OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK :
KELAS I
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2021
1. Saham
a. Pengertian Saham
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial
yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan
saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan
jangka panjang untuk “menjual” kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) -
dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal
bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary
market) atau pasar sekunder (secondary market)
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk
saham (stock). Jika perusahaan perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham
saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik
investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin saja mengeluarkan kelas lain
dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferent (preferred stock).
Saham preferen mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak
prioritas dari saham preferen yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhadap
aktiva jika terjadi lukuidasi. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak
mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa.
Definisi saham menurut para ahli:
• Sapto Rahardjo, 2006. Saham adalah surat berharga yang merupakan
instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau instansi dalam
suatu perusahaan.
• Swadidji Widoatmodjo. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan terbatas atau yang disebut emiten.
• Fatwa DSN – MUI. Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan dan
tidak termasuk saham yangmemiliki hak - hak istimewa.
• Nofie Iman. Saham merupakan surat berharga yang memberikan
peluang keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi resiko tinggi.
Pada tanggal 17 November tahun ini, perusahaan membeli balik saham biasa yang
beredar sebagai saham treasuri sebanyak 100.000 lembar dengan harga pasar
sebesar Rp15.000,-. Nilai total saham treasuri adalah:
Selanjutnya pada tanggal 5 Desember tahun ini, sebanyak 20.000 lembar saham
treasuri dijual kembali dengan harga Rp17.500, per lembarnya. Dari penjualan
saham treasuri ini perusahaan mendapatkan kas sebesar Rp350.000.000,(20.000
x Rp17.500,-) yang terdiri dari:
Pada tanggal neraca, yaitu 31 Desember tahun ini, posisi saham treasuri
perusahaan adalah sebanyak 80.000 lembar (100.000 lembar pada tanggal 17
November dan dijual 20.000 lembar pada tanggal 5 Desember). Nilai dari saham
treasuri ini adalah sebesar Rp1.200.000.000, (Rp1.500.000.000 -
Rp300.000.000,-). Saham treasuri ini adalah milik perusahaan, bukan milik
pemegang saham biasa, sehingga akan mengurangi total nilai ekuitas. Misalnya
laba ditahan untuk akhir tahun ini adalah sebesar Rp550.000.000,- maka
penyajian ekuitas yang nampak di neraca adalah sebagai berikut ini:
Dimana :
= Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
D1, D2, … D∞ = Dividen yang akan diterima di masa datang
K = tingkat return yang disyaratkan
3. Model pertumbuhan Nol
Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan
tidak akan mengalami pertumbuhan. Rumus untuk menilai saham
dengan model ini adalah:
Contoh :
Misalkan saham A menawarkan dividen tetap sebesar Rp. 800. Tingkat
return yang disyaratkan investor adalah 20%.
Nilai saham A sebesar Rp. 4000
4. Model Pertumbuhan Konstan
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang
akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan selama
waktu tak terbatas, dimana gt+1= gt untuk semua waktu t
Contoh :
Misalkan PT Omega membayarkan dividen Rp. 1.000, per tahun.
Pertumbuhan dividen direncanakan sebesar 5% per tahun. Tingkat
return yang disyaratkan investor sebesar 15%. dan harga pasar saham
PT Omega saat ini adalah Rp. 10.000
Contoh 1 :
Misalnya harga saham DX saat ini adalah Rp10.000 per lembar, dan tahun ini
perusahaan memperoleh earning sebesar 900 juta rupiah. Jumlah saham beredar saat
ini adalah 900 ribu lembar saham.
Dari data tersebut kita bisa menghitung PER dengan cara sebagai berikut:
1. Menghitung earning per lembar saham DX
Jadi PER saham DX adalah 10 kali. Artinya, untuk memperoleh Rp1 dari earning
perusahaan DX, investor harus membayar Rp10.
Cara lain untuk menentukan tingkat return yang disyaratkan adalah menggunakan
CAPM:
k = kRF + β(kM – kRF)
Contoh :
Tingkat return yang disyaratkan untuk saham Ekadharma Tape Industry ditentukan
dengan menggunakan CAPM. Anggap pada tahun 2003, investor menetapkan premi
risiko pasar saham di BEJ adalah (kM – kRF) = 6 persen. Diketahui beta saham
Ekadharma Tape Industry (EKAD) untuk periode 1998 s.d. 2002 telah diestimasi
sebesar 0,756. Dengan tingkat return bebas risiko 10 persen, maka tingkat
return yang disyaratkan untuk saham Ekadharma Tape Industry dihitung berikut:
k (Ekadharma Tape Industry) = 10% + 0,756 x 6% = 15,292 %