Anda di halaman 1dari 18

Ringkasan Pengantar Hukum Bisnis (UTS)

1. Pengantar Ilmu Hukum


a. Pengertian Hukum
 Menurut Hans Kelsen, hukum adalah suatu sistem norma-norma yang
mengatur perilaku manusia. Yang dimaksud di sini yakni hukum terdiri atas
norma-norma di mana dari norma-norma tersebut terbentuk suatu sistem.
 Menurut Gustav Radbruch, hukum adalah kompleks aturan-aturan umum
untuk hidup bersama manusia yang gagasan akhirnya berorientasi pada
keadilan atau kemanfaatan.
 Menurut J. Van Kan dan J.H. Beekhuis, hukum adalah “suatu rumpunan kaidah-
kaidah yang bersifat memaksa, atau dengan perkataan lain, suatu rumpunan
pergaulan hidup yang bersifat memaksa.”
b. Norma-norma selain norma hokum
 Norma susila, yaitu peraturan hidup yang berasal dari hati nurani manusia. 
 Norma kesopanan, yaitu ketentuan hidup yang berasal dari pergaulan dalam
masyarakat.
 Norma agama, yaitu ketentuan hidup yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa,
yang isinya berupa larangan, perintah-perintah, dan ajaran.
c. Karakteristik Hukum
 Berupa norma-norma atau peraturan-peraturan. Norma adalah pernyataan
tentang apa yang seharusnya dilakukan (perintah) atau apa yang seharusnya
tidak dilakukan (larangan) oleh orang. Peraturan adalah rumusan dari norma
yang berfungsi untuk mengatur; di mana kata dasar dari peraturan adalah atur.
 Norma/peraturan itu dapat tertulis maupun tidak tertulis.
 Memiliki sanksi sehingga berlakunya dapat dipaksakan atau bersifat memaksa.
 Lex perfecta adalah peraturan-peraturan yang diikuti dengan sanksi
(akibat hukum).
 Lex imperfecta adalah peraturan-peraturan yang tidak diikuti dengan
sanksi (akibat hukum).
d. Pengertian Ilmu Hukum
Ilmu hukum adalah ilmu tentang hukum; atau yang oleh Satjipto Rahardjo dikatakan
bahwa ilmu hukum itu mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan
dengan hukum.
e. Tujuan Hukum
 Buku Pengantar Ilmu Hukum
 Teori keadilan: tujuan hukum adalah keadilan.
 Teoriu utilitas (kemanfaatan): tujuan hukum adalah manfaat.
 Teori gabungan (keadilan dan manfaat)
 Teori ketertiban dan ketentraman masyarakat: tujuan hukum adalah
untuk menjaga ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat.
 PPT dosen (Pak Zoelkifli Siregar)
 Memelihara ketertiban masyarakat.
 Menjaga kelangsungan hidup masyarakat.
 Melindungi kepentingan masyarakat.
f. Kaidah Hukum
Kaidah hukum merupakan segala peraturan yang ada yang telah dibuat secara resmi
oleh pemegang kekuasaan, yang sifatnya mengikat setiap orang dan pemberlakuannya
merupakan paksaan yang harus ditaati dan apabila telah terjadi pelanggaran akan
dilaksanakan sanksi tertentu.
Ditinjau dari segi isinya, kaidah hukum dapat dibagi menjadi tiga:
 Berisi tentang perintah (gebod)
 Berisi tentang larangan (verbod)
 Berisi perkenan (mogen)
g. Fungsi Hukum
 Memberikan pengesahan (legitimasi) terhadap apa yang berlaku dalam
masyarakat.
 Hukum sebagai alat rekayasa masyarakat.
 Sebagai sarana pembentukan masyarakat, khususnya sarana pembangunan.
 Hukum sebagai senjata dalam konflik sosial.
h. Prinsip Hukum
 Hak asasi manusia berlaku universal.
 Semua orang sama di hadapan hukum.
 Tiada suatu hukuman dapat mengakibatkan kematian perdata.
 Keadilan bagi setiap orang.
 Orang tidak dapat dihukum kalau terbukti tidak bersalah.
 Siapa yang menimbulkan kerugian harus membayar ganti rugi.
i. Sumber-sumber Hukum
 Undang-undang
 Undang-undang dalam arti formal adalah peraturan yang disebut
undang-undang mengingat formalitas cara terjadinya.
 Undang-undang dalam arti material adalah peraturan yang disebut
undang -undang mengingat isinya yang mengikat umum.
 Kebiasaan
 Traktat: perjanjian antar negara.
 Prosedur pembentukan melalui tiga tahap: 1) perundingan, 2)
penandatanganan, dan 3) ratifikasi. Prosedur ini biasanya dilakukan
untuk hal-hal yang dianggap penting sehingga memerlukan persetujuan
dari badan-badan tertentu dalam suatu negara.
 Prosedur pembentukan melalui dua tahap: 1) perundingan, dan 2)
penandatanganan. Ini dilakukan untuk perjanjian-perjanjian yang
dianggap tidak begitu penting dan memerlukan penyelesaian yang
cepat.
 Yurisprudensi: putusan pengadilan tertinggi yang bersifat menetapkan suatu
norma, di mana putusan tersebut diikuti oleh hakim lainnya.
 Pendapat ahli hukum (doktrin)
 Perjanjian
j. Istilah-istilah Hukum
 Subjek Hukum
Definisi subjek hukum, menurut L.J van Apeldoorn, adalah segala sesuatu yang
mempunyai kewenangan hukum, ialah kecakapan untuk menjadi pendukung
(subjek) hukum. Menurut C.S.T Kansil, adalah “sesuatu yang mempunyai hak
dan kewajiban.”
 Manusia (orang perseorangan)
 Badan Hukum
 Objek Hukum
Objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hubungan
hukum.
 Benda berwujud (yang dapat dilihat indera mata) dan benda tidak
berwujud (yang tidak dapat dilihat indera mata).
 Benda bergerak dan benda tidak bergerak:
Benda bergerak karena sifatnya, yaitu yang dapat berpindah atau
dipindahkan. Benda bergerak karena ditentukan undang-undang.
 Hak
Menurut Rudolf von Ihering, hak adalah kepentingan yang dilindungi oleh
hukum. Menurut Bernard Windscheid, hak adalah kekuasaan yang diberikan
oleh tata hukum.
Pembedaan hak:
 Hak mutlak (absolut), yaitu hak yang memuat kekuasaan bertindak:
o Semua hak publik, yaitu hak yang didasarkan pada hukum
publik dalam arti objektif.
o Sebagian dari hak keperdataan, yaitu hak yang didasarkan pada
hukum perdata dalam arti objektif. Hak-hak ini yakni:
 Hak-hak kepribadian: hak menuntit ganti rugi atas
terbunuhnya salah seorang anggota keluarga; hak
menuntut ganti rugi atas luka atau cacat.
 Hak-hak keluarga, yaitu hak yang timbul dari hubungan
keluarga.
 Sebagian dari hak-hak atas kekayaan, yaitu hak yang
mempunyai nilai keuangan: hak-hak kebendaan, yaitu
hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu
benda; hak atas benda tidak berwujud, yaitu hak yang
mengenai hasil pikiran manusia.
 Hak relatif, yaitu hak yang memuat kekuasaan menuntut agar orang lain
bertindak.
 Kewajiban Hukum adalah syarat-syarat hukum dengan mana subjek hukum
terikat untuk menyesuaikan diri. Syarat-syarat hukum adalah syarat-syarat yang
ditentukan dalam hukum tentang bagaimana seharusnya orang bersikap atau
bertindak.
 Peristiwa hukum adalah peristiwa yang membawa akibat yang diatur oleh
hukum.
 Perbuatan subjek hukum:
o Perbuatan hukum
Perbuatan hukum bersegi satu (sepihak)
Perbuatan hukum bersegi dua (timbal balik)
o Perbuatan hukum terlepas dari kehendak pelaku
Perbuatan melawan hukum
Pebuatan yang tidak melawan hukum
 Peristiwa lain yang bukan kehendak subjek hukum:
o Kelahiran
o Kematian
o Kedaluarsa
 Hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh hukum. Contoh:
 Hubungan perkawinan
 Hubungan orang tua dengan anak
 Hubungan perwalian
 Hubungan pengempunan
 Hubungan kebendaan
 Hubungan perikatan
 Asas hukum adalah filosofi yang menjadi inti dari sejumlah norma hukum.
Beberapa asas hukum yang terkenal:
 Peraturan-peraturan dasar dari hukum adalah: hidup dengan patut,
tidak merugikan orang lain, memberikan kepada orang lain apa yang
menjadi bagiannya.
 Tiap orang dianggap tahu undang-undang.
 Undang-undang hanya mengikat ke depan dan tidak berlaku surut.
 Lex superior derogat legi inferiori, yaitu ketentuan yang lebih tinggi
mengesampingkan ketentuan yang lebih rendah.
 Lex posterior derogat legi priori, yaitu ketentuan yang kemudan
mengesampingkan ketentuan yang terlebih dahulu.
 Lex specialis derogat legi generali, yaitu ketentuan khusus
mengesampingkan ketentuan umum.
 Pacta sunt servanda, perjanjian adalah mengikat.
 Nemo plus juris ad alium transferr potest, quam ipse haberet (tidak
seorang pun dapat memberikan hak kepada orang lain lebih daripada
yang dimilikinya).
 Nullum crimen, nulla poena sine praevia lege poenali (tiada kejahatan,
tiada pidana tanpa adanya undang-undang pidana terlebih dahulu).
 Actus non facit reum nisi mens sit rea (perbuatan tidak membentuk
kejahatan kecuali jika jiwanya bersalah).
k. Pembidangan Ilmu Hukum
 Bentuknya
 Tempat berlakunya
 Waktu berlakunya
 Isinya
 Wujudnya
 Cara menggunakan/mempertahankan
l. Hierarki perundang-undangan:
 UUD 1945
 UU
 PP -> Menteri, menteri, menteri
 Perpres -> untuk individu
 Kepres -> untuk umum
 Perda -> provinsi, kabupaten/kota
2. Pengantar Tata Hukum Indonesia
a. Pengantar Tata Hukum Indonesia
 Menurut sumbernya, hukum dibagi menjadi:
 Hukum tertulis
 Hukum tidak tertulis.
 Menurut tempat berlkunya, hukum dibagi menjadi:
 Hukum nasional
 Hukum internasional
 Hukum asing
 Hukum gereja
 Menurut waktu berlakunya, hukum dibagi menjadi:
 Hukum positif (ius constitutum), hukum yang berlaku sekarang.
 Ius constituendum, hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang.
 Menurut cara mempertahankannya, hukum dibagi menjai:
 Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang
mengatur kepntingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang
berwujud perintah-erintah dan larangan-larangan.
 Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang
mengatur bagaimana cara-cara melaksanakan dan mempertahankan
hukum material.
 Menurut sifatnya, hukum dapat dibagi menjadi:
 Hukum yang memaksa
 Hukum yang mengatur
 Menurut wujudnya, hukum dapat dibagi menjadi:
 Hukum objektif
 Hukum subjektif
b. Sistematika Hukum Perdata
Hukum perdata dibagi dalam empat bagian:
 Hukum tentang diri seseorang, memuat peraturan-peraturan tentang manusia
sebagai sumber hukum, peraturan-peraturan perihal kecakapan untuk memiliki
hak-hak dan kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya itu
serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapan itu.
