PROSIDING
SIMPOSIUM NASIONAL TEKNOLOGI PERTANIAN
KARYA ANAK BANGSA (SIENTESA) 2017
“Contribute
Youth Innovation to be a Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”
Penyunting:
Wendra G Rohmah, STP, MP
Dego Yusa Ali, STP, MSc
Angky Wahyu Putranto, STP, MP
Riska Septifani, STP, MP
Joko Prasetyo, STP, MSi
Vivien Fathuroya, ST, MT
Penerbit:
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Jl Veteran Malang
Mei 2017
ISBN:
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim,
Assalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh. Salam Sejahtera.
Peran serta seluruh civitas akademika sangat dibutuhkan dalam hal memecahkan setiap
persoalan dengan terus berinovasi di bidang teknologi khususnya teknologi pertanian.
Perkembangan teknologi dalam bidang agroindustri diharapkan mampu berperan secara
berkelanjutan ke depannya bagi bangsa dan negara. Semangat berkarya pemuda dapat
diwujudkan melalui pengembangan dan perwujudan ide-ide kreatif di bidang sains dan
teknologi. Peran pengabdian terwujud dengan keaktifan pemuda dalam pemberdayaan
masyarakat melalui sociopreneur agar terciptanya masyarakat Indonesia yang mandiri. Hal
tersebut kemudian menjadi landasan kegiatan Simposium dan Expo Nasional Teknologi
Pertanian Karya Anak Bangsa Tahun 2017 dengan tema “Contribute Youth Innovation to be A
Part of Magnificent Journey for SDG’S 2030” yang juga merupakan salah satu rangkaian
kegiatan Dies Natalis Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya ke-19. Sub-tema
yang diangkat dalam simposium nasional ini antara lain: 1) Technology (Environment,
Agricultural Engineering); 2) Science (Agricultural Science, Energy); 3) Food-sociopreneur
(Functional Food, Society Services).
Tujuan kegiatan simposium ini adalah: 1) Mewujudkan Indonesia mandiri dalam bidang
agroteknologi dengan mengembangkan agroteknologi oleh pemuda sejak dini; 2)
Meningkatkan pengembangan IPTEK melalui pendayagunaannya guna memperkuat posisi
daya saing bangsa dalam persaingan global; 3) Memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang peran pemerintah sebagai pengarah serta pendukung karya di bidang
agroteknologi; 4) Mensinergiskan peran pemuda dalam pengembangan agroteknologi tepat
guna dengan pemerintah sebagai pihak pemberi kebijakan dalam upaya menghadapi
persaingan global. Kegiatan simposium dan expo nasional ini diharapkan dapat
mengumpulkan informasi terbaru dari hasil-hasil penelitian, inovasi dan pengembangan
teknologi pertanian yang dilakukan oleh dosen atau mahasiswa khususnya di bidang
lingkungan, energi, ilmu pertanian, keteknikan pertanian, pangan fungsional serta
pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini juga, diharapkan dapat memacu
pemuda untuk terus berkreativitas dan berinovasi dengan menciptakan karya-karya kreatif
dan inovatif yang berlandaskan pada penguasaan sains dan teknologi sekaligus sebagai
wadah pengimplementasian ilmu dan soft skill melalui kegiatan sociopreneur yang berdaya
guna tinggi bagi kemajuan bangsa. Inovasi dan pengembangan teknologi pertanian tersebut
diharapkan dapat berkontribusi demi tercapainya Sustainable Development Goals Tahun 2030.
Inovasi dan pengembangan teknologi pertanian telah banyak dilakukan oleh akademisi
(mahasiswa, dosen, dan peneliti), namun harus tetap dilakukan pengembangan secara
berkelanjutan.
Panitia mengucapkan terima kasih kepada para pembicara, pemakalah, peserta, sponsor,
dan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya simposium dan expo nasional ini.
Semoga Allaah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang sebaik-baiknya.
i
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
SUSUNAN ACARA
SIMPOSIUM NASIONAL SIENTESA 2017
WAKTU KEGIATAN
08.00-08.30 Pembukaan
08.40-09.35 Sesi 1
“Agrobased Innovation Through Future Research”
Prof. Ir. Simon Bambang Widjanarko, M. App. Sc, Ph.D
09.35-10.30 Sesi 2
“The Future Technology As A Worlds Demand Breakthrough”
Prof. Dr. Ir. Tualar Simarmata, M.S.
10.30-10.40 Snack Break
10.40-12.47 Sesi 3
“Social Empowerment: Imagine, Innovate, And Be An Entrepeneur”
Anik Haryanti dan Al Fathir Sulthan
12.47-12.30 Touring Expo dan Istirahat
12.30-16.35 Sesi Presentasi Paralel Subtema
1. Subtema: FOOD-SOCIOPRENEUR
2. Subtema: SCIENCE
3. Subtema: TECHNOLOGY
16.35-17.05 Istirahat
17.05-17.25 Pengumuman dan Pemberian Penghargaan
17.25-17.30 Penutupan
ii
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
DAFTAR ISI
Subtema: FOOD-SOCIOPRENEUR
EKSTRAK BEKASAM IKAN BANDENG (Chanos chanos) DENGAN 1
BIOAKTIF PEPTIDA SEBAGAI MATERIAL PANGAN FUNGSIONAL
Ella Dwi Nurwahyuni, Ani Nuraeni, Dinda Mei Alviniari
iii
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
IMORA (ICE CREAM MORUS ALBA L)”: INOVASI PRODUK ICE CREAM
SEBAGAI NUTRACEUTICAL FOOD
Reyhan Putra Suhardi, Tifani Yuliawati, Ainindhita Devinda Saga Inggriani, 52
Ajeng Laras Wulandari, Faradilla Regita Anjani
Subtema: SCIENCE
ANTARES: INOVASI ANTISEPTIK TANPA RESIDU UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS SUSU SAPI DEMI TERWUJUDNYA SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS
Rizal Pandu Syahputra, Muhamad Ferian Hendrasmara, Muhamad Fahmi Firdaus 74
iv
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
v
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
GGS (Gnetum Gnemon Skin) POTENSI CAMPURAN DAUN TEH DAN KULIT
MELINJO SEBAGAI ANTI ASAM URAT
Debby Debora F. Pakpahan, Fanny H. Sitio, Novine Lana D. Sinurat, Fairuzita Kurnia 151
Sunday, Mira Dwi Pangesti
Subtema: TECHNOLOGY
SIMULASI DISTRIBUSI MEDAN LISTRIK TREATMENT CHAMBER MODEL
COAXIAL PADA NORMEX-HYPER ELECTRIC PULSE (HEP)
Rismoyo Nahri Filanto, Bagus Wisnu, Yuni Puspitasari, Faidiatul Andika Nuriah, 181
Aldilah Daydeva, Angky Wahyu Putranto
vi
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
vii
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
viii
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Bekasam merupakan salah satu produk fermentasi ikan yang banyak diolah secara
tradisional. Pemanfaatan ikan bandeng sebagai bahan baku pembuatan bekasam dilakukan
karena produksi ikan bandeng yang terus meningkat mulai dari tahun 2008. Fermentasi
bekasam dilakukan dengan mencampur ikan bandeng, nasi, dan garam yang diperam selama
14 hari dengan memanfaatkan aktivitas enzim dan mikroba. Bekasam hasil fermentasi diekstrak
menggunakan aquades. Ekstrak bekasam yang dihasilkan dianalisis kadar peptida serta
dilakukan uji aktivitas antioksidan dan aktivitas antihipertensinya. Konsentrasi bakteri asam
laktat yang ditambahkan kedalam kedalam proses fermentasi mempengaruhi bioaktif peptida
yang terkandung pada ekstrak bekasam. Bekasam memiliki kandungan senyawa bioaktif
dengan fungsi fisiologis sebagai antioksidan dan antihipertensi. Senyawa bioaktif yang terdapat
pada ekstrak bekasam dipengaruhi oleh adanya bakteri. Bakteri asam laktat memiliki peranan
penting dalam menghasilkan senyawa bioaktif peptida pada bekasam ikan bandeng.
Biopeptida dari bekasam yang memiliki sifat antioksidan dan antihipertensi ini potensial
dikembangkan sebagai material pangan fungsional.
ABSTRACT
Bekasam is one of the fishery product fermentation made traditionally. Utilization milk fish as raw
materials making because production of milk fish always increasing start at 2008. Bekasam made from
milk fish, rice, salt that mixing and fermentating at least 14 days usage enzyme and microbe activities.
Bekasam was extracted using aquades. Extract bekasam was analyzed percentage of peptide, antioxidant
activity, and antihipertensyactivity. Lactic acid bacteria in bekasam influence total of biactive peptide.
Bekasam contains bioactive compounds with physiological functions as antioxidants and
antihypertensives. The bioactive compounds contained in the extract are influenced by the presence of
bacteria. Lactic acid bacteria have an important role in producing peptide bioactive compounds in
bekasam milkfish. Biopeptide in bekasam has antioxidant and antihipertensives are potentially developed
as functional food material.
1
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
oleh masyarakat. Budidaya ikan bandeng ekstrak bekasam sebagai material untuk
mengalami peningkatan dari tahun 2008 antioksidan, dan antihipertensi.
sampai tahun 2012. Produksi bandeng pada
tahun 2008 mencapai 422.086 ton, dan BAHAN DAN METODE
meningkat pada tahun 2012 mencapai
482.930 ton (WWF-Indonesia 2014). Bahan utama yang digunakan dalam
Ikan memiliki sifat yang mudah rusak, penelitian ini adalah ikan Bandeng segar
sehingga diperlukan adanya penanganan ukuran kisaran 300-500 gr/ekor. Nasi yang
dan pengolahan yang baik. Nuraini et al. digunakan adalah beras C4 dan garam halus
(2014) menyatakan fermentasi merupakan yang digunakan adalah garam industri
salah satu jenis pengolahan untuk dengan merek Sarjana. Bahan lain yang
meningkatkan mutu dan lama penyimpanan digunakan yaitu NaOH 0,1 N, formaldehid
ikan. Bekasam merupakan salah satu produk 40% dan indicator fenolftalein (PP). Alat
hasil fermentasi ikan. Fermentasi bekasam yang digunakan yaitu baskom plastik,
dilakukan dengan melibatkan bakteri asam kantong plastik, stoples kaca, sendok,
laktat dan garam. Penambahan nasi ataupun timbangan digital centrifuge, autoclave,
kerak biasa digunakan dalam proses kertas saring, pipet ukur, pH meter, blender,
pembuatan bekasam sebagai sumber buret, corong gelas, erlenmeyer, gelas piala,
karbohidrat yang dapat merangsang labu takar, seperangkat alat destilasi uap,
pertumbuhan bakteri asam laktat. tabung reaksi, penangas air,
Produk fermentasi memiliki daya awet spektrofotometer dan mortar.
yang tinggi. Desniar et al. (2012) menjelaskan
peningkatan keawetan pada produk Pembuatan Bekasam ikan bandeng
fermentasi disebabkan oleh kontribusi Pembuatan prosedur pengolahan
bakteri asam laktat(BAL) dalam bekasam bandeng mengacu pada prosedur
menghambat pertumbuhan bakteri patogen pembuatan bekasam yang digunakan oleh
dan pembusuk. BAL menghasilkan beberapa Wikandari dan Yuanita (2014). Proses
metabolit sekunder seperti asam organik pengolahan bekasam yang dilakukan adalah
(asam laktat dan asetat), hidrogen peroksida, sebagai berikut: ikan bandeng segar disiangi
diasetil, dan bakteriosin. Bakteriosin (kepala, isi perut, sisik, sirip, dan insang
merupakan antimikrob peptida yang dibuang), kemudian dipotong miring
disintesis oleh ribosom. melintang menjadi 3 bagian berbentuk steak
Susanto dan Fahmi (2012) menjelaskan selanjutnya dicuci dengan air bersih dan
kandungan yang terdapat pada ikan yaitu ditiriskan selama 30 menit. Sampel ikan
peptida. Peptida merupakan salah satu selanjutnya ditambah dengan garam dengan
unsur senyawa yang bermanfaat bagi perbandingan ikan : garam yaitu 10:1.
kesehatan. Bioaktif peptida dapat ditemukan Penambahan garam pada ikan dicampur
pada berbagai macam jenis ikan. Limbah secara merata, dan letakkan pada wadah
pengolahan ikan dan ikan yang bermutu tertutup. Diamkan selama 2 hari, kemudian
rendah merupakan sumber bioaktif peptida tambahkan karbohidrat nasi dengan rasio
terbaik. Peptide berfungsi sebagai pembawa ikan : nasi yaitu 1:1 dan ditambahkan bakteri
pesan biologi, menstimulasi respon asam laktat Lactobacillus plantarum B1765
fisiologis. Peptida dari organisme laut dapat sebanyak 106 CFU/gram. Selanjutnya
dijadikan sebagai antioksidan, antikoagulan, bekasam difermentasi selama 7 hari.
dan antihipertensi yang berasal dari adanya
enzim terhidrolisa protein laut. Pembuatan ekstrak bekasam
Peptida menurut Wikandari dan Ekstrak bekasam dilakukan dengan
Yuanita et al. (2016) memiliki aktivitas ACEI cara centrifugasi. Bekasam sebanyak 10 mg
yang berasal dari aktivitas bakteri dihomegenisasi dengan akuades sebanyak
proteolitik. Penelitian yang telah dilakukan 100 mL dengan kecepatan 10.000 rpm selama
sebelumnya menunjukkan bahwa peptida 20 menit. Supernatan yang dihasilkan
dapat berperan sebagai aplikasi pangan kemudian dipisahkan dengan residu. Residu
fungsional. Penelitian ini bertujuan yang dihasilkan kemudian ditambahkan
memanfaatkan peptida yang terdapat pada dengan 50 mL akuades dan dilakukan
2
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
3
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
peptida yang terus meningkat dikarenakan Hal ini didukung oleh penelitian Ngo et
terjadi degradasi protein ikan menjadi al. (2012) yang menyatakan bahwa senyawa
oligopeptida. bioaktif peptida dari hidrolisat protein ikan
Peptida menurut Susanto dan Fahmi dapat menurunkan tekanan darah dan
(2012) memiliki fungsi sebagai pembawa meningkatkan fungsi hati. Mekanisme
pesan biologi dan merespon fungsi fisiologi. antihipertensi pada peptida tidak berbeda
Bioaktif peptida terdiri dari 3-20 asam dari obat sintetis. Obat sintetis memblok
amino. Senyawa protein menurut Ngo et al. semua ACE, sedangkan peptida
(2011) terdiri dari rangkaian bioaktif berkompetisi dengan ACE untuk
peptida. Susanto dan Fahmi (2012) menghambat aktivitasnya. Aktivitas
menyatakan bahwa bioaktif peptida antihipertensi pada peptida sama dengan
memiliki fungsi fisiologis sebagai captopril, obat antihipertensi komersial.
antioksidan, antihipertensi, dan dalam Aktivitas antioksidan ditentukan
penelitian Ngo et al. (2011) diidentifikasi oleh besarnya hambatan absorbansi radikal
dapat mengurangi kemungkinan penyakit bebas DPPH. Metode DPPH digunakan
jantung. Senyawa bioaktif peptida dengan untuk pengujian antioksidan karena mudah,
sifat antioksidan dan antihipertensi ini cepat, sederhana, dan tidak memerlukan
sangat potensial dikembangkan sebagai banyak sampel. Kandungan asam amino
pangan fungsional. Leu-Gly-Leu-Asn-Gly-Asp-Asp-Val-Asn
Senyawa bioaktif peptida dari bekasam yang terdapat pada protein ikan memiliki
terbukti memiliki sifat antihipertensi. Hal ini aktivitas antioksidan yang tinggi. Peptida
dipaparkan dalam penelitian Wikandari dan dapat menghambat peroksidasi lipid dan
Yuanita (2014) bahwa pemberian ekstrak kerusakan DNA. Aktivitas antioksidan
bekasam dapat menurukan tekanan darah peptida dapat dilihat pada Gambar 3.
sistol(TDS). Pengaruh pemberian ekstrak
bekasam terhadap penurunan tekanan darah
sistol dapat dilihat pada Gambar 2.
4
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
5
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan strategi inovasi alternative produk gula sawit untuk
dijadikan permen dan memilih prioritas strategi pengembangan untuk memberdayakan
masyarakat Desa Maredan Barat sehingga dapat menekan angka pengangguran. Untuk
mencapai tujuan dari penelitian ini maka metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dan analisis SWOT untuk rencana tindak terhadap pengembangan produk dan
pemberdayaan masyarakat Desa Maredan Barat. Hasilnya didapati bahwa gula yang
digunakan sebagai bahan baku adalah gula sawit yang berasal dari limbah pokok sawit hasil re-
planting. Dimana selama ini, limbah hasil re-planting pokok sawit tidak pernah dimanfaatkan
dan dibakar begitu saja tanpa ada penanganan yang tepat. Nira sawit ini mempunyai rasa yang
lebih manis dan biaya produksi yang lebih murah dari gula merah lainnya. Dalam proses
produksinya ikut memberdayakan masyarakat Desa Maredan Barat dalam hal perolehan dan
pengangkutan bahan baku, pengolahan, hingga pengepakan produk. Strategi yang bisa
dikembangkan adalah: (1)Memberikan pelatihan kepada IRT di Desa Maredan Barat berupa
pengolahan gula sawit menjadi permen gula sawit serta cara pengepakan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dengan ciri khas Homeland Melayu yang variatif. (2)Program
Fasilitasi penguatan modal usaha (hibah, kredit, dan lain-lain) (3)Kerjasama kelembagaan
untuk melakukan pengembangan usaha (4)Pencarian pasar-pasar potensial.
Kata Kunci: Gula sawit, Re-Planting sawit, Strategi pengembangan, Pemberdayaan masyarakat
ABSTRACT
This research explains alternative strategy of palm sugar product innovation to become candy
and choose development strategy priority to empower West Maredan Villagecommunity so that it can
depress unemployment rate. To achieve the purpose of this research, the research method used is
qualitative descriptive and SWOT analysis for action plan on product development and community
empowerment of Maredan Barat Village. The result found that the sugar used as raw material is palm
sugar derived from palm waste from re-planting. Where during this time, waste re-planting of palm is
never used and burned away without any proper handlimg. This palm juice has a sweeter taste and a
cheaper production cost than other sugar such as aren sugar or coconut sugar. In the production process,
also empower people of West Maredan Village in the term of acquisition and transportation of raw
materials, processing, and packaging the product. Strategies that can be developed are: (1) Provide
training to IRT in West Maredan Village in the form of processing palm sugar to candy palm sugar and
packing way in accordance with predefined standards with characteristic Homeland Malay varied. (2)
Facilitation programs for strengthening business capital (grants, credits, etc.) (3) Institutional
cooperation for business development (4) Searching for potential markets.
Keywords: Palm sugar, Palm re-planting, Development strategy,
6
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
7
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
8
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
9
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
"Diva Cake": Diversified Basic Cake Ingredients With Tofu Dregs as Waste
Reduction Efforts in Realizing Passion of Sociopreneur Towards SDG's
ABSTRAK
Jumlah konsumsi tahu di Indonesia tahun 2013 sebanyak 0,135 kg/kapita/tahun menjadi
0.136 kg/kapita/tahun. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada konsumsi tempe 0.133
kg/kapita/tahun pada tahun 2014. Peningkatan konsumsi akan berpengaruh pada peningkatan
produksi dan limbah atau ampas tahu yang dihasilkan. Volume ampas tahu tinggi dengan
konversi 100-112% dari bahan baku yang digunakan. Ampas tahu yang dihasilkan hanya
dibuang tanpa pengolahan sehingga menyebabkan bau yang menyengat dan mencemari
lingkungan. Padahal, di dalam ampas tau terdapat kandungan nutrisi seperti protein (23,55%),
lemak (5,54%), karbohidrat (26,92%), serat kasar (16,53%), dan air (10,43%). Nutrisi tersebut
masih sangat layak untuk dimanfaatkan manusia. Sehingga, perlu adanya inovasi untuk ampas
tahu dan turut berperan dalam program SDG’s. Salah satu tolok ukur keberhasilan SDG’s
adalah kemandirian masyarakat. Pembentukan kemandirian masyarakat dengan sosiopreneur.
Sosiopreneur merupakan proses yang melibatkan masyarakat untuk menciptakan lapangan
pekerjaan. Sehingga, inovasi “Diva Cake”: Diversifikasi Bahan Dasar Kue Dengan Ampas Tahu
Sebagai Upaya Pengurangan Limbah Dalam Mewujudkan Sosiopreneur Menuju SDG’s
merupakan inovasi yang tepat. Ampas tahu sebagai bahan baku didapatkan dari produsen
tahu kemudian diproses menjadi tepung ampas tahu sebagai bahan dasar kue. “Diva Cake”
dapat dikreasikan dengan berbagai varian kue dan dapat dijual bentuk tepung. Sehingga
masyarakat mendapatkan profit dari penjualan tepung ampas tahu “Diva Cake”, harapannya
masyarakat dapat mandiri ekonomi. Selain itu, lingkungan bebas dari pencemaran limbah yang
ditimbulkan dari ampas tahu.
Kata Kunci :Limbah, Sosiopreneur, Diva Cake, SDG’s
ABSTRACT
The amount of tofu consumption in Indonesia in 2013 is 0.135 kg / capita / year to 0.136 kg / capita
/ year. This amount is increased compared to the tempeh consumption; 0.133 kg / capita / in 2014. The
increased consumption will affect in production enhancement and waste or tofu waste. High dregs know
the volume with 100-112% conversion of raw materials used. The tofu waste that is produced is just
thrown away without processing causing a stinging smell and polluting the environment. In fact, in the
dregs there are nutrients such as protein (23.55%), fat (5.54%), carbohydrates (26.92%), crude fiber
(16.53%), and water (10.43%). Nutrition is still very feasible for human use. Thus, there is a need for
innovation for tofu waste and play a role in SDG's program. One of the benchmarks for SDG's success is
the community independence. Establishment of community self-reliance is with sociopreneur method.
Sociopreneur is a process that involves the community to create jobs. Thus, the innovation of "Diva
Cake": Diversification of Cake Basic Ingredients Using Tofu Waste as Efforts in Reducing Waste in
Realizing Sociopreneurs towards SDG's is the right innovation. The tofu is known as raw material
obtained from the tofu process and then processed into the tofu dregs as the base ingredient of the cake.
10
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
"Diva Cake" can be created with several of cake variations and can be sold in flour form. So that people
get profit from the sale of dregs flour tofu "Diva Cake", hope society can be independent economically. In
addition, the environment is free from waste pollution generated from tofu dregs.
Keywords : Waste, Sosiopreneur, Diva Cake, SDG’s
11
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
12
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
13
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
6. Setelah itu blender ampas tahu agar dengan suhu 180 derajat celsius
menjadi butiran yang halus. atau sampai kue matang
7. Terakhir saring dengan menggunakan Lakukan cara yang sama dengan
ayakan kue dan beri alas dibawah cara diats sampai 6 warna adonan
berupa nampan. Setelah tepung ampas kue selesai
tahu jadi. Buat rainbow cake ampas Susun cake dengan warna sesuai
tahu. selera anda
Tutup semua bagian luar kue
Aplikasi tepung ampas tahu sebagai dengan dengan butter cream atau
bahan baku rainbow cake whip cream.
150 gram tepung ampas tahu Untuk mempercantik kue silahkan
120 gram tepung trigu Taburi dengan meises warna
15 gram susu bubuk warni, permen cokelat warna-
100 gram gula pasir warni atau butiran hundreds dan
100 gram mentega yang sudah thousand sesuai selera anda
dilelehkan Dan Rainbow cake siap
7 putih telur dihidangkan, akan nampak terlihat
3 kuning telur cantik ketika anda memotongnya
1/4 sendok teh garam dan melihat bagian dalam
1 sdt emulsifier/TBM Selanjutnya rainbow cake dapat
Pewarna makanan pelangi ( merah dipasarkan dengan harga yang
jingga, hijau,biru , nila , ungu dan relative terjangkau dan siap
lainnya )\ bersaing dipasaran serta
relatif aman untuk dikonsumsi oleh
Bahan Topping/Olesan Kue Cake: masyarakat setempat.
Siapkan Butter cream warna putih Namun demikian, rainbow cake
atau whip cream tidak dapat bertahan lama. Hanya
Meises warna warni, permen sekitar satu minggu.
cokelat warna-warni, atau butiran
hundreds and thousand untuk Perincian perhitungan anggaran produk
taburan, sesuai selera yang Anda Diva Cake:
suka. TFC = Rp. 2.885.000,00/24 = 120.208,3333
dibulatkan 120.208
Cara Membuat Rainbow Cake Lembut : (diasumsikan umur ekonomis TFC = 2
Kocok telur,garam, gula pasir dan tahun)
emulsifier kedalam mixer sampai TC = TVC+ TFC
mengembang, setelah itu lalu = 5.800.000+ 120.208
matikan mixer = 5.920.208
Setelah itu masukan sedikit demi Hasil produksi diasumsikan menghasilkan
sedikit tepung terigu dan susu 200 gulung, dijual dengan harga 35.000/kg
bubuk yang sudah di ayak lembut HPP = 5.920.208/ 200
lalu di aduk rata lalu masukan = 29.601,04
mentega kedalam adonan sambil di Artinya harga pokok penjualan produk
aduk-aduk penulis ( harga dasar) sebesar 29.601,04
Selanjutnya bagi adonan menjadi 6 TR = P x Q = 35.000 x 200 = 7.000.000
bagian kedalam wadah yang sudah Artinya penulis mendapatkan penghasilan
dipisah dan diberi warna makanan sebesar 7.000.000
yang ber beda-beda CM = TR – TVC
Tuang slah satu adonan dalam = 7.000.000 - 5.800.000
loyang bundar dengan diameter 22 = 1.200.000
cm. dengan mengolesi loyang CMR = CM/TR x100%
dengan mentega tipis. = 1.200.000 / 7.000.000 x 100%
Lalu Panggang selama 30 menit = 17,14 %
14
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
15
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
oleh masyarakat sehingga cocok untuk program dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kegiatan sociopreneur selain sangat mudah, murah, atas dorongan dari kedua orang tua yang
efisien dan efektif. tak henti-hentinya dipanjatkan melalui
do’a. Tak lupa pula penulis ucapkan terima
SARAN kasih atas bantuan dari beberapa pihak
Melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah yang terlibat dalam penelitian ini. Terima
ini, penulis memiliki beberapa saran, kasih untuk orang istimewa dalam hidup
antara lain: saya dan kepada seluruhnya yang tak
1. Masyarakat harus tanggap terhadap dapat penulis sebutkan satu persatu. Karya
setiap hal yang ada disekitar untuk tulis ini penulis persembahkan untuk
dapat dijadikan peluang usaha mendiang ayahanda yang telah beristirahat
pemanfaatan kembali produk tenang. Semoga karya tulis ini dapat
pangan, terutama untuk masalah bermanfaat dalam dunia akademisi
pemanfaatan ampas tahu. selanjutnya.
2. Perlu adanya sosialisasi terkait
pentingnya mengolah kembali limbah DAFTAR PUSTAKA
dan cara dalam pengolahan limbah
yang seefektif dan seefisien mungkin. Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi
Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka
3. Masyarakat harus mengetauhi
Cipta
kandungan gizi yang ada pada ampas
tahu dan pemanfaatan kembali ampas
Palesangi M, 2012. Pemuda Indonesia dan
tahu sebagai Diva Cake.
Kewirausahaan Sosial. Bandung.
Pemerintah dan masyarakat hendaknya
Universitas Katolik Parahyangan
bekerjasama dalam memanfaatkan
Rahmawati F, 2009. Teknologi Proses
limbah ampas tahu karena negara-
Pengolahan Tahu dan Pemanfaatan
negara lain seperti India, Sri Lanka,
Limbahnya. Halaman 2-11.
Afrika,
Rusdi dan Iqbal. 2015. Pencernaan
dan Jepang sudah mendayagunakan am
Campuran Limbah Vinase dan
pas tahu menjadi berbagai macam Limbah Cair Tahu untuk
kegunaan dalam skala besar. Meningkatkan Produksi Biogas.
Eksergi. 12(2): 23-28
UCAPAN TERIMA KASIH
Tarmidi, A.R. 2010. Penggunaan Ampas
Tahu dan Pengaruhnya pada Pakan
Syukur Alhamdulillah senangtiasa
Ruminansia. Layanan dan Produk
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Umban Sari Farm.
Yang telah memberikan segala
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009.
kenikmatanya dan kekuatan bagi penulis
Perlindungan dan Pengelolaan
dalam menyelesaikan karya tulis ini. Pada
Lingkungan Hidup .
kesempatan kali ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
16
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Pangan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi. Asupan
gizi dalam suatu bahan pangan merupakan faktor penting demi menunjang intelegensi suatu
individu. Sebagian besar pangan Indoensia menggunakan tepung terigu sebagai bahan baku
dalam pembuatannya. Indonesia bukan negara penghasil gandum sehingga masih harus
mengimpor 4,3 juta ton gandum per tahun. Indonesia menempati peringkat ke-empat importir
gandum terbesar di dunia. Padahal, Indonesia merupakan negara yang memiliki biodiversitas
bahan pangan yang melimpah, akan tetapi pemanfaatannya masih kurang maksimal. Oleh
karena itu, diperlukan bahan lokal yang berpotensi sebagai pengganti gandum. Salah satu cara
yang dapat diterapkan yaitu diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan lokal seperti
bonggol pisang untuk dijadikan tepung sebagai pengganti gandum. Bonggol pisang sendiri
masih jarang dimanfaatkan. Bonggol pisang memiliki kandungan protein 3,4%, vitamin C 4%,
air 20%, pati 76%, dan serat kasar 23,9-39,4%. Serat kasar dapat membantu meningkatkan
kesehatan mikroflora pada usus manusia. Kandungan pati yang tinggi mencapai 76% serta
serat kasar 23,9-39,4% yang terdapat dalam bonggol pisang dapat dimanfaatkan menjadi
tepung yang kemudian diolah menjadi fuctional food berupa macaron. Tahapan yang harus
dilakukan dalam pembuatan tepung dari bonggol pisang yaitu tahap pembersihan bonggol
pisang dari akar-akar serabut, pemotongan menjadi bagian kecil, pencucian, perendaman,
penjemuran, pensangraian, penumbukan serta menghalusan, dan terakhir tahap pengayakan.
Kemudian dilanjutkan dengan tahapan pembuatan macaron yang meliputi: tahap penyiapan
bahan, pencampuran serta pengocokan bahan, pencetakan adonan, resting (pengistirahatan
macaron), pemanggangan adonan, dan terakhir tahap penyimpanan serta penyajian.
Kata kunci: bonggol pisang, macaron, dan mikroflora
ABSTRACT
Food is one of the basic human needs that must be met. Nutritional intake in a food is an
important factor in order to support the intelligence of an individual. Most of Indonesian food uses wheat
flour as raw material in its manufacture. Indonesia is not a wheat-producing countries so it still has to
import 4.3 million tons of wheat per year. Indonesia ranks fourth largest importer of wheat in the world.
In fact, Indonesia is a country that has abundant biodiversity of food, but its utilization is still less than
the maximum. Therefore, it is necessary to locally potentially replace the wheat. One way that can be
applied is the diversification of food by utilizing local ingredients such as banana hump to be used as flour
as a substitute of wheat. Banana hump themselfes are still rarely used. Banana hump has 3.4% protein
content, 4% vitamin C, 20% water, 76% starch, and crude fiber 23.9-39.4%. Rough fiber can help
improve the health of microflora in human intestines. High starch content reached 76% and 23.9-39.4%
crude fiber contained in banana hump can be utilized into flour which is processed into fuctional food in
the form of macaron. Steps to make banana flour from banana is the stage of cleansing banana mounds
from fiber roots, cutting small parts, washing, soaking, drying. roasting, pounding and smoothing, and
last stage of sifting. Steps to make macaron the preparation the materials, mixing and shaking the
material, dough printing, macaron resting, baking dough, and macaron done.
Keywords: Banana hump, macaron, and microflora
17
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
18
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
20
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
21
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
22
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Krik, Bos!: Development of High Protein Cookies Free Gluten Fortificated by Cricket
Flour in Mocaf as Local Food Branding
ABSTRAK
Pengembangan ekonomi suatu daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
ada didaerah tersebut merupakan salah satu program pemerintah yang sedang digalakan mulai
tahun 2000-an. Setiap daerah di Indonesia mempunyai potensi sumberdaya yang dapat
dimanfaatkan salah satunya Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ubi kayu dan
jangkrik merupakan potensi pertanian dan peternakan yang berasal dari Gunungkidul namun
pengolahannya menjadi produk bernilai tambah masih sangat minim. Ubi kayu dari daerah
Gunungkidul dapat diolah lebih lanjut menjadi tepung modified cassava atau mocaf. Mocaf
tersebut dapat diolah menjadi produk dengan nilai jual lebih tinggi menjadi kue kering atau
cookies tanpa gluten. Cookies komersial pada umumnya hanya memiliki kandungan karbohidrat
dan lemak yang tinggi, sedangkan kandungan proteinnya relatif rendah. Kurang Energi Protein
(KEP) pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi,
serta mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan. Jangkrik kalung kuning (Grillus testaceus)
merupakan potensi peternakan daerah Gunungkidul yang dapat dimanfaatkan sebagai
fortifikan tepung mocaf menjadi cookies dengan protein tinggi. Kandungan protein jangkrik
kalung kuning mencapai 65% menjadi salah satu alasan jangkrik menjadi bahan fortifikan,
selain itu jangkrik mudah dibudidayakan dalam skala besar, murah, dan halal untuk
dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula high protein cookies atau
Krik, Bos! yang dapat diterima secara sensori oleh konsumen, mengetahui informasi nilai gizi
dari Krik, Bos!, serta potensi pengembangan Krik, Bos! menjadi produk UMKM yang khas dari
daerah Gunungkidul dengan analisis ekonomi. Pemanfaatan serta pengolahan potensi daerah
menjadi produk yang dapat memberikan nilai tambah, merupakan salah satu program branding
pangan lokal. Program branding pangan lokal ini diharapkan mampu meningkatkan sosial
ekonomi masyarakat, meningkatkan konsumsi pangan lokal yang berhubungan dengan
program diversifikasi pangan, serta mengurangi angka penderita KEP di Indonesia.
Kata kunci: Gunungkidul, high protein cookies, jangkrik, potensi pangan lokal, ubi kayu
ABSTRACT
Economic development of a region by utilizing the existing natural resources in the area is one of
the government programs that are being started years from 2000. Each region in Indonesia has potential
resources that can be utilized, one of them is Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Cassava
and crickets are agricultural and livestock potentials derived from Gunungkidul, but their processing into
value-added products is still minimum. Cassava from the Gunungkidul area can be further processed
into modified cassava or mocaf flour and produced with higher selling value to cookies without gluten.
Commercial cookies generally have a high carbohydrate and fat content, while the protein is relatively
low. Kurang Energi Protein (KEP) in children can inhibit growth, susceptible to infectious diseases, and
23
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
lead to decreased levels of intelligence. Yellow necklace cricket (Grillus testaceus) is a potential livestock
from Gunungkidul area that can used as fortification to high protein cookies with protein content reaches
65%, thus becoming the reason of fortification material. In addition, crickets are easy to cultivate on a
large scale, cheap, and halal for consumption. The study aims to develop a high protein cookies formula or
Krik, Bos! Which can be received sensorially by consumers, knowing the nutritional value of Krik, Bos!,
as well as the development potential of Krik, Bos! Become a typical UMKM product from Gunungkidul
area with economic analysis. Utilization and processing of potential areas into products that can provide
added value, is one of the local food branding program. This local food branding program is expected to
improve socio-economic community, increase local food consumption that was associated with
diversification food program, and reduce the number of KEP patients in Indonesia.
Keywords: cassava, crickets, high protein cookies, Gunungkidul, potention of local food
24
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
balita masih di bawah Angka Kecukupan Bahan lain yang digunakan adalah akuades.
Gizi (Lestijaman, 2012). Kurang energi Sedangkan peralatan yang digunakan
protein pada anak-anak dapat menghambat adalah penggiling menggunakan hammer
pertumbuhan, rentan terhadap penyakit mill, alat pemanggang (oven), baskom,
infeksi dan mengakibatkan rendahnya pengayak 80 mesh, pisau, mixer dan alat
tingkat kecerdasan. pemotong/pengiris.
Selain singkong, jangkrik merupakan
hasil peternakan yang terkenal dari daerah Prosedur Kerja
Gunungkidul. Warga Desa Gunungkidul Pembuatan High Protein Cookies
tidak hanya menjual jangkrik sebagai pakan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
burung atau ikan tetapi juga diolah menjadi pembuatan tepung jangkrik kalung kuning,
kripik jangkrik sebagai sumber protein. pembuatan tepung mocaf, dan
Prayitno (2005) melaporkan hasil fortifikasi/formulasi produk.
penelitiannya tentang kandungan kimia Tahapan pertama adalah pembuatan
jangkrik kalung kuning ternyata tepung jangkrik kalung kuning, digunakan
mempunyai kandungan gizi cukup tinggi. jangkrik yang sudah berusia diatas 30 hari
Kandungan protein jangkrik kalung kuning dan jangkrik ini kemudian terlebih dahulu
sekitar 65%, protein kolagen dan asam direbus/direndam dalam air panas,
lemak omega-3 dan omega-6 sangat didinginkan baru setelah itu dilakukan
memungkinkan untuk dimanfaatkan sortir dengan pemisahan bagian kaki, sayap
sebagai bahan baku guna mengatasi dan kepala. Kemudian dicuci hingga bersih
masalah kurang gizi protein dalam lalu dimasukan kedalam oven selama
masyarakat. 24 jam dengan suhu 50 oC, baru setelah itu
Dua potensi besar dari daerah jangkrik digiling sampai berbentuk tepung
Gunungkidul yakni jangkrik dan singkong menggunakan hammer mill.
akan diolah menjadi high protein cookies Tahapan kedua adalah pembuatan
atau Krik, Bos!. Krik, Bos! diharapkan tepung mocaf, singkong atau ubi kayu segar
mampu mengatasi beberapa permasalahan umur 8-9 bulan (kesegaran terbaik dan
baik di daerah Gunungkidul maupun kadar pati tertinggi) kemudian dilakukan
Indonesia, karena pemanfaatan serta pemisahan kulitnya (peeling) dan pencucian
pengolahan potensi daerah menjadi produk (washing) pada wadah. Singkong atau ubi
yang dapat memberikan nilai tambah, kayu yang bersih dilakukan perajangan
merupakan salah satu program branding (cutting) atau pemotongan tipis dengan
pangan lokal. Program branding pangan ukuran 1-4 mm. Proses fermentasi
lokal ini diharapkan mampu meningkatkan dilakukan dengan menggunakan enzim
sosial ekonomi masyarakat Gunungkidul, asam laktat sebanyak 0.05% dari bobot awal
meningkatkan konsumsi pangan lokal yang ubi kayu yang telah terpotong tipis.
berhubungan dengan program diversifikasi Potongan ubi kayu yang telah ditambahkan
pangan, serta mengurangi angka penderita enzim asam laktat kedalam karung berpori
KEP di Indonesia. sampai terendam dalam air. Fermentasi
dilakukan selama 8-10 jam. Setelah proses
BAHAN DAN METODE fermentasi selesai, dilakukan pengepresan
atau penirisan. Hasil pengepresan dilakukan
Bahan dan Alat peremahan dan pengeringan menggunakan
Bahan utama yang digunakan dalam sinar matahari (manual) selama 10-16 jam
penelitian ini adalah ubi kayu atau singkong (dengan membalik bahan 2 jam sekali) atau
(Manihot utilisima) yang telah dijadikan dengan mesin dryer (mekanis) selama 7-8
tepung mocaf, jangkrik jenis kalung kuning jam dengna suhu 115 oC. Proses akhir
dan berbagai bahan pembuatan cookies dengan penepungan, hasilnya dilakukan
(telur, chochochips, gula, vanilla, mentega).
25
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
26
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
nilai diatas kebutuhan energi harian yang Statiztics 22 sehingga didapatkan hasil
telah ditetapkan, yaitu formula 1 (kode penilaian tersaji pada Tabel 3.
sampel 922) sebesar 2546.11 kkal; formula 2 Hasil penilaian terhadap penampakan
(kode sampel 699) sebesar 2671.97 kkal; dan ketiga sampel tidak berbeda nyata pada
formula 3 (kode sampel 258) sebesar 2797.82 (P<0.05) bisa dilihat dari nilai signifikansi
kkal. Adonan yang dicetak berbentuk cookies test between two subject sampel yang bernilai
0.364. Hasil yang tidak berbeda nyata juga
memiliki asumsi minimal konsumsi
ditunjukkan oleh atribut aroma dan tekstur
sebanyak 5-7 buah (keping) per hari untuk
dengan masing-masing taraf signifikansi test
mencukupi kebutuhan energi yang between two subject 0.492 dan 0.179 lebih
diperlukan dengan tetap menjalankan besardari nilai (P<0.05). Hasil dari
asupan makan normal. Prototype Krik, Bos! perlakuan perbedaan jumlah tepung
dapat dilihat pada Gambar 1. jangkrik yang ditambahkan berbeda nyata
pada atribut rasa dan keseluruhan dengan
Tabel 3. Hasil output ANOVA test between
signifikansi masing masing atribut 0.010 dan
two subject
0.042 dengan (P<0.05).
Type III
Source
Dependent
Sum of df
Mean
F Sig. Selain itu hasil penampakan, aroma,
Variable Square dan tekstur tidak berbeda nyata dari ketiga
Squares
sampel dapat dibuktikan oleh hasil uji lanjut
Model Kenampakan 2063,756a 32 64,492 54,811 ,000 Duncan dengan tidak adanya perbedaan
Aroma 1591,689b 32 49,740 42,232 ,000 subset. Subset pada uji lanjut Duncan
menunjukkan suatu sampel berbeda jika
Rasa 1530,422c 32 47,826 36,702 ,000 terletak pada subset yang berbeda. Berbeda
Tekstur 1789,622d 32 55,926 67,049 ,000 dengan hasil dari uji lanjut Duncan pada
atribut rasa dan keseluruhan yang
Keseluruhan 1686,022e 32 52,688 52,708 ,000 menunjukkan perbedaan sampel dilihat dari
Panelis Kenampakan 63,82 2 29 2,201 1,870 ,021 sampel dengan kode 922 terletak pada
subset 1 sedangkan sampel 699 dan 258
Aroma 68,889 29 2,375 2,017 ,012 terletak pada subset 2. Sampel dengan kode
Rasa 109,156 29 3,764 2,889 ,000 258 dan 699 mempunyai penilaian kesukaan
yang hampir sama dapat dilihat dari letak
Tekstur 61,822 29 2,132 2,556 ,001 subset yang sama pada aspek keseluruhan
Keseluruhan 57,956 29 1,998 1,999 ,013 dapat dilihat pada Tabel 4.
Sampel Kenampakan 2,422 2 1,211 1,029 ,364 Tabel 4. Hasil uji lanjut Duncan pada tiga
Aroma 1,689 2 ,844 ,717 ,492
sampel cookies pada penilain keseluruhan
atribut sensori dari cookies Krik, Bos!.
Rasa 13,089 2 6,544 5,022 ,010
Sampel N Subset
Tekstur 2,956 2 1,478 1,772 ,179 1 2
Keseluruhan 6,689 2 3,344 3,346 ,042
922 30 3,867
699 30 4,367 4,367
258 30 4,500
Uji Organoleptik Pada Fortifikasi dan Sig. ,058 ,607
Formulasi High Protein Cookies
Berdasarkan hasil dari test between two
Pegujian organoleptik berupa uji rating
subject dan uji lanjut Duncan pada
hedonik (kesukaan) oleh 30 orang dengan
keseluruhan atribut, dapat disimpulkan
syarat bukan panelis terlatih dengan
bahwa rasa adalah atribut yang
menggunakan form pengujian atau
mempengaruhi tingkat kesukaan panelis
kuisioner. Hasil uji organoleptik terhadap
pada produk cookies Krik, Bos!, sedangkan
tingkat kesukaan cookies mocaf dengan
untuk atribut kenampakan, aroma, dan
fortifikasi tepung jangkrik, produk Krik, Bos!
tekstur panelis menyatakan tidak ada
diolah menggunakan program SPSS
perbedaan dari ketiga sampel. Sampel
27
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
65,24%
64,29%
64,28%
63,33%
62,38%
70%
61,90%
60,95%
59,05%
59,05%
58,57%
56,19%
55,24%
= 1,2
49,05%
ROI
= (Rp 16,198,000/ Rp
Gambar 2. Persentase rata-rata penilaian 71,175,000) x 100%
panelis terhadap cookies mocaf dan tepung = 22.76%
jangkrik Jangka Waktu Pengembalian Modal
Jangka waktu
28
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
dan uji lanjut Duncan. Cookies dengan kode Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang
sampel 258 merupakan cookies dengan Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
komposisi penambahan tepung jangkrik Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
kalung kuning tertinggi dibanding dua Gunung Kidul akan bentuk kelembagaan
sampel yang lain yakni 75 gram atau setara Petani Singkong. 2016. [Internet].
[Artikel]. [Diunduh: 24 Desember 2016].
dengan 27,27% dari total tepung mocaf.
Tersedia pada:
Energi tiap keping cookies Krik, Bos! sebesar
http://www.beritasatu.com/ekonomi/
69.94 kkal atau 2797.82 kkal per 100 gram
388694-gunung-kidul-akan- bentuk-
cookies, sehingga cookies dengan kode kelembagaan-petani-singkong.html.
sampel 258 merupakan produk Krik, Bos! Lestijaman, Tjatur. 2012. Susu Pertumbuhan
yang akan dijual ke konsumen. Analisis untuk Anak dalam Beberapa Tahapan
kelayakan finansial, produk ini memiliki Usia. Artikel. [Internet]. [Diunduh: 20
peluang yang baik dengan estimasi harga Desember 2016]. Tersedia pada:
produk Rp 14.000,00 dengan isi 20 keping http://foodreview.co.id/blog-56468-
cookies akan dapat kembali modal dalam Susu-Pertumbuhan-untuk-Anak-
waktu 0,2 bulan jika setiap hari dapat dalam-Beberapa-Tahapan-Usia.html.
menjual 30 bungkus atau dapat balik modal Prayitno. 2005. Potensi Jangkrik Kalung
setelah 1 bulan jika mampu menjual 6 seabgai Bahan Baku Industri Pangan
dan Farmasi. Seminar Nasional Astik go
bungkus/hari.
Indsutri di Jogja Expo Center Agustus
2005. Litbang Astrik Pusat.Yogyakarta.
UCAPAN TERIMA KASIH Saksono H. 2012. Pasar Biskuit Diproyeksi
Tumbuh 8% Didorong Konsumsi.
Penulis mengucapkan terima kasih Artikel. [Internet]. [Diunduh: 15
kepada Departemen Ilmu dan Teknologi Desember 2016]. Tersedia pada:
Pangan, Biokimia, Teknologi Industri http://www.indonesiafinancetoday.co
Pertanian serta dosen pembimbing Dr. m.
Nancy Dewi Yuliana,S.TP, M.Sc. atas waktu Subagio. 2006. Industrialisasi Modified
dan saran beliau dalam pembuatan cookies Cassava Flour (Mocaf) sebagai Bahan
Krik, Bos!, penulisan, serta penelitian. Baku Industri Pangan untuk
Menunjang Diversifikasi Pangan Pokok
DAFTAR PUSTAKA Nasional. Dalam Hal Lala F. et al. 2013.
Uji Karakteristik Mie Instan Berbahan-
Baku Tepung Terigu dengan Substitusi
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standart
Mocaf. J Biopros Kom Trop. 1(2): 11 – 20.
Nasional Indonesia (SNI). SNI 3751:
Suyastiri NM. 2008. Diversifikasi pangan
2009. Tepung Terigu. Dewan
pokok berbasis potensi lokal dalam
Standarisasi Indonesia. Jakarta.
mewujudkan ketahanan pangan
Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standart
rumahtangga pedesaan di kecamatan
Nasional Indonesia (SNI). SNI 3751:
Senim kabupaten Gunung kidul. Jurnal
2011. Tepung Mocaf. Dewan
Ekonomi Pembangunan. 13(1): 51-60.
Standarisasi Indonesia. Jakarta.
U.S. Wheat Associates. 1983. Pedoman
Choirunisa Fithri dan Trisnawati Merina
Pembuatan Roti dan Kue. Djambatan.
Ling. 2015. Pengaruh Penambahan
Yuwono SS, Kiki Febriyanto, Nova SD. 2013.
Konsentrat Protein Daun Kelor dan
Pembuatan Beras Tiruan Berbasis
Karagenan Terhadap Kualitas Mie
Modified Cassava Flour (Mocaf): Kajian
Kering Tersubtitusi Mocaf. J Pangan
Proporsi Mocaf: Tepung Beras dan
Agroindustri. 3 (1): 237 – 247.
Penambahan Tepung Porang. Jurnal
Departemen Kesehatan RI (Depkes RI). 1996.
Teknologi Pertanian 14(3): 175-182.
Pedoman Praktis Pemantauan Gizi Orang
Dewasa. Jakarta: Depkes.
Departemen Kesehatan RI. (2006). Kepmenkes
Nomor 1593/Menkes/ SK /XI/ 2005
29
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Widya Nur H1*, Hairil F1, Venisa Y1, Murtadha Ali Barkah S2, dan Joko Tri R3
Email: widyanur120709@gmail.com
Jl. Veteran Kota Malang
ABSTRAK
Kefir wortel merupakan hasil olahan wortel yang difermentasi dengan memanfaakan
bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophiles) (Cheirsilp et al, 2003).
Pengendalian temperatur sistem dalam proses pasteurisasi (60-95 oC )dan fermentasi (40-45 oC)
menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. INUVINE (Integrated UV Parsteurisation and
Chemostat Fermentation Lowgrade-Carrot Kefir Machine) merupakan bioreaktor yang dirancang
khusus untuk memberikan 2 kondisi optimum pada proses fermentasi kefir wortel secara
otomatis dengan menggunakan prinsip Chemostat (Continuous Culture). INUVINE
menggunakan penyinaran dengan UV-C pada vessel pasteurisasi dan thermocontroller pada
vessel fermentasi pada rentang suhu 40–45 oC, sehingga fermentasi dapat berjalan secara cepat
yaitu selama 5 jam, bebas dari kontaminan dan kualitas yang lebih baik dari metode
konvensional. Penerapan teknologi INUVINE pada UKM Istiqomah akan menghemat waktu
proses pembuatan kefir sebesar 89 % dan peningkatan produksi mencapai 300 % dari produksi
kefir secara konvensional.
ABSTRACT
Carrotkefir is fermented carrot processed by utilizing lactic acid bacteria (Lactobacillus bulgaricus and
Streptococcus thermophiles) (Cheirsilp et al, 2003). Temperature control on pasteurization (60-95 oC) and
fermentation (40-45 oC) is an important thing to do. INUVINE (Integrated UV Parsteurisation and
Chemostat Fermentation Lowgrade-Carrot Kefir Machine) is a bioreactor specially designed to provide 2
optimum conditions in the fermentation process of carrot kefir automatically using the principle of
Chemostat (Continuous Culture). INUVINE uses irradiation with UV-C on pasteurized vessels and
thermocontrol on fermentation vessels at 40-45 oC, so that fermentation can run rapidly only for 5 hours,
free of contaminants and better quality than conventional methods. Implementation of INUVINE
technology in UKM Istiqomah will save time of kefir production process by 89% and increase 300% of
kefir production than conventionally.
30
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
31
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
32
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas Lucia, Suci. 2008. Optimasi Fermentasi Asam
kefir, dan berpengaruh secara langsung terhadap Kojat Galur Mutan Aspergillus flavus
profit yang didapatkan oleh UKM ISTIQOMAH. NTGA7A4UVE10. Skripsi. Fakultas
Hasil menunjukkan bahwa teknologi INUVINE Matematika dan Ilmu Pengetahuan
dapat meningkatkan produktivitas mencapai AlamUniversitas Indonesia. Depok
300%. Teknologi INUVINE secara luas dapat Ningtyas, Dian. 2009. Alih Teknologi
diterapkan dalam Usaha Kecil Menengah (UKM)
Pembuatan Minuman Sehat Kefir
dalam bidang produk fermentasi lain seperti
d’carrotaKaya Vitamin A Berbasis Wortel
yogurt. Oleh karena itu, INUVINE merupakan
teknologi yang tepat dalam pengembangan Subgrade di Desa Ngaglik Batu,
Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Batu JawaTimur.LPPM. Fakultas Teknologi
secara khusus dan Indonesia secara umum. Pertanian Universitas
Brawijaya.Malang
UCAPAN TERIMA KASIH Pusdatin. 2013. Buletin Konsumsi Pangan.
Pusdatin.setjen.pertanian.go.Id/tinymc
Dalam melakukan program Food- puk/gambar/file/buletin-konsumsiTW4-
sociopreneur, tim INUVINE mengucapkan 2013.pdf. Diakses tanggal 2 Oktober
terima kasih kepada Kementrian Riset Teknologi 2016.
dan Pendidikan Tinggi yang telah memberikan Santhirasegaram, V., Zuliana R., Dominic S.,
bantuan hibah dana guna menyukseskan program Chandran S. 2015. Comparison of UV-
food-sociopreneur di UKM ISTIQOMAH. Ctreatment and thermal
pasteurization on quality of
DAFTAR PUSTAKA
Chokanan mango (Mangifera
Cheirsilp, Benjamas. Hirofumi, S., Hiroshi, indica L.) juice. Journal of Food and
S., Suteaki, S. 2003. Interactions Bioproducts Processing. 94: 313-321
between Lactobacillus Simon, Philipp W. 1993. Carrot: Daucus
kefiranofaciensand Saccharomyces carota L. Genetic Improvement of
cerevisiaein mixed VegetableCrops. Impact of Agriculture
culture for kefiran production. Journal in Human Life and Health. 33: 479-484
of Bioscience and Bioengineering. vol. 96, Syarifah, Hafara Hilma. 2010. Pengaruh
Substitusi Wortel Parut pada Biskuit
no. 3, pp. 279-284
WortelDitinjau dari Kadar Beta Karoten
Corona,O., Randazzo,W., Alessandro,M.,
dan Daya Terima. Skripsi. Fakultas
Guarcello, R., Nicola, F., Erten, H.,
IlmuKesehatan Universitas
Moschetti, G., and Settanni, L. 2015.
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Characterization of kefir-like
Vardjan, T., Mohar Lorberg, Rogelj, I.,
beveragesproduced from vegetable
Canzek M. 2013. Characterization and
juices. Food Science and Technology.
stabilityof lactobacilli and yeast
Vol.66, no.3, pp. 187-199
microbiota in kefir grains. Journal of
Gultom, Yohanna Tetty. 2014. Uji Daya
Dairy Science. 96(5): 2729–2736
Terima dan Nilai Gizi Mi Basah yang
Dimodifikasi dengan Tempe dan Wortel
(Daucus Carota L.). Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Medan
Kasperczyk, S., Michal D., Janusz K., Alina
O., Jolanta Z., and Ewa B. 2014.
BetaCarotene Reduces Oxidative
Stress, Improves Glutathione
Metabolism AndModifies Antioxidant
Defense Systems In Lead-Exposed
Workers. Toxicology
and Applied Pharmacology Journal. 280:
36-41
33
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Qoirul Irfandri1, Mohammad Safrizal2, Devi Wahyu Istati1, Delia Muliawati1, Fathillah
Nurrachmadiati2, Dewi Maya Maharani2
ABSTRAK
ABSTRACT
Bendrong Hamlet, Argosari Village, Jabung Sub-district, Malang Regency is one of the most
potential rural areas to be developed. Bendrong hamlet is one of the hamlets that get biogas sanitation
program by the government. Based on the survey results showed that there are 77 biogas installations in
Bendrong village and produce 15,400 kg of slurry per day. The waste of slurry is only used as much as
25% and the rest is discharged and flowed into the river. OASIS is alternative solution to effective,
efficient and useful waste management is needed. The handling of slurry based on the concept of
Integrated Farming System. Integrated Farming System is a system that combines the activities of
agriculture, animal husbandry, fishery, forestry and agriculture-related science in a single field, so it is
expected to be one solution to increase land productivity. The purpose of this program is to know the most
effective way to give understanding to the target community that waste can be processed into a useful
34
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
product and economic value, knowing how to manage slurry and organic waste into earthworm, liquid
fertilizer, worm and vegetable planting media , and apply the worm and vegetable cultivation based
Integrated Farming System to improve the welfare of target communities.
35
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
36
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
37
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
38
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Adamsyah Harika1, Diki Darmawan2, Laela Fitrian3i, Lantip Titik Sarici4, Rizki Adha Lubis5
1,2,3,5Program
Studi Keteknikan Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
4Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
Email: Acyla.team@gmail.com
Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia
ABSTRAK
Dusun Sendang Biru merupakan kawasan pesisir yang sangat sulit untuk dibudidayakan
sayur-sayuran. Beberapa faktor penyebabnya diantara lain konisi tanah yang mudah terosi dan
tiak subur serta kurangnya persediaan air bersih. Disamping itu, potensi lahan pertanian yang
dapat dijadikan untuk pertanian holtikultura hanya seluas 2 Hektar, dengan kapasitas produksi
10 ton. Melihat kondisi yang ada maka sangat tidak mungkin dilakukan budidaya sayur-
sayuran secara konvensional. Solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
pemanfaatan potensi air laut yang dimiliki dengan menggunakan teknologi destilasi air laut.
Namun, perlu dilakukan penyadaran dan pemberdayaan terlebih dahulu kepada masyarakat.
Acyla-system (Agrocoastal with Distilation System) merupakan konsep pemberdayaan
masyarakat dalam pemanfaatan destilasi air laut sebagai media pertanian hidroponik.Metode
pelaksanaan program ini meliputi 1) Sosialisasi, 2) Pelatihan Pembuatan hidroponik, 3)
Pelatihan Pembuatan destilator, , 5) pelatihan Kewirausahaan, 6) Monitoring Evaluasi, 7)
penyusunan laporan. Melalui penerapan program ini telah dibangun destilator dengan
dimensi panjang, lebar, tinggi belakang serta tinggi depan: 90 cm x 80 cm x 60 cm x 20 cm yang
mampu menghasilkan air dengan volume 500-600 ml/hari yang dapat digunakan untuk 2 liter
bak hidroponik. Warga dapatmemanfaatkan air bersih tersebut sebagai media pertanian
hidroponik, sehingga warga dapat mengembangkan pertanian hidroponik secara mandiri dan
bisa mensejahterahkan perekonomian melalui hasil pertanian hidroponik yang dikembangkan
sebagai usaha yang berkelanjutan. Adapun artikel ilmiah ini ditulis sebagai bagian dari
penelitian yang akan dikembangkan.
Kata Kunci: Sendang Biru, Destilasi, Acyla-system
ABSTRACT
Sendang Biru is a coastal area which doesn’t support for thethe cultivation of vegetables. Some
factors that influences are the land in this village is commonly consisted of chalk which is prone to erosion
and is not fertile, the oter factor is lack of clean water.Besides, the potential of farming land which can be
used for horticulture is only 2 hectares in area with the production capacity of 10 tons. So, it is very
impossible to cultivete the vegetables with convensional system. An alternative solution to overcome the
problem is the utilization of the potential of seawater by using the technology of distillation of seawater.
But, it is need to give awarness and empowering the communiity firstly. Acyla-system is the concept of
community ompowerment in the utilisation of seawater destillation as an attempt to develop hydroponi
farming in the coastel area. The methods of this program are 1) Socialisation, 2) Hydroponics Training,
3) Destillator-making Training, 5) Entrepreneurship Training, 6) Monitoring and Evaluation, 7)
Reporting. Through the application of this program, destillator has been built with the length, width, back
height, and front height of 90 cmx 80 cm x 60 cm x 20 cm which is able to generate 500-600 ml of water a
39
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
day that can be used for 2 liters of hydroponic basin. The people in this community can utilize the clean
water as a media for hydroponics, so that they can develop hydroponic farming independently and can
improve the economy through the hydroponic farming crops which is developed as a sustainable and
continuous activity. This paper is written as part of on going research.
Keywords: Sendang Biru, Distillation, Acyla-system
40
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
41
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
42
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
43
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
The Use of Oyster Mushroom Waste Water as A Solution for Making Organic
Flavour Enhancer at UKM Agronusa Mushroom Kec. Bumiaji Kota Batu
Linda Novitasari1*, Sisca Ikke Wulandari1, Wahyu Wulantiasari1, Andy Pratama Nugraha1,
Anggara Nur Rushydi1
ABSTRAK
ABSTRACT
Oyster mushroom is a vegetable commodity that is very potential to be developed and directed to
improve the state of nutrition through diversification of foodstuffs and has a considerable export
opportunities. SME Agronusa Mushroom is currently processing oyster mushroom boiled water
generated from the production process. The oyster mushroom waste water produced from all production
processes at SME Agronusa Mushroom is 40 L of the total 50 Kg of oyster mushroom used every day.
Agronusa Mushroom flavor is also one important ingredient, remind all processed products using flavor
as one of the ingredients. The flavoring requirement of SME Agronusa Mushroom cattle is about 5% of
total production cost. The solution to solve the problem in SME Agronusa Mushroom is with M-Nafer
(Mushroom Flavor Enhancer). M-Nafer covers 2 parts: flavoring and tool making. The formulations used
in the preparation of M-Nafer flavoring are fungal waste which have been concentrated to 10%, dextrin
with a ratio of 4: 3 (dextrin: ingredients) and 4% salt. Tools that use EMD technology (Electric Mixer-
Dryer Technology). This technology uses stirring and drying in 1 tool equipped with temperature control
60-65oC.
Keywords: oyster mushroom, mushroom waste, flavor
44
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
45
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
pada jamur tiram sendiri terdapat 21,7 % proses pemekatan. Pada proses pemekatan
dari keseluruhan protein yang terdapat juga ditambahkan dengan bahan tambahan
pada jamur tiram. Jumlah ini dibilang yaitu garam, sebesar 4% dari nilai bahan
cukup banyak bila dibandingkan dengan awal. Setalah proses pemekatan sampai
jumlah asam amino lain yang terkandung 10%, kemudian sampel hasil pemekatan
dalam jamur tiram. didinginkan, lalu dilakukan pencampuran
bahan hasil pemekatan dengan
Bahan Pengisi Pada Pengolahan M-Nafer menggunakan bahan pengisi dalam hal ini
Bahan pengisi pada pengolahan adalah dekstrin. Proses pencampuran
flavor yaitu bahan yang ditambahkan dilakukan secara perlahan, sedikit demi
dengan tujuan untuk memerangkap flavor sedikit guna mengoptimalkan proses
dan meningkatkan kandungan total pencampuran. Setelah dilakukan proses
padatan dalam larutan (Sadika, 2009). pencampuran dengan bahan-bahan yang
Sedangkan penambahan bumbu pada dibutuhkan, maka akan dihasilkan produk
pengolahan flavor bertujuan sebagai berbentuk bubuk. Produk ini kemudian
pengawet dan penambah cita rasa. dikeringkan pada suhu 60-65 oC. Pada
percobaan ini dilakukan tiga perlakuan
Dekstrin
terhadap komposisi dekstrin dan limbah
Dekstrin memiliki banyak fungsi
jamur. Perlakuan pertama yaitu
dalam pengolahan pangan diantaranya
menggunakan dekstrin dan limbah jamur
sebagai bahan pengikat dan enkapsulasi
dengan perbandingan 1:1. Perlakuan yang
(Ismiwarti, 2005). Pemilihan dekstrin
kedua yaitu menggunakan dekstrin dan
didasari oleh sifat kelarutan tinggi, mampu
limbah jamur dengan perbandingan 4:3.
mengikat air, viskositas relatif rendah
(Hastuti, 2012). Dekstrin sendiri merupakan
hasil hidrolisis pati menjadi gula oleh HASIL DAN PEMBAHASAN
panas, asam atau enzim. Proses ini
melibatkan alkali dan oksidator, Melihat kandungan asam glutamat
Pengurangan panjang rantai tersebut akan yang terdapat pada air limbah jamur sanga
menyebabkan perubahan sifat dimana pati memenuhi sebagai penyedap rasa yang
yang tidak mudah larut dalam air diubah memiliki cita rasa yang khas. Berdasarkan
menjadi dekstrin yang mudah larut percobaan yang telah dilakukan formulasi
(Tyanjani, 2015). yang cocok untuk membuat penyedap rasa
adalah sample limbah jamur yang telah
Bahan Tambahan dipekatkan hingga 10%, dextrin dan garam.
Bahan tambahan yang digunakan Berdasarkan percobaan yang dilakukan
dalam pembuatan penyedap rasa M-Nafer pada perlakuan yang pertama yaitu
adalah garam dipergunakan manusia perbandingan dekstrin dan limbah jamur
sebagai salah satu metode pengawetan 1:1 berbentuk pasta, berwarna coklat muda
pangan yang pertama dan masih butuh engeringan lebih lama dan
dipergunakan secara luas mengawetkan penghancuran untuk menjadi bubuk. Pada
berbagai macam makanan. Garam pada saat dilarutkan berwarna putih keruh
konsentrasi tertentu berfungsi sebagai aromanya terasa jamur.. Pada perlakuan
penambah cita rasa pada bahan pangan kedua yaitu perbandingan dekstrin dan
(Ismiwarti, 2005). limbah jamur 4:3 berbentuk serbuk setelah
dicampur, berwarna putih, ketika
Metode dilarutkan berwarna putih kekuningan
Proses yang dilakukan dimulai agak keruh dan larutan beraroma jamur
dengan pemekatan air rebusan jamur tiram tidak menyengat. Pembanding yang
sampai 10%. Proses ini diawali dengan digunakan adalah penyedap rasa dari
melakukan proses filtrasi atau penyaringan tepung jamur “totole” berwarna putih,
terhadap limbah air rebusan jamur tiram, ketika dilarutkan tidak terlarut sempurna
agar dihasilkan air yang murni tanpa namun berwarna jernih
adanya scrap, yang dapat menggangu
46
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
SIMPULAN
47
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Abu Hasan1, Anjar Puji Astuti1, Ahmad Sultonul Fikri1, Juprihani1, Meris Novarista
Christiawan1
ABSTRAK
Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar memiliki jumlah panen padi seluas 518
hektar. Jumlah panen padi yang cukup luas menyebabkan jerami sisa panen padi yang
dihasilkan juga cukup banyak, yakni sekitar 5-8 ton setiap hektarnya. Namun, mayoritas
kesuburan tanah lahan pertanian di Desa Ploso terus mengalami penurunan akibat
penggunaan pupuk kimia. Di sisi lain, jumlah pemuda khususnya yang bukan angkatan kerja
di Desa Ploso cukup banyak yaitu sekitar 336 jiwa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alternatif
baru pengolahan limbah jerami yang bermanfaat dan ramah lingkungan, yakni dengan
pembuatan pupuk organik cair dan padat. Pemanfaatan jerami menjadi pupuk organik akan
memberikan keuntungan bagi masyarakat, yaitu terpenuhinya kebutuhan pupuk bagi petani
sekitar, kemandirian pemuda, serta tidak ada lagi jerami yang menumpuk. Tujuan
dilaksanakannya program ini adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah jerami
sebagai pupuk organik dengan konsep Organic Fertilizer Economic Empowerment yang dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar.
Metode pelaksanaan dari program ini meliputi tahap persiapan, yakni perijinan lokasi dan
pembuatan modul. Tahap kedua meliputi pelaksanaan kegiatan, yakni sosialisasi program
kepada pemuda desa, pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan padat, pelatihan
pengemasan serta pelatihan pemasaran. Kedepannya diharapkan akan tercipta masyarakat
yang sadar lingkungan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di Desa Ploso.
ABSTRACT
Ploso Village Selopuro District Blitar Regency has 518 hectares of rice harvest. The amount of rice
harvest that is large enough to cause the straw from rice harvest is also quite a lot, about 5-8 tons per
hectare. However, the majority of soil fertility of agricultural land in Ploso Village continues to decline
due to the use of chemical fertilizers. On the other hand, the number of youth especially those who are not
labor force in Ploso Village is quite a lot of about 336 people. Therefore, it needs a new alternative of
beneficial and environmentally friendly waste treatment of straw, that is by making liquid and solid
organic fertilizer. Utilization of straw into organic fertilizer will provide benefits for the community,
namely the fulfillment of fertilizer needs for farmers around, youth independence, and no more straw that
accumulate. The purpose of this program is to optimize the use ofstraw waste as organic fertilizer with the
concept of Organic Fertilizer Economic Empowerment that can improve the economy of the community
in Ploso Village Selopuro District Blitar Regency. The method to implementation of this program
includes the preparation phase, namely location permitting and module creation. The second phase
includes the implementation of activities, namely the socialization of the program to the youth, training of
48
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
liquid and solid organic fertilizer, training of packaging and training of marketing. In the future, it is
expected to create an environmentally conscious society and increase the welfare of the community in
Ploso Village.
49
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Metode
Program pengabdian masyarakat ini 2. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik
dilaksanakan kepada para pemuda di Desa Jerami
Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Kegiatan pelatihan pembuatan
Blitar dalam waktu 5 bulan, yaitu mulai pupuk organik jerami ini dilaksanakan
proses persiapan hingga pengaplikasian pada tanggal 30 April 2017 di Balai
program.Metode yang digunakan dalam Desa Ploso dengan peserta pemuda
melaksanakan kegiatan pengabdian ini desa dan perwakilan anggota
adalah metode presentasi/ceramah, tanya kelompok tani. Dalam kegiatan
jawab, pelatihan dan pendampingan serta pelatihan ini para peserta diajak
monitoring evaluasi. praktek pembuatan pupuk organik
jerami secara langsung. Adapun
HASIL DAN PEMBAHASAN pupuk organik jerami yang dibuat ada
dua macam, yaitu pupuk organik
Pelaksanaan Kegiatan padat dan pupuk organik cair.
Pada program pengabdian masyarakat
ini tahap persiapan yang dilakukan
meliputi perijinan lokasi kepada Kepala
Desa Ploso dan pembuatan modul
pelatihan (pembuatan, pengemasan dan
pemasaran pupuk organik jerami).
Program pengabdian ini dilaksanakan
dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan
selama 4 kali pertemuan dengan rincian
sebagai berikut:
1. Sosialisasi Program
Kegiatan sosialisasi ini
dilaksanakan pada tanggal 16 April
2017 di Balai Desa Ploso dengan
Gambar 2. Antusiasme peserta dalam
peserta pemuda desa dan perwakilan
mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan
anggota kelompok tani. Dalam
pupuk organik jerami
kegiatan ini dilakukan pengenalan
tentang program pengabdian yang
3. Pelatihan Pengemasan Pupuk Organik
akan dilaksanakan, pemberian materi
Jerami
tentang pembuatan pupuk organik
Kegiatan pelatihan pengemasan
jerami dan tanya jawab tentang
pupuk organik jerami ini rencananya
permasalahan yang mereka alami
akan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei
selama ini.
2017 di Balai Desa Ploso. Dalam
kegiatan pelatihan ini para peserta
dibagikan modul tentang pengemasan,
pemberian materi tentang cara
pengemasan dan praktek pengemasan
pupuk organik jerami secara langsung.
Adapun praktek pada pengemasan
pupuk padat berupa pelatihan
penyablonan pada plastik kemasan,
penimbangan produk dan
pengemasan dengan alat handsealer.
Sedangkan praktek pada pengemasan
pupuk cair berupa pelabelan botol
Gambar 1. Foto bersama sebagian peserta kemasan dan perhitungan isi produk.
sosialisasi pembuatan pupuk organik
jerami
50
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
51
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
IMORA (ICE CREAM MORUS ALBA L)”: INOVASI PRODUK ICE CREAM
SEBAGAI NUTRACEUTICAL FOOD
Imora (Ice Cream Morus Alba L)”: Inovation of Ice Cream Product as
Nutraceutical Food
Reyhan Putra Suhardi1*, Tifani Yuliawati1, Ainindhita Devinda Saga Inggriani2, Ajeng Laras
Wulandari4, Faradilla Regita Anjani4.
1,2,4Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
*Email: reyhanputra45@hotmail.com
ABSTRAK
Murbei atau mulberry (Morus alba L) merupakan buah yang memiliki kandungan
senyawa antioksidan yang tinggi berasal dari pigmen antosianin. Selain itu buah murbei
merupakan sumber vitamin C yang berperan untuk membantu tubuh mengembangkan
resistensi terhadap agen infeksi dan mengikat radikal bebas berbahaya. Selain buahnya, pada
daun murbei ditemukan aktivitas antioksidan yang berasal dari kandungan flavonoidnya.
Selain itu juga ditemukan adanya kandungan vitamin B-kompleks pada daun murbei, yang
memiliki fungsi atau khasiat yang sangat baik dan menyeluruh untuk kesehatan. Selain
buahnya, daun murbei dapat dimanfaatkan sebagai pakan ulat sutra dan pengobatan alternatif
penyakit malaria yang diperoleh dari sifat aktif flavonoid. Kandungan – kandungan yang ada
pada daun dan buah murbei serta pemanfaatan tanaman murbei di Indonesia belum maksimal
mendorong penulis untuk menggali potensi dan lebih mengoptimalkan pemanfaatan tanaman
murbei khususnya pada bagian daun dan buahnya. Pembuatan produk iMORA (Ice cream
Morus alba) sebagai nutraceutical food merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan nilai
ekonomis dari daun dan buah murbei tersebut. Produk iMORA akan dikemas dalam bentuk
cup dan dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Dengan harga yang sangat terjangkau
tersebut, iMORA memiliki keunggulan yaitu kandungan nutrisi yang memberikan banyak
manfaat untuk kesehatan. Untuk mendongkrak pemasaran produk iMORA, selain melalui
penjualan langsung, promosi dilakukan melalui penyebaran brosur, leaflet, katalog, serta
promosi melalui media sosial.
Kata kunci: murbei, iMORA, ice cream, nutraceutical food
ABSTRACT
Murbei or mulberry (Morus alba L) is a fruit that has a high antioxidant compound derived from
anthocyanin pigments. Besides the mulberry fruit is a source of vitamin C that plays a role to help the
body develop resistance to infectious agents and bind to harmful free radicals. In addition to the fruit, the
leaves of mulberry found antioxidant activity derived from the content of flavonoids. It also found the
content of vitamin B-complex in mulberry leaves, which has a function or efficacy is very good and
comprehensive for health. In addition to the fruit, mulberry leaves can be used as silkworm feed and
alternative treatment of malaria disease obtained from the active nature of flavonoids. Content - the
content of the leaves and mulberry fruit and the utilization of mulberry plants in Indonesia has not been
maximized to encourage authors to explore the potential and more optimize the use of mulberry plants,
especially on the leaves and fruit. Making the product iMORA (Ice cream Morus alba) as nutraceutical
food is one solution to increase the economic value of the leaves and fruit of the mulberry. IMORA
products will be packaged in cup and sold at very affordable prices. With a very affordable price, iMORA
has the advantage of nutritional content that provides many health benefits. To boost the marketing of
iMORA products, in addition to direct sales, promotions are made through the distribution of brochures,
leaflets, catalogs, and promotions through social media.
52
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
53
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
iMORA yang mampu diterima oleh adalah murbei spesies M. alba yang diambil
masyarakat. daerah sekitar Kota Batu, Jawa Timur.
Manfaat dari penelitian ditujukan pada Murbei yang digunakan adalah bagian buah
beberapa pihak, antara lain: dan daunnya. Adapun bahan – bahan yang
1. Bagi masyarakat lainnya yaitu susu cair, gula pasir, tepung
Mampu memberikan suplemen maizena, dan vanili.
kesehatan dalam bentuk nutriceutical Tanaman murbei merupakan tanaman
food yang lebih menarik melalui produk tersebar di seluruh dunia dan dapat
“iMORA ” bertahan pada berbagai kondisi iklim.
2. Bagi pemerintah Tanaman murbei dapat hidup pada iklim
Mampu menciptakan lapangan kerja tropis, sub tropis maupun iklim temperate,
bagi masyarakat sehingga mampu dapat bertahan dengan curah hujan 400 –
mengurangi pengangguran serta dapat 4500 mm/tahun (DATTA et al., 2002).
membantu program pemerintah dalam Meskipun kondisi optimum pertumbuhan
pembangunan Indonesia sehat murbei pada suhu 18 – 30oC, akan tetapi
3. Bagi mahasiswa tanaman murbei dapat bertahan pada suhu
Sebagai wadah untuk mengaplikasikan 48oC atau di bawah 0oC sehingga murbei
ilmu yang telah diperoleh dari kegiatan dapat dianggap sebagai tanaman universal
perkuliahan kepada masyarakat umum karena kemampuannya tumbuh dimana saja
serta sebagai media belajar untuk sukses pada berbagai iklim yang bervariasi.
berwirausaha. Menurut DATTA (2002) tanaman murbei
dapat tumbuh pada kisaran kelembaban
Luaran yang diharapkan pada kegiatan ideal 60 – 80% dan dapat ditanam di
ini adalah: ketinggian sampai 1000 m di atas
1. Dihasilkannya produk iMORA yaitu permukaan laut. Di daerah dengan curah
ice cream yang berbahan baku buah hujan yang rendah, pertumbuhannya
murbei Morus alba sebagai nutraceutical terhambat karena adanya stress kekurangan
food yang kreatif dan inovatif serta laku air. Di daerah iklim tropis murbei tumbuh
di pasaran hingga memiliki segmentasi dengan lama sinar matahari 9 – 13 jam/hari.
konsumen sendiri Sinar matahari adalah salah satu faktor yang
2. Dapat memberikan keuntungan bagi mengontrol pertumbuhan dan kualitas
pengelola usaha dan akan berdampak daun. Produksi daun murbei tergantung
positif pada peningkatan kegiatan pada varietas, curah hujan, jarak tanam,
ekonomi masyarakat dan pembukaan pemupukan, tinggi pemotongan dan
lapangan kerja. frekuensi pemanenan.
54
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
55
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
56
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Kemiskinan dan kurangnya kesejahteraan petani merupakan permasalahan besar yang
menyebabkan banyaknya petani beralih profesi. Petani sering dihadapkan dengan
permasalahan besar yaitu ketidakstabilan harga komoditi hasil panen, gagal panen, serta
distribution link yang sampai saat ini masih diserahkan ke tengkulak dimana 40% keuntungan
diambil tengkulak. Sehingga digagaslah suatu sistem guna meningkatkan taraf kesejahteraan
petani di Kota Batu dengan memberdayakan Petani, Ibu PKK serta pemuda karang taruna
melalui sistem kelembagaan yang berdasar pada PRINGTION (Price, Controlling and
Distribution). PRINGTION merupakan sistem kelembagaan yang dilakukan berdasarkan pada
prinsip penstabilan harga komoditas, edukasi bertani yang baik, serta pendistribusian, berupa
penyimpanan pengemasan dan pelatihan custumer links. Metode pelaksanaan yang dilakukan
dengan pembuatan Modul PRINGTION. Selanjutnya sosialisasi yang dilakukan selama 4 kali
sosialisasi, pada sosialisasi pertama dilakukan diskusi mengenai permasalahan petani yang ada
dilapangan serta penyampaian solusi. Pada sosialisasi ke dua, dilakukan sosialisasi ke Ibu-ibu
PKK dan remaja karang taruna mengenai pengolahan rantai pasok, penyimpanan dan
pengolahan hasil panen. Pada sosialisasi ketiga dilakukan sosialisasi ke pemuda karang taruna
mengenai konsep HPP dan BEP seta custumer links. Pada sosialisai ke empat dilakukan ke
kelompok Tani mengenai cara pembuatan bibit sawi melalui alat hidroponik.
Kata kunci : Petani, Ibu-ibu PKK, Pemuda Karang Taruna, PRINGTION
ABSTRACT
Poverty and lack of welfare of farmers is a big problem that causes many farmers to change
professions. Farmers are often faced with major problems of commodity price volatility, crop failures, and
distribution links that are still submitted to middlemen where 40% of profits are taken by middlemen.
Therefore, a system was developed to improve the welfare of farmers in Batu City by empowering farmers,
PKK mothers and youth of youth through institutional systems based on PRINGTION (Price,
Controlling and Distribution). PRINGTION is an institutional system based on the principle of
commodity price stability, good farming education, and distribution, in the form of packing storage and
training of custumer links. The method of execution carried out by making the PRINGTION Module.
Further socialization conducted during the 4 times of socialization, which in the first socialization of
discussions on problems existing farmers in the field and the delivery of solutions. In the second
socialization, socialization was conducted to PKK mothers and youth of youth about the processing of
supply chains, storage and processing of crops. In the third socialization, socialization was done to youth
of youth about the concept of HPP and BEP seta custumer links. In the fourth socialization conducted to
the farmer group on how to manufacture seeds of sawi through hydroponics tools.
Keywords: Farmers, PKK, Youth Taruna, PRINGTION
57
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
58
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
59
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
60
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
DAFTAR PUSTAKA
61
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Rista Fitria Anggraini1*, Syifa Qolbiyah Nasir1, Nur Oktavia Suci Lestari1, Ni Luh Kadek Intan
Puspita Sari1, Fyantina Eka Priliawati1
ABSTRAK
Penyakit degeneratif seperti jantung, kolesterol, diabetes, dan kanker merupakan suatu
penyakit yang muncul akibat kemunduran fungsi sel tubuh yang disebabkan karena adanya
radikal bebas. Radikal bebas dapat dihambat dengan pemberian suatu suplemen pangan yang
mengandung antioksidan. Bekatul merupakan hasil samping proses penyosohan padi yang
memiliki potensi antioksidan tinggi. Antioksidan pada bekatul terdiri dari vitamin E (tokoferol,
tokotrienol), γ-oryzanol, dan fitostetrol yang terbukti efektif dalam mencegah radikal bebas.
“NANO-RBPlus” merupakan suatu inovasi pengembangan minyak bekatul menjadi anti
degenerative food supplement. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimasi rendemen
dan aktivitas antioksidan pada ekstraksi minyak bekatul. Metode yang digunakan adalah
Response Surface Methodology Central Composite Design menggunakan faktor suhu (X1) dengan
tiga level (30, 45, 60oC) dan waktu (X2) dengan tiga level (1, 2, 3 jam). Hasil optimasi didapatkan
pada perlakuan suhu ekstraksi 40.68 derajat waktu 1.13 jam. Hasil validasi menunjukkan nilai
rendemen 4.1348 ± 0.9391 % dan aktivitas antioksidan 50.6657 ± 1.8178 %. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa waktu ekstraksi berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap rendemen.
Sedangkan suhu dan waktu ekstraksi tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan
Hasil optimasi selanjutnya akan dibuat dalam bentuk nanoemulsi untuk meningkatkan daya
serapnya di dalam tubuh. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi awal pengembangan
suplemen pangan yang bermanfaat bagi masyarakat.
ABSTRACT
Degenerative diseases such as heart disease, diabetes, and cancer are caused by the decreasing of body
cell in the presence of free radical. It can be inhibited by a food supplement which consist of antioxidant.
Rice bran instead of the byproduct of rice prosessing, it also consist of high antioxidant, such as vitamin E
(tocopherol, tocotrienol), γ-oryzanol, and phytosterol. It is proved to be effective in preventing free
radicals. “NANO-RBPlus” is an innovation of rice bran oil development as an anti degenerative food
supplement. The purpose of this research is to know the optimation of rendement and antioxidant activity
of rice bran oil extract. The method used is Response Surface Methodology Central Composite Design
using temperature (X1) with three levels (30, 45, 60 oC) and time (X2) with three levels (1, 2, 3 hours) as
the factors. The result showed the optimum condition reached is in extraction temperature 40.68 0C with
1.13 hours. The validation result showed the rendemen value 4.1348 ± 0.9391% and antioxidant activity
62
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
50.6657 ± 1.8178 %. The result also showed that there is a significant value (P<0.05) of extraction time
and temperature to rendemen value. Meanwhile there is no significant value of extraction time and
temperature to antioxidant activity. The result of optimation obtained will be made into nanoemulsion in
order to increase the digentability. This researched is projected to be the early development of useful food
suplement for the society.
63
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Tabel 1. Nilai total rendemen dan aktivitas antioksidan berdasarkan respon suhu dan waktu
ekstraksi
No Variabel sebenarnya Variabel respon
Suhu ekstraksi Waktu ekstraksi Rendemen (%) Aktivitas
(celcius) (menit) Antioksidan (%)
1 30.00 1.00 8.0462 59.8575
2 60.00 1.00 8.7252 39.6989
3 30.00 3.00 9.1308 59.6200
4 60.00 3.00 10.4016 45.2500
5 23.79 2.00 9.0020 35.8500
6 66.21 2.00 8.1188 34.2735
7 45.00 0.59 3.8838 53.5250
8 45.00 3.41 9.4214 43.6752
9 45.00 2.00 8.2338 60.3803
10 45.00 2.00 7.5262 63.8129
11 45.00 2.00 8.8096 60.2138
12 45.00 2.00 7.3688 49.9208
13 45.00 2.00 7.002 54.4374
Surface Methodology pada aplikasi Design evaporasi dengan rotary evaporator selama 5
Expert. Pengolahan data yang dilakukan menit.
meliputi analisis pemilihan model, analisis
ragam (ANOVA), dan penentuan kondisi Uji Antioksidan
optimum. Selanjutnya dilakukan validasi Minyak bekatul ditimbang 0.1 gram.
dan jika hasilnya tidak berbeda nyata Kemudian ditambahkan 3.9 mL metanol.
(tingkat kesalahan <5%) dengan hasil pada Selanjutnya diambil 1 ml dan ditambahkan
software maka nilai optimasi dianggap 6 ml methanol. Diambil 3 ml kemudian
sesuai. ditambahkan 1 ml DPPH dalam metanol 0,2
M. Sampel diinkubasi pada suhu ruang
Metode penelitian selama 30 menit. Setelah itu sampel diukur
Persiapan Sampel absorbansinya dengan menggunakan
Sampel bekatul diayak dengan ayakan spektrofotometer pada panjang gelombang
100 mesh. Sampel dengan ukuran 100 mesh 517 nm.
ditimbang 80 gram dan distabilisasi dengan
menggunakan microwave dengan daya 320 HASIL DAN PEMBAHASAN
Watt selama 5 menit.
Total Rendemen
Ekstraksi Sampel
Uji total rendemen dilakukan pada 13
Sampel ditimbang sebanyak 25 gram
sampel satuan percobaan berdasarkan
pada masing-masing perlakuan dan
program Design Experts dengan sistem
diduplo. Sampel dimasukkan ke dalam
duplo. Hasil dari uji rendemen dapat dilihat
erlenmeyer kemudian ditambahkan N-
pada Tabel 1. Berdasarkan hasil uji ANOVA
hexane sebanyak 150 ml. Sampel di maserasi
dengan model linear diketahui bahwa
dengan shaker water bath sesuai dengan
model berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap
waktu perlakuan. Kemudian sampel
hasil uji rendemen. Faktor waktu (X2)
disaring dengan kertas saring halus. Filtrat
berpengaruh signifikan (P<0.05) terhadap
ditempatkan pada wadah tertutup. Untuk
rendemen (Gambar 1).
memperoleh minyak bekatul dilakukan
64
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Hal ini sesuai dengan pendapat Natsir diketahui hanya faktor X12 (suhu) yang
(2009) yang menyatakan bahwa waktu memberikan pengaruh nyata (lihat Gambar
ekstraksi mempengaruhi jumlah minyak 2). Nilai lack of fit (ketidaksesuaian model)
dedak yang diperoleh. Semakin lama waktu memberikan pengaruh yang tidak signifikan
ekstraksi, semakin lama pula waktu kontak (P>0.05), artinya data yang diperoleh bisa
antara pelarut n-hexane dengan sampel diterima secara statistik. Hasil uji ANOVA
sehingga semakin banyak zat terlarut yang dapat dilihat pada Tabel 3.
terkandung di dalam padatan yang terlarut Suhu dan waktu ekstraksi tidak
di dalam pelarut (Natsir, 2009). Berdasarkan memberikan pengaruh nyata (P>0.05)
uji ANOVA diketahui bahwa lack of fit terhadap aktivitas antioksidan dikarenakan
(ketidaksesuaian model) memberikan beberapa faktor, diantaranya suhu ekstraksi
pengaruh yang tidak signifikan (P>0.05) yang digunakan tidak cukup tinggi yang
(lihat Tabel 2), artinya data yang diperoleh dapat menyebabkan senyawa antioksidan
bisa diterima secara statistik. rusak. Menurut Srisaipet, et al. (2014)
senyawa γ-oryzanol pada minyak bekatul
dapat tahan sampai dengan suhu 120oC.
Minyak bekatul yang digunakan secara
komersial juga memiliki titik didih yang
tinggi, yaitu mencapai 475oF (Patel, et al.,
2004).
Aktivitas Antioksidan
Hasil uji aktivitas antioksidan pada
13 satuan percobaan dengan sisitem duplo
dapat dilihat di Tabel 1. Berdasarkan hasil
uji ANOVA dengan model kuadratik
diketahui bahwa model tidak berpengaruh Gambar 2. Pengaruh suhu dan waktu
nyata (P>0.05) terhadap aktivitas. Faktor ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan
suhu dan waktu serta interaksi antara suhu
dan waktu tidak memberikan pengaruh Optimasi
nyata (P>0.05) terhadap aktivitas Optimasi yang disarankan oleh
antioksidan. Berdasarkan uji ANOVA program Design Expert dicapai pada
ekstraksi suhu 40.68oC Waktu 1.13 jam
65
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
66
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
pp 73-79.
Natsir, S, Fitriyanti, Kamila H. 2009. Ekstraksi
Dedak Padi Menjadi Minyak Mentah
Dedak Padi (Crude Rice Bran Oil)
dengan Pelarut N-Hexane dan Ethanol.
Jurnal Teknik Kimia No.2 Vol.16 April
2009
Orthoefer, F. T. 2005. Rice Brain Oil. In
Bailey’s Industrial Oil and Fat Products,
Sixth Edition. New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Patel M and Naik SN. 2004. Gamma –
oryzanol from Rice Bran Oil – A Review.
Journal of Scientific and Industrial
Research Vol.63 pp 569-578
Srisaipet A., and Nuddagul M. 2014.
Influence of Temperature on Gamma-
Oryzanol Stability of Edible Rice Bran
Oil during Heating. International Journal
of Chemical Engineering and Applications,
Vol. 5, No. 4, August 2014
Tan, C.P. and Nakajima. 2005. Β-Carotene
Nanodispersions : Preparation,
Characterization and Stability Evaluation.
Food Chemistry 92: 661-671
Wooster, T.J., Golding M., Sanguansri P.
2008. Impact of Oil Type on Nanoemulsion
Formation and Ostwald Ripening Stability.
Langmuir 24: 12758-12765
67
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Lisa Imro’atus Sholikhah1*, Asri Nur Aisyah1, Wahyu Tri Harsono1, Aida Nur Laili1, M. Rafiur
Reza2
ABSTRAK
Seblak merupakan makanan khas Jawa Barat terbuat dari kerupuk aci dan bumbu
rempah dengan rasa khas pedas. Seblak disajikan manual, dibuat secara langsung oleh
pedagang ketika ada pembeli karena seblak kurang nikmat jika disajikan dalam keadaan
dingin. Hal ini memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, gaya hidup modern dan tingkat
aktivitas yang tinggi menjadikan masyarakat menginginkan segala sesuatu serba instan dan
praktis. Cita rasa seblak cenderung monoton dan kurang memiliki nilai fungsional menjadikan
konsumen bosan. Di sisi lain, budaya wayang mulai dilupakan oleh generasi muda dan
kurangnya inovasi pelestarian. Melihat peluang tersebut, kami menciptakan inovasi produk
“SEBLAK SUWENG”, seblak basah instan dengan cita rasa red curry (Thailand) dan laksa
(Singapura). Inovasi produk perpaduan (fusion food) seblak khas Indonesia dengan bumbu khas
Asia. Berbahan dasar kerupuk udang dengan bumbu rempah-rempah pilihan tanpa bahan
kimia yang dilengkapi topping sosis dan nori untuk menambah nilai fungsional produk. Seblak
Suweng memiliki ikon wayang (red curry: hanoman, laksa: arjuna) dan pada tutup kemasan
terdapat deskripsi singkat wayang tersebut untuk menambah wawasan konsumen. Produk ini
mudah disajikan, praktis dan ekonomis, dapat dinikmati setiap saat, edukatif, serta memiliki
umur simpan lebih panjang karena teknologi sentrifugal meminimalisir kerusakan oksidasi dan
terdapat senyawa antimikrobia alami dari rempah-rempah. Adanya berbagai keunggulan
produk yang kami miliki, kami yakin produk Seblak Suweng mampu menguasai pasar secara
global.
Kata kunci: functional food, fusion food, laksa, seblak instan, red curry
ABSTRACT
Seblak is West Java’s traditional food made from aci kerupuk and spices seasoning with hot spicy
unique taste. Seblak is served manually and made directly by the seller when there is buyer because it is
less delicious if served in cold condition. It takes long time. Beside that, modern lifestyle and high activity
make society want many things become instant and simple. The taste of seblak tends monotonous and less
nutritive caused the consumer become bored. In other side, puppet culture began to be forgotten by young
generation and less perpetuation innovation. Looking up that opportunity, we created product innovation
“SEBLAK SUWENG” instant wet seblak with red curry (Thailand) and laksa (Singapore) taste. Product
innovation of fusion food, seblak from Indonesia with special seasoning from Asia. The raw material is
shrimp kerupuk with selected spices seasoning without any chemical additive and completed with sausage
and seaweed toppings for increasing the functional value of product. Seblak Suweng has puppet icon (red
curry : hanoman, laksa : arjuna) and there is short description about puppet in the lid of cup for
additional knowledge to consumer. This product is easy to be served, simple and economical, can be
68
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
enjoyed whenever, educative, and also it has longer storange time because sentrifugal technology that is
applied can minimize the oxidative damage and there is natural antimicrobial substances from spices.
With these superiorities of our product, we believe that Seblak Suweng product can take-over the market
globally.
Keywords : functional food, fusion food, instan seblak, laksa, red curry
69
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
tempat yang berpotensi untuk pemasaran. Malang dilakukan dengan cara berjualan
Pembelian bahan baku dan alat penunjang langsung dengan mengikuti bazar-bazar
dilakukan setelah survey pasar dan secara makanan. Sedangkan untuk memenuhi
kontinyu sesuai dengan kebutuhan proses keinginan konsumen yang berada di luar
produksi. Pembelian alat-alat pun juga kota Malang, kami melakukan penjualan
dilakukan untuk menunjang proses secara online dan bekerja sama dengan jasa
produksi Seblak Suweng. pengiriman barang untuk mengirimkan
produk kami hingga ke tangan konsumen.
Perancangan strategi pemasaran
Strategi pemasaran Seblak Suweng Promosi (Promotion)
dilakukan berdasarkan bauran 4P: Strategi pemasaran produk kami yaitu
melalui Online dan Offline. Pemasaran secara
Produk (Product) online kami lakukan secara efektif dan
SEBLAK SUWENG merupakan inovasi efisien melalui jejaring sosial. Pemasaran
produk dari seblak berbahan baku kerupuk secara online akan efektif untuk
aci khas kota Bandung berupa fussion food memperluas lokasi pemasaran karena
yakni perpaduan masakan dari dua negara informasi produk dapat menjangkau
berbeda. Produk ini adalah seblak basah konsumen yang berada jauh dari lokasi
instan yang terbuat dari kerupuk udang dan produsen. Promosi Seblak Suweng via online
terdiri dari dua varian rasa yaitu rasa Red yaitu melalui line@ (@sra0596v), website
Curry khas Thailand serta Laksa khas resmi (www.seblak-suweng.com) dan
Singapura. Pembuatan bumbu whatsapp (085736149490). Produk ini hadir
menggunakan rempah-rempah lokal yang dengan tambahan sisi edukasi yang
tidak berbeda jauh dengan masakan tercantum pada kemasan bagian atas yaitu
Indonesia sehingga mudah diterima oleh berupa sejarah anoman yang merupakan
lidah masyarakat Indonesia. Selain itu, icon dari Seblak Suweng, Hal ini tentu tanpa
Seblak Suweng ini menggunakan topping melupakan fungsi utama sebagai media
sosis dan nori yang mampu pemasaran. Sedangkan untuk pemasaran
menyempurnakan sajian Seblak Suweng. offline, kami menjual produk ini secara
Setiap varian rasa seblak suweng langsung ke konsumen dan mengikuti bazar
mengangkat 1 tokoh wayang. Rasa red curry makanan dalam event-event di Kota Malang.
mengangkat tokoh Hanoman dan rasa laksa Dalam memasarkan produk, kami
mengangkat tokoh Arjuna. Bahan baku memberikan informasi kepada masyarakat
yang berkualitas serta memiliki kandungan mengenai kelebihan yang dimiliki produk
nutrisi yang tinggi mampu menjawab kami seperti praktis, murah, unik, kaya rasa,
kebutuhan konsumen akan makanan sehat memiliki nilai fungsional produk, bebas
di era sekarang. Serta kemasan yang bahan pengawet dan sehat. Kami juga
edukatif, unik, praktis, dan menarik mampu mengajak masyarakat mengenal kembali
memberikan alternatif lain dalam sejarah tokoh wayang melalui kemasan
mengembangkan dan melestarikan budaya yang kami gunakan dengan mengangkat
wayang Indonesia. Selain itu juga dapat beberapa tokoh wayang sebagai ikon untuk
mengenalkan budaya wayang secara global. setiap varian produk. Hal ini dilakukan agar
masyarakat kembali mencintai wayang
Harga (Price) sebagai warisan budaya Indonesia.
Harga tiap kemasan adalah Rp.
10.000,00 untuk kemasan dengan berat Pengajuan Legalitas
bersih 80 gram. Produk yang kami tawarkan Tahap selanjutnya adalah pengajuan
memiliki dua varian rasa Laksa khas legalitas seperti HKI (Hak atas Kekayaan
Singapura dan Red curry khas Thailand. Intelektual), sebagai produk inovasi
pertama tentu Seblak Suweng harus
Tempat (Place) memiliki legalitas ini. Selain itu, sertikasi
Lokasi pemasaran produk kami Seblak Suweng dengan cara pengurusan
meliputi Kota Malang dan kota-kota besar halal dari MUI. Tujuannya untuk
di Indonesia. Pemasaran produk di Kota memperluas pemasaran, penguatan
70
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Branding dan hak kepemilikan produk yang hukum terhadap suatu produk dan
kami gagas serta mendapat kepercayaan memberikan kepastian hukum terhadap
masyarakat. produk dan bagi pemegang hak ekslusif
terhadap merek tersebut. Sehingga setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN produk diwajibkan untuk mendaftaran
merek dagangnya untuk mencegah adanya
Pelaksanaan Produksi penjualan dengan merek yang sama. Produk
Seblak Suweng mulai diproduksi pada pangan juga harus memiliki sertifikasi halal
14 April 2017. Seblak suweng merupakan agar konsumen percaya dan merasa aman
seblak basah instan sehingga pembuatannya ketika mengonsumsi suatu produk.
tidak perlu dilakukan di oulet sesuai Pengolahan pangan yang diproduksi oleh
pesanan konsumen tetapi dapat dinikmati Industri Rumah Tangga wajib untuk
kapanpun dan dimanapun. Pelaksanaan memiliki Sertifikat Produksi Pangan
produksi bertempat di Jalan Pahlawan IV- Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang
C/6, Balearjosari, Malang. Proses produksi diterbitkan oleh Bupati atau Walikota dan
dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu Kepala Badan Pengawas Obat dan
mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB. Makanan. Produk pangan yang akan
Proses produksi terdiri dari 3 tahapan dipasarkan juga harus diketahui komposisi
yaitu pengolahan kerupuk udang, gizi, adanya bahan tambahan pangan serta
pembuatan bumbu, dan pembuatan nilai kualitas produk pangan sehingga
topping. Kerupuk udang yang diperoleh segala jenis klaim yang diberikan mampu
dari supplier digoreng sangrai. Bumbu untuk dipertanggung jawabkan.
seblak dibuat dari rempah-rempah asli Seblak Suweng tengah dalam proses
Indonesia tanpa bahan tambahan pangan pendaftaran merek dagang kepada
kimia yang dihaluskan kemudian ditumis Direktorat Jendal Hak Kekayaan Intelektual
hingga menjadi pasta. Penambahan topping (Dirjen HAKI) melalui LPPM Universitas
berupa nori lembaran yang telah dipotong Brawijaya. Selain itu, Seblak Suweng juga
kecil-kecil dan sosis yang digoreng kering. dalam tahap pengumpulan berkas untuk
Lalu, bumbu dan topping dikemas secara persyaratan pendaftaran sertifikasi Halal
rapat menggunakan plastik agar lebih dan P-IRT (Pangan Industri Rumah
praktis. Terakhir adalah proses pengemasan Tangga). Seblak Suweng sedang melakukan
produk menggunakan paper pack yang telah pengujian analisa pangan di Laboratorium
diberi label. Pada bagian tutup paper pack Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan
terdapat label yang berisi cerita edukatif Jurusan Teknologi Pertanian Universitas
tentang ikon wayang Seblak Suweng. Brawijaya untuk mengetahui kandungan
Produksi dilakukan untuk memenuhi gizi dari Seblak Suweng.
permintaan konsumen melalui sistem pre-
order dengan memanfaatkan media sosial Penjualan
seperti instagram dan line. Jangkauan pasar Penjualan Seblak Suweng mengalami
seblak suweng cukup luas, meliputi kota- peningkatan setiap bulannya. Pada bulan
kota besar di Pulau Jawa antara lain April penjualan Seblak Suweng varian rasa
Malang, Surabaya, Jakarta dan Jogjakarta. Red-Curry mencapai 93 pack. Pada
Selain dengan sistem tersebut, penjualan pertengahan bulan Mei penjualan Seblak
Seblak Suweng juga dilakukan pada bazaar Suweng varian rasa Red-Curry mencapai 100
seperti Pesta Wirausaha TDA Jakarta. pack. Tingginya penjualan disebabkan
Seblak Suweng mengikuti event bazaar
Sertifikasi Produk dan Analisa Pangan kewirausahaan di Jakarta. Hal ini
Merek berfungsi sebagai pembeda dari menunjukkan bahwa Seblak Suweng
produk barang maupun jasa sejenis. mampu diterima oleh masyarakat dan
Penggunaan merek juga berfungsi sebagai memiliki potensi untuk dikembangkan
jaminan nilai hasil produksi khususnya dengan perluasan jangkauan pasar serta
mengenai kualitas suatu produk yang inovasi produk.
dihasilkan. Pendaftaran paten merek
berfungsi untuk memberikan perlindungan
71
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Keuangan bulan
Keuangan merupakan aspek penting = 5,53 bulan
yang perlu diperhatikan dalam pendirian Dengan menjual 500 pack Seblak
usaha pangan Seblak Suweng. Analisa Suweng setiap bulannya, maka diperkirakan
kelayakan usaha perlu dilakukan sebelum pengembalian modal yang dibutuhkan
penjualan dimulai untuk menghindari sebesar 5,53 bulan.
adanya kerugian. f. Break Event Point
= Nilai Penyusutan per Bulan : 1 –
Analisa Kelayakan Usaha (Biaya Habis Pakai : Hasil Usaha)
Penentuan harga jual produk perlu = 307.284 : 1 – (2.867.250 : 5.000.000)
dilakukan analisa kelayakan usaha terlebih = 307.284 : 0,427
dahulu sehingga dapat diketahui harga = Rp 720.393,86 ~ 72,04 buah
pokok produksi dan waktu pengendalian Artinya, usaha tidak rugi dan tidak
modal. Jumlah modal yang dibutuhkan untung (impas) saat dihasilkan pendapatan
untuk pendirian usaha ini sebesar Rp sebesar Rp 720.384 atau terjual sebanyak 73
9.543.250,-. Kapasitas produksi dan buah dari penjualan.
penjualan Seblak Suweng selama 1 bulan
diperkirakan mencapai 500 pack. SIMPULAN
72
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
DAFTAR PUSTAKA
73
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Peningkatan kebutuhan susu sapi oleh masyarakat saat ini belum diimbangi oleh
kualitas produktivitas susu yang baik oleh peternak. Penggunaan bahan kimia seperti iodine,
chlorhexidine dan chlorin sebagai antiseptik pada proses pemerahan susu sapi dapat
menimbulkan residu pada susu yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Kaitannya
dalam mewujudkan Sustainable Development Goals nomor 3 tentang peningkatan kualitas
kesehatan, maka perlu adanya satu inovasi baru terkait hal ini. Salah satu inovasi tersebut
adalah melalui pemanfaatan bahan alam dari limbah bonggol nanas dan limbah tempurung
kelapa sebagai bahan antiseptik tanpa residu (ANTARES). Kandungan enzim bromelin dalam
limbah bonggol nanas memiliki aktivitas antimikrobial dan anti-inflamasi sehingga dianggap
tepat untuk digunakan dalam upaya preventif terhadap penyakit mikrobial pada sapi perah
yang dapat mempengaruhi kualitas susu. Terutama adalah penyakit mastitis. Selain itu,
kandungan biosurfaktan yang didapatkan dari tempurung kelapa berpotensi sebagai detektor
mastitis pengganti reagent CMT. Hal ini didasari pemikiran bahwa harga reagent CMT yang
mahal tidak mampu menjangkau peternak skala kecil-menengah sehingga perlu adanya
alternatif detektor mastitis yang lebih murah. Efektivitas ANTARES akan diuji melalui uji
langsung dan metode inokulasi bakteri secara in vitro dengan berbagai konsentrasi. Apabila
sudah ditemukan konsentrasi yang tepat, tahapan selanjutnya adalah homogenasi. Tahap
homogenasi ini akan menghasilkan satu larutan yang memiliki fungsi ganda sebagai detektor
terhadap mastitis dan fungsi sebagai antiseptik yang tidak meninggalkan residu pada susu
sapi. Sehingga akan dihasilkan susu sapi yang sehat dan aman dikonsumsi.
Kata kunci: Antiseptik, Residu, Mastitis, Bromelin, Biosurfaktan
ABSTRACT
Increasing the cow milk by the community now has not offset by the quality of productivity good
milk by farmers.The use of chemicals like iodine , chlorhexidine and chlorine as an antiseptic in the
process of milking cow milk could cause residue in milk is bad for human health. Relation to sustainable
development goals number 3 on improvement the quality of life , we need of a new innovations in such
cases .One of the innovation is through the use of the nature of waste holm pineapple and waste kneecap
coconut as a antiseptic without residue ( antares ). The enzyme bromelin in sewage holm pineapple
having antimikrobial activity and anti-inflamasi so considered appropriate for use in preventive measures
against disease mikrobial on dairy cows that can affect the quality of milk .Especially disease is mastitis
.In addition , the biosurfaktan or kneecap coconut potentially detector mastitis as a substitute reagent
cmt. This was based on the notion that the price of reagent expensive cmt not capable of reaching small
middle rancher scale so that it needed a detector mastitis alternative cheaper .Antares effectiveness will be
tested through direct and test a method of inoculation bacteria in vitro with various concentration .When
it has discovered the concentration of proper , next phase is homogenasi .Homogenasi stage it will produce
one solution that has a dual function as against mastitis detector and function as an antiseptic that does
not leave a residue on milk cow .So that will be produced milk cow a healthy and safe to be consumed.
Keyword: Antiseptic, Residue, Mastitis, Bromelin, Biosurfactan
74
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
75
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ANTARES
Uji Daya Hambat Enzim Bromelin
Terhadap Bakteri
Uji daya hambat menggunakan
Ekstraksi Enzim Bromelin metode in vitro di media agar pada cawan
Sebanyak 1200 g bonggol nanas petri yang sudah memiliki biakan murni.
dibersihkan dari kotoran kemudian Cawan petri kemudian dibagi dalam 5
dipotong kecil-kecil, kemudian diblender bagian dengan 5 konsentrasi enzim yang
±10 menit sambil ditambahkan buffer berbeda yaitu: 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%
natrium asetat pH 6,5 dingin sedikit demi dan 0%. Biakan kemudian diibkubasi
sedikit sebanyak 1:1. Larutan enzim kasar kedalam inkubator pada suhu 37oC selama
dipisahkan dengan sentrifugasi pada 3000 g 2x24 jam. Kemudian dilakukan
selama ±15 menit suhu 15℃ sehingga pengukuran pada zona bening untuk
diperoleh ekstrak bromelin kasar. mengetahui daya hambatnya.
Enzim bromelin kasar yang
diperoleh difraksinasi dengan amonium Uji Fungsi Biosurfaktan Untuk Deteksi
sulfat sebanyak 60%. Suspensi hasil Mastitis
fraksinasi dibiarkan pada suhu 4℃ selama Susu mastitis dan susu sehat masing-
24 jam sambil diaduk dengan pengaduk masing diteteskan 2 ml kedalam cawan
magnetik. Homogenat dikumpulkan petri masing-masing. Kemudian
dengan sentrifugasi pada 3000 g selama 15 ditambahkan larutan biosurfaktan
76
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
77
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
peternakan. Menurut Frazier dan Westhoff sebagai reagen untuk deteksi mastitis
(1988) susu mengandung mikroorganisme pengganti CMT yang lebih murah dan
yang relatif sedikit pada saat keluar dari alami.
ambing sapi yang sehat, dan pada
umumnya bakteri tersebut tidak tumbuh SIMPULAN
selama penanganan susu baik.
Mikroorganisme tersebut berjumlah sampai Pada penelitian ini dapat
500 sel/ml, tapi dapat meningkat menjadi disimpulkan bahwa homogenasi antara
lebih dari 20.000 sel/ml jika ambing ternak enzim bromelin dengan konsentrasi 25%
menderita sakit. Penggumpalan pada susu dan biosurfaktan dengan konsentrasi 75%
yang ditetesi oleh biosurfaktan dapat digunakan sebagai antiseptik yang
menandakan bahwa biosurfaktan dapat aman karena tidak meninggalkan residu
digunakan sebagai kit detektor mastitis serta fungsi ganda lain sebagai reagen
pengganti CMT (California Mastitis Test). untuk detektor mastitis pada sapi perah
Dari tabel diatas diketahui dosis yang lebih murah sehingga dapat
biosurfaktan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas susu yang
mendeteksi mastitis adalah 0,4 ml untuk 2 dihasilkan oleh sapi perah.
ml susu atau dengan perbandingan 0,4:2
atau 1:5. Sehingga dapat disimpulkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa biosurfaktan lebih hemat daripada
reagen CMT yang memerlukan Abouseoud, M. 2007. In: Communicating
perbandingan sejumlah 1:1, selain itu Current Research and Educational
biosurfaktan lebih ramah lingkungan Topics and Trends in Appl
karena sifatnya yang mudah di degradasi Microbiol. Mendez-Vilas A, editor.
oleh lingkungan dan beberapa mikroba Biosurfactant Production from Olive
karena berasal dari bahan alami Oil byPseudomonas fluorescence; pp.
(Abouseoud, 2007). 340–347.
Dari hasil pengujian diatas, maka Anri, A, dan Sugiri, YD. 2008. Prevalensi
dilanjutkan dengan tahapan homogenasi. Patogen Penyebab Mastitis Subklinis
Sesuai dengan hasil penelitian, enzim (Staphylococcus aureus dan
bromelin yang digunakan adalah dengan Streptococcus agalactiae) dan Patogen
konsentrasi sejumlah 25%. Sedangkan Penyebab Mastitis Subklinis lainnya
untuk konsentrasi biosurfaktan yang pada Peternak Skala Kecil dan
digunakan menurut penelitian yang Menengah di Beberapa Sentra
dilakukan Dimas dkk (2012) konsentrasi Peternakan Sapi Perah di Pulau Jawa.
minimal dan efektif biosurfaktan untuk BPH3K Kab. Lembang, Jawa Barat.
mendeteksi mastitis adalah 50%, 75%, dan Bresolin, et al. 2013. Isolation and Purification
100%. of Bromelain from Waste Peel of
Sehingga pada tahap homogenasi Pineapple for Therapeutic Application.
diambil konsentrasi biosurfaktan sebanyak Vol.56, n.6: pp. 971-979, November-
75%. Sehingga hasil akhir dari penelitian ini December 2013
adalah larutan ANTARES (Antiseptik Buckle, KA, Edwards, RA, Fleet, GH dan
Tanpa Residu) yang mengandung 25% Woortom, M. 1987. Ilmu Pangan. Hari
enzim bromelin dan 75% biosurfaktan. Purnomo, Adiono. Jakarta:
Dimana larutan ini mampu berfungsi Universitas Indonesia Press.
sebagai antiseptik yang digunakan pada Dimas, REP, Masdiana CP, Dyah, AO. 2012.
tahap teat dipping (celup puting sapi) pada Efektifitas Minyak Kedelai Sebagai
saat proses pemerahan susu sapi. Media Pertumbuhan Pseudomonas sp.
ANTARES dianggap lebih aman daripada Pada Produksi Biosurfaktan Sebagai
antibiotik kimia, karena tidak akan Zat Aktif Deteksi Mastitis Subklinis
menimbulkan residu pada susu sehingga Sapi Perah. Program Kedokteran
susu aman dikonsumsi dalam jangka Hewan Universitas Brawijaya,
waktu lama. Selain itu ANTARES juga Malang.
memiliki fungsi lain yakni dapat digunakan
78
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
79
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan penghasil beras yang menjadi bahan
pangan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk setiap
tahun berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan beras nasional. Upaya yang
dirumuskan dalam memenuhi kebutuhan beras nasional pada gagasan ini, yaitu penggiatan
(Intensification) pada lahan marjinal seperti lahan salin. Lumbung padi di Indonesia terletak di
daerah Pantura yang sebagian besar merupakan lahan salin. Akumulasi NaCl pada tanah salin
yang berdampak pada defisiensi unsur hara tanaman menjadi penyebab utama terjadinya
pelandaian produksi tanaman padi. Pemupukan nitrogen menggunakan pupuk anorganik
pada tanah salin menjadi kurang efisien karena tidak mampu memperbaiki sifat fisik dan
biologi tanah. Pemanfaatan bakteri endofitik dan amelioran organik Azolla pinnata dapat
menjadi solusi dalam meningkatan ketersediaan unsur N dan mengurangi dampak buruk
salinitas tanah. Penulisan karya tulis ini didasarkan pada metode studi literatur, penelitian,
analisis, pengolahan data, kesimpulan, saran dan rekomendasi. Aplikasi bakteri endofitik dan
Azolla pinnata dapat menjadi salah satu inovasi dalam pemanfaatan lahan salin di Indonesia.
Kata Kunci : Bakteri Endofitik, Azolla pinnata, Tanaman Padi, Lahan Salin
ABSTRACT
Rice (Oryza sativa L.) is the main food for most of Indonesian people. The escalation of human
population results on the escalation of national needs of rice. Intensification method by cultivatinng rice
on marginal land is one of alternative ways to fulfiil the needs of rice in Indonesia. This relates to
Indonesia’s most productive region that located on Pantura which is affected by salinity. Accumulation of
NaCl concentration in saline soil has the strong impact on plant’s nutrient deficiency that leads to the
death of plant and decline of rice production. The fertilization of nitrogen by using anorganic fertilizer on
saline soil is not efficient due to its inability to fix the physical and biological characters of soil. The
utilization of endophitic bacteria and organic ameliorant of Azolla pinnata can increase the percentage of
N content of plant, dry weight, and total-N of soil. This paper is witten based on literature study method,
research, analysist, data processing, conclusion, advice, and recomendation.
80
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
81
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
82
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
83
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
84
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
85
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
email : hanimaghfiroh91@gmail.com
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian. Pertanian
merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai usaha di
masa depan. Salah satu masalah utama yang timbul dari pertanian yaitu gangguan hama. Hal
tersebut memicu petani untuk menggunakan pestisida yang beredar bebas di pasar. Pestisida
tersebut merupakan pestisida sintetis yang didalamnya mengandung bahan-bahan kimia.
Penggunaan pestisida sintesis yang berlebihan dalam jangka waktu panjang akan
menimbulkan dampak negatif bagi tanaman. Adanya dampak negatif dari penggunaan
pestisida sintesis, maka perlu diperlukan bahan alami yang dapat digunakan untuk pestisida
alami (biopestisida) sebagai pengganti pestisida sintetis serta ramah lingkungan. Senyawa
produk alami merupakan salah satu alternatif bahan pengendali hama. Senyawa ini mudah
terurai di alam (biodegradable), sehingga tidak mencemari lingkungan dan aman bagi manusia.
Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan biopestisida adalah biji
saga (Adenanthera pavonina L.). Hal tersebut karena di dalamnya terkandung alkaloid, saponin,
polipeptida, asam amino, dan faktor goitrogenik yang menyebabkan racun. Komponen
senyawa tersebut merupakan senyawa yang memiliki kemampuan untuk dijadikan pestisida.
Pengolahan biji saga menjadi biopestisida dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi.
Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi maserasi yaitu proses difusi pelarut ke dalam
dinding sel tanaman untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang ada dalam tanaman tersebut
dengan pelarut etanol. Penggunaan pelarut metanol bertujuan untuk mempercepat proses
keluarnya zat ekstraktif yang terkandung pada biji saga dan mampu melarutkan zat warna
yang paling banyak yang terkandung didalamnya. Pemanfaatan biji saga sebagai biopestisida
yang digunakan secara berkelanjutan akan menciptakan bahan pangan yang sehat dan aman.
Kata Kunci: Biopestisida, Biji Saga (Adenanthera pavonina L.), Ekstraksi maserasi, Pertanian
ABSTRACT
Indonesia is an agricultural country and very rich in agriculture. Agriculture is a sector enormously
prospect to be developed as a business in the future. One of the main problems arising from agriculture
that is a nuisance pests. It triggers farmers to use pesticides to circulate freely in the market. Pesticides
are matter which contain of synthetic chemicals. Excessive synthesis of pesticide use in the long period of
time will cause a negative impact for the plant. The existence of the negative impact of the use of
pesticides is necessary, it is necessary for synthesis of natural ingredients that can be used for natural
pesticides (biopesticide) as a substitution for synthetic pesticides as well as environmentally friendly. The
natural product compound is one of alternative pest control materials. These compounds easily decompose
in nature (biodegradable), so it does not pollute the environment and safe for humans. One of the plants
potentially used as the raw material manufacture of biopesticide is seed of saga (Adenanthera pavonina
l.). It is due to it contained alkaloids, saponins, polypeptide, amino acids, and goitrogenik factors as
poison. The components of the compound is a compound that has the ability to be used as pesticides.
86
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Processing saga into a biopesticide is done using extraction method. Extraction is the extraction solvent
diffusion process of maceration that is into the cell walls of plants to extract compounds that are present
in the plant with ethanol solvent. The use of solvent methanol aims to accelerate the process of discharge
of extractive substances contained in the seeds of the saga and able to dissolve most of the color substance
contained therein. Saga seed utilization as a biopesticide is used on an ongoing basis will create food
which is healthy and safe.
Keywords: Biopesticide, Seed Saga (Adenanthera pavonina L.), Extraction maceration, Farming
87
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
88
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
sel, maka larutan yang terpekat didesak Dan Umbi Bawang Putih. Padang:
keluar. Biji saga yang diekstrak dengan Jurnal Teknik Lingkungan UNAND
metanol dapat bersifat sebagai racun perut 10 (1) : 46-59.
bagi serangga, sedangkan tepung bijinya
yang diaplikasikan pada tepung terigu
dengan konsentrasi 5% mampu
mengendalikan hama gudang Sitophilus sp.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
89
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Electric Edible Coating as Effort of Extend shelf life Melon Chunks with
Addition Electric Method
Dikianur Alvianto1, Stefani Devina Arie Putri2, M Iqbal Najib Fahmi3, Alifah Maulidiyah4
ABSTRAK
Buah melon menjadi komoditas holtikultura yang di gemari masyarakat. Melon pada
umunya disajikan dalam bentuk potongan. Sebagai buah klimaterik, melon potong akan
mengalami penurunan kualitas setelah dipotong. Beberapa upaya dilakukan untuk tetap
menjaga lanju respirasinya dan memperpanjang umur simpannya. Coating menjadi salah satu
upaya yang dilakukan. Namun, penggunaan materi berbasis pati kurang efektif dalam
meningkatkan umur simpan. Electric coating, metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan umur simpan dengan cara penambahan muatan. Penambahan muatan terjadi
karena adanya perpindahan elektron dari dua kutub yang berbeda dari elektroda. Pada
penelitian ini melon akan bertidak sebagai salah satu elektroda. Penggunaan metode ini akan
menghasilkan lapisan tipis dengan ketebalan yang merata. Keberataan lapisan coating disemua
sisi buah potong melon diharapkan meningkatkan umur simpan buah potong melon.
Kata Kunci: Melon, Coating, Karagenan, Umur Simpan, dan Electric Coating
ABSTRACT
Melon is a horticultural commodity that the community likes. Melon in general presented in the
form of pieces. As climatikic fruit, melon chunks will decrease quality after cut. Several attempts were
made to keep the respiration lighter and extend its shelf life. Coating became one of the efforts undertaken.
However, the use of starch-based materials and the use of dyeing methods is less effective in increasing
shelf life. Electric coating, a method that can be used to increase shelf life by means of load addition. The
addition of charge occurs due to the displacement of electrons from two different poles of the electrode. In
this study melon will behave as one of the electrodes. This method will produce a thin layer of uniform
thickness. The presence of coating layer in all sides of melon fruit is expected to increase the shelf life of
melon cut fruit.
90
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
91
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Tahap-tahap penelitian ini antara lain: 1 = kecut, 2 = agak kecut, 3 = kurang manis,
1) Karagenan 0,3% b/v dicampurkan ke 4 = agak manis, 5 = manis
dalam air panas beruhu 80ºC. 2) Larutan Tekstur:
Karagenan dimasukan ke dalam wadah 1 = lembek, 2 = agak lembek, 3 = kurang
steinless steel yang dikontrol suhunya pada keras, 4 = agak keras, 5 = keras
50 0C. 3) Melon potong dimasukan ke dalam Warna:
larutan karagenan. 4) Listrik tegangan tinggi 1 = hijau kekuningan, 2 = ada bercak
dialirkan ke dalam wadah selama 10 detik. kuning, 3 = hijau sangat pudar, 4 = hijau
5) Melon ditiriskan dari larutan karagenan. pudar, 5 = hijau segar
Melon yang telah tercoating dianalisis Aroma:
Kadar Air, Total Padatan Terlarut, dan 1 = berbau kecut, 2 = agak berbau kecut, 3 =
Teksturnya. Selain itu dilakukan pengujian tidak berbau, 4 = agak harum, 5 = harum
organoleptik dan SEM. Hasil analisis
digunakan untuk menggunakan umur Berdasarkan data yang diperoleh,
simpan melon. Perhitungan umur simpan maka dapat dibuat menjadi grafik seperti di
melon dilakukan dengan menggunakan bawah ini:
Accelrated Sheld Life Testing (ASLT) dengan
pendekatan Arrhenius.
Hubungan waktu
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan parameter uji
Uji Organoleptik pada Buah Segar
50
Uji ini dilakukan agar diketahui Parameter
berapa lama buah melon potong dapat 40 Rasa
disimpan pada suhu ruang tanpa diberikan
perlakuan edible coating maupun electric 30 Parameter
edible coating. Pengujian ini berfungsi Tekstur
20
sebagai acuan untuk mengetahui waktu Parameter
maksimal dari panelis yang masih bersedia 10
Warna
untuk memakan buah melon potong
0 Parameter
tersebut. Uji Organoleptik dilakukan
3 6 9 12 15 Aroma
dengan menggunakan empat macam
jam jam jam jam jam
parameter, yaitu warna, rasa, tekstur, dan
aroma. Pengujian ini dilakukan selama 15
jam, yaitu dengan rentang waktu tiap Grafik 1. Grafik hubungan waktu dan
pengujian adalah selama 3 jam, sehingga parameter uji
dapat diketahui nilai rata-rata dari setiap
parameter. Berikut adalah hasil uji Berdasarkan hasil pengujian
organoleptik dengan menggunakan 10 organoleptic tersebut dapat diketahui
panelis. bahwa semakin lama penyimpanan buah
potong dalam suhu ruang akan
Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik menyebabkan rasa, tekstur, warna, dan
Pengujian Parameter aromanya mengalami penurunan secara
jam ke- Rasa Tekstur Warna Aroma signifikan. Terutama pada jam ke-4 dan ke-5
yaitu penyimpanan selama 12 jam dan 15
1 (3 jam) 36 42 46 46
jam, kualitasnya menjadi sangat buruk dan
2 (6 jam) 29 37 31 34
tidak layak untuk dikonsumsi.
3 (9 jam) 26 32 30 33
Untuk uji lainnya masih belum bisa
4 (12 jam) 20 24 19 21
dilaksanakan karena keterbatasan alat yang
5 (15 jam) 15 17 16 15
digunakan untuk tegangan tinggi sehingga
masih menunggu pembuatan alat.
Dengan proporsi penilaian: Berdasarkan referensi yang digunakan
Rasa: diketahui bahwa tegangan minimal yang
92
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
93
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Bawang merah merupakan bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia. Dari jumlah permintaan konsumen di Indonesia terhadap bawang merah yang
mampu dipasok hanya sekitar 786.750 ton/tahun, hal ini dikarenakan 25% dari total panen
bawang merah mengalami kerusakan sebelum mencapai tangan konsumen. Kelangkaan
disebabkan oleh faktor kerusakan bawang merah seperti susut bobot, soft rot (pembusukan
halus), dan pertumbuhan tunas yang diakibatkan oleh perlakuan pascapanen yang kurang
tepat sehingga berujung pada fluktuasi harga bawang merah. Oleh karena itu terciptalah suatu
inovasi yang bernama COBOI (Coumarin Box for Onion) sebagai salah satu alat postharvest
treatment dengan fungsi utama mencegah pertunasan bawang merah (Allium cepa). Tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui rancang bangun dan efektifitas COBOI (Coumarin Box for Onion)
dalam mencegah pertunasan bawang merah. Metode penelitian yang dilakukan dimulai dari
tahap studi pustaka, pembuatan rancangan, instrumentasi COBOI. Hasil dari penelitian ini
yaitu menghasilkan alat bernama COBOI dengan dimensi 100x50x45cm yang berbahan stainless
steel, dilengkapi dengan komponen yang berada dalam alat yaitu blower, exhauster, aerosol
sprayer, dan instrumen berupa display suhu, push button, alat dilengkapi pula dengan roda.
Kata kunci: Bawang merah, senyawa kumarin, COBOI (Coumarin Box for Onion)
ABSTRACT
The Onion is a food that is much needed by the people of Indonesia. The number of consumer
demand in Indonesia against the onion that is able to supply only about 786,750 tons/year, this is
because 25% of the total harvest of onion suffered damage before reaching the hands of the consumer.
Scarcity is caused by factors such as reduced damage onion weight, soft rot (decay), and the growth of
shoots arising from inappropriate postharvest treatment so that resulted in fluctuations in the price of
onions. Therefore creating an innovation called COBOI (Coumarin Box for Onion) as one of the tools
with the primary function of postharvest treatment to prevent sprouting of onions (Allium cepa). The
goal of the research is to know the architecture and effectiveness COBOI (Coumarin Box for Onion) in
preventing sprouting. The method of research done, starting from the stage of design, creation of library
studies, instrumentation COBOI, testing tools, and evaluation stages. The result of the research is to
produce a tool named COBOI with dimensions 100x50x45cm made stainless steel, equipped with
components that are in the exhauster blower, namely tools, an aerosol sprayer, and instruments in the
form of the temperature display, push button, the tool is equipped with wheels.
94
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
95
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Box for Onion. Hasil rancangan alat dapat Selain itu alat ini dilengkpi dengan
dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. PID controller yang dihubungkan dengan LM
(sensor suhu), ketika suhu tidak sesuai maka
sensor akan meneruskan informasi ke PID
controller dan PID controller yang
dihubungkan ke blower akan menyalakan
blowe. Sistem ini akan bekerja selama 24 jam.
SIMPULAN
Gambar 1. COBOI tampak luar
Coumarin Box for Onion adalah alat
posthaervest treatment bawang merah dengan
menggunakan senyawa kumarin.
Penggunaan Coumarin Box for Onion ini akan
membantu memaksimalkan kinerja kumarin
dalam ruangan tertutup dan suhu yang
terkontrol, sehingga kumarin bisa tersebar
menyeluruh. Alat ini memiliki ukuran
100x50x45 cm dengan bahan stainless steel.
Gambar 2. COBOI tampak dalam Komponen penyusun COBOI berupa blower,
exhauster, PID controller, aerosol sprayer, dan
Pembuatan Aerosol pompa.
Konsentrasi aerosol kumarin yang
dibuat yaitu 250 ppm. Cara pembuatannya UCAPAN TERIMA KASIH
adalah dengan melarutkan 250 mg kumarin
dengan 1 liter etil asetat. Jumlah yang Terimakasih kami ucapakan kepada
disemprotkan ke dalam alat yaitu 500 mL Tuhan YME yang senantiasa melimpahkan
untuk 20 kg bawang merah. segala kekuasaannya sehingga kami dapat
menyelesaikan jurnal ini, serta kepada Ibu
Cara Kerja COBOI Nur Lailatul Rahmah S.Si, M.Si yang telah
Bawang merah yang akan diberi membimbing kami dalam melaksanakan
perlakuan pascapanen (postharvest treatment) penelitian. Terimakasih juga kepada panitia
diletakkan dalam keranjang di dalam Sientesa yang telah bekerja keras dalam
Coumarin Box for Onion. Kumarin yang telah mengadakan acara symposium dan expo
dibuat aerosol disalurkan ke dalam Coumarin 2017 ini.
Box for Onion. Ketika blower dinyalakan maka
aerosol kumarin langsung terdispersi dalam DAFTAR PUSTAKA
udara ke seluruh ruangan Coumarin Box for
Onion. Pemaparan kumarin hanya dilakukan Afda, M. 2006. 6-Metoksi, 7-Hidroksi
sekali di awal proses. Blower dinyalakan Kumarin dari Daun Pacar Air
untuk membantu aerosol kumarin menyebar (Impatiens balsamina Linn.). Jurnal
ke seluruh ruangan dalam Coumarin Box for Gradien. vol. 2, no.2,pp. 183-186.
Onion. Badan Pusat Statistik. 2015. Distribusi
Perdagangan Komoditas Bawang Merah
Indonesia 2015. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Eshel, D., Bamnolker, P.T., Vinokur, Y.,
Saad, I., Zutahy, Y., and Rodov, V.
2014. Fast Curing: A Method to
Improve Postharvest Quality of
Onions in Hot Climate Harvest.The
Journal of Posthar vest Biology and
Technology. vol 88, no. 2014, pp. 34-39.
Gambar 3. COBOI
96
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
97
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Anggi Jovino Tambunan1*, Casilda Aulia R2, Aisyah Sari Nastiti3, Gulam Zakiya4, Alif Umami
Faridatul Lailiyah5
ABSTRAK
Penggunaan pewarna makanan di industri pangan semakin meningkat seiring dengan
pola konsumsi masyarakat yang menyukai produk pangan dengan penampilan yang menarik.
Namun sayangnya, pewarna yang banyak digunakan untuk produk pangan merupakan
pewarna sintetis. Data dari BPOM tahun 2012 menunjukkan, sebanyak 90% industry pangan di
Indonesia menggunakan pewarna sintetis. Pewarna sintetis digunakan karena harganya yang
terjangkau, mudah diperoleh di pasaran, konsistensi warnanya baik dan tahan lama. Padahal,
penggunaan pewarna makanan sintetis secara berkelanjutan dalam waktu yang lama
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan antara lain pusing, mual, diare hingga kanker.
Oleh sebab itu, diperlukan alternatif pewarna alami bahan pangan yang aman dikonsumsi.
Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pewarna alami yakni
Rumput teki (Cyperus rotondus L.) dengan potensi kandungan antioksidan dan klorofil yang
cukup tinggi serta ditambahkan bahan pengisi untuk melindungi warna dari faktor sifat fisik
dan kimia, menambah berat produk dan memudahkan kecerahan warna dalam air. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendapatkan formulasi proporsi antara konsentrasi bahan pengisi dan
jenis bahan pengisi untuk memperoleh pewarna bubuk alami dengan sifat fisik dan kimia yang
baik dan mengetahui pengaruh penambahan pewarna bubuk alami terhadap sifat fisik dan
kimia produk pangan. Metode yang digunakan yakni ekstraksi maserasi menggunakan pelarut
etanol 70% absolut dengan rancangan percobaan acak kelompok faktorial yang terdiri dari
faktor bahan pengisi dan perbandingan sampel terhadap bahan pengisi. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa kandungan klorofil yang diperoleh dari 23 gram Cyperus rotundus L.
kering adalah 0,406 ppm dimana hasilnya lebih besar dari pada literatur yang menyatakan
bahwa kandungan klorofil Cyperus rotundus L. kering hanya 0,392 ppm. Selanjutnya, akan diuji
pada sirup untuk mengetahui efek dan ketahanan warna terhadap makanan
ABSTRACT
The use of food coloring in the food industry is increasing in line with the pattern of
consumption of people who like food products with an attractive appearance. But unfortunately, the
colorant that is widely used for food products is a synthetic colorant. The data from National Agency of
Drugs and Foods Controls in 2012 showed that as much as 90% of the food industry in Indonesia uses
synthetic colorant. Synthetic colorant is used because the price is affordable, easy to obtain in the market,
good color consistency, and durable. In fact, the use of synthetic food coloring in a long time cause
various health problems such as dizziness, nausea, diarrhea, and cancer. Therefore, it is necessary
alternative natural food coloring which safe to eat. One of the ingredients that can be used as raw
material for making natural colorant is Cyperus rotundus L. with high potency of antioxidant and
chlorophyll content and added filler to protect the color of physical and chemical properties, increase the
98
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
weight of the product, and facilitate the brightness color in water. The purpose of this study is to obtain a
formulation of the proportion between the concentration of the filler and the type of filler to obtain natural
colorant powder with good physical and chemical properties and to know the effect of adding natural
colorant powder to the physical and chemical properties of food products. The method used is maceration
extraction using 70% absolute ethanol solvent with a factorial randomized factorial design consisting of
filler factor and sample comparison to filler. The experimental results showed that the chlorophyll content
obtained from 23 grams of dried Cyperus rotundus L. is 0.406 ppm where the result is larger than the
literature which stated that the dry Cyperus rotundus L. chlorophyll content was only 0.392 ppm.
Furthermore, it will be tested on syrup to determine the effect and resistance of color to the food.
99
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
100
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
101
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
102
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Gigih Widyawantoro1,*, Lu’lu’i Zulaikho2, Nur Ida Winni Yosika2, Bayu Permadi2, Kamsiatun
Eka Pratama2
1Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
2Program Studi Teknologi Bioproses, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang 65145, Indonesia
*Email : widyawangigih@gmail.com
ABSTRAK
Ketersediaan air untuk irigasi pada lahan kering atau non teknis bergantung pada
besarnya curah hujan. Hal ini mengakibatkan usaha tani tidak dapat dilakukan sepanjang
tahun. Pada lahan kering penyediaan air terkendala pada sistem distribusi dari sumber menuju
lahan. ELEGAN CAFE (Electroosmosis Irrigation System For Non-Technical Field) merupakan
solusi efektif irigasi pada lahan non-teknis dengan prinsip elektroosmosis. Sistem
elektroosmosis menggunakan arus DC dari panel surya sehingga ramah lingkungan. Arus
listrik DC akan mengikat air dan membawanya bergerak mengikuti aliran listrik tersebut.
Jika dua elektroda dipasang pada tanah yang lembab dan dialirkan listrik, air yang
terkandung di dalam tanah akan bergerak dari elektroda positif menuju elektroda negatif,
sehingga memudahkan akar dalam menyerap air. Alat ini dilengkapi sensor kadar air untuk
mengoptimalkan penggunaan daya listrik. Listrik akan mengalir ketika kadar air pada sampel
tanaman Tomat dan Bayam belum terpenuhi. Kadar air minimum untuk pertumbuhan pada
tanaman Tomat dan Bayam berturut-turut adalah 27, 57% dan 59,19 %. Sensor kadar air
dilengkapi oleh relay untuk menyambung dan memutus aliran listrik ketika kadar air pada
sampel tanaman telah terpenuhi. Hasil pengujian teori pada tegangan 12 volt, 5A dengan
ketinggian 12 cm memberikan hasil paling baik yaitu pada kuadran I kadar air sebesar 16,767
%, kuadran II sebesar 15,897%, kuadran III sebesar 16,562%, dan kuadran IV sebesar 19,087%.
ABSTRACT
The availability of water in non-technical field depends on rainwater. This is giving a big impact
in the farming throughout the year. Also, the water distribution in non-technical field was constrained.
ELEGAN CAFÉ is an electroosmosis irrigation system for horticultural crop in non-technical field. DC
electric current will bind and bring the water along the flow of electricity. If two electrodes are mounted
on moist soil and are supplied with electricity, the water contained in the ground will move from the
positive electrode to the negative electrode, thus helping the roots in absorbing water. This device also
completed with soil moisture sensors to optimize the electrical power. The electricity will flow up when
the water content of the Tomato and Spinach plant has not been fulfilled. The minimum moisture content
of Tomato and Spinach plants is 27,57% and 59.19%. The moisture sensor is equipped by a type relay to
connect and disconnect electricity when the water content of the plant sample has been fulfilled. The
result of the test with 12 volt, 5Ampere and 12 cm height give the best result that is in quadrant I water
content 16,767%, quadrant II equal to 15,897%, quadrant III equal to 16,562%, and quadrant IV equal
to 19,087%.
103
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
104
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
VCC pada sensor dihubungkan pada pin 5 Rangkaian ini memiliki prinsip seperti
V di minimum sistem, A0 pada sensor saklar yaitu ketika tombol input ditekan
dihubungkan pada pin A0 dan Ground maka rangkaian akan terhubung sehingga
pada sensor dihubungkan dengan pin Gnd arus listrik akan mengalir dan terhubung
di minimum sistem. Keluaran dari sensor dengan rangkaian LCD, dimana LCD akan
berupa tegangan yang bervariasi, tegangan menampilkan jenis tanaman yang dipilih.
ini harus diubah menjadi logika 0 dan 1
agar dapat dibaca oleh minimum sistem. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tegangan output dari sensor akan terbaca
menjadi nilai ADC pada LCD. Nilai ADC sampel tanah
Sampel tanah dalam pengujian ini
LCD yang digunakan adalah LCD 16x2
diambil dari tiga chamber yang dialiri
yang berarti tampilan dari LCD memiliki 16
listrik DC dengan variasi ketinggian tanah
baris, 2 kolom. LCD dalam dalam
yang berbeda. Pada chamber I ketinggian
rangkaian alat ELEGAN CAFE berfungsi
tanah 12 cm, chamber II 20 cm dan chamber
sebagai penampil nilai kadar air dari tanah
III 28 cm. Arus dan tegangan yang mengalir
dan jenis tanaman yang akan dipilih.
yaitu 5 A, 12 V selama 117, 5 jam. Setiap
chamber dibagi area ketinggian menjadi 4
kuadran. Data pengujian diperoleh dengan
menancapkan sensor pada sampel tanah
dimana rangkaian sensor telah terhubung
pada rangkaian LCD.
105
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
106
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
kuadrannya sedangkan kadar air pada menarik air dari elektroda positif menuju
sampel denagn ketinggian 28 cm elektroda negatif. ELEGAN CAFE
cenderung mengalami penurunan dengan merupakan alat yang memanfaatkan sistem
meningkatnya kuadran. Elektroosmosis untuk irigasi. Alat ini
memiliki dua sistem utama yaitu sistem
Tabel 6. Kadar air sampel tanah pada Elektroosmosis dan sistem kontrol. Sistem
chamber 28 cm elektroosmosis memanfaatkan listrik DC 12
Massa Massa V, 5 A.
Kuadran sampel sampel Kadar Sistem kontrol terdiri rangkaian sensor
akhir awal air (%) kadar air, rangkaian relay, rangkaian input,
(gram) (gram) dan rangkaian LCD. LCD akan
1 25,068 30,052 16,584 menampilkan kadar air pada tanah dengan
2 25,505 30,071 15,184 konversi dari nilai ADC menjadi presentase
kadar air. Kadar air dan nilai ADC paling
3 25,801 30,067 14,188
maksimal didapatkan pada pengujian
4 26,121 30 12,93 dengan tinggi tanah sebesar 12 cm.
Hubungan grafik antara nilai ADC dan
Dari data kadar air tersebut terlihat bahwa kadar air pada ketinggian 12 cm
sampel dengan ketinggian 12 cm menghasilkan fungsi linier y= = -0,0763x +
membuktikan kebenaran teori 92,352. Uji alat selanjutnya adalah
elektroosmosis serta jarak molekul air pengujian langsung terhadap tanaman
dapat mengalir dengan baik terdapat pada Tomat dan Bayam
ketinggian tanah 12 cm.
Sampel dengan ketinggian tanah 12 cm UCAPAN TERIMAKASIH
memiliki nilai ADC dan kadar air yang
paling maksimal selama 117,5 jam saat Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha
pengujian, sehingga fungsi atau rumus Esa yang telah memberikan kelancaran
untuk sensor diambil dari data ADC dan untuk mengerjakan program
kadar air pada ketinggian 12 cm. perancanganalat ELEGAN CAFE,
terimakasih kepada RISTEK DIKTI yang
25
telah memberikan dana untuk kelancaran
pembuatan program ini.
Kadar Air (%)
20
15
DAFTAR PUSTAKA
10 y = -0.0763x + 92.352
5 R² = 0.8511
Abdurachman, A., Dariah, A, dan
0 Mulyani, A. 2008. Strategi dan
960 980 1000 1020 Teknologi Pengolahan Lahan Kering
Nilai ADC Mendukung Pengdaan pangan Nasional.
Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 27, No.
Grafik 1. Hubungan Kadar Air (%) dengan 8, hlm. 44-45
Nilai ADC Andi, T, Niken S, S, dan Noegroho, D. 2013.
Penggunaan Metode Elektroosmosis Pada
Fungsi yang didapatkan dari grafik Tanah Lempung Yang Ditambah Abu
yaitu y =-0,0763x + 92,352 dan R² = 0,8511. Ampas Tebu Ditinjau Dari Parameter
Fungsi y pada grafik akan menjadi rumus Kuat Geser Tanah. E-Jurnal Matriks
untuk dimasukkan kedalam coding sensor Teknik Sipil. Vol. 1, No. 4, hlm. 433
sehingga sensor dapat mendeteksi kadar air Desmarina, R, Adiwirman, dan Widodo,
secara real time. W. 2009. Respon Tanaman Tomat
Terhadap Frekuensi Dan Taraf
SIMPULAN Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan
Dan Perkembangan Tanaman Tomat.
Elektroosmosis adalah sistem yang Makalah Seminar Departemen
memanfaatkan listrik DC untuk dapat Agronomi dan Hortikultura.
107
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
108
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Fitria Febriari1, Zakiyyah Farradina Fathin2*, Fauzan Akbar3, Gita Anggia Puspita4
Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya,
Jl. Veteran Malang 65145
Email: *zfarradina@yahoo.com
ABSTRAK
Buah siwalan biasanya dimanfaatkan niranya sebagai bahan baku pembuatan gula.
Pegolahan buah siwalan menghasilkan limbah, salah satunya kulit buah siwalan. Kulit buah
siwalan megandung selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
bioplastic. Pemanfaatan limbah kulit buah siwalan dilakukan dengan cara mengolah kulit buah
siwalan menjadi serbuk. Pembuatan serbuk dilakukan dengan mengeringkan kulit buah
siwalan menggunakan oven yang dilengkapi dengan blower pada suhu 70 °C selama 2-3 jam.
Kulit siwalan kering selanjutnya digiling menggunakan grinding mill kemudian diayak
menggunakan saringan berukuran 100 mesh. Hasil dari penelitian ini diperoleh beberapa data
massa kulit buah siwalan sebelum dan setelah dikeringkan.
ABSTRACT
Siwalan fruit is usually utilized niranya as raw material for making sugar. Pegahan fruit fruit
produces waste, one of them siwalan fruit skin. Siwalan fruit skin contains cellulose which can be utilized
as raw material of bioplastic manufacture. Utilization of siwalan fruit skin waste is done by processing
the skin of siwalan fruit into powder. Powder making is done by drying the skin of siwalan fruit using
oven equipped with blower at 70 ° C for 2-3 hours. Siwalan dry skin then milled using grinding mill and
then sieved using a sieve of 100 mesh. The results of this study obtained some data mass of siwalan skin
before and after dried.
PENDAHULUAN
109
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
maupun oleh cuaca. Penggunaan pati judul “Pemanfaatan Limbah Kulit Siwalan
sebagai bahan utama pembuatan plastik menjadi Serbuk sebagai Bahan Baku
memiliki potensi yang besar karena di Pembuatan Bioplastik”.
Indonesia terdapat berbagai tanaman
penghasil pati. Untuk memperoleh BAHAN DAN METODE
bioplastik, pati ditambahkan dengan
plastisizer gliserol, sehingga diperoleh Bahan yang digunakan pada
plastik yang lebih fleksibel dan elastis (Akbar penelitian ini adalahlimbah kulit buah
dkk, 2013). siwalan. Sedangkan alat yang digunakan
antara lain oven yang dilengkapi dengan
blower untuk mengeringkan bahan,
grinding mill sebagai penghancur dan
pembuat serbuk, pisau yang digunakan
sebagai pemotong, timbangan untuk
menimbang massa bahan dan ayakan
berukuran 100 mesh untuk mengayak
serbuk kulit buah siwalan yang telah
Gambar 2. Morfologi plastik biodegradable
dihancurkan.
sebelum (kiri) dan sesudah (kanan)
Penelitian ini dilaksanakan di
biodegradable
laboratorium teknologi pengolahan hasil
pangan dan pertanian (TPPHP),
Potensi pohon siwalan (Borassus
laboratorium kimia dasar, laboratorium
flabellifer) di Indonesia belum termanfaatkan
mekatronika, dan pilot plan Fakultas
secara optimal. Pohon siwalan merupakan
Teknologi Pertanian.
tanaman perkebunan yang menyimpan
HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak khasiat disetiap bagian pohonnya.
Salah satunya ialah buah siwalan yang Sebelum dilakukan penelitian
memiliki kandungan serat kasar yang cukup pengeringan limbah kulit buah siwalan,
tinggi yaitu 25 g dari 100 g bahan (Aisiyah terlebh dahulu dilakukan penelitian
dkk, 2015). Kandungan serat pada buah pendahuluan atau trial and errorguna
siwalan ini dapat dimanfaatkan sebagai mengetahui metode pengeringan yang
bahanbaku pembuatan plastic tepat. Penelitian pertama dilakukan
biodegradable. dengan mengeringkan kulit siwalan di
Pembuatan serbuk kulit buah dalam oven biasa pada suhu 70 °C selama
siwalan menggunakan metode pengeringan 2 jam. Bahan yang akan dikeringkan
vakum dilakukan dengan buah siwalan diletakkan pada alumunium foil yang
sebanyak 50 buah diambil ekstrak dipasang pada loyang. Dari hasil
selulosanya. Pengambilan ekstrak selulosa penelitian ini diperoleh hasil pengeringan
dilakukan dengan memanaskan bahan pada yang kurang optimal. Kulit buah siwalan
suhu 70 °C selama 2 sampai 3 jam. yang sudah dioven masih dalam kondisi
Kemudian, ekstrak selulosa ditambah setengah basah, seperti yang ada pada
aquades secukupnya dan dihancurkan Gambar 3.
menggunakan blender selama 10 menit Penelitian kedua dilakukan
(Nirwantoro dkk, 2012). Pembuatan dengan mengeringkan kulit buah siwalan
bioplastic dilakukan dengan mencampur menggunakan oven yang dilengkapi
serbuk buah siwalan dengan beberapa bahan blower pada suhu70 °C selama 2 sampai 3
tambahan seperti dekstrin, asam asetat dan jam. Bahan yang akan dikeringan
gliserol. Campuran dimasukkan ke dalam diletakkan pada alumunium foil yang telah
evaporator vakum untuk diekstrak menjadi dipasang pada loyang. Hasil penelitian ini
bubuk dengan suhu pemanasan 70 °C selama masih menunjukkan hasil pengeringan
2 jam dengan tekanan 100 mBar dengan yang kurang optimal. Kulit buah siwalan
kecepatan pengadukan 250 rpm. setelah dioven sudah cukup kering (lebih
Berdasarkan latar belakang tersebut, kering dari sebelumnya) akan tetapi belum
peneliti mengajukan percobaan dengan tercapai kriteria kering sesuai dengan yang
110
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
111
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
yang digunakan dan semakin rata penataan tersebut diperoleh kulit siwalan kering
bahan maka persebaran panas akan semakin dengan total susut massa 17,6 %. Hasil dari
merata sehingga bahan akan dapat kering pengeringan kulit siwalan dihancurkan
sesuai dengan yang diinginkan pada suhu dengan menggunakan grinding mill dan
optimal. diayak dengan ayakan berukuran 100 mesh
Setelah diperoleh kulit buah siwalan sehingga diperoleh serbuk kulit buah
kering, selanjutnya dilakukan penggilingan siwalan dengan ukuran partikel yang lebih
agar diperoleh serbuk kulit siwalan halus.
menggunakan grinding mill. Serbuk yang
diperoleh kemudian diayak menggunakan UCAPAN TERIMA KASIH
ayakan berukuran 100 mesh untuk
mengurangi jumlah serat dari serbuk kulit Terima kasih kepada Tuhan
buah siwalan yang diperoleh dari proses Yang Maha Esa dan semua pihak
penggilingan hingga diperoleh partikel yang telah membantu dalam proses
serbuk yang lebih halus. Proses dan hasil penelitian ini.
penggilingan menggunakan grinding mill
dapat dilihat pada Gambar 6. Proses
pengayakan dapat dilihat pada Gambar 7.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
112
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Gabriella Maharani Simamora1*, Muhammad Fitri Aji Nugroho2 , Ikhtiar Eka Prasetyani3 , Dhia
Arista Putri4
1,2,3,4 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Brawijaya, Malang
Jl. Veteran, Malang Telepon: 0341-551611, 0341-575777 Fax: 0341-565420
E-mail : gabriellasimamora2@gmail.com
ABSTRAK
Ekstraksi merupakan proses pemisahan senyawa tertentu yang terlarut dalam suatu bahan
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Proses ekstraksi seringkali
memerlukan reagent yang banyak sehingga akan meningkatkan biaya yang diperlukan.
Sehingga, digunakannya metode ekstraksi dengan pemanfaatan teknologi ultrasonik di mana
melalui teknologi ini proses ekstraksi dilakukan tanpa adanya penambahan bahan kimia dan
bahan tambahan lain, lebih cepat dan mudah tanpa memerlukan biaya tinggi. Bahan baku
berupa bunga Telang banyak mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, falvonol glikosida,
antosianin, kaemprerol glikosida, quersetin glikosida, dan mirisetin glikosida. Bunga Telang ini
mengandung banyak senyawa antosianin yang berperan sebagai antioksidan dengan kadar
tinggi yang dapat membantu menurunkan resiko kanker dan memperbaiki sel-sel tubuh yang
rusak.
ABSTRACT
113
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
114
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
dengan kombinasi antara aquadest dengan literatur yang diperoleh, pada proses
asam tartarat dengan berbagai konsentrasi ekstraksi dengan bantuan ultrasonik,
(b/v). permukaan bahan yang dilapisi oleh
selaput sel berkurang sangat signifikan di
HASIL DAN PEMBAHASAN mana sekitar 80% permukaan bahan terjadi
kerusakan. Besarnya kerusakan bahan ini
Proses ekstraksi bunga Telang yang terjadi akibat adanya gelombang ultrasonik
telah dilakukan dengan menggunakan yang merambat pada bahan. Penggunaan
teknologi ultrasonik memiliki hasil yang ultrasonik akan menyebabkan terjadinya
berbeda jika dibandingkan dengan proses perusakan dinding sel biologis suatu bahan
ekstraksi menggunakan pelarut. Degradasi sehingga pelepasan bahan yang akan
antosianin dapat terjadi selama proses diekstrak akan menjadi lebih mudah
ekstraksi di mana faktor-faktor yang (Fuadi, 2012).
mempengaruhi stabilitas antosianin Variasi konsentrasi asam tartarat
tersebut yaitu adanya modifikasi pada berpengaruh terhadap peningkatan total
struktur spesifik antosianin (glikosilasi, antosianin bunga Telang. Antosianin
asilasi dengan asam alifatik atau aromatik), memiliki kepolaran yang sama dengan
pH, temperatur, cahaya, keberadaan ion aquadest sehingga, dapat meningkatkan
logam, oksigen, kadar gula, enzim, dan kadar antosianin pada bahan. Kelarutan
pengaruh sulfur dioksida (Andarwulan dan suatu zat sangat bergantung pada
Faradilla, 2012). kecocokan antara zat dengan pelarut yang
Proses ekstraksi menggunakan pelarut digunakan. Penambahan asam tartarat
akan dapat menyebabkan kehilangan yang dikombinasikan dengan aquadest
antosianin pada bahan akibat adanya reaksi dapat membantu senyawa terprotonasi
antara antosianin dengan pelarut sehingga sehingga mampu melarutkan pigmen
menyebabkan antosianin mengalami antosianin lebih banyak (Nicoue, et al.,
degradasi. Sedangkan, pada ekstraksi 2007). Berdasarkan literatur yang diperoleh,
teknologi ultrasonik yang tidak kadar antosianin yang terdapat pada bunga
menggunakan pelarut sehingga, dapat Telang dengan berbagai konsentrasi adalah
meminimalisir kehilangan antosianin sebagai berikut.
akibat degradasi. Waktu yang dibutuhkan
dalam proses ekstraksi cenderung lebih Tabel 1. Kadar Antosianin Bunga Telang
cepat dengan metode ultrasonik dibanding Konsentrasi Total Antosianin
metode ekstraksi menggunakan pelarut. Asam Tartarat (mg/ml)
Penggunaan ultrasonik akan menaikkan 0% (b/v) 0,65
harga diffusifitas efektif pada proses 0,25% (b/v) 0,71
perpindahan massa di mana efek ini akan 0,5% (b/v) 0,77
maksimum pada waktu yang singkat. 0,75% (b/v) 0,82
Gelombang ultrasonik mampu sumber : (Hartono, et al., 2013).
meningkatkan difusi pelarut dalam suatu
zat, di mana pengaruh gelombang akvitasi Kadar antosianin semakin meningkat
yang dihasilkan tidak hanya disekitar seiring dengan peningkatan konsentrasi
partikel tetapi juga langsung ke titik pusat asam tartarat yang digunakan. Dapat
zat tersebut. Sedangkan, proses ekstraksi disimpulkan, bahwa pelarut kombinasi
menggunakan hesperidin dari penggan antara aquadest dan asam tartarat 0,75%
(citrus reticulata) pel dan melaporkan menghasilkan total kadar antosianin yang
bahwa penggunaan ultrasonik dapat paling tinggi.
mempersingkat waktu ekstraksi dan akan Sehingga, diharapkan hasil dari
meningkatkan hasil ekstraksi (Ma, et al. penelitian kadar antosianin ini dengan
2007). metode pengujian menggunakan
Selain itu, eksrtaksi menggunakan kombinasi antara aquadest dan asam
ultrasonik dapat mengekstrak lebih banyak tartarat dapat sesuai berdasarkan hasil
komponen dibandingkan dengan metode yang diperoleh dari literatur tersebut.
ekstraksi konvensional. Berdasarkan
115
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
DAFTAR PUSTAKA
116
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Rizki Septian Candra K.1, Himawan Auladana2, Sellyan Lorenza Orlanda Putri3, Abis Rinaldi4,
Neno Retnowati C.5, Suprayogi6*
ABSTRAK
Kulit pisang adalah limbah pertanian dan kehadirannya sangat melimpah di negara
tropis terutama di Indonesia, karena ada banyak industri pengolahan buah pisang seperti
keripik pisang dan produk selai. Kulit pisang memiliki kandungan pati yang cukup tinggi yaitu
27% -30%. Pati bisa diolah menjadi bioplastik dengan menambahkan plasticizer sehingga
plastik bisa lebih elastis. Bioplastik adalah plastik yang dapat terdegradasi oleh
mikroorganisme dalam waktu yang lebih cepat daripada plastik sintetis. Lebih dari 1 triliun
kantong plastik digunakan setiap tahun di seluruh dunia. Konsumsi berlebihan plastik
mengakibatkan polusi lingkungan. Plastik bukan berasal dari senyawa biologis dan memiliki
karakteristik yang sulit terdegradasi secara alami (non-biodegradable), jadi jika dipercepat di
lapangan bahan ini akan merusak lingkungan. Dengan demikian kita membuat bioplastik
alternatif dari kulit pisang untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan bisa
dijadikan produk ramah lingkungan. Bioplastik yang berbahan dasar polystirene ataupun PVC
ini diuraikan menjadi monomer yang mampu diserap oleh tanah dengan rekayasa bioteknologi
menggunakan bakteri Pseudomonas sp. Namun demikian, proses penguraian tidaklah berjalan
cepat, maka dari itu inovasi pemberian Biotin kami lakukan untuk mempercepat proses
degradasinya. Biotin berperan dalam membantu pertumbuhan sel mikroorganisme. Selain
dapat mempercepat pertumbuhan, biotin ternyata mampu mengubah polimer polistyrene
menjadi monomer styrene, sehingga waktu degradasi menjadi lebih singkat. Tujuan dari
pembuatan penelitian ini adalah menekankan pada pemanfaatan limbah kulit pisang secara
efektif jika dijadikan alternatif untuk pembuatan kantong bioplastik.
Kata Kunci: Bioplastik, Kulit Pisang, Pseudomonas sp, Biotin
ABSTRACT
Banana peels are agricultural waste and its presence is very abundant in tropical countries
especially in Indonesia, because there are a lot of banana fruit processing industry such as banana chips
and jam products. Banana peel has a fairly high starch content of 27%-30%. The starch can be processed
into bioplastics by adding a plasticizer so the plastic can be more elastic. Bioplastics are plastics that can
be degraded by microorganisms in a faster time than synthetic plastics. More than 1 trillion plastic bags
are used every year worldwide. Excessive consumption of the plastic resulting in environmental
pollution. Plastic is not derived from biological compounds and has characteristic difficult degraded by
nature (non-biodegradable), so if speeded on the ground these materials will damage the environment.
Thus we create an alternative bioplastics from banana peels to reduce the impact of environmental
pollution and can be used as an environmentally friendly product. Bioplastic based polystyrene or PVC is
described to be a monomer that can be absorbed by the soil with biotechnology engineering using bacteria
Pseudomonas sp. However, the decomposition process is not running fast, therefore our innovation of
Biotin is done to accelerate the degradation process. Biotin plays a role in helping the cell growth of
117
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
microorganisms. In addition to accelerate growth, biotin was able to convert polystyrene polymers into
styrene monomer, so the degradation time becomes shorter. The purpose of this research is to emphasize
on the utilization of banana peel waste effectively if used as an alternative for the manufacture of
bioplastic bags.
118
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
dengan terbentuknya cincin berwarna amerika yaitu kuat tarik sebesar 75%, daya
merah ungu pada batas kedua cairan, dan serap air 0,86 kg/l density, ketahanan kimia
pada uji iod ditandai dengan adanya warna sebesar 75%, ketahanan udara dengan
biru pada sampel setelah ditambahkan iod kerapatan 90 g/mm3, lama waktu urai
pada sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai sifat biodegradablenya yaitu selama
sampel mengandung karbohidrat. Jumlah 1 bulan, dan transmisi cahaya sebesar 83%.
air dalam bahan akan mempengaruhi daya
tahan bahan terhadap kerusakan yang UCAPAN TERIMA KASIH
disebabkan oleh mikroba maupun
serangga. Kadar air dalam sampel relatif Termakasih banyak kepada banyak
kecil sehingga cukup untuk menahan suprayogi selaku pembimbing penelitian
kerusakan akibat mikroba maupun ini sehingga penelitian dapat berjalan
serangga. Kandungan kadar air pada dengan baik dan teratur. Tidak lupa pula
tepung pati sebesar 0,09% dari berat bahan, terimakasih banyak kepada rekan-rekan
serbuk tepung lolos ukuran 60 mesh, dan tim yang telah ikut andil dan berkerja sama
kandungan bakteri patogen sebesar 0,01%. dalam menyelesaikan proyek penelitian
Film yang dihasilkan pada bioplastik ini. Semoga dapat dijadikan
penelitian berwarna putih kecoklatan. bahan informasi untuk penelitian
Penambahan kalsium karbonat dan gliserol selanjutnya.
diharapkan dapat menghasilkan nilai
densitas optimal. Film berbahan dasar pati DAFTAR PUSTAKA
dengan penambahan gliserol sebagai
plasticizer memiliki permeabilitas yang Febriyantoro, Ilham., Lailatin Nuriyah., Siti
rendah terhadap uap air. Kemampuan Jazimah Iswarin. 2014. Pengaruh
higroskopisitas semakin kecil agar Komposisi Pati Kulit Pisang Raja dan
penyerapan uap air dari lingkungan tidak Kulit Singkong sebagai Bahan Baku
terlalu banyak. Bioplastik dan Pengukuran
Laju transmisi uap air tidak terlalu Karakteristiknya. Jurnal FMIPA. Vol 3
tinggi supaya sifat kerekatan plastiknya (1)
baik. Daya regang diharapkan bertambah Wirawan dan Budi Santosa, 2016. Aplikasi
ketika dilakukan penambahan plastilizer. Penyalut Edibel Berbasis Pati Kulit
Indikator capaian sesuai standar. bioplastik Pisang Dengan Penambahan Natrium
ASTM amerika yaitu kuat tarik sebesar Metabisulfit Pada Buah Salak Pondoh
75%, daya serap air 0,86 kg/l density, Kupas. Jurnal Buana Sains Vol 16 (1):
ketahanan kimia sebesar 75%, ketahanan 9-16
udara dengan kerapatan 90 g/mm3, lama Kartika B Ardiana. 2010. Teknik Eksplorasi
waktu urai sesuai sifat biodegradablenya dan Pengembangan Bakteri
yaitu selama 1 bulan, dan transmisi cahaya Pseudomonas flourescens. Banyumas:
sebesar 83%. Laboratorium PH
Tri, Dyah Retno dan Wasir Nuri. 2011.
SIMPULAN Pembuatan Bioetanol dari Kulit Pisang.
Prosiding Seminar Nasional Teknik
Pati yang dihasilkan dari bahan Kimia. Yogyakarta
dasar kulit pisang berwarna putih Mulyadi, Sri. Ningsih, Ely Sulistya.
kecokelatan. Kadar air dalam sampel relatif Abbas, Alwis.2013. Modifikasi
kecil sehingga cukup untuk menahan Propilena sebagai Polimer Komposit
kerusakan akibat mikroba maupun biodegradable dengan Bahan Pengisi
serangga. Kandungan kadar air pada Pati Pisang dan Sorbitol sebagai
tepung pati sebesar 0,09% dari berat bahan, Plastisizer. Skripsi Jurusan Fisika
serbuk tepung lolos ukuran 60 mesh, dan UNAND:Padang
kandungan bakteri patogen sebsar 0,01%. Susanti, Lina. 2006. Perbedaan Penggunaan
Jenis Kulit Pisang Terhadap Kualitas
Film yang dihasilkan pada penelitian
Nata. Skripsi Sarjana Universitas
berwarna putih kecoklatan. Indikator
Negeri Semarang. Semarang
capaian sesuai standar bioplastik ASTM
119
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
120
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Hilyah Qurratu Ainin Azka1, Novelya Dorris Velocyta2, Tambah Ridwan Sinulingga3, Desiree
Rain Rahima4, Fadillah Ayutya5
1,2,3,4,5 Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
email : hilyaqurratu16@yahoo.co.id
ABSTRAK
Telah dilakukan sintesis asam salisilat dari metilsalisilat untuk digunakan sebagai
inhibitor biosintesis etilena pada tanaman apel. Metilsalisilat diperoleh dari proses
distillasi fraksinasi minyak gandapura dengan rendemen 93% dan tingkat kemurnian
100%. Reaksi metilsalisilat dengan NaOH 6 M dilakukan dengan proses refluks selama 30
menit dengan perbandingan mol yang bervariasi. Perbandingan mol metilsalisilat dan
NaOH yang menghasilkan persen hasil dan efisiensi tertinggi 93,70% didapatkan pada
0,10:0,25. Produk asam salisilat yang dihasilkan berbentuk padatan putih yang
mempunyai titik lebur 158,4oC. Hasil analisis dari spektra inframerah produk reaksi
diperoleh data adanya gugus fungsi OH, gugus karboksilat, cincin aromatik, gugus
karbonil, dan posisi orto OH-karboksil. Pengamatan selanjutnya tentang pengaruh
konsentrasi asam salisilat terhadap perkembangan tanaman apel dan daya hambatnya
terhadap etilena sedang dilaksanakan.
ABSTRACT
It had been done synthesis of salicylic acid from methylsalisilate to be used as an inhibitor of
ethylene biosynthesis in apple plants. Methylsalicylic acid was obtained from fractional distillation
process of winter green oil with 93% rendement and 100% purity level. The reaction of methylsalisilate
with 6 M NaOH was carried out by reflux process for 30 minutes in varying mole ratio. The mole ratio
of methylsalicylate and NaOH that are yielding the highest yield percentage and the highest efficiency of
93.70% was found at 0.10: 0.25. The resulting salicylic acid product is in the form of a white solid
having a melting point of 158.4 ° C. Analysis result from the analysis result of infrared spectra of
reaction product obtained the data of OH functional group, carboxylic group, aromatic ring, carbonyl
group, and ortho OH-carboxyl position. Further observations on the effect of salicylic acid concentration
on the development of apple crops and their inhibition of ethylene are being carried out.
121
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
122
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
123
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
75
Bias 563.94
Jumlah 60
440.50
200 mL 186 mL -
volume
963.18
801.17
1032.61
45
531.15
3188.88
668.09
849.38
30
15
1090.47
1615.07
1159.90
1331.55
758.74
1487.78
1443.42
1217.76
1306.48
kemurnian metilsalisilat mencapai 100% 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
MINYAK GANDAPURA 1/cm
(dari kadar sebelum distilasi 86, 65%) Gambar 4. Spektra Inframerah Dari
berdasarkan data kromatogram dari GC- Metilsalisilat Hasil Distilasi Fraksinasi.
MS pada Gambar 2 berikut ini.
Spektra pada Gambar 4
menunjukkan serapan gugus –OH
aromatik pada daerah 3188,88 cm-1, serapan
gugus karbonil ester pada 1678,72 cm-1,
serapan gugus aromatik pada 1615,07 cm-1
serta serapan C-O-C ester pada daerah
finger print 1217,76 cm-1. Berdasarkan
spektra gambar 4 diketahui bahwa secara
124
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
75
sintesis asam salisilat melalui reaksi
hidrolisis metilsalisilat dengan basa
60
dibutuhkan jumlah basa 2,5 kali lebih besar
965
45
1580
466
2874
3067
30
892
1613
15
1667
1212
1484
1446
700
1251
761
0
diamati dengan mengkondisikan tanaman
4000 3500
Asam salisilat
3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
1/cm
apel berada dalam pengaruh etilena
Gambar 5. Spektra infra merah dari asam berlebih dalam tanaman. Dalam penelitian
salisilat hasil sintesis (warna hitam) ini akan diamati sejauh mana dan pada
dibandingkan dengan spektra inframerah konsentrasi berapa asam salisilat dapat
asam salisilat standar (warna merah). mencegah pengaruh etilena dalam
perkembangan tanaman dengan
Adanya serapan-serapan pada mengamati perkembangan daun, proses
daerah 3200 cm-1 hingga 2534 cm-1 pembungaan dan banyaknya buah yang
mengindikasikan adanya gugus OH asam dihasilkan pada setiap tanaman apel yang
karboksilat, serapan pada 1654,61 cm-1 yang diperlakukan.
berasal dari gugus karbonil terkonjugasi
dengan aromatik dan serapan ikatan SIMPULAN
rangkap aromatik pada daerah 1612,38 cm-
1. Metilsalisilat hasil distillasi
Perhitungan Efisiensi dari proses fraksinasi mempunyai kemurnian tinggi
sintesis dari beberapa perlakuan (100%) dan dapat digunakan sebagai
berdasarkan perhitungan persen hasil (% starting material dalam sintesis asam
yield) ditunjukkan pada tabel 3 berikut ini : salisilat. Analisis kualitatif dari data GC-MS
dan spektra inframerah menunjukkan
Tabel 3. Persen hasil dari proses bahwa reaksi hidrolisis metilsalisilat telah
sintesis asam salisilat dari metilsalisilat menghasilkan asam salisilat. Dalam reaksi
hasil isolasi dari minyak gandapura tersebut perbandingan mol metilsalisilat
Asam Asam dan basa yang optimal menghasilkan asam
Perbandinga Perse salisilat adalah perbandingan mol 0,10:0,25
salisila salisila
n mol metil n hasil dengan efisiensi 93,70%. Perlakuan
t t
salisilat : basa (%) pemberian konsentrasi asam salisilat
teoritik faktual
125
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
terhadap tanaman apel dan pengaruhnya Sukardi, Ishartati, E., dan Ruhiyat, M., 2016.
terhadap etilena sedang dilaksanakan. Karakterisasi fase pembangunan dan
pembentukan bakal buah apel (Malus
UCAPAN TERIMA KASIH domestica; manalagi, rome beauty dan
Anna) untuk mendapatkan kultivar
Ucapan terima kasih disampaikan baru dalam program pemuliaan apel.
kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Research Report, 266-272.
Pendidikan Tinggi yang telah memberikan Syahbirin, G., Purnama, H., Prijono, D.,
dana penelitian ini, Pimpinan Universitas 2001, Residu Pestisida Pada Tiga Jenis
Brawijaya terutama Rektor dan jajarannya Buah Impor, Buletin Kimia, 2(1), 113-
yang telah memberikan fasilitas dalam 118.
pelaksanaan penelitian serta pihak lainnya Würschum, T., Tucker, M. R., Maurer, H.
yang telah banyak membantu pelaksanaan P., & Leiser, W. L., 2015. Ethylene
penelitian ini. inhibitors improve efficiency of
microspore embryogenesis in
DAFTAR PUSTAKA hexaploid triticale. Plant Cell, Tissue
and Organ Culture (PCTOC), 122(3),
Beyer, E. M., 1976. A potent inhibitor of 751-757.
ethylene action in plants. Plant Zhang, X., Sun, J., Xin, W., Li, Y., Ni, L., Ma,
physiology, 58(3), 268-271. X., Du, G., 2015. Anti-inflammation
Fahriyah, F., dan Sabita, S., 2011. Dampak effect of methyl salicylate 2-O-β-D-
Perubahan Iklim Terhadap Produksi lactoside on adjuvant induced-arthritis
Dan Pendapatan Usahatani Apel rats and lipopolysaccharide (LPS)-
(Malus sylvestris L.). Jurnal Agrise, 11(3) treated murine macrophages RAW264.
: 189. 7 cells. International
Fang, Y., Umasankar, Y., & Ramasamy, R. immunopharmacology, 25(1), 88-95.
P., 2016. A novel bi-enzyme
electrochemical biosensor for selective
and sensitive determination of methyl
salicylate. Biosensors and
Bioelectronics, 81, 39-45.
Ma, J. H., Yao, J. L., Cohen, D., Morris, B.,
1998. Ethylene inhibitors enhance in
vitro root formation from apple shoot
cultures. Plant Cell Reports, 17(3), 211-
214.
Mayers, A., Newman, J., Reid, M., &
Dodge, L., 1997. New ethylene
inhibitor could extend flower
life. Perishables Handling Quarterly, 92,
9-11.
Olmsted III, J. A., 1998. Synthesis of aspirin:
A general chemistry experiment. J.
Chem. Educ, 75(10), 1261.
Romani, R. J., Hess, B. M., & Leslie, C. A.,
1989. Salicylic acid inhibition of
ethylene production by apple discs
and other plant tissues. Journal of plant
growth regulation, 8(1), 63-69.
Roustan, J. P., Latche, A., & Fallot, J., 1990.
Inhibition of ethylene production and
stimulation of carrot somatic
embryogenesis by salicylic
acid. Biologia Plantarum, 32(4), 273-276.
126
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Inmas Putri Rahmawati1*, Della Putri Arumsari2, Savrida Nurahmi3, Ica Raditia4
1,2,3,4 Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya, Veteran, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur
*Email : inmasputri@gmail.com
ABSTRAK
Prevalensi penyakit cacingan di Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 2.2% hingga 96,3%.
Pengobatan secara alami penyakit ini yakni menggunakan air rebusan daun miana (Coleus L
Benth). Daun miana mengandung senyawa fenolik yang memiliki aktivitas anthelmintika untuk
menghambat tumbuh kembang cacing. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi ini
adalah dengan memanfaatkannya menjadi teh celup daun. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui senyawa fitokimia yang terkandung pada teh celup daun miana serta untuk
mengetahui pengaruh lama pengeringan daun terhadap kandungan senyawa fitokimia
tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu
lama pengeringan yang terdiri dari 5 level (30, 60, 90, 120, dan 150 menit). Hasil penelitian
terbaik berdasarkan parameter kimia adalah lama pengeringan 30 menit dengan kadar air
11,16%; pH 5,83; aktivitas antioksidan 78,76%; total fenol 85,68 mg GAE/g; total flavonoid 1,88
mg QE/g; kadar tannin 1411,01 μg/g; dan positif mengandung saponin.
ABSTRACT
Prevalence of worms infestation in Indonesia is quite high, around 2.2% up to 96,3%. Natural
remedy of this disease is using water decoction of miana (Coleus L Benth) leaf. Miana leaf contains
anthelmintic phenolic compounds which can delay the growth of worms. One way to develop this
potential is to utilize it to be miana leaf tea. This study aimed for determining the content of
phytochemical compounds in miana leaf tea and the effect of drying time variation on those compounds.
Design experiment used in this study is Completely Randomized Design (CRD) with one factor of drying
time which consists of 5 levels (30, 60, 90, 120, and 150 minutes). The best treatment based on chemical
parameters is drying time 30 minutes with moisture content 11,16%; pH 5,83; antioxidant activity
78,76%; total phenolic compounds 85,68 mg GAE/g; total flavonoid compounds 1,88 mg QE/g; tannin
1411,01 μg/g; and positively
127
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
128
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
129
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
9.92
Segar 10.00
5.36 4.67
Komposisi Kimia Hasil Analisa 5.00
Kadar air (%) 84.09 0.00
Antioksidan (%inhibisi) 96.85 30 60 90 120 150
Fenol (mg GAE/ g) 79.15 Lama Pengeringan (menit)
Flavonoid (mg QE/ g) 1.25
Gambar 1. Grafik rerata kadar air (%) teh
Tanin (µg/g) 1088.93
celup daun miana akibat pengaruh lama
pH 6.40 pengeringan
Beberapa jenis senyawa kimia yang Penurunan kadar air ini disebabkan
terkandung pada daun Miana dapat adanya difusi air dari dalam bahan menjadi
berfungsi menghambat dan mematikan uap karena adanya panas (Estiasih dan
organisme. Salah satu organisme yang Ahmadi, 2009). Hasil penelitian tidak
dapat dihambat adalah cacing. Hei et al berpengaruh nyata karena sebagian besar
(1991) membuktikan bahwa sediaan segar air dalam bahan telah menguap terlebih
daun Miana mempunyai aktivitas dahulu selama proses pelayuan pada suhu
130
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Aktivitas antioksidan
pada variasi pengeringan dengan berbagai 78.00
76.00 75.43
suhu adalah cenderung menurun. Nilai pH
(% inhibisi)
tertinggi didapat pada perlakuan lama 74.00 73.38
pengeringan 30, 60 dan 90 menit yaitu 5,83 72.00 70.73
dan nilai pH terendah terdapat pada 70.00
perlakuan 120 dan 150 menit yakni sebesar 68.00
5,80. Hasil uji statistik ANOVA 66.00
menggunakan α 0,05 diperoleh data taraf 30 60 90 120 150
signifikan p-value 0,918 yang menyatakan
Lama Pengeringan (menit)
bahwa lama pengeringan tidak
memberikan pengaruh yang nyata Gambar 3. Grafik rerata aktivitas
terhadap kadar air teh celup daun miana. antioksidan (% inhibisi) teh celup daun
miana akibat pengaruh lama pengeringan
5.80 5.80
5.80 sangat rentan terhadap panas. Paparan
panas dalam waktu yang lama
5.78
mengakibatkan senyawa antioksidan daun
30 60 90 120 150
teh mengalami kerusakan atau teroksidasi
Lama Pengeringan (menit) sehingga kehilangan fungsinya (Husna
Gambar 2. Grafik rerata pH teh celup daun dkk., 2013).
miana akibat pengaruh lama pengeringan
Total fenol
Selama proses pengolahan pada Senyawa fenol adalah senyawa yang
pembuatan teh akan terjadi oksidasi dari mempunyai cincin aromatik dengan satu
komponen polifenol menghasilkan atau lebih gugus hidroksil. Standar yang
theaflavin. Jika oksidasi berlanjut maka digunakan analisis kandungan fenolik
theaflavin akan berubah menjadi thearubigin. adalah asam galat karena asam galat
Semakin banyak thearubigin makan nilai pH bersifat stabil, memiliki sensitivitas tinggi,
akan semakin turun karena theaflavin dan harganya cukup terjangkau. Hal inilah
bersifat asam lemah dan thearubigin yang menyebabkan kandungan total fenol
bersifat asam kuat (Suprariyanto dkk, dinyatakan dalam ekuivalen asam galat
2014). atau Gallic Acid Equivalent (GAE) (Xu dan
Chang, 2007 dalam Rahayu dkk., 2015).
Aktivitas Antioksidan Hasil analisis total fenol dapat dilihat pada
Hasil analisis antioksidan teh celup Gambar 4 dan diketahui bahwa kadar total
daun miana dengan metode DPPH fenol cenderung menurun seiring dengan
131
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Total Flavonoid
pengeringan 30 menit, sebesar 85,68 mg 1.50 1.35
1.26
(mg QE/g)
GAE/g dan terendah pada perlakuan 150
menit, sebesar 58,12 mg GAE/g. Hasil uji 1.00 0.74
statistik ANOVA α 0,05 menunjukkan
0.50
bahwa p-value 0,001 yang berarti bahwa
lama pengeringan memberikan pengaruh 0.00
yang nyata terhadap kadar total fenol teh 30 60 90 120 150
celup daun miana. Lama Pengeringan (menit)
pengeringan
Total fenol
60.00
40.00 Menurut Utomo (2009) penurunan
20.00 kadar flavonoid disebabkan akibat paparan
panas dalam jangka waktu yang lama
0.00
dimana penggunaan panas atau suhu
30 60 90 120 150
tinggi dapat merusak flavonoid.
Lama Pengeringan (menit)
Gambar 4. Grafik rerata total fenol (mg Kadar Tannin
GAE/g) teh celup daun miana akibat lama Tanin yang ada dalam daun teh
pengeringan berfungsi sebagai penangkal radikal bebas
yang mengacaukan keseimbangan tubuh
Penurunan total fenol ini dikarenakan dan menjadi salah satu pemicu kanker.
pada proses pengeringan terjadi reaksi Senyawa ini tidak berwarna dan paling
oksidasi enzimatis dimana enzim fenolase penting pada daun teh karena dapat
pada daun miana mengubah senyawa menentukan kualitas daun teh dimana
fenolik dan menghasilkan pigmen dalam pengolahannya, perubahannya
melanoidin (Wiranata dkk., 2016). selalu dihubungkan dengan semua sifat teh
kering yaitu rasa, warna dan aroma
Total Flavonoid (Hartoyo, 2003). Hasil analisis kadar tannin
Flavonoid adalah salah saatu golongan pada teh daun Miana berdasarkan lama
fenol alam yang terbesar dan mempunyai pengeringan dapat dilihat pada Gambar 6.
sifat khas yaitu bau yang sangat tajam, Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat
larut dalam air dan pelarut organik. bahwa kadar tanin pada variasi
Flavonoid dapat berperan secara langsung pengeringan dengan berbagai suhu adalah
sebagai antibiotic dna antioksidan (Suja, cenderung menurun. Kadar tannin
2008) Hasil analisa total flavonoid disajikan tertinggi didapat pada perlakuan lama
pada Gambar 5 dan diketahui bahwa total pengeringan 30 menit yaitu 1411.01 µg/g
flavonoid menurun seiring dengan semakin dan kadar terendah terdapat pada
lama pengeringan yang dilakukan. Kadar perlakuan 150 menit yakni sebesar 1003.65
flavonoid paling banyak terdapat pada µg/g. Hasil uji statistik ANOVA
MIAN TEA dengan lama pengeringan 30 menggunakan α 0,05 diperoleh data taraf
menit yaitu sebesar 1,8837% sedangkan signifikan p-value 0,000 yang menyatakan
kadar flavonoid paling sedikit terdapat bahwa lama pengeringan memberikan
pada MIAN TEA dengan lama pengeringan pengaruh yang nyata terhadap kadar tanin
150 menit yaitu sebesar 0,7377%. Hasil uji teh celup daun miana.
statistik ANOVA α 0,05 menunjukkan
bahwa p-value 0,000 yang menandakan
bahwa lama pengingan memberikan
pengaruh nyata terhadap total flavonoid
teh celup daun miana.
132
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
133
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
DAFTAR PUSTAKA
134
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
May Ayu Wulandari1*, Lisa Imro’atus Sholikhah1, Laila Nurmala Putri1, Sandy Kurnia Arifda
Ramadhan2, Novia Ecci3
ABSTRAK
ABSTRACT
Calcium is a micronutrient which found in the largest amount on the body that is 1,5-2% of the
adult body weight or about 1 kg. Calcium plays a role in bone and tooth formation, regulating cell
functions such as, nerve transmission, muscle contraction, maintaining cell membrane permeability and
regulating hormone work. The purpose of this study is to determine the biovailability of calcium and the
optimal dose of drumstick leaf supplement on Rattus Norvegicius. This research uses Randomized Post
Test Controlled Group Design method. Rats were divided into 5 groups of negative control (P0) with
aquades, treatment 1 (P1) giving 3,4 grams of drumstick leaf powder, treatment 2 (P2) giving 5,6ml
drumstick leaf aqueous extract, treatment 3 (P3) giving 4,1 ml 1 st concentrate of drumstick leaf,
treatment 4 (P4) giving 8,2ml 2nd concentrate of drumstick leaves. Parameters analyzed are; calcium
content of drumstick leaf powder, calcium content of femur bones and digesta small intestine and liver
histopathology for toxicity test. Data analysis was done by one way ANOVA and continued by DMRT
test. The result obtained that the drumstick leaf powder is best in the fulfillment of calcium needs and
aqueous extract is relatively safe the liver function.
135
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
136
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
137
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
(2014) kadar air daun kelor segar sebesar berbeda dengan literatur yaitu 0% (Melo et
65.897%. perbedaan kadar air daun kelor al. (2013); Shiriki et al. (2015); Nweze &
segar ini dipengaruhi oleh varietas kelor, Nwafeo (2014); Tekle et al. (2015) dalam
kelembaban lingkungan penyimpanan, Aminah et al., 2015). sedangkan kadar abu
waktu analisis yang tidak bersamaan, pada serbuk daun kelor 9,3% dan 9,4%.
kondisi silikon desikator untuk Sedangkan menurut literatur kadar abu paa
mendinginkan sampel kering yang sudah serbuk kelor sebesar 7,95% (Melo et al.
jenuh, dll. Sedangkan hasil rata-rata analisis (2013); Shiriki et al . (2015); Nweze &
kadar air pada serbuk daun kelor sebesar Nwafeo (2014); Tekle et al. (2015) dalam
4% dimana kadar air ini telah menurun Aminah et al., 2015). Perbedaan kadar abu
drastis dibandingkan dengan kadar air yang merupakan kadar mineral dalam
daun segar karena adanya proses daun kelor segar dan serbuk kelor hasil
pengeringan sebelum dijadikan serbuk analisis dengan literatur disebabkan oleh
daun kelor. Hasil analisis ini berbeda perbedaan varietas tanaman kelor, jenis
dengan literatur yaitu 7,136% (Anwar et al., tanah sebagai media tanam, perbedaan
2014). Perbedaan hasil analisis ini lingkungan analisis, dll. Analisis kadar abu
disebabkan oleh kelembaban lingkungan ini dilakukan untuk mengetahui kadar
penyimpanan, waktu analisis yang tidak kalsium yang terkandung dalam abu yang
bersamaan, kondisi silikon desikator untuk dihasilkan tersebut karena abu merupakan
mendinginkan sampel kering yang sudah mineral yang terkandung dalam sampel
jenuh, dll. Hasil analisis kadar air pada yang dianalisis. Hasil analisis tersebut
daun kelor segar dan serbuk daun kelor menunjukkan bahwa kadar abu serbuk
menunjukkan bahwa kandungan air dalam daun kelor lebih tinggi dibandingkan
daun kelor segar lebih tinggi dibandingkan dengan daun kelor segar karena daun kelor
dengan serbuk daun kelor. segar masih mengandung banyak air
sehingga mempengaruhi jumlah kadar abu.
Tabel 3. Hasil dari analisis kadar abu pada Hasil analisis kadar kalsium yaitu
daun kelor segar dan serbuk daun kelor kadar kalsium paling tinggi terdapat pada
Samp Berat Berat Berat Berat Kad serbuk kelor sebesar 155,5039 ppm,
el kruz samp akhir akhir ar konsentrat evaporasi 1 jam sebesar 131,5282
(g) el (g) samp samp abu ppm, daun kelor segar sebesar 126,6443
el + el (g) (%)
ppm, dan ekstrak air sebesar 96,6843 ppm.
kruz
Perbedaan kadar kalsium ini terjadi karena
(g)
Daun 20,83 3,062 20,92 0,081 2,651
perbedaan bentuk sampel yang akan
kelor 99 9 11 2 1 dianalisis, jumlah kadar air, dan kadar abu
segar 20,65 3,164 20,73 0,078 2,493 sehingga bentuk sediaan serbuk kelor
83 5 72 9 3 memiliki kadar kalsium yang paling tinggi
Serbu 20,65 3,006 20,94 0,282 9,379 dan kadar kalsium pada sediaan ekstrak air
k 93 4 13 0 9 paling rendah. Kadar kalsium pada daun
kelor 20,84 3,007 21,12 0,283 9,414 kelor segar menurut literatur sebesar 2003
08 2 39 1 1 mg/ 100 gram daun segar (Rofiah, 2015)
dan 350-550 mg/ 100 gram daun segar
Tabel 4. Hasil dari analisis kadar kalsium (Aminah et al., 2015). Sedangkan kadar
pada daun kelor segar dan serbuk daun kalsium pada serbuk daun sebesar 1600-
kelor 2200 mg/100 gram serbuk kelor (Aminah et
Sampel Kadar kalsium al., 2015). Oleh sebab itu dapat disimpulkan
(ppm) bahwa kadar kalsium pada serbuk daun
Daun segar 126,6443 kelor lebih tinggi dibandingkan dengan
Serbuk kelor 155,5039 daun segar.
Ekstrak air 96,6843
Konsentrat 131,5282 Bioavailabilitas Kalsium
Bioavailabilitas kalsium daun kelor
Hasil analisis kadar abu pada daun pada penelitian ini belum diamati, namun
kelor segar yaitu 2,6% dan 2.4%. hal ini berdasarkan penelitian terdahulu oleh
138
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Yohane (2012) mengenai bioavailabilitas kalsium yang berbeda karena factor genetik
kalsium pada tiga jenis daun yang telah tanaman, faktor lingkungan, serta
diolah menjadi serbuk yaitu daun kelor, komposisi tanaman ini yang menghambat
daun bayam, dan daun ubi jalar. penyerapan kalsium seperti fitat, oksalat,
Pengujian bioavailabilitas tersebut dan serat makanan (Kamchan et al., 2004).
dilakukan secara in vitro dan diperoleh Berdasarkan penelitian oleh Ezeike et al.,
hasil bahwa daya cerna kalsium pada daun (2011) dapat mengekstrak 0,28 mg oksalat
kelor lebih tinggi dibandingkan dengan per gram bahan kering dari Moringa oleifera.
daun bayam dan daun ubi jalar. Bayam mengandung 100 mg oksalat per
Bioavailabilitas kalsium dari sampel gram dari bahan kering. Asam oksalat pada
diekspresikan sebagai persentase kalsium daun ubi jalar segar sebesar 3-5 mg per
di basis kering yang dianalisis gram berat segar atau sekitar 16- 27 mg per
menggunakan prosedur in vitro. Metode gram bahan kering (Almazan, 1995). Pada
pencernaan in vitro dilakukan ulangan 3x penelitian ini diperoleh persentase kadar
menggunakan 3 sampel untuk tiap kalsium pada serbuk daun Moringa oleifera
ulangan. Hasilnya mengindikasikan bahwa 1,67 ± 0,0014, 1,44 ± 0,0014 dan 1,55 ± 0,00
sampel Moringa oleifera mempunyai untuk sampel dari India (M3), Karonga,
kalsium yang dapat tercerna lebih tinggi Malawi (M4) dan Lilongwe, Malawi (M5).
dibandingkan daun bayam dan ubi jalar. Hasil ini setara dengan per 100 g sampel
Hasil bioavailabilitas dapat dilihat pada yang dapat dikonsumsi, menghasilkan 1,67
Tabel 5. g (1670 mg); 1,44 g (1440 mg) dan 1,55 g
(1550 mg) untuk M3, M4 dan M5.
Tabel 5. Bioavailabilitas kalsium pada daun Bioavailabilitas suplemen merupakan
kelor, daun bayam, dan daun ubi jalar proporsi zat yang mampu diserap dan
% daya cerna kalsium (g tersedia untuk digunakan atau disimpan
Sampel* solubilized Ca/100 g Ca in dalam tubuh (Srinivasan, 2001). Ada
dried leaf) banyak struktur kimia kalsium dalam
M3 21.68 ± 2.65 makanan, namun bioavailabilitas setiap
M4 40.48 ± 3.42 komoditi berbeda. Kalsium tidak dapat
M5 37.24 ± 1.66 diserap apabila sumber makanan tinggi
S 1.63 ± 0.08 asam oksalat (bayam, ubi jalar, dan kacang-
SP 3.01 ± 0.68 kacangan) atau asam fitat (roti tidak beragi,
*M3= daun kelor dari India; M4= daun kacang-kacangan, biji-bijian, dan kedelai
kelor dari Karonga, Malawi; M5= daun isolat) (Kurtz et al., 1987).
kelor dari Lilongwe, Malawi; S= daun Laktosa dapat meningkatkan
bayam; SP= daun ubi jalar penyerapan kalsium. Matriks antara laktosa
Sumber: Yohane (2012) dan kalsium dapat mencegah pengendapan
kalsium dengan serat larut dan fitat yang
Menggunakan Tes Tukey α=0,05, dapat mengikat mineral sehingga menjadi
menunjukkan tidak berbeda nyata total sulit untuk diserap oleh tubuh (Cummings,
bioavailabilitas kalsium antara 2 sampel et al., 1979), Metode pengolahan seperti
Moringa oleifera dari Malawi (M4 dan M5). pengupasan kulit, perendaman,
Akan tetapi, terdapat perbedaan nyata penggorengan, pemasakan dan
pada persentase bioavailabilitas kalsium perkecambahan dapat menurunkan kadar
antara sampel daun Moringa oleifera dari asam fitat dan meningkatkan
India dan Malawi (P<0,05). Persentase rata- bioavailabilitas mineral (Bishnoi et al.,
rata bioavailabilitas kalsium (kaslium yang 1994). Hal inilah yang dapat membuat
tercerna) antara lain 21,68 ± 2,6% (M3); bioavailabilitas serbuk daun kelor yang
40,48 ± 3,42% (M4) dan 37,24 ± 1,66% (M5). mengandung asam oksalat meningkat
Sedangkan sampel daun bayam 1,63 ± Karena proses pengolahan. Asam oksalat
0,08% dan daun ubi jalar 3,01 ± 0,68%. dapat mengikat dengan Ca, Fe dan Mg
Tingginya bioavailabilitas kalsium pada sehingga membuat mineral tersebut sulit
serbuk daun kelor dapat disebabkan karena untuk diserap oleh tubuh. Umumnya asam
perbedaan kimia dan biologis seperti kadar oksalat tertinggi terdapat pada daun dan
139
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
biji, asam oksalat terendah terdapat pada Berdasarkan penelitian oleh Widowati
batang (Osweiler et al., 1985). et al., (2014) yang diberikan ekstrak etanol
ramuan daun kelor dan biji klabet 1:1
Uji Toksisitas Subkronis selama 45 hari menunjukkan bahwa terjadi
Pemberian sediaan uji dilakukan kelainan spesifik 50% terjadi pada hepar
selama 7 minggu (49 hari) dan diamati tikus jantan dan betina dengan dosis 300
kondisi fisik, perilaku, berat badan dan mg/200g bb menunjukkan kelainan
jumlah konsumsi pakan yang tersisa. polimorfonuklear dan dilatasi sinusoid
hepatik nekrosis.
Kondisi Fisik dan Perilaku Berdasarkan penelitian lain oleh
Kondisi fisik dan perilaku diamati Adedapo et al., (2009) yang diberikan
selama 49 hari perlakuan. Kondisi seluruh ekstrak akuades daun kelor dengan dosis
tikus wistar relatif normal. Feses tikus 2000 mg/kg p.o selama 21 hari pada tikus
wistar dengan perlakuan konsentrat 1 (4.1 wistar jantan dengan berat badan 85-130 g
ml) cenderung lembek dibandingkan menunjukkan kelainan difusi degenerasi
dengan perlakuan lain sedangkan hepatik pada hepar dimana menurut
perlakuan dengan serbuk 3,4 gram kriteria Manja Roenigk menunjukkan
memiliki kenampakan feses yang hijau kerusakan ringan skala 2 yaitu degenerasi
gelap, keras tetapi rapuh. Pola konsumsi parenkimatosa, pembengkakan sel disertai
pakan beberapa tikus wistar tearatur sitoplasma keruh dan bergranula.
namun beberapa tikus wistar dengan berat
badan rendah cenderung tersisa.
Histopatologi Hepar
Hasil Pemeriksaan mikroskopis pada
organ hepar tikus wistar diamati secara
deskriptif berdasarkan 4 kriteria Manja
Roenigk, antara lain : nilai 1 = sel hepar
normal; nilai 2 = degenerasi parenkimatosa;
nilai 3 = degenerasi hidropik, nilai 4 = sel
hepar nekrosis (Maretnowati et al., 2005). Gambar 1. Pemeriksaan mikroskopis sel
Namun, pemeriksaan mikroskopis pada hepar tikus wistar yang menunjukkan
penelitian ini belum diamati karena kelainan difusi degenerasi hepatik pada
pemberiaan sediaan uji belum mencapai 49 perbesaran x 160 H&E (Adedapo et al.,
hari dan belum dilakukan pembedahan. 2009)
Tabel 6. Kelainan organ hepar tikus jantan Adanya perubahan struktur pada
dan betina setelah 45 hari hepar menunjukkan terjadinya kerusakan
Kelainan hepar hepar akibat akumulasi zat toksik ke dalam
No Kelompok
dari 10 tikus tubuh dan dosis yang diberikan lebih
1 Ekstrak ramuan 9 TKS berperan dibandingkan dengan konstitusi
30 mg/200g bb metabolic (Lee, 2003 dalam Yudha dan
2 Ekstrak ramuan 8 TKS Purnawati, 2014). Apabila terdapat zat
100 mg/200g toksik, maka akan terjadi trasnformasi zat-
bb zat berbahaya dan akhirnya akan
3 Ekstrak ramuan 3 TKS diekskresi lewat ginjal. Proses yang dialami
300 mg/200g adalah proses oksidasi, reduksi, hidrolisis
bb dan konjugasi (Guyton & Hall, 2008).
4 Akuades 10 TKS Salah satu zat toksik yang terdapat
2mL/200g bb pada daun kelor yaitu asam oksalat (101
TKS : Tidak terjadi kelainan spesifik mg/100 gr bahan) (Fuglie, 2001). Daun
Sumber : Widowati et al., (2014) kelor memiliki zat mineral yang tinggi
terutama kalsium (185 mg/100 gr bahan)
(USDA, 2016). Kalsium dapat membentuk
140
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
amtriks dengan asam oskalat menjadi bimbingan bagi penulis dalam penulisan
kalsium oksalat. Kristal kalsium oksalat jurnal ini, yakni kepada :
dapat merusak sel sehingga dapat 1. Allah SWT yang telah melimpahkan
menyebabkan obstruksi, infeksi, dan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kerusakan jaringan. Kerusakan sel pada dapat menyelesaikan jurnal ini.
tahap degenerasi masih bersifat reversible 2. Orang tua yang telah memberikan
sehingga terdapat kemungkinan sel dapat dukungan baik secara riil maupun
kembali normal (Elferink, 1987 dalam material.
Natalia, 2013). 3. Ibu Siti Narsito Wulan, STP., MP., Ph.D
Degenerasi hidropik pada sel hepatosit selaku Dosen Pembimbing yang
merupakan efek jangka panjang dari memberikan masukan selama
pembengkakan sel yang menyebabkan penelitian.
sitoplasma dan organel sel tampak 4. Ibu Prof. Dr. Teti Estiasih, STP., MP,
membengkak dan bervakuola akibat selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
akumulasi air dalam jumlah besar. Pertanian.
Degenerasi tersebut dapat disebabkan 5. Teman-teman yang selalu memberikan
adanya kristal kalsium oksalat yang dukungan dan semangat selama
menyebabkan sirkulasi darah terganggu penyusunan jurnal ini.
sehingga berkurangnya suplai oksigen.
Selain itu, kalsium oksalat yang terabsorbsi DAFTAR PUSTAKA
dalam hati juga menyebabkan kerusakan
sel hepatosit berupa degenerasi serta Adedapo, A., Mogbojuri, O., M., and
kematian sel(nekrosis) dan ditandai dengan Emikpe, B., O. 2009. Safety evaluations
adanya sel kupffer yang semakin banyak. of the aqueous extract of the leaves of
Hati menghasilkan enzim-enzim Moringa oleifera in rats. Journal of
biotransformasi untuk berbagai macam zat Medicinal Plants Research. vol. 3, no.8,
eksogen dan endogen untuk dieliminasi di pp: 586-591
dalam tubuh. Proses ini dapat Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu
mengaktifkan Kristal kalsium oksalat Gizi. Gramedia Pustaka Utama ,Jakarta
menjadi bentuk lebih toksik dan Almazan, A. M. 1995. Antinutritional
menyebabkan perlukaan hati (Natalia, factors in sweet potato greens. J Food
2013). Comp Anal. vol.8 pp:363-368
Aminah, S., Rhamdan, T., dan Yanis, M.
SIMPULAN 2015. Kandungan nutrisi dan sifat
fungsional tanaman kelor (Moringae
Bioavailabilitas kalsium paling tinggi Oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan
terdapat pada daun Moringa oleifera 5 No. 2 tahun 2015
dibandingkan daun bayam dan ubi jalar Anwar, S., Yulianti, E., Hakim, A., Fasya,
sedangkan persentase bioavailabilitas A.G., Fauziyah, B., dan Muti’ah, R.
kalsium dari Moringa Oleifera yang tumbuh 2014. Uji toksisitas ekstrak akuades
di Malawi sedikit lebih tinggi daripada (suhu kamar) dan akuades panas
yang ditanam di India. Persentase kalsium (700C) daun kelor (Moringa oleifera
yang berbeda disebabkan adanya Lamk) terhadap larva udang Artemia
komponen penghambat yang berbeda Salina Leach. ALMCHEMY. vol.3, no.1,
antara ketiga tanaman tersebut. sedangkan pp:84-92
pengujian toksisitas subkronis sediaan Bishnoi, S., Khetarpaul, M., and Yadav R.K.
ekstrak air dan kosnentrat daun kelor 1994. Effect of domestic processing and
relatif tidak menimbulkan ketoksikan yang cooking methods on phytic acid and
cukup signifikan pada fungsi hepar. polyphenol contents of pea cultivars
(PisumSativum). Journal of Plant
UCAPAN TERIMA KASIH Foods Human Nutr. vol.45 pp:381-88
Cummings, J. H., Southgate, D.A., Branch,
Terima kasih kepada semua pihak W.G. 1979. The digestion of peptic in
yang telah memberikan bantuan dan
141
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
the human gut and its effect on sebagai perisa alami. Naskah
calcium absorption and large bowel pubilkasi. Universitas
Ezeike, C.O., Aguzue, O.C., Thomas, S.A. Muhammadiyah. Surakarta
2011. Effect of brewing time and Srinivasan, V.S. 2001. Bioavailability of
temperature on the release of nutrients: a practical approach to in-
manganese and oxalate from Lipton vitro demonstration of the availability
tea and Azadirachta indica (Neem), of nutrients in multivitamin-mineral
Phyllanthus amarus and Moringa oleifera combination products. J Nutrition.
blended leaves. J Appl Sci Envir Manag. vol.131 no.4 pp:1349S-50S.
vol.15 pp:175-177 USDA. 2016. United States Department of
Fuglie, Lowell J. 2001. The Miracle Tree: The Agriculture Agricultural Research
multiple attributes of moringa. Church Service National Nutrient Database for
World Service, Dakar Standard Reference Release 28. Dilihat
Guyton, A. C. and Hall, John., E. 2007. Buku 4 Mei 2017.
Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Editor: https://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods
Irawati Setiawan. Penerbit Buku /show/2974?fgcd=&manu=&lfacet=&
Kedokteran EGC, Jakarta format=&count=&max=50&offset=&so
Kamchan, A., Puwastien, P., Sirichakwal, rt=default&order=asc&qlookup=mori
PP., and Kongkachuichai, R.. 2004. In nga&ds=&qt=&qp=&qa=&qn=&q=&i
Vitro Calcium Bioavailability of ng=
Vegetables Legumes and Seeds. J Food Widowati, Lucie., Winarno, Wien., M., dan
Comp Anal. vol. 17 pp:311-320 Intan, Retno., Putri. 2014. Toksisitas
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset akut dan subkronis ramuan ekstrak
Kesehatan Dasar 2013 Jakarta. Dilihat 4 kelor dan klabet sebagai pelancar ASI
Mei 2017. dan penambah gizi. Jurnal Kefarmasian
http://www.depkes.go.id/resource/downloa Indonesia. vol.4, no.2, pp: 51-64
d/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pd Yohane, Joseph., Issa. 2012. In Vitro
f Calcium Bioaccessibility in Moringa
Kurtz, T.W., Al-Bander, H.A., Morris, R.C. oleifera Vegetable Leaves: Potential
1987. Salt sensitive essential Plant Food to Increase Dietary
hypertension in men. N Engl J Med. Calcium Intake in Developing
vol.317 pp:1043–1048 Countries. Dissertation of Master.
Maretnowati N, Widyawaruyanti A, dan Raleigh, North Carolina
Santosa MH. 2005. Uji Toksisitas Akut Yudha, Anggara., Adri., dan Purnawati,
dan Subakut Ekstrak Etanol dan Ekstrak Ratna., Damma. 2014. Pengaruh
Air Kulit Batang Artocarpus Champeden pemberian methanil yellow peroral
Spreng dengan Parameter Histopatologi dosis bertingkat selama 30 hari
Hati Mencit. Majalah Farmasi terhadap gambaran histopatologi
Airlangga 5(3):91-5, Surabaya hepar mencit BALB/C. disertasi
Natalia, Eka., Dessy. 2014. Uji toksisitas Magister. Faculty of Medicine
akut tepung glukomanan (A. muelleri Diponegoro University Press,
blume) terhadap nilai kalium tikus Semarang. Dilihat 4 Mei 2017.
Wistar. Skripsi Sarjana. Fakultas http://eprints.undip.ac.id/44459/3/B
Teknologi Pertanian Universitas AB_2.pdf
Brawijaya. Malang
Osweiler, G.D., Carson, T.L. and Buck,
W.B., 1985. Clinical and diagnostic
veterinary toxicology, 3rd ed.
Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt,
pp:471-5
Rofiah, D. 2015. Aktivitas antioksidan dan
sifat organoleptik teh daun kelor
dengan variasi lama pengeringan dan
penambahan jahe serta lengkuas
142
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Nidya Fadhilah1, Zelviana Putri2, Nafisatul Layli Qodariyah3, Della Eko Rahmawani4, Ameiga
Cautsarina Putri Atrinto5
ABSTRAK
Kata kunci : beras miskin, biji mahoni, gelombang ultrasonik, sekam padi.
ABSTRACT
Population growth in the world is growing very rapidly. This led to a growing demand
for staple foodstuffs. Rice is thestaple food ofmost countriesinAsia, especially Indonesia. However, the
rice received by the consumers sometimes have bad quality due to long storage time and damp storage
conditions. The new innovations to address these issues is the B-SMART, silica bag made from the main
material silica gel of rice husk that is combined with a mahogany seed extract used ultrasonic waves and
packed in PE 0.08 packaging. 97% content of silica in rice husk. This potentially can be used
as silica gel that has the ability to absorb moisture during storage and transportation, while the addition
of a mahagony seed extract useful as an anti bacterial, and fungal, so it can inhibit the emergence of pests
that can accelerate the decline in the quality of rice. The purpose of this research is to know the best
combination between silica rice husk and mahogany seed extract in the manufacture of silica bio bag to
improve the quality of rice for the poor (BERAS MISKIN). This study used
a Random Design Group (RDG) with two factors i.e. mahogany seed extract volume (A) and silica rice
143
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
husk weight (B). Factor A consists of 5 ml, 10 ml, 15 ml and B consists of 30 grams, 40 gram, 50 grams.
The analysis was done with the best treatment using the FTIR sillica gel method and analysis on
rice such as, the test of moisture content, the percentage of grain heads, broken grains, groats, grains
of yellow grain, and whitewash grains. It is estimated that FTIR test contain cluster
of siloxane (1086 and 1062 cm-1). The moisture content in rice after application B-SMART for 3 weeks is
21,8%, grains head 77%, broken grains 9,8%, and whitewash grains 10,8%.
144
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
145
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
gram. Berikut merupakan tabel rancangan yang telah dilakukan di dunia pangan dan
penelitian : pertanian, salah satunya pada proses
ekstraksi menggunakan gelombang
Tabel 3.1 Tabel Rancangan Penelitian ultrasonik untuk memperoleh hasil yang
tinggi dengan waktu yang relatif singkat
A
A1 A2 A3 (Ylanen, 2012).Penggunaan ultrasonik pada
B
proses ekstraksi dengan menggunakan
B1 A1B1 A2B1 A3B1 pelarut organik dapat lebih cepat, getaran
B2 A1B2 A2B2 A3B2 ultrasonik dapat memecahkan dinding sel
B3 A1B3 A2B3 A3B3 sehingga kandungan didalamnya dapat
keluar dengan cepat (Sari dkk, 2012).
Kondisi Beras Miskin
` Keadaan beras miskin di lapang Bio Silica Bag
menurut Sutartotahun 2013sehingga dapat Bio silica adalah silika yang terbuat
menurunkan kualitas beras yang disimpan dari bahan-bahan alami yang tidak
di bulog. Selain itu, pemerintah juga kurang menggunakan bahan kimiawi sedikitpun
memfasilitasi gudang bulog, karena biaya namun kegunaannya sama dengan silica
yang dikeluarkan untuk gudang kedap pada umumnya. Silica memiliki fungsi
udara sangatlah mahal (Purwanto, 2013). sebagai mencegah terbentuknya
Padahal ruang yang digunakan untuk kelembapan yang berlebihan, menyerap
penyimpanan beras tidak boleh lembab. Hal lembap tanpa merubah kondisi zatnya, dan
ini menyebabkan beras menjadi rusak. absorbsi fungi, bau-bauan, serta ion lainnya
Akibatnya beras dalam keadaan rusak dan untuk menjaga kualitas produk (Ylanen,
berkutu tersebut menjadi butiran-butiran 2012).Bio silica bag merupakan kantung bio
bukan menjadi beras utuh lagi bahkan silica sekam padi yang dikombinasikan
menyebabkan bau apek pada beras. dengan ekstrak biji mahoni.Bio silica bag
digunakan dengan cara dimasukannya bio
Kutu Beras (Sitophilus oryzae L) silica bag ke dalam karung beras untuk
Sitophilus oryzae L merupakan hama menjaga kelembapan lingkungan yang ada
utama yang dapat menyerang suatu bahan di dalam karung beras tersebut. Hal tersebut
tanpa ada pertolongan hama lain. Gejala akan berdampak pada rusaknya beras
serangan pada butir-butir komoditas akibat serangga dan tingginya kadar air.
menjadi berlubang-lubang.Biasanya kerap
kali ditemukan pada beras. Serangan S. Biji Mahoni
oryzae pada beras utuh akan rusak dan Biji mahoni diperoleh dari buah
hancur menjadi menir dan menir ini disukai mahoni yang telah masak, ditandai dengan
oleh serangga T. Castaneum, yang warna buah cokelat tua.Kandungan utama
diakibatkan oleh hama S. oryzae pada biji mahoni adalah saponin dan
keadaan tertentu sehingga kualitas beras flavonoid.Saponin mempunyai efek sebagai
menurun. Biji-bijian hancur dan berdebu, antimikroba terhadap bakteri, dan jamur
dalam waktu yang cukup singkat serangan (Roth, 2002).Selain itu, saponin merupakan
hama dapat mengakibatkan perkembangan senyawa metabolit sekunder yang
jamur, sehingga produk beras rusak total, mempunyai potensi bioaktif sehingga
bau apek yang tidak enak dan tidak dapat berpotensi sebagai obat dan sebagai
dikonsumsi (Surachman dan Suryanto, antijamur.Mekanisme kerja aktivitas
2007). antijamur dari saponin, yaitu berinteraksi
dengan membran sterol jamur dan
Ekstraksi Menggunakan Gelombang kemampuannya untuk merusak keutuhan
Ultrasonik membran jamur.Senyawa flavonoid
Ekstraksi adalah salah satu metode berperan sebagai senyawa antioksidan dan
untuk memisahkan suatu komponen solute penghambat aktivitas bakteri.Beberapa
(cair) dari campurannya menggunakan flavonoid juga dapat merusak membran sel
sejumlah massa solven sebagai tenaga yang merupakan pusat terjadinya beberapa
pemisahannya. Banyak inovasi teknologi reaksi enzimatis sehingga dapat menuju
146
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
pada kematian sel (Hartati, 2010).Hal ini disaring menggunakan kertas saring dan
sesuai dengan penelitian Hartati (2013), filtrat yang diperoleh dikeringkan pada
ekstrak biji mahoni dapat bersifat sebagai oven dengan suhu 50oC selama 96 jam.
antibakteri.Menurut penelitian Yudhawan Ekstrak biji mahoni yang diperoleh,
(2014), ekstrak etanolik biji mahoni disimpan pada lemari pendingin dengan
berwarna cokelat sampai kemerahan, suhu untuk perlakuan lebih lanjut (Sari,
konsistensi cukup padat, beraroma khas 2012).
mirip aroma kacang, berasa pahit, dan tidak
lengket di tangan. Ekstraksi Silika Sekam Padi
Tahap awal, sekam padi dibersihkan
Sekam Padi dari kotoran dengan air mengalir.
Sekam padi merupakan lapisan Selanjutnya, sekam padi ditiriskan untuk
terluar dari padi yang merupakan produk mengurangi kadar air lalu sekam padi
samping yang melimpah dari hasil dikeringkan pada temperatur 100oC selama
penggilingan padi yang biasanya digunakan 2 jam dalam cabinet drying. Sekam padi
sebagai bahan bakar.Kandungan sekam kering selanjutnya diarangkan pada 300 oC
padi biasanya sekitar 20% dari berat padi selama 0,5 jam, kemudian diabukan
kering (Kamath dan Proctor, 1998). Sekam menggunakan furnace pada suhu 700 oC
padi mengandung silika (SiO2) yang relatif selama 6 jam. Abu sekam padi diayak dan
tinggi, yaitu 87%-97% sehingga dapat ditimbang lalu ditambahkan HCl dengan
digunakan sebagai sumber silika dalam perbandingan 1:6, kemudian campuran
sintesis silika gel (Solikha, 2010). diekstraksi dengan pengadukan 550 rpm
Analisis kualitas bio silica dilakukan selama 2 jam. Campuran disaring, endapan
dengan uji FTIR.Analisa kuaitas beras yang diperoleh kemudian dicuci dengan
menggunakan metode pengamatan akuades sampai pH netral. Endapan
penentuan butir kepala, butir patah, buitr dikeringkan selama 1 jam pada suhu 80 oC,
menir, butir kuning, dan butir mengapur. lalu ditimbang silika sekam padi.
Selain itu, juga dilakukan analisa kadar air
pada beras. Respon yang diambil pada Pembuatan Bio Silica Sekam Padi dengan
penelitian ini adalah perubahan persentase Penambahan Ekstrak Biji Mahoni
kadar air, butir kepala, butir patah butir Silica sekam padi yang dihasilkan
menir, butir kuning, dan butir mengapur. ditimbang sesuai dengan variasi faktor B.
Lalu ditambahkan KOH 5% sebanyak 60 ml,
Proses Ektraksi Gelombang Ultrasonik kemudian dididihkan selama 1 jam dengan
pada Biji Mahoni suhu 95oC dan pengadukan 10 rpm.
Biji mahoni yang akan digunakan Selanjutnya larutan disaring, filtrat yang
pada penelitian terlebih dahulu dicuci diperoleh merupakan larutan kalium silikat.
dengan menggunakan air bersih untuk Larutan tersebut ditambahkan HCl 1 M
menghilangkan kotoran yang menempel hingga pH netral serta ditambahkan ekstrak
pada biji. Setelah itu, biji mahoni dipotong biji mahoni sesuai variasi faktor A.
kecil-kecil dan dikeringkan dengan Selanjutnya, larutan didiamkan selama 18
menggunakan oven pada suhu 55oC selama jam sehingga terbentuk gel. Gel yang
seminggu.Kemudian, biji mahoni terbentuk dicuci dengan aquades.
dihaluskan menggunakan blender sampai Kemudian dikeringkan pada suhu 80 oC
diperoleh serbuk biji mahoni.Serbuk biji selama 12 jam sehingga diperoleh bio silica
mahoni ditimbang sesuai dengan variasi xerogel. Bio silica yang diperoleh disimpan
berat yaitu 5 gram, 10 gram, 15 gram. untuk analisis dan pembuatan bio silica bag
Serbuk biji mahoni dimasukkan ke dalam (Pratomo, 2013).
Erlenmeyer dan ditambahkan dengan
pelarut etanol 96% dengan perbandingan Pembuatan Bio Silica Bag
1:10. Selanjutnya, ditutup dengan Pembuatan bio silica bag dilakukan
alumunium foil dan diekstraksi dengan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah
menggunakan ultrasonik selama 10 menit pembuatan kantung yang berbahan plastik
pada suhu 55oC. Larutan hasil ultrasonikasi, PE 0,08 dengan ukuran 5 cm x 5 cm. Tahap
147
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
kedua adalah pengisian bio silica dengan dan bakteri juga meningkat. 97%
berat 10 gram. Kantung yang berisi ekstrak kandungan silika pada sekam padi
biji mahoni dan biosilicas ekam padi diujikan berpotensi untuk dijadikan silica gel yang
pada beras miskin. dapat mngurangi kadar air pada tempat
penyimpanan beras. ekstraksi silika dari abu
Pengamatan pada Beras Raskin sekam padi dilakukan dengan
Kantung bio silica akan diujikan pada mencampurkan abu sekam padi dengan
beras miskin dengan meletakkannya pada larutan HCl 1 M. Ekstraksi silikat pada abu
bagian tengah kantung beras miskin di sekam padi dengan HCl dapat
bulog.Beras yang digunakan dalam meningkatkan kadar silika dari sebelumnya
pengujian adalah beras miskin yang masih sebanyak 94.9% menjadi sejumlah 97.5%,
berada dalam kantung beras dengan umur karena kadar pengotor pada abu sekam
simpan lebih dari satu bulan.Pengujian padi turun akibat larutnya pengotor dalam
dilakukan selama 3 minggu untuk HCl sesuai dengan persamaan reaksi:
mengetahui pengaruh pemberian bio silica K2O(s) + 2 HCl(aq) 2 KCl(aq) +
bag pada kualitas beras miskin. H2O(l) (1)
Fe2O3 + 6 HCl(aq) 2 FeCl3(aq) + 3
Analisa Perlakuan H2O(l) (2)
Analisis pertama dilakukan pada bio CaO(s) + 2 HCl(aq) CaCl2(aq) +
silica sekam padi untuk mengetahui H2O(l) (3)
kualitasnya dengan menggunakan uji Reaksi di atas menunjukkan bahwa zat
FTIR.Analisa kedua dilakukan pada bio pengotor oksida pada abu sekam padi
silica bag untuk mengetahui pengaruhnya berupa unsur K, Fe, dan Ca dapat
terhadap kualitas beras miskin. Analisa dihilangkan dengan menggunakan HCl.
dilakukan dengan metode perhitungan Silika dilarutkan ke dalam KOH
pada masing-masing sampel terkait 1M untuk memperoleh larutan K2SiO3
persentase butir kepala, butir patah, butir dengan persamaan (4).
menir, butir kuning, dan butir mengapur SiO2(s) + 2 KOH(aq) K2SiO3(aq) +
dengan menggunakan persamaan sebagai H2O(l) (T=) (4)
berikut: Penambahan HCl hingga pH 7 pada larutan
berat X
Presentase X = × 100% kalium silikat terjadi pembentukan H2SiO3
berat sampel
sesuai persamaan reaksi (5), diikuti reaksi
Analisa kadar air dilakukan dengan
pembentukkan sol asam Si(OH)4 menurut
menggunakan alat grain moisture tester yang
persamaan reaksi (6).
akan dibandingkan nilai kadar air pada
K2SiO3(aq) + 2 HCl(aq) H2SiO3(aq) + 2
masing-masing sampel dengan kadar air
KCl(aq) (5)
pada beras kontrol. Perhitungan kadar air
H2SiO3(aq) + H2O(l) Si(OH)4(aq) (6)
pada sampel dilakukan menggunakan
Pada saat penambahan HCl 1M
rumus sebagai berikut:
pada K2SiO3 terjadi penurunan pH sehingga
Kadar Air = Berat silika sebelum pemijaran
konsentrasi H+ dalam K2SiO3 semakin
–setelah pemijaran x 100%
meningkat. Hal ini menyebabkan silikat
Berat silika gel mula-mula
berubah menjadi asam silikat yang
HASIL DAN PEMBAHASAN menyebabkan sebagian gugus siloksan (Si-
O-) membentuk gugus silanol (Si-OH).
Bio silica bag berbahan utama silica Si(OH)4 terpolimerisasi dengan membentuk
gel sekam padi ini yang dikombinasikan ikatan silang ≡Si-O-Si≡ sampai terbentuk gel
dengan ekstrak biji mahoni yang diproses silika sesuai persamaan reaksi (8) melalui
menggunakan gelombang ultrasonik serta proses kondensasi sesuai persamaan reaksi
dikemas pada kemasan PE 0,08 (7).
diperkirakan mampu untuk mejadi solusi ≡Si − O- + H+ ≡ Si − OH (7)
terhadp tinggi nya tingkat kerusakan beras ≡Si − OH + ≡Si −O - ≡ Si − O −
akibat kondisi penyimpanan yang lembab Si≡ + OH- (8)
yang menyebabkan pertumbuhan jamur Sedangkan penambahan ekstrak biji
mahoni berfungsi sebagai anti bakteri, anti
148
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
sebagai anti bakteri. Tingkat kematian aplikasi B-SMART selama 3 minggu adalah
serangga yang dapat dijadikan ukuran 21,8%, butir kepala 77%, butir patah 57,4%,
efektivitas dari pencampuran ekstrak serbuk butir kuning 9,8%, dan butir mengapur
biji mahoni adalah sebesar 80%-90% (Diaz, 10,8%
2011).
Dari hasil penelitian ini nantinya UCAPAN TERIMA KASIH
akan di cari kombinasi terbaik antara silica
sekam padi dan ekstrak biji mahoni pada Terima kasih kepada Allah SWT.
pembuatan bio silica bag untuk karena atas rahmatnya kita bisa melakukan
meningkatkan kualitas beras miskin. penelitian ini. Kepada orang tua, dosen
Penelitian ini menggunakan Rancangan pembimbing, dan wakil dekan III FTP yang
Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor selalu menyemangati untuk berproses
yaitu volume ekstrak biji mahoni (A) dan dalam penelitian ini. Tak lupa juga terima
berat silika sekam padi (B). Faktor A terdiri kasih kepada laboran Laboratorium Kimia
dari 5 ml, 10 ml, 15 ml dan faktor B terdiri dan Biokimia Pangan, dan Teknologi dan
dari 30 gram, 40 gram, 50 gram. Analisa Rekayasa Pengolahan Pangan, serta teman-
dilakukan pada perlakuan terbaik teman yang turut membantu dalam
menggunakan metode FTIR silica gel dan tercapainya penelitian ini.
analisa pada beras antara lain uji kadar air,
persentase butir kepala, butir patah, butir DAFTAR PUSTAKA
menir, butir kuning, dan butir mengapur.
Diperkirakan hasil uji FTIR terdapat gugus Anonim.2012a. Penduduk Indonesia menurut
siloksan (1086 dan 1062 cm-1). Kadar air Provinsi 1971, 1980, 1990, 2000,
pada beras setelah adanya aplikasi B- 2010.https://www.bps.go.id/linkTab
SMART selama 3 minggu adalah 21,8%, elStatis/view/id/1267
butir kepala 77%, butir patah 57,4%, butir Anonim.2012b. Perawatan dan Pengendalian
kuning 9,8%, dan butir mengapur 10,8%. Hama.Online.http://www.bulog.co.id
/phgt.php
KESIMPULAN Anonim. 2014. Data Statistik.
Online.http://www.bulog.co.id/data
Berdasarkan hasil penelitian, _statistik_raskin.php
analisis data dan pembahasan maka dapat Anonim. 2016. Persentasi Penduduk Miskin
disimpulkan sebagai berikut. Sekam padi Maret 2016 Mencapai 10,86 Persen.
mengandung senyawa silica dimana 97% https://www.bps.go.id/index.php/b
kandungan silika pada sekam padi rs/1229
berpotensi untuk dijadikan silica gel yang Alrdahe, S.S., Abdulla, M.A., Razak, S.A.,
dapat mengurangi kadar air pada tempat Kadir, F.A. and Hassandarvish, P.
penyimpanan beras. Selain itu, penambahan 2010. Gastroprotective Activity of
ekstrak bii mahoni pada pembuatan silica gel Swietenia mahagoni Seed Extract on
turut menambah efektivitas kerja dari B- EthanolInduced Gastric Mucosal Injury
SMART dimana tingkat kematian serangga in Rats. World Academyca of Science,
menjadi meningkat hingga 80-90%. Senyawa Engineering and Technology, 67.
149
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
150
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
GGS (Gnetum Gnemon Skin) The Potentiality Of Gnetum Gnemon Skin And
Tea Leaves Mixture As Anti Gout
Debby Debora F. Pakpahan1, Fanny H. Sitio2, Novine Lana D. Sinurat3, Fairuzita Kurnia Sunday4, Mira
Dwi Pangesti5
ABSTRAK
Penyakit asam urat adalah penyakit yang patut diwaspadai oleh masyarakat Indonesia.
Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, penyakit ini memiliki prevalensi
tertinggi yakni 24,7%. Persisnya nomor dua setelah hipertensi. Angka penderita penyakit asam
urat di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Menurut survei WHO, Indonesia
merupakan negara terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita asam urat, dimana
35% penderitanya berusia di bawah 34 tahun. Pengobatan yang selama ini digunakan adalah
allupurinol. Namun, obat tersebut memberikan efek samping berupa reaksi kulit dan gangguan
saluran pencernaan. Indonesia memiliki hasil perkebunan yang melimpah, salah satunya
adalah melinjo dengan jumlah produksi sebesar 197.647 ton pada tahun 2014. Pemanfaatan
melinjo di Indonesia masih menyisakan limbah kulit melinjo di lingkungan. Di sisi lain, kulit
melinjo mengandung asam askorbat, tokoferol, poliferol, dan anti oksidan yang berpotensi
sebagai inhibitor xantin oksidase dalam proses pembentukan asam urat. Selain itu Indonesia
juga memiliki perkebunan teh yang luas dimana teh kaya akan polifenol khususnya flavonoid
serta antioksidan yang dinilai mampu menyembuhkan asam urat. Karya tulis ini membahas
potensi pencampuran daun teh dan kulit melinjo sebagai anti asam urat. Penelitian diawali
dengan studi literatur dan studi eksperimental untuk mengetahui peningkatan daya inhibisi
xantin oksidase, jenis teh yang paling optimal, dan konsentrasi terbaik pencampuran keduanya.
Metode yang digunakan adalah metode maserasi terhadap simplisa bahan yaitu teh dan kulit
melinjo. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi alternatif yang dapat dikembangkan dalam
upaya pengobatan asam urat dan dapat membantu mengurangi limbah melinjo di lingkungan.
ABSTRACT
Uric acid disease is a disease that should be wary of the people of Indonesia. According to the
Basic Health Research Results (Riskesdas) in 2013, this disease has the highest prevalence of 24.7%.
Exactly number two after hypertension. The number of people with uric acid disease in Indonesia is
increasing every year. According to a WHO survey, Indonesia is the 4th largest country in the world
with uric acid, of which 35% are under 34. The treatment that has been used is allupurinol. However, the
drug provides side effects such as skin reactions and digestive tract disorders. Indonesia has abundant
plantation products, one of which is melinjo with total production of 197,647 tons in 2014. Utilization of
melinjo in Indonesia still leaves leather melinjo waste in the environment. On the other hand, the skin of
melinjo contains ascorbic acid, tocopherol, poliferol, and antioxidants that are potential as xanthine
oxidase inhibitors in the process of uric acid formation. In addition, Indonesia also has a vast tea
plantation where tea is rich in polyphenols, especially flavonoids and antioxidants that are considered
capable of curing uric acid. This paper discusses the potential mixing of tea leaves and skin of melinjo as
anti uric acid. The study begins with literature studies and experimental studies to determine the increase
in inhibition of xanthine oxidase, the most optimal type of tea, and the best concentration of mixing the
151
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
two. The method used is maseration method to simplisa materials that is tea and skin melinjo. This
research is expected to be an alternative that can be developed in uric acid treatment efforts and can help
reduce melinjo waste in the environment.
152
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
153
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
154
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
155
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
156
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
gram sehingga untuk memperoleh ekstrak selaku dosen pembimbing. Serta kepada
sebanyak tersebut diperlukan 73,6 gram kedua orang tua yang telah memberikan
kulit melinjo. Berdasarkan hasil penelitian dukungan moral.
ini, dapat dikatakan bahwa kulit melinjo
memiliki potensi sebagai alternatif obat DAFTAR PUSTAKA
penurun kadar asam urat darah atau gout.
Teh juga memiliki aktivitas sebagai Acmad. 2008. Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Dian
inhibitor xantin oksidase. Hal ini Rakyat.
ditunjukan dengan kandungan kimia Bhat, Rajeev, dan Nabilah binti Yahya.
dalam teh berupa flavanol. Flavanol adalah 2014. Evaluating Belinjau (Gnetum
polifenol utama pada teh berupa katekin. gnemon L.) Seed Flour Quality as a
Derivat dari katekin adalah katekin (C), Base for Development of Novel Food
epikatekin (EC), galokatekin (GC), Products and Food Formulation. Food
epigalokatekin (EGC), epikatekin galat Chemistry: 156 (2014), 42-49.
(ECG), galokatekin 3-galat (GCG), dan Cabrera, Artacho R., and Gimenez R. 2006.
epigalokatekin 3-galat (EGCG). “Benefical Effects of Green Tea-A
Kita mengasumsikan bahwa Review.” Journal of American College of
pencampuran antara teh dengan kulit Nutritionn, Vol.25, No.2, p.79- 99.
melinjo memiliki potensi daya inhibisi yang Dahlia, F.M. Delly. 2014. Pemberian Ekstrak
lebih besar. Hal ini dikarenakan kulit Teh Putih (Camellia sinensis) Oral
melinjo memiliki senyawa kimia berupa Mencegah Dislipidemia pada Tikus
flavonoid yang memiliki kemiripan (Rattus Norvegicus) Jantan Galur Wistar
struktur dengan xantin sehingga dinilai yang Diberi Diet Tinggi Lemak.
mampu menginhibisi xantin oksidase. Denpasar: Universitas Udayana.
Begitu pula dengan teh yang memiliki Eff, dkk. 2016. Uji Aktivitas Penghambatan
senyawa kimia berupa flavanol (katekin) Xantin Oksidase secara In-Vitro oleh
yang mampu menginhibitor xantin Isolat 6,4’-Dihidroksi-4
oksidase, sehingga jila keduanya Metoksibenzofenon-2-O-β-D
dicampurkan akan memiliki potensi daya Glukopiranosida (C20H22O10) yang
Diisolasi dari Mahkota Dewa (Phaleria
inbisi xantin oksidase yang lebih optimal.
macrocarpa (Scheff.) Original Article: 3
SIMPULAN (1).
Misnadiarly. 2007. Asam Urat-Hiperurisemia-
Berdasarkan asumsi inhibisi Arthritis Gout. Jakarta: Pustaka Obor
aktivitas xantin oksidase pada kulit melinjo Populer.
dan teh, dapat disimpulkan bahwa kulit Patcher, P., Nivorozhkin, A. & Szabe, C.
melnjo memiliki senyawa flavonoid dan teh 2006. Therapeutic effects of xanthine
oxidase inhibitors: renaissance half a
memiliki senyawa flavanol (katekin)
century after the discovery of allopurinol.
dimana keduanya mempu menginhibisi
Pharmacological Reviews, 58 (1), 87-114.
xantin oksidase sehingga akan
Pribadi dan Ernawati. 2010. Efek Catechin
meningkatkan daya inhibisinya terhadap
terhadap Kadar Asam Urat, C-Reactive
xantin oksidase apabila keduanya
Protein (CRP) dan Malondialdehid Darah
dicampurkan.
Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Hiperurisemia. Vol. 4, No. 1.
UCAPAN TERIMA KASIH
Purwokerto: Universitas Jenderal
Soedirman.
Penulis mengucapkan terima kasih
Rohdiana, D. dan T. Widiantara. 2004.
kepada Tuhan YME atas karunia-Nya
Aktivitas Antioksidan Beberapa Klon
sehingga kami melaksanakan penelitian ini.
Teh Unggulan. Providing
Penulis juga mengucapkan terima kasih
Seminar Nasional dan Kongres
Kementrian RISTEK DIKTI yang telah
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan
memberikan dukungan finansial. Tak lupa,
Indonesia (PATPI), 17-18 Desember.
penulis juga mengucapkan terima kasih
Jakarta.
kepada Pak Angga Dheta S. A., S.Si, M.Si
157
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
158
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Email: fidyah.afiyata@gmail.com
ABSTRAK
Antioksidan sintetik merupakan salah satu bahan kimia yang biasa ditambahkan pada
produk pangan. Penggunaan pada konsentrasi tinggi mempunyai sifat toksik, salah satunya
efek penggunaan BHT (Butylated Hydroxytoluene) dapat menyebabkan liver membesar, tumor
paru – paru, tumor hati, serta tumor kandung kemih pada tikus. Kekhawatiran dari
penggunaan antioksidan sintesis mendorong berbagai penelitian untuk mencari antioksidan
alami yang lebih aman salah satunya dari daun cengkeh. Minyak daun cengkeh pada
umumnya memiliki kandungan zat seperti eugenol (hampir 90%), eugenol asetat (> 8%),
Caryophyllene (sekitar 2%), dan senyawa lainnya. Eugenol diketahui memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih tinggi dari BHT, alfa tokoferol, butirat hidroksilanisol dan trolox.
Pengujian pertama untuk mengetahui aktifitas antioksidan optimum, dilakukan pada minyak
daun cengkeh dan serbuk daun cengkeh dengan penambahan larutan DPPH. Pengujian kedua
dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak secara kuantitatif pada penambahan
konsentrasi antioksidan yang berbeda dengan parameter bilangan peroksida dengan metode
titrasi iodometri dan asam lemak bebas dengan metode titrasi asam basa. Dari hasil uji
didapatkan minyak daun cengkeh memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan daun cengkeh. Presentase inhibisi minyak daun cengkeh 83,81 % dan
22,90 % untuk presentase inhibisi daun cengkeh. Minyak goreng dengan penambahan minyak
daun cengkeh 0,15 % memiliki nilai bilangan peroksida 6 meg/kg dan nilai asam lemak bebas
0,19. Penambahan minyak daun cengkeh dapat mencegah kerusakan minyak goreng sawit dan
sesuai dengan SNI-3741-2013, dimana minyak masih layak digunakan maksimal bilangan
peroksidanya 10 meg/kg dan angka asam maksimal 0,6.
ABSTRACT
Synthetic antioxidants are one of the common chemicals added to food products. It has toxic
properties when it used at high concentration, one of the effect of using BHT (Butylated Hydroxytoluene)
can cause enlarged liver, lung tumors, liver tumors, and bladder tumors in rats. Concerns from the use of
synthetic antioxidants encourage researches to look for safer natural antioxidants, one of them from clove
leaves. Clove leaves oil contains substances such as eugenol (nearly 90%), eugenol acetate (> 8%),
Caryophyllene (about 2%), and other compounds. Eugenol is known to have higher antioxidant activity
than BHT, alpha tocopherol, hydroxilanisole and trolox butyrate. The first test to determine the optimum
antioxidant activity, is done on clove leaves oil and clove leaves powder with addition of DPPH solution.
The second test is conducted to determine the level of quantitative damage of oil on the addition of
different antioxidant concentrations with peroxide number with iodometric titration method and free
fatty acid by acid base titration method. The result of this research obtained clove leaves oil has higher
antioxidant activity compared with clove leaves powder. The percentage of clove leaves oil inhibition was
83.81% and 22.90% for the percentage of clove leaves inhibition. Cooking oil with 0.15% clove leaves oil
has peroxide value of 6 meg/ kg and free fatty acid 0.19. The addition of clove leaves oil can prevent
damage to cooking oil and in accordance with SNI-3741-2013, where the oil is still feasible to use a
maximum peroxide number of 10 meg / kg and a maximum acid number of 0.6.
159
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
160
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
(minyak daun cengkeh dan BHT) dan Sampel diencerkan menggunakan etanol
konsentrasi antioksidan (0,05 %, 0,1 % dan 96% dan dimasukkan ke dalam tabung
0,15 %). reaksi. Sampel yang telah diatur
Uji pendahuluan dilakukan untuk konsentrasinya kemudian ditambahkan 1.1-
menentukan sumber antioksidan terbaik diphenil-2-picryllhydrazil (DPPH) 0.2
antara minyak cengkeh dengan serbuk mMsebanyak 1 ml dan didiamkan selama
daun cengkeh pada variasi konsentrasi. Uji 30 menit. Setelah 30 menit, diukur
pendahuluan menggunakan metode Kwon absorbansinya pada panjang gelombang
& Kim (Handayani, dkk., 2016). Setelah 517 nm setelah diukur absorbansi blanko.
diperoleh sumber yang terbaik dilanjutkan Blanko dibuat dengan cara membuat
pengujian untuk menentukan aktifitas larutan 4 ml etanol 96% dengan 1 ml
antioksidan pada minyak kelapa. Pengujian larutan 1.1-diphenil-2-picryllhydrazil
kedua dilakukan untuk mengetahui tingkat (DPPH) 0.2 mM (Handayani, dkk., 2016).
kerusakan minyak dengan parameter
bilangan peroksida dan asam lemak bebas. Penentuan tingkat kerusakan minyak
Variabel bebas dari pengujian kedua adalah goreng parameter bilangan peroksida
konsentrasi ekstrak daun cengkeh. Bilangan peroksida di tentukan
dengan metode titrasi iodometri (Chalid,
Ekstraksi minyak daun cengkeh metode dkk., 2008). Metode in menggunakan
destilasi beberapa pereaksi yaitu kloroform atau
Tahapan proses penyulingan minyak karbon tetraklorida, larutan sodium
daun cengkeh adalah sebagai berikut: tiosulfat 0,1 N standar, larutan KI 15%,
pertama daun cengkeh kering dimasukkan larutan indikator pati, dan pereaksi Wijs.
dalam ketel suling. Pengisian bahan tidak Penetapan bilangan Iod adalah dengan
sampai padat karena akan mengurangi menimbang 10 gr sampel minyak kelapa
efisiensi jumlah minyak yang tersuling yang telah diberi perlakuan. Kemudian, 30
selain itu waktu yang dibutuhkan juga mL kloroform atau karbon tetraklorinasi
lebih lama. Sehingga dalam pengisian ketel ditambahkan untuk melarutkan sampel
suling diberi ruang kosong. Kedua ketel minyak. Kemudian ditempatkan dalam
suling dipanasi dengan uap panas yang ruangan gelap selama 30 menit sambil
basah. Uap panas akan mengekstrak dikocok. Sesudah 30 menit, 0,5 mL larutan
senyawa antioksidan yang terdapat pada KI jenuh, 2-3 tetes Na2S2O3 0,1 N dan 2 ml
daun cengkeh. Senyawa yang terekstrak indikator amilum ditambahkan dan
dalam fase uap kemudian melalui kemudian dikocok merata. Titrasi
kondensor atau pendingin. Komponen dilakukan dengan dengan Na2S2O3 0,1 N
yang terdapat didalam uap yang telah yang disertai dengan pengocokan yang
melewati bahan dan menuju kondensor konstan. Selanjutnya, blanko dibuat seperti
tersebut berisi air yang mengandung pada penetapan sampel dan sampel
minyak. Ketiga uap yang berisi air dan minyak diganti dengan kloroform/CCI.
minyak akan diembunkan menjadi fasa Setelah itu dilakukan perhitungan.
cair. Destilat yang keluar melalui alat
pendingin akan ditampung pada wadah Penentuan tingkat kerusakan minyak
pemisah air dan minyak. pemisahan air dan goreng parameter asam lemak bebas
minyak berdasarkan pada massa jenis Analisa kadar asam lemak bebas
keduanya (Khozali dkk, 2012). Lama waktu ditentukan sebagai kandungan asam lemak
penyulingan minyak daun cengkeh kira – yang terdapat paling banyak dalam minyak
kira 6 – 8 jam. kelapa. Minyak yang memiliki asam lemak
bebas tinggi adalah yang mengalami
Penentuan sumber eugenol terbaik kerusakan tinggi. Kadar Asam Lemak
Sampel yang diuji adalah minyak Bebas (ALB) ditentukan dengan
daun cengkeh dan serbuk daun cengkeh. menggunakan titrasi asam basa
Pengukuran efektivitas antioksidan (Widjanarko, 2002). Cara kerja analisis
dilakukan menggunakan metode kadar asam lemak bebas adalah dengan
spektrofotometer menggunakan DPPH. mengaduk sampel minyak kelapa yang
161
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
telah diberi perlakuan dalam keadaan cair, berubah dari warna ungu menjadi kuning,
setelah itu ditimbang sebanyak 10 gr dalam sedangkan pada serbuk daun cengkeh,
Erlenmeyer. Kemudian, 50 mL etanol 95% larutan DPPH perubahan warna ungu
dan 2 mL indikator fenolphtalein (PP) menjadi lebih pudar. Hal tersebut
ditambahkan. Kemudian dititrasi dengan menandakan bahwa pada konsentrasi yang
larutan 0,1 N KOH yang telah sama yaitu 200 ppm, kemampuan
distandardisasi sampai berubah menjadi antioksidan minyak daun cengkeh lebih
warna merah jambu dan tidak hilang tinggi dibandingkan dengan serbuk daun
selama 30 detik. Asam lemak bebas cengkeh.
dinyatakan sebagai % FFA (free fatty acid)
atau sebagai angka asam. Angka asam
merupakan mg KOH yang dibutuhkan
untuk meneralkan 1 gr minyak.
% Inhibisi
83.81%
HASIL DAN PEMBAHASAN
22.90%
Penentuan sumber eugenol terbaik
Pengujian aktivitas antioksidan Minyak daun Serbuk daun
dilakukan pada minyak daun cengkeh dan cengkeh cengkeh
serbuk daun cengkeh. Pengujian ini Gambar 1. Nilai absorbansi minyak daun
bertujuan untuk menentukan sumber cengkeh dan serbuk daun
eugenol terbaik berdasarkan aktivitas cengkeh
antioksidan. Variabel bebas yang
digunakan adalah jenis sumber eugenol Penentuan tingkat kerusakan minyak
sedangkan variabel tetapnya adalah goreng parameter bilangan peroksida
konsentrasi yang digunakan. Konsentrasi Bilangan peroksida ditentukan
yang digunakan untuk masing – masing berdasarkan jumlah iodin yang dibebaskan
sampel adalah 200 ppm. Pada penelitian ini setelah lemak atau minyak ditambahnya
diukur absorbansi dari masing – masing kalium iodida (KI). Berdasarkan hasil uji
sampel. larutan DPPH yang awalnya bilangan peroksida terhadap minyak
berwarna ungu setelah bereaksi dengan goreng sawit dengan perlakuan konsentrasi
antioksidan alami akan membentuk warna yang berbeda dan masa simpan maka
kuning. Semakin tinggi kandungan didapatkan minyak goreng dengan
antioksidan alami maka warna ungu pada pemanbahan 0,15 % minyak daun cengkeh
larutan DPPH akan semakin berkurang dan memiliki nilai peroksida terkecil yaitu 6
membentuk warna kuning. Hasil meg/kg pada hari ke 3 inkubasi.
pengukuran absorbansi dari sampel dan Dari hari tersebut dapat diketahui
presentase Inhibisi disajikan pada Gambar bahwa aktivitas antioksidan pada minyak
1. daun cengkeh 0,15 % lebih efektif
Pada tabel dapat dilihat bahwa % mencegah kerusakan minyak goreng
inhibisi atau persen penghambatan dari dibandingkan dengan antioksidan BHT
minyak daun cengkeh lebih tinggi, yaitu pada konsentrasi yang sama. Menurut SNI
sebesar 83,81 %, sedangkan % inhibisi dari – 3741 – 2013 minyak masih layak
serbuk daun cengkeh sebesar 22,90 %. Pada digunakan maksimal bilangan peroksida
sebuah penelitian menyebutkan persentase sebanyak 10 meg/kg, sehingga minyak
inhibisi ekstrak terhadap aktivitas goreng sawit dengan penambahan
antioksidan meningkat dengan antioksidan dari daun cengkeh masih layak
meningkatnya konsentrasi ekstrak digunakan. Minyak tanpa penambahan
(Prabowo, 2009). Berdasarkan data tersebut antioksidan mengalami peningkatan
dapat disimpulkan bahwa aktivitas bilangan peroksida dan angka asam.
antioksidan pada minyak daun cengkeh Bilangan peroksida dan angka asam yang
lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk tinggi menunjukkan penurunan kualitas
daun cengkeh. Pada pengujian minyak minyak (Saputri dan Guntarti, 2014).
daun cengkeh konsentrasi, larutan DPPH
162
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
163
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
164
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk akan berimbas pada tingginya kebutuhan energi dan
konsumsi minyak yang berasal dari fosil karena akibat dari meningkatnya penggunaan
kendaraan bermotor , pengembangkan produk bioetanol merupakan salah satu solusi alternatif
yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bioetanol merupakan cairan
biokimia dari proses fermentasi gula yang bersumber dari glukosa, selulosa, dan pati. Eceng
gondok (Eichhornia crassipes) merupakan biomassa lignoselulosa yang berpotensi dapat
digunakan untuk bioetanol karena pada eceng gondok mengandung selulosa sebanyak 18,20%
dan 48,70% hemiselulosa yang merupakan salah satu bahan dasar dari bioetanol, selain itu
enceng gondok adalah gulma pengganggu bagi perairan, tanaman ini sangat cepat berkembang
sehingga dapat menyebabkan eutrofikasi pada perairan, namun sayangnya pemanfaatan eceng
gondok terkendala karena kandungan lignin yang masih cukup tinggi yaitu 17% sehingga
mengakibatakan hasil yang kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara pembuatan bioetanol dari eceng gondok dengan metode SAA dan SSF.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan SAA (Soaking In
Aqueous Ammonia) dan SSF (Simultaneous Sacharification and Fermentation). SAA adalah metode
dimana terdapat proses delignifikasi dari biomassa menggunakan amoniak, keunggulan dari
dari metode ini adalah mempunyai selektifitas yang tinggi terhadap lignin dan dapat
mempertahankan karbohidrat dalam bentuk aslinya, SSF sendiri adalah metode penggabungan
antara proses hidrolisis dengan fermentasi dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan dalam
satu reaktor sehingga dapat mepersingkat waktu dalam proses fermentasi dan hidrolisis. Hasil
dari penelitian senjutnya akan dijikan pada kendaraan bermotor, untuk mengetahui efektivitas
penggunaan metode SAA dan SSF dalam pembuatan bioetanol sebagai upaya menggatikan
bahan bakar fosil.
Kata kunci : Bioetanol, Eceng Gondok, SAA (Soaking In Aqueous Ammonia), SSF (Simultaneous
Sacharification and Fermentation)
ABSTRACT
Increasing the population will impact on the high demand for energy and fossil fuel consumption
due to the increased use of motor vehicles, the development of bioethanol products is one alternative
solution that can be used to overcome these problems. Bioethanol is a biochemical liquid from the
fermentation process of sugars derived from glucose, cellulose, and starch. Water hyacinth (Eichhornia
crassipes) is a lignocellulosic biomass that can potentially be used for bioethanol because in water
hyacinth contains cellulose as much as 18.20% and 48.70% hemicellulose which is one of the basic
165
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ingredients of bioethanol, besides water hyacinth is weed for water , This plant is very fast growing so it
can cause eutrophication in the waters, but unfortunately the use of water hyacinth is constrained
because the lignin content is still high enough that is 17% so that the result is less effective. This study
aims to find out how to make bioethanol from water hyacinth by SAA and SSF method. The method used
in this research is by using SAA (Soaking In Aqueous Ammonia) and SSF (Simultaneous Sacharification
and Fermentation). SAA is a method where there is a process of delignification of biomass using
ammonia, the advantage of this method is to have a high selectivity to lignin and to maintain the
carbohydrate in its original form, SSF itself is a method of combining hydrolysis process with
fermentation at the same time and done in one Reactor so as to shorten the time in the process of
fermentation and hydrolysis. The results of his research will be conducted on motor vehicles, to determine
the effectiveness of SAA and SSF methods in bioethanol production as an effort to dispose of fossil fuels.
Keywords: bioethanol, water hyacinth, SAA (Soaking In Aqueous Ammonia), SSF (Simultaneous
Saccharification and Fermentation)
166
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
167
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
berwarna coklat (Khaira, Yenie, dan Muria, dalam buffer. Larutan kemudian
2015). disterilkan dengan menggunakan autoclave
dengan suhu 121ºC selama 15 menit. Suhu
Produksi Bioetanol larutan dibiarkan turun, lalu tambahkan
Pretreatment (Delignifikasi) eceng enzim selulase cair sesuai variabel bebas
gondok dengan larutan NaOH dan tambahkan juga Saccharomyces
Langkah pertama dalam pretreatment cereviseae dengan konsentrasi 10%.
eceng gondok dengan menggunakan Fermentasi bioethanol dilaksanakan di
proses SAA yaitu dengan cara merendam suhu ruang pada kondisi anaerob selama
menggunakan larutan NH3 dengan suhu variasi waktu 72 jam, 96 jam dan 120 jam
25-60°C selama 12 jam, dengan dengan 0.5 ml suspensesel diinokulasi ke
menggunakan kadar amoniak sebesar 15% dalam labu 100 ml dengan volume kerja
atau dapat juga dengan menggunakan 150ml. Setelah dilakukan proses fermentasi,
suhu 60-120°C dalam waktu beberapa jam. larutan dimurnikan menggunakan rotary
Namun kemampuan reagen ini bergantung evaporator untuk kemudian dianalisa kadar
kepadan jenis biomassa (Karimi, 2015). glukosa dan alkoholnya.
Selian itu Untuk mendapat level
delignifikasi yang tepat dan menghindari HASIL DAN PEMBAHASAN
rekondensasi lignin, rasio liquid dan solid
yang digunakan pada SSA adalah sekitar 4 : Sebelum melakukan pretretmen pada
1 (Khaira, Yenie, dan Muria, 2015). Eceng eceng gondok tadapat pembuatan benih
gondok dipotong kecil-kecil, lalu dijemur mikroba enzim selulase, pembenihan ini
dan dihaluskan. Kemudian diayak dilakuan menggunakan bantuan jamur
sehingga menjadi bubuk halus dengan Aspergilus niger menggunakan PDA
ukuran 20-40 mesh. Sampel dengan berat dengan cara zig zag. Setelah media
10g direndam didalam 100mL larutan diinkubasi selama 5 hari pada suhu kamar,
natrium hidroksida 10% (NaOH) pada kemudian hasil akhir dari proses ini adalah
suhu kamar (28ᵒC) selama 28 jam. enzim selulase kasar berupa supernatan
Campuran disaring, dicuci berulang kali berwarna coklat. Selanjutya pada proses
dengan menggunakan air suling sampai pretretmen akan dilakukan delegnifikasi
pH netral untuk menghilangkan sisa dari dengan menggunakan larutan NaOH,
larutan NaOH. Sisa yang didapat selanjutnya pada metode SAA akan
kemudian dikeringkan hingga mencapai dilakukan perendaman menggunakan
berat konstan pada suhu 110 ᵒC. larutan amonia. Kemudian hasil
pengamatan akan disajkan dalam grafik
Pembuatan Inokulum S. Cerevisiae yang menyatakan perubahan kadar lignin
168
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
terhadap lama waktu perendaman (Novia NaOH 10% selama 28 jam dan dicuci
dan Windiyati, 2014). dengan aquades kemudian didapatkan
hasil berupa kadar bioetanol dan kadar
glukosa pada proses delegnifikasi (Khaira,
Yenie, dan Muria, 2015).
Kadar
Waktu Konsentra Kadar
Glukos
fermenta si Enzim Bioetan
Gambar 1. Grafik Pengaruh Waktu a Akhir
si (%) ol (%)
Perendaman 75 gram eceng gondok dalam (mg/L)
300 ml Larutan Amonia 15% pada Proses 72 jam 3 5 855
Pretreatment terhadap Kadar Lignin 5 5 861,5
7 6 867
9 7 874,5
11 8 877,5
96 jam 3 4 862
5 4 871
7 5 873,5
9 5 875
11 6 879,5
120 jam 3 3 862,5
5 3 891
7 4 935
9 5 952,5
Gambar 2. Grafik Pengaruh Waktu 11 5 1023,5
Perendaman 75 gram Sekam Padi dalam
300 ml Larutan Amonia 15% pada Proses
Pretreatment terhadap Kadar Glukosa Pada tebel tersebut menunjukan data
bahwa semakin perubahan waktu
Dari grafik data tersebut membuktikan fermentasi yang dilakukan pada eceng
bawha waktu perendaman akan dapat gondok akan dapat mempengaruhi kadar
mempengaruhi kadar ligni yang ada. bioetanol(%) dan kadar glukosa (%).
Semakin lama waktu perendaman dengan Semakin lama waktu fermentasi
menggunakan larutan amonia 15% maka menunjukan kadar glukosa akhir semakin
kadar lignin yang ada pada eceng gondok tinggi. sehingga
akan turun. Menurut (Khaira, Yenie, dan
Muria, 2015), setelah proses perlakuan
perendaman eceng gondok dengan larutan
amonia, kandungan lignin dapat terpisah
dari eceng gondok sehingga dapat
menghasilkan biomassa yang hanya
mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Selain dapat menurunkan kadar jumlah
ligin yang terkandung pada eceng gondok.
kadar lignin yang rendah dalam biomassa
dapat meningkatkan efisiensi kerja enzim.
Setelah merendam dengan
menggunakan amonia (NH3) eceng kondok
kemudian dilanjutkan dengan proses
delignifikasi dengn menggunakan larutan
169
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
170
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Acidpretreatment – Hidrolisis –
Fermentasi. Teknik Kimia. 20(1):46-53
Nurfiana, F, Umi, M, Vicki, CJ, dan Sugili,
P. 2009. Pembuatan Bioethanol dari
Biji Durian sebagai Sumber Energi
Aternatif. STTN-BATAN, Yogyakarta
Zed, M. 2008. Metode Penelitian
Kepustakan. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta
171
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Dengan kandungan pati 40-64%, selama ini limbah onggok tapioka belum dapat
dimanfaatkan dengan maksimal dan hanya menjadi limbah. Padahal pati merupakan bahan
baku pembuatan biofilm. Penelitian kali ini akan mengkaji pengaruh penambahan
crosslinker asam sitrat, plasticizer gliserol dan gelatin ceker ayam menggunakan desain
eksperimen yaitu Central Composite Design dengan konsentrasi yang divariasikan terhadap
kualitas biofilm yang dihasilkan. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
preparasi bahan baku, ekstraksi gelatin dari ceker ayam, ekstraksi pati onggok tapioka,
pembuatan larutan biofilm menggunakan ultrasonic homogenizer untuk meningkatkan tingkat
homogenitas larutan polimer kemudian dilanjutkan dengan pencetakan biofilm. Produk
biofilm yang dihasilkan dikarakterisasi berdasarkan tensile strength, elongation at break,
swelling power, durabilitas, struktur (FTIR) dan uji thermal. Performa biofilm optimum
tersusun dari komposisi 12.98% gelatin, 0,22% gliserol dan 0,27% asam sitrat dengan tensile
strength dan elongation at break sebesar 21,73 Mpa dan 19,73%. Pada model ANOVA terlihat
bahwa gliserol dan asam sitrat memilki pengaruh yang signifikan terhadap respon tensile
strength dan elongation at break sementara gelatin tidak memberikan pengaruh yang
signifikan. Biofilm dengan kadar gelatin yang besar akan mengalami proses degradasi
dalam tanah yang cepat. Sementara, kadar asam sitrat yang semakin besar pada biofilm akan
menghambat laju degradasi biofilm dalam tanah. Biofilm dengan penambahan asam sitrat,
gliserol dan gelatin memiliki stabilitas termal yang lebih baik dibandingkan dengan biofilm
blangko (campuran pati dan air saja). Penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan
peluang terciptanya produk kemasan biofilm yang murah, ramah lingkungan, berkelanjutan
serta dapat memberikan peluang pemanfaatan limbah menjadi suatu produk dengan nilai
ekonomi yang lebih tinggi.
ABSTRACT
Containing starch of 40-64%, tapioca starch waste is only used for forage and there is no
further utilization for the fine products. Whereas starch has been established for biofilm as well. In this
study, it will be examined the effect of citric acid, glycerol, and gelatin addition used design experiment
of Central Composite Design with several concentrations upon the quality of the biofilm product.
This study will be executed in several steps, i.e. the preparation of raw materials, the extraction of gelatin
from chicken feet, the extraction of starch from cassava bagasse, then by the preparation of biofilm.
Biofilms products will be characterized by tensile strength, elongation at break, swelling power,
durability, structural (FTIR), and thermal test. The optimum performance of biofilm composed of 12,98%
gelatin, 0.22% glycerol and 0.27% citric acid released 21,73 MPa of tensile strength and 19,73% of
elongation at break. In ANOVA model indicate that glycerol and citric acid give significant effect to
172
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
tensile strength and elongation at break response, meanwhile gelatin is not give significant effect.
Biofilms with high concentration of gelatin will degrade fastly in soil. Meanwhile, if the concentration of
citric acid were higher in the biofilm, it will inhibit rate of soil biofilm's degradation. Biofilms with the
addition of citric acid, glycerol and gelatin have better thermal stability than the blank biofilm (only a
mixture of starch and water). This research is expected to provide opportunities for the creation of biofilm
packaging products that are cheap, environmentally friendly, sustainable, and can provide waste
utilization opportunities into a product with higher economic value.
173
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
strength & elongation to break. Selanjutnya biofilm. Guna mengetahui kondisi terbaik
produk yang menunjukan hasil yang dari performa mekanik biofilm dimana
optimum dari uji Tensile Strength kemudian kondisi ini akan digunakan sebagai batas
dianalisa lebih lanjut menggunakan uji yang akan di aplikasikan untuk desain
mekanik, FTIR, TGA, dan durabilitas. eksperimen Central Composite Design (CCD),
dilakukan dengan cara trial beberapa variabel
bebas yaitu gelatin, gliserol dan asam sitrat
hingga dihasilkan tensile strength yang paling
baik.
Komposisi gelatin yang di trial
adalah 0% dan 20%. Pada penambahan 0%
gelatin, tensile strength yang dihasilkan
sebesar 10,35 Mpa. Sedangkan pada
penambahan 20% gelatin, tensile strength
yang dihasilkan sebesar 12,27 Mpa. Sehingga
dapat disimpulkan, penambahan gelatin
hanya meberikan pengaruh sedikit terhadap
kenaikan tensile strength.
Komposisi gliserol yang di trial
adalah 0,24% dan 0,77%. Pada penambahan
gliserol 0,24% menghasilkan tensile strength
sebesar 2,12 Mpa. Sementara untuk
penambahan 0,77% gliserol menghasilkan
tensile strength sebesar 1,73 Mpa.
Penambahan gliserol yang berlebih
menghasilkan biofilm yang terlalu lembek
sehingga nilai tensile strength juga akan
Gambar 1. Skema Rancangan Percobaan
Rincian mengenai prosedur percobaan dapat berkurang.
dilihat pada bagian Lampiran Komposisi aasam sitrat yang di
Variabel Tetap trial adalah 0,12% dan 0,5%. Pada
Jenis plasticizer : gliserol penambahan asam sitrat 0,12%
menghasilkan tensile strength sebesar 12,27
Suhu pemanasan : 90oC Mpa. Sementara pada penambahan asam
(selama 15 menit) dilanjutkan 65 oC sitrat 0,5% menghasilkan tensile strength
(selama 15 menit) sebesar 2,12 Mpa. Penambahan asam sitrat
Waktu pemanasan : 30 menit yang berlebih juga akan menghasilkan
Jumlah pati : 1,6 gram / biofilm yang terlalu lunak sehingga nilai
40 ml aquadest tensile strength akan berkurang. Hasil analisis
Waktu homogenisasi : 1 jam mekanik trial produk biofilm disajikan pada
Variabel berubah ditentukan Tabel 2. berikut:
menggunakan Design Expert 10 CCD
(Central Composite Design) dengan batas atas Tabel 2. Hasil analisis mekanik trial produk
dan bawah dapat dilihat pada Tabel 1: biofilm
Tabel 1. Batasan penentuan variabel CCD N Kadar Kadar Kadar Tensil
Variabel Batas Bawah Batas Atas o. gelatin gliserol asam sitrat strengt
D Gelatin 6 20 terhada terhada terhadap h
a Gliserol 0,1 0,3 p pati p berat berat total (Mpa)
r Asam Sitrat 0,08 0,3 (%b/b) total(%b (%b/b)
/b)
1 20 0,77 0,5 1,73
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. 20 0,24 0,5 2,12
Hasil yang telah didapat dalam .3 0 0,24 0,12 10,35
penelitian ini adalah data hasil analisa .4 20 0,24 0,12 12,27
mekanik. Analisis mekanik dilakukan guna .
mengetahui performa tensile strength dari
174
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Dari trial didapat kondisi terbaik 15. 13 0,2 0,19 14,3 10,29
tensile strength sebesar 12,27 Mpa dengan 18,9
komposisi 20% gelatin, 0,24 % gliserol dan 16 13 0,2 0,19 10,51
8
0,12% asam sitrat. Kondisi tersebut 20,4
17 13 0,2 0,19 10,42
6
selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
16,5
pembuatan desain eksperimen dengan 18 6 0,3 0,3 6,28
6
Central Composite Design (CCD).
19 20 0,3 0,3 8,08 13,96
20,5
20 6 0,1 0,3 8,62
4
Tabel 3. Hasil analisa mekanik Central Sqrt (Tensile Strength + 0.60) = 4,34 -
Composite Design 0,078A +0,48B +0,92C +0,084AB -0,41AC -
Kad Kada Kadar 0,48BC - 0,11A2 -0,78B2 -0,63C2
Elong
ar r sitrar Ten
ation Tabel 4. Hasil ANOVA untuk Respon Tensile
gela gliser terhadap sile
Run at
tin ol berat (Mp Strength
break
terh terha total a)
(%)
ada dap (%b/b)
p berat 14,4
1. 13 0,2 0,19 18,66
pati total 2
2. (%b
6 (%b/
0,3 0,08 1,81 4,1
/b) b)
23,1
3. 13 0,2 0,19 26,07
9
4. 20 0,1 0,08 0,17 0,04
175
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
karena nila p<0,05 dan F>1 yaitu 0,0023 Tabel 5. Hasil ANOVA respon Elongation at
dan 7,29. Variabel gelatin (A) tidak Break
berpengaruh signifikan terhadap respon
yang dihasilkan karenan memiliki nilai
p>0,05 dan F<1. gliserol (B) dan asam sitrat
(C) berpengaruh signifikan terhadap
respon yang dihasilkan karena memiliki
nilai p<0,05 dan F>1 dimana asam sitrat
memberikan pengaruh yang sangat kuat
terhadap respon karena memiliki nilai p
0,0006 (p<<0,05). Asam sitrat memiliki
kemampuan membentuk crosslinking Nilai p (Probability) menunjukan
dengan molekul pati, dimana berat model dan variabel-variabel tersebut
molekul dari molekul pati akan meningkat signifikan atau tidak signifikan terhadap
dan memberikan ikatan antar molekul respon yang dihasilkan (E). Model dikatakan
yang lebih baik, sehingga meningkatkan signifikan apabila nilai p<0,05 dan nilai F>1.
Tensile Strength. Pada konsentrasi yang Pada Tabel 5., model eksperimen signifikan
rendah, asam sitrat tidak cukup kuat karena nilai p<0,05 dan F>1 yaitu 0,0023 dan
membentuk crosslinking dengan molekul Grafik Box-Cox Plot for Power Transform
sehingga Tensile Strength yang dihasilkan (lihat lampiran) menunjukan bahwa garis
rendah. Sebaliknya bila asam sitrat yang biru pada grafik lebih mendekati garis
ditambahkan dengan konsentrasi yang hijau daripada garis merah. Hal ini
terlalu tinggi akan menyebabkan mengindikasikan bahwa transform yang
crosslinking yang berlebihan dan membatasi digunakan sudah tepat sehingga
mobilitas molekul pati yang menyebabkan menghasilkan model ANOVA yang
Tensile Strength yang dihasilkan juga akan memenuhi syarat (signifikan).
rendah (Reddy, 2009). Optimasi produk Biofilm didapatkan
Bila dilihat dari grafik Normal Plot dengan menggunakan software Design
of Residuals (lihat Lampiran) telihat bahwa Expert. Optimasi digunakan untuk
plot pada grafik mendekati dengan garis mengetahui kondisi optimum dari Biofilm
diagonal yang mengindikasikan bahwa yang dapat dihasilkan. Hasil optimasi yang
model ANOVA terhadap respon Elongation didapat dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.
at Break tersebut sudah memenuhi syarat
(signifikan). Grafik Box Cox for Power Tabel 6. Hasil Optimasi Produk Biofilm
Transforms (lihat Lampiran) dimana pada Gelatin (%) Gliserol Asa Tensile Elongati
gambar tersebut garis biru lebih mendekati (%) m Strength on at
garis hijau daripada garis merah. Sehingga Sitrat (Mpa) Break
(%) (%)
dapat disimpulkan transform yang
digunakan menghasilkan model ANOVA 12,98 0,22 0,27 21,73 19,72
yang memenuhi syarat (signifikan).
Hasil Analysis of Variance
(ANOVA) untuk respon Elongation at
Break (E) terlihat dalam Tabel 5. dengan
persamaan persamaan persamaan ANOVA
(R2= 0,8517) nya adalah sebagai berikut:
176
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
177
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
178
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Gambar diatas adalah hasil analisa optimum pada kisaran panjang gelombang
FTIR produk biofilm Run 3 (air, pati, gelatin, tersebut terdapat peak yang lebih besar
asam sitrat dan gliserol) serta blangko (air (tinggi) dibandingkan dengan produk
dan pati). Dari Gambar 6. terlihat beberapa biofilm blangko, hal ini disebabkan karena
peak yang menggambarkan ikatan pada pada produk biofilm Run 3 ada
biofilm yang dianalisa. Pada kisaran 3000 – penambahan gliserol sebagai sumber dari
3500 cm-1 pada terlihat adanya peak, ini senyawa –(CH2)n (Aydin dan Vladimir
mengindikasikan adanya ikatan hidroksil Ilberg, 2016). Dengan adanya analisa FTIR
dari pati. Pada produk biofilm Run 3 kisaran tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
pembuatan produk biofilm terjadi interaksi
panjang gelombang 3000 - 3500 cm-1
antar molekul antara beberapa bahan yang
terlihat bahwa peak lebih tinggi
ditambahkan.
dibandingkan produk biofilm blangko, ini
menunjukan bahwa ikatan hidroksil pada
produk biofilm Run 3 lebih banyak yang
UCAPAN TERIMAKASIH
bersumber dari pati, gelatin, asam sitrat serta
gliserol yang ditambahkan. Peak lain yang
Penulis mengucapkan terimakasih
terlihat pada Gambar 6. adalah pada panjang
kepada Dr. -Ing. Silviana, S.T., M.T. sebagai
gelombang 1700 cm-1, ini mengindikasikan dosen pembimbing karya tulis kami serta
adanya ikatan C=O yang berasal dari asam segenap civitas akademika Departemen
sitrat yang ditambahkan pada sampel biofilm Teknik Kimia Universitas Diponegoro yang
(Reddy, 2009) serta pada panjang telah mendukung berjalannya penelitian ini.
gelombang 1575-1650 cm -1 menunjukan
adanya ikatan amina (N-H) yang SIMPULAN
menunjukan adanya gelatin yang
ditambahkan (Almeida et. al., 2012). Oleh Performa biofilm optimum
karena kedua gugus tersebut peak pada tersusun dari komposisi 12,98% gelatin,
0,22% gliserol dan 0,27% asam sitrat
kisaran panjang gelombang 1575-1700 cm-1 dengan tensile strength sebesar 21,73 Mpa
produk biofilm Run 3 terlihat lebih besar dan Elongation at Break sebesar 19,73%.
(tinggi) dibandingkan produk biofilm Kadar gelatin yang besar akan
blangko. Jika dicermati lebih lanjut, pada mempercepat proses degradasi dalam
produk biofilm blangko sekitar panjang tanah. Sementara, kadar asam sitrat yang
gelombang 1550-1700 cm-1 terdapat 2 peak, semakin besar pada film akan menghambat
dimana salah satu dari 2 peak tersebut ada laju degradasi film dalam tanah. Biofilm
yang hilang pada produk biofilm Run 3. Peak dengan penambahan asam sitrat, gliserol
dan gelatin memiliki stabilitas termal yang
pada panjang gelombang 1638 cm-1
lebih baik dibandingkan dengan film blanko
menunjukkan adanya ikatan air dengan pati
(campuran pati dan air saja). Pada
yang terbentuk akibat ikatan hidrogen
pembuatan biofilm ini terjadi interaksi antar
(Aydin dan Vladimir Ilberg, 2016), tetapi
molekul antara beberapa bahan yang
pada produk biofilm Run 3 peak tersebut
ditambahkan, seperti pembentukan ester
hilang, hal ini disebabkan karena adanya
yang melibatkan gugus karboksilat asam
penambahan asam sitrat (pH rendah) pada
sitrat dengan gugus hidroksil. Untuk
produk biofilm Run 3 dimana terjadi
penelitian selanjutnya perlu dilakukan
pembentukan ester yang melibatkan gugus
pengkajian lebih lanjut mengenai jenis
karboksilat dan hidroksil pada rantai polimer
plasticizer yang cocok dengan biofilm
yang ditandai dengan adanya satu puncak
berbasis protein gelatin sehingga
pada panjang gelombang 1700 cm-1 (Alves penggunaan gelatin untuk menambah
et. al., 2011). Pada
kisaran panjang performa biofilm dapat maksimal dan dapat
-1
gelombang 900-1000 cm terlihat pula peak memberikan peluang terciptanya produk
yang mengindikasikan adanya senyawa lain kemasan biofilm yang murah, ramah
yaitu –(CH2)n, pada produk biofilm lingkungan, berkelanjutan serta dapat
179
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
memberikan peluang pemanfaatan limbah Kulit Kaki Ayam Dan Soy Protein Isolate.
menjadi suatu produk dengan nilai ekonomi Buletin Peternakan, 35(3), 188-196.
yang lebih tinggi bagi masyarakat Indonesia. Lu, D. R., Xiao, C. M., & Xu, S. J. (2009).
Starch-Based Completely Biodegradable
DAFTAR PUSTAKA Polymer Materials. Express Polymer
Letters, 3, 366-375.
Almeida, F., Lannes, S., Calarge, A., Farias, B.
Mendez-Vilas, A., & Diaz, J. (2007). Scanning
and Santana, C. 2012. FTIR
Electron Microscopy and Transmission
Characterization of Gelatin from Chicken
Electron Microscopy of Mollicutes:
Feet. Journal of Chemical.6:1029-1032.
Challenges and Opportunities.
Alves, V. D., Ferreira, A. R., Costa, N.,
Mustofa, K. A., & Suyanto, A. (2011). Kadar
Freitas, F., Reis, M. A. M., & Coelhoso, I.
Kalsium, Daya Kembang, Dan Sifat
M. (2011). Characterization of
Organoleptik Kerupuk Onggok
Biodegradable Films From The
Singkong Dengan Variasi Penambahan
Extracellular Polysaccharide Produced
Tepung Cangkang Rajungan (Portunus
By Pseudomonas Oleovorans Grown
Pelagicus). Jurnal Pangan Dan Gizi, 2(3).
On Glycerol Byproduct. Carbohydrate
Olsson, E. (2013). Effects of Citric Acid On
Polymers, 83, 1582-1590.
Starch-Based Barrier Coatings.
Anita, Zulisma., Fauzi Akbar dan Hamidah
Qushayyi, V. S., Maimunah H.P dan
Harahap. 2013. Pengaruh Penambahan
Wignyanto (2013) Technology Design of
Gliserol terhadap Sifat Mekanik Film
Biodegradable
Plastik Biodegradasi dari Patil Kulit
Plastic from Sago Starch Combined with
Singkong, Vol.2 No.2
Fermentation of Lactic Acid (Study of
Aydin, A. A., & Ilberg, V. (2016). Effect of
Addition of Chitosan and Gelatin)
Different Polyol-Based Plasticizers On
Reddy, N, & Yang, Y. (2009). Citric Acid
Thermal Properties of Polyvinyl Alcohol:
Cross-Linking Of Starch Films.Food
Starch Blends. Carbohidrate Polymers, 136,
Chemistry, 118(3), 702-711.
441-448.
Statista. (2015). “Production of Plastic
Cao, N., Yang, X., & Fu, Y. (2009). Effects of
Worldwide from 1950 to 2014”,
Various Plasticizers on Mechanical and
http://www.statista.com/statistics/2827
Water Vapor Barrier Properties of
32/global-production-of-plastic-since -
Gelatin Films. Food Hydrocolloids, 23,
1950., Diakses tanggal 23 Maret 2016.
729–735.
Seligra, P. G., Carolina M. J., Lucia., & Silvia
EIA. 2015. “Total US Resin Production from
G. (2015). Biodegradable and Non-
2008”
Retrogradable Eco-Films Based On
http://www.eia.gov/tools/faqs/faq.jfm
Starch Glycerol with Citric Acid as
?id=34&t=6. Diakses 23 Maret 2016.
Crosslinking Agent. Carbohydrate
Ferreira, A. R. V., Torres, C. A. V., Freitas, F.,
Polymers 138 66-74
Reis, M. A. M., Alves, V. D., & Coelhoso,
Vieira, M. G. A., Silva, M. A., Santos, L. O., &
I. M. (2014). Biodegradable Films
Beppu, M. M. (2011). Natural-Based
Produced from The Bacterial
Plasticizers and Biopolymer Films: A
Polysaccharide Fucopol. International
Review. European Polymer Journal, 47, 254-
Journal of Biological Macromolecules, 71,
263.
111-116.
Widyasari, R., & Rawdkuen, S. (2014).
Firdaus, Feris & Chairil Anwar (2004).
Extraction and Characterization of
Potensi Limbah Padat-Cair Industri
Gelatin from Chicken Feet by Acid
Tepung Tapioka sebagai Bahan Baku
and Ultrasound Assisted Extraction.
Film Plastik Biodegradabel. LOGIKA
Food and Applied Bioscience Journal, 2(1),
ISSN:1410-2315 vol.1, No.2
85-97.
Hariyanto, & Sambudi, Y. J. (2010). Pembuatan
Gelatin Dari Tulang Ikan Air Tawar.
Hasdar, M., Erwanto, Y., & Triatmojo, S.
(2011). Karakteristik Edible Film Yang
Diproduksi Dari Kombinasi Gelatin
180
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Email: rismoyonf@gmail.com
Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia
ABSTRAK
Non-thermal Pigment Extractor (NORMEX) berbasis Hyper Electric Pulse (HEP) merupakan
metode yang efektif untuk ekstraksi pewarna alami tanpa merusak senyawa-senyawa penting
yang terkandung di dalam tanaman. Salah satu bagian terpenting dari alat NORMEX-HEP
adalah treatment chamber. Parameter utama di dalam treatment chamber adalah distribusi tegangan
yang dihasilkan oleh generator pulsa listrik pada NORMEX-HEP. Analisa tentang distribusi
tegangan yang terjadi di dalam treatment chamber akan menentukan seberapa efektif bahan yang
akan diekstrak menerima pulsa listrik bertegangan pada proses ekstraksi menggunakan
NORMEX-HEP. Pada penelitian ini, distribusi medan listrik pada treatment chamber
disimulasikan dengan software Finite Element Method Magnetic (FEMM) 4.2. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa pada saat awal alat NORMEX-HEP dinyalakan, elektroda positif tidak
secara menyeluruh langsung mendapatkan pulsa listrik tegangan tinggi yang seragam. Namun
demikian, setelah waktu operasi 30 detik, maka elektroda positif akan menerima pulsa listrik
yang seragam dan akan meneruskan pulsa listrik tersebut ke elektroda negatif. Penelitian ini
merupakan bagian dari panelitian utama untuk mengekstrak antosianin dari tanaman. Oleh
karena itu diperlukan penelitian lanjutan untuk menganalisa kinerja alat NORMEX-HEP dan
hasil ekstraksi antosianin dari tanaman baik dari segi rendemen maupun aktivitas
antioksidannya.
Kata kunci: NORMEX-HEP, treatment chamber, distribusi medan listrik, FEMM
ABSTRACT
Non-thermal Pigment Extractor (NORMEX) based on Hyper Electric Pulse (HEP) is an effective
method for the extraction of natural dyes without decreasing the valuable compounds in the plant. One of
the most important parts of the NORMEX-HEP apparatus is the treatment chamber. The main parameter
in the treatment chamber is the electric field distribution generated by the electric pulse generator on
NORMEX-HEP. The electric field distribution analysis will determine how effectively the material to be
extracted trough a voltage pulse on the extraction process using NORMEX-HEP. In present study, the
electric field distribution in treatment chamber was simulated by Finite Element Method Magnetic
(FEMM) 4.2 software. The simulation results showed that at the beginning of the NORMEX-HEP
apparatus is on, the positive electrode does not thoroughly get a uniform high voltage electrical pulse.
However, after 30 minutes during operations, the positive electrode will receive a electrical pulse uniformly
and will forward it into negative electrode. This study is part of a major study to extract anthocyanins from
plants. Therefore, further research is required to analyze the of NORMEX-HEP apparatus performance
and the results of anthocyanin extraction from plants both in terms of yield and antioxidant activity.
Keywords: NORMEX-HEP, treatment chamber, electric field distribution, FEMM
181
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
182
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
rangkaian driver yang diletakkan di bawah Keuntungan dari model koaksial ini adalah
treatment chamber. struktur model chamber yang simpel
sehingga mudah diterapkan pada industri
Silinder luar serta mudah untuk mendeteksi distribusi
(elektroda negatif) kuat medan listrik yang diberikan (Barbosa-
Canovas & Zhang, 2001).
Silinder dalam
(elektroda
positif)
Isolator (teflon)
183
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
digunakan untuk mengekstrak pigmen listrik yang tidak sama dengan ditunjukkan
antosianin adalah pada kuat medan listrik warna kuning sampai hijau muda, yang
antara 0,7 sampai 3 kV/cm. Namun pada mempunyai kisaran nilai tegangan antara 1,5
simulasi distribusi tegangan, treatment – 5,5 kV.
chamber akan disimulasikan dengan Hal ini sesuai dengan pernyataan Li et al.
memberikan tegangan keluaran sebesar 10 (2009), bahwa wilayah kuat medan listrik
kV atau 10.000 V sehingga kuat medan listrik yang tinggi terkonsentrasi pada daerah
yang dihasilkan yaitu dengan membagi dimana sumber medan listrik (jarum
tegangan keluaran dengan jarak elektroda penembak tegangan), sehingga dapat
sebesar 6 cm atau sebesar 1,67 kV/cm. nilai dikatakan bahwa pulsa listrik yang berada
kuat medan listrik tersebut masih berada di dalam konfigurasi letak elektroda model
dalam kisaran pulsa tegangan listrik untuk koaksial, memiliki distribusi medan elektrik
ekstraksi antosianin menggunakan alat yang tidak merata.
NORMEX-HEP. Namun jika proses pemberian pulsa
Dengan menggunakan software Finite tegangan listrik tersebut dilanjutkan selama
Element Method Magnetic (FEMM), maka beberapa waktu, maka elektroda positif akan
distribusi tegangan listrik NORMEX-HEP mempunyai distribusi pulsa listrik yang
pada tegangan keluaran sebesar 10 kV dapat seragam akibat perambatan listrik secara
dilihat pada Gambar 3. induksi. Sehingga perlu dilakukan pengujian
lanjut untuk mengetahui berapa waktu yang
3 ideal silinder elektroda positif menerima
distribusi pulsa listrik tegangan tinggi yang
seragam. Apabila diasumsikan alat
atas
NORMEX-HEP dioperasikan selama 30 detik,
1 maka elektroda positif di dalam treatment
4
chamber akan menerima distribusi pulsa
listrik yang merata. Sehingga bahan yang
akan diekstrak antosianinnya akan
bawah mendapatkan pulsa listrik tegangan tinggi
yang seragam pula.
Pada penelitian ini jugatelah
2
disimulasikan apabila alat NORMEX-HEP
dinyalakan dengan waktu sekitar 30 detik,
maka elektroda positif di dalam treatment
Keterangan: chamber akan menerima pulsa tegangan listrik
1. Silinder elektroda yang seragam. Kemudian medan listrik akan
2. Jarum penembak tegangan tinggi mengalir dari silinder elektroda positif ke
3. Batas medan listrik silinder elektroda negatif. Hasil seimulasi
4. Garis kontur medan listrik distribusi pulsa listrik dari elektroda positif
ke elektroda negatif pada treatment chamber
Gambar 3. Distribusi Tegangan Pulsa Listrik model koaksial dan sekaligus mengenai
NORMEX-HEP dari Jarum Penembak ke bahan yang akan diekstrak seperti
Elektroda ditunjukkan pada Gambar 4.
184
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
generator pembangkit pulsa tegangan tinggi. pada treatment chamber NORMEX- HEP telah
Panjang anak panah akan semakin mengecil berhasil dibuat. Distribusi pulsa listrik
sampai pada elektroda negatif. tegangan tinggi yang disimulasikan
Fenomena ini sangat penting untuk menggunakan FEMM 4.2 menunjukkan
diketahui untuk mendapatkan geometri bahwa pada saat awal alat NORMEX-HEP
elektroda yang optimal pada treatment dinyalakan, elektroda positif tidak secara
chamber. Pada penelitian ini hanya menyeluruh langsung mendapatkan pulsa
mensimulasikan salah satu faktor penting listrik tegangan tinggi yang seragam. Namun
pada ekstraksi antosianin menggunakan demikian apabila alat disimulasikan
NORMEX-HEP yaitu pada distribusi beroperasi setelah 30 detik, maka elektroda
tegangan treatment chamber model koaksial. positif akan seluruhnya menerima pulsa
listrik dan akan meneruskannya ke elektroda
negatif.
1 Pada penelitian ini merupakan bagian
dari panelitian utama untuk mengekstrak
antosianin dari tanaman. Oleh karena itu
diperlukan penelitian lanjutan untuk menguji
kinerja alat NORMEX-HEP dan hasil
2 3 ekstraksi antosianin dari tanaman baik dari
segi rendemen maupun aktivitas
antioksidannya.
185
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
186
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Bangkit Kali Syahputra Sipahutar1*, Muhammad Rinal Fahlevi2, Apria Ningsih Siregar3
*E-mail: bangkit.syahputra26@gmail.com
Jalan Dr. T. Mansyur No. 9 Kampus Padang Bulan Medan 20155 Sumatera Utara
ABSTRAK
Styrofoam atau dalam bahasa kimia dikenal dengan polistirena merupakan produk polimer dari
monomer stirena. Penggunaan produk sebagai wadah makanan atau minuman panas akan
menyebabkan terjadinya proses leaching dimana monomer stirena yang dimaksud akan bermigrasi
ke makanan yang akan dikonsumsi. Dampak yang ditimbulkan akan sangat berbahaya karena
stirena mengandung zat pemicu kanker dan merusak sel saraf. Sifat dari styrofoam juga sangat
susah terurai sehingga menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Melalui latar belakang
inilah penulis bertujuan membuat suatu konstribusi inovatif yaitu dengan menggantikan styrofoam
berbahan baku stirena menjadi biofoam berbahan baku kulit ubi kayu. Pati dan serat merupakan
sumber utama dalam sintesis biofoam. Pemilihan kulit ubi kayu dikarenakan kandungan pati yang
dimilikinya cukup banyak. Untuk sumber serat digunakan limbah tongkol jagung dan tambahan
Polivinil Asetat (PVA) sebagai perekat. Polimer sintetik PVA yang digunakan sebagai perekat ini
memiliki sifat biodegradable. Metode dalam sintesis produk biofoam ini dimulai dengan
pencampuran bahan-bahan utama berupa pati yang terdapat dalam kulit ubi kayu dan tongkol
jagung yang telah dikeringkan dan dihaluskan terlebih dahulu serta PVA yang digunakan sebagai
bahan perekat di dalam sebuah mixer sehingga diperoleh campuran yang homogen. Sebagai
hasilnya akan diperoleh biofoam yakni suatu produk ramah lingkungan dan tidak membahayakan
kesehatan. Penggunaan biofoam ini turut serta dalam mengoptimalkan limbah dari hasil panen
pertanian berupa kulit ubi kayu dan tongkol jagung.
ABSTRACT
187
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
188
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
dari PVA disajikan dalam Tabel 1. Aquadest mesin hot press dengan sistem tekan cetak
digunaka sebagai pelarut pada saat pada suhu dan tekanan tertentu. Tahapan
pembuatan sludge campuran bahan. yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai
dengan proses perolehan pati limbah kulit
Tabel 1. Sifat Fisiko-Kimia Polivinil Asetat ubi kayu dilanjutkan dengan penyiapan
Sifat Fisika Sifat Kimia sumber serat dari limbah tongkol jagung
1. Titik didih 72.2 1. Rumus molekul dengan cara menghaluskan atau
oC C4H6O2 memperkecil ukuran dari tongkol jagung.
2. Titik beku -93.2 2. Sedikit larut dalam Alasan memilih limbah kulit ubi kayu
oC air sebagai sumber pati dikarenakan kandungan
3. Tekanan uap 83 3. Besifat iritasi pati yang terdapat pada kulit ubi kayu cukup
mmHg (@20 tehadap tubuh banyak dan keberadaannya yang masih
oC) 4. Ambang bau 0.12 kurang dimanfaatkan sebagai hasil akhir dari
4. Berbau manis bpj proses pertanian. Kandungan pati dalam
5. Berat molekul 5. Tingkat penguapan limbah kulit ubi kayu disajikan dalam Tabel
86.09 g/mol 8.9 2.
(Sentra Informasi Keracunan Nasional, 2012)
Tabel 2. Persentase Kandungan Pati dalam
Kulit Ubi Kayu
Alat
Peralatan utama yang digunakan dalam Komposisi Kimia Kulit Ubi Kayu
penelitian ini meliputi : mesin hot press “Go Air 7.9–10.32%
Tech” dengan spesifikasi pengatur suhu dan Pati (Starch) 44-59%
tekanan. Alat yang digunakan dapat seperti Protein 1.5-3.7%
yang tersaji pada Gambar 1. Prinsip yang Lemak 0.8-2.1%
digunakan dalam alat ini adalah dengan Abu 0.2-2.3%
memanfaatkan panas dari alat ini untuk Serat 17.5-27.4%
kemudian campuran bahan yanng Ca 0.42-0.77%
digunakan diberikan tekanan pada keadaan Mg 0.12-0.24%
suhu tertentu. Selain hot press, alat lain yang P 0.02-0.10%
digunakan yaitu blender, besi cetakan HCN 18.0-309.4 ppm
adonan, kertas saring dan alumunium foil. (Nindianti, 2014)
189
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
190
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
191
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
1Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Email: ginanjar.dc98@gmail.com
ABSTRAK
Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat terlepas dari
kehidupan sehari-hari. Perkembangan tinggi, bobot, serta mode-mode pakaian yang
diperjualbelikan ini tanpa disadari dapat menghasilkan limbah pakaian yang melimpah dan
menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya peningkatan limbah pakaian. Hydrocover
merupakan inovasi terbaru dengan metode budidaya tanaman yang tidak banyak memakan
tempat atau lahan yang luas. Sistem yang akan digunakan dalam Hydrocover adalah sistem
vertical gardening yang memanfaatkan dinding rumah sebagai media untuk pemasangan kain-
kain dari limbah pakaian yang berfungsi sebagai media tanam penahan tanaman. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode grounded karena merupakan
pengembangan dari teori sebelumnya. Penelitian ini dimulai dari penyiapan media tanam
dengan menggunakan rockwool untuk penyemaian benih, arang sekam sebagai media tanam
dalam Hydrocover serta perlakuan pemeliharan seperti pada tanaman biasanya. Bahan-bahan
yang digunakan merupakan bahan yang diperoleh dari alam sehingga media tanam yang
digunakan juga hasil pemanfaatan dari bahan-bahan di alam. Hydrocover ini sebagai alternatif
lain disaat lahan pertanian yang mulai mengalami defisit.
ABSTRACT
Clothing is one of the basic needs that can not be separated from everyday life. These high developments,
weights, and fashion trends that are traded unknowingly can result in abundant clothing waste and become
one of the factors driving the increase of clothing waste. Hydrocover is the latest innovation with the method
of cultivation of plants that do not eat a lot of place or large land. The system that will be used in Hydrocover
is vertical gardening system that utilizes the wall of the house as a medium for the installation of fabrics
from garment waste that serves as a planting medium for plant retention. This research uses qualitative
approach with grounded method because it is the development of previous theory. This research started
from preparation of planting medium by using rockwool for seeding of seed, husk husk as planting medium
in Hydrocover and maintenance treatment as in plant usually. The materials used are materials obtained
from nature so that the planting medium used is also the result of utilization of the materials in nature.
This hydrocover as another alternative when the agricultural land that began to deficit.
192
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
193
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
194
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Tinggi Tanaman
Pada pengamatan tinggi tanaman
Gambar 3. Rancangan Hidroponik Vertikultur dapat disimpulkan bahwa rata-rata tinggi
Keterangan gambar: pertumbuhan tanaman tiap 10 harinya
1. Atap Kanopi adalah 4-5 cm. Rata-rata ini diambil dari
2. Saluran outlet hasil rata-rata tiap barisnya yang terdiri
3. Kaki atap atas 3 tanaman yang berbaris.
4. Sambungan pipa
5. Kaki taman vertical 40
6. End plug
30
7. Ember/bak penampung air 0
8. Saluran inlet 20
5
9. Skor kaki 10
10
10. Pompa (Head 1.8 m)
11. Saluran outlet 0 15
1 2 3 4
12. Lobang tanam
13. Karpet Gambar 5. Grafik Tinggi Tanaman
14 Pipa penggantung karpet
15 Tali pengikat/penggantung
195
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
196
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
DAFTAR PUSTAKA
197
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Kata Kunci: Bioetanol, daun tebu, hidrolisis enzimatis, dan destilasi refluks
ABSTRACT
The use of fossil fuels in Indonesia is increasing every year. The high demand for such fuel can
lead to scarcity. The solution that can be applied is bioethanol by using sugar cane leaves. In 2012, the area
of sugarcane garden reaches 461,082 ha with the production of 2,438,198 tons of sugar cane, one sugar
cane tree has 0.22 kg of leaf so that the waste of sugarcane leaf is 536,403,56 tons. The cane leaves contain
21.33% cellulose, 23.67% hemicellulose, 17.27% lignin, ash content 10.4%, and water content of 32.5%.
Cellulose and hemicellulose are substances that can be utilized as bioethanol. Stages to be done in the
manufacture of bioethanol, namely: pretreatment, enzymatic hydrolysis, fermentation, and reflux
distillation. Use of sulfuric acid pretreatment to facilitate enzyme hydrolysis process. Enzymatic hydrolysis
stage is carried out to eliminate the lignin content in the substrate, and convert the polysaccharide into
simple sugars. The enzymatic hydrolysis stage uses the cellulose enzyme as a catalyst of hydrolysis reaction
of cellulose into glucose with the help of Tricoderma viride fungus. The optimum temperature of the
cellulase enzyme ranges between 40ᵒC- 50ᵒC and optimum pΗ 4- 5. Next will be fermented to ethanol and
198
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
CO2 with the help of yeast saccharomyces cerevisiae in anaerobic state. The fermented ethanol is separated
from the residue through the distillation step. The method used is reflux distillation at temperature 75,2oC
with condensation process done repeatedly can produce ethanol purity reach 96% with octane value 118
exceeds premium which only reach 88 Octane. The higher the octane rating of a fuel the better the engine
performance. Bioethanol as an environmentally friendly renewable fuel is expected to overcome the scarcity
of fossil fuels, reduce air pollution, and can improve people's welfare.
199
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
200
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
201
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Diagram Alir
Tahapan Hidrolisis
202
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
203
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Hal ini disebabkan karena mikroba Dilihat dari data yang dipaparkan bahwa
mengalami kematian. Kematian pada semakin bartambahnya suhu, maka akan
mikroba dapat disebabkan oleh beberapa semakin menurun tingkat kemurniam etanol
faktor diantaranya: Nutrisi/nutrient yang yang dihasilkan. Hal tersebut dipengaruhi
berada didalam medium tersebut telah habis oleh kadar air yang terkandung didalam beer
dan energi cadangan yang berada didalam yang digunakan pada percobaan semakin
sel juga habis. Kecepatan kematian mikroba banyak air yang menguap bersama dengan
dapat dipengaruhi oleh kondisi etanol. Hal ini menunjukan adanya
nutrisi/nutrient, lingkungan, ataupun jenis hubungan antar air dengan etanol. Semakin
mikroba itu sendiri. berkurang kemurnian etanol maka akan
Pada gambar 1 menunjukan bahwa semakin banyak air yang terkandung di
ada hubungan antara kadar etanol dan dalamnya. Metode yang digunakan yaitu
volume enzim yang digunakan. Semakin destilasi refluks pada suhu 75,2oC dengan
bertambahnya volume enzim, maka semakin proses kondensasi yang dilakukan secara
besar pula kadar etanol yang diperoleh. berulang-ulang dapat menghasilkan
Kadar bioetanol yang maksimal pada saat kemurnian etanol mencapai 96% dengan
penambahan enzim sebanyak 9ml. Pada nilai oktan 118 melebihi premium yang
penambahan enzim sebanyak 1ml, 3 ml, 5ml. hanya mencapai 88 oktan. Semakin tinggi
dan 7ml menunjukan kadar bioetanol yang nilai oktan suatu bahan bakar maka kinerja
rendah. mesin semakin baik (Sumampouw, 2015).
204
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Dari penelitian yang telah dilakukan Pembuatan Etanol dari Kulit Pisang
dapat disimpulkan bahwa waktu yang Menggunakan Metode Hidrolisis
optimum yang dibutuhkan untuk Enzimatik dan Fermentasi. Jurnal
menghasilkan kadar etanol yang tinggi yaitu Teknik Kimia. Vol.18, No.01.
5 hari. Kemudian enzim yang digunakan Trisakti, B, Yustina, S. dan Irvan. 2015.
untuk mencapai kadar etanol yang maksimal Pembuatan Bioetanol dari Tepung
yaitu dengan membahkan 9ml enzim dengan Ampas Tebu Melalui Proses Hidrolisis
kadar etanol yang dihasilkan 13,1154 %. Termal dan Fermentasi serta Recycle
Kemudian dilakukan penggunaan metode Vinasse (Pengaruh Konsentrasi Tepung
destilasi refluks untuk meningkatkan kadar Ampas Tebu, Suhu, dan Waktu
etanol yang diperoleh. Metode destilasi Hidrolisis). Jurnal Teknik Kimia. Vol.04,
refluks telah berhasil dilakukan pembuatan No.03
bioetanol industri grade dengan tingkat Kholiq, Imam. 2015. Pemanfaatan Energi
kemurnian mencapai 96% - 96,5%. Hasil Alternatif sebagai Energi Terbarukan
optimal yang diperoleh untuk mendapatkan Untuk Mendukung Subtitusi BBM.
tingkat kemurnian etanol mencapai 96% - Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
96,5% yaitu pada rentang suhu 75,2°C - Teknologi. Vol.19, No.02
75,4°C. Hapsari, M., A. dan Alice, P. 2013.
Pembuatan Bioetanol dari Singkong
UCAPAN TERIMA KASIH Karet (Manihot Glaziovii) untuk Bahan
Bakar Kompor Rumah Tangga sebagai
Terimakasih disampaikan kepada Upaya Mempercepat Konversi Minyak
dosen pembimbing dan kakak tingkat yang Tanah ke Bahan Bakar Nabati. Jurnal
telah membimbing serta teman-teman yang Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 02,
telah memberikan dukungan dan doa. No.02
Deky Seftian, Ferdinand Antonins, M. Faizal.
DAFTAR PUSTAKA 2012. Pembuatan Etanol dari Kulit
Pisang Menggunakan Metode
Alfiarty, A. dan Novike. 2015. Optimizing Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi.
The Hydrolysis Acid Process of Jurnal Teknik Kimia. Vol.18, No.01.
Cellulose from Post-Harvest Sugarcane Hafrah. 2009. Mikrobiologi Umum Program
(Saccharum Officinarum) Residue for Studi Biologi. Makasar: UIN Alauddin
Bioethanol Production. Prosiding Makassar
Seminar Nasional Teknik Kimia Wahyuningtyas, P. 2013. Studi Pembuatan
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Enzim Selulase Dari Mikrofungi
Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Trichoderma reesei Dengan Substrat
Fachry, A.R. Puji, A. dan Puspitasari. 2013. Jerami Padi Sebagai Katalis Hidrolisis
Pembuatan Bioetanol dari Limbah Enzimatik pada Produksi Bioetanol.
Tongkol Jagung dengan Variasi Jurnal Bioproses Komoditas Tropis.
Konsentrasi Asam Klorida dan Waktu Vol.01, No.01.
Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol.19, Sumampouw, Y. 2015. Pembuatan Bioetanol
No.01 dengan Teknik Destilasi Refluks Satu
Kementerian ESDM. 2012. Pusat Data dan Kolom. Jurnal Ilmiah Sains. Vol.15,
Informasi Kementerian ESDM 2012 No.02.
Seftian, D., F. Antonius, dan M. Faizal. 2012.
205
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
CLEVER PIPE: Terobosan Pipa Biosorben Logam Berat Kromium (Cr) melalui
Nanofiltrasi Abu Sekam Padi pada Limbah Cair Penyamak Kulit
CLEVER PIPE: Innovation Biosorbent Pipe for Heavy Metal Chromium (Cr) through
Husk Ash Nanofiltration on Liquid Waste Tanner
*Email: mahendra.nurrahman@ymail.com
Jl. Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan industri penyamak kulit di Kota Malang, maka semakin
banyak pula limbah yang dihasilkan. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah limbah cair yang
mengandung logam berat. Pencemaran logam berat merupakan masalah pencemaran
lingkungan yang umum dan menjadi perhatian. Akibatnya mempengaruhi pada lingkungan
sekitar bahkan menyebabkan beberapa penyakit bagi warga sekitar. Logam berat yang terdapat
pada limbah cair industri penyamakan kulit yaitu kromium (Cr). Disisi lain produtivitas padi
merupakan komoditas yang banyak diusahakan di Malang. Limbah yang dihasilkan dari
tanaman padi salah satunya sekam padi yang memiliki kandungan SiO 2 sebesar 93,19%.
Kandungan silika sekam padi berpotensi sebagai absorben logam berat kromium (Cr). Salah satu
upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan kadar ion logam berat kromium (Cr) ialah
dengan proses absorpsi. Proses absorpsi yang dilakukan dengan menggunakan abu sekam padi
berbasis nanofiltrasi pada inovasi pipa CLEVER PIPE. Selain sekam padi di Kota Malang masih
kurang dimanfaatkan, sekam padi juga berpotensi sebagai absorben alami terhadap logam berat
logam timbal (Pb), tembaga (Cu), kromium (Cr) dan kadnium (Cd). Selain itu, inovasi pipa
CLEVERPIPE ini juga memiliki tujuan sebagai rancangan alat dengan prinsip kerja yang mampu
meminimalisir logam berat kromium (Cr) pada limbah cair pabrik penyamak kulit. Rancangan
alat CLEVERPIPE terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah.
Pada bagian tengah alat terdapat beberapa komponen penting yang terdiri dari abu sekam padi,
pasir, kerikil, zeolit, karbon aktif yang peranannya berbeda-beda. Prinsip kerja CLEVER PIPE
bermula dari limbah cair hingga menjadi air yang bebas logam berat sehingga terdapat
meminimalisir pencemaran lingkungan serta mempengaruhi aktivitas warga.
Kata kunci: Logam berat, limbah cair, sekam padi, CLEVER PIPE.
ABSTRACT
Growth of tanner industry impact produce more waste in Malang City. One kind waste of
tanner industry is liquid waste that contained heavy metal. Heavy metal is problemof
environment contamination and being attention. The effect of its contamination on around
environment, moreover cause diaseases for people. Heavy metal that contained in liquid waste
of tanner industry is chromium (Cr). On the otherhand productivity of paddy rice is a commodity
that produced in Malang. Waste that produced from paddy rice one of them is rice husk Its waste
contained SiO2amount of 93,19%. Silica of rice husk has potential as heavy metal chromium (Cr)
absorbent. One of effort that resolve the problem is decrease ion of heavy metal chromium (Cr)
by absorb it. Absorb process use ash of rice husk based on nanofiltration on CLEVER PIPE. Beside
rice husk paddy in Malang City useless, its also potential as natural absorbent for heavy metal
206
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
lead (Pb), copper (Cu), chromium (Cr), and cadmium (Cd). In addition, innovation of CLEVER
PIPE has a point as a designthat principle to minimizer heavy metal chromium (Cr) on tanner
industry. CLEVER PIPE has three part involve top part, middle part, and bottom part. On middle
part of its design there are several main consisting of rice husk ash, sand, gravel, zeolite, and
active carbon that these parts has different function. Principle of CLEVER PIPE start from liquid
waste to water that free of heavy metal, so its can minimizer environment contamination and
affect for people activity.
207
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
[13]. Selain itu sekam padi juga mampu diperoleh peneliti secara tidak langsung,
menyerap logam berat lainnya seperti logam atau melalui media perantara.
timbal (Pb), tembaga (Cu), kromium (Cr),
dan kadnium (Cd) [14]. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan permasalahan yang telah
dipaparkan penulis, dapat Alat CLEVER PIPE memiliki tiga bagian
diinovasikanmenjadi sebuah ide yaitu utama yaitu bagian atas, bagian tengah, dan
CLEVER PIPE. Inovasi CLEVER PIPE bagian bawah. Rancangan inovasi ini secara
diharapkan mampu sebagai solusi upaya garis besar bentuknya sama seperti pipa
merubah pipa biasa menjadi pipa biosorben pada umumnya, akan tetapi perbedaannya
logam berat kromium (Cr) dan mengurangi menggunakan isi pipa dengan bahan alam
jumlah limbah pertanian berupa sekam padi, seperti kerikil, pasir, zeolit, karbon aktif, dan
serta dengan inovasi ini juga dapat menjadi sekam padi. CLEVER PIPE dirancangan
salah satu solusi untuk menjaga kebersihan dengan panjang pipa 100 cm, diameter 25 cm,
sungai. Tujuan karya ini ialah menggagas dan volume ruang penampung 15 liter.
pengaplikasian pemanfaat limbah sekam
padi dan merancang alat dengan prinsip
kerja CLEVER PIPE.
METODE Keterangan:
Tinggi total = 100 cm
Pada karya ilmiah ini termasuk non 10
Diameter = 25 cm
riset. Jenis penulisan yang digunakan ialah 0
penulisan kualitatif mengenai perancangan cm V. ruang = 15 liter
pipa dengan prinsip CLEVER PIPE, sehingga
penampung
mampu mengurangi kadar logam berat dari
air yang dibuang ke sungai. Teknik
penulisan yang digunakan ialah deskriptif,
yaitu dengan menguraikan menjabarkan dan
merangkai variabel-variabel yang diteliti 25 cm
menjadi sebuah pembahasan yang runut dan
sistematis. Studi kajian deskriptif ini Gambar 1. Bagian CLEVER PIPE dari luar
dilakukan dengan mengambil studi kasus (Dokumentasi Pribadi, 2017).
terhadap permasalahan pencemaran logam
berat kromium (Cr) yang berasal dari
A
industri penyamak kulit di Sukun Kota
Malang.
Keterangan:
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan studi pustaka (library A= Bagianatas
research) dan penelusuran informasi digital
B B= Bagiantengah
dengan sasaran tujuan antara lain studi
literatur. Sumber pustaka studi yang C= Bagianbawah
didapatkan berasal dari membaca,
menganalis dan mengkaitkan informasi dari
sumber bacaan dengan topik yang diangkat.
Studi pustaka ini meliputi buku,surat kabar C
cetak, online dan jurnal penelitian yang
dianggap relevan dengan pembahasan. Jenis Gambar 2. Bagian-bagian CLEVER PIPE
data yang digunakan dalam penulisan ini (Dokumentasi Pribadi, 2017).
ialah data sekunder atau data pendukung
yang merupakan data penelitian yang
Bagian Atas
Bagian atas CLEVER PIPE terdiri
208
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
dari penyambung pipa dan serat mikro. Bagian bawah CLEVER PIPE terdiri dari
Penyambung pipa berfungsi untuk penyambung pipa dan serat mikro.
menyambungkan CLEVER PIPE dengan Penyambung pipa berfungsi untuk
pipa lainnya. Serat mikro berfungsi menyambungkan CLEVER PIPE dengan
untukmenyaring kotoran-kotoran yang cabang pipa lainnya, serat mikro berfungsi
ukuran partikelnya lebih besar dari air. untuk menyaring kotoran-kotoran yang
terlihat dan menahan seluruh lapisan.
Keterangan:
A A Keterangan:
A= Penyambung pipa
B A= Penyambung pipa
B= Seratmikro B
B= Seratmikro
Keterangan:
A Penghalusansek Pengayakanparti
a. SekamPadi ampadi kelsekampadi
B b. Pasir
C c. AktifKarbon
d. Pasir Pengujianpartik Partikelsekampa
D e. Kerikil el didisimpan
E f. Zeolit
F g. Kerikil Bahanjadi
G
Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan
Gambar 4. Bagian Tengah CLEVER PIPE Absorben dari Sekam Padi
(Dokumentasi Pribadi, 2017).
Berdasarkan penelitian yang pernah
Bagian Bawah dilakukan oleh literatursekam padi dicuci
209
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
dengan air sampai bersih dan dijemur di karbon aktif [17]. Pasir berfungsi untuk
bawah terik matahari hingga kering. Sekam menyaring kotoran air mulai dari yang
padi yang telah bersih selanjutnya makro hingga kotoran mikro, serta mampu
diarangkan dan dihaluskan dan diayak mengurangi 90−99% dari patogen yang
dengan ayakan ukuran 212 μm. Abu yang ditemukan dalam air [20].
dihasilkan disimpan untuk digunakan dalam
proses absorpsi logam berat [15]. Abu sekam Prinsip Kerja CLEVER PIPE
padi yang digunakan sebagai partikel Proses penyerapan logam berat pada
nanofiltrasi apabila abu yang sudah didapat limbah cair dengan dengan teknologi
dilakukan karakterisasi yang meliputi fluks, nanofiltrasi menggunakan partikel sekam
rejeksi, dan analisis morfologi kinerja padi yang memiliki pori berukuran nano.
optimum menggunakan SEM atau Scanning Namun, sebelum limbah cair melewati
Electron Microscopy [16]. CLEVER PIPE untuk diabsorbsi kandungan
logam beratnya, limbah cair perlu melewati
2. Pembuatan biosand penjernih air bak penampungan. Bak penampungan ini
berguna sebagai penampungan sementara
Alat dan bahan disiapkan limbah cairindustri penyamak kulit yang
masih mengandung logam berat yang
dilengkapi penyaring kawat berukuran 2 ml.
Susun lapisan biosand penjernihan air Limbah cair yang sudah melewati bak
penampungan dapat mengalir ke ruang
filtrasi yaitu CLEVER PIPE untuk proses
Bahan jadi absorben logam berat sehingga didapatkan
air limbah tanpa kandungan logam berat.
Gambar 7. Diagram Alir Pembuatan Biosand Selanjutnya air yang telah melewati proses
Penjernih Air filtrasi di sedot oleh pompa dan masuk ke
saluran pembuangan yang menuju ke
Pembuatan biosand penjernih air ini, sungai.
tersusun dari 7 bahan yang berbeda-beda.
Pada masing-masing bahan yang disusun, Limbarcairpeny Masukkebakpen
dibatasi oleh serat mikro. Serat mikro juga amakkulit ampung
sebagai penyaring pertama pada ujung atas
pipa CLEVER PIPE. Urutan susunan, bahan-
bahan yang tersusun diawali dari kerikil Air Masukkeruangfi
kasar, zeolit, kerikil halus, pasir, karbon aktif, bebaslogamberat ltrasi
pasir, dan partikel sekam padi. Bahan-bahan
disusun setinggi 13 cm kecuali partikel
sekam padi yang disusun setinggi 8 cm. Air Air
Karbon aktif digunakan untuk menyaring disedotkeluarde masukkesaluran
dan menghilangkan klorin, sedimen, bau dan nganpompa pembuangan
volatile senyawa organik (volatile organic
compounds atau VOC) dari air [17]. Karbon Gambar 8. Diagram Alir Prinsip Kerja
aktif dipilih dari tempurung kelapa karena CLEVER PIPE
tempurung kelapa memiliki banyak
mikropori, kelarutan dalam air yang tinggi Potensi CLEVER PIPE
dan reaktivitas yang tinggi[18]. Zeolit Beberapa metode kimia maupun
merupakan material yang sering digunakan biologis telah dicoba untuk mengambil
sebagai ion exchanger dalam usaha logam berat yang terdapat di dalam limbah,
mengurangi kandungan mineral tertentu diantaranya ialah absorpsi, pertukaran ion
(kesadahan air) dan juga untuk (ion exchange), dan pemisahan dengan
menghilangkan kation maupun anion[19]. membran. Kebanyakan absorben yang
Kerikil berfungsi sebagai lapisan penahan digunakan dalam proses absorpsi adalah
pada filter pasir, filter zeolit maupun filter alumina, karbon aktif, silika gel, dan zeolit.
210
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Proses absorpsi lebih banyak dipakai dalam Tabel 2. Absorben Logam Berat dari Sekam
industri karena mempunyai beberapa Padi
keuntungan, yaitu lebih ekonomis dan juga Logam Persentase Kemampuan
tidak menimbulkan efek samping yang Absorben (%)
beracun serta mampu menghilangkan Kromium
bahan-bahan organik [14]. Selain itu melalui 49,29
(Cr)
metode absorpsi merupakan cara yang
Kadnium
paling efektif untuk mengurangi ion logam 66,45
(Cd)
berat kromium (Cr) [10].
Limbah organik ialah salah satu Tembaga
78,57
absorben dari sisa mahkluk hidup seperti (Cu)
limbah tanaman jagung, padi, pisang, dan Timbal (Pb) 99,38
lain-lain. Limbah organik tersebut yang
tersedia dalam jumlah banyak dan baik Implementasi Strategi CLEVER PIPE
untuk digunakan adalah sekam padi, karena
sifat sekam padi yang rendah nilai gizinya,
tahan terhadap pelapukan, memiliki
kandungan abu yang tinggi, bersifat abrasif,
serta memiliki kandungan karbon yang
cukup tinggi [21]. Hasil penelitian terdahulu h.
memaparkan potensi abu sekam padi
sebagai absorben logam berat [15].
211
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
212
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
213
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
ABSTRACT
The amount of the population in Indonesia make the number of daily needs to be high, this leads to the
amount of rubbish are relatively abundant. In this era of technology that are increasingly developed many
methods of processing rubbish to be the solution of reducing the amount of rubbish, one of the method is
incineration. Incineration is the method of waste treatment with the combustion process on of organic and
inorganic rubbish. At the time of the combustion process, the heat generated from the radiation and garment
has a enough the high of temperature. High temperatures can be used as a source of heat for processing
soybean, that was the production of tofu, and tempeh. Through the warming water, heat the incinerator be
converted into heat steam to used to the heating proceas of soybean and stabilizer the temperature in the
process of fermenting the soybean. With this technology, we can save fuel during the processing soybeans,
as well as reducing the amount of waste that exists around us.
214
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Sampah
Sampah menjadi salah satu masalah
yang masih sulit diatasi hingga kini.
Walaupun solusi serta ide banyak
ditawarkan untuk mengatasi masalah ini,
tapi karena semakin banyaknya produksi
sampah yang dihasilkan oleh manusia
mejadikan masalah ini tetap sulit diatasi.
Kehidupan masyarakat modern Gambar 1. Sistem Kerja Insinerator secara
memproduksi sampah lebih banyak kompleks [4]
daripada masyarakat tradisional.
Kenyataan ini bisa disaksikan di kota-kota Uap Air (Steam)
besar, yaitu persoalan penanganan sampah Uap air adalah gas yang terjadi dari
yang tak kunjung terpecahkan. Di Kota proses pemanasan air (H2O) menjadi uap
besar seperti Surabaya, produksi sampah air. Uap air mempunyai potensi kekuatan
setiap harinya mencapai 1.400 ton. Seiring yang luar biasa yang bisa digunakan untuk
dengan kemajuan teknologi yang semakin menggerakkan turbin listrik PLTU, kereta
pesat, cara pandang terhadap sampah pun uap, atau mesin uap. Selain digunakan
215
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
𝑚𝑠
𝑋 =
𝑚𝑠 + 𝑚𝑤
Pengkukusan Kedelai
Pengkukusan merupakan proses
pemanasan yang sering diterapkan pada
sistem jaringan sebelum pembekuan, Gambar 2. Proses pembuatan tempe hingga
pengeringan atau pengalengan. selesai [6]
Pengukusan sebelum pengeringan terutama
bertujuan untuk menginaktifkan enzim METODE PENULISAN
yang akan menyebabkan perubahan warna,
cita rasa atau nilai gizi yang tidak Dalam menyelesaikan paper ini dibutuhkan
dikehendaki selama penyimpanan. Tujuan beberapa tahapan berupa proses yang
dilakukannya pengukusan adalah untuk dimulai dengan mengidentfikasi masalah
mengurangi kadar air dalam bahan baku, yang ada, menentukan tujuan yang ingin
sehingga tekstur bahan menjadi kompak. kita capai, merangkum dasar teori yang ada
Dalam pengukusan diterapkan suhu tinggi melalui study literatur, tahap pengumpulan
216
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Identifikasi Masalah
Masalah yang diajukan sebagai bahan
dasar dari paper ini adalah bagaimana
memanfaatkan sampah untuk dijadikan
energi panas pada proses insinerasi.
Menentukan Tujuan
Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini
adalah memaksimalkan peran sampah
sebagai bahan bakar untuk meghasilakn
steam.
Studi Literatur
Tahapan selanjutnya adalah melakukan
studi literatur dengan tujuan untuk
merangkum teori-teori dasar, acuan secara
umum dan khusus, serta untuk memperoleh
berbagai informasi pendukung lainnya
yang berhubungan dengan konsep
teknologi yang akan dikembangkan.
Penetapan tujuan
Studi literatur
Pengumpulan data
(Sekunder)
217
218
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Lower Heating Value (LHV) Sampah Karet 21,380 9900 100 211662,000 211662
Lower Heating Value atau biasa
Total 8642392,296 4986922,511
disebut LHV dikenal sebagai nilai panas
paling rendah yang didapatkan dari suatu
jenis bahan. Nilai ini ditentukan dengan Jika waktu yang diperlukan untuk
mengurangi panas penguapan dari uap air mendapatkan kalor dari hasil pembakaran
dari nilai kalor yang lebih tinggi. Hal ini adalah 1 jam atau 3600 detik, maka
menjadikan suatu bahan kehilangan seluruh didapatkan perhitungannya sebagai
H2Onya. Pada tabel 4, diketahui beberapa berikut,
nilai LHV dari berbagai jenis sampah,
satuan yang digunakan pada tabel 4 adalah 𝑄𝐻𝑒𝑎𝑡𝑏𝑎𝑟𝑢
𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =
kcal/kg dan jika dikonversikan ke dalam 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
kj/kg harus dikalikan 4,187. 𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 4986922,511 𝑀𝐽/ℎ
𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 4986922510,76 𝑘𝐽/ℎ
4986922510,76 𝑘𝐽
𝑄𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =
3600 𝑠
219
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
PUMP
INSINERATOR
220
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
221
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
222
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
<www.diskimrum.jabarprov.go.id/>
[6] Sugiono, S.Pd. Dilihat 04 April 2017
<http://www.berpendidikan.com/2
015/10/langkah-langkah-cara-
pembuatantempe-kedelai-beserta-
gambarnya.html>
[7] Nair, 1993; SNIS-04-1993-03; dan
Trihadiningrum,2006
[8] Isyana Artharini. Wartawan BBC
Indonesia. Dilihat 03 April 2017
<www.bbc.com/indonesia/majalah/
2016/06/160613_majalah_sampah_
sumberen
ergi>
[9] Donald Q kern-Mc Graw-Hill. 1983.
Process Heat Transfer. International
Editions book company, New York
[10] Rina Arniawati. Dilihat 02 April 2017.
www.rumahprodksi.com/pembuatan
-pengkukusan-kedelai
223
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ABSTRAK
Minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan limbah kulit buah dan belum adanya
penerapan teknologi dalam pengelolaan limbah kulit buah menyebabkan limbah kulit buah
hanya dibuang atau dijadikan pupuk dengan harga murah. Perkembangan teknologi yang ada
saat ini dapat mendukung pemanfaatan limbah kulit buah tersebut. Salah satu bentuk
pengelolaan limbah kulit buah yaitu dengan cara diolah menjadi tepung kulit buah yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis dan memberikan nilai gizi tambahan untuk pembuatan makanan
yang sehat sehingga dibuat rancang bangun mesin penggiling limbah kulit buah menjadi tepung
kulit buah. Pembuatan mesin penggiling limbah kulit buah ini dimulai dari melakukan studi
literatur dan observasi untuk merencanakan dan menentukan mekanisme penggilingan limbah
kulit buah, menyiapkan komponen alat dan bahan untuk pembuatan dan merakit alat. Setelah
alat sudah jadi, kemudian dilakukan proses pengujian. Daya yang digunakan pada mesin
penggiling limbah kulit buah ini sebesar 5.5 Hp dengan putaran 2400 rpm. Kapasitas
penggilingan limbah kulit buah ini adalah 118.8 kg/jam. Hasil dari proses mesin penggiling ini
adalah tepung kulit buah. Mesin penggiling ini dapat menjadi salah satu solusi dalam
pengelolaan limbah kulit buah lebih lanjut menjadi tepung sehingga dapat menjadi substituen
tepung terigu yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan makanan yang sehat dan
bergizi tinggi serta dapat meningkatkan nilai ekonomi pada masyarakat pedesaan.
Kata kunci: limbah kulit buah, mesin penggiling, tepung kulit buah
ABSTRACT
The lack of knowledge about the utilization of fruit peel waste and the lack of technological application
in the management of fruit peel waste produce the fruit skin waste that is only discarded or used as fertilizer
with cheap price. Technological developments that exist today can support the utilization of fruit skin waste.
One form of fruit waste management is the processing fruit peel waste to be fruit skin powder that can
increase the economic value and provide additional nutritional for producing healthy food. Therefore, it is
made the design of the milling machine of fruit peel waste into fruit peel powder. The manufacture of this
fruit peel milling machine started from a literature study and observation to plan and determined the
mechanism of fruit peel waste milling machine, preparing tools and materials for the manufacture and
assembling of machine. After the machine was finished, then it done the testing process. The power used in
this fruit peel milling machine is 5.5 Hp with 2400 rpm rotation. The capacity of this fruit peel waste
milling machine is 118.8 kg/hour. The result of this milling machine process is the fruit peel flour. This
machine can be a solution in the management of fruit peel waste further into the flour so it can be
substituent wheat flour used as raw materials in the producing of healthy and nutritious food and increase
the economic value in rural communities.
224
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
225
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
226
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
227
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
228
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
229
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Palm Oil G-Plantation: The Concept of Efficient and Sustainable Palm Oil
Plantation
1Departemen
Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor
2Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor
*Email: danangalfath@gmail.com
Kampus IPB Dramaga. Jl. Raya Darmaga Kampus IPB Darmaga Bogor 16680
ABSTRAK
Indonesia memiliki banyak sumberdaya alam yang dapat menjadi motor penggerak
perekonomian nasional dan pembangunan negara. Salah satunya adalah potensi perkebunan
kelapa sawit. Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di
dunia karena memiliki lahan penanaman yang luas baik untuk tanaman menghasilkan (TM)
maupun belum menghasilkan (TBM). Pada tahun 2009, luas areal perkebunan kelapa sawit di
Indonesia tercatat seluas 7,95 juta hektare dan mencapai 11,4 juta hektare di tahun 2015.
Perluasan lahan perkebunan akan berdampak pada pengurangan luas hutan, peningkatan risiko
kebakaran hutan, kepunahan flora dan fauna langka, peningkatan jumlah limbah hasil
perkebunan, dan masalah lingkungan lain. Namun, produktivitas perkebunan sawit Indonesia
masih cukup rendah terutama pada pelaku usaha perkebunan sawit rakyat yang hanya
menghasilkan 2,5 ton minyak sawit mentah (CPO) per hektare dan 0,33 ton minyak inti sawit
(PKO) per hektare. Hal ini disebabkan teknik budidaya dan penggunaan teknologi yang tidak
tepat guna. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas perkebunan sawit adalah teknik
intensifikasi. G-Plantation merupakan teknik intensifikasi pertanian yang fokus memperbaiki
input serta penggunaan teknik budidaya sawit secara tepat guna dan berkelanjutan. Konsep G-
Plantation memanfaatkan penggunaan lubang resapan biopori multifungsi secara efisien dengan
mempertimbangkan pola dan jarak tanam sehingga mudah sekali diterapkan oleh para pelaku
usaha sawit terutama perkebunan sawit rakyat.
ABSTRACT
Indonesia has many natural resources that can become the motor of national economy and nation
development. One of those resources is the potential of oil palm plantations. Indonesia is the largest
producer and exporter of palm oil in the world because Indonesia has extensive planting land for both
productive and non-producing crops. In 2009, the total area of oil palm plantation in Indonesia was
recorded at 7.95 million hectares and reached 11.4 million hectares in 2015. Expansion of plantation land
will have an impact on reducing forest area, increasing the risk of forest fires, extinction of rare flora and
fauna, increasing the amount of plantation waste, and other environmental issues. However, the
productivity of oil palm plantations in Indonesia is still quite low, especially for smallholder palm oil
plantation producing only 2.5 tons of crude palm oil (CPO) per hectare and 0.33 tons of crude palm oil
(PKO) per hectare. This is caused by cultivation techniques and the use of inappropriate technology. One
of the efforts to increase the productivity of oil palm plantations is the intensification technique. G-
Plantation is an agricultural intensification technique that focuses on improving input and use of
appropriate and sustainable palm oil cultivation techniques. The concept of G-Plantation utilizes the use
of multifunctional bio pore infiltration holes efficiently by considering the pattern and spacing area, thus
it is easily applied by the palm business actors, especially for smallholder palm oil plantation.
230
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
231
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
232
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
233
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
234
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
B A
Apabila di analisis aliran air dari
gambar melintang ke dalam tanah, air yang
datang akibat presipitasi akan terhambat
(intersepsi) oleh tajuk sawit dan menjadi
infiltrasi atau aliran permukaan. Aliran
permukaan tersebut mengalir ke arah
dataran lebih rendah mengikuti energi
potensialnya. Aliran permukaan tersebut
berpotensi membawa unsur hara tanah dan
juga berisiko menurunkan cadangan air
tanah. Sistem G-Plantation berupaya Gambar 2. Gambaran piringan tanaman
mencegah aliran permukaan tersebut keluar sawit
piringan sawit dan memanfaatkannya untuk Keterangan :
kebutuhan tanaman sawit. Adapun langkah- Tanaman kelapa sawit
langkahnya sebagai berikut : Rorak
1. Aliran permukaan yang datang dari Benteng
tanaman sawit akan dijebak oleh rorak Piringan / lahan alami
dan diarahkan menuju lubang resapan LRB
biopori. G-Plantation diupayakan mudah dalam
2. Lubang resapan biopori akan pengaplikasiannya, sehingga usaha
menampung air dan unsur hara yang perkebunan rakyat pun bisa
terangkut. menggunakannya untuk meningkatkan
3. Air yang tersimpan akan disimpan produksi kelapa sawit. Pada pembuatannya,
menjadi cadangan air tanah yang G-Plantation menggunakan peralatan
dibutuhkan tanaman. pertanian sederhana untuk membuat rorak,
4. Unsur hara yang terangkut ke dalam LRB, dan benteng. Selain itu, G-Plantation
LRB akan meningkatkan kesuburan menggunakan limbah organik sisa
tanah. perkebunan untuk mengisi lubang biopori.
5. Penggunaan LRB juga dapat Hal tersebut dapat menjadi solusi
meningkatkan aktivitas fauna tanah pencemaran limbah sawit. Hasil limbah
235
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
236
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
1,2,3,4Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Email: yulianiwid@gmail.com
Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia
ABSTRAK
ABSTRACT
237
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
academicians and the comunity the creation of "SIPPE" will add new insight into the applicable
spiral pump technology to overcome the problem of degradation of water quality of shrimp
ponds through independent resources. Instrument result of program implementation of this
activity can be made as one effort to increase shrimp pond quality and increase shrimp
productivity for society and also increase society income.
Keywords: shrimp, water, aerator, spiral pump
238
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Berdasarkan data PKPP Riset untuk kadar DO kurang dari 2 mg/L. Menurut
Kesejahteraan 2012, produktivitas tambak Suyanto dkk (2009) kadar oksigen yang
udang Indonesia per tahun rata-rata 267 rendah dalam air tambak dapat
kg/ha, lebih rendah dibandingkan dengan menimbulkan pembusukan sehingga
Cina (538 kg/ha), India (750 kg/ha) dan menyebabkan akumulasi gas beracun di
Thailand (2444 kg/ha) (Arifin, dkk, 2012). dalam air seperti amonia, CO2, dan nitrit
Hal ini disebabkan oleh rendahnya yang menyebabkan kondisi udang menjadi
keberhasilan hidup (survival rate) dan stres. Kondisi stres pada udang yang
pertumbuhan (growth rate) serta berkelanjutan menyebabkan daya imunitas
ketidakstabilan produksi akibat turunnya udang terhadap penyakit akan menurun
kualitas lingkungan karena wabah penyakit, sehingga banyak udang yang mati atau
kesalahan manajemen lingkungan, serta dalam arti lain produktivitas tambak udang
penerapan teknologi budidaya yang kurang menurun. Faktor lain yang menentukan
tepat. kualitas air tambak adalah salinitas atau
kadar garam. Salinitas mempengaruhi proses
Kualitas air penyerapan oksigen dari air media ke dalam
Menurut Ferreira et al (2011) kualitas tubuh udang. Peningkatan salinitas akan
air tambak udang dipengaruhi oleh meningkatkan energi yang dibutuhkan
parameter kimia seperti oksigen terlarut, untuk osmoregulasi sehingga laju
salinitas, pH, nitrogen, amonia, fosfat, nitrit metabolisme dalam tubuh udang juga
dan nitrat; parameter fisik seperti temperatur meningkat (Ferreira, et al, 2011). Untuk
dan kekeruhan; serta parameter biologi mengantisipasi terjadinya kekurangan
diantaranya klorofil-a, koliform fekal, oksigen terlarut dalam air tambak dilakukan
Vibrio, dan jumlah bakteri. Udang dapat pergantian air dan proses aerasi. Jika
tumbuh optimal pada kisaran pH 6 sampai jumlah oksigen dalam air tidak mencukupi
dengan 9 dengan batas maksimal jumlah akan mengakibatkan penurunan kondisi
materi tersuspensi sebesar 100 mg/L serta kesehatan udang bahkan menyebabkan
konsentrasi maksimum amonia sebesar 2 kematian (Velazco, 2010).
mg/L. Kandungan amonia yang melebihi Aerator
batas dapat mempengaruhi proses Menurut Kumar et al (2013)
pertumbuhan udang, pergantian kulit, dan aerator sangat diperlukan untuk menjaga
jumlah konsumsi oksigen oleh udang. Faktor lingkungan agar tetap sesuai dengan
lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat fisiologi yang dibutuhkan pada
pertumbuhan udang adalah suhu. budidaya perairan intensif dan semi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan intensif. Pada budidaya perairan intensif,
oleh Budiardi dkk (2005) pertumbuhan permintaan oksigen dari spesies yang
optimal udang terjadi pada kisaran suhu 25- dibudidayakan tidak bisa dicapai hanya
30oC dan berakibat pada kematian udang jika dengan proses aerasi alamiah. Oleh karena
suhu lingkungan di atas 35oC. Meningkatnya itu, aerasi buatan perlu dilakukan. Aerator
suhu lingkungan (air tambak) pada dapat meningkatkan luas permukaan air
umumnya disertai dengan meningkatnya yang kontak dengan udara sehingga
laju metabolisme yang berarti permintaan transfer oksigen juga meningkat secara
oksigen oleh jaringan juga meningkat. serempak dan berdampak pada
Secara umum, meningkatnya suhu terhalangnya proses stratifikasi dalam air
lingkungan sebesar 10oC menyebabkan karena sirkulasi air menjadi lebih lancar.
meningkatnya laju pengambilan oksigen Berbagai tipe aerator telah dikembangkan
oleh hewan menjadi dua sampai tiga kali selama beberapa tahun dengan tujuan untuk
lipat. Ketersediaan oksigen dalam air sangat menjaga konsentrasi oksigen terlarut yang
menentukan keberhasilan hidup udang. diinginkan dalam air tambak sebagai upaya
Menurut Ferreira et al (2011) konsentrasi peningkatan efisiensi energi dalam proses
minimal DO (oksigen terlarut) yang transfer massa oksigen. Akhir-akhir ini telah
dibutuhkan spesies udang agar dapat dikembangkan aerator (CSC) circular
bertahan hidup adalah sebesar 4–6 mg/L dan stepped cascade, aerator PCSC (pooledcircular
pertumbuhan udang akan terhambat jika stepped cascade), aerator 1 hp paddle wheel dan
239
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
2 hp paddle wheel serta propeller aspirator dipasang pipa pengeluaran. Ketika tabung
pump (PAP). Dalam bidang budidaya diputar, air masuk kemudian berjalan
perairan, Indonesia sudah lama mengadopsi sepanjang selang yang digulung hingga naik
teknologi aerator untuk meningkatkan pada tingkat yang lebih tinggi secara
keberhasilan budidaya ikan dan udang. signifikan di atas titik dimana pompa spiral
Aerator yang sering digunakan oleh berakhir. Pompa spiral dicelupkan sebagian
masyarakat pembudidaya ikan di dalam air dengan Submerged Ratio tertentu.
Indonesia adalah aerator jenis paddle wheel Ketika alat diputar, udara masuk dan
(kincir) karena terbukti paling efisien. terjebak dalam blok air, kemudian udara
Keunggulan dari aerator kincir antara lain akan memberikan tekanan pada air. Pada
mekanisme aerasi sangat efektif yakni Submerged Ratio (Sr) 100% tidak ada air
menyemprotkan air ke udara sekaligus yang mengalir dikarenakan tidak ada
memasukkan udara ke dalam air, fungsi udara yang masuk ke dalam selang.
sirkulasi baik, menghasilkan aerasi yang Submerged Ratio yang sering digunakan pada
merata, konstruksi sederhana namun pompa spiral adalah 50% dengan kecepatan
handal, pemeliharaan mudah, serta biaya rotasi sebesar 59,6 rpm. Pada kecepatan
operasi rendah. Masyarakat juga sering rotasi tersebut, jumlah lilitan yang
menggunakan aerator jenis propeller memberikan hasil yang baik adalah 29.5
aspirator pump (PAP). Aerator PAP sangat lilitan selang. Pada penelitian Kassab et al
baik dalam mensirkulasikan udara di dalam (2006) yang lebih lanjut, diperoleh hasil
kolam, tetapi hanya didesain untuk kolam terbaik yakni debit air 1800 liter/jam ketika
dengan kedalaman yang lebih (Fachrudin, diameter dalam selang sebesar 1,5 inchi dan
2011). Aerator CSC dan PCSC sesuai diameter luar tabung sebesar 16 inchi.
digunakan untuk kolam dengan ukuran Diameter selang yang semakin besar
sekitar 1000 m3 sementara aerator 1-hp paddle menyebabkan turunnya nilai friksi serta
wheel dan 2-hp paddle wheel sesuai untuk meningkatnya jumlah pengambilan air.
kolam dengan ukuran lebih dari 5000 m3
(Kumar, et al, 2013). Tipe-tipe aerator yang BAHAN DAN METODE
telah disebutkan di atas membutuhkan
energi listrik sebagai penggeraknya Bahan
sehingga tidak hemat energi serta kurang Bahan yang dibutuhkan adalah besi as
efektif jika diaplikasikan pada daerah yang 2.54 cm, pipa besi 2.54 cm, plat galvanum,
terpencil. besi siku 40 x 40 mm, besi siku 50 x 50 mm,
Spiral Pump beton laser, plat strip, nozzle, pipa 5.08 cm,
Menurut Kassab et al (2005) Spiral pelampung 2 buah, plendes, gear payung,
Pump atau Coil Pump (pompa spiral) pipa spiral 2.54 cm, plat besi 2 mm, mur dan
merupakan salah satu alat pemompa air baut, rivet, dan kawat las.
non-konvensional yang dalam situasi
praktis menggunakan sumber energi non- Alat
konvensional pula. Kekuatan pendorong Alat – alat yang dibutuhkan dalam
dari pompa spiral berasal dari aliran pembuatan dan pengujian S’PIPE adalah bor
angin, arus air, atau sungai. Pompa spiral duduk, bor tangan, gerinda tangan, gergaji
menerapkan perpindahan apositif dengan besi, palu, penggaris besi, busur besi,
menggunakan gerakan rotasi untuk meteran, tang pemotong, tang klem, ragum,
mengakumulasikan tekanan guna dan mesin frais (bubut), serta kompresor.
mengalirkan air. Pompa ini terdiri dari
gulungan selang yang menempel pada Metode
tabung dan terpaut pada batang horizontal Pengujian alat dilakukan setelah
yang berputar seperti poros kincir air. dilakukan perancangan alat “S’PIPE
Prinsip kerja pompa spiral yaitu, air masuk (Shrimp’s Spiral Pump Aerator)”.
melalui mulut selang yang dilingkarkan Pengujian ini dilakukan dengan tujuan
pada tabung. Tabung berperan sebagai untuk menguji kelayakan alat sehingga bisa
batang penggerak sekaligus pengeluaran berfungsi dengan baik. Pengujian dilakukan
karena pada ujung tabung yang lain untuk memastikan meningkatnya kadar
240
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
DO (kadar oksigen terlarut) pada air Tekanan angin minimal diperoleh dari
tambak udang. Pengujian dilakukan dengan tekanan terkecil yang dapat menggerakkan
mengambil sampel air tambak udang yang baling-baling.
telah dipasang S’PIPE dan
mencampurkannya dengan MnSO4, NaOH Pengujian Kecepatan Putar Spiral Pump
dan H2SO4 kemudian dilakukan titrasi hasil Pengujian dilakukan dengan
campuran dengan Na2S2O3. Pengujian ini menggunakan tachometer. Prinsip
dilakukan untuk mengetahui nilai DO pengujiannya yaitu melakukan pengukuran
dengan melakukan perhitungan. dari jarak jauh. Laser Tachometer bekerja
dengan sensor cahaya yang sangat sensitif
Metode Titrasi dengan Winkler terhadap elemen berputar. Unsur berputar
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi akan memiliki satu tempat reflektif, dan rpm
iodometri. Sampel air tambak yang akan meter ini mengukur tingkat di mana berkas
dianalisis terlebih dahulu ditambahkan cahaya dipantulkan kembali. Besarnya
larutan MnCl2 dn NaOH-KI, sehingga akan kecepatan putar dari spiral pump dapat
terjadi endapan MnO2. Penambahan H2SO4 dilihat dari pembacaan display.
atau HCl maka endapan yang akan terjadi
akan larut kembali da akan membebaskan DAFTAR PUSTAKA
molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan
oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan Arifin, Taslim, Syahrial N.A,Yulius, dan
selanjutnya akan dititrasi dengan larutan Dino G. 2012. Riset Pendekatan
standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan EkologiEkonomi untuk Peningkatan
menggunakan indikator larutan amilum Produktivitas Pertambakan Udang di
(kanji). Reaksi kimi yang terjadi dapat Kawasan Selat Makassar, Provinsi Sulawesi
dirumuskn sebagai berikut (Salmin, 2005): Selatan. Jakarta: PKKP Riset untuk
MnCl2 + NaOH Mn(OH)2 + 2 NaCl Kesejahteraan.
2 Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 + 2 H2O Budiardi, T, T. Batara dan D. Wahjuningrum.
MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH)2 + I2 + 2 2005. Tingkat Konsumsi Oksigen Udang
KOH Vaname (Litopenaeus vannamei) dan
I2 + 2Na2S2C3 Na2S4O6 + 2 NaI Model Pengelolaan Oksigen pada Tambak
Intensif. Jurnal Akuakultur Indonesia 4
Pengujian Debit Aliran Air dengan Variasi (2) hlm 109-113.
Submerged Ratio
Pengujian dilakukan dengan mengukur Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya .
debit aliran air melalui variasi 2014. Udang Vaname dan Udang Windu
penenggelaman alat sebesar 50%, 70% dan Masih Andalan Ekspor Indonesia.
90%. Debit aliran air ditentukan dengan http://www.djpb.kkp.go.id. Diakses
mengukur air yang keluar dari selang spiral pada tanggal 7 November 2016.
tiap menit dengan tiga kali pengulangan. Fachrudin, Muhammad. 2011. Rancang
Prinsip pengujian ini yaitu memberikan Bangun Sistem Aerator dengan
beban air yang bervariasi pada pelampung Menggunakan Energi Surya. Bogor:
sehingga sebagian alat akan tenggelam dan Institut Pertanian Bogor.
didapatkan debit aliran air yang tertinggi. Ferreira, N.C, C. Bonnetti, and W.Q. Seiffert.
2011. Hydrological and Water Quality
Pengujian Tekanan Angin Minimal yang Indices as Management Tools in Marine
dibutuhkan untuk Menggerakkan Baling- Shrimp Culture. Aquaculture 318: 425–
433.
Baling
Kassab, Sadek Z, A.A.A Naby, and El Sayed
Pengujian dilakukan dengan
I.A.B. 2005. Coil Pump Performance Under
menggunakan kompresor yang diatur
Variable Operating Conditions. Ninth
dengan variasi tekanan awal sebesar 6 kg
International Water Technology
f/cm2, 8 kg f/cm2 dan 10 kg f/cm2. Angin
Conference, IWTC9 .
dari kompresor diarahkan ke baling-baling
Kassab, Sadek Z, A.A.A Naby, and El Sayed
sehingga baling-baling akan berputar.
I.A.B. 2006. Performance of MultiLayers
241
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
242
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Novemi Inka1, Choirima Ulfa2, Wahyu Intan3, Istifar Yogi4, Hidayat Yogo5
ABSTRAK
Kata kunci : Produksi Padi, Sonic Bloom, Solar Cell, Sensor Suhu, Sensor Hujan
ABSTRACT
Indonesia is a country with a growing population. The increase is not in line with the availability
of staple food such as rice. Therefore, to meet the availability of food the Government makes efforts to provide
rice by importing. Imports of rice in Indonesia have a relationship with agricultural productivity which has
a two-way relationship ( Siringo , 2015). One of the efforts to increase rice productivity is by using sonic
bloom technology with examples of application of Transimesolom which utilize the frequency of kutilang
birds (Irene, 2015). Sonic bloom technology aims to stimulate the opening of leaf stomata so it can absorb
243
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
more nutrients. In the use of this tool is not equipped with sensors so that when the rainy season, the water
will be absorbed into excessive stomata that will cause damage to rice, making this tool less effective. In
addition, still using the manual way to turn it on so it is also less effective. Therefore, it is necessary to
apply the latest technology that can increase the quantity and quality of rice production effectively ie in the
form of MS. BLOOM using sonic bloom technology. Sonic bloom is a technology that uses 3500 - 5000 Hz
sound waves combined with the provision of organic nutrients (Yulianto, 2006). This tool is equipped by
temperature sensors and rain sensors that function to set the sonic bloom technology automatically. In
addition to these two sensors are also equipped with a choice of type of song and use solar cell as a source
of renewable energy that will be converted into electrical energy to turn on the speakers. In practice this
tool can turn on automatically when certain conditions so no need to use the manual way to turn it on. The
purpose of this program is to know the design method, work mechanism, and testing MS.BLOOM.
Expected outcomes are potential patents, publications of scientific articles and MS.BLOOM that have been
tested in the laboratory. It is expected that MS.BLOOM can be useful for academicians or students, society
and government in overcoming rice production problems so as to increase food availability and food security
can be realized in Indonesia.
Keywords: Rice Production, Sonic Bloom, Solar Cell, Temperature Sensor, Rain Sensor
244
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Bahan
Pembuatan MS. BLOOM ini, bahan
yang digunakan sebagai berikut: lempengan
stainless steel (304 2B 430), pipa besi
(2cmx2cm), baut, mur, solar cell (10WP), Gambar 1b. Tampak Samping
Accu Battery (12V 10AH), microcontroller
Arduino-Mega, speaker midrange (6,5inch),
MP3 Player, Amplifier kelas AB, Sensor
(LM35), Sensor Rain Water Droplet dan
LCD(16x2).
Alat
Alat yang digunakan antara lain
Laptop, bor, gerinda, alat ukur dan alat
penunjang lainnya seperti alat pengelasan, Gambar 1c. Tampak Dalam
pemotong, penekuk dan solder.
245
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
dapat berjalan secara automatic dengan melihat arah datangnya matahari. Maka
pilihan yang sudah ada. MP3 player dan solar cell 10 WP akan mengubah cahaya
Amplifier digunakan sebagai sumber suara matahari menjadi energi listrik. Energi listrik
dari alat ini. Pada bagian depan alat dibuat yang dihasilkan disimpan ke dalam battery
tambahan berupa tutup atas dan samping berupa accu12V 100AH. Energi inilah yang
dari stainless steel, berguna menjaga kemudian dapat menyalakan MS. BLOOM.
komponen bagian luar dari panas dan hujan. Saat MS. BLOOM sudah menyala, dilakukan
Sementara fungsi dari solar cell sebagai pengaturan dalam pemilihan jenis lagu yang
sumber energi yang akan digunakan dalam sudah tersedia pada MP3 Player. Dimana
proses menjalankan alat. Dimana ukuran frekuensi yang tepat untuk tanaman padi
solar cell mengikuti luas permukaan dari sudah diatur sebelumnya. Pada tombol Start,
bagian atas alat dengan ukuran panjang 70 menandakan MS. BLOOM untuk bekerja.
cm dan lebar 30 cm. Dengan menggunakan Output yang dihasilkan adalah berupa suara
jenis solar cell 10 Wp dapat menyimpan besar yang dipilih dan memiliki gelombang
daya 50 Watt dengan lama pengisian 5 jam frekuensi yang tepat untuk tanaman padi
pada arus 4,17 Amper. Pengaturan sudut dengan bantuan speaker yang sudah
untuk mendapatkan cahaya matahari secara dipasang. MS. BLOOM akan secara
optimal, maka solar cell dan alat automatis mendeteksi suhu lingkungan
dihubungkan menggunakan poros siku. dengan suhu antara 11oC sampai 30oC
Agar mempermudah pengaturan sudut yang sebagai syarat dari bekerjanya alat (Irianti,
tepat mendapatkan sinar matahari. 2005). Faktor lain yang dapat mempengaruhi
penggunakan Sonic Bloom adalah hujan.
Tahap Pengaplikasian Programan Oleh karena itu MS. BLOOM diberikan
sensor Rain Water Drop diatas alat sehingga
alat secara otomatis berhenti jika hujan. Jika
faktor penghambat tidak terbaca oleh alat,
MS. BLOOM akan bekerja pada saat pagi
pukul 04.30 – 09.00 dan sore pukul 16.00 –
21.00, jika waktu yang ditentukan selesai
maka alat akan otomatis berhenti. Karena
sesuai dengan studi pustaka telah dilakukan
bahwa pada waktu tersebut merupakan
waktu bagi tanaman untuk berfotosintesis
(Triana, 2012). Pembacaan faktor tersebut
dapat dilihat pada layar LCD. Hal ini untuk
menjaga kualitas dari tumbuh dan
perkembangan tanaman. Prosedur Kerja:
246
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
berupa tanaman padi yang merupakan taman padi dengan tinggi tanaman tertinggi
prioritas pada sektor pangan. Tahap adalah tanaman padi dengan jarak 2 meter.
pengujian meliputi, pengukuran
pertumbuhan tanaman menggunakan SIMPULAN
metode dari Kaderi (2014), pengujian jarak Optimalisasi pembukaan stomata pada
alat dengan berpedoman dari penelitian setiap meter jarak berbeda nyata berbeda.
Yulianto (2008), pengujian sensor dengan Pembukaan porus stomata maksimal terjadi
perlakuan manual dan pwmbukaan stomata pada pagi hari berbeda dengan siang hari,
stomata. Selanjutnya akan dilakukan namun berbeda tidak nyata dengan sore hari.
evaluasi untuk memperbaiki alat dan
perbaikan jarak optimalnya, sehingga MS. UCAPAN TERIMAKASIH
BLOOM dapat bekerja secara optimal dan Dengan selesainya penelitian ini, pernulis
bekelanjutan. mengucapkan terimakasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa dengan rahmat dan izinnya
Tahap Evaluasi penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
Tahap evauasi dilakukan untuk Terimakasih kepada Kementrian Riset,
mengetahui seberapa efektif Program Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang
Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta MS. memberikan dana untuk penelitian ini.
BLOOM yang telah dilakukan. Hasil yang Terimakasih kepada Fakultas Teknologi
didapat dikatakan efektif jika tingkat Pertanian Universitas Brawijya dan
keberhasilan kinerja alat dan output pada Universitas Brawijaya yang telah
tanaman yang dihasilkan 80% - 90% sehingga memberikan dukungan dan fasilitas untuk
dapat diaplikasikan sebagai alat yang penelitian ini. Ucapan terimakasih juga
inovatif dan berkelanjutan di masyarakat. disampaikan kepada dosen pembimbing
dengan bimbingannya penelitian ini dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN selesai. Terimakasih juga diucapkan kepada
rekan-rekan tim peneliti, mahasiswa dan
Hasil penelitian meliputi nilai dan pihak-pihak terkait yang telah bekerjasama
kestabilan frekuensi yang dihasilkan, jarak selama penelitian.
optimum alat terhadap tanaman, jumlah
anakan dan tinggi tanaman padi. DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1. Pertumbuhan fisik Tanaman Padi
pada berbagai jarak Badan Pusat Statistik. 2015. Impor Beras
Umur Jarak Tinggi Jumlah Pembukaan Menurut Negara Asal Utama, 2000-
Padi padi tanaman anakan Stomata 2014. Dilihat 16 Oktober 2016
15 2m 7,34 cm 4 2.3 mm2 <www.bps.go.id>.
hari Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Padi
Tahun 2015. Dilihat 16 Oktober 2016
4m 7,22 cm 7 2,11 mm2
<www.bps.go.id>.
6m 6,98 cm 11 1,89 mm2
Irene. 2015. Transimesolom untuk
8m 7,10 cm 3 1,56 mm2
Tingkatkan Hasil Pertanian. Dilihat 11
30 2m - - -
November 2016
hari
<www.prasetya.ub.ac.id>.
4m - - -
Kaderi, Husin. 2014. Pengamatan Percobaan
6m - - - Bahan Organik Terhadap Tanaman
8m - - - Padi Di Rumah Kaca. BALITTRA,
Banjarbaru
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa untuk
Siringo, HB. 2015. Analisis Keterkaitan
sementara jarak optimum antara tanaman
Produktivitas Pertanian Dan Impor
dengan alat adalah sejauh 6 meter. Hal
Beras Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
tersebut dapat diketahui dari jumlah anakan
Keuangan Vol.2 No.8
yang dihasilkan yaitu mencapai 11 batang.
Triana, S. 2012. Pengaruh Frekeunsi Pada
Namun untuk tinggi tanaman pada padi
Range (3000-6000) Hz Pada
yang berjarak 6 meter tidak terlalu tinggi,
Petumbuhan Dan Produktivitas Sawi
247
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
248
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Ozone Qualitative Test and The Effect of Voltage and Air Flow on Ozone
Generator Construction Method of Dielectric Barrier Discharge
ABSTRAK
Mutu dan keamanan pangan merupakan masalah utama dalam produksi dan pemasaran
buah-buahan. Secara spesifik dapat dikatakan bahwa buah-buahan di Indonesia mempunyai
masalah dengan tidak konsistennya mutu dan mengandung kontaminan. Upaya yang telah
dilakukan untuk menjaga mutu dan keamanan pangan pada buah-buahan adalah penggunaan
sanitizer kimia. Salah satu sanitizer kimia yang umumnya digunakan yaitu klorin. Namun, senyawa
klorin kurang efisien dan dapat bereaksi membentuk trihalometana yang bersifat karsinogenik dan
mutagenik sehingga berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, teknologi yang digunakan untuk
menjaga mutu dan kemanan pangan buah-buahan antara lain HPP (High Pressure Processing), PEF
(Pulse Electric Field) dan edible coating, namun ketiganya kurang efisien digunakan pada proses
sanitasi buah-buahan. Oleh karena itu, perlu adanya sanitizer dan teknologi yang aman dan efisien
untuk menjaga mutu dan keamanan pangan buah-buahan, yaitu menggunakan MAZTER dengan
cara mengimplementasikan teknologi DBD (dielectric barrier discharge) untuk menghasilkan O3.
Teknologi DBD melewatkan oksigen melalui celah sempit dengan beda tegangan listrik bolak-
balik orde kilo volt pada elektrodanya, sehingga dapat mengubah O2 menjadi O3 bersifat oksidator
kuat dan digunakan untuk menghilangkan residu pestisida, membunuh mikroba, inaktivasi virus,
degradasi mikotoksin, inaktivasi spora bakteri, dan bereaksi dengan komponen organik 3000 kali
lebih cepat dibanding klorin serta tidak meninggalkan residu toksik sehingga aman digunakan.
Dalam pembuatan MAZTER terdapat 4 tahapan, antara lain tahap perancangan alat, tahap
pelaksanaan pengaplikasian program, tahap pengujian alat dan tahap evaluasi. MAZTER
diharapkan dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan
dalam mencapai keamanan pangan di Indonesia.
ABSTRACT
Quality and food safety is a major problem in the production and marketing of fruits. Specifically, it
can be said that fruits in Indonesia have problems with inconsistent quality and contaminants. Efforts have
been made to maintain the quality and food safety in fruits is the use of chemical sanitizer. One of the most
commonly used chemical sanitizers is chlorine. However, chlorine compounds are less efficient and can react
to trihalomethane that is carcinogenic and mutagenic, so harmful to health. In addition, the technology used
to maintain the quality and safety of fruits such as HPP (High Pressure Processing), PEF (Pulse Electric
Field) and edible coating, but all three are less efficient to use in the process of fruit sanitation. Therefore, we
need for sanitizers and technologies that are safe and efficient to maintain the quality and safety of fruits food,
which is using MAZTER by implementing technology DBD (dielectric barrier discharge) to produce O3.
DBD technology passes oxygen through a narrow gap with different alternating electrical voltages of kilo
volts on its electrode, so as to convert O2 to O3 is a strong oxidizing agent and is used to remove pesticide
249
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
residues, kill microbes, virus inactivation, mycotoxin degradation, inactivation of bacterial spores, and reacts
with organic components 3000 times faster than chlorine and leaves no toxic residue so it is safely used. In
making of MAZTER, there are 4 stages, among others, the design stage of the tool, the implementation phase
of the application program, the stage of testing tools and evaluation phase. MAZTER is expected to assist the
government to improve the quality and food safety to reach food safety in Indonesia.
250
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
251
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Hasil konstruksi MAZTER diuji coba listrik. Terdapat dua elektroda yaitu tembaga
pada percobaan pendahuluan identifikasi dan alumunium foil yang dipisahkan oleh
terbentuknya gas ozon. Pertanda celah sempit yang dibuat dengan lapisan
terbentuknya ozon telah terdeteksi bau khas dielektrik, yaitu tabung kaca. Rangkaian
(gas ozon) yang keluar dari lubang keluaran komponen terbuat dari bahan akrilik dan
generator ozon. Deteksi secara visual juga dibuat saluran menggunakan selang udara
telah tampak dengan adanya perubahan dari tabung gas O2 sebagai input bahan udara
warna dari larutan kalium iodida (KI) yang dan saluran output pada generator ozon
semula berwarna jemih menjadi kuning menuju preservation room.
(warna I3) setelah terpapar dengan keluaran
gas (O2) yang telah dilewatkan tabung UCAPAN TERIMA KASIH
generator ozon. Hal ini berarti bahwa gas
masukan O2 pada generator ozon telah Penulis mengucapkan terima kasih
diubah menjadi gas ozon mengingat telah kepada Ibu Maya Maharani, STP, MP.
terjadi reaksi: selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi, arahan, dan
bimbingan dalam pelaksanaan program
2 KI + H2O + O3→I2 (kuning) + 2 KOH + O2
kami.
252
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Firman Ichsan1*, Ariful Hanan1, Viga Dwi Andrian2, Musyaroh2, Pangestu Riski Lestari3, Dewi
Maya Maharani1
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar nomor dua di dunia dengan total
produksi sebanyak 3.262.721 ton/tahun (Kementrian Pertanian, 2015). Salah satu upaya
meningkatkan pemanfaatan kelapa, yaitu dengan mengolahnya menjadi santan. Santan memiliki
umur simpan 3-4 jam dan rentan terkontaminasi mikroorganisme. Solusi yang ditawarkan untuk
mempertahankan kualitas santan yaitu merancang alat sterilisasi santan dengan teknologi
termosonikasi. Proses kerja alat ini menggunakan gelombang suara mekanik frekuensi tinggi yang
diberikan pada bahan pangan. Gelombang dikombinasikan dengan lama waktu proses dan
perubahan suhu sterilisasi sehingga akan terjadi proses sterilisasi terkontrol pada bahan pangan.
Keuntungan sterilisasi dengan menggunakan teknologi ini adalah menurunkan mikroba,
menginaktivasi enzim, meminimalkan kehilangan rasa, homogenitas lebih besar, kandungan gizi
relatif terjaga, dan menghemat energi. Tujuan program ini yaitu untuk mengetahui metode
perancangan, pembuatan, pengujian dan efisiensi alat sterilisasi santan sehingga dihasilkan alat
sterilisasi santan otomatis. Selain itu, terdapat sistem termosonikasi yang di dalamnya terdiri dari
tranduser yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi gelombang ultrasonik dan disebarkan
tiga dimensi oleh emitter. Perubahan suhu yang terjadi selama proses akan dikontrol oleh
termocouple untuk menjaga agar suhu proses pada bahan pangan tidak melebihi batas suhu yang
ditentukan. Kontrol suhu merupakan faktor penting, jika suhu tidak sesuai dapat merusak kualitas
dan mutu santan cair. Produk akhir alat ini akan diuji dengan parameter pengujian meliputi
analisa viskositas dan stabilitas emulsi, analisa total mikroba, analisa kualitas lemak, dan analisa
sensori yang didasarkan pada SNI 01-3816-1995. Santan yang disterilisasi menggunakan alat ini
memiliki umur simpan 4 kali lebih lama dibandingkan santan biasa.
ABSTRACT
Indonesia is the second largest coconut producing country in the world with total production of 3,262,721
tons / year (Ministry of Agriculture, 2015). One effort to improve the utilization of coconut, is by processing
it into coconut milk. Coconut Milk has a shelf life of 3-4 hours and is susceptible to contamination of
microorganisms. The solution offered to maintain the quality of coconut milk is to design a sterilization
machine of coconut milk with thermosonication technology. The working process of thismachinel uses high
frequency mechanical sound waves given to the food. Waves combined with the length of processing time and
temperature changes sterilization so that there will be a process of sterilization controlled on food. The
advantages of sterilization using this technology are lowering microbes, inactivating enzymes, minimizing
loss of taste, greater homogeneity, relatively well preserved nutrient content, and energy saving. The purpose
of this program is to know the method of designing, manufacturing, testing and efficiency of coconut milk
sterilization machine so as to produce an automatic coconut milk sterilizer. In addition, there is a
253
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
thermosonication system in which consists of a transducer that functions to convert electrical energy into
ultrasonic waves and spread three dimensions by emitter. The temperature changes that occur during the
process will be controlled by the termocouple to keep the process temperature on the foodstuffs not exceeding
the specified temperature range. Temperature control is an important factor, if the temperature is not suitable
can damage the quality and quality of liquid coconut milk. Final products of this machine will be tested with
test parameters including viscosity analysis and emulsion stability, total microbial analysis, fat quality
analysis, and sensory analysis based on SNI 01-3816-1995. Coconut milk sterilization using this machine
has a shelf life of 4 times longer than regular milk.
254
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
255
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
melalui rangkaian transduser , emiter dan sterilisasi telah mencapai lama waktu
generator. Transduser adalah komponen sterilisasi yang ditentukan maka katup akan
elektronik yang dapat mengubah energi terbuka dan sebaliknya jika belum mencapai
listrik menjadi energi getar, bagian ini lama waktu sterilisasi katup akan tertutup.
menghasilkan getaran dan efek berupa Pada bagian tangki proses terjadi proses
kavitasi serta tekanan pada media cair kavitasi yang merupakan efek akibat radiasi
((Bermudez-Agguire et a, 2012). Untuk dapat gelombang ultrasonik di dalam santan cair.
bekerja menghasilkan gelombang ultrasonik Gelombang ultrasound yang terdapat pada
diperlukan generator sebagai penghasil tangki proses merupakan input dari energi
arus listrik gelombang, sedangkan emiter listrik yang dihasilkan oleh generator listrik
berfungsi sebagai median pemancar kemudian dirubah menjadi energi suara
gelombang ultrasonik yang dihasilkan dengan frekuensi tinggi oleh tranduser.
transduser (Mothibe et al., 2011). Besarnya frekuensi gelombang yang
dihasilkan oleh tranduser tergantung pada
Lampu UV besar tegangan diberikan. Setelah
Sinar ultra violet (UV) dari lampu UV gelombang ultrasound dihasilkan oleh
bersifat letal bagi mikroorganisme tranduser akan disebarkan secara tiga
(Hollaender, 1995). Menurut Muller (2011), dimensi oleh emitter. Ketika gelombang
bahwa pemakaian iradiasi dalam dunia Ultrasound dengan media cair maka akan
pangan sudah digunakan dalam proses terjadi pelepasan kalor oleh energi
preventif atau pengawetan buah segar akustiknya oleh karena itu terjadi perubahan
maupun produk olahan. Keuntungan suhu (Golmohamadi et al.,2013). Perubahan
penggunaan sinar UV yaitu tidak suhu yang dihasilkan akibat proses sonikasi
mempengaruhi kelembaban atau suhu dikontrol oleh thermocouple untuk menjaga
makanan tidak mempengaruhi rasa dan warna suhu proses tidak melebihi batas suhu yang
dari produk akhir, serta lebih ekonomis dapat merusak kualitas dan mutu santan
(Morgan, 2009). cair. Untuk frekuensi dan lama waktu
proses sterilisasi yang optimal akan
Thermocouple ditentukan melalui pengujian terhadap
Thermocouple adalah sensor suhu yang besarnya tegangan dan lama waktu proses
banyak digunakan untuk mengubah yang diberikan pada generator ultrasound.
perbedaan suhu dalam benda menjadi Selanjutnya santan yang telah mengalami
perubahan tegangan listrik (voltase). sterlisasi akan menuju ke kran output untuk
Thermocouple yang sederhana dapat dipasang siap dikemas.
dan memiliki jenis konektor standar yang
sama, serta dapat mengukur suhu dalam Kualitas Sifat Fisik
jangkauan yang cukup besar dengan batas Viskositas santan ditetapkan melalui
kesalahan pengukuran kurang dari 1°C metode viskosimeter pipa kapiler karena
(Scervini, 2009). santan termasuk bahan yang memiliki
viskositas relatif rendah (Kusnandar, 2012).
Sedangkan stabilitas emulsi diketahui
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan mengukur creaming index yang
terbentuk selama 7 hari penyimpanan. Hasil
Proses Kerja Sterilisasi Santan dengan yang diperoleh, sifat fisik berupa viskositas
Teknologi Sonikasi dan stabilitas emulsi pada santan lebih
Pada sistem instrumentasi Smart- terjaga dengan pemberian sonikasi dan
Comic ini, santan cair dimasukan pada paparan UV.
tangki input dengan kapasitas 2 liter dan
akan mengalir ke tangki proses dengan
Total Mikroba
kapasitas proses yaitu 1 liter. Proses
mengalirnya santan ke tangki proses Penghitungan jumlah mikroba dapat
memanfaatkan gaya gravitasi dan diatur menggunakan metode TPC (Total Plate Count),
oleh katup selenoid valve. Katup selenoid dimana sampel dinkubasi selama 2 hari
sehingga mikroba membentuk koloni yang
valve bekerja otomatis dengan bantuan timer
dapat diamati dan dihitung langsung tanpa
pada sistem kontrol. Apabila proses
256
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
257
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
258
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Rio Bangga Indriawan1*, Annisa Aurora Kartika2, Vindya Seprtian Angga Kirana3, Ahmed Alwy Al Azmi4,
dan Nada Mawarda Rilek5
1,3,4Program
Studi Keteknikan Pertanian, Universitas Brawijaya
2Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya
5Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya
*Email: rioindriawan@gmail.com
Jl. Veteran, Lowokwaru, Malang
ABSTRAK
Propolis berasal dari getah tumbuhan yang bercampur saliva dan enzim lebah. Propolis
mengandung flavonoid sebagai zat aktif beraktivitas antioksidan tinggi mampu meningkatkan
kesehatan. Sayangnya dari potensi tersebut mengalami kendala produksi dari peternak lebah
sehingga dibutuhkan rancang bangun ekstraktor propolis berbasis voltage heating. Tujuan
penelitian ini untuk menentukan akurasi sensor suhu pada alat, kondisi optimum untuk
ekstraksi propolis berdasarkan sifat fisika dari hasil ekstraksi dibandingkan dengan produk
propolis yang ada di pasaran. Ekstraksi dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik maserasi 17
jam dengan pelarut etanol 70% dan metode voltage heating. Pada metode voltage heating
digunakan pelarut etanol 70% dengan waktu 30 menit. Propolis berasal dari Bululawang, Batu,
Jawa Timur. Adapun hasil dari tingkat akurasi suhu yaitu sebesar 92, 35%. Perlakuan terbaik
yaitu pada rasio pelarut etanol 70% dengan densitas 0,9112 g/ml dimana propolis pasaran
memiliki densitas 1,1112 sampai 1,136 g/ml. Berdasarkan uji kualitatif dengan HCl 2N,
NaOH 2N, dan Fe 2 Cl 3 menunjukkan bahwa semua sampel mengandung flavonoid.
ABSTRACT
Propolis is derived from plant sap mixed with saliva and bee enzymes. Propolis contains flavonoids as
active substances high activity antioxidants can improve health. Unfortunately, from the potential is
experiencing production constraints from beekeepers so that it is necessary to design propolis-based extractor
built voltage heating. The purpose of this study was to determine the accuracy of temperature sensors in the
apparatus, the optimum conditions for the extraction of propolis based on the physical properties of the
extraction results compared to the propolis products on the market. The extraction was done with two
techniques, which were 17 hours maseration technique with 70% ethanol solvent and voltage heating method.
In voltage heating method used 70% ethanol solvent with 30 minutes time. Propolis comes from Bululawang,
Batu, East Java. The result of the temperature accuracy of 92, 35%. The best treatment is at 70% ethanol solvent
ratio with density 0,9112 g / ml where propolis market have density 1,1112 until 1,136 g / ml. Based on
qualitative test with 2N HCl, NaOH 2N, and Fe2Cl3 showed that all samples contain flavonoids.
259
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
260
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
261
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Tabel 2. Pengujian Kualitatif Flavonoid ekstraksi propolis secara efektif, efisien, dan
ekonomis.
Sampel Fe2Cl3 HCl NaOH
2N 2N UCAPAN TERIMA KASIH
Maserasi + + +
Ucapan terimakasih ditujukan kepada
Voltage + + + Bapak Joko Prasetyo, STP, M.Si. sebagai
ekstraktor dosen pembimbing dalam penelitian ini
serta pihak Laboratorium Lastrindo,
Propolis + + + Laboratorium Biokimia dan Analisa
Merk X Pangan Universitas Brawijaya.
262
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
263
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Endrika Widyastuti¹, Faradyna Sumarsono²*, Eka Tiyas Anggraeni², Hilda Putri Hayuningsih²,
Dewi Mashitoh³, Aldilah Daydeva³.
ABSTRAK
Telur merupakan salah satu hasil ternak, konsumsi telur lebih besar daripada konsumsi
hasil ternak lainnya karena memiliki kandungan gizi tinggi, mudah diperoleh dan harganya
relatif lebih murah. Di Indonesia terjadi peningkatan jumlah konsumsi telur dari tahun ke tahun.
Namun, telur rentan terkena infeksi Salmonella sp. Kasus infeksi Salmonella sp. di Indonesia juga
cukup banyak dan mengkhawatirkan. Indonesia di kategorikan sebagai salah satu Negara
dengan kejadian endemik Salmonellosis tinggi. Teknologi sterilisasi yang sudah ada memiliki
berbagai macam kelemahan. Maka dari itu, diperlukan teknologi sterilisasi yang efektif
mematikan Salmonella sp. Sehingga dapat mendukung kemanan pangan dari telur ayam. Inovasi
yang kami tawarkan adalah MONSTER (Modern Sterilization Machine) adalah sebuah inovasi alat
sterilisasi untuk telur ayam dengan menggunakan hybrid plasma technology yang berbasis dielectric
barrier discharge (DBD) dan UV.
ABSTRACT
Eggs are one of the results of livestock, egg consumption is greater than consumption of other
animals because it has a high nutritional content, it is easy to obtain and relatively cheaper. In Indonesia,
an increasing number of egg consumption from year to year. However, the eggs prone to infection with
Salmonella sp. Cases of Salmonella infection sp. in Indonesia is also quite a lot and worrying. Indonesia is
categorized as one of the countries with a high incidence of endemic Salmonellosis. Existing sterilization
technology has many disadvantages. Therefore, the required sterilization technology that effectively shut
down Salmonella sp. So it can support the food safety of chicken eggs. The innovations that we offer is a
MONSTER (Modern Sterilization Machine) is an innovative instrument sterilization for chicken eggs
using plasma technology-based hybrid dielectric barrier discharge (DBD) and UV.
264
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
beberapa periode terakhir ini telah terjadi intensitas paparan, namun paparan medan
perubahan pola konsumsi telur di Indonesia magnet ELF 646.7 μT selama 30 menit
(Junardi, 2014). Prediksi produksi telur ayam memberikan dampak kematian Salmonella
tahun 2015-2019 di perkirakan akan lebih tinggi dibanding dengan paparan 60
meningkat rata-rata 3,29% per tahun yang menit dan 90 menit (Sudarti, 2016). Namun
disokong dari peningkatan produksi telur pada teknologi ini masih membutuhkan
ayam ras sebesar 2,72% per tahun dan instalasi yang relatif sulit dan memakan
peningkatan produksi telur ayam buras waktu untuk dapat mematikan semua
sebesar 6.93%. Prediksi permintaan atau Salmonela Typhimurium. Teknologi lainnya
ketersediaan telur ayam untuk dikonsumsi yaitu Thyme Oil dan Cold Nitrogen Plasma
pada tahun 2015-2019 akan meningkat rata- (CPN) menunjukkan rendahnya tingkat
rata sebesar 3,66% per tahun, dan aktivitas mikroba ketika diaplikasikan pada
permintaan untuk konsumsi nasional akan telur dengan waktu singkat. Hasil dari
meningkat rata-rata sebesar 4,78% per tahun teknologi tersebut bakteri telur dapat
(Nuryati et al., 2015). Akan tetapi, telur memperpanjang umur simpan sampai 14
memiliki beberapa kekurangan yaitu adanya hari. Penggunaan teknologi ini
bakteri Salmonella sp. Di negara Indonesia, membutuhkan penanganan yang tepat
diare merupakan masalah kesehatan yang untuk diaplikasikan pada teknologi masa
masih tinggi. Survei morbiditas yang depan (Cui et al., 2016).
dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Inovasi yang ditawarkan dalam
Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat mengatasi kekurangan tersebut adalah
kecenderungan insidens naik. Pada tahun melalui MONSTER (Modern Sterilization
2000 penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, Machine) adalah sebuah inovasi kreatif alat
tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 sterilisasi pada telur ayam. Prinsip kerja
penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 MONSTER yaitu dengan memanfaaatkan
/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi (Dielectric Barrier Discharge) DBD dan UV
411/1000 penduduk (Arlita et al.,2014). yang dapat digunakan untuk mematikan
Kasus infeksi Salmonella di Indonesia atau mengurangi bakteri Salmonella sp.
juga cukup banyak dan mengkhawatirkan. Metode DBD plasma ini memanfaatkan 4
Indonesia dikategorikan sebagai salah satu buah probe yang dihubungkan dengan duah
negara dengan kejadian endemik buah flyback transformer kemudian
salmonellosis tertinggi di Asia setelah Cina lempengan elektroda aluminium yang
dan India, dan diikuti Pakistan dan Vietnam. ditutup dengan acrylic sebagai lapisan
Beberapa teknologi dilakukan untuk dielektrik yang diletakkan pada bagian
mengurangi salmonella sp. pada telur antara bawah di dalam MONSTER yang
lain proses pasteurisasi pada suhu 64ºC memungkinkan plasma melakukan kontak
selama 2,5 menit untuk cairan telur utuh dan dengan elektroda sehingga dapat
suhu 55ºC selama 9,5 menit untuk cairan menghasilkan gas ionisasi di dalam ruang
putih telur kemudian didinginkan pada suhu alat sterilisasi. Power input diberikan sebesar
< 7ºC. Kekurangan pasteurisasi ini perlu 200-300 watt dan tegangan akan terus
penanganan khusus. Jika suhu perlakuan menerus mengalami peningkatan sampai
pasteurisasi tersebut lebih tinggi, telur akan tegangan maksimum sebesar 1,2 kV. Selain
matang dan akan timbul kerak pada mesin itu, pada MONSTER juga terdapat lampu UV
pasteurisasinya, sedangkan apabila terlalu 10 watt yang mampu mencegah
rendah bakteri patogen tidak akan mati. Oleh dekontaminasi mikroorganisme dari luar
karena itu kontrol temperatur menjadi proses.
sangat penting dalam proses pasteurisasi Kombinasi teknologi (Dielectric
telur (Koswara, 2009). Teknologi lainnya Barrier Discharge) DBD dan UV diperkirakan
yaitu Extremely Low Frequency Magnetic Fields mampu melakukan sterilisasi
(ELF-MF) yang menggunakan radiasi yang mikroorganisme sampai 99,9999%. Melalui
bersifat non ionizing dan non-termal. Hasil teknologi ini diharapkan dapat efektif
penelitian sebelumnya membuktikan bahwa mematikan Salmonella sp. dan mendukung
kematian Salmonela Typhimurium dalam kemanan pangan nasional pada telur (Miao
larutan fisiologi berkorelasi positif dengan and Guo, 2011)
266
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
ini:
BAHAN DAN METODE
Bahan
Bahan-bahan dalam pembuatan
MONSTER antara lain, telur ayam, Acrylic,
lampu UV 10 watt, aluminium, kabel, acrylic,
timer, resistor, kapasitor, transistor, flyback
transformer, trafo step down, IC 555 dan lain-
lain.
Alat
Alat-alat yang dibutuhkan dalam
pembuatan MONSTER antara lain, mistar,
solder, tang, obeng, avometer, bor tangan,
taspen dan peralatan penunjang lainnya.
Metode Penelitian
267
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
268
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
269
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
270
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
271
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
272
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
273
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
bertugas untuk mengontrol seluruh aktivitas panas konvensional atau pemanas air panas,
di dalam tabung container. sehingga dapat mempersingkat waktu
Sensor Suhu LM35 proses dan berpotensi meningkatkan
Sensor suhu LM35 adalah komponen kualitas produk. Sebuah plat RF pemanas
elektronika yang memiliki fungsi untuk paralel dengan osilator free-running adalah
mengubah besaran suhu menjadi besaran desain populer, yang telah banyak
listrik dalam bentuk tegangan. digunakan dalam industri makanan,
misalnya pengeringan (Jumah, 2015),
HASIL DAN PEMBAHASAN thawing (Farag et al., 2011), and post-baking
(Palazoglu et al., 2012).
Proses Kerja Penyimpanan Beras dengan
Radio Frequency Heating
Proses pengawetan bahan pangan
engan non-thermal yaitu dengan teknologi
gelombang radio frekuensi. Pada prosesnya
pemaparan radio frekuensi tidak melibatkan
adanya pemberian panas yang tinggi. Radio
frequency heating merupakan salah satu jenis Gambar sistem instrumentasi alat
pemanasan dielektrik. Pemanasan dielektrik
dapat memanaskan dengan lebih cepat dan Kualitas Sifat Fisik dan Kimia
lebih ekonomis daripada metode pemanasan Umur Simpan
konvensional serta dapat meningkatkan Uji pendugaan umur simpan ini
karakteristik produk karena tidak perlu dilakukan dengan menggunakan metode
memaparkan produk dengan suhu yang Arhenius dengan rumus perhitungan dan
berbahaya untuk memanaskan produk faktor-faktor tertentu, sehingga didapatkan
secara cepat dan merata di seluruh bagian nilai uji umur simpan. Berdasarkan
produk. Pemanfaatan gelombang penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa
elektromagnetik pada frekuensi radio Beras yang disimpan di dengan diberi
didasarkan pada kelebihan penetrasi perlakuan pemaparan radio frequency heating
gelombang yang lebih dalam dan panas yang memiliki umur simpan 3x lebih lama jika
dihasilkan tidak terlalu tinggi dibandingkan dibandingkan dengan beras yang disimpan
pada microwave. Radio Frequency (RF) pada kondisi biasa.
Heating juga merupakan salah satu alternatif Daya Hidup Kutu Beras (S. oryzae)
untuk disinfeksi dengan pemanasan yang Uji daya hidup Sitophilus oryzae pada
selektif dan cepat (Tang, et al., 2000). Radio perlakuan kontrol menunjukkan bahwa
Frequency (RF) Heating diaplikasikan untuk 100% kematian Sitophilus oryzae terjadi pada
menghilangkan bakteri pathogen dan hari ke-8. Sedangkan pada perlakuan
mengurangi penurunan kualitas makanan ORIVATION menunjukkan bahwa 100%
(Jiao, et al, 2014). Parameter terbaik dari kematian Sitophilus oryzae terjadi pada hari
perlakuan RF heating untuk disinfeksi ke-4. Berdasarkan hasil uji tersebut
serangga ngengat adalah 12 kW 27,12 MHz menunjukkan bahwa perlakuan pemaparan
dengan suhu 48o C selama 15 menit (Wang et radio frequency heating memiliki tingkat
al., 2006). Semua tahap kehidupan hama efektivitas dua kali lebih cepat dalam
serangga dapat dikontrol oleh suhu seragam membunuh Sitophilus oryzae.
60o C tanpa degradasi kualitas produk yang
signifikan (Huang, Chen, & Wang, 2015; Proksimat
Zhou, Ling, Zheng, Zhang, & Wang, 2015). Beras yang disimpan pada smart
Pemanasan frekuensi radio (RF) melibatkan grain container memiliki kandungan gizi yang
pemanfaatan energi elektromagnetik pada sama dengan beras kualitas bagus.
rentang frekuensi 1-300 MHz. Energi Berdasarkan literature pemapara radio
elektromagnetik ini dapat dikonversi frequency heating tidak merubah kandungan
menjadi panas ke dalam makanan. yang ada di dalam beras, baik kandungan
Pemanasan volumetriknya memberikan karbohidrat, lemak, protein, maupun kadar
tingkat pemanasan lebih cepat dari udara air dan kadar abu.Hasil uji proksimat beras
274
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
yang disimpan pada smart grain container processes. Journal of Food Science.
masih dalam tahap pengujian. 69(1), pp. E30-E37.
Huang, Z., Chen, L., & Wang, S. 2015.
Hasil Uji Organolpetik Computer Simulation Of Radio
Tahap uji organolpetik masih dalam FrequencySelective Heating Of Insects
tahap pengujian oleh 25 panelis agak terlatih. In Soybeans. International Journal of
Heat and Mass Transfer. 90 : 406-417
SIMPULAN Jiao, Y., Tang, J., and Wang, S.2014. A New
Strategy To Improve
Teknologi radio frequency heating HeatingUniformity Of Low Moisture
merupakan teknologi yang memiliki tingkat Foods In Radio Frequency Treatment
efisiensi dan efektifitas tinggi dalam ForPathogen Control. Journal of Food
menghambat pertumbuhan mikroorganisme Engineering 141 : 128–138
beras dan biji-bijian. Radio frequency heating Sulaiman M, Irfan, Widaiska I, Alfizar. 2011.
berfungsi untuk disinfeksi dengan Teknologi Mikrowafe untuk
pemanasan yang selektif dan cepat sehingga Disinfestasi beras. Jurnal Pangan 2 (4):
dapat menghilangkan bakteri pathogen dan 405-414.
mengurangi penurunan kualitas beras dan Villers P, Bruin T, Navarro. 2006.
biji-bijian. Penyimpanan beras di dalam Development and Aplications of The
smart grain container dapat meningkatkan Hermetic Storage Technology.
umur simpan beras tiga kali lebih lama. International Working Conference on
Storage Product Protection.
DAFTAR PUSTAKA Wang, S., Birla, S. L., Tang, J., & Hansen, J. D.
2006. Postharvest Treatment
Guan, D., Cheng, M., Wang, Y., and Tang, J. ToControl Codling Moth In Fresh
2004. Dielectric properties of Apples Using Water Assisted Radio
mashedpotatoes relevant to Frequency Heating. Postharvest
microwave and radio-frequency Biology and Technology. 40(1) : 89-96
pasteurization andsterilization
275
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Sintya Laylie M1*, Danar Wicaksono2, Khurun Nur In K3, Azis Iman W4
ABSTRAK
ABSTRACT
Indonesia is an agrarian country where most of its people live as farmers. Indonesia has a good climate,
vast land, abundant biodiversity. Various varieties of plants thrive in Indonesia, one of which is vegetable
commodities. One of the methods of vegetable planting used by farmers is by using a screen house or green
house to reduce the occurrence of pests and diseases caused by high rainfall and humidity. However, the
plants within this screen house do not get the maximum and uneven lighting due to the construction of the
screen house itself resulting in the etiolation of the crops that cause losses to farmers. One solution to this
problem is to increase the level of agricultural productivity in Indonesia, but many of the problems
currently facing farmers are reduced agricultural land, the number of pests, the decline of crops, etc. The
problem is still not addressed effectively and efficiently due to the use of technology that is still simple in
the agricultural sector in Indonesia. To increase production in the agricultural sector required a technology
276
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
that can accelerate growth in plants so that it can grow faster and crops can be harvested faster than normal
time. The technology used is electroculture where the plant will be stimulated or given a stimulus using
monochrome light and high frequency audio (high frequency audio). High-frequency sounds trigger cells
in plants to accelerate the circulation of metabolism and monochrome light is used to replace sunlight at
night so the photosynthesis period becomes longer. It is hoped that with this research the crops tested will
be able to grow and bear fruit faster than normal and anti pest conditions so as to increase productivity in
the agricultural sector and the welfare of farmers will be helped due to this technology.
277
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
278
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Tanaman Sawi Hijau dalam Plant Factory
279
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Sedangkan berdasarkan penelitian Aditya, Tesar, Made Rai Suci Shanti, dan
Hakim dkk, (2015) tentang pengaruh cahaya Adita Sutrisno. 2013. Studi
monokrom terhadap pertumbuhan sayuran Pengaruh Frekuensi 6000 – 9600
setelah dilakukan pengamatan selama 24 Hz pada Musik Gamelan Jawa
hari didapatkan hasil berupa pertumbuhan terhadap Pertumbuhan Sawi Hijau
tanaman sawi di dalam plant factory dengan Jenis Brassica rapa var. parachinensis
pemakaian cahaya buatan LED merah dan L dan Brassica Juncea. Prosiding
biru menunjukkan sayuran tumbuh dengan Seminar Nasional Sains dan
baik. Berdasarkan parameter pengamatan Pendidikan Sains VIII 4(1): 293-
yang sudah ditentukan yaitu pengukuran 298. Salatiga
diameter dan tinggi tanaman yan terbesar Djoemairi, Sardijanto. 2008. Adenium
untuk menentukan pertumbuhan optimum Penyerbukan Buatan dan Penyilangan
tanaman sawi hijau. Perlakuan pemaparan 2. Yogyakarta: Kanisius
cahaya buatan LED merah dan biru ini Hakim, Ryan Maulana A. 2015. Rancang
memiliki rata-rata tinggi tanaman per hari Bangun Plant Factory untuk
dengan nilai 45,710 mm. Hal ini, lebih tinggi Perumbuhan Tanaman Sawi Hijau
jika dibandingkan tanaman terkontrol (Brassica Rapa var. Parachinensis)
seperti pada tabel 1. Sehingga, diharapkan dengan Menggunakan Light Emitting
teknologi alat ini yang merupakan gabungan Diode Merah dan Biru. Jurnal
dari dua teknologi yaitu efek paparan music Keteknikan Pertanian Tropis dan
dan cahaya buatan terhadap pertumbuhan Biosistem Vol. 3, No. 3. Malang
sayuran dapat meningkatkan laju Mulyadi. 2005. Pengaruh teknologi pemupukan
pertumbuhan dan produktivitas sayuran di bersama gelombang suara (sonic bloom)
Indonesia. terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan semaiAcacia Mangium
SIMPULAN Willd. Jurnal Manajemen Hutan
Tropika. Vol.11(1): 67-75
Simpulan dari penelitian ini Pertamawati. 2010. Ekologi Tanaman.
mengidentifikasikan bahwa pertama Jakarta: Rajawali press.
pemaparan suara music selama 9 jam, Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis
dimana perlakuan di bagi menjadi dua terhadap Pertumbuhan Tanaman
selang waktu, yaitu 5 jam pada pagi hari Kentang (Solanum tuberosum L.)
mulai jam 04.30 hingga jam 09.30 dan 4 jam dalam Lingkungan Fotoautotrof
pada sore hingga malam mulai jam 16.00 Secara Invitro. Jurnal Sains dan
hingga jam 20.00. Pemaparan sonic bloom ini Teknologi Indonesia 12(1): 31-37.
Jakarta
memancarkan gelombang frekuensi antara
Prasetyo, Joko. 2014. Efek Paparan Musik
3.500-5.000 Hz dengan menggunakan musik
dan Noise pada Karakteristik
gamelan.
Morfologi dan Produktivitas
Kedua, melakukan pemaparan cahaya
Tanaman Sawi Hijau (Brassica
monokrom yang dilakukan pada selang
Juncea). Jurnal Keteknikan
waktu tiga jam mulai jam 17.00-21.00
Pertanian Vol. 2, No. 1. Bogor
diharapkan dapat meningkatkan laju
Syafriyudin dan Novani Thabita Ledhe.
pertumbuhan dan produktivitas sayuran
2015. Analisis Pertumbuhan
diatas 20%. Sehingga, pada penelitian ini
Tanaman Krisan pada Variasi
menanam sayuran dengan menggunakan
Warna Cahaya Lampu LED. Jurnal
dua perlakuan diatas tanaman dapat tumbuh
Teknologi 8(1): 83-87. Yogyakarta
dengan optimum.
Syariyudin, N.T. (2015) “Analisis
Pertumbuhan Tanaman Krisan pada
DAFTAR PUSTAKA
Variabel Warna Cahaya”. Jurnal
Teknologi. 1, 83-87.
280
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Umaina Dwi Marlia1*, I Putu Yudistira Deva Sidhaprana2, Diniyah Lailatur Rosyidah3,
I Putu Indra Matarisvan4
ABSTRAK
ABSTRACT
Global warming is a process of increasing temperature that occur around the world, because of the
lack of human in managing the existing resources on earth. One of the factors causing global warming is
the smoke of motor vehicles where the data obtained from Astra Honda Motor mention smoke vehicles
containing Carbon Monoxide (CO), Nitrogen Oxide (NOX), Carbon Dioxide (CO2), Carbon (C), Water
(H2O) , And Nitrogen (N2), in addition if excessive CO2 gas in air, can reduce the freshness and
cleanliness of the air we breathe.CO2 gas can also be air polluted if the levels in the air are excessive, because
if air contains excess of CO2 gas, more than 1000 ppm, can cause health problems. Technology is a CO2
converter to O2 where it utilizes chlorella sp algae as absorbent, the process of this technology is converting
281
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
CO2 to O2 with chlorella sp media as absorbent made into silica gel and addition of sponge steel to reduce
temperature on exhaust. The purpose of this program is to find out the method of manufacture and testing.
The method of this research describe on design stage, the stage of manufacture and testing phase. The
design stage through the tool design approach, testing parameters on this technology is the large efficiency
of oxygen output and conversion time. Design in addition to chlorella sp algae also added sponge steel on
the exhaust.
282
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
oksigen di dalam tubuh manusia antara lain pada sistem pengurangan konsentrasi gas
untuk menjalankan fungsi otak dibutuhkan polutan yaitu input, proses, dan output
oksigen 20%, jantung membutuhkan oksigen (Rezki et al, 2016 ).
5%, otot memerlukan 15% oksigen, ginjal
memerlukan asupan oksigen 20%, usus BAHAN DAN METODE
membutuhkan oksigen 35%, tulang, kulit, dll
memerlukan asupan 10% oksigen (Mistra, Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2008). Pembuatan alat dilaksanakan di
Fotosintesis dapat digambarkan Laboratorium Mekatronik Alat dan Mesin
sebagai reaksi reduksi oksidasi yang Agroindustri Jurusan Keteknikan Pertanian
dikendalikan oleh energi cahaya diserap oleh Universitas Brawijaya. Proses pembuatan
klorofil, dimana CO2 dan air dikonversi alat ini akan dilaksanakan selama lima bulan
menjadi karbohidrat dan O2. Konversi dalam rentang waktu Maret 2016 sampai Juli
tersebut dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu 2016.
reaksi terang dan reaksi gelap. Pada tahap
reaksi terang yang berlangsung dalam Alat dan Bahan
membran fotosintesis energi cahaya Dalam melaksanakan program ini,
dikonversi menjadi energi kimia yang terdiri menggunakan alat dan bahan untuk
dari NADPH2 dan ATP. Kemudian pada menunjang pembuatan alat pengubah CO2
tahap reaksi gelap, yang berlangsung dalam menjadi O2 di knalpot. Peralatan yang
stroma, NADPH2 dan ATP dimanfaatkan digunakan adalah gerinda, mesin bor, solder,
sebagai reduktor biokimia untuk mengubah mesin las, meteran. Bahan utama yang
CO2 menjadi karbohidrat (Abdurrachman et digunakan untuk pembuatan alat adalah
al, 2013). stainless steel 316 karena tahan terhadap
Mikroalga Chlorella Sp korosi dan chorella sp sebagai absorbent.
Mikroalga adalah tumbuhan Sedangkan bahan penunjang lainnya adalah
mikroskopis yang menggunakan karbon kain filter, sponge, natrium silikat,sponge steel,
dioksida sebagai sumber karbon, merupakan dan bahan-bahan lain untuk pengental
salah satu organisme yang dapat tumbuh chlorella sp.
rentang kondisi yang luas dipermukaan
bumi (Dyah, 2011). Menurut (Dyah, 2011) Metode Kegiatan
chlorella sp merupakan mikroalga uniseluller Alat ini memiliki bagian serta fungsi
yang berwarna hijau dan berukuran masing-masing dimana panjang dari alat ini
mikroskopis, diameternya berukuran 3-8 sendiri 7 cm yang terbuat dari plat perforasi
mikrometer, berbentuk bulat atau bulat telur berfungsi agar lebih efisien dalam
tidak mempunyai flagela sehingga tidak bisa penyaringannya di dalam, selanjutnya ada
bergerak aktif. saringan dibuat dari sponge untuk
Cara kerja ditempatkannya chlorella sp sebagai
Penelitian ini dilakukan dengan cara absorbent, yang digunakan untuk mengubah
menglirkan asap CO2 menuju absorbent CO2 (karbon dioksida) menjadi O2 (oksigen).
Chorella Sp melalui knalpot kemudian asap
CO2 yang telah melalui absorbent tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum dialirkan, diambil sampel CO2
untuk dianalisa kadarnya sebelum Polusi udara adalah masalah utama
perlakuan.Kemudian gas yang sudah bagi warga kota. Gas-gas yang dihasilkan
melewati Chlorella Spakan keluar melalui oleh industri dan kendaraan bermotor
ujung knalpot dengan kadungan CO2 yang membuat sesak napas dan menutupi jarak
berkurang. pandang pengguna jalan raya. Gas-gas yang
Pada pembuatan rancang bangun menyumbang polusi udara mengandung
yang telah dilakukan dibuat alat pengubah bahan-bahan kimia yang berbahaya,
CO2 menjadi O2 dengan rancangan diantaranya CO, Pb, jelaga, NO2, CO2, HC,
perangkat keras dan perangkat lunak. Desain SO2. Gas yang dihasilkan oleh pembakaran
ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada knalpot adalah CO, CO2, NOx dan HC.
CO2 merupakan gas yang dihasilkan dari
283
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
pembakaran yang sempurna dan sangat bising. Untuk meredam suara gas sisa
menyebabkan pemanasan global. Sehingga pembakaran yang keluar dari ruang bakar
untuk menurunkan kadar CO2 dirancang tidak langsung dilepaskan ke udara, gas
sebuah alat untuk konversi CO2 menjadi O2 buang disalurkan dahulu ke dalam peredam
berbasis chlorella sp. suara atau muffler yang berada di dalam
Berdasarkan desainnya alat knalpot (Meriyanto, 2013).
pengubah CO2 menjadi O2 ini memiliki Absorbent yang digunakan chlorella sp
bagian serta fungsi masing-masing dimana memiliki sifat semakin tinggi suhu maka laju
panjang dari alat ini sendiri 7cm yang terbuat reaksi semakin besar, dengan suhu
dari plat perforasi, ada saringan dibuat dari optimumnya 23-35°C (Ni’matulloh, 2012).
sponge untuk ditempatkannya chlorella sp
sebagai absorbent, yang digunakan untuk SIMPULAN
mengubah CO2 (karbon dioksida) menjadi O2
(oksigen). Bagian-bagian dari alat ini sendiri Gas yang dihasilkan oleh
ada knalpot dan lubang knalpot sebagai pembakaran pada knalpot adalah CO, CO2,
tempat keluar gas buang kendaraan, NOx dan HC. CO2 merupakan gas yang
saringan sambungan yang berfungsi sebagai dihasilkan dari pembakaran yang sempurna
penyaring dan ditempatkannya chlorella sp. dan menyebabkan pemanasan global.
Pada lubang knalpot dan saringan Sehingga dirancang sebuah alat untuk
sambungan dibuat ulir untuk konversi CO2 menjadi O2 berbasis chlorella sp.
mempermudah pemasangan, kemudian Chlorella sp memiliki sifat semakin tinggi
bagian yang terakhir ada bagian pengeluaran suhu maka laju reaksi semakin besar, dengan
yaitu tempat keluarnya gas buang yang suhu optimumnya 23-35°C
sudah berkurang kandungan CO2nya.
UCAPAN TERIMA KASIH
284
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
285
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Maria Florencia Puspitasari Schonherr1, Sri Mursidah2, Ani Masruroh 1, Rika Anisa Anggraeni1,
Yunita Khilyatun Nisak1, Endrika Widyastuti1*
Keracunan pangan dapat disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi bakteri patogen.
Salah satu bakteri patogen yang sering menyebabkan keracunan pangan ialah Salmonella. Bakteri
Salmonella menjadi penyebab dari 16,6 juta kasus keracunan dan 600.000 kasus kematian di
seluruh dunia tiap tahunnya. Lebih dari 44% penyakit Salmonellosis disebabkan karena konsumsi
telur. Metode pendeteksian yang ada selama ini memerlukan waktu yang lama serta peralatan
dan bahan yang banyak sehingga dibutuhkan sebuah alat pendeteksian yang lebih cepat dan
praktis. Rapid Salmonella Detector didesain khusus untuk mendeteksi salmonella pada telur
menggunakan prinsip immunosensor yaitu biosensor yang menggunakan interaksi antigen-
antibody. Prinsip Kerja Rapid Salmonella Detector adalah antigen spesifik pada Salmonella akan
berikatan dengan antibodi sekunder ber-tag alkaline phospatase yang telah diimobilisasi di kertas
nitrocellulose, kemudian antibodi yang membawa antigen akan merambat dan memasuki zona
hasil dan bereaksi dengan antibodi primer yang dengan penambahan substrat BCIP akan
membentuk pola berwarna biru yang dapat dilihat secara langsung. Melalui teknologi ini,
diharapkan dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam upaya menjaga dan
meningkatkan keamanan pangan terutama di Indonesia
ABSTRACT
286
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
287
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
288
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
289
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Email: dhp030894@gmail.com
Jl. Veteran, Lowokwaru, Malang
ABSTRAK
Tebu sebagai bahan baku pembuatan gula, berperan sebagai komoditas pokok
penunjang perekonomian nasional sekaligus sumber penghidupan bagi jutaan petani. Selama ini
petani dan pabrik menentukan harga tebu dengan menggunakan system bagi hasil berdasarkan
besarnya rendemen sementara tebu setelah diukur di laboratorium pabrik. Nilai rendemen
sementara tebu menunjukkan kadar gula dalam tebu. Masalah yang sering muncul antara petani
dan pabrik gula adalah bias dalam pengukuran rendemen sementara. Dalam rangka
mewujudkan transparansi antara petani dan pabrik, diperlukan hitung cepat nilai pol dan brix
untuk menentukan perkiraan rendemen sementara secara cepat. BIOELCITY sebagai alat
pengukuran pol dan brix terdiri dari rangkaian pengukur sifat biolistrik (kapasitansi dan
resistensi) pada frekuensi rendah dilanjutkan prediksi pol dan brix tebu dilakukan menggunakan
Artificial Neural Network dengan algoritma backpropagation yang membandingkan data sifat
dielektrik tebu dengan nilai pol dan brix tebu sejenis sebagai pembanding. Frekuensi yang
digunakan pada pengambilan data dielektrik adalah 100, 120, 1000, dan 10000 Hz sehingga
BIOELCITY bekerja berdasarkan frekuensi tersebut. Alogaritma backpropagation yang
digunakanterdiriatas 4 lapisan (layer), 1 lapisan input 2 lapisan tersembunyi (hidden layer) dan 1
lapisan. Hasil output yang didapat diinterface menjadi nilai pol dan brix yang dapat menjadi tolok
ukur nilai rendemen sementara tebu.
Kata Kunci: Artificial neural network, Biolistrik, Brix, Deteksi cepat, Pol
ABSTRACT
Sugar cane as a raw material for making sugar, serves as a basic commodity supporting
the national economy as well as a source of livelihood for millions of farmers. During this time
farmers and factories determine the price of sugarcane by using a profit-sharing system from the
yield of sugar cane while it is offset by the factory. The value of rendement while cane shows sugar
in sugarcane. The problem that often arises between farmers and sugar factories is the bias in the
measurement of the temporary yield. In order to realize transparency between farmers and
factories, fast and fast calculation is required. BIOELCITY as a pol and brix measurement tool
consists of measuring the properties of biolistrik (capacitance and resistance) at low frequencies
in order to predict polarity and polarization using using Artificial Neural Networks with
backpropagation algorithm comparing data of dielectric properties of sugar cane with similar pol
and sugarcane brix grades as comparison. The frequency used in the dielectric data is 100.120,
1000, and 10000 Hz so that BIOELCITY works on that frequency. The backpropagation
algorithm used is 4 layers (layer), 1 input layer 2 hidden layer (hidden layer) and 1 layer. The
obtained outputs are interfaced into pol and brix values that can be benchmarks of the yield value
while cane.
Keywords: Artificial neural network, Biolistrik, Brix, Detection fast, Pol
290
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
291
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
292
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
Nilai Biolistrik
kapasitor lebih cepat sehingga terjadi 3.00E-06
pengurangan densitas muatan yang besar di
paralel plate. Menurut Juansah (2012) ketika 2.00E-06
kapasitor belum terisi penuh dan arus listrik 1.00E-06
telah berbalik arah maka jumlah muatan Rs
yang tersimpan akan berkurang. 0.00E+00
293
Prosiding Simposium Nasional “Contribute Youth Innovation To Be Part of Magnificent Journey for
SDG’s 2030”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 17 Mei 2017
SIMPULAN
294