Anda di halaman 1dari 49

SKKNI PENYULUH ANTIKORUPSI

Penjelasan SKKNI

• SKKNI merupakan singkatan dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia


• SKKNI merupakan salah satu bentuk Standar Kompetensi Kerja. Untuk memahami apa yang
dimaksud dengan Standar Kompetensi Kerja, saya berikan ilustrasi berikut.
• Standar Kompetensi Kerja adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
Pengetahuan (knowledge), Keterampilan dan/atau Keahlian (skills) serta Sikap Kerja (attitude)
yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apakah bidang antikorupsi sudah memiliki Standar Kompetensi Kerja?

Pada tahun 2016, KPK bersama para pemangku kepentingan antikorupsi


menyepakati STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI)
PENYULUH ANTIKORUPSI yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 303 Tahun 2016 tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas Profesional,
Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional, Ilmiah, dan Teknis
Lainnya Bidang Penyuluhan pada Jabatan Kerja Penyuluh Antikorupsi.
• SKKNI Penyuluh Antikorupsi disusun untuk mendukung program
pengembangan kompetensi antikorupsi bagi masyarakat yang berpartisipasi
dalam pemberantasan korupsi.
• Hal ini sesuai dengan visi KPK yaitu “Bersama masyarakat menurunkan tingkat
korupsi untuk mewujudkan Indonesia maju”
• KPK menyakini bahwa upaya-upaya pemberantasan korupsi tidak akan berhasil
tanpa keterlibatan masyarakat. Masyarakat dapat terlibat memilih minimal salah
satu dari tiga strategi dalam pemberantasan korupsi.
Penindakan Takut Korupsi

Pencegahan Tidak Bisa Korupsi

Pendidikan dan Peran


Tidak Ingin Korupsi
Serta Masyarakat
• Menyuluh antikorupsi merupakan salah satu bentuk dari pemberantasan
korupsi melalui strategi edukasi.

• Adanya standar tersebut pelaksanaan penyuluhan antikorupsi yang dilakukan


oleh masyarakat menjadi lebih efektif, menarik, dan berdampak. Selain itu,
sertifikasi penyuluh antikorupsi juga merupakan bentuk pengakuan sekaligus
apresiasi dari KPK kepada elemen bangsa yang sudah berpartipasi dalam
pemberantasan korupsi melalui startegi edukasi.
“Apa isi dari SKKNI Penyuluh Antikorupsi?”

Secara umum, sebuah SKKNI itu terdiri unit-


unit kompetensi. Setiap unit kompetensi terdiri
atas beberapa elemen kompetensi. Begitu
juga dengan SKKNI Penyuluh Antikorupsi yang
terdiri atas 20 Unit Kompetensi
Mengapa 20 unit kompetensi tersebut muncul dalam SKKNI
penyuluh antikorupsi?

Salah satu kegunaan dari SKKNI adalah menjadi PANDUAN


dalam pelaksanaan kegiatan. Jadi, SKKNI Penyuluh Antikorupsi
merupakan panduan kegiatan yang terkait dengan
PENYULUHAN ANTIKORUPSI.

Beberapa slide berikut akan menjelaskan mengenai mengapa


SKKNI memiliki 20 unit kompetensi.
Jika master ingin melakukan 1 kegiatan penyuluhan, bagaimana cara
menggunakan SKKNI sebagai pedoman melakukan penyuluhan antikorupsi?
1. Pilihlah minimal 1 dari 4 tujuan penyuluhan antikorupsi menurut SKKNI, untuk 1
kegiatan penyuluhan. (1 Kegiatan penyuluhan boleh memiliki tujuan lebih dari 1)

Berikut adalah tujuan penyuluhan antikorupsi menurut SKKNI :


- Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap Korupsi
- Menyadarkan Bahaya dan Dampak Korupsi Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusi, dan
Nepotisme
- Meningkatkan Pengetahuan Terkait Antikorupsi
- Membangun Sikap Antikorupsi
2. Setelah menentukan tujuan penyuluhan, lihatlah unit kompetensi yang harus
dikuasai jika seorang penyuluh memilih tujuan penyuluhan tersebut.

Berikut merupakan 4 kompetensi yag harus dikuasai oleh seorang penyuluh


Antikorupsi berdasarkan tujuan penyuluhan antikorupsi:
- Unit Kompetensi (UK ) 4 - (M.74PAK01.004.1) : Menumbuhkan Semangat Perlawanan
terhadap Korupsi
- Unit Kompetensi (UK) 5 – (M.74PAK01.005.1) : Menyadarkan Bahaya dan Dampak
Korupsi Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusi,dan Nepotisme Menyadarkan Bahaya dan
Dampak Korupsi Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusi,dan Nepotisme
- Unit Kompetensi (UK) 7 – M.74PAK01.007.1 : Meningkatkan Pengetahuan Terkait
Antikorupsi
- Membangun Sikap Antikorupsi
3. Pelajarilah elemen kompetensi dari unit kompetensi tersebut. Elemen kompetensi
berguna sebagai acuan langkah – langkah yang harus dilakukan seorang penyuluh
dalam melaksanakan penyuluhan dengan tujuan yang telah dipilihnya. Elemen
kompetensi dapat dilihat pada dokumen SKKNI Penyuluh Antikorupsi
Contoh :

Jika tujuan penyuluhan yang dipilih adalah “Menumbuhkan Semanagat


Perlawanan terhadap Korupsi” maka Unit Kompetensi yang harus dikuasai
adalah UK 4 : Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap Korupsi.

Lalu langkah apa yang harus dilakukan untuk melakukan penyuluhan dengan
tujuan dan Unit Kompetensi tersebut?
Lihatlah Elemen Kompetensi dari UK 4 dan ikuti langkah - langkahnya:

1) Merencanakan target Kelompok Sasaran


2) Mempersiapkan metode menumbuhkan semangat perlawanan korupsi
3) Menyusun rencana pelaksanaan menumbuhkan semangat perlawanan korupsi
4) Melaksanakan penumbuhan semangat perlawanan korupsi
5) Mengevaluasi pelaksanaan pernumbuhan semangat perlawanan korupsi
6) Menyusun laporan pelaksanaan penumbuhan semangat perlawanan korupsi
Jadi, Pola Penggunaan SKKNI sebagai panduan melakukan penyuluhan yaitu:

1) Pilih minimal 1 tujuan penyuluhan dari 4 tujuan penyuluhan menurut SKKNI.

2) Lihat UK apa yang harus dikuasai jika memilih tujuan penyuluhan tersebut.

3) Lihat elemen kompetensi dari UK tersebut sebagai langkah – langkah melakukan


penyuluhan dengan tujuan yang telah ditentukan.
Cara yang sama juga berlaku untuk menjawab pertanyaan,
“langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk melakukan penyuluhan
dengan tujuan:

• Menyadarkan Bahaya dan Dampak Korupsi Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusi,dan


Nepotisme?
• Meningkatkan Pengetahuan Terkait Antikorupsi?
• Membangun Sikap Antikorupsi?”

Lihatlah elemen kompetensinya dari setiap unit kompetensi tersebut.


Selain menyampaikan materi-materi/topik-topik antikorupsi, untuk mencapai
tujuan tesrebut, ada hal yang tak kalah pentingnya. Apa itu? Penyuluh
Antikorupsi harus menjadi role model dalam upaya pemberantasan korupsi.
Itulah yang disebut dengan Menyuluh Antikorupsi Melalui Keteladanan.

Untuk itu, SKKNI Penyuluh Antikorupsi mencantumkan Unit Kompetensi yang harus
dikuasai agar dapat menjadi role model dalam pemberantasan korupsi, yaitu

Kode Unit Judul Unit


Mengaktualisasikan Nilai – Nilai
M.74PAK01.001.1
Integritas
Bagaimana seseorang disebut telah Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas?

Lihat elemen kompetensi dari unit kompetensi Mengaktualisasikan Nilai-Nilai


Integritas

• Mengakui secara terbuka kepada orang lain bahwa telah melakukan kesalahan yang tidak
sesuai dengan nilai integritas
• Mengingatkan, menegur, dan menyatakan kepada orang lain adanya ketidaksesuaian dengan
nilai-nilai/norma walaupun hal tersebut sulit
• Menyampaikan kebenaran dengan komitmen yang tinggi meskipun sulit dan berisiko
mengorbankan kepentingan pribadi
Selain peran – peran yang dijelaskan sebelumnya, penyuluh antikorupsi juga
dapat mengajak dan memfasilitasi peserta penyuluhan untuk menjadi agen
perubahan dengan cara mengambil salah satu peran dalam pemberantasan
korupsi sesuai dengan kapasitas dan kedudukannya

Untuk itu, SKKNI Penyuluh Antikorupsi mencantumkan Unit Kompetensi yang harus
dikuasai agar dapat mengajak dan memfasilitasi peserta untuk menjadi agen
perubahan tersebut, yaitu

Kode Unit Judul Unit


Membangun Cara Berpikir Kritis
M.74PAK01.006.1
terhadap Masalah Korupsi
Bagaimana cara Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi?

Mari kita lihat elemen kompetensi dari Unit Kompetensi: M.74PAK01.006.1-


Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi:

• Menyiapkan kasus-kasus korupsi untuk didiskusikan dengan Kelompok


Sasaran
• Memandu diskusi interaktif terkait kasus korupsi
• Membuat simulasi kasus korupsi dalam bentuk bermain peran
• Memfasilitasi Kelompok Sasaran untuk menyusun rencana aksi
• Mengevaluasi pelaksanaan sesi membangun cara berpikir kritis terhadap
masalah korupsi
Setelah peserta penyuluhan memiliki rencana aksi, kita harus meningkatkan
kompetensi peserta agar memiliki keterampilan yang diperlukan sehingga dapat
menjalankan rencana aksinya.

Untuk itu, SKKNI Penyuluh Antikorupsi mencantumkan Unit Kompetensi yang harus
dikuasai agar dapat meningkatkan keterampilan antikorupsi, yaitu

Kode Unit Judul Unit


M.74PAK01.008.1 Meningkatkan keterampilan antikorupsi
Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk: Meningkatkan
Keterampilan Antikorupsi?

Lihat elemen kompetensinya dari unit kompetensi tersebut.

• Menyiapkan rencana pembelajaran praktik keterampilan antikorupsi


• Mengorganisasikan pelaksanaan pembelajaran praktik keterampilan antikorupsi
• Mengajarkan materi praktik keterampilan antikorupsi sesuai dengan rencana
pembelajaran Kelompok Sasaran
• Mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran praktik keterampilan antikorupsi
• Menyusun laporan
Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan antikorupsi berjalan sesuai
rencana, para master harus menyiapkan antisipasi terhadap hal-hal yang dapat
mengganggu kelancaran kegiatan penyuluhan, misalnya Konflik yang Muncul dalam
Proses Penyuluhan Antikorupsi atau gangguan terkait Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

Untuk itu, SKKNI Penyuluh Antikorupsi mencantumkan Unit Kompetensi yang harus
dikuasai agar dapat meningkatkan keterampilan antikorupsi, yaitu

Kode Unit Judul Unit


Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses
M.74PAK01.002.1 Penyuluhan Antikorupsi
Menerapkan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
M.74PAK01.003.1 (K3) dalam Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi
Langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar mampu:
1. Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses Penyuluhan Antikorupsi?
2. Menerapkan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Pelaksanaan Penyuluhan
Antikorupsi?

Lihatlah elemen kompetensi dari setiap unit kompetensi tersebut.


Elemen Unit dari Unit Kompetensi M.74PAK01.002.1 Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses
Penyuluhan Antikorupsi:
• Mengidentifikasi situasi konflik
• Mengimplementasikan strategi resolusi konflik
• Menggunakan hubungan interpersonal yang efektif

Elemen kompetensi dari Unit Kompetensi M.74PAK01.003.1 Menerapkan Aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dalam Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi:
• Mengidentifikasi kebutuhan dan langkah K3 di lokasi penyuluhan
• Menyampaikan penjelasan K3 kepada peserta (safety briefing)
• Memantau pelaksanaan penyuluhan dari aspek K3
• Membuat laporan penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
Mengapa SKKNI Penyuluh Antikorupsi memiliki 20 Unit Kompetensi?

