Anda di halaman 1dari 5

3.

DISKUSI
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh
pertumbuhan mikroorganisme di saluran kemih manusia. Saluran kemih manusia
merupakan organ-organ yang bekerja untuk megumpul dan menyimpan urin dalam
tubuh serta organ yang mengeluarkan urin dalam tubuh, yaitu ginjal, ureter, kandung
kemih dan uretra. Mikroorganisme yang paling umum menjadi penyebab dalam
kejadian infeksi saluran kemih adalah Invasi bakteri, tetapi jamur, virus, dan parasit
bisa menjadi penyebab dalam kejadian infeksi saluran kemih. 1

Menurut National Kidney and Urologic Disease information clearinghouse


(NKUDIC), ISK merupakan penyakit infeksi kedua tersering setelah infeksi saluran
pernafasaan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi saluran kemih
dapat menyerang pasien dari segala usia mulai dari bayi baru lahir hingga orang tua.
Pada data statistik menyebutkan 20-30% perempuan akan mengalami infeksi saluran
kemih berulang, sedangkan pada laki-laki hal tersebut akan terjadi setelah usia 50
tahun keatas. 2

Infeksi saluran kemih adalah invasi mikroorganisme di dalam saluran kemih


dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. Adapun pengertian bakteriuria yang
bermakna adalah bila ditemukan pada biakan urin pertumbuhan bakteri sejumlah
>100.000/ml urin segar. Konsensus 2010 Infection Disease Society Of America
(IDSA) memberikan batasan hasil positif kultur urine pada wanita adalah 103-104
organisme/ml urine yang diambil secara midstream. Sedangkan pada laki-laki batasan
hasil positif kultur urine adalah 105 organisme/ml urine yang diambil secara
midstream. Bakteriuria yang bermakna ini mungkin tanpa disertai dengan presentasi
klinis ISK yang dinamakan dengan bakteriuria asimtomatik, sebaliknya jika
bakteriuria bermakna disertai dengan presntasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
simptomatik. 3

Secara anatomi ISK terdiri atas 2, yaitu ISK atas dan bawah. Secara anatomi
ISK atas dan bawah dibatasi oleh struktur vesika urinaria, sehingga yang termasuk
pada ISK atas adalah ureter dan ginjal, sedangkan pada ISK bawah adalah vesika
urinaria, prostat, dan uretra. Selain itu tipe ISK terbagi atas 2 yaitu ISK dengan
komplikasi dan tanpa komplikasi. Perbedaan pada 2 tipe ISK ini terletak pada
penilaian struktur dan fungsional ginjal, pada ISK komplikasi disertai dengan adanya
gangguan pada struktur dan fungsional ginjal, sebaliknya pada ISK tanpa komplikasi
tidak ditemukan adanya gangguan pada struktur ginjal dan fungsional ginjal. 1

Tabel 1.1 Perbedaan temuan klinis pada ISK berdasarkan lokasi anatominya,
Lower UTI Upper UTI
Nyeri suprapubik Demam
Urgensi Mual dan muntah
Frekuensi Nyeri pinggang dan nyeri tekan
Hematuria Semua gambaran klinis pada ISK
Tidak demam bawah
Rasa tidak puas saat Nyeri ketok costovertebra
berkemih

Sedangkan untuk mendiagnosis ISK komplikasi atau tanpa komplikasi harus


memenuhi dua kriteria yaitu :
1. Kultur urin positif dengan bakteriuria yang bermakna yaitu ≥105
koloni/ml.
2. Satu atau lebih faktor resiko dibawah :
a. Pria
b. Usia tua
c. Kehamilan
d. Terdapat indwelling kateter, stent atau splint (uretra, uretr, ginjak) atay
penggunakan kateter buli-buli intermitten
e. Obstruksi oleh beberapa faktor penyebab, seperti obstruksi bladder,
batu dan tumor
f. VUR atau kelainan fungsional lain
g. Insufisiensi ginjal dan transplantasi, diabetes melitus dan
immunodefisiensi
Selain itu dibutuhkan pemeriksaan radiologi untuk mengindentifikasi adanya
kelainan pada struktur ginjal. 3

Cronic Kidney Desease merupakan kerusakan struktur dan penurunan fungsi


ginjal yang dapat berpengaruh pada ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan
keseimbangan dan integritas tubuh yang terjadi secara bertahap hingga mencapai fase
penurunan fungsi ginjal tahap akhir. Gangguan disfungsi ginjal ini terjadi selama
lebih dari 3 bulan dan diklasifikasikan sesuai dengan tingkatan gangguan fungsional
dalam laju filtrasi glomerulus (LFG) yang dihitungan dengan mengunakan rumus
Kickcroft-Gault sebagai berikut:4

( 140−umur ) X berat badan


LFG (ml /mnt /1,73 m 2)=
mg
72 X kreatinin plasma( )
dl

*) pada perempuan dikalikan 0,85


Tabel 1.2 klasifikasi gagal ginjal kronik berdasarkan derajat penyakit

Deraja Penjelasan LFG


t (ml/mnt/1,73m2)
1 Keruskan gijal dengan LFG bormal atau ≥90
meningkat
2 Keruskan ginjal dengan LFG menurun 60-89
ringan
3 Keruskan ginjal dengan LFG menurun 30-59
sedang
4 Keruskan ginjal dengan LFG menurun 15-29
berat
5 Gagal ginjal < 15 atau
dialysis

Faktor penyebab terjadinya gagal ginjal kronik adalah, hipertensi,


diabetes melitus, glomerulonephritis, pielonefritis kronik, dam nefropati
obstruksi. Sedangkan untuk patofisiologis dari gagal ginjal kronik
tergantung dari penyakit yang medasarinya, tetapi dalam perkembangan
selanjutnya terjadi pengurangan massa ginjal menyebabkan hipertrofi
structural dan fungsional nefron yang masih tersisa sebagai uapaya
kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan
growth factors. Hal ini menyebabkan terjadinya hiperfiltrasi yang diikuti
oleh peningktan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus, kemudian
diikuti penurunan fungsi nefron yang progresif yang ditandai dengan
adanya peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum. 1

Nefropati obstruski merupakan suatu keadaan yang ditandai adanya


kerusakan parenkim ginjal yang disebabkan oleh obstruksi aliran urin
disepanjang traktus urinarius. Obstruksi pada traktus urinarius disebabkan
karena adanya pembentukan batu. Batu saluran kemih digolongkan
berdasarkan pembagian lokasi terdapatnya batu disaluran kemih antara
lain batu ginjal, saluran ureter, kandung kamih dan uretra. 5

Nefrolith Renal adalah gangguan klinis akibat adanya komponen batu


kristal yang menyumbat dan menghambat kerja ginjal yang disebabkan
oleh gangguan keseimbangan pada kelarutan dan pengendapan garam di
saluran kemih dan ginjal. Lokasi batu ginjal ini dapat dijumpai di kaliks
atau pelvis dan bila keluar akan terhenti dan menyumbat pada daerah
ureter dan kandung kemih. Batu ginjal dapat terbentuk dari kalsium, batu
oksalat, kalsium oksalat, atau kalsium fosfat. Pembentukan batu ginjal
umumnya membutuhkan keadaan supersaturasi dan nukleasi. Selain itu
bisa disebabkan karena adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan,
hyperplasia prostat, dan striktur diduga juga ikut berperan. 1 6

Anemia didefenisikan sebagai penurunan jumlah masssa eritrosit (red


cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Berdasarkan data
World Helth Organization (WHO) tahun 2015, lebih dari 30 % atau 2
milyar orang di dunia berstatus anemia. 2 Parameter yang paling umum
digunakan untuk menunjukkan penurunan eritrosit adalah kadar
hemoglobin, disusul oleh hematocrit dan hitung eritrosit. WHO
menetapkan cut of point anemia untuk keperluan klinis dilapangan seperti
berikut

Tabel 1.3 Tabel Kriteria Anemia Menurut WHO

Kelompok Kriteria anemia (Hb)


Laki-laki dewasa <13 g/dl
Wanita dewasa <12 g/dl
Wanita hamil <11 g/dl

Pada dasarnya anemia disebabkan karena gangguan pembentukan


eritrosit oleh sumsum tulang, kehilangan darah (perdarahan), proses
penghancuran erotrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolysis).
Klasifikasi anemia disarkan pada gambarang morfologi dengan melihat
indeks eritrosit atau hapusan darah tepi. Dalam klasifikasi ini, anemia
dibagi menjadi 3 golongan: 1). Anemia mikrositik hipokrom, bila MCV
<80 fl dan MCH <27 pg, 2). Anemia normositik normokrom, bila MCV
80-95, MCH 27-34. 3). Anemia makrositik hipokrom, bila MCH >95,
MCHC >34.

4. RINGKASAN
Telah dilaporkan kasus seorang perempuan 42 tahun dengan diagnosis
Infeksi Saluran Kemih Komplikata, Nefropati Obstruksi G5D, Multiple
Nefrolith Renal Bilateral, dan Anemia Penyakit Kronik DD Anemia renal,
dilakukan tatalaksana dan terapi sesuai dengan gejala dan kelihan yang
dialami berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya, kemudian pasien mengalami perbaikan klinis dan
laboratorium dengan tatalaksana konservatif

DAFTAR PUSTAKA
1. Amin Z, Bahar A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid I.; 2014.
2. Kahlmeter G. An international survey of the antimicrobial susceptibility of
pathogens from uncomplicated urinary tract infections: The ECO.SENS
project. J Antimicrob Chemother. Published online 2003.
doi:10.1093/jac/dkg028
3. Mochtar CA, Noegroho BS. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Non Komplikata
Pada Dewasa.; 2015.
4. Alwi I. PPK Interna new version.pdf.pdf. Published online 2015:437.
5. Fikriani H, Wardhana Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran JlRaya
Bandung Sumedang Km YW. Alternatif Pengobatan Batu Ginjal Dengan
Seledri. 2018;16:531-539.
6. Fauzi A, Putra MMA. Nefrolitiasis. Majority. 2016;5(2):69-73.

Anda mungkin juga menyukai