Anda di halaman 1dari 3

Absensi:

1. Ega, Andre, Azzam


2. Bagus (I), Hakim (S)
3. Lengkap
4. Lengkap
5. Lengkap
6. Angga (I), Ibay (TI), Hizbi (I)
7. Awan
8. Ishaq (I), Ikhbal (I)

Nama: Nana Sudiana

TTL: Cirebon

Aktivitas: Direktur Pendayagunaan IZI

Kontak: 081325873723 (HP) dan 081228832835 (WA)

Email: nana.sudiana@izi.or.id

Dialog Tokoh

“Keutamaan Zakat: Memudahkan, Dimudahkan”

Izi dimulai dari pembuatan logo lalu dibuat pembuatan nama. Terinspirasi dari kata “easy” lalu
dibahasakan menjadi IZI, Inisiatif Zakat Indonesia. Inisiatif bermakna menjadi yang terdepan dan sebagai
inisiator zakar di Indonesia. Pimpinannya berasal dari ITB.

Jika kita telusuri kebelakang, orang sukses selalu menghadapi dua hal yaitu mimpi dan masalah. Ketika
seseorang berhadapan dengan masalah akan berdampak pada peningkatan daya dorong untuk
melakukan perubahan besar. Sebagai contoh cerita Thomas Alfa Edison, hidupnya terbilang susah.
Diawal sekolah dianggap sebagia orang yang gagal dalam menghadapi sekolah normal. Lalu guru Edison
memanggil orang tuanya dan memberitahu bawa Edison tidak bisa belajar dan tidak bisa berkembang
disekolah. “Anak ini bodoh.” Lalu ibunya berkata, “ini anak saya, tidak ada yang bisa mengatakan bahwa
dirinya bodoh.” Ayah memberikan rasa tegas, pengalaman hidup dan daya juang. Ibu memberika rasa
kasih sayang. Sampai akhinrya Edison menjadi orang yang diakui di dunia.

Jadi didapati bahwa, keberhasilan dan kesuksesan ada dua hal pertama menghadapi masalah dan
mencari solusi lalu bermimpi untuk mencapai sesuatu. Harus memiliki dua hal ini. Istilahnya kolaborasi
antar masalah dan mimpi membuat seseorang menuju kesuksesan.

Jangan sampai masalah menggoncahkan idealisme kita. Diibaratkan kurva, mimpi memiliki kurva keatas,
sedangkan masalah memiliki kurva kebawah. Jangan sampai kita terjebak didalam masalah. Masalah
selalu menarik kita ke bawah dan tak ada ujungnya. Dan keinginan kita atau mimpi kita selalu membawa
kita katas. Keinginan memiliki keluarga, perkejaan yang keren. Mimpi akan selalu membawa kita keatas.
Dari hal itu, kita harus mengambil kurva tengah. Apa itu? Kita harus reallistis. Di satu sisi kita jangan
tenggelam dalam masalah dan jangan muluk muluk dengan mimpi. Mimpi itu ibarat tangga, ibarat ipk
4.0 harus diperoleh dengan step-step yang pas.

Kemampuan seseorang menyerap kuliah hanya sekitar 70%. Semakin banyak yang kita lihat dan terima
semakin sedikit yang kita ingat. Kemampuan daya serap seseorang sangat sedikit. Kecuali beberapa
orang. Tetapi jarang orang seperti itu.

Kadang-kadang ada masa, dimana kita harus mengakui keterbatasan yang ada diri kita.

Kurva tengah menggambarkan konstrain-konstrain yang kita miliki.

“Mimpi yang berhasil adalah mimpi yang kita ketahui kapan kita bermimpi dan kapan kita bangun”

Yang terbaik dapat kita kerjakan adalah sesuatu yang dapat kita selesaikan.

Ihsanul amal ada Ikhlasun Niyat (Niat yang Ikhlas), Itqonul ‘Amal (Amal yang rapi), Jaudatul Adaa’
(Penyelesalan yang baik).

Ketika mimpi kita terlalu tinggi lalu kita jatuh, maka kita akan menjadi orang gila.

Di Jepang itu dalam sehari ada sekitar 1-2 orang yang bunuh diri. Sampai ada mekanisme sendiri dari
pemerintah untuk mengurangi angka bunuh diri. Tidak menjangkit orang dewasa saja tetapi anak kecil
sudah mulai bunuh diri.

Kalau kita punya mimpi, kita harus ada jalan tengahnya. Hal ini bukan berarti kita membatasi mimpi.

Banyak orang yang belum suskes tergoda diawalnya.

Dan banyak pula orang sukses yang dapat tergoda.

Banyak orang baik yang sering mendapatkan godaan dan cobaan. Bahkan sekaliber Rasulullah saw.
Cerita ketika beliau masuk ke dalam lubang dan dilempari oleh kotoran unta. Sampai anaknya, Fatimah,
menangis, “Mengapa orang sebaik engkau masih ada yang memperlakukan buruk.”

Di Indonesia ada tiga sektor, yaitu sektor public, sektor private dan sektor ketiga. Zakat dikategorikan
sebagai sektor ketiga.

Cari tentang ekonomi hitam sebuah dunia yang tidak dapat dipegang oleh orang awam. Dapat dilihat
dari kinerja kepolisian, media-media saat ini dan lain sebagainya.

Sektor ketiga isinya banyak, mulai dari NGO muslim sampai NGO non muslim.

Memahami dunia perzakata Indonesia. Model pengelolalan zakat ada dua yaitu system zakat wajib
(obligatory basis) dan atas dasar kesukarelaan serta kesadaran masyarakat (voluntary basis). Indonesia
masih berbasis pada voluntary basis.

Zakat baru mendapatkan perhatian dari pemerintahan setelah reformasi yaitu pada UU no 38 tahun
1999. Setelah munculnya UU ini bermunculan berbagai Badan Amil Zakat mulai dari Nasional sampai
Kabupate/Kota. Diawalnya ada 18 Baznas.
Potensi Zakat Infaq Sedekah di Indonesia ada sekitar 217 Triliun (10 persen APBN), tetapi realisasinya
hanya 3 triliun (1,2 persen potensi).

“Marketing is like blood for business....

No Marketing = No Money = No Business = No You “

Kunci utamanya ada di fundraising. Lembaga-lembaga third sector utamanya ada di pengelolaan dana-
dana sosial. Pertanyaanya, apakah ini akan mengganggu idealisme mereka?

Kemampuan marketing berada di Internal dan Eksternal. Internal berkata terkait Who Am I, Team
Corporate and Product. Eksternal berbicara terkait Customer, Market, Competitor and Public.y

Yang dikejar dari lembaga amal zakat adalah Muzaki. Muzaki yaitu:

1. Usia antar 25-60 tahun


2. Memiliki komitmen islam yang baik
3. Berpenghasilan menegah ke atas
4. Tidak terikat oleh organisasi islam tertentu

Ada piramida muzaki

10 % Donatur 70 % Donasi

20 % Donatur 20 % Donasi

70 % Donatur 10 % Donatur

Common mistakes:

1. Tidak kreatif dalam melihat pasar calon muzakki


2. Terlalu sempit atau sebaliknya terlalu luas

Anda mungkin juga menyukai