Anda di halaman 1dari 109

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR

TAHUN 2016

TENTANG
PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA
NASIONAL INDONESIA KATEGORI AKTIVITAS
PROFESIONAL,
ILMIAH
DAN
TEKNIS
LAINNYA GOLONGAN POKOK AKTIVITAS
PROFESIONAL,
ILMIAH
DAN
TEKNIS
LAINNYA
BIDANG
PENYULUHAN
ANTIKORUPSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Upaya pemberantasan korupsi tidak dapat hanya dilakukan melalui

upaya-upaya penindakan pelaku, tetapi juga upaya-upaya pencegahan


melalui perbaikan sistem serta pembangunan perilaku dan budaya
antikorupsi.

Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang No.30

Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Pasal 6 huruf (d): Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas

melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan


Pasal

13

Dalam

melaksanakan

tugas

pencegahan

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf (d), Komisi Pemberantasan

Korupsi

berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencegahan sebagai


berikut: (c) menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada

setiap jenjang pendidikan; (d) merancang dan mendorong terlaksananya


program

sosialisasi

pemberantasan

tindak

pidana

korupsi;

melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat umum.


Upaya-upaya

pencegahan

korupsi

tersebut

dilakukan

(e).

dengan

melibatkan seluruh elemen bangsa sesuai dengan kedudukan dan


kapasitasnya

masing-masing.

Peran

serta

elemen

bangsa

dapat

dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya melaporkan dugaan tindak

pidana korupsi, memantau pelayanan publik, melaporkan penerimaan

gratifikasi

(aparatur

sipil

negara),

melaporkan

harta

kekayaan

penyelenggara negara, membangun sistem dan manajemen antikorupsi,


atau melakukan kampanye dan pendidikan antikorupsi.

Dalam rangka mengajak keterlibatan masyarakat dalam gerakan

pemberantasan korupsi, KPK telah melakukan kampanye kepada


masyarakat melalui berbagai program antara lain seperti sosialisasi,

festival, lomba-lomba, buku, poster, iklan layanan masyarakat, dan film.

Dampak dari kampanye tersebut, kesadaran masyarakat untuk terlibat

dalam pemberantasan korupsi semakin tinggi yang ditandai dengan

peningkatan jumlah pelaporan dugaan tindak pidana korupsi oleh


masyarakat,

peningkatan

jumlah

undangan

kepada

KPK

sebagai

narasumber dalam kegiatan sosialisasi dan pendidikan antikorupsi yang

dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, dan kunjungan ke gedung


KPK

untuk

berdiskusi

dan

mempelajari

antikorupsi.

Hal

ini

menandakan besarnya kebutuhan masyarakat akan pembelajaran


antikorupsi yang sistematis, efektif, tepat sasaran, dan terukur sehingga

dapat berperan dalam pemberantasan korupsi. Namun, tuntutan dan

harapan masyarakat tersebut belum terpenuhi secara optimal karena


keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki KPK.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, KPK harus menyediakan


materi dan panduan pembelajaran antikorupsi yang dapat dijadikan
sebagai

rujukan

bagi

masyarakat

dalam

melaksanakan

kegiatan

pembelajaran antikorupsi secara mandiri. Tak kalah pentingnya, KPK


harus melatih agen-agen perubahan dari berbagai elemen bangsa

sebagai penyuluh antikorupsi yang bertugas menggantikan peran KPK


dalam memenuhi berbagai kegiatan pembelajaran antikorupsi yang
diselenggarakan secara mandiri oleh masyarakat.

Untuk memastikan para Penyuluh Antikorupsi memiliki kompetensi

untuk melakukan penyuluhan secara efektif, diperlukan Standar


Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Penyuluhan
Antikorupsi.
B. Pengertian

1. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya

disingkat SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup


aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian, serta sikap

kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan


yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2. Partisipasi masyarakat
Partisipasi

masyarakat

adalah

kegiatan pencegahan korupsi.

keterlibatan

masyarakat

dalam

3. Pencegahan korupsi

Pencegahan korupsi adalah salah satu strategi pemberantasan

korupsi melalui perbaikan sistem administrasi negara dan layanan


publik serta kampanye dan pendidikan antikorupsi.

4. Kelompok Sasaran

Kelompok Sasaran adalah peserta yang menjadi sasaran kegiatan


penyuluhan yang dikelompokkan menjadi kelompok anak, remaja,
mahasiswa, komunitas, aparatur sipil negara, aparatur penegak
hukum, masyarakat politik, swasta, dan masyarakat umum.

5. Nilai antikorupsi

Nilai antikorupsi adalah nilai-nilai yang harus dimiliki Kelompok

Sasaran agar berperilaku antikorupsi. Nilai-nilai antikorupsi tersebut


antara lain meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan.

6. Nilai integritas

Nilai integritas adalah kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan,

dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma yang
berlaku. Integritas merupakan salah satu nilai-nilai dasar pribadi
yang harus dimiliki penyuluh antikorupsi yakni dengan bersikap,
berperilaku

dan

bertindak

jujur

terhadap

diri

sendiri

dan

lingkungan, konsisten dalam bersikap dan bertindak, memiliki


komitmen

terhadap

visi

dan

misi

KPK,

objektif

terhadap

permasalahan, berani dan tegas dalam mengambil keputusan dan


resiko kerja, disiplin dan bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas dan amanah.

7. ACLC KPK

Anti Corruption Learning Centre atau disingkat dengan ACLC KPK

merupakan pusat pembelajaran antikorupsi KPK dan sebagai unit

satu pintu dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, sosialisasi dan


kampanye kepada pihak eksternal KPK.

8. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah upaya-upaya untuk membangun daya yang


dilakukan

dengan

melakukan

berbagai

tindakan

antara

lain:

mendorong, memberikan motivasi, membangkitkan kesadaran akan


potensi

yang

dimilikinya

memberantas korupsi.

9. Penguatan
Penguatan

adalah

serta

upaya-upaya

untuk

dikembangkan

meningkatkan

dalam

pengetahuan,

kebijakan dan kemampuan Kelompok Sasaran dalam memberantas


korupsi.

C. Penggunaan SKKNI

Standar Kompetensi dibutuhkan oleh beberapa lembaga/institusi yang

berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, sesuai dengan


kebutuhan masing- masing:

1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan


a. Memberikan
kurikulum.

informasi

untuk

pengembangan

program

dan

b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan


sertifikasi.

2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja


a. Membantu dalam rekrutmen.

b. Membantu penilaian unjuk kerja.

c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.

d. Membantu dalam mengembangkan program pelatihan yang


spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri.

3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi


a. Sebagai

acuan

dalam

merumuskan

paket-paket

sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.

program

b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan


sertifikasi.

D. Komite Standar Kompetensi


Susunan

komite

standar

kompetensi

pada

Rancangan

Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Bidang Penyuluhan


Antikorupsi

melalui

Keputusan

Pimpinan

Komisi

Pemberantasan

Korupsi Nomor : KEP-023/10-14/06/2016 tanggal 30 Juni 2016 dapat


dilihat pada Tabel 1.

Tabel

1.

Susunan

Komite

Penyuluhan Antikorupsi

Standar

Kompetensi

RSKKNI

NO

NAMA

INSTANSI/LEMBAGA

1.

Agus Raharjo

2.

Laode M Syarif

3.

Basaria Panjaitan

4.

Alexander Marwata

5.

Saut Situmorang

6.

Pahala Nainggolan

7.

Sujanarko

9.

Giri Suprapdiono

8.
10.

Cahya Hardianto Harefa


Syarif Hidayat

Bidang
JABATAN
DALAM
TIM
4

Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi

Pengarah

Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi

Pengarah

Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi

Pengarah

Direktur Pendidikan dan


Pelayanan Masyarakat KPK

Sekretaris

Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi
Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi
Deputi Bidang Pencegahan
KPK
Direktur LHKPN KPK

Direktur Gratifikasi KPK

Plt. Kepala Biro SDM KPK

Pengarah

Pengarah

Ketua

Anggota

Anggota

Anggota

Tabel 2. Susunan Tim Perumus Rskkni Bidang Penyuluhan Antikorupsi


NO

NAMA

INSTANSI/LEMBAGA

JABATAN
DALAM
TIM

NO

NAMA

INSTANSI/LEMBAGA

1.

Nurul Almy Hafid

Praktisi

3.

Mohammad Rofie
Hariyanto

Direktorat Pendidikan dan


Pelayanan Masyarakat KPK
RI

2.

Dwi Siska Susanti

4.

David Sepriwasa

5.

Ardiansyah Putra

6.

Pauline Arifin

7.

Mohammad Jhanatan

8.

Sandri Justiana

9.

Chandra Sulistio
Reksoprodjo

10.
11.

Roto Priyono
Jonni

12.

Nida Zidny Paradhisa

13.

KBP A. Fahruz Zaman

14.

AKBP Samsidar Lubis

15.

Estherlina Pasaribu

16.

Sampurna Budi Utama

17.

Tonny Rooswiyanto

JABATAN
DALAM
TIM
4

Ketua

Anti-corruption Advisor GIZ

Sekretaris

Direktorat Pendidikan dan


Pelayanan Masyarakat KPK
RI

Anggota

Direktorat Pendidikan dan


Pelayanan Masyarakat KPK
RI

Anggota

Direktorat Pendidikan dan


Pelayanan Masyarakat KPK
RI

Anggota

Anti-corruption Advisor GIZ

Anggota

Indonesia Corruption
Watch

Anggota

Lembaga Pendidikan dan


Pelatihan POLRI

Anggota

Pusat Pengembangan SDM


Kementerian Keuangan

Anggota

Anggota

Direktorat Pendidikan dan


Pelayanan Masyarakat KPK
RI

Anggota

Direktorat Pendidikan dan


Pelayanan Masyarakat KPK
RI

Anggota

Biro SDM KPK RI

Anggota

Transparancy International
Indonesia

Anggota

Lembaga Pendidikan dan


Pelatihan POLRI

Anggota

Pusat Pendidikan dan


Pelatihan Pengawasan
BPKP RI

Anggota

Pusat Pengembangan SDM


Kementerian Keuangan

Anggota

NO

NAMA

18.

Rizky Armawati

19.

Dwi Kartika Susanti

20.

Alia Monalita S.E., MSE,


MA, CA

21.
22.

Muhammad Yusran, S.E.


Hamidah R. Susilatun

23.

Darmadi, S.IP,MM

25.

Niluh Mertasih, M.Si

24.
26.

Nur Alvi, SE

Yurika Xanthinia
Wijayanti, M.Si

INSTANSI/LEMBAGA
Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah (LKPP)

JABATAN
DALAM
TIM
Anggota

Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah (LKPP)

Anggota

Pusdiklat BPK RI

Anggota

Pusdiklat BPK RI

Anggota

Lembaga Administrasi
Negara RI

Anggota

Perpustakaan Nasional RI

Anggota

Perpustakaan Nasional RI

Anggota

Badan Pengembangan SDM


Kementerian Dalam Negeri

Anggota

Badan Pengembangan SDM


Kementerian Dalam Negeri

Anggota

Tabel 3. Susunan Tim verifikasi RSKKNI Bidang Penyuluhan Antikorupsi


NO

NAMA

INSTANSI/LEMBAGA

1.

Widiarta Wahyupasha

2.

Agus Priyanto

3.

Gumilar Prana Wilaga

4.

Wahyudi

5.

Wahyu D. Susilo

Direktorat Gratifikasi KPK


RI

JABATAN
DALAM
TIM
4

Ketua

Direktorat Gratifikasi KPK


RI

Anggota

Direktorat Pendaftaran dan


Pemeriksaan LHKPN KPK
RI

Anggota

Direktorat Dikyanmas KPK


RI

Direktorat Penelitian dan


Pengembangan KPK RI

Anggota

Anggota

BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
A. Pemetaan Standar Kompetensi
TUJUAN
UTAMA

FUNGSI KUNCI

Meningkatkan Memberdayakan
partisipasi
Elemen Bangsa
seluruh
elemen
bangsa dalam
upaya
pencegahan
korupsi
secara efektif

FUNGSI
UTAMA
Persyaratan

FUNGSI DASAR
1. Mengaktualisasikan NilaiNilai Integritas
2. Menerapkan Aspek K3
dalam Pelaksanaan
Penyuluhan Antikorupsi
3. Menangani Konflik yang
Muncul dalam Proses
Penyuluhan Antikorupsi

Penyadaran

1. Menumbuhkan Semangat
Perlawanan terhadap
Korupsi

2. Menyadarkan Bahaya dan


Dampak Korupsi
Termasuk Perilaku
Koruptif, Kolutif dan
Nepotisme

3. Membangun Cara Berpikir


Kritis terhadap Masalah
Korupsi
Pembelajaran

1. Meningkatkan
Pengetahuan Terkait
Antikorupsi

2. Meningkatkan
Keterampilan Terkait
Antikorupsi
3. Membangun Sikap
Antikorupsi
Pelembagaan

1. Menumbuhkembangkan
Kelembagaan Antikorupsi
2. Mendorong Kemandirian
Kelompok Sasaran
3. Menumbuhkan Pelaku
Utama Antikorupsi
4. Mengorganisasikan

TUJUAN
UTAMA

FUNGSI KUNCI

Menguatkan
Elemen Bangsa

FUNGSI
UTAMA
Membangun
jejaring kerja

FUNGSI DASAR
Kelompok Sasaran
1. Membangun Komunikasi
Kelompok Sasaran
Penyuluhan
2. Menumbuhkan Jejaring
Kerja Antara Kelompok
Sasaran
3. Melakukan Kolaborasi
4. Memobilisasi Gerakan
Antikorupsi

Pemeliharaan

1. Memantau Pelaksanaan
Penyuluhan Antikorupsi

2. Mengevaluasi Pelaksanaan
Penyuluhan Antikorupsi
3. Memfasilitasi Penguatan
Kapasitas Kelembagaan
dan Kelompok Sasaran
Penyuluhan Antikorupsi

B. Daftar Unit Kompetensi


NO

Kode Unit

Judul Unit Kompetensi

1.

M.74PAK01.001.1

Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

2.

M.74PAK01.002.1

Menangani Konflik yang Muncul dalam


Proses Penyuluhan Antikorupsi

3.

M.74PAK01.003.1

Menerapkan
Aspek
K-3L
dalam
Pelaksaanan Penyuluhan Antikorupsi

4.

M.74PAK01.004.1

Menumbuhkan
Semangat
terhadap Korupsi

5.

M.74PAK01.005.1

Menyadarkan
Bahaya
dan
Korupsi Termasuk Perilaku
Kolutif Dan Nepotisme

6.

M.74PAK01.006.1

Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap


Masalah Korupsi

7.

M.74PAK01.007.1

Meningkatkan
Antikorupsi

Pengetahuan

Terkait

8.

M.74PAK01.008.1

Meningkatkan
Antikorupsi

Keterampilan

Terkait

9.

M.74PAK01.009.1

Membangun Sikap Antikorupsi

Perlawanan
Dampak
Koruptif,

10. M.74PAK01.010.1

Menumbuhkembangkan
Antikorupsi

Kelembangaan

11. M.74PAK01.011.1

Mendorong
Sasaran

12. M.74PAK01.012.1

Menumbuhkan Pelaku Utama Antikorupsi

13. M.74PAK01.013.1

Mengorganisasikan Kelompok Sasaran

14. M.74PAK01.014.1

Membangun
Komunikasi
Sasaran Penyuluhan

15. M.74PAK01.015.1

Menumbuhkan Jejaring
Kelompok Sasaran

16. M.74PAK01.016.1

Melakukan Kolaborasi

17. M.74PAK01.017.1

Memobilisasi Gerakan Antikorupsi

Kemandirian

Kelompok

Kelompok

Kerja

Antara

10

NO

Kode Unit

Judul Unit Kompetensi

18. M.74PAK01.018.1

Memantau
Antikorupsi

Pelaksanaan

Penyuluhan

19. M.74PAK01.019.1

Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan


Antikorupsi

20. M.74PAK01.020.1

Memfasilitasi Penguatan Kapasitas


Kelembagaan dan Kelompok Sasaran
Penyuluhan Antikorupsi

C. Uraian Unit Kompetensi

11

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT

: M.74PAK01.001.1

: Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas


: Unit

kompetensi ini berhubungan dengan

dengan
sikap

pengetahuan,

kerja

pengembangan

yang

keterampilan,

dibutuhkan

pribadi

penyuluh

dan

dalam

dalam

hubungan dengan nilai-nilai yang dianut dan


diyakini yang dapat berasal dari nilai kode
etik,

nilai

masyarakat

atau

nilai

moral

pribadi serta konsisten dengan apa yang


dikatakan dan dilakukan.
ELEMEN KOMPETENSI

1. Mengakui secara
terbuka kepada
orang lain bahwa
telah melakukan
kesalahan

2. Menegur,
mengingatkan, dan
menyatakan kepada
orang lain adanya
ketidaksesuaian
dengan nilainilai/norma
walaupun hal
tersebut sulit

KRITERIA UNJUK KERJA

1.1 Nilai integritas dan nilai-nilai yang


dianut dan diyakini yang berhubungan
dengan pencegahan korupsi dijabarkan.
1.2 Kode etik yang berkaitan dengan
pekerjaannya
terutama
yang
berhubungan dengan pencegahan korupsi
dijabarkan.
1.3 Pelanggaran atau kesalahan yang pernah
dilakukan diakui.

2.1 Pengalaman yang pernah mengingatkan


orang lain karena tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma yang diyakini
diceritakan atau dipraktikkan.
2.2 Pengalaman yang pernah menegur orang
lain karena melanggar nilai-nilai dan
norma yang diyakini diceritakan atau
dipraktikkan.
2.3 Pengalaman yang pernah menyatakan
kepada atasan karena melanggar nilainilai dan norma yang diyakini diceritakan
atau dipraktikkan.

3. Memiliki komitmen
3.1 Pengalaman
dalam
menyampaikan
yang tinggi untuk
kebenaran dalam situasi yang sulit
selalu menyampaikan
diceritakan.
kebenaran meskipun 3.2 Kerugian-kerugian pribadi yang pernah
sulit dan
dialami akibat penyampaian kebenaran
mengorbankan
dijelaskan.

12

ELEMEN KOMPETENSI
kepentingan pribadi

KRITERIA UNJUK KERJA

3.3 Tindakan-tindakan dalam mempraktikkan


atau
mempertahankan
kebenaran
diuraikan.

BATASAN VARIABEL
1.

Konteks variabel
1.1

1.2
1.3

Unit

kompetensi

pengembangan

ini

pribadi

nilai-nilai integritas.

berlaku

penyuluh

untuk

untuk

menumbuhkan

mengaktualisasikan

Unit ini berlaku untuk kompetensi penyuluh yang dikoordinir


oleh ACLC KPK.

Yang dimaksud dengan integritas adalah bertindak dengan cara

yang konsisten dengan apa yang dikatakan, tingkah lakunya


konsisten dengan nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal

dari nilai kode etik di tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau
1.4
1.5

2.

nilai moral pribadi).

Yang dimaksud dengan nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang


penting atau berguna bagi pencegahan korupsi.

Yang dimaksud dengan etik adalah nilai mengenai benar dan


salah yang dianut dalam upaya pemberantasan korupsi.

Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan
2.1.1

Komputer/laptop

2.1.3

Kamera video

2.1.2
2.1.4
2.2

2.1.5

LCD proyektor

Peralatan simulasi

Peralatan dokumentasi

Perlengkapan
2.2.1

Alat tulis kantor

2.2.3

Perlengkapan simulasi

2.2.2

Formulir

13

3.

Peraturan yang diperlukan


3.1 Undang-Undang
Pemberantasan

Nomor

Tindak

30

Pidana

Tahun

2002

Korupsi

tentang

sebagaimana

Komisi

diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

3.2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi

3.3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

3.4 Kode etik profesi atau usaha yang sesuai dengan latar belakang
calon penyuluh (asesi)

4.

Norma dan standar


4.1 Norma
4.1.1
4.1.2

Kode Etik Penyuluh Antikorupsi

Norma-norma gerakan (non violence, non partisan, non


sektarian)

4.2 Standar
4.2.1
4.2.2

Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC KPK

PANDUAN PENILAIAN
1.

Konteks penilaian

1.1 Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja dan/atau di luar
tempat kerja.

1.2 Penilaian

unit

ini

mencakup

nilai-nilai

dipersyaratkan dalam pemberantasan korupsi.

dan

etika

yang

14

1.3 Penilaian unit ini dilakukan terhadap pengalaman yang dialami


dan dilakukan atau situasi yang mungkin dihadapi.

1.4 Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai

dengan objek/sasaran penilaian diantaranya tes tertulis, tes lisan,


praktik simulasi, dan asesmen portofolio.

2.

Persyaratan kompetensi

3.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

(Tidak ada.)

3.1 Pengetahuan
3.1.1

Integritas

3.1.3

Kode etik profesi atau usaha

3.1.2
3.1.4
3.1.5
3.1.6

Nilai-nilai

Akuntabilitas
Transparansi

Konflik kepentingan

3.2 Keterampilan
3.2.1
3.2.2
4.

Berkomunikasi

Menyatakan pendapat dalam situasi yang sulit

Sikap kerja
4.1 Jujur

4.2 Terbuka

4.3 Berani mengemukakan pendapat dan menegur


4.4 Berpikir kritis
5.

Aspek kritis
5.1

Memiliki komitmen dalam menyatakan kebenaran

5.3

Memiliki kemampuan mengidentifikasi gap antara nilai, norma

5.2

Mengakui kesalahan yang pernah dilakukannya

dengan sikap dan perilaku korupsi di lingkungan kerjanya

15

KODE UNIT

: M.74PAK01.002.01

JUDUL UNIT

: Menangani Konflik Yang Muncul Dalam

DESKRIPSI UNIT

: Unit

Proses Penyuluhan Antikorupsi

kompetensi ini berhubungan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja


yang

dibutuhkan

untuk

meminimalisasi

potensi konflik dan menangani konflik yang


muncul

dalam

antikorupsi.
ELEMEN KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi
situasi konflik

1.1
1.2

1.3
1.4

1.5
2. Mengimplementasikan 2.1
strategi resolusi
konflik
2.2
2.3

2.4

pelaksanaan

penyuluhan

KRITERIA UNJUK KERJA

Tanda-tanda dan kemungkinan sebabsebab konflik diidentifikasi.


Tingkat konflik, dan hubungannya
dengan kemungkinan pengembangan
dan eskalasi konflik ditentukan secara
akurat.
Tindakan cepat dan taktis untuk
mencegah eskalasi konflik dilakukan.
Situasi dimana keamanan Kelompok
Sasaran
kemungkinan
terancam
diidentifikasi dan bantuan yang tepat
diorganisasikan.
Faktor-faktor individu atau lingkungan
tempat kerja yang terkait dengan
berkembangnya konflik diidentifikasikan.
Penyelesaian konflik yang berada di
dalam cakupan tanggungjawab individu,
diambil tanggungjawabnya.
Faktor-faktor dan isu-isu yang relevan
dengan konflik diklarifikasi.
Teknik resolusi konflik yang benar
untuk mengelola konflik sesudah melalui
pertimbangan situasi yang tertentu,
diidentifikasi.
Opsi-opsi untuk resolusi konflik yang
memungkinkan
respons
konstruktif
untuk dinegosiasikan dan membuat
hubungan kerja tetap berlangsung,
diidentifikasi.

16

ELEMEN KOMPETENSI

3. Menggunakan
hubungan
antarpersonal
efektif

2.5
3.1

yang

3.2

KRITERIA UNJUK KERJA

Semua
pandangan
selama
proses
negosiasi dan diskusi didorong, dihargai
dan diterima (apabila dimungkinkan).
Penggunaan komunikasi lisan dan nonlisan secara efektif selama negosiasi
(termasuk bahasa tubuh, bertanya, gaya
bahasa, mendengar aktif dan refleksi)
didemonstrasikan Situasi dan kondisi
pelaksanaan penyuluhan dipantau dari
adanya potensi yang dapat menimbulkan
keadaan darurat.
Masukan balik yang tegas diberikan dan
menerima masukan balik secara tidak
defensive
selama
negosiasi
didemonstrasikan.

BATASAN VARIABEL

1.

Konteks Variabel

1.1 Unit ini untuk pengembangan diri penyuluh antikorupsi yang


ditugaskan oleh ACLC KPK.

1.2 Unit ini berlaku bagi penyuluh antikorupsi dalam melakukan


kegiatan penyuluhan.

1.3 Unit ini berlaku bagi penyuluh yang berada di lingkungan tempat

kerja ruang pertemuan, kantor Kelompok Sasaran, kantor ACLC


KPK, ruang terbuka pada saat Kelompok Sasaran melakukan aksi.

1.4 Konflik yang dimaksud dalam unit kompetensi ini adalah konflik
antara penyuluh dengan Kelompok Sasaran/dampingan, antar
peserta kegiatan penyuluhan.

1.5 Dalam

melaksanakan

pekerjaan

harus

mempertimbangkan

beberapa hal antara lain dan tidak terbatas dengan:


1.5.1 Nilai Antikorupsi
1.5.2 Nilai Integritas

1.5.3 Standar Operasional Prosedur yang dikeluarkan oleh ACLC KPK.

1.6 Teknik Resolusi Konflik

(Semua kategori konflik)

1.5.1 Pendekatan-pendekatan resolusi konflik termasuk: menarik


diri,

memuluskan,

kompromi,

menekan,

konfrontasi,

17

penyelesaian masalah, suara terbanyak, arbitrase.

1.7 Situasi Konflik

(Semua kategori konflik)

1.7.1 Situasi termasuk keluhan dengan Kelompok Sasaran, konflik


diantara Kelompok Sasaran.

1.8 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Konflik


1.8.1 Komunikasi lisan dan nonlisan.

1.8.2 Bertanya, mendengarkan, merumuskan kembali kalimatkalimat, negosiasi, masukan balik.

1.9 Opsi-opsi Resolusi Konflik


1.9.1 Menang-menang.
1.9.2 Menang-kalah.
1.9.3 Kalah-kalah.
2.

Peralatan dan perlengkapan

2.1

Peralatan

2.1.1 Alat Komunikasi


2.1.2 Komputer
2.1.3 Proyektor

2.1.4 Alat Peraga


2.2

3.

4.

2.1.5 Referensi yang Mendukung


Perlengkapan

2.2.1 Alat Tulis

Peraturan yang diperlukan

3.1

Peraturan Tempat Kerja Kelompok Sasaran yang mengatur tindak


tanduk

Norma dan standar


4.1

4.2

Norma

4.1.1 Nilai Antikorupsi


4.1.2 Nilai Integritas
Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur yang dikeluarkan oleh ACLC

18

KPK
PANDUAN PENILAIAN

1.

Konteks penilaian

1.1 Prosedur penilaian dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:


1.1.1 Penentuan tempat, waktu dan cara penilaian.
1.1.2 Penyiapan alat dan bahan penilaian.
1.1.3 Penyusunan kriteria penilaian.
1.1.4 Penetapan standar penilaian.

1.1.5 Pengujian, penilaian dan penetapan kelulusan.


1.1.6 Pelaporan hasil pengujian.

1.2 Kondisi penilaian

1.1.1 Unit kompetensi ini harus di ases dalam konteks merespons


sebuah

issu

konflik

yang

muncul

dalam

kegiatan

penyuluhan, fasilitasi dan pendampingan Kelompok Sasaran.

1.1.2 Untuk asesmen yang valid dan dapat dipercaya, Kelompok

Sasaran mesti nyata dan bukan rekan sejawat, dan kegiatan


penyuluhan

mesti

serupa

lingkungan kerja asesi.

dengan

yang

terdapat

di

1.1.3 Lingkungan mesti aman dari bahaya, keadaan dan peralatan


yang dipakai dalam asesmen haruslah

keadaan dan

peralatan yang kemungkinannya akan ditemukan di tempat


kerja.

1.1.4 Asesmen

unit

kompetensi

ini

biasanya

akan

mengikutsertakan pengamatan terhadap proses-proses dan


prosedur,

pertanyaan

pengetahuan

dan

lisan

maupun

keterampilan

yang

tulisan

mengenai

dibutuhkan

pertimbangan terhadap sikap yang dibutuhkan.

serta

1.1.5 Bilamana kinerja tak diamati secara langsung dan atau


dibutuhkan untuk diperagakan dalam waktu tertentu dan

atau di berbagai lokasi, setiap bukti harus disahkan oleh


Kelompok Sasaran atau orang yang tepat lainnya.

1.1.6 Sumber daya fisik

19

Asesmen unit ini membutuhkan akses kepada situasi nyata


atau

simulasi

situasi

kelompok

kerja,

informasi yang relevan dengan tempat kerja.

akses

kepada

1.1.7 Sumber Daya Manusia

Asesmen unit kompetensi ini akan membutuhkan SDM yang

konsisten dengan yang dijabarkan di Panduan Asesmen.


Yaitu, asesor (orang-orang yang berada dalam tim asesmen)
yang kompeten di unit ini tetapi lebih baik mereka yang level

kompetensinya di atas unit ini, terkini pengetahuan dan

pemahamannya terhadap konsep pencegahan antikorupsi,

ini yang ditunjukkan melalui bukti-bukti kegiatan profesi di


area

yang

relevan,

telah

memiliki

kompetensi

dimandatkan sebagai asesor di bawah SKKNI dari BNSP.


2.

Persyaratan kompetensi

3.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

yang

(Tidak ada.)

3.1

Pengetahuan

3.1.1 Tanda-tanda dan tahapan konflik di tempat kerja

3.1.2 Kemungkinan sebab dan sumber konflik (idealisme, status


dan kekuasaan, tujuan konflik)

3.1.3 Fungsi-fungsi konflik (fungsional dan disfungsional)

3.1.4 Opsi-opsi untuk respons konstruktif terhadap situasi


3.2

konflik tertentu

Keterampilan

3.2.1 Hubungan antar personal

3.2.2 Partisipasi dalam kelompok kerja kecil


3.2.3 Penyelesaian masalah
3.2.4 Kemampuan

untuk

mengumpulkan,

mencatat

memberikan informasi dan mengklarifikasi masalah

4.

dan

Sikap kerja yang diperlukan


4.1

Mengidentifikasi potensi konflik

20

4.2
4.3
5.

Mengklarifikasikan sumber konflik


Memfasilitasi resolusi konflik

Aspek kritis

5.1

5.2

5.3

Asesmen mesti mengkonfirmasikan pengetahuan yang memadai

untuk gejala-gejala dan sebab-sebab konflik di lingkungan kerja


dan teknik resolusi konflik

Asesmen kinerja seharusnya melalui tiga (3) situasi konflik yang


berbeda, mencakup beberapa kategori yang dibuat berdasarkan
Batasan Variabel

Asesmen mesti menkonfirmasi kemampuan untuk menerapkan


pengetahuan ini dan teknik yang tepat untuk mengidentifikasi
sumber-sumber konflik di tempat kerja, menyelesaikan berbagai

situasi konflik yang berbeda, menggunakan opsi-opsi yang


5.4

5.5

berbeda untuk resolusinya


Menggunakan

keterampilan

komunikasi

yang

cocok

untuk

memfasilitasi diskusi efektif diantara semua pihak dan mencapai


resolusi

Konsistensi kerja karena issu-issu yang berbeda untuk situasi

konflik yang berbeda, maka kompetensi unit ini harus di ases


melalui dua resolusi konflik yang berbeda-beda situasinya, agar

menjamin konsistensi kinerja untuk semua Batasan Variabel


dan konteks yang dapat diterapkan untuk konflik yang muncul di
5.6

tempat kerja

Merumuskan
kesepakatan

opsi-opsi
untuk

penyelesaian

mengatasi

kesepakatan dan mengelolanya

konflik,

konflik,

mendorong

mengeksekusi

21

KODE UNIT

: M.74PAK01.003.1

JUDUL UNIT

: Menerapkan

DESKRIPSI UNIT

: Unit

Aspek

K-3L

Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi

dalam

kompetensi ini berhubungan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja


yang dibutuhkan untuk menerapkan aspek
Keselamatan,
Lingkungan

Kesehatan

(K-3L)

dalam

penyuluhan antikorupsi.
ELEMEN KOMPETENSI

Kerja,

dan

pelaksanaan

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi
1.1 Lokasi tempat penyuluhan diidentifikasi.
kebutuhan dan
1.2 Penanggungjawab
lokasi
tempat
langkah K-3L di lokasi
penyuluhan dihubungi.
penyuluhan
1.3 Fasilitas penunjang K-3L yang tersedia
diidentifikasi.
1.4 Tempat dan jalur evakuasi untuk
penyelamatan dalam keadaan darurat
dipastikan.
1.5 Keberadaan lokasi dan penanggungjawab
lokasi dipastikan.
1.6 Keberadaan lokasi fasilitas kesehatan
terdekat dipastikan.
1.7 Kebutuhan langkah K-3L pada lokasi
penyuluhan didiskusikan.

2. Menyampaikan
2.1 Materi informasi tentang K-3L pada lokasi
penjelasan K-3L
penyuluhan disiapkan.
kepada peserta (safety 2.2 Peserta
dan
undangan
diwajibkan
brefing)
mendengarkan penjelasan K-3L yang
disampaikan.
2.3 Penjelasan umum kepada peserta tentang
langkah K-3L apabila terjadi keadaan
darurat disampaikan.
2.4 Penjelasan teknis langkah K-3L apabila
terjadi keadaan darurat disampaikan oleh
penanggungjawab lokasi.
2.5 Tanggapan
singkat
dari
peserta
dimintakan
untuk
memastikan
pemahamannya.
3. Memantau
pelaksanaan

3.1 Situasi
dan
kondisi
pelaksanaan
penyuluhan dipantau dari adanya potensi

22

ELEMEN KOMPETENSI
penyuluhan dari
aspek K-3L

KRITERIA UNJUK KERJA


yang
dapat
menimbulkan
keadaan
darurat.
3.2 Hasil pemantauan situasi dan kondisi
dicatat dengan menggunakan check list
yang telah tersedia.
3.3 Langkah
antisipasi
K-3L
dilakukan
apabila terjadi potensi keadaan darurat
sesuai
dengan
prosedur
yang
diberlakukan.

4. Membuat laporan
penerapan K-3L pada
pelaksanaan
penyuluhan
antikorupsi

4.1 Catatan hasil penerapan K-3L pada


pelaksanaan
penyuluhan antikorupsi
dihimpun dari lembar check list yang ada.
4.2 Laporan
penerapan
K-3L
pada
pelaksanaan
penyuluhan
antikorupsi
disusun dengan menggunakan format
laporan yang telah tersedia.
4.3 Laporan
penerapan
K-3L
pada
pelaksanaan
penyuluhan
antikorupsi
disampaikan kepada ACLC KPK sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
4.4 Laporan
penerapan
K-3L
pada
pelaksanaan
penyuluhan
antikorupsi
diadministrasikan.

BATASAN VARIABEL
1.

Konteks variabel
1.1 Unit

kompetensi

ini

berlaku

pada

pelaksanaan

penyuluhan

antikorupsi yang penugasannya diberikan oleh ACLC KPK.

1.2 K-3L adalah prinsip keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan


yang bertujuan untuk melindungi tenaga kerja/karyawan atas hak
keselamatannya

ketika

melakukan

pekerjaannya

baik

untuk

kesejahteraan hidup maupun meningkatkan produktivitas nasional


agar bisa digunakan secara aman dan efisien. Selain itu, untuk
menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.

1.3 Penanggungjawab lokasi adalah personil pada lokasi tempat


penyuluhan yang
masalah K-3L.

memiliki tanggungjawab untuk menangani

23

1.4 Lokasi penyuluhan adalah lokasi di mana penyuluhan tersebut


dilaksanakan yang berupa antara lain gedung pertemuan, ruang
kelas, lapangan, dan sanggar.

1.5 Keadaan darurat adalah situasi dan kondisi di lokasi tersebut

akibat adanya kebakaran, gempa bumi, huru-hara dan kejadian


lain yang mengakibatkan kekacauan.

1.6 Perlengkapan K-3L adalah peralatan dan bahan yang digunakan


untuk menangani korban atau dampak dari keadaan darurat.

1.7 Pemantauan pelaksanaan penyuluhan antikorupsi dari aspek K-3L


adalah pemantauan yang dilaksanakan penanggungjawab lokasi

untuk memantau situasi dan kondisi pelaksanaan penyuluhan


dari aspek K-3L dengan menggunakan check list.

1.8 Check list adalah lembar simak yang disiapkan untuk pelaksanaan
penerapan K-3L pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi.

1.9 Format laporan adalah format yang disiapkan untuk melaporkan


pelaksanaan
antikorupsi.
2.

penerapan

K-3L

pada

pelaksanaan

penyuluhan

Peralatan dan perlengkapan


2.1 Peralatan

2.1.1 Perlengkapan K-3L

2.1.2 Peta Alur Evakuasi


2.1.3 Alat penampil

2.2 Perlengkapan

2.2.1 Standar Operasional Prosedur K-3L


2.2.2 Materi Peragaan K-3L
2.2.3 Alat Tulis Kantor

2.2.4 Alat Pelindung Diri


3.

Peraturan-yang diperlukan

3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


3.2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3.3 Undang-Undang
Pemberantasan

Nomor

Tindak

30

Pidana

Tahun

2002

Korupsi

tentang

sebagaimana

Komisi

diubah

24

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

3.4 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
4.

Norma dan standar


4.1 Norma

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi

4.1.2 Keselamatan dan Kesehatan kerja

4.2 Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.2 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC KPK
4.2.3 SOP K-3L

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja dan/atau di luar

1.2

Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap

1.3
1.4

tempat kerja.

kerja yang dipersyaratkan.

Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan.

Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai


dengan objek/sasaran penilaian diantaranya tes tertulis, tes lisan,
praktik simulasi, praktik kerja nyata, dan asesmen portofolio.

2. Persyaratan kompetensi
2.1

M.74PAK01.012.1 Membangun Komunikasi Kelompok Sasaran

2.2

M.74PAK01.014.1 Melakukan Kolaborasi

Penyuluhan

25

2.3

M.74PAK01.015.1 Memobilisasi Gerakan Anti Korupsi

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

3.2

Pengetahuan
3.1.1
3.1.2

Aspek K-3L

Sistem dan Prosedur K-3L

Keterampilan
3.2.1
3.2.2

Berkomunikasi dengan Stakeholder


Mengoperasikan Alat Penampil

4. Sikap kerja
4.1

Peka

4.3

Teliti

4.2

Kemampuan Mendengarkan dan Memberikan Masukan

5. Aspek kritis
5.1
5.2

Ketepatan dalam Menyampaikan Penjelasan K-3L kepada Peserta

Ketepatan dalam Mengambil Langkah K-3L apabila terjadi Keadaan


Darurat

26

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.004.1

Menumbuhkan
Korupsi

Unit

Semangat

kompetensi

ini

Perlawanan
berhubungan

terhadap
dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang


dibutuhkan

dalam

menumbuhkan

perlawanan terhadap korupsi.


ELEMEN KOMPETENSI

1. Merencanakan target
Kelompok Sasaran

1.1
1.2

2. Mempersiapkan
metode
menumbuhkan
semangat perlawanan
korupsi

3. Mengorganisasikan
rencana pelaksanaan
menumbuhkan
semangat perlawanan
korupsi

4. Melaksanakan
penumbuhan
semangat perlawanan
korupsi

1.3

semangat

KRITERIA UNJUK KERJA

Pedoman dan referensi yang terkait


dengan
penumbuhan
semangat
perlawanan korupsi diidentifikasi.
Target Kelompok Sasaran diidentifikasi
berdasarkan latar belakang, jabatan dan
bidang pendidikan.
Target Kelompok Sasaran ditetapkan.

2.1 Karakteristik
Kelompok
Sasaran
diidentifikasi berdasarkan latar belakang,
jabatan dan bidang pendidikan.
2.2 Tujuan
menumbuhkan
semangat
perlawanan
korupsi
dirumuskan
berdasarkan
karakteristik
Kelompok
Sasaran.
2.3 Metode
penumbuhan
semangat
perlawanan korupsi dipilih sesuai dengan
tujuan dan karakteristik Kelompok
Sasaran.
2.4 Metode
penumbuhan
semangat
perlawanan korupsi ditetapkan.

3.1 Waktu, tempat, media, dan penyuluh


yang dibutuhkan untuk melaksanakan
penumbuhan
perlawanan
korupsi
berdasarkan
metode
yang
telah
ditetapkan diidentifikasi.
3.2 Waktu, tempat, media, dan penyuluh
yang dibutuhkan untuk melaksanakan
penumbuhan
semangat
perlawanan
korupsi ditetapkan.

4.1 Penumbuhan perlawanan korupsi sesuai


metode,
waktu, tempat, media, dan
penyuluh
yang
dibutuhkan
dilaksanakan.
4.2 Apabila
terjadi
hambatan
pada

27

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA


pelaksanaan
penumbuhan
semangat
perlawanan
korupsi
tindakan
contingency dilakukan.
Sistematika
penulisan
laporan
pelaksanaan penumbuhan semangat
perlawanan korupsi dijelaskan.
Hasil
perencanaan,
persiapan,
pengorganisasian,
dan
pelaksanaan
penumbuhan
semangat
perlawanan
korupsi dalam bentuk laporan dibuat.

5. Menyusun laporan
pelaksanaan
penumbuhan
semangat perlawanan
korupsi

5.1

6. Mengevaluasi
pelaksanaan
penumbuhan
semangat perlawanan
korupsi

6.1 Laporan
pelaksanaan
penumbuhan
semangat perlawanan korupsi dianalisis.
6.2 Laporan
pelaksanaan
penumbuhan
semangat perlawanan korupsi dinilai.

5.2

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel

1.1 Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi aspek-aspek semangat

perlawanan korupsi dengan Kelompok Sasaran, merencanakan,


mempersiapkan, mengorganisasikan, melaksanakan, melaporkan,

dan mengevaluasi pelaksanaan penumbuhan semangat perlawanan


korupsi dengan Kelompok Sasaran.

1.2 Semangat perlawanan korupsi yang dimaksud adalah menjiwai


berbagai usaha mencegah dan menentang korupsi.

1.3 Metode yang dimaksud adalah cara yang dilakukan oleh penyuluh
dalam upaya menumbuhkan semangat perlawanan korupsi.

1.4 Tindakan continguency adalah tindakan jaga-jaga yang dilakukan

oleh penyuluh apabila pada proses penumbuhan semangat terjadi


hambatan atau gangguan pada pelaksanaannya.

1.5 Sistematika penulisan laporan dan penilaian laporan pelaksanaan

penumbuhan semangat perlawanan korupsi yang digunakan adalah


berdasarkan

pedoman

dan

referensi

yang

penumbuhan semangat perlawanan korupsi.

terkait

dengan

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1 Peralatan

28

2.1.1 Modul dan Bahan Ajar Penumbuhan Semangat Perlawanan


Korupsi

2.1.2 Bahan Tayang


2.1.3 Alat Peraga

2.1.4 Alat Pengolah Data

2.2 Perlengkapan

2.2.1 Alat Tulis Kantor

3. Peraturan yang diperlukan


3.1

Undang-Undang
Pemberantasan

Nomor

Tindak

30

Pidana

Tahun

2002

Korupsi

tentang

sebagaimana

Komisi

diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


3.3

Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

4. Norma dan standar


4.1

Norma

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi


4.1.2 Nilai Antikorupsi

4.2

4.1.3 Nilai Integritas


Standar

4.2.1 Pedoman dan referensi yang terkait dengan penumbuhan


perlawanan korupsi

4.2.2 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.3 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC KPK

29

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian

1.2

Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat uji kompetensi atau

1.3

Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil kerja.

1.4

unit

ini

dapat

dilakukan

demonstrasi, praktik, atau simulasi.

dengan

lisan,

tertulis,

di tempat kerja.

Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai

dengan objek/sasaran penilaian, tetapi tidak terbatas pada tes


tertulis, tes lisan dan atau interviu, praktik dan simulasi dan/atau
praktik kerja nyata dan/atau asesmen verifikasi portofolio.

2. Persyaratan kompetensi
2.1

M.74.PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Nilai Antikorupsi


3.1.2 Nilai Integritas

3.1.3 Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan yang terkait


3.2

Antikorupsi

Keterampilan

3.2.1 Berkomunikasi

3.2.2 Mentransfer Pengetahuan


3.2.3 Mengolah Data
3.2.4 Manajemen

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1

Menerapkan Nilai Antikorupsi dan Nilai Intergritas

4.3

Bertanggung

4.2

4.4

Teliti dalam Mengolah Data


Disampaikan

Jawab

terhadap

Kebenaran

Pengetahuan

yang

Berinteraksi dan Bekerjasama dengan Kelompok Sasaran dengan


baik

30

5. Aspek kritis
5.1

Ketepatan dan Ketelitian dalam Mengidentifikasi, Menganalisis,

dan Menetapkan Target Kelompok Sasaran, Metode Pelaksanaan

dan Penilaian Laporan Pelaksanaan Penumbuhan Semangat


5.2

Perlawanan Korupsi

Merumuskan contoh perlawanan sesuai dengan latar belakang


peserta atau kelompok sasaran

31

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.005.1

Menyadarkan

Bahaya

dan

Dampak

Korupsi

berhubungan

dengan

Termasuk Perilaku Koruptif, Kolutif dan Nepotisme

Unit

kompetensi

ini

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang


dibutuhkan dalam menyadarkan bahaya dan dampak
korupsi

termasuk

nepotisme.
ELEMEN KOMPETENSI

1. Menyusun kegiatan

penyadaran bahaya
dan dampak korupsi
termasuk perilaku
koruptif, kolutif dan
nepotisme

1.1

1.2

1.3

2. Melaksanakan

penyadaran bahaya
dan dampak korupsi
termasuk perilaku
koruptif, kolutif dan
nepotisme

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

perilaku

koruptif,

kolutif,

dan

KRITERIA UNJUK KERJA

Potensi bahaya dan dampak korupsi


termasuk perilaku koruptif, kolutif, dan
nepotisme
diidentifikasi.
Rencana
kegiatan berupa penyadaran bahaya
dan dampak korupsi termasuk perilaku
koruptif,
kolutif,
dan
nepotisme
disusun.
Prioritas kegiatan penyadaran bahaya
dan dampak korupsi termasuk perilaku
koruptif,
kolutif,
dan
nepotisme
ditentukan.
Jadwal kegiatan penyadaran bahaya
dan dampak korupsi termasuk perilaku
koruptif,
kolutif,
dan
nepotisme
disusun.
Dampak
penyadaran
bahaya
dan
dampak
korupsi termasuk perilaku
koruptif, kolutif dan nepotisme direkap
sesuai standar.
Dampak
penyadaran
bahaya
dan
dampak
korupsi termasuk perilaku
koruptif, kolutif, dan nepotisme diukur
sesuai standar.
Implementasi
kegiatan
penyadaran
bahaya dan dampak korupsi termasuk
perilaku koruptif, kolutif, dan nepotisme
dilaksanakan secara berkala.
Hasil kegiatan penyadaran bahaya dan
dampak
korupsi termasuk perilaku
koruptif,
kolutif,
dan
nepotisme
didokumentasi sesuai prosedur.
Hasil kegiatan penyadaran bahaya dan
dampak
korupsi termasuk perilaku

32

ELEMEN KOMPETENSI
3. Melaksanakan

evaluasi kegiatan
penyadaran bahaya
dan dampak korupsi
termasuk perilaku
koruptif, kolutif, dan
nepotisme

3.1

3.2

3.3

3.4

KRITERIA UNJUK KERJA


koruptif, kolutif,
dan nepotisme
dilaporkan sesuai prosedur.
Data hasil kegiatan evaluasi penyadaran
bahaya dan dampak korupsi termasuk
perilaku koruptif, kolutif, dan nepotisme
disiapkan.
Data hasil kegiatan evaluasi penyadaran
bahaya dan dampak korupsi termasuk
perilaku koruptif, kolutif, dan nepotisme
diolah.
Data hasil kegiatan evaluasi penyadaran
bahaya dan dampak korupsi termasuk
perilaku koruptif, kolutif, dan nepotisme
dilaporkan.
Hasil kegiatan evaluasi penyadaran
bahaya dan dampak korupsi termasuk
perilaku koruptif, kolutif, dan nepotisme
ditindaklanjuti.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

Unit kompetensi ini berlaku untuk penyuluh antikorupsi yang di

1.2

Penugasan penyuluh antikorupsi diberikan oleh ACLC KPK sesuai

1.3

ditugaskan untuk melaksanakan penyuluhan.


kualifikasi.

Pelaksanaan tugas dilaksanakan sesuai dengan kerangka acuan


yang ditetapkan oleh ACLC KPK.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan

2.1.1 Bahan Ajar

2.1.2 Bahan Tayang


2.2

2.1.3 Alat Bantu Latihan


Perlengkapan

2.2.1 Instrumen Evaluasi


2.2.2 Alat Pengolah Data
2.2.3 Alat Tulis Kantor
2.2.4 Baseline Data

33

3. Peraturan yang diperlukan


3.1

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.3
3.4
3.5
3.6

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan


Informasi Publik

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah

4. Norma dan standar


4.1

Norma

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi


4.1.2 Nilai Antikorupsi

4.2

4.1.3 Nilai Integritas


Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur Penyiapan Bahan Pelatihan


yang berlaku di Lembaga Pelatihan

4.2.2 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.3 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC KPK
PANDUAN PENILAIAN
1.

Konteks penilaian

34

1.1

1.2

Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan


mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan antikorupsi.

Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai

dengan objek/sasaran penilaian, diantaranya tetapi tidak terbatas


pada tes tertulis, lisan dan/ atau interviu, studi kasus, praktik
simulasi dan/atau praktik kerja nyata serta metode asesmen

1.3
1.4

portofolio.

Penilaian dapat dilakukan ditempat uji kompetesi atau ditempat


kegiatan/tempat kerja.

Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap


kerja yang dipersyaratkan.

2. Persyaratan kompetensi
2.1
2.2
2.3
2.4

M.74.PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

M.74PAK01.002.1 Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses


Penyuluhan Antikorupsi

M.74PAK01.003.1 Menerapkan Aspek K-3L dalam Pelaksanaan


Penyuluhan Antikorupsi

M.74.PAK01.004.1 Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap


Korupsi

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Nilai-Nilai Antikorupsi


3.1.2 Nilai Integritas

3.1.3 Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan yang terkait


3.2

Antikorupsi

Keterampilan

3.2.1 Teknik Komunikasi


3.2.2 Teknik Mengajar

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1
4.2

Jujur

Peduli

35

4.3

Mandiri

4.5

Tanggung Jawab

4.4
4.6
4.7
4.8
4.9

Disiplin

Kerja Keras
Sederhana
Berani
Adil

5. Aspek kritis
5.1

Sikap Curiga dan Tertutup dari Kelompok Sasaran

5.3

Adanya Perlawanan dari Kelompok Sasaran yang takut

5.2

Sikap Apatis dari Kelompok Sasaran


Kenyamanannya Terganggu

36

KODE UNIT

: M.74PAK01.006.1

JUDUL UNIT

: Membangun Cara Berpikir Kritis Terhadap

DESKRIPSI UNIT

: Unit kompetensi ini berhubungan dengan

Masalah Korupsi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja

yang dibutuhkan untuk membangun cara


berpikir kritis pada kelompok sasaran.
ELEMEN KOMPETENSI

1. Mampu menyiapkan
kasus-kasus korupsi
untuk didiskusikan
dengan kelompok
sasaran

2. Mampu memandu
diskusi interaktif

3. Membuat simulasi
kasus korupsi dalam
bentuk bermain peran

KRITERIA UNJUK KERJA

1.1 Kelompok sasaran dipetakan sesuai


dengan
daerah/sektor-sektor/profesi/
tingkat pendidikan.
1.2 Kasus-kasus
korupsi
disiapkan
berdasarkan kelompok sasaran.
1.3 Kasus-kasus korupsi disiapkan untuk
memenuhi kaidah penulisan kasus (5W +
1 H).
1.4 Bahan
presentasi
dibuat
dengan
memasukkan
unsur
video,
musik,
animasi, gambar, dan lain-lain.
1.5 Media sosial digunakan untuk ilustrasi
kasus korupsi.
2.1 Daftar
pertanyaan
untuk
diskusi
interaktif disusun.
2.2 Reaksi terhadap pertanyaan-pertanyaan
dipancing dari kelompok sasaran.
2.3 Reaksi-reaksi dari kelompok sasaran
dipetakan.
2.4 Reaksi-reaksi
yang
bertentangan
direkonsiliasikan.
3.1 Skenario/simulasi
bermain
peran
dibuat.
3.2 Peran dibagi diantara kelompok sasaran
3.3 Bermain peran dilaksanakan sesuai
dengan skenario.

4. Memfasilitasi kelompok 4.1 Kasus yang dibahas disimpulkan dan


sasaran untuk
dicari jawaban penyelesaiannya.
menyusun rencana aksi 4.2 Setiap kasus yang dibahas disusun
rencana aksinya.
5. Mengevaluasi

5.1 Pelaksanaan

sesi

kegiatan

dibuat

37

ELEMEN KOMPETENSI
pelaksanaan sesi
membangun cara
berpikir kritis terhadap
masalah korupsi

KRITERIA UNJUK KERJA


laporannya sesuai dengan format ACLC.
5.2 Hikmah dan pembelajaran dibuat.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

1.2
1.3

Unit kompetensi ini berlaku untuk menumbuhkan pengembangan


pribadi

penyuluh

untuk

meningkatkan

menjadi perlawanan antikorupsi.

kegiatan

penyadaran

Unit ini berlaku untuk kompetensi penyuluh yang dikoordinir oleh


ACLC KPK.

Yang dimaksud dengan berpikir kritis adalah kemampuan untuk


tidak hanya mengetahui apa itu korupsi, di mana terjadinya

korupsi, kapan terjadinya korupsi, dan oleh siapa, tetapi juga


1.4

1.5

1.6

mengapa terjadi korupsi dan bagaimana cara mengatasinya.

Fasilitasi kelompok sasaran dalam kegiatan ini adalah untuk

menyusun rencana aksi gerakan antikorupsi oleh kelompok


sasaran.
Yang

dimaksud

dengan

simulasi

bermain

peran

adalah

merekonstruksikan kasus korupsi yang dipilih oleh peserta dengan


peran-peran yang dimainkan oleh peserta.

Rencana aksi yang dimaksud adalah kemampuan penyuluh untuk


membimbing kelompok sasaran agar mampu menyusun rencana
aksi sesuai dengan peran-peran sesuai kapasitas masing-masing.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan

2.1.1 Komputer/laptop
2.1.2 LCD proyektor

2.1.3 Peralatan simulasi

2.1.4 Peralatan dokumentasi

2.1.5 Sound system dan microfon


2.1.6 Jaringan internet

38

2.2

Perlengkapan

2.2.1 Alat tulis kantor

2.2.2 Perlengkapan studi kasus: kliping koran, cuplikan berita,


cuplikan media sosial

2.2.3 Perlengkapan simulasi


3. Peraturan-yang diperlukan
3.1

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.3
3.4

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Peraturan dan perundang-undangan yang sesuai dengan studi


kasus yang akan dibahas

4. Norma dan standar


4.1

Norma
4.1.1
4.1.2

4.2

Kode Etik Penyuluh Antikorupsi

Norma-norma gerakan (non violence, non partisan, non


sektarian)

Standar
4.2.1
4.2.2

Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian

39

1.1

Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja dan/atau di

1.2

Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan

1.3
1.4

luar tempat kerja.

sikap kerja yang dipersyaratkan.

Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan.

Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai

dengan objek/sasaran penilaian diantaranya tes tertulis, tes


lisan, praktik simulasi, praktik kerja nyata, dan asesmen
portofolio.

2. Persyaratan kompetensi
2.1
2.2
2.3
2.4

M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

M.74PAK01.002.1 Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses


Penyuluhan Antikorupsi

M.74PAK01.003.1 Menerapkan Aspek K-3l dalam Pelaksanaan


Penyuluhan Antikorupsi

M.74PAK01.004.1 Menyadarkan Bahaya dan Dampak


Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusif dan Nepotisme

Korupsi

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan
3.1.1

Kriteria pemetaan kelompok sasaran

3.1.3

Peraturan-peraturan dan kebijakan mengenai antikorupsi

3.1.2
3.1.4
3.2

3.1.5

Teori-teori dan metode cara berpikir kritis


Pengelompokan tindak pidana korupsi
Best practice gerakan antikorupsi

Keterampilan
3.2.1

Memetakan kelompok sasaran

3.2.2

Memfasilitasi diskusi interaktif

3.2.1
3.2.3
3.2.4
3.2.5
3.2.6

Membuat studi kasus

Membuat media presentasi

Memanfaatkan media sosial


Mendinamisir suasana

Membangun suasana yang menyenangkan

40

4. Sikap kerja
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Bersemangat

Kemampuan Mendengarkan, Menerima Masukan, Memverifikasi,


dan Mengkonfirmasi
Menyenangkan

Berpenampilan rapi dan bersih


Teliti

5. Aspek kritis
5.1
5.2
5.3

Kemampuan memandu diskusi interaktif

Kemampuan memfasilitasi kelompok sasaran untuk menyusun


rencana aksi

Kemampuan merumuskan apa bahaya laten dan manifest korupsi


serta penyebab dasar terjadinya korupsi

41

KODE UNIT

: M.74PAK01.007.1

JUDUL UNIT

: Meningkatkan

DESKRIPSI UNIT

: Unit kompetensi ini berhubungan dengan

Antikorupsi

Pengetahuan

Terkait

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja


yang

dibutuhkan

pengetahuan

untuk

antikorupsi

meningkatkan

pada

kelompok

sasaran dalam rangka melakukan gerakan

antikorupsi sesuai dengan kapasitas masingmasing.


ELEMEN KOMPETENSI

1. Menyiapkan bahanbahan ajar yang


diperlukan sesuai
dengan rencana aksi
kelompok sasaran

2. Mengajarkan materi
antikorupsi sesuai
dengan rencana aksi
kelompok sasaran

KRITERIA UNJUK KERJA

1.1 Rencana
aksi
kelompok
sasaran
diidentifikasi.
1.2 Konsep dan teori yang berhubungan
dengan rencana aksi disiapkan.
1.3 Sumber
informasi/referensi/website
lembaga-lembaga
yang
berhubungan
dengan rencana aksi diidentifikasi dan
disiapkan.
1.4 Bahan-bahan ajar disiapkan sesuai
dengan
kebutuhan
rencana
aksi
kelompok sasaran.
1.5 Media presentasi dibuat.
1.6 Akses
terhadap
media
sosial
dipersiapkan.
2.1 Metode mengajar ditentukan sesuai
dengan kelompok sasaran.
2.2 Langkah-langkah pembelajaran sesuai
dengan metode diorganisasikan.
2.3 Konsep-konsep
dan
teori-teori
yang
berhubungan
dengan
rencana
aksi
kelompok sasaran disampaikan secara
sederhana.
2.4 Langkah-langkah melaksanakan rencana
aksi
sesuai
dengan
peraturan
perundangan didiskusikan.
2.5 Berbagai infrastruktur digital dan media
sosial sebagai sumber informasi dan
saluran rencana aksi dipraktikkan.

42

ELEMEN KOMPETENSI

3. Menfasilitas diskusi
mengenai hikmah dan
pembelajaran terkait
dengan bahan ajar

3.1
3.2
3.3

KRITERIA UNJUK KERJA

Hikmah dan pembelajaran dari bahan


ajar didiskusikan.
Masukan-masukan
untuk
perbaikan
dikumpulkan dan dianalisis.
Laporan kepada ACLC KPK dibuat.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

Unit kompetensi ini berlaku untuk meningkatkan pengetahuan


kelompok sasaran mengenai konsep, teori, peraturan, metode

pelaksanaan dan perundangan antikorupsi di masing-masing


1.2
1.3
1.4
1.5

kelompok sasaran.

Unit ini berlaku untuk kompetensi penyuluh yang dikoordinir oleh


ACLC KPK.

Pengajaran kelompok sasaran ini adalah untuk memberikan


pembekalan dalam pelaksanaan rencana aksi yang sudah disusun.

Yang dimaksud dengan interaktif adalah peserta ikut aktif


melaksanan materi yang telah diajarkan.

Infrastruktur digital dan media sosial adalah berupa: Portal berita,


Website, Facebook, Twitter, Youtube, dan lain-lain.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan

2.1.1 Komputer/laptop
2.1.2 LCD proyektor

2.1.3 Peralatan simulasi

2.1.4 Peralatan dokumentasi

2.1.5 Sound system dan microfon


2.2

2.1.6 Jaringan internet


Perlengkapan

2.2.1 Alat tulis kantor

2.2.2 Perlengkapan studi kasus: kliping koran, cuplikan berita,


cuplikan media sosial

2.2.3 Perlengkapan simulasi

43

3. Peraturan-yang diperlukan
3.1

Undang-Undang
Pemberantasan

Nomor

Tindak

30

Pidana

Tahun

2002

Korupsi

tentang

sebagaimana

Komisi

diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi

3.3

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

3.4

Peraturan dan perundang-undangan yang sesuai dengan studi

Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
kasus yang akan dibahas

4. Norma dan standar


4.1. Norma

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi

4.1.2 Norma-norma gerakan (non violence, non partisan, non


sektarian)

4.2. Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.2 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja dan/atau di luar

1.2

Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap

1.3

tempat kerja.

kerja yang dipersyaratkan.

Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan.

44

1.4

Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai

dengan objek/sasaran penilaian diantaranya tes tertulis, tes lisan,


praktik simulasi, praktik kerja nyata, dan asesmen portofolio.

2. Persyaratan kompetensi
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6

M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

M.74PAK01.002.1 Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses


Penyuluhan Antikorupsi

M.74PAK01.003.1 Menerapkan Aspek K-3L dalam Pelaksanaan


Penyuluhan Antikorupsi

M.74PAK01.004.1 Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap


Korupsi

M.74PAK01.005.1 Menyadarkan Bahaya dan Dampak


Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusif dan Nepotisme

Korupsi

M.74PAK01.006.1 Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap


Masalah Korupsi

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Konsep,

teori,

perundangan
sasaran

peraturan,

antikorupsi

di

metode

pelaksanaan

masing-masing

dan

kelompok

3.1.2 Peraturan-peraturan dan kebijakan mengenai antikorupsi


3.1.3 Pengelompokan tindak pidana korupsi
3.2

3.1.4 Best practice gerakan antikorupsi


Keterampilan

3.2.1 Membuat studi kasus

3.2.2 Memfasilitasi diskusi interaktif


3.2.3 Membuat media presentasi

3.2.4 Memanfaatkan media sosial


3.2.5 Mendinamisasi suasana

3.2.6 Membangun suasana yang menyenangkan


4. Sikap kerja

45

4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Bersemangat

Kemampuan Mendengarkan, Menerima Masukan, Memverifikasi,


dan Mengkonfirmasi
Menyenangkan

Berpenampilan Rapi dan Bersih


Teliti

5. Aspek kritis
5.1

Kemampuan menentukan metode pengajaran sesuai dengan

5.2

Kemampuan mengajar secara interaktif kelompok sasaran

5.3
5.4

kelompok sasaran

Kemampuan menyampaikan materi antikorupsi secara sederhana


kepada kelompok sasaran

Kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan kekhasan suatu


kasus dan best practices gerakan anti korupsi

46

KODE UNIT

: M.74PAK01.008.1

JUDUL UNIT

: Meningkatkan

DESKRIPSI UNIT

: Unit kompetensi ini berhubungan dengan

Antikorupsi

Keterampilan

Terkait

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja


yang

dibutuhkan

keterampilan

untuk

antikorupsi

meningkatkan

pada

kelompok

sasaran dalam rangka melakukan gerakan

antikorupsi sesuai dengan kapasitas masingmasing.


ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan materi
1.1 Rencana
pembelajaran
praktik
pembelajaran praktik
keterampilan
antikorupsi
sesuai
keterampilan
kelompok sasaran diidentifikasi.
antikorupsi sesuai
1.2 Materi pembelajaran praktik keterampilan
dengan rencana
antikorupsi diidentifikasi dan disiapkan.
pembelajaran kelompok 1.3 Metode
dan
langkah-langkah
sasaran
pembelajaran
praktik
keterampilan
antikorupsi sesuai materi dan kelompok
sasaran diidentifikasi dan disiapkan.
1.4 Media presentasi dan bahan-bahan ajar
yang berhubungan dengan pembelajaran
praktik keterampilan antikorupsi sesuai
metodologi pembelajaran dibuat.
2. Mengorganisasikan
rencana pelaksanaan
pembelajaran praktik
keterampilan
antikorupsi

3. Mengajarkan materi
praktik keterampilan
antikorupsi sesuai

2.1 Waktu, tempat, media dan penyuluh yang


dibutuhkan
untuk
melaksanakan
pembelajaran
praktik
keterampilan
antikorupsi sesuai metode dan langkahlangkah rencana pembelajaran kelompok
sasaran diidentifikasi.
2.2 Waktu, tempat, materi, bahan-bahan ajar,
media, dan penyuluh yang dibutuhkan
untuk
melaksanakan
pembelajaran
praktik keterampilan antikorupsi sesuai
metode dan langkah-langkah rencana
pembelajaran
kelompok
sasaran
disiapkan.

3.1 Pengecekan kehadiran kelompok sasaran


sesuai rencana pembelajaran dilakukan.
3.2 Pembelajaran
praktik
keterampilan

47

ELEMEN KOMPETENSI
dengan rencana
pembelajaran
kelompok sasaran

4. Menyusun laporan

5. Mengevaluasi
pelaksanaan
pembelajaran praktik
keterampilan
antikorupsi

KRITERIA UNJUK KERJA


antikorupsi sesuai waktu, tempat, materi,
bahan-bahan ajar, media, metode dan
langkah-langkah pembelajaran praktik
keterampilan antikorupsi berdasarkan
rencana pembelajaran kelompok sasaran
dilaksanakan.
3.3 Hikmah dan umpan balik dari proses
pembelajaran
praktik
keterampilan
antikorupsi
kelompok
sasaran
didiskusikan.
3.4 Apabila terjadi hambatan pada pelaksanaan
pembelajaran
praktik
keterampilan
antikorupsi
tindakan continguency
dilakukan.
4.1 Sistematika
penulisan
laporan
pelaksanaan
pembelajaran
praktik
keterampilan antikorupsi dijelaskan.
4.2 Laporan
pelaksanaan
pembelajaran
praktik antikorupsi sesuai sistematika
penulisan disusun.
5.1 Laporan
pelaksanaan
pembelajaran
praktik antikorupsi dianalisis.
5.2 Laporan
pelaksanaan
pembelajaran
praktik antikorupsi dinilai.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

Unit kompetensi ini berlaku untuk meningkatkan keterampilan

1.2

Unit ini berlaku untuk kompetensi penyuluh antikorupsi yang

1.3
1.4

1.5

antikorupsi di masing-masing kelompok sasaran.


dikoordinir oleh ACLC KPK.

Pengajaran kelompok sasaran ini adalah untuk memberikan


pembekalan dalam pelaksanaan rencana aksi yang sudah disusun.

Keterampilan antikorupsi yang dimaksud adalah keterampilan

yang diperlukan dalam menerapkan praktik-praktik antikorupsi di


masing-masing kelompok sasaran.

Umpan balik yang dimaksud adalah tanggapan langsung dari


kelompok

sasaran

terhadap

keterampilan antikorupsi.

proses

pembelajaran

praktik

48

1.6

Tindakan continguency adalah tindakan jaga-jaga yang dilakukan


oleh

penyuluh

apabila

pada

proses

pembelajaran

praktik

keterampilan antikorupsi terjadi hambatan atau gangguan pada


pelaksanaannya.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan

2.1.1 Modul dan bahan ajar pembelajaran praktik keterampilan


antikorupsi

2.1.2 Bahan Tayang

2.1.3 Peralatan Simulasi

2.1.4 Peralatan Dokumentasi


2.1.5 Alat Peraga
2.2

2.1.6 Alat Pengolah Data


Perlengkapan

2.2.1 Alat Tulis Kantor

2.2.2 Perlengkapan Simulasi


3. Peraturan-yang diperlukan
3.1

Undang-Undang
Pemberantasan

Nomor

Tindak

30

Pidana

Tahun

2002

Korupsi

tentang

sebagaimana

Komisi

diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi

3.3

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

3.4

Peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang sesuai dengan

Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
praktik-praktik anti korupsi

49

4. Norma dan standar


4.3

4.4

Norma

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi


4.1.2 Nilai Antikorupsi/Integritas
Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.2 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian

1.1 Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja dan/atau di luar
tempat kerja.

1.2 Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap


kerja yang dipersyaratkan.

1.3 Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan.

1.4 Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai
dengan objek/sasaran penilaian diantaranya tes tertulis, tes lisan,

praktik dan simulasi dan/atau praktik kerja nyata, dan/atau


asesmen portofolio.

2. Persyaratan kompetensi
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7

M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

M.74PAK01.002.1 Menangani Konflik yang Muncul Dalam Proses


Penyuluhan Antikorupsi

M.74PAK01.003.1 Menerapkan Aspek K-3L dalam Pelaksanaan


Penyuluhan Antikorupsi

M.74PAK01.004.1 Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap


Korupsi

M.74PAK01.005.1 Menyadarkan Bahaya dan Dampak


Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusif dan Nepotisme

Korupsi

M.74PAK01.006.1 Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap


Masalah Korupsi

M.74PAK01.007.1 Meningkatkan Pengetahuan Terkait Antikorupsi

50

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan
3.1.1

3.1.2
3.1.3
3.2

3.1.4

Konsep,

teori,

peraturan,

metode

pelaksanaan

dan

perundangan antikorupsi di masing-masing kelompok


sasaran

Peraturan-peraturan dan kebijakan mengenai antikorupsi


Pengelompokan tindak pidana korupsi
Best practice gerakan antikorupsi

Keterampilan
3.2.1

Membuat studi kasus

3.2.3

Membuat media presentasi

3.2.2
3.2.4
3.2.5
3.2.6

Memfasilitasi diskusi interaktif


Memanfaatkan media sosial
Mendinamisasi suasana

Membangun suasana yang menyenangkan

4. Sikap kerja
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Bersemangat

Kemampuan Mendengarkan, Menerima Masukan, Memverifikasi,


dan Mengkonfirmasi
Menyenangkan

Berpenampilan Rapi dan Bersih


Teliti

5. Aspek kritis
5.1

Kemampuan menentukan metode pengajaran sesuai dengan

5.2

Kemampuan menyampaikan materi pembelajaran yang dapat

5.3

kelompok sasaran

diterapkan/dipraktikkan kelompok sasaran

Kemampuan mengidentifikai contoh terbaik praktik anti korupsi


dan menyiapkan alat untuk meningkatkan keterampilan peserta

51

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT

: M.74PAK01.009.1

: Membangun Sikap Antikorupsi

: Unit kompetensi ini berhubungan dengan


pengetahuan,

keterampilan,

dan

sikap

kerja yang dibutuhkan untuk membangun


sikap antikorupsi pada kelompok sasaran
dalam

rangka

antikorupsi

sesuai

masing-masing.
ELEMEN KOMPETENSI

melakukan
dengan

gerakan

kapasitas

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan materi
1.1 Rencana
aksi
kelompok
sasaran
pembelajaran
diidentifikasi.
membangun sikap
1.2 Sikap antikorupsi yang diperlukan
antikorupsi sesuai
kelompok
sasaran
untuk
dengan rencana
melaksanakan
rencana
aksi
pembelajaran kelompok
ditentukan.
sasaran
1.3 Rencana pembelajaran membangun
sikap antikorupsi disusun.
1.4 Materi sikap antikorupsi diidentifikasi
dan disiapkan.
1.5 Metode
dan
langkah-langkah
pembelajaran sikap antikorupsi sesuai
materi
dan
kelompok
sasaran
diidentifikasi dan disiapkan.
1.6 Media presentasi dan bahan-bahan ajar
yang berhubungan dengan sikap
antikorupsi
sesuai
metodologi
pembelajaran dibuat.
2. Mengorganisasikan
rencana pelaksanaan
pembelajaran sikap
antikorupsi

2.1 Waktu, tempat, media dan penyuluh


yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pembelajaran
membangun
sikap
antikorupsi
sesuai
metode
dan
langkah-langkah rencana pembelajaran
kelompok sasaran diidentifikasi.
2.2 Waktu, tempat, materi, bahan-bahan
ajar, media, dan penyuluh yang
dibutuhkan
untuk
melaksanakan
pembelajaran
sesuai
metode
dan
langkah-langkah rencana pembelajaran
kelompok sasaran disiapkan.

52

ELEMEN KOMPETENSI

3. Mengajarkan materi
membangun sikap
antikorupsi sesuai
dengan rencana
pembelajaran kelompok
sasaran

4. Menyusun laporan
pembelajaran
membangun sikap
antikorupsi
5. Mengevaluasi
pelaksanaan
pembelajaran
membangun sikap
antikorupsi

KRITERIA UNJUK KERJA

3.1 Pengecekan
kehadiran
kelompok
sasaran sesuai rencana pembelajaran
dilakukan.
3.2 Pembelajaran
membangun
sikap
antikorupsi sesuai waktu, tempat,
materi, bahan-bahan ajar, media,
metode
dan
langkah-langkah
pembelajaran berdasarkan rencana
pembelajaran
kelompok
sasaran
dilaksanakan.
3.3 Hikmah dan umpan balik dari proses
pembelajaran
membangun
sikap
antikorupsi
kelompok
sasaran
didiskusikan.
3.4 Apabila
terjadi
hambatan
pada
pelaksanaan pembelajaran membangun
sikap
antikorupsi
tindakan
continguency dilakukan.

4.5 Sistematika
penulisan
laporan
pelaksanaan pembelajaran membangun
sikap antikorupsi dijelaskan.
4.6 Laporan pelaksanaan pembelajaran
membangun sikap antikorupsi sesuai
sistematika penulisan disusun.
5.3 Laporan pelaksanaan pembelajaran
membangun
sikap
antikorupsi
dianalisis.
5.4 Laporan pelaksanaan pembelajaran
membangun sikap antikorupsi dinilai.
5.5 Rekomendasi perbaikan pembelajaran
membangun
sikap
antikorupsi
berdasarkan penilaian laporan disusun.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

Unit kompetensi ini berlaku untuk membangun sikap antikorupsi

1.2

Unit ini berlaku untuk kompetensi penyuluh antikorupsi yang

1.3

di masing-masing kelompok sasaran.


dikoordinir oleh ACLC KPK.

Pengajaran kelompok sasaran ini adalah untuk memberikan


pembekalan dalam pelaksanaan rencana aksi yang sudah disusun.

53

1.4

1.5

1.6

Sikap antikorupsi yang dimaksud adalah sikap yang diperlukan


dalam menerapkan praktik-praktik antikorupsi di masing-masing
kelompok sasaran.

Umpan balik yang dimaksud adalah tanggapan langsung dari


kelompok

antikorupsi.

sasaran

terhadap

proses

pembelajaran

sikap

Tindakan continguency adalah tindakan jaga-jaga yang dilakukan

oleh penyuluh apabila pada proses pembelajaran membangun


sikap

antikorupsi

pelaksanaannya.

terjadi

hambatan

atau

gangguan

pada

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan

2.1.1 Modul dan bahan ajar pembelajaran sikap antikorupsi


2.1.2 Bahan Tayang

2.1.3 Peralatan Simulasi

2.1.4 Peralatan Dokumentasi


2.1.5 Alat Peraga
2.2

2.1.6 Alat Pengolah Data


Perlengkapan

2.2.1 Alat Tulis Kantor

2.2.2 Perlengkapan Simulasi


3. Peraturan-yang diperlukan
3.1

Undang-Undang
Pemberantasan

Nomor

Tindak

30

Pidana

Tahun

2002

Korupsi

tentang

sebagaimana

Komisi

diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

54

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


3.3
3.4

Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang sesuai dengan


praktik-praktik anti korupsi

4. Norma dan standar


4.1

Norma

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi


4.1.2 Nilai Antikorupsi

4.2

4.1.3 Nilai Integritas


Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.2 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja dan/atau di

1.2

Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan

1.3
1.4

luar tempat kerja.

sikap kerja yang dipersyaratkan.

Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan.

Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai

dengan objek/sasaran penilaian diantaranya tes tertulis, tes


lisan, praktik dan simulasi dan/atau praktik kerja nyata,
dan/atau asesmen portofolio.

2. Persyaratan Kompetensi
2.1
2.2
2.3

M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

M.74PAK01.002.1 Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses


Penyuluhan Antikorupsi

M.74PAK01.003.1 Menerapkan Aspek K-3L dalam Pelaksanaan


Penyuluhan Antikorupsi

55

2.4

M.74PAK01.004.1 Menumbuhkan Semangat Perlawanan terhadap

2.5

M.74PAK01.005.1 Menyadarkan Bahaya dan Dampak

2.6
2.7
2.8

Korupsi

Termasuk Perilaku Koruptif, Kolusif dan Nepotisme

Korupsi

M.74PAK01.006.1 Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap


Masalah Korupsi

M.74PAK01.007.1 Meningkatkan Pengetahuan Terkait Antikorupsi


M.74PAK01.008.1
Antikorupsi

Meningkatkan

Keterampilan

Terkait

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

3.2

Pengetahuan
3.1.1

3.1.2

Konsep, teori, peraturan, metode pelaksanaan dan normanorma

terkait

sikap

kelompok sasaran

antikorupsi

di

masing-masing

Peraturan-peraturan dan kebijakan mengenai antikorupsi

Keterampilan
5.1.1

Membuat studi kasus

5.1.3

Membuat media presentasi

5.1.2
5.1.4
5.1.5
5.1.6

Memfasilitasi diskusi interaktif


Memanfaatkan media sosial
Mendinamisir suasana

Membangun suasana yang menyenangkan

4. Sikap kerja
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Bersemangat

Kemampuan Mendengarkan, Menerima Masukan, Memverifikasi,


dan Mengkonfirmasi
Menyenangkan

Berpenampilan Rapi dan Bersih


Teliti

5. Aspek kritis

56

5.1

Kemampuan menentukan metode pengajaran sesuai dengan

5.2

Kemampuan menyampaikan materi pembelajaran yang dapat

5.3

kelompok sasaran

membangun sikap antikorupsi kelompok sasaran

Kemampuan untuk merumuskan dan menyepakati sikap anti


korupsi serta mengidentifikasi contoh terbaik sikap anti korupsi

57

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.010.1

Menumbuhkembangkan Kelembagaan Antikorupsi


Unit

kompetensi

ini

dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang


dibutuhkan

dalam

kelembagaan antikorupsi.
ELEMEN KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi

Kelompok Sasaran

1.1
1.2
1.3

2. Memfasilitasi

penumbuhkembangan
Kelompok Sasaran

2.1
2.2

2.3

3. Memfasilitasi

berhubungan

pembentukan aksi
kolaborasi Kelompok
Sasaran

menumbuhkembangkan

KRITERIA UNJUK KERJA

Kelompok
Sasaran
diidentifikasi
berdasarkan pedoman dan referensi.
Kebutuhan terhadap penumbuhan dan
pengembangan kelembagaan Kelompok
Sasaran diidentifikasi.
Rencana
kerja
penumbuhan
dan
pengembangan kelembagaan Kelompok
Sasaran
disusun
sesuai
tujuan
penumbuhan
dan
pengembangan
Kelompok Sasaran.
Rencana
penumbuhan
dan
pengembangan
Kelompok
Sasaran
dijelaskan kepada pihak terkait.
Rencana kegiatan penumbuhan dan
pengembangan kelembagaan Kelompok
Sasaran diserahkan kepada pihak yang
terkait untuk dikukuhkan.
Kelompok Sasaran difasilitasi untuk
kerja
mandiri
dalam
penumbuhkembangan
sesuai
kesepakatan.

3.1 Pedoman dan referensi yang terkait


dengan penumbuhan dan pengembangan
aksi
kolaborasi
Kelompok
Sasaran
disusun.
3.2 Gabungan Kelompok Sasaran untuk
penumbuhan dan pengembangan aksi
kolaborasi diidentifikasi.
3.3 Rencana kegiatan penumbuhan dan
pengembangan
aksi
kolaborasi
berdasarkan identifikasi dan pedoman
disusun.
3.4 Rencana penumbuhan, pengembangan,
dan aksi kolaborasi dikukuhkan oleh
yang berwenang atau dibuktikan dengan
berita acara.

58

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA


Kelompok Sasaran difasilitasi untuk
kerja
mandiri
dalam
penumbuhkembangan aksi kolaborasi
sesuai kesepakatan yang dibuktikan
dengan berita acara atau laporan.

3.5

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

1.2
1.3
1.4

Unit kompetensi ini berlaku untuk memfasilitasi penumbuhan dan

pengembangan Kelompok Sasaran dan atau aksi kolaborasi


Kelompok Sasaran.

Unit ini berlaku untuk uji kompetensi bagi Penyuluh Antikorupsi.

Lingkup menumbuhkembangkan dalam hal ini untuk Kelompok


Sasaran yang sudah ada.
Fasilitasi
adalah

terhadap

Kelompok

monitoring,

penumbuhkembangan

evaluasi

Sasaran.

Sasaran

terhadap

antikorupsi

yang

termasuk
laporan

diantaranya

pelaksanaan

dilakukan

Kelompok

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan
2.1.1

Pedoman Pembinaan Kelompok Sasaran

2.1.3

Program Penyuluhan Antikorupsi

2.1.2
2.1.4

2.2

Pedoman Identifikasi Potensi Wilayah


Referensi

praktik

pengembangan

baik

Kelompok

tentang

Sasaran

penumbuhan

kolaborasi pencegahan korupsi

dan

atau

dan

aksi

Perlengkapan
2.1.1
2.1.2

Alat Tulis

Alat Ukur

3. Peraturan yang diperlukan


3.1

Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945

59

3.2

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.3

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.4
3.5
3.6
3.7
3.8

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan


Informasi Publik

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

4. Norma dan standar

4.1
4.2

Norma

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi


Standar

4.2.1 Prosedur Standar

Kerja Penyiapan Bahan Pelatihan yang

berlaku di Lembaga Pelatihan

4.2.2 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.3 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan dalam

melaksanakan penumbuhkembangan Kelompok Sasaran. Penilaian

60

dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) atau di tempat kerja


dengan cara sebagai berikut.

1.1 Wawancara mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.


1.2 Demonstrasi

secara

pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Menunjukkan

hasil

konseptual

kerja

dalam

yang

rangka

pernah

aktualisasi

dilaksanakan

sesuai

perencanaan baik dalam bentuk fisik maupun laporan dan/atau


metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi
2.1

M.74PAK01.001.1

Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Pedoman

dan

referensi

Kelompok Sasaran

3.2

terkait

penumbuhkembangan

3.1.2 Peran-peran lembaga negara level nasional maupun daerah


Keterampilan

3.2.1 Mengidentifikasi Kelompok Sasaran berdasarkan referensi

3.2.2 Mengorganisasikan Kelompok Sasaran berdasarkan tujuan


yang ditetapkan

3.2.3 Mendesain

program

3.2.4 Mengatasi

hambatan

Sasaran

penumbuhkembangan
yang

muncul

penumbuhkembangan Kelompok Sasaran

Kelompok

saat

proses

3.2.5 Mengatasi hambatan yang muncul saat memfasilitasi aksi


kolaborasi Kelompok Sasaran.

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1

Disiplin

dan

tanggung

jawab

dalam

4.2

Peduli dan tanggap terhadap kebutuhan penumbuhkembangan

penumbuhkembangan Kelompok Sasaran

melakukan

tugas

Kelompok Sasaran

61

5. Aspek kritis
5.1

5.2
5.3
5.4

Perencanaan
Sasaran

pelaksanaan

penumbuhkembangan

Kelompok

Pemahaman soal klasifikasi organisasi kemasyarakatan secara


hukum

Pemahaman

bagaimana

pemasyarakatan

membangun

prasyarat

lembaga

Pemahaman terhadap upaya dan strategi pengembangan dan


menumbuhkembangkan
lembaga anti korupsi

kelembagaan,

ragam

dan

klasifikasi

62

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.011.1

Mendorong Kemandirian Kelompok Sasaran


Unit

kompetensi

ini

berhubungan

dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang


dibutuhkan dalam mendorong kemandirian Kelompok
Sasaran untuk penyuluhan antikorupsi.

ELEMEN KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi
Kelompok Sasaran

1.1
1.2

1.3
2. Menganalisis potensi
Kelompok Sasaran

2.1
2.2
2.3

2.4

3. Memberikan bentuk
4.3
metode yang akan
digunakan untuk
mendorong
kemandirian Kelompok 4.4
Sasaran
4.5

KRITERIA UNJUK KERJA

Kelompok Sasaran di identifikasi


berdasarkan latarbelakang, jabatan,
bidang pendidikan.
Kelompok
Sasaran
di
identifikasi
berdasarkan
kelemahan
Kelompok
Sasaran untuk melakukan korupsi dan
kekuatan Kelompok Sasaran untuk
mencegah dan menanggulangi korupsi.
Hasil identifikasi Kelompok Sasaran di
dokumentasikan.

Hasil identifikasi Kelompok Sasaran di


kelompokkan berdasarkan kriteria yang
telah di tentukan
Referensi terkait dengan analisis potensi
Kelompok Sasaran di jelaskan
Potensi kelemahan untuk melakukan
korupsi dan potensi kekuatan untuk
mencegah dan menanggulangi korupsi
dirangkum
berdasarkan
hasil
identifikasi Kelompok Sasaran.
Hasil analisis terkait potensi Kelompok
Sasaran
yang
menunjang
sikap,
pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan
untuk
mendorong
kemandirian didiskusikan dengan pihak
berwenang dan dikukuhkan dalam
dokumen.
Dokumen hasil analisis digunakan
sebagai pedoman untuk menentukan
keberlanjutan
pendampingan
agar
Kelompok Sasaran mandiri.
Hasil analisis didiskusikan bersama
Kelompok Sasaran untuk menjadi
pedoman.
Penyerahan pedoman untuk mendorong
kemandirian
Kelompok
Sasaran

63

ELEMEN KOMPETENSI
4. Menetapkan bentuk
4.1
dan model
kemandirian Kelompok 4.2
Sasaran
4.3
4.4
4.5

KRITERIA UNJUK KERJA


diadministrasikan
sesuai
dengan
prosedur yang diberlakukan di institusi

Seluruh
Kelompok
Sasaran
dinominasikan berdasarkan kriteria
Kelompok Sasaran diarahkan dan
dibekali konsep konsep antikorupsi
Kelompok
Sasaran diases
untuk
memastikan kemandiriannya
Kelompok Sasaran
disertifikasi
sebagai kelompok mandiri antikorupsi
Kelompok Sasaran diidentifikasi ke
dalam model model kemandirian sesuai
dengan sertifikasinya

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

Unit

kompetensi

menganalisa

ini

berlaku

Kelompok

untuk

Sasaran,

melakukan

menyusun

identifikasi,
pedoman

pendampingan, menetapkan bentuk dan model kemandirian untuk


1.2
1.3
1.4
1.5

1.6

mendorong kemandirian Kelompok Sasaran.

Unit kompetensi ini berlaku untuk pelaksanaan penyuluhan dan


upaya pemberdayaan kemandirian kelompok.

Referensi terkait Kelompok Sasaran berisi tentang informasi dan


model kemandirian yang berkaitan dengan Kelompok Sasaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses mendorong kemandirian


Kelompok Sasaran yaitu faktor internal dan eksternal.

Kelompok sasaran merupakan orang, kelompok dan organisasi


yang pelaku dan perilakunya dipengaruhi ole kebijakan sehingga
dapat berpihak kepada kebijakan tersebut.
Kemandirian

merupakan

sikap,

perilaku

dan

mental

yang

memungkinkan orang bertindak bebas, benar dan bermanfaat atas


dorongan diri sendiri dan memiliki kemampuan mengatur diri
sendiri sesuai hak dan kewajiban.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan

64

2.1.1 Panduan

dan

Referensi

yang

mendukung

pendampingan Kelompok Sasaran

tentang

2.1.2 Modul dan Bahan Tayang


2.2

2.1.3 Alat Pengolah Data


Perlengkapan

2.2.1 Alat Penyimpan Data

3. Peraturan yang diperlukan


3.1 Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan


Undang-Undang

Nomor

10

Tahun

2015

tentang

Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun


2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

3.2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi

3.3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

3.4 Peraturan Perundang-undangan dan kebijakan lainnya yang terkait

tentang antikorupsi dan implementasinya yang diatur dalam KPK atau


sektor lainnya

4. Norma dan standar


4.1

Norma

4.2

Standar

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi


4.2.1 Petunjuk Teknis Penyuluh Antikorupsi

4.2.2 Pedoman Pendampingan Kelompok Sasaran

4.2.3 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.4 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC

65

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan

1.2

Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan,

1.3

dalam melaksanakan pendorong kemandirian Kelompok Sasaran.


demonstrasi.

tertulis dan

Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) atau


ditempat kegiatan.

2. Persyaratan kompetensi
2.1

M.74.PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

2.3

M.74PAK01.014.01

2.2

2.4

M.74PAK01.013.01
Penyuluh

M.74PAK01.020.01

Mengorganisasikan Kelompok Sasaran

Membangun Komunikasi Kelompok Sasaran


Memfasilitasi

Penguatan

Kapasitas

Kelembagaan dan Kelompok Sasaran Penyuluhan Antikorupsi

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

3.2

Pengetahuan

3.1.1 Dinamika Kelompok

3.1.2 Model Kemandirian Kelompok


Keterampilan

3.2.1 Berkomunikasi massa


3.2.2 Break Games

3.2.3 Mengolah Data


4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1

Disiplin dan tanggung jawab dalam mendorong kemandirian

4.2

Berinteraksi dan bekerja sama dengan Kelompok Sasaran

4.3

Kelompok Sasaran

Berorientasi pada pembelajaran Inklusif

5. Aspek kritis
5.1

Teridentifikasinya Kemandirian Kelompok Sasaran

66

5.2

Teridentifikasinya kekuatan, potensi dan kelemahan kelompok


sasaran,

serta

terumuskannya

strategi

dan

program

untuk

mendorong dan meningkatkan kemandirian kelompok sasaran

67

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.012.1

Menumbuhkan Pelaku Utama Antikorupsi


Unit

kompetensi

pengetahuan,
dibutuhkan

antikorupsi.
ELEMEN KOMPETENSI

1. Menetapkan
Kelompok Sasaran

2. Memfasilitasi
pembentukan
kelompok pelaku
utama anti korupsi

3. Melaporkan
perkembangan dan
kegiatan kelompok
pelaku utama anti
korupsi yang
terbentuk

ini

keterampilan

dalam

berhubungan
dan

menumbuhkan

sikap

pelaku

dengan

yang

utama

KRITERIA UNJUK KERJA

1.1 Pedoman
dan
referensi
tentang
penumbuhan kelompok pelaku utama
antikorupsi diatur.
1.2 Sasaran
kelompok
pelaku
utama
antikorupsi diidentifikasi.
1.3 Sasaran
kelompok
pelaku
utama
antikorupsi ditentukan.
1.4 Sasaran
pelaku
utama
antikorupsi
diidentifikasi.
1.5 Sasaran
pelaku
utama
antikorupsi
ditentukan.
2.1 Pedoman
penumbuhan
kelembagaan
kelompok pelaku utama antikorupsi
disosialisasikan kepada pelaku utama
antikorupsi.
2.2 Penyusunan
kelembagaan
kelompok
pelaku utama antikorupsi difasilitasi.
2.3 Pembentukan kelompok pelaku utama
difasilitasi sesuai dengan pedoman.
2.4 Pengukuhan kelompok pelaku utama anti
korupsi difasilitasi sesuai pedoman.

3.1 Sistematika
penulisan
laporan
dirumuskan.
3.2 Hasil
perkembangan
dan
kegiatan
kelompok pelaku antikorupsi dilaporkan
kepada pihak pemberi tugas.
3.3 Laporan
hasil
perkembangan
dan
kegiatan kelompok pelaku antikorupsi
dibahas dengan pihak pemberi tugas.
3.4 Laporan
hasil
perkembangan
dan
kegiatan
kelompok
pelaku
utama
antikorupsi didokumentasikan sesuai
prosedur yang berlaku.
3.5 Media-media komunikasi antar kelompok
pelaku utama antikorupsi dimanfaatkan.

68

ELEMEN KOMPETENSI

4. Mengevaluasi hasil
pembentukan
kelompok pelaku
utama antikorupsi

KRITERIA UNJUK KERJA

4.1 Pedoman penilaian hasil pembentukan


kelompok pelaku utama antikorupsi.
4.2 Hasil pembentukan kelompok pelaku
Utama antikorupsi dinilai sesuai dengan
pedoman yang ditentukan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

1.2
1.3
1.4

Unit kompetensi ini berlaku untuk menetapkan Kelompok Sasaran,


memfasilitasi

pembentukan,

melaporkan

dan

mengevaluasi

kelompok pelaku utama anti korupsi pada Kelompok Sasaran.

Pelaku utama anti korupsi adalah seseorang yang berperan utama


melakukan suatu tindakan antikorupsi.

Kelompok utama anti korupsi adalah sekumpulan orang yang


berperan utama dalam melakukan suatu tindakan antikorupsi.
Menumbuhkembangkan

merupakan

upaya-upaya

untuk

memfasilitasi penumbuhan dan perkembangan pelaku utama,


antara lain dengan: aktualisasi nilai integritas, membentuk forum,
menyiapkan

materi,

melakukan

diskusi

tematik

terfokus,

membangun keteladanan dan membangun data base kegiatan.


2. Peralatan dan perlengkapan
2.1

2.2

Peralatan

2.1.1 Pedoman penyusunan laporan

2.1.2 Bahan ajar dalam menumbuhkan pelaku utama antikorupsi


Perlengkapan

2.2.1 Alat tulis kantor dan dokumentasi


2.2.2 Alat komunikasi

2.2.3 Alat presentasi/peraga


3. Peraturan yang diperlukan
3.1

Undang-Undang
Pemberantasan

Nomor

Tindak

30

Pidana

Tahun

2002

Korupsi

tentang

sebagaimana

Komisi

diubah

69

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


3.3
3.4
3.5

Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Kebijakan lainnya yang mengatur tentang antikorupsi

Kebijakan lainnya yang mengatur tentang kelembagaan kelompok

4. Norma dan standar


4.1

Norma

4.2

Standar

4.1.1 Kode Etik Penyuluh antikorupsi


4.2.1 Petunjuk teknis kelembagaan kelompok pelaku utama
antikorupsi potensial dan mandiri

4.2.2 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.3 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian dapat dilakukan di tempat kerja atau tempat uji

1.2

Penilaian dapat dilakukan melalui metode tes lisan, tertulis,

1.3
1.4

kompetensi baik secara individual atau Kelompok Sasaran.


demonstrasi/praktik,

kombinasi diantaranya.

simulasi,

penilaian

portofolio,

atau

Penilaian unit kompetensi ini dilakukan terhadap proses dan hasil


penumbuhan pelaku utama antikorupsi.

Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai

dengan objek/sasaran penilaian, diantaranya tetapi tidak terbatas

70

pada tes tertulis, tes lisan dan/atau interviu, studi kasus, praktik
simulasi dan/atau praktik kerja nyata serta verifikasi portofolio
(bukti hasil kerja) pada tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
2.1

M.74PAK01.001.1

Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Kebijakan atau peraturan yang terkait


3.1.2 Nilai Antikorupsi
3.1.3 Nilai Integritas
3.1.4 Pedoman

dan

referensi

3.1.5 Pedoman

dan

referensi

kelompok

Kelompok Sasaran

terkait
tentang

tentang
metode

kelembagaan
identifikasi

3.1.6 Pedoman dan referensi tentang metode evaluasi


3.2

Keterampilan

3.2.1 Berkomunikasi

3.2.2 Bekerja dalam tim

3.2.3 Pemecahan masalah

3.2.4 Perencanaan dan pengorganisasian


3.2.5 Pemanfaatan teknologi informasi
3.2.6 Fasilitasi

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1

Nilai-nilai antikorupsI

4.3

Berinteraksi dan berkerjasama dengan pelaku utama antikorupsi

4.2

Nilai integritas

dengan memperhatikan etika, budaya, dan kearifan lokal

5. Aspek kritis

71

5.1

Ketepatan

5.2

Ketepatan dalam melakukan evaluasi penumbuhan pelakau

5.3

5.4

antikorupsi

dalam

melakukan

identifikasi

pelaku

utama

antikorupsi

Ketelitian dalam mengidentifikasi, memfasilitasi pembentukan,

dan melaporkan, mengevaluasi hasil penumbuhan pelaku utama


antikorupsi

Kemampuan

merumuskan

dan

menyediakan

forum,

materi,

tematik diskusi dan pembangunan data base agar pelaku utama


dapat ditumbuhkan secara baik

72

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74.PAK01.013.1

Mengorganisasikan Kelompok Sasaran


Unit

kompetensi

berhubungan

dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang


dibutuhkan
Sasaran.

ELEMEN KOMPETENSI

1. Melakukan identifikasi

aspek sosial dan


budaya Kelompok
Sasaran

1.1
1.2
1.3
1.4

2. Mengidentifikasi

keinginan, kekuatan,
kelemahan, peluang
dan ketidakpuasan
Kelompok Sasaran

3. Menyusun rencana

kerja dan tujuan yang


akan dicapai

2.1
2.2
2.3
3.1

3.2
3.3
4. Membangun

kelembagaan

5. Mengembangkan

ini

kapasitas Kelompok

4.1
4.2
4.3

5.1

dalam

pengorganisasian

Kelompok

KRITERIA UNJUK KERJA

Kondisi sosial dan budaya Kelompok


Sasaran dipetakan dan diobservasi.
Tokoh atau orang yang berpengaruh
dalam Kelompok Sasaran diidentifikasi.
Tokoh atau kelompok yang dapat
menghambat
mobilisasi
Kelompok
Sasaran diidentifikasi.
Budaya
yang
menghambat
pemobilisasian
Kelompok
Sasaran
antikorupsi diidentifikasi.
Keinginan
dan
tujuan
Kelompok
Sasaran diidentifikasi.
Keinginan, kekuatan, kelemahan, dan
peluang ancaman dianalisis.
Ketidakpuasan Kelompok Sasaran atas
keadaan yang dialami beserta faktor
penyebabnya didaftar.

Kelompok Sasaran difasilitasi untuk


mengadakan
pertemuan
dan
mendiskusikan
serta
menyusun
sasaran dan tujuan.
Sasaran
dan
tujuan
diformulasikan/dirumuskan.
Strategi untuk mencapai sasaran dan
tujuan ditentukan dan disepakati secara
partisipatif.
Bentuk kelembagaan ditentukan secara
partisipatif
Mekanisme
kelembagaan
dan
kepengurusan
disepakati
secara
partisipatif
Rencana kerja organisasi disusun.
Program
Kelompok

pengembangan
kapasitas
Sasaran
sesuai
dengan

73

ELEMEN KOMPETENSI
Sasaran
5.2
5.3
5.4

6. Mengevaluasi

pengorganisasian
Kelompok Sasaran.

6.1
6.2
6.3
6.4

KRITERIA UNJUK KERJA


kebutuhan dan potensi yang ada
dirancang.
Kelompok Sasaran difasilitasi untuk
membuat
anggaran
dalam
melaksanakan rencana aksinya.
Kelompok Sasaran difasilitasi untuk
mempunyai strategi pendanaan untuk
kegiatannya.
Kegiatan-kegiatan
dalam
rangka
mengembangkan kapasitas Kelompok
Sasaran
atau
komunitas
didokumentasikan
dan
dibuat
databasenya.
Kegiatan dievaluasi secara periodik
berdasarkan perencanaan, pelaksanaan,
dan tingkat keberhasilan.
Hasil evaluasi dan rencana tindaklanjut
didiskusikan dan disusun bersama
Kelompok Sasaran.
Laporan pengorganisasian Kelompok
Sasaran disusun.
Laporan
dan
usulan
perbaikan
disampaikan kepada atasan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

1.2
1.1
1.2
1.3

Unit kompetensi ini berlaku untuk penyuluh antikorupsi yang


diberi

tugas

mobilisasi

pencegahan korupsi.

Kelompok

Sasaran

untuk

gerakan

Bentuk kelembagaan yang diinginkan dapat berupa forum, koalisi,


paguyuban, organisasi massa, dan organisasi profesi.

Penugasan penyuluh antikorupsi diberikan oleh ACLC KPK.

Rencana kerja pengorganisasian Kelompok Sasaran disusun oleh


penyuluh antikorupsi.

Mengorganisasikan merupakan upaya-upaya dalam menyusun

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dan strukturisasinya

agar kompatibel dengan tujuan dan misi dari kegiatan Kelompok


Sasaran.

74

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan

2.1.1 Laptop

2.1.2 Proyektor
2.2

Perlengkapan

2.2.1 Alat Tulis Kantor

2.2.2 Materi penyuluhan


2.2.3 Kertas metaplan
2.2.4 Spidol

2.2.5 Kertas plano

2.2.6 Isolatif kertas


3. Peraturan yang diperlukan
3.1

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.3
3.4

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi


Kemasyarakatan.

4. Norma dan standar


4.1

Norma

1.1.1 Kode etik penyuluh antikorupsi.

75

1.1.2 Sembilan nilai antikorupsi (jujur, peduli, mandiri, disiplin,


tanggungjawab, kerja keras, sederhana, bersih dan adil).

1.1.3 Gerakan nonsektarian, nonpolitik, nondiskriminasi dan


4.2

tanpa kekerasaan.

Standar

4.2.1 Standar yang terkait dengan segmentasi Kelompok Sasaran

4.2.2 Format evaluasi dan pelaporan mengacu kepada format


yang ditentukan ACLC KPK

4.2.3 Format analisis gerakan mengacu kepada format SWOT

4.2.4 Pemetaan dan observasi Kelompok Sasaran menggunakan


metode Participation Rural Appraisal (PRA) yaitu metode
penilaian cepat yang melibatkan Kelompok Sasaran

4.2.5 Diskusi partisipatif untuk merancang visi, misi dan tujuan


dan rencana aksi menggunakan metode metaplan yaitu
metode yang menggunakan alat peraga.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian

1.2

Penilaian dapat dilakukan di tempat uji kompetensi atau di tempat

1.3

dapat

dilakukan

dengan

demonstrasi/praktik, dan simulasi.

cara

lisan,

tertulis,

kegiatan/tempat kerja.

Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses atau hasil kerja.

2. Persyaratan kompetensi

2.1 M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasi Nilai-Nilai Integritas

2.2 M.74PAK01.002.1 Menangani Konflik yang Muncul dalam Proses


Penyuluhan Antikorupsi

2.3 M.74PAK01.010.1
Antikorupsi

Menumbuhkembangkan

Kelembagaan

2.4 M.74PAK01.013.1 Mengorganisasikan Kelompok Sasaran

2.5 M.74PAK01.014.1 Membangun Komunikasi Kelompok Sasaran

2.6 M.74PAK01.015.1 Menumbuhkembangkan Jejaring Kerja Antar


Kelompok Sasaran

76

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
3.1.1

Pedoman

dan

referensi

3.1.2

Peraturan perundangan yang terkait antikorupsi

Kelompok Sasaran

yang

terkait

pengorganisasian

3.2 Keterampilan
3.2.1
3.2.2

Berkomunikasi

Mentransfer pengetahuan

4 Sikap kerja yang diperlukan


4.1

Bertanggungjawab, jujur dan disiplin dalam melakukan tugas


penyuluhan antikorupsi

5 Aspek kritis
5.1

Pengimplementasian kemandirian dalam bertindak dan memiliki

5.2

Mengidentifikasi potensi destruktif dan meminimalisasi friski, faksi

etos kerja sebagai penyuluh


dan

kepentingan

pengorganisasian

yang

potensial

dan

faktual

merusak

77

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.014.1

Membangun
Antikorupsi

Unit

Komunikasi

kompetensi

ini

Kelompok

Sasaran

berhubungan

dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang


dibutuhkan dalam membangun komunikasi Kelompok
Sasaran antikorupsi.

ELEMEN KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi

Kebutuhan
komunikasi Kelompok
Sasaran

1.1
1.2
1.3
1.4

2. Menyusun strategi

Komunikasi Kelompok
Sasaran

2.1
2.2
2.3

3. Melaksanakan
komunikasi dengan
Kelompok Sasaran

3.1
3.2

4. Menilai efektivitas
komunikasi

4.1
4.2

KRITERIA UNJUK KERJA

Data dan informasi yang berpotensi


kebutuhan oleh Kelompok Sasaran
dihimpun.
Kebutuhan informasi/kebijakan tentang
antikorupsi
diidentifikaksi
seuai
lingkupnya.
Data dan informasi yang terhimpun
dianalisis sesuai dengan keperluan
evaluasi.
Kebutuhan
komunikasi
didaftar
berdasarkan prioritasnya (kepentingan
dan urgensi).

Kelompok (kelompok-kelompok) sasaran


ditetapkan sesuai dengan intensitas
kesenjangan komunikasinya.
Penjadwalan komunikasi disusun sesuai
dengan
intensitas
kesenjangan
komunikasinya.
Pendekatan
komunikasi
ditentukan
sesuai dengan intensitas kesenjangan
komunikasinya.
Strategi komunikasi dipersiapkan.
Komunikasi
dilaksanakan
sesuai
dengan pedoman yang ditetapkan.

Efektivitas
komunikasi
ditentukan
berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
Kebutuhan
komunikasi
lanjutan
ditentukan sesuai dengan intensitas
pemenuhan kriteria.

78

ELEMEN KOMPETENSI

5. Menindaklanjuti
komunikasi

5.1
5.2
5.3

KRITERIA UNJUK KERJA

Kelompok Sasaran ditetapkan sesuai


dengan
intensitas
kesenjangan
komunikasinya.
Penjadwalan komunikasi sesuai dengan
intensitas kesenjangan komunikasinya.
Pendekatan
komunikasi
ditentukan
sesuai dengan intensitas kesenjangan
komunikasinya.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

Data dan informasi yang berpotensi kebutuhan oleh Kelompok


Sasaran berupa hasil peenlitian terkait dengan antikorupsi,

kebijakan strategis KPK, dll. yang didapat atau telah dihimpun


1.2
1.3
1.4
1.5

melalui serangkaian kegiatan dalam penyuluhan antikorupsi.


Membangun

komunikasi

efektifitas komunikasi.

Kelompok

Sasaran

menentukan

Unit kompetensi ini berlaku untuk membangun komunikasi


Kelompok Sasaran.

Unit ini berlaku untuk uji kompetensi bagi Penyuluh Antikorupsi.

Penugasan sebagai Penyuluh Antikorupsi diberikan oleh ACLC


KPK.

2. Peralatan dan Perlengkapan


2.1

Peralatan

2.1.1 Alat-alat komunikasi


2.1.2 Alat ukur

2.1.3 Proyektor

2.1.4 Komputer
2.1

2.1.5 Referensi pendukung lainnya


Perlengkapan

2.1.1 Alat tulis

3. Peraturan yang diperlukan

79

3.1

Undang-Undang
Pemberantasan

Nomor

Tindak

30

Pidana

Tahun

2002

Korupsi

tentang

Komisi

sebagaimana

diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


3.3
3.4
3.5

Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan


Informasi Publik

4. Norma dan standar


4.1

Norma

4.2

Standar

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi


4.2.1 Standar Operasional Prosedur tentang Penggunaan Media
Komunikasi

4.2.2 Pedoman evaluasi

4.2.3 Pedoman priioritas kebutuhan komunikasi


4.2.4 Pedoman kesenjangan komunikasi
4.2.5 Kriteria efektifitas komunikasi

4.2.6 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.7 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian

dapat

dilakukan

dengan

demonstrasi/praktik atau simulasi.

cara

lisan,

tertulis,

80

1.2

Penilaian dapat dilakukan di tempat uji kompetensi atau di tempat

1.3

Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses atau hasil kerja.

kegiatan/tempat kerja.

2. Persyaratan kompetensi
2.1
2.2
2.3
2.4

M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

M.74PAK01.015.1 Menumbuhkan Jejaring Kerja antar Kelompok


Sasaran

M.74PAK01.016.1 Melakukan Kolaborasi

M.74PAK01.017.1 Memobilisasi Gerakan Antikorupsi

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan
3.1.1

Nilai antikorupsi

3.1.3

Pedoman dan referensi yang terkait media komunikasi

3.1.2
3.1.4
3.2

Nilai Integritas

Peraturan perundangan yang terkait antikorupsi tersebut


diatas

Keterampilan
3.2.1
3.2.2

Berkomunikasi

Mentransfer pengetahuan

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1

Bertanggungjawab, teliti, jujur dan disiplin dalam membangun


media komunikasi Kelompok Sasaran

5. Aspek kritis
5.1

Perbedaan kebutuhan komunikasi sesuai Kelompok Sasaran

81

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.015.1

Menumbuhkan
Sasaran

Unit

Jejaring

kompetensi

pengetahuan,

ini

Kerja

keterampilan

Antar

Kelompok

berhubungan
dan

sikap

dengan

yang

dibutuhkan dalam menumbuhkan jejaring kerja antar


Kelompok Sasaran.
ELEMEN KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi
Kelompok Sasaran
2. Mengumpulkan
informasi

3. Memetakan Kelompok
Sasaran

4. Membangun
hubungan interaktif
(kecerdasan emosi)
dan negosiasi
(kecerdasan sosial)

KRITERIA UNJUK KERJA

1.1 Kelompok Sasaran organisasi diidentifikasi


sesuai persyaratan yang ditetapkan.
1.2 Persyaratan/Kriteria Kelompok Sasaran
ditetapkan sesuai kebutuhan.
2.1 Metode pengumpulan informasi yang tepat
(personal,
informal,
formal)
tentang
Kelompok Sasaran ditetapkan sesuai
prosedur yang disepakati.
2.2 Jenis informasi (Visi dan misi, tujuan, ruang
lingkup pekerjaan/bidang garapan, dan
data lain yang dibutuhkan) tentang
Kelompok
Sasaran
diperoleh
sesuai
prosedur yang ada.
2.3 Informasi dan sumberdaya (modal) masingmasing Kelompok Sasaran disajikan sesuai
kebutuhan
untuk
menyamakan
visi/misi/tujuan, membangun kepercayaan
dan komitmen.

3.1 Hasil pengumpulan informasi tentang


Kelompok
Sasaran
dianalisis
sesuai
kebutuhan.
3.2 Hasil analisis Kelompok Sasaran tentang
yang mendukung dan tidak, utama atau
pendukung, langsung atau tidak langsung
dipetakan/digunakan untuk merumuskan
strategi membangun kerjasama.
4.1 Cara
mengendalikan
emosi,
strategi
menghargai orang lain, cara elegan dalam
memberi masukan diterapkan sesuai
dengan etika bangsa dan budaya pada
Kelompok Sasaran.
4.2 Kepercayaan Kelompok Sasaran yang
terbangun diperoleh melalui persetujuan
lisan sebagai feed back.

82

ELEMEN KOMPETENSI
5. Menyusun rencana
kerjasama dengan
Kelompok Sasaran

6. Membuat kesepakatan
kerjasama

7. Menyetujui dan
melaksanakan
kesepakatan
kerjasama
8. Monitoring dan
Evaluasi pelaksanaan
kerjasama

KRITERIA UNJUK KERJA


4.3 Persetujuan kerjasama dilaporkan.

5.1 Aspirasi dan kepentingan baik Kelompok


Sasaran dibahas dan disepakati sesuai
kebutuhan.
5.2 Keuntungan penyuluh Kelompok Sasaran
diidentifikasi sesuai kesepakatan.
5.3 Aspek, metode, waktu, dana, alat yang
digunakan
diuraikan
dalam
rencana
kerjasama sesuai kesepakatan.
5.4 Teknologi yang akan dibangun disepakati
untuk memudahkan mengakses data dan
mengirim informasi.
5.5 Penjajagan kerjasama atau komunikasi
yang
lebih
mendalam
dan
intensif
dilakukan sesuai perkembangan.
6.1 Draft kesepakatan berisi peran, tanggung
jawab, metode, waktu, teknologi antara
penyuluh dan Kelompok Sasaran disusun
sesuai kebutuhan.
6.2 Draft kesepakatan dibahas dan diputuskan.
6.3 Draft kesepakatan disampaikan kepada
pimpinan masing-masing pihak.
7.1 Kesepakatan kedua belah pihak secara
tertulis
berupa
Memorandum
of
Understanding (MOU) ditandatangani oleh
pimpinan.
7.2 Langkah-langkah kesepakatan sesuai MOU
dilaksanakan.
8.1 Hambatan dan progres selama proses kerja
sama di identifikasi secara periodik.
8.2 Hasil monitoring di evaluasi dan dilaporkan
kepada pimpinan penyuluh.

BATASAN VARIABEL
1.

Konteks variabel

1.1

Unit kompetensi ini berlaku untuk penyuluh antikorupsi yang

1.2

Penugasan penyuluh antikorupsi diberikan oleh ACLC KPK.

1.3

diberi tugas untuk melakukan penyuluhan.

Jejaring adalah merupakan hubungan yang luas dan kokoh baik


personal maupun organisasi.

83

1.4

Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah

1.5

Yang dimaksud jejaring kerja adalah proses aktif membangun dan

untuk tujuan bersama.

mengelola hubungan-hubungan yang produktif (Wayne E. Baker).

Atau seni berkomunikasi antar orang yang satu dengan yang lain,
berbagi

ide,

informasi

dan

sumber

menguntungkan serta saling percaya dan

daya

yang

bekerjasama

saling

untuk

mencapai tujuan bersama dan meraih kesuksesan kedua belah


1.6
1.7
1.8

pihak (menurut Dr. Frank Minirth).

Kemampuan mengendalikan emosi, a.l: mengenal perasaan diri


sendiri, berfikir positif, menerima ketidakberhasilan.

Kemampuan menghargai orang lain a.l: pernyataan terima kasih,


mendengarkan, memuji, mengingat nama.

Cara elegan memberi masukan atau kritik a.l: memberi pujian

terlebih dahulu, menentukan apa yang diinginkan, menyampaikan


dalam bentuk saran, didasari dengan etika, disampaikan dengan
sepenuh hati.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan
2.1.1
2.1.2

2.2

Bahan materi dalam membangun komunikasi/interaksi

Bahan materi dalam membangun kepercayaan serta


komitmen Kelompok Sasaran

Perlengkapan

2.2.1 Alat tulis kantor dan dokumentasi


2.2.2 Alat komunikasi
2.2.3 Alat presentasi

2.2.4 Teknologi sesuai kebutuhan seperti: jaringan online


2.2.5 Aplikasi Media Sosial
3. Peraturan yang diperlukan
3.1

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan

84

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun


2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.3
3.4
3.5
3.6
3.7

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan


Informasi Publik

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik


Peraturan tentang Penyuluh Antikorupsi

4. Norma dan standar


4.1 Norma
4.1.1

Kode Etik Penyuluh Antikorupsi

4.1.3

Nilai Integritas

4.1.2
4.2

Nilai Antikorupsi

Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur Penyiapan Bahan Pelatihan


Yang Berlaku Di Lembaga Pelatihan

4.2.2 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.3 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan dalam

melaksanakan penumbuhkembangan jejaring kerja. Penilaian dapat

dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) atau ditempat kerja dengan


cara sebagai berikut:

85

1.1
1.2
1.3

Wawancara mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.


Demonstrasi

secara

pelaksanaan pekerjaan.

konseptual

dalam

rangka

aktualisasi

Menunjukkan hasil kerja yang pernah dilaksanakan sesuai


perencanaan baik dalam bentuk fisik maupun laporan dan/atau
metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi
2.1
2.2
2.3
2.4

M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

M.74PAK01.0014.1 Membangun Komunikasi Kelompok Sasaran


Penyuluhan

M.74PAK01.0016.1 Melakukan Kolaborasi

M.74PAK01.0017.1 Memobilisasi Gerakan Anti Korupsi

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Nilai Anti Korupsi


3.1.2 Nilai Integritas

3.1.3 Peraturan Perundang-Undanganan terkait Anti Korupsi


3.1.4 Komunikasi, Negosiasi, Kecerdasan Manusia

3.1.5 Jejaring Kerja atas kebutuhan organisasi atau kelompok


3.2

atau pribadi

Keterampilan

3.2.1 Berkomunikasi lisan dan tulisan dalam mengemukakan


gagasan

3.2.2 Mempengaruhi orang atau memotivasi

3.2.3 Kemampuan membangun kepercayaan dengan Kelompok


Sasaran

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1

Dispilin

4.3

Sabar

4.2
4.4

Percaya diri
Komitmen atas prinsip dan janji

86

4.5
4.6

Peduli lingkungan
Profesional

5. Aspek kritis
5.1

Ketepatan mengidentifikasi Kelompok Sasaran

5.3

Ketepatan menyusun rencana kerja, khusus hal-hal atau aspek

5.2

5.4
5.5

Ketepatan penerapan kecerdasan emosi dan sosial


yang dikerjasamakan

Kemampuan untuk mengoleksi seluruh proses penumbuhan


jejaring

Kemampuan untuk menuliskan dan menganalisa cerita sukses


dan kegagalan dalam upaya membangun jejaring

87

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.016.1

Melakukan Kolaborasi
Unit

kompetensi

pengetahuan,
dibutuhkan

berhubungan

keterampilan,

dalam

penyuluh antikorupsi.
ELEMEN KOMPETENSI

ini

melakukan

dan

sikap

kolaborasi

dengan

yang

untuk

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasin aspekaspek kolaborasi

1.1

2. Merencanakan kolaborasi

2.1 Tahapan pembentukan kolaborasi


sesuai aspek-aspek kolabarasi dan
manfaat kolaborasi direncanakan.
2.2 Tahapan
pelaksanaan
kolaborasi
disusun jadwalnya.

3. Melaksanakan kolaborasi

4. Menyusun laporan
pelaksanaan kolaborasi

Aspek-aspek yang diperlukan dan


mempengaruhi kolaborasi dengan
Kelompok Sasaran sebagai mitra
dipelajari.
1.2 Aspek-aspek yang diperlukan dan
mempengaruhi kolaborasi dengan
Kelompok Sasaran sebagai mitra
diidentifikasi dan ditetapkan.
1.3 Manfaat kolaborasi bagi Kelompok
Sasaran sebagai mitra diidentifikasi
dan ditetapkan.

3.1 Aspek-aspek
tentang
kolaborasi
sesuai
yang
diidentifikasi
dan
ditetapkan di sosialisasikan kepada
Kelompok Sasaran sebagai mitra.
3.2 Kolaborasi
dilaksanakan
dengan
Kelompok Sasaran sebagai mitra
sesuai rencana.
3.3 Kolaborasi
dilaksanakan
sesuai
dengan jadwal yang telah disusun.

4.1

4.2
5. Mengevaluasi Kolaborasi

5.1
5.2

Hasil
sosialisasi
dalam
menyamakan
pemahaman
aspek-aspek
kolaborasi
Kelompok Sasaran disusun.
Hasil pelaksanaan kolaborasi
Kelompok Sasaran disusun.

rangka
tentang
kepada
dengan

Umpan balik hasil kolaborasi dengan


Kelompok Sasaran dievaluasi.
Efek dan dampak dari pelaksanaan

88

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

5.3
5.4
5.5

Kolaborasi dievaluasi.
Hasil evaluasi disajikan dalam bentuk
laporan tertulis.
Hasil Evaluasi dampak pelaksanaan
Kolaborasi
disampaikan
kepada
Kelompok Sasaran.
Tindak lanjut hasil evaluasi kolaborasi
di sepakati dengan Kelompok Sasaran
sebagai mitra.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

1.2
1.3

Kolaborasi yang dimaksudkan disini adalah melakukan kerjasama

dengan mitra baik unsur KPK maupun dengan Kelompok Sasaran


dan mitra strategis lainnya.

Aspek-aspek kolaborasi meliputi: cakupan kolaborasi, tahapan


kolaborasi, tujuan kolaborasi.

Kolaborasi merupakan proses partisipasi beberapa orang atau


kelompok untuk bekerja besama guna mencapai hasil tertentu

yang diinginkan agar optimal dengan ragam kegiatan yang


1.4
1.5

berbeda dengan sebelumnya.

Unit kompetensi ini berlaku untuk penyuluh antikorupsi dalam


rangka melakukan kolaborasi.

Penugasan penyuluh antikorupsi diberikan oleh ACLC.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan

2.1.1 Kurikulum/Silabus

2.1.2 Modul dan bahan ajar terkait kolabarasi


2.2

2.1.3 Panduan Pelaksanaan

Perlengkapan

2.2.1 Alat Peraga

2.2.2 Alat Penyaji

2.2.3 Alat Kelengkapan Pembelajaran

89

2.2.4 Alat Tulis Kantor


3. Peraturan yang diperlukan
3.1

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.3
3.4

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Peraturan perundang-undangan dan kebijakan lainnya yang terkait


antikorupsi

4. Norma dan standar


4.1

Norma

4.1.1 Kode Etik Penyuluh Antikorupsi


4.1.2 Nilai Antikorupsi

4.2

4.1.3 Nilai Integritas


Standar

4.2.1 Pedoman Kolabarasi Penyuluh Antikorupsi

4.2.2 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.3 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC
PANDUAN PENILAIAN

90

1. Konteks penilaian
1.1

1.2

Kondisi penilaian mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,

sikap kerja, proses dan hasil atas pencapaian kompetensi ini yang
terkait dalam melakukan kolaborasi.

Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi dari penilaian lisan,


tertulis, interviu dan portofolio, dari workshop ditempat kerja,
kelas atau tempat uji kompetensi.

1. Persyaratan kompetensi
2.1

2.2

M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

M.74PAK01.015.1 Menumbuhkan Jejaring Kerja antara Penyuluh


dengan Pemangku Kepentingan

3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Teknik Komunikasi


3.1.2 Teknik Negosiasi

3.1.3 Tim kerja yang solid

3.1.4 Teknik Membuat Laporan


3.2

3.1.5 Teknik Menyajikan Laporan


Keterampilan

3.2.1 Melakukan Komunikasi


3.2.2 Melakukan Negosiasi

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Supel

4.2 Tanggung jawab


4.3 Kerja keras
5. Aspek kritis
1.1
1.2
1.3

Ketepatan penerapan kecerdasan emosi dan sosial

Ketepatan menyusun rencana kerja, hal-hal khusus atau aspek


yang dikolaborasikan

Ketetapatan mengidentifikasi mitra strategis kolaborasi

91

1.4

Kemampuan merumuskan tujuan, sasaran, strategi dan indikator

1.5

Kemampuan

keberhasilan

merumuskan

mitigasi

resiko

dan

kecepatan

mengambil putusan bila terjadi kerugian atas problem dalam


kolaborasi

92

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.017.1

Memobilisasi Gerakan Antikorupsi


Unit

kompetensi

pengetahuan,
dibutuhkan

ini

berhubungan

keterampilan,

dan

sikap

dengan

yang

dalam mengerahkan dan menggerakkan

elemen bangsa guna pencegahan terjadinya korupsi.


ELEMEN KOMPETENSI

1. Menyamakan
pemahaman tentang
aspek-aspek
mobilisasi
2. Mendiskripsikan
tujuan mobilisasi

3. Melaksanakan
mobilisasi

KRITERIA UNJUK KERJA

1.1 Aspek-aspek
tentang
mobilisasi
disosialisasikan
kepada
Kelompok
Sasaran.
1.2 Pengetahuan
tentang
mobilisasi
disamakan antar Kelompok Sasaran.

2.1 Tujuan Mobilisasi dijelaskan secara rinci


kepada Kelompok Sasaran.
2.2 Tahapan pencapaian tujuan dirumuskan
bersama antara penyuluh dan Kelompok
Sasaran.
3.1 Pembentukan
kelompok
mobilisasi
disepakati bersama.
3.2 Cara-cara dalam Mobilisasi di rumuskan
bersama.
3.3 Pelaksanaan mobilisasi dilakukan sesuai
kesepakatan.

4. Evaluasi pelaksanaan 4.1 Kegagalan dan keberhasilan dievaluasi


secara periodik.
mobilisasi
4.2 Peluang dan kendala didatakan secara
rinci.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

1.2

Unit kompetensi ini berlaku untuk penyuluh antikorupsi dalam


mengerahkan dan menggerakkan elemen bangsa guna pencegahan
terjadinya korupsi.

Menyamakan pengetahuan tentang aspek-aspek mobilisasi dengan

mendiskripsikan tujuan dan melaksanakan serta mengevaluasi


pelaksanaan mobilisasi.

93

1.3

Mobilisasi

gerakan

merupakan

tindakan

pengerahan

dan

penggunaan secara serentak sumber daya nasional serta sarana


dan prasarana nasional serta kelompok sasaran, mitra strategis

yang dikonsolidasikan untuk diarahkan/ditujukan dan digunakan


secara tepat, terarah, terpadu bagi upaya pencegahan korupsi
secara nasional maupun antisipasi penanggulangan atas setiap
ancaman atas eksistensi pemberantasan korupsi.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1

2.2

Peralatan
2.1.1
2.1.2

Bahan Ajaran

Buku Literatur Referensi

Perlengkapan
2.2.1

Alat Penyaji

2.2.3

Audio Visual

2.2.2
2.2.4

Alat Peraga

Alat Tulis Kantor

3. Peraturan yang diperlukan


3.1

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.3
3.4

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Peraturan perundang-undangan dan kebijakan lainnya yang terkait


dengan antikorupsi

94

4. Norma dan standar


4.1

Norma

4.1.1 Kode etik penyuluh antikorupsi


4.1.2 Nilai antikorupsi

4.2.

4.1.3 Nilai Integritas


Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.2 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, demonstrasi

1.2

Penilaian dapat dilakukan ditempat uji kompetensi atau ditempat

1.3

/praktik atau simulasi.


kegiatan/tempat kerja.

Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil yang dicapai.

2. Persyaratan kompetensi
2.1

M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Nilai antikorupsi


3.1.2 Nila Intergritas

3.1.3 Kelompok- Kelompok Sasaran

3.1.4 Pengetahuan akan kinerja dan struktur dari Instansi


Kementerian/Lembaga

3.2

3.1.5 Paham terhadap psikologi massa


Keterampilan

3.2.1 Analisa

3.2.2 Perencanaan
3.2.3 Manajemen

95

Sikap kerja yang diperlukan


4.1
4.2

Ketauladanan

Jadikan sikap antikorupsi sebagai gaya hidup

Aspek kritis
5.1

Sikap curiga dan tertutup dari Kelompok Sasaran

5.3

Adanya perlawanan dari kelompok yang takut jika kenyamanannya

5.2

5.4

Sikap apatis dari Kelompok Sasaran


terusik

Kemampuan mengorkestrasi dan mengonsolidasi secara optimal


proses mobilisasi dan ketidakmampuan memitigasi resiko bila ada
hambatan di lapangan

96

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.018.1

Memantau Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi


Unit

kompetensi

ini

berhubungan

dengan

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang


dibutuhkan

dalam

penyuluhan antikorupsi.
ELEMEN KOMPETENSI

1. Menyiapkan bahan
pemantauan
pelaksanaan
penyuluhan
antikorupsi

1.1
1.2
1.3
1.4

2. Melakukan
pemantauan
pelaksanaan
penyuluhan
antikorupsi

3. Menyusun laporan
pemantauan
pelaksanaan
penyuluhan
antikorupsi

4. Menyajikan laporan
hasil pemantauan

2.1
2.2
2.3
3.1
3.2

memantau

pelaksanaan

KRITERIA UNJUK KERJA

Rencana kerja tiap Kelompok Sasaran


disiapkan.
Metode
pemantauan
pelaksanaan
penyuluhan antikorupsi tiap Kelompok
Sasaran diidentifikasi.
Instrumen pemantauan pelaksanaan
penyuluhan antikorupsi tiap Kelompok
Sasaran disusun.
Responden ditetapkan sesuai dengan
tujuan pemantauan.
Data pemantauan dikumpulkan.
Data diolah dan dianalisis.
Hasil pemantauan didokumentasikan.
Bahan laporan disiapkan.
Laporan
periodik
disusun
ketentuan.

sesuai

4.1 Laporan hasil pemantauan disampaikan


kepada yang memberi tugas
4.2 Laporan hasil pemantauan dijelaskan
kepada yang memberi tugas
4.3 Laporan
hasil
pemantauan
diadministrasikan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

Unit kompetensi ini berlaku untuk menyiapkan bahan, melakukan

pemantauan, dan menyusun laporan pemantauan pelaksanaan


penyuluhan, yang digunakan untuk melakukan pemantauan
pelaksanaan penyuluhan antikorupsi.

97

1.2
1.3

1.4
1.5

Penugasan Penyuluh antikorupsi diberikan oleh ACLC KPK.

Instrumen adalah alat ukur/indikator yang digunakan untuk


mengumpulkan

data

dalam

penyuluhan antikorupsi.

rangka

melakukan

pemantauan

Pelaporan dilakukan secara berkala baik bulanan, triwulan dan


tahunan.

Pemantauan pelaksanaan penyuluhan antikorupsi adalah kegiatan


mengumpulkan
program

dan

data

capaian

dan

informasi,

indikiator

mengkaji

keberhasilan,

pelaksanaan
mempelajari

berbagai kekurangan dan kelemahan strategi pelaksanaan serta


melihat dan merekomendasikan perlu tidaknya suatu perubahan
yang difokuskan pada proses dan keluaran.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1

Peralatan

2.1.1 Pedoman penyusunan laporan

2.1.2 Program penyuluhan antikorupsi tiap Kelompok Sasaran

2.1.3 Rencana kerja tahunan penyuluh antikorupsi tiap Kelompok


2.2

Sasaran

Perlengkapan

2.2.1 Alat tulis kantor

2.2.2 Alat komunikasi/ presentasi


3. Peraturan yang diperlukan
3.1

Undang-Undang
Pemberantasan

Nomor

Tindak

30

Pidana

Tahun

2002

Korupsi

tentang

sebagaimana

Komisi

diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

98

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.3
3.4
3.5
3.6

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Rencana Strategis KPK 2015 2019

Surat Edaran Pimpinan KPK Nomor SE-02/01-52/01/2016 Tahun


2016 tentang Arah dan Kebijakan Pelaksanaan Kegiatan KPK

Peraturan dan Pedoman terkait antikorupsi lainnya yang masih


berlaku

4. Norma dan standar


4.1 Norma
4.1.1

Kode Etik Penyuluh Antikorupsi

4.2.1

Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi

4.2 Standar
4.2.2

Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian dapat dilakukan di tempat uji kompetensi atau di tempat

1.2

Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap

1.3
1.4

kegiatan/tempat kerja.

kerja yang dipersyaratkan.

Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil kajian


penyuluhan antikorupsi.

Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai


dengan objek/sasaran penilaian, diantaranya tes tertulis, tes lisan

dan/atau interviu, studi kasus, praktik simulasi dan/atau praktik


kerja nyata serta verifikasi portofolio (bukti hasil kerja) pada
tempat kerja.

2. Persyaratan kompetensi
2.1

M.74PAK01.001.1

Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

99

2.2

M.74PAK01.004.1

Menumbuhkan

2.3

M.74PAK01.005.1

Menyadarkan Bahaya dan Dampak

2.4

M.74PAK01.010.1

Menumbuhkembangkan

2.5

M.74PAK01.011.1

Mengorganisasikan Kelompok Sasaran

2.7

M.74PAK01.013.1

Mendorong Kemandirian Kelompok Sasaran

2.6
2.8
2.9

Terhadap Korupsi

Semangat

Termasuk Perilaku Koruptif, Kolutif dan Nepotisme


Antikorupsi

M.74PAK01.012.1

Kelompok Sasaran

2.11 M.74PAK01.017.1

Kelembangaan

Membangun Komunikasi Kelompok Sasaran

Penyuluhan

2.10 M.74PAK01.016.1

Korupsi

Menumbuhkan Pelaku Utama Antikorupsi

M.74PAK01.014.1
M.74PAK01.015.1

Perlawanan

Menumbuhkan

Jejaring

Kerja

Antara

Melakukan Kolaborasi

Memobilisasi Gerakan Antikorupsi

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Nilai antikorupsi


3.1.2 Nilai Integritas
3.1.3 Peraturan

perundang-undanganan

terkait antikorupsi

dan

kebijakan

3.1.4 Metode penyusunan instrumen pemantauan


3.1.5 Kebijakan

dan

strategi

3.1.6 Program

penyuluhan

penyuluhan

tingkatan Kelompok Sasaran


Kelompok Sasaran

antikorupsi

antikorupsi
ditiap

yang

ditiap

tingkatan

3.1.7 Metode pengumpulan dan penyajian data


3.2

Keterampilan

3.2.1 Menyusun instrumen

3.2.2 Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data dan

informasi, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan


penyuluhan antikorupsi

100

3.2.3 Merumuskan hasil analisis data dan informasi khususnya


yang

berkaitan

antikorupsi

dengan

pelaksanaan

penyuluhan

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1

Nilai Antikorupsi

4.3

Profesional

4.2

Nilai Integritas

5. Aspek kritis

5.1 Ketepatan menetapkan tujuan pemantauan


5.2 Ketepatan dalam menyusun instrumen
5.3 Kecermatan menganalisis data

101

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.019.1

Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Antikorupsi


Unit

kompetensi

ini

berhubungan

dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang


dibutuhkan

dalam

penyuluhan antikorupsi.
ELEMEN KOMPETENSI
1. Merencanakan

kegiatan evaluasi

pelaksanaan

KRITERIA UNJUK KERJA

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

2. Mengorganisir evaluasi

mengevaluasi

Tujuan evaluasi pelaksaaan penyuluhan


antikorupsi dirumuskan.
Instrumen evaluasi kegiatan penyuluhan
antikorupsi disiapkan.
Kegiatan penyuluhan antikorupsi yang
akan dievaluasi ditentukan.
Metode
evaluasi
pelaksanaan
penyuluhan antikorupsi dipilih sesuai
dengan tujuan
Responden ditetapkan sesuai dengan
tujuan evaluasi.

2.1 Waktu pelaksanaan evaluasi disesuaikan


dengan waktu penyuluhan dan kapasitas
personil yang bertanggung jawab.
2.2 Personil
yang
bertanggung
jawab
mendistribusikan dan mengumpulkan
instrumen ditentukan.

3. Melaksanakan evaluasi 3.1 Data yang terkumpul dianalisa sesuai

4. Menyusun laporan

hasil evaluasi

tujuan evaluasi.
3.2 Hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
antikorupsi ditetapkan.

4.1 Sistematika penulisan laporan dijelaskan


sesuai kaidah penyusunan laporan.
4.2 Hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
antikorupsi
disusun
dalam
bentuk
laporan.
4.3 Laporan hasil evaluasi disampaikan
kepada yang memberikan tugas.
4.4 Laporan
hasil
evaluasi
dijelaskan/
didiskusikan dengan pemberi tugas
4.5 Laporan hasil evaluasi diadministrasikan

102

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1

1.2

1.3
1.4
1.5
1.6
1.7

Unit

kompetensi

ini

berlaku

untuk

merencanakan

kegiatan

evaluasi, pelaksanaan, menetapkan hasil evaluasi, dan menyusun


laporan evaluasi pelaksanaan penyuluhan antikorupsi.

Instrumen adalah alat ukur evaluasi yang berisi indikator,


parameter

dan

skala

pengukuran

evaluasi

pelaksanaan

penyuluhan antikorupsi sesuai dengan tujuan evaluasi.

Responden adalah para pihak yang terkait dengan penyuluhan


antikorusi.

Ruang lingkup evaluasi meliputi program, proses penyuluhan


antikorupsi sesuai dengan tujuan evaluasi.
Penugasan

evaluasi

pelaksanaan

penyuluhan

diberikan oleh ACLC, KPK RI.

antikorupsi

Data yang terkumpul berdasarkan data yang sudah direkapitulasi


sesuai instrumen dan sudah ditabulasi.

Evaluasi merupakan suatu penilaian dari suatu akhir program


(monitor bersifat terus menerus), dilihat dampak jangka panjang
dan keberlangsungan program/ proyek (bukan hanya input dan

out put dari proses seperti pemantauan), melibatkan orang dan


orang dalam dalam kegiatan evaluasi, sumbernya dapat berasal
dari dokumen internal dan eksternal, laporan asesmen dampak
dan

hasil

pemantauan,

penggunaaanya
kebijakan,

ditujukan

strategi

program/proyek.

serta

dan

untuk

dilakukan

perlu

pengembangan

kajian;

tidaknya
atau

serta

perubahan

penghentian

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1

Peralatan

2.2

Perlengkapan

2.1.1

2.2.1
2.2.2

Instrumen evaluasi

Alat Tulis Kantor


Komputer

103

3. Peraturan yang diperlukan


3.1

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.3
3.4

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan lainnya yang terkait


antikorupsi

4. Norma dan standar


4.1

4.2

Norma

4.1.1 Kode etik Penyuluh antikorupsi

4.1.2 Kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia


Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur yang terkait dengan evaluasi


pelaksanaan penyuluhan antikorupsi

4.2.2 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.3 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

1.2

Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat


berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan antikorupsi.
Penilaian

dapat

dilakukan

dengan

cara:

demonstrasi/praktik, dan simulasi di workshop.

lisan,

tertulis,

104

1.3

Penilaian dapat dilakukan di tempat kerja dan atau di Tempat Uji


Kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi
2.1

M.74PAK01.001.1 Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Integritas

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan

3.1.1 Metode Analisis

3.1.2 Kaidah Penulisan laporan

3.2 Keterampilan

3.1.1 Menyusun instrumen


3.1.2 Menganalisis data

3.1.3 Menyusun dan menyampaikan laporan hasil evaluasi


4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1

Tanggungjawab

4.3

Kerja keras: bekerja sesuai tujuan secara efektif dan efisien

4.2
4.4

Disiplin

Adil: tidak membedakan gender, suku, agama, ras, pertemanan,


keluarga

5. Aspek kritis
5.1
5.2

Ketepatan memilih metode sampling


Ketelitian menganalisis data

105

KODE UNIT

JUDUL UNIT

DESKRIPSI UNIT :

M.74PAK01.020.1

Memfasilitasi Penguatan Kapasitas Kelembagaan


dan Kelompok Sasaran Penyuluhan Antikorupsi

Unit

kompetensi

ini

berhubungan

dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang


dibutuhkan dalam memfasilitasi penguatan kapasitas
kelembagaan dan
antikorupsi.

ELEMEN KOMPETENSI

1. Merencanakan
fasilitasi penguatan
kapasitas

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

2. Mempersiapkan
pelaksanaan fasilitasi
penguatan kapasitas
3. Melaksanakan
program fasilitasi
penguatan kapasitas
4. Mengevaluasi
pelaksanaan fasilitasi
penguatan kapasitas

2.1
2.2
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3

4.4

Kelompok Sasaran penyuluhan

KRITERIA UNJUK KERJA

Tujuan fasilitasi ditetapkan.


Kriteria sasaran fasilitasi ditentukan
sesuai tujuan.
Kebutuhan
spesifik
fasilitasi
diidentifikasikan.
Program fasilitasi dirancang sesuai
kebutuhan dan didiskusikan bersama
pihak terkait.
Petunjuk teknik fasilitasi disusun dan
ditetapkan sesuai kebutuhan.
Tempat dan kebutuhan fasilitasi telah
disediakan sesuai perencanaan.
Koordinasi kerja dengan lembaga dan
Kelompok Sasaran dilaksanakan.
Program fasilitasi dilaksanakan sesuai
dengan rancangan.
Laporan pelaksanaan fasilitasi disusun
sesuai
dengan
capaian
selama
pelaksanaan.

Keberhasilan dan kegagalan diidentifikasi


dan
dianalisa
sesuai
capaian
pelaksanaan.
Analisis capaian pelaksanaan fasilitasi
dievaluasi.
Berdasarkan evaluasi atas capaian
pelaksanaan fasilitasi diidentifikasikan
kebutuhan-kebutuhan program fasilitasi
selanjutnya.
Laporan evaluasi beserta rekomendasi
disusun
dan
disampaikan
sesuai
ketentuan.

106

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel
1.1

Unit kompetensi ini berlaku untuk penyuluh antikorupsi yang

1.2

Unit kompetensi ini dipakai untuk menilai perencanaan, persiapan

diberi tugas untuk melakukan penyuluhan oleh ACLC KPK.

pelaksanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan fasilitasi


penguatan

1.3

1.4

1.5

kelembagaan

dan

Kelompok

Sasaran

antikorupsi yang dilakukan oleh penyuluh antikorupsi.


Program

fasilitasi

fasilitasi

penguatan

dilaksanakan
Sasaran.

merupakan

untuk

menjamin

rancangan

hal-hal

ketercapaian

kapasitas

kelembagaan

penyuluhan
yang

tujuan
dan

akan

kegiatan

Kelompok

Program fasilitasi termasuk namun tidak terbatas pada kerangka

acuan program fasilitasi, teknik, materi, studi kasus, games,


leaflet, dan contoh-contoh.
Penguatan

kapasitas

kelembagaan

merupakan

suatu

upaya

peningkatan dan penguatan sumber daya yang meliputi program


(didasarkan atas hasil pemantauan dan evaluasi), pengembangan

kompetensi SDM, peningkatan teknologi informasi, kemampuan

komunikasi dn kapasitas sumber dana. Di dalam penguatan juga


dilakukan

peningkatan

kepedulian

dan

partisipasi

serta

kemandirian masyarakat; dan meningkatkan peran kelembagaan.


2. Peralatan dan perlengkapan

2.1

Peralatan
2.1.1

Panduan Fasilitasi.

2.1.3

Alat Peraga

2.1.2
2.2.

Komputer, Proyektor, Pointer

Perlengkapan

2.2.1 Alat Tulis Kantor

3. Peraturan yang diperlukan


3.1

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2002

tentang

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

107

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun
3.2

2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


3.3
3.4

Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2000 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan


dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

4. Norma dan standar


4.1

Norma

4.1.1 Nilai-Nilai Antikorupsi


4.1.2 Nilai Intergritas

4.2

4.1.3 Kode Etik Penyuluh Anti Korupsi


Standar

4.2.1 Standar Operasional Prosedur Penyuluhan Antikorupsi


4.2.2 Standar-standar yang dikeluarkan oleh ACLC

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1

Penilaian dapat dilakukan di tempat uji kompetensi atau di tempat

1.2

Penilaian unit ini dilakukan dengan metode asesmen yang sesuai

kegiatan/kerja.

dengan objek/sasaran penilaian, diantaranya tetapi tidak terbatas


pada tes tertulis, tes lisan atau interviu, praktik dan/atau
demonstrasi dan/atau simulasi, atau asesmen portofolio.

2. Persyaratan kompetensi

108

2.1

M.74PAK01.019.1
Antikorupsi

Mengevaluasi

Pelaksanaan

Penyuluhan

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1

Pengetahuan
3.1.1

Tindak Pidana Korupsi dan Perilaku Koruptif

3.1.3

Rekayasa Sosial

3.1.2
3.2

Manajemen Organisasi

Keterampilan

3.2.1 Berkomunikasi secara efektif

3.2.2 Pemecahan masalah (problem solving)

3.2.3 Membimbing dan memandu (coaching and mentoring)


4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1

Mampu bekerja sama

4.3

Bersikap terbuka (open mind)

4.2

Tanggap terhadap permasalahan

5. Aspek kritis
5.1
5.2

Ketepatan identifikasi kebutuhan fasilitasi

Ketepatan pengembangan program fasilitasi sesuai kebutuhan

109

Anda mungkin juga menyukai