Berdasarkan penjelasan pada slide slide sebelumnya, dapat diketahui bahwa


SKKNI memiliki 20 Unit Kompetensi karena:

1) Unit kompetensi diperlukan sebagai panduan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai


integritas agar dapat menjadi role model dalam pemberantasan korupsi
2) 4 Unit Kompetensi sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan
antikorupsi.
Sebelumnya kita sudah membahas alasan dicantumkan 9 unit kompetensi.
Bagaimana dengan 11 unit kompetensi lainnya?

Dalam SKKNI Penyuluh Antikorupsi, kegiatan penyuluhan antikorupsi tidak hanya kegiatan
berupa penyampaian materi antikorupsi, tetapi juga kegiatan yang bertujuan memberdayakan,
membimbing, mendampingi, dan menggerakkan elemen bangsa (masyarakat, aparatur sipil
negara dan aparat penegak hukum dan militer, swasta, dan komunitas). Intinya adalah
pemberdayaan masyarakat sebagai agen perubahan antikorupsi dalam sebuah
komunitas/forum.
.
SKKNI 303/2016 secara rinci dan detail menjelaskan panduan bagaimana tahapan dalam
memberdayakan masyarakat sebagai agen perubahan dalam sebuah komunitas/forum.
Tahapantersebut adalah:

• Menumbuhkembangkan Kelembagaan Antikorupsi


• Mendorong Kemandirian Kelompok Sasaran
• Menumbuhkan Pelaku Utama Antikorupsi
• Mengorganisasikan Kelompok Sasaran
• Membangun Komunikasi Kelompok Sasaran Penyuluhan
• Menumbuhkan Jejaring Kerja Antara Kelompok Sasaran
• Melakukan Kolaborasi
• Memobilisasi Gerakan Antikorupsi

Itulah tahapan yang harus dilakukan sekaligus merupakan Unit Kompetensi yang harus dikuasai.
Bagaimana langkah-langkah untuk setiap tahapan tersebut? Ingat polanya, lihat elemen kompetensi
untuk setiap unit kompetensi
Contoh:
Unit Kompetensi: M.74PAK01.011.1 Mendorong Kemandirian Kelompok Sasaran
Elemen Kompetensi:

• Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan Kelompok Sasaran


• Menganalisa potensi Kelompok Sasaran
• Memberikan bentuk metode yang akan digunakan untuk mendorong kemandirian
Kelompok Sasaran
• Menetapkan bentuk dan model kemandirian Kelompok Sasaran

Demikian halnya untuk tahapan lainnya dalam pemberdayaan masyarakat antikorupsi.


SKKNI Penyuluh Antikorupsi juga dapat digunakan sebagai panduan dalam melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan penyuluhan antikorupsi. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan meliputi:
• Memantau Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi
• Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi
• Memfasilitasi Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Kelompok Sasaran Penyuluhan Antikorupsi
Itulah kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan sekaligus merupakan Unit Kompetensi yang harus dikuasai dalam
monitoring dan evaluasi penyuluhan antikorupsi. Bagaimana langkah-langkah untuk setiap kegiatan tersebut?
Ingat polanya, lihat elemen kompetensi untuk setiap unit kompetensi.

Contoh:
Unit Kompetensi: M.74PAK01.018.1 Memantau Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi
Elemen Kompetensi:
1. Menyiapkan bahan pemantauan pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
2. Melakukan pemantauan pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
3. Menyusun laporan pemantauan pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
4. Menyajikan laporan hasil pemantauan
Materi Apa yang disampaikan dalam Penyuluhan Antikorupsi?
1. Materi Penyuluhan untuk Menumbuhkan Semangat Melawan Korupsi

Berdasarkan penjelasan dalam SKKNI:


Semangat perlawanan korupsi yang dimaksud adalah menjiwai berbagai usaha
mencegah dan menentang korupsi. Oleh karena itu, materi yang harus dipahami
penyuluh agar bisa menyampaikannya kembali ke kelompok sasaran antara lain:

1. Contoh-contoh berbagai usaha mencegah dan menentang korupsi


2. Apa tujuan akhir dari berbagai usaha mencegah dan menentang korupsi tersebut?
3. Apa indikator yang menunjukkan tujuan akhir tersebut telah tercapai?
4. Bagaimana cara mengukur keberhasilan pemberantasan korupsi?
5. Adakah contoh negara yang dapat dijadikan referensi/role model/contoh negara yang
antikorupsi?
2. Materi Penyuluhan untuk Menyadarkan Bahaya dan Dampak Korupsi

Dalam SKKNI tidak ada penjelasan yang spesifik apa yang dimaksud dengan
Menyadarkan Bahaya dan Dampak Korupsi. Mungkin disebabkan bahwa materi ini
adalah materi yang sudah umum. Biasanya kalau kita berbicara tentang bahaya dan
dampak korupsi, materi yang dibahas adalah Dampak Korupsi terhadap berbagai
bidang seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dsb.

Namun, perlu diketahui bahwa mulai 2014, KPK melakukan kajian yang lebih
mendalam tentang dampak yang ditimbulkan oleh korupsi sehingga sekarang
kalau membahas tentang dampak korupsi, dikenal istilah Social Cost Corruption
atau Biaya Sosial Korupsi.
Nah berbicara tentang Biaya Sosial Korupsi, maka kita akan membahas mengenai:

1. Kerugian Keuangan Negara Akibat Korupsi di Indonesia


2. Perbandingan antara Kerugian Keuangan Negara dengan Hukuman finansial Koruptor
3. Hubungan antara Dampak Korupsi dan Biaya Sosial Korupsi
4. Konsep Dasar Biaya Sosial Korupsi
5. Ilustrasi Seandainya Uang yang Dikorupsi Digunakan untuk Pembangunan
3. Materi Penyuluhan untuk Meningkatkan Pengetahuan terkait Antikorupsi
Pengetahuan antikorupsi yang dimaksud adalah pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan
rencana aksi Kelompok Sasaran, seperti apa itu korupsi, di mana terjadinya korupsi, kapan terjadinya
korupsi, oleh siapa, mengapa terjadi korupsi dan bagaimana cara mengatasinya.

Untuk itu, materi yang harus dipahami penyuluh agar mampu menyampaikannya lagi ke kelompok sasaran
antara lain:
1. Pengertian Korupsi
2. Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia
3. 30 Delik Tindak Pidana Korupsi dan pengelompokannya
4. Contoh-contoh kasus tindak pidana korupsi di berbagai bidang/sektor berdasarkan jenis tindak
pidana korupsinya
5. Perbedaan Gratifikasi, Uang Pelicin, Pemerasan, dan Suap
6. Faktor-faktor dan teori penyebab korupsi
7. Strategi dan Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi
4. Materi Penyuluhan untuk Membangun Sikap Antikorupsi
Penjelasan dalam SKKNI:
Sikap antikorupsi yang dimaksud adalah sikap yang diperlukan dalam menerapkan praktik-praktik
antikorupsi di masing-masing Kelompok Sasaran.
Sikap antikorupsi merupakan istilah lain dari Integritas, perilaku antikorupsi, karakter, atau
akhlak. Mengapa? Karena berbicara tentang sikap, Integritas, perilaku, karakter, atau akhlak, maka kita
berbicara mengenai kejujuran, kesederhanaan, kedisiplinan, kemandirian, dan
sikap/perilaku/karakter/akhlak baik lainnya.

Materi yang harus dipahami penyuluh agar mampu menyampaikannya lagi ke kelompok
sasaran antara lain:
1. Nilai – nilai antikorupsi
2. Kode etik profesi Penyuluh Antikorupsi
3. Pengertian integritas
4. Indikator seseorang berintegritas
5. Benturan/Konflik Kepentingan
Kegunaan SKKNI Penyuluh Antikorupsi dalam sertifikasi dan diklat penyuluh
antikorupsi.
SERTIFIKASI ITU PENGAKUAN

Secara sederhana, sertifikasi merupakan pengakuan negara


terhadap kompetensi seseorang dalam suatu bidang.
Jadi, sertifikasi Kompetensi Penyuluh Antikorupsi adalah
pengakuan negara atas kompetensi seseorang dalam melakukan
penyuluhan antikorupsi.
Pengakuan tersebut diberikan dalam bentuk sertifikat
kompetensi.

5 Unit Kompetensi Penyuluh Antikorupsi Jenjang Pertama (Dasar)


SERTIFIKASI ITU MENGACU KE STANDAR KOMPETENSI KERJA

Menurut BNSP, Sertifikasi Kompetensi adalah proses pemberian sertifikat yang


dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi (proses asesmen)
yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Jadi, Sertifikasi Kompetensi Penyuluh Antikorupsi adalah proses pemberian


sertifikat yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi
(proses asesmen) yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) No 303/2016 tentang Penyuluh Antikorupsi.
Dari 20 Unit Kompetensi SKKNI Penyuluh Antikorupsi, dibagi menjadi 4
skema sertifikasi:
5 Unit Kompetensi Penyuluh Antikorupsi Jenjang
Pertama (Dasar)

No Kode Unit Judul Unit

1 M.74PAK01.001.1 (UK 1) Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

2 M.74PAK01.004.1 (UK 4) Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap Korupsi


Menyadarkan Bahaya dan Dampak Korupsi Termasuk
3 M.74PAK01.005.1 (UK 5)
Perilaku Koruptif, Kolusi,dan Nepotisme
4 M.74PAK01.007.1 (UK 7) Meningkatkan Pengetahuan Terkait Antikorupsi

5 M.74PAK01.009.1 (UK 9) Membangun Sikap Antikorupsi


9 Unit Kompetensi Penyuluh Antikorupsi Jenjang
Muda
No Kode Unit Kompetensi Judul Unit

1 M.74PAK01.001.1 (UK 1) Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas


Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses Penyuluhan
2 M.74PAK01.002.1 (UK 2)
Antikorupsi
Menerapkan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3 M.74PAK01.003.1 (UK 3)
dalam Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi
4 M.74PAK01.004.1 (UK 4) Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap Korupsi
Menyadarkan Bahaya dan Dampak Korupsi Termasuk
5 M.74PAK01.005.1 (UK 5(
Perilaku Koruptif, Kolusi,dan Nepotisme
6 M.74PAK01.006.1 (UK 6) Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi

7 M.74PAK01.007.1 (UK 7) Meningkatkan Pengetahuan Terkait Antikorupsi

8 M.74PAK01.008.1 (UK 8) Meningkatkan Keterampilan Antikorupsi

9 M.74PAK01.009.1 (UK 9) Membangun Sikap Antikorupsi


17 Unit Kompetensi Penyuluh Antikorupsi Jenjang Madya
No Kode Unit Kompetensi Judul Unit

1 M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas


2 M.74PAK01.002.1 Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses Penyuluhan Antikorupsi

3 M.74PAK01.003.1 Menerapkan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi

4 M.74PAK01.004.1 Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap Korupsi


5 M.74PAK01.005.1 Menyadarkan Bahaya dan Dampak Korupsi Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusi,dan Nepotisme
6 M.74PAK01.006.1 Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi
7 M.74PAK01.007.1 Meningkatkan Pengetahuan Terkait Antikorupsi
8 M.74PAK01.008.1 Meningkatkan Keterampilan Antikorupsi
9 M.74PAK01.009.1 Membangun Sikap Antikorupsi
10 M.74PAK01.010.1 Menumbuhkembangkan Kelembangaan Antikorupsi
11 M.74PAK01.011.1 Mendorong Kemandirian Kelompok Sasaran
12 M.74PAK01.012.1 Menumbuhkan Pelaku Utama Antikorupsi
13 M.74PAK01.013.1 Mengorganisasikan Kelompok Sasaran
14 M.74PAK01.014.1 Membangun Komunikasi Kelompok Sasaran Penyuluhan
15 M.74PAK01.015.1 Menumbuhkan Jejaring Kerja Antara Kelompok Sasaran
16 M.74PAK01.016.1 Melakukan Kolaborasi
17 M.74PAK01.017.1 Memobilisasi Gerakan Antikorupsi
20 Unit Kompetensi Penyuluh Antikorupsi Jenjang Utama
No Kode Unit Kompetensi Judul Unit
1 M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas
2 M.74PAK01.002.1 Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses Penyuluhan Antikorupsi
Menerapkan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Pelaksanaan Penyuluhan
3 M.74PAK01.003.1
Antikorupsi
4 M.74PAK01.004.1 Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap Korupsi
5 M.74PAK01.005.1 Menyadarkan Bahaya dan Dampak Korupsi Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusi,dan Nepotisme
6 M.74PAK01.006.1 Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi
7 M.74PAK01.007.1 Meningkatkan Pengetahuan Terkait Antikorupsi
8 M.74PAK01.008.1 Meningkatkan Keterampilan Antikorupsi
9 M.74PAK01.009.1 Membangun Sikap Antikorupsi
10 M.74PAK01.010.1 Menumbuhkembangkan Kelembangaan Antikorupsi
11 M.74PAK01.011.1 Mendorong Kemandirian Kelompok Sasaran
12 M.74PAK01.012.1 Menumbuhkan Pelaku Utama Antikorupsi
13 M.74PAK01.013.1 Mengorganisasikan Kelompok Sasaran
14 M.74PAK01.014.1 Membangun Komunikasi Kelompok Sasaran Penyuluhan
15 M.74PAK01.015.1 Menumbuhkan Jejaring Kerja Antara Kelompok Sasaran
16 M.74PAK01.016.1 Melakukan Kolaborasi
17 M.74PAK01.017.1 Memobilisasi Gerakan Antikorupsi
18 M.74PAK01.018.1 Memantau Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi
19 M.74PAK01.019.1 Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi
20 M.74PAK01.020.1 Memfasilitasi Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Kelompok Sasaran Penyuluhan Antikorupsi
SERTIFIKASI ITU PENELUSURAN BUKTI
• Untuk memastikan peserta sertifikasi kompeten dalam setiap Unit Kompetensi sesuai Skema Sertifikasi,
dilakukan penelusuran bukti-bukti berupa unjuk kerja dan/atau produk.
• Untuk sertifikasi penyuluh antikorupsi, bukti-bukti pendukung yang biasanya ditelusuri tidak terlepas dari
dokumen yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan dan output yang dihasilkannya. Misalnya dokumen
perencanaan, materi penyuluhan, video aktivitas penyuluhan, hasil evaluasi, dan laporan kegiatan.
• Jadi, ada kaitannya antara kegiatan penyuluhan yang dilakukan dengan hal-hal yang diuji dalam sertifikasi.
Bukan hanya itu, kegiatan penyuluhan dan sertifikasi juga ada hubungannya dengan kegiatan diklat yang
akan/sedang diikuti para master.

Berikut gambarannya. Apa yang dilakukan selaras dengan apa


yang diuji dan apa yang dilatihkan
Apa yang diuji selaras dengan apa yang
dilakukan dan apa yang dilatihkan
Apa yang dilatihkan selaras dengan apa
yang diuji dan apa yang dilakukakan
Diklat yang akan/sedang para master ikuti adalah diklat penyuluh antikorupsi jenjang
pertama (5 Unit Kompetensi).

Berikut adalah persyaratan mengikuti sertifikasi jenjang pertama jalur diklat:


Setelah diklat ini, para master diharapkan:
1. Menjadi role model dalam pemberantasan korupsi (UK 1)
2. Melakukan penyuluhan antikorupsi dengan tujuan:
• Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap Korupsi (UK 4)
• Menyadarkan Bahaya dan Dampak Korupsi Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusi,dan
Nepotisme (UK 5)
• Meningkatkan Pengetahuan Terkait Antikorupsi (UK 7)
• Membangun Sikap Antikorupsi (UK 9)
Para master juga diharapkan siap mengikuti sertifikasi penyuluh antikorupsi
karena output dari diklat ini dapat digunakan sebagai bukti pendukung
yang akan ditelusuri dan diuji dalam sertifikasi.
Apa saja output dari diklat ini?

1. Esai aktualisasi nilai-nilai integritas


2. materi penyuluhan
3. dokumen perencanaan
4. dokumen pengorganisasian
5. video praktik penyuluhan
6. hasil evaluasi penyuluhan
7. laporan kegiatan penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai