Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 6

1.Luthfi Hanafiah D(19)


2.Dimas Cahya Panuntun(10)
3.Nazwa Kamila(27)
4.Ni Made Ayu Adinda C. Angelita(28)
5.Regita Sylvia Muchlis.(34)
6.Reino Yuris K(35)
7.Sabili Bagia D(37)
Tanaman Jahe
A.Pengertian Jahe

Jahe adalah tanaman jenis rempah-rempah yang memiliki nama latin Zingiber
Officinale. Tanaman jahe memiliki bentuk rimpang atau rizoma, yakni
tumbuhan yang batangnya menjalar ke bawah permukaan tanah dan
menghasilkan tunas dan akar baru di setiap ruasnya. Jahe ini berasal dari Asia
Pasifik tepatnya berada di daratan India dan Cina.

Jahe sebelum dikenal sebagai obat, hanya digunakan untuk bumbu dapur saja
hingga di abad ke-11 di China terdapat2 buku kedokteran yang menjelaskan
manfaatnya jahe. Saat itu kegunaan jahe untuk obat populer dan harga jahe
melonjak tinggi di Eropa.

Iklim yang sesuai untuk penanaman jahe adalah beriklim tropis lebih tepatnya
berada di garis khatulistiwa. Karena jahe cocok ditanam di ketinggian 0-1700
mdpl, memiliki tanah yang subur dan gembur, serta tekstur tanah yang berpasir
dan liat.

Jenis tumbuhan jahe


1. Jahe putih
Jahe ini juga disebut dengan nama jahe kuning besar, jahe gajah, jahe badak,
atau jahe kombongan. Jahe jenis ini memiliki rimpang yang besar dan gemuk,
potongan melintang berwarna putih kekuningan, berserat sedikit, dan lembut.
Jenis ini memiliki diameter 8,47-8,50 cm, aroma kurang tajam, tinggi, warna
daun hijau muda, dan batang hijau muda 
2. Jahe putih kecil
Nama lain dari jahe jenis ini adalah jahe sunti atau jahe emprit. Jahe ini
memiliki potongan melintang berwarna putih kekuningan, berbentuk agak pipih,
berserat lembut, dengan aroma yang agak tajam. Umumnya, jahe putih kecil
dipanen dalam keadaan tua. Jenis jahe ini memiliki rasa lebih pedas
dibandingkan jahe gajah. Alasannya karena jahe putih kecil memiliki
kandungan minyak atsiri yang lebih banyak daripada jahe gajah.
3. Jahe merah
Disebut jahe merah karena warna rimpangnya berwarna jingga muda hingga
berwarna merah. Jahe ini memiliki serat yang kasar, aromanya sangat tajam,
dan rasanya sangat pedas. Jahe merah biasanya dipanen tua dan digunakan
sebagai komponen obat-obatan dan jamu. Sering kali jahe merah diambil
oleoresin dan minyak atsirinya sebagai bahan pengobatan. 

Waktu yang dibutuhkan untuk memanen tanaman jahe

Pemanenan jahe dilakukan dengan tepat atau ketika tanaman sudah siap panen,
biasanya setelah tanaman berusia 8-12 bulan. Pemanenan jahe juga dilakukan
sesuai dengan tujuan hasil jahe.

Apabila hasil jahe untuk dikonsumsi, Anda bisa memanennya ketika usia 8
bulan. Sementara bila hasil jahe digunakan sebagai bibit, Anda dapat
memanennya ketika berusia 10 bulan lebih. Dan untuk dijadikan olahan seperti
asinan jahe, anda bisa memanennya ketika usia 3-4 bulan.

Tingkat kematangan panen jahe yang sesuai menghasilkan jahe yang berkualitas
dan bermutu baik. Lakukan pemanenan pada waktu pagi hari, serta kumpulkan
hasilnya di tempat yang teduh.

Pemanenan dilakukan dengan teknik membongkar tanaman menggunakan


pupuk maupun cangkul, sehingga hasil panen rimpang tidak terpotong dan tidak
lecet. Lakukan dengan hati-hati agar tidak mengurangi kualitas jahe. Jangan
lupa untuk membersihkan rimpang dari kotoran atau tanah.

JAHE BARU DI PANEN JAHE USIA 3-4 BULAN

JAHE SETELAH DICUCI JAHE USIA 10-12 BULAN


FAKTOR PERTUMBUHAN JAHE.

Tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat sekitar 200—
600 m di atas permukaan laut. Akan tetapi, tanaman jahe juga masih dapat
tumbuh dengan baik sampai ketinggian 900 m dpl. Curah hujan rata-rata yang
dibutuhkan tanaman jahe sekitar 2.500—4.000 mm/tahun dengan bulan basah 7
—9 bulan. Suhu tahunan otimal untuk pertumbuhan jahe rata-rata sekitar 25—
30o C. selain itu berikut adalah faktor pertumbuhan jahe antara lain:
1. Iklim

*) Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-
4.000 mm/tahun.
*) Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar
matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka
sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
*) Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.

2. Media Tanam
1) Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan
banyak mengandung humus.
2) Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah
laterik.
3) Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4.
Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.

3. Ketinggian Tempat

1) Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0- 2.000
m dpl.
2) Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.

Cara Merawat Jahe Agar Tidak Terkena Penyakit


Tanaman jahe “Zinger officinale” merupakan tanaman rimpang yang sangat
dikenal dan populer bagi kalangan masyarakat Indonesia sebagai rempah-
rempah dan bahan obat. Jahe ini memiliki bentuk jemari yang mengembang di
ruas-ruas tengah. Kecamatan Matuari merupakan salah satu sentra penghasil
jahe di kota Bitung. Namun pengetahuan petani tentang penyakit yang
menyerang tanaman jahe membuat produksi jahe menjadi berkurang. Budidaya
tanaman jahe tergolong mudah. Tetapi hal utama yang harus diperhatikan ialah
penyakit yang dapat menyebabkan kegagalan dalam budidaya tanaman jahe.
Ada beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman jahe, yang harus
diketahui bagi para petani ialah sebagai berikut:

1. Penyakit Layu Bakteri


Gejala serangan : daun-daun yang di bawah menguning, disusul daun-daun
lainnya, daun melipat akhirnya layu dengan cepat dan menyebar ke bagian
pucuk. Tunas jadi busuk yang ditandai dengan adanya jaringan basah, tanaman
mati dan batangnya rebah. Bila tanaman dicabut dan rimpang dipotong akan
keluar lendir putih susu sampai kecoklatan.

Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum yang dapat hidup lama dalam


tanah, penyebaran melalui benih air, serangga, alat-alat pertanian, hewan dan
manusia. sering menyerang tanaman jahe umur 4 bulan.

Cara pengendaliannya : Penyakit ini belum bisa diatasi, karena belum


ditemukan bakterisida yang efektif. Tindakan terbaik untuk mengatasinya
adalah pencegahan.

Upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :Gunakan


bibit yang sehat dan cukup umur, minimum berumur 9 – 10 bulan, padat dan
keras. Sebelum ditanam, bibit direndam dalam larutan bakterisida selama 10
jam. Selain itu, tidak menanam jahe pada lahan yang terserang penyakit selama
3 – 5 tahun, dan sebaiknya tidak ditanami tanaman inang seperti padi, jagung,
palawija dan lainnya. Melakukan monitoring terhadap tanaman yang diserang
patogen secara teratur, membuat saluran drainase yang baik agar tidak ada
tanaman yang tergenang air hujan.

2. Penyakit Busuk Rimpang


Gejala serangan : tanaman tampak layu pada umur 3 bulan, dimulai dengan
menguningnya sisi-sisi tulang daun kemudian meluas ke seluruh helai daun
dan akhirnya mengering; pangkal batang membusuk; tanaman rebah; rimpang
membusuk dan mengeluarkan lendir. Penyakit ini cepat menjalar ke seluruh
bagian tanaman. Hingga kini belum ada cara efektif membasmi busuk rimpang.
Penyakit busuk rimpang sering muncul di lahan-lahan yang kurang baik
pembuangan airnya, dan kesehatan bibitnya kurang terkontrol. Kebun jahe yang
terindikasi terserang penyakit lebih baik dipanen muda dengan hasil sekitar 3 –
5 ton/ha.

Penyebab : cendawan Fusarium oxysporum, tumbuh baik pada suhu 20ºC -


25ºC, namun pada suhu 45ºC tidak dapat tumbuh. Selain jamur, penyebab busuk
rimpang adalah bakteri Xanthomonas zingiberi yang menyerang tanaman jahe.
Proses kematian tanaman yang terserang bakteri ini sangat cepat dan sulit
terdeteksi. Jika dibelah, rimpang yang sakit akan mengeluarkan lendir.

Cara pengendalian penyakit busuk rimpang dilakukan secara terpadu yaitu


memilih benih yang sehat, cukup umur dan tidak terdapat luka. Sebelum
ditanam benih direndam dengan larutan fungisida yang mengandung larutan
ethoxyethyl mercury chloride untuk menekan serangan penyakit busuk rimpang.
Melakukan eradikasi dengan cara mencabut dan membakar tanaman yang sudah
terserang penyakit. Membuat saluran-saluran drainase di dalam kebun.

3. Penyakit Bercak Daun

Gejala serangan : daun terlihat bintik-bintik berwarna kuning cukup banyak,


makin lama makin meluas sehingga membentuk bercak, selanjutnya daun
menjadi berlubang-lubang.
Penyebab : Phyllosticta zingiberi. Penularan lewat angin yang dapat
menginfeksi tanaman secara langsung melalui bagian yang luka.

Cara pengendalian : dengan menyemprotkan fungisida dengan interval 10 hari


pada 3 kali penyemprotan awal, sesudah itu tergantung kondisi serangan.
Menjaga sanitasi dan kebersihan kebun dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai