Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Pada AN. M.

S Dengan Diagnosa Medis Bronkopneumonia

di ruangan Irina E Atas RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Malalayang

PEMBIMBING :

Clinical Instruktur : Ns. Grace Sumombo, S.Kep

Clinical Teacher : Ns. Dorce Sisfiani Sarimin, M.Kep, Sp.Kep.An

DI SUSUN OLEH :

Nama : Celine V.G Wurara

NIM : 711440119045

Prodi/Kelas : D-III Keperawatan/2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran
berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Ngemba,2015).

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada


parenkim paru
yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya,
yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri,virus,jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh
mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan.
(Rahayu,2012).
Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai
bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara
penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus
(Tyastuti,2015).
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru pada bagian lobularis yang ditandai dengan adanya
bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan
benda asing yangditandai dengan gejala demam tinggi, gelisah, dispnoe, napas cepat dan dangkal
(terdengar adanya ronkhi basah), muntah, diare, batuk kering dan produktif (Saputri,2008 dalam
Dicky, 2017).

B. Etiologi
Penyebab tersering pada bronkopneumonia yaitu pneumokokus, sedang penyebab lainnya
antara lain : streptococcuspneumoniae, stapilokokkus aureus, haemophillus influenza, jamur
(seperti candida albicans) dan virus. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus
sebagai penyebab yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi (Riyadi,2012).
C. Patofisiologis
Bakteri atau virus masuk kedalam tubuh, akan menyebabakan gangguan/ peradangan
pada terminal jalan nafas dan alveoli. Proses tersebut akan menyebabkan infiltrat yang biasanya
mengenai pada multiple lobus, terjadi destruksi sel dengan menanggalkan debris cellular ke
dalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan napas. Pada kondisi akut
maupun kronik seperti AIDS, cystic fibrosis, aspirasi benda asing dan konginetal yang dapat
meningkatkan resiko pneumonia (Marni,2014)
Secara hematogen maupun langsung (lewat penyebaran sel) mikroorganisme yang
terdapat didalam paru dapat menyebar ke bronkus. Setelah terjadi fase peradangan lumen
bronkus menyebabkan sel radang akut, terisi eksudat (nanah) dengan sel epitel rusak. Bronkus
dan sekitarnya penuh dengan netrofil (bagian leukosit yang banyak pada saat awal peradangan
dan bersifat fagositosis) dan sedikit eksudat fibrinosa. Bronkus rusak akan mengalami fibrosis
dan pelebaran akibat tumpukan nanah sehingga dapat timbul bronkiektasis. Selain itu organisasi
eksudat dapat terjadi karena absorpsi yang lambat. Eksudat pada infeksi ini mula-mula encer dan

keruh, mengandung banyak kuman penyebab (streptokokus, virus dan lain-lain). Selanjutnya
eksudat berubah menjadi purulen dan menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus. Sumbatan
tersebut dapat mengurangi asupan oksigen dari luar sehingga penderita mengalami sesk napas.
Terdapatnya peradangan pada bronkus dan paru juga akan mengakibatkan peningkatan produksi
mukosa dan peningkatan gerakan silia pada lumen bronkus sehingga timbul peningkatan flek-
flek batuk. Perjalanan patofisiologis diatas bisa berlangsung sebaliknya yaitu di dahului dulu
dengan infeksi pada bronkus kemudian berkembang menjadi infeksi pada paru (Riyadi,2012)
PATHWAY

Virus,Bakteri,Jamur

Infeksi dan peradangan pada parenkim paru :


BRONKOPNEUMONIA

Perubahan membrane Hipertemia Hipersekresi mucus


kapiler alveolar

Gangguan pertukaran gas Nafsu makan menurun Penumpukan mukus


BB menurun

Bersihan Jalan
Napas
Defisit Nutrisi Tidak Efektif
D. Komplikasi

Akibat penyakit ini tidak mendapat penanganan yang tepat maka akan timbul komplikasi
yang bisa membahayakan tubuh anak tersebut,misalnya gangguan pertukaran gas, obstruksi jalan
napas, gagal napas, efusi pleura yang luas, syok dan apnea rekuren (Marni, 2014).

