DATA PUBLIKASI
Takwin, Bagus dkk. 2016. Buku Ajar 1 Matakuliah Pengembangan Kepribadian
Teringtegrasi - A. Depok.
Setyawan, Ebta. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Elektronik.
http://kbbi.web.id/
Hariyanto. 2010. Pengertian Kepribadian (Personality).
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepribadian/
Susanto, Bob. 2014. Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian.
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/09/proses-sosialisasi-dalam-pembentukan-
kepribadian-manusia.html
Sholihin, M. Tri Indarto. 2013. Apa itu Logika? “Ada Hal – hal di Luar Logika
Kita”. http://www.kompasiana.com/koleksi/apa-itu-logika-ada-hal-hal-di-luar-logika-
kita_552888e2f17e614a5d8b4597
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pembentukan kepribadian dianggap menjadi aspek yang penting untuk
menghasilkan manusia yang berintegritas. Namun, masih banyak orang yang awam
tentang apa itu pembentukan kepribadian serta bagaimana cara membentuk sebuah
kepribadian manusia yang berintegritas.
Atas keingintahuan penulis akan pembentukan kepribadian manusia secara mendalam
serta untuk membuktikan kaitan antara aspek pembangunan karakter, berpikir filosofis,
logis, dan beretika dengan pembentukan kepribadian manusia, maka penulis mengangkat
teks sintesis ini dengan judul “Pembentukan Kepribadian Manusia Melalui
Pembangunan Karakter, Berpikir Filosofis dan Logis, serta Beretika”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui apa itu pembentukan kepribadian manusia.
1.2.2 Membuktikan adanya kaitan pembangunan karakter, berpikir filosofis dan logis, serta
beretika dengan pembentukan kepribadian manusia.
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Kepribadian
2.1.1 Definisi Kepribadian
Menurut Agus Sujanto, dkk. (2004), kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis
yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.
Sedangkan menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006),
kepribadian adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya
dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah
laku, minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala
sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.
Dari kedua definisi oleh para ahli di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa kepribadian merupakan suatu perilaku yang terintegritas berdasarkan potensi
dari diri manusia itu sendiri.
2.1.2 Komponen Pokok Kepribadian
Cipta yaitu bagian dari jiwa manusia bersifat abstrak yang merupakan pusat intelegensi
yang diperoleh melalui pengalaman dalam proses sosialisasi.
Rasa yaitu bagian dari jiwa manusia yang merupakan pusat dari indra perasa yang
berfungsi sebagai pengukur dan pengendali perilaku manusia.
Karsa yaitu bagian dari jiwa manusia yang merupakan pusat dari kehendak dan nafsu.
2.2 Hakikat Karakter
2.2.1 Definisi Karakter
Karakter merupakan kumpulan tata nilai yang terwujud dalam suatu sistem
daya dorong yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang dapat ditampilkan
secara mantap (Arief dalam Saifuddin & Karim, 2011)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter didefinisikan
sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain.
Maka dapat diartikan bahwa karakter adalah sebuah perilaku yang terbentuk
dalam diri manusia. Setiap manusia memiliki karakteristik yang beragam dan dapat
melakukan pembentukan karakteristik masing – masing guna membangun suatu
kepribadian.
2.2.2 Pembangunan Karakter
Dalam Buku Ajar Matakuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi –
A 1, dijelaskan bahwa untuk membangun suatu karakter kita sebagai seorang manusia
perlu memahami apa sajakah kekuatan dan keutamaan karakter itu sendiri. Berikut
adalah paparan penjelasannya:
Dalam Buku Ajar 1 MPKT-A, telah dipaparkan beberapa bentuk kekuatan
karakter yaitu:
a. Kekuatan Kognisi (Kebijaksanaan dan Pengetahuan): Kekuatan karakter
meliputi proses manusia dalam belajar untuk menggapai nilai kehidupan.
Pengaplikasiannya dapat digambarkan melalui kreativitas seseorang, rasa
keingintahuan, pandangan hidup manusia, dan lain sebagainya.
b. Kekuatan Interpersonal (Kemanusiaan): Cenderung menyoroti nilai sosial
yang ada pada manusia. Kekuatan karakter ini dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari – hari seperti bentuk kasih sayang, berperilaku sabar,
rasa kepedulian, dan menyenangkan.
c. Kekuatan Emosional (Kesatriaan): Dapat diaplikasikan dengan cara
menyatakan keberanian, berjiwa besar, dapat menerima kesalahan, serta
berintegritas tinggi.
d. Kekuatan Kewarganegaraan (Berkeadilan): Kekuatan karakteristik yang
dapat diaplikasikan dengan memiliki tanggung jawab sosial, cinta tanah
air, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
e. Kekuatan Pengelolaan Diri: Suatu hal yang sangat penting dalam
pembentukan karakter. Kekuatan karakter ini dapat digambarkan dengan
sifat pemaaf, rendah hati, dan dapat membatasi diri.
f. Kekuatan Spiritual (Transendensi): Dapat diaplikasikan dengan cara
mensyukuri segala sesuatu yang ada, mengapresiasi keindahan, memiliki
keyakinan, serta dapat menikmati hidup.
2.3 Hakikat Filsafat
2.3.1 Definisi Filsafat
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), filsafat merupakan
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab, asal, dan hukumnya.
Sejalan dengan pengertian menurut KBBI, filsafat merupakan cabang ilmu
guna mengetahui eksistensi dari semua hal di dunia ini. Baik itu yang berwujud
ataupun tidak berwujud.
Filsafat mempertanyakan benar adanya suatu hal di dunia ini. Maka, seringkali
filsafat mepertanyakan pertanyaan – pertanyaan yang dianggap fundamental atau
sangat mendasar.