Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
X AKL 1
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia, rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami masih diberi kesempatan dalam menulis dan mengerjakan
makalah ETIKA PROFESI.
Makalah ini kami susun untuk melengkapi kegiatan pembelajaran Etika Profesi yang
ditugaskan oleh guru pembimbing sesuai dengan Kurikulum 2013 (KI-KD 2017). Kami harap makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Sumarlik selaku guru pembimbing
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan serta
wawasan kami.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membagi informasi
sebagian pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Namun, kami sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami
meminta maaf bila adalah salah penulisan kata. Sehingga kami menantikan kritik dan saran dari
pembaca agar makalah ini sempurna.
KELOMPOK 5
X AKL 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
i. LATAR BELAKANG
ii. RUMUSAN MASALAH
iii. TUJUAN
KOMUNIKASI BISNIS
PENUTUP
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
i. LATAR BELAKANG
Kesehatan kerja merupakan upaya penyerasian antara kapasitas, beban, dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang
optimal. Tindakan nyata dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi
permasalahan, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian. Sasaran
kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek kesehatan dari pekerja itu sendiri.
Semakin meningkatnya aktivitas industri, semakin banyak pula inovasi dan
perubahan teknologi yang diterapkan dalam industri. Terkadang penerapan inovasi tersebut
membawa dampak yang kurang baik terhadap kesehatan pekerja. Beberapa pola
penyakit/kasus-kasus penyakit karena hubungan pekerjaan. Beberapa contoh fisik (panas,
bising, radiasi), faktor mekanik (proses kerja, peralatan), dan faktor kimia. Banyak dari
perubahan ini yang tidak disadari oleh para pekerja dan bahkan dibiarkan begitu saja.
Walaupun mengetahui pendekatan pemecahan masalahnya hanya dari segi kuratif dan
rehabilitatif saja tanpa adanya langkah promosi pencegahan.
Komunikasi sejak lama menjadi kunci keberhasilan berinteraksi dalam kehidupan
dunia kerja. Bila komunikasi berjalan efektif, arus informasi dalam dunia kerja pun akan
berjalan dengan lancar, sehingga dapat mempercepat proses penyelesaian suatu pekerjaan.
Sebaliknya, jika komunikasi terhambat, arus informasi pun tersendat, dan akhirnya tentu
akan membuat suatu pekerjaan juga terlambat diselesaikan. Maka dari itu, bagi yang akan
memasuki dunia kerja harus memahami bahwa efektivitas dalam komunikasi itu penting
untuk menjalin hubungan yang sehat.
Menguasai praktik komunikasi dengan baik merupakan keterampilan yang penting
dalam hidup manusia. Bagian terpenting dalam berkomunikasi bukanlah sekadar apa yang
ingin kita sampaikan, tetapi karakter kita akan menentukan bagaimana kita menyampaikan
pesan kepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat
yang disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi, dalam komunikasi yang
baik terbangun dari penggabungan beberapa unsur. Hal ini terkadang kurang diperhatikan
dan akhirnya menjadi hambatan.
Tahukah Anda lingkungan kerja sangat berpengaruh bagi kesehatan para pekerja ? Pada usia
produktif manusia banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja. Lingkungan kerja yang layak
untuk bekerja akan mendukung tingkat kesehatan pekerja yang akan berimbas pada
produktivitasnya. Selain itu, perlu adanya standarisasi lingkungan kerja yang sehat. Seperti apa hal-
hal yang perlu diperhatikan untuk mengupayakan kesehatan pekerja di lingkungan kerja ? Cermat
bab ini dengan baik !
Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis kesehatan di lingkungan kerja.
Kata Kunci
ADP
Determinan
Ergonomi
K3
Kesehatan
Standar Kesehatan
Stres
PETA KONSEP
Teori K3
Tujuan
Syarat Kesehatan
Lingkungan Kerja
Kesehatan di Lingkungan
Kerja
Alat-Alat Pelindung
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Determinan Kesehatan
Kerja
Ergonomi
Kesehatan kerja merupakan upaya penyerasian antara kapasitas, beban, dan lingkungan
kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal. Tindakan nyata dari
upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi, dan dilanjutkan
dengan tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek
kesehatan dari pekerja itu sendiri.
