2020
KATA PENGANTAR
Kami sebagai pembuat mengucapkan puji dan syukur kami Allah
swt. Yang telah memberikan iman dan taqwa kepada kita serta memberikan ilmu
pengetahuan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Selawat dan salam tidak lupa kami persembahkan kepada
penghulu kami Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa manusia dari alam
kebodohan kealam yang berilmu pengetahua.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................3
A.Latar belakang……………………………………………………………….3
C.Landasan masalah……………………………………………………………3
A. Latar Belakang
Tabel kebenaran sangat baik untuk menjelaskan dasar logika dan mudah
dipahami. Kesulitan yang timbul adalahbanyaknya jumlah baris yang
diperlukanjika variabel proposisionalyang harus ditangani cukup banyak. Ukuran
tersebut yakni 2n (n = jumlah variabel proposisional). Jadi, misalnya ada 8
variabel proposisional, maka ada 28 = 256 baris. Dari ukuran 2n ini bisa terbentuk
dasar perhitungan 1 Kilobyte = 1024 Byte, atau 210 yakni 1024, demikian juga 1
byte = 8 bit, atau 23. Hal ini dikarenakan perhitungan berdasarkan nilai benar (T ≡
1) dan salah (F ≡ 0) sebagai konstanta proposisional yang kemudian
dipangkatkan. Inilah yang sebenarnya dikenal sebagai bahasa mesin, atau bahasa
tingkat rendah (low level language), satu-satunyabahasa yang dimengerti oleh
komputer. Ukuran yang besar dari tabel kebenaran menimbulkan banyak kesulitan
sehingga dapat dipergunakan cara lain untuk membuktikan konsistensi
sekumpulan pernyataanpernyataan dan validitas dari argumen-argumen. Salah
satunya adalah Tablo Semantik (Semantik Tableaux)
B.Rumusan Masalah
C. Tujuan
1 . Untuk memahami defenisi dari tablo semantik
2. Untuk memahami aturan yang terdapat di tablo semantik
3. Untuk memahami defenisi dari resolusi
4. Untuk memahami bagian –bagian dari resolusi
BAB II
ISI
A.Tablo semantic
Penggunaan tablo semantik berbasis pada strategi pembalikan.
Strategi pembalikan pada tablo semantik dilakukan dengan memberi negasi
pada kesimpulan dan memeriksa hasil yang diperoleh.Tablo semantikbisa
dibuktikan apakah kesimpulan yang bernialai F dapat diperoleh dari premis-
premis yang bernilai T. jika idak bisa, maka argumen tersebut valid, tetapi
jika bisa, maka argumen tidak valid. Jadi, premis-premis yang bernilai T harus
menghasilkan kesimpulan yang berniali T juga. Kesimpulan ini disebut
semantically entaileddari premis-premis.Tablo semantik sebenarnya hanya
bentuk-bentuk proposisi yang dibangun berdasarkan aturan-aturan tertentu yang
biasanya berbentuk pohon terbalik dengan cabang-cabang dan ranting-ranting
yang relevan
1. Aturan tablo semantic
Terdapat 10 aturan dalam tablo semantik yang diurutkan sebagai berikut:
Aturan 1: A ˄ B
Jika tablo berisi A ˄ B, maka tablo dapat dikembangkan menjadi tablo
baru dengan menambahkab A dan B pada tablo A ˄ B. Bentuknya seperti berikut
:A ˄ B
A
B
Aturan 2: A ˅ B
Jika tablo berisi A ˅ B maka dapat dikembangkan membentuk tablo baru
dengan menambah dua cabang baru, satu berisi A dan satunya adalah B seperti
berikut:
A˅B
A B
Aturan 3: A → B
A→B
¬A B
Aturan 4: A ↔ B
A↔B
A˄B ¬A ˄ ¬B
Aturan 5: ¬¬A
¬¬A
A
Aturan 6: ¬(A ˄ B)
¬(A ˄ B)
¬A ¬B
Aturan 7: ¬(A ˅ B)
¬(A ˅ B)
¬A
¬B
Aturan 8: ¬(A → B)
¬(A → B)
A
¬B
Aturan 9: ¬(A ↔ B)
¬(A ↔ B)
A ˄ ¬B ¬A ˄ B
Aturan 10: Jika ada bentuk logika A dan negasinya (¬A) yang berada pada satu
deretan cabang dari tablo, maka terjadi ketidakkonsistenan pada cabang
tersebut, dan cabang dinyatakan “tertutup(closed)”, dan cabng tersebut tudak
bisa dikembangkan lagi.Hal ini disebabkan karena A dan ¬A tidak mungkin
benar bersama-sama pada satusaat tertentu, yakni jika A bernilai T, tidak
mungkin ¬A juga bernilai T pada saat yang sama, demikian sebaliknya.
Jika semua cabang tablo tertutup, maka ekspresi logika disebut
bersama-sama tidak konsisten atau mereka tidak bisa bernilai benar bersama-
sama.
2. Tablo semantik himpunan ekspresi logika
Contoh1
:Apakah 2 buah ekspresi logika ini konsisten bersama-sama
:¬(A→B) dan ¬A˅B
Tablo semantik yang dibuat seperti berikut
:¬(A→B) (1)
¬A˅B (2)
¬A B Aturan 2 pada (2)
Aturan 3: A →B
A→B
¬A B
Pada hukum logika juga diketahui(A→B) ≡ ¬A˅B sehingga aplikasinya sama
seperti hukum nomor 2.
Aturan 4: A ↔ B
A↔B
` A˄B ¬A ˄ ¬B
Pada hukum logika juga diketahui(A↔B) ≡ (A˄B)˅(¬A˄¬B) sehingga
aplikasinya sama seperti hukum nomor 2.
Aturan 5: ¬¬A
¬¬A
A
Ini merupakan aplikasi hukum negasi ganda, yakni ¬¬A ≡ A
Metode tablo semantik merupakan pendekatansecara langsung untuk
memperlihatkan adanya ketidakkonsistenan dalam suatu himpunan dari ekspresi
logika, yaitu dengan cara membuang pasangan yang terjadi konflik, misalnya
A dengan ¬A. jika semua cabang tertutup, berarti ada ketidakkonsistenan,
sedangkan jika ada cabang yang tertutup dan ada yang terbuka walau hanya ada
satu berarti konsisten.
Bagaimana jika terjadi tablo yang tidak tertutp dan memastikan adanya
konsistensi.
Contoh:
(1.) A˅¬B
(2.) B˄¬C
(3.) C→A
(4.) B Aturan 1 pada baris (2)
(5) ¬C
(6) A ¬B Aturan 2 pada baris (1)
Jelas bahwa tablo tidak bisa ditutupsehingga terjadi konsistensi
bersama-sama pada himpunan ekspresi logika.Konsistensi bisa dibuktikan
dengan teknik model yaitu dengan mengambil satu variabel proposisipada
cabang yang tidak tertutup, misalnya A atau ¬A, dan berilah nilai T pada variabel
tersebut.Misalnya v(A)≡T, maka v(¬C) ≡T (ambil dari baris (3)). Jadi v(C) ≡F.
Periksadengan baris(2). Jika v(¬C) ≡T, maka pasti v(B) ≡T, maka v(¬B) ≡F.
Periksa dengan baris (3). Jika v(¬B) ≡F, sedangkan v(A) ≡T, maka v(A˅¬B)
≡T. jadi mudah ditebak bahwa v(A˅¬B) ≡T, v(B˄¬C) ≡T, dan v(A˅¬B)
≡T.Tabel kebenarannya:
A B C -B -C A˅¬B B˄¬C A˅¬B
T T F F T T T T
B.PENGERTIAN RESOLUSI
Resolusi merupakan kaidah inferensi utama dalam bahasa
PROLOG.PROLOG menggunakan notasi “quantifier-free”.PROLOG didasarakan
pada logika predikat urutan pertama.Sebelum resolusi diaplikasikan, wff harus
berada dalam bentuk normal atau standard. Tiga tipe utama bentuk normal :
1. conjunctive normal form
2. clausal form
3. subset Horn clause.
Dari pengertian dasar logika matematika tersebut,teknik resolusi tersusun
secara bertahap sampai dengan proses resolve, yakni menghapus literal
berpasangan yang asa pada setiap klausa untuk menghasilkan resolvent atau
klausa hasil proses resolve. Dan dilakukan secara terus menerus sampai
menghasilkan falsum.
Resolusi diaplikasikan ke dalam bentuk normal wff dengan
menghubungkan seluruh elemen dan quantifier yang dieliminasi.
Contoh :
(A B) (~B C) ………… conjunctive normal form
Dimana A B dan ~B C adalah clause.
Logika proposional dapat ditulis dalam bentuk clause.Full clause form
yang mengekspresikan formula logika predikat dapat ditulis dalam Kowalski
clause form.
A1, A2, ……., AN B1, B2, ……., BM
Clause yang ditulis dalam notasi standard :
A1 A2, ……., AN B1 B2, ……., BM
C.TUJUAN RESOLUSI
Tujuan dasar resolusi adalah membuat infer klausa baru yang disebut
“revolvent” dari dua klausa lain yang disebut parent clause.
Contoh :
A B
A ~B
A
Premis dapat ditulis : (A B) (A ~B)
Ingat Aksioma Distribusi :
p (q r) (p q) (p q)
Sehingga premis di atas dapat ditulis :
(A B) (A ~B) A (B ~B) A
dimana B ~B selalu bernilai salah
Contoh kasus :
Misalkan terdapat pernyataan-pernyataan sebagai berikut :
1. Andi adalah seorang mahasiswa
2. Andi masuk Jurusan Elektro
3. Setiap mahasiswa elektro pasti mahasiswa teknik
4. Kalkulus adalah matakuliah yang sulit
5. Setiap mahasiswa teknik pasti akan suka kalkulus atau akan membencinya
6. Setiap mahasiswa pasti akan suka terhadap suatu matakuliah
7. Mahasiswa yang tidak pernah hadir pada kuliah matakuliah sulit, maka
mereka pasti tidak suka terhadap matakuliah tersebut
8. Andi tidak pernah hadir kuliah matakuliah kalkulus
Soesianto, F dan Dwijono Djoni. 2010. Logika Matematika untuk Ilmu Komputer.
ANDI Yogyakarta.