limbah pakaian sebagai
merupakan salah satu masalah penting yang media tanamnya. Nantinya limbah pakaian
ada pada tiap daerah. Limbah kain merupakan akan menjadi alternatif sebagai media
salah satu jenis limbah yang sulit diolah karena tanam agar dapat memiliki nilai guna yang
merupakan limbah anorganik yang tidak lebih dibidang pertanian. Selain itu juga
mudah terurai sehingga tidak dapat melalui pemanfaatan limbah pakaian
dikompos, jika limbah kain diolah dengan cara untuk pertanian hidroponik yang
pembakaran akan menimbulkan asap dan gas menggunakan teknik vertikultur ini akan
beracun yang juga membahayakan memberikan metode budidaya tanaman
lingkungan. Ini menjadikannya suatu masalah dalam lahan yang terbatas serta dapat
karena berdasarkan data tahun 2011, limbah mengurangi pencemaran lingkungan yang
kain menempati urutan ke-4 presentase limbah terjadi disekitar yang disebabkan oleh
terbanyak yakni 6,36% secara berat dan 5,1% limbah pakaian.
secara volume, dengan jumlah sampah harian
di Bandung yang mencapai kurang lebih 1000 BAHAN DAN METODE
ton per hari dengan peningkatan sekitar 3%
sampai 5% per tahunnya (Susilo dan Karya, Bahan
2013). Bahan utama yang digunakan dalam
Disisi lain, lahan pertanian yang saat ini penelitian ini adalah pakaian atau kain
terbatas menjadi kendala yang dialami oleh bekas yang sudah tidak terpakai lagi, kayu
masyarakat. Apalagi jika mereka untuk menyangga dan kaos kaki bekas.
menginginkan lahan untuk menanam tanaman Bahan lainnya antara lain media tanam
di rumah. Sementara jumlah penduduk setiap yang berupa rockwool, bibit tanaman, tali,
tahunnya semakin bertambah. Salah satu pipa, ember, air, dan pupuk.
metode alternatif yang berdaya guna adalah
teknologi hidroponik dengan sistem vertical
gardening. Sistem bercocok tanam ala
hidroponik kini semakin banyak dipilih karena
merupakan budidaya tanaman tanpa media
tanah. Sistem bercocok tanam yang lebih
banyak menggunakan air sebagai sumber
nutrisi utama ini biasanya dilakukan di dalam
greenhouse. Pasalnya, faktor-faktor ekosistem
bisa lebih mudah dikendalikan sehingga risiko Gambar 1. Pakaian bekas
terhadap pengaruh cuaca pun bisa diperkecil.
Ide awal kebun hidroponik muncul dalam Alat
menyiasati keterbatasan lahan, waktu, dan Alat yang digunakan dalam
cara pemeliharaan. Dengan hidroponik, penelitian ini berupa gunting, alat jahit,

193
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

palu, nampan dan mesin. Media yang digunakan adalah


rockwool karena medianya yang ringan
Metode dan mampu menyerap air. Sebelum
Pelaksanaan penilitian ini menggunakan digunakan rockwool terlebih dahulu
pendekatan kualitatif dengan metode grunded drendap di dalam air supaya strukturnya
karena merupakan pengembangan dari teori lunak dan mudah dibaluti ke akar
sebelumnya. Penelitian ini bertolak dari suatu tanaman.
teori atau untuk menguji teori dengan metode
analisis yang digunakan adalah teoritisasi Pembibitan
data. Substansi rumusan masalah dalam Bibit yang digunakan adalah bibit
pendekatan grounded masih bersifat umum, jenis tanman yang mempunyai perakaran
sehingga digunakan analisis proses untuk yang dangkal dan memiliki berat yang
menyusun urutan atau rangkaian data. relative ringan yang telah cukup umur
Pengumpulan data pada penelitian ini dengan setelah semai dengan ukuran dan tinggi
menggunakan metode observasi terhadap yang seragam. Pembibitan ini dilakukan
obyek penelitian, yaitu sebuah inovasi dengan media arang sekam.
budidaya tanaman hidroponik dengan
menggunakan pakaian dan kaos kaki yang Penanaman
dilakukan dengan menggunakan teknik Setelah bibit tumbuh, maka
vertikultur. dilanjutkan pada tahap penanaman
dimana akar tanaman dibalut dengan
Pengumpulan bahan rockwool dan dimasukkan pada masing-
Bahan yang dikumpulkan diantaranya masing kantong yang berupa kaos kaki
adalah bahan bekas atau limbah rumah yang sudah diatur pola nya. Pemindahan
tangga, seperti pakaian dan kaos kaki bekas, tanaman dilakukan setelah tanaman
serta bahan lainnya yaitu kayu untuk berdaun 3-5 helai.
menopang, pipa untuk mengalirkan air,
rockwool sebagai media tanam, bibit yang Pemeliharaan
akan ditanam, tali untuk menggantungkan Pemeliharaan ini berupa pemberian
media, air dan pupuk atau nutrisi. nutrisi atau pupuk untuk tanaman dan
pengairan bagi tanaman serta
Perancangan Hydrocover pengendalian hama, gulma, dan penyakit.
Perancangan hydrocover ini dimulai dari Pemberian pupuk dilakukan setelah
penjahitan kain perca yang akan digunakan tanaman menginjak pada hari ke-4.
sebagai pengganti tembok dan sandaran Pengairan dilakukan setiap hari dan
media tanamnya. Ukuran kain yang dilakukan secara berkala.
digunakan adalah 200 x 200 cm Kemudian
pemasangan kaos kaki yang dipasang dengan Pemanenan
menggunakan tali secara tegak lurus dari atas Pemanenan ini dilakukan setelah
ke bawah. Kaos kaki yang dipasang berjumlah tanaman menginjak pada umur 40 hari.
sebanyak 12 dengan pola pemasagan 4 x 3. Pemanenan dilakukan dengan cara
Setelah pesangan kaos kaki selesai, pada mencabut tanaman dan media tanam
bagian belakang dipasangkan kayu secara (rockwool) secara hati-hati supaya
tegak lurus pada bagian pingir sisi kanan dan tanaman tidak patah dan rockwool tidak
kiri dengan tujuan untk menopang kain tertinggal di dalam kaoskaki.
supaya dapat berdiri dengan tegak. Kemudian
hydrocover tersebut dipasang dengan berdiri HASIL DAN PEMBAHASAN
tegak. Rangkaian bagian bawah atau kakinya
menggunakan pipa-pipa yang dipasangkan Hydrocover adalah sebuah inovasi
sedemikian rupa. Pipa ini digunakan untuk untuk budidaya tanaman hidroponik yang
penampungan air dan penyedia air bagi menggunakan teknik vertikultur dengan
tanaman. Bagian atas dan bagian bawah ini memanfaatkan limbah kain sebagai
berupa rangkaian yang terpisah dan dapat di pengganti pot atau media tanamnya.
bongkar pasang. Hydrocover ini dibuat bertujuan untuk
membudidayakan tanaman dengan fokus
Penyiapan Media Tanam pada lahan sempit karena tidak

194
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

membutuhkan lahan yang banyak karena untuk menjaga keseimbangan nilai EC


sistem dari budidaya ini dengan mengarah ke pada nutrisi.
atas atau berdiri tegak ke atas.
Kebutuhan Air Tanaman
Pada pengamatan kebutuhan air
tanaman pada setiap harinya dapat
diketahui bahwa rata-rata kebutuhan air
adalah 4,8 liter per hari (untuk 12 tanaman).
Kebutuhan air yang tinggi ini dikarenakan
pada media tersebut terkena pancaran
sinar matahari yang terlalu banyak
sehingga seperti layaknya pakaian yang
sedang di jemur.
Gambar 2. Sampel Hidroponik Vertikultur
Rancangan Hydrocover
100%
7
80%
6
60% 5
40% 4
20% 3
0% 2
1 2 3 4 5 6 7
Gambar 4. Grafik Perkembangan
Kebutuhan Air Tanaman

Tinggi Tanaman
Pada pengamatan tinggi tanaman
Gambar 3. Rancangan Hidroponik Vertikultur dapat disimpulkan bahwa rata-rata tinggi
Keterangan gambar: pertumbuhan tanaman tiap 10 harinya
1. Atap Kanopi adalah 4-5 cm. Rata-rata ini diambil dari
2. Saluran outlet hasil rata-rata tiap barisnya yang terdiri
3. Kaki atap atas 3 tanaman yang berbaris.
4. Sambungan pipa
5. Kaki taman vertical 40
6. End plug
30
7. Ember/bak penampung air 0
8. Saluran inlet 20
5
9. Skor kaki 10
10
10. Pompa (Head 1.8 m)
11. Saluran outlet 0 15
1 2 3 4
12. Lobang tanam
13. Karpet Gambar 5. Grafik Tinggi Tanaman
14 Pipa penggantung karpet
15 Tali pengikat/penggantung

Pengamatan Penambahan Nutrisi


Pada pengamatan penambahan nutrisi
ini dapat disimpulkan bahwa setiap
penambahan nutrisi A dan B yang di campur
dilakukan penambahan air yang bertujuan

195
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 1. Pengamatan Penambahan Nutrisi


Volum Total Volum Saat Penambahan Pekatan Pekatan
Umur (hari)
(Liter) Pengamatan (liter) Air (liter) A B
1 50 46.7 3.3 16 16
2 50 46.7 3.3 16 16
3 50 46.7 3.3 16 16
4 50 46.6 3.4 16 16
5 50 46.5 3.5 16 16
6 50 46.4 3.6 16 16
7 50 46.5 3.5 16 16
8 50 46.6 3.4 16 16
9 50 46.2 3.8 16 16
10 50 46.1 3.9 16 16
11 50 46 4 20 20
12 50 45.9 4.1 20 20
13 50 45.4 4.6 21 21
14 50 45.1 4.9 21 21
15 50 44.8 5.2 25 25
16 50 44.3 5.7 26 26
17 50 44.5 5.5 26 26
18 50 44.6 5.4 26 26
19 50 44.2 5.8 26 26
20 50 44.4 5.6 26 26
21 50 44.4 5.6 26 26
22 50 44.2 5.8 26 26
23 50 43.9 6.1 30 30
24 50 43.9 6.1 30 30
25 50 43.9 6.1 30 30
26 50 43.9 6.1 30 30
27 50 43.9 6.1 30 30
28 50 43.9 6.1 30 30
29 50 43.9 6.1 30 30
30 50 43.9 6.1 30 30

Jumlah Daun SIMPULAN


Pada pengamatan jumlah daun ini
didapatkan rata-rata jumlah daun adalah Hydrocover adalah sebuah inovasi
sebanyak 1 helai ditiap harinya. Namun, ada untuk budidaya tanaman hidroponik yang
juga yang jumlah daun yang tumbuh sama menggunakan teknik vertikultur dengan
dengan hari sebelumnya. memanfaatkan limbah kain sebagai
pengganti pot atau media tanamnya.
20 Hydrocover ini dibuat bertujuan untuk
0 membudidayakan tanaman dengan focus
15 pada lahan sempit karena tidak
2
membutuhkan lahan yang banyak karena
10 4 system dari budidaya ini dengan mengarah
ke atas atau berdiri tegak ke atas.
6
5 Kebutuhan air pada budidaya dengan
8 menggunakan hydrocover ini cukup tinggi
0 10 karena bahan yang digunakan adalah kain.
1 2 3 4 5 6 7 Namun, untuk pemeliharaannya sama
seperti pemeliharaan tanaman pada
umumnya dan pertumbuhannya tidak
Gambar 6. Grafik Jumlah Daun
kalah dengan tanaman yang ditanam di
tanah.

196
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan syukur penulis tujukan kepada


Allah SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan baik. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada orangtua,
teman-teman, dan pihak universitas yang
sudah mendukung kelancaran penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Susilo R dan Karya A. 2013. Pemanfaatan


Limbah Kain Perca Untuk Pembuatan
Furnitur. J. Tingkat Sarjana Senirupa dan
Desain. vol.2, no.1, pp. 1-6

Karsono S. 2007. Kingsgardening dan Plant


Nutrient. Parung Farm

197
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

BE-TE : BIOETANOL DARI LIMBAH DAUN TEBU


MENGGUNAKAN METODE HIDROLISIS ENZIMATIS DAN DISTILASI
REFLUKS

BE_TE : Bioethanol Of Sugarcane Leaf Waste


Using Enzymatic Hydrolysis Method and Distilation Refluks

Iid Fitriaturosidah1*, Annisa Icha2, dan Ratri Ike3

1,2,3Program Studi Bioteknologi, Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang


*Email: iidfitria30@gmail.com

ABSTRAK

Penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.


Tingginya kebutuhan akan bahan bakar tersebut dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan.
Solusi yang dapat diterapkan yaitu bioetanol dengan memanfaatkan daun tebu. Pada tahun 2012
luas area kebun tebu mencapai 461.082 ha dengan produksi 2.438.198 ton tebu, satu pohon tebu
memiliki 0,22 kg daun sehingga dihasilkan limbah daun tebu sebesar 536.403,56 ton. Daun tebu
memiliki kandungan selulosa 21,33%, hemiselulosa 23,67%, lignin 17,27%, kadar abu 10,4%, dan
kadar air 32,5%. Selulosa dan hemiselulosa merupakan zat yang dapat dimanfaatkan sebagai
bioetanol. Tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan bioethanol, yaitu: pretreatment,
hidrolisis enzimatis, fermentasi, dan destilasi refluks. Penggunaan pretreatment asam sulfat
untuk mempermudah proses hidrolisis enzim. Tahap hidrolisis enzimatis dilakukan untuk
menghilangkan kandungan lignin dalam substrat, serta mengubah polisakarida menjadi gula
sederhana. Tahap hidrolisis enzimatis menggunakan enzim selulose sebagai katalisator reaksi
hidrolisis selulosa menjadi glukosa dengan bantuan jamur Tricoderma viride. Suhu optimum
enzim selulase berkisar antara 40ᵒC- 50ᵒC dan pΗ optimum 4 - 5. Selanjutnya difermentasi
menjadi etanol dan CO2 dengan bantuan yeast saccharomyces cerevisiae dalam keadaan anaerob.
Etanol hasil fermentasi dipisahkan dari residu melalui tahap destilasi. Metode yang digunakan
yaitu destilasi refluks pada suhu 75,2oC dengan proses kondensasi yang dilakukan secara
berulang-ulang dapat menghasilkan kemurnian etanol mencapai 96% dengan nilai oktan 118
melebihi premium yang hanya mencapai 88 oktan. Semakin tinggi nilai oktan suatu bahan bakar
maka kinerja mesin semakin baik. Bioetanol sebagai bahan bakar terbarukan yang ramah
lingkungan diharapkan dapat mengatasi kelangkaan bahan bakar fosil, mengurangi polusi
udara, serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci: Bioetanol, daun tebu, hidrolisis enzimatis, dan destilasi refluks

ABSTRACT

The use of fossil fuels in Indonesia is increasing every year. The high demand for such fuel can
lead to scarcity. The solution that can be applied is bioethanol by using sugar cane leaves. In 2012, the area
of sugarcane garden reaches 461,082 ha with the production of 2,438,198 tons of sugar cane, one sugar
cane tree has 0.22 kg of leaf so that the waste of sugarcane leaf is 536,403,56 tons. The cane leaves contain
21.33% cellulose, 23.67% hemicellulose, 17.27% lignin, ash content 10.4%, and water content of 32.5%.
Cellulose and hemicellulose are substances that can be utilized as bioethanol. Stages to be done in the
manufacture of bioethanol, namely: pretreatment, enzymatic hydrolysis, fermentation, and reflux
distillation. Use of sulfuric acid pretreatment to facilitate enzyme hydrolysis process. Enzymatic hydrolysis
stage is carried out to eliminate the lignin content in the substrate, and convert the polysaccharide into
simple sugars. The enzymatic hydrolysis stage uses the cellulose enzyme as a catalyst of hydrolysis reaction
of cellulose into glucose with the help of Tricoderma viride fungus. The optimum temperature of the
cellulase enzyme ranges between 40ᵒC- 50ᵒC and optimum pΗ 4- 5. Next will be fermented to ethanol and

198
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

CO2 with the help of yeast saccharomyces cerevisiae in anaerobic state. The fermented ethanol is separated
from the residue through the distillation step. The method used is reflux distillation at temperature 75,2oC
with condensation process done repeatedly can produce ethanol purity reach 96% with octane value 118
exceeds premium which only reach 88 Octane. The higher the octane rating of a fuel the better the engine
performance. Bioethanol as an environmentally friendly renewable fuel is expected to overcome the scarcity
of fossil fuels, reduce air pollution, and can improve people's welfare.

Keywords: Bioethanol, sugarcane leaf, enzymatic hydrolysis, and reflux distillation

PENDAHULUAN sebelumnya, yaitu pembuatan bioetanol


dengan menggunakan bahan-bahan alami
Energi merupakan suatu bahan krusial seperti bongkol jagung (Fachry dkk., 2013),
yang dapat menunjang keberlangsungan singkong (Hapsari dan Alice, 2013), kulit
suatu makhluk hidup (Kholiq, 2015). Oleh pisang (Seftian dkk., 2012) dan batang tebu
karena itu, energi tidak bisa terlepas dari (Trisakti dkk., 2011) kurang efektif. Bahan-
makhluk hidup. Semua makhluk hidup bahan tersebut harganya mahal, persaingan
sangat membutuhkan energi. Pada dasarnya bahan baku, dan proses pembuatannya
energi terbagi menjadi dua macam yaitu rumit. Pelepah pisang dijadikan alternatif
energi yang dapat diperbaharui dan yang pilihan yang memiliki beberapa keunggulan
tidak dapat diperbaharui. Salah satunya antara lain bahan baku melimpah.
yang tidak dapat diperbaharui yaitu enegi Berdasarkan analisa yang telah
minyak mentah yang berasal dari bahan dilakukan daun tebu memiliki kandungan
baku fosil (Hapsari dan Alice, 2013). selulosa 21,33%, hemiselulosa 23,67%, lignin
Penggunaan bahan bakar fosil di Indoneisa 17,27%, kadar abu 10,4%, dan kadar air
mencapai 67.684.000/ barel per tahunnya 32,5%. Selulosa dan hemiselulosa merupakan
(BPS, 2012). Hal ini menyebabkan terjadinya zat yang dapat dimanfaatkan sebagai
kelangkaan bahan bakar fosil. Apabila bioetanol (Alfiarty dan Novike, 2015).
kebutuhan akan bahan bakar fosil semakin Pada tahun 2012 luas area kebun tebu
meningkat, dapat diprediksi bahwa bahan yaitu mencapai 461.082 ha dengan produksi
bakar fosil akan langka. Kompas tanggal 27 2.438.198 ton tebu, satu pohon tebu memiliki
Juli 2011 memberitakan bahwa bahan bakar 0,22 kg daun sehingga dari 461.082 ha akan
fosil diprediksi akan habis pada 30 tahun dihasilkan limbah daun tebu sebesar
kedepan. Pada tanggal 16 Februari 2016 536.403,56 ton. Biasanya daun tebu hanya
Antara News melaporkan peneliti di dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia.
Laboratory of Electric Machinery, Department of Padahal daun tebu sangat berpotensi untuk
Electrical and Electronic Engineering, Kitami dijadikan energi tebarukan yaitu bioetanol.
Institute of Technology, Hokkaido, Jepang Cara yang biasa digunakan untuk mengatasi
Marwan Rosyadi menyatakan bahwa bahan membludaknya limbah daun tebu yaitu
bakar fosil akan habis pada tahun 2050 dengan dibakar. Padahal, hal tersebut akan
mendatang. Maka dari itu, diperlukan solusi menyumbangkan emisi CO2 yang akan
untuk mengatasi masalah tersebut. Salah menyebabkan polusi udara sehingga dapat
satunya dengan memanfaatkan bahan baku merusak keseimbangan lingkungan hidup
alami sebagai pengganti bahan bakar fosil dan akan menigkatkan global warming
yaitu energi terbarukan berupa bioetanol. (Alfiarty dan Novike, 2015).
Pemanfaatan sumber energi berupa energi Berdasarkan keunggulan tersebut,
terbarukan di Indonesia hanya sebesar 1% kami menawarkan solusi pembuatan
(Pusat Data dan Informasi Kementrian bioetanol dari daun tebu sebagai bahan bakar
ESDM, 2012). terbarukan yang ramah lingkungan
Bahan pengganti dapat diperoleh dari diharapkan dapat mengatasi kelangkaan
berbagai macam tanaman. Kandungan pati, bahan bakar fosil, mengurangi limbah daun
selulosa, serat, dan gula pada tanaman tebu, meminimalisir polusi udara, serta
sangat berpotensi dalam pembutan energi dapat meningkatkan kesejahteraan
alternatif demi menyonsong suitable masyarakat.
development goals 2030. Pada penelitian

199
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dengan cara membuat media cair terlebih


BAHAN DAN METODE dahulu. Media cair terdiri dari sukrosa 12,5
%, (NH4)2SO4 0,25 %, KH2PO4 0,2 % dan
Alat menambahkan HCl untuk mengatur pHnya
Alat yang dibutuhkan dalam yaitu 3-5 (Seftian, 2012). Semua bahan yang
pembuatan bioethanol ini diantaranya dibutuhkan dalam pembuatan media cair
adalah jarum ose, bunsen, erlenmeyer dimasukkan kedalam erlenmeyer.
(Phyrex), beaker glass (Phyrex), autoklaf Selanjutnya jarum ose disiapkan kemudian
(XFH-50 MA, SS), rotary shaker (DSR-2100P), disterilisasi dengan cara mencelupkan
lemari pendingin (LG), oven (Kirin), blender kedalam alkohol dan dipanaskan langsung
(philips), pisau dan selang karet. Selain itu diatas api bunsen sampai berwarna merah
ada juga beberapa alat yang digunakan (dilakukan 3 kali secara bergantian) (Hafrah,
untuk desain alat destilasi refluks 2009). Apabila jarum ose sudah steril, maka
diantaranya: kolom destilator, boiler, alat tersebut digunakan untuk mengambil
kondensor, inlet air dingin, termometer jamur Tricoderma viride dan dicelupkan atau
digital, sirkulator air elektronik, kompor dimasukkan kedalam erlenmeyer (media
minyak tanah, pompa air, karet pengecang cair) sampai warnanya terlihat keruh.
dan alkohol meter. Kemudian erlenmeyer yang berisi media cair
tersebut ditutup dengan sumbat kapas dan
Bahan diinkubasi selama 24 jam dengan suhu ± 30º.
Bahan yang dibutuhkan dalam Proses ini dilakukan di laboratorium
pembuatan bioetanol ini diantaranya adalah Mikrobiologi Pangan.
limbah daun tebu, aquades, sukrosa 12,5 %,
(NH4)2SO4 0,25 %, KH2PO4 0,2 %, nutrisi Proses kedua
urea 0,03 gram, MgSO4.7H2O 0,005 gram, Setelah membuat media cair, proses
KH2PO4 0,0023 gram, 100 ml H2SO4 1%., air, yang kedua yaitu membuat enzim selulase
NaOH 4 % CV.Sari Toko Kimia Malang, dalam media cair padat. Pertama yang harus
Saccharomyces cerevisiae dan Tricoderma viride dilakukan adalah menyiapkan limbah daun
yang didapatkan dari Klinik Tanaman tebu, kemudian dihaluskan dengan cara
Malang. dikeringkan terlebih dahulu dengan
menggunakan oven atau juga bisa dijemur,
Metode lalu diblender sampai halus. Selanjutnya
Tahap Hidrolisis menimbang daun tebu yang sudah
Pembuatan bioethanol berbahan dasar dihaluskan sebanyak 20 gram dan
limbah daun tebu ini dilakukan dengan dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml.
metode yang pertama yaitu hidrolisis yang Setelah itu ditambahkan nutrisi urea 0,03
ditambahkan dengan enzim selulosa atau gram, MgSO4.7H2O 0,005 gram, KH2PO4
biasa disebut dengan “Hidrolisis Enzimatik”. 0,0023 gram, dan dilarutkan dengan
Metode hidrolisis enzimatik ini digunakan menambahkan aquades sebanyak 80 ml
karena mempunyai beberapa kelebihan (Seftian, 2012). Kemudian erlenmeyer
diantaranya adalah hasil dari hidrolisis tidak ditutup dengan menggunakan sumbat
terjadi degradasi gula, biaya yang kapas, diberi kertas kedap air, diikat,
dibutuhkan dari proses ini relative murah, dimasukkan kedalam plastic PE, dan
serta akan memperoleh hasil yang unggul disterilisasi didalam autoklaf selama 15
(Seftian, 2012). Selain kelebihan, terdapat menit dengan suhu 121ºC. Apabila sudah
juga kekurangan diantaranya adalah kerja disterilisasi menggunakan autoklaf selam 15
enzim dibatasi oleh produk dan prosesnya menit, media tersebut didinginkan, lalu
memebutuhkan waktu yang lebih lama ditambahkan supensi spora Tricoderma viride
(Seftian, 2012). sebanyak 10 ml dan diinkubasi pada suhu ±
30ºC dengan waktu 96 jam (Wahyuningtyas,
Pembuatan enzim selulosa 2013). Sterilisasi media dilakukan di ruang
laf.
Proses pertama
Pembuatan enzim selulosa dilakukan Proses ketiga

200
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Proses yang ketiga adalah ditambahkan dengan yeast Saccharomyces


pengambilan enzim selulase. Hasil cerevisiae sebanyak 5 gram dan diaduk pada
fermentasi pada proses kedua tersebut 150 rpm sampai homogen. Setelah itu
diekstrak dengan aquades sebanyak 100 ml, menghubungkan erlenmeyer 500 ml yang
kemudian diletakkan pada rotary shaker 150 berisi bubur daun tebu tersebut dengan
rpm selama 1 jam (Seftian, 2012). Setelah itu selang karet dan ujung selang dimasukkan
cairan hasil fermentasi dipisahkan dengan kedalam air agar tidak terjadi kontak
menggunakan kertas saring, lalu disimpan di langsung dengan udara. Selanjutnya larutan
lemari pendingin dan siap untuk digunakan. difermentasi selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7
hari (sesuai dengan perlakuan). Terakhir
Pretreatment Limbah Daun Tebu yaitu memisahkan larutan dengan bubur
Pretreatment limbah daun tebu daun tebu sehingga diperoleh hasil yaitu
dilakukan dengan cara memotong daun cairan berupa alkohol dan air (Seftian, 2012).
pisang menjadi bagian-bagian kecil,
kemudian dikeringkan dengan Tahap Destilasi
menggunakan oven. Kemudian dihaluskan Desain Alat Destilasi Refluks
dengan menggunakan blender. Setelah itu 50 Destilasi refluks merupakan suatu
gram limbah daun tebu dimasukkan rangkain alat dengan dimensi: panjang
kedalam erlenmeyer 500 ml dan kolom 135 cm, diameter kolom 1,75, panjang
menambahkan 100 ml H2SO4 1%. kondensor 125 cm, dan volum boiler 12 liter.
Erlenmeyer yang digunakan ditutup dengan Masing-masing komponen di atas memiliki
gabus penyumbat kemudian dipanaskan fungsi diantarnya yaitu: Alat destilasi refluks
kedalam autoklaf dengan suhu 121º selama kolom digunakan sebagai alat yang
30 menit. Apabila sudah dipanaskan didalam digunakan untuk mendestilasi alkohol
autoklaf, memisahakan fase airnya sehingga menjadi etanol. Kompor minyak tanah
tersisa fase seluligninnya. Terakhir yaitu digunakan sebagai alat pemanas,
menambahkan 100 ml NaOH 4 % dan termometer digital digunakan sebagai alat
menutupnya rapat dan dipanasi kembali pengukur suhu. Boiler digunakan sebagai
pada suhu 121º selama 30 menit. Fase solid tempat penampung alkohol yang akan di
dari proses tersebut dilakukan dengan panaskan. Pompa air digunakan sebagai alat
pencucuian oleh air secara berulang-ulang untuk menyalurkan air ke alat destilasi
(Seftian, 2012). refluks, Sirkulator air elekotronik, tempat air
mengalir untuk menurunkan suhu pada
Proses Hidrolistik Enzimatik kondensor, Alkohol meter merupakan alat
Proses hidrolisis enzimatik dilakukan yang digunakan untuk mengukur
dengan memasukkan hasil pretreatment kemurnian etanol (Sumampouw, 2015).
kedalam erlenmeyer 500 ml dan
ditambahkan 100 ml aquades (pH 4-5). Proses Destilasi Refluks
Selanjutnya dipanaskan di autoklaf dengan Destilasi merupakan operasi
suhu 121º selama 30 menit. Setelah dilakukan pemisahan kompoen-komponen cair dari
pemanasan dengan menggunakan autoklaf, suatu campuran fase cair. Destilasi yang
maka hasil yang berupa seperti bubur daun digunakan dalam pembuatan alkohol ini
tebu didinginkan (Seftian, 2012). Kemudian adalah destilasi refluks. Proses destilasi
menambahkan enzim selulase kedalam refluks dilakukan dengan cara memasukkan
bubur daun tebu sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 10 liter hasil dari fermentasi daun tebu
ml, 5 ml (penambahan enzim selulase berupa alkohol kedalam boiler dan
disesuiakan dengan perlakuan) lalu menghubungkan dengan alat destilasi
erlenmeyer ditutup rapat degan penyumbat refluks. Apabila terjadi peningkatan suhu
gabus. Apabila erlenmeyer sudah tertutup yang melebihi titik didih dari etanol, maka
rapat kemudian diletakkan pada rotary shaker temperature akan dinetralkan dengan
160 rpm selama 24 jam. menggunakan pompa air yang telah
dihubungkan dengan alat destilasi refluks
Tahap Fermentasi sehingga keadaan setimbang akan tercapai.
Hasil dari hidrolisis ezimatik tersebut Selanjutnya uap etanol dan uap air yang

201
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

masuk kedalam alat destilasi refluks akan


mengalami proses kondensasi kemudian
akan keluar menjadi bioethanol dengan
konsentrasi 96%. Hasil dari proses tersebut
yaitu bioethanol akan masuk ke penampung
yang sudah dihubungkan dengan rubber
fitting/karet pengecang yang tujuannya
untuk menghindari kondensasi air dan udara
(Sumampouw, 2015).

Diagram Alir
Tahapan Hidrolisis

Pembuatan Media cair


Prepreatment daun tebu

202
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

melewati waktu optimalnya (hari kelima)


Tahapan Destilasi Refluks yaitu hari keenam dan ketujuh kadar
bioetanol menurun.
Pada kenaikan dan penuruan kadar
bioetanol disebabkan karena lama waktu
fermantasi. Hal tersebut berhubungan
dengan kurva pertumbuhan mikroba. Pada
pertumbuhan mikroba terjadi pada enam
fase. Reiny (2012) mengatakan fase pertama
yaitu fase lag pada hari pertama sampai hari
ketiga, yang mana fase lag tersebut bisa
disebut fase adaptasi mikroba. Mikroba akan
menyesuikan diri dengan kondisi
HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungannya
Kemudian fase kedua yaitu fase log
Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap atau bisa disebut fase pertumbuah
Kadar Etanol Pada Berbagai Variasi eksponnensial yaitu permulaan pembiakan,
Volume Enzim pertumbuahan mikroba terjadi pada hari
Penambahan jumlah enzim yang ketiga sampai hari kelima. Pada fase log ini
digunakan pada saat hidrolisis enzimatik, mikroba akan mengalami pembelahan
yaitu: 1ml, 3 ml, 5ml, 7ml, dan 9ml disertai dengan cepat dan kosntan mengikuti kurva
pengamatan waktu (lamanya proses logaritmik. Kecepatan pertumbuhan
fermentasi 1 hari, 3 hari, 6 hari dan 7 hari) . dipengaruhi oleh kandungan nutrisi/
Pada gambar 1 menunjukan pengaruh nutrient dan pH serta suhu maupun
penambahan jumlah enzim pada beberapa kelembaban. Pada fase ini mikroba
variasi volume yaitu: yaitu: 1ml, 3 ml, 5ml, memerlukan energi yang lebih banyak dari
7ml, dan 9 ml dan pengaruh waktu fase-fase yang lain (Yuliana, 2008). Pada
fermentasi terhadap kadar etanol. grafik menunjukan mikroba mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat dari hari ketiga sampai hari
kelima.
Selanjutnya, fase stasioner atau fase
konstan terjadi pada hari kelima fermentasi
yang menunjukan waktu yang optimum
dalam mengahasilkan kadar bioetanol yang
maksimum. (Yuliana, 1997) Menyetakan
bahwa pada fase stasioner ini populasi
mikroba konstan sel tetap hal ini
dikarenakan jumlah sel yang tumbuh sama
dengan jumlah sel yang mati. Bentuk
maupun ukuran sel pada fase ini mengecil
Gambar 1. Pengaruh Waktu Fermentasi
hal ini disebabkan sel tetap malakukan
Terhadap Kadar Etanol Pada Berbagai
pembelahan meskipun nutrisi sudah habis.
Variasi Volume Enzim
Kurangnya nutrisi yang diperoleh
menyebabkan mikroba memiliki komposisi
Gambar 1 menunjukan bahwa
yang berbeda pada sel yang tumbuh pada
Semakin lama waktu untuk fermentasi kadar
fase logaritmik
etanol akan semakin meningkat, akan tetapi
Terakhir yaitu fase dead atau fase
pada fermentasi setalah hari kelima yaitu
kematian mikroba terjadi pada ketujuh.
hari keenam dan ketujuh kadar bioetanol
Dapat dilihat fase menuju kematian mikroba
menunjukan grafik yang menurun. Pada
yaitu pada hari kelima sampai hari ketujuh
pembuatan bioetanol proses fermentasi
menunjukan penurunan grafik. (Fardiaz,
mencapai optimum pada hari kelima, kadar
1989) menyatakan bahwa pada fase dead
bioetanol mengalami penurunan setalah
populasi mikroba mengalami penurunan.

203
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Hal ini disebabkan karena mikroba Dilihat dari data yang dipaparkan bahwa
mengalami kematian. Kematian pada semakin bartambahnya suhu, maka akan
mikroba dapat disebabkan oleh beberapa semakin menurun tingkat kemurniam etanol
faktor diantaranya: Nutrisi/nutrient yang yang dihasilkan. Hal tersebut dipengaruhi
berada didalam medium tersebut telah habis oleh kadar air yang terkandung didalam beer
dan energi cadangan yang berada didalam yang digunakan pada percobaan semakin
sel juga habis. Kecepatan kematian mikroba banyak air yang menguap bersama dengan
dapat dipengaruhi oleh kondisi etanol. Hal ini menunjukan adanya
nutrisi/nutrient, lingkungan, ataupun jenis hubungan antar air dengan etanol. Semakin
mikroba itu sendiri. berkurang kemurnian etanol maka akan
Pada gambar 1 menunjukan bahwa semakin banyak air yang terkandung di
ada hubungan antara kadar etanol dan dalamnya. Metode yang digunakan yaitu
volume enzim yang digunakan. Semakin destilasi refluks pada suhu 75,2oC dengan
bertambahnya volume enzim, maka semakin proses kondensasi yang dilakukan secara
besar pula kadar etanol yang diperoleh. berulang-ulang dapat menghasilkan
Kadar bioetanol yang maksimal pada saat kemurnian etanol mencapai 96% dengan
penambahan enzim sebanyak 9ml. Pada nilai oktan 118 melebihi premium yang
penambahan enzim sebanyak 1ml, 3 ml, 5ml. hanya mencapai 88 oktan. Semakin tinggi
dan 7ml menunjukan kadar bioetanol yang nilai oktan suatu bahan bakar maka kinerja
rendah. mesin semakin baik (Sumampouw, 2015).

Tingkat Kermurnian Bioetanol Terhadap Energi terbarukan dalam membantu


Perbandingan Suhu Kolom pada Proses mewujudkan SDG’s
Destilasi Refluks Energi terbarukan atau bioethanol
Metode distilasi refluks menggunakan berbahan dasar limbah daun tebu
alat destilasi refluks satu kolom yang telah merupakan suatu inovasi untuk mencegah
dilakukan percobaan pembuatan bioetanol terjadinya kepunahan bahan bakar.
dan pegukuran tingkat kemurnian yang Pembuatan bioethanol limbah daun tebu ini
diperoleh dari beberapa suhu yang berbeda merupakan strategi yang bertujuan untuk
dengan menggunakan alat ukur etanol membantu mewujudkan SDG’s. Istilah
meter. Pengukuran kemurnian dilakukan SDG’s singkatan dari Sustainable Development
secara terpisah untuk masing-masing Goals merupakan suatu program
percobaan dengan menjaga suhu boiler pembangunan berkelanjutan yang bertujuan
secara manual. Data yang diperoleh disajikan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
dalam tabel berikut. Pemanfaatan limbah daun tebu
dijadikan bahan dasar bioetanol ini
Tabel 1. Data hasil pengukuran tingkat merupakan salah satu cara dalam
kemurnian bietanol menyukseskan tujuan SGD’s yang ke- 7 yaitu
No. Suhu Kolom Kemurnian Energi Bersih dan terjangkau. Limbah daun
Bioetanol tebu memiliki kandungan selulosa 21,33%,
1. 76,5°C- 77°C 93% hemiselulosa 23,67% yang dapat digunakan
2. 76°C -76,5°C 94% dalam pembuatan bioetanol (Alfiarty dan
Novike, 2015). Pembuatan BE-TE (Bioetanol
3. 75,4°C - 95%
Daun Tebu) ini menjamin akses terhadap
75,6°C sumber energi yang terjangkau, terpercaya,
4. 75,4°C 96% berkelanjutan dan modern untuk semua
5. 75,2°C 96,5 % orang.
Yensan dkk., 2015

Pada Tabel 1. Memaparkan data


hasil pengukuran tingkat kemurnian
bietanol dimulai dari suhu 75,2˚C disebabkan
etanol yang diperoleh dari proses kondensasi KESIMPULAN
baru mulai mengalir pada suhu tersebut.

204
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Dari penelitian yang telah dilakukan Pembuatan Etanol dari Kulit Pisang
dapat disimpulkan bahwa waktu yang Menggunakan Metode Hidrolisis
optimum yang dibutuhkan untuk Enzimatik dan Fermentasi. Jurnal
menghasilkan kadar etanol yang tinggi yaitu Teknik Kimia. Vol.18, No.01.
5 hari. Kemudian enzim yang digunakan Trisakti, B, Yustina, S. dan Irvan. 2015.
untuk mencapai kadar etanol yang maksimal Pembuatan Bioetanol dari Tepung
yaitu dengan membahkan 9ml enzim dengan Ampas Tebu Melalui Proses Hidrolisis
kadar etanol yang dihasilkan 13,1154 %. Termal dan Fermentasi serta Recycle
Kemudian dilakukan penggunaan metode Vinasse (Pengaruh Konsentrasi Tepung
destilasi refluks untuk meningkatkan kadar Ampas Tebu, Suhu, dan Waktu
etanol yang diperoleh. Metode destilasi Hidrolisis). Jurnal Teknik Kimia. Vol.04,
refluks telah berhasil dilakukan pembuatan No.03
bioetanol industri grade dengan tingkat Kholiq, Imam. 2015. Pemanfaatan Energi
kemurnian mencapai 96% - 96,5%. Hasil Alternatif sebagai Energi Terbarukan
optimal yang diperoleh untuk mendapatkan Untuk Mendukung Subtitusi BBM.
tingkat kemurnian etanol mencapai 96% - Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
96,5% yaitu pada rentang suhu 75,2°C - Teknologi. Vol.19, No.02
75,4°C. Hapsari, M., A. dan Alice, P. 2013.
Pembuatan Bioetanol dari Singkong
UCAPAN TERIMA KASIH Karet (Manihot Glaziovii) untuk Bahan
Bakar Kompor Rumah Tangga sebagai
Terimakasih disampaikan kepada Upaya Mempercepat Konversi Minyak
dosen pembimbing dan kakak tingkat yang Tanah ke Bahan Bakar Nabati. Jurnal
telah membimbing serta teman-teman yang Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 02,
telah memberikan dukungan dan doa. No.02
Deky Seftian, Ferdinand Antonins, M. Faizal.
DAFTAR PUSTAKA 2012. Pembuatan Etanol dari Kulit
Pisang Menggunakan Metode
Alfiarty, A. dan Novike. 2015. Optimizing Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi.
The Hydrolysis Acid Process of Jurnal Teknik Kimia. Vol.18, No.01.
Cellulose from Post-Harvest Sugarcane Hafrah. 2009. Mikrobiologi Umum Program
(Saccharum Officinarum) Residue for Studi Biologi. Makasar: UIN Alauddin
Bioethanol Production. Prosiding Makassar
Seminar Nasional Teknik Kimia Wahyuningtyas, P. 2013. Studi Pembuatan
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Enzim Selulase Dari Mikrofungi
Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Trichoderma reesei Dengan Substrat
Fachry, A.R. Puji, A. dan Puspitasari. 2013. Jerami Padi Sebagai Katalis Hidrolisis
Pembuatan Bioetanol dari Limbah Enzimatik pada Produksi Bioetanol.
Tongkol Jagung dengan Variasi Jurnal Bioproses Komoditas Tropis.
Konsentrasi Asam Klorida dan Waktu Vol.01, No.01.
Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol.19, Sumampouw, Y. 2015. Pembuatan Bioetanol
No.01 dengan Teknik Destilasi Refluks Satu
Kementerian ESDM. 2012. Pusat Data dan Kolom. Jurnal Ilmiah Sains. Vol.15,
Informasi Kementerian ESDM 2012 No.02.
Seftian, D., F. Antonius, dan M. Faizal. 2012.

205
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

CLEVER PIPE: Terobosan Pipa Biosorben Logam Berat Kromium (Cr) melalui
Nanofiltrasi Abu Sekam Padi pada Limbah Cair Penyamak Kulit

CLEVER PIPE: Innovation Biosorbent Pipe for Heavy Metal Chromium (Cr) through
Husk Ash Nanofiltration on Liquid Waste Tanner

Mahendra Nurrahman1*, Azizah Eddy Setiawati2

1Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Brawijaya, Malang


2Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

*Email: mahendra.nurrahman@ymail.com
Jl. Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan industri penyamak kulit di Kota Malang, maka semakin
banyak pula limbah yang dihasilkan. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah limbah cair yang
mengandung logam berat. Pencemaran logam berat merupakan masalah pencemaran
lingkungan yang umum dan menjadi perhatian. Akibatnya mempengaruhi pada lingkungan
sekitar bahkan menyebabkan beberapa penyakit bagi warga sekitar. Logam berat yang terdapat
pada limbah cair industri penyamakan kulit yaitu kromium (Cr). Disisi lain produtivitas padi
merupakan komoditas yang banyak diusahakan di Malang. Limbah yang dihasilkan dari
tanaman padi salah satunya sekam padi yang memiliki kandungan SiO 2 sebesar 93,19%.
Kandungan silika sekam padi berpotensi sebagai absorben logam berat kromium (Cr). Salah satu
upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan kadar ion logam berat kromium (Cr) ialah
dengan proses absorpsi. Proses absorpsi yang dilakukan dengan menggunakan abu sekam padi
berbasis nanofiltrasi pada inovasi pipa CLEVER PIPE. Selain sekam padi di Kota Malang masih
kurang dimanfaatkan, sekam padi juga berpotensi sebagai absorben alami terhadap logam berat
logam timbal (Pb), tembaga (Cu), kromium (Cr) dan kadnium (Cd). Selain itu, inovasi pipa
CLEVERPIPE ini juga memiliki tujuan sebagai rancangan alat dengan prinsip kerja yang mampu
meminimalisir logam berat kromium (Cr) pada limbah cair pabrik penyamak kulit. Rancangan
alat CLEVERPIPE terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah.
Pada bagian tengah alat terdapat beberapa komponen penting yang terdiri dari abu sekam padi,
pasir, kerikil, zeolit, karbon aktif yang peranannya berbeda-beda. Prinsip kerja CLEVER PIPE
bermula dari limbah cair hingga menjadi air yang bebas logam berat sehingga terdapat
meminimalisir pencemaran lingkungan serta mempengaruhi aktivitas warga.

Kata kunci: Logam berat, limbah cair, sekam padi, CLEVER PIPE.

ABSTRACT

Growth of tanner industry impact produce more waste in Malang City. One kind waste of
tanner industry is liquid waste that contained heavy metal. Heavy metal is problemof
environment contamination and being attention. The effect of its contamination on around
environment, moreover cause diaseases for people. Heavy metal that contained in liquid waste
of tanner industry is chromium (Cr). On the otherhand productivity of paddy rice is a commodity
that produced in Malang. Waste that produced from paddy rice one of them is rice husk Its waste
contained SiO2amount of 93,19%. Silica of rice husk has potential as heavy metal chromium (Cr)
absorbent. One of effort that resolve the problem is decrease ion of heavy metal chromium (Cr)
by absorb it. Absorb process use ash of rice husk based on nanofiltration on CLEVER PIPE. Beside
rice husk paddy in Malang City useless, its also potential as natural absorbent for heavy metal

206
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

lead (Pb), copper (Cu), chromium (Cr), and cadmium (Cd). In addition, innovation of CLEVER
PIPE has a point as a designthat principle to minimizer heavy metal chromium (Cr) on tanner
industry. CLEVER PIPE has three part involve top part, middle part, and bottom part. On middle
part of its design there are several main consisting of rice husk ash, sand, gravel, zeolite, and
active carbon that these parts has different function. Principle of CLEVER PIPE start from liquid
waste to water that free of heavy metal, so its can minimizer environment contamination and
affect for people activity.

Keyword:Heavy metal, liquid waste, paddy husk, CLEVER PIPE.

PENDAHULUAN Kualitas air sungai yang tercemar berubah


keruh, berbau, dan menyebabkan infeksi
Pertumbuhan industri di Indonesia saluran pernafasan akut [7].Bahkan Badan
pada 2013 mendekati angka 7%. Bahkan di Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat
kawasan Asia, angka pertumbuhan ekonomi (United States Environment Protection
Indonesia menempati urutan kedua setelah Agency/ USEPA) mengklasifikasikan logam
Cina [1]. Salah satu kota di Indonesia dengan berat kromium (Cr) peringkat 8 ke dalam
sektor industri yang cukup besar ialah Kota daftar “Top 20Hazardous Substance Priority
Malang. Kegiatan industri di Kota Malang List”[8].Berbagai cara dapat dilakukan untuk
terdiri dari 243 perusahaan, seperti industri mengurangi ion logam kromium (Cr) dalam
besar dan kecil termasuk industri makanan limbah cair diantaranya yaitu dengan cara
dan minuman, industri pengolahan pengendapan, pertukaran ion, elektrolisis,
tembakau, dan industri pakaian jadi [2]. dan absorpsi [9]. Melalui metode absorpsi
Salah satu industri di Kota Malang yang cara konvensional yang paling efektif untuk
cukup pesat perkembangannya ialah mengurangi ion logam kromium (Cr)
industri penyamak kulit. Industri ini terutama Cr+6[10]. Beberapa bahan alami
menyebar di tiga daerah Malang yaitu di yang berpotensi sebagai absorben logam
Klojen dan Sukun [3]. berat, salah satunya ialah limbah sekam padi.
Seiring perkembangan industri Komoditas padi merupakan tanaman
penyamak kulit terdapat masalah yang mana pangan utama yang banyak diusahakan.
adanya limbah cair hasil penyamak kulit Pada tahun 2013 produksi padi di Kota
yang mencemari sungai. Pencemaran sungai Malang mencapai 464.498 ton [11]. Limbah
terjadi karena setiap beban air limbah yang yang dihasilkan dari tanaman padi meliputi
dibuang ke sungai mengandung parameter- jerami, dedak, merang, dan sekam. Jerami
parameter yang bersifat fisik, kimiawi dan dihasilkan sebanyak 55,6% dari total hasil
biologis yang dapat merubah kualitas air padi. Sedangkan gabah hanya 44,4%. Gabah
sungai atau mempengaruhi besar nilai tersebut hanya 65% yang menjadi beras,
oksigen terlarut dalam sungai tersebut [4]. sisanya berupa sekam dan dedak. Limbah
Limbah penyamak kulit mengandung logam sekam padi, pada umumnya juga belum
berat salah satunya ialah kromium (Cr), banyak dimanfaatkan (> 80%), sebagian kecil
penyamakan kulit di dunia sekitar 85% telah dimanfaatkan untuk bahan bakar
menggunakan krom (Cr) [5]. Pada industri industri (+ 12%), dan kompos (+ 3%). Kurang
penyamakan kulit termasuk ialah satu dari 3% sekam padi hanya digunakan untuk
industri yang mengeluarkan limbah cair alas kandang terutama kandang ayam,
dalam volume cukup besar. Setiap timbunan, dan keperluan rumah tangga
penyamakan 1 ton kulit basah diperlukan air [12].Penanganan sekam padi yang kurang
± 40 m3 dan kemudian dibuang sebagai tepat akan menimbulkan pencemaran
limbah cair yang tercampur dengan bahan lingkungan. Limbah sekam padi bersifat
kimia sisa proses dan komponen kulit yang renewable yang mana selalu tersedia seiring
terlarut selama penyamakan [6]. dengan banyaknya usaha pertanian tanaman
Berdasarkan uji laboratorium Kepala Badan padi. Dilihat dari kandungan kimia sekam
Lingkungan Hidup Kota Malang, padi berupa silika mampu menyerap logam
perusahaan industri penyamak kulit di berat kromium (Cr). Kandungan silika sekam
Kecamatan Sukun positif mencemari sungai. padi dalam bentuk abu berkisar 94 – 96%

207
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

[13]. Selain itu sekam padi juga mampu diperoleh peneliti secara tidak langsung,
menyerap logam berat lainnya seperti logam atau melalui media perantara.
timbal (Pb), tembaga (Cu), kromium (Cr),
dan kadnium (Cd) [14]. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan permasalahan yang telah
dipaparkan penulis, dapat Alat CLEVER PIPE memiliki tiga bagian
diinovasikanmenjadi sebuah ide yaitu utama yaitu bagian atas, bagian tengah, dan
CLEVER PIPE. Inovasi CLEVER PIPE bagian bawah. Rancangan inovasi ini secara
diharapkan mampu sebagai solusi upaya garis besar bentuknya sama seperti pipa
merubah pipa biasa menjadi pipa biosorben pada umumnya, akan tetapi perbedaannya
logam berat kromium (Cr) dan mengurangi menggunakan isi pipa dengan bahan alam
jumlah limbah pertanian berupa sekam padi, seperti kerikil, pasir, zeolit, karbon aktif, dan
serta dengan inovasi ini juga dapat menjadi sekam padi. CLEVER PIPE dirancangan
salah satu solusi untuk menjaga kebersihan dengan panjang pipa 100 cm, diameter 25 cm,
sungai. Tujuan karya ini ialah menggagas dan volume ruang penampung 15 liter.
pengaplikasian pemanfaat limbah sekam
padi dan merancang alat dengan prinsip
kerja CLEVER PIPE.

METODE Keterangan:
Tinggi total = 100 cm
Pada karya ilmiah ini termasuk non 10
Diameter = 25 cm
riset. Jenis penulisan yang digunakan ialah 0
penulisan kualitatif mengenai perancangan cm V. ruang = 15 liter
pipa dengan prinsip CLEVER PIPE, sehingga
penampung
mampu mengurangi kadar logam berat dari
air yang dibuang ke sungai. Teknik
penulisan yang digunakan ialah deskriptif,
yaitu dengan menguraikan menjabarkan dan
merangkai variabel-variabel yang diteliti 25 cm
menjadi sebuah pembahasan yang runut dan
sistematis. Studi kajian deskriptif ini Gambar 1. Bagian CLEVER PIPE dari luar
dilakukan dengan mengambil studi kasus (Dokumentasi Pribadi, 2017).
terhadap permasalahan pencemaran logam
berat kromium (Cr) yang berasal dari
A
industri penyamak kulit di Sukun Kota
Malang.
Keterangan:
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan studi pustaka (library A= Bagianatas
research) dan penelusuran informasi digital
B B= Bagiantengah
dengan sasaran tujuan antara lain studi
literatur. Sumber pustaka studi yang C= Bagianbawah
didapatkan berasal dari membaca,
menganalis dan mengkaitkan informasi dari
sumber bacaan dengan topik yang diangkat.
Studi pustaka ini meliputi buku,surat kabar C
cetak, online dan jurnal penelitian yang
dianggap relevan dengan pembahasan. Jenis Gambar 2. Bagian-bagian CLEVER PIPE
data yang digunakan dalam penulisan ini (Dokumentasi Pribadi, 2017).
ialah data sekunder atau data pendukung
yang merupakan data penelitian yang

Bagian Atas
Bagian atas CLEVER PIPE terdiri

208
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dari penyambung pipa dan serat mikro. Bagian bawah CLEVER PIPE terdiri dari
Penyambung pipa berfungsi untuk penyambung pipa dan serat mikro.
menyambungkan CLEVER PIPE dengan Penyambung pipa berfungsi untuk
pipa lainnya. Serat mikro berfungsi menyambungkan CLEVER PIPE dengan
untukmenyaring kotoran-kotoran yang cabang pipa lainnya, serat mikro berfungsi
ukuran partikelnya lebih besar dari air. untuk menyaring kotoran-kotoran yang
terlihat dan menahan seluruh lapisan.

Keterangan:
A A Keterangan:
A= Penyambung pipa
B A= Penyambung pipa
B= Seratmikro B
B= Seratmikro

Gambar 3. Bagian Atas CLEVER PIPE


(Dokumentasi Pribadi, 2017). Gambar 5. Bagian Bawah CLEVER PIPE
(Dokumentasi Pribadi, 2017).
Bagian Tengah
Bagian tengah CLEVER PIPE terdiri Komponen CLEVER PIPE berbasis
dari susunan sekam padi, pasir, aktif karbon, Nanofiltrasi
pasir, kerikil, zeolit, dan kerikil. Bahan Komponen utama terpenting dari
disusun setinggi 13 cm, sementarasekam CLEVER PIPE adalah partikel sekam padi
padi 8 cm. Partikel sekam padi merupakan nanofiltrasi yang berfungsi sebagai penyerap
komponen utama CLEVER PIPE yang logam berat. Proses pembuatan partikel
berfungsi sebagai penyaring untuk nanofiltrasi dengan memanfaatkan silika
menyaring logam berat dari air, sehingga yang terdapat pada sekam padi, dapat
logam berat akan tertinggal dan terkumpul dilakukan sebagai berikut:
pada lapisan partikel sekam padi. Pasir 1. Pembuatan absorben dari sekam padi
berfungsi untuk menyaring kotoran air
mulai dari yang makro hingga kotoran Alatdanbahandi Sekampadidicuc
mikro, serta mampu mengurangi 90 − 99% siapkan i
dari patogen yang ditemukan dalam air.
Karbon aktif berfungsi untuk menyaring dan
menghilangkan klorin, sedimen, bau, dan Pembakaranseka Penjemuranseka
volatile senyawa organik (volatile organic mpadi mpadi
compounds atau VOC) dari air.

Keterangan:
A Penghalusansek Pengayakanparti
a. SekamPadi ampadi kelsekampadi
B b. Pasir
C c. AktifKarbon
d. Pasir Pengujianpartik Partikelsekampa
D e. Kerikil el didisimpan
E f. Zeolit
F g. Kerikil Bahanjadi
G
Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan
Gambar 4. Bagian Tengah CLEVER PIPE Absorben dari Sekam Padi
(Dokumentasi Pribadi, 2017).
Berdasarkan penelitian yang pernah
Bagian Bawah dilakukan oleh literatursekam padi dicuci

209
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dengan air sampai bersih dan dijemur di karbon aktif [17]. Pasir berfungsi untuk
bawah terik matahari hingga kering. Sekam menyaring kotoran air mulai dari yang
padi yang telah bersih selanjutnya makro hingga kotoran mikro, serta mampu
diarangkan dan dihaluskan dan diayak mengurangi 90−99% dari patogen yang
dengan ayakan ukuran 212 μm. Abu yang ditemukan dalam air [20].
dihasilkan disimpan untuk digunakan dalam
proses absorpsi logam berat [15]. Abu sekam Prinsip Kerja CLEVER PIPE
padi yang digunakan sebagai partikel Proses penyerapan logam berat pada
nanofiltrasi apabila abu yang sudah didapat limbah cair dengan dengan teknologi
dilakukan karakterisasi yang meliputi fluks, nanofiltrasi menggunakan partikel sekam
rejeksi, dan analisis morfologi kinerja padi yang memiliki pori berukuran nano.
optimum menggunakan SEM atau Scanning Namun, sebelum limbah cair melewati
Electron Microscopy [16]. CLEVER PIPE untuk diabsorbsi kandungan
logam beratnya, limbah cair perlu melewati
2. Pembuatan biosand penjernih air bak penampungan. Bak penampungan ini
berguna sebagai penampungan sementara
Alat dan bahan disiapkan limbah cairindustri penyamak kulit yang
masih mengandung logam berat yang
dilengkapi penyaring kawat berukuran 2 ml.
Susun lapisan biosand penjernihan air Limbah cair yang sudah melewati bak
penampungan dapat mengalir ke ruang
filtrasi yaitu CLEVER PIPE untuk proses
Bahan jadi absorben logam berat sehingga didapatkan
air limbah tanpa kandungan logam berat.
Gambar 7. Diagram Alir Pembuatan Biosand Selanjutnya air yang telah melewati proses
Penjernih Air filtrasi di sedot oleh pompa dan masuk ke
saluran pembuangan yang menuju ke
Pembuatan biosand penjernih air ini, sungai.
tersusun dari 7 bahan yang berbeda-beda.
Pada masing-masing bahan yang disusun, Limbarcairpeny Masukkebakpen
dibatasi oleh serat mikro. Serat mikro juga amakkulit ampung
sebagai penyaring pertama pada ujung atas
pipa CLEVER PIPE. Urutan susunan, bahan-
bahan yang tersusun diawali dari kerikil Air Masukkeruangfi
kasar, zeolit, kerikil halus, pasir, karbon aktif, bebaslogamberat ltrasi
pasir, dan partikel sekam padi. Bahan-bahan
disusun setinggi 13 cm kecuali partikel
sekam padi yang disusun setinggi 8 cm. Air Air
Karbon aktif digunakan untuk menyaring disedotkeluarde masukkesaluran
dan menghilangkan klorin, sedimen, bau dan nganpompa pembuangan
volatile senyawa organik (volatile organic
compounds atau VOC) dari air [17]. Karbon Gambar 8. Diagram Alir Prinsip Kerja
aktif dipilih dari tempurung kelapa karena CLEVER PIPE
tempurung kelapa memiliki banyak
mikropori, kelarutan dalam air yang tinggi Potensi CLEVER PIPE
dan reaktivitas yang tinggi[18]. Zeolit Beberapa metode kimia maupun
merupakan material yang sering digunakan biologis telah dicoba untuk mengambil
sebagai ion exchanger dalam usaha logam berat yang terdapat di dalam limbah,
mengurangi kandungan mineral tertentu diantaranya ialah absorpsi, pertukaran ion
(kesadahan air) dan juga untuk (ion exchange), dan pemisahan dengan
menghilangkan kation maupun anion[19]. membran. Kebanyakan absorben yang
Kerikil berfungsi sebagai lapisan penahan digunakan dalam proses absorpsi adalah
pada filter pasir, filter zeolit maupun filter alumina, karbon aktif, silika gel, dan zeolit.

210
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Proses absorpsi lebih banyak dipakai dalam Tabel 2. Absorben Logam Berat dari Sekam
industri karena mempunyai beberapa Padi
keuntungan, yaitu lebih ekonomis dan juga Logam Persentase Kemampuan
tidak menimbulkan efek samping yang Absorben (%)
beracun serta mampu menghilangkan Kromium
bahan-bahan organik [14]. Selain itu melalui 49,29
(Cr)
metode absorpsi merupakan cara yang
Kadnium
paling efektif untuk mengurangi ion logam 66,45
(Cd)
berat kromium (Cr) [10].
Limbah organik ialah salah satu Tembaga
78,57
absorben dari sisa mahkluk hidup seperti (Cu)
limbah tanaman jagung, padi, pisang, dan Timbal (Pb) 99,38
lain-lain. Limbah organik tersebut yang
tersedia dalam jumlah banyak dan baik Implementasi Strategi CLEVER PIPE
untuk digunakan adalah sekam padi, karena
sifat sekam padi yang rendah nilai gizinya,
tahan terhadap pelapukan, memiliki
kandungan abu yang tinggi, bersifat abrasif,
serta memiliki kandungan karbon yang
cukup tinggi [21]. Hasil penelitian terdahulu h.
memaparkan potensi abu sekam padi
sebagai absorben logam berat [15].

Tabel 1. Perbandingan Jenis Absorben PLANNING 1 PLANNING 2 PLANNING 3 PLANNING 4


Sukun Malang Raya JawaTimur Nasional
Logam Kromium (Cr)
Persentase
Jenis Sumber Gambar 9. Implementasi Planning
Kemampuan
Logam Absorb Peneliti
Absorben
en an Planning penempatan CLEVER PIPE
(%)
merupakan wujud implementasi guna
Kromium Sekam
49,29 [15] meminalisir pencemaran logam berat
(Cr) padi
kromoium (Cr). Pada gambar
Kromium Kulit 9memperlihatkan bahwa terjadi siklus
43,10 [22] perencanaan yang berkelanjutan. Pada
(Cr) Pisang
planning 1 CLEVER PIPE diaplikasikan pada
Kromium
Zeolit 47,89 [23] industri penyamak kulit di daerah Sukun
(Cr)
Kota Malang yang telah positif menghasilkan
limbah logam berat kromium (Cr) dari
kegiatan industri tersebut. Pada planning 2
Berdasarkan penelitian yang terdahulu
CLEVER PIPE diaplikasikan pada industri
sekam padi memiliki kemampuan menyerap
penyamak kulit di daerah Se-Malang Raya
logam berat kromium (Cr) sebesar 46,29%
baik pada industri penyamak kulit yang
[14]. Dibandingkan dengan absorben lainnya
telah menyebabkan pencemaran logam berat
seperti kulit pisang, dan zeolit. Sekam padi
atau belum. Pada planning 3 CLEVER PIPE
lebih unggul dalam menyerap logam berat
diaplikasikan pada industri penyamak kulit
kromium (Cr). Hal ini dikarenakan pada
di daerah Se-Jawa Timur. Sedangkan pada
sekam padi memiliki kandungan abu sebesar
planning 4 yaitu Nasional dengan observasi
13,87%. Dimana abu sekam padi
peluang kemungkinan pengaplikasiannya
mengandung senyawa silika sebesar 93,19
meliputi daerah Sukun Kota Malang, Se-
[24].Beberapa literatur menyatakan
Malang Raya, Se-Jawa Timur, dan Nasional.
kandungan silika sekam padi dalam bentuk
KESIMPULAN
abu berkisar 94 – 96% [13]. Selain itu sekam
padi mampu menyerap logam berat lainnya Industri penyamak kulit merupakan
seperti yang tertera pada tabel berikut: salah satu penyebab pencemaran logam

211
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

berat kromium (Cr). Berdasarkan penelitian potential poultry feed additive: A


terdahulu kandungan silika sekam padi waste to resources. Proceeding XXXII
mampu menyerap logam berat kromium (Cr) Congress of IULTCS. Istambul,
sebesar49,29%. Prinsip CLEVER PIPR Turkey: IULTCS.
bermula dari limbah cair yang diserap oleh
[7] Widianto, Eko. 2014. Dua Pabrik Kulit di
silika sekam padi hingga menjadi air yang
Malang Mencemari Lingkungan.
bebas logam berat. Adanya inovasi CLEVER
Dilihat 1 Mei
PIPE diharapkan mampu mengurangi
2017.<https://m.tempo.co/read/ne
pencemaran air logam berat kromium (Cr)
ws/2014/02/24/206557131/dua-
dan limbah sekam padi.
pabrik-kulit-di-malang-mencemari-
lingkungan>.
UCAPAN TERIMA KASIH
[8] Srivastava, S., & P. Goyal. 2010. Novel
Penulis ucapkan terima kasih kepada Biomaterials Decontamination of Toxic
Bapak Mochammad Roviq, SP., MP. selaku Metals from Wastewater. Heidelberg:
dosen pembimbing karya ilmiah yang telah Springer-Verlag.
diberikan selama proses penyusunan karya
[9] Suhartini, M. 2013. Kopilimerisasi kulit
ilmiah. Serta terima kasih juga untuk teman-
pisang-N- (hidroksimetil) akrilamida
teman yang telah mendukung dalam
untuk adsorben ion logam Cu (II)
menyelesaikan karya ilmiah.
dan Cr (VI). Jurnal Riset Teknologi
Pencegahan Pencemaran Industri, vol.
DAFTAR PUSTAKA
2, no.3, pp 33–142.
[1] Hidayat, Mohammad S. 2014.
Pertumbuhan Industrian Mendekati [10] Dewi, S. H., & Ridwan, R. 2012. Sintetis
7 persen. Jakarta: Kementrian dan karakterisasi nanopartikel
Perindustrian Republik Indonesia. Fe3O4 magnetik untuk adsorpsi
kromium heksavalen. Jurnal Sains
[2] Nurani, Ida. 2013. Potensi dan Model
Materi Indonesia.vol .13, no 2, pp 136–
Pengembangan Industri Manufaktur
140.
di Kota Malang. Jurnal Gamma. vol.
9, no. 1,pp. 155-169 [11] BPS Provinsi Jawa Timur. 2013. Luas
Panen, Produktivitas, dan Produksi
[3] Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Padi Sawah dan Ladang 2013. Dilihat
Kota Malang. Data Industri Besar
1 Mei 2017 <https://jatim.bps.go.id/
dan IKM Kota Malang. Dilihat 1 Mei
linkTabelStatis/view/id/123.>.
2017 <http://disperin.malangkota.
go.id/informasi/ikm>. [12] Nappu, M. Basir. 2010. Sebaran Potensi
Limbah Tanaman Padi dan Jagung
[4] Slamet, A., dan Karnaningroem, N.
serta Pemanfaatannya di Sulawesi
2003. Pengaruh Hidrodinamika pada
Selatan. Seminar Nasional Inovasi
Penyebaran Polutan di Sungai
Teknologi Pertanian.Balai Pengkajian
dengan Aliran Horizontal dua
Teknologi Pertanian Sulawesi
Dimensi. Surabaya: Jurusan Teknik
Selatan. Sulawesi Selatan. pp 284-
Lingkungan FTSP ITS.
296.
[5] Bacordit, A., Armengol, J., Burgh, S. V.
[13] Putro, Andhi Laksono dan Didik
D., & Olle, L. 2014. New challenges in
Prasetyoko. 2007. Abu Sekam Padi
chrome -free leathers: Development
Sebagai Sumber Silika pada Sintesis
of wet-bright process. Journal of the
Zeolit ZSM-5 Tanpa Menggunakan
American Leather Chemist Association,
Templat Organik. Jurnal Akta
vol. 109, no. 4, pp 99–109.
Kimindo. vol 3, no.1, pp 33-36.
[6] Paul, H. L., Phillips, P. S., Covington, A.
[14] Setyaningtyas, Tien, Zusfahair, dan
D., Evans,P., & Antunes, A. P. M.
Suyata, 2005, Pemanfaatan Abu
2013. Dechroming optimisation of
Sekam Padi Sebagai Absorben
chrome tanned leather waste as
Kadmium (II) dalam Pelarut Air.

212
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Majalah Kimia Universitas Jenderal Patogen di Salah Satu Damiu


Soedirman. vol. 31, no. 1, pp 33-41. Pancoran Mas Depok Tahun 2012.
Skripsi. Universitas Indonesia.
[15] Nurhasni, Hendrawati dan Nubzah
Depok.
Saniyyah. 2014. Penyerapan Ion
Logam Cd Dan Cr Dalam Air [20] Tech Brief. 2000. Slow sand filtration.
Limbah Menggunakan Sekam Dilihat tanggal 1 Mei 2017
Padi.Jurnal Kimia Valensi. vol.1 , no.6, <www.nesc.wvu.edu.>.
pp 310-318.
[21] Danarto, 2007. Absorpsi Limbah Logam
[16] Muliawati, Eka Cahya. 2012. Pembuatan Berat Multikomponen dengan
dan Karakterisasi membran Karbon dari Sekam Padi. Skripsi.
Nanofiltrasi untuk Pengolahan Air. Universitas Sebelas Maret. Solo.
Semarang : Tesis. Magister Teknik
[22] Suhartini, Meri. 2012. Modifikasi
Kimia Universitas Diponegoro.
Limbah Kulit Pisang untuk
[17] Endarko dkk. 2013. Rancang Bangun Adsorben Ion Logam Mn(II) dan Cr
Sistem Penjernihan Dan (VI).Jurnal Sains Materi Indonesia.
Dekontaminasi Air Sungai Berbasis vol.14, no.2, pp 229-234.
Biosand Filter Dan Lampu
[23] Susanawati, Liliya Dewi, Bambang
Ultraviolet. Jurnal Berkala Fisika. vol.
Suhartono, dan Kustamar.
16, no. 3, pp 75-84.
2011.Penurunan Kandungan Logam
[18] Subadra, I. Setiaji, B. dan Tahir, I. 2005. Berat pada Air Lindi dengan Media
Activated Carbon Production From Zeolit Menggunakan Metode Batch
Coconut Shell With (NH4)HCO3 dan Metode Kontinyu. Jurnal
Activator As An Adsorbent In Virgin Agrointek. vol. 5, no. 2.pp126-132.
Coconut Oil Purification. Prosiding
[24] Kumar, P.S., K. Ramakrishnan, S.D.
Seminar Nasional DIES ke 50 FMIPA
Kirupha, dan S. Sivanesan. 2010.
UGM, Universitas Gadjah Mada,
Thermodynamic and Kinetic Studies
Yogyakarta.
of Cadmium Adsorption from
[19] Aulia, Yovita Salysa. 2012. Efektivitas Aqueous Solution onto Rice
Biofiltrasi Pada Proses Penyaringan Husk.Brazilian Journal of Chemical
Air Minum Isi Ulang Sebagai Engineering. vol. 27, no. 02. pp 1-9.
Pencegahan Penyebaran Bakteri

213
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PEMANFAATAN PANAS HASIL PEMBAKARAN SAMPAH MENGGUNAKAN


MEDIA INSINERATOR PADA PROSES PENGOLAHAN KEDELAI

Utilization of Waste-Burning Heat using Incinerator Media on Soybean Processing

Kusuma Ardhi Rahmawan1*

1Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya1*


Email: kusumaardhii@yahoo.co.id
Kampus ITS Sukolilo, Jl. Teknik Kimia, Keputih, Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur

ABSTRAK

Besarnya jumlah penduduk di Indonesia manjadikan jumlah konsumsi kebutuhan


sehari-hari menjadi tinggi, hal ini menyebabkan jumlah sampah yang cukup melimpah. Di era
teknologi yang semakin maju banyak metode pengolahan sampah yang menjadi solusi
pengurangan jumlah sampah tersebut, salah satunya metode insinerasi. Insinerasi adalah metode
pengolahan sampah dengan proses pembakaran pada sampah organik dan anorganik. Pada saat
proses pembakaran, panas yang dihasilkan dari hasil radiasi maupun konveksi mempunyai suhu
yang cukup tinggi. Tingginya suhu tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas untuk
pengolahan kedelai, yang menjadi bahan produksi tahu, dan tempe. Melalui pemanasan air,
panas hasil insinerator dikonversi menjadi uap panas (steam) yang akan dimanfaatlkan untuk
proses pengukusan kedelai dan penyetabil suhu pada proses fermentasi tempe. Dengan
teknologi ini, kita dapat menghemat bahan bakar pada saat proses pengolahan kedelai, serta
mengurangi jumlah sampah yang ada di sekitar kita.

Kata Kunci: Insinerator, Produksi kedelai, Sampah

ABSTRACT
The amount of the population in Indonesia make the number of daily needs to be high, this leads to the
amount of rubbish are relatively abundant. In this era of technology that are increasingly developed many
methods of processing rubbish to be the solution of reducing the amount of rubbish, one of the method is
incineration. Incineration is the method of waste treatment with the combustion process on of organic and
inorganic rubbish. At the time of the combustion process, the heat generated from the radiation and garment
has a enough the high of temperature. High temperatures can be used as a source of heat for processing
soybean, that was the production of tofu, and tempeh. Through the warming water, heat the incinerator be
converted into heat steam to used to the heating proceas of soybean and stabilizer the temperature in the
process of fermenting the soybean. With this technology, we can save fuel during the processing soybeans,
as well as reducing the amount of waste that exists around us.

Keyword : Incinerator, Soybean Production, Rubbish

214
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN perlu diubah. Sampah juga bisa menjadi


sumber daya yang bermanfaat dan
Sampah merupakan salah satu pokok mempunyai nilai ekonomi karena bisa
permasalahan yang banyak diolah menjadi bahan bakar atau pupuk.
diperbincangkan, mungkin karena sistem Ada beberapa cara yang digunakan dalam
pengelolaan yang belum maksimal, sampah pengolahan sampah, seperti TPA (land-
menjadi permasalahan yang kompleks di filling), pembakaran atau insinerasi
Indonesia. Seperti yang kita ketahui jumlah (incineration), dan daur ulang (recycling).
sampah di Indonesia setiap tahunnya Cara pengolahan yang umum digunakan di
mengalami peningkatan, seiring dengan Indonesia adalah membawa sampah ke
jumlah populasi penduduk di Indonesia Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
yang bertambah serta kebutuhan akan sedangkan sebagian kecil didaur ulang atau
penduduk pun semakin banyak yang dibakar. Padahal, dengan metode
mengakibatkan populasi sampah pembakaran ada banyak hal yang akan
berkembang, hal ini menyebabkan keadaan kita dapatkan, salah satunya
yang tidak seimbang dan harus adanya menghasilkan energi listrik. [2]
suatu pergerakan untuk memanfaatkan
sampah menjadi sesuatu yang bernilai,
Insinerator
dengan pemanfaatan tersebut dapat
Insinerator adalah tungku pembakaran
mengurangi tingkat sampah di sekitar kita.
untuk mengolah limbah padat, yang
Sampah dibagi menjadi dua jenis yaitu
mengkonversi materi padat (sampah)
sampah organik dan sampah nonorganik,
menjadi materi gas, dan abu, (bottom ash
dan dalam karya Ilmiah ini kami mecoba
dan fly ash). Insinerasi merupakan proses
mengolah seluruh sampah yang susah
pengolahan limbah padat dengan cara
terurai terutama anorganik sebagai sumber
pembakaran pada temperatur lebih dari
bahan bakar yang akan dimasukan kedalam
800oC untuk mereduksi sampah mudah
insinerator. Pada insinerator nantinya,
terbakar (combustible) yang sudah tidak
radiasi api dari hasil pembakaran akan
dapat didaur ulang lagi, membunuh bakteri,
dikonversi menjadi uap panas (steam) yang
virus, dan kimia toksik. [3]
nantinya akan disuplai ke masing-masing
tempat yang melakukan produksi
pembuatan tahu dan tempe, yaitu proses
pengkukusan kedelai serta fermentasi
tempe. [1]

Sampah
Sampah menjadi salah satu masalah
yang masih sulit diatasi hingga kini.
Walaupun solusi serta ide banyak
ditawarkan untuk mengatasi masalah ini,
tapi karena semakin banyaknya produksi
sampah yang dihasilkan oleh manusia
mejadikan masalah ini tetap sulit diatasi.
Kehidupan masyarakat modern Gambar 1. Sistem Kerja Insinerator secara
memproduksi sampah lebih banyak kompleks [4]
daripada masyarakat tradisional.
Kenyataan ini bisa disaksikan di kota-kota Uap Air (Steam)
besar, yaitu persoalan penanganan sampah Uap air adalah gas yang terjadi dari
yang tak kunjung terpecahkan. Di Kota proses pemanasan air (H2O) menjadi uap
besar seperti Surabaya, produksi sampah air. Uap air mempunyai potensi kekuatan
setiap harinya mencapai 1.400 ton. Seiring yang luar biasa yang bisa digunakan untuk
dengan kemajuan teknologi yang semakin menggerakkan turbin listrik PLTU, kereta
pesat, cara pandang terhadap sampah pun uap, atau mesin uap. Selain digunakan

215
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

sebagai pengerakan pada industri berskala dan penambahan air sehingga


makro, uap air juga bisa digunakan pada menyebabkan gelatinisasi.
industri mikro, salah satunya produksi Dalam proses pembuatan tempe pada
tempe. Sampah yang dibakar di insinerator, umumnya meliputi 2 tahap yaitu, tahap
lalu dikonversi menjadi uap akan perlakuan pendahuluan dan tahap
dimanfaatkan pada proses pengkukusan fermentasi. Perlakuan pendahuluan adalah
dan fermentasi pada tempe. Pengkukusan menyiapkan biji mentah menjadi biji
tempe pada suhu 100oC akan lebih cepat matang tanpa kulit dan cocok untuk
serta lebih aman apabila digunakan dengan pertumbuhan kapang. Pada tahap
steam. [5] fermentasi hal yang perlu diperhatikan
Uap air tidak mengikuti hukum- yaitu, pengaturan suhu ruang fermentasi
hukum gas sempurna, sampai dia benar- agar mencapai suhu ideal fermentasi 30º C.
benar kering (kadar uap 100%). Bila uap Biasanya, tempe hanya ditaruh
kering dipanaskan lebih lanjut maka dia diruangan terbuka dengan suhu ruangan
menjadi uap adi panas (panas lanjut) dan antara 25-27oC, dengan metode
selanjutnya dapat dianggap sebagai gas pemanfaatan steam maka bisa jadi steam
sempurna. yang dihasilkan digunakan untuk lebih
Uap air terbentuk dalam tiga jenis, meningkatkan suhu ruangan agar proses
yaitu: fermentasi lebih cepat didapatkan, sehingga
a. Uap saturasi basah. waktu yang dibutuhkan untuk fermentasi
b. Uap saturasi kering. lebih singkat. Untuk bagian fermentasi,
c. Uap api panas. akan lebih baik digunakan pada bagian
yang jauh dari tungku, karena mungkin
1) Uap basah suhu steamnya tidak begitu besar. [6]
Uap basah adalah uap yang
mengandung air. Bia 1 kg uapbasah terdiri
dari,
a) ms kg/kg uap kering, dan
b) mw kg/kg air, maka dikatakan bahwa
kadar uap tersebut:

𝑚𝑠
𝑋 =
𝑚𝑠 + 𝑚𝑤

Untuk uap saturasi basah: X < 1

2) Sedangkan untuk uap saturasi kering:


X=1

Pengkukusan Kedelai
Pengkukusan merupakan proses
pemanasan yang sering diterapkan pada
sistem jaringan sebelum pembekuan, Gambar 2. Proses pembuatan tempe hingga
pengeringan atau pengalengan. selesai [6]
Pengukusan sebelum pengeringan terutama
bertujuan untuk menginaktifkan enzim METODE PENULISAN
yang akan menyebabkan perubahan warna,
cita rasa atau nilai gizi yang tidak Dalam menyelesaikan paper ini dibutuhkan
dikehendaki selama penyimpanan. Tujuan beberapa tahapan berupa proses yang
dilakukannya pengukusan adalah untuk dimulai dengan mengidentfikasi masalah
mengurangi kadar air dalam bahan baku, yang ada, menentukan tujuan yang ingin
sehingga tekstur bahan menjadi kompak. kita capai, merangkum dasar teori yang ada
Dalam pengukusan diterapkan suhu tinggi melalui study literatur, tahap pengumpulan

216
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

data yang dibutuhkan, pembahasan, dan


mengenai analisa serta kesimpulan yang
akan kami jelaskan secara detail dibawah
ini,

Identifikasi Masalah
Masalah yang diajukan sebagai bahan
dasar dari paper ini adalah bagaimana
memanfaatkan sampah untuk dijadikan
energi panas pada proses insinerasi.

Menentukan Tujuan
Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini
adalah memaksimalkan peran sampah
sebagai bahan bakar untuk meghasilakn
steam.

Studi Literatur
Tahapan selanjutnya adalah melakukan
studi literatur dengan tujuan untuk
merangkum teori-teori dasar, acuan secara
umum dan khusus, serta untuk memperoleh
berbagai informasi pendukung lainnya
yang berhubungan dengan konsep
teknologi yang akan dikembangkan.

Pengumpulan Data Gambar 3. Diagram Alir Metode Penulisan


Pengumpulan data merupakan proses
untuk mengimplementasikan dan
melakukan perhitungan terhadap gagasan HASIL DAN PEMBAHASAN
ini untuk inovasi teknologi bidang
pertanian.
Sampah dan Manfaatnya
Pembahasan Sampah yang ada disekitar kita terdiri
Pada tahap ini akan dijelaskan dari berbagai jenis atau kategori. Ada
bagaimana sampah bermanfaat sebagai sampah yang didasarkan pada sumber
bahan bakar untuk proses insinerasi, dan produksinya yaitu sampah Alam, Manusia,
tingkat keberhasilan menghasilkan steam dan Konsumsi. Lalu berdasarkan jenisnya
yang dijelaskan dengan mengambil data yaitu organik dan anorganik, serta yang
sampah disalah satu kota besar di Indonesia. terakhir berdasarkan bentuknya ada
sampah padat dan cair. Sampah yang akan
Kesimpulan digunakan pada karya kali ini terdiri dari
Tahap terakhir dari metode penulisan berbagai macam jenis serta kategori, karena
kali ini adalah menyimpulkan seluruh sistem yang kita gunakan dengan metode
system kerja dari paper ini dan membuat insinerasi dapat membakar seluruh sampah
kesimpulan mengenai karya tersebut. yang ada, tetapi tetap dengan beberapa
catatan seperti:
1. Sampah – sampah diturunkan kadar
airnya dengan cara ditiriskan di dalam
Mulai bunker (ruangan hampa udara) atau
dibawah terik matahari, agar proses
pembakaran lebih cepat.
Identifikasi masalah

Penetapan tujuan

Studi literatur
Pengumpulan data
(Sekunder)
217

Pengumpulan data jumlah sampah


di Surabaya
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

2. Setelah kadar air tersisa +/- 45%,


sampah akan dimasukan ke dalam
tungku pembakaran, kemudian
dibakar pada suhu yang tinggi kira-
kira mencapai lebih dari 100OC,
pembakaran yang menghasilkan panas
ini akan digunakan untun
mengkonversi air menjadi uap air.
3. Uap yang tercipta akan disalurkan ke
tempat-tempat produksi tempe, yaitu
pada proses pengkukusan dan
Dari data komposisi sampah Kota
fermentasi.
Surabaya pada tabel 1 dapat disimpulkan
4. Dengan metode pengkukusan, kedelai
dari tahun ke tahun komposisi sampah
akan lebih aman dalam pegolahannya,
bervariasi, ada yang mengalami kenaikan,
karena tidak dipanaskan langsung
tapi ada juga yang mengalami penurunan.
dengan api yang menyala.
Lalu jika ingin mengetahui berapa banyak
sampah yang dihasilkan di kota Surabaya
Komposisi Sampah Kota Surabaya
dapat dilihat pada tabel 2. Untuk
Timbulan sampah kota di Indonesia
perbandingan sampah lebih mendetails
diatur di SNI S-04-1993-03 yang ditetapkan
dapat dilihat pada gambar 4.
oleh Badan Standardisasi Nasional (SNI).
Dalam SNI, ditetapkan bahwa timbulan
sampah di kota sedang adalah 0,7-0,8
kg/orang.hari, sedangkan di kota kecil
sebesar 0,5-0,6 kg/orang.hari. Besaran
timbulan sampah ini berada pada kisaran
timbulan sampah antara negara
berpenghasilan rendah (0,5 kg/orang.hari)
dan menengah (0,9 kg/orang.hari).
Tabel 1. Komposisi sampah Kota Surabaya

Gambar 4. Perbandingan timbulan dan


komposisi sampah kota di: (a) negara
industri; (b) negara bepenghasilan
menengah; (c) negara berpenghasilan
rendah (d) Indonesia. [7]

Tabel 2. Material Balance sampah Kota


Surabaya
Tabel 3. Recovery factor sampah Kota
Surabaya

218
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 4. Nilai LHV tiap-tiap jenis sampah.

Berdasarkan asumsi besaran timbulan


sampah sebesar 0,8 kg/kapita.hari (SNI S-
04-1993-03), timbulan sampah di kota
Surabaya yang berpenduduk 2,7 juta jiwa
adalah 2.160 ton/hari (data tahun 2006).
Dengan menggunakan nilai-nilairecovery
factor aktual yang dihitung dari pengaruh
aktivitas sektor informal sebagaimana
tercantum pada Tabel 2, besarnya jumlah
sampah kering yang dapat didaur ulang di
Surabaya adalah sebagai berikut: sampah
plastik 109 ton/hari, sampah kertas 62,7
Perhitungan kalor yang dihasilkan oleh
ton/hari, sampah gelas 25,7 ton/hari, dan
sampah (Q)
logam 24,5 ton/hari (Tabel 4). Jumlah total
Tabel 5. Perhitungan kalor yang dihasilkan
reduksi aktual jenis-jenis sampah tersebut
dari beberapa jenis sampah
adalah 221,9 ton/hari atau 10.3% dari
jumlah timbulan sampah kota/hari. Sampah wilayah Surabaya
LHV massa % Heat Baru
Kalor yang dihasilkan oleh sampah (Q) Jenis (MJ/kg) (kg) Recovery Heat (MJ) (MJ)

Untuk menghitung kalor yang Kayu 17,000 51600 80 877200,000 701760


dihasilkan dari pembakaran sampah, selain
Plastic 21,512 217900 50 4687416,426 2343708,213
mengetahui data sampah yang dihasilkan
disuatu wilayah/daerah, kita juga harus Kertas 12,078 156800 40 1893869,286 757547,7146
mengetahui data Lower Heating Value (LHV).
Tekstil 16,792 57900 100 972244,583 972244,5831

Lower Heating Value (LHV) Sampah Karet 21,380 9900 100 211662,000 211662
Lower Heating Value atau biasa
Total 8642392,296 4986922,511
disebut LHV dikenal sebagai nilai panas
paling rendah yang didapatkan dari suatu
jenis bahan. Nilai ini ditentukan dengan Jika waktu yang diperlukan untuk
mengurangi panas penguapan dari uap air mendapatkan kalor dari hasil pembakaran
dari nilai kalor yang lebih tinggi. Hal ini adalah 1 jam atau 3600 detik, maka
menjadikan suatu bahan kehilangan seluruh didapatkan perhitungannya sebagai
H2Onya. Pada tabel 4, diketahui beberapa berikut,
nilai LHV dari berbagai jenis sampah,
satuan yang digunakan pada tabel 4 adalah 𝑄𝐻𝑒𝑎𝑡𝑏𝑎𝑟𝑢
𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =
kcal/kg dan jika dikonversikan ke dalam 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
kj/kg harus dikalikan 4,187. 𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 4986922,511 𝑀𝐽/ℎ
𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 4986922510,76 𝑘𝐽/ℎ
4986922510,76 𝑘𝐽
𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =
3600 𝑠

219
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 1385256,253 𝑘𝐽/𝑠

Berdasarkan perhitungan yang


dilakukan, diketahui bahwa saat membakar
beberapa jenis sampah dengan beban
sampah yang sudah ditentukan didapatkan
kalor (Q) sebesar 1385256,253 kj/s.

Merancang desain Sistem Insinerator


Insinerator di desain sesuai dengan
kebutuhan yang kita perlukan. Dari hasil
perhitungan data sampah yang kita miliki,
setiap harinya Surabaya menghasilkan Gambar 7. De Florez circular furnace [9]
sampah sebesar +/- 2500 Ton. Untuk itu
desain dirancang agar bisa memuat sampah Perhitungan Uap Air (Steam)
tersebut dalam beberapa proses Perhitungan uap air (steam) digunakan
pembakaran sampah. Kapasitas yang untuk mengetahui seberapa banyak uap
diperlukan tergantung seberapa banyak yang dihasilkan dari proses pembakaran
sampah yang kita miliki. Jika sampah yang sampah dengan menggunakan alat
akan digunakan sekitaran 32 Ton, maka insinerator. Pada perhitungan kali ini hal
volume tungkunya yaitu sebesar 130 m3. [8] pertama yang diperhatikan adalah
perbandingan kedelai yang direbus dengan
kebutuhan air yang kita butuhkan. Data
PRESSURE VALVE
yang didapatkan dari salah satu pengusaha
FEED WATER
UPPER DRUM
TANKI PENGKUKUSAN
tempe di Ngawi didapatkan bahwa 62,5 Kg
Kedelai membutuhkan 75 Kg Air untuk
Non-Return
Valve SAFETY VALVE mengkukusnya. Dari hasil tersebut
didapatkan perbandingan antara kedelai
dan air adalah 1 : 2.

PUMP
INSINERATOR

Gambar 5. Process Flow Diagram

Gambar 6. Desain penyaluran steam dari


sistem insinerator ke tangki pengkukusan
(AutoCad Plant 3D)

220
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 6. Nilai Enthalpy Desain Insinerator

Dari perbandingan diatas, dapat kita 101,9 𝑘𝑗/𝑠


lakukan penghitungan dengan 𝑚𝑑𝑜𝑡 =
𝑘𝑗 𝑘𝑗
menggunakan Aplikasi EES. Perhitungan 2706,7 − 504,7
𝑘𝑔 𝑘𝑔
yang kami lakukan berdasarkan data
sebagai berikut,
𝑚𝑑𝑜𝑡 = 0,04627 𝑘𝑔/𝑠
Massa kedelai : 1000 kg
Jadi dari hasil perhitungan, didapatkan
Massa Air : 1200 kg
bahwa untuk memanaskan 1000 kg kedelai,
Cp (air) : 4,187 (kj/kgoC )
membutuhkan Qsteam sebesar 101,9 kj/s dan
T1 : 27 (oC)
menghasilkan mdot sebesar 0,04627 kg/s.
T2 : 100 (oC)
Waktu (t) : 3600 (secon)
Produksi Tahu dan Tempe
P (insinerator) : 2 bar
Proses Pengkukusan dan Fermentasi
Hg : 2706,7 (kj/kg) Kedelai
Hf : 504,7 (kj/kg) Kedelai yang dikukus, akan lebih cepat
untuk pisah dari kulitnya dari pada direbus,
Untuk mencari mdot_steam dan Q karena dengan dikukus tekanan yang ada di
steam maka dilakukan penghitungan ruangan akan sama. Dengan menggunakan
sebagai berikut, steam dalam pengkukusan kedelai, kita
𝑚𝑎𝑖𝑟 ∗ 𝐶𝑝𝑎𝑖𝑟 ∗ (𝑇2 − 𝑇1) dapat mengambil banyak manfaat seperti,
𝑄𝑎𝑖𝑟 =
𝑡 1. Tidak ada asap dari hasil pembakaran
1200 ∗ 4,187 ∗ (100 − 27) 2. Penghematan kayu sebagai bahan bakar
𝑄𝑎𝑖𝑟 =
3600 pembakaran
𝑄𝑎𝑖𝑟 = 101,9 𝑘𝑗/𝑠 3. Daerah diseketar pengkukusan masih
Asumsi Qair = Qsteam, jadi kita dapat dalam suhu ruangan (normal)
menentukan mdot steam
𝑄𝑎𝑖𝑟 = 𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 = 101,9 𝑘𝑗/𝑠
𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
𝑚𝑑𝑜𝑡 =
ℎ𝑔 − ℎ𝑓

221
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

produksi tahu dan tempe. Pada proses


pengkukusan, steam digunakan sebagai
pengganti kayu bakar atau api yang
biasanya digunakan. Dengan menggunakan
steam lebih banyak hal yang didapatkan,
selain pengkukusan juga mempercepat
proses fermentasi tempe. Hasil dari
perhitungan yang dilakukan menunjukkan
bahwa dengan membakar +/- 21 Ton
sampah pada insinerator dapat digunakan
Gambar 8. Proses konversi uap air [10]
untuk mengkukus kedelai sebanyak 14 Ton.
Pengkukusan juga membutuhkan
suhu yang tinggi yaitu hampir mencapai UCAPAN TERIMA KASIH
100oC. Untuk itu salah satu kendala dalam
proses pengkukusan ini adalah steam yang Puji syukur penulis panjatkan
akan dihasilkan sangat tergantung sampah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
yang dibakar. Semakin tinggi sampah yang ridho, dan hidayah-Nya penulis dapat
dibakar, semakin tinggi pula steam yang menyelesaikan paper ini dengan baik dan
dihasilkan begitu juga sebaliknya. lancar. Penulis juga mengucapkan shalawat
serta salam kepada Rasulullah Muhammad
SAW yang telah memberikan teladan bagi
Banyak kedelai yang dapat diproses
seluruh umat manusia.
Berdasarkan perhitungan kalor yang Penulis mengucapkan terima kasih
dihasilkan sampah serta kalor yang kepada seluruh pihak yang telah membantu
dibutuhkan oleh pengkukusan kedelai menyelesaikan paper ini dalam rangka
dapat diketahui berapa banyak kedelai yang mengikuti lomba yang diadakan oleh
dikukus dalam satu proses pembakaran Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
sampah dengan insinerator. Hal ini sesuai Brawijaya, baik dari rekan-rekan mahasiswa
perhitungan dibawah ini, maupun bapak ibu dosen pembimbing di
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 1385256,253 𝑘𝑗/𝑠
DAFTAR PUSTAKA
𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 = 101,9 𝑘𝑗/𝑠
𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
𝑚𝑎𝑠𝑠 = [1] Elinda Triawati. Siklus Hidrologic.
𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠 = 13596 Dilihat 05 April 2017.
<www.academia.edu/24797118/Wate
Jadi, dari hasil perhitungan Qsampah dan r Vapor>
Qsteam, ditemukan berat kedelai yang dapat [2] Sandhi Nurhartanto. Dilihat 05 April
dikukus sebesar 13596 kg atau 13,5964 ton 2017
tiap prosesnya. <http://www.enciety.co/volume-
sampah-surabaya-capai-1-400-ton-
SIMPULAN per-hari/)>
[3] A Sutowo, Latief - e-journal.
Proses pemanfaatan sampah menjadi Universitas Diponegoro. Vol 16, No 1
radiasi panas sangatlah bermanfaat bagi (2010) .
perkembangan industi sekitar berbasis [4] Afif bahar. Journalist. VM. BL. Dilihat
ekonomi kemasyarakatan. Dengan 03 April 2017.
menggunakan radiasi panas yang <http://www.news.tridinamika.com
dikonversi menjadi steam kita akan /wpcontent/uploads/2015/03/sam
mendapatkan sebuah energi panas yang pah-jadienergi-listrik.jpg)>
dapat digunakan dalam berbagai bidang [5] Roni Firmanto. Dilihat 02 April 2017
usaha, salah satu contohnya adalah proses

222
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

<www.diskimrum.jabarprov.go.id/>
[6] Sugiono, S.Pd. Dilihat 04 April 2017
<http://www.berpendidikan.com/2
015/10/langkah-langkah-cara-
pembuatantempe-kedelai-beserta-
gambarnya.html>
[7] Nair, 1993; SNIS-04-1993-03; dan
Trihadiningrum,2006
[8] Isyana Artharini. Wartawan BBC
Indonesia. Dilihat 03 April 2017
<www.bbc.com/indonesia/majalah/
2016/06/160613_majalah_sampah_
sumberen
ergi>
[9] Donald Q kern-Mc Graw-Hill. 1983.
Process Heat Transfer. International
Editions book company, New York
[10] Rina Arniawati. Dilihat 02 April 2017.
www.rumahprodksi.com/pembuatan
-pengkukusan-kedelai

223
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

M-PUNG : MESIN PEMBUAT TEPUNG LIMBAH KULIT BUAH SKALA


RUMAH TANGGA UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI
PEDESAAN

M-Pung : The Machine of Processing Household Fruit Peel Waste Flour to


Increase Rural Economic Value

Muhammad Rizal Pratama1*, Adnan Tagor Harahap2

1Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor


2Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor
*Email: rizalright@gmail.com
Kampus IPB Dramaga. Jl. Raya Darmaga Kampus IPB Darmaga Bogor 16680

ABSTRAK

Minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan limbah kulit buah dan belum adanya
penerapan teknologi dalam pengelolaan limbah kulit buah menyebabkan limbah kulit buah
hanya dibuang atau dijadikan pupuk dengan harga murah. Perkembangan teknologi yang ada
saat ini dapat mendukung pemanfaatan limbah kulit buah tersebut. Salah satu bentuk
pengelolaan limbah kulit buah yaitu dengan cara diolah menjadi tepung kulit buah yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis dan memberikan nilai gizi tambahan untuk pembuatan makanan
yang sehat sehingga dibuat rancang bangun mesin penggiling limbah kulit buah menjadi tepung
kulit buah. Pembuatan mesin penggiling limbah kulit buah ini dimulai dari melakukan studi
literatur dan observasi untuk merencanakan dan menentukan mekanisme penggilingan limbah
kulit buah, menyiapkan komponen alat dan bahan untuk pembuatan dan merakit alat. Setelah
alat sudah jadi, kemudian dilakukan proses pengujian. Daya yang digunakan pada mesin
penggiling limbah kulit buah ini sebesar 5.5 Hp dengan putaran 2400 rpm. Kapasitas
penggilingan limbah kulit buah ini adalah 118.8 kg/jam. Hasil dari proses mesin penggiling ini
adalah tepung kulit buah. Mesin penggiling ini dapat menjadi salah satu solusi dalam
pengelolaan limbah kulit buah lebih lanjut menjadi tepung sehingga dapat menjadi substituen
tepung terigu yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan makanan yang sehat dan
bergizi tinggi serta dapat meningkatkan nilai ekonomi pada masyarakat pedesaan.
Kata kunci: limbah kulit buah, mesin penggiling, tepung kulit buah

ABSTRACT
The lack of knowledge about the utilization of fruit peel waste and the lack of technological application
in the management of fruit peel waste produce the fruit skin waste that is only discarded or used as fertilizer
with cheap price. Technological developments that exist today can support the utilization of fruit skin waste.
One form of fruit waste management is the processing fruit peel waste to be fruit skin powder that can
increase the economic value and provide additional nutritional for producing healthy food. Therefore, it is
made the design of the milling machine of fruit peel waste into fruit peel powder. The manufacture of this
fruit peel milling machine started from a literature study and observation to plan and determined the
mechanism of fruit peel waste milling machine, preparing tools and materials for the manufacture and
assembling of machine. After the machine was finished, then it done the testing process. The power used in
this fruit peel milling machine is 5.5 Hp with 2400 rpm rotation. The capacity of this fruit peel waste
milling machine is 118.8 kg/hour. The result of this milling machine process is the fruit peel flour. This
machine can be a solution in the management of fruit peel waste further into the flour so it can be
substituent wheat flour used as raw materials in the producing of healthy and nutritious food and increase
the economic value in rural communities.

Keywords: flour, fruit peel waste, milling machine

224
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN dengan menggunakan mesin penggiling.


Mesin penggiling limbah kulit buah ini
Pangan merupakan kebutuhan dasar diharapkan dapat menjadi salah satu solusi
manusia yang paling hakiki dan hak asasi dalam pengelolaan limbah kulit buah lebih
bagi setiap individu. Oleh karena itu, lanjut menjadi tepung sehingga dapat
kebutuhan pangan penduduk merupakan menjadi substituen tepung terigu yang
hal yang mutlak harus dipenuhi agar digunakan sebagai bahan baku dalam
manusia dapat bertahan hidup. pembuatan makanan yang sehat dan bergizi
Permasalahan pangan dari waktu ke waktu tinggi serta dapat meningkatkan nilai
terus meningkat. Salah satu penyebab ekonomi pada masyarakat pedesaan.
utamanya adalah pertumbuhan penduduk
yang selalu meningkat sehingga peningkatan BAHAN DAN METODE
produksi pangan harus mampu memenuhi
kebutuhan pangan penduduk (Arijal, 2013). Alat dan Bahan yang Digunakan
Indonesia merupakan negara yang Pembuatan reaktor ini membutuhkan
rentan dengan kerawanan pangan (food beberapa alat dan bahan. Alat yang
insecurity) yang dapat berakibat pada dibutuhkan dalam pembuatan reaktor ini
kelaparan penduduk. Tantangan utama antara lain solder, obeng, tang, cutter,
dalam mengatasi masalah kelaparan dan gunting, gerinda, bor tangan, tool box, dan
kekurangan gizi adalah mengusahakan agar gergaji besi. Selain itu, dibutuhkan beberapa
masyarakat miskin, terutama ibu dan anak bahan antara lain sabuk dan puli, spoket dan
balita, dapat memperoleh bahan pangan rantai, motor listrik, dan limbah kulit buah
cukup dengan gizi yang seimbang dan harga
yang terjangkau (Bappenas, 2014). Metode
Berdasarkan permasalahan diatas, maka 1. Prosedur pembuatan tepung
diperlukan upaya untuk mengatasi Sampel yang digunakan adalah limbah
kelaparan yang dapat dilakukan dengan cara kulit buah pisang. Kulit buah yang
memberikan produk pangan yang didapatkan berasal dari pedagang buah yang
memanfaatkan potensi sumberdaya lokal ada di sekitar Babakan Raya. Tahap
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi selanjutnya setelah limbah buah didapatkan
penduduk. Potensi sumberdaya lokal yang adalah mencuci bersih limbah tersebut
dapat dimanfaatakan diantaranya adalah kemudian dilakukan proses pengeringan
limbah kulit buah. Minimnya pengetahuan dengan 2 (dua) metode yaitu disangrai dan
tentang pemanfaatan limbah kulit buah dan dioven.
belum adanya penerapan teknologi dalam
pengelolaan limbah kulit buah menyebabkan 2. Pengeringan oven 85 oC
limbah kulit buah hanya dibuang atau Proses pengeringan oven menggunakan
dijadikan pupuk dengan harga murah. suhu 85 oC selama 6 jam (AOAC 2005).
Perkembangan teknologi yang ada saat Sampel yang telah dioven Metode
ini dapat mendukung dalam pemanfaatan pengeringan dengan oven bertujuan agar
limbah kulit buah. Salah satu bentuk dapat mengontrol suhu pengeringan tepung
pengelolaan limbah kulit buah yaitu dengan sehingga kualitas dari tepung tetap terjaga.
cara diolah menjadi tepung kulit buah yang
dapat meningkatkan nilai ekonomis dan 3. Pengeringan sangrai
memberikan nilai gizi tambahan untuk Metode pengeringan sangrai bertujuan
pembuatan makanan yang sehat. Jenis untuk memudahkan masayarakat dalam
limbah yang dapat diaplikasikan dalam proses pengolahan tepung limbah buah.
pembuatan tepung adalah limbah kulit buah Suhu pengeringan yang digunakan adalah
yang memiliki produksi buah yang paling
banyak di Indonesia, kandungan gizi di
dalam kulit masih tinggi, mudah didapat,
serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Pembuatan tepung kulit buah ini dilakukan

225
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 1. Dimensi utama mesin yang dirancang


No Nama bagian mesin Dimensi
1. Motor mekanisme pemarut 0,25 HP, 1400 rpm
2. Motor mekanisme penggilas 0,1 HP, 200 rpm
3. Sabuk V mekanisme pemarut Tipe A 42
4. Diameter puli pemarut (driver) 50,8 mm
5. Diameter puli pemarut (driven) 114,3 mm
6. Rantai penggerak mekanisme No. 25, rangkaian tung-gal, 47
Penggilas mata rantai
7. Rantai rol penggilas No. 40, rangkaian tungg-gal, 92
mata rantai
8. Sproket mekanisme penggilas Jumlah gigi 15
(driver)
9. Sproket mekanisme penggilas Jumlah gigi 36
(driven)
10. Sproket rol penggilas Jumlah gigi 40
11. Diameter poros pemarut 20 mm
12. Diameter poros penggilas 20 mm
13. Diameter poros rol penggilas 10 mm
sekitar 95 oC selama 1 jam. Limbah buah yang pem-buat tepung limbah buah yang
telah dikeringkan kemudian digiling halus dirancang, setelah mesin tersebut dibuat,
menggunakan rancang mesin yang dibuat. dilakukan pengujian untuk mengetahui
Produk tepung yang dihasilkan kemudian apakah kemampuannya bisa memberikan
dianalisis proksimat. hasil sebagaimana yang direncanakan. Mesin
pembuat tepung ini dirancang untuk mampu
HASIL DAN PEMBAHASAN memarut, menggilas dan menyaring 10
kilogram limbah buah per jam yang sudah
Data Hasil Rancangan kering dengan kadar air 10%.
Data pada tabel 1 di atas merupakan Hasil akhir yang diperoleh dari mesin
data dimensi-dimensi utama dari mesin yang dirancang ini (setelah memalui proses
pembuat tepung limbah buah yang pemarutan, penggilasan dan penyaringan)
dirancang/dibuat. adalah campuran antara tepung limbah buah
dan air. Untuk mendapatkan tepung limbah
buah kering, campuran antara tepung
limbah buah dan air ini harus diendapkan,
kemudian dikeringkan. Proses pengeringan
dilakukan secara terpisah dan bukan
merupakan bagian proses dari mesin yang
dirancang ini.
Agar pengujian kemampuan mesin
(pemarutan, penggilasan dan penyaringan)
lebih mudah dilakukan dan dianalisis, maka
setiap kali pengujian, jumlah limbah buah
yang dimasukkan ke dalam mesin pembuat
tepung sebanyak 2 kilogram. Pengujian yang
dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui
waktu proses yang diperlukan oleh mesin,
Gambar 1. Mesin M-Pung untuk memarut, menggilas dan menyaring 2
kg limbah buah.
Pengujian Mesin Pembuat Tepung Limbah Langkah-langkah untuk pengujian
buah mesin ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui kemampuan mesin

226
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

1. Mempersiapkan beberapa peralatan yang


diper-lukan dalam pengujian: timbangan, Tabel 2. Data hasil pengujian mesin pembuat
pencatat waktu, tempat penampung. tepung limbah buah
2. Menyediakan limbah buah yang telah Tepung limbah
No. Limbah buah Waktu
kering dengan kadar air 10%. Untuk buah kering
yang proses
memperlancar proses masuknya limbah yang dihasilkan
diparut (kg) menit) (**)
buah ke bagian pemarut, limbah buah (g) (*)
dipotong menjadi ukuran 10-20 cm. 1. 2 560 11
3. Menjalankan mesin serta memasang 2. 2 555 10
tempat penampung campuran tepung 3. 2 568 11
dan air (hasil pemarutan, penggilasan dan 4. 2 560 12
penyaringan) serta penampung ampas 5. 2 557 10
limbah buah (sisa hasil penggilasan dan Catatan:
penyaringan). (*) Proses pengeringan tepung limbah buah
4. Melakukan pengujian. Setiap kali dilakukan terpisah, dan bukan merupakan
pengujian, jumlah limbah buah yang bagian proses dari mesin yang dirancang.
dima-sukkan ke dalam hopper pemarut, (**) Waktu proses yang dimaksud adalah
sebanyak 2 kilogram. Pada saat pengujian waktu pemarutan, penggilasan dan
dilakukan, proses yang diuji pada mesin penyaringan untuk 2 kilogram limbah buah
ini adalah proses pemarutan, penggilasan yang diparut. Waktu proses tersebut tidak
dan penyaringan. Data waktu proses termasuk waktu pengeringan.
pada table 2, adalah proses yang diperlu-
kan untuk memarut, menggilas dan Analisa Hasil Pengujian dan Unjuk Kerja
menyaring 2 kg limbah buah yang Mesin
dimasukkan melalui hopper. Hasil akhir Berdasarkan data yang diperoleh
yang diperoleh dari mesin ini (dari selama pengujian, maka kapasitas mesin
rangkaian proses pemarutan, yang dirancang yaitu mampu memarut,
penggilasan, dan penyaringan) adalah menggilas dan menyaring 10 kilogram
campuran antara air dan tepung limbah limbah buah per jam, dapat dicapai. Dari
buah. pengujian yang dilakukan sebanyak lima kali
5. Mencatat hasil pengujian, berupa waktu (dengan masing-masing pengujian jumlah
yang diperlukan untuk memarut, limbah buah yang diparut 2 kg), waktu yang
menggilas, dan menyaring 2 kilogram diperlukan untuk memarut, menggilas dan
limbah buah yang dima-sukkan ke dalam menyaring sehing-ga dihasilkan campuran
hopper. Proses pengeringan campuran air dan tepung limbah buah, sebesar 10 – 12
antara air dan tepung limbah buah (yang menit.
merupakan hasil akhir yang diperoleh Tepung limbah buah kering yang
dari mesin ini setelah melalui proses diperoleh dari 2 kilogram limbah buah yang
pemarutan, penggilasan dan diparut adalah sekitar 0,56 kilogram. Tepung
penyaringan), dilakukan ter-pisah dari limbah buah kering diperoleh setelah
mesin ini, dan tidak merupakan bagian campuran tepung limbah buah dan air (hasil
proses dari mesin yang dirancang ini. dari proses pemarutan, penggilasan dan
6. Mengendapkan dan mengeringkan penyaringan) diendapkan, dan dijemur
campuran tepung dan air, yang hingga kering. Proses pengeringan ini
merupakan hasil dari mesin yang memang bukan menjadi bagian perancangan
dirancang. Langkah ke-6 ini dilakukan mesin pembuat tepung limbah buah. Proses
untuk mengetahui berapa banyak tepung pengeringan untuk memperoleh tepung
limbah buah kering yang diperolah dari 2 limbah buah kering sebagai mana disebutkan
kg limbah buah yg diparut, digilas, dan di atas, memerlukan waktu antara 2 sampai
disaring melalui mesin yang dirancang. 4 jam.
Hasil pengujian yang dilakukan, dapat Selama pengujian dilakukan, mesin
dilihat pada tabel 2. bekerja dengan baik. Proses pemarutan,
penggilasan, dan penyaringan berjalan

227
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

sebagaimana rancangan yang diinginkan. menggerakkan rol penggilas.


Hasil parutan mengalir dengan lancar dari Ada dua alternatif penyempurnaan
proses pemarutan ke proses penggilasan. yang bisa dilakukan, yaitu menambahkan
Dengan tiga rol penggilas, maka konsentrasi plat pengarah, yang diletakkan di depan rol
tepung yang bercampur dengan air sangat penggilas, yang berfungsi untuk
tinggi. Meka-nisme penyaring juga berfungsi mengembalikan hasil parutan yang berada di
dengan baik, sehingga ampas sisa sisi kiri maupun kanan rol penggilas, agar
penggilasan tidak bercampur dengan larutan kembali ke posisi tengah (di mana
tepung dengan air. penggilasan berlangsung). Atau menggeser
posisi rantai sproket penggerak rol penggilas
Usulan untuk Penyempurnaan Rancangan ke arah luar, sehingga hasil parutan tidak
Mesin akan menempel pada rantai tersebut.
Setelah melakukan sejumlah pengujian,
ada beberapa usulan/masukan yang bisa Hubungan dan Dampak Pemberian
dilakukan untuk penyempurnaan rancangan Tepung Kulit Limbah
ini. Usulan pe-nyempurnaan pertama adalah Tepung merupakan salah satu bentuk
perbaikan proses pemberian air pada saat alternatif produk setengah jadi yang
proses pemarutan, yang masih dilakukan dianjurkan karena lebih tahan disimpan,
secara manual dengan cara menuangkan mudah dicampur, dibentuk dan lebih cepat
melalui gayung. Penyempurnaan yang bisa dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern
dilakukan adalah dengan menambahkan yang serba praktis. Umumnya, umbi-umbian
pipa yang diberi beberapa lubang, dan dan buah-buahan mudah mengalami
dilengkapi dengan keran pengatur debit air, pencoklatan setelah dikupas. Hal ini
dan pipa ini diletakkan pada salah satu sisi disebabkan oksidasi dengan udara sehingga
memanjang dari hopper. Dengan terbentuk reaksi pencoklatan oleh pengaruh
penyempurnaan ini, debit air lebih mudah enzim yang terdapat dalam bahan pangan
diatur, dan air bisa disiramkan secara merata tersebut (browning enzymatic). Pencoklatan
pada ketela yang sedang diparut. karena enzim merupakan reaksi antara
Penyempurnaan kedua yang bisa oksigen dan suatu senyawa phenol yang
dilakukan adalah memakai satu motor dikatalisis oleh polifenol oksidase. Upaya
penggerak, untuk menggerakkan untuk menghindari terbentuknya warna
mekanisme pemarutan dan meka-nisme coklat pada bahan pangan yang akan dibuat
penggilasan. Rancangan yang sudah dibuat tepung dapat dilakukan dengan mencegah
menggunakan dua motor penggerak, sesedikit mungkin kontak antara bahan yang
masing-masing motor dipakai untuk telah dikupas dan udara dengan cara
menggerakkan meka-nisme pemarutan dan merendam dalam air (atau larutan garam 1%
mekanisme penggilasan (pada proses dan atau menginaktifkan enzim dalam
penggilasan dilakukan sekaligus proses proses blansir).
penyaringan). Penggunaan satu motor peng- Jenis limbah yang digunakan untuk uji
gerak untuk menggerakkan seluruh coba mesin penggiling yang dibuat adalah
mekanisme pada mesin pembuat tepung limbah kulit pisang. Hal tersebut disebabkan
limbah buah ini sangat dimungkinkan, dan oleh jumlah produksi yang paling banyak,
bisa mengurangi biaya awal untuk mesin. kandungan gizi di dalam kulit tersebut
Penyempurnaan ketiga adalah penempatan masih tinggi, mudah didapat, serta banyak
rantai sproket yang menggerakkan rol dikonsumsi oleh masyarakat. Hasil
penggilas. Pada saat pengujian dilakukan penelitian Noviagustin dan Leyla (2008)
dalam waktu lama, maka sebagian dari hasil menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah
parutan yang sedang mengalami proses kulit buah dapat menjadi subtituen tepung
penggilasan, akan terkumpul pada sisi kiri terigu dengan kosentrasi sebesar 20%.
maupun kanan rol penggilas. Hasil parutan Buah pisang banyak mengandung
yg terkumpul pada sisi kiri maupun kanan karbohidrat baik isi maupun kulitnya.
rol penggilas ini lama kelamaan jumlahnya Umumnya masyarakat hanya memakan
akan semakin banyak, sehingga khirnya buahnya saja dan membuang kulit pisang
akan menempel pada rantai sprocket yang begitu saja. Kulit pisang ternyata memiliki

228
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, kemampuan memarut, menggilas, kemudian


dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis menyaring, sebanyak 10 kilogram limbah
kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit buah per jam, bisa dicapai pada saat
pisang per 100 gram bahan mengandung air pengujian dilakukan.
68.90 %, karbohidrat 18.5 gram, lemak 2.1 Beberapa usulan penyempurnaan bisa
gram, protein 0.32 gram, kalsium 715 mg, dipertimbangkan, agar rancangan
fosfor 117 mg, zat besi 1.6 mg, vitamin B 0.12 berikutnya bisa lebih baik. Usulan
mg, dan vitamin C 17.5 mg (Lastinawati, penyempurnaan adalah penambahan pipa
2010). yang diberi lubang-lubang untuk saluran air
Penggunaan limbah buah-buahan yang agar proses pemberian air saat proses
memiliki kandungan gizi yang tinggi dapat pemarutan merata; pemakaian satu motor
digunakan sebagai bahan subtitusi penggerak untuk menggerakkan mekanisme
pengolahan tepung dan apabila dikonsumsi pemarut dan mekanisme penggilas; serta
mempunyai efek positif bagi kesehatan dan memperbesar jarak rantai penggerak rol
berpotensi untuk dikembangkan sebagai penggilas agar hasil parutan yang sedang
pangan fungsional. Adapun pengertian digilas tidak bersentuhan dengan rantai.
pangan fungsional adalah pangan yang
kandungan komponen aktifnya dapat DAFTAR PUSTAKA
memberikan manfaat bagi kesehatan diluar
manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi Arijal, W. 2013. Ketersediaan beras dan akses
yang terkandung di dalamnya (Darwanto pangan dalam kajian ketahanan pangan
dan Dwidjon, 2005). Selain itu, pengolahan di Kabupaten Gunung Kidul tahun 2013
tepung kulit buah menggunakan mesin ini [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas
dapat meningkatkan nilai ekonomi Gadjah Mada.
masyarakat pedesaan karena memanfaatkan [Bappenas] Badan Perencanaan
limbah yang tidak memiliki harga jual Pembangunan Nasional. 2014. Laporan
menjadi produk bernilai jual cukup tinggi. Pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium Indonesia. 2010. Jakarta (ID):
SIMPULAN Bappenas.
Darwanto, Dwidjon, H. 2005. Ketahanan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, pangan berbasis produksi dan
mesin yang dirancang untuk membuat kesejahteraan petani. MMA-UGM
tepung limbah buah dapat bekerja dengan Yogyakarta, Ilmu Pertanian. 1(2): 152-164.
baik. Proses pemarutan, proses penggilasan Lastinawati E. 2010. Diversifikasi pangan
maupun penyaringan berjalan baik sehingga dalam mencapai ketahanan pangan.
menghasilkan kapasitas sesuai dengan yang AgronobiS. 2(4): 11-12.
dirancang. Kapasitas yang dirancang, yaitu

229
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PALM OIL G-PLANTATION: KONSEP INTENSIFIKASI PERKEBUNAN


SAWIT SECARA EFISIEN DAN BERKELANJUTAN

Palm Oil G-Plantation: The Concept of Efficient and Sustainable Palm Oil
Plantation

Danang Alfath Aldrian1 (*), Muhammad Rizal Pratama2

1Departemen
Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor
2Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor
*Email: danangalfath@gmail.com
Kampus IPB Dramaga. Jl. Raya Darmaga Kampus IPB Darmaga Bogor 16680

ABSTRAK
Indonesia memiliki banyak sumberdaya alam yang dapat menjadi motor penggerak
perekonomian nasional dan pembangunan negara. Salah satunya adalah potensi perkebunan
kelapa sawit. Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di
dunia karena memiliki lahan penanaman yang luas baik untuk tanaman menghasilkan (TM)
maupun belum menghasilkan (TBM). Pada tahun 2009, luas areal perkebunan kelapa sawit di
Indonesia tercatat seluas 7,95 juta hektare dan mencapai 11,4 juta hektare di tahun 2015.
Perluasan lahan perkebunan akan berdampak pada pengurangan luas hutan, peningkatan risiko
kebakaran hutan, kepunahan flora dan fauna langka, peningkatan jumlah limbah hasil
perkebunan, dan masalah lingkungan lain. Namun, produktivitas perkebunan sawit Indonesia
masih cukup rendah terutama pada pelaku usaha perkebunan sawit rakyat yang hanya
menghasilkan 2,5 ton minyak sawit mentah (CPO) per hektare dan 0,33 ton minyak inti sawit
(PKO) per hektare. Hal ini disebabkan teknik budidaya dan penggunaan teknologi yang tidak
tepat guna. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas perkebunan sawit adalah teknik
intensifikasi. G-Plantation merupakan teknik intensifikasi pertanian yang fokus memperbaiki
input serta penggunaan teknik budidaya sawit secara tepat guna dan berkelanjutan. Konsep G-
Plantation memanfaatkan penggunaan lubang resapan biopori multifungsi secara efisien dengan
mempertimbangkan pola dan jarak tanam sehingga mudah sekali diterapkan oleh para pelaku
usaha sawit terutama perkebunan sawit rakyat.

Kata kunci: G-Plantation, intensifikasi, perkebunan sawit rakyat

ABSTRACT
Indonesia has many natural resources that can become the motor of national economy and nation
development. One of those resources is the potential of oil palm plantations. Indonesia is the largest
producer and exporter of palm oil in the world because Indonesia has extensive planting land for both
productive and non-producing crops. In 2009, the total area of oil palm plantation in Indonesia was
recorded at 7.95 million hectares and reached 11.4 million hectares in 2015. Expansion of plantation land
will have an impact on reducing forest area, increasing the risk of forest fires, extinction of rare flora and
fauna, increasing the amount of plantation waste, and other environmental issues. However, the
productivity of oil palm plantations in Indonesia is still quite low, especially for smallholder palm oil
plantation producing only 2.5 tons of crude palm oil (CPO) per hectare and 0.33 tons of crude palm oil
(PKO) per hectare. This is caused by cultivation techniques and the use of inappropriate technology. One
of the efforts to increase the productivity of oil palm plantations is the intensification technique. G-
Plantation is an agricultural intensification technique that focuses on improving input and use of
appropriate and sustainable palm oil cultivation techniques. The concept of G-Plantation utilizes the use
of multifunctional bio pore infiltration holes efficiently by considering the pattern and spacing area, thus
it is easily applied by the palm business actors, especially for smallholder palm oil plantation.

Keywords: G-Plantation, intensification, smallholder palm oil plantation

230
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN perkebunan sawit cenderung meningkat,


naik sekitar 3,27 sampai dengan 11,33 persen
Indonesia merupakan negara agraris per tahunnya. Pada tahun 2009 lahan
yang menjadikan pertanian sebagai salah perkebunan kelapa sawit Indonesia tercatat
satu sektor andalan pendapatan negara. seluas 7,95 juta hektar, meningkat menjadi
Pertanian terbukti berkontribusi terhadap 10,46 juta hektar pada tahun 2013. Pada
pertumbuhan ekonomi negara dengan tahun 2014 diperkirakan luas areal
Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup perkebunan kelapa sawit masih meningkat
besar yaitu sekitar 13,38% pada tahun 2014 sebesar 4,69 persen dari tahun 2013 menjadi
atau menduduki urutan ketiga setelah sektor 10,96 juta hektar dan di tahun 2015
Industri Pengolahan dan sektor meningkat sebesar 4,46 persen menjadi 11,44
Perdagangan (BPS 2014). Pertanian cukup juta hektar. Perluasan lahan tersebut
kuat menghadapi perubahan ekonomi krisis dikhawatirkan dapat menyebabkan
global. Pertumbuhan tersebut didukung oleh terjadinya keterbatasan dan kerusakan
berbagai sub-sub sektor pertanian salah lahan.
satunya adalah sub sektor perkebunan. Keterbatasan lahan perkebunan
Perkebunan tidak hanya berkontribusi menyebabkan terjadinya alih fungsi hutan.
terhadap PDB negara tetapi juga berperan Alih fungsi lahan hutan adalah perubahan
menyediakan bahan baku untuk sektor fungsi pokok hutan menjadi kawasan non
industri. Perkebunan juga berperan sebagai hutan seperti pemukiman, areal pertanian,
sumber devisa negara dan penyerapan dan perkebunan. Masalah ini bertambah
tenaga kerja. Jenis tanaman perkebunan yang berat dari waktu ke waktu sejalan dengan
menjadi produk unggulan adalah tanaman meningkatnya luas areal hutan yang
kelapa sawit. Jenis lahan dan iklim di dialihfungsikan menjadi lahan usaha lain
Indonesia sangat cocok untuk pertumbuhan (Widianto et al., 2003). Pengalihan fungsi
tanaman sawit. Oleh karena itu, industri hutan untuk perkebunan terutama kelapa
perkebunan sawit terus berkembang dan sawit sudah terbukti sebagai ancaman
menjadi faktor penting perekonomian terhadap keberadaan wilayah hutan.
negara. Produk tanaman sawit berguna Kebakaran hutan sering terjadi sejak praktik
untuk kebutuhan-kebutuhan industri pembakaran hutan digunakan untuk
makanan, farmasi, kosmetik, biodisel, dan membuka lahan perkebunan (Murniati et al
kebutuhan penting lainnya. Jumlah populasi 2008). Teknik pembukaan lahan dengan cara
dunia yang terus meningkat memicu membakar hutan dinilai efisien karena
tingginya kebutuhan produk sawit sehingga praktis, cepat, dan lebih murah. Pembukaan
prospek industri sawit sangat menjanjikan. lahan juga memberikan dampak buruk lain
Kebutuhan yang tinggi akan produk sawit terhadap lingkungan. Berkurangnya areal
menyebabkan produksi sawit terus dipacu hutan akibat pembukaan besar-besaran
hasil produksinya. Guna memenuhi kelapa sawit yang menyerap banyak air di
tuntutan kebutuhan tersebut, pemerintah sekitar pertumbuhan tanaman kelapa sawit
menggunakan dua strategi dasar yaitu mengakibatkan keseimbangan air hutan
melalui peningkatan pendayagunaan lahan menjadi berkurang sampai 40% dari
pertanian yang telah ada (intensifikasi), dan kebutuhan total air (Taufiq et al., 2013). Selain
melalui perluasan lahan pertanian itu, pembukaan lahan hutan berdampak
(ekstensifikasi) (Noordwijk dan Hairiah, terhadap rusak dan hilangnya habitat flora
2006). dan fauna langka. Hal tersebut akan
Teknik ekstensifikasi merupakan usaha meningkatkan risiko kepunahan spesies-
peningkatan produksi pangan dengan spesies langka di Indonesia. Konversi
meluaskan areal tanam (Yanti dan Setiawan ekosistem alam dalam skala global
2012). Teknik ini sering digunakan karena merupakan penyebab utama hilangnya
dinilai lebih murah dan mudah. Hal tersebut keanekaragaman hayati dan merupakan
ditunjukan oleh data BPS tahun 2014 ancaman terhadap fungsi ekosistem dan
bertambahnya luas areal perkebunan sawit penggunaan lahan secara berkelanjutan
dari tahun 2009 hingga tahun 2015. Pada (Hoekstra et al., 2005). Oleh karena itu, teknik
rentang waktu tersebut, luas areal ekstensifikasi memiliki banyak dampak

231
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

negatif terhadap lingkungan dan teknik ini permukaan.


tidak dapat diterapkan secara berkelanjutan. Alat
Teknik intensifikasi merupakan upaya Peralatan yang diperlukan meliputi
meningkatkan produksi pertanian dengan cangkul, tugal, penggaris ukur, theodolite,
cara memperbaiki kualitas input dan dan bor biopori desain khusus untuk lahan
pengolahan lahan yang lebih intensif. Teknik perkebunan sawit seperti tanah ultisol dan
ini mampu meningkatkan produksi tanah masam sulfat.
pertanian dengan cara penggunaan varietas Metode
unggul, pemberian pupuk kimia, penerapan Metode yang digunakan selain
teknologi terbaru, dan rekayasa lahan. Selain mengambil data pustaka, juga
itu, intensifikasi meminimalisir dampak mengidentifikasi penelitian-penelitian
kerusakan lingkungan akibat penerapan terdahulu terkait lahan perkebunan sawit.
teknik ekstensifikasi. Akan tetapi, teknik ini Alur penelitian mengidentifikasi kebutuhan-
juga memiliki dampak negatif yang kebutuhan tanaman dikaitkan dengan
merugikan. Menurut ‘Hipotesis Intensifikasi’ hambatan pertumbuhan dan perkembangan
yang ada, bahwa meningkatnya intensifikasi tanaman. Penelitian ini mengidentifikasi
pertanian akan mengubah kondisi tanah dari manfaat penggunaan lubang resapan biopori
suatu agro-ecosistem yang menyebabkan (LRB), rorak, dan benteng dengan asumsi-
hilangnya biodiversitas organisme tanah asumsi adanya aliran permukaan dan tanah
karena menurunnya jumlah dan diversitas kondisi jenuh air. Metode penentuan Jumlah
masukan organik ke dalam rantai LRB yang ideal dibuat menyesuaikan
makanannya, dan adanya penggunaan dengan luasan tanah, rata-rata intensitas
bahan kimia serta modifikasi iklim mikro hujan, dan laju peresapan air pada tanah.
(Noordwijk dan Hairiah 2006). Oleh karena Jumlah LRB ideal dapat dihitung dengan
itu, teknik intensifikasi perlu dievaluasi agar rumus (Kamir, 2006):
tidak merugikan dan dapat diterapkan
secara berkelanjutan. intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang (m2)
Peningkatan populasi penduduk akan Laju peresapan air per lubang (Liter/jam)
terus berdampak terhadap peningkatan
kebutuhan produk hasil perkebunan sawit. HASIL DAN PEMBAHASAN
Peningkatan produksi memang sangat
diperlukan guna memenuhi kebutuhan Seperti tanaman lainnya, kelapa sawit
masyarakat. Akan tetapi, upaya tersebut dipengaruhi faktor-faktor penting yang
perlu memperhatikan dampak lingkungan memengaruhi pertumbuhan dan
dan keberlanjutannya. Penerapan teknik perkembangannya. Faktor-faktor tersebut
intensifikasi dan ekstensifikasi dalam rangka meliputi faktor iklim dan tanah, bahan
peningkatan produksi perkebunan sawit tanaman, hama, dan penyakit serta gulma.
masih memiliki banyak dampak negatif yang Dari semua faktor, ada faktor yang
menghambat peningkatan produksi secara berpengaruh langsung atau pun tidak
berkelanjutan. Dari masalah tersebut, berpengaruh secara langsung terhadap
perkebunan sawit memerlukan metode pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
peningkatan produksi pertanian yang tepat Ada tiga faktor esensial yang menjadi
guna dan berkelanjutan agar dapat kebutuhan pokok tanaman untuk dapat
memenuhi kebutuhan produksi tanpa hidup dan berkembang secara normal,
mengabaikan daya dukung lingkungan dan sedangkan faktor lainnya merupakan
keberlanjutannya. pelengkap. Faktor esensial tersebut berasal
dari luar tubuhnya antara lain cahaya
BAHAN DAN METODE matahari, air, dan unsur hara (Risza, 2010).
Ketiga faktor tersebut memiliki peran yang
Bahan sangat penting bagi tanaman dan saling
Bahan-bahan yang digunakan meliputi berhubungan antar faktor. Tanaman tidak
lahan perkebunan sawit, sampah organik akan tumbuh dan berkembang secara
(serasah daun sawit, limbah buah sawit, sisa optimal apabila keseimbangan ketiga faktor
tubuh tanaman sawit), dan aliran esensial tersebut terganggu.

