Anda di halaman 1dari 5

EPIDURAL ANESTESI

No. Dokumen
Revisi Halaman
PPK/ANESTESIA/VI/
0 1/5
RSUDCIL
Ditetapkan oleh

PANDUAN DIREKTUR
Tanggal Terbit
PRAKTIK KLINIS
2 Januari 2020
LENGKAP Drg. Suzy Freud, MPH
NIP. 19652071990112001
1. Pengertian Merupakan teknik anestesia dengan memasukan obat analgetik ke
dalam ruang epidural sesuai blokade syaraf yang dikehendaki.
2. Indikasi Pembedahan / operasi atau pemberian analgetik pada daerah syaraf
yang dikehendaki
3. Kontra Indikasi 1. Absolut
a. Infeksi pada tempat suntikan
b. Pasien menolak
c. Koagulopati atau bleeding diathesis
d. Severe hypovolemi
e. Meningkatnya tekanan intrakranial
f. Severe aortastenosis
g. Severe mitralstenosis
2. Relatif
a. Sepsis
b. Pasien tidak kooperatif
c. Preexisting neurologi deficit
d. Demyelinating
e. Stenotic katub jantung
f. Severe spinal deformitas
3. Kontroversial
a. Operasi pasa daerahsuntikan
b. Ketidakmampuan komunikasi denganpasien
c. Operasi yanglama
d. Kehilangan darah yangbanyak
e. Maneuver yang memerlukan pengendaliannafas
EPIDURAL ANESTESI

No. Dokumen
Revisi Halaman
PPK/ANESTESIA/VI/
0 2/5
RSUDCIL
1. Persiapan 1. Pasien:
a. Inform concernt

b. Persetujuan tindakan

c. Tidak ada kontra indikasi

2. Alat dan Bahan Habis Pakai:

a. Sirkuit anestesia (mesin,Oksigen)

b. Spuit 20 cc, spuit 3 cc

3. Epidural Set :

a. Bupivacain isobarik lidocain 2 amp, ephedrin 1 amp,


midazolam 1 amp, fentanyl 1 amp
b. Sarung tangan steril, betadhin 10 cc, alkohol 5 cc, hypavic
ukuran 12 cm x 5 cm (1 buah) dan 2 x 20 cm (2 buah)
c. Obat Emergency

4. Petugas:

a. Dokter Anestesia

b. Perawat / Penata Anestesia


5. Prosedur Tindakan 1. Pemeriksaan Identitas pasien (SignIn)
2. Premedikasi pasien diruang serah terima pasien dengan midazolam
2 mg
3. Pasien dibawa dari ruang serah terima ke kamar operasi dan
pindahkan ke meja operasi
4. Pasang monitor , Tekanan darah, Pulse oxymetri, EKG
5. Pastikan jalur iv lancar, loading pasien 250 cc cairan elektrolit
6. Posisikan pasien duduk dengan tangan menyilang memegang bahu,
kepala menunduk
7. Identifikasi SIAS sesuai Lumbal 4-5 dan thorakal 12 dan cervic 7
8. Tentukan daerah insersi sesuai dermatom pembedahan
9. Sterilkan tempat tusukan dengan betadin dan alcohol
EPIDURAL ANESTESI

No. Dokumen
Revisi Halaman
PPK/ANESTESIA/VI/
0 3/5
RSUDCIL
10. Beri anestesi local pada tempat tusukan dengan lidokain 2% 2-3 ml
11. Insersikan jarum epidural mulai dari kulit sampai menembus ruang
epidural dengan teknik loss off resisten atau hanging drop.
12. Masukan kateter epidural kedalam ruang epidural melalui insersi
jarum dengan kedalaman keteter diruang epidural antara 4-6 cm.
13. Tarik jarum epidural pelan-pelan dengan tetap menjaga insersi kateter
epidural pada tempat yang tidak berubah.
14. Tutup tempat insersi jarum dan kateter dengan kasa steril dan
bethadine dan tarik kateter kearah pundak dan plester dengan hypavic
sesuai ukuran.
15. Bila tanpa menggunakan kateter segera masukan obat anestesia
kedalam ruang epidural dengan jumlah volume sesuai dermatom yang
dikehendaki
16. Lakukan test dose dengan lidokain 1,8 cc dan pehacain 1,2 cc ke
ruang epidural melalui kateter epidural. Penilaian pada kenaikan heart
rate > 20 % awal atau terjadinya blokade motorik.
17. Masukkan obat anestesia pelan–pelan (0,5 ml/detik) dengan
menggunakan spuit 20 cc dengan volume sesuai dermatom yang
diinginkan.
18. Tunggu antara 15-20 menit lakukan tes anestesia sesuai dermatom
pembedahan yang akan dilakukan, bila pasien sudah tidak merasakan
sakit, proses pembedahan bisa dilakukan.
19. Monitoring hemodinamik pasien, bila terjadi penurunan tekanan
darah berikan loading cairan elektrolit atau koloid bila belum cukup
cairan, bila telah terpenuhi berikan ephedrin 10 mg IV
20. Evaluasi dan monitoring pasien dan hemodinamik sampai operasi
selesai.
21. Operasi selesai pindahkan pasien ke ruang pemulihan
22. Pasca Prosedur Tindakan
EPIDURAL ANESTESI

No. Dokumen
Revisi Halaman
PPK/ANESTESIA/VI/
0 4/5
RSUDCIL
23. Evaluasi di ruang rawat pemulihan pada pasca operasi dan evaluasi
dengan bromage score
24. Posisikan pasien dengan kepala lebih tinggi 30 derajat selama 24 jam
25. Bila tensi menurun < 90/60 mmHg atau penurunan > 20 % tensi awal
berikan ephedrin 10 mg

6. Outcome Klinis 1. 100 % tidak nyeri operasi


2. Waktu 90 menit atau penurunan dermatom penambahan volume
5 cc bupivacain isobarik 0,5 %

7. komplikasi 1. efek samping pasca bedah yang sering adalah mual/muntah, gatal-
gatal terutama daerah wajah, semua bisa diatasi dengan obat-
obatan
2. efek samping yang jarang adalah sakit kepala dibagian depan atau
belakang kepala pada haru ke-2 / ke-3 terutama pada waktu
mengangkat kepala dan menghilang 5 sampai 7 hari. Bila tidak
menghilang maka akan dilakukan tindakan khusus berupa
pembagian darah pasien pada tempat suntikan semula.
3. Efek samping lain berupa kesulitan buang air kuning.
4. Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mula derejat
ringan hingga berat/fatal.
5. Gangguan pernafasan mulai ringan (terasa pernafasannya agak
berat), sampai berat (henti nafas)
6. Kelumpuhan atau kesempatan / rasa baal di tungkai yang
memanjang, bersifat sementara dan bisa sembuh kembali
7. Untuk epidural bisa terjadi kejang bila obat masuk kedalam
pembuluh darah (jarang terjadi) dan dapat di tanda tangani sesuai
prosedur tanpa gejala sisa
8. Prognosis 1. Ad vitam : sesuai ASA
2. Ad Sonationa : sesuai ASA
3. Ad fugnsionam : sesuai ASA
EPIDURAL ANESTESI

No. Dokumen
Revisi Halaman
PPK/ANESTESIA/VI/
0 5/5
RSUDCIL
9. Edukasi Anestesia spinal/epidural adalah pembiusan yang meliputi daearah ke
bawah (perut sampai ujung kaki) dan pasien tetap sadar tanpa merasakan
nyeri. Bila pasien menginginkan untuk tidur maka dokter dapat
memberikan obat tidur/penenang melalui suntikan. Obat bius yang
dipakai adalah obat bius lokal (anestesia lokal) dan bisa ditambah dengan
obat lain yang bisa menambahkan kekuatan obat maupun manambah
lama kerja obat bius lokal. Untuk anestesia spinal, obat bius lokal
tersebut disuntikkan dnegan jarum yang sangat kecil di celah tulang
belakang di daerah punggung
10. Tingkat Evidens IV

11. Tingkat C
Rekomendasi
12. Kepustakaan Brown DL. Spinal, epidural and caudal anesthesia. In : Miller RD.

Miller’s Anesthesia 7ed. Philadelphia. Elseiver Churchill livingstone;


2010; volume 1; 1611-38.(2)
Kleinman W, Mikhail M. Spinal, epidural and Caudal blocks. In :
Morgan GE, Murray Michael J. Clinical anesthesiology. New York :
McGraw Hill; 2006; 289-323. (4)

Anda mungkin juga menyukai