 Hukum kekeluargaan, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum ang timbul
dari hubungan kekeluargaan, yaitu: perkawinan beserta hubungan dalam
lapangan hukum kekayaan antara suami dan istri, hubungan antara orang tua
dan anak, perwalian dan curatele.
 Hukum kekayaan, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang dapat
dinilai dengan uang.
 Hukum warisan, mengatur hal ikhwal tentang benda atau kekayaan seseorang
jikalau ia meninggal.
Sistmatik yang dipakai oleh kitab undang-undang hukum perdata: B.W (Burgerlijk
Wetboek) itu terdiri atas empat buku:
 Buku I: Perihal Orang (memuat hukum tentang diri seseorang dan hukum
kekeluargaan).
 Buku II: Perihal Benda (memuat hukum perbendaan serta hukum warisan).
 Buku III: Perihal Perikatan (memuat hukum kekayaan yang mengenai hak-hak
dan kewajiban-kawajiban yang berlaku terhadap orang-orang atau pihak-pihak
yang tertentu).
 Buku IV: Perihal Pembuktian dan Daluwarsa (memuat perihal alat-alat
pembuktian dan akibat-akibat lewat waktu terhadap hubungan-hubungan
hukum).

c. Hukum Perdata:
 Hukum Perdata Umum (B.W/KUHPer)
 Hukum Perdata Khusus
 Hukum adat
 Hukum agraria
 Hukum perdata islam
 Hukum aara perdata
 Hukum perjanjian
 Hukum dagang
 Hukum perusahaan
 Hukum bisnis
 Hukum ekonomi
d. Hubungan Hukum Perdata dan Hukum Dagang
Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut melakukan
perdagangan untuk memperoleh keuntungan, atau hukum yang mengatur hubungan
hukum antarmanusia dan badan-badan hukum satu sama lain yang dalam lapangan
perdagangan. Hukum perdata adalah rangkaian peraturan-peraturan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang yang lain dengan
menitikberatkan pada kepentingan perseorangan.
Hukum perdata merupakan hukum umum dan hukum dagang merupakan hukum
khusus. Dengan diketahuinya sifat dua kelompok hukum tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa keterhubungannya sebagai lex specialis derogat legi generalis,
artinya hukum yang bersifat khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum.
Hubungan antara hukum perdta dan hukum dagang sangat erat. Hal ini dimengerti
karena semula hukum tersebut terdapat dalam satu kodefikasi. Pemisah antara
keduanya hanyalah karena perkmbangan hukum dagang itu sendiri dlam mengatur
pergaulan internasional dalam perniagaan.
3. Pelaku Hukum dan Kedudukan Hukum Para Pelaku Hukum
a. Orang: pembawa hak atau subyek dalam hukum. Berbagai golongan orang, oleh
undang-undang telah dinyatakan “tidak cakap”atau “kurang cakap” untuk melakukan
sendiri perbuatan-perbuatan hukum. Yang dimaksudkan disini ialah orang-orang yang
belum dewasa atau masih kurang umur dan orang-orang yang telah ditaruh di bawah
pengawasan (curatele), yang selalu harus diwakili oleh orang tuanya, walinya, atau
kuratornya. Dikatakan masih dibawah umur jika belum mencapai usia 21 tahun, kecuali
jikalau sudah kawin.
b. Badan hukum: orang yang diciptakan oleh hukum, yakni badan-badan atau
perkumpulan-perkumpulan yang dapat juga memiliki hak-hak dan melkukan perbuatan-
perbuatan hukum seperti seorang manusia. Badan-badan dan perkumpulan-
perkumpulan itu mempunyai kekayaan sendiri, ikut serta dalam lalu lintashukum
dengan perantara pengurusnya, dapat digugat dan dapat menggugat di muka hakim.
c. Domisili hukum:
Biasanya orang-orang mempunyai domicili di tempat kediaman pokok. Tetapi bagi orang
yang tidak mempunyai tempat kediaman tertentu, domicili dianggap berada di tempat
ia sungguh-sungguh berada.
Sebagian orang mempunyai domicili mengikuti pada domicili orang lain.
Ada juga domicili yang dipilih berhubungan dengan suatu urusan.
4. Objek Hukum
a. Macam-macam hukum benda
 Benda tak bergerak: karena siftnya (tanah), karena tujuan pemakaiannya
(mesin-mesin dalam suatu pabrik), karena memang demikian ditentukan oleh
undang-undang (vruchtgebruik atas suatu benda yang tak bergerak,
erfdienstbaarheden, hak opstal, hak erfpacht, dan hak penagihan untuk
pengembalian atau penyerahan pada benda yang tak bergerak.).
 Benda bergerak: karena sifatnya (benda yang tidak tergabung dengan tanah
atau dimaksudkan untuk mengikuti tanah atau bangunan. Contoh barang
perabot rumah), karena ditentukan oleh undang-undang ((vruchtgebruik atas
suatu benda yang bergerak, lijfrenten, penagihan mengenai sejumlah uang atau
benda yang bergerak, surat-surat sero dari suatu perseroan dagang, surat-surat
obligasi negara dan sebagainya).
b. Hak-hak kebendaan: suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda,
yang dapat dipertahankan terhadap tiap orang.
 Bezit: keadaan lahir, dimana seorang menguasai suatu benda seolah
kepunyaannya sendiri, yang oleh hukum diperlindungi, dengan tidak
mempersoalkan hak milik atas benda itu sebenarnya ada pada siapa.
 Eigendom: hak yang paling sempurna atas suatu benda.
 Hak-hak kebendaan di atas benda orang lain:
 Erfdiensbaarheid atau servituut: suatu beban yang diletakkan di atas
suatu perkara untuk keperluan perkara lain yang berbatasan.
 Hak Opstal: suatu hak untuk memiliki bangunan-bangunan atau
tanaman-tanaman di atas tanahnya orang lain.
 Hak erfpacht: suatu hak kebendaan untuk menarik penghasilan seluas-
luasnya untuk waktu yang lama dari sebidang tanah milik orang lain
dengan kewajiban membayar sejumlah uang atau penghasilan tiap-tiap
tahun.
 Vruchtgebruik: suatu hak kebendaan untuk menarik penghasilan dari
suatu benda lain, seolah-olah benda itu kepunyaan sendiri, dengan
kewajiban menjaga supaya benda tersebut tetap dalam keadaan
semula.
 Pand dan hypotheek: kedua hak ini memberikan kekuasaan atas sesuatu benda
tidak untuk dipakai, tetapi untuk dijadikan jaminan bagi hutang seseorang.
 Pandrecht: suatu hak kebendaan atas suatu benda yang bergerak
kepunyaan orang lain, semata-mata diperjanjikan dengan menyerahkan
bezit atas benda tersebut, dengan tujuan untuk mengambil pelunasan
suatu hutang dari pendapatan pnjualan benda itu, lebih dahulu dari
penagih-penagih lainnya.
 Hypotheek: suatu hak kebendaan atas suatu benda yang tak bergerak,
bertujuan untuk mengambil pelunasan suatu hutang dari (pendapatan
penjualan) benda itu.
c. Cara memperoleh dan cara pengalihan hak atas benda
 Cara memperoleh bezit:
 Bezit atas suatu benda yang bergerak diperoleh secara asli dengan
pengambilan barang tersebut dari tempatnya semula, sehingga secara
terang atau tegas dapat terlihat maksud untuk memiliki barang itu.
 Perolehan bezit atas suatu benda yang tak bergerak hanya perlu dengan
suatu pernyataaan belaka.
 Cara memperoleh eigendom:
 Pengambilan (contoh: membuka tanah, memancing ikan)
 Natrekking, yaitu jika suatu benda bertambah besar atau berlipat
karena perbuatan alam. (contoh: kuda beranak, pohon berbuah)
 Lewat waktu
 Pewarisan
 Penyerahan/pemindahan hak.
5. Hukum Perjanjian
a. Pengertian perjanjian
 Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antaa dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut suatu hal dari pihak yang
lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
 Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain
atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. dari
peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang
dinamakan perikatan.
b. Syarat-syarat sah perjanjian
 Sepakat mereka mengikat dirinya
 Cakap untuk membuat suatu perjanjian
 Mengenai suatu hal tertentu
 Suatu sebab yang halal
c. Asas-asas hak perjanjian:
 Konsensualitas/konsensualisme (pasal 1320 KUHPer)
 Kebebasan berkontrak/sistem terbuka dalam perjanjian (pasal 1338 (1) KUHPer:
tidak boleh melanggar ketrtiban umum, kesusilaan, ketentuan undang-undang).
 Dilaksanakan dengan itikad baik (pasal 1338 (3) KUHPer).
 Keterikatan/komitmen (pasal 1339 KUHPer).
 Syarat batal berlaku surut (pasal 1261 KUHPer).
 Bersifat pribadi/berlaku diantara pihak-pihak yang membuatnya (pasal 1315 jo
pasal 1340 KUHPer).
d. Macam-macam perikatan
 Perikatan bersyarat: suatu perikatan yang digantungkan pada suatu kejadian di
kemudian hari, yang masih belum tentu akan atau tidak terjadi.
 Perikatan dengan ketetapan waktu: perbedaan antara suatu syarat dengan
suatu ketetapan waktu ialah pertama berupa suatu kejadian atau peristiwa yang
belum tentu atau tidak akan terlaksana, sedangkan yang kedua adalah suatu hal
yang pasti akan datang, meskipun mungkin belum dapat ditentukan kapan
datangnya.
 Perikatan alternatif: suatu perikatan di mana terdapat dua atau lebih macam
prestasi, sedangkan kepada si berhutang diserahkan yang mana akan ia akan
lakukan.
 Perikatan tanggung menanggung atau solider: suatu perikatan di mana
beberapa orang bersama-sama sebagai pihak yang berhutang berhadapan
dengan satu orang yang menghutangkan, atau sebaliknya.
 Perikatan yang dapat dibagi dan yang tidak dapat dibagi: tergantung pada
kemungkinan tidaknya membagi prestasi. Pada hakekatnya tergantung pula dari
kehendak atau maksud kedua belah pihak yang membuat suatu perjanjian.
 Perikatan dengan ancaman hukuman: untuk mencegah jangan sampai si
berhutang dengan mudah saja melalaikan kewajibannya, dalam praktek banyak
dipakai perjanjian dimana si berhutang dikenakan suatu hukuman, apabila ia
tidak menepati kewajibannya.
e. Berakhirnya perikatan (cara-cara hapusnya suatu perikatan):
 Pembayaran: pemenuhan perjanjian secara suka rela.
 Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan:
suatu cara pembayaran yang harus dilakukan apabila si berpiutang (kreditur)
menolak pembayaran.
 Pembaharuan hutang: suatu perjanjian baru untuk menggantikan yang lama.
 Perjumpaan utang atau kompensasi: suatu cara penghapusan utang dengan
jalan memperjumpakan atau memperhitungkan utang piutang secara timbal
balik antara kreditur dan debitur.
 Pencampuran utang: apabila kedudukan sebagai orang berpiutang (kreditur)
dan orang berutang (debitur) berkumpul pada satu orang, maka terjadilah demi
hukum suatu percampuran utang dengan mana utang-piutang itu dihapuskan.
Misal debitur ditunjuk jadi ahli waris oleh kreditur, atau debitur kawin dengan
debitur.
 Pembebasan utang: bahwa apabila si berpiutang dengan tegas menyatakan
tidak menghendaki lagi prestasi dri si berutang dan melepaskan haknya atas
pembayaran atau pemenuhan perjanjian, maka perikatan (yaitu hubungan
utang-piutang) hapus.
 Musnahnya barang yang terutang: jika barang tertentu yang menjadi objek
perjanjian musnah, tak lagi dapat diperdagangkan, atau hilang, hingga sama
sekali tak diketahui apakah barang itu masih ada, maka hapuslah perikatannya,
asal barang tadi musnah atau hilang di luar kesalahan si berutang sebelum ia
lalai menyerahkannya.
 Batal/pembatalan.
 Berlakunya suatu syarat batal.
 Lewat waktu: suatu upaya untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan
dari suatu perikatan dengan lewatnya waktu tertentu dan atas syarat-syarat
yang ditentukan oleh undang-undang.
6. Hukum Perseroan dan Bentuk-bentuk Kegiatan Usaha
a. Pengertian perusahaan/badan usaha:
Secara definisi sebuah Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali
disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan
utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara, sedangkan perusahaan adalah
tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi. Kegiatan bisnis tidak
dapat dilepaskan dari bentuk badan usaha dan perizinan yang diperlukan untuk
menjalankan usaha. Keberadaan badan hukum usaha akan melindungi perusahaan dari
segala tuntutan akibat aktivitas yang dijalankannya. Karena badan hukum memberikan
kepastian dalam kegiatan bisnis/berusaha, sehingga kekhawatiran atas pelanggaran
hukum akan terhindar, mengingat badan hukum usaha memiliki rambu-rambu yang
harus dipatuhi.
b. Bentuk-bentuk perusahaan/badan usaha:
 Perusahaan perseorangan
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilikan antara hak
milik pribadi dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005). Menurut Swasta
(2002), perusahaan perseorangan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki
oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua risiko
dan kegiatan perusahaan. Dengan tidak adanya pemisahan pemilikan antara hak
milik pribadi dengan milik perusahaan, maka harta benda pribadi juga
merupakan kekayaan perusahaan, yang setiap saat harus menanggung utang-
utang perusahaan.
Cara pendirian:
 Persiapan
o Meyiapkan KTP pihak yang akan mendirikan perusahaan
perseorangan
o Menentukan calon nama perusahaan
o Menentukan tempat kedudukan perusahaan
o Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan
perseorangantersebut
 Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, langkah selanjutnya
adalah mendaftar ke notaris untuk mendapatkan akta notaris tentang
pendirian perusahaan perseorangan.
Peraturan Perundangan: tidak ada peraturan untuk pendirian perusahaan
perseorangan, yang diperlukan hanya izin permohonan dari kantor perizinan
setempat.
 Perusahaan tidak berbadan hukum
 Persekutuan Komanditer atau Commanditaire Vennootschap (CV) atau
Limited Partnership adalah suatu bentuk badan usaha persekutuan yang
didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang
atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan
perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin untuk mencapai tujuan
bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara
anggotanya.
Dari pengertian di atas sekutu dapat dibedakan menjadi sekutu aktif
dan sekutu pasif.
Status hukum seorang sekutu komanditer dapat disamakan dengan
seorang yang meminjamkan atau menanamkan modal pada suatu
perusahaan dan diharapkan dari penanaman modal itu adalah hasil
keuntungan dari modal yang dipinjamkan atau ditanamkan tersebut.
Sekutu komanditer sama sekali tidak ikut terlibat mencampuri
pengurusan dan pengelolaan CV. Seolah-olah sekutu komanditer ini
tidak berbeda dengan ”pelepas uang” (geldschieter, financial backer)
yang diatur dalam UU Pelepas Uang (Geldschietersordonantie
Staatsblad 1938-523).
Status dan tanggung jawab Sekutu Komanditer dengan penanaman
modal, antara lain :
a) Tidak mencampuri pengurusan perusahaan atau tidak
bekerjadalam CV tersebut;
b) Sekutu Komanditer ini hanya menyediakan modal atau
uanguntuk mendapatkan keuntungan
c) Kerugian CV yang ditanggung oleh Sekutu Komanditer sebatas
modal yang ditanamkan
Dua cara untuk memperoleh pemilikan saham oleh Sekutu Komanditer :
a) Dibayar penuh secara tunai
b) Tidak dibayar penuh secara tunai
Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV) atau
Limited Partnership) sebagai bentuk badan usaha persekutuanmemiliki
unsur-unsur, sebagai berikut :
a) Unsur CV sebagai perkumpulan :
1. Kepentingan bersama;
2. Kehendak bersama;
3. Tujuan bersama; dan
4. Kerja sama.
b) Sebagai persekutuan perdata :
1. Perjanjian timbal balik;
2. Inbreng; dan
3. Pembagian keuntungan.
c) Sebagai firma:
1. Menjalankan perusahaan (pasal 16 KUHD);
2. Dengan nama bersama atau firma (pasal 16 KUHD); dan
3. Tanggung jawab sekutu (kerja) bersifat pribadi untuk
keseluruhan (pasal 18 KUHD). Unsur kekhususan persekutuan
komanditer : Persekutuankomanditer merupakan persekutuan
firma dengan bentukkhusus. Bentuk khususnya adalah adanya
sekutu komanditer.
Persekutuan Komanditer mempunyai beberapa bentuk yaitu :
1. CV diam-diam adalah CV yang belum menyatakan diri secaraterang-
terangan kepada pihak ketiga sebagai CV. Jadi, persekutuan ini keluar
menyatakan diri sebagai persekutuanfirma, tetapi ke dalam sudah
menjadi CV karena terdapat satuatau beberapa Sekutu Komanditer.
2. CV terang-terangan adalah CV yang secara terang-terangan
menyatakan diri sebagai CV kepada pihak ketiga. Misalnya papan nama,
kop surat, tindakan-tindakan hukum bagikepentingan persekutuan
dengan mengatasnamakan CV.
3. CV atas saham adalah CV terang-terangan yang modalnya terdiri atas
saham-saham (biasanya adalah saham atas nama).
 Perusahaan berbadan hukum
 Perusahaan negara (BUMN)
o BUMN adalah suatu unit usaha yang seluruh modal atau
sebagian besarnya berasal dari APBN yang diprioritaskan untuk
kemakmuran rakyat dengan membuat suatu produk atau jasa.
o Kepengurusan BUMN ditanggungjawabi oleh Direksi. Sehingga
direksi akan bertugas dan bertanggung jawab atas pengurusan
BUMN demi kepentingan dan tercapainya tujuan BUMN. Hal
serupa juga untuk Komisaris dan Dewan Pengawas, hanya saja,
baik Komisaris maupun Dewan Pengawas bertanggung jawab
penuh atas pengawasan BUMN.
o Ciri-ciri BUMN
Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha
berada di tangan pemerintah.
Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai
tujuan utama mencari keuntungan, tetapi dibenarkan
untuk memupuk keuntungan.
Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang
berkaitan dengan kegiatan usaha.
Merupakan salah satu stabilisator perekonomian
negara.
Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu
sumber penghasilan negara.
Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila
sahamnya dimiliki oleh masyarakat, besarnya tidak lebih
dari 49%, sedangkan minimal 51% sahamnya dimiliki
oleh negara.
Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan
efisiensi serta terjaminnya prinsip-prinsip ekonomi,
Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang
menguasai hajat hidup orang banyak.
Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun
secara fungsional dilakukan oleh pemerintah,
Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha
berada di tangan pemerintah,
Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada
masyarakat.
Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan
tanggung jawab pemerintah,
Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan
negara yang dipisahkan.
Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan
untuk kesejahteraan rakyat.
o Macam-Macam BUMN
Perusahaan umum, adalah perusahaan milik negara
atau BUMN yang tujuannya memberikan penyediaan
barang dan jasa publik yang baik untuk melayani
masyarakat umum dan mencari keuntungan yang
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Persero, adalah BUMN yang bertujuan mencari
keuntungan dan memberikan pelayanan kepada
masyarakat umum.
 Perusahaan swasta
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah badan usaha yang seluruh
modalnya dimiliki oleh perorangan atau beberapa orang atau pihak
swasta. BUMS bertujuan profit oriented   atau untuk mendapatkan
keuntungan semaksimal mungkin guna mengembangkan modal dan
usaha, serta membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, perusahaan
swasta atau BUMS sangat berperan dalam menyediakan barang, jasa
dan membantu pemerintah dalam upayanya mengurangi pengangguran
dan memberikan pemasukan dana kepada Negara yang berupa
pajak. Bentuk badan usaha miilik swasta di Indonesia terdiri
dari Persekutuan Firma, Perusahaan Perseorangan, Perseroan
Terbatas (PT) dan Persekutuan Komanditer (CV).
 Yayasan
Pengertian yayasan menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001
tentang Yayasan, “Yayasan adalah badan usaha yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan
tertentu di bidang soial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak
mempunyai anggota”. Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang,
maupun kekayaan lain yang diperoleh yayasan. Berdasarkan undang-
undang ini dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak
langsung kepada pembina, pengurus, pengawas, karyawan, ataupihak
lain yang mempunyai kepentingan terhadap yayasan. Dalam
menjalankan kegiatannya sehari-hari yayasan mempunyai organ yang
terditri atas: pembina, pengurusdan Pengawas.
Langkah-langkah mendirikan Yayasan adalah:
o Penyampaian dokumen yang diperlukan
Fotokopi KTP para badan pendiri, badan pembina, dan
badan pengurus
Nama yayasan
Maksud & tujuan yayasan serta kegiatan usaha yayasan
Jangka waktu berdirinya yayasan
Modal awal yayasan
Susunan badan pendiri, badan pembina, dan badan
pengurus
o Penandatangan akta pendirian yayasan
o Pengurusan surat keterangan domisili
o Pengurusan NPWP
o Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Dep. Keh dan
HAM
Salinan akta pendirian yayasan yang dibubuhi materai
Fotokopi NPWP atas nama yayasan telah dilegalisir
notaris
Fotocopy surat keterangan domisili yang dikeluarkan
oleh lurah atau kepala desa
Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak
Bukti pembayaran pengumuman dalam Tambahan
Berita Negara menunggu diterbitkan PP
o Pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI)
 Koperasi
Kata koperasi berasal dari kata Co yang artinya bersama dan operation
yang artinya bekerja. Secara umum dapat dikatakan bahwa koperasi
adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi, yang
anggotanya adalah orang-orang atau badan hukumkoperasi yang
tergabung secara sukarela atas dasar persamaan hak dan
kewajiban,melakukan satu macam usaha atau lebih untuk
meningkatkan kesejahteraan paraanggota khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
Sedangkan pengertian koperasi menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang
Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, “Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukumkoperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan”.
Dari batasan atau definisi di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi
adalah:
o Badan usaha yang landasan kegiatannya berdasarkan prinsi-
prinsip koperasi.
o Anggotanya adalah orang-orang atau badan hukum koperasi
yang mempunyaikepentingan dan tujuan yang sama.
o Menggabungkan diri sebagai anggota secara sukarela dan
mempunyai hak dantanggung jawab yang sama sebagai
pencerminan adanya demokrasi dalam koperasi.
o Kerugian dan keuntungan akan ditanggung dan dinikmati
bersama menurutperbandingan yang adil.
o Pengawasan dilakukan oleh anggota.
o Adanya sifat saling tolong-menolong (mutual aids).
o Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan
simpanan wajib, sebagaisyarat dan kewajiban anggota.
 Langkah-langkah dalam mendirikan Koperasi:
o Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota yang
menjadi pendiriditungkan dalam rapat pembentukkan dan akta
pendirian yang memuat anggarandasar koperasi. Sebaiknya
pejabat Departemen Koperasi menyaksikan.
o Para pendiri mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian yang dilampirkan 2 rangkap akta pendirian koperasi,
berita acara rapat pembentukkan, surat buktipenyetoran modal
dan rencana awal kegiatan usaha.
o Pengesahan akta pendirian dalam jangka waktu 3 bulan setelah
permintaan.
o Pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia.
7. Perusahaan yang Tidak Berbadan Hukum (meliputi cara pendirian, dasar hukum, tanggung
jawab pengurus,hubungan pihak ketiga, perluasan usaha, pembubaran)
a. Persekutuan perdata
Maatschap atau Persekutuan Perdata, adalah kumpulan dari orang-orang yang biasanya
memiliki profesi yang sama danberkeinginan untuk berhimpun dengan menggunakan
nama bersama. Maatschap sebenarnya adalah bentuk umum dari Firma danPerseroan
Komanditer (Comanditaire Venotschap). Dimana sebenarnya aturan dari Maatschap,
Firma dan CV pada dasarnyasama, namun ada hal-hal yang membedakan di antara
ketiganya.
Pada dasarnya pendirian suatu Maatschap dapat dilakukan untuk 2 tujuan, yaitu: 1 .
Untuk kegiatan yang bersifat komersial 2. Untuk persekutuan-persekutuan yang
menjalankan suatu profesi.

 Cara pendirian
Syarat pendirian suatu Maatschap (Persekutuan Perdata), sama dengan Firma
ataupun CV, yaitu harus didirikan oleh paling sedikit oleh 2 orang berdasarkan
pejanjian dengan akta notaries yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Karena,
padadasarnya akta pendirian Maatschap sebenarnya adalah bentuk
kesepakatan antara para sekutu untuk berserikat dan bersama-samadan
mengatur hubungan hukum diantara para sekutu tersebut.
 Dasar hukum
Pasal 1618 hingga pasal 1652 KUHPer dan diartikan sebagai: “suatu persetujuan
dimana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu
kedalam persekutuan, denganmaksud untuk membagi keuntungan yang terjadi
karenanya (pasal 1618 KUHPer)”
 Tanggung jawab pengurus
Mengenai tanggung jawab, dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu tanggung
jawab intern para sekutu, dan tanggung jawabekstern terhadap pihak ketiga.
Untuk yang pertama (intern), maka para sekutu dapat menunjuk salah seorang
diantara mereka ataupihak ketiga untuk menjadi Pengurus Maatschap guna
melakukan semua tindakan kepengurusan atas nama maatschap (pasal
1637KUHPer). Bila tidak dijanjikan demikian, maka setiap sekutu dianggap
secara timbal balik telah memberikan kuasa, supaya yangsatu melakukan
pengurusan terhadap yang lain, bertindak atas nama maatschap dan atas nama
mereka (pasal 1639 KUHPer).
Untuk yang kedua (ekstern), dalam pasal 1642 KUHPer dinyatakan bahwa “para
sekutu tidaklah terikat masing-masing untukseluruh utang maatschap dan
masing-masing mitra tidak bisa mengikat mitra lainnya apabila mereka tidak
telah memberikan kuasakepadanya untuk itu.”Dengan demikian, dapat
disimpulkan, kecuali dibatasi secara tegas dalam perjanjian, maka setiap sekutu
berhak untukbertindak atas nama persekutuan dan mengikat para sekutu
terhadap pihak ketiga dan pihak ketiga terhadap sekutu, dengancatatan
diberikan hak khusus bagi sekutu yang tidak setuju untuk dilaksanakannya
perbuatan hukum tersebut untuk mengajukankeberatan pada waktu yang telah
ditentukan sehingga terbebas dari tanggung jawab atas tindakan tersebut.
 Hubungan pihak ketiga
 Perluasan usaha
 Pembubaran
Dalam pasal 1646KUHPer, suatu maatschap dengan sendirinya bubar bila terjadi
salah satu dari peristiwa dibawah ini:
 Lewatnya waktu yang ditentukan dalam perjanjian maatschap;
 Musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok
permitraan;
 Akehendak beberapa atau sesorang sekutu;
 Jika seorang sekutu ditempatkan dibawah pengampuan atau dinyatakan
pailit.
b. Persekutuan firma: tiap-tiap perserikatan yang didirikan untuk menjalankan sesuatu
perusahaan di bawah satu nama bersama.
 Cara pendirian (KUHD pasal 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29)
 Dasar hukum
 Tanggung jawab pengurus
Setiap sekutu mempunyai hak dan kewajiban terhadap persekutuan. Hak dan
tanggung jawabsekutu firma:
 Setiap anggota berhak untuk melakukan pengumuman dan bertindak
keluar atas namafirma
 Perjanjian yang dibuat oleh seorang anggota, juga mengikat anggota
lainnya
 Segala sesuatu yang diperoleh oleh seorang anggota menjadi harta
firma
 Tiap-tiap anggota secara tanggung menanggung bertanggung jawab
untuk seluruhnyaatas perikatan firma yang disebut dengan tanggung
jawab solider.
Hubungan hukum antara sekutu-sekutu dalam firma meliputi ketentuan-
ketentuan berikutini:
 Semua sekutu memutuskan dan menetapkan dalam akta sekutu yang di
tunjuk sebagaipengurus firma
 Semua sekutu berhak melihat atau mengontrol pembukuan firma
 Semua sekutu memberikan persetujuan jika persekutuan firma
menambah sekutu baru
 Penggantian kedudukan sekutu dapat diperkenankan jika diatur dalam
akta pendirian
 Seorang sekutu dapat menggugat persekutuan firma apabila ia berposisi
sebagaikreditur firma dan pemenuhannya disediakan dari kas
persekutuan firma
 Hubungan pihak ketiga
Hubungan hukum antara sekutu firma dengan pihak ketiga meliputi ketentuan:
 Sekutu yang telah keluar secara sah masih dapat dituntut oleh pihak
ketiga atas dasarperjanjian yang belum dibereskan pembayarannya.
 Setiap sekutu berwenang mengadakan perikatan dengan pihak ketiga
bagi kepentinganpersekutuan, kecuali jika sekutu itu dikeluarkan dari
kewenangan itu.
 Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua perikatan
persekutuanfirma, meskipun di buat oleh sekutu lain, termasuk juga
perikatan karena perbuatanmelawan hukum
 Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan persekutuan
firma tidak adakarena tidak ada akta pendirian, maka pihak ketiga itu
dapat membuktikan adanyapersekutuan firma dengan segala macam
alat pembuktian.
Tanggung jawab para sekutu terhadap pihak ketiga tidak dilaksanakan
secara langsung, artinya segala hutang persekutuan firma dipenuhi terlebih
dahulu dari kas persekutuan firma. Apabilakas tidak mencukupi, maka
kekayaan pribadi masing-masing sekutu dipertanggungjawabkan sampai
hutang terpenuhi semua.
 Perluasan usaha
 Pembubaran
Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai
dengan Pasal 1652KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35
KUHD.Pasal 1646 KUHPerdata menyebutkan bahwa ada 5 hal yang
menyebabkan Persekutuan Firmaberakhir, yaitu : 1. Jangka waktu firma telah
berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta pendirian; 2. Adanya
pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya; 3. Musnahnya
barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma; 4.
Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu; 5. Salah seorang
sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan ataudinyatakan
pailit.
c. Persekutuan komanditer (KUHD pasal 19)
 Cara pendirian
 Dasar hukum
 Tanggung jawab pengurus
 Hubungan pihak ketiga
 Perluasan usaha
 Pembubaran
8. Perusahaan yang Berbadan Hukum
Perseroan terbatas
a. Pengertian PT (pasal 1) adalah badan usaha yang berbentuk badan hokum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, danmelakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham – Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang PerseroanTerbatas (UUPT). Sebagai Badan
Hukum, Perseroan Terbatas dianggap layaknya orang-perorangan secara individu yang
dapat melakukan perbuatanhukum sendiri, memiliki harta kekayaan sendiri, dan dapat
dituntut serta menuntut di depan pengadilan
b. Syarat pendirian PT (pasal 7-14)
Tatacara tersebut antara lain: a) pengajuan dan pemeriksaan nama PT yang akan didirikan,
b) pembuatan Anggaran Dasar, dan c)pengesahan Anggaran Dasar oleh Menteri. Sebagai
persekutuan modal, kekayaan PT terdiri dari modal yang seluruhnya terbagi dalam bentuk
saham. Para pendiri PT berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk
saham – dan mereka mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal.
Tanggung jawab para pemegangsaham terbatas hanya pada modal atau saham yang
dimasukkanya ke dalamperseroan (limited liability). Segala hutang perseroan tidak dapat
ditimpakkankepada harta kekayaan pribadi para pemegang saham, melainkan hanyasebatas
modal saham para pemegang saham itu yang disetorkan kepadaperseroan.
Pendirian PT dilakukan berdasarkan perjanjian. Sebagai sebuah perjanjian, pendirian PT
harus dilakukanoleh lebih dari satu orang yang saling berjanji untuk mendirikan perseroan,
dan mereka yang berjanji itumemasukan modalnya ke dalam perseroan dalam bentuk
saham. Perjanjian tersebut harus dibuat dalambentuk akta notaris dalam bahasa Indonesia –
notaris yang dimaksud adalah notaris yang wilayah kerjanyasesuai dengan domisili
perseroan. Agar sah menjadi Badan Hukum, akta notaris itu harus disahkan olehMenteri
Hukum dan HAM RI.
c. Organ PT (Pasal 2, 4, 5, 6)
Organ Perseroan Terbatas atau Organ PT berarti organisasi yang menyelenggaran suatu
Perseroan Terbatas, yaitu yang terdiri dari Rapat Umum pemegang Saham (RUPS),
Direksi dan Dewan Komisaris. Masing-masing organ tersebut memiliki fungsi dan
perannya sendiri-sendiri
d. Saham dan permodalan
Modal Perseroan Terbatas terdiri dari Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal
Disetor. Modal Dasar merupakan keseluruhan nilai perusahaan, yaitu seberapa besar
perseroan tersebut dapatdinilai berdasarkan permodalannya. Modal Dasar bukan
merupakan modal riil perusahaan karena belum sepenuhnya modal tersebut disetorkan
– hanya dalam batas tertentu untuk menentukan nilai total perusahaan. Penilaian ini
sangat berguna terutama pada saat menentukan kelas perusahaan. Modal Ditempatkan
adalah kesanggupan para pemegang saham untuk menanamkan modalnya kedalam
perseroan. Modal Ditempatkan juga bukan merupakan modal riil karena belum
sepenuhnyadisetorkan kedalam perseroan, tapi hanya menunjukkan besarnya modal
saham yang sanggupdimasukkan pemegang saham ke dalam perseroan.
e. Operasional perseroan
f. Hubungan hukum pihak ketiga. (pasal 3)

Anda mungkin juga menyukai