8
ANCOVA test
ANCOVA merupakan teknik analisis yang
berguna untuk meningkatkan presisi sebuah
percobaan karena didalamnya dilakukan
pengaturan terhadap pengaruh peubah
bebas lain yang tidak terkontrol. ANCOVA
digunakan jika peubah bebasnya mencakup
variabel kuantitatif dan kualitatif. Dalam
ANCOVA digunakan konsep ANOVA dan
analisis regresi.
ANCOVA test
Kovariat (covariate) adalah variabel X2, X3, ..., Xk, yang seperti
halnya X1 diduga bisa mempengaruhi terjadinya variabel Y, karena
itu pengaruhnya ingin dikendalikan oleh peneliti (Vogt1993; Last,
2001). Kovariat juga disebut faktor ketiga (third factor), karena
merupakan variable di luar variabel dependen dan variabel
independen utama yang menjadi perhatian peneliti. Kovariat bisa
merupakan faktor perancu (confounding factor) atau pengubah efek
(effect modifier (Last, 2001). Kovariat disebut juga concomitant
variable, karena variabel itu “menyertai” variabel independen utama
(Kothari, 1990). Kovariat disebut juga variabel kontrol (control
variable), karena pengaruhnya terhadap variable dependen akan
dikendalikan.
ANCOVA test
Pengaruh kovariat dalam suatu eksperimen lazimnya dikontrol dengan
teknik randomisasi. Tetapi pengaruh kovariat bisa juga dikendalikan
dalam analisis data dengan teknik statistik tertentu, misalnya Analisis
Kovarians. Analisis kovarians (disingkat ANCOVA, atau ANACOVA, atau
ANOCOVA) merupakan “saudaranya” ANOVA, hanya saja terhadap
model ANOVA kali ini ditambahi sebuah variable independen yang disebut
kovariat. Baik ANOVA maupun ANCOVA merupakan “special case”
analisis regresi ganda. Dalam model ANCOVA, variabel dependen diukur
dalam skala kontinu, faktor penelitian terukur dalam skala kategorikal
(misalnya, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol), dan kovariat
terukur dalam skala kontinu (Rosner, 1990; Kothari, 1990; Kleinbaum et
al., 1988).
ANCOVA test
• Contoh: sebuah eksperimen berminat meneliti efikasi obat
antikolesterol. Untuk mengetahui pengaruh obat dalam
menurunkan kadar kolesterol, peneliti mengukur kadar
kolesterol sebelum dan sesudah pemberian obat, menggunakan
sebuah desain eksperimen kuasi yang disebut “before and after
with no comparison design”. Kadar kolesterol sebelum
pemberian obat tentu mempengaruhi kadar kolesterol sesudah
pemberian obat. Salah satu cara mengontrol pengaruh itu adalah
memperhitungkannya dalam analisis data dengan model
ANCOVA, dengan persamaan sebagai berikut:
Contoh kasus ancova
Suatu penelitian dilakukan di sebuah perguruan
tinggi untuk mengetahui apakah ada pengaruh
perbedaan dosen pengajar terhadap nilai mata
kuliah mahasiswa, misal mata kuliah A. Di
perguruan tinggi tersebut terdapat 3 orang dosen
yang mengajar mata kuliah yang sama, misal Dosen
I, Dosen II, dan Dosen III
Dalam kasus di atas, peubah-peubah yang
digunakan adalah:
• Peubah respon (y) yaitu nilai yang diperoleh
mahasiswa untuk mata kuliah tersebut
Contoh kasus ancova
Contoh kasus ancova
Contoh kasus ancova
Jahe sebagai obat tradisional diduga dapat menurunkan glukosa darah pasien diabetes
melitus tipe 2. Diabetes melitus merupakan penyakit prevalensi tinggi di dunia termasuk
Indonesia. Penelitian ini merupakan uji klinis pemberian serbuk jahe merah pada pasien
diabetes
Analisis data yang digunakan adalah uji Analisa kovarian (ANCOVA) pada taraf
signifikasi p < 0.05 untuk membandingkan efek penggunaan serbuk kering jahe merah
kedua kelompok
Contoh penelitian menggunakan analisis
ancova
Contoh penelitian
eksperimental
• Penelitian Berjudul “Peran Pendidikan Gizi terhadap
Perbaikan Kepatuhan Konsumsi Makanan dan Penderita
Diabetes di Kota Bogor”
• Desain penelitian : pre-post eksperimental
• Pemberian intervensi pendidikan gizi dilakukan oleh peneliti
kepada Ahli Gizi Puskesmas, kemudian dilanjutkan
pemberian intervensi pendidikan gizi yang disisipkan pada
kegiatan prnyuluhan rutin puskesmas oleh petugas Ahli Gizi
tersebut kepada penderita diabetes.