232
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Indonesia yang beriklim tropis, esensial adalah unsur-unsur kimia yang


menerima energi cahaya matahari maksimal diserap akar tanaman dari tanah untuk
dibanding daerah lain yang memiliki iklim kebutuhan tubuh tanaman. Kurangnya
berbeda. Hal tersebut menjadi keuntungan unsur hara dapat menurunkan produksi
tersendiri karena cahaya matahari berfungsi tanaman dikarenakan timbulnya gejala
sebagai energi utama tanaman yang defisiensi dan terhambatnya pertumbuhan
diperoleh sebagai hasil fotosintesis. vegetatif tanaman. Kebutuhan unsur hara
Intensitas cahaya yang cukup berkorelasi tanaman dapat dipenuhi dengan cara
positif terhadap pertumbuhan dan pemupukan. Pemupukan merupakan suatu
perkembangan tanaman. Oleh karena itu, upaya untuk menyediakan unsur hara yang
iklim tropis cocok untuk perkebunan kelapa cukup guna mendorong pertumbuhan
sawit yang membutuhkan cahaya matahari vegetatif tanaman yang sehat dan produksi
dengan intensitas tinggi. sawit secara maksimum dan efisien
Faktor esensial lain yang sangat penting (Darmosarkoro et al., 2003). Pada saat ini,
bagi tanaman sawit adalah air. Air produktivitas kelapa sawit sangat
merupakan unsur kehidupan dan sangat dipengaruhi oleh peran pupuk.
dibutuhkan semua jenis tanaman. Air sangat Berdasarkan senyawanya, pupuk
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan digolongkan menjadi dua jenis yakni pupuk
perkembangan tanaman. Adapun fungsi organik dan pupuk anorganik. Keduanya
utama air (Risza, 2010) di antaranya : memiliki fungsi khusus yang berkaitan
1. Sebagai pelarut dan untuk dengan kesuburan tanah. pupuk organik
mengabsorpsi unsur hara. berfungsi sebagai penambah unsur hara dan
2. Sebagai pembentuk tubuh tanaman. memperbaiki sifat fisik tanah, sedangkan
3. Sebagai senyawa yang dibutuhkan pupuk anorganik hanya berfungsi sebagai
dalam fotosintesis. penambah unsur hara (Risza, 2010). Pupuk
4. Sebagai penetral suhu tubuh tanaman organik memiliki beberapa kelebihan
Tanaman sawit memanfaatkan air tanah diantaranya adalah dapat memperbaiki sifat
untuk memenuhi kebutuhannya. tanamam fisik tanah dan juga memiliki dampak baik
sawit termasuk tanaman yang mempunyai terhadap ekosistem. Akan tetapi, unsur hara
perakaran yang dangkal (akar serabut), yang terbentuk dari bahan organik
sehingga mudah mengalami cekaman membutuhkan waktu yang lama untuk
kekeringan (Dwiyana et al., 2015). Selain itu, menjadi unsur hara tersedia bagi tanaman.
tanaman sawit bergantung pada kapasitas Pupuk anorganik membutuhkan waktu yang
air tanah untuk memenuhi kebutuhannya. singkat untuk menjadi unsur hara tersedia
Kapasitas air tanah dipengaruhi oleh bagi tanaman, tetapi pupuk anorganik tidak
presipitasi melalui mekanisme infiltrasi dan dapat memperbaiki sifat fisik tanah. selain
perkolasi sebagai sumber pengisian dalam itu, pupuk anorganik memiliki beberapa
sistem dan evapotranspirasi sebagai dampak negatif terhadap lingkungan dan
pengosongan yang menyebabkan hilangnya dibutuhkan tambahan biaya input untuk
air dari sistem (Pasaribu et al., 2012).. Secara tersedianya pupuk anorganik.
ekologis, tanaman sawit merupakan Permasalahan pemupukan juga dapat
tanaman yang paling banyak membutuhkan diperburuk oleh adanya limpasan
air dalam proses pertumbuhannya, yaitu permukaan dan erosi. Tingginya curah hujan
sekitar 4,10–4,65 mm per hari (Widodo, dan juga dipeengaruhi faktor kondisi tanah
2011). Kelapa sawit memerlukan seperti kemiringan tanah dan vegetasi dapat
ketersediaan air relatif lebih banyak menyebabkan terjadinya limpasan
dibanding tanaman keras atau tanaman permukaan. Air hujan yang terhambat
perkebunan lainnya (Harahap dan masuk ke dalam tanah akan menjadi aliran
Darmosarkoro, 1999). Hal tersebut guna permukaan. Peningkatan laju aliran
mencukupi kebutuhan pertumbuhan dan permukaan dan erosi dalam jangka panjang
produksinya. akan menyebabkan menurunnya kesuburan
Faktor esensial lain yang berpengaruh tanah di lahan tererosi (Ispriyanto et al..
terhadap pertumbuhan dan perkembangan 2001). Limpasan tersebut dapat
tanaman adalah unsur hara. Unsur hara menyebabkan terjadinya erosi dan

233
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

pengangkutan unsur-unsur hara. Pupuk Pembuatan Lubang Resapan Biopori


yang telah disimpan di dalam tanah (LRB) merupakan solusi teknologi ramah
kemungkinan akan terangkut dan tercuci. lingkungan untuk mengatasi ketersediaan
Hal tersebut dapat menurunkan kandungan air tanah dengan memanfaatkan sampah
unsur hara dalam tanah dan dapat organik melalui lubang kecil dalam tanah
mengganggu pertumbuhan tanaman sawit. (Kamir, 2006). LRB dapat dibuat dengan
Oleh karena itu, limpasan air perlu diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm. LRB
diantisipasi agar tidak menurunkan dapat menampung 7,8 Liter sampah organik
produksi sawit. yang akan menjadi kompos sekitar 56-84
Setelah diidentifikasi, tanaman sawit hari. LRB efektif mencegah adanya aliran
sangat dipengaruhi faktor intensitas cahaya permukaan berlebihan, mencegah degradasi
matahari, air, dan unsur hara. Selain itu, sifat unsur hara secara cepat, dan membantu
fisik, kimia, dan biologi tanah berkontribusi tanah dalam meresapkan air.
terhadap kesuburan tanah. apabila faktor- Rorak adalah lubang buntu dengan
faktor tersebut terganggu, pertumbuhan dan ukuran tertentu yang dibuat pada bidang
perkembangan tanaman sawit akan olah. Rorak berfungsi sebagai embung mini
terganggu. Permasalahan-permasalahan di yang dibuat diantara tanaman dan searah
perkebunan sawit dapat berdampak dengan kontur. Pembuatan rorak dapat
terhadap berkurangnya hasil produksi. dikombinasikan dengan mulsa vertikal agar
Teknik intensifikasi tidak akan efektif peresapan aliran permukaan lebih efektif.
apabila teknisnya tidak berjalan dengan baik. Teknik konservasi tanah dan air tersebut
Faktor kesuburan tanah dan dapat meningkatkan cadangan air tanah saat
pengelolaan air yang baik merupakan faktor musim kemarau. Rorak juga berfungsi
penting bagi efektivitas teknik intensifikasi. sebagai sarana penampungan sedimen erosi
Sistem pemeliharaan kesuburan tanah dan dan secara berkala sedimen tersebut
konservasi air diperlukan untuk mendukung dikembalikan ke atas permukaan tanah
peningkatan produksi perkebunan sawit bersamaan bahan organik (serasah) yang
yang berkelanjutan. Selain peningkatan telah melapuk (Monde, 2010).
produksi, sistem tersebut perlu Benteng atau sengkedan adalah dinding
memperhatikan unsur ekosistem dan tanah buatan yang mengikuti garis kontur
lingkungan agar tidak menimbulkan tanah. Benteng berfungsi menahan aliran
permasalahan baru. Salah satu sistem permukaan dan merekayasa aliran air. Selain
intensifikasi pertanian yang diharapkan itu, benteng juga berfungsi mencegah
dapat diaplikasikan adalah G-Plantation. terjadinya pengangkutan top soil dan
G-Plantation merupakan modifikasi menjaga serasah tanaman kelapa sawit tetap
teknik intensifikasi dengan pemanfaatan di sekitar piringan tanaman kelapa sawit.
rekayasa tata lahan dan penggunaan lubang Pembuatan benteng memanfaatkan tanah di
resapan biopori. Teknik G-Plantation mampu sekitar piringan atau tanah hasil galian rorak
meningkatkan kualitas lahan dan mencegah dan tanah tersebut ditumpuk mengikuti
terjadinya kerusakan lingkungan. G- kontur piringan.
plantation juga dapat meningkatkan produksi Penggunaan rorak dan benteng
perkebunan sawit tanpa perlu perluasan efektivitasnya bergantung pada kondisi dan
areal lahan perkebunan. Teknik ini juga kontur lahan. Rorak dan benteng berfungsi
sangat sederhana dan dapat diterapkan oleh optimal pada lahan dengan kemiringan 4o-9o
semua jenis usaha mencakup perkebunan (6%-15%) dan jarak teras 8,01 meter. Hal
pemerintah, swasta, dan usaha rakyat. tersebut disebabkan oleh pengaruh laju
Penggunaannya memanfaatkan sumber aliran dan risiko erosi tanah. pembuatannya
daya lahan dan limbah sisa pertanian yang pun cukup praktis karena menggunakan
memenuhi kaidah teknologi tepat guna dan perlatan petani pada umumnya seperti
berkelanjutan. Teknik G-plantation cangkul, penggaris ukur, tugal, dan bor
memanfaatkan penggunaan lubang resapan biopori untuk membuat LRB. LRB, rorak,
biopori, rorak, dan benteng berfungsi dan benteng dibuat disekitar piringan
sebagai media konservasi air dan pemelihara tanaman kelapa sawit agar lebih maksimal
kesuburan tanah. mengkonservasi air dan tanah.

234
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

yang berguna dalam perbaikan sifat


fisik dan biologi tanah.
6. Apabila aliran permukaan sangat deras
dan meluap, aliran air tersebut akan
ditahan oleh benteng dan dikembalikan
ke dalam rorak hingga aliran
permukaan terhenti.
G-Plantation berupaya mengkonservasi air
dan tanah dengan mengoptimalkan
modifikasi piringan tanaman sawit. Selain
dukungan rorak dan biopori, Jarak antara
Gambar 1. Desain melintang G-Plantation tanaman-rorak dan jarak antar rorak-
Keterangan : benteng berguna sebagai media penyerapan
A : Lebar atas rorak (60 cm) air alami (infiltrasi). Seperti pada gambar:
B : Lebar dasar rorak (40 cm)
C : Kedalaman rorak (60 cm)
D : Lebar LRB (10 cm)
E : Kedalaman LRB (100 cm)
: Aliran/limpasan permukaan
F : Jarak rorak-benteng (40 cm)
G : Lebar atas benteng (40 cm)
H : Tinggi benteng (30 cm)
I : Lebar dasar benteng (60 cm)

B A
Apabila di analisis aliran air dari
gambar melintang ke dalam tanah, air yang
datang akibat presipitasi akan terhambat
(intersepsi) oleh tajuk sawit dan menjadi
infiltrasi atau aliran permukaan. Aliran
permukaan tersebut mengalir ke arah
dataran lebih rendah mengikuti energi
potensialnya. Aliran permukaan tersebut
berpotensi membawa unsur hara tanah dan
juga berisiko menurunkan cadangan air
tanah. Sistem G-Plantation berupaya Gambar 2. Gambaran piringan tanaman
mencegah aliran permukaan tersebut keluar sawit
piringan sawit dan memanfaatkannya untuk Keterangan :
kebutuhan tanaman sawit. Adapun langkah- Tanaman kelapa sawit
langkahnya sebagai berikut : Rorak
1. Aliran permukaan yang datang dari Benteng
tanaman sawit akan dijebak oleh rorak Piringan / lahan alami
dan diarahkan menuju lubang resapan LRB
biopori. G-Plantation diupayakan mudah dalam
2. Lubang resapan biopori akan pengaplikasiannya, sehingga usaha
menampung air dan unsur hara yang perkebunan rakyat pun bisa
terangkut. menggunakannya untuk meningkatkan
3. Air yang tersimpan akan disimpan produksi kelapa sawit. Pada pembuatannya,
menjadi cadangan air tanah yang G-Plantation menggunakan peralatan
dibutuhkan tanaman. pertanian sederhana untuk membuat rorak,
4. Unsur hara yang terangkut ke dalam LRB, dan benteng. Selain itu, G-Plantation
LRB akan meningkatkan kesuburan menggunakan limbah organik sisa
tanah. perkebunan untuk mengisi lubang biopori.
5. Penggunaan LRB juga dapat Hal tersebut dapat menjadi solusi
meningkatkan aktivitas fauna tanah pencemaran limbah sawit. Hasil limbah

235
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

tersebut akan terdekomposisi menjadi Pasaribu, H, Mulyadi, A, and Tarumun, S.


kompos yang berguna memperbaiki sifat 2012. Neraca air di perkebunan kelapa
fisik tanah atau dikomersilkan menjadi sawit di PPKS Sub Unit Kalianta Kabun
pendapatan tambahan petani. Riau. Jurnal Ilmu Lingkungan. 6 (2) : 99 –
113.
SIMPULAN Taufiq, M, Siswoyo, H, and Anggara, WWS.
2013. Pengaruh Tanaman Kelapa Sawit
G-Plantation merupakan solusi kreatif Terhadap Keseimbangan Air Hutan.
meningkatkan produksi perkebunan sawit Jurnal Teknik Pengairan. Vol 4 (1) : 47-52.
dengan menggunakan metode intensifikasi Widianto, Hairiah, Suharjito, and Sardjono.
pertanian yang ramah lingkungan. Selain itu, 2003. Fungsi dan Peran Agroforestri.
G-Plantation memanfaatkan limbah organik World Agroforestry Centre (Icraf).
dan modifikasi lahan untuk Bogor.
mengoptimalkan produksi perkebunan. G- Widodo. 2011. Estimasi Nilai Lingkungan
Plantation juga merupakan teknologi tepat Perkebunan Kelapa Sawit Ditinjau dari
guna yang mudah aplikasinya dan Neraca Air Tanaman Kelapa Sawit.
membantu petani perkebunan rakyat dan Karya Ilmiah. Fakultas Matematika dan
ikut berkontribusi meningkatkan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut
perekonomian negara secara berkelanjutan. Pertanian Bogor. Bogor.
Yanti, D, and Setiawan, D. 2012. Analisa nilai
DAFTAR PUSTAKA manfaat irigasi pompa dangkal ditinjau
dari keberlanjutan sumber daya air
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik untuk pertanian. Jurnal Teknologi
Kelapa Sawit Indonesia. Jakarta (ID): Pertanian. Vol 16 (1) : 72 – 82.
Direktorat Statistik Tanaman
Perkebunan.
Dwiyana, SR, Sampoerno, Ardian. 2015.
Waktu dan volume pemberian air pada
bibit kelapa sawit (Elaesis Gueneensis
Jacq) di Main Nursery. Jurnal Faperta. 2
(1) : 21 – 30.
Harahap, I, Darmosarkoro. 1999. Pendugaan
kebutuhan air untuk pertumbuhan
kelapa sawit di lapang dan aplikasinya
dalam pengembangan sistem irigasi.
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 4 (3) : 121 –
134.
Hoekstra, JM, Boucher, TM, Ricket, TH, and
Roberts, C. 2005. Confronting a biome
crisis : global disparities of habitat loss
and protection. Ecology Letters. 8 : 23-29.
Ispriyanto, R, Arifjaya, NM, and
Hendrayanto. 2001. Aliran permukaan
dan erosi di areal tumpangsari tanaman
Pinus Merkusii Jungh. Et De Vriese.
Jurnal Manajemen Hutan Tropika. Vol VII
(1): 37-47.
Kamir, RB. 2006. Teknologi Biopori. Bogor (ID):
IPB Press.
Monde, A. 2010. Pengendalian aliran
permukaan dan erosi pada lahan
berbasis kakao di DAS Gumbasa,
Sulawesi Tengah. Media Litbang
Sulteng III (2) : 131 – 136.

236
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

S’PIPE (SHRIMP’S SPIRAL PUMP AERATOR) INOVASI TEKNOLOGI


SPIRAL PUMP SEBAGAI AERATOR TAMBAK UDANG

S'PIPE (Shrimp's Spiral Pump Aerator) Spiral Pump Technology Innovation


as A Shrimp Pond Aerator

Yuliani W.1*, Ahmad Abdul M.1, Satriyo Pandunusawan2, Dewi Ermawati3,


Af’idatul Lutfita S. R4

1,2,3,4Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Email: yulianiwid@gmail.com
Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia

ABSTRAK

Udang merupakan komoditas perikanan andalan Indonesia yang menjadi komoditas


ekspor. Namun, produktivitas udang Indonesia lebih rendah dibandingkan negara lain
Rendahnya produktivitas tambak udang di Indonesia disebabkan oleh tingkat keberhasilan
hidup (survival rate) dan pertumbuhan (growth rate) yang rendah serta ketidakstabilan produksi
akibat kesalahan manajemen lingkungan dan penerapan teknologi budidaya, serta kualitas air
tambak yang buruk. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dibutuhkan solusi untuk
meningkatkan kualitas air pada budidaya tambak udang berupa S’PIPE (Shrimp’s Spiral Pump
Aerator) Inovasi Teknologi Spiral Pump sebagai Aerator Tambak Udang Berbasis Renewable
Energy. “S’PIPE” merupakan teknologi berkelanjutan untuk mengontrol kualitas air tambak
udang dengan menggunakan spiral pump sebagai energi utama sehingga teknologi “S’PIPE
(Shrimp’s Spiral Pump Aerator)” memiliki nilai kebermanfaatan tanpa menghasilkan polusi serta
menekan biaya penggunaan listrik. Manfaat dari pelaksanaan program ini adalah dapat
digunakan sebagai media aktualisasi dan penerapan teknologi spiral pump sebagai solusi
alternatif bagi petani udang dalam mengatasi penurunan kualitas air tambak udang. Bagi
akademisi dan masyarakat terciptanya “S’PIPE” akan menambah wawasan baru tentang
teknologi spiral pump yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi permasalahan penurunan
kualitas air tambak udang melalui sumber daya mandiri. Instrumen hasil pelaksanaan program
kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas air tambak udang
dan meningkatkan produktivitas udang bagi masyarakat serta meningkatkan pendapatan
masyarakat.

Kata Kunci: udang, air, aerator, spiral pump

ABSTRACT

Shrimp is Indonesia's mainstay fishery commodity that becomes export commodity.


However, Indonesia's shrimp productivity is lower than other countries the low productivity of
shrimp ponds in Indonesia is caused by low survival rate and growth rate and production
instability due to mismanagement and application of cultivation technology, as well as the
quality of pond water bad. Based on this background, a solution is needed to improve water
quality in shrimp pond cultivation in the form of S'PIPE (Shrimp's Spiral Pump Aerator) Spiral
Pump Technology Innovation as a Renewable Energy Shrimp Pond Pond. "SPIPE" is an ongoing
technology for controlling water quality of shrimp ponds using a spiral pump as the main energy
so that "S'PIPE (Shrimp's Spiral Pump Aerator) technology has a value of utilization without
polluting and reducing electricity costs. The benefits of the implementation of this program is to
be used as a medium of actualization and application of spiral pump technology as an alternative
solution for shrimp farmers in overcoming the decrease of water quality of shrimp ponds. For the

237
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

academicians and the comunity the creation of "SIPPE" will add new insight into the applicable
spiral pump technology to overcome the problem of degradation of water quality of shrimp
ponds through independent resources. Instrument result of program implementation of this
activity can be made as one effort to increase shrimp pond quality and increase shrimp
productivity for society and also increase society income.
Keywords: shrimp, water, aerator, spiral pump

PENDAHULUAN stres pada udang yang berkelanjutan


menyebabkan daya imunitas udang
Sektor perikanan merupakan salah terhadap penyakit menurun sehingga
satu sektor yang memiliki peran penting banyak udang yang mati dan produktivitas
dalam perekonomian Indonesia. Menurut tambak udang berkurang.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Selama ini, masyarakat
tahun 2014, udang merupakan komoditas menggunakan aerator listrik untuk
perikanan andalan Indonesia yang menjadi meningkatkan kualitas air tambak udang.
komoditas ekspor. Luas area tambak udang Aerator listrik menggunakan energi listrik
di Indonesia saat ini sekitar 344.759 ha atau sebagai energi utama sehingga tidak hemat
sekitar 39,78% dari potensi lahan yang energi. Selain itu, aerator listrik tidak sesuai
tersedia yakni seluas 866.759 ha yang diaplikasikan pada daerah terpencil yang
tersebar di seluruh Indonesia. Berdasarkan belum terjangkau listrik dari pemerintah.
data tersebut, 80% diantaranya adalah Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi
tambak milik petani yang dikelola secara teknologi pada budidaya tambak udang
tradisional sehingga produktivitasnya untuk memperoleh hasil yang maksimal.
rendah (Arifin, dkk, 2012). Melalui Program Kreativitas Mahasiswa ini,
Menurut data PKPP Riset untuk kami membuat aerator berupa S’PIPE
Kesejahteraan 2012, produktivitas budidaya (Shrimp’s Spiral Pump Aerator) Inovasi
udang di Indonesia rata-rata sebesar 267 Teknologi Spiral Pump sebagai Aerator
kg/ha per tahun. Produktivitas udang Tambak Udang Berbasis Renewable Energy.
Indonesia lebih rendah dibandingkan negara “S’PIPE” merupakan aerator berbasis energi
lain seperti Cina dengan produktivitas 538 terbarukan sebagai solusi kurangnya
kg/ha, India 750 kg/ha dan Thailand 2444 sirkulasi oksigen pada tambak udang
kg/ha. Rendahnya produktivitas tambak sehingga menghasilkan udang yang sehat
udang di Indonesia disebabkan oleh tingkat serta produktivitasnya meningkat. “S’PIPE
keberhasilan hidup (survival rate) dan (Shrimp’s Spiral Pump Aerator)” memiliki nilai
pertumbuhan (growth rate) yang rendah serta kebermanfaatan tanpa menghasilkan polusi
ketidakstabilan produksi akibat kesalahan serta dapat menghemat penggunaan energi
manajemen lingkungan dan penerapan listrik.
teknologi budidaya, serta kualitas air tambak Udang
yang buruk. Kualitas air tambak dipengaruhi Berdasarkan data dari Direktorat
oleh parameter fisik dan kimia diantaranya Jenderal Perikanan Budidaya tahun 2014,
oksigen terlarut, temperatur, salinitas, udang merupakan komoditas perikanan
kekeruhan, pH, nitrogen, amoniak, nitrit, andalan Indonesia yang menjadi komoditas
nitrat, fosfat, dan silika; serta parameter ekspor terutama udang Vaname dan udang
biologi yaitu klorofil-a, koliform fekal, windu. Luas area tambak udang di
Vibrio, dan jumlah bakteri (Ferreira, et al, Indonesia saat ini sekitar 344.759 ha atau
2011). Menurut Suyanto dkk (2009) 39,78% dari potensi lahan yang tersedia
berkurangnya kualitas air tambak akibat yakni seluas 866.759 ha yang tersebar di
rendahnya kadar oksigen dapat seluruh Indonesia. Delapan puluh persen
menyebabkan wabah penyakit untuk tambak dari luas tambak udang tersebut merupakan
udang. Rendahnya kandungan oksigen tambak milik petani yang dikelola secara
dalam air tambak dapat menimbulkan tradisional sehingga produktivitasnya
pembusukan yang menyebabkan akumulasi rendah. Rendahnya produktivitas tambak
gas beracun di dalam air seperti amoniak, udang merupakan permasalahan utama
CO2, dan nitrit sehingga udang stres. Kondisi usaha budidaya udang di Indonesia.

238
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Berdasarkan data PKPP Riset untuk kadar DO kurang dari 2 mg/L. Menurut
Kesejahteraan 2012, produktivitas tambak Suyanto dkk (2009) kadar oksigen yang
udang Indonesia per tahun rata-rata 267 rendah dalam air tambak dapat
kg/ha, lebih rendah dibandingkan dengan menimbulkan pembusukan sehingga
Cina (538 kg/ha), India (750 kg/ha) dan menyebabkan akumulasi gas beracun di
Thailand (2444 kg/ha) (Arifin, dkk, 2012). dalam air seperti amonia, CO2, dan nitrit
Hal ini disebabkan oleh rendahnya yang menyebabkan kondisi udang menjadi
keberhasilan hidup (survival rate) dan stres. Kondisi stres pada udang yang
pertumbuhan (growth rate) serta berkelanjutan menyebabkan daya imunitas
ketidakstabilan produksi akibat turunnya udang terhadap penyakit akan menurun
kualitas lingkungan karena wabah penyakit, sehingga banyak udang yang mati atau
kesalahan manajemen lingkungan, serta dalam arti lain produktivitas tambak udang
penerapan teknologi budidaya yang kurang menurun. Faktor lain yang menentukan
tepat. kualitas air tambak adalah salinitas atau
kadar garam. Salinitas mempengaruhi proses
Kualitas air penyerapan oksigen dari air media ke dalam
Menurut Ferreira et al (2011) kualitas tubuh udang. Peningkatan salinitas akan
air tambak udang dipengaruhi oleh meningkatkan energi yang dibutuhkan
parameter kimia seperti oksigen terlarut, untuk osmoregulasi sehingga laju
salinitas, pH, nitrogen, amonia, fosfat, nitrit metabolisme dalam tubuh udang juga
dan nitrat; parameter fisik seperti temperatur meningkat (Ferreira, et al, 2011). Untuk
dan kekeruhan; serta parameter biologi mengantisipasi terjadinya kekurangan
diantaranya klorofil-a, koliform fekal, oksigen terlarut dalam air tambak dilakukan
Vibrio, dan jumlah bakteri. Udang dapat pergantian air dan proses aerasi. Jika
tumbuh optimal pada kisaran pH 6 sampai jumlah oksigen dalam air tidak mencukupi
dengan 9 dengan batas maksimal jumlah akan mengakibatkan penurunan kondisi
materi tersuspensi sebesar 100 mg/L serta kesehatan udang bahkan menyebabkan
konsentrasi maksimum amonia sebesar 2 kematian (Velazco, 2010).
mg/L. Kandungan amonia yang melebihi Aerator
batas dapat mempengaruhi proses Menurut Kumar et al (2013)
pertumbuhan udang, pergantian kulit, dan aerator sangat diperlukan untuk menjaga
jumlah konsumsi oksigen oleh udang. Faktor lingkungan agar tetap sesuai dengan
lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat fisiologi yang dibutuhkan pada
pertumbuhan udang adalah suhu. budidaya perairan intensif dan semi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan intensif. Pada budidaya perairan intensif,
oleh Budiardi dkk (2005) pertumbuhan permintaan oksigen dari spesies yang
optimal udang terjadi pada kisaran suhu 25- dibudidayakan tidak bisa dicapai hanya
30oC dan berakibat pada kematian udang jika dengan proses aerasi alamiah. Oleh karena
suhu lingkungan di atas 35oC. Meningkatnya itu, aerasi buatan perlu dilakukan. Aerator
suhu lingkungan (air tambak) pada dapat meningkatkan luas permukaan air
umumnya disertai dengan meningkatnya yang kontak dengan udara sehingga
laju metabolisme yang berarti permintaan transfer oksigen juga meningkat secara
oksigen oleh jaringan juga meningkat. serempak dan berdampak pada
Secara umum, meningkatnya suhu terhalangnya proses stratifikasi dalam air
lingkungan sebesar 10oC menyebabkan karena sirkulasi air menjadi lebih lancar.
meningkatnya laju pengambilan oksigen Berbagai tipe aerator telah dikembangkan
oleh hewan menjadi dua sampai tiga kali selama beberapa tahun dengan tujuan untuk
lipat. Ketersediaan oksigen dalam air sangat menjaga konsentrasi oksigen terlarut yang
menentukan keberhasilan hidup udang. diinginkan dalam air tambak sebagai upaya
Menurut Ferreira et al (2011) konsentrasi peningkatan efisiensi energi dalam proses
minimal DO (oksigen terlarut) yang transfer massa oksigen. Akhir-akhir ini telah
dibutuhkan spesies udang agar dapat dikembangkan aerator (CSC) circular
bertahan hidup adalah sebesar 4–6 mg/L dan stepped cascade, aerator PCSC (pooledcircular
pertumbuhan udang akan terhambat jika stepped cascade), aerator 1 hp paddle wheel dan

239
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

2 hp paddle wheel serta propeller aspirator dipasang pipa pengeluaran. Ketika tabung
pump (PAP). Dalam bidang budidaya diputar, air masuk kemudian berjalan
perairan, Indonesia sudah lama mengadopsi sepanjang selang yang digulung hingga naik
teknologi aerator untuk meningkatkan pada tingkat yang lebih tinggi secara
keberhasilan budidaya ikan dan udang. signifikan di atas titik dimana pompa spiral
Aerator yang sering digunakan oleh berakhir. Pompa spiral dicelupkan sebagian
masyarakat pembudidaya ikan di dalam air dengan Submerged Ratio tertentu.
Indonesia adalah aerator jenis paddle wheel Ketika alat diputar, udara masuk dan
(kincir) karena terbukti paling efisien. terjebak dalam blok air, kemudian udara
Keunggulan dari aerator kincir antara lain akan memberikan tekanan pada air. Pada
mekanisme aerasi sangat efektif yakni Submerged Ratio (Sr) 100% tidak ada air
menyemprotkan air ke udara sekaligus yang mengalir dikarenakan tidak ada
memasukkan udara ke dalam air, fungsi udara yang masuk ke dalam selang.
sirkulasi baik, menghasilkan aerasi yang Submerged Ratio yang sering digunakan pada
merata, konstruksi sederhana namun pompa spiral adalah 50% dengan kecepatan
handal, pemeliharaan mudah, serta biaya rotasi sebesar 59,6 rpm. Pada kecepatan
operasi rendah. Masyarakat juga sering rotasi tersebut, jumlah lilitan yang
menggunakan aerator jenis propeller memberikan hasil yang baik adalah 29.5
aspirator pump (PAP). Aerator PAP sangat lilitan selang. Pada penelitian Kassab et al
baik dalam mensirkulasikan udara di dalam (2006) yang lebih lanjut, diperoleh hasil
kolam, tetapi hanya didesain untuk kolam terbaik yakni debit air 1800 liter/jam ketika
dengan kedalaman yang lebih (Fachrudin, diameter dalam selang sebesar 1,5 inchi dan
2011). Aerator CSC dan PCSC sesuai diameter luar tabung sebesar 16 inchi.
digunakan untuk kolam dengan ukuran Diameter selang yang semakin besar
sekitar 1000 m3 sementara aerator 1-hp paddle menyebabkan turunnya nilai friksi serta
wheel dan 2-hp paddle wheel sesuai untuk meningkatnya jumlah pengambilan air.
kolam dengan ukuran lebih dari 5000 m3
(Kumar, et al, 2013). Tipe-tipe aerator yang BAHAN DAN METODE
telah disebutkan di atas membutuhkan
energi listrik sebagai penggeraknya Bahan
sehingga tidak hemat energi serta kurang Bahan yang dibutuhkan adalah besi as
efektif jika diaplikasikan pada daerah yang 2.54 cm, pipa besi 2.54 cm, plat galvanum,
terpencil. besi siku 40 x 40 mm, besi siku 50 x 50 mm,
Spiral Pump beton laser, plat strip, nozzle, pipa 5.08 cm,
Menurut Kassab et al (2005) Spiral pelampung 2 buah, plendes, gear payung,
Pump atau Coil Pump (pompa spiral) pipa spiral 2.54 cm, plat besi 2 mm, mur dan
merupakan salah satu alat pemompa air baut, rivet, dan kawat las.
non-konvensional yang dalam situasi
praktis menggunakan sumber energi non- Alat
konvensional pula. Kekuatan pendorong Alat – alat yang dibutuhkan dalam
dari pompa spiral berasal dari aliran pembuatan dan pengujian S’PIPE adalah bor
angin, arus air, atau sungai. Pompa spiral duduk, bor tangan, gerinda tangan, gergaji
menerapkan perpindahan apositif dengan besi, palu, penggaris besi, busur besi,
menggunakan gerakan rotasi untuk meteran, tang pemotong, tang klem, ragum,
mengakumulasikan tekanan guna dan mesin frais (bubut), serta kompresor.
mengalirkan air. Pompa ini terdiri dari
gulungan selang yang menempel pada Metode
tabung dan terpaut pada batang horizontal Pengujian alat dilakukan setelah
yang berputar seperti poros kincir air. dilakukan perancangan alat “S’PIPE
Prinsip kerja pompa spiral yaitu, air masuk (Shrimp’s Spiral Pump Aerator)”.
melalui mulut selang yang dilingkarkan Pengujian ini dilakukan dengan tujuan
pada tabung. Tabung berperan sebagai untuk menguji kelayakan alat sehingga bisa
batang penggerak sekaligus pengeluaran berfungsi dengan baik. Pengujian dilakukan
karena pada ujung tabung yang lain untuk memastikan meningkatnya kadar

240
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

DO (kadar oksigen terlarut) pada air Tekanan angin minimal diperoleh dari
tambak udang. Pengujian dilakukan dengan tekanan terkecil yang dapat menggerakkan
mengambil sampel air tambak udang yang baling-baling.
telah dipasang S’PIPE dan
mencampurkannya dengan MnSO4, NaOH Pengujian Kecepatan Putar Spiral Pump
dan H2SO4 kemudian dilakukan titrasi hasil Pengujian dilakukan dengan
campuran dengan Na2S2O3. Pengujian ini menggunakan tachometer. Prinsip
dilakukan untuk mengetahui nilai DO pengujiannya yaitu melakukan pengukuran
dengan melakukan perhitungan. dari jarak jauh. Laser Tachometer bekerja
dengan sensor cahaya yang sangat sensitif
Metode Titrasi dengan Winkler terhadap elemen berputar. Unsur berputar
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi akan memiliki satu tempat reflektif, dan rpm
iodometri. Sampel air tambak yang akan meter ini mengukur tingkat di mana berkas
dianalisis terlebih dahulu ditambahkan cahaya dipantulkan kembali. Besarnya
larutan MnCl2 dn NaOH-KI, sehingga akan kecepatan putar dari spiral pump dapat
terjadi endapan MnO2. Penambahan H2SO4 dilihat dari pembacaan display.
atau HCl maka endapan yang akan terjadi
akan larut kembali da akan membebaskan DAFTAR PUSTAKA
molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan
oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan Arifin, Taslim, Syahrial N.A,Yulius, dan
selanjutnya akan dititrasi dengan larutan Dino G. 2012. Riset Pendekatan
standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan EkologiEkonomi untuk Peningkatan
menggunakan indikator larutan amilum Produktivitas Pertambakan Udang di
(kanji). Reaksi kimi yang terjadi dapat Kawasan Selat Makassar, Provinsi Sulawesi
dirumuskn sebagai berikut (Salmin, 2005): Selatan. Jakarta: PKKP Riset untuk
MnCl2 + NaOH  Mn(OH)2 + 2 NaCl Kesejahteraan.
2 Mn(OH)2 + O2  2 MnO2 + 2 H2O Budiardi, T, T. Batara dan D. Wahjuningrum.
MnO2 + 2 KI + 2 H2O  Mn(OH)2 + I2 + 2 2005. Tingkat Konsumsi Oksigen Udang
KOH Vaname (Litopenaeus vannamei) dan
I2 + 2Na2S2C3  Na2S4O6 + 2 NaI Model Pengelolaan Oksigen pada Tambak
Intensif. Jurnal Akuakultur Indonesia 4
Pengujian Debit Aliran Air dengan Variasi (2) hlm 109-113.
Submerged Ratio
Pengujian dilakukan dengan mengukur Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya .
debit aliran air melalui variasi 2014. Udang Vaname dan Udang Windu
penenggelaman alat sebesar 50%, 70% dan Masih Andalan Ekspor Indonesia.
90%. Debit aliran air ditentukan dengan http://www.djpb.kkp.go.id. Diakses
mengukur air yang keluar dari selang spiral pada tanggal 7 November 2016.
tiap menit dengan tiga kali pengulangan. Fachrudin, Muhammad. 2011. Rancang
Prinsip pengujian ini yaitu memberikan Bangun Sistem Aerator dengan
beban air yang bervariasi pada pelampung Menggunakan Energi Surya. Bogor:
sehingga sebagian alat akan tenggelam dan Institut Pertanian Bogor.
didapatkan debit aliran air yang tertinggi. Ferreira, N.C, C. Bonnetti, and W.Q. Seiffert.
2011. Hydrological and Water Quality
Pengujian Tekanan Angin Minimal yang Indices as Management Tools in Marine
dibutuhkan untuk Menggerakkan Baling- Shrimp Culture. Aquaculture 318: 425–
433.
Baling
Kassab, Sadek Z, A.A.A Naby, and El Sayed
Pengujian dilakukan dengan
I.A.B. 2005. Coil Pump Performance Under
menggunakan kompresor yang diatur
Variable Operating Conditions. Ninth
dengan variasi tekanan awal sebesar 6 kg
International Water Technology
f/cm2, 8 kg f/cm2 dan 10 kg f/cm2. Angin
Conference, IWTC9 .
dari kompresor diarahkan ke baling-baling
Kassab, Sadek Z, A.A.A Naby, and El Sayed
sehingga baling-baling akan berputar.
I.A.B. 2006. Performance of MultiLayers

241
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Coil Pump. Tenth International Water


Technology Conference, IWTC10.
Kumar, Avinash, Sanjib Moulick, and B.C Mal.
2013. Selection of Aerators for Intensive
Aquacultural Pond. Aquacultural
Engineering 56: 71– 78.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan
Kebutuhan Okigen Biologi (BOD) Sebagai
Salah Satu Indikator Untuk Menentukan
Kualias Perairan. Oseana, Volume XXX,
Nomor 3, 2005 : 21 - 26
Suyanto, S.R dan Enny P. 2009. Panduan
Budidaya Udang Windu. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Velazco, Javier M.J.R, Alfredo H.L, and
Victor M.G. 2010. Management of
Stocking Density, Pond Size, Starting
Time of Aeration, and Duration of
Cultivation for Intensive Commercial
Production of Shrimp Litopenaeus
vannamei. Aquaculture Engineering 43:
114-119.

242
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

MS. BLOOM (AUTOMATIC SONIC BLOOM) ALAT UNTUK


MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUKSI PADI
(Oryza sativa) DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI TERBARUKAN

MS. BLOOM (Automatic Sonic Bloom) A Device for Enhancing Production


Quality and Quantity of Paddy (Oryza sativa) using Renewable Energy

Novemi Inka1, Choirima Ulfa2, Wahyu Intan3, Istifar Yogi4, Hidayat Yogo5

1,2,3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya Malang


4,5Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Brawijaya Malang
Email: novemiinka@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang terus meningkat.


Peningkatan tersebut tidak sejalan dengan ketersediaan pangan pokok seperti beras. Oleh karena
itu, untuk mencukupi ketersediaan pangan Pemerintah melakukan upaya penyediaan beras
dengan cara melakukan impor. Impor beras di Indonesia memiliki hubungan dengan
produktivitas pertanian dimana memiliki hubungan dua arah (Siringo, 2015). Salah satu upaya
untuk meningkatkan produktivitas padi adalah dengan menggunakan teknologi sonic bloom
dengan contoh pengaplikasian berupa Transimesolom yang memanfaatkan frekuensi kicauan
burung kutilang (Irene, 2015). Teknologi sonic bloom bertujuan untuk merangsang terbukanya
stomata daun sehingga dapat menyerap nutrisi lebih banyak. Dalam penggunaanya alat ini tidak
dilengkapi sensor sehingga ketika musim hujan maka air yang akan diserap stomata menjadi
berlebihan yang akan menyebabkan kerusakan pada padi sehingga membuat alat ini kurang
efektif. Selain itu, masih menggunakan cara manual untuk menghidupkannya sehingga juga
kurang efektif. Oleh karena itu, perlu diterapkan teknologi terbaru yang dapat meningkatkan
kuantitas dan kualitas hasil produksi padi secara efektif yaitu berupa MS. BLOOM dengan
menggunakan teknologi sonic bloom. Sonic bloom merupakan suatu teknologi yang menggunakan
gelombang suara berfrekuensi 3500 – 5000 Hz dipadukan dengan pemberian nutrisi organik
(Yulianto, 2006).Alat ini dilengkapi oleh sensor suhu serta sensor hujan yang berfungsi untuk
mengatur teknologi sonic bloom secara otomatis. Selain kedua sensor tersebut alat ini juga
dilengkapi pilihan jenis lagu serta menggunakan solar cell sebagai sumber energi terbarukan
yang akan diubah menjadi energi listrik untuk menghidupkan speaker. Dalam penerapannya
alat ini dapat menyala secara otomatis ketika kondisi tertentu sehingga tidak perlu menggunakan
cara manual untuk menyalakannya. Tujuan dari program ini yaitu untuk mengetahui metode
perancangan, mekanisme kerja, serta pengujian MS.BLOOM. Luaran yang diharapkan yakni
potensi paten, publikasi artikel ilmiah serta MS.BLOOM yang telah diuji di laboratorium.
Diharapkan MS.BLOOM dapat bermanfaat bagi akademisi atau mahasiswa, masyarakat dan
pemerintah dalam mengatasi permasalahan produksi padi sehingga dapat meningkatkan
ketersediaan pangan dan ketahanan pangan dapat terwujud di Indonesia.

Kata kunci : Produksi Padi, Sonic Bloom, Solar Cell, Sensor Suhu, Sensor Hujan

ABSTRACT

Indonesia is a country with a growing population. The increase is not in line with the availability
of staple food such as rice. Therefore, to meet the availability of food the Government makes efforts to provide
rice by importing. Imports of rice in Indonesia have a relationship with agricultural productivity which has
a two-way relationship ( Siringo , 2015). One of the efforts to increase rice productivity is by using sonic
bloom technology with examples of application of Transimesolom which utilize the frequency of kutilang
birds (Irene, 2015). Sonic bloom technology aims to stimulate the opening of leaf stomata so it can absorb

243
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

more nutrients. In the use of this tool is not equipped with sensors so that when the rainy season, the water
will be absorbed into excessive stomata that will cause damage to rice, making this tool less effective. In
addition, still using the manual way to turn it on so it is also less effective. Therefore, it is necessary to
apply the latest technology that can increase the quantity and quality of rice production effectively ie in the
form of MS. BLOOM using sonic bloom technology. Sonic bloom is a technology that uses 3500 - 5000 Hz
sound waves combined with the provision of organic nutrients (Yulianto, 2006). This tool is equipped by
temperature sensors and rain sensors that function to set the sonic bloom technology automatically. In
addition to these two sensors are also equipped with a choice of type of song and use solar cell as a source
of renewable energy that will be converted into electrical energy to turn on the speakers. In practice this
tool can turn on automatically when certain conditions so no need to use the manual way to turn it on. The
purpose of this program is to know the design method, work mechanism, and testing MS.BLOOM.
Expected outcomes are potential patents, publications of scientific articles and MS.BLOOM that have been
tested in the laboratory. It is expected that MS.BLOOM can be useful for academicians or students, society
and government in overcoming rice production problems so as to increase food availability and food security
can be realized in Indonesia.

Keywords: Rice Production, Sonic Bloom, Solar Cell, Temperature Sensor, Rain Sensor

PENDAHULUAN kualitas hasil produksi padi (Yulianto, 2006).


Contoh penggunaan teknologi sonic bloom
Jumlah populasi penduduk di adalah Transimesolom merupakan alat yang
Indonesia pada tahun 2015 mencapai memanfaatkan frekuensi kicauan burung
255.615.478 jiwa berdasarkan data Direktorat kutilang (Irene, 2015). Sonic bloom merupakan
Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil. suatu teknologi yang menggunakan
Jumlah populasi yang tinggi dan terus gelombang suara berfrekuensi 3500 – 5000
meningkat berbanding terbalik dengan Hz dipadukan dengan pemberian nutrisi
ketersediaan pangan di Indonesia dimana organik (Yulianto, 2006). Teknologi sonic
salah satu ketersediaan pangan paling bloom bertujuan untuk merangsang
dibutuhkan adalah beras. Beras merupakan terbukanya stomata daun sehingga dapat
salah satu pangan pokok paling banyak menyerap nutrisi lebih banyak serta
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia akan mengoptimalkan laju fotosintesis. Dalam
tetapi kebutuhan beras yang tinggi tidak penggunaanya alat ini tidak dilengkapi
sejalan dengan jumlah produksi beras sensor sehingga ketika musim hujan maka
nasional. Menurut Badan Pusat Statistik air yang akan diserap stomata menjadi
pada tahun 2014 penurunan produksi padi berlebihan yang akan menyebabkan
mencapai 0,63% sehingga membuat kematian pada padi sehingga membuat alat
pemerintah melakukan upaya penyediaan ini kurang efektif. Selain itu, masih
beras melalui impor. Berdasarkan data pada menggunakan cara manual untuk
tahun 2012 hingga 2014 impor beras menghidupkannya sehingga juga kurang
berturut-turut mencapai 1.810.372,30 ton, efektif . Inovasi kreatif yang ditawarkan
472.664,70 ton dan 844.163,7 ton (BPS, 2015). untuk mengatasi permasalahan tersebut
Impor beras di Indonesia memiliki berupa MS. BLOOM (Automatic Sonic Bloom)
hubungan dengan produktivitas pertanian alat untuk meningkatkan kuantitas dan
dimana saling mempengaruhi atau memiliki kualitas produksi padi dengan
hubungan dua arah (Siringo, 2015). Menurut menggunakan teknologi sonic bloom berbasis
Prof. Kuswanto upaya yang sudah pernah automatisasi. Teknologi sonic bloom ini
dilakukan untuk meningkatkan dilengkapi oleh sensor suhu serta sensor
produktivitas padi adalah intensifikasi budi hujan yang memiliki fungsi untuk mengatur
daya (SRI), sistem tanam jajar legowo, teknologi sonic bloom ketika hujan atau suhu
penggunaan padi hibrida. Salah satu tinggi maka teknologi tersebut otomatis akan
teknologi yang berhasil adalah teknologi mati. Selain kedua sensor tersebut alat ini
sonic bloom dimana teknologi tersebut juga dilengkapi pilihan jenis lagu serta
mampu meningkatkan kuantitas dan menggunakan solar cell sebagai sumber

244
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

energi terbarukan yang akan mengubah


cahaya matahari menjadi energi listrik untuk
menghidupkan speaker. Dalam
penerapannya alat ini dapat menyala secara
otomatis ketika kondisi tertentu sehingga
tidak perlu menggunakan cara manual untuk
menyalakannya. Dengan berbagai kelebihan
yang dimiliki diharapkan alat berbasis
teknologi sonic bloom ini mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas Gambar 1a. Tampak Depan
produksi padi sehingga dapat meningkatkan
ketersediaan pangan dan ketahanan pangan
dapat terwujud di Indonesia.

BAHAN DAN METODE

Bahan
Pembuatan MS. BLOOM ini, bahan
yang digunakan sebagai berikut: lempengan
stainless steel (304 2B 430), pipa besi
(2cmx2cm), baut, mur, solar cell (10WP), Gambar 1b. Tampak Samping
Accu Battery (12V 10AH), microcontroller
Arduino-Mega, speaker midrange (6,5inch),
MP3 Player, Amplifier kelas AB, Sensor
(LM35), Sensor Rain Water Droplet dan
LCD(16x2).

Alat
Alat yang digunakan antara lain
Laptop, bor, gerinda, alat ukur dan alat
penunjang lainnya seperti alat pengelasan, Gambar 1c. Tampak Dalam
pemotong, penekuk dan solder.

Metode Desain dari MS. BLOOM dapat


Metode ini digunakan untuk dilihat pada Gambar 1a, Gambar 1b dan
mempelajari teori-teori yang berhubungan Gambar 1c. MS. BLOOM terdiri dari
dengan perancangan dan pembuatan alat. beberapa bagian dengan tambahan solar cell
Pustaka yang digunakan yaitu berupa buku- 10WP pada bagian atasnya. Bagian atas MS.
buku teks yang berupa tulisan ilmiah, BLOOM memiliki ukuran panjang 50 cm,
handbook, e-book, buku referensi mata lebar 30 cm, tinggi 20 cm, pada bagian bawah
kuliah dan juga tulisan-tulisan bebas seperti terdapat kaki-kaki untuk menompang
tulisan pada suatu forum maya, artikel bebas dengan tinggi 50 cm. Bagian tersebut terbuat
dari suatu situs, dan tulisan surat kabar baik dari stainless steel dengan ketebalan 1,5 mm
berupa hardcopy ataupun softcopy yang karena untuk menjaga ketahanan alat agar
berhubungan dengan program yang dapat berfungsi dengan rentang waktu yang
dikembangkan. cukup lama. Pada bagian dalam, terdapat
komponen yang digunakan berupa MP3
Player, Amplifier, speaker sebagai output,
LCD 7 inch, microcontroller Arduino-Uno
dan Battery berupa Accu 12V 100AH sebagai
Tahap Perancangan Alat penyimpan daya. Pada bagian luar alat
terdapat sensor Rain Water Drop dan sensor
suhu LM35. Microcontroller Arduino-Mega
digunakan untuk mendukung program

245
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dapat berjalan secara automatic dengan melihat arah datangnya matahari. Maka
pilihan yang sudah ada. MP3 player dan solar cell 10 WP akan mengubah cahaya
Amplifier digunakan sebagai sumber suara matahari menjadi energi listrik. Energi listrik
dari alat ini. Pada bagian depan alat dibuat yang dihasilkan disimpan ke dalam battery
tambahan berupa tutup atas dan samping berupa accu12V 100AH. Energi inilah yang
dari stainless steel, berguna menjaga kemudian dapat menyalakan MS. BLOOM.
komponen bagian luar dari panas dan hujan. Saat MS. BLOOM sudah menyala, dilakukan
Sementara fungsi dari solar cell sebagai pengaturan dalam pemilihan jenis lagu yang
sumber energi yang akan digunakan dalam sudah tersedia pada MP3 Player. Dimana
proses menjalankan alat. Dimana ukuran frekuensi yang tepat untuk tanaman padi
solar cell mengikuti luas permukaan dari sudah diatur sebelumnya. Pada tombol Start,
bagian atas alat dengan ukuran panjang 70 menandakan MS. BLOOM untuk bekerja.
cm dan lebar 30 cm. Dengan menggunakan Output yang dihasilkan adalah berupa suara
jenis solar cell 10 Wp dapat menyimpan besar yang dipilih dan memiliki gelombang
daya 50 Watt dengan lama pengisian 5 jam frekuensi yang tepat untuk tanaman padi
pada arus 4,17 Amper. Pengaturan sudut dengan bantuan speaker yang sudah
untuk mendapatkan cahaya matahari secara dipasang. MS. BLOOM akan secara
optimal, maka solar cell dan alat automatis mendeteksi suhu lingkungan
dihubungkan menggunakan poros siku. dengan suhu antara 11oC sampai 30oC
Agar mempermudah pengaturan sudut yang sebagai syarat dari bekerjanya alat (Irianti,
tepat mendapatkan sinar matahari. 2005). Faktor lain yang dapat mempengaruhi
penggunakan Sonic Bloom adalah hujan.
Tahap Pengaplikasian Programan Oleh karena itu MS. BLOOM diberikan
sensor Rain Water Drop diatas alat sehingga
alat secara otomatis berhenti jika hujan. Jika
faktor penghambat tidak terbaca oleh alat,
MS. BLOOM akan bekerja pada saat pagi
pukul 04.30 – 09.00 dan sore pukul 16.00 –
21.00, jika waktu yang ditentukan selesai
maka alat akan otomatis berhenti. Karena
sesuai dengan studi pustaka telah dilakukan
bahwa pada waktu tersebut merupakan
waktu bagi tanaman untuk berfotosintesis
(Triana, 2012). Pembacaan faktor tersebut
dapat dilihat pada layar LCD. Hal ini untuk
menjaga kualitas dari tumbuh dan
perkembangan tanaman. Prosedur Kerja:

Gambar 3. Prosedur Kerja


Gambar 2. Sistem Instrumentasi Tahap Pengujian Alat
Sistem instrumentasi dari MS. Tahap pengujian alat dilakukan
BLOOM, sebagai beikut: Pertama alat setelah melaksanakan perancangan alat telah
diletakkan pada lahan tanam, dilakukan selesai. Pengujian MS. BLOOM bertujuan
pengaturan sudut dari solar cell dengan untuk menguji kelayakan alat serta hasil.
aTnaman yang diuji coba pada tanaman

246
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

berupa tanaman padi yang merupakan taman padi dengan tinggi tanaman tertinggi
prioritas pada sektor pangan. Tahap adalah tanaman padi dengan jarak 2 meter.
pengujian meliputi, pengukuran
pertumbuhan tanaman menggunakan SIMPULAN
metode dari Kaderi (2014), pengujian jarak Optimalisasi pembukaan stomata pada
alat dengan berpedoman dari penelitian setiap meter jarak berbeda nyata berbeda.
Yulianto (2008), pengujian sensor dengan Pembukaan porus stomata maksimal terjadi
perlakuan manual dan pwmbukaan stomata pada pagi hari berbeda dengan siang hari,
stomata. Selanjutnya akan dilakukan namun berbeda tidak nyata dengan sore hari.
evaluasi untuk memperbaiki alat dan
perbaikan jarak optimalnya, sehingga MS. UCAPAN TERIMAKASIH
BLOOM dapat bekerja secara optimal dan Dengan selesainya penelitian ini, pernulis
bekelanjutan. mengucapkan terimakasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa dengan rahmat dan izinnya
Tahap Evaluasi penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
Tahap evauasi dilakukan untuk Terimakasih kepada Kementrian Riset,
mengetahui seberapa efektif Program Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang
Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta MS. memberikan dana untuk penelitian ini.
BLOOM yang telah dilakukan. Hasil yang Terimakasih kepada Fakultas Teknologi
didapat dikatakan efektif jika tingkat Pertanian Universitas Brawijya dan
keberhasilan kinerja alat dan output pada Universitas Brawijaya yang telah
tanaman yang dihasilkan 80% - 90% sehingga memberikan dukungan dan fasilitas untuk
dapat diaplikasikan sebagai alat yang penelitian ini. Ucapan terimakasih juga
inovatif dan berkelanjutan di masyarakat. disampaikan kepada dosen pembimbing
dengan bimbingannya penelitian ini dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN selesai. Terimakasih juga diucapkan kepada
rekan-rekan tim peneliti, mahasiswa dan
Hasil penelitian meliputi nilai dan pihak-pihak terkait yang telah bekerjasama
kestabilan frekuensi yang dihasilkan, jarak selama penelitian.
optimum alat terhadap tanaman, jumlah
anakan dan tinggi tanaman padi. DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1. Pertumbuhan fisik Tanaman Padi
pada berbagai jarak Badan Pusat Statistik. 2015. Impor Beras
Umur Jarak Tinggi Jumlah Pembukaan Menurut Negara Asal Utama, 2000-
Padi padi tanaman anakan Stomata 2014. Dilihat 16 Oktober 2016
15 2m 7,34 cm 4 2.3 mm2 <www.bps.go.id>.
hari Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Padi
Tahun 2015. Dilihat 16 Oktober 2016
4m 7,22 cm 7 2,11 mm2
<www.bps.go.id>.
6m 6,98 cm 11 1,89 mm2
Irene. 2015. Transimesolom untuk
8m 7,10 cm 3 1,56 mm2
Tingkatkan Hasil Pertanian. Dilihat 11
30 2m - - -
November 2016
hari
<www.prasetya.ub.ac.id>.
4m - - -
Kaderi, Husin. 2014. Pengamatan Percobaan
6m - - - Bahan Organik Terhadap Tanaman
8m - - - Padi Di Rumah Kaca. BALITTRA,
Banjarbaru
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa untuk
Siringo, HB. 2015. Analisis Keterkaitan
sementara jarak optimum antara tanaman
Produktivitas Pertanian Dan Impor
dengan alat adalah sejauh 6 meter. Hal
Beras Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
tersebut dapat diketahui dari jumlah anakan
Keuangan Vol.2 No.8
yang dihasilkan yaitu mencapai 11 batang.
Triana, S. 2012. Pengaruh Frekeunsi Pada
Namun untuk tinggi tanaman pada padi
Range (3000-6000) Hz Pada
yang berjarak 6 meter tidak terlalu tinggi,
Petumbuhan Dan Produktivitas Sawi

247
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Hijau (Brassica Juncea). Disertasi


Doktor. Universitas Kristen Satya
Wacana. Salatiga
Yulianto. 2006. Sonic Bloom Sebagai
Alternatif Teknologi Terobosan Untuk
Meningkatkan Produktivitas Padi.
Jurnal Agroland Vol 8. No 2. Hal 87-90.
Yulianto. 2008. Penerapan Teknologi Sonic
Bloom dan Pupuk Organik Untuk
Peningkatan Produksi Bawang Merah.
Jurnal Agroland Vol 15. No 3. Hal 148-
155.

248
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

UJI KUALITATIF OZON SERTA PENGARUH TEGANGAN SERTA LAJU


ALIR UDARA PADA KONTRUKSI GENERATOR OZON METODE
DIELECTRIC BARRIER DISCHARGE

Ozone Qualitative Test and The Effect of Voltage and Air Flow on Ozone
Generator Construction Method of Dielectric Barrier Discharge

Dimas Triardianto1*, Bagus Wisnu Wardhani2, Singgih Mahardika 3, Casilda


Aulia Rakhmadina 4, Faidiatul Andika Nuriah 5

1,2,3,4,5Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya,


Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia
*Email : dimas3ardianto@gmail.com

ABSTRAK

Mutu dan keamanan pangan merupakan masalah utama dalam produksi dan pemasaran
buah-buahan. Secara spesifik dapat dikatakan bahwa buah-buahan di Indonesia mempunyai
masalah dengan tidak konsistennya mutu dan mengandung kontaminan. Upaya yang telah
dilakukan untuk menjaga mutu dan keamanan pangan pada buah-buahan adalah penggunaan
sanitizer kimia. Salah satu sanitizer kimia yang umumnya digunakan yaitu klorin. Namun, senyawa
klorin kurang efisien dan dapat bereaksi membentuk trihalometana yang bersifat karsinogenik dan
mutagenik sehingga berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, teknologi yang digunakan untuk
menjaga mutu dan kemanan pangan buah-buahan antara lain HPP (High Pressure Processing), PEF
(Pulse Electric Field) dan edible coating, namun ketiganya kurang efisien digunakan pada proses
sanitasi buah-buahan. Oleh karena itu, perlu adanya sanitizer dan teknologi yang aman dan efisien
untuk menjaga mutu dan keamanan pangan buah-buahan, yaitu menggunakan MAZTER dengan
cara mengimplementasikan teknologi DBD (dielectric barrier discharge) untuk menghasilkan O3.
Teknologi DBD melewatkan oksigen melalui celah sempit dengan beda tegangan listrik bolak-
balik orde kilo volt pada elektrodanya, sehingga dapat mengubah O2 menjadi O3 bersifat oksidator
kuat dan digunakan untuk menghilangkan residu pestisida, membunuh mikroba, inaktivasi virus,
degradasi mikotoksin, inaktivasi spora bakteri, dan bereaksi dengan komponen organik 3000 kali
lebih cepat dibanding klorin serta tidak meninggalkan residu toksik sehingga aman digunakan.
Dalam pembuatan MAZTER terdapat 4 tahapan, antara lain tahap perancangan alat, tahap
pelaksanaan pengaplikasian program, tahap pengujian alat dan tahap evaluasi. MAZTER
diharapkan dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan
dalam mencapai keamanan pangan di Indonesia.

Kata kunci: dielectric barrier discharge, ozon sanitizer, preservation room

ABSTRACT

Quality and food safety is a major problem in the production and marketing of fruits. Specifically, it
can be said that fruits in Indonesia have problems with inconsistent quality and contaminants. Efforts have
been made to maintain the quality and food safety in fruits is the use of chemical sanitizer. One of the most
commonly used chemical sanitizers is chlorine. However, chlorine compounds are less efficient and can react
to trihalomethane that is carcinogenic and mutagenic, so harmful to health. In addition, the technology used
to maintain the quality and safety of fruits such as HPP (High Pressure Processing), PEF (Pulse Electric
Field) and edible coating, but all three are less efficient to use in the process of fruit sanitation. Therefore, we
need for sanitizers and technologies that are safe and efficient to maintain the quality and safety of fruits food,
which is using MAZTER by implementing technology DBD (dielectric barrier discharge) to produce O3.
DBD technology passes oxygen through a narrow gap with different alternating electrical voltages of kilo
volts on its electrode, so as to convert O2 to O3 is a strong oxidizing agent and is used to remove pesticide

249
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

residues, kill microbes, virus inactivation, mycotoxin degradation, inactivation of bacterial spores, and reacts
with organic components 3000 times faster than chlorine and leaves no toxic residue so it is safely used. In
making of MAZTER, there are 4 stages, among others, the design stage of the tool, the implementation phase
of the application program, the stage of testing tools and evaluation phase. MAZTER is expected to assist the
government to improve the quality and food safety to reach food safety in Indonesia.

Keywords: dielectric barrier discharge, ozon sanitizer, preservation room

PENDAHULUAN (Hasan, 2006).


Selain sanitizer kimia, teknologi yang
Produksi dan pemasaran buah-buahan digunakan untuk menjaga mutu dan
di Indonesia masih terkendala pada aspek kemanan pangan buah-buahan yaitu High
mutu dan keamanan pangan yang tidak Pressure Processing (HPP) dengan aplikasi
diperhatikan (Widaningrum dan Winarti, tekanan tinggi untuk mematikan mikroba,
2007). Padahal jaminan keamanan pangan tetapi proses ini tidak menginaktivasi spora
menjadi hal yang sangat penting karena bakteri (Considine dkk, 2008). Teknologi
pangan merupakan hal paling mendasar lainnya yaitu edible coating dengan melakukan
dalam kehidupan manusia. Aspek mutu dan pelilinan padabuah-buahan, namun
keamanan pangan di Indonesia mempunyai penggunaan edible coating perlu
masalah dengan tidak konsistennya mutu dikombinasikan dengan pre-treatment karena
dan mengandung kontaminan (Surahman setelah masa panen masihter dapat mikroba
dkk, 2014). Menurut data BPOM (2015), alami pada permukaan buah-buahan. Selain
sebanyak 37% produk pertanian dari 170 itu, teknologi yang biasa digunakan yaitu
notifikasi produk pangan Indonesia Pulse Electric Field (PEF) dengan cara
mendapat penolakan oleh Uni Eropa karena memberikan kejut listrik pada bahan untuk
masalah keamanan pangan. Upaya yang telah membunuh mikroba, tetapi teknologi ini
dilakukan untuk menjaga mutu dan hanya dapat diaplikasikan pada bahan
keamanan pangan pada buah-buahan adalah pangan berbentuk cair (Andriawan dkk,
penggunaan sanitizer. Penggunaan sanitizer 2015). Oleh karena itu, perlu adanya sanitizer
penting dilakukan setelah proses pencucian dan teknologi yang aman dan efisien untuk
buah, bertujuan menghilangkan kotoran, menjaga mutu dan keamanan pangan buah-
pestisida dan berbagai kontaminan lainnya. buahan.
Menurut Balai Besar Pertanian dan Teknologi ini menggunakan teknologi
Pengembangan Pasca Panen Pertanian (2008), DBD (Dielectric Barrier Discharge) untuk
sanitizer digunakan karena tuntutan menghasilkan O3 yang digunakan sebagai
konsumen terhadap komoditas buah-buahan sanitizer dan preservation room. Kemudian
segar yang ASUH yaitu aman, sehat, utuh oksigen dilewat kan melalui celah sempit
dan halal. Sanitizer yang umumnya dipilih dengan beda tegangan listrik bolak-balik orde
yaitu sanitizer kimia karena harganya murah kilo volt pada elektrodanya sehingga dapat
dan kerjanya cepat, salah satunya klorin. mengubah O2 menjadi O3. Teknologi ini juga
Selama ini klorin digunakan sebagai dilengkapi dengan preservation room, O3 akan
salah satu bahan kimia yang digunakan memenuhi ruangan dan menekan udara lain keluar
sebagai sanitizer (Balai Besar Pertanian dan dari ruangan tersebut. Suhu pada ruangan
Pengembangan Pasca Panen Pertanian, 2008). tersebut akan bertambah dingin di sebabkan O3
Namun, senyawa klorin kurang efisien yang menekan udara yang lain, O3 akan bereaksi
digunakan pada pH tinggi, inaktivasi spora dengan isi dalam room tersebut sebagai sanitizer.
mikroba, mikroba patogen dan virus (Karaca Selain itu, proses ozonisasi yang dihasilkan
et al., 2007). Senyawa klorin juga dapat dapat diatur secara otomatis dan energi yang
bereaksi dan membentuk trihalometana yang digunakan sangat rendah, dengan adanya alat
bersifat karsinogenik dan mutagenik ini, dapat mengurangi penggunaan zat-zat
sehingga berbahaya bagi kesehatan (Kara et kimia yang sering digunakan dalam sanitizer
al., 2007), jika digunakan secara berkelanjutan buah-buahan serta lebih efektif dalam
dalam waktu yang lama dapat memicu menghilangkan residu pestisida yang
gangguan sistem kekebalan tubuh dan tertinggal pada kulit buah, sehingga produk
reproduksi, kerusakan hati dan kanker yang dihasilkan dapat terjamin kualitas mutu

250
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

dan umur simpannya. waktu tertentu, selanjutnya dianalisa dengan


bantuan alat spektronik-20 untuk ditentukan
Mengetahui metode perancangan jumlah (berat) produksinya menggunakan
yang efektif dan efisien sehingga diperoleh metode absorbsi. Digunakan metode absorbsi
alat sanitizer dan preservation room. mengingat disamping ozon mempunyai sifat
Selanjutnya mengetahui mekanisme kinerja menyerap terhadap sinar ultraviolet (UV)
dan pengujian teknologi DBD (Dielectric ozon juga dapat memisahkan yodium (I) dari
Barrier Discharge) sebagai alat sanitizer dan larutan potassium yodida (KI). Berdasarkan
preservation room. Artikel ini merupakan kedua sifat inilah, maka jumlah produksi
bagian dari artikel yang akan diterbitkan keluaran gas ozon dari pembangkit ozon
selanjutnya. dapat ditentukan. Pada percobaan ini
digunakan sinar UV yang berpanjang
BAHAN DAN METODE gelombang 352 nm dari lampu cadmium (Cd)
yang dipasang pada alat spektronik-20 untuk
Alat dan Bahan menyinari sampel (larutan) yang telah
Alat yang digunakan adalah tabung terkontaminasi gas ozon. Kalau harga
kaca, tembaga, trafo flyback, driver pengatur absorbsi (serapan) sample telah diketahui
frekuensi listrik (jenis IC Timer), timer maka dengan menggunakan metode absorbsi
(Autonics AT8N – AC), pengatur tegangan jumlah (berat) ozon yang diproduksi dapat
(variable resistor 500k), voltmeter (jenis ditentukan.
digital seven segmen), trafo regulator, kipas
(jenis central ukuran 8 x 8), nipel selang, HASIL DAN PEMBAHASAN
selang udara, saklar on/off, spektronik-20.
Sementara itu, bahan yang digunakan adalah Telah dibuat rancang bangun generator
aquades, kalium iodida (KI), iodium (I2), dan ozon dengan prinsip dielectric barrier discharge.
gas O2, KH2PO4, Na2HPO4. Generator ozon dengan prinsip dielectric
barrier dishcharge secara umum terdiri atas
Metode power supply, elektroda, penghalang
Penelitian ini bertujuan untuk dieleltrik dan preservation room. System power
merancang bangun generator ozon dengan supply terdiri atas trafo flyback, trafo regulator
prinsip dielectric barrier dishcharge serta dan driver pengatur frekuensi listrik. Lalu
menguji kualitatif dan kuantitatif ozon yang terdapat dua elektroda yaitu tembaga dan
dihasilkan pada generator ozon. Generator alumunium foil yang dipisahkan oleh celah
ozon dengan prinsip dielectric barrier sempit yang dibuat oleh lapisan dielektrik,
dishcharge secara umum terdiri atas power yaitu tabung kaca. Ketiga komponen ini
supply, elektroda dan penghalang dielektrik. dirangkai pada tempat yang terbuat dari
Pada uji kualitatif ozon pada generator, bahan akrilik. Selanjutnya dibuat saluran
terdeteksi dengan menampung gas keluaran menggunakan selang udara dari tabung gas
pada generator ozon di gelas kimia yang terisi O2 sebagai input bahan udara dan saluran
campuran larutan aquades dan larutan output pada generator ozon menuju
kalium iodide. Bila warna larutan tersebut preservation room.
berubah menjadi kuning, maka gas keluaran Tampak Atas
tersebut mengandung ozon. Untuk uji
kuantitatif menggunakan sample (larutan
penyerap) yang hendak dikontaminasi oleh
keluaran gas ozon dari generator ozon.
Larutan penyerap merupakan campuran
larutan standar I2 dengan larutan pewama.
Larutan standar I2 dibuat sebanyak 500 ml
dengan mencampurkan bahan 16 gr KI +
3,173 gr I2 + aquades, sedang untuk larutan
pewama dibuat sebanyak 2 liter dengan
mencampurkan bahan 27,22 gr KH2PO4 + 28,4
Tampak Depan
gr Na2HPO4 + 20 gr Kl + aquades. Sampel
yang telah terkontaminasi ozon selama dalam

251
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Hasil konstruksi MAZTER diuji coba listrik. Terdapat dua elektroda yaitu tembaga
pada percobaan pendahuluan identifikasi dan alumunium foil yang dipisahkan oleh
terbentuknya gas ozon. Pertanda celah sempit yang dibuat dengan lapisan
terbentuknya ozon telah terdeteksi bau khas dielektrik, yaitu tabung kaca. Rangkaian
(gas ozon) yang keluar dari lubang keluaran komponen terbuat dari bahan akrilik dan
generator ozon. Deteksi secara visual juga dibuat saluran menggunakan selang udara
telah tampak dengan adanya perubahan dari tabung gas O2 sebagai input bahan udara
warna dari larutan kalium iodida (KI) yang dan saluran output pada generator ozon
semula berwarna jemih menjadi kuning menuju preservation room.
(warna I3) setelah terpapar dengan keluaran
gas (O2) yang telah dilewatkan tabung UCAPAN TERIMA KASIH
generator ozon. Hal ini berarti bahwa gas
masukan O2 pada generator ozon telah Penulis mengucapkan terima kasih
diubah menjadi gas ozon mengingat telah kepada Ibu Maya Maharani, STP, MP.
terjadi reaksi: selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi, arahan, dan
bimbingan dalam pelaksanaan program
2 KI + H2O + O3→I2 (kuning) + 2 KOH + O2
kami.

Pengaruh tegangan dengan konsentrasi DAFTAR PUSTAKA


ozon, semakin besar tegangan input yang
dihasilkan menghasilkan tegangan output Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2015.
pada generator ozon semakin besar, sehingga Pengawasan Keamanan Pangan di
semakin besar tegangan output pada Indonesia. Prosiding Seminar Food
generator ozon menghasilkan kadar ozon Review.
yang konsentrasinya semakin besar. Ozon Widianingrum dan Winarti, C. 2008.Studi
terbentuk setelah beberapa atom atau Penerapan HACCP Pada Proses
molekul mengalami proses ionisasi dan Produksi Sari Buah Apel. Makalah
rekobinasi, sehinggga semakin besar Puslitbang. Jakarta: BSN
tegangan output yang diberikan, akan Surahman, Diki Nanang, dkk. 2014. Kajian
menambah konsentrasi ozon. HACCP (Hazard Analysis Critical
Pengaruh laju alir udara terhadap Control Point) Pengolahan Jambu Biji di
konsentrasi ozon, semakin besar laju alir Pilot Plant Sari Buah UPT.B2PTTG – LIPI
udara yang masuk ke dalam generator maka Subang. Jurnal Agritechnology Vol. 34
konsentrasi ozon yang dihasilkan makin No. 3. Subang: Balai Besar
kecil. Laju alir udara yang besar akan Pengembangan Teknologi Tepat Guna
mendorong keluar olekul – molekul udara (BP2PTTG), Lembaga Ilmu Pengetahuan
yang berada di dalam generator lebih cepat, Indonesia (LIPI)
sehingga waktu tinggal molekul – molekul Karaca, H. & Velioglu, Y. S. 2007.Ozone
udara di dalam generator tidak berlangsung Applications in Fruit and Vegetable
lama. Hal ini yang membuat konsentrasi ozon Processing. Food Review International
makin kecil. Vol. 23 No. 1, pp. 91-106, ISSN 8755-9129
Hasan, Achmad. 2006. Dampak Penggunaan
SIMPULAN Klorin. Jurnal Teknologi Lingkungan.
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi DBD (Dielectric Barrier Teknologi: Deputi Teknologi Informasi,
Discharge) telah berhasil dibuat dibuat Energi, Material dan Lingkungan
rancang bangun generator ozon dengan Andriawan, Veri dkk. 2015. “Susu Listrik”
teknologi dielectric barrier discharge. Generator Alat Pasteurisasi Susu Kejut Listrik
ozon yang dibuat dengan teknologi dielectric Tegangan Tinggi (Pulsed Electric Field)
barrier discharge terdiri atas power supply, Menggunakan Transformator Tegangan
elektroda, penghalang dielektrik dan Tinggi dan Inverter. Jurnal Keteknikan
preservation room. System power supply yang Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 3
digunakan terdiri atas trafo flyback, trafo No. 2. Malang: Universitas Brawijaya.
regulator dan driver pengatur frekuensi

252
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

DESAIN ALAT STERILISASI SANTAN BERBASIS TEKNOLOGI


TERMOSONIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
PRODUK OLAHAN KELAPA INDONESIA

Design of Coconut Milk Sterilization Machine Based on Thermosonication


Technology to Improve the Quality of Coconut Processing Product in Indonesia

Firman Ichsan1*, Ariful Hanan1, Viga Dwi Andrian2, Musyaroh2, Pangestu Riski Lestari3, Dewi
Maya Maharani1

1Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya


2Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 3Program
Studi Teknologi Bioproses, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya,
*Email: firman.bjw@gmail.com
Jalan Veteran Malang 65145, Indonesia

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar nomor dua di dunia dengan total
produksi sebanyak 3.262.721 ton/tahun (Kementrian Pertanian, 2015). Salah satu upaya
meningkatkan pemanfaatan kelapa, yaitu dengan mengolahnya menjadi santan. Santan memiliki
umur simpan 3-4 jam dan rentan terkontaminasi mikroorganisme. Solusi yang ditawarkan untuk
mempertahankan kualitas santan yaitu merancang alat sterilisasi santan dengan teknologi
termosonikasi. Proses kerja alat ini menggunakan gelombang suara mekanik frekuensi tinggi yang
diberikan pada bahan pangan. Gelombang dikombinasikan dengan lama waktu proses dan
perubahan suhu sterilisasi sehingga akan terjadi proses sterilisasi terkontrol pada bahan pangan.
Keuntungan sterilisasi dengan menggunakan teknologi ini adalah menurunkan mikroba,
menginaktivasi enzim, meminimalkan kehilangan rasa, homogenitas lebih besar, kandungan gizi
relatif terjaga, dan menghemat energi. Tujuan program ini yaitu untuk mengetahui metode
perancangan, pembuatan, pengujian dan efisiensi alat sterilisasi santan sehingga dihasilkan alat
sterilisasi santan otomatis. Selain itu, terdapat sistem termosonikasi yang di dalamnya terdiri dari
tranduser yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi gelombang ultrasonik dan disebarkan
tiga dimensi oleh emitter. Perubahan suhu yang terjadi selama proses akan dikontrol oleh
termocouple untuk menjaga agar suhu proses pada bahan pangan tidak melebihi batas suhu yang
ditentukan. Kontrol suhu merupakan faktor penting, jika suhu tidak sesuai dapat merusak kualitas
dan mutu santan cair. Produk akhir alat ini akan diuji dengan parameter pengujian meliputi
analisa viskositas dan stabilitas emulsi, analisa total mikroba, analisa kualitas lemak, dan analisa
sensori yang didasarkan pada SNI 01-3816-1995. Santan yang disterilisasi menggunakan alat ini
memiliki umur simpan 4 kali lebih lama dibandingkan santan biasa.

Kata kunci: Santan, Sterilisasi, Termosonikasi

ABSTRACT

Indonesia is the second largest coconut producing country in the world with total production of 3,262,721
tons / year (Ministry of Agriculture, 2015). One effort to improve the utilization of coconut, is by processing
it into coconut milk. Coconut Milk has a shelf life of 3-4 hours and is susceptible to contamination of
microorganisms. The solution offered to maintain the quality of coconut milk is to design a sterilization
machine of coconut milk with thermosonication technology. The working process of thismachinel uses high
frequency mechanical sound waves given to the food. Waves combined with the length of processing time and
temperature changes sterilization so that there will be a process of sterilization controlled on food. The
advantages of sterilization using this technology are lowering microbes, inactivating enzymes, minimizing
loss of taste, greater homogeneity, relatively well preserved nutrient content, and energy saving. The purpose
of this program is to know the method of designing, manufacturing, testing and efficiency of coconut milk
sterilization machine so as to produce an automatic coconut milk sterilizer. In addition, there is a

253
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

thermosonication system in which consists of a transducer that functions to convert electrical energy into
ultrasonic waves and spread three dimensions by emitter. The temperature changes that occur during the
process will be controlled by the termocouple to keep the process temperature on the foodstuffs not exceeding
the specified temperature range. Temperature control is an important factor, if the temperature is not suitable
can damage the quality and quality of liquid coconut milk. Final products of this machine will be tested with
test parameters including viscosity analysis and emulsion stability, total microbial analysis, fat quality
analysis, and sensory analysis based on SNI 01-3816-1995. Coconut milk sterilization using this machine
has a shelf life of 4 times longer than regular milk.