A. SEKILAS TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
Berdasarkan WHO (World Health Organization) pengertian kesehatan lingkungan adalah
suatu kesinambungan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungannya supaya
dapat menjamin keadaan kesehatan manusia. Sedangkan menurut HAKLI (Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia), kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Selanjutnya pengertian lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
pekerja dan memengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Pendapat
lain juga mengatakan bahwa lingkungan kerja berupa keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi, metode kerjanya, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, serta pengaturan
kerjanya baik bagi perseorangan maupun tim kerja.
1. Teori K3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu sistem program yang dibuat bagi
pekerja dan pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Upaya yang dilakukan dengan
cara mengidentifikasi hal-hal yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja, penyakit
akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif.
K3 berupa hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja dalam lingkungan
perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya. Memahami arti
kesehatan dan keselamatan kerja ketika menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi
perusahaan.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan berkewajiban
menjalankan prinsip K3 di lingkungan perusahaannya. Perlu dipahami juga bahwa ide
tentang K3 sebenarnya sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun silam, tetapi masih ada saja
pekerja dan perusahaan yang belum menerapkan sistem K3 dengan peningkatan kinerja
perusahaan. Lebih parahnya mereka melihat peralatan K3 seperti sesuatu yang mahal dan
seakan-akan hanya menambah biaya dan mengganggu proses kinerja.
2. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dan lingkungan
kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan
yang tujuannya sebagai berikut :
a. Meningkatkan kesehatan dan memelihara di semua lapangan kerja baik fisik, mental
maupun kesejahteraan sosialnya
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan kerja pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya.
c. Memberikan perlindungan bagi para pekerja ketika menyelesaikan pekerjaannya
dari adanya bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko kecelakaan.
d. Mencegah dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja.
3. Tujuan
Secara umum kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya (fisik, mental, sosial) bagi pekerja dan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan
tersebut melalui usaha-usaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap penyakit-penyakit
tertentu/gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.
Tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagai berikut :
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit/kecelakaan akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
d. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
kerja.
e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya
pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
f. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin timbul dari produk-produk
perusahaan.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan produktivitas seoptimal mungkin.
b. Meningkatkan status kesehatan pekerja sehingga dapat meningkatkan efisiensi.
c. Meningkatkan keuntungan perusahaan (aspek ekonomi).
d. Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
a. Air Bersih
Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia,
mikrobiologi dan radio aktif sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Air bersih merupakan air kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air
bersih dan dapat diminum apabila dimasak yang dipergunakan untuk keperluan sehari-
hari.
b. Udara Ruangan
Suhu dan kelembapan yang ditetapkan untuk area perkantoran adalah sebagai berikut.
c. Debu dikontrol dengan selalu dipel dengan kain basah atau vacuum pump.
d. Pertukaran udara dengan cara menggunakan AC atau ventilasi minimal 15% dari
luas lantai.
c. Limbah
1) Limbah padat/sampah
Setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah dari bahan yang kuat.
2) Limbah cair
d. Pencahayaan di Ruangan
e. Kebisingan di Ruangan
f. Getaran di Ruangan
Tingkat getaran maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan karyawan harus memenuhi
syarat No. FREKUENSI TINGKAT GETARAN MAKSIMAL (dalam mikron = 10 -6 M)
g. Radiasi di Ruangan
Tingkat radiasi medan listrik dan medan magnet listrik di tempat kerja adalah sebagai
berikut.
1) Medan listrik.
h. Vektor Penyakit
a) Indeks lalat: maksimal 8 ekor/fly grill (100 x 100 cm) dalam pengukuran 30
menit.
Bangunan harus kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan
kesehatan dan kecelakaan. Lantai yang berkualitas baik terbuat dari bahan yang kuat,
bersih, kedap air, permukaan rata, dan tidak licin.
j. Toilet
Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria. Setiap kantor harus
memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban, dan peturasan minimal.
k. Instalasi
Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria. Setiap kantor harus
memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban, dan peturasan minimal.
Alat pelindung diri (APD) merupakan seperangkat alat yang dipersiapkan oleh perusahaan
untuk tenaga kerja demi melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha
melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik. Tetapi, dengan memakai APD bukanlah tindakan pengganti dari
kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Kegunaannya melindungi kepala terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dan lain-lain.
Terbuat dari bahan polyethylene, plastik, katun, aluminium dan bahan sintetis lainnya.
Berikut beberapa contoh alat pelindung kesehatan dan keselamatan kerja.
a. Pelindung Wajah
Alat ini digunakan untuk melindungi bagian kepala pekerja dari kemungkinan benturan
dan kejatuhan benda.
c. Pelindung Mata
Kegunaannya melindungi mata dari loncatan bunga api, loncatan benda-benda kerja,
percikan bahan kimia dan sinar yang bersifat keras.
d. Pelindung Telinga
Memiliki kegunaan melindungi pendengaran petugas dari suara keras yang melampaui
batas kekuatan pendengar dengan spesifikasi sesuai tempat kerja Pelindung telinga ini
terbuat dari karet.
e. Pelindung Kaki
Kegunaannya melindungi kaki terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas, dan lain-
lain. Spesifi standarnya harus memiliki daya sekat 1-6 kV, 6-20 kV dan terbuat dari bahan
kanvas, karet, kulit, dan bahan sintesis lainnya.
f. Pelindung Tangan
Kegunaannya melindungi tangan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dan lain-
lain, dengan spesifikasi daya sekat 1.000 Volt, 1-6 kV, 6 k V. Terbuat dari bahan katun,
nilon, kanvas, kufit, karet, lapisan asbes dan bahan sintetis lainnya dan memiliki ukuran
pendek dan panjang.
g. Pakaian Pelindung
Kegunaannya melindungi badan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dan lain-
lain. Terbuat dari bahan katun, karet, neoprene, polveethane, campuran/ lapisan sabes,
timah hitam dan bahan sintesis lainya. Pakaian kerja harus dianggap sebagai alat
pelindung diri. Pakaian kerja khusus pria yang mengoperasikan mesin harus sesuai
dengan pekerjaannya. Pakaian kerja wanita sebaiknya berbentuk celana panjang, baju
yang pas, tutup rambut dan tidak memakai perhiasan-perhiasan. Pakaian kerja khusus
untuk pekerjaan dengan sumber bahaya tertentu seperti:
3) Terhadap cairan dan bahan-bahan kimiawi, pakaian terbuat dari plastik atau
karet.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Beban kerja yang terlalu berlebihan
akan mengakibatkan pekerja mengalami gangguan atau penyakit. Lingkungan kerja misalnya
panas, bising debu, zat-zat kimia dan lain-lain ini dapat menjadi beban tambahan terhadap
pekerja. Dan hal ini juga dapat menambah beban kerja yang dapat mengakibatkan gangguan
dan penyakit.
b. Evaluasi lingkungan kerja. Ini merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya
potensi yang dapat menimbulkan bahaya.
Mencapai tingkat kesehatan kerja yang setinggi-tingginya merupakan tujuan akhir kesehatan
kerja. Oleh karena itu, diperlukan suatu prakondisi yang menguntungkan bagi para pekerja.
Prakondisi ini yang disebut sebagai determinan kesehatan kerja, yaitu sebagai berikut.
a. Beban Kerja
1) Berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis
pekerjaan si pelaku.
2) Seharusnya, penempatan seorang pekerja atau karyawan disesuaikan dengan beban
optimum yang sanggup dilakukannya. Selain didasarkan pada beban optimum, juga
dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan, motivasi dan sebagainya.
b. Beban Tambahan
a) Faktor fisik: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang panas,
suara yang bising, dan lain-lain.
b) Faktor kimia: bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja, misalnya bau gas,
uap atau asap, debu.
d) Faktor fisiologis: peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh
(ergonomic), misalnya meja atau kursi yang terlalu tinggi.
e) Faktor sosial-psikologis: suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya ada gosip,
klik, cemburu.
c. Kemampuan Kerja
2) Kapasitas merupakan kemampuan yang dibawa dari lahir oleh seseorang, yang
terbatas, atau suatu wadah kemampuan yang dipunyai oleh masing-masing orang.
3) Kapasitas kerja sangat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti gizi dan kesehatan
ibu, genetik, dan lingkungan.
