Disusun Oleh :
1. Alexius Andi Bur 1611B0204
2. Aulia Zahrah Afifah 1611B0212
3. Dinda Deristia 1611B0221
4. Ghurid Indra Krisna Mukti 1611B0229
5. Karissa Kismaya Putri 1611B0235
6. Lesni Bertaria R.B.L.G 1611B0241
7. Megi A.D. Takubak 1611B0311
8. Meri Anggun Ningtyas 1611B0246
PENDAHULUAN
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
menurut badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ada tiga aspek yang
perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek social. Secara biologis
penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus
yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentannya terhadap penyakit
yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena perubahan berbagai macam
dalam struktur, fungsi, sel dan jaringan serta sistem organ. Secara ekonomi penduduk lansia
lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan
bahwa tidak lagi memberikan banyak manfaat bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa
kehidupan masa tua sering sekali dipersepsikan secara negative sebagai beban keluarga dan
masyarakat. Dari aspek social, penduduk lansia merupakan satu kelompok social sendiri.
Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa dihindarkan. Keinginan
semua orang adalah bagaimana agar tetap tegar dalam menjalani hari tua yang berkualitas
dan penuh makna. Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat usia harapan hidup penduduk
yang semakin meningkat. Menjadi tua adalah suatu proses naturnal dan kadang-kadang tidak
tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua
sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua
merupakan gambaran yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab
penuaan atau mengapa manusia menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda.
Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang dari masa bayi, anak-anak,
dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia kronologis 70 tahun mungkin
dapat memiliki usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau sebaliknya, seseorang dengan
usia 50 tahun mungkin memiliki banyak penyakit kronis sehingga usia fisiologisnya 90
tahun.
Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit
yang sering menghinggapi kaum lanjut usia dengan penurunan kualitas hidup sehingga status
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan,
yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW),
Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat
khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu program pokok perawatan
kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah yang didalamnya ada
keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada
keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010 “
yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM).
Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayaknya.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya untuk memenuhi tugas “Keperawatan
Gerontik” disamping itu juga bertujuan untuk memberikan informasi, gambaran, keterangan
TINJUAN PUSTAKA
2. Teori Psikologis
a. Aktivitas atau Kegiatan
Seorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya
setelah menua. Sense of integrity yang di bangun di masa mudanya tetap
terpelihara di masa tua.
b. Kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada usia lanjut.
Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara
hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat,
keluarga dan hubungan interpersonal.
c. Teori Pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya
Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5%
dari total populasi penduduk.Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi kurang
lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).
usia.
lansia.
individualistik.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
1. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan
orang lain.
2. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami
edukatif pada klien lanjut usia, perawat berperan sebagai supporter, interpreter
terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai
hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah
mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual pada
suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas
ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami ketidakmampuan dengan cara
berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat
menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya
normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam
membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu
melaksanakan.
2. Perubahan Prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya ingat
menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan merawat diri,
timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering
masalah.
3. Pembatasan fisik
peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam hal
4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut ditunjukan
untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena poli fermasi dapat
menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai
contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin diobatai dengan dioksin dan
diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi volume darah dan salah satu efek
sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi
sehingga diobati dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban
ketidaknyaman lansia.
Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to
perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity). Azas
yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health
to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia,
2. Pendekatan
sebagai berikut :
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging).
j. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and
family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
pemulihan.
2.7 Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia
Keluarga Sejahtera
13. UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran negara
Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan
kelembagaan.
b. Upaya pemberdayaan
c. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak potensial
e. Perlindungan social
f. Bantuan social
g. Koordinasi
i. Ketentuan peralihan
2.8.1 Pengertian
Peran adalah seperangkat tingkh laku yang diharapkan orang lain terhadap
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Kozier Barbara,
1995:21).
anatara lain:
1. Care Giver
dengan diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
2. Client Advocate
3. Counselor
4. Researcher
asuransi social federal yang dirancang untu menyediakan perawatan kesehatan bagi lansia
yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare dibagi 2 : bagian A asuransi rumah
sakit dan B asuransi medis. Semua pasien berhak atas bagian A, yang memberikan
santunan terbatas untuk perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah sakit
dan kunjungan asuhan kesehatan yang tidak terbatas di rumah. Bagian B merupakan
program sukarela dengan penambhan sedikit premi perbulan, bagian B menyantuni secara
terbatas layanan rawat jalan medis dan kunjungan dokter. Layanan mayor yang tidak di
santuni oleh ke dua bagian tersebut termasuk asuhan keperwatan tidak terampil, asuhan
keperawatan rumah yang berkelanjutan obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan
perawatan gigi. Medical membayar sekitar biyaya kesehatan lansia (U.S Senate Committee
on Aging, 1991).
Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan bantuan
pemerintah bersangkutan. Program ini beredar antara satu Negara dengan lainya dan hanya
diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid merupakan sumber utama dana
masyarakat yang memberikan asuhan keperawatan di rumah bagi lansia yang tidak
mampu. Program ini menjamin semua layanan medis dasar dan layanan medis lain seperti
khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu program pokok perawatan
kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah yang didalamnya ada
keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada
keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010 “
yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM).
Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang layak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak
memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh
telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia,
keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar
3.2 Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa
keperawatan.