Keyword: Coconut milk, Sterilization, Thermosonication

PENDAHULUAN sehingga umur simpannya menjadi lebih


lama (Summer et al., 2011).
Indonesia merupakan negara penghasil Selama ini ada beberapa teknologi di
kelapa terbesar nomor dua di dunia dengan pasaran yang bisa digunakan untuk proses
total produksi sebanyak 3.262.721 ton/tahun sterilisasi pada santan, akan tetapi teknologi-
(Kementrian Pertanian, 2015). Menurut teknologi tersebut mempunyai kelemahan.
Direktorat Jendral Industri Agro dan Kimia Teknologi yang paling umum digunakan
(2009), produktivitas kelapa yang sangat untuk sterilisasi yaitu dengan menggunakan
tinggi tersebut menjadikan kelapa sebagai pemanasan konvensional (Castro et al., 2010).
salah satu komoditas ekspor penyumbang Kelemahan dari metode ini hanya bersifat
devisa terbesar di Indonesia, namun selama jangka pendek, daya simpannya tidak lebih
ini komoditas kelapa ekspor hanya dalam dari 5 hari pada suhu 4°C refrigerator
bentuk produk setengah jadi seperti kopra (Raghavendra, 2010). Proses UHT (Ultra High
dan coconut crude oil (CCO) sehingga harga Temperature) dengan pemanasan pada suhu
jualnya rendah. Salah satu cara meningkatkan -
pemanfaatan kelapa yaitu dengan banyak dilakukan dalam sterilisasi santan.
mengolahnya menjadi produk olahan berupa Namun sistem pengolahan tersebut kurang
coconut milk (santan). Pengolahan daging efektif karena dapat merusak mutu produk
kelapa menjadi santan dapat menambah nilai santan (Akbarpour et al., 2010) seperti bau,
jual dari kelapa (Departemen Pertanian, rasa, dan warna (Sukasih, 2009) serta dapat
2007). Santan banyak digunakan dalam mengakibatkan koagulasi pada santan
berbagai masakan tradisional negara-negara (Satoto,1999). Teknologi sterilisasi santan
kawasan Asia Pasifik termasuk masakan lainnya yaitu PEF (Gao et al., 2012).
Indonesia (Chiewchan et al., 2006). Kelebihan Kelemahan teknologi ini yaitu efisiensi yang
lain dari santan dibandingkan produk olahan lemah dan degradasi gizi santan yang tinggi
kelapa lainnya yaitu dari segi gizi dan (Khader, 2012). Kelemahan teknologi
kesehatan memiliki kandungan vitamin dan sterilisasi santan selama ini adalah
mineral yang cukup tinggi, santan juga dapat penggunaan suhu pemanasan yang terlalu
menjadi minuman kesehatan sebagai tinggi. Santan tidak dapat disterilisasikan
pensubstitusi susu (Departemen Pertanian, dengan pemanasan sebagaimana dilakukan
2007). Di lain sisi santan mempunyai kendala terhadap produk yang lain (Satoto, 1999).
sangat mudah rusak karena mengandung Untuk itu diperlukan teknologi sterilisasi
kadar air yang cukup tinggi yaitu 70 %, yang cepat, aman dan efisien untuk
protein 0,9 %, lemak 17 %, dan karbohidrat menghasilkan produk santan yang bermutu
10,2 % (Palungkun, 2004) sehingga mudah dan hygiene.
ditumbuhi oleh mikroorganisme (Seow dan Inovasi kreatif yang ditawarkan untuk
Gwee, 1997). Santan juga rentan terhadap pengolahan santan yaitu dengan
kerusakan kimia (termasuk enzimatik), menggunakan Smart-Comic (Smart Coconut
khususnya melalui oksidasi lemak dan Milk Sonication) dengan cara
hidrolisis. Untuk itu perlu dilakukan mengimplementasikan teknologi berbasis
teknologi sterilisasi yang dapat menjaga sonikasi. Teknologi sonikasi adalah suatu
santan dari kerusakan mikroba, kimia teknologi sterilisasi yang memanfaatkan
(enzimatik) dan biokimia (Sukasih, 2009), gelombang ultrasonik dengan frekuensi

254
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

diatas kemampuan pendengaran manusia karena santan termasuk bahan yang


yaitu >20 kHz (Jayasoriya et al., 2004 dalam memiliki viskositas relatif rendah
Dolatowski et al., 2007). Keuntungan (Kusnandar, 2012). Sedangkan stabilitas
sterilisasi dengan menggunakan gelombang emulsi diketahui dengan mengukur
ultrasonic adalah meminimalkan kehilangan creaming index yang terbentuk selama 7 hari
rasa, homogenitas yang lebih besar, penyimpanan.
kandungan gizi relative terjaga, dan
menghemat energy (Mason et al, 1996). Smart- Pengujian Total Mikroba
Comic dilengkapi dengan sistem kontrol Pengujian total mikroba dilakukan untuk
sehingga proses sterilisasi bisa bekerja secara mengetahui jumlah mikroba yang masih
otomatis dan juga lampu UV yang berfungsi bertahan dalam produk sehingga diketahui
membunuh mikroba sehingga proses bebas efektivitas alat dalam melakukan sterilisasi.
kontak dari luar atau steril (Morgan, 2009). Analisa dapat menggunakan metode TPC
Teknologi ini merupakan kemajuan teknologi (Total Plate Count), dimana sampel
sterilisasi santan di Indonesia, sehingga dinkubasi selama 2 hari sehingga mikroba
diharapkan dengan Smart-Comic mampu membentuk koloni yang dapat diamati dan
membantu masyarakat dan pemerintah dihitung langsung tanpa mikroskop
dalam pengoptimalan produk olahan kelapa (Fardiaz, 1999).
dalam bentuk santan.
Pengujian Sensori
BAHAN DAN METODE
Parameter yang dianalisa dalam
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium pengujian sensori yaitu aroma, rasa dan
Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian kenampakan. Analisa dilakukan dengan
Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas membandingkan perbedaan antara santan
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. segar dengan santan hasil proses. Analisa
Tahap pengujian produk dari SMART- dilaksanakan dengan bantuan panelis yang
COMIC dilakukan di Laboratorium terdiri 50 orang.
Mikrobiologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Pengujian Kualitas Lemak
Universitas Brawijaya. Pengujian kualitas lemak dilakukan
untuk mengetahui kadar Asam Lemak Bebas
Alat (FFA) dan bilangan peroksida. Kadar asam
Alat yang digunakan dalam penelitian ini lemak bebas yang tinggi mengindikasikan
adalah transducer 40 kHz, generator, emitter, bahwa komponen lemak berkualitas rendah
lampu UV 15 watt dan thermocouple. karena banyak yang terhidrolisa sehingga
Bahan mudah mengalami ketengikan. Kadar asam
lemak bebas dapat ditetapkan dengan titrasi
Bahan yang digunakan adalah santan asam-basa. Sedangkan penetapan bilangan
segar. peroksida dilakukan untuk mengukur tingkat
Metode oksidasi lemak. (Kusnandar et al., 2012)
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksperimen, yaitu dengan Pendekatan Desain Perancangan Alat
melakukan percobaan untuk mendapatkan Pendekatan desain perancangan alat
data yang diperlukan. Dalam penelitian ini dilakukan dengan trial dan error. Rancang
digunakan dua faktor perlakuan yaitu lama bangun smart grein container terdiri dari 3
waktu proses dan perubahan suhu sterilisasi. komponen utama yaitu:
Dalam penelitian ini frekuensi yang
digunakan adalah 40 kHz. Sistem Sonikasi
Sonikasi merupakan teknologi yang
Pengujian Sifat Fisik memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan
frekuensi yang tinggi (>20 kHz) dan tidak
Pengujian sifat fisik dilakukan untuk
terdeteksi oleh pendengaran manusia
mengetahui viskositas dan stabilitas emulsi.
(Dolatowski et al., 2007). Gelombang
Viskositas pada santan dapat ditetapkan
ultrasonik yang digunakan dihasilkan
melalui metode viskosimeter pipa kapiler

255
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

melalui rangkaian transduser , emiter dan sterilisasi telah mencapai lama waktu
generator. Transduser adalah komponen sterilisasi yang ditentukan maka katup akan
elektronik yang dapat mengubah energi terbuka dan sebaliknya jika belum mencapai
listrik menjadi energi getar, bagian ini lama waktu sterilisasi katup akan tertutup.
menghasilkan getaran dan efek berupa Pada bagian tangki proses terjadi proses
kavitasi serta tekanan pada media cair kavitasi yang merupakan efek akibat radiasi
((Bermudez-Agguire et a, 2012). Untuk dapat gelombang ultrasonik di dalam santan cair.
bekerja menghasilkan gelombang ultrasonik Gelombang ultrasound yang terdapat pada
diperlukan generator sebagai penghasil tangki proses merupakan input dari energi
arus listrik gelombang, sedangkan emiter listrik yang dihasilkan oleh generator listrik
berfungsi sebagai median pemancar kemudian dirubah menjadi energi suara
gelombang ultrasonik yang dihasilkan dengan frekuensi tinggi oleh tranduser.
transduser (Mothibe et al., 2011). Besarnya frekuensi gelombang yang
dihasilkan oleh tranduser tergantung pada
Lampu UV besar tegangan diberikan. Setelah
Sinar ultra violet (UV) dari lampu UV gelombang ultrasound dihasilkan oleh
bersifat letal bagi mikroorganisme tranduser akan disebarkan secara tiga
(Hollaender, 1995). Menurut Muller (2011), dimensi oleh emitter. Ketika gelombang
bahwa pemakaian iradiasi dalam dunia Ultrasound dengan media cair maka akan
pangan sudah digunakan dalam proses terjadi pelepasan kalor oleh energi
preventif atau pengawetan buah segar akustiknya oleh karena itu terjadi perubahan
maupun produk olahan. Keuntungan suhu (Golmohamadi et al.,2013). Perubahan
penggunaan sinar UV yaitu tidak suhu yang dihasilkan akibat proses sonikasi
mempengaruhi kelembaban atau suhu dikontrol oleh thermocouple untuk menjaga
makanan tidak mempengaruhi rasa dan warna suhu proses tidak melebihi batas suhu yang
dari produk akhir, serta lebih ekonomis dapat merusak kualitas dan mutu santan
(Morgan, 2009). cair. Untuk frekuensi dan lama waktu
proses sterilisasi yang optimal akan
Thermocouple ditentukan melalui pengujian terhadap
Thermocouple adalah sensor suhu yang besarnya tegangan dan lama waktu proses
banyak digunakan untuk mengubah yang diberikan pada generator ultrasound.
perbedaan suhu dalam benda menjadi Selanjutnya santan yang telah mengalami
perubahan tegangan listrik (voltase). sterlisasi akan menuju ke kran output untuk
Thermocouple yang sederhana dapat dipasang siap dikemas.
dan memiliki jenis konektor standar yang
sama, serta dapat mengukur suhu dalam Kualitas Sifat Fisik
jangkauan yang cukup besar dengan batas Viskositas santan ditetapkan melalui
kesalahan pengukuran kurang dari 1°C metode viskosimeter pipa kapiler karena
(Scervini, 2009). santan termasuk bahan yang memiliki
viskositas relatif rendah (Kusnandar, 2012).
Sedangkan stabilitas emulsi diketahui
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan mengukur creaming index yang
terbentuk selama 7 hari penyimpanan. Hasil
Proses Kerja Sterilisasi Santan dengan yang diperoleh, sifat fisik berupa viskositas
Teknologi Sonikasi dan stabilitas emulsi pada santan lebih
Pada sistem instrumentasi Smart- terjaga dengan pemberian sonikasi dan
Comic ini, santan cair dimasukan pada paparan UV.
tangki input dengan kapasitas 2 liter dan
akan mengalir ke tangki proses dengan
Total Mikroba
kapasitas proses yaitu 1 liter. Proses
mengalirnya santan ke tangki proses Penghitungan jumlah mikroba dapat
memanfaatkan gaya gravitasi dan diatur menggunakan metode TPC (Total Plate Count),
oleh katup selenoid valve. Katup selenoid dimana sampel dinkubasi selama 2 hari
sehingga mikroba membentuk koloni yang
valve bekerja otomatis dengan bantuan timer
dapat diamati dan dihitung langsung tanpa
pada sistem kontrol. Apabila proses

256
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

mikroskop (Fardiaz, 1999). Hasil perhitungan


menunjukkan bahwa jumlah mikroba pada Castro, A., Teixeira, J.A., Salengke, S., Sastry,
santan yang telah diberi paparan sinar UV dan S.K., Vicente, A.A., 2010.Ohmic Heating
sonikasi lebih rendah dibandingkan santan of Strawberry Products: Electrical
yang tidak diberi perlakuan. Conductivity Measurements and
Ascorbic Acid Degradation Kinetics
Kualitas Lemak Innovative Food Sci. Emerg. Technol.
Kadar asam lemak bebas ditetapkan Volume 5, Pages 27–36.
dengan titrasi asam-basa dan penetapan Chiewchan, N., Phungamngoen, C.,
bilangan peroksida dilakukan untuk Siriwattanayothin, S., 2006. Effect Of
mengukur tingkat oksidasi lemak. Homogenizing Pressure And
(Kusnandar et al., 2012). Hasil pengujian Sterilizing Condition On Quality Of
menunjukkan bahwa santan yang telah diberi Canned High Fat Coconut Milk. Journal
perlakuan memiliki kadar asam lemak bebas of Food Engineering 73, 38–44.
yang rendah. Sehingga tidak mudah
Dolatowski Z.J., Stadnik J., Stasiak D. 2007.
mengalami ketengikan.
Applications of Ultrasound in Food
Technology. Acta Sci. Pol., Technol.
Kualitas Sensori
Aliment. 6(3), 89-99.
Tahap uji kualitas sensori masih dalam
Estiasih, Teti. 2009. Tekonologi Pengolahan
tahap pengujian oleh 50 panelis.
Pangan. Jakarta: Bumi Aksara. Fellows,
P. 1992. Food Processing Technology
SIMPULAN (Pronciple and Practice). New York:
Ellis Horwood.
Sonikasi merupakan teknologi yang Hollaender, A. 1995. Radiation Biology Vol
memanfaatkan gelombang ultrasonik IL Effects Of Radiation On Bacteria.
dengan frekuensi yang tinggi (>20 kHz) dan Itacha N.Y: Cornell University.
tidak terdeteksi oleh pendengaran manusia. Kajs, T.M., Hagenmaier,R., Anderzant, C
Sterilisasi menggunakan gelombang and K. F. Matti l. 1976. Microbiological
ultrasonik mempunyai keuntungan yaitu evaluation of coconut and coconut
menurunkan mikroba, menginaktivasi products. Journal Food Science. 41:362-
enzim, meminimalkan kehilangan rasa, 366. Mason., Paniwnyk, Lorimer J.P.,
homogenitas yang lebih besar, kandungan 1996. The Uses of Ultrasound in
gizi relatif terjaga, dan menghemat energi. Food Technology.
Sterilisasi santan menggunakan SMART- Morgan. 2009. UV “Green” Light
COMIC dapat meningkatkan umur simpan Desinfection. Dairy Industry. Intl.,
santan empat kali lebih lama. 54(11): 33- 35.
Muller, a., Stahl, M. R., Graef, V., Franz, C. A.
DAFTAR PUSTAKA M., and Huch, M. 2011. UV-C
Treatment of Juices to Inactivate
Akbarpour, V., Hemmati, K., Sharifani, Microorganisms using Dean Vortex
M.2009.Physical and Chemical Properties Technology. Jurnal of Food Engineering
of Pomegranate (Punica Granatum L) Fruit 107 , 268-275.
in Maturation Stage. Am. Eurasian J. Satoto, A. 1999. Teknik Pengawetan Santan.
Agri. Environ. Sci. Volume 6 (4), pages ST 27/10-3/11/99 Kelapa II
411– 416. Scervini.2007. Electrical Conductivity
Andrade, N.J., Jackline, F.B., dan Afonso and Physical Properties of Surimi-
M.R. 2013. Decomtamination By Potato Starch under Ohmic Heating.
Ultrasound Application In Fresh Fruits Journal of Food Science, 72(9),E503e-
And Vegetables. Food Control 45:36-50 E507.
Cahya F., Wahono Hadi Susanto, 2014, Seow,C.C and C.N. Gwee.1997. Coconut
Sifat Fisik Kimia dan Organoleptik milk: Chemistry and Technology.
Pasta Santan-Cahya. Jurnal Pangan dan Review. International Journal of Food
Agroindustri Vol : 2 No4 p.249-258. Science and Technology. 32:189-201.

257
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Sukasih.2009. Optimasi Kecukupan Panas


Pada Pasteurisasi Santan Dan
Pengaruhnya Terhadap Mutu Santan
Yang Dihasilkan. J.Pascapanen 6(1):34-
42.
Tabatabaie, T. dan Mortazavi, A. 2008.
Studying the Effect of Ultrasound Shock
Cell Wall Permeability and Survival of
Some LAB in Milk. World Applied
Sciences Journal 3 (1): 119-12.

258
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

RANCANG BANGUN EKSTRAKTOR PROPOLIS BERBASIS VOLTAGE


HEATING BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP FLAVONOID DAN
DENSITAS

Design of Propolis Extractor Based on Voltage Heating also The Effect of


Flavonoid and Density

Rio Bangga Indriawan1*, Annisa Aurora Kartika2, Vindya Seprtian Angga Kirana3, Ahmed Alwy Al Azmi4,
dan Nada Mawarda Rilek5

1,3,4Program
Studi Keteknikan Pertanian, Universitas Brawijaya
2Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya
5Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya

*Email: rioindriawan@gmail.com
Jl. Veteran, Lowokwaru, Malang

ABSTRAK

Propolis berasal dari getah tumbuhan yang bercampur saliva dan enzim lebah. Propolis
mengandung flavonoid sebagai zat aktif beraktivitas antioksidan tinggi mampu meningkatkan
kesehatan. Sayangnya dari potensi tersebut mengalami kendala produksi dari peternak lebah
sehingga dibutuhkan rancang bangun ekstraktor propolis berbasis voltage heating. Tujuan
penelitian ini untuk menentukan akurasi sensor suhu pada alat, kondisi optimum untuk
ekstraksi propolis berdasarkan sifat fisika dari hasil ekstraksi dibandingkan dengan produk
propolis yang ada di pasaran. Ekstraksi dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik maserasi 17
jam dengan pelarut etanol 70% dan metode voltage heating. Pada metode voltage heating
digunakan pelarut etanol 70% dengan waktu 30 menit. Propolis berasal dari Bululawang, Batu,
Jawa Timur. Adapun hasil dari tingkat akurasi suhu yaitu sebesar 92, 35%. Perlakuan terbaik
yaitu pada rasio pelarut etanol 70% dengan densitas 0,9112 g/ml dimana propolis pasaran
memiliki densitas 1,1112 sampai 1,136 g/ml. Berdasarkan uji kualitatif dengan HCl 2N,
NaOH 2N, dan Fe 2 Cl 3 menunjukkan bahwa semua sampel mengandung flavonoid.

Kata kunci: Densitas, etanol 70%, flavonoid, propolis, voltageheating

ABSTRACT
Propolis is derived from plant sap mixed with saliva and bee enzymes. Propolis contains flavonoids as
active substances high activity antioxidants can improve health. Unfortunately, from the potential is
experiencing production constraints from beekeepers so that it is necessary to design propolis-based extractor
built voltage heating. The purpose of this study was to determine the accuracy of temperature sensors in the
apparatus, the optimum conditions for the extraction of propolis based on the physical properties of the
extraction results compared to the propolis products on the market. The extraction was done with two
techniques, which were 17 hours maseration technique with 70% ethanol solvent and voltage heating method.
In voltage heating method used 70% ethanol solvent with 30 minutes time. Propolis comes from Bululawang,
Batu, East Java. The result of the temperature accuracy of 92, 35%. The best treatment is at 70% ethanol solvent
ratio with density 0,9112 g / ml where propolis market have density 1,1112 until 1,136 g / ml. Based on
qualitative test with 2N HCl, NaOH 2N, and Fe2Cl3 showed that all samples contain flavonoids.

Keywords: Density, ethanol 70%, flavonoid, propolis, voltageheating

259
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN produk lokal. Dengan begitu, produk


propolis Indonesia dapat bersaing pada
Indonesia memiliki berbagai fauna AEC (ASEAN Economy Community).
yang bermanfaat bagi manusia salah
satunya adalah lebah. Dari variasi produk BAHAN DAN METODE
lebah, propolis merupakan produk yang
mendapat respon pasar sangat baik. Hingga Bahan Dan Alat
saat ini, permintaan pasar terhadap propolis Bahan biologis yang digunakan yaitu
terus meningkat dengan nilai mencapai 20% raw propolis yang berasal dari Batu. Bahan
pertahun dikarenakan khasiatnya untuk kimia yang digunakan adalah etanol 96%,
keehatan dan obat herbal bagi berbagai etanol 70%, HCl 2N, Fe3Cl2, dan NaOH
macam penyakit (Artdiyasa,.et al, 2010). 2N.Alat yang digunakan yaitu VOLTAGE
Propolis berasal dari getah tumbuhan EXRACTOR (Automatic Propolis Voltage
yang bercampur saliva dan enzim lebah exractor), stirrer, sentrifuge 400rpm,
(Bankova et al, 2000). Flavonoid sebagai zat timbangan analitik, dan piknometer.
aktif yang mampu meningkatkan kesehatan
terkandung dalam propolis. Flavonoid Perangkaian Voltage Exractor
dalam propolis berpotensi sebagai sumber VOLTAGE EXRACTOR terdiri dari
antioksidan berkadar tinggi (Bankova 2008). resistive heating tube, elektroda, filter, box
Aktivitas antioksidan propolis menempati control, vacuum pump, dan product tube.
peringkat pertama dalam melawan radikal Resistive heating tube dan product tube berasal
bebas dan oksidan apabila dibandingkan dari kaca sedangkan box control dan
produk lebah lain (Manach, 2004). kerangka berasal dari logam stainless stell.
Sayangnya dari potensi tersebut masih
mengalami kendala dalam produksi Ekstraksi Propolis
sehingga pasar propolis didominasi oleh Propolis diekstraksi dengan 2 metode
produk impor. Peternak lokal kesulitan yaitu maserasi dan voltage extractor
dalam memproduksi propolis siap jual menggunakan variasi pelarut. Metode
karena keterbatasan teknologi (Harsanto & maserasi diawali dengan memasukkan raw
Mahani, 2016). propolis dan pelarut ke dalam labu
Penggunaan propolis sebagai obat Erlenmeyer dengan nisbah tertentu,
herbal diproses dengan ekstraksi. Ekstraksi selanjutnya dikocok pada stirrer selama 18
propolis bertujuan untuk mengambil zat jam dengan kecepatan medium
aktif dan memisahkannya dari lilin lebah (dimodifikasi dari Lutpiana, 2015). Pada
(Lotfy,2006). Selama ini, propolis diekstrak perlakuan dengan voltage extractor, raw
dengan maserasi dengan waktu lebih dari 72 propolis dan pelarut dimasukkan ke dalam
jam dan jumlah pelarut yang banyak resistive heating tube kemudian alat
(Lutpiatina, 2015). dinyalakan dengan set suhu 70˚C selama 30
Permasalahan tersebut dapat diatasi menit. Kemudian hasil ekstraksi di
dengan inovasi ektraktor propolis berbasis pisahkan dengan sentrifuge 400 rpm selama
voltage heating. Kelebihan dari voltage 20 menit dan diambil supernatannya.
heating yaitu tidak merusak zat bioaktif dan Ekstrak ditimbang dan siap digunakan
kebutuhan pelarut sedikit (Silva, 2011). untuk pengujian.
Ekstrator berbasis voltage heating memiliki
sistem control sehingga produksi lebih Pengujian Akurasi Sensor Suhu Pada
mudah. Voltage Exractor
Adanya ekstrator propolis Penggujian dilakukan dengan
menjadikan propolis yang dihasilkan lebih menentukan nilai set suhu acuan yang
tinggi, baik dari segi rendemen dan zat diinginkan yaitu 45 oC, 60 oC serta 75oC.
bioaktifnya. Peternak lebah dapat Kemudian suhu actual pada Resistive
memanfaatkan ekstraktor propolis untuk Heating Tube diukur dengan thermometer dan
menghasilkan propoli sap jual sehingga dibandingkan dengan suhu pada display box
permintaan pasar dapat terpenuh oleh control sehingga dapat diperoleh nilai

260
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

koreksi dari keduanya. Nilai akurasi sensor extractor


suhu didapatkan berdasarkan persamaan Uji akurasi konstrol suhu berguna
berikut: untuk mengetahui tingkat akurasi sensor
η=1–
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
x 100% (1) pada resitive heating tube. Data hasil
𝑡𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖
pengujian akurasi sesnosr suhu ditunjukkan
oleh tabel 1:
Tabel 1. Pengujian Akurasi Sensor Suhu
Pengujian Visual Pada Propolis
Set Thermo Thermo- Koreksi
Poin meter couple (0C) (0C)
Pengujian dilakukan dengan menganalisis ( C)
o ( C)
0
warna, bau, dan viskositas propolis secara
45 44,81 45 0,19
kualitatif oleh panca indera.
60 59,83 60 0,17
Pengujian Kualitatif Flavonoid 75 74,90 75 0,10
Pengujian dilakukan dengan Berdasarkan tabel 1, nilai koreksi
menambahkan HCl 2N dengan hasil positif sensor suhu pada voltage extractor sebesar
adanya flavonol berwarna kuning. 0,1530C. Dengan menggunakan rumus (1),
Penambahan Fe3Cl2 dengan hasil positif diperoleh bahwa tingkat akurasi sensor
keberadaan flavanol berwarna hitam. suhu pada voltage extractor mencapai 92,35
Penambahan NaOH 2N dengan hasil positif %. Menurut Budiyanto (2008), suhu yang
flavonol berupa warna merah. digunakan berbanding lurus dengan
rendeman yang dihasilkan dimana
Pengujian Densitas Flavonoid rendemen akan bertambah apabila suhu
Pengujian dilakukan mengukur massa dinaikkan. Adapun, flavonoid dapat
dan volume propolis menggunakan diekstrak pada thermal condition (Boussetta,
piknometer 10 ml. selanjutnya ditimbang 2011). Namun penggunaan suhu perlu
massanya dengan timbangan analitik. dipertimbangkan untuk memimalisir
Densitas diketahui dengan rumus: kerusakan pada zat aktif propolis. Oleh
𝑚 karena itu, akurasi suhu yang tepat
𝜌=
𝑣 diperlukan dalam ekstraksi propolis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Sensoris Propolis


Propolis hasil maserasi 17 jam memiliki
Voltage Exractor warna coklat tua dengan kenampakan encer
Rangkaian alat voltage extractor diawali dan bau etanol yang sangat menyengat.
dengan memasang elektroda pada resistive Pada propolis hasil voltage extractor memiliki
heating tube, selanjutnya product tube warna coklat susu dengan viskositas cukup
disambungkan dengan vacuum pump oleh kental dan aroma seperti propolis merk X.
selang. Berikut merupakan desain dari Adapun gambar dari propolis terdapat pada
voltage extractor: figure 1.

Figure 1. Propolis hasil maserasi (a) voltage


extractor (b) dan propolis merk X (c)

Hasil Uji Kualitatif Flavonoid


Hasil ekstraksi propolis dengan voltage
extractor dan maserasi diuji flavonoid secara
kualitatif. Data hasil pengujian ditunjukkan
oleh tabel 2:
Gambar 1. Voltage Extractor
Hasil Uji akurasi sensor suhu pada voltage

261
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 2. Pengujian Kualitatif Flavonoid ekstraksi propolis secara efektif, efisien, dan
ekonomis.
Sampel Fe2Cl3 HCl NaOH
2N 2N UCAPAN TERIMA KASIH
Maserasi + + +
Ucapan terimakasih ditujukan kepada
Voltage + + + Bapak Joko Prasetyo, STP, M.Si. sebagai
ekstraktor dosen pembimbing dalam penelitian ini
serta pihak Laboratorium Lastrindo,
Propolis + + + Laboratorium Biokimia dan Analisa
Merk X Pangan Universitas Brawijaya.

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa DAFTAR PUSTAKA


propolis hasil ekstraksi dengan maserasi 18 Artdiyasa, N., A. Chaidir., E.K. Wirawati., &
jam dan voltage extractor 30 menit sama-sama T. Susanti. 2010. Trigona : Lebah
mengandung flavonoid. Hal tesebut sesuai Penghasil Propolis. Trubus Online.
dengan penelitian Halim (2012), propolis http://www.trubus-online.co.id. [10
merupakan produk lebah yang kaya November 2016].
antioksidan dengan kandungan flavanoid Bankova V, Trusheva B, & Popova M. 2008.
dan asam fenolat mencapai 50%. Adapun New Development In Propolis
penggunaan voltage extractor dapat Chemical Diversity Studies (Sience
menghasilkan propolis dengan waktu yang 2000). Journal Scientific Evidence Of
sangat singkat, yaitu 30 menit. The Use Of Propolis In Ethnomedicine.
2008(2):1-3.
Hasil Pengujian Densitas Flavonoid Bankova V, Christova R, Hegazi AG, Abd El
Densitas propolis ditentukan dengan Hady FK, Popov S. Chemical
persamaan (2) dan dipaparkan pada tabel 3. Composition Of Propolis From Popular
Tabel 3. Pengujian Densitas Propolis Buds. Internasional Symposium on
Sampel Densitas Apitherapy, Cairo 8-9 th, March (1997)
Pp 413-412.
(g/ml)
Budiaman. 2006. Uji Efektivitas
Maserasi 0,84 Empat Variasi Propolis Trap Terhadap
Produksi Propolis Lebah Madu Apis
VOLTAGE EXRACTOR 0,911
mellifera L. Jurnal Perennial Vol 2, No
Propolis Merk X 1,115 2
Budiyanto, A. 2008. Pengaruh Suhu dan
Berdasarkan tabel 3, propolis hasil ekstraksi
Waktu Ekstraksi Terhadap Karakter
dengan voltage extractor memiliki densitas
Pektin dari Ampas Jeruk Siam (Citrus
yang lebih kecil dari literatur. Menurut
Nobilis L). Jurnal Pascapanen. 5 (2): 37-
Budiaman (2006), propolis merupakan
44.
produk lebah yang memiliki densitas
Halim, eliza. 2012. Kajian Bioaktif dan Zat
sebesar 1,1112 g/ml sampai 1,136g/ml.
Gizi Propolis Indonesia dan Brazil. 7(1).
2-3
SIMPULAN
Harsanto, Budi & Mahani. 2016. Aspek
Bisnis Pengembangan Propolis Cair
Kesimpulan dari program ini yaitu
Lokal Indonesia. Jurnal Saintek dan
terciptanya rancang bangun mesin ekstraksi
Kesehatan. 195(2):2089-3582.
propolis berbasis voltage heating dengan
Lutpiatina, Leka. 2015. Efektivitas Ektrak
tingkat akurasi suhu mencapai 92, 35%.
Propolis Lebah Kelulut (Trigona Spp)
Mampu menghasilkan propolis dengan
Dalam Menghambat Pertumbuhan
warna coklat susu, cukup kental, dan aroma
Salmonella typhi, Staphylococcus
menyerupai propolis merk X. Adapun
aureus DAN Candida albicans. Jurnal
propolis mengandung flavooid. Voltage
Skala Kesehatan Volume 6 No. 1
extractor mampu meningkatkan kualitas

262
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Lotfy M. 2006. Biological Activity of Bee


Propolis in Health and Disease. Asian
Pac J Cancer Prev. 7:22-31.
Lutpiatina, Leka. 2015. Efektivitas Ektrak
Propolis Lebah Kelulut (Trigona Spp)
Dalam Menghambat Pertumbuhan
Salmonella typhi, Staphylococcus
aureus DAN Candida albicans. Jurnal
Skala Kesehatan Volume 6 No. 1
Manach C, Scalbert A. Morand C, Remesy L.
& Jimenez L. 2004. Polyfenols Food
Sources And Bioavailability. Journal
Am J Clin Nutr. 79 (1): 727-747.

263
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

“MODERN STERILIZATION MACHINE” RANCANG BANGUN MESIN


STERILISASI TELUR AYAM BERBASIS DIELECTRIC BARRIER
DISCHARGE –UV PLASMA

"Modern Sterilization Machine" Design Machine Sterilization of Chicken


Eggs Based Dielectric Barrier Discharge – UV Plasma

Endrika Widyastuti¹, Faradyna Sumarsono²*, Eka Tiyas Anggraeni², Hilda Putri Hayuningsih²,
Dewi Mashitoh³, Aldilah Daydeva³.

¹Progam Studi Magister Biosensor, KingMongkut’s University Technology of Thonburi, Thailand


²Program Studi Teknik Bioproses, Universitas Brawijaya
³Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Brawijaya
*Email : faradyna24@gmail.com

ABSTRAK

Telur merupakan salah satu hasil ternak, konsumsi telur lebih besar daripada konsumsi
hasil ternak lainnya karena memiliki kandungan gizi tinggi, mudah diperoleh dan harganya
relatif lebih murah. Di Indonesia terjadi peningkatan jumlah konsumsi telur dari tahun ke tahun.
Namun, telur rentan terkena infeksi Salmonella sp. Kasus infeksi Salmonella sp. di Indonesia juga
cukup banyak dan mengkhawatirkan. Indonesia di kategorikan sebagai salah satu Negara
dengan kejadian endemik Salmonellosis tinggi. Teknologi sterilisasi yang sudah ada memiliki
berbagai macam kelemahan. Maka dari itu, diperlukan teknologi sterilisasi yang efektif
mematikan Salmonella sp. Sehingga dapat mendukung kemanan pangan dari telur ayam. Inovasi
yang kami tawarkan adalah MONSTER (Modern Sterilization Machine) adalah sebuah inovasi alat
sterilisasi untuk telur ayam dengan menggunakan hybrid plasma technology yang berbasis dielectric
barrier discharge (DBD) dan UV.

Kata kunci: Salmonella sp., Sterilisasi, Teknologi Plasma-UV, Telur Ayam.

ABSTRACT

Eggs are one of the results of livestock, egg consumption is greater than consumption of other
animals because it has a high nutritional content, it is easy to obtain and relatively cheaper. In Indonesia,
an increasing number of egg consumption from year to year. However, the eggs prone to infection with
Salmonella sp. Cases of Salmonella infection sp. in Indonesia is also quite a lot and worrying. Indonesia is
categorized as one of the countries with a high incidence of endemic Salmonellosis. Existing sterilization
technology has many disadvantages. Therefore, the required sterilization technology that effectively shut
down Salmonella sp. So it can support the food safety of chicken eggs. The innovations that we offer is a
MONSTER (Modern Sterilization Machine) is an innovative instrument sterilization for chicken eggs
using plasma technology-based hybrid dielectric barrier discharge (DBD) and UV.

Keywords: Chiken Eggs, Plasma-UV Technology, Salmonella sp., Sterilization.

PENDAHULUAN nutrisi yang lengkap, karena telur


mengandung hampir semua zat gizi yang
Telur merupakan bahan pangan diperlukan tubuh. (Litbang Pertanian, 2010).
yang mengandung nilai gizi tinggi, mudah Telur merupakan salah satu hasil ternak
diolah dan harganya relatif murah jika yang mempunyai peranan penting dalam
dibandingan dengan sumber protein hewani mengatasi rendahnya konsumsi protein
lainnya. Telur mempunyai kandungan hewani di Indonesia. Di perkirakan selama

264
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

beberapa periode terakhir ini telah terjadi intensitas paparan, namun paparan medan
perubahan pola konsumsi telur di Indonesia magnet ELF 646.7 μT selama 30 menit
(Junardi, 2014). Prediksi produksi telur ayam memberikan dampak kematian Salmonella
tahun 2015-2019 di perkirakan akan lebih tinggi dibanding dengan paparan 60
meningkat rata-rata 3,29% per tahun yang menit dan 90 menit (Sudarti, 2016). Namun
disokong dari peningkatan produksi telur pada teknologi ini masih membutuhkan
ayam ras sebesar 2,72% per tahun dan instalasi yang relatif sulit dan memakan
peningkatan produksi telur ayam buras waktu untuk dapat mematikan semua
sebesar 6.93%. Prediksi permintaan atau Salmonela Typhimurium. Teknologi lainnya
ketersediaan telur ayam untuk dikonsumsi yaitu Thyme Oil dan Cold Nitrogen Plasma
pada tahun 2015-2019 akan meningkat rata- (CPN) menunjukkan rendahnya tingkat
rata sebesar 3,66% per tahun, dan aktivitas mikroba ketika diaplikasikan pada
permintaan untuk konsumsi nasional akan telur dengan waktu singkat. Hasil dari
meningkat rata-rata sebesar 4,78% per tahun teknologi tersebut bakteri telur dapat
(Nuryati et al., 2015). Akan tetapi, telur memperpanjang umur simpan sampai 14
memiliki beberapa kekurangan yaitu adanya hari. Penggunaan teknologi ini
bakteri Salmonella sp. Di negara Indonesia, membutuhkan penanganan yang tepat
diare merupakan masalah kesehatan yang untuk diaplikasikan pada teknologi masa
masih tinggi. Survei morbiditas yang depan (Cui et al., 2016).
dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Inovasi yang ditawarkan dalam
Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat mengatasi kekurangan tersebut adalah
kecenderungan insidens naik. Pada tahun melalui MONSTER (Modern Sterilization
2000 penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, Machine) adalah sebuah inovasi kreatif alat
tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 sterilisasi pada telur ayam. Prinsip kerja
penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 MONSTER yaitu dengan memanfaaatkan
/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi (Dielectric Barrier Discharge) DBD dan UV
411/1000 penduduk (Arlita et al.,2014). yang dapat digunakan untuk mematikan
Kasus infeksi Salmonella di Indonesia atau mengurangi bakteri Salmonella sp.
juga cukup banyak dan mengkhawatirkan. Metode DBD plasma ini memanfaatkan 4
Indonesia dikategorikan sebagai salah satu buah probe yang dihubungkan dengan duah
negara dengan kejadian endemik buah flyback transformer kemudian
salmonellosis tertinggi di Asia setelah Cina lempengan elektroda aluminium yang
dan India, dan diikuti Pakistan dan Vietnam. ditutup dengan acrylic sebagai lapisan
Beberapa teknologi dilakukan untuk dielektrik yang diletakkan pada bagian
mengurangi salmonella sp. pada telur antara bawah di dalam MONSTER yang
lain proses pasteurisasi pada suhu 64ºC memungkinkan plasma melakukan kontak
selama 2,5 menit untuk cairan telur utuh dan dengan elektroda sehingga dapat
suhu 55ºC selama 9,5 menit untuk cairan menghasilkan gas ionisasi di dalam ruang
putih telur kemudian didinginkan pada suhu alat sterilisasi. Power input diberikan sebesar
< 7ºC. Kekurangan pasteurisasi ini perlu 200-300 watt dan tegangan akan terus
penanganan khusus. Jika suhu perlakuan menerus mengalami peningkatan sampai
pasteurisasi tersebut lebih tinggi, telur akan tegangan maksimum sebesar 1,2 kV. Selain
matang dan akan timbul kerak pada mesin itu, pada MONSTER juga terdapat lampu UV
pasteurisasinya, sedangkan apabila terlalu 10 watt yang mampu mencegah
rendah bakteri patogen tidak akan mati. Oleh dekontaminasi mikroorganisme dari luar
karena itu kontrol temperatur menjadi proses.
sangat penting dalam proses pasteurisasi Kombinasi teknologi (Dielectric
telur (Koswara, 2009). Teknologi lainnya Barrier Discharge) DBD dan UV diperkirakan
yaitu Extremely Low Frequency Magnetic Fields mampu melakukan sterilisasi
(ELF-MF) yang menggunakan radiasi yang mikroorganisme sampai 99,9999%. Melalui
bersifat non ionizing dan non-termal. Hasil teknologi ini diharapkan dapat efektif
penelitian sebelumnya membuktikan bahwa mematikan Salmonella sp. dan mendukung
kematian Salmonela Typhimurium dalam kemanan pangan nasional pada telur (Miao
larutan fisiologi berkorelasi positif dengan and Guo, 2011)

266
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

ini:
BAHAN DAN METODE

Bahan
Bahan-bahan dalam pembuatan
MONSTER antara lain, telur ayam, Acrylic,
lampu UV 10 watt, aluminium, kabel, acrylic,
timer, resistor, kapasitor, transistor, flyback
transformer, trafo step down, IC 555 dan lain-
lain.

Alat
Alat-alat yang dibutuhkan dalam
pembuatan MONSTER antara lain, mistar,
solder, tang, obeng, avometer, bor tangan,
taspen dan peralatan penunjang lainnya.
Metode Penelitian

Rancangan prototipe alat sterilisasi


telur ayam ras terdiri dari 3 komponen
utama, yaitu Kotak control; Ruang plasma;
Lampu UV. Kotak kontrol ini terbuat dari
bahan acrylic bewarna bening dan memiliki
dimensi 40 x 40 x 20 cm3. Acrylic dipilih
karena merupakan bahan isolator yang tidak
dapat menghantarkan listrik. Kotak kontrol
berfungsi sebagai tempat meletakkan Gambar 1. Diagram alir penelitian
pembangkit tegangan tinggi yang akan
memproduksi pulsa listrik bertegangan 40-
50 KV. Ruang plasma terbuat dari acrylic
bewarna bening dan memiliki ukuran 35 x 10
x 10 cm3. Ruang plasma berfungsi sebagai
tempat pengujian sample. Kapasitas dari
prototipe ruang plasma yaitu sebanyak 7
butir telur ayam ras. Di dalam ruang plasma
ini terdapat 4 probe sebagai katoda yang
diletakkan diatas langit-langit dan kabel
digunakan untuk menghubungkan probe Gambar 2. Teknologi DBD plasma untuk
dengan rangkaian pembangkit tegangan sterilisasi telur ayam.
tinggi yang terletak pada kotak kontrol.
Kemudian dibagian tengah terdapat barrier HASIL DAN PEMBAHASAN
acrylic yang juga digunakan sebagai tempat
telur pada bagian bawah terdapat aluminum Karekteristik Arus (I) sebagai Fungsi
sebagai anoda dengan ukuran 30 x 2 cm2 Tegangan (V)
dengan tebal 0.2 mm. Elektroda bagian Dikarenakan keterbatasan alat, maka
bawah juga dihubungkan dengan hasil dan pembahasan dapat diasumsikan
pembangkit tegangan tinggi di dalam kotak berdasarkan pendekatan jurnal Analisis
kontrol dengan menggunakan kabel. Lampu Produksi Ozon dalam Reaktor Dielectri
UV 10 watt digunakan sebagai pre-treatment Barrier Discharge Plasma (DBDP): Pengaruh
pengujian sampel. Lampu UV ini berfungsi Impedansi Elektroda Spiral yakni arus akan
untuk menjaga lingkungan agar steril meningkat ketika tegangan yang diberikan
sehingga tidak terjadi kontaminasi mikroba. juga meningkat karena medan listrik yang
Alat sterilisasi telur ayam berbasis DBD menyebabkan terjadinya ionisasi, eksitasi,
plasma dapat dilihat pada gambar 2 dibawah

267
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

deeksitasi dan rekombinasi gas udara juga


mengalami peningkatan. Ketika gas udara
mulai terionisasi maka timbul elektron bebas
yang bergerak pada daerah aliran ionisasi.
Elektron bebas ini akan dipercepat oleh
medan listrik dan menumbuk molekul gas
lain yang terdapat diantara kedua elektroda,
sehingga terjadi ionisasi berantai dan
pelipatgandaan elektron. Semakin besar
tegangan yang diberikan maka arus yang
dihasilkan semakin besar.
Gambar 4. Hubungan waktu dengan total
Pengaruh Waktu (t) terhadap Suhu (T) mikroorganisme.
Berdasarkan pendekatan jurnal The
Sterilization of Escherichia coli by Dielectric- Selain itu pengaruh waktu treatment
Barrier Discharge Plasma at Atmospheric terhadap total mikroorganisme juga
Pressure dijelaskan bahwa semakin lama didasarkan pada pendekatan jurnal
waktu sterilisasi maka suhu didalam ruang Sterilization using Dielectric Barrier Discharge
plasma semakin meningkat, sedangkan at Atmospheric Pressure yang menjelaskan
semakin jauh jarak antar elektroda maka bahwa pada penelitian tersebut
suhu akan semakin menurun. Hal ini juga menggunakan waktu treatment selama 1, 2,
didukung oleh jurnal Homemade an 3, dan 4 menit. Jumlah mikroorganisme yang
Atmospheric Pressure Cold Plasma Sterilization dapat bertahan semakin menurun seiring
Box and Inactivation of E. coli yang bertambahnya waktu treatment dan
menjelaskan bahwa suhu meningkat dengan sterilisasi terbaik dicapai pada waktu
peningkatan waktu treatment yang dapat treatment 4 menit. Sterilisasi menggunakan
dilihatpada gambar 3 dibawah ini: metode ini lebih cepat dibandingkan dengan
sterilisasi menggunakan metode
konvensional. Penurunan total
mikroorganisme dapat dilihat pada gambar 5
dibawah ini:

Gambar 3. Pengaruh waktu terhadap suhu

Pengaruh Waktu Treatment terhadap Total


Mikroorganisme
Berdasarkan pendekatan buku Gambar 5. Pengaruh waktu terhadap total
Plasma Sterilization dapat dijelaskan bahwa mikroorganisme.
semakin lama waktu treatment DBD plasma
semakin berkurang jumlah mikroorganisme. Waktu treatment yang berpengaruh
Dapat dilihat pada gambar 4 pada total mikroorganisme juga dijelaskan
pada jurnal Homemade an Atmospheric
Pressure Cold Plasma Sterilization Box and
Inactivation of E. coli. Dalam jurnal tersebut
disebutkan bahwa waktu sterilisasi yang
digunakan yakni selama 1, 2, 5, dan 10 menit

268
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

setelah itu sampel diinkubasi selama 18 jam SIMPULAN


pada suhu 37⁰C. Total bakteri E.coli semakin
menurun seiring dengan bertambahnya  Arus akan meningkat ketika tegangan
waktu sterilisasi. Hal ini dapat dilihat pada yang diberikan juga meningkat karena
gambar 6 berikut: medan listrik yang menyebabkan
terjadinya ionisasi, eksitasi, deeksitasi
dan rekombinasi gas udara juga
mengalami peningkatan.
 Semakin lama waktu sterilisasi maka
suhu didalam ruang plasma semakin
meningkat, sedangkan semakin jauh jarak
antar elektroda maka suhu akan semakin
menurun.
 Semakin lama waktu sterilisasi maka
mikroorganisme yang dapat bertahan
akan semakin menurun.
Gambar 6. Sterilisasi E.coli setelah  Jumlah mikroorganisme yang dapat
ditreatment menggunakan DBD plasma bertahan semakin menurun secara
dengan waktu yang berbeda dan diinkubasi eksponensial seiring dengan
selama 18 jam pada suhu 37⁰C. (A) Tanpa meningkatnya energi listrik.
ditreatment menggunakan DBD plasma, (B)
ditreatment selama 1 menit, (C) ditreatment UCAPAN TERIMA KASIH
selama 2 menit, (D) ditreatment selama 5
menit, (E) ditreatment selama 10 menit. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada Laboratorium Inovasi
Hubungan antara Daya Input dan Efek Anak Negeri Indonesia yang telah
Sterilisasi mendukung penelitian ini dan juga kepada
Berdasarkan pada pendekatan jurnal ibu Endrika Widyastuti, S.Pt, M.Sc, MP
Sterilization using Dielectric Barrier Discharge selaku pembimbing yangtelah memberi
at Atmospheric Pressure dijelaskan bahwa banyak arahan.
daya input alat dielectric barrier discharge
(DBD) plasma yang digunakan adalah DAFTAR PUSTAKA
sebesar 100, 130, 160, 230 W. Dalam
percobaan ini ditemukan bahwa jumlah Arlita Y., Rares., Fredine E S dan Soeliongan,
mikroorganisme yang dapat bertahan S. 2014. Identifikasi Bakteri Escherichia
semakin menurun secara eksponensial coli dan. Salmonella sp. Pada Makanan
seiring dengan meningkatnya energi listrik. Jajanan Bakso Tusuk di Kota Manado. E-
Hal ini dapat dilihat bada gambar 7 dibawah Journal Universitas Sam Ratulangi.
ini:
Cui, H, Ma C, Li C and Lin . 2016. Enhancing
The Antibacterial Activity Of Thyme Oil
Against Salmonella On Eggshell By
Plasma-Assited Process. Journal Of
Food Control. Volume : 70, Pages : 183-
190.

Huang, J W., Fu, C H., Ho, S W., and Wang M


C. 2015. Homemade an Atmospheric
Pressure Cold Plasma Sterilization Box
and Inactivation of E. coli. ICBET.
Volume. 81, No. 4, Pages. 17-18.
Gambar 7. Hubungan antara daya input dan
efek sterilisasi.

269
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Junardi, 2014. Analisis Ekonomi Usaha Ayam


Arab Petelur di Desa Teruwai
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok
Tengah. Skripsi. Program Studi
Peternakan Jurusan Ilmu Produksi
Ternak Univeristas Mataram.

Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi


Pengolahan Telur. Universitas
Muhammadiah Semarang. Semarang.

Litbang Pertanian, 2010. Telur Sumber


Makanan Bergizi. Kementrian Pertanian
RI. Jakarta.

Miao H and Guo Y. 2011. The Sterilization of


Escherichia coli by Dielectric- Barrier
Discharge Plasma at Atmospheric
Pressure. Journal of Applied Surface
Science. Volume 257, Pages : 7065-7070.

Nuryati, L., Waryanto B., Noviati. 2015.


(Outlook Telur) Komoditas Pertanian
Sub Sektor Peternakan. Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian. Jakarta.

Restiwijaya, M., Nur, M., Winarni, T A. 2014.


Analisis Produksi Ozon dalam Reaktor
Dielectri Barrier Discharge Plasma
(DBDP): Pengaruh Impedansi Elektroda
Spiral. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 17,
No. 1, Hal. 3-4.

Sirajuddin, David. 2007. Plasma Sterilization.


NERS 590 Plasma Engineering. USA.

Sudarti, 2016. Utilization of Extremely Low


Frequency (ELF) Magnetic Field is as
Alternative Sterilization of Salmonella
Typhimurium In Gado-Gado. Journal of
Agriculture and Agricultural Science
Procedia. Vol 9.

Tanino, M., Xilu, W., Takashima, K., Katsura,


S and Mizuno, A. 2007. Sterilization
using Dielectric Barrier Discharge at
Atmospheric Pressure. International
Journal of Plasma Environmental
Science & Technology. Vol. 1 , No. 1,
Pages. 104-106.

270
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

SMART GONER: RANCANG BANGUN SMART GRAIN CONTAINER


BERBASIS TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY HEATING UNTUK
PENYIMPANAN BERAS DAN KOMODITI BIJI-BIJIAN
SMART GONER: “Smart Grain Container” Design Based on Radio Frequency
Heating Technology for Rice and Grain Storage
Anik Haryanti1, Musyaroh1, Muhammad Sony Setyawan2, Setyaningsih1, Wia Sisgo Alnakula3,
Bambang Susilo2
1 Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya
2 Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Brawijaya
3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Brawijaya
Email: Anikharyanti1994@gmail.com
Jl. Veteran, Lowokwaru, Malang
ABSTRAK
Beras dan biji-bijian merupakan salah satu komoditas unggul pertanian Indonesia.
Permasalahan yang sering terjadi saat penyimpanan adalah adanya serangan serangga, kapang,
dan bakteri. Selama ini penanggulangan terhadap hama tersebut dilakukan melalui fumigasi
yang memiliki kelemahan yaitu menimbulkan residu kimia berbahaya. Oleh karena itu, perlu
adanya penerapan teknologi untuk memperpanjang umur simpan beras dan biji-bijian tanpa
mengurangi kualitas beras dan biji-bijian. Inovasi kreatif untuk penyimpanan beras dan
komoditas biji-bijian adalah SMART GONER (Smart Grain Container) yaitu alat penyimpan beras
dan biji berbasis teknologi radio frequency heating. Kelebihan teknologi RF heating yaitu dapat
mensterilkan produk yang dipanaskan tanpa adanya degradasi kualitas pada produk baik dalam
bentuk tekstur, rasa, warna maupun kandungan kimia dan mampu menghambat pertumbuhan
mikroorganisme beras dan biji-bijian. SMART GONER dilengkapi sistem kontrol yang bekerja
otomatis untuk mengatur kelembaban dan suhu sehingga mencegah munculnya hama dan dapat
memperpanjang umur simpan produk. Parameter terbaik dari perlakuan RF heating dengan
SMART GONER adalah 12 W 27,12 MHz dengan suhu 48° C selama 15 menit. Dengan alat ini,
beras dan biji memiliki umur simpan hingga 3 kali lebih lama dibandingkan penyimpanan biasa.
Diharapkan dengan adanya teknologi Smart Grain Container ini dapat membantu masyarakat dan
pemerintah dalam upaya ketahanan pangan di Indonesia.
Kata Kunci: Beras, Biji-bijian, Radio Frequency Heating, Umur Simpan
ABSTRACT
Rice and grains are one of Indonesia's superior agricultural commodities. The problems that often
occur during storage is the attack of insects, molds, and bacteria. Recently, pest control was done through
fumigation that has the disadvantage of causing harmful chemical residues. Therefore, the application of
technology is needed to extend shelf life of rice and grains without reducing the quality of them. Creative
innovation for the storage of rice and grain commodities is SMART GONER (Smart Grain Container)
which is rice and seed storage equipment based on radio frequency heating technology. The advantages of
RF heating technology that can sterilize the product without decrease the quality of the product either in
the form of texture, taste, color and chemical content and also able to inhibit the growth of rice and grain
microorganisms. SMART GONER is equipped with an automatic control system to adjust the humidity
and temperature so as to prevent pests and can extend the shelf life of the product. The best parameter of
RF heating treatment of SMART GONER is 12 W 27,12 MHz with temperature 48 ° C for 15 minutes.
Using SMART GONER, rice and seeds have a shelf life of up to 3 times longer than regular storage. It is
expected that with this Smart Grain Container technology can help the community and government in the
effort of food security in Indonesia.
Keywords: Grains, Radio Frequency Heating, Rice, Shelf Life

271
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN heating. Radio frequency heating memiliki


tingkat efisiensi dan efektifitas tinggi dalam
Beras dan biji-bijian merupakan salah menghambat pertumbuhan mikro-
satu komoditas unggul pertanian di organisme beras dan biji-bijian (Guan et al,
Indonesia. Produktivitas beras dan biji-bijian 2004), serta lebih efektif dan efisien. Smart
seperti jagung, kacang hijau, dan kedelai di Grain Container juga dilengkapi dengan
Indonesia terus mengalami peningkatan. sistem kontrol yang dapat bekerja otomatis
Tingginya produktivitas beras dan biji-bijian untuk mengatur kelembaban dan suhu
di Indonesia tersebut belum dapat dalam container sehingga dapet mencegah
memenuhi kebutuhan dalam negeri secara munculnya hama pada komoditas beras dan
keseluruhan. Oleh karena itu pemerintah biji-bijian.
biasanya melakukan penyimpanan dalam
jumlah sangat besar hingga 2,5 juta ton BAHAN DAN METODE
dengan tujuan untuk stok nasional melalui
Badan Urusan Logistik (BULOG). Penelitian dilaksanakan di
Permasalahan yang sering terjadi pada laboratorium Mekatronika Alat dan Mesin
beras dan biji-bijian pada saat penyimpanan Pertanian Agroindustri Fakultas Teknologi
adalah adanya serangan serangga, kapang, Pertanian Universitas Brawijaya. Tahap
dan bakteri yang dapat merusak kualitas pengujian biji-bijian yang disimpan di dalam
beras dan biji-bijian selama penyimpanan. SMART GONER dilaksanakan di
Beberapa hama perusak hasil pertanian Laboratorium Biokimia Universitas
terutama biji-bijian yang disimpan dalam Brawijaya.
jangka waktu lebih dari 2 bulan adalah hama
primer yaitu Sitophilus oryzae L dan hama Alat
sekunder yaitu Tribolium confusum dan Alat yang digunakan dalam
Oryzaephilus surinamensis (Hidayat et al, penelitian ini adalah generator radio frequency
2013). Selama ini penanggulangan terhadap heating high frequency, Arduino UNO SMD
hama tersebut dilakukan dengan cara Rev3, Sensor suhu LM350T TO-220, LED
fumigasi namun hal tersebut dapat indicator, PCB 16x1.
menyebabkan adanya residu yang
membahayakan konsumen (Sulaiman et al, Bahan
2011). Beberapa jenis teknologi yang pernah Bahan yang digunakan adalah beras
diterapkan yaitu teknologi hermetic storage padi IR-64 dan kacang hijau.
technology dan iradiasi microwave, namun
keduanya memiliki kelemahan. Beras dan Metode
biji-bijian dengan sistem modifikasi atmosfer Metode penelitian yang digunakan
memiliki hasil yang belum stabil dimana adalah metode eksperimen, yaitu dengan
pada kondisi tertentu dapat terjadi melakukan percobaan untuk memperoleh
reinfestasi dimana telur dan pupa serangga data yang diperlukan. Penelitian ini
tidak mati tetapi dapat berkembang menjadi menggunakan 2 faktor perlakuan yaitu besar
serangga serta meninggalkan residu kimia tegangan (V) dan lama perlakuan. Tegangan
yang dapat mengganggu kesehatan (Villers masukan yang digunakan adalah 100 V (V 1),
et al, 2006). Teknologi iradiasi microwave 130 V (V2) dengan lama waktu perlakuan 5,
memiliki kelemahan pada waktu proses dan 10, 15, dan 20 menit. Dalam penelitian ini
konsumsi energi yang tinggi (Sulaiman et al, frekuensi yang digunakan (f) adalah 27,12
2011). Oleh karena itu diperlukan teknologi KHz.
yang aman, praktis dan efisien untuk Pengujian umur simpan
penyimpanan beras dan komoditas biji- Pengujian umur simpan beras dilakukan
bijian. untuk mengetahui tingkat keberhasilan alat
Solusi kreatif untuk mengatasi smart grein container dalam meningkatka
permasalahan tersebut adalah Smart Grain umur simpa beras. Pengujian umur simpan
Container (Smart Goner) yaitu container beras dilakukan dengan metode arhenius.
penyimpan beras dan biji-bijian yang Pengujian umur simpan dilakukan pada
mengaplikasikan teknologi radio frequency beras dan kacang hijau yang belum

272
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

𝑇1𝑁1 + 𝑇2𝑁2 + 𝑇3𝑁3 + ⋯ + 𝑇𝑛𝑁𝑛


mendapatkan perlakuan dan setelah 𝑉= 𝑥 100%
𝑛
mendapatkan perlakuan sehingga dapat Ket: V: Kecepatan kematian
diketahui bagaimana pengaruh T: Waktu pengamatan
penyimpanan beras dan kacang hijau pada N: Jumlah serangga yang mati
smart goner terhadap peningkatan umur N: Jumlah serangga yang diujikan
simpan beras.
Pengujian Proksimat
Pengujian Daya Hidup Kutu Beras (S. Pengujian proksimat dilakukan
oryzae) untuk mengetahui kualitas beras yang
Pengujian daya hiup kutu beras (S. disimpan di dalam smart grain container.
oryzae) digunakan untuk mengetahui jumlah Pengujian proksimat dilakukan untuk
hama kutu beras yang mati. Pengamatan mengetahui kandungan karbohidrat,
dilakukan setiap 12 jam sekali, dimulai protein, lemak, kadar abu, dan kadar air
setelah 3 hari penyimpanan dalam smart pada beras atau biji-bijian yang disimpan di
goner dengan cara menghitung jumalh hama dalam smart grein container
yang mati yang ditandai dengan tidak .
adanya kehidupan hama kutu beras dan Organoleptik Kualitas Nasi
dinyatakan dalam satuan ekor. Penetapan Parameter yang diamati untuk
aplikasi pemaparan radio requency heating menentukan kualitas nasi. Parameter yang
pada pukul 18.05 wib sore dodasarkan pada diamati adalah warna, rasa, dan aroma.
aktivitas penyerangan hama kutu beras. Pengujian organoleptic beras yang disimpan
Jumlah hama yang mati digunakan untuk di dalam smart grain container dilakukan oleh
menghitung kecepatan mortalitas dan efikasi panelis agak terlatih yang berjumlah 25
dengan rumus: orang.
a. Mortalitas
𝑀𝑜𝑟𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑚𝑎 𝑘𝑢𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑡𝑖 Pendekatan Desain Perancangan Alat
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑚𝑎 𝑘𝑢𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖𝑘𝑎𝑛 Pendekatan desain perancangan alat
b. Efikasi dilakukan dengan trial dan error. Rancang
Pengamatan perhitungan efikasi bangun smart grein container terdiri dari 3
dilakukan setiap hari selama 14 hari komponen utama yaitu:
untuk mengetahui tingkat keberhasilan Radio Frequency Heating
dari perlakuan yang diujikan dalam Radio Frequency (RF) Heating adalah
penelitian dan dibandingkan dengan gelombang elektromagnetik dengan
control dengan rumus: frekuensi tinggi. Radio Frequency (RF) Heating
𝑇𝑎 𝑥 𝐶𝑏 berfungsi untuk disinfeksi dengan
𝐸𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 = 1 = 𝑥 100%
𝑐𝑎 𝑥 𝑇𝑏 pemanasan yang selektif dan cepat sehingga
Ket: dapat menghilangkan bakteri pathogen dan
Tb = Jumlah kutu beras yang hidup di dalam mengurangi penurunan kualitas beras dan
plastic sebelum penyimpanan dalam smart biji-bijian. Sistem RF dengan osilator free-
grain container running terdiri dari generator dan aplikator.
Ta: Jumlah kutu beras yang hidup dalam Generator menyediakan energi
plastic sesudah aplikasi di hari terakhir elektromagnetik untuk aplikator. Aplikator
Cb: Jumlah kutu beras yang hidup di dalam memiliki dua elektroda pelat logam paralel.
plastic Ruang antara dua elektroda membentuk
Ca: Jumlah kutu beras yang hidup dalam rongga diisi dengan medan elektromagnetik
plastic control sesuai aplikasi ketika sistem itu beroperasi. Bahan makanan
c. Kecepatan kematian kutu beras (%) di rongga dipanaskan melalui konversi dari
Pengamatan kecepatan kematian energi elektromagnetik menjadi energi
dilakukan selama 14 hari. Menunjukkan panas.
seberapa cepat pengaruh pemaparan
radio frequency heating pada kematian Mikrokontroler Arduino Uno
kutu beras dilihat dari jumlah kematian Arduino merupakan sebuah board
per harinya. Perhitungan dilakukan mikrokontroler yang didasarkan pada
dengan rumus: ATmega328. Mikrokontroller Arduino uno

273
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

bertugas untuk mengontrol seluruh aktivitas panas konvensional atau pemanas air panas,
di dalam tabung container. sehingga dapat mempersingkat waktu
Sensor Suhu LM35 proses dan berpotensi meningkatkan
Sensor suhu LM35 adalah komponen kualitas produk. Sebuah plat RF pemanas
elektronika yang memiliki fungsi untuk paralel dengan osilator free-running adalah
mengubah besaran suhu menjadi besaran desain populer, yang telah banyak
listrik dalam bentuk tegangan. digunakan dalam industri makanan,
misalnya pengeringan (Jumah, 2015),
HASIL DAN PEMBAHASAN thawing (Farag et al., 2011), and post-baking
(Palazoglu et al., 2012).
Proses Kerja Penyimpanan Beras dengan
Radio Frequency Heating
Proses pengawetan bahan pangan
engan non-thermal yaitu dengan teknologi
gelombang radio frekuensi. Pada prosesnya
pemaparan radio frekuensi tidak melibatkan
adanya pemberian panas yang tinggi. Radio
frequency heating merupakan salah satu jenis Gambar sistem instrumentasi alat
pemanasan dielektrik. Pemanasan dielektrik
dapat memanaskan dengan lebih cepat dan Kualitas Sifat Fisik dan Kimia
lebih ekonomis daripada metode pemanasan Umur Simpan
konvensional serta dapat meningkatkan Uji pendugaan umur simpan ini
karakteristik produk karena tidak perlu dilakukan dengan menggunakan metode
memaparkan produk dengan suhu yang Arhenius dengan rumus perhitungan dan
berbahaya untuk memanaskan produk faktor-faktor tertentu, sehingga didapatkan
secara cepat dan merata di seluruh bagian nilai uji umur simpan. Berdasarkan
produk. Pemanfaatan gelombang penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa
elektromagnetik pada frekuensi radio Beras yang disimpan di dengan diberi
didasarkan pada kelebihan penetrasi perlakuan pemaparan radio frequency heating
gelombang yang lebih dalam dan panas yang memiliki umur simpan 3x lebih lama jika
dihasilkan tidak terlalu tinggi dibandingkan dibandingkan dengan beras yang disimpan
pada microwave. Radio Frequency (RF) pada kondisi biasa.
Heating juga merupakan salah satu alternatif Daya Hidup Kutu Beras (S. oryzae)
untuk disinfeksi dengan pemanasan yang Uji daya hidup Sitophilus oryzae pada
selektif dan cepat (Tang, et al., 2000). Radio perlakuan kontrol menunjukkan bahwa
Frequency (RF) Heating diaplikasikan untuk 100% kematian Sitophilus oryzae terjadi pada
menghilangkan bakteri pathogen dan hari ke-8. Sedangkan pada perlakuan
mengurangi penurunan kualitas makanan ORIVATION menunjukkan bahwa 100%
(Jiao, et al, 2014). Parameter terbaik dari kematian Sitophilus oryzae terjadi pada hari
perlakuan RF heating untuk disinfeksi ke-4. Berdasarkan hasil uji tersebut
serangga ngengat adalah 12 kW 27,12 MHz menunjukkan bahwa perlakuan pemaparan
dengan suhu 48o C selama 15 menit (Wang et radio frequency heating memiliki tingkat
al., 2006). Semua tahap kehidupan hama efektivitas dua kali lebih cepat dalam
serangga dapat dikontrol oleh suhu seragam membunuh Sitophilus oryzae.
60o C tanpa degradasi kualitas produk yang
signifikan (Huang, Chen, & Wang, 2015; Proksimat
Zhou, Ling, Zheng, Zhang, & Wang, 2015). Beras yang disimpan pada smart
Pemanasan frekuensi radio (RF) melibatkan grain container memiliki kandungan gizi yang
pemanfaatan energi elektromagnetik pada sama dengan beras kualitas bagus.
rentang frekuensi 1-300 MHz. Energi Berdasarkan literature pemapara radio
elektromagnetik ini dapat dikonversi frequency heating tidak merubah kandungan
menjadi panas ke dalam makanan. yang ada di dalam beras, baik kandungan
Pemanasan volumetriknya memberikan karbohidrat, lemak, protein, maupun kadar
tingkat pemanasan lebih cepat dari udara air dan kadar abu.Hasil uji proksimat beras

274
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

yang disimpan pada smart grain container processes. Journal of Food Science.
masih dalam tahap pengujian. 69(1), pp. E30-E37.
Huang, Z., Chen, L., & Wang, S. 2015.
Hasil Uji Organolpetik Computer Simulation Of Radio
Tahap uji organolpetik masih dalam FrequencySelective Heating Of Insects
tahap pengujian oleh 25 panelis agak terlatih. In Soybeans. International Journal of
Heat and Mass Transfer. 90 : 406-417
SIMPULAN Jiao, Y., Tang, J., and Wang, S.2014. A New
Strategy To Improve
Teknologi radio frequency heating HeatingUniformity Of Low Moisture
merupakan teknologi yang memiliki tingkat Foods In Radio Frequency Treatment
efisiensi dan efektifitas tinggi dalam ForPathogen Control. Journal of Food
menghambat pertumbuhan mikroorganisme Engineering 141 : 128–138
beras dan biji-bijian. Radio frequency heating Sulaiman M, Irfan, Widaiska I, Alfizar. 2011.
berfungsi untuk disinfeksi dengan Teknologi Mikrowafe untuk
pemanasan yang selektif dan cepat sehingga Disinfestasi beras. Jurnal Pangan 2 (4):
dapat menghilangkan bakteri pathogen dan 405-414.
mengurangi penurunan kualitas beras dan Villers P, Bruin T, Navarro. 2006.
biji-bijian. Penyimpanan beras di dalam Development and Aplications of The
smart grain container dapat meningkatkan Hermetic Storage Technology.
umur simpan beras tiga kali lebih lama. International Working Conference on
Storage Product Protection.
DAFTAR PUSTAKA Wang, S., Birla, S. L., Tang, J., & Hansen, J. D.
2006. Postharvest Treatment
Guan, D., Cheng, M., Wang, Y., and Tang, J. ToControl Codling Moth In Fresh
2004. Dielectric properties of Apples Using Water Assisted Radio
mashedpotatoes relevant to Frequency Heating. Postharvest
microwave and radio-frequency Biology and Technology. 40(1) : 89-96
pasteurization andsterilization

275
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

TEKNOLOGI BERBASIS CAHAYA MONOKROM DAN SONIC BLOOM


PADA SAYURAN

Technology Based Monochrome Light and Sonic BloomfFor Vegetables

Sintya Laylie M1*, Danar Wicaksono2, Khurun Nur In K3, Azis Iman W4

1,3,4Program Studi Teknologi Bioproses, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya


2Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
*Email: sintyalayli16@gmail.com
Jl. Veteran, Lowokwaru, Malang

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata


pencaharian sebagai petani. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki kondisi alam yang
mendukung, lahan yang luas, keragaman hayati yang melimpah. Berbagai varietas tanaman
tumbuh subur di Indonesia, salah satunya yaitu komoditas sayuran. Salah satu, metode
penanaman sayur yang digunakan oleh petani adalah dengan menggunakan screen house
ataupun green house untuk mengurangi terjadinya serangan hama dan penyakit yang diakibatkan
oleh tingginya curah hujan dan kelembaban tersebut. Akan tetapi, tanaman di dalam screen house
ini tidak mendapatkan pencahayaan yang maksimal dan tidak merata karena terhalang oleh
konstruksi screen house itu sendiri sehingga terjadi etiolasi pada tanaman yang menjadikan
kerugian pada petani. Salah satu pemecahan masalah tersebut adalah dengan cara menaikkan
tingkat produktifitas pertanian di Indonesia, akan tetapi banyak masalah yang kini sedang
dihadapi petani yaitu lahan pertanian yang semakin berkurang, banyaknya hama, turunnya hasil
panen, dll. Masalah tersebut masih belum bisa ditanggulangi dengan efektif dan efisien
dikarenakan penggunaan teknologi yang masih sederhana pada sektor pertanian di Indonesia.
Untuk meningkatkan produksi pada sektor pertanian diperlukan teknologi yang dapat
mempercepat pertumbuhan pada tanaman sehingga dapat tumbuh lebih cepat dan hasil panen
pun dapat dituai lebih cepat dari waktu normal. Teknologi yang dipakai ialah electroculture
dimana tanaman akan dirangsang atau diberi stimulus dengan menggunakan cahaya monokrom
dan suara frekuensi tinggi (high frequency audio). Suara frekuensi tinggi memicu sel-sel pada
tanaman untuk mempercepat sirkulasi metabolisme dan cahaya monokrom digunakan untuk
menggantikan cahaya matahari pada malam hari sehingga periode fotosintesis menjadi lebih
lama. Diharapkan dengan penelitian ini tanaman yang diuji akan dapat tumbuh dan berbuah
lebih cepat dari keadaan normal serta anti hama sehingga dapat meningkatkan produktifitas di
sektor pertanian serta kesejahteraan petani akan dapat terbantu akibat teknologi ini.

Kata Kunci: Cahaya monokrom, electroculture, stimulus, suara frekuensi tinggi

ABSTRACT

Indonesia is an agrarian country where most of its people live as farmers. Indonesia has a good climate,
vast land, abundant biodiversity. Various varieties of plants thrive in Indonesia, one of which is vegetable
commodities. One of the methods of vegetable planting used by farmers is by using a screen house or green
house to reduce the occurrence of pests and diseases caused by high rainfall and humidity. However, the
plants within this screen house do not get the maximum and uneven lighting due to the construction of the
screen house itself resulting in the etiolation of the crops that cause losses to farmers. One solution to this
problem is to increase the level of agricultural productivity in Indonesia, but many of the problems
currently facing farmers are reduced agricultural land, the number of pests, the decline of crops, etc. The
problem is still not addressed effectively and efficiently due to the use of technology that is still simple in
the agricultural sector in Indonesia. To increase production in the agricultural sector required a technology

276
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

that can accelerate growth in plants so that it can grow faster and crops can be harvested faster than normal
time. The technology used is electroculture where the plant will be stimulated or given a stimulus using
monochrome light and high frequency audio (high frequency audio). High-frequency sounds trigger cells
in plants to accelerate the circulation of metabolism and monochrome light is used to replace sunlight at
night so the photosynthesis period becomes longer. It is hoped that with this research the crops tested will
be able to grow and bear fruit faster than normal and anti pest conditions so as to increase productivity in
the agricultural sector and the welfare of farmers will be helped due to this technology.

Keywords: monochrome light, electroculture, stimulus, high frequency sound

PENDAHULUAN terlihat agak memucat serta mengalami


gejala pertumbuhan yang tidak proporsional
Indonesia merupakan negara agraris (Djoemairi, 2008). Penyinaran cahaya
yang sebagian besar penduduknya bermata matahari yang kurang dapat menyebabkan
pencaharian sebagai petani. Hal itu tanaman tumbuh tidak normal, yakni
dikarenakan Indonesia memiliki kondisi memanjang (etiolasi), kurus, lemah, dan
alam yang mendukung, lahan yang luas, pucat sehingga produksinya rendah karena
keragaman hayati yang melimpah, serta tidak membentuk umbi. Dengan adanya
beriklim tropis dengan sinar matahari terjadi penggunaan screen house ini, terdapat efek
sepanjang tahun sehingga dapat menanam baik dan buruk yang dapat diterima oleh
sepanjang tahun. Berbagai varietas tanaman para petani tersebut.
tumbuh subur di Indonesia, salah satunya Screen house dapat memaksimalkan
yaitu komoditas sayuran. Data yang dirilis produksi panen lahan dengan cara
oleh Food and Agriculture Organization mengurangi hama dan penyakit yang
(FAO) pada tahun 2011 menunjukkan tingkat menyerang tanaman, namun mempengaruhi
konsumsi sayuran masyarakat Indonesia hasil dan kualitas hasil panen sayuran karena
hanya 35 kg per kapita per tahunnya. minimnyaintensitas sinar matahari untuk
Padahal standarnya adalah 75 kg. menyinari tanaman. Oleh karena itu,
Menurut Manengkey (2011), curah hujan dibutuhkan suatu teknologi yang cepat,
tinggi merupakan faktor yang sangat penting mudah dan efektif untuk menanggulangi
mempengaruhi ledakan penyakit. Pada dampak negatif yang disebabkan oleh screen
umumnya perkecambahan spora dan house serta dapat meningkatkan hasil dan
perkembangan pertama dan parasit kualitas panen petani. Sehingga, munculah
berhubungan erat dengan kelembaban suatu inovasi teknologi yang bebasis cahaya
udara, kelembaban relatif, dan lama daun monokrom dan sonic bloom ini yang
basah. Sehingga, dengan tingginya curah menggunakan prinsip penerapan cahaya
hujan, tingkat kelembaban dapat meningkat. monokromatis dan pemaparan efek suara
Salah satu cara petani untuk mengantisipasi yang dapat merangsang pertumbuhan
masalah tersebut dapat dengan tanaman dalam kondisi minim cahaya
menggunakan screen house ataupun green matahari sekaligus dapat meningkatkan
house untuk mengurangi terjadinya produktivitas dari hasil panen petani.
serangan hama dan penyakit yang Diharapkan etiolasi pada tanaman di dalam
diakibatkan oleh tingginya curah hujan dan screen house dapat teratasi dan jumlah
kelembaban tersebut. Akan tetapi, tanaman produksi lahan dapat dimaksimalkan.
di dalam screen house ini tidak mendapatkan Penelitian ini mempunyai 2 tujuan yaitu
pencahayaan yang maksimal dan tidak untuk mengetahui pengaruh cahaya LED
merata karena terhalang oleh konstruksi merah dan biru terhadap pertumbuhan
screen house itu sendiri sehingga terjadi sayuran. Serta, mengetahui pengaruh efek
etiolasi pada tanaman yang menjadikan paparan music dari sonic bloom terhadap laju
kerugian pada petani. Etiolasi merupakan pertumbuhan dan berat basah sayuran.
kondisi yang terjadi bibit tanaman yang
tumbuhnya meninggi atau memanjang METODE PENELITIAN
dengan batang dan daun yang warnanya

277
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Alat dan Bahan waktu malam hari. Cahaya yang dihasilkan


Alat dan bahan akan dilakukan sesuai memiliki panjang gelombang 660 nm.
dengan kebutuhan. Alat yang digunakan Peletakan sumber cahaya berada digantung
dalam penelitian ini adalah penggaris, diatas tanaman, dan posisi peletakan berada
gunting, solder, multimeter, tang, obeng, aki pada jarak 1,5 meter dari tanaman.
12 V, lux meter, sound level meter, saklar Pada tahap ini adalah tahap untuk
listrik, dll. Sedangkan bahan yang digunakan merangsang tanaman dengan sistem suara
adalah media tanam, benih tanaman, LED, yang sesuai dengan tanaman yang ditanam,
mur, baut, sound, resistor, atmega 16, timah, perangsangan bertujuan untuk merangsang
air, amplifier, dll. pertumbuhan tanaman lebih cepat daripada
tanaman normal. Alat yang disiapkan berupa
sonic bloom yang frekuensinya dapat diatur
Metode
sesuai kebutuhan. Sonic bloom posisi
peletakannya pada setiap sudut dari green
house yang mengarah pada tanaman,
sehingga terdapat 4 sonic bloom di dalam
green house.
Pengujian alat ini dilakukan dua cara
yaitu pertama melakukan pemaparan cahaya
monokrom yang dilakukan pada selang
waktu tiga jam mulai jam 17.00-21.00, hal ini
mengacu pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Mulyadi, (2005). Kedua,
pemaparan sonic bloom yang dilakukan pada
selang waktu sembilan jam, dimana
perlakuan di bagi menjadi dua selang waktu,
yaitu 5 jam pada pagi hari mulai jam 04.30
hingga jam 09.30 dan 4 jam pada sore hingga
malam mulai jam 16.00 hingga jam 20.00.
Pemaparan sonic bloom ini memancarkan
gelombang frekuensi antara 3.500-5.000 Hz
dengan menggunakan musik gamelan. Hal
Gambar 1. Flowchart Metodologi ini mengacu pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Yulianto, (2008).
Pelaksaanaan penelitian ini dimulai dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
studi literatur. Studi literatur merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mencari dan
Perakitan dan Realisasi Alat
mengkaji sumber-sumber yang relevan dan
Perakitan alat ini dimulai dengan
terpercaya dalam pengumpulan materi serta
pembuatan box kontrol, pembuatan
akan dijadikan acuan dalam penulisan dan
rangkaian cahaya monokrom, pembuatan
kegiatan program ini sehingga didapatkan
sonic bloom serta realisasi kerangka Etrovice.
informasi yang lengkap, terarah dan
Pada pelaksanaan, telah ditetapkan
terpercaya dalam penulisan maupun
desain alat hingga mencapai realisasi alat.
pelaksanaan program serta memberikan
Pada alat ini terdapat 5 komponen utama
variasi dalam pengembangan prototype.
yaitu box control (1) yang berfungsi sebagai
Persiapan alat dan bahan akan dilakukan
pusat pengontrol otomatis, cahaya
sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan
monokrom (2) sebagai sumber cahaya, sonic
komponen alat dari segi harga dan kualitas
barang yang akan digunakan sehingga dapat
dicapai alatsesuai dengan target baik
fungsional maupun struktural
Penyiapan perangsang berupa cahaya
monokrom dimana cahaya ini berfungsi
untuk mengganti cahaya matahari pada

278
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Tanaman Sawi Hijau dalam Plant Factory

bloom (3) sebagai sumber bunyi, panel surya


(4) sebagai sumber energi listrik, aki (5)
untuk menampung energi listrik yang
berasal dari panel surya. Cara kerja dari alat
ini adalah: a) pengaturan aplikasi pada box
kontrol, b) control box dinyalakan, c)
penyetinggan waktu penyalaan LED dan
sonic bloom, d) LED dan sonic bloom akan
nyala sesuai watu yang diinginkan, e)
pemaparan teknologi terhadap sayuran, f)
dilihat perbedaan pertumbuhan sayuran.
Pendesainan terdiri dari beberapa bagian,
yaitu:

Gambar 3. Desain Teknologi Alat

Alat ini masih dalam masih tahap pengujian


di Screen house Desa Tulungrejo, Batu.
Berdasarkan penelitian Prasetyo (2014)
tentang pengaruh suara music terhadap
pertumbuhan sayuran didapatkan hasil
bahwa paparan suara music selama 3 jam
dapat meningkatkan factor morfologi dan
produktivitas sawi hijau jika dibandingkan
dengan sayuran terkontrol (tanpa pemberian
paparan suara). Pemaparan music klasik
merupakan perlakuan yang terbaik, hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan
daya berkecambah sebesar 15%, tinggi
Gambar 2. Realisasi dari Alat tanaman 13,5%, lebar daun sebesar 14,8%,
panjang daun sebesar 14,2%, dan berat basah
sebesar 57,1%.

279
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Sedangkan berdasarkan penelitian Aditya, Tesar, Made Rai Suci Shanti, dan
Hakim dkk, (2015) tentang pengaruh cahaya Adita Sutrisno. 2013. Studi
monokrom terhadap pertumbuhan sayuran Pengaruh Frekuensi 6000 – 9600
setelah dilakukan pengamatan selama 24 Hz pada Musik Gamelan Jawa
hari didapatkan hasil berupa pertumbuhan terhadap Pertumbuhan Sawi Hijau
tanaman sawi di dalam plant factory dengan Jenis Brassica rapa var. parachinensis
pemakaian cahaya buatan LED merah dan L dan Brassica Juncea. Prosiding
biru menunjukkan sayuran tumbuh dengan Seminar Nasional Sains dan
baik. Berdasarkan parameter pengamatan Pendidikan Sains VIII 4(1): 293-
yang sudah ditentukan yaitu pengukuran 298. Salatiga
diameter dan tinggi tanaman yan terbesar Djoemairi, Sardijanto. 2008. Adenium
untuk menentukan pertumbuhan optimum Penyerbukan Buatan dan Penyilangan
tanaman sawi hijau. Perlakuan pemaparan 2. Yogyakarta: Kanisius
cahaya buatan LED merah dan biru ini Hakim, Ryan Maulana A. 2015. Rancang
memiliki rata-rata tinggi tanaman per hari Bangun Plant Factory untuk
dengan nilai 45,710 mm. Hal ini, lebih tinggi Perumbuhan Tanaman Sawi Hijau
jika dibandingkan tanaman terkontrol (Brassica Rapa var. Parachinensis)
seperti pada tabel 1. Sehingga, diharapkan dengan Menggunakan Light Emitting
teknologi alat ini yang merupakan gabungan Diode Merah dan Biru. Jurnal
dari dua teknologi yaitu efek paparan music Keteknikan Pertanian Tropis dan
dan cahaya buatan terhadap pertumbuhan Biosistem Vol. 3, No. 3. Malang
sayuran dapat meningkatkan laju Mulyadi. 2005. Pengaruh teknologi pemupukan
pertumbuhan dan produktivitas sayuran di bersama gelombang suara (sonic bloom)
Indonesia. terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan semaiAcacia Mangium
SIMPULAN Willd. Jurnal Manajemen Hutan
Tropika. Vol.11(1): 67-75
Simpulan dari penelitian ini Pertamawati. 2010. Ekologi Tanaman.
mengidentifikasikan bahwa pertama Jakarta: Rajawali press.
pemaparan suara music selama 9 jam, Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis
dimana perlakuan di bagi menjadi dua terhadap Pertumbuhan Tanaman
selang waktu, yaitu 5 jam pada pagi hari Kentang (Solanum tuberosum L.)
mulai jam 04.30 hingga jam 09.30 dan 4 jam dalam Lingkungan Fotoautotrof
pada sore hingga malam mulai jam 16.00 Secara Invitro. Jurnal Sains dan
hingga jam 20.00. Pemaparan sonic bloom ini Teknologi Indonesia 12(1): 31-37.
Jakarta
memancarkan gelombang frekuensi antara
Prasetyo, Joko. 2014. Efek Paparan Musik
3.500-5.000 Hz dengan menggunakan musik
dan Noise pada Karakteristik
gamelan.
Morfologi dan Produktivitas
Kedua, melakukan pemaparan cahaya
Tanaman Sawi Hijau (Brassica
monokrom yang dilakukan pada selang
Juncea). Jurnal Keteknikan
waktu tiga jam mulai jam 17.00-21.00
Pertanian Vol. 2, No. 1. Bogor
diharapkan dapat meningkatkan laju
Syafriyudin dan Novani Thabita Ledhe.
pertumbuhan dan produktivitas sayuran
2015. Analisis Pertumbuhan
diatas 20%. Sehingga, pada penelitian ini
Tanaman Krisan pada Variasi
menanam sayuran dengan menggunakan
Warna Cahaya Lampu LED. Jurnal
dua perlakuan diatas tanaman dapat tumbuh
Teknologi 8(1): 83-87. Yogyakarta
dengan optimum.
Syariyudin, N.T. (2015) “Analisis
Pertumbuhan Tanaman Krisan pada
DAFTAR PUSTAKA
Variabel Warna Cahaya”. Jurnal
Teknologi. 1, 83-87.

280
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

KONVERSI CO2 MENJADI O2 PADA KNALPOT SEPEDA MOTOR


BERBASIS chlorella sp

Converter of Carbon Dioxide into Oxigen in The Motorcycle Exhaust Based


Chlorella Sp.

Umaina Dwi Marlia1*, I Putu Yudistira Deva Sidhaprana2, Diniyah Lailatur Rosyidah3,
I Putu Indra Matarisvan4

1,2,3,4Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya


*Email: umainainadwim@gmail.com
Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145

ABSTRAK

Global warming merupakan salah satu permasalahan yang banyak


diperbincangkan dunia seiring dengan meningkatnya pertambahan penduduk yang
mengakibatkan pula meningkatnya polusi udara dari proses pembakaran transportasi,
proses produksi dan lain sebagainya. Global warming atau pemasan global adalah suatu
proses peningkatan suhu yang terjadi di seluruh dunia, hal ini terjadi akibat tidak
disiplinya manusia dalam mengelola sumberdaya yang ada di bumi. Salah satu factor
penyebab global warming adalah asap kendaran bermotor dimana data yang di dapat
dari astra Honda motor menyebutkan asap kendaraan mengandung Karbon Monoksida
(CO), Nitrogen Oksida (NOX), Karbon Dioksida (CO2), Karbon (C), Air (H2O), dan
Nitrogen (N2), selain itu apabila gas CO2 yang berlebih di udara, dapat mengurangi
kesegaran dan kebersihan udara yang kita hirup. Gas CO2 juga bisa menjadi polusi udara
apabila kadar dalam udara berlebih, karena jika udara mengandung gas CO2 yang
berlebih, yaitu lebih dari 1000 ppm, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Inovasi
ini merupakan alat pengubah CO2 menjadi O2 dimana alat ini memanfaatkan alga
chlorella sp sebagai absorbentnya, proses kerja dari teknologi ini adalah mengubah CO2
menjadi O2 dengan media chlorella sp sebagai absorbent yang dibuat menjadi gel dan
penambahan sponge steel untuk menurunkan temperature pada knalpot. Tujuan dari
program ini adalah untuk megetahui metode pembuatan dan pengujian inovasi ini.
Dalam pembuatannya terdapat tahap desain, tahap pembuatan dan tahap pengujian.
Tahap desain melalui pendekatan perancangan alat, parameter pengujian pada
teknologi ini yaitu efisiensi besar keluaran oksigen serta waktu konversi. Pada
perancangan nya selain alga chlorella sp juga ditambahkan sponge steel pada knalpot.

Kata Kunci : chlorella sp, silica gel, converter, knalpot

ABSTRACT

Global warming is a process of increasing temperature that occur around the world, because of the
lack of human in managing the existing resources on earth. One of the factors causing global warming is
the smoke of motor vehicles where the data obtained from Astra Honda Motor mention smoke vehicles
containing Carbon Monoxide (CO), Nitrogen Oxide (NOX), Carbon Dioxide (CO2), Carbon (C), Water
(H2O) , And Nitrogen (N2), in addition if excessive CO2 gas in air, can reduce the freshness and
cleanliness of the air we breathe.CO2 gas can also be air polluted if the levels in the air are excessive, because
if air contains excess of CO2 gas, more than 1000 ppm, can cause health problems. Technology is a CO2
converter to O2 where it utilizes chlorella sp algae as absorbent, the process of this technology is converting

281
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

CO2 to O2 with chlorella sp media as absorbent made into silica gel and addition of sponge steel to reduce
temperature on exhaust. The purpose of this program is to find out the method of manufacture and testing.
The method of this research describe on design stage, the stage of manufacture and testing phase. The
design stage through the tool design approach, testing parameters on this technology is the large efficiency
of oxygen output and conversion time. Design in addition to chlorella sp algae also added sponge steel on
the exhaust.

