Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL KEGIATAN

GOTONG ROYONG DAN BAKTI SOSIAL DI MASJID


DUSUN BUNDER KRAJAN-KECAMATAN
BONDOWOSO- KABUPATEN BONDOWOSO

Nama: Moh.Ardiansyah Al Ghifari/XI RPL/17


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama disebut sebagai

gotong-royong, akhirnya menjadi strategi dalam pola hidup bersama yang

saling meringankan beban masing-masing pekerjaan. Adanya kerjasama

semacam ini merupakan suatu bukti adanya keselarasan hidup antar sesama

bagi komunitas, terutama yang masih menghormati dan menjalankan nilai-

nilai kehidupan, yang biasanya dilakukan oleh komunitas perdesaan atau

komunitas tradisional. Tetapi tidak menuntup kemungkinan bahwa komunitas

masyarakat yang berada di perkotaan juga dalam beberapa hal tertentu

memerlukan semangat gotong-royong.

Gotong-royong sebagai bentuk solidaritas sosial, terbentuk karena

adanya bantuan dari pihak lain, untuk kepentingan pribadi ataupun

kepentingan kelompok, sehingga di dalamnya terdapat sikap loyal dari setiap

warga sebagai satu kesatuan. Dalam hal ini, mengemukakan kegiatan gotong-

royong dilakukan warga komunitas, baik yang berada di perdesaan maupun di

perkotaan, yang penting mereka dalam kehidupannya senantiasa memerlukan

orang lain. Di perkotaan nilai gotong-royong ini sangat berbeda dengan

gotong-royong di pedesaan, karena di perkotaan segala sesuatu sudah banyak

dipengaruhi oleh materi dan sistem upah, sehingga akan diperhitungkan

untung-ruginya dalam melakukan gotong-royong, sedangkan di perdesaan

gotong-royong belum banyak dipengaruhi oleh materi dan sistem upah

sehingga kegiatan gotong-royong


diperlukan sebagai suatu solidaritas antar sesama dalam satu kesatuan wilayah

atau kekerabatan.

B. Perumusan Masalah
Dalam pelaksanaan Kegiatan pembersihan di mesjid ini adalah dengan cara

Gotong royong dan bakti sosial antar masyarakat.

C. Analisa Situasi

Berdasarkan hasil pemeriksaan langusng dengan Kepala desa dan Ketua

Pemuda pada tanggal 22 Mei 2020 ternyata gotong royong sangat diperlukan

untuk menciptakan rasa kerjasama dan lingkungan yang bersih. Berhubungan

karena masjid digunakan sehingga diadakan gotong royong untuk

menciptakan kenyamanan pada jama’ah yang beribadah di Mushollah Al -

Hasyim.

Berdasarkan uraian diatas maka team panitia persiapan ramadhan dan

idul fitri tertarik untuk melakukan gotong royong di Mushollah Al - Hasyim.

D. Tujuan Kegiatan

Tujuan umum dari kegiatan pengabmas ini adalah untuk meningkatkan

kerjasama dan mecipakan lingkungan yang kebersihan.

E. Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diharapkan dari pengabdian masyrakat ini adalah

1. Manfaat untuk kelompok sasaran

Mampu menciptakan rasa kerjasama.

2. Manfaat untuk pengabdian


Menciptakan rasa kerjasama

3. Manfaat bagi mahasiswa PPL dan KKN disekitar desa

Sebagai Bahan masukan bagi mahasiswa, khususnya dalam pengembangan

pengabdian masyarakat bahwa perlu memprtimbangkan kegiatan yang

berkaitan dengan permasalahan gotong royong.

F. Sasaran

Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat di Dusun

Bunder Krajan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini terselenggara

atas kerjasama dengan pemuda dengan dukungan dari Kepala Jorong Baruah.
GOTONG-ROYONG DI LINGKUNGAN RUMAH IBADAH

Warga Komunitas suatu saat akan memiliki kegiatan yang memerlukan

bantuan dari warga lainnya, yaitu penyelenggaraan khitanan, perkawinan atau

dalam pembuatan rumah mereka.

Gotong-royong berupa saling tolong semacam ini tidak perlu di saat

senang saja melainkan di saat mendapat kesusahan seperti adanya kematian

ataupun adanya musibah yang menimpa seperti adanya kebakaran, tanah longsor,

banjir dan musibah lainnya yang disebabkan oleh alam. Bantuan akan berdatangan

dari warga lain yang tidak terkena bencana, bahkan dari orang lain yang jauh

sekalipun dan tidak dikenal ada yang turut menolong. Hanya saja pertolongan

yang diberikan tidak perlu adanya rasa menyimpan jasa atau budi yang harus

dibalas, melainkan suatu solidaritas antar sesama sebagai rasa kemanusian, begitu

pula bagi yang ditolong tidak perlu memiliki rasa hutang budi dan memiliki

kewajiban moral untuk membalasnya. Pertolongan yang diberikan pada warga

atau orang yang mengalami musibah merupakan kewajiban yang harus dipikul

bersama dan harus dipelihara sepanjang masa dan tanpa adanya permintaan dari

warga yang mengalami musibah tersebut. Dengan demikian, bahwa tolong

menolong dalam menghadapi bencana dianggap kewajiban sebagai umat manusia

untuk menolong antar tanpa adanya rasa pamrih dari orang yang pernah

ditolongnya.
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Metode Kegiatan yang Digunakan


Terkait dengan tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu menciptakan

solidaritas dan kesadaran msayarakat dalam melakukan gotong royong dan

menciptakan lingkungan yang bersih.

B. Keterlibatan Mitra

Pengabdian masyarakat ini bisa dilakukan karena masjid

digunakan sehingga diadakan gotong royong untuk menciptakan kenyamanan

pada jama’ah yang beribadah. di Mushollah Al - Hasyim.

C. Jadwal Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Jum’at / 22 mei 2020

Pukul : 08.00 wib s/d selesai

No. Hari/Tanggal Kegiatan

1. 22 mei 2020 Kerja Bakti bersama warga di Mushollah Al -

Hasyim.

D. Kalkulasi Anggaran Biaya


1. Honor

Pelaksana
No Jumlah Honor / hari Biaya
Kegiatan
1 Kepala desa 1 Rp. 100.000,- Rp. 300.000,-
2 Garim mesjid 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
Total Rp. 350.000,-
2. Bahan / Peralatan
No Jenis alat Jumlah
1. Cangkul 5 unit
2. Sapu 4 unit
3 Sabit 4 unit

3. Perjalanan / Akomodasi ke masjid


NO Bahan Volume Biaya Satuan ( Rp ) Biaya ( Rp )
1 Premium 1 kali Rp.10.000,- Rp.100.000

kegiatan
2 Makan + Snack 1x4 Rp. 20.000,- Rp. 80.000,-
3 Snack Peserta 1 x 30 Rp. 5.000,- Rp. 150.000,-
Total Rp. 330.000,-

4. Rekapitulasi Biaya yang Diusulkan

No Uraian Jumlah ( Rp )
1 Honor narasumber Rp. 350.000,-
2 Bahan / peralatan -
3 Pelaporan Rp 200.000,-
Total Rp. 550.000,-

HASIL KEGIATAN

A. Hasil Kegiatan

Kegiatan Gotong royong ini telah dilaksanakan pda tanggal 22 mei

2020. Kegiatan ini dimulai pada jam 08.00 WIB s/d selesai dengan dihadiri

sebanyak 30 orang peserta.

1. Pelaksanaan
Pelaksaan kegiatan Gotong royong ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Tahap Persiapan

a. persiapan bahan-bahan gotong royong, penyaji meliputi persiapan

pembersih lantai, sapu, pel, sapu lidi, cangkul dan lain-lain yang

dibutuhkan oleh anggota pelaksana dan warga yang berpatisipasi untuk

mengikuti gotong royong.

b. Bekerja sama dengan pengurus maasjid dan masyarakat sekitar tentang

penggunaan tempat dan waktu serta untuk mengumumkan rencana

kegiatan

c. Memastikan kembali tempat, waktu kegiatan dan mengumumkan

acara.

d. Mengumumkan pelaksanaan kegiatan.

2. Tahap pelaksanaan

Acara diadakan di lingkungan di Mushollah Al - Hasyim.

a. di Dusun Bunder Krajan yang dimulai jam 08.00 WIB

b. Peserta mengikuti gotong royong dengan antusias

c. Seluruh mahasiswa terlibat dalam kegiatan dan telah berperan sesuai

dengan peran serta fungsi masing-masing

3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur

Seluruh mahasiswa masyarakat Dusun Bunder Krajan dan . Peran

serta dan tugas dari mahasiswa dapat terlaksana dengan baik sesuai

dengan yang telah direncakan.

b. Evaluasi Proses
Total peserta ada 30 orang. Pelaksanaan kegiatan gotong royong

berjalan sebagaimana yang diharapkan dimana peserta antusias untuk

melakukan gotong royong.

c. Evaluasi Hasil

Lebih dari 75% dari peserta yang hadir antusias untuk melakukan

gotong royong. Hal ini membuktikan bahwa peserta hadir dalam

pelaksanaan kegiatan gotong royong.

B. Hambatan
Tidak ada hambatan yang bertarti selama dilaksanakannya gotong royong

kecuali dalam mengumpulkan peserta yang kadang tidak bisa diprediksi

kondisinya.

C. Target Luaran
Hasil dari implementasi ini akan berupa kenyamanan dan kebersihan di

masjid.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil kegiatan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kegiatan Pengabdian Masyarakat yang berjudul kegiatan gotong royong di di

Mushollah Al - Hasyim.

Dusun Bunder Krajan Tahun 2020 ini cukup berhasil walaupun dalam

pelaksanaanya masih ada beberapa kendala.

B. Saran

Guna mendukung suksesnya kegiatan berupa pada waktu-waktu mendatang

dan kemanfaatannya yang telah dilaksanakan, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan: seperti betapa pentingnya kerja sama.

Judul Penelitian : Analisis Potensi Limbah Tebu Sebagai Bahan Bakar


Pembangkit Listrik Energi Biomassa Di Pabrik Gula

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Saat ini, Seiring berjalannya waktu industri– industri baik industri rumahan
maupun pabrik semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah
ditemukan sebuah industri meskipun letaknya dekat dengan
pemukiman padat penduduk. Letak sebuah pabrik yang berdekatan
dengan pemukiman warga tentu dapat menimbulkan dampak buruk,
baik itu melalui limbah padat, cair maupun gas.

Terutama limbah padat yang membutuhkan tempat penampungan yang


cukup besar. Aktifnya perindustrian di Indonesia tidak dapat
berlangsung terus menerus tanpa adanya proses yang dapat
menekan dampak buruk yang diakibatkan oleh pembuatan produk di
suatu perindustrian.

Limbah atau sampah memang merupakan suatu bahan yang tidak berarti
dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa
menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara
baik dan benar. Beberapa pabrik di Indonesia kini sudah mulai
menerapkan sistem pengolahan limbah untuk mengurangi dampak
polusi dari limbah – limbah tersebut, bahkan ada beberapa yang
memanfaatkan limbah pabriknya untuk dijadikan produk baru yang
berguna yang tentunya diolah melalui proses – proses tertentu.

Salah satunya mengolah limbah sisa pembuatan gula menjadi kompos,


batako dan lain lain. Pemanfaatan limbah saat ini menjadi sangat
penting artinya terutama untuk 2 mengatasi masalah penumpukan
sampah di kota-kota besar, limbah organik industri, serta limbah
pertanian dan perkebunan.

Sistem pembangkit listrik (generator biomass) yang paling optimal


dengan model sistem pembangkit listrik grid-connected. Perhitungan
hasil potensi biomasa tebu (feedstock biomass) dengan
memanfaatkan ampas tebu sebagai sumber energi generator 1,
generator 2, generator 3 dan perhitungan konsumsi daya pada industri
yang dengan secara menyeluruh sistem merupakan system
digunakan bantuan perangkat lunak, dalam hal ini HOMER versi 2.68.

Hasil simulasi dan optimasi berbantuan software HOMER menunjukkan


bahwa secara keseluruhan sistem yang paling optimal untuk
diterapkan di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) system pembangkit
listrik (100%) dengan Grid PLN (0%).

Dihitung 0% dikarenakan langganan dari PLN tidak dimanfaatkan dalam


sistem pembangkit karena pembangkit mampu menampung daya
konsumsi seluruh sektor industri. Hasil total daya yang dihasilkan dari
pembangkit 1,2 dan 3 sebesar 15,024,411 kWh/tahun dari hasil
analisa Homer Energy.
Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk menyusun sebuah tugas
akhir yang berjudul “Analisis Potensi Limbah Tebu Sebagai
Pembangkit Listrik Energi Biomassa Di Pabrik Gula”. Dalam tugas
akhir ini penulis membahas mengenai pemanfaatan limbah yang
dihasilkan dari proses pembuatan gula di PG.Madukismo Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memudahkan penyusunan tugas akhir ini penulis merumuskan


masalah kedalam beberapa bentuk kalimat pertanyaan, sebagai
berikut ini:

1. Potensi ampas tebu dalam penyediaan energi listrik.


2. Analisis penerapan ampas tebu di pabrik gula.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam pembahasan tugas


akhir ini dibatasi pada :

1. Pengambilan data hanya dilakukan Pabrik Gula Madukismo


Yogyakarta.
2. Analisis perhitungan daya dan beban hanya terpusat melalui
Homer.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Perhitungan potensi ampas tebu dalam penyediaan energi listrik


2. Mengetahui hasil analisa energi biomasa tebu sebagai sumber
energi listrik yang ramah lingkungan di masyarakat.

1.5 Manfaat Penelitian

Penulisan tugas akhir ini memberikan manfaat ke beberapa pihak, antara


lain :

 Manfaat bagi penulis

Manfaat penelitian biomassa bagi penulis yaitu dapat menambah


wawasan bagi peneliti dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk
menghadapi masalah bahan bakar yang saat ini sedang dalam kondisi
mengkhawatirkan.

 Manfaat bagi Universitas


Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat dijadikan referensi akademis
dan keinsinyuran untuk pengembangan jurusan Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selanjutnya.

 Manfaat bagi Masyakarat dan Industri ·

Dapat di jadikan sebagai penyedia energi listrik terbarukan yang ramah


lingkungan. Dapat menyediakan energi alternatif yang mandiri dan
tidak tergantung pada energi fosil. Dapat meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam bidang energi alternatif untuk daerah yang
tertinggal agar lebih maju dan sejahtera.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dasar teori berisi pemikiran atau teori-teori yang melandasi dilakukannya


penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Penulisan tugas akhir ini menggunakan metode penelitian:

Studi Pustaka (Study Research) Studi ini dilakukan dengan cara melihat
dan mencari literature yang sudah ada untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan analisis pada penulisan tugas akhir.

Penelitian Lapangan (Field Research) Berupa peninjauan ke lokasi dan


siskusi dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan dalam penulisan tugas akhir ini. Penyusunan Tugas Akhir
Setelah dilakukan pengujian, data-data dan analisa yang diperoleh
dan disusun dalam sebuah laporan tertulis.
Perbedaan Proposal Penelitian dan Proposal Kegiatan

• proposal kegiatan berupa permintaan kepada seseorang atau suatu lembaga untuk

melakukan suatu kegiatan.

• proposal penelitian berupa pengajuan kepada lembaga untuk melakukan suatu

penelitian.

• pada proposal kegiatan terdapat pembiayaan, sedangkan pada proposal penelitian

tidak ada.

• pada proposal penelitian terdapat metode, sedangkan pada proposal kegiatan tidak

ada.

• pada proposal penelitian terdapat kerangka penulisan laporan, sedangkan pada

proposal kegiatan tidak ada.

• pada proposal kegiatan, yang digunakan hanya landasan teoretis saja. sedangkan

pada proposal penelitian menggunakan landasan teoretis dan hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai