Tingkat 1B Kebidanan
TAHUN 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
Pendidikan Agama mengenai “Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia” dapat selesai pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
dan bertujuan agar pembaca dapat mengetahui “Pancasila dalam kajian Sejarah
Bangsa Indonesia”. Pada kesempatan ini juga, penulis menyampaikan ucapakan
terima kasih yang ditujukan kepada:
1. Tuhan yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
3. Erlin Puspita, SST., M. Keb selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Pendidikan Agama Islam di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta 1.
4. Dr. Hj. Neti Karnati, MPd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Agama Islam di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta 1.
Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena
itu arahan, koreksi, dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan .........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah terbentuk Pancasila............................................................................3
2.2 Pancasila Era sebelum Kemerdekaan.............................................................4
2.3 Pancasila Era Orde Lama...............................................................................5
2.4 Pancasila Era Orde Baru.................................................................................6
2.5 Pancasila Era Orde Reformasi......................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................15
3.2 Saran .............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui sejarah Pancasila
b. Untuk mengetahui perkembangan Pancasila Era sebelum
Kemerdekaan
c. Untuk mengetahui perkembangan Pancasila Era Orde Lama
d. Untuk mengetahui perkembangan Pancasila Era Orde Baru
e. Untuk mengetahu perkembangan Pancasila Era Orde Reformasi
1.4 Manfaat Makalah
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini agar mahasiswa kebidanan
dapat mengetahui dan memahami tentang sejarah Pancasila dari Era
sebelum kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan orde reformasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
benarnya Pancasila itu sebagai satu-satunya dasar yang bisa dijadikan landasan
membangun Indonesia Raya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, yang merdeka dan berdaulat
penuh, demokratis, adil, makmur, rukun, bersatu, aman dan damai untuk selama-
lamanya.
Meskipun telah menjadi dasar negara dan filsafat bangsa, pada sidang-
sidang badan pembentuk UndangUndang Dasar (Konstituante) yang berlangsung
antara tahun 1957 sampai dengan 1959, Pancasila mendapat ujian yang cukup
berat. Akan tetapi, berkat kuatnya dukungan sebagian besar rakyat lndonesia,
lewat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Pancasila tetap tegak sebagai dasar negara dan
falsafah bangsa Indonesia.
Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi
nama Pancasila. Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta
sidang tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang
terdiri atas (1) Sosio-Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang
Maha Esa. Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang
berisi asas Gotong-Royong.
Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi
dasar filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan
kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid
Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh.
Hatta) yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar negara.Kemudian,
sidang pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti untuk
sementara.
4
2. Periode Perumusan Pancasila
Hal terpenting dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli 1945
adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian
dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah
awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat
Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5
“Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang kemudian ditetapkan oleh Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) menjadi Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Belakangan, materi pidato tersebut dikukuhkan dalam Penetapan Presiden
(Penpres) Nomor 1 tahun 1960 dan Ketetapan MPRS No. 1/MPRS1960 tentang
GBHN (Ali, 2009: 30). Manifesto politik Republik Indonesia tersebut merupakan
hasil perumusan suatu panitia yang dipimpin oleh D.N. Aidit yang disetujui oleh
DPA pada tanggal 30 September 1959 sebagai haluan negara (Ismaun, 1978:
105). Mereka yang berseberangan paham memilih taktik “gerilya” di dalam
kekuasaan Ir. Soekarno. Walaupun kepentingan politik mereka berbeda, kedua
arus tersebut sama-sama menggunakan Pancasila sebagai tameng. Ir. Soekarno
menghendaki persatuan di antara beragam golongan dan ideologi termasuk
komunis, bernama Pancasila (doktrin Manipol/USDEK), sementara golongan
antikomunis mengkonsolidasi diri sebagai kekuatan berpaham Pancasila yang
lebih “murni” dengan menyingkirkan paham komunisme yang tidak ber-Tuhan
(ateisme)(Ali, 2009: 34). Dengan adanya pertentangan yang sangat kuat maka Ir.
Soekarno pun dilengserkan sebagai Presiden Indonesia, melalui sidang MPRS.
6
pada tahun 1968 Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 12
tahun 1968 yang menjadi panduan dalam mengucapkan Pancasila sebagai dasar
negara, yaitu:
Instruksi Presiden tersebut mulai berlaku pada tanggal 13 April 1968. Pada
tanggal 22 Maret 1978 ditetapkan ketetapan (disingkat TAP) MPR Nomor
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Ekaprasetya Pancakarsa) yang salah satu pasalnya tepatnya Pasal 4 menjelaskan,
“Pedoman Penghayatan dan Pengamalan pancasila merupakan penuntun dan
pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara bagi
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik Pusat maupun di Daerah dan
dilaksanakan secara bulat dan utuh”. Adapun nilai dan norma-norma yang
terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa) berdasarkan ketetapan tersebut meliputi 36 butir, yaitu:
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masingmasing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
7
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
8
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
b. Bersikap adil.
9
l. Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
10
2.5 Pancasila Era Orde Reformasi
Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etika bagi negara dan
aparat pelaksana Negara, menjadi salah haluan dengan di tandainya banyak
korupsi kolusi dan nepotisem dan banyaknya unjuk rasa yang dipimpin
mahasiswa serta ketidak jujuran dari pihak pihak tertentu mengenai etika
pancasila.
Dasar negara itu berubah menjadi ideologi tunggal. Seakan akan pancasila
mati pada saat itu. Dengan seolah-olah “dikesampingkannya” Pancasila pada Era
Reformasi ini, pada awalnya memang tidak nampak suatu dampak negatif yang
berarti, namun semakin hari dampaknya makin terasa dan berdampak sangat fatal
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Dalam kehidupan sosial,
masyarakat kehilangan kendali atas dirinya, yang menimbulkan konflik horisontal
dan vertikal. Dalam bidang budaya, kesadaran masyarakat untuk menghargai
adanya kebinekaan akan mucul dan disitegrasi. Dalam bidang ekonomi kita
dijajjah dengan adanya investor asing yang memanfaatkan keadaan disaat kita
tidak menrapkan landasan pancasila didalamnya. Dalam bidang politik, terjadi
disorientasi politik kebangsaan, seluruh aktivitas politik tertuju pada kepentingan
kelompok dan golongan.
11
Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan batang tubuh UndangUndang Dasar
1945”.
Akan tetapi, istilah “Empat Pilar Kebangsaan” ini menurut Kaelan (2012:
249-252) mengandung; 1) linguistic mistake (kesalahan linguistik) atau dapat pula
dikatakan kesalahan terminologi; 2) ungkapan tersebut tidak mengacu pada
realitas empiris sebagaimana terkandung dalam ungkapan bahasa, melainkan
mengacu pada suatu pengertian atau ide, ‘berbangsa dan bernegara’ itu
dianalogikan bangunan besar (gedung yang besar); 3) kesalahan kategori
(category mistake), karena secara epistemologis kategori pengetahuan Pancasila,
12
UndangUndang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka
Tunggal Ika bukanlah merupakan kategori yang sama. Ketidaksamaan itu
berkaitan dengan realitas atau hakikat pengetahuannya, wujud pengetahuan,
kebenaran pengetahuannya serta koherensi pengetahuannya.
13
Makna penting dari kajian historis Pancasila ini ialah untuk menjaga
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu seluruh komponen
bangsa harus secara imperatif kategoris menghayati dan melaksanakan Pancasila
baik sebagai Dasar Negara maupun sebagai 22 Pandangan Hidup Bangsa, dengan
berpedoman kepada nilai-nilai Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dan secara
konsisten menaati ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal UUD 1945.
14
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sansekerta : Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) UUD 1945. Meskipun
terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung
dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal
1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
15
https://www.google.co.id/books/edition/Pancasila_Sebagai_Ideologi_dan_Dasar_
Neg/7RB9DQAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=sejarah+terbentuknya+pancasila&pg=PR3&printsec=frontco
ver
16
LEMBAR PERSETUJUAN
17