Keywords : chlorella sp, silica gel, converter, exha

PENDAHULUAN energy yang tidak terbarukan sehingga


memboroskan energi.
Pemasan global adalah suatu proses Inovasi kreatif yang ditawarkan
peningkatan temperatur suhu yang terjadi di adalah alat pengubah CO2 menjadi O2. Alat
seluruh dunia, hal ini terjadi akbat tidak ini menggunakan absorbent chorella sp.
disiplinya manusia dalam mengelola sumber Chlorella sp merupakan mikroalga uniseluller
daya yang ada di bumi (Martusa, 2009). Salah yang berwarna hijau dan berukuran
satu faktor penyebab global warming adalah mikroskopis, diameternya berukuran 3-8
asap kendaran bermotor dimana asap mikrometer, berbentuk bulat atau bulat telur
tersebut mengandung Karbon Monoksida tidak mempunyai flagela sehingga tidak bisa
(CO), Nitrogen Oksida (NOX), Karbon bergerak aktif (Dyah, 2011). Diharapkan
Dioksida (CO2), Karbon (C), Air (H2O), dan dengan menggunakan alat ini, dapat
Nitrogen (N2) (Astra,2010). membantu penurunan kandungan CO2 dari
Di Indonesia semakin hari semakin gas buang pada kendaraan. Konsep
banyak kendaraan bermotor sehingga asap penerapannya sendiri menggunakan konsep
motor semakin banyak dan pemanasan alami dimana kita menggunakan mikro alga
global akan semakin besar dikarenakan asap chlorella sp untuk media penyaringnya
kendaraan banyak menghasilkan sehingga lebih ramah lingkungan selain itu
pembakaran yang mengandung CO2. mikro alga yang digunakan juga mudah
Peningkatan konsentrasi gas karbon didapat sehingga alat ini sangat mudah
monoksida dan karbon dioksida di atmosfer diaplikasikan. Artikel ini merupakan bagian
akan menaikan temperature global dari artikel yang akan di publikasikan
(Ni’matulloh, 2012). Sehingga semakin selanjutnya.
banyak kendaraan bermotor akan semakin Gas CO2 yang berlebih di udara
memperbesar bahaya global warming. dapat mengurangi kesegaran dan kebersihan
Menurut korps lalu litas kepolisian udara yangkita hirup. Gas CO2 juga bisa
republik Indonesia (KORLANTAS POLRI) menjadi polusi udara apabila kadar dalam
perkembangan jumlah kendaraan bermotor udara berlebih, karena jika udara
dari tahun ke tahun rata-rata mengalami mengandung gas CO2yang berlebih, yaitu
kenaikan 36 juta setiap tahunnya. Sehingga lebih dari 1000 ppm, dapat mengakibatkan
CO2 yang dihasilkan semakin meningkat, gangguan kesehatan (Rezki et al, 2016).
namun seiring perkembangan teknologi Bahaya gas CO2 terhadap manusia sangat
sudah banyak pembuatan alat penurun CO2 bervariasi dalam konsentrasi yang rendah
dengan konsep ilmu fisika selain itu sudah dapat mengakibatkan pusing, lemas, dan
berkembang alat pengubah CO dengan berkeringat. CO2 dalam konsentrasi tinggi
konsep energi listrik, namun dari alat-alat merupakan gas racun dan juga menyebabkan
tersebut masih memiliki kelemahan, pada sesak napas karena kekurangan O2,
alat pertama memiliki konsep tidak hilangnya kesadaran bahkan kematian
mengubah CO2 melainkan hanya (Etikawati, 2015).
menurunkan, sehingga CO2 masih tersebar. Oksigen merupakan kebutuhan
Sedangkan pada alat kedua memiliki paling utama dalam sebuah kehidupan tanpa
kelemahan menggunakan energy listrik oksigen manusia bertahan hiduphanya
dikaranakan energy listrik merupakan dalam hitungan menit. Dimana kebutuhan

282
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

oksigen di dalam tubuh manusia antara lain pada sistem pengurangan konsentrasi gas
untuk menjalankan fungsi otak dibutuhkan polutan yaitu input, proses, dan output
oksigen 20%, jantung membutuhkan oksigen (Rezki et al, 2016 ).
5%, otot memerlukan 15% oksigen, ginjal
memerlukan asupan oksigen 20%, usus BAHAN DAN METODE
membutuhkan oksigen 35%, tulang, kulit, dll
memerlukan asupan 10% oksigen (Mistra, Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2008). Pembuatan alat dilaksanakan di
Fotosintesis dapat digambarkan Laboratorium Mekatronik Alat dan Mesin
sebagai reaksi reduksi oksidasi yang Agroindustri Jurusan Keteknikan Pertanian
dikendalikan oleh energi cahaya diserap oleh Universitas Brawijaya. Proses pembuatan
klorofil, dimana CO2 dan air dikonversi alat ini akan dilaksanakan selama lima bulan
menjadi karbohidrat dan O2. Konversi dalam rentang waktu Maret 2016 sampai Juli
tersebut dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu 2016.
reaksi terang dan reaksi gelap. Pada tahap
reaksi terang yang berlangsung dalam Alat dan Bahan
membran fotosintesis energi cahaya Dalam melaksanakan program ini,
dikonversi menjadi energi kimia yang terdiri menggunakan alat dan bahan untuk
dari NADPH2 dan ATP. Kemudian pada menunjang pembuatan alat pengubah CO2
tahap reaksi gelap, yang berlangsung dalam menjadi O2 di knalpot. Peralatan yang
stroma, NADPH2 dan ATP dimanfaatkan digunakan adalah gerinda, mesin bor, solder,
sebagai reduktor biokimia untuk mengubah mesin las, meteran. Bahan utama yang
CO2 menjadi karbohidrat (Abdurrachman et digunakan untuk pembuatan alat adalah
al, 2013). stainless steel 316 karena tahan terhadap
Mikroalga Chlorella Sp korosi dan chorella sp sebagai absorbent.
Mikroalga adalah tumbuhan Sedangkan bahan penunjang lainnya adalah
mikroskopis yang menggunakan karbon kain filter, sponge, natrium silikat,sponge steel,
dioksida sebagai sumber karbon, merupakan dan bahan-bahan lain untuk pengental
salah satu organisme yang dapat tumbuh chlorella sp.
rentang kondisi yang luas dipermukaan
bumi (Dyah, 2011). Menurut (Dyah, 2011) Metode Kegiatan
chlorella sp merupakan mikroalga uniseluller Alat ini memiliki bagian serta fungsi
yang berwarna hijau dan berukuran masing-masing dimana panjang dari alat ini
mikroskopis, diameternya berukuran 3-8 sendiri 7 cm yang terbuat dari plat perforasi
mikrometer, berbentuk bulat atau bulat telur berfungsi agar lebih efisien dalam
tidak mempunyai flagela sehingga tidak bisa penyaringannya di dalam, selanjutnya ada
bergerak aktif. saringan dibuat dari sponge untuk
Cara kerja ditempatkannya chlorella sp sebagai
Penelitian ini dilakukan dengan cara absorbent, yang digunakan untuk mengubah
menglirkan asap CO2 menuju absorbent CO2 (karbon dioksida) menjadi O2 (oksigen).
Chorella Sp melalui knalpot kemudian asap
CO2 yang telah melalui absorbent tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum dialirkan, diambil sampel CO2
untuk dianalisa kadarnya sebelum Polusi udara adalah masalah utama
perlakuan.Kemudian gas yang sudah bagi warga kota. Gas-gas yang dihasilkan
melewati Chlorella Spakan keluar melalui oleh industri dan kendaraan bermotor
ujung knalpot dengan kadungan CO2 yang membuat sesak napas dan menutupi jarak
berkurang. pandang pengguna jalan raya. Gas-gas yang
Pada pembuatan rancang bangun menyumbang polusi udara mengandung
yang telah dilakukan dibuat alat pengubah bahan-bahan kimia yang berbahaya,
CO2 menjadi O2 dengan rancangan diantaranya CO, Pb, jelaga, NO2, CO2, HC,
perangkat keras dan perangkat lunak. Desain SO2. Gas yang dihasilkan oleh pembakaran
ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada knalpot adalah CO, CO2, NOx dan HC.
CO2 merupakan gas yang dihasilkan dari

283
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

pembakaran yang sempurna dan sangat bising. Untuk meredam suara gas sisa
menyebabkan pemanasan global. Sehingga pembakaran yang keluar dari ruang bakar
untuk menurunkan kadar CO2 dirancang tidak langsung dilepaskan ke udara, gas
sebuah alat untuk konversi CO2 menjadi O2 buang disalurkan dahulu ke dalam peredam
berbasis chlorella sp. suara atau muffler yang berada di dalam
Berdasarkan desainnya alat knalpot (Meriyanto, 2013).
pengubah CO2 menjadi O2 ini memiliki Absorbent yang digunakan chlorella sp
bagian serta fungsi masing-masing dimana memiliki sifat semakin tinggi suhu maka laju
panjang dari alat ini sendiri 7cm yang terbuat reaksi semakin besar, dengan suhu
dari plat perforasi, ada saringan dibuat dari optimumnya 23-35°C (Ni’matulloh, 2012).
sponge untuk ditempatkannya chlorella sp
sebagai absorbent, yang digunakan untuk SIMPULAN
mengubah CO2 (karbon dioksida) menjadi O2
(oksigen). Bagian-bagian dari alat ini sendiri Gas yang dihasilkan oleh
ada knalpot dan lubang knalpot sebagai pembakaran pada knalpot adalah CO, CO2,
tempat keluar gas buang kendaraan, NOx dan HC. CO2 merupakan gas yang
saringan sambungan yang berfungsi sebagai dihasilkan dari pembakaran yang sempurna
penyaring dan ditempatkannya chlorella sp. dan menyebabkan pemanasan global.
Pada lubang knalpot dan saringan Sehingga dirancang sebuah alat untuk
sambungan dibuat ulir untuk konversi CO2 menjadi O2 berbasis chlorella sp.
mempermudah pemasangan, kemudian Chlorella sp memiliki sifat semakin tinggi
bagian yang terakhir ada bagian pengeluaran suhu maka laju reaksi semakin besar, dengan
yaitu tempat keluarnya gas buang yang suhu optimumnya 23-35°C
sudah berkurang kandungan CO2nya.
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih


kepada DP2M DIKTI sehingga
terselenggarayanya kegiatan ini dengan
judul konversi CO2 menjadi O2 pada knalpot
sepeda motor berbasis chlorella sp, juga
ucapan terima kasih kepada Bu Retno
Damayanti selaku dosen pembimbing atas
bantuannya dalam menyelesaikan kegiatan
ini, dan terima kasih kepada seluruh pihak
Gambar 1. Tampilan desain alat yang terlibat pada penelitian ini.

Keterangan : DAFTAR PUSTAKA


1. Knalpot
2. Lubang knalpot Abdurrachman, O & Meitiandari M, Luqman
3. Saringan Sambungan B. 2013. Peningkatan Karbon Dioksida
4. Pengeluaran dengan Mikroalga (Chlorella vulgaris,
5. Saringan pengeluaran Chlamydomonas sp., Spirullina sp.) dalam
Knalpot merupakan saluran Upaya Untuk Meningkatkan Kemurnian
pembuangan gas sisa pembakaran yang Biogas. Semarang: Universitas
digunakan kendaraan bermotor, maksudnya Diponegoro.
adalah knalpot memiliki fungsi untuk Dyah, Shintawati. 2011. Produksi Biodiesel
membuang gas sisa hasil pembakaran yang Dari Mikroalga Chorella Sp Dengan
dilakukan oleh mesin. Sejarahnya knalpot Metode Esterifikasi In-Situ. Semarang:
berfungsi untuk meredam hasil ledakan di Universitas Diponegro.
ruang bakar. Ledakan hasil pembakaran Etikawati, Tri Wahyu & Wahyu
campuran bahan bakar dan udara Setyaningsih. 2015. Implementasi Model
berlangsung cepat di dalam ruang bakar. Pembelajaran Bencana Gas Beracun
Ledakan ini menimbulkan suara keras dan Pada Masyarakat Di Kawasan Dieng

284
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Jawa Tengah. Semarang: Universitas


Negeri Semarang.
Martusa, R. 2009. Peranan Enviromental
Accounting Terhadap Global Warming.
Bandung: Universitas Kristen
Maranatha.
Meriyanto, 2013. Analisis Panas Pada
Knalpot Berbasis Sponge Steel.
Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Mistra. 2008. 3 Jurus Melawan Diabetes
Mellitus. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI.
Ni’matulloh. 2012. Pengaruh Co2 Tinggi Dan
No2 Berbasis Komposisi Gas Buang Pltu
Terhadap Pertumbuhan Mikroalga
Chlorella Sp Vulgaris Dalam Sistem
Kultivasi Semi Kontinu. Depok:
Universitas Indonesia.
Rezki, N & Meqorry Y, Dodon Y. 2016.
Rancang Bangun Prototipe Pengurang
Bahaya Gas Polutan Dalam Ruangan
Dengan Metode Elektrolisis Berbasis
Mikrokontroler. Padang: Universitas
Andalas.

285
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PILATOR, DETEKTOR SALMONELLA YANG CEPAT DAN AKURAT


BERBASIS COLORIMETRIC BIOSENSOR

Rapid Salmonella Detector, Inovation That Fast and Precise Based nn


Colorimetric Biosensor

Maria Florencia Puspitasari Schonherr1, Sri Mursidah2, Ani Masruroh 1, Rika Anisa Anggraeni1,
Yunita Khilyatun Nisak1, Endrika Widyastuti1*

1Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya


2Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya
Email: endrika_w@ub.ac.id
ABSTRAK

Keracunan pangan dapat disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi bakteri patogen.
Salah satu bakteri patogen yang sering menyebabkan keracunan pangan ialah Salmonella. Bakteri
Salmonella menjadi penyebab dari 16,6 juta kasus keracunan dan 600.000 kasus kematian di
seluruh dunia tiap tahunnya. Lebih dari 44% penyakit Salmonellosis disebabkan karena konsumsi
telur. Metode pendeteksian yang ada selama ini memerlukan waktu yang lama serta peralatan
dan bahan yang banyak sehingga dibutuhkan sebuah alat pendeteksian yang lebih cepat dan
praktis. Rapid Salmonella Detector didesain khusus untuk mendeteksi salmonella pada telur
menggunakan prinsip immunosensor yaitu biosensor yang menggunakan interaksi antigen-
antibody. Prinsip Kerja Rapid Salmonella Detector adalah antigen spesifik pada Salmonella akan
berikatan dengan antibodi sekunder ber-tag alkaline phospatase yang telah diimobilisasi di kertas
nitrocellulose, kemudian antibodi yang membawa antigen akan merambat dan memasuki zona
hasil dan bereaksi dengan antibodi primer yang dengan penambahan substrat BCIP akan
membentuk pola berwarna biru yang dapat dilihat secara langsung. Melalui teknologi ini,
diharapkan dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam upaya menjaga dan
meningkatkan keamanan pangan terutama di Indonesia

Kata kunci: Salmonella, Telur, Biosensor, Immunosensor

ABSTRACT

Foodborne Disease is caused by pathogenic microorganism that already contaminating food.


Salmonella is the most pathogenic microorganism that commonly caused this disease and be the
reason of 16.6 million foodborne disease cases with 600.000 death case every year. More than 44%
Salmonellosis is caused by eggs consumsion. Detection method that commonly being used are
high in time consumming, need a lot of tools and also materials. Because of that, fast and practical
detection kit are needed. Rapid Salmonella Detector is design to detect the presence of Salmonella
in egg using immunosensor principal (biosensor that using antigen-antibody interaction).
Specific antigen in Salmonella will bind with secondary antibody with alkaline phospatase tag that
already being immobilized at nitrocellulose membrane. Then, secondary antibody that already
bind antigen from salmonella flow to enter result zone and will react with primary antibody that
with BCIP adding. In this step, it will create blue pattern that visible to naked eye. Hopefully, this
technology can help people and goverment as effort to protect and increase food safety in
Indonesia.

Keywords: Salmonella, Eggs, Biosensor, Immunosensor

286
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN identifikasi dengan melakukan uji biokimia


serta fermentasi (TSIA, IMViC) (Nugraha,
Pangan merupakan kebutuhan dasar 2012). Metode pengujian lainnya yaitu
terpenting dan sangat esensial bagi dengan menggunakan pengujian
kehidupan manusia. Salah satu syarat yang mikrobiologi, yaitu dengan cara
harus dipenuhi dari pangan adalah mengisolasi bakteri pada media selektif.
terjaminnya keamanan pangan sehingga Selanjutnya dilakukan serangkaian uji
dapat terhindar dari penyakit. Penyakit fisiologis (uji motil), uji metil- red, uji voges-
keracunan pangan atau foodborne disease proskauer, uji KIA, uji sitrat dan uji
bisa disebabkan oleh bakteri patogen fermentasi karbohidrat (Notoatmodjo,
(Sutejo, 2016). Salah satu bakteri patogen 2002). Metode yang paling umum
yang sering menyebabkan foodborne desease digunakan adalah metode PCR yang
ialah Salmonella. Bakteri Salmonella menjadi membutuhkan elektroforesis agarose untuk
penyebab dari 16,6 juta kasus keracunan memvisualisasi hasil PCR atau amplikon
makanan dan 600.000 kasus kematian di (Tarigan, 2011). Namun metode-metode
seluruh dunia setiap tahunnya. Lebih dari tersebut masih memerlukan waktu yang
44% penyakit Salmonellosis yang terjadi di lama, dan bahan serta peralatan yang
dunia disebabkan karena konsumsi telur dibutuhkan juga sangat banyak sehingga
(CDC, 2001). Salmonellosis dapat diperlukan suatu alat pendeteksi yang
menimbulkan beberapa gejala, diantaranya cepat dan praktis untuk mengetahui
gastroenteritis, demam enterik seperti keberadaan Salmonella di bahan pangan
demam tifoid dan demam paratifoid tersebut.
(Poeloengan dkk, 2014). Inovasi kreatif yang ditawarkan
Potensi Salmonellosis pada telur dapat untuk pendeteksi adanya Salmonella dalam
terjadi karena kontaminasi pada saat telur bahan pangan termasuk pada telur adalah
diinkubasi selama pengeraman dan cara PILATOR (Rapid Salmonella Detector).
memasak telur yang kurang sempurna PILATOR didesain khusus untuk
seperti dimasak setengah matang atau mendeteksi keberadaan Salmonella dalam
dikonsumsi ketika masih mentah. Paahal telur menggunakan prinsip biosensor.
Telur merupakan salah satu jenis bahan Biosensor yang digunakan adalah jenis
makanan berprotein tinggi yang sering immunosensor yang menggunakan
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hal interaksi antara antigen dan antibody. Alat
ini mengingat konsumsi telur nasional rata- ini mempunyai 2 komponen yang berperan
rata yang cukup tinggi, yaitu sebesar 8 penting. Komponen pertama adalah
Kg/Kapita/Tahun. Pada tahun 2014 komponen biologis yang bertindak sebagai
tingkat konsumsi per kapita per tahun telur pendeteksi utama analit. yang dapat berupa
rata-rata adalah 0,13% (ISSN, 2015). enzim, antibodi, DNA, dan whole cell dan
Tingginya tingkat konsumsi telur ini komponen kedua adalah tranducer yang
membutuhkan perhatian khusus terhadap berperan penting dalam mengubah
keamanan telur berupa pendeteksian perubahan biokimia yang terjadi (Corcuera
keberadaan cemaran Salmonella, dimana et al., 2003).
menurut Standar Nasional Indonesia,batas Biosensor kalorimetri merupakan
maksimum cemaran mikroba dalam bahan jenis biosensor yang langsung dapat
makanan asal hewan berupa telur adalah diamati dengan menggunakan mata
mempunyai angka lempeng total (ALT) 1 x telanjang. Prinsip kerja biosensor
101 cfu/g dan Salmonella sp. kalorimetri yakni akan terjadi perubahan
negatif/25gram. warna jika hasilnya positif. Namun jika
hasilnya negative, maka tidak ada
Upaya untuk mengetahui
perubahan warna yang terjadi (Koyun,
keberadaan Salmonella dalam bahan
2012).
pangan, termasuk pada telur biasanya
dilakukan dengan penanaman pada media PILATOR dibuat dengan
Salmonella Shigella Agar (SSA), kemudian mengkombinasikan enzim, kolorimetrik
dilakukan pewarnaan gram dan dilakukan dalam platform kertas, sebagai inovasi

287
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

detektor Salmonella pada bahan pangan menggunakan Salmonella typhimurium


yang cepat, praktis dan akurat. Artikel ini antibody yang akan direaksikan dengan
merupakan bagian dari artikel selanjutnya. sampel telur dengan seri konsentrasi dengan
Diharapkan melalui artikel dari teknologi penambahan substrat BCIP sebanyak 2 tetes.
ini dapat membantu masyarakat dan Dilihat intensitas warna yang terbentuk.
pemerintah dalam upaya menjaga dan Hasil dari pengujian Linieritas menurut
meningkatkan keamanan pangan terutama literatur seharusnya menunjukkan makin
di Indonesia. tinggi konsentrasi analit yang digunakan
maka konsentrasi dari warna yang terbentuk
HASIL DAN PEMBAHASAN juga akan semakin tinggi (perubahan terjadi
secara linier).
Pengujian LoD
LoD (Limit of Detection) adalah Pengujian Selektivitas
konsentrasi minimal dari analit dalam Selektivitas adalah kemampuan dari
sampel yang dapat terukur sebagai level bioreseptor untuk mendeteksi analit spesifik
spesifik dari pengujian. Nilai LOD dapat pada sampel yang mengandung kontaminan
diperoleh dari standar deviasi hasil lain. Contoh dari selektivitas adalah interaksi
pengukuran idenpenden 10 larutan standar antigen dengan antibodi (Bhalla, 2016).
maupun sampel dengan konsentrasi yang Pada pengujian Pilator dilakukan uji
sangat rendah. LOD dapat diukur dengan selektivitas dengan cara menguji Salmonella
rumus : (Armbuster, 2008). Limit of detection typhimurium antibody dengan antigen
= LoB (Limit of Blank) + C(SDs) Dimana C Salmonella, antigen E.coli dan sampel steril.
bernilai 1,645 dan SDs adalah standar deviasi Hasil yang diperoleh menurut literatur
hasil pengukuran. seharusnya Salmonella typhimurium antibody
Pada Pengujian pilator, akan dilakukan hanya bisa mendeteksi keberadaan antigen
pengujian LoD menggunakan Salmonella salmonella ditandai dengan hasil uji positif
typhimurium antibody yang akan direaksikan (terjadi pembentukan warna biru setelah
dengan kultur Salmonella dengan seri penambahan BCIP) dan untuk sampel
konsentrasi dengan perlakuan duplo. antigen E.coli dan sampel steril akan
Kemudian hasil pengukuran absorbansi menunjukkan hasil uji negatif (tidak
yang diterima dihitung standar deviasinya terbentuk warna biru setelah penambahan
dan dihitung nilai LoDnya berdasarkan BCIP).
rumus perhitungan yang ada pada literatur.
Hasil pengukuran dinyatakan kurang baik Pengujian Waktu Deteksi Alat
apabila standar deviasi yang diperoleh Pada pengujian Pilator, pengujian
terlalu tinggi waktu deteksi dimulai dari waktu sampel
dialirkan pada platform yang digunakan
Pengujian Linieritas dimana di dalam platform tersebut sudah
Linieritas menunjukkan akurasi dari diimobilisasi antibodi primer dan sekunder
respon pengujian terukur yang membentuk hingga terjadi perubahan warna akibat
garis lurus yang secara matematis dituliskan reaksi enzim Alkaline Phospatase dengan
sebagai y=mc. Dimana c merupakan substrat BCIP dengan menggunakan
konsentrasi sampel, y merupakan respon sampel kultur murni Salmonella sebagai
sinyal hasil pengukuran dan m adalah acuan waktu pendeteksian sebelum diuji
sensitivitas/LoD dari biosensor. Linieritas cobakan pada sampel telur yang sudah
artikan pula sebagai perubahan linier dari diinkubasi dengan media SSA selama
hasil pengukuran karena keberadaan analit semalam. Hasil pengujian seharusnya
dalam range konsentrasi tertentu (Bhalla, menunjukkan reaksi perubahan warna
2016). akan terjadi hanya dalam hitungan menit.
Pada Pengujian Pilator akan dilakukan Menurut Thompson (2006) waktu
uji linieritas dengan cara melihat intensitas pendeteksian kit Salmonella adalah sekitar
warna yang terbentuk dari setiap pengujian 20 menit.
dimana pengujian akan dilakukan dengan

288
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

Pengujian Expired Date Alat Kemudian untuk uji deteksi alat,


Pada pengujian Pilator, pengujian seharusnya pendeteksian hanya
expired date alat diukur dengan cara berlangsung ±20 menit. Dan untuk uji
membuat 5 buat biosensor dan disimpan expired date alat, seharusnya performansi
pada suhu -20˚C. Satu biosensor akan alat masih dalam keadaan baik selama ±12
diujikan setiap satu minggu sekali untuk bulan jika disimpan pada suhu -20°C.
mengetahui performansi dari biosensor
yang dibuat masih baik atau tidak. Hasil UCAPAN TERIMA KASIH
yang diperoleh seharusnya akan
menunjukkan hasil performansi dari Terimakasih kami ucapkan untuk
biosensor yang dibuat masih dalam kondisi Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian
yang baik karena Salmonella typhimurium sebagai penyedia sarana dan fasilitas untuk
antibody yang digunakan memiliki umur melakukan kegiatan, kepada Ibu Endrika
simpan selama 12 bulan pada suhu -20˚C Widyastuti S.Pt., M.Sc., MP sebagai dosen
(Bioss, 2017). pembimbing, kepada Bapak Satuman
sebagai distributor antibody, dan teman-
SIMPULAN teman yang telah mendukung kegiatan ini.
Semoga kegiatan yang kami lakukan
Untuk menguji alat PILATOR, bermanfaat untuk semua pihak.
dilakukan lima macam uji, yaitu uji LoD, uji
linieritas, uji selektivitas, uji waktu deteksi DAFTAR PUSTAKA
alat, dan uji expired date alat. Uji LoD
didapatkan dengan cara mereaksikan Armbuster, D dan T. Pry. 2008. Limit of
Salmonella typhimurium antibody dengan Blank, Limit of Detection and Limit of
kultur Salmonella dengan seri konsentrasi Quantitation. Clinic Biochemistry
dengan perlakuan duplo. Hasil Reviews Volume 29:49-52
pengukuran dinyatakan kurang baik Bhalla, N; P. Jolly; N. Formisano; dan P.
apabila standar deviasi yang diperoleh Estrela. Introduction to Biosensors.
terlalu tinggi. Untuk hasil uji linieritas, Essay in Biochemistry Volume 60 : 1-8
seharusnya menunjukkan semakin tinggi Thompson dan Lindhardt. 2006. Singlepath
konsentrasi analit yang digunakan maka Salmonella. Journal of AOAC Volume
konsentrasi dari warna yang terbentuk juga 89: 417-432
akan semakin tinggi (perubahan terjadi Bioss. 2017. Salmonella typhimurium
secara linier). Untuk uji selektivitas, antibody. Dilihat 4 Mei 2017.
seharusnya menunjukkan hasil positif https://www.biossusa.com/products/
dengan adanya perubahan warna menjadi bs-4801r.
biru setelah diteteskan substrat BCIP.

289
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

BIOELCITY (BIOMETER ELECTRICITY) SEBAGAI DETEKSI CEPAT NON


DESTRUKTIF POL DAN BRIX TEBU BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL
NETWORK
BIOELCITY (Biometer Electricity) For Quick Detection Non Destructive Pol
and Brix Cane Based on Artificial Neural Network
Danang Hermawan Putra1, Widhi Sulistyaning Ratri2, Zulva Zolanda Fatmawati3, Mila
Armiati4, dan Riyadlotul Ula5
1,2,4,5Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya
3Program Studi Teknik Elektro, Universitas

Email: dhp030894@gmail.com
Jl. Veteran, Lowokwaru, Malang

ABSTRAK
Tebu sebagai bahan baku pembuatan gula, berperan sebagai komoditas pokok
penunjang perekonomian nasional sekaligus sumber penghidupan bagi jutaan petani. Selama ini
petani dan pabrik menentukan harga tebu dengan menggunakan system bagi hasil berdasarkan
besarnya rendemen sementara tebu setelah diukur di laboratorium pabrik. Nilai rendemen
sementara tebu menunjukkan kadar gula dalam tebu. Masalah yang sering muncul antara petani
dan pabrik gula adalah bias dalam pengukuran rendemen sementara. Dalam rangka
mewujudkan transparansi antara petani dan pabrik, diperlukan hitung cepat nilai pol dan brix
untuk menentukan perkiraan rendemen sementara secara cepat. BIOELCITY sebagai alat
pengukuran pol dan brix terdiri dari rangkaian pengukur sifat biolistrik (kapasitansi dan
resistensi) pada frekuensi rendah dilanjutkan prediksi pol dan brix tebu dilakukan menggunakan
Artificial Neural Network dengan algoritma backpropagation yang membandingkan data sifat
dielektrik tebu dengan nilai pol dan brix tebu sejenis sebagai pembanding. Frekuensi yang
digunakan pada pengambilan data dielektrik adalah 100, 120, 1000, dan 10000 Hz sehingga
BIOELCITY bekerja berdasarkan frekuensi tersebut. Alogaritma backpropagation yang
digunakanterdiriatas 4 lapisan (layer), 1 lapisan input 2 lapisan tersembunyi (hidden layer) dan 1
lapisan. Hasil output yang didapat diinterface menjadi nilai pol dan brix yang dapat menjadi tolok
ukur nilai rendemen sementara tebu.
Kata Kunci: Artificial neural network, Biolistrik, Brix, Deteksi cepat, Pol
ABSTRACT
Sugar cane as a raw material for making sugar, serves as a basic commodity supporting
the national economy as well as a source of livelihood for millions of farmers. During this time
farmers and factories determine the price of sugarcane by using a profit-sharing system from the
yield of sugar cane while it is offset by the factory. The value of rendement while cane shows sugar
in sugarcane. The problem that often arises between farmers and sugar factories is the bias in the
measurement of the temporary yield. In order to realize transparency between farmers and
factories, fast and fast calculation is required. BIOELCITY as a pol and brix measurement tool
consists of measuring the properties of biolistrik (capacitance and resistance) at low frequencies
in order to predict polarity and polarization using using Artificial Neural Networks with
backpropagation algorithm comparing data of dielectric properties of sugar cane with similar pol
and sugarcane brix grades as comparison. The frequency used in the dielectric data is 100.120,
1000, and 10000 Hz so that BIOELCITY works on that frequency. The backpropagation
algorithm used is 4 layers (layer), 1 input layer 2 hidden layer (hidden layer) and 1 layer. The
obtained outputs are interfaced into pol and brix values that can be benchmarks of the yield value
while cane.
Keywords: Artificial neural network, Biolistrik, Brix, Detection fast, Pol

290
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

PENDAHULUAN tebu dilakukan menggunakan Artificial


Neural Network (ANN) dengan algoritma
Tebu sebagai bahan baku industri gula backpropagation yang membandingkan data
menjadi faktor penting dalam produksi sifat dielektrik tebu dengan nilai pol dan
gula. Besarnya produksi gula di Indonesia brix tebu sejenis sebagai pembanding. Hasil
bergantung pada hasil panen yang dari ANN di buat interface sehingga
diperoleh petani tebu. Akan tetapi memudahkan dalam membaca pendugaan.
manisnya gula tidak semanis hidup para
petani tebu yang menggantungkan hidup BAHAN DAN METODE
dari hasil panen kebunnya. Permasalahan
utama yang muncul ketika tebu diolah Bahan Penelitian
menjadi gula yaitu seberapa besar Penelitian ini menggunakan 2
rendemen yang dihasilkan. Menurut varietas tebu yaitu Bululawang (BL) dan
Manalu (2006) rendemen tebu adalah kadar Pasuruan Jengkol (PSJK) yang di ambil dari
gula yang terkandung di dalam tebu yang pabrik Gula Krebet Malang.
dihitung menggunakan acuan awal
rendemen sementara tebu melalui Nilai Alat Penelitian
Nira Perahan Pertama (NNPP). Oleh karena Alat penelitian ini adalah LCR
itu rendemen tebu menjadi tolok ukur bagi Meter, satu set pararel plate, penggaris,
hasil antara petani dengan pabrik gula. timbangan analitik, gergaji, thermometer
Salah satu hal yang menjadi polemik petani digital, polari meter, brix weighner dan
tebu sampai saat ini yaitu belum adanya laptop.
transparansi pengukuran rendemen tebu.
Hal tersebut menimbulkan ketidak Waktu dan Tempat Penelitian
percayaan petani pada pabrik gula. Penelitian dilakukan di
Pengukuran rendemen tebu yang Laboratorium Teknologi Agrokimia
dilakukan dipabrik melalui proses panjang Jurusan Teknologi Industri Pertanian
dan memakan banyak waktu. Besarnya Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
rendemen tebu dipengaruhi oleh nilai pol Brawijaya.
dan brix tebu. Menurut Boldagi et al., (2005)
metode laboratorium untuk mengukur pol Metodologi Penelitian
dan brix nira tebu membutuhkan waktu Tahap Pengukuran Sifat Biolistrik
yang lama dan tidak mudah diaplikasikan Pengukuran nilai sifat biolistrik
di kebun. Biolistrik merupakan salah satu disiapkan dengan rancangan alat seperti
karakter kelistrikan suatu sel atau jaringan Gambar 1.
pada makhluk hidup.
Berdasarkan penelitian Taghinezhad
(2012) sifat biolistrik dapat digunakan
untuk menduga kadar air tebu, selain itu
(Jackson dan Jayanthy, 2014) sifat biolistrik
dapat diaplikasikan sebagai pengukuran
kadar sukrosa pada nira tebu. Melalui
pemanfaatan sifat bilolistrik tebu dapat
dirancang alat cepat ukur untuk menduga
nilai pol dan brix tebu menjadi salah satu Gambar 1. Rangkaian Alat Penggukur Sifat
solusi permasalahan yang muncul antara Biolistrik
petani tebu dengan pabrik gula.
BIOELCITY merupakan alat
pengukuran pol dan brix terdiri dari
rangkaian pengukur sifat biolistrik
(kapasitansi dan resistensi) pada frekuensi
rendah dilanjutkan prediksi pol dan brix

291
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

berikut (Singh, 2009):


1
𝑀𝑆𝐸 = [ ∑𝑁 (𝑌 2
− 𝑌𝑚𝑒𝑎𝑠,𝑖 ) ] (1)
𝑁 𝑖=1 𝑚𝑜𝑑𝑒𝑙,𝑖
Keterangan:
𝑌𝑚𝑜𝑑𝑒𝑙,𝑖 = nilai prediksi
𝑌𝑚𝑒𝑎𝑠,𝑖 = nilai aktual
n = jumlah dataset yang diukur

Topologi terbaik digunakan sebagi


formulasi pendugaan % pol dan % brix tebu.
Gambar 2. Posisi Pengukuran Sampel Tebu Aplikasi tersebut diharapkan dapat
Secara Longitudinal mengintregasikan teknik pengukuran sifat
biolistrik dengan model ANN. Dengan
Sampel tebu Varietas BL dan PSJK demikian penduggan % pol dan % brix tebu
berumur lebih dari 10 bulan. Sampel tebu dapat dilakukan secara in line.
dipotong 2 cm, kemudian diuji sifat
biolistrik meliputi kapasitansi ( C ) dan
resistansi ( R ) pada frekuensi 100 Hz, 120
Hz, 1000 Hz, dan 10000 Hz dengan posisi
longitudinal Gambar 2.

Perancangan Topologi ANN


Perancangan model topologi ANN
(Gambar 3) menggunakan Software Matlab
R2015a dan diproses menggunakan
komputer Intel(R) Core(TM) i762 bit CPU
2.10 Ghz. 724 dataset input dan 60 dataset
output berupa % pol dan % brix nira tebu.
Data yang diolah dengan ANN merupakan
hasil pengukuran sifat biolistrik, % pol dan
% brix setelah dilakukan proses cleaning
berdasar karakteristik biolistrik tebu.
Setelah proses cleaning, data sifat listrik tebu
digunakan sebagai data input dalam ANN,
sedang data rendemen sementara tebu
berperan sebagai target ANN, dengan
variasi proporsi data 83,33%-16,67%, dan
66,67%-33,33%. Sebelum dirancang topologi
ANN, dataset yang digunakan dilakukan
preprocessing karena memiliki skala berbeda.
Salah satu teknik preprocessing yang
digunakan adalah normalisasi Min-Max.
Optimasi ANN dilakukan dengan
analisis sensitivitas. Penelitian ini
menggunakan analisis sensitivitas dengan
Gambar 3. Diagram Alir Perancangan ANN
variasi jumlah node hidden layer [10,
20,30,40], dan jumlah hidden layer [1, 2]
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan learning rate 0.1, serta momentum
0.9. Perancangan topologi ANN terbaik Karakteristik Biolistrik Tebu
dilihat dari parameter Mean Square Error Penentuan karakteristik biolistrik
(MSE) validasi terendah dan koefisien tebu dilihat dari pengukuran beberapa sifat
korelasi validasi tertinggi dari 40 kombinasi biolistrik dan variasi frekuensi pengukuran.
perlakuan. Indikator error model digunakan Kapasitansi adalah kemampuan untuk
nilai MSE. Nilai MSE dirumuskan sebagai menyimpan muatan listrik bahan (Johns,

292
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

2014). Nilai kapasitansi berbanding terbalik


dengan frekuensi (Gambar 4). Penambahan Resistansi (R)
frekuensi menyebabkan pergeseran muatan
negatif dan positif di sekitar permukaan plat 4.00E-06

Nilai Biolistrik
kapasitor lebih cepat sehingga terjadi 3.00E-06
pengurangan densitas muatan yang besar di
paralel plate. Menurut Juansah (2012) ketika 2.00E-06
kapasitor belum terisi penuh dan arus listrik 1.00E-06
telah berbalik arah maka jumlah muatan Rs
yang tersimpan akan berkurang. 0.00E+00

Kapasitansi (C) Frekuensi

4.00E-06 Gambar 5. Hubungan Feuensi dan


Nilai Biolistrik

3.00E-06 Kapasitansi Tebu


2.00E-06
1.00E-06 Tabel 1. Trial Error proporsi Data Pelatihan
Cs dan Validasi
0.00E+00
Data Pelatihan Data Validasi
100
120
1000
10000

(%) (%) Regresi


83.33 16.67
Frekuensi
66.67 33.33

Gambar 4. Hubungan Frekuensi dan Hasil trial error menunjukkan


Kapasitansi Tebu proporsi data trainning X dan data validasi Y
menghasilkan nilai regresi ( R ) tertinggi.
Resistansi merupakan kemampuan benda Proses pelatihan dapat dilakukan secara
untuk menahan aliran arus listrik. Biasanya optimal melalui kelompok data berbeda
resistansi yang diukur merupakan resistansi dengan mengubah presentase data serta
total pada bahan, karena dapat dengan melakukan evaluasi nilai regresi tertinggi.
mudah didefinisikan (Young, dan Freedman, Optimasi Topologi ANN
2011). Resistansi berbanding terbalik dengan Melalui analisis sensistivitas pada
frekuensi (Gambar 5), dengan kulit dan serat ANN dapat diperoleh topologi ANN terbaik.
tebu bertindak sebagai resistor. Peningkatan Analisis sensitivitas yang dilakukan pada
nilai resistansi secara signifikan tahap ini yaitu jumlah hidden layer dan node
menunjukkan tebu bersifat resistif. Dengan hidden layer. Berikut hasil analisis
demikian, rangkaian listrik biolistrik tebu sensistivitas ANN Tabel 2.
diduga berupa rangkaian
resistor kapasitor (RC). Tabel 2 Analisis Sensistivitas ANN

Pemodelan ANN Topologi MSE R Validasi


Hasil pengukuran sifat biolistrik Validasi
berupa nilai kapasitansi (C), dan resistansi
(R) setelah dilakukan korelasi dengan 2-40-40-2
frekuensi dan proses cleaning data didapat
2-40-20-2
rangkaian biolistrik tebu berupa rangkaian
resistor kapasitor (RC). Data tersebut 2-30-40-2
dilakukan trial error proporsi data untuk
proses training dan validasi.
Topologi ANN yang terbaik
diperoleh pada 2-X-Y-2 (2 node input layer, X
node hidden layer 1, Y node hidden layer 2, dan 2

293
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017

node output) Gambar 6. Hasil MSE dari


topologi terbaik sebesar XY dengan koefisien Boldaji, M. N., Milad, F. D., Seyed A. M.,
korelasi sebesar YZ (Gambar 7). Mahdi G. V. 2015, Dielectric Power
Spectroscopy for the Non-Destructive
Gambar 6. Topologi ANN Terbaik Measurement of Sugar Concentration in
Sugarcane. Biosystem Engineering. 140 :
Gambar 7. Koefisien Korelasi Tahap Validasi 1- 10.
Dixit, P. M., dan Uday S. D. 2008. Modelling of
Topologi ANN dengan hidden layer lebih Metal Forming and Machining Processes.
banyak dapat meregeneralisasi lebih baik Springer-Verlag, London. Jackson, B. and
jika dibandingkan dengan jumlah hidden Jayanthy, T. 2014. Determination of Sucrose
layer yang lebih sedikit (Dixit dan Uday, in Raw Sugarcane Juice by Microwave
2008). Semakin tinggi jumlah hiden layer yang Method. Indian Journal of Science and
digunakan dapat menghambat laju Technology 7(5) : 566-570.
konvergensi. Laju konvergensi terbaik dari Johns, P. 2014. Clinical Neuroscience.
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8. Elsevier, London. Juansah, J. 2013. Kajian
Spektroskopi Impedansi Listrik Untuk
Gambar 8 Laju Konvergensi ANN Evaluasi Kualitas Buah Jeruk Keprok Garut
Secara Nondestruktif. Tesis. Institut
Terdapat beberapa faktor yang Pertanian Bogor. Bogor.
mempengaruhi konvergensi, salah satunya Singh, K. P., Priyanka O., Amrita M., Gunja J.
adalah penentuan momentum dan learning 2009. Partial Least Squares and Artificial
rate. Nilai learning rate yang kecil dapat Neural Networks Modeling for Predicting
merubah bobot menjadi kecil dan Chlorophenol Removal from Aqueous
menggerakkan kurva MSE dengan halus, Solution. Chemometrics and Intelligent
sehingga proses pelatihan menjadi lama akan Laboratory Systems. 99. 150-160.
tetapi dapat menghasilkan eror yang kecil. Taghinezhad, J., Alimardani, R., dan Jafari,
Perlu digunakannya momentum guna A. 2012. Development of A Capacitive
mengimbangi penggunaan learning rate. Hal Sensing Device for Prediction of Water
tersebut bertujuan untuk menghindari Content in Sugarcanes Stalks. International
terjadinya perubahan bobot yang mencolok Journal of Advanced Science and
(Siangn, 2005). Topologi ANN terbaik dapat Technology (44) : 61-68.
diaplikasikan dalam interface untuk Manalu, L.P. 2006. Studi Kasus Penentuan
pendugaan nilai pol dan brix tebu secara Rendemen Tebu di Pabrik Gula BUMN.
langsung (Gambar 9). Jurnal Keteknikan Pertanian. 20(1):1-8.

Gambar 9 Interface Pendugaan Nilai Pol dan


Brix Tebu

Interface digunakan dengan


memasukkan data kapasitansi dan resistansi,
kemudian ditekan tombol ‘Predict’, akan
didapat nilai prediksi pol dan brix tebu.

SIMPULAN

Tebu cenderung bersifat kapasitif


dan resistif, sehingga model biolistriknya
berupa rangkaian resistor kapasitor (RC).
Melalui pemanfaatan sifat biolistrik tebu
dapat dilakukan pendugaan nilai pol dan
brix tebu menggunakan bantuan ANN.
DAFTAR PUSTAKA

294

Anda mungkin juga menyukai