Take Home

MK Epidemiologi Gizi dan PTM

DETERMINAN DEFISIENSI VITAMIN B6

Oleh:
Dwikani Oklita Anggiruling I151170221

Dosen Mata Kuliah :

Prof Hardinsyah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
 Vitamin B6 adalah vitamin yang larut dalam air yang secara alami terdapat dalam banyak dan
tersedia sebagai suplemen makanan. Bentuk utama dari vitamin B6 adalah pyridoxine, pyridoxal,
pyridoxamine, pyridoxine 5′-fosfat, pyridoxal 5′-phosphate (PLP) dan pyridoxamine 5′-phosphate
(PMP) (Vrolijk et al 2017). Vitamin B6 memiliki beberapa peranan dalam tubuh manusia yaitu
berperan dalam metabolisme asam amino, karbohidrat (glukoneogenesis dan glikogenolisis) dan lipid
(Eliot and Kirsch 2004), berkontribusi dalam sistem neurotransmitter seperti pada dopamine, serotonin,
glycine, glutamate dan γ-aminobutyric acid (GABA) (Percudani & Peracchi 2009), membentuk
antibodi interleukin-2 dalam sistem imum sebagai sistem pertahanan tubuh, membentuk hemoglobin
untuk membawa sel darah merah (Spinneker et al 2007).
Berdasarkan data NHANES 2012 prevalensi defisiensi vitamin B6 adalah 10,6% dengan
penggunaan nilai cutoff serum untuk PLP <20 nmol / L. Terjadinya defisiensi vitamin B6 dapat
menyebabkan beberapa gangguan yaitu 1) Gangguan pada sistem imun dengan menurunkan produksi
serum antibodi seiring dengan peningkatan ekspresi Interleukin-4(Qian et al 2017). 2) Anemia
mikrositik sideroblastic, kekurangan vitamin B6 dapat menghalangi langkah pembentukan hemoglobin
dan penggunaan zat besi dalam sel erythropoietic (Awad 2006). 3) Neuropati perifer, Vitamin B6
sebagai kofaktor jika terjadi defisiensi maka akan mengganggu system neurotransmitter yang
menyebabkan terjadi neuropati perfier . (Spinneker et al 2007) 4) Dementia, hal ini biasanya terjadi
pada lansia dimana mereka mengalami gangguan pad acara berfikir, ingatan jangka pendek dan
kemampuan bicara. Vitamin B6 berperan dalam perkembangan kognif, sehingga jika terjadi defisiensi
maka dapat mengakibatkan dementia pada lansia (Spinneker et al 2017). Gejala klinis defisiensi
pyridoxal 5′-phosphate (PLP) diantaranya depresi, gugup, gangguan respon imun, dan iritabilitas
(Stover and Martha 2015). Berkaitan dengan fungsi vitamin B6 dalam metabolisme 1 karbon, jika
terjadi defisiensi vitamin B6 maka metabolisme akan terganggu sehingga dalam jangka panjang akan
beresiko terjadi kesalahan pembentukan DNA yang menyebabkan terbentukanya sel kanker (Mocellin
et al 2016)
Determinan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi atau penyebab terjadinya penyakit.
Terdapat beberapa determinan defisiensi vitamin B6 yaitu asupan vitamin B6 yang rendah, malabsorpsi
dan kelompok rawan. Menurut Stover & Martha (2015) Defisiensi vitamin B6 jarang terjadi akibat
kurangnya asupan karena vitamin B6 banyak terkandung pada berbagai makanan seperti ikan, hati,
daging, kentang, sayuran, kacang-kacangan, pisang, alpukat, kuning telur dan gandum utuh.
Malabsopsi vitamin B6 terjadi pada kondisi inflamasi yaitu seperti peradangan pada usus
(Inflammatory bowel disease). Terjadinya peradangan usus menyebabkan penurunan penyerapan
vitamin B6. Selain itu terjadi hiperkatabolisme dan adanya pengaruh obat yang menyebabkan defisiensi
Vitamin B6 pada penderita inflammatory bowel disease (Saibeni et al 2013). Adanya interaksi obat
pada tubuh akan beresiko defisiensi pyridoxine. Obat-obat tersebut adalah ethanol yang meningkatkan
katabolisme fosfat, pyridoxal 5′-phosphate (PLP), serta theophylline dan caffeine yang menghambat
pyridoxal kinase. (Spinneker et al 2007). Obat lain seperti progabide, obat antiepilepsi, dan teofilin
yang juga menghambat pyridozal kinase ( Ueland et al 2015).
Terdapat beberapa kelompok yang beresiko mengalami defisiensi vitamin B6. Menurut di Salvo
et al (2012) defisiensi vitamin B6 ditemukan pada pecandu alkohol. Pengguna alhohol memiliki
resiko mengalami defisiensi vitamin B6. Vitamin B6 berperan dalam metabolisme 1 karbon. Alkohol
dapat mengganggu metabolisme 1 karbon dengan menghambat pembentukan metionin sintase. Hal ini
menyebabkan penyerapan vitamin B6 tidak maksimal karena terhambatnya pembentukan metionin
sintase (Larsson et al 2005). Perokok dan peminum kopi beresiko mengalami defisiensi vitamin B6.
Hal ini berkaitan dengan rendahnya albumin dan terjadi perubahan penyeberan fosfat, pyridoxal 5′-
phosphate (PLP) didalam jaringan perokok. Hasil penelitian menunjukkan orang yang meminum kopi 4
gelas/hari berhubungan dengan terjadinya defisiensi vitamin B6. ( Ulvic et al 2008). Pasien yang
melakukan terap hemodialysis beresiko mengalami defisiensi vitamin B6. Hal ini dikarenakan beberapa
hal yaitu asupan yang tidak sesuai kebutuhan, terjadinya penurunan absorpsi di usus halus, perubahan
fosforilasi pyridoxal pada pyridoxal 5’-fosfat, peningkatan kehilangan vitamin B6 melalui dialysis, dan
interaksi dari obat. ( Corken & Judi 2011). Penderita Rheumatoid Arthritis atau penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh beresiko defisiensi vitamin B6 karena terjadi peningkatan
katabolisme vitamin B6 untuk mempertahankan system kekebalan tubuh (Uealand et al 2005)
Faktor resiko lainnya adalah penggunaan pil KB, penggunaan pil KB menyebakan
terganggunya metabolisme triptofan. Vitamin B6 beperan dalam proses perubahan dari triptofan
menjadi niacin. Terganggunya metabolisme triptofan menyebabkan kebutuhan vitamin B6 lebih
banyak sehingga dapat menyebabkan defisiensi vitamin B6 (Wilson et al 2011). Pada kondisi seperti
ASI sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin B6 pada bayi. Penerima donor ginjal juga
menjadi kelompok yang rawan mengalami defisiensi vitamin B6. Hasil penenelitian yang
membandingkan status vitamin B6 pada penerima donor ginjal dan kontrol menunjukkan bahwa status
vitamin B6 pada penerima donor ginjal lebih rendah dari kontrol. Hal ini bukan dikarenakan kurangnya
asupan vitamin B6 tetapi terdapat perubahan metabolisme vitamin B6, terjadi penurunan penyerapan
dari usus kecil, transportasi berikutnya yaitu ke hati menjadi terganggu dan terjadi peningkatan ekskresi
katabolit vitamin B6 dalam urin ( Minovic et al 2017). Vegetarian cenderung mengalami defisiensi
vitamin B6 terutama strict vegans karena kurangnya sumbangan vitamin b6 dari pangan hewani. Di
Australia, study pada omnivores, vegetarians dan vegans menunjukkan bahwa 30% diantaranya
mengalami difisiensicvitamin B^ terutama strict vegans (Majchrzak et al 2006).
Menurut Friel et al (2011) Defisiensi vitamin B6 ditemukan pada bayi prematur yang lahir dari
ibu yang tidak mendapatkan suplementasi vitamin B6 selama masa kehamilan. Hal ini disebabkan
kebutuhan vitamin B6 bayi meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh. Ibu
hamil dan ibu menyusui juga memiliki kebutuhan vitamin B6 yang lebih besar yaitu 1.9 mg dan 2 mg.
Metabolisme vitamin B6 meningkat saat hamil. Kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin
B6 dalam pemenuhan kebutuhan menyebabkan ibu beresiko mengalami defisiensi vitamin B6 ( Ueland
et al 2015). Kelompok usia lansia pun beresiko mengalami defisiensi vitamin B6. Defisiensi Vitamin
B6 terjadi karena kebutuhan vitamin B6 lansia lebih tinggi karena terjadi penurunan penyerapan,
konsumsi makanan lebih sedikit, makanan kurang mengandung vitamin B6, peningkatan katabolisme
dan gangguan fosforilasi. (Kjeldby et al 2013).
Berdasarkan paparan menganai determinan defisiensi vitamin B6 dan dampak terjadinya
defisiensi B6 perlu dilakukannya pengendalian pada determinan dan menanggulangi permasalahan
yang terjadi akibat defisiensi vitamin B6. Suatu penelitian dilakukan dengan memberikan suplemen
vitamin B6 kepada ibu hamil agar kebutuhan vitamin B6 dapat tercukupi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian suplemen vitamin B6 efektif dan memberikan manfaat lain yaitu
mengurangi mual dan muntah pada trimester 1. Selain itu, dilakukannya suplementasi vitamin B6 pada
ibu hamil bukan hanya memberikan manfaat pada ibu, janin juga merasakan manfaatnya. Bayi tersebut
akan lahir tanpa mengalami defisiensi vitamin B6 dan perkembangan otak akan optimal karena vitamin
B6 berperan dalam perkembangan tersebut.(Salam et al 2015). Selain suplementasi, fortifikasi juga
dapat dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan. Hungary melakukan fortifikasi vitamin B6
pada tepung dengan jumlah 880 μg/100 g tepung. (Spinneker et al 2017).
 DAFTAR PUSTAKA

Awad Jr WM (2006). Iron and heme metabolism. Heme biosynthesis. In: Delvin TM (ed).  Textbook
of Biochemistry with Clinical Correlations, 6th edn. Wiley-Liss (Wiley and Sons, Inc.:
Hoboken, NJ), pp 833–840

Corken Melissa, Judi Porter. 2011. Is vitamin B6 deficiency an under-recognized risk in patients
receiving haemodialysis? A systematic review: 2000–2010. ASPN Nephrology 16 (2011)
619–625

Falsaperla Raffaele, Marco ANdre, Valeria et al.2017. Pyridoxine supplementation during pregnancy,
lactation and the first months of life: A review of the literature. Curr Pediatr Res 2017; 21
(4): 613-619

Friel, J.K., Bessie, J.C., Belkhode, S.L., Edgecombe, C., Steele-Rodway, M., Downton, G., et al., 2001,
Thiamine, riboflavin, pyridoxine, and vitamin C status in premature infants receiving
parenteral and enteral nutrition, J Pediatr Gastroenterol Nutr.,33:64-69.

Kjeldby Ida K, Gunvoe S Fosner, et al. 2013. Vitamin B6 deficiency and diseases in elderly people-
astudy in nursing homes. BMC Geriatrics

Larsson Susanna C, Giovannucci Edward, ALICJA WOLK. 2005. Vitamin B6 Intake, Alcohol
Consumption, and Colorectal Cancer: A Longitudinal Population-Based Cohort of Women.
American Gastroenterological Association. Volume 128, Issue 7, Pages 1830–1837

Majchrzak D, Singer I, Manner M, Rust P, Genser D, et al. 2006. B-vitamin status and concentrations ¨
of homocysteine in Austrian omnivores, vegetarians and vegans. Ann. Nutr. Metab. 50:485–
91

Minovic Isidor, Ineke J Riphagen, ELse van den Berg, Jenny E Kootstra et al. 2017. Vitamin B-6
deficiency is common and associated with poor long-term outcome in renal transplant
recipients. Am J Clin Nutr doi: 10.3945/ajcn

Mocellin Simone, Marta Briarava, Perluigi Pilati.. 2016. Vitamin B6 and cancer risik : a field synopsis
and meta analysis. JNCI J Natl Cancer Inst (2017) 109(3):

Percudani, R., Peracchi, A., 2009. The B6 database: a tool for the description and classification of
vitamin B6-dependent enzymatic activities and of the corresponding protein families. BMC
Bioinf. 10, 273

Qian Bingjun, Shanqi Shen, JIanhua Zhang. 2017. Effects of Vitamin B6 Deficiency on the
Composition and Functional Potential of T Cell Populations. Journal of Immunology
Research

Qian Bingjun, Shaqi Shen, JIanhua Zhang,. 2016. Effects of vitamin B^ deficiency on the composition
and Potential of T Cell Populations Potential of T Cell Populations. Journal of Immunology
ResearchVolume 2017 (2017), Article ID 2197975, 12 pages
Saibeni Simone, Marco Cattaneo, Maurizio Vecchi et al. 2003. Low Vitamin B6 Plasma Levels, a Risk
Factor for Thrombosis, in Inflammatory Bowel Disease: Role of Inflammation and
Correlation With Acute Phase Reactants. The Amarican Journal of Gastroenterology.
Published by Elsevier Science Inc.

Salam Rehana A, Nadeem F zuberi, Zulfiqar A Butta. 2015. Pyridoxine (vitamin B6 Supplementation
during pregnancy or labour for maternal and neonatal outcomes. Cochrane Pregnancy and
Childbirth Group

Spinneker, Sola, Lemmen, et al. 2007. Vitamin B6 status, deficiency and its consequenes. Nutr Hosp
21(1):7-24

Stover Patrick J, Martha S Field. 2015. Vitamin B-6. Advances in Nutrtition an International review
Journal. Published online 2015 Jan.

Ueland, P.M., Ulvik, A., Rios-Avila, L., Midttun, O., Gregory, J.F., 2015. Direct and functional
biomarkers of vitamin B6 status. Annu. Rev. Nutr. 35, 33–70

Ulvik A, Vollset SE, Hoff G, Ueland PM. 2008. Coffee consumption and circulating B-vitamins in
healthy middle-aged men and women. Clin. Chem. 54:1489–96

Vrolijk MF, Opperhuizen A, Jansen EHJM, Hageman GJ, Bast A, Haenen GRMM. The vitamin B6
paradox: Supplementation with high concentrations of pyridoxine leads to decreased vitamin
B6 function. Toxicol In Vitro. 2017 Oct;44:206-212.

Wilson Stephanie Mc, Brittney N Bivins, et al. 2011. Oral contraceptive use: impact on folate, vitamin
B6, and vitamin B12. Nutrition Reviews, Volume 69, Issue 10, 1 October 2011, Pages 572–
583,