Anda di halaman 1dari 11

B.

PELUANG USAHA
Peluang usaha bersumber dari adanya kebutuhan dari individu atau masyarakat. Untuk
memahami kebutuhan masyarakat diperlukan suatu analisis terdapat lingkungan usaha secara
keseluruhan, yang meliputi banyak faktor.

1. Pengertian Peluang Usaha Produk/Jasa


Peluang usaha berasal dari kata peluang dan usaha. Peluang dalam bahasa Inggris adalah
opportunity yang artinya kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Kata usaha
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, dan
badan untuk mencapai suatu maksud. Jadi, peluang usaha adalah suatu kesempatan yang muncul
untuk mengerahkan tenaga, pikiran, dan badan untuk mencapai maksud tertentu.

2. Sumber Peluang Usaha


Sebuah peluang berasal dari sebuah ide, inspirasi, atau kesempatan yang muncul untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari dalam sebuah usaha.
Adapun sumber peluang usaha atau kesempatan itu sebagai berikut.
a. Peluang dari Diri Sendiri
Peluang yang paling potensial dan sangat besar risiko kesuksesannya bersumber dari
dalam diri sendiri karena beberapa alasan sebagai berikut:
1) Suatu usaha membutuhkan proses yang panjang dan bahkan bisa seumur hidup.
2) Suatu usaha membutuhkan konsistensi dan komitmen yang tinggi sehingga kunci
kesuksesannya adalah Anda mencintai pekerjaan atau bisnis tersebut.

1
3) Kesuksesan bisnis merupakan akumulasi dari kesuksesan dalam menaklukkan
kegagalan demi kegagalan sehingga semuanya dapat terwujud. Oleh sebab itu. jika
Anda terampil, kompeten. dan cekatan dalam menjalankan bisnis Anda serta memiliki
pengetahuan yang cukup, maka bisnis Anda akan meraih kesuksesan dengan cepat.

Adapun beberapa sumber peluang yang muncul dari diri sendiri antara lain:
1) Hobbi (bakat dan minat); hobbi yang Anda miliki dapat menjadi sebuah peluang bisnis
yang menguntungkan. hal ini menjadi masuk akal karena pada saat Anda menjadikan
hobbi sebagai usaha. Anda akan mencurahkan segala kemampuan yang Anda miliki,
karena Anda menyukai hal tersebut. Misalnya, jika hobbi memasak, kita bisa
membuka restoran, catering, dan warung makanan.

2) Pengetahuan dan latar belakang pendidikan; hal ini bisa menjadi potensi dalam
menemukan peluang. karena Anda sudah mengetahui. mempelajari dan memahami
bidang yang Anda tekuni. Untuk itu segera pahami cara memberdayakan peluang yang
Anda miliki dari latar belakang pendidikan Anda. Misalnya, seseorang lulusan SMK
jurusan teknik sepeda motor membuka bengkel sepeda motor.

3) Keahlian, keterampilan dan pengalaman pribadi; keahlian yang Anda miliki dapat
memberikan sumber inspirasi dan sumber peluang bisnis yang ingin Anda
kembangkan. Mulailah dari bidang di mana Anda merasa memiliki keahlian di bidang
tertentu, kemudian temukan inspirasi dan peluang bisnisnya. Contoh, seseorang yang
memiliki pengalaman bekerja di showroom mobil besar akhirnya membuka bisnis jual
beli mobil bekas.

2
b. Peluang Dari Lingkungan
Banyak peluang dan inspirasi yang timbul justru dari lingkungan kita, misalnya:
1) Usaha atau bisnis orang tua.
Inspirasi bisa datang dari orang tua yang sering menceritakan kesulitan-kesulitan
bisnisnya. Kemudian, sang anak akan menghubungkan cerita-cerita tersebut dengan
latar belakang pendidikan, hobbi, pengetahuan, dan keahlian yang dimilikinya.
Contoh: Dian Pelangi yang meneruskan bisnis fashion milik orang tuanya. Dalam
mengelola bisnis tersebut Dian berbekal ilmu yang didapat dari sekolah mode
ESMOD.

2) Lingkungan rumah, yaitu tetangga, teman sekolah, dan teman main.


Contoh, Bob Sadino yang melihat orang-orang di sekitar tempat tinggalnya mulai
mempedulikan kesehatan, sehingga ia mengembangkan bisnis sayur-sayuran organik.

3) Saat kita berkunjung ke suatu tempat.


Contoh, saat berkunjung ke pantai, kita terinspirasi untuk membuka kafe di daerah
perkotaan dengan nuansa pantai, mulai dari menu makanannya hingga dekorasi
ruangan.

c. Peluang dari Perubahan yang Terjadi


Peluang besar yang sering muncul menjadi sebuah bisnis adalah perubahan yang terjadi di
lingkungan sekitar. Adapun contohnya, sebagai berikut.
1) Perubahan global.
Ketika harga produk impor naik, ini justru menjadi peluang bagi produk-produk
lokal, misalnya perubahan kurs mata uang rupiah terhadap mata uang dollar Amerika
(USD) mengakibatkan banyak barang impor mengalami kenaikan harga sementara
barang lokal mengalami penurunan harga jual. Hal ini membuka peluang bagi para
produsen lokal untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat.

3
2) Perubahan lingkungan.
Misalnya, ada pembangunan perumahan baru, muncul peluang usaha toko kelontong,
bengkel, kebutuhan rumah tangga, dan sebagainya.
3) Perubahan peraturan pemerintah.
Perubahan peraturan pemerintah juga akan menimbulkan ancaman bagi industri yang
terkena dampaknya dan peluang bagi yang mampu menganalisis dan mendapatkan
manfaatnya. Contoh, ditetapkannya peraturan Pemerintah yang mewajibkan semua
Pegawai Negeri Sipil mengenakan batik setiap hari kamis, membuka peluang usaha
bagi para penjahit dan pengrajin batik.
4) Perubahan musim.
Misalnya perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan. Pada saat musim
penghujan permintaan akan jas hujan dan payung meningkat, kondisi ini memberikan
peluang bagi produsen jas hujan dan payung untuk meningkatkan jumlah
produksinya.
5) Perubahan gaya hidup
Misalnya gaya hidup pada saat ini yang semakin banyak aktivitas masyarakat
dilakukan di malam hari. Kondisi ini memberikan peluang bagi warung, toko,
minimarket, untuk meningkatkan jam operasionalnya guna meningkatkan penjualan.
6) Perubahan tingkat kebutuhan tentang pola hidup yang lebih sehat
Misalnya banyak masyarakat yang menginginkan tempat tinggal, kantor atau tempat
bekerja yang bersih, sehat, dan rapi tanpa harus merepotkan diri. Kondisi ini
memberikan peluang untuk mendirikan usaha jasa kebersihan lingkungan.
7) Perubahan tingkat tekanan pekerjaan yang semakin tinggi (berat)
Hal ini dapat membuka peluang untuk memberikan sebuah layanan hiburan bagi
pekerja tersebut.
8) Perubahan teknologi informasi dan komunikasi seperti kemajuan teknologi mobile
phone dan internet.
9) Perubahan tingkat pertumbuhan pemilik kendaraan akan memunculkan peluang
penjualan sparepart, asuransi, aksesori bengkel, dan lain-Iain.

4
d. Peluang Dari Konsumen
Suara konsumen itu penting karena sering menciptakan gagasan baru dalam memperbaiki
produk yang ada dan peluang bagi yang akan mendirikan usaha baru. Masukan-masukan dari
konsumen yang dapat memberikan inspirasi peluang baru, antara lain:
1) Keluhan-keluhan dari konsumen.
2) Saran-saran dari konsumen.
3) Permintaan khusus dari konsumen dan calon konsumen;
4) Angan-angan yang diimpikan oleh konsumen tentang produk atau jasa tertentu.
5) Harapan dari konsumen terhadap produk atau jasa Anda.

e. Peluang dari Gagasan Orang Lain


Seperti halnya suara dari konsumen, gagasan dari orang lain, seperti keluhan-keluhan
terhadap suatu produk atau layanan yang disampaikan teman Anda. Hal tersebut dapat memberi
ide yang membuka peluang dalam membuat suatu usaha. Contoh, seorang teman mempunyai ide
agar sampah tidak dibuang sembarangan dan dipisahkan menjadi sampah organik dan non-
organik. Ide ini dapat dijadikan peluang bagi kita untuk mendaur ulang sampah organik dan non-
organik tersebut menjadi sesuatu yang berguna.

f. Peluang dari Informasi yang diperoleh


Dalam perjumpaan dengan orang lain terkadang kita mendapatkan informasi baru. Bagi
orang yang mendengarnya, informasi baru itu bisa berguna untuk dijadikan sebagai peluang
bisnis karena informasi tersebut memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dia miliki. Namun, bagi orang-orang tertentu informasi baru itu tidak bermanfaat karena
informasi tersebut tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka
miliki. Hal ini yang bisa membedakan mengapa ada orang yang merasa tidak memiliki peluang
dibanding orang yang memiliki peluang.
Adapun contohnya, sebagai berikut.
1) Mendapat informasi tentang produk baru yang sedang tren dan mengetahui cara
membelinya. sedangkan di kota lain belum ada produk tersebut tetapi iklannya telah
didengar oleh masyarakait di sana. Ini berarti bisa menjadi sebuah peluang karena
kemampuan konektivitas.

5
2) Informasi mengenai kebutuhan pokok yang harganya lebih mahal daripada di tempat
lain untuk produk yang sama dan kita tahu dimana bisa memperoleh produk tersebut
dengan harga lebih murah. lni juga dapat menjadi sebuah peluang karena ada selisih
harga.
3) Informasi tentang kebutuhan produk tertentu dan Anda tahu di mana produk itu ada
atau diproduksi.

3. Pemetaan Peluang Usaha


Pemetaan peluang usaha adalah upaya mengidentifikasi dan menilai peluang usaha agar
dapat dimanfaatkan secara potensial. Macam-macam pemetaan peluang usaha:
a. Berdasarkan Daur Hidupnya
1) Masa embrio, yaitu usaha yang baru lahir atau pemula.
2) Masa remaja, yaitu usaha yang sedang ramai digeluti.
3) Masa dewasa, yaitu usaha yang telah ada sejak lama dan tetap eksis.
4) Masa tua, yaitu usaha yang sudah tidak banyak diminati oleh banyak orang.
Contoh, wartel, karena kebanyakan orang lebih suka memakai handphone.

b. Analisis SWOT
Kita juga bisa melakukan pemetaan peluang usaha dengan analisis SWOT berikut ini:
1) Strengt adalah kekuatan apa yang akan mendukung usaha kita untuk mencapai
sasaran.
2) Weakness adalah kelemahan apa yang membatasi atau menghambat usaha.
3) Opportunity kemungkinan apa saja yang dapat menguntungkan usaha.
4) Threat adalah ancaman apa saja yang mungkin terjadi saat kita mengembangkan
usaha.

Kegunaan analisis SWOT ini yaitu untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam pengembangan usaha produk barang atau jasa sebagai alat penyusun strategi.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang tetapi
secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan dan ancaman. Analisis tersebut dapat
menentukan strategi pengembangan usaha produk barang atau jasa dalam jangka panjang

6
sehingga arah tujuan dapat dicapai dengan jelas dan dapat dilakukan pengambilan keputusan
secara cepat dan terbaik.
Analisis SWOT dapat dilakukan dengan mewawancarai pengusaha produk barang atau
jasa dengan menggunakan kuesioner. Aspek sosial, ekonomi, dan teknik produksi kerajinan
untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha
produk barang atau jasa merupakan aspek yang ada dalam wawancara tersebut.

c. Analisis 5W + 1H
Selain menggunakan analisis SWOT, seorang wirausaha juga bisa menggunakan analisis
lainnya, seperti analisis 5W +1H, yang terdiri atas:
 What : jenis usaha apa yang akan kita ambil
 Why : kenapa memilih usaha tersebut
 When : kapan akan memulai usaha tersebut
 Where : dimana kita akan memulai usaha (lokasinya dimana)
 Who : siapa yang akan terlibat dalam usahanya
 How : bagaimana cara membuatnya (proses produksinya)
Dengan menggunakan analisis tersebut, wirausaha akan lebih mengetahui tentang usaha
yang akan dipilihnya, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan usaha
tersebut.

