b. Pengetahuan dan latar belakang pendidikan. Misalnya, seseorang lulusan SMK jurusan teknik
sepeda motor membuka bengkel sepeda motor.
b. Lingkungan rumah, yaitu tetangga, teman sekolah, dan teman main. Contoh, Bob Sadino yang
melihat orang-orang di sekitar tempat tinggalnya mulai mempedulikan kesehatan. Sehingga ia
mengembangkan bisnis sayur-sayuran organik.
c. Saat kita berkunjung ke suatu tempat. Contoh, saat berkunjung ke pantai, kita terinspirasi
untuk membuka kafe di daerah perkotaan dengan nuansa pantai, mulai dari menu makanannya
hingga dekorasi ruangan.
b. Perubahan lingkungan. Misalnya, ada pembangunan perumahan baru, muncul peluang usaha
toko kelontong, bengkel, kebutuhan rumah tangga, dan sebagainya.
c. Perubahan peraturan pemerintah. Contoh, ditetapkannya peraturan Pemda Kabupaten
Purbalingga yang mewajibkan semua guru SD dan SMP mengenakan batik Lawa setiap hari
Kamis, membuka peluang usaha bagi para penjahit dan pengrajin batik.
d. Perubahan jumlah laju pertumbuhan kendaraan memunculkan peluang penjualan suku cadang,
asuransi, aksesoris, dan bengkel.
e. Perubahan persepsi. Perubahan fashion dan tren berbusana muslimah merupakan peluang bagi
bisnis busana muslimah.
f. Perubahan kesadaran. Kesadaran tentang menjaga lingkungan hidup membuka peluang usaha
pengolahan sampah.
c. Masa dewasa, yaitu usaha yang telah ada sejak lama dan tetap eksis.
d. Masa tua, yaitu usaha yang sudah tidak banyak diminati oleh banyak orang. Contoh, wartel,
karena kebanyakan orang lebih suka memakai handphone.
2. Analisis SWOT
Kita juga bisa melakukan pemetaan peluang usaha dengan analisis SWOT berikut ini.
a. STRENGT adalah kekuatan apa yang akan mendukung usaha kita untuk mencapai sasaran.
b. WEAKNESS adalah kelemahan apa yang membatasi atau menghambat usaha.
d. THREAT adalah ancaman apa saja yang mungkin terjadi saat kita mengembangkan usaha.
b. Tahap usaha, menerapkan cara berpikir divergen(menyebar). Pada tahap ini diperlukan usaha
yang sadar untuk memisahkan produksi ide dari evaluasi ide dengan menunda lebih dulu adanya
penilaian terhadap ide-ide yang muncul.
c. Tahap inkubasi, individu seakan-akan meninggalkan (melepaskan diri) dari persoalan dan
memasukkannya kea lam bawah sadar (mengeraminya), sedang kesadarannya memikirkan hal-
hal yang lain.
d. Tahap pengertian, ciri khas dari tahap ini adalah adanya sinar penerangan (iluminasi) yang
mendadak menyadarkan orang akan ditemukannya jawaban.
e. Tahap evaluasi, ide-ide yang dihasilkan diperiksa dengan teliti serta dengan kritis memisahkan
ide-ide yang kurang berguna, tidak sesuai ataupun yang terlalu mahal biayanya bila
dilaksanakan.
a. Invensi (penemuan), merupakan hasil produk, jasa, atau proses yang benar-benar baru yang
sebelumnya tidak ada. Contoh: Penemuan pesawat terbang oleh Wright bersaudara, penemuan
pesawat telepon oleh Alexander Graham Bell, lampu pijak oleh T.A. Edison.
b. Ekstensi (pengembangan), pemanfaatan baru atau penerapan lain pada produk, jasa, atau
proses yang sudah ada.
c. Duplikasi (penggandaan), merupakan refleksi kreatif atas konsep yang telah ada.
d. Sintesis, kombinasi atas konsep dan faktor-faktor yang telah ada dalam penggunaan atau
formulasi baru.
D. Risiko Usaha
1. Jenis-jenis Ketidakpastian
Menurut Abbas Salim, ada 3 jenis ketidakpastian yang akan menyebabkan resiko kerugian:
a. Resiko Spekulatif, merupakan resiko yang sengaja ditimbulkan oleh orang yang bersangkutan
agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Resiko spekulatif memiliki kemungkinan
terjadinya dua peluang, yaitu peluang terjadinya keuntungan dan peluang terjadinya kerugian.
Contoh: pembelian saham di bursa efek.
b. Resiko Murni, merupakan resiko yang jika terjadi pasti akan memberikan kerugian. Namun,
jika tidak terjadi juga tidak akan menimbulkan kerugian. Contoh: pencurian, bencana alam,
kebakaran atau kecelakaan