Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Keperawatan Dasar Profesi
Pada Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Disusun oleh:
Ratnengsih
JNR0200063
A. PENGKAJIAN
BIODATA
a. Identitas Klien
Nama : By. P
Jenis Kelamin : L
Umur : 0 bulan (5 hari)
Alamat : Ds. Susukan, Cipicung
Tgl. Masuk RS : 13-02-2021
Tgl. Pengkajian : 15-02-2021
Diagnosa Medis : BBLR
No. Medrek : 1233140
Aktivitas 1 2 3 4
Makan/Minum √
Toileting √
Personal Hyegine √
Berpakaian √
Mobilisasi dari tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi √
Ket : 1. Dibantu total
2. Dibantu orang dan alat
3. Dibantu sebagian
4. Mandiri
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. APGAR SCORE
Nilai
Tampilan 0 1 2 Menit 1 menit 2
A : Appeararce warna Pucat Badan merah Seluruh tubuh 1 1
kulit ekstremitas kemerahan
kebiruan
P : Pulse denyut Tidak ada <100 >100 2 2
jantung
G : Grimace reaksi Tidak ada Menyeringai Bersin/Batuk 1 2
terhadap
rangsang
A : Activiti kontraksi Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif 2 2
otot sedikit fleksi
lemah/tidak
R : Respnapasan Tidak ada Teratur Menangis 2 2
iration per kuat
TOTAL SCORE = 8 9
4. Tanda-tanda Vital
Suhu : 35,0 C
Pernapasan : 56x/mnt
Nadi : 156x/mnt
5. Berat Badan : 1470 gram
6. Tinggi Badan : 40 cm
7. Head to Too
b. Bawah
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
LED
Hitung jenis
Basophil 0% 0-1
Eosinophil 0% 1-4
N. Staf 2% 3-5
N. Segmen 50% 35-70
Lymphosit 40% 20-40
Monosit 8% 2-10
Hematokrit 43,2 37-48
Trombosit 203.000/mm3 50-300
KIMIA KLINIK
GDS 186 mg/dl <150
b. Terapi obat-obatan
c. Terapi lain
1. Cairan infus D5 % 6tpm/mikro
2. Oksigen ½-1 lpm
3. OGT : 10/15 cc/2 jam
E. ANALISA DATA
1. Keadaan umum
lemah
BBLR
2. Kesadaran compos
mentis
3. Pola napas tidak Pertumbuhan dinding
efektif abdomen belum
4. Klien memakai O2 sempurna
DS% 6tpm/mikro
5. SPO2 90%
6. RR : 56x/mnt
N : 141x/mnt
Vaskuler patu imatur
Tidak terkaji
1. Keadaan umum
lemah
BBLR
2. Kesadaran kompos
mentis
3. Kulit agak tipis, Sedikitnya lemak
lemak kulit kurang dibawah jaringan kulit
0
4. Suhu : 35,5 C
5. Kulit teraba dingin
6. BB : 1470 gram Kehilangan panas
LK : 25 cm melalui kulit
LD : 23 cm
Peningkatan kebutuhan
kalori
Sistem termoregulasi
yang imature
Termoregulasi tidak
efektif
DO :
Defisit nutrisi
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif b.d imatunitas neurologis ditandai dengan,
DS : -
DO : Keadaan umum lemah, Kesadaran compos mentis , Pola napas tidak efektif,
Klien memakai O2 DS% 6tpm/mikro, SPO2 90%, RR : 56x/mnt, N :
141x/mnt
2. Termoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu imatur dan berkurangnya lemak
tubuh subkutan ditandai dengan
DS : -
DO : Keadaan umum lemah, Kesadaran kompos mentis, Kulit agak tipis, lemak
kulit kurang, Suhu : 35,50C, Kulit teraba dingin, BB : 1470 gram, LK : 25
cm, LD : 23 cm
3. Defisit nutrisi b..d ketidakmampuan mengingesti nutrisi karena imaturitas ditandai
dengan
DS : -
DO : Keadaan umum lemah, Kesadaran composmentis, Refleks hisap (-), Refleks
rooting (-), BB : 1470 gram, LK : 25 cm, LD : 23 cm, Terpasang OGT
10/15cc/2 jam
G. PERENCANAAN
Standar Luaran
Standar Diagnosis Standar Intervensi
Keperawatan
No Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
Indonesia
(SDKI) (SIKI)
(SLKI)
1. D.0005 Pola nafas Pemantauan Respirasi (I.01014)
Pola napas tidak membaik (l.01004) Observasi
efektif 1. Monitor frekuensi,
irama, kedalaman, dan upaya
Definisi:
napas
nspirasi dan/atau
2. Monitor pola napas
ekspirasi yang tidak
(seperti bradipnea, takipnea,
memberikan ventilasi
hiperventilasi, Kussmaul, Cheyn
adekuat.
e-Stokes, Biot, ataksik0
3. Monitor kemampuan
Penyebab:
batuk efektif
1. Depresi pusat
4. Monitor adanya
pernapasan
produksi sputum
2. Hambatan upaya
5. Monitor adanya
napas (mis. Nyeri
sumbatan jalan napas
saat bernapas,
6. Palpasi kesimetrisan
kelemahan otot
ekspansi paru
pernapasan)
7. Auskultasi bunyi
3. Deformitas dinding
napas
dada
8. Monitor saturasi
4. Deformitas tulang
oksigen
dada
9. Monitor nilai AGD
5. Gangguan neuro
10. Monitor hasil x-
muskular
6. Gangguan neurologis ray toraks
(mis.
Terapeutik
Elektroensefalogram
1. Atur interval waktu
(EEG) positif, cedera
pemantauan respirasi sesuai
kepala, gangguan
kondisi pasien
kejang)
2. Dokumentasikan
7. Imaturitas neurologis
hasil pemantauan
8. Penurunan energi
9. Obesitas
Edukasi
10. Posisi tubuh yang
1. Jelaskan tujuan dan
menghambat
prosedur pemantauan
ekspansi paru
2. Informasikan hasil
11. Sindrom
pemantauan, jika perlu
hipoventilasi
Menejemen Jalan Napas (I.
12. Kerusakan inervasi
01011)
diafragma (kerusakan
Observasi
saraf C5 ke atas)
1. Monitor pola napas (frekuensi,
13. Cedera pada medulla
kedalaman, usaha napas)
spinalis
2. Monitor bunyi napas tambahan
14. Efek agen
(mis. Gurgling, mengi, weezing,
farmakologis
ronkhi kering)
15. Kecemasan
3. Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan chin-
lift (jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
2. Posisikan semi-Fowler atau
Fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
5. Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum
7. Penghisapan endotrakeal
8. Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsepMcGill
9. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
2. Termogulasi tidak efektif
berhubungan dengan kontrol
suhu imatur dan berkurangnya
lemak tubuh subkutan.
H. IMPLEMENTASI
I. EVALUASI
1. Selasa, 08.00 S = -
16-02-2021 O=
- K/U lemah
- Terpasang O2 nasal
kanul ½ - 1 lpm
- Pola nafas tidak efektif
- SPO2 90%, RR=
56x/menit
- N : 141x/menit
A = Pola nafas tidak efektif
P = - Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya
napas
- Monitor pola napas
- Monitor saturasi oksigen
I = - Memonitor frekuensi,
irama, kedalaman,
dan upaya napas
- Memonitor pola napas
- Memonitor saturasi
oksigen
E=- Keadaan umum lemah
- Terpasang O2 nasal
kanu ½ - 1 lpm
- SPO2 : 90 %
- RR : 48x/menit
- N : 148x/menit
R = Masalah teratasi,
intervensi dihentikan.
2. Selasa, 08.00 S = -
16-02-2021 O = - Keadaan umum lemah
- Kulit agak tipis, lemak
kulit kurang.
- S : 37,7ᵒC dan menurun
jika inkubator dimatikan
- Kulit teraba hangat
A = Termoregulasi tidak
efektif
P = - Monitor suhu tubuh
- Sediakan lingkungan
yang hangat
- Inkubator penghangatan
pasif
I = - Memonitor suhu tubuh
- Menyediakan
lingkungan yang hangat
- Melakukan
penghangatan pasif
R = Intervensi dilanjutkan
3. Selasa, 08.00 S = -
16-02-2021 O = - Keadaan umum lemah
- Refleks hisap (-)
- Refleks rooting (-)
- BB : 1470 gram
- LK : 25 cm
- LD : 23 cm
- Terpasang OGT
A = Defisit Nutrisi
P = - Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan
atoleransi makanan
- Identifikasi perlunya
selang nasogatrik
- Monitor berat badan
I = - Mengidentifikasi status
nutrisi
- Mengidentifikasi alergi
dan atoleransi makanan
- Mengidentifikasi
perlunya selang
nasogatrik
- Memonitor berat badan
E = - Keadaan umum lemah
- refleks hisaf (-)
- refleks rooting (-)
- BB : 1540 gram
- Terpasang OGT
R = Intervensi dilanjutkan
2 Rabu, 14.00 S = -
17-02-2021 O = - KU lemah,
Kulit agak tipis, lemak
kulit kurag
- Suhu : 37,3 C
(menurun jiga
inkubator dimatikan )
A = masalah termoregulasi
tidak efektif belum teratasi
P = interpensi dihentikan
(pasien dirujuk)
3 Rabu, 14.00 S = -
17-02-2021 O = - KU lemah
- Refleks hisaf (-)
- Refleks rooting (-)
- BB : 1450 gram
- Terpasang OGT
A = masalah defisit nutrisi
belum teratasi
P = intervensi di hentikan
(pasien dirujuk)