4. Memanfaatkan Peluang Usaha secara Kreatif dan Inovatif


Kreativitas merupakan salah satu dari kemampuan manusia, yang dapat memberi
kepuasan dalam hidup, sehingga manusia dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
lingkungannya. Orang kreatif adalah orang yang cepat menangkap peluang yang muncul dari
suatu kondisi lingkungan sekitarnya.
Orang kreatif akan memandang barang yang oleh kebanyakan orang dianggap tidak
berguna, menjadi sangat berguna dan mempunyai nilai jual. Ada beberapa peluang usaha yang
bisa dimanfaatkan secara kreatif dan mampu menghasilkan nilai tambah, yaitu sebagai berikut:
a. Memanfaatkan barang bekas, misalnya: sedotan dibuat bunga, kardus menjadi
bingkai dan tas,
b. Memanfaatkan barang yang tersedia/disediakan oleh alam, seperti membuat:
gerabah, kerajinan dari tanah liat.
7
c. Memanfaatkan kejadian atau peristiwa yang ada di sekitarnya, misalkan: berdagang
aneka keperluan sekolah menjelang ajaran baru, berjualan aneka minuman di saat
kemarau.
d. Memanfaatkan segala hal yang dianggap memberikan peluang dan. kesempatan yang
menguntungkan dikemudian hari dengan mengetahui cara pengolahan dan
pemanfaatannya.

Tujuh langkah proses berpikir kreatif, di antaranya: .


a. Preparation (persiapan),
b. Investigation (penyidikan),
c. Transformation (transformasi),
d. Incubation (penetasan),
e. Ilumination (penerangan),
f. Verification (pengujian),
g. Implementation (penerapan)

Cara Memanfaatkan Peluang Usaha Secara Kreatif dan Inovatif:


a. Make modification (melakukan beberapa perubahan atau modifikasi); Anda dapat
melakukan beberapa perubahan modifikasi terhadap produk barang/jasa yang akan
dihasilkan dari peluang usaha tersebut.
b. Make it better (membuat yang lebih baik); Anda akan membuat peluang usaha
Anda lebih baik lagi, setelah melakukan uji pasar terhadap produk yang akan
dihasilkan, misal menjadi lebih cepat, lebih kecil, lebih enak, lebih ringan, dan lain
sebagainya.
c. Make it the first (menjadi yang pertama); Peluang emas adalah peluang
bisnis/usaha yang pertama kali Anda lakukan sebelum orang lain melakukan atau
bahkan memikirkannya.
d. Make it special products (membuat produk khusus); dengan membuat produk
khusus atau produk untuk segmen khusus, Anda akan menjadi ahlinya. Contoh
usaha/bisnis produk khusus, antara lain: bengkel khusus motor vespa, restoran yang
khusus menyajikan makanan dan minuman dari buah strawberi,

8
e. Cloning (meniru habis tapi merk berbeda); Cara ini sering dilakukan oleh orang lain
ketika mencari peluang, tapi harus hati-hati mengingat ada unsur paten, HAKI (Hak
Atas Kekayaan Intelektual) atau tuntutan dari pihak yang ditiru. Jadi tirulah fungsi
dan tujuan penggunaan produknya, dengan merek dan kemasan yang berbeda.
f. Substitute (menjadi produk pengganti); Cara ini efektif bila Anda memulai
bisnis/usaha di pasar yang sudah cukup besar, dengan menjadi produk pengganti dari
produk pesaing yang paling besar dan menengah.

5. Ciri-Ciri Peluang Usaha yang Baik.


Setiap hal dapat dimaknai sebagai peluang usaha. Namun, tidak semua peluang usaha
baik bagi kita. Lalu, bagaimanakah cara membedakan antara peluang usaha yang baik dengan
yang tidak baik?
Berikut penjelasannya.
a. Peluang itu orisinal dan tidak meniru.
Orisinal adalah peluang tersebut memang berasal dari pemikiran dan perhitungan kita
sendiri, bukan hasil nekat akibat meniru peluang usaha orang lain. Sebagai contoh, kita
akan berwirausaha dalam bidang perpajakan seperti mendirikan jasa pajak karena kita
ingin sukses seperti orang lain yang berkecimpung di dunia yang sarna. Namun,
karena perbedaan keahlian, kita tidak mampu menghitung tingkat risiko usaha. Kita
hanya ikut-ikutan orang lain. Hal itulah yang membuat peluang usaha tersebut tidak
baik untuk kita.

b. Peluang itu harus dapat mengantisipasi perubahan, persaingan, dan kebutuhan pasar di
masa yang akan datang.
Setiap peluang harus memiliki ketahanan akan perubahan zaman dan tidak terpaku
pada satu tren semata. Contoh: pada saat ini, tren yang ada dalam dunia perpajakan
adalah dengan menggunakan sistem online. Untuk itu, sebagai wirausahawan harus
siap dalam menganalisis tingkat kebutuhan pasar dan persyaratan baik itu teknis atau
nonteknis dalam dunia usaha.

c. Benar-benar sesuai dengan keinginan agar peluang bisa bertahan lama. Usaha yang
sesuai dengan keinginan kita akan kita lakukan dengan senang hati. Lain halnya

9
dengan usaha yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Selain adanya celah dalam
pengetahuan, usaha yang tidak kita inginkan akan dikerjakan secara setengah hati.

d. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji untuk dilakukan riset dan trial.
Bersifat ide kreatif dan inovatif bukan tiruan dari orang lain. Usaha yang dilakukan di
bidang perpajakan tersebut dapat menghasilkan laba atau keuntungan, sesuai dengan
kebutuhan pasar dan sudah teruji aspek ketahanannya. Untuk itu, pengetahuan
mengenai usaha yang akan kita geluti harus senantiasa kita asah. Kita harus
mengetahui secara mendalam persyaratan, risiko dan pangsa pasar usaha yang akan
kita tekuni.

e. Ada keyakinan untuk mewujudkannya.


Setiap usaha harus dilandasi dengan keyakinan, karena masa depan akan selalu
berubah-ubah, begitu juga dalam wirausaha di perbankan dan keuangan mikro.
Sebagai contoh misalnya jasa pertukaran uang (money changer). Mungkin zaman ini,
pasar masih membutuhkan jasa pertukaran uang yang secara fisik hadir untuk
melayani klien. Namun, kita tidak akan tahu apakah hal tersebut akan berlaku
selamanya atau tidak. Untuk itu, kita harus yakin dalam melakukan usaha kita. Tanpa
adanya keyakinan, kita tidak akan mampu menghadapi perubahan.

f. Ada rasa senang dalam menjalankannya.


Semua usaha seperti usaha dalam bidang perpajakan akan sia-sia apabila kita hanya
setengah hati dalam melakukannya. Melakukannya dengan rasa senang, kita akan
selalu bersemangat dalam mengembangkan usaha kita.

6. Risiko Usaha
Dalam menggeluti wirausaha, pasti terdapat risiko-risiko yang harus dihadapi dan
dicarikan solusinya. Risiko dan peluang usaha selalu berjalan beriringan. Layaknya jeli melihat
peluang usaha, berani mengambil risiko adalah hal yang prinsip dan wajar dalam merealisasikan
potensi sendiri sebagai wirausaha. Risiko usaha merupakan informasi, kejadian, kerugian atau
pekerjaan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari.
Risiko dapat bersifat pasti maupun tidak pasti. Kunci untuk mengetahui seberapa besar risiko

10
yang akan kita hadapi adalah seberapa sempurna kita mendapatkan informasi. Semakin
sempurna dalam kita mendapatkan informasi, maka semakin akurat pula kita mengetahui
seberapa besar risikonya.
a. Karateristik Risiko Usaha
Secara umum, risiko usaha memiliki dua karakteristik, yaitu:
1) Risiko adalah sesuatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2) Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.

b. Jenis-jenis resiko ketidakpastian


Menurut Abbas Salim, ada 3 jenis ketidakpastian yang akan menyebabkan risiko kerugian:
1) Ketidakpastian ekonomi (economic uncertainly caused) perubahan konjungtur;
misalnya, perubahan permintaan, terjadi karena perubahan mode dan perubahan
selera konsumen.
2) Ketidakpastian yang disebabkan oleh alam (nature uncertainly caused); misalnya,
bencana alam.
3) Ketidakpastian yang disebabkan oleh perilaku manusia (human uncertainly
caused).

c. Kategori Risiko Usaha


Secara umum, risiko usaha dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Risiko Spekulatif, merupakan risiko yang sengaja ditimbulkan oleh orang yang
bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Risiko spekulatif
memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang, yaitu peluang terjadinya keuntungan
dan peluang terjadinya kerugian. Contoh: pembelian saham di bursa efek, membeli
mobil tanpa diasuransikan, membeli barang dengan menggunakan mata uang asing.
2) Risiko Murni, merupakan risiko yang jika terjadi pasti akan memberikan kerugian.
Namun, jika tidak terjadi juga tidak akan menimbulkan kerugian. Contoh: pencurian,
bencana alam, kebakaran atau kecelakaan.

11

Anda mungkin juga menyukai