Anda di halaman 1dari 6

UTS Tanggal : 16 April 2018

MK. Sosio Budaya dan Gizi

ANALSIS PREFERENSI PANGAN TERHADAP POLA KONSUMSI DALAM


MENUNJANG DIVERSIFIKASI PANGAN

Oleh :
Dwikani Oklita Anggiruling I151170221

Koordinator Mata Kuliah:


Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS.

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Analsis Preferensi
Pangan terhadap Pola Konsumsi dalam Menunjang Diversifikasi Pangan”
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS,
selaku koordinator dan pengajar mata kuliah Sosial Budaya dan Gizi yang telah
senantiasa selalu memberikan bimbingan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada serta ibunda Devi Hanifah, kakak Lingga Divika serta adik Detria Nursabina
atas segala dukungan dan doanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Selain itu terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh keluarga Pasca
Sarjana Gizi Masyarakat 2017 atas segala dukungannya. Penulis memohon maaf atas
segala kekurangan ataupun kekhilafan yang penulis lakukan.
Semoga makalah ini bermanfaat.

Bogor, April 2018

Dwikani Oklita Anggiruling


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling utama bagi manusia dan
pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia sebagai komponen dasar
untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan pangan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dilakukan berdasarkan dengan
berdasarkan ketahanan pangan yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan
berkelanjutan (Menkes 2012). Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan
bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan (UU
Pangan No.18/2012). Ketahanan Pangan mencakup tiga dimensi yaitu ketesediaan
pangan, akses pangan dan pemanfaatan atau konsumsi pangan. Ketiga dimensi ini
sering digunakan untuk mengukur pencapaian ketahanan pangan. Terwujudnya
ketahanan pangan merupakan sinergi dan interaksi dari ketiga dimensi tersebut.
Penguatan ketahanan pangan dapat dilakukan melalui diversifikasi pangan
secara luas. Menurut Sumaryanto (2009) diversifikasi pangan merupakan salah satu
pilar untuk pemantapan ketahanan pangan. Diversifikasi pangan berkonotasi pada
adanya pilihan bahan pangan alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada satu
jenis pangan yang dominan. Menurut Undang-Undang pangan No 18 tahun 2012,
diversifikasi pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan
yang beragam, bergizi dan berbasis pada potensi sumber daya lokal. Pola konsumsi
pangan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan gizi yang bermutu dan seimbang
(kandungan karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin) (Adnyana 2005).
Penganekaragaman konsumsi pangan pada masyarakat masih belum berhasil.
Pencapaian keragaman konsumsi pangan dapat dilihat melalui indikator skor Pola
Pangan Harapan (PPH). Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 baru mencapai 85.2
masih dibawah skor nasional yaitu 90.4. Kelompok pangan padi-padian masih
dikonsumsi berbelebih dan kelompok pangan lainnya masih kurang.
Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari oleh satu
orang atau merupakan ciri khas untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu
(Santoso, 2004). Keragaman makanan yang dikonsumsi seseorang berbeda-beda
karena tergantung pada preferensi pangan. Preferensi pangan didefinisikan sebagai
derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan kemudian preferensi ini
berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Suhardjo 1989). Menurut Drewnowski &
Hann (1999) preferensi pangan merupakan hal penting mempelajari pangan yang
disukai maupun yang tidak disukai tersebut, serta makanan yang belum pernah
dirasakan serta menelusuri sebab-sebab yang melatarbelakanginya.
Preferensi pangan menentukan keragaman makanan yang dikonsumsi. Secara
tidak langsung preferensi pangan berkontribusi pada pencapaian diversifikasi pangan.
Perlu dilakukannya analisis preferensi pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi pangan sehingga preferensi pangan dapat mempengaruhi keragaman
konsumsi pangan. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu sarana
untuk mengubah konsumsi pangan masyarakat kuantitas maupun kualitas dengan
prinsip gizi seimbang dalam rangka perbaikan status gizi. Selain itu, hasil analisis
preferensi pangan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pangan yang
potensial di wilayah Jawa Barat dalam rangka pencapaian diversifikasi pangan.

Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana preferensi


pangan di Jawa Barat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam menunjang
pencapaian diversifikasi pangan.

PEMBAHASAN

Preferensi pangan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau ketidaksukaan


terhadap makanan dan preferensi ini akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan.
Preferensi dapat bersifat bersifat tetap sepanjang waktu dan juga yang dapat berubah
dari waktu ke waktu (Lyman 1989. Menurut Sanjur (1982) preferensi mempunyai
struktur, serta struktur ini dapat berubah dan dipelajari sejak kecil dan bersifat plastis.
Analisis preferensi pangan terhadap konsumsi pangan dilakukan dengan melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pangan dan dampaknya pada pola
konsumsi pangan. Randall & Sanjur (1981) mengelompokan faktor yang
mempengaruhi preferensi pangan seseorang menjadi tiga faktor utama yaitu
karakteristik individu, karakteristik pangan dan karaktersitik lingkungan.
Karakteristik lndividu terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan,
pengetahuan gizi, keterampilan memasak atau kreativitas, dan sikap terhadap
kesehatan dan makanan tersebut. Karakteristik makanan terdiri dari rasa, penampakan
makanan, tekstur, harga, tipe makanan, bentuk, metode persiapan makanan, bumbu
dan kombinasi makanan. Karakteristik lingkungan terdiri dari musim, pekerjaan,
mobilitas, tingkat urbanisasi, ukuran keluarga dan isu kesehatan, keamanan dan
kehalalan pangan.
Faktor-faktor tesebut akan mempengaruhi kesukaan seseorang (preferensi
makanan) atau daya terima sesoorang terhadap makanan (Giese 1994). Preferensi ini
menjadi pertimbangan seseorang untuk menentukan sikap dalam mengkonsumsi
makanan. Sikap terintegrasi membentuk preferensi terhadap pangan dan akhirnya
membentuk perilaku konsumsi pangan (Sanjur 1982). Hal ini akan berdampak pula
pada keanekaragaman makanan yang dikonsumsi seseorang. Menurut (Khumaidi
1989) Setiap masyarakat dalam mengkonsumsi makanan mempunyai aturan-aturan,
pembatasan-pembatasan, rasa suka dan tidak suka (preferensi), kepercayaan terhadap
jenis makanan-makanan yang ada, sehingga membatasi pilihannya terhadap jenis-
jenis makanan. Pilihan terhadap jenis-jenis makanan inilah yang akan mempengaruhi
keanekaragaman makanan masyarakat. Pemenuhan pangan yang dari segi kualitas
dan kuantitas merupakan salah satu wujud pengembangan diversifikasi pangan. Dasar
analisis ini dapat dirangkum dalam sebuah kerangka pemikiran seperti pada gambar
1.

KERANGKA PEMIKIRAN PREFERENSI PANGAN, KONSUMSI


PANGAN DAN DIVERSIFIKASI PANGAN

Diversifikasi

Pola Konsumsi
pangan

Preferensi pangan

Karakteristik makanan : Karakteristik lingkungan :


Karakteristik individu :
Rasa Musim
Usia
Penampakan makanan Pekerjaan
Jenis kelamin
Tekstur Mobilitas
Pendidikan
Harga Tingkat urbanisasi
Pendapatan
Tipe makanan, Ukuran keluarga
Pengetahuan gizi
Bentuk Isu kesehatan
Keterampilan memasak atau
metode persiapan makanan Keamanan dan kehalalan
kreativitas
bumbu pangan
Sikap
kombinasi makanan Produksi wilayah
Gambar 1 Kerangka pemikiran preferensi pangan, konsumsi pangan dan diversifikasi
pangan

Karakterisitik individu yaitu usia dapat mempengaruhi preferensi pangan seseorang.


Menurut Buse & Salathe (1978) Preferensi pangan pada setiap kelompok pangan
anak-anak berbeda dengan kelompok orang dewasa dan kelompok usia lanjut (1978).
Konsumsi pangan pada kelompok anak-anak umumnya bergantung dari apa yang
diberikan oleh ibu atau orangtuanya (Abraham 1988; Blanciforti et al. 1981; Horton
1985; Buse & Salathe 1978) yang tentunya berbeda dengan yang diberikan untuk
kelompok remaja atau dewasa. Kelompok remaja dan dewasa lebih suka untuk
memilih pangan yang dikonsumsinya sendiri dan pada kelompok remaja biasanya
kurang begitu peduli dengan kandungan gizi yang tinggi pada pangan dan mereka
cenderung lebih menyukai pangan yang sedang populer (Blanciforti et al. 1981;
Rappoport et al. 1992; Kelly 1981; Woodward 1985)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai