Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“TABLO SEMANTIK DAN RESOLUSI PADA LOGIKA PREDEKAT”

Disusun oleh kelompok:VI

RIA SURYANA (191041020030)


IKHWANUL MUSLIM (191041020041)

PRODI TEKNIK INFOSMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR
Kami sebagai pembuat mengucapkan puji dan syukur kami Allah
swt. Yang telah memberikan iman dan taqwa kepada kita serta memberikan ilmu
pengetahuan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Selawat dan salam tidak lupa kami persembahkan kepada
penghulu kami Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa manusia dari alam
kebodohan kealam yang berilmu pengetahua.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang mau


mendukung kami, baik disegi waktu, tempat, saran dan mengingatkan kami
sehingga makalah ini bias disusun dengan baik.

Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca. Namun, terlepas dari itu, kami meminta
maaf karena bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritikan serta saran yang bersifat membangun, agar
kami bisa menciptakan makalah yang lebih baik hingga mencapai titik sempurna
dikemudiah waktu.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................3
A.Latar belakang……………………………………………………………….3

B.Tujuan dan maksud…………………………………………………………..3

C.Landasan masalah……………………………………………………………3

BAB II: ISI...............................................................................................................4


A.Tablo semantic.................................................................................................4
1. Aturan tablo semantic..................................................................................5
2. Tablo semantik himpunan ekspresi logika...................................................6
3. Pembenaran aturan tablo semantic...............................................................7
B.PENGERTIAN RESOLUSI...........................................................................11
C.TUJUAN RESOLUSI....................................................................................11
D. RESOLUSI PADA PROPOSISI DAN PREDIKAT....................................12
1.Resolusi pada Logika Proposisi..................................................................12
2.Resolusi pada Logika Predikat....................................................................12
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. KESIMPULAN.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tabel kebenaran sangat baik untuk menjelaskan dasar logika dan mudah
dipahami. Kesulitan yang timbul adalahbanyaknya jumlah baris yang
diperlukanjika variabel proposisionalyang harus ditangani cukup banyak. Ukuran
tersebut yakni 2n (n = jumlah variabel proposisional). Jadi, misalnya ada 8
variabel proposisional, maka ada 28 = 256 baris. Dari ukuran 2n ini bisa terbentuk
dasar perhitungan 1 Kilobyte = 1024 Byte, atau 210 yakni 1024, demikian juga 1
byte = 8 bit, atau 23. Hal ini dikarenakan perhitungan berdasarkan nilai benar (T ≡
1) dan salah (F ≡ 0) sebagai konstanta proposisional yang kemudian
dipangkatkan. Inilah yang sebenarnya dikenal sebagai bahasa mesin, atau bahasa
tingkat rendah (low level language), satu-satunyabahasa yang dimengerti oleh
komputer. Ukuran yang besar dari tabel kebenaran menimbulkan banyak kesulitan
sehingga dapat dipergunakan cara lain untuk membuktikan konsistensi
sekumpulan pernyataanpernyataan dan validitas dari argumen-argumen. Salah
satunya adalah Tablo Semantik (Semantik Tableaux)

  
B.Rumusan Masalah

1. Apa defenisi dari tablo semantik?


2. Apa saja aturan yang terdapat di tablo semantik?
3. Apa defenisi dari resolusi?
4. Apa bagian –bagian dari resolusi?

C. Tujuan
1 . Untuk memahami defenisi dari tablo semantik
2. Untuk memahami aturan yang terdapat di tablo semantik
3. Untuk memahami defenisi dari resolusi
4. Untuk memahami bagian –bagian dari resolusi
BAB II
ISI
A.Tablo semantic
Penggunaan tablo semantik berbasis pada strategi pembalikan.
Strategi pembalikan pada tablo semantik dilakukan dengan memberi negasi
pada kesimpulan dan memeriksa hasil yang diperoleh.Tablo semantikbisa
dibuktikan apakah kesimpulan yang bernialai F dapat diperoleh dari premis-
premis yang bernilai T. jika idak bisa, maka argumen tersebut valid, tetapi
jika bisa, maka argumen tidak valid. Jadi, premis-premis yang bernilai T harus
menghasilkan kesimpulan yang berniali T juga. Kesimpulan ini disebut
semantically entaileddari premis-premis.Tablo semantik sebenarnya hanya
bentuk-bentuk proposisi yang dibangun berdasarkan aturan-aturan tertentu yang
biasanya berbentuk pohon terbalik dengan cabang-cabang dan ranting-ranting
yang relevan
1. Aturan tablo semantic
Terdapat 10 aturan dalam tablo semantik yang diurutkan sebagai berikut:
Aturan 1: A ˄ B
Jika tablo berisi A ˄ B, maka tablo dapat dikembangkan menjadi tablo
baru dengan menambahkab A dan B pada tablo A ˄ B. Bentuknya seperti berikut
:A ˄ B
A
B
Aturan 2: A ˅ B
Jika tablo berisi A ˅ B maka dapat dikembangkan membentuk tablo baru
dengan menambah dua cabang baru, satu berisi A dan satunya adalah B seperti
berikut:

A˅B
A B
Aturan 3: A → B
A→B
¬A B
Aturan 4: A ↔ B
A↔B

A˄B ¬A ˄ ¬B
Aturan 5: ¬¬A
¬¬A

A
Aturan 6: ¬(A ˄ B)
¬(A ˄ B)

¬A ¬B
Aturan 7: ¬(A ˅ B)
¬(A ˅ B)
¬A
¬B
Aturan 8: ¬(A → B)
¬(A → B)
A
¬B
Aturan 9: ¬(A ↔ B)
¬(A ↔ B)

A ˄ ¬B ¬A ˄ B

Aturan 10: Jika ada bentuk logika A dan negasinya (¬A) yang berada pada satu
deretan cabang dari tablo, maka terjadi ketidakkonsistenan pada cabang
tersebut, dan cabang dinyatakan “tertutup(closed)”, dan cabng tersebut tudak
bisa dikembangkan lagi.Hal ini disebabkan karena A dan ¬A tidak mungkin
benar bersama-sama pada satusaat tertentu, yakni jika A bernilai T, tidak
mungkin ¬A juga bernilai T pada saat yang sama, demikian sebaliknya.
Jika semua cabang tablo tertutup, maka ekspresi logika disebut
bersama-sama tidak konsisten atau mereka tidak bisa bernilai benar bersama-
sama.
2. Tablo semantik himpunan ekspresi logika
Contoh1
:Apakah 2 buah ekspresi logika ini konsisten bersama-sama
:¬(A→B) dan ¬A˅B
Tablo semantik yang dibuat seperti berikut
:¬(A→B) (1)
¬A˅B (2)
¬A B Aturan 2 pada (2)

A A Aturan 8 pada (1)


¬B ¬B
Tutup Tutup
Heuristik untuk mengefisienkan pembuatan tablo:
1. Carilah ekspresi logika yang dapat memakai aturan tanpa cabang (satu
cabang)2. Carilah ekspresi logika yang isinya mempunyai bentuk, yang tablonya
pasti tertutup, misalnya A dengan negasinya (~A), agar cabang tablo tertutup dan
tidak dapat dikembangkan lagi.
Contoh: Apakah himpunan dari 4 buah ekspresi logika berikut ini bersama-sama
konsisten?:
¬A˅B, ¬(B˄¬C), C→D, dan ¬(¬A˅D)
Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan tablo semantik:
Langkah 1:
Tulis semua ekspresi logika secara berurutan atas ke bawah
.(1.) ¬A˅B
(2.) ¬(B˄¬C)
(3.) C→D
(4.) ¬(¬A˅D)
3. Pembenaran aturan tablo semantic
Aturan tablo semantik dapat dipandang sebagai aturan sistem
deduktif atau sistem pembuktian yang tidak perlu ditafsirkan pada konteks
lain.Aturan tablo semantik sangat sintaksis. Hanya tinggal menuruti aturan
yang ada dan tidak ada penentuan terlebih dahulu bahwa premis-premis
benar dengan kesimpulan yang disalahkan seperti pada strategi pembalikan
yang digunakan pada model dan countermodel, tetapi hanya dengan menegasi
kesimpulannya, dan tidak memedulikan premis-premis walaupun tetap
tergolong stratesi pembalikan.Aturan tablo semantik sangat beralasan dan
realistis karena berbasis pada aturan hukum logika yang sudah dibahas
sebelumnya.Perhatikan aturan tersebut satu per satu
Aturan 1: A ˄ B
A˄B
A
B
Sebenarnya aturan ini menunjukkan bahwa jika (A˄B) benar, maka A dan B juga
bernilai benar sehingga cabang tablo untuk ekspresi ini juga benar bersama-sama
.Aturan 2: A ˅ B
A˅B
A B
Aturan ini menunjukkan bahwa jika (A˅B) benar,maka A bisa benar atau B juga
benar. Untuk itu satu cabang tablo harus menunjukkan hal ini, atau ada
konsistensi disini.

Aturan 3: A →B
A→B
¬A B
Pada hukum logika juga diketahui(A→B) ≡ ¬A˅B sehingga aplikasinya sama
seperti hukum nomor 2.
Aturan 4: A ↔ B
A↔B

` A˄B ¬A ˄ ¬B
Pada hukum logika juga diketahui(A↔B) ≡ (A˄B)˅(¬A˄¬B) sehingga
aplikasinya sama seperti hukum nomor 2.
Aturan 5: ¬¬A
¬¬A
A
Ini merupakan aplikasi hukum negasi ganda, yakni ¬¬A ≡ A
Metode tablo semantik merupakan pendekatansecara langsung untuk
memperlihatkan adanya ketidakkonsistenan dalam suatu himpunan dari ekspresi
logika, yaitu dengan cara membuang pasangan yang terjadi konflik, misalnya
A dengan ¬A. jika semua cabang tertutup, berarti ada ketidakkonsistenan,
sedangkan jika ada cabang yang tertutup dan ada yang terbuka walau hanya ada
satu berarti konsisten.
Bagaimana jika terjadi tablo yang tidak tertutp dan memastikan adanya
konsistensi.
Contoh:
(1.) A˅¬B
(2.) B˄¬C
(3.) C→A
(4.) B Aturan 1 pada baris (2)
(5) ¬C
(6) A ¬B Aturan 2 pada baris (1)
Jelas bahwa tablo tidak bisa ditutupsehingga terjadi konsistensi
bersama-sama pada himpunan ekspresi logika.Konsistensi bisa dibuktikan
dengan teknik model yaitu dengan mengambil satu variabel proposisipada
cabang yang tidak tertutup, misalnya A atau ¬A, dan berilah nilai T pada variabel
tersebut.Misalnya v(A)≡T, maka v(¬C) ≡T (ambil dari baris (3)). Jadi v(C) ≡F.
Periksadengan baris(2). Jika v(¬C) ≡T, maka pasti v(B) ≡T, maka v(¬B) ≡F.
Periksa dengan baris (3). Jika v(¬B) ≡F, sedangkan v(A) ≡T, maka v(A˅¬B)
≡T. jadi mudah ditebak bahwa v(A˅¬B) ≡T, v(B˄¬C) ≡T, dan v(A˅¬B)
≡T.Tabel kebenarannya:
A B C -B -C A˅¬B B˄¬C A˅¬B
T T F F T T T T

Tablo semantik pada argument


Tablo semantik juga dapat diimplementasikan pada pembuktian validitas
suatu argumen.Contoh:
 Jika Badu menconteksaat ujian, maka dosen akan datang jika
pengawas tidak lalai. Jika Badu mencontek saat ujian, maka
pengawas tidak lalai. Dengan demikian, jika Badu mencontek,
maka dosen akan datang.
Apakah argumen di atas valid, atau apakah kesimpulan(pernyataan 3)
secara logis mengikuti premis-premisnya (pernyataan 1 dan 2)? Dapat
dilkukan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan sehingga
ditemukan kesimpulan tidak konsisten dengan premis-premis.
Tahap-tahap pembuktian:
Langkah 1:
Membuat variabel proposisional seperti berikut:
A = Badu menconteksaat ujian
B = Dosen akan datang
C = pengawas lalai
Langkah 2:
Menyusunnya menjadi ekspresi logika:
(10) A→(¬C→B) premis
(11) A→¬C premis
(12) A→B kesimpulan
Jika ditulis akan menjadi seperti berikut:
{A→(¬C→B), A→¬C} =A→B
Langkah 3:
Menyusunnya menjadi deretan untuk dibuat tablo dengan menegasi
kesimpulan menjadi ¬(A→B) sehingga penulisan di atas menjadi
:(A→(¬C→B))˄(A→¬C)˄¬(A→B)
Selanjutnya, susun menjadi urutan berikut:
(1) A→(¬C→B)
(2) A→¬C
(3) ¬(A→B)
Jangan lupa memberi tanda negasi pada kesimpulan dari suatu
argumen, sesuai dengan stategi pembalikan, dan kemudian mencari semua
cabang tablo agar dipastikan tertutup. Jika semuacabang tertutup akan terjadi
ketidakkonsistenan, dan berati argumen valid.Jika tablo ada yang terbuka,
maka terjadi konsistensi walaupun hanya satu cabang, dan berarti argumen
tidak valid.Perhatikan perbedaan antara pemberian tanda negasi dengan
tidak untuk melihat perbedaannya:

B.PENGERTIAN RESOLUSI
Resolusi merupakan kaidah inferensi utama dalam bahasa
PROLOG.PROLOG menggunakan notasi “quantifier-free”.PROLOG didasarakan
pada logika predikat urutan pertama.Sebelum resolusi diaplikasikan, wff harus
berada dalam bentuk normal atau standard. Tiga tipe utama bentuk normal :
1. conjunctive normal form
2.   clausal form
3.   subset Horn clause.
            Dari pengertian dasar logika matematika tersebut,teknik resolusi tersusun
secara bertahap sampai dengan proses resolve, yakni menghapus literal
berpasangan yang asa pada setiap klausa untuk menghasilkan resolvent atau
klausa hasil proses resolve. Dan dilakukan secara terus menerus sampai
menghasilkan falsum.
Resolusi diaplikasikan ke dalam bentuk normal wff dengan
menghubungkan seluruh elemen dan quantifier yang dieliminasi.
Contoh :
(A  B)  (~B C)   ………… conjunctive normal form
Dimana  A  B  dan  ~B C  adalah clause.
Logika proposional dapat ditulis dalam bentuk clause.Full clause form
yang mengekspresikan formula logika predikat dapat ditulis dalam Kowalski
clause form.
A1, A2, ……., AN    B1, B2, ……., BM 
Clause yang ditulis dalam notasi standard :
 A1 A2, ……., AN    B1  B2, ……., BM 

C.TUJUAN RESOLUSI     
Tujuan dasar resolusi adalah membuat infer klausa baru yang disebut
“revolvent” dari dua klausa lain yang disebut parent clause.

Contoh :
                        A  B
                        A  ~B
                         A
Premis dapat ditulis :   (A  B)  (A  ~B)
Ingat Aksioma Distribusi :
            p  (q  r)  (p  q)  (p  q)
Sehingga premis di atas dapat ditulis :
(A  B)  (A  ~B)  A  (B  ~B)  A
 dimana B  ~B selalu bernilai salah

D. RESOLUSI PADA PROPOSISI DAN PREDIKAT

1.Resolusi pada Logika Proposisi


Menggunakan resolusi yaitu suatu teknik pembuktian yang lebih efisien,
sebab fakta-fakta yang akan dioperasikan terlebih dahulu dibawa ke bentuk
standar yang sering disebut dengan nama klausa.Pembuktian suatu pernyataan
menggunakan resolusi ini dilakukan dengan cara menegasikan pernyataan
tersebut, kemudian dicari kontradiksinya dari pernyataan-pernyataan yang sudah
ada.
Algoritma konversi ke bentuk klausa :
1.      Eliminir a → b menjadi ¬ a v b
2.      Reduksi skope dari ¬ sebagai berikut :
¬ (¬ a ^ b) ¬ a v ¬ b   
¬ (¬ a v b) ¬ a ^ ¬ b
¬ x : P(x) x : ¬ P(x)
¬ x : P(x) x : ¬ P(x)

2.Resolusi pada Logika Predikat


Resolusi pada logika predikat pada dasarnya sama dengan resolusi pada
logika proposisi, hanya saja ditambah dengan unifikasi.Pada logika predikat,
prosedur untuk membuktikan pernyataan P dengan beberapa pernyataan F yang
telah diketahui, dengan menggunakan resolusi, dapat dilakukan melalui algoritma
sebagai berikut :

1. Konversikan semua proposisi F ke bentuk klausa


2. Negasikan P, dan konversikan hasil negasi tersebut ke bentuk
klausa.Tambahkan   kehimpunan klausa yang telah ada pada langkah
3. Kerjakan hingga terjadi kontradiksi atau proses tidak mengalami
kemajuan :
•Diskusikan dengan memberikan contoh pembuktian dengan resolusi.

Contoh kasus :
Misalkan terdapat pernyataan-pernyataan sebagai berikut :
1.      Andi adalah seorang mahasiswa
2.      Andi masuk Jurusan Elektro
3.      Setiap mahasiswa elektro pasti mahasiswa teknik
4.      Kalkulus adalah matakuliah yang sulit
5.      Setiap mahasiswa teknik pasti akan suka kalkulus atau akan membencinya
6.      Setiap mahasiswa pasti akan suka terhadap suatu matakuliah
7. Mahasiswa yang tidak pernah hadir pada kuliah matakuliah sulit, maka
mereka pasti tidak suka terhadap matakuliah tersebut
8.      Andi tidak pernah hadir kuliah matakuliah kalkulus

Maka harus terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk klausa sebagai


berikut :
1.mahasiswa (Andi)
2.Elektro (Andi)
3.¬ Elektro (x1) v Teknik (v1)
4.sulit (Kalkulus)
5.¬ Teknik (x2) v suka (x2, Kalkulus) v benci (x2, Kalkulus)
6.suka (x3, f1 (x3))
7.¬ mahasiswa (x4) v ¬ sulit (y1) v hadir (x4, y1) v ¬ suka (x4, y1)
8.¬ hadir (Andi, Kalkulus)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Aturan tablo semantic dibuat dari hukum-hukum logika berdasarkan
ekuivalensi secara logis berbentuk logika
 Tablo semantic mengaplikasikan strategi pembalikan dengan
member megasi pada kesimpulan argument
 Resolusi dilakukan dengan me-resolvi klausa-klausa untuk
menemukan resolvet clause sampai menghasilkan falsum.
 Suatu argument dikatakan valid jika resolusi menghasilkan klausa
kosong atau falsum, sebaliknya argument tidak valid jika tidak
menghasilkan falsum.
DAFTAR PUSTAKA
Soesianto, F dan Dwijono Djoni. 2006. Logika Matematika untuk Ilmu Komputer.
ANDI Yogyakarta.

Soesianto, F dan Dwijono Djoni. 2010. Logika Matematika untuk Ilmu Komputer.
ANDI Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai