Anda di halaman 1dari 20

Kode Etik

Profesi Kebidanan
Kelompok 3
Anisa Laili Janah : P17124020044
Shafira Fitri M : P17124020075
Tasya Rasyidatul R : P17124020076
Latar Belakang
Etika diperlukan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara
hingga pergaulan hidup tingkat internasional. Etika merupakan suatu
sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem
pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan
masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang
berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya.
01 02
Hak, Kewajiban dan Etika
Tanggung Jawab Bidan Profesi Kebidanan
dalam Pelayanan
Kebidanan
Kode Etik
Profesi Kebidanan
03 04
Kode Etik Bidan Peran dan Fungsi
Nasional dan Majelis Etik
Internasional Profesi Bidan
01
Hak, Kewajiban dan
Tanggung Jawab Bidan dalam
Pelayanan Kebidanan
Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Bidan dalam Pelayanan
Kebidanan

● Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan


kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.

Hak bidan antara lain :


1.Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.

2.Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap
tingkat / jenjang pelayanan kesehatan.

3.Bidan berhak menolak keinginan pasien / klien dan keluarga yang


bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi.

4.Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya


dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
Lanjutan

5.Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui


pendidikan maupun pelatihan.

6.Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan


jabatan yang sesuai.

7.Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.


• Kewajiban merupakan tugas yang harus dijalankan oleh setiap manusia
untuk mempertahankan dan membuka haknya.
Adapun kewajiban bidan adalah sebagai berikut:
1.Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan
hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana
pelayanan dimana dia bekerja.

2.Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuuai dengan


standar profesi dengan menghormati hak – hak pasien.

3.Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang


mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.

4.Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh


suami atau keluarga.

5.Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan


ibadah sesuai dengan keyakinannya.

6.Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang


seorang pasien.
• Tanggung jawab adalah kewajiban menanggung atau memikul segala –
galanya yang menjadi tugas dengan segala akibat dari tindakan yang baik
maupun yang buruk.
Tanggung jawab bidan adalah sebagai berikut :
1.Bidan memiliki tanggung jawab untuk mendapat dan mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan sebagai bidan.

2.Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan bertanggungjawab


memberi pelayanan kepada klien secara optimal.

3.Bidan sebagai pembela klien melindungi hak asasi dari klien jika
dibutuhkan.

4.Bidan sebagai pendidik mengadakan konseling dengan klien.

5.Bidan sebagai komunikator mengadakan komunikasi secara baik


dengan sesama bidan, klien, dan keluarga.
02
Etika
Profesi Bidan
Etika Profesi Bidan

Etika profesi menurut Keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7)


adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas
berupa kewajiban terhadap masyarakat.

Prinsip - prinsip Etika Profesi :


1. Tanggung Jawab
2. Keadilan
3. Otonomi
03
Kode Etik Bidan
Nasional dan Internasional
• Kode Etik Bidan Nasional
Kode Etik Bidan Nasional adalah norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan
tugas profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat.
Kode Etik Bidan Nasional berisi :
1. Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat, yaitu kewajiban untuk
memperioritaskan kebutuhan dan menghormati norma yang berlaku
dimasyarakat.

2.  Kewajiban Bidan terhadap Tugas, yaitu kewajiban untuk menyediakan asuhan bagi
perempuan dan keluarga yang sesuai dengan kompetensi bidan

3. Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tebaga Kesehatan lainnya, yaitu kewajiban
untuk mendukung sejawat dan profesi kesehatan lainnya.

4. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya, yaitu kewajiban untuk menjaga nama baik
dan menjunjung tinggi citra profesi
Lanjutan
5. Kewajiban Bidan terhadap Diri Sendiri, yaitu kewajiban untuk
mengembangkan pengetahuan dan praktik kebidanan.

6. Kewajiban Bidan terhadap Pemerintah Nusa, Bangsa dan Tanah


Air, yaitu Kewajiban berpartisipasi dalam melaksanakan kebijakan
pemerintah, terutama kesehatan ibu dan anak, termasuk
kesehatan keluarga dan masyarakat
• Kode Etik Bidan Internasional
Kode etik ini menghargai perempuan berdasarkan HAM, mencari keadilan
untuk semua dan keadilan  dalam memperoleh akses terhadap pelayanan
kesehatan dan di dasarkan atas hubungan yang saling menguntungkan
dengan penuh hormat, percava dan bermartabat bagi seluruh anggota
masyarakat
Operasionalisasi kode etik kebidanan terbagi menjadi empat, yaitu :
1. Hubungan Bidan dengan perempuan sebagai klien
Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan informasi dan meningkatkan

penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil dan pilihanya

2. Praktek Kebidanan
Bidan memberikan asuhan bagi perempuan dan keluarga yang mengasuh anak,
dengan rasa hormat atas keberagaman budaya dan berupaya untuk
menghilangkan praktek yang berbahaya (mis. Praktek sunat perempuan)
Lanjutan
3. Kewajiban Profesi Bidan
- Bidan menjamin kerahasiaan Informasi klien dan bertindak
bijaksana dalam informasi tersebut.
- Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka,
terpercaya atas hasil asuhan bagi perempuan

4. Peningkatan Pengetahuan dan Praktek kebidanan


Bidan menjamin bahwa peningkatan pengetahuan kebidanan di
dasari oleh aktivitas yang melindungi hak perempuan sebagai
manusia
04
Peran dan Fungsi
Majelis Etik Profesi Bidan
• Peran dan Fungsi Majelis Pertimbangan Etika Profesi
Majelis pertimbangan etika profesi adalah majelis pembinaan dan pengawasan etik
pelayanan medis (MP2EPM), yang meliputi:
1.Kepmenkes RI no.554/Menkes/Per/XII/1982.
Memberikan pertimbangan, pembinaan dan melaksanakan pengawasan terhadap
semua profesi tenaga kesehatan dan sarana pelayanan medis.

2.Peraturan pemerintah Ni.1 tahun 1988 Bab V pasal 11


Pembinaan dan pengawasan terhadap dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan
dalam menjalankan profesinya dilakukan oleh mentri kesehatan atau pejabat
yang ditunjuk.

3.Surat keputusan mentri kesehatan No,640/Menkes/Per/x/1991,Tentang


pembentukan MP2EPM
• Dasar  majelis disiplin tenaga kesehatan (MDTK) adalah   sebagai
berikut:
1.Pasal 4 ayat 1 UUD 1945

2.Undang undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan diganti dengan uu no 36


tahun 2009

3. Keputusan presiden tahun 1995 tentang pembentukan MDTK


Tugas majelis disiplin tenaga kesehatan (MDTK) adalah meneliti menentukan
ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan stadar profesi
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
• Tugas Majelis Etik kebidanan,adalah meliputi :
1. Meneliti dan menentukan ada dan tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam
menetapkan standar profesi yang dilakukan oleh bidan.
2. Penilaian didasarkan atas permintaan pejabat,pasien,dan keluarga yang dirugikan
oleh pelayanan kebidanan.
3. Permohonan secara tertulis dan disertai data-data.
4. Keputusan tingkat propinsi bersifat final dan bisa konsul ke Majelis Etik Kebidanan
pada tingkat pusat.
5. Sidang Majelis Etik Kebidanan paling lambat tujuh hari,setelah diterima pengaduan.
Pelaksanaan sidang menghadirkan dan minta keterangan dari bidan dan saksi-
saksi.
6. Keputusan paling lambat 60 hari,dan kemudian disampaikan secara tertulis kepada
pejabat yang berwenang.
7. Biaya dibebankan pada anggaran pimpinan pusat IBI atau pimpinan daerah IBI di
tingkat propinsi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai