Anda di halaman 1dari 2

NAMA: NUR AZIZA

PRODI: SARJANA KEPERAWATAN

SEMESTER: VIII

REVIEW JOURNAL MANAGEMENT PENANGANAN PRE DISASTER BANJIR

Dalam jurnal Beverly A. Cigler (2017), menjelaskan bahwa banjir merupakan

peristiwa bencana alam, Banjir adalah peristiwa bahaya alam paling mahal di Amerika

Serikat dalam hal nyawa dan kerugian harta benda. Banjir biasanya di sebabkan oleh air

yang pasang, dataran rendah, cuaca yang buruk. Dalam manajement darurat bencana ada

4 tahapan, yaitu

1. Mitigasi

2. Kesiap siagaan

3. Respons

4. pemulihan

Dalam pre disaster mitigasi merupakan hal menarik yang lebih banyak

diperhatikan oleh para praktisi dan akademisi dalam beberapa dekade terakhir.

Perlindungan pemerintah terhadap kehidupan dan harta benda tidak hanya melibatkan

respons krisis-reaktif terhadap keadaan darurat, tetapi juga menemukan cara untuk

menghindari masalah banjir dan mengurangi kerugian akibat peristiwa yang dapat

terjadi. Banjir mitigasi didefinisikan sebagai tindakan yang diambil untuk mengurangi

atau menghilangkan risiko terhadap kehidupan manusia dan harta benda sebelum banjir

terjadi, dan untuk menumbuhkan ketahanan setelah banjir. Sistem manajemen darurat AS

menggunakan pendekatan "semua bahaya" dan "seluruh komunitas" di seluruh empat

fase bencana yaitu mitigasi, kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan.


Mitigasi yang dibuat oleh amerika adalah mitigasi strkturall dan non

structural:

1. struktural: bendungan, dinding laut, tanggul, dinding banjir, dan

sebagainya.

2. Non struktural: pembuatan tata ruang kota, capacity building

masyarakat, dan pembuatan kebijakan peraturan lainnya.

CRS (community rate system), adalah elemen kunci yang digunakan oleh

pemerintah pusat untuk mempromosikan mitigasi membuat 4 kategori dalam mitigasi,

yaitu: (1) informasi publik, (2) pemetaan dan peraturan, (3) pengurangan kerusakan akibat

banjir, dan (4) peringatan dan respons.

journal ini menguraikan tentang perlunya mitigasi dan memberikan penjelasan

tentang strategi mitigasi bagi pemerintah daerah yang ingin lebih efektif mengurangi

bahaya banjir mereka.

Dalam journal Jonathan Raikes, dkk (2019) juga menjelaskan tentang pre

disaster, yang mana sebagian besar pemerintah fokus pada pencegahan banjir dengan

penggunaan solusi struktural tetapi lebih kepada intervensi perencanaan non struktural

seperti perencanaan penggunaan lahan dan mekanisme surance.

Sebuah gambaran dari penggunaan pengamatan warga untuk aplikasi pemodelan

banjir telah disusun oleh Assumpção, Popescu, Jonoski, dan Solomatine (2018) . Berbagai

macam teknologi telah dieksplorasi dalam literatur ilmiah sebagai sarana yang

memungkinkan inisiatif pemantauan banjir citizeninitiated praktis (McCallum et al.,

2016). Di dalam aplikasi ini terdapat tahap tahap management bencana mulai dari

mitigasi, penanggulangan, kesiapsiagaan dan respons. Dengan aplikasi ini memudahkan

masyarakat dalam meningkatkan kesadarannya terhadaap bahaya banjir yang dapat terjadi.

Anda mungkin juga menyukai