Oleh :
Dwikani Oklita Anggiruling I151170221
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Analsis Preferensi
Pangan terhadap Pola Konsumsi dalam Menunjang Diversifikasi Pangan”
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS,
selaku koordinator dan pengajar mata kuliah Sosial Budaya dan Gizi yang telah
senantiasa selalu memberikan bimbingan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada serta ibunda Devi Hanifah, kakak Lingga Divika serta adik Detria Nursabina
atas segala dukungan dan doanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Selain itu terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh keluarga Pasca
Sarjana Gizi Masyarakat 2017 atas segala dukungannya. Penulis memohon maaf atas
segala kekurangan ataupun kekhilafan yang penulis lakukan.
Semoga makalah ini bermanfaat.
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling utama bagi manusia dan
pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia sebagai komponen dasar
untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan pangan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dilakukan berdasarkan dengan
berdasarkan ketahanan pangan yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan
berkelanjutan (Menkes 2012). Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan
bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan (UU
Pangan No.18/2012). Ketahanan Pangan mencakup tiga dimensi yaitu ketesediaan
pangan, akses pangan dan pemanfaatan atau konsumsi pangan. Ketiga dimensi ini
sering digunakan untuk mengukur pencapaian ketahanan pangan. Terwujudnya
ketahanan pangan merupakan sinergi dan interaksi dari ketiga dimensi tersebut.
Penguatan ketahanan pangan dapat dilakukan melalui diversifikasi pangan
secara luas. Menurut Sumaryanto (2009) diversifikasi pangan merupakan salah satu
pilar untuk pemantapan ketahanan pangan. Diversifikasi pangan berkonotasi pada
adanya pilihan bahan pangan alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada satu
jenis pangan yang dominan. Menurut Undang-Undang pangan No 18 tahun 2012,
diversifikasi pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan
yang beragam, bergizi dan berbasis pada potensi sumber daya lokal. Pola konsumsi
pangan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan gizi yang bermutu dan seimbang
(kandungan karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin) (Adnyana 2005).
Penganekaragaman konsumsi pangan pada masyarakat masih belum berhasil.
Pencapaian keragaman konsumsi pangan dapat dilihat melalui indikator skor Pola
Pangan Harapan (PPH). Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 baru mencapai 85.2
masih dibawah skor nasional yaitu 90.4. Kelompok pangan padi-padian masih
dikonsumsi berbelebih dan kelompok pangan lainnya masih kurang.
Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari oleh satu
orang atau merupakan ciri khas untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu
(Santoso, 2004). Keragaman makanan yang dikonsumsi seseorang berbeda-beda
karena tergantung pada preferensi pangan. Preferensi pangan didefinisikan sebagai
derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan kemudian preferensi ini
berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Suhardjo 1989). Menurut Drewnowski &
Hann (1999) preferensi pangan merupakan hal penting mempelajari pangan yang
disukai maupun yang tidak disukai tersebut, serta makanan yang belum pernah
dirasakan serta menelusuri sebab-sebab yang melatarbelakanginya.
Preferensi pangan menentukan keragaman makanan yang dikonsumsi. Secara
tidak langsung preferensi pangan berkontribusi pada pencapaian diversifikasi pangan.
Perlu dilakukannya analisis preferensi pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi pangan sehingga preferensi pangan dapat mempengaruhi keragaman
konsumsi pangan. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu sarana
untuk mengubah konsumsi pangan masyarakat kuantitas maupun kualitas dengan
prinsip gizi seimbang dalam rangka perbaikan status gizi. Selain itu, hasil analisis
preferensi pangan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pangan yang
potensial di wilayah Jawa Barat dalam rangka pencapaian diversifikasi pangan.
Tujuan
PEMBAHASAN
Diversifikasi
Pola Konsumsi
pangan
Preferensi pangan
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA