OLEH:
Vidia Maharani S
C014202049
SUPERVISOR:
Dr. dr. Idham Jaya Ganda, Sp.A (K)
RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Lingga P
dr. Musdalipa
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Mengetahui,
Supervisor
2.3.3 Circulation................................................................................................... 19
3.2 saran................................................................................................................... 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 3 Posisi Jaw Thrust, Chin Lift pada bayi dan anak ................................... 16
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Komponen Penilaian Penampilan .............................................................. 11
PENDAHULUAN
pada korban. Sehingga gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa yang
kecacatan atau rasa sakit pada pasien. Kegawatdaruratan medis bisa saja terjadi pada
setiap waktu atau pada saat yang tidak terduga. Beberapa kasus kegawatdaruratan
terjadi pada pasien dewasa, namun ternyata dapat pula terjadi pada pasien anak-anak.
penilaian awal bayi dan anak-anak untuk semua tingkat penyedia layanan kesehatan.
Pediatric Assesment Triangle digunakan untuk penilaian awal secara cepat, sehingga
hanya dibutuhkan kemampuan visual dan auditori untuk menilai, tidak membutuhkan
alat dan hanya membutuhkan hitungan detik untuk melakukannya. Hal ini
observasi secara umum. Kedua adalah primary assesment dengan “ABCDE”. Ketiga
asesmen tambahan sehingga tidak dibahas lebih jauh. Untuk melakukan tatalaksana
awal ada dua langkah yang perlu didahulukan yaitu observasi umum dan primary
assesment.
Asesment gawat darurat dimulai dari observasi secara umum. Pada tahap ini
perlu diperhatikan apakah anak sakit atau tidak sakit. Lakukan observasi dengan tiga
Triangle, dapat memperlihatkan keadaan pasien secara umum yang dapat menunjukan
apakah anak “sakit” atau “tidak sakit”. Selain itu, Pediatric Assesment Triangle juga
membantu menentukan kelainan fisiologis yang mendasari kondisi pasien saat itu
(gangguan respirasi, perfusi, metabolik atau sistem saraf pusat). Oleh karena itu,
Pediatric Assesment Triangle menggambarkan tingkat kegawatan, bagaimana
mengatasinya serta apa yang dibutuhkan termasuk pemberian oksigen, ventilasi, akses
TINJAUAN PUSTAKA
pada korban. Sehingga gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa yang
kegawatdaruratan pada anak yang bisa menyebabkan kecacatan maupun kematian pada
anak. Deteksi dini merupakan salah satu cara skrining secara cepat terhadap semua
anak sakit segera setelah tiba di rumah sakit dengan cara memperhatikan 3 poin dalam
Sirkulasi Kulit
1. Penampilan
2. Upaya Nafas
3. Sirkulasi Kulit
fisiologis seorang anak secara keseleruhan. PAT dilakukan dengan observasi secara
Penampilan anak adalah parameter yang penting dalam menilai derajat keparahan
homeostatsis, dan fungsi SSP (sistem saraf pusat). Adapun komponen yang dinilai pada
(TICLS).[3]
Tabel 2. 1 Komponen Penilaian Penampilan
pandangan kosong?
(Cara melihat)
Upaya nafas merupakan indikator yang lebih akurat untuk menilai oksigenasi
Suara nafas yang tidak normal Mengorok, parau, stridor, merintih, mengi
Suara nafas yang tidak normal muncul ketika terjadi gangguan fungsi dan
perubahan stuktur pada jalan nafas. Mengorok merupakan kondisi dimana posisi
pangkal lidah yang jatuh kebelakang sehingga terjadi sumbatan/ hambatan pada jalan
nafas. Mengi merupakan kondisi dimana terjadi obstruksi pada saluran nafas, sehingga
terjadi hambatan pada saat bernafas khsusunya saat membuang nafas. Stridor
merupakan kondisi dimana terjadi edema pada daerah subglotik sehingga terjadi
Retraksi adalah penggunaan otot-otot tambahan pada saat bernafas baik itu
Tujuan dari penilaian sirkulasi adalah untuk menentukan apakah cardiac output
dan perfusi organ vital cukup atau tidak. Indikator penting pada penilaian perfusi organ
inti adalah sirkulasi ke kulit. Hal ini disebabkan karena saat perfusi di organ inti tidak
cukup, maka perfusi ke area perifer ke area yang perifer akan dikurangi untuk menjaga
kelangsungkan perfusi ke organ vital. Komponen yang dinilai adalah pusat, motling,
lebih lanjut yaitu primary assessment dengan pendekatan ABCDE yaitu Airway,
faring dan menghalangi jalan napas. Selain itu, benda asing juga dapat menghalangi
jalan napas. Sindrom Croup juga dapat menjadi penyebab tersumbatnya jalan napas.[5]
Slap. Bayi digendong membelakangi penolong dengan posisi terbalik, yaitu posisi
kepala lebih rendah dari posisi badan. Kemudian tepuk punggung bayi sebanyak lima
tepukan dengan menggunakan bagian “tumit” tangan. Jika masih terdapat obstruksi
jalan napas, lakukan teknik Chest Thrust . Teknik ini dilakukan dengan menggendong
bayi menghadap ke penolong dengan posisi kepala lebih rendah dari badan. Gunakan
dua jari untuk memberikan penekanan pada dada bayi sebanyak lima kali. Posisikan
salah satu jari setinggi areola mammae dan satu jari di atasnya. Jika masih terdapat
obstruksi jalan napas periksa mulut bayi apakah masih terdapat benda asing yang
menyumbat jalan napas. Teknik manajemen anak yang tersedak hampir sama dengan
bayi. Pertama dilakukan Back Slap. Apabila obstruksi jalan napas masih ada, maka
lengan disekeliling perut anak. Posisikan lengan dibawah sternum membentuk kepalan
dengan satu tangan, tangan yang lain menggenggam kepalan lalu tarik ke
arah abdomen.[6]
ada tanda trauma leher dan kepala. Pada bayi dan anak tanpa tanda trauma dilakukan
chin lift. Jika didapatkan adanya kecurigaan trauma, lakukan jaw thrust.[7]
• Tanyakan apakah anak mengalami trauma pada kepala dan leher atau terjatuh
• Lihat adanya luka memar atau tanda – tanda trauma lain pada kepala dan leher
Gambar 2. 3 Posisi Jaw Thrust, Chin Lift pada bayi dan anak
Namun jika terdapat alat-alat yang memadai dan langkah pertolongan tanpa
alat tidak berhasil segera lakukan pertolongan dengan menggunakan alat untuk tetap
terdiri atas Oropharyngeal airways atau guedel merupakan alat yang digunakan untuk
tetap mempertahankan jalan nafas, pada kasus anak yang kehilangan kesadaran.
Dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran pasien yaitu dengan mengukur jarak antara
gigi seri dengan angulus mandibula (Panjang 4-10 cm). Dengan menggunakan spatel
lidah masukkan guedel dengan bagian yang cembung mengarah ke atas, kemudian
setelah guedel masuk putar guedel sampai bagian yang cembung mengarah ke bawah
mempertahankan jalan nafas, pada kasus anak yang kehilangan kesadaran tanpa
disertai dengan fraktur pada basis cranii. Dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran
diameter hidung pasien dan panjangnya diukur dari ujung hidung sampai ke tragus.
Look listen and feel adalah langkah untuk memastikan apakah ada kesulitan
bernafas, apakah ada retraksi dinding dada, suara merintih dan sianosis pada pasien.
Jika pada saat melakukan look listen and fell terdapat tanda kesulitan bernafas (retraksi
dinding dada, suara merintih dan sianosis) segera berikan bantuan nafas [8][9]
ventilasi dengan bag dan mask. Setelah menentukan apakah anak bernapas atau tidak,
lihatlah ada atau tidaknya sianosis sentral. Sianosis sentral menunjukan kurangnya
oksigen dalam darah. Sianosis sentral dapat dilihat pada mulut dan lidah. Sianosis tidak
pada anak. Tanda –tanda adanya distress pernapasan yang berat yaitu:
• Nafas cepat
5-12 15-20
>12 10-15
2.3.3 Circulation
Kegawatan sirkulasi dapat dinilai dengan menghitung denyut nadi, denyut
jantung, warna kulit, dan waktu pengisian kapiler. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
memantau apakah tubuh dapat menyuplai darah yang tinggi oksigen dan nutrisi ke
jaringan. Tanda-tanda klinis juga dapat digunakan untuk menilai keaadaan perfusi
jaringan dalam tubuh penderita, misalkan pada pasien dengan penurunan status mental
atau penurunan volume urin yang keluar dapat digunakan untuk menilai perfusi
dengan ibu jari) pada keadaan normal harus teraba. Denyut radial yang normal harus
teraba kuat dan tidak cepat, pulsasi harus adekuat. Apabila tidak ditemukan kelainan
pada denyut tersebut, penanganan lebih lanjut tidak diperlukan. Apabila denyut radial
tidak ditemukan, maka pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan di bagian denyut nadi
sentral (denyut yang dirasakan dekat jantung). Pada pasien bayi (kurang dari 1 tahun),
tempat terbaik untuk menilai denyut nadi adalah di lengan atas bagian tengah atau
denyut a. brachialis. Apabila pasien dalam keadaan berbaring, dapat dilihat pada
denyut a. femoralis di lipat paha. Pada pasien anak yang lebih tua, pemeriksaan denyut
nadi dapat dilakukan pada a. carotis di bagian leher dengan denyut yang normalnya
kuat. Jika denyut nadi sentral lemah dan cepat, pasien perlu penanganan untuk syok
seberapa cepat darah kembali ke kulit setelah kulit tersebut diberikan tekanan. Tekanan
yang diberikan biasanya dilakukan pada bagian berwarna merah muda pada kuku, ibu
jari tangan, atau kaki. Waktu pengisian kapiler adalah waktu yang diperlukan setelah
tekanan dilepas hingga bagian tersebut kembali berwarna merah muda. Waktu yang
diperlukan untuk kulit berubah warna kembali menjadi merah muda harus dibawah 3
detik. Apabila waktu yang diperlukan diatas 3 detik, maka pasien dapat
dipertimbangkan mengalami syok. Waktu pengisian kapiler menjadi lama pada pasien
syok karena tubuh mencoba untuk mencukupi kebutuhan organ vital dan mengurangi
darah yang menuju organ kurang penting seperti kulit (vasokonstriksi perifer).
Pembuluh darah akan terbuka perlahan karena tekanan di pembuluh darah menurun.
Tanda ini dapat bias apabila keadaan ruangan sedang dingin. Temperatur ruangan yang
menjadi lama.
Cara pemeriksaan tes waktu pengisian kapiler yaitu pertama, pegang ibu jari
tangan atau ibu jari kaki pasien dan perhatikan apakah warna jari tersebut berwarna
merah muda atau tidak. Kedua, berikan tekanan minimal pada badan kuku (nail bed)
selama 3 detik hingga kulit tampak putih atau kepucatan. Ketiga, hitung waktu
pengisian kapiler saat setelah tekanan dilepaskan sampai warna kuku kembali total
Jika waktu pengisian kapiler lebih lama dari 3 detik, pasien mungkin memiliki
masalah sirkulasi dengan syok. Untuk memastikan apakah pasien tersebut mengalami
syok atau tidak, periksakan denyut nadi pasien. 2 Apabila penderita tampak memiliki
gangguan sirkulasi, keaadaan yang dapat dipertimbangkan terjadi pada pasien adalah
keadaan syok.
Syok adalah keadaan darurat yang diakibatkan karena kurangnya perfusi
menuju jaringan sehingga penghantaran oksigen dan nutrien tidak dapat memenuhi
pengukuran tekanan darah. Syok dapat muncul dalam keadaan tekanan darah sistolik
yang tinggi, rendah, ataupun normal. Pada anak, sebagian besar syok ditandai dengan
penurunan cardiac output, namun dalam beberapa tipe syok (misalkan sepsis atau
anafilaksis), cardiac output bisa tinggi. Syok pada umumnya dapat dikategorikan
Apabila tangan anak terasa dingin, waktu pengisian kapiler lebih dari 3 detik,
dan denyut nadi terasa cepat dan lemah, maka anak tersebut sedang mengalami syok.
pertama sebelum memulai penanganan syok adalah menentukan apakah anak tersebut
sedang mengalami malnutrisi berat. Pada anak yang mengalami malnutrisi berat,
beberapa organ vital anak melemah; jantung dapat berdetak sangat lemah dan dapat
terjadi kegagalan jantung apabila diberikan terapi cairan dalam jumlah yang besar.
Selain itu, pemberian cairan yang terlalu banyak dapat menyebabkan akumulasi cairan
di paru. Keadaan malnutrisi berat pada anak dapat berupa marasmus dan kwashiorkor.
Pada anak dengan marasmus, perhatikan lengan, kaki, dan batang tubuh anak. Kita
dapat melihat bahwa anak tampak sangat kurus dan kita juga dapat melihat tulang dan
kulit secara jelas. Kulit anak tampak terlalu besar untuk ukuran anak karena kurangnya
jaringan lemak pada anak marasmus. Selain itu, kepala anak akan tampak lebih besar
dari normalnya karena tubuh anak yang mengecil sehingga proporsi kepala yang
terlihat lebih besar. Selain marasmus, keadaan malnutrisi berat juga muncul dalam
keadaan kwashiorkor. Tanda utama yang dapat diperiksakan pada anak kwashiorkor
adalah edema pada tungkai. Untuk dapat memeriksakan edema tungkai, kita dapat
lakukan penekanan pada kaki secara lembut beberapa detik. Setelah beberapa detik,
angkat jari yang menekan dan perhatikan apakah tampak ada bekas tekanan yang tidak
kembali secara cepat atau tidak. Apabila kita sudah dapat memastikan bahwa anak
tidak sedang mengalami malnutrisi berat, tindakan yang harus dilakukan secara
1. Apabila anak tampak ada tanda perdarahan, berikan penekanan pada daerah
2. Berikan oksigen
Resusitasi cairan dapat dilakukan sebanyak tiga kali dan harus selesai dalam waktu
hangat, denyut nadi melambat, dan waktu pengisian kapiler kurang dari 3 detik.
Apabila dengan resusitasi cairan tersebut tidak berhasil, maka pemberian cairan
ditingkatkan menjadi 70ml/kgBB dan harus selesai dalam waktu 5 jam (anak dibawah
12 bulan) dan 2,5 jam (anak diatas 12 bulan hingga 5 tahun). Setelah anak dapat minum
2.3.4 Disability
Penilaian status neurologis dan cedera akibat trauma dengan menggunakan skla
GCS (Glasgow Coma Scale)dan AVPU: A (alert) sadar, V (Voice) memberikan reaksi
pada suara, P (Pain) memberikan reaksi pada nyeri, U (unconscious) tidak sadar, serta
Glasgow Coma Scale adalah system skoring yang digunakan untuk menilai
tingkat kesadaran. Pediatric Glasgow Coma Scale (PGCS) merupakan system skoring
modifikasi dari GCS yang digunakan untuk anak dibawah 2 tahun. Skor didapatkan
dengan cara menjumlah dari E+M+V (eye opening score + verbal response score +
Dekortikasi Dekortikasi 3
Deserebrasi Deserebrasi 2
2.3.5 Exposure
Merupakan langkah akhir dari assessment awal pediatri. Penilaian dilakukan
dengan cara inspeksi pada seluruh tubuh anak agar tidak ada tanda-tanda
selimut.
kardiopulmunar anak, fungsi otak dan metabolisme. Setiap komponen PAT dievaluasi
secara terpisah, menggunakan temuan fisik, visual, atau auditori spesifik yang telah
ditentukan. PAT tidak dimasudkan untuk menghasilkan diagnosis yang spesifik, tetapi
kesan umum. Kesan umum adalah evaluasi secara keseluruhan tentang fisiologis anak.
2.4.1 STABLE
Jika pada evaluasi dan penilaian dengan menggunakan PAT ditemukan tidak
adanya gangguan upaya nafas, tidak ada gangguan penampilan, serta tidak ditemukan
adanya gangguan pada perfusi kulit maka kondisi pasien dikatakan stabil.
Untuk langkah selanjutnya lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
Lalu lakukan penilaian ulang apa ada ancaman gagal nafas atau pasien
mengalami gagal nafas. Tanda awal gagal nafas terlihat nafas cepat dan biasanya
disertai tarikan dinding perut bagian atas, bila sesak bertambah maka akan ditemukan
tarikan dinding dada, kemudian cuping hidungnya kembang kempis. Pada penyakit2
tertentu terdengar suara nafas tambahan. Gejala lain yang dapat menyertai gagal nafas
Pertahankan posisi, bairkan pasien dalam Pertahankan posisi, bairkan pasien dalam
▪ Nasal kanul
▪ Ventilator mekanik
Puasakan. Jangan berikan makan dan Puasakan. Jangan berikan makan dan
minum pada pasien yang mengalami minum pada pasien yang mengalami
aspirasi. aspirasi.
Akses vaskuler
2.4.3 Syok
penurunan perfusi kulit dan gangguan penampilan tanpa peningkatan upaya nafas
Langkah yang harus segera dilakukan jika medapatkan kondisi seperti di atas adalah :
• Pertahankan jalan nafas
• Nilai kembali cairan setelah volume cairan infus yang sesuai telah diberikan
- Jika tidak ada perbaikan, periksa apakah ada perdarahan nyata yang berarti
secepat mungkin
penurunan upaya nafas mengindikasikan adanya gagal nafas dan sirkulasi. [14]
Langkah yang harus segera dilakukan jika medapatkan kondisi seperti di atas
adalah :
• Terapi oksigen
Bebrapa bentuk tersedia untuk memberikan oksigen supplemental,
melebihi 2 L/menit.
• Bantuan ventilasi
Bantuan ventilasi dengan balon resusitasi dilakukan setelah jalan nafas dapat
dibebaskan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
nyawa, dan membutuhkan perawatan yang cepat pada anak. Sehingga diperlukan
proses skrining secara cepat terhadap semua anak sakit segera setelah tiba dirumah
sakit. Adapun skrining cepat yang dilakukan adalah menggunakan segitiga pediatric
assessment triage (PAT) dengan komponen penilaian berupa Upaya nafas, penampilan,
dan perfusi kulit. Jika didapatkan peningkatan upaya nafas tanpa gangguan penampilan
peningkatan upaya nafas dan penurunan perfusi kulit dapat terjadi gangguan primer
3.2 saran
pada anak.
3. Perlunya sosisialisasi dan pelatihan terhadap orang tua akan pertolongan
pertama yang dapat diberikan jika terjadi kegawatdaruratan pada anak dan
[1] D. R.A., B. D., and G.-H. M., “The pediatric assessment triangle: A novel
approach for the rapid evaluation of children,” Pediatr. Emerg. Care, 2010.
[5] S. Fuchs et al., “Definitions and assessment approaches for emergency medical
services for children,” Pediatrics, 2016, doi: 10.1542/peds.2016-1073.
[6] R. Hanny and N. Waldi, “Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit,” WHO
Indones., vol. 1, no. pelayanan masyarakat, p. 434, 2009.
[7] H. K. Abdul Latief, Tatty Ermin Setiati, Pediatri Gawat Darurat. 2011.
[12] Ikatan Dokter Anak Indonesia, “Demam Rematik Akut,” Pedoman Pelayanan
Medis, pp. 41–45, 2011.
[15] Maiti and Bidinger, “Pelayanan kesehatan anak,” J. Chem. Inf. Model., vol.
53, no. 9, pp. 1689–1699, 1981.