6. Ergonomi
Kata "Ergonomik” berasal dari Bahasa Yunani, yaitu "Ergon" dan "Nomos". Ergon bermakna
kerja dan Nomos berarti hukum. Jadi pengertian Ergonomi itu sendiri secara garis besar
adalah "Studi tentang manusia untuk menciptakan sistem kerja yang lebih sehat, aman dan
nyaman". Tujuan dari ergonomi adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling
serasi antara sub-sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Seorang
praktisi bidang kesehatan khususnya kedokteran harus memahami tujuan mempelajari
ergonomi. Dengan memahami tujuan ergonomi dalam lingkungan kerja, praktisi kesehatan
akan terhindar dari musculoskeletal disorders (MSDs). Tentunya efek jangka panjangnya
adalah praktisi dapat bekerja lebih lama tanpa mengganggu produktivitas kerja praktisi
dalam bekerja.
a. Penyesuaian antar peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang digunakan,
bukan hanya fisik tetapi juga kemampuan intelektual. Ditujukan untuk mencegah
kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat tersebut.
b. Kecocokan antara peralatan kerja dan tenaga kerja akan mencegah kelelahan
sehingga lebih efisien dan memperoleh produktivitas kerja yang tinggi.
Stres merupakan suatu kondisi yang sering dialami hampir semua pekerja dan dapat
disebabkan lingkungan kerja yang kurang baik. Stres di lingkungan kerja tidak dapat
dihindari, tetapi dapat dikelola, diatasi atau dicegah. Untuk mengelola stres, pertama harus
mengidentifikasi sumber atau penyebab stres tersebut. Faktor-faktor stres adalah sebagai
berikut.
a. Faktor internal dari dalam diri pekerja, misalnya kurangnya rasa percaya diri, kurangnya
kemampuan dalam melakukan pekerjaan, dan lain-lain.
b. Faktor eksternal: faktor lingkungan kerja. Yang termasuk lingkungan kerja yaitu
mencakup lingkungan fisik dan sosial (masyarakat kerja). Lingkungan fisik seperti tempat
kerja yang tidak higienis, kebisingan yang tinggi, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan
sosial adalah pemimpin yang otoriter, persaingan kerja yang tidak sehat, adanya klik di
lingkungan kerja, dan lain-lain.
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman, serta nyaman merupakan hal yang
diinginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan
hal yang sangat penting dalam memengaruhi sosial, mental, dan fisik dalam kehidupan pekerja. Apa
jadinya jika tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat ? Itu dapat meningkatkan angka
kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan,
dan banyak lagi dampak negatif lainnya. Apa saja penyakit yang mungkin muncul akibat kerja ?
Simaklah dalam bab ini dengan baik !
Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis penyakit akibat kerja.
Kata Kunci
Pajanan
Pencegahan
Pengobatan Diagnosis
Penyakit
PETA KONSEP
Pajanan Berbahaya
Sekilas tentang Penyakit
Akibat Kerja
Klasifikasi Penyakit Akibat
Kerja
Pencegahan Penyakit
Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja dan
Penanganannya
Perawatan dan Pengobatan
Semakin meningkatnya aktivitas industri, semakin banyak pula inovasi dan perubahan
teknologi yang diterapkan dalam industri. Terkadang penerapan inovasi tersebut membawa dampak
yang kurang baik terhadap kesehatan pekerja. Beberapa pola penyakit/kasus-kasus penyakit karena
hubungan pekerjaan. Beberapa contoh fisik (panas, bising, radiasi), faktor mekanik (proses kerja,
peralatan), dan faktor kimia. Banyak dari perubahan ini yang tidak disadari oleh para pekerja dan
bahkan dibiarkan begitu saja. Walaupun mengetahui pendekatan pemecahan masalahnya hanya dari
segi kuratif dan rehabilitatif saja tanpa adanya langkah promosi pencegahan.
1. Pajanan Berbahaya
Pajanan berbahaya yang dimaksud oleh Work place Safety and insurance Board (2005),
antara lain :
a. Debu, gas, atau asap.
b. Suara/ kebisingan (noise).
c. Bahan toksik (racun).
d. Getaran (vibration).
e. Radiasi.
f. Infeksi kuman atau dingin yang ekstrem.
g. Tekanan udara tinggi atau rendah yang ekstrem.
2. Klasifikasi Penyakit Akibat Kerja
Dalam menjalani profesinya di perusahaan seorang pekerja pasti berisiko tertimpa
kecelakaan atau penyakit akibat kerja. WHO membedakan empat kategori penyakit akibat
kerja, yaitu :
a. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misal pneumonosiosis.
b. Penyakit yang salah satunya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya karsinoma
bronkhogenik.
c. Penyakit yang salah satu penyebab munculnya adalah pekerjaan.
d. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya,
misalnya asma.
Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki
banyak kegiatan industri dan teknologi, diantaranya :
a. Penyakit Silikosis.
Penyakit silikosis dapat muncul karena pencemaran udara yang mengandung debu silika
bebas, berupa SiO2 dan terhisab ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu
silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekiar 2-4 tahun.
Penyakit silikosis ditandai dengan sasak napas yang disertai dengan batuk batuk. Batuk
ini sering kali tidak disertai dengan dahak. Tingkat keparahan penyakit silikosis sedang,
gejalanya n berupa sesak napas yang disertai batuk.
b. Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara.
Asbes adalah campuran dari berbagai silika, namun yang paling utama adalah
magnesium silikat. Debu asbes yang terhirup pekerja dalam jumlah banyak akan
mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari
penderitanya akan tampak membesar/melebar.
c. Penyakit Bisinosis
Penyakit bisinosis merupakan penyakit pneumoconiosis yang muncul akibat terhirupnya
debu kapas atauserat kapas. Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas,
terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin. Akibat masuknya debu kasar ke
dalam paru-paru reaksi alergi menjadi gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah
lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis
kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema
d. Penyakit Antrakosis
Penyakit antrakosis merupaka penyakit yang menyerang saluran pernapasan sebagai
akibat terhirupnya debu batu bara. Seperti halnya penyakit silikosis dan juga penyakit-
penyakit pnuemoconiosis lainnya penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa
sesak napas.
e. Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar dengan debu logam berilium, baik berupa logam murni, oksida,
sulfat maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran
pernapasan yang disebut beriliosis. Udara yang mengandung debu logam tersebut dapat
menyebabkan bronchitis, nasoparingtis dan pneumonitis. Gejala awal ditandai dengan
gejala sedikit demam, batuk kering, dan sesak napas. Penyakit ini ditandai dengan gejala
mudah lelah, berat badan yang menurun, dan sesak napas.
Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja bukan
menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan buku pengantar penyakit
akibat kerja, diantaranya :
a. Terapi medikamentosa
Terapi medikamentosa yaitu terapi dengan menggunakan obat-obatan sebagai berikut
1. Terhadap kausal (bila mungkin)
2. Pada umumnya penyakit kerja ini bersifat ireversibel, sehingga terapi hanya secara
simptomatis saja.
b. Terapi okupasia
1. Pindah ke bagian yang tidak terpapar
2. Laksanakan langkah kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik pribadi
Pendekatan sistematis tersebut dapat dilakukan seperti tujuh langkah diagnosis berikut :
Tahukan Anda bagaimana seorang konsumen dapat mengetahui suatu produk ? Disinilah
peran seorang penjual atau pramuniaga dalam berkomunikasi menjadi alat promosi yang efektif
untuk memengaruhi minat calon pembeli/pelanggan dalam berbelanja. Lantas dalam lingkup yang
lebih besar bagaimana melakukan komunikasi tersebut dengan benar supaya memperoleh rekanan
bisnis ? Secara umum komunikasi bisnis merupakan pertukaran gagasan, informasi, pendapat, dan
instruksi yang mempunyai tujuan tertentu yang disajikan secara personal ataupun impersonal
melalui simbol-simbol atau sinyal-sinyal untuk keperluan bisnis. Supaya lebih jelas, simaklah bab ini
dengan baik !
Kompetensi Dasar
3.8 Menerapkan komunikasi bisnis.
Kata Kunci
Komunikasi Bisnis
Komunikasi Efektif
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Verbal
PETA KONSEP
Tujuan Komunikasi
Mengenal Komunikasi
Macam-Macam Komunikasi
Secara Umum
Unsur-Unsur Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Bisnis
Komunikasi Bisnis
Komunikasi sejak lama menjadi kunci keberhasilan berinteraksi dalam kehidupan dunia kerja.
Bila komunikasi berjalan efektif, arus informasi dalam dunia kerja pun akan berjalan lancar, sehingga
dapat mempercepat proses penyelesaian suatu pekerjaan. Sebaliknya, jika komunikasi terhambat,
arus informasi pun tersendat, dan akibatnya tentu akan membuat suatu pekerjaan juga terlambat
diselesaikan. Maka dari itu, bagi yang akan memasuki dunia kerja harus memahami bahwa
efektivitas dalam komunikasi itu penting untuk menjalin hubungan yang sehat.
1. Tujuan Komunikasi
Tujuan tersebut tidak perlu dikemukakan secara sadar, juga tidak perlu mereka yang terlibat
menyepakati bersama tentang tujuan komunikasi. Berikut beberapa tujuan komunikasi
secara umum.
a. Berhubungan
Salah satu tujuan komunikasi yang paling kuat yaitu untuk membina dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi untuk
membina dan memelihara hubungan sosial.
b. Meyakinkan
Dalam pertemuan sehari-hari dengan orang lain kita berusaha mengubah sikap dan
perilaku orang lain. Melalui komunikasi tersebutlah secara tidak sadar kita memengaruhi
orang lain, misalnya mengajak mereka melakukan sesuatu, membaca buku, mengambil
mata kuliah tertentu, menyetujui atau mengecam gagasan tertentu, meyakini bahwa
sesuatu itu salah atau benar, dan lain-lainnya.
c. Mengenal Diri
Apabila sedang berkomunikasi dengan orang lain, Anda akan belajar mengenai diri
sendiri selain juga tentang orang lain. Kebanyakan, persepsi tentang diri akan ditemukan
dari apa yang telah dipelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama komunikasi.
Konsep tersebut akan ditemukan khusus dalam perjumpaan-perjumpaan antarpribadi.
d. Bermain
Dalam berkomunikasi kita dapat menggunakannya untuk bermain dan menghibur diri.
Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film sebagian besar untuk
hiburan. Begitu juga banyak orang menggunakan komunikasi rancang untuk menghibur
orang lain (menceritakan hal-hal yang lucu, sesuatu yang baru, dan mengaitkannya
dengan cerita-cerita yang menarik).
2. Macam-Macam Komunikasi
Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan komunikasi satu sama lain sesuai dalam
konsep manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk selalu berhubungan
dengan sesamanya. Akan tetapi, tidak semua orang memiliki keterampilan yang baik dalam
berkomunikasi. Oleh karena itu, perlu dikenali berbagai cara penyampaian informasi.
a. Berdasarkan Jumlah yang Berkomunikasi
Komunikasi menurut jumlah yang berkomunikasi, dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Komunikasi perseorangan.
2) Komunikasi kelompok.
b. Berdasarkan Perilaku
Komunikasi menurut perilaku dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Komunikasi informal.
2) Komunikasi formal.
3) Komunikasi nonformal.
c. Berdasarkan Maksud Komunikasi
Berdasarkan maksudnya komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Wawancara.
2) Memberi perintah atau tugas.
3) Berpidato.
4) Memberi ceramah.
5) Memberi prasaran.
Komunikasi jenis ini sangat membutuhkan inisiatif komunikator, demikian pula
kemampuan komunikator sangat memegang peranan keberhasilan proses
komunikasinya.
d. Berdasarkan Cara Penyampaian
Menurut cara penyampaian, informasi dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Komunikasi Lisan
a) Terjadi secara tidak langsung.
b) Terjadi secara langsung.
2) Komunikasi Tertulis
a) Naskah
b) Gambar dan foto
e. Berdasarkan Kelangsungannya
Menurut kelangsungannya, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Komunikasi langsung.
2) Komunikasi tidak langsung
f. Berdasarkan Ruang Lingkup
Menurut ruang lingkupnya, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Komunikasi Internal
Komunikasi jenis ini berlangsung antara anggota organisasi atau perusahaan
tersebut saja. Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut.
a) Komunikasi horizontal.
b) Komunikasi vertikal.
c) Komunikasi diagonal.
2) Komunikasi Eksternal
Komunikasi ini berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak
masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan. Komunikasi dengan
pihak luar dapat berbentuk sebagai berikut.
b. Pesan/Messege
Pesan merupakan sesuatu yang berupa gagasan, pendapat, informasi, atau instruksi
yang disampaikan komunikator kepada orang lain.
c. Komunikan/Receiver
Komunikan/penerima ialah mitra tutur/rekan dari komunikator dalam
berkomunikasi. Tanggung jawab penerima pesan, yaitu sebagai berikut.
e. Saluran/Media/Channel
Media berupa saluran yang digunakan sebagai dan lakukanlah analisis alat untuk
mengirimkan pesan. Contoh media Berdasarkan unsur-unsur komunikasi yaitu
telepon, faksimile, surat, internet, e-mail, dan sebagainya.
f. Efek/Respons/Tanggapan
Unsur ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan proses komunikasi. Unsur
efek biasanya tidak selalu dapat langsung terwujud atau terlihat hasilnya, terkadang
membutuhkan waktu yang tidak dapat diprediksi. Maka dari itu, tidak perlu terburu-
buru untuk mengevaluasi tentang komunikasi yang Anda jalin tidak atau belum
berhasil.
Pernahkah Anda ketika berkomunikasi tiba-tiba ada hal yang mengganggu ? Misalnya
gangguan dari luar maupun dari diri Anda sendiri. Komunikasi sering kali terganggu atau bahkan
menjadi buntu sama sekali. Lantas seperti apa wujud hambatan-hambatan tersebut ? Bagaimana
cara mengatasinya untuk mewujudkan komunikasi yang efektif ? Faktor hambatan yang biasanya
terjadi dalam proses komunikasi akan dibahas dalam bab ini sekaligus bagaimana melakukan
komunikasi bisnis yang efektif.
Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis kendala-kendala komunikasi bisnis.
Kata Kunci
Hambatan Komunikasi
Indikator Keberhasilan
Komunikasi Efektif
Penanganan Hambatan
PETA KONSEP
Hambatan Komunikasi
Bisnis
Mengatasi Hambatan
Komunikasi Bisnis
Hambatan dalam
Komunikasi Bisnis dan Cara
Mengatasinya
Indikator Keberhasilan
Komunikasi Bisnis
Pentingnya Memiliki
Kemampuan Komunikasi
Bisnis
Kendala-Kendala dalam
Komunikasi Bisnis Strategi Komunikasi yang
Eektif
Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Komunikasi
yang Efektif
Pentingnya Menjadi
Seorang Komunikator yang
Efektif
Menguasai praktik komunikasi dengan baik merupakan keterampilan yang penting dalam
hidup manusia. Bagian terpenting dalam berkomunikasi bukanlah sekadar apa yang ingin kita
sampaikan, tetapi karakter kita akan menentukan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada
penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi
juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi, dalam komunikasi yang baik terbangun dari
penggabungan beberapa unsur. Hal ini terkadang kurang diperhatikan dan akhirnya menjadi
hambatan.
Saat ini komunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting dalam dunia bisnis. Komunikasi yang
baik sangat diperlukan dalam kegiatan berbisnis agar bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar
dan sukses. Setiap pelaku bisnis tentu mengharapkan adanya komunikasi bisnis yang terjalin dengan
baik di perusahaannya. Namun, terkadang hal tersebut harus berhadapan dengan berbagai
hambatan yang kemungkinan terjadi dalam setiap komunikasi bisnis.
PENUTUP
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia, rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ETIKA PROFESI.
Namun, kami sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami
meminta maaf bila adalah salah penulisan kata. Sehingga kami menantikan kritik dan saran dari
pembaca agar makalah ini sempurna.
GLOSARIUM
Aturan kerja
Peraturan yang dibuat secara tertulis oleh perusahaan, yang memuat syarat-syarat kerja dan
tata tertib.
Bahaya intrinsik bisnis
Bahaya yang ditimbulkan secara tidak langsung : aktivitas manusia yang berkaitan dengan
pembelian. penjualan (pertukaran) barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan atau laba.
Broker/pialang
Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
Bunga efektif
Sistem perhitungan bunga yang besarannya mengacu pada pokok utang tersisa, atau kebalikan
dari sistem perhitungan bunga flat.
Bursa efek
Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memper dagangkan efek di antara
mereka.
Efek
Akibat yang ditimbulkan dari proses komunikasi yang berupa peneguhan atau perubahan sikap,
pendapat, dan perilaku.
Industri
Kelompok perusahaan yang mempunyai kegiatan sejenis baik secara vertikal maupun horizontal.
Hasil dari industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Inflasi
Kenaikan harga barang secara umum di dalam suatu periode.
Informasi
Hasil dari pengolahan data yang diorganisir menjadi bentuk yang lebih berguna bagi
penerimanya serta menggambar kan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai
alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.
Investasi
Kegiatan membeli produk keuangan dengan harapan mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi
dan bagi hasil pada masa mendatang.
Kepribadian
Gambaran sikap dan perilaku manusia secara umum yang tercermin dari ucapan, perbuatan,
tingkah laku dan gerak langkah orang tersebut yang diamati secara unik untuk dapat diukur
secara nyata.
Keselamatan
Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) risiko yang tidak dapat
diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks).
Kecelakaan
Suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang,
gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan.
Komunikan
Orang/lembaga yang menerima pesan. Biasa disebut juga penerima, destinasi, atau khalayak
(untuk penerima dalam jumlah besar).
Komunikasi
Pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga mendapatkan
pengertian yang sama. Komunikasi berarti pula hubungan kontak koneksi atau korespondensi.
Komunikasi
Proses penyampaian pesan (informasi, gagasan, pikiran, pendapat, pengetahuan) dari seseorang
satu lembaga kepada orang/lembaga lain dengan menggunakan atau tanpa media dengan
tujuan tertentu.
Komunikasi bisnis
Komunikasi yang dilakukan antarmanusia, manusia dengan instansi, dan institusi dengan institusi
yang berkaitan dengan pertukaran barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan.
Komunikator
Orang/lembaga yang mengirimkan pesan. Biasa disebut juga pengirim atau sumber.
Kuratif
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan harus penderitaan akibat penyakit pengendalian penyakit, atau pengendalian
kecacatan.
Lelang
Penjualan barang jaminan taksiran wajar bila nasabah wanprestasi. Apabila harga jual lelang
belum mencukupi untuk membayar kewajiban nasabah ke perusahaan, nasabah wajib terus
dihubungi untuk melunasi kewajiban utang-piutangnya tersebut.
Loss
Kerugian/kehilangan.
Media
Saluran yang dipergunakan untuk pengiriman pesan. Dapat berbentuk media massa seperti
koran, majalah, radio dan televisi atau media non-massa, seperti telepon, handphone, dan e-
mail.
Medis
Termasuk atau berhubungan dengan bidang kedokteran.
Obligasi
Sertifikat bukti utang dan dikeluarkan oleh suatu perseroan terbatas atau institusi tertentu baik
pemerintah maupun lembaga lainnya dengan tujuan mendapatkan modal.
Pedoman kerja
Tata cara atau tahapan yang dilakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses
kerja tertentu.
Pegadaian
Perusahaan BUMN yang mempunyai misi ikut membantu program pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah ke bawah melalui kegiatan utama
berupa penyaluran kredit gadai dan fidusia (konvensional maupun syariah), jasa titipan, jasa
taksiran, sertifikasi dan perdagangan logam mulia dan batu adi, serta kegiatan usaha lain yang
menguntungkan (jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran, jasa administrasi pinjaman, dan
optimalisasi aset).
Pelanggan
Seseorang atau organisasi yang membeli produk barang atau jasa untuk digunakan secara
pribadi atau organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi. 2012. Panduan Pialang Asuransi dan
Reasuransi Jakarta: Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi.
Ayat, Safri. 2012. Pengantar Asuransi, Prinsip-Prinsip dan Praktik Asuransi. Jakarta: Rizki Printing
Carté, P dan Fox, C. (2006). Bridging The Culture Gap Komunikasi Lintas Budaya. (Terjemahan Dra. K.
Anggraini, M.Si). Jakarta: Indeks.
Dimbleby, R. Dan Burton, G. (1985). More Than Words: An Introduction to Communication. London:
Methuen.
Fiske, J. (2004). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif.
(Terjemahan Yosal Iriantara dan Idi Subandylbrahim). Yogyakarta: Jalasutera. Husni,
Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia. 1999. Buku Panduan Keagenan Asuransi Umum. Jakarta:
Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia
Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta: Internasional
Labour Organisation Subregional South East Asia and The Pacific Manila Philippines.
Mulyana, D. (200Sb). Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: Remadja
Rosdakarya
Murphy, H. A. dan Herbert, W. H. (1991). Effective Business Communication New York: McGraw-Hill.
Rosenblatt, S. et al. (1977). Business Communication. Englewood Cliff, NJ: Prentice Hall.
Rusman, Ignatius. 2010. Kumpulan Tulisan Asuransi Basic Insurance dan Product General Insurance:
Bahan Pengajaran Pendidikan Asuransi untuk Dosen. Jakarta: Tidak diterbitkan.
Suma'mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung. Sumanto,
Agus Edi, et al. 2009. Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah Bandung: Karya Kita.
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja.
Sukabumi: Yudhistira.
Toruan Rayendra L. (Ed.), et al. 2000. Panduan Memilih Asuransi Umum. Jakarta: Mediakarya
Produktama.