KOMPLIKASI
1. Komplikasi Periferal.
Komplikasi yang bersifat ringan seperti peningkatan suhu tubuh dan bias
bersifat peritonitis dan sepsis.
2. Perdarahan.
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-
cabang uteri ikut terpotong atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi lain seperti luka pada blass, embolisme paru dan lain-lain.
4. Kurang kuatnya parut dinding uterus sehingga pada kehamilan berikutnya
bisa terjadi ruptur uteri.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar
pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
2. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
3. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah.
4. Urinalisis / kultur urine.
5. Pemeriksaan elektrolit (Prawirohardjo,S, 2017)
6. Ultrasonography (USG)
7. Pemeriksaan rapid test dan swab test selama dalam masa pandemi
I. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Antibiotik
Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda setiap
institusi
1) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam
2) Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol
3) Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu
b. Obat – obat lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C
c. Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka
pemberian cairan intavena harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada
organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%,
garam fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung
kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai
kebutuhan.
2. Keperawatan
a. Diet
Makanan dan minuman diberikan setelah klien dapat menggerakkan
kakinya, diilakukan secara bertahap dari minum air putih sedikit tapi
sering. Makanan yang diberikan berupa bubur saring, selanjutnya bubur,
nasi tim dan makanan.
b. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap :
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai setelah kaki dapat digerakkan
2) Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi
setengah duduk (semi fowler)
3) Setelah beberapa saat pasien diperbolehkan untuk minum (air putih).
c. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah TTV, SPO2,
dan pemeriksaan TFU (tinggi fundus uterus)
d. Edukasi
1) Boleh hamil setelah 2-3 tahun.
2) Jika section caesaria dilakukan karena panggul sempit maka
persalinan berikutnya section caesaria lagi. (Prawirohardjo,S, 2017)
J. PENATALAKSANAAN PEMBEDAHAN
1. PERSIAPAN OPERASI
a. Linen set
Jenis linen set Jumlah
Doek besar 4
Doek kecil 7
Jas operasi 3
Handuk 1
Doek meja mayo 2
2. PROSEDUR
1) Perawat sirkuler melakukan serah terima pasien dengan perawat bangsal
(konfirmasi identitas pasien, prosedur operasi, marking site, inform consent
tindakan bedah dan anastesi, alergi dan riwayat penyakit)
2) Perawat sirkuler melakukan sign in:
No Tindakan Sudah Belum
1 Pasien telah dikonfirmasikan
- Identitas pasien dan gelang pasien sudah √
sesuai √
- Lokasi operasi √
- Prosedur √
- Surat ijin operasi
2 Lokasi operasi sudah diberikan tanda √
3 Mesin dan obat-obat anastesi sudah di cek √
lengkap dan siap pakai
4 Pulse oximeter sudah terpasang dan berfungsi √
Ya Tidak
5 Apakah pasien mempunyai riwayat alergi √
6 Kesulitan bernafas atau resiko aspirasi atau
menggunakan alat bantu pernfasan √
7 Risiko kehilangan darah > 500 ml ( 7mg/kg BB √
pada anak), Bila YA, direncankan akses dan
pemberian cairan intravena.
10) Sebelum mulai anjurkan operator bedah untuk memimpin doa, semoga
operasi berjalan lancer.
11) Berikan pinset sirurgies terlebih dahulu kepada operator untuk dilakukan
pengecekan efek anastesi di bagian kulit. Berikan mess no.20 beserta
handle nya kepada operator untuk dilakukan insisi PFranenstil kurang lebih
10 cm, dan berikan arteri klam, kasa steril dan cauter pada asisten untuk
control bliding.
12) Dokter operator melakukan insisi sampai ke Fasia, dan berikan Klam Kocher
pada asisten untuk menjepit Fasia, dan berikan Gunting Jaringan pada
operator untuk memotong / menggunting Fasia, mensplit Otot (Musculus
Rectus Abdominis), dan operator melanjutkan insisi sampai ke peritoneum
mengunakan Gunting Jaringan.
13) Berikan Hak Abdomen pada asisten untuk membantuh memperluas lapang
pandang.
14) Berikan Mes no 20 beserta handle nya pada operator untuk melakukan Insisi
pada Segmen Bawah Rahim, dan asisten akan memecahkan Ketuban
dengan menggunakan Klem Arteri, dan asisten sambil mensuction air
ketuban dan darah.
15) Keluarkan Bayi dari dalam Rahim, dan setelah Bayi keluar berikan Klam
Arteri Lurus 2 buah untuk menjepit Tali Pusat dan berikan Gunting Jaringan
untuk memotong Tali Pusat diantara ke 2 Klam Arteri lurus, dan Perawat
Instrumen mengelap muka Bayi menggunakan Kassa steril lembab dan
suction Mulut dan Hidung Bayi.
16) Berikan Bayi pada perawat Perinatalogi untuk dilakukan tindakan selanjutnya
di Ruang Recovery dan asisten anesthesia memberikan metylergometin
yang di berikan melalui bolus intravena untuk merangsang kontraksi setelah
Plasenta dikeluarkan.
17) Operator mengeluarkan Plasnta dengan tekhnik tali pusat di putar ke Klam
Arteri sambil menarik Plasenta keluar secara perlahan, dan pastikan tidak
ada sisa Plasenta yang tertingal dalam Uterus.
18) Berikan 4 – 6 buah Ovarium Klam pada Operator untuk menghentikan
perdarahan pada Uterus.
19) Berikan 2 buah kasa steril kering yang di jepit pada Ovrium Klam pada
operator untuk membersihkan Uterus dari sisa-sisa plasenta dan berikan 1
buah kasa steril bercampur Povidon Iodin 10% lagi pada operator untuk
memberihkan Uterus umtuk mencegah terjadinya Infeksi.
20) Berikan Blass Rektraktor / Hak Blass pada asisten untuk memperluas lapang
pandang dan berikan benang absorbsable (Chromic no 2 atau Vicryl no 1
tappercut) beserta Needle Holdernya dan Pinset Anatomis pada operator
untuk menjahit Segmen Bawah Rahim dengan tekhnik jahitan Continius
Locking, dan Kontrol Bliding.
21) Berikan benang absorbsable (Plan no 2-0 atau Monocryl no 3-0 cutting)
beserta Needle Holdernya dan Pinset Anatomis pada operator untuk
menjahit Plica vesica ovarika dengan tekhnik jahitan continius.
22) Berikan Kasa yang dijepit Ovarium Klam pada operator untuk cek Bliding
dan bersihkan sisa darah dalam Peritonium dan sekitar Uterus.
23) Perawat Sirkuler melakukan Sign Out :
No SIGN OUT Sudah Belum