E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang tepat dilakukan untuk mengatasi penyakit pneumonia adalah
dengan pemberian antibiotik, pengobatan suportif, dan vaksinasi (Pardede dalam Marni, 2014).
Pengobatan suportif bila virus pneumonia , bila kondisi anak berat harus dirawat di rumah sakit.
Selanjutnya berikan oksigen sesuai kebutuhan anak dan sesuai program pengobatan , lakukan

fisioterapi dada untuk membantu anak mengeluarkan dahak, setiap empat jam atau sesuai
petunjuk, berikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi. Untuk mengatasi infeksi, berikan
antibiotik sesuai program, misalnya amoxicillin, clarithromycin/erythromycin dan ampicillin.
Ada dua golongan antibiotik yang dipakai untuk mengobati pneumonia yaitu golongan penicillin
dan golongan sefalosporin. Apabila pada pemeriksaan pewarnaan gram terdapat organisme, dan
cairan berbau tidak enak maka lakukan pemasangan chest tube. Pemberian zink dapat mencegah
terjadinya pneumonia pada anak walaupun jika untuk terapi zink kurang bermanfaat. Pemberian
zink 20 mg/hari pada anak pneumonia efektif terhadap pemulihan demam, sesak nafas, dan laju
pernapasan (Riyadi,2012).

F. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan untuk menegakkan diagnosa adalah


pemeriksaan leukosit, akan tetapi jika pemeriksaan darah tepi menunjukkan leukopenia
sedangkan penyebabnya sudah diketahui adalah bakteri , maka keadaan ini merupakan petunjuk
prognosis yang semakin memburuk. Kultur darah positif pada sebagian kasus, akan terjadi
peningkatan laju endapan darah.Pemeriksaan foto thoraks akan terlihat infiltrat lobar atau
interstisial di parenkim paru, pada pewarnaan gram pada dahak terhadap organisme dan
pemeriksaan WBC (White Blood Cell) biasanya akan didapatkan kurang dari 20.000 cells
mm3.x (Marni, 2014).
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

I. BIODATA
A. Identitas Klien
1. Nama : An. M. S
2. Tempat/tgl lahir : Tahuna, 4 September 2018/ 2 tahun, 8 bulan 12 hari
3. Jenis kelamin : Laki laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Belum sekolah
6. Alamat : Perumahan Griya Paniki Indah
7. Tgl Masuk : 13 Mei 2021
8. Tgl Pengkajian : 26 Mei 2021
9. Diagnosa medic : Bronkopneumonia
B. Identitas Orangtua/Wali
1. Ayah
a. Nama : Tn. A. S
b. Usia : 28 tahun
c. Pendidikan : Sarjana Sains Terapan
d. Pekerjaan : Karyawan Swasta
e. Agama : Islam
f. Alamat : Perumahan Griya Paniki Indah
2. Ibu
a. Nama : Ny. A. L
b. Usia : 28 tahun
c. Pendidikan : SMK
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
f. Alamat : Perumahan Griya Paniki Indah
C. Identitas Saudara Kandung
Tidak ada saudara kandung ( - )
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan : Demam dan susah makan
Riwayat Kesehatan sekarang : Demam dan susah makan selama 5 hari SMRS,
pasien dibawa ke RS Siloam dan kemudian dirujuk ke RSUP Prof Kandou karena
pada saat dilakukan skrining di RS Siloam terdapat flek pada paru paru pasien.
Selanjutnya pasien dirawat di ruang isolasi (Irina F) selama 5 hari (untuk menunggu
hasil swab) dan didapatkan hasil swab 2x negative dan akhirnya pasien dipindahkan
di ruang rawat inap Irina E Atas
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus anak usia 0-5 tahun)
1. Prenatal care
a. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu : Tidak ada
b. Imunisasi TT : Ya / Tidak 2 kali
2. Natal
a. Jenis persalinan : SC
b. Penolong persalinan : Dokter
c. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan : Tidak ada
3. Post natal
a. Kondisi bayi : BB lahir : 2800gr, PB : 46cm
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami :
(Untuk semua usia)
 Klien pernah mengalami penyakit : Tidak pernah
Pada usia :-
Diberikan obat oleh :- :
 Riwayat kecelakaan :
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ket : : Laki laki : Perempuan

: Hub perkawinan : Klien

III. RIWAYAT IMUNISASI (IMUNISASI LENGKAP)

No Jenis imunisasi Waktu pemberian Frekuensi Reaksi setelah


. pemberian
1. BCG 0 bulan Kulit terlihat kering
2. DPT (I,II,III) 2 bln, 3 bln, 4 bln Demam
3. Polio (I,II,III,IV) 2 bln, 3 bln, 4 bln Demam, kulit
kemerahan
4. Campak 9 bulan Demam, kemerahan, flu
5. Hepatitis Baru lahir Bengkak, gatal – gatal

IV. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


A. PERTUMBUHAN FISIK
1. Berat badan : 8,4 kg
2. Tinggi badan : 96 cm
3. Waktu tumbuh gigi : 11 bulan
B. PERKEMBANGAN TIAP TAHAP
1. Berguling : 4 bulan
2. Duduk : 6 bulan
3. Merangkak : 6 bulan
4. Berdiri : 12 bulan
5. Berjalan : 12 bulan
6. Senyum kepada orang pertama kali : 2 bulan
7. Bicara pertama kali : 8 bulan
8. Berpakaian tanpa bantuan : belum bisa

V. RIWAYAT NUTRISI
A. Pemberian ASI : Sejak baru lahir
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : Karena ASI sedikit
2. Jumlah pemberian : 1 x pemberian 10-20ml
3. Cara pemberian : Dengan botol susu
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis nutrisi Lama pemberian


0-4 bulan ASI 4 bulan
4-12 bulan ASI dan susu formula ASI (4bln), sufor (sampai
sekarang
Saat ini Bubur, regal, sufor

VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


 Anak tinggal bersama : Orangtua, dirumah sendiri
 Lingkungan berada di : Kota
 Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis
 Pengasuh anak : Orangtua dan nenek

VII. RIWAYAT SPIRITUAL


 Support system dalam keluarga : Keluarga salong mendukung
 Kegiataan keagamaan : Sholat dan mengaji

VIII. AKTIVITAS SEHARI HARI


A. Nutrisi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Selera makan Sangat baik Menurun
B. Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jenis minuman Teh, air putih, susu Air putih, susu
2. Frekuensi minum 1 hari, 1,7 L 1 hari, 1,2 L
3. Kebutuhan cairan
4. Cara pemenuhan Pakai gelas dan botol susu Pakai gelas dan botol
susu
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Tempat pembuangan Pempers Pempers
2. Frekuensi (waktu) 1 hari 3x 3 hari 1x
3. Konsistensi Padat Padat
4. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada
D. Istirahat Tidur

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jam tidur :
- Siang Kurang lebih 3 jam Kurang lebih 1 jam
- Malam Kurang lebih 9 jam Kurang lebih 7 jam
2. Pola tidur Baik Kurang baik
3. Kebiasaan sebelum Minum susu Menangis
tidur
4. Kesulitan tidur Tidak ada Ada
E. Olahraga

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Program olahraga Tidak ada Tidak ada
2. Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada
3. Kondisi setelah Tidak ada Tidak ada
olahraga
F. Personal hygiene

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Mandi
- Cara Dimandikan orangtua Dilap
- Frekuensi 1 hari 2-3x Saat berkeringat
- Alat mandi Air, gayung, loyang Tissue basah
2. Cuci rambut
- Frekuensi Setiap hari 1 hari 1 x
- Cara Menggunakan air Menggunakan tissue
basah
3. Gunting kuku
- Frekuensi 1 minggu 1x 1 minggu 1x
- Cara Pakai gunting kuku Pakai gunting kuku
4. Gosok gigi
- Frekuensi 1 hari 2x Tidak sikat gigi
- Cara Pakai odol dan sikat gigi
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Kegiatan sehari-hari Bermain Terbaring
2. Pengaturan jadwal Tidak ada Tidak ada
harian
3. Penggunaan alat Tidak ada Tidak ada
bantu aktifitas
4. Kesulitan pergerakan Tidak ada Tidak ada
tubuh
H. Rekreasi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Perasaan saat Belum sekolah
sekolah
2. Waktu luang
3. Perasaan setelah
rekreasi
4. Waktu senggang Jalan – jalan
kelg
5. Kegiatan hari libur

IX. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah : - mmHg
b. Denyut nadi : 96 x/menit

c. Suhu : 37,6 oC

d. Pernapasan : 30 x/menit
4. Berat badan : 8,4 kg
5. Tinggi badan : 96 cm
Pemeriksaan Head to Toe
6. Kepala
 Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala
a. Warna rambut : Hitam
b. Penyebaran :-
c. Mudah rontok : Tidak
d. Kebersihan rambut : Kotor
 Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada
Nyeri tekan : ada / tidak ada
Tekstur rambut : kasar / halus
7. Muka
 Inspeksi
a. Simetris : Ya
b. Bentuk wajah : Oval
c. Gerakan abnormal : Tidak ada
d. Ekspresi wajah : Datar
 Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada
8. Mata
 Inspeksi
a. Pelpebra : Edema / tidak
Radang / tidak
b. Sclera : Icterus / tidak
c. Conjunctiva : Radang / tidak
Anemis / tidak
d. Pupil : Isokor / anisokor
Myosis / midriasis
e. Posisi mata : simetris / tidak
f. Gerakan bola mata : Normal
g. Penutupan kelopak mata : Normal
h. Keadaan bulu mata : Lentik
i. Keadaan visus : Normal
j. Penglihatan : Baik
 Palpasi
Tekanan bola mata : Tidak ada
9. Hidung & Sinus
 Inspeksi
a. Posisi hidung : Simetris
b. Bentuk hidung : Normal
c. Keadaan septum : Normal
d. Secret / cairan : Tidak ada
10. Telinga
 Inspeksi
a. Posisi telinga : Simetris
b. Ukuran / bentuk telinga : Normal
c. Aurikel :-
d. Lubang telinga : Bersih
e. Pemakaian alat bantu : Tidak ada
 Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada
11. Mulut
 Inspeksi
a. Gigi : 20 buah
b. Gusi : Normal
c. Lidah : Tidak kotor
d. Bibir : Kering
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : Normal
b. Nyeri tekan : Tidak ada
c. Nyeri menelan : Tidak ada
13. Leher
 Inspeksi
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
 Palpasi
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Kaku kuduk / tidak : Tidak
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
14. Thorax dan pernapasan
 Inspeksi
a. Bentuk dada : Simetris
b. Irama pernafasan :-
c. Pengembangan diwaktu bernapas :-
d. Tipe pernapasan :-
 Palpasi
a. Vocal fremitus :-
b. Massa / nyeri : Tidak ada nyeri
 Auskultasi
a. Suara tambahan : Ronchi
15. Jantung
 Palpasi
Ictus cordis :-
 Perkusi
Pembesaran jantung :-
 Auskultasi
a. BJ I :-
b. BJ II :-
c. BJ III :-
d. Bunyi jantung tambahan :-
16. Status neurologi
Saraf – saraf cranial
a. Nervus I : Baik
b. Nervus II Visus : Baik
c. Nervus III, IV, VI : Gerakan bola mata : Baik
d. Nervus V Sensorik-motorik : Baik
e. Nervus VII Sensorik-motorik : Baik
f. Nervus VIII Pendengaran : Baik
g. Nervus IX : Baik
h. Nervus X Gerakan uvula : Baik
i. Nervus XI : Baik
j. Nervus XII Gerakan lidah : Baik

X. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN (0-6 tahun)


1. Motorik kasar : Klien sudah bisa untuk berjalan
2. Motorik halus : Klien belum bisa melakukan aktifitas seperti biasanya karena
lemah
3. Bahasa : Klien sudah bisa untuk berbicara
4. Personal social : Klien saat ini hanya suka sama orangtuanya dan neneknya

XI. TES DIAGNOSTIK


 Laboratorium :

Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan Graph


HEMATOLOGI
Leukosit 17.0 5.0-15.0 10^3/uL _ ( ) _*
Eritrosit 5.16 4.00-5.20 10^6/uL _ (*) _
Hemoglobin 9.5 11.0-14.0 g/dL *_ ( ) _
Hematokrit 32.3 34.0-40.0 % *_ ( ) _
Trombosit 415 200-490 10^3/uL _ (*) _
MCH 19.3 24.0-30.0 pg *_ ( ) _
MCHC 30.9 31.0-37.0 g/dL *_ ( ) _
LED 14 2-30 mm _ (*) _
001 Eosinofil 2 1-5 % _ (*) _
002 Basofil 1 0-1 % _ (*) _
003 Netrofil Batang 0 2-8 % *_ ( ) _
004 Netrofil Sigmen 65 50-70 % _ (*) _
005 Limfosit 24 20-40 % _ (*) _
006 Monosit 8 2-8 % _ (*) _
MCV 62.5 75.0-87.0 fL *_ ( ) _
KIMIA KLINIK
SGOT 53 <33 u/L _ ( ) _*
SGPT 20 <43 u/L _ (*) _
Ureum Darah 22 10-40 mg/dL _ (*) _
Creatinin Darah 0.2 0.5-1.5 mg/dL *_ ( ) _
Chloride Darah 81.2 98.0-109.0 mEq/L *_ ( ) _
Kalium Darah 4.19 3.50-5.30 mEq/L _ (*) _
Natrium Darah 127 135-153 mEq/L *_ ( ) _
IMUNOLOGI
CRP 48.00 <6.00 mg/L _ ( ) _*

 Foto rontgen :-
 CT Scan :-
 MRI, USG, EEG, ECG, dll :-

XII. TERAPI SAAT INI


1. Vitamin C dengan dosis 50mg diberikan /24 jam, melalui oral
2. Zink dengan dosis 10mg diberikan /24 jam, melalui oral
3. Paracetamol dengan dosis 90mg diberikan /4 jam, melalui oral
4. Ampisilin sulbaktam dengan dosis 250mg diberikan /6 jam, melalui IV
5. Kaen 3B dengan dosis 42ml diberikan / jam, melalui IV
6. Ambroxol dengan dosis 5mg diberikan /8 jam, melalui oral
7. Nistatin dengan dosis 1ml diberikan / 6 jam, melalui oral
8. DS ½ NS dengan dosis 45ml / jam, melalui IV
9. Meropenom dengan dosis 350mg, diberikan /8 jam, melalui IV
ANALISA DATA

DATA FOKUS PENYEBAB MASALAH


DS : Ibu pasien mengatakan Sekresi yang tertahan Bersihan Jalan Napas Tidak
bahwa anaknya sulit untuk Efektif (D.0001)
mengeluarkan sekret
DO : Tampak pasien sulit
untuk mengeluarkan sekret,
pasien menggunakan nasal
kanul dengan volume 2 L
DS : Ibu pasien mengatakan Ketidakseimbangan ventilasi Gangguan Pertukaran Gas
bahwa pernafasan anaknya perfusi (D.0003)
sangat cepat
DO : Tampak pola napas
abnormal (cepat) pasien
menggunakan nasal kanul
dengan volume 2 L, tampak
napas cuping hidung
DS : Ibu pasien mengatakan Proses penyakit (infeksi) Hipertermia (D.0130)
bahwa anaknya demam
DO : Suhu tubuh pasien
diatas normal yaitu 37,6 oC
DS : Ibu pasien mengatakan Ketidakmampuan menelan Defisit Nutrisi (D.0019)
nafsu makan anaknya makanan
menurun dan anaknya susah
makan
DO : Pasien tampak lemah,
BB pasien menurun dari BB
11 kg, menjadi 8,4 kg

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001) b.d Sekresi yang tertahan
2. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003) b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
3. Hipertermia (D.0130) b.d Proses penyakit (infeksi)
4. Defisit Nutrisi (D.0019) b.d Ketidakmampuan menelan makanan

INTERVENSI KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Setelah dilakukan intervensi Manajemen Jalan Napas
Efektif (D.0001) keperawatan selama 3 x 7 jam, (I.01011), tindakan :
diharapkan, Bersihan Jalan Observasi :
Napas (L.01001) meningkat - Monitor pola napas
dengan kriteria hasil : - Monitor sputum
 Produksi sputum 4 menurun (jumlah,warna,aroma)
 Dispnea 4 cukup menurun Teraupetik :

 Gelisah 4 cukup menurun - Posisikan semi fowler-


fowler
- Berikan minuman hangat
- Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Respirasi (I.01014),
(D.0003) keperawatan selama 3 x7 jam, tindakan :
diharapkan, Pertukaran Gas Observasi :
(L.01003) meningkat, dengan - Monitor frekeuensi, irama,
kriteria hasil : kedalaman dan upaya napas
 Dispnea 4 cukup menurun - Monitor pola napas
 Napas cuping hidung 4 - Monitor adanya produksi
cukup menurun sputum
 Pola napas 4 cukup - Auskultasi bunyi napas
membaik - Monitor saturasi oksigen
Teraupetik :
- Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
3. Hipertermia (D.0130) Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipertermia
keperawatan selama 3 x 7 jam, (I.15506) tindakan :
diharapkan, Termoregulasi Observasi:
(L.14134) membaik, dengan - Identifikasi penyebab
kriteria hasil : hipertemia
 Takipnea 4 cukup menurun - Monitor suhu tubuh
 Suhu tubuh 4 cukup Teraupetik :
membaik - Berikan cairan oral
- Berikan oksigen, jika perlu
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu
4. Defisit Nutrisi (D.0019) Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi (I.03119)
keperawatan selama 3 x 7 jam, tindakan :
diharapkan Status Nutrisi Observasi :
(L.03030) membaik, dengan - Monitor asupan makanan
kriteria hasil : - Monitor berat badan
 Berat badan 4 cukup Teraupetik :
membaik - Berikan suplemen makanan,
 Nafsu makan 4 cukup jika perlu
membaik Edukasi :
 Frekuensi makan 4 cukup - Anjurkan posisi duduk, jika
membaik mampu
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN


Implementasi Hari Pertama, Rabu tanggal 26 Mei 2021

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
Bersihan Jalan Napas Tidak - Memonitor pola napas S : Ibu pasien mengatakan masih
Efektif (D.0001) - Memonitor sputum (jumlah dan ada secret yang tertahan
warna) O : Pasien tampak sulit
- Mengatur posisi pasien, posisi mengeluarkan sekret, terpasang
semi fowler oksigen nasal kanul 2 L/m
- Memberikan minuman hangat A : Masalah belum teratasi
- Melakukan penghisapan lendir P : Lanjutkan intervensi
- Berkolaborasi dalam pemberian
bronkodilator, ekspektoran atau
mukolitik
Gangguan Pertukaran Gas - Memonitor frekeuensi, irama, S : Ibu pasien mengatakan nafas
(D.0003) kedalaman dan upaya napas anaknya masih cepat
- Memonitor pola napas O : Pasien terbaring lemah
- Memonitor adanya produksi dengan nafas cepat, R : 28 x/m
sputum A : Masalah belum teratasi
- Mengauskultasi bunyi napas P : Lanjutkan intervensi
- Memonitor saturasi oksigen
- Mengatur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
- Mendokumentasi hasil
pemantauan
Hipertermia (D.0130) - Mengidentifikasi penyebab S : Ibu mengatakan demam
hipertemia anaknya sudah mulai menurun
- Memonitor suhu tubuh O : SB : 37,0 oC
- Memberikan cairan oral A : Masalah belum teratasi
- Memasang oksigen P : Lanjutkan intervensi
- Berkolaborasi dalm pemberian
cairan dan elektrolit intravena
Defisit Nutrisi (D.0019) - Memonitor asupan makanan S : Ibu pasien mengatakan
- Memonitor berat badan anaknya masih sulit untuk makan
- Memberikan suplemen O : Pasien tampak tidak mau
makanan makan, pasien menangis dan
- Menganjurkan posisi duduk, pasien tampak lemah
jika mampu A : Masalah belum teratasi
- Berkolaborasi dengan ahli gizi P : Lanjutkan intervensi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
Implementasi Hari Kedua, Kamis tanggal 27 Mei 2021

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
Bersihan Jalan Napas Tidak - Memonitor pola napas S : Ibu pasien mengatakan masih
Efektif (D.0001) - Memonitor sputum (jumlah dan ada sekret
warna) O : Pasien tampak gelisah,
- Mengatur posisi pasien, posisi terpasang oksigen nasal kanul 2
semi fowler L/m
- Memberikan minuman hangat A : Masalah belum teratasi
- Melakukan penghisapan lendir P : Lanjutkan intervensi
- Berkolaborasi dalam pemberian
bronkodilator, ekspektoran atau
mukolitik
Gangguan Pertukaran Gas - Memonitor frekeuensi, irama, S : Ibu pasien mengatakan nafas
(D.0003) kedalaman dan upaya napas anaknya sudah mulai membaik
- Memonitor pola napas dari sebelumnya
- Memonitor adanya produksi O : Nafas pasien mulai teratur,
sputum terpasang oksigen nasal kanul 2
- Mengauskultasi bunyi napas L/m
- Memonitor saturasi oksigen A : Masalah belum teratasi
- Mengatur interval pemantauan P : Lanjutkan intervensi
respirasi sesuai kondisi pasien
- Mendokumentasi hasil
pemantauan
Hipertermia (D.0130) - Mengidentifikasi penyebab S : Ibu pasien mengatakan
hipertemia anaknya kembali demam
- Memonitor suhu tubuh O : SB : 37,4 oC
- Memberikan cairan oral A : Masalah belum teratasi
- Memasang oksigen P : Lanjutkan intervensi
- Berkolaborasi dalm pemberian
cairan dan elektrolit intravena
Defisit Nutrisi (D.0019) - Memonitor asupan makanan S : Ibu pasien mengatakan pasien
- Memonitor berat badan masih susah untuk makan
- Memberikan suplemen O : Pasien tampak sulit untuk
makanan makan, pasien tampak kurus dan
- Menganjurkan posisi duduk, lemah
jika mampu A : Masalah belum teratasi
- Berkolaborasi dengan ahli gizi P : Lanjutkan intervensi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan

Implementasi Hari Ketiga, tanggal 28 Mei 2021

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
Bersihan Jalan Napas Tidak - Memonitor pola napas S : Ibu pasien mengatakan secret
Efektif (D.0001) - Memonitor sputum (jumlah dan mulai berkurang
warna) O : Pasien tampak gelisah,
- Mengatur posisi pasien, posisi terpasang oksigen nasal kanul 2
semi fowler L/m
- Memberikan minuman hangat A : Masalah teratasi
- Melakukan penghisapan lendir P : Intervensi dihentikan
- Berkolaborasi dalam pemberian
bronkodilator, ekspektoran atau
mukolitik
Gangguan Pertukaran Gas - Memonitor frekeuensi, irama, S : Ibu pasien mengatakan nafas
(D.0003) kedalaman dan upaya napas anaknya mulai membaik dari
- Memonitor pola napas sebelumnya
- Memonitor adanya produksi O : Nafas pasien mulai teratur,
sputum terpasang oksigen nasal kanul 2
- Mengauskultasi bunyi napas L/m
- Memonitor saturasi oksigen A : Masalah teratasi
- Mengatur interval pemantauan P : Intervensi dihentikan
respirasi sesuai kondisi pasien
- Mendokumentasi hasil
pemantauan
Hipertermia (D.0130) - Mengidentifikasi penyebab S : Ibu pasien mengatakan
hipertemia anaknya sudah tidak demam lagi
- Memonitor suhu tubuh O : SB : 36.5 oC
- Memberikan cairan oral A : Masalah teratasi
- Memasang oksigen P : Intervensi dihentikan
- Berkolaborasi dalm pemberian
cairan dan elektrolit intravena
Defisit Nutrisi (D.0019) - Memonitor asupan makanan S : Ibu pasien mengatakan pasien
- Memonitor berat badan mulai makan sedikit-sedikit
- Memberikan suplemen O : Pasien tampak masih susah
makanan makan, berat badan pasien belum
- Menganjurkan posisi duduk, bertambah
jika mampu A : Masalah teratasi
- Berkolaborasi dengan ahli gizi P : Intervensi dihentikan
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai