Anda di halaman 1dari 6

ANALOGI REAKSI FISI NUKLIR BERANTAI TAK TERKENDALI MENGGUNAKAN

KOREK API, JEBAKAN TIKUS DAN KARTU DOMINO

Reaksi fisika nuklir merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki konsep
submikroskopik dan dapat dijelaskan dengan baik menggunakan analogi. ketika sebuah
neutron berkecepatan tinggi bertabrakan dengan inti uranium -235 (U-235), inti baru menjadi
tidak stabil, mengalami deformasi dan terbagi menjadi krypton-91+, barium-142+, tiga
neutrons kecepatan tinggi. Jika rata-rata, satu neutron ini bertabrakan dengan inti lain U-235
dan itu terbagi, maka akan terjadi reaksi fisi berantai. ini adalah bagaimana reaktor nuklir
bekerja. Namun, jika dua neutron bertabrakan dengan dua atom U-235, , maka salah satu fisi
menjadi dua, dua menjadi empat, dan proses menyebar secara eksponensial. ini adalah apa
yang terjadi dalam sebuah bom atom. dalam reaktor nuklir, U-238 diperkaya sehingga terdiri
dari 3%-4% U-235 dan pada konsentrasi ini, tingkat maksimum adalah lebih dari satu neutron
ditangkap per fisi. reaksi dapat berjalan di luar kendali, tetapi laju fisi tidak bisa berubah
menjadi bom. jika 90% dari uranium U-235, maka reaksi berantai ledakan mungkin
terjadi. Kebanyakan siswa tertarik pada bom atom dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pemodelan reaksi berantai sangat membantu pada saat pembelajaran. Anak-anak yang tidak
sengaja menyalakan korek api akan mengetahui kekuatan reaksi berantai
   Jika ditancapkan 100 pentol korek ke blok plastisin sehingga kepala pentol korek
masing-masing terpisah 5 mm (Seperti pada gambar dibawah ini), kemudian menyalakan
pentol korek di salah satu sudut, maka akan terjadi semburan api ke dalam. Pada saat
percobaan siswa diharapkan berhati-hati karena bisa terjadi kebakaran atau terluka. Kegiatan
ini dilakukan di dalam nampan pasir dan tentu saja harus waspada untuk keselamatan
siswa. Banyak anak-anak telah melakukan ini sampai semua korek api habis terbakar. 
Jika menggunakan 30-40 jebakan tikus dan menempatkan mereka berdampingan
dengan jarak berdekatan di dalam akuarium kosong seperti gambar dibawah ini. Ketika
sedang mengatur posisi jebakan tikus di dalam akuarium, tahan posisi di ujung pemicu
pemikul dan mengatur arah pemicu pemukul serta meletakkan bola pingpong pada perangkap
bersenjata. Setelah semua alat siap bola pingpong berwarna putih yang dianalogikan sebagai
dineutron dijatuhkan di bagian atas reaktor dimana hal tersebut dapat memicu reaksi berantai.

Percabangan kartu domino juga dapat digunakan untuk menganalogikan reaksi fisi
nuklir. Membutuhkan kartu domino sebanyak 1-2 set yang disusun berdasarkan gambar
dibawah ini.

konsep
Reaksi fisika nuklir berantai yang tak terkendali dapat membuat siswa terkejut betapa cepat
reaksi atom dapat menyebar. Kecepatan tingkat reaksi dapat membantu menjelaskan
sejumlah besar energi yang dapat dilepaskan.
Analog
pengapian menyebar dengan cepat di antara rangkaian pentol korek. Hal ini seperti sebuah
rantai reaksi eksponensial yang sama seperti ketika salah satu perangkap tikus antara 30-40
perangkap berbunyi . Anda dapat menyamakan jatuh domino untuk reaksi berantai , terutama
jika domino branc keluar seperti pohon.

Kesimpulan
Reaksi fisi berantai seperti dengan menyalakan satu pentol korek maka akan menyebar untuk
menyalakan semua pentol di dekatnya.  Hal ini memastikan bahwa siswa tahu di
mana analogi ini rusak karena analogi spektakuler sering menutupi atribut.
Kartu Peluruhan

A. Kompetensi Dasar
4.1 Mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktivitas
B. Tujuan
- Melalui percobaan simulasi, secara bertanggung jawab siswa dapat menjelaskan
hubungan antara aktivitas radioaktif terhadap waktu dengan benar
C. Alat dan Bahan
- 27 kartu remi
- Kotak untuk menaruh kartu
- Kertas grafik
D. Kegiatan Siswa
Lakukanlah kegiatan ini secara berkelompok!
1. Seluruh 27 kartu remi dimasukkan ke dalam sebuah kotak
2. Kotak diguncang-guncang agar semua kartu bercampur dengan sempurna

Kartu-kartu dengan
muka bergambar
menghadap ke atas
dikeluarkan

Kartu-kartu lain
dimasukkan kembali
ke dalam kotak

3. Kemudian semua kartu dilemparkan ke atas meja


4. Kartu-kartu dengan muka gambarnya menghadap ke atas dipisahkan dan dikeluarkan
5. Kartu-kartu lain yang tertinggal dikumpulkan dan banyaknya dijumlah dan dicatat
dalam Tabel Hasil Percobaan
6. Kartu-kartu pada langkah 5 kemudian dimasukkan kembali ke dalam kotak dan
langkah 2 sampai dengan 5 diulangi sebanyak 5 kali
Tabel Hasil Percobaan Simulasi
Nomor lemparan Banyak kartu Banyak kartu
dikeluarkan tertinggal (N)
0 0 27
1
2
3
4
5

Pertanyaan.
1. Gambarkan grafik yang kalian peroleh dari hasil percobaan simulasi di kertas grafik!
2. Bagaimanakah bentuk grafik yang kalian peroleh dari hasil percobaan simulasi
tersebut? Jelaskan secara singkat!
Jawab : .................................................................................................................
..............................................................................................................................

PENJELASAN
Pada penelitian ini 27 kartu remi dianalogikan sebagai sampel radioaktif. Setiap kartu
dianalogikan sebagai atom yang mempunyai peluang untuk meluruh yang sama. Setiap
lemparan dianalogikan sebagai satu satuan waktu. Kartu yang muka gambarnya menghadap
keatas setelah suatu lemparan dianalogikan sebagai atom yang meluruh. Banyak kartu yang
dikeluarkan dalam suatu lemparan dianalogikan sebagai aktivtias sampel radioaktif. Kartu
yang tertinggal dan dimasukkan kembali ke dalam kotak dianalogikan sebagai atom
radioaktif yang belum meluruh.
Aktivitas radioaktivitas (A) adalah laju peluruhan radioaktifitas dalam suatu bahan
radioaktifitas. Aktivitas hanya ditentukan oleh banyaknya inti yang meluruh per sekon. Jika

peluang tiap inti untuk meluruh disebut tetapan peluruhan (lambang λ ), maka aktivitas

bahan bergantung pada banyak inti radioaktif dalam bahan (N) dan λ . Peluruhan terjadi
secara spontan dan tidak dapat dikontrol serta dipengaruhi oleh persenyawaan kimia dan
fisika seperti pengaruh suhu dan tekanan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan
suatu unsur untuk meluruh berbeda-beda. Inti-inti radioaktif ini tidak meluruh sekaligus pada
suatu waktu. Sebagai gantinya inti-inti radioaktif ini meluruh satu per satu selama selang

waktu tertentu. Tetapan peluruhan λ memiliki harga berbeda untuk inti yang berbeda
tetapi konstan terhadap waktu. Berdasarkan analogi dari percobaan ini siswa dapat
memahami karena peluruhan, maka banyaknya inti radioaktif N berkurang terhadap waktu.

Karena N berkurang terhadap waktu dan λ tetap, maka aktivitas A haruslah berkurang
terhadap waktu. Sehingga aktivitas A dapat didefinisikan sebagai laju peluruhan sejumlah inti
radioaktif terhadap waktu serta banyaknya inti induk dalam suatu contoh berkurang secara
eksponensial terhadap waktu. Dari analogi di atas kita juga dapat memperoleh waktu paroh.
Setiap zat radioaktif juga memiliki waktu paro (t1/2), yaitu waktu yang diperlukan zat

radioaktif untuk meluruh sehingga tinggal setengah dari jumlah semula. Semakin pendek
waktu paro zat radioaktif, maka semakin cepat zat tersebut meluruh sehingga
kemampuannya memancarkan radiasi berkurang dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai