BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................................. 6
B. TUJUAN ..................................................................................................................................... 9
F. SISTEMATIKA PENULISAN......................................................................................................... 13
A. PENILAIAN ............................................................................................................................... 42
B. METODE PENILAIAN................................................................................................................. 42
C. PENETAPAN ............................................................................................................................. 43
E. RE-AKREDITASI ........................................................................................................................ 44
B. AUDIT AKREDITASI................................................................................................................... 47
D. SANKSI .................................................................................................................................... 50
A. PERALIHAN .............................................................................................................................. 56
A. LATAR BELAKANG
Sampai saat ini belum ada pedoman yang mengatur secara khusus tentang
akreditasi penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan, oleh sebab itu
dibutuhkan suatu pedoman akreditasi penyelenggaraan uji kompetensi jabatan
fungsional kesehatan sebagai dasar bagi Kementerian Kesehatan dalam memberikan
rekomendasi penyelenggaraan uji kepada Instansi Pengguna Jabatan Fungsional
Kesehatan yang akan menjadi Instansi Penyelenggara Uji. Berdasarkan hal tersebut dan
dalam rangka untuk memberikan penjaminan terhadap penyelenggaraan uji sesuai
standar serta untuk menjamin kualitas penyelenggaraan uji kompetensi jabatan
fungsional kesehatan di seluruh Instansi Penyelenggara uji, disusun pedoman akreditasi
penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan.
D. RUANG LINGKUP
1. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
2. Jabatan Fungsional Bidang Kesehatan adalah kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak tenaga kesehatan yang berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan dalam memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya yang
dilakukan secara mandiri atau kolaborasi. Saat ini jabatan fungsional kesehatan
yang telah ada permenpannya berjumlah 30 (tiga puluh) jenis, yaitu: Dokter,
Dokter Gigi, Dokter Pendidik Klinis, Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Radiografer,
Pranata Laboratorium Kesehatan, Perekam Medis, Fisioterapis, Teknisi
Elektromedis, Ortotis Prostetis, Okupasi Terapis, Terapis Wicara, Refraksionis
Optisien, Teknisi Gigi, Teknisi Transfusi Darah, Fisikawan Medik, Psikolog Klinis,
Sanitarian, Epidemolog Kesehatan, Entomolog Kesehatan, Nutrisionis, Apoteker,
Asisten Apoteker, Administrator Kesehatan, Penyuluh Kesehatan Masyarakat,
Pembimbing Kesehatan Kerja, Asisten Penata Anestesi, dan Penata Anestesi serta
JF Kesehatan lain sesuai ketentuan peraturan perundangan;
3. Instansi Penyelenggara Uji adalah Instansi Pemerintah pengguna jabatan
fungsional kesehatan yang dipimpin oleh sekurangnya pejabat pimpinan tinggi
pratama.
4. Akreditasi adalah pengakuan terhadap instansi yang diberikan oleh unit yang
berwenang setelah dinilai bahwa instansi tersebut memenuhi syarat pengakuan
dan kriteria tertentu.
5. Akreditasi Penyelenggaraan Uji adalah suatu bentuk
pengakuan pemerintah terhadap suatu instansi pemerintah pengguna jabatan
fungsional yang telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.
6. Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja pejabat fungsional kesehatan yang dilakukan oleh
tim penguji.
7. Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan adalah suatu proses untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja pejabat fungsional
kesehatan yang dilakukan oleh tim penguji.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan, landasan hukum, ruang
lingkup, definisi operasional, dan sistematika penulisan.
Dalam bab ini berisi tentang uraian unsur penyelenggara, unsur penguji, unsur
materi uji.
BAB IX PENUTUP
Berisi penutup dari pedoman akreditasi uji kompetensi jabatan fungsional
kesehatan.
Tim akreditasi terdiri atas tim penilai, sekretariat akreditasi, dan tim asesor.
1. Tim Penilai
Tim Penilai adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diberi tugas memutuskan
hasil penilaian akreditasi instansi. Tim penilai ditetapkan oleh Direktorat yang
membidangi Pengembangan Karier Tenaga Kesehatan ASN.
a) Persyaratan Tim Penilai :
Memiliki sertifikat kompetensi dalam menilai standar, unsur, sub unsur, dan
komponen akreditasi instansi,
b) Susunan Tim Penilai terdiri dari :
• Penanggung Jawab
• Ketua merangkap anggota
• Sekretaris merangkap anggota
2. Sekretariat
• Pelindung / Pengarah
• Penanggung Jawab
• Ketua
• Sekretaris
• Anggota
1) Persyaratan asesor :
a. ASN dan/atau tenaga kesehatan (praktisi)
b. Berijazah paling rendah Diploma Empat atau Strata Satu (S1) bidang
kesehatan;
c. Mempunyai pengalaman sebagai tim penguji atau mengelola
penyelenggaraan uji kompetensi; dan
1. Penilaian
a. Pengusulan
Instansi pengusul menyampaikan surat permohonan pelaksanaan
akreditasi penyelenggara uji kompetensi yang disertai dengan dokumen
kerangka acuan pelaksanaan akreditasi uji kompetensi jabatan fungsional
Kesehatan, berisi dokumen terkait penyelenggara uji, tim penguji dan
materi uji.
b. Self Assessment
Pengusul melakukan self assessment terhadap dokumen akreditasi.
Setelah hasil self assessment dinilai layak (nilai lebih atau sama dengan
80), dokumen dapat di upload ke dalam aplikasi elektronik akreditasi (e-
akreditasi.
c. Upload Dokumen
Upload dokumen kelengkapan akreditasi penyelenggaraan uji ke dalam
aplikasi elektronik akreditasi (e-akreditasi) dapat dilakukan apabila hasil
self assessment dinilai layak dan disampaikan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari sebelum pelaksanaan survey.
d. Verifikasi dokumen
Tim Sekretariat melakukan pemeriksaan dan verifikasi dokumen yang
telah di upload oleh instansi pengusul sesuai dengan ketentuan.
e. Validasi dokumen sesuai dengan fakta
Tim Assesor melakukan validasi kelengkapan dokumen akreditasi sesuai
dengan instrumen penilaian akreditasi penyelenggara uji kompetensi
dalam waktu 7 hari. Selanjutnya tim assesor akan menetapkan validitas
dokumen dan memberikan rekomendasi penilaian kepada tim penilai.
b. Dalam memutuskan hasil penilaian, tim penilai berjumlah ganjil paling sedikit
3 (tiga) orang. Dalam hal terdapat kondisi yang kompleks dan membutuhkan
pertimbangan dari pihak lain untuk memutuskan hasil penilaian, dapat
menambahkan tim penilai menjadi lebih dari 3 orang dan berjumlah ganjil.
C. PASCA AKREDITASI
Tim Asesor
melakukan instansi
pengambilan data pengusul
melengkapi
unsur & sub
unsur 7 hari
Tim penilai
Ketua tim unit
Disampaikan melakukan
akreditasi
ke pimpinan penilaian dari data
melakukan rapat
pelaksana unsur, sub unsur,
penilaian akhir
akreditasi dan komponen
Menetapkan
kelayakan
akreditasi
SK dan Sertifikat
akreditasi
14 hari
1
Sekretariat akreditasi 2
memeriksa dan
Data lengkap di
3
memverifikasi
kelengkapan data unsur, teruskan ke tim
penilai Tim penilai melakukan
subunsur, dan komponen Tim penilai
verifikasi dan penilaian
akreditasi
terhadap data unsur, 4 melakukan
penilaian
subunsur dan komponen
Ketua tim
6 akreditasi
melakukan rapat
penilaian akhir
7 Laporan hasil
penilaian
Pimpinan unit pelaksana disampaikan
8 akreditasi menetapkan kepada pimpinan
tingkat kelayakan unit akreditasi
Pimpinan unit penyelenggaraan uji
mengeluarkan SK
dan sertifikat
akreditasi
Unsur dari akreditasi penyelenggaraan uji kompetensi ini meliputi 3 (tiga) yaitu
penyelenggara uji, tim penguji dan materi uji.
d. Elemen Penilaian
1) Penetapan peserta uji berdasarkan prioritas;
2) Tersedia informasi tentang uji dari jenis jabatan fungsional dan jadwal
ujian;
3) Ada upaya untuk mensosialisasikan kepada para pejabat fungsional
kesehatan;
4) Ada informasi tentang kebutuhan dan harapan pejabat fungsional tentang
materi dan metode uji melalui survei atau kegiatan lainnya;
5) Ada perencanaan yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan pejabat
fungsional kesehatan;
6) Pimpinan instansi pengguna pejabat fungsional kesehatan, penanggung
jawab, dan pelaksana kegiatan menyelaraskan antara kebutuhan dan
harapan para pejabat fungsional dengan tugas pokok organisasi dan
formasi jabatan fungsional kesehatan.
2. Sub Unsur Tim Pelaksana Uji
a. Standar
Persyaratan tim pelaksana uji harus memenuhi jenis dan jumlah ketenagaan
yang dipersyaratkan dalam peraturan.
b. Kriteria
Tersedianya tim pelaksana uji di instansi penyelenggara uji, yang terdiri dari
tiga bidang dan satu sekretariat, yaitu ;
1) Bidang Perencanaan;
2) Bidang Sistem Informasi;
3) Bidang Pembinaan dan Pengawasan, dan
4) Sekretariat.
c. Pokok Pikiran:
Agar penyelenggaraan uji dikelola dengan baik, efektif dan efisien, maka
harus ada tim yang kompeten untuk mengelola penyelenggaraan uji
tersebut.
Tim Penyusun Dokumen Mutu adalah sekelompok ASN/ praktisi di instansi yang
ditetapkan oleh pimpinannya untuk melaksanakan tugas dalam menyusun
dokumen mutu dan melengkapi dokumen terkait serta menindaklanjuti/
memperbaiki dokumen mutu dan dokumen terkait berdasarkan hasil self
assessment (penilaian mandiri) yang dilakukan oleh TPM.
TPM ditetapkan dengan SK Kepala Instansi, dengan masa berlaku 1 (satu) tahun.
a. Isi dokumen mutu terdiri dari unsur dan sub unsur akreditasi yang ada;
b. Penerapan dokumen mutu dari unsur dan sub unsur akreditasi yang ada.
B. UNSUR PENGUJI
d. Elemen Penilaian
1) Pimpinan Instansi Penyelenggara uji menetapkan peraturan,
kebijakan, dan ketua tim penguji menentukan instrumen penilaian,
instrumen portofolio dan prosedur yang menjadi bagian tugas dan
kewenangan.
2) Peraturan, kebijakan, prosedur, dan format-format dokumen yang
digunakan dikendalikan.
3) Catatan atau rekaman yang merupakan hasil pelaksanaan uji kegiatan
disimpan dan dikendalikan.
5
TOTAL 35
Standar 3
Sub Unsur 1 Nilai
Portofolio
Parameter 1 4
2 4
3 4
4 4
5 4
Total 20
Total Nilai Standar 3 20
A. PENILAIAN
1. Tim penilai ditetapkan oleh unit pelaksana akreditasi. Tim penilai bertugas
memutuskan hasil akhir penilaian akreditasi dan menyampaikan laporan
akreditasi.
2. Anggota Tim Penilai terdiri dari ASN dan Praktisi yang memiliki kompetensi dalam
menilai unsur, sub unsur dan komponen akreditasi dalam penyelenggaraan uji;
3. Susunan tim penilai berjumlah ganjil paling sedikit berjumlah 3 (tiga) orang.
B. METODE PENILAIAN
C. PENETAPAN
C. RE-AKREDITASI
3 (Tiga) bulan sebelum habis masa berlaku sertifikat akreditasi maka instansi dapat
mengajukan kembali melalui mekanisme penyelenggaraan akreditasi.
E. PEMBIAYAAN AKREDITASI
B. AUDIT AKREDITASI
1. Instansi penyelenggara uji yang tidak puas dengan pelayanan akreditasi dapat
mengadukan proses akreditasi dan/atau hasil akreditasi kepada unit pelaksana
akreditasi.
2. Pengaduan paling lambat disampaikan 15 hari setelah mendapatkan keputusan
dari Unit Pelaksana Akreditasi tentang penetapan instansi penyelenggara uji
terakreditasi.
3. Apabila dalam kurun waktu 15 hari tidak ada pengaduan kepada Unit Pelaksana
Akreditasi maka instansi penyelenggara uji dianggap telah menerima Keputusan
tentang Penetapan Instansi Penyelenggara Uji Terakreditasi.
4. Prosedur penanganan pengaduan akreditasi adalah :
a) Instansi penyelenggara uji menyampaikan pengaduan secara tertulis
kepada Direktur Pembinaan dan Pengawasan, Direktorat Jenderal Tenaga
Kesehatan;
b) Direktur Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan – Direktorat
Jenderal Tenaga Kesehatan membentuk tim audit akreditasi untuk
mengumpulkan bukti – bukti yang relevan terhadap pelaksanaan proses
akreditasi;
c) Hasil audit pelaksanaan akreditasi disampaikan kepada Pimpinan Tinggi
Pratama Unit Pelaksana Akreditasi;
d) Pimpinan Tinggi Pratama Unit Pelaksana Akreditasi mengambil keputusan
terhadap pengaduan proses atau hasil akreditasi;
e) Pimpinan Tinggi Pratama Unit Pelaksana Akreditasi menyampaikan
keputusan kepada Instansi Penyelenggara uji yang mengadu.
5. Keputusan Pimpinan Tinggi Pratama Unit Pelaksana Akreditasi dapat
mempengaruhi perubahan penilaian akreditasi.
Puas
Penetapan
kelayakan
1 – 15 Hari
akreditasi
(SK/Sertifikat
Akreditasi)
Keputusan
Hasil disampaikan Dilakukan audit
pengaduan
ke pimpinan
proses atau hasil
akreditasi
Di
sampaikan
1. Spesifikasi
2. Bahasa Penulisan
B. PENOMORAN SERTIFIKAT
AI (Akreditasi Instansi)
AU (Akreditasi Unit)
B (Dinas Kesehatan)
R (Rumah Sakit)
P (Puskesmas)
L (Lembaga lainnya)
Contoh:
R = Rumah Sakit
Contoh
Contoh Sertifikat Akreditasi
Sertifikat Akreditasi
A. PERALIHAN
ditetapkan.
Standar, Kriteria, Pokok Pikiran, Elemen Penilaian untuk akreditasi penyelenggaraan uji
kompetensi jabatan fungsional kesehatan
0 = tidak terpenuhi
2 = ada, tapi tidak
STANDAR, KRITERIA, POKOK PIKIRAN, ELEMEN PENILAIAN terpenuhi
4 = terpenuhi
A.PENYELENGGARA UJI
Standar :
1. Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Kebutuhan
Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Kebutuhan pejabat fungsional kesehatan untuk Uji Kompetensi
diidentifikasi dan tercermin dalam perencanaan. Peluang untuk pengembangan dan peningkatan
kualitas penyelenggaraan uji kompetensi diidentifikasi dan dituangkan dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan dengan kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun.
Kriteria :
1.1 Di Instansi penyelenggara uji ditetapkan jadwal ujian untuk jenis-jenis jabatan fungsional
kesehatan yang disediakan bagi pejabat fungsional kesehatan dan dilakukan kerja sama untuk
mengidentifikasi dan merespons kebutuhan dan harapan pejabat fungsional kesehatan akan fasilitasi
pelaksanaan uji kompetensi yang dituangkan dalam perencanaan.
Pokok Pikiran:
a. Instansi pengguna pejabat fungsional kesehatan melalui pejabat pembina kepegawaian di pusat
dan di daerah perlu memfasilitasi pengembangan karier para pegawainya. Oleh karena itu perlu
ditetapkan perencanaan penyelenggaraan uji kompetensi yang disediakan bagi pejabat
fungsional kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang ada di instansi/wilayah kerjanya.
b. Penilaian kebutuhan terhadap penyelenggaraan uji kompetensi ini dilakukan dengan melakukan
memperhatikan data jumlah, jenis, kategori, jenjang dan kualifikasi pejabat fungsional yang akan
naik jenjang, perpindahan jabatan, alih kategori, promosi dan penyesuaian untuk kemudian
dilakukan analisis sebagai bahan penyusunan rencana penyelenggaraan uji kompetensi jabatan
fungsional kesehatan.
c. Rencana kebutuhan uji kompetensi dituangkan dalam bentuk rencana lima tahunan dan rencana
tahunan berupa proposal uji kompetensi dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan, yang diuraikan
lebih lanjut dalam rencana kegiatan bulanan, baik untuk kegiatan sosialisasi, pembekalan tim
penguji, konsultasi uji dan pelaksanaan uji. Dalam penyusunan rencana usulan kegiatan
memperhatikan periode kenaikan jenjang jabatan.
Standar :
2. Tim Pelaksana Uji
Persyaratan tim pelaksana uji harus memenuhi jenis dan jumlah ketenagaan yang dipersyaratkan
dalam peraturan.
Kriteria :
Tersedianya tim pelaksana uji di Instansi Penyelenggara uji, yang terdiri dari 3 (tiga) bidang dan 1 (satu)
sekretariat, yaitu Bidang Perencanaan, Bidang Sistem Informasi, Bidang Pembinaan dan Pengawasan,
dan Sekretariat.
Pokok Pikiran:
Agar Penyelenggaraan uji dikelola dengan baik, efektif dan efisien, maka harus ada tim yang kompeten
untuk mengelola penyelenggaraan uji tersebut.
Telusuri Dokumen
Standar :
3. Fasilitas Pelaksanaan Uji
Pelaksanaan uji harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruang, prasarana dan peralatan.
Kriteria :
3.1 Lokasi ujian harus terjangkau;
3.2 Ruang ujian memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan, kemudahan, dan sesuai kebutuhan.
3.3 Prasarana uji tersedia, terpelihara, dan berfungsi dengan baik untuk menunjang akses, keamanan,
kelancaran dalam pelaksanaan ujian.
3.4 Apabila dilakukan uji praktik maka Peralatan medis dan non medis tersedia, terpelihara, dan
berfungsi dengan baik untuk menunjang akses, keamanan, kelancaran dalam pelaksanaan ujian
Pokok Pikiran:
a) Penentuan tempat ujian perlu memperhatikan kebutuhan dan mudah diakses,
b) Untuk kelancaran dalam pelaksanaan ujian maka tempat uji harus dilengkapi dengan prasarana
yang dipersyaratkan.
c) Prasarana yang dipersyaratkan tersebut meliputi: meja dan kursi, instalasi listrik, sistem tata
udara, sistem pencahayaan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran, dan prasarana lain
sesuai dengan kebutuhan.
d) Prasarana tersebut harus dipelihara dan berfungsi dengan baik.
e) Untuk kelancaran dalam pelaksanaan uji praktik maka harus dilengkapi dengan peralatan medis
dan non medis klinis sesuai dengan jenis kompetensi yang diujikan
Telusuri Dokumen
Definisi Sasaran Materi Dokumen Dokumen
Elemen Penilaian Operasional telusur di instansi eksternal Skor
penyelengg sebagai
ara acuan
1. Tersedia Fasilitas ujian Tempat uji, Bukti fisik lembar Pedoman
fasilitas ujian yang memadahi lokasi, lembar checklist tentang
0
sesuai bahan uji, checklist ketersediaa penyeleng
2
kebutuhan dan ketersediaa n fasilitas garaan uji
4
bangunan n fasilitas uji kompeten
uji si
2. Pengaturan Sudah jelas Tempat uji, Bukti fisik lembar Pedoman
ruang lokasi, dan lembar checklist tentang
mengakomodasi bangunan checklist ketersediaa penyeleng
kepentingan ketersediaa n fasilitas garaan uji
ujian, n fasilitas uji kompeten
0
pengaturan uji si
2
ruangan
4
memperhatikan
fungsi,
keamanan,
kenyamanan,
dan
kemudahan.
3. Untuk uji Tersedia Peralatan Bukti fisik lembar Pedoman
praktik tersedia peralatan medis dan bahan lembar checklist tentang 0
peralatan medis dan non medis uji praktik checklist ketersediaa penyeleng 2
dan non medis untuk uji ketersediaa n fasilitas garaan uji 4
sesuai jenis praktik dan n fasilitas uji, kompeten
pelayanan yang uji, si
Standar :
4.Penjaminan Mutu
Penjaminan penerapan standar penyelenggaraan uji sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Penjaminan mutu dilakukan oleh Bidang Pembinaan dan Pengawasan tim pelaksana uji di Instansi
penyelenggara uji yang bertanggung jawab dalam menjamin kualitas penyelenggaraan uji.
Kriteria :
Pimpinan Instansi Penyelenggara Uji menetapkan Penanggung jawab manajemen mutu yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, memonitor kegiatan peningkatan mutu penyelenggaraan
uji dan membudayakan perbaikan kinerja yang berkesinambungan secara konsisten dengan tata nilai,
visi, misi, dan tujuan organisasi.
Pokok Pikiran:
Supaya mutu dapat dikelola dengan baik maka perlu melakukan koordinasi, pemantauan, dan
membudayakan kegiatan perbaikan mutu penyelenggaraan uji secara berkesinambungan dalam upaya
menjamin pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja dilakukan secara konsisten dan
sistematis.
Telusuri Dokumen
Definisi Sasaran Materi Dokumen di Dokumen
Elemen Penilaian Operasional telusur instansi eksternal Skor
penyelenggar sebagai
a acuan
1.Pimpinan instansi Sudah jelas Pimpina SK tim SK tim Pedoman
menetapkan n pelaksa pelaksana uji tentang
penanggung jawab instansi na uji , Bukti penyelengga
manajemen mutu keterlibatan raan uji
0
adalah koordinator dalam kompetensi
2
bidang pembinaan menetapkan
4
dan pengawasan penanggung
dalam tim pelaksana jawab
tingkat instansi. manajemen
mutu
2. Ada kejelasan tugas, Tugas dan Penangg SK tim SK tim Pedoman
wewenang dan wewenang dan ung pelaksa pelaksana uji tentang
0
tanggung jawab tanggungjawa jawab na uji penyelengga
2
penanggung jawab b diatur dalam manajem raan uji
4
manajemen mutu. SK en mutu kompetensi
Standar :
Kualifikasi Tim Penguji
Tim penguji harus memenuhi syarat, jenis dan jumlah yang dipersyaratkan dalam peraturan.
Kriteria :
1.1 Tim penguji adalah tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan peraturan perundangan
1.2 Tersedia tim penguji dari satu atau lebih jenis jabatan fungsional
kesehatan sesuai dengan kebutuhan peserta uji
1.3 Kejelasan tugas, peran, dan tanggung jawab tim penguji
1.4 Keanggotaan tim penguji dikaji ulang secara regular dan kalau perlu dilakukan perubahan.
Pokok Pikiran:
1) Agar penyelenggaraan uji dikelola dengan baik, efektif dan efisien, maka harus dilakukan oleh
pimpinan instansi penyelenggara uji untuk mengelola hal tersebut.
2) Agar Penyelenggara uji dapat memfasilitasi pelaksaan uji bagi pejabat fungsional kesehatan sesuai
analisis kebutuhan uji untuk memenuhi persyaratan kenaikan jenjang jabatan dan pengembangan
kariernya.
3) Tim penguji harus mempunyai SK sebagai tim penguji sesuai ketentuan perundang-undangan.
4) Adanya uraian tugas dan wewenang tim penguji, dengan adanya uraian tugas, tangggung jawab,
dan kewenangan, tim penguji akan dapat melakukan pekerjaan dengan tepat, efektif dan efisien.
5) Evaluasi terhadap tim penguji perlu dilakukan secara periodik untuk menyempurnakan tim yang
ada agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dan ketentuan perundangan.
Telusuri Dokumen
Definisi Sasar Materi Dokum Dokumen
Operasional an telusur en di eksternal sebagai
Elemen Penilaian instans acuan Skor
i
penyele
nggara
1. Tersedia tim Instansi Insta SK tim SK 1. Pedoman
penguji sesuai penyelenggara nsi Penguji ti tentang
dengan kebutuhan mampu Penye m penyelenggara
uji membentuk tim lengg pe an uji
penguji sesuai ara ng kompetensi
sesuai dengan uji 2. Pedoman
jenis jabatan tentang
fungsional yang masing-masing
0
diuji Jabatan
2
Fungsional
4
Kesehatan
3. Pedoman
tentang
standar
kompetensi
jabatan
fungsional
kesehatan
2. Dilakukan analisis Tim penguji Insta Laporan Bukti Pedoman tentang
kebutuhan penguji dibentuk nsi analisis fisik penyelenggaraan
0
sesuai dengan berdasarkan Penye kebutuhan laporan uji kompetensi
2
kebutuhan dan analisis kebutuhan lengg penguji hasil
4
peserta uji yang penguji sesuai ara analisis
ada dengan jenis kebutu
Standar :
1. Uji Portofolio
Instansi pelaksana uji menetapkan metode uji kompetensi melalui uji portofolio sesuai kebijakan dan
prosedur dalam pelaksanaan uji kompetensi
Kriteria :
Instrumen portofolio, instrumen penilaian, prosedur penilaian, pemutakhiran instrumen yang menjadi
acuan pelaksanaan ditetapkan, dikendalikan dan didokumentasikan.
Pokok Pikiran:
1) Pengelolaan dan pelaksanaan uji sesuai dengan tujuan dan tahapan yang direncanakan, maka
harus jelas peraturan, kebijakan, instrumen portofolio, instrumen penilaian, prosedur yang
dijadikan sebagai acuan.
2) Peraturan perundangan dan pedoman-pedoman sebagai dokumen eksternal yang digunakan
sebagai acuan, kebijakan, serta prosedur yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pelaksana.
3) Format-format dokumen yang digunakan dalam untuk pengujian harus ditetapkan.
4) Kegiatan pengujian harus dicatat. Catatan hasil ujian harus dikendalikan.
5) Pengendalian dokumen meliputi: penomoran, tanggal terbit, catatan tentang revisi, pemberlakuan,
dan tanda tangan ketua tim penguji.
Telusuri Dokumen
Definisi Sasaran Materi Dokum Dokumen
Operasional telusur en di eksternal
Elemen Penilaian instans sebagai Skor
i acuan
penyele
nggara
1. Pimpinan instansi Pimpinan Pimpinan Peraturan/ Peratur 1. Pedoman
pelaksana uji instansi instansi/T kebijakan/ an/ tentang
menetapkan pelaksana uji im instrumen kebijak penyeleng
peraturan, dan ketua Pelaksana uji/prosedu an/ garaan uji
kebijakan, dan tim penguji r terkait instru kompeten
tim penguji menetapkan penyelengg men si
menetapkan peraturan, araan uji uji/ 2. Pedoman
instrumen kebijakan, prosed tentang
penilaian, instrumen ur masing-
instrumen penilaian, terkait masing
0
portofolio dan instrumen penyele Jabatan
2
prosedur yang portofolio dan nggara Fungsiona
4
menjadi bagian prosedur an uji l
tugas dan yang menjadi Kesehatan
kewenangan. bagian tugas 3. Pedoman
dan tentang
kewenangan. standar
kompetens
i jabatan
fugnsional
kesehatan