Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha penyehatan lingkungan pada tempat tempat umum merupakan upaya untuk mengamankan
lingkungan melalui perbaikan dan pengawasan kualitas lingkungan. Salah satu yang menjadi
bagian dari penyehatan tempat tempat umum adalah tempat kebugaran. Menurut Giriwijoyo
(2004:36): “pusat kebugaran adalah suatu kegiatan dalam ruangan dengan menawarkan kegiatan
olahraga dari yang tanpa menggunakan alat, sampai yang menggunakan alat-alat yang mahal dan
canggih, yang diantaranya bertujuan prestasi.”

Kemudian Hanafi (1997:9) menjelaskan bahwa: “pusat kebugaran adalah tempat olahraga dalam
ruangan yang menawarkan berbagai program latihan kebugaran dengan fasilitas dan peralatan
yang mutakhir”.

Dikarenakan usaha ini bergerak di bidang jasa, maka para pelaku usaha ini pasti bersaing dalam
menarik pelanggan sebanyak-banyaknya dan berupaya untuk meningkatkan kepuasan
pelanggannya, hal ini dilakukan dengan cara menawarkan pelayanan yang bervariasi diantaranya
penyediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan nyaman hingga penyediaan jasa personal
trainer atau instruktur. Upaya-upaya yang telah disebutkan sebelumnya dilakukan oleh pengelola
merupakan salah satu cara untuk menciptakan kepuasan pelanggan sehingga pelanggan dapat
tertarik menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pengelola.

Selain kelengkapan alat dan fasilitas, banyak faktor lain yang perlu diperhatikan. Misalnya saja
lokasi, konstruksi bangunan, toilet, ketersediaan dan masih banyak lagi. Semua faktor tersebut
termasuk dalam Sanitasi Tempat Tempat Umum. Faktor faktor tersebut menjadi syarat penentu
yang wajib dipenuhi demi menunjang kenyamanan pengunjung.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan sanitasi di ruang ganti Celebrity Fitness ?
2. Bagaimana keadaan sanitasi di Ruang Kegiatan Celebrity Fitnes ?
3. Bagaimana kelengkapan alat alat kerja / alat alat fitness di Celebrity Fitness ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keadaan sanitasi di ruang ganti Celebrity Fitness
2. Untuk mengetahui keadaan sanitasi di Ruang Kegiatan Celebrity Fitnes
3. Untuk mengetahui kelengkapan alat alat kerja / alat alat fitness di Celebrity Fitness ?

D. Manfaat
Manfaat dari dilakukannya praktikum Sanitasi Tempat – Tempat Umum yaitu agar
penulis serta pembaca dapat mengethaui berbagai keadaan sanitasi tempat kebugaran yang
meliputi sanitasi ruang ganti, sanitasi ruang kegiatan, dan kelengkapan fasilitas di Celebrity
Fitness Surabaya. Serta agar mengetahui penilaian keseluruhan tentang sanitasi Celebrity
Fitness Surabaya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi

Menurut WHO dalam buku Pedoman Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum


(1998) “Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang
berpengaruh pada manusia, terutama hal-hal yang mempunyai efek yang merusak
perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.”

Menurut Suparlan (1998) sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa
faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang
mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup.

B. Tempat-tempat Umum

Menurut Suparlan (1998), tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana orang
banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terus –
menerus, secara membayar ataupun tidak membayar.

C. Sanitasi Tempat – tempat Umum


Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang
berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya
atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut
dapat dicegah (Notoatmojo, 2010)

Menurut Suparlan (1998), sanitasi tempat – tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari pemanfaatan tempat – tempat umum maupun
hasil usaha (produk) oleh dan untuk umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya atau menularnya suatu penyakit.

Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan


kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh keluar masuk
ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar.
2. Harus ada gedung/ tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana
masyarakat melakukan aktivitas tertentu.
3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempat-tempat
umum tersebut.
4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan ramainya,
harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di tempat-tempat umum.

D. Pusat Kebugaran

Menurut Giriwijoyo (2004:36): “pusat kebugaran adalah suatu kegiatan dalam ruangan dengan
menawarkan kegiatan olahraga dari yang tanpa menggunakan alat, sampai yang menggunakan
alat-alat yang mahal dan canggih, yang diantaranya bertujuan prestasi.”Kemudian Hanafi
(1997:9) menjelaskan bahwa: “pusat kebugaran adalah tempat olahraga dalam ruangan yang
menawarkan berbagai program latihan kebugaran dengan fasilitas dan peralatan yang mutakhir”.

Dikarenakan usaha ini bergerak di bidang jasa, maka para pelaku usaha ini pasti bersaing dalam
menarik pelanggan sebanyak-banyaknya dan berupaya untuk meningkatkan kepuasan
pelanggannya, hal ini dilakukan dengan cara menawarkan pelayanan yang bervariasi diantaranya
penyediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan nyaman hingga penyediaan jasa personal
trainer atau instruktur. Upaya-upaya yang telah disebutkan sebelumnya dilakukan oleh pengelola
merupakan salah satu cara untuk menciptakan kepuasan pelanggan sehingga pelanggan dapat
tertarik menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pengelola.

Selain kelengkapan alat dan fasilitas, banyak faktor lain yang perlu diperhatikan. Misalnya saja
lokasi, konstruksi bangunan, toilet, ketersediaan dan masih banyak lagi. Semua faktor tersebut
termasuk dalam Sanitasi Tempat Tempat Umum. Faktor faktor tersebut menjadi syarat penentu
yang wajib dipenuhi demi menunjang kenyamanan pengunjung
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
1. Ditinjau dari tempatnya penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian lapangan, karena
penelitian langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan.
2. Ditinjau dari jenisnya, maka penelitian ini bersifat diskriptif yaitu penelitian dengan
tujuan utama untuk menggambarkan suatu keadaan secara objektif. (Notoatmojo, 2010)
3. Ditinjau dari waktunya penelitian ini termasuk cross sectional yaitu penelitian yang
pada waktu pengambilan data dan analisis dilakukan hanya 1 kali pengamatan pada
jangka waktu tertentu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Celebrity Fitness, Pakuwon Mall Lt. 2, Jl. Puncak
Indah Lontar 2 Surabaya

2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Kamis, 9 Mei 2019

C. Obyek Penelitian
1. Sanitasi Lodging
a. Ruang Ganti
b. Ruang Kegiatan
c. Kelengkapan Prasarana di ruang kegiatan
D. Variabel Penelitian
1. Ruang ganti yang meliputi (Tempat penitipan baju, pemisah / sekat ruang antara laki laki
dan perempuan)
2. Ruang kegiatan yang meliputi tempat berolah raga
3. Kelengkapan prasarana yang berupa alat alay fitness
4. Fasilitas sanitasi yang meliputi : penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan
pengelolaan sampah.
5. Kualitas lingkungan fisik

E. Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
a. Editing adalah meneliti dan mengkaji kembali data yang ada dan terkumpul apakah
sudah siap untuk diproses berikutnya.
b. Coding adalah kegiatan untuk membuat kode atau peng-kode-an terhadap data
sehingga memudahkan untuk menganalisis data.
c. Tabulasi adalah kegiatan setelah dilakukan editing kemudian disusun dan disajikan
dalam bentuk tabel.
2. Analisis Data
Penulis menganalisa masalah yang ditemukan secara deskriptif dalam bentuk tabel.

F. Cara Penilaian
Penilaian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah system skor yaitu dengan menetapkan
bobot dan nilai untuk setiap item atau variabel penelitian. Dengan sistem ini, hasil penilaian
mendekati kondisi yang sebenarnya atau lebih cermat dan obyektif karena setiap variabel
yang diteliti mempunyai bobot yang dibuat berdasarkan critical point.
1. Bobot.
Bobot berdasarkan pada critical point artinya nilai – nilai kritis yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Makin besar bobt pada masing – masing item, maka
makin besar pula peranannya dalam menimbulkan gangguan kesehatan manusia.
2. Nilai
Rentang nilai yang diberikan pada setiap komponen sanitasi perhotelan adalah 0-10.
3. Skor merupakan hasil perkalian antara bobot dengan nilai untuk setiap variabel yang
diteliti.
4. Skor maksimal merupakan perkalian dari bobot maksimal dengan nilai maksimal untuk
setiap variabel yang diteliti.
5. Kriteria Penilaian
a. Baik jika presentase hasil penilaian adalah >75% dari skor maksimal.
b. Cukup jika presentase hasil penilaian adalah 60 – 75% dari skor maksimal
c. Kurang jika presentasi hasil penilaian <60% dari skor maksimal.
Cara menghitung presentase nilai masing – masing variabel dengan formula sebagai
berikut :
TS
KS = x 100%
SM
Keterangan :
KS : Keadaan Sanitasi
TS : Total Skor yang diperoleh
SM : Skor Maksimal
BAB V

PEMBAHASAN

NO KOMPONEN BOBOT NILAI SKOR


1. Ruang ganti
a. Tersedianya tempat penitipan baju/ pakaian
yang bebas dari kutu busuk dan serangga
lainya dan selalu di jaga kebersihannya. 2 20 100 %

2 20 100%
b. Tersedianya skat ruang antara laki – laki
dan perempuan.

2 20
c. Pencahayaan minuman 8 fc dan tidak 100%
menyilaukan.

2 20 100%
d. Lubang fentilasi minimal 10%  dari
luas lantai ruang ganti. 1 10 100%
e. Lantai tidak lembab dan
mudah dibersihkan.

2. Ruang kegiatan
a. Tersedia kotak sampah. 2 20 100%
b. Pencahayaan tidak menyilaukan. 2 20 100%
c. Lubang fentilasi minimal 10% dari luas 2 20 100%
lantai ruang kegiatan.
2 20 100%
d. Lantai tidak lembab dan mudah
dibersihkan. 2 20 100%
e. Tersedianya P3K dalam ruang kegiatan.

3. Alat-alat Kerja
a. Alat-alat kerja aman dipergunakan, tidak 3 30 100%
rusak / aman dipergunakan.
b. Tempat peletakan alat yang berat 3 30 100%
disesuaikan dengan luas ruangan, sehingga
tidak membahayakan pengguna. 3 30 100%
c. dalam penggunaan alat-alat berat, harus
ada pemandu//pengawasan dari pihak
tempat tersebut. Sehingga meminimalisir
terjadinya kecelakaan kegiatan.
Komponen :
Skor maksimal : 290

Layak : >75%

Kurang layak : 60 – 75%

Tidak layak : <60%

Nilai yang diperoleh yaitu sebesar 280.

TS
Skor yang diperoleh : KS = x 100%
SM

280
= x 100% = 96%
290

Bab VI

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesinpulan
Dari data yang diperoleh, Celebrity Fitness Center mendapat skor 280, dengan presentasi
skor 96%, dengan masuk kategori LAYAK. Mengacu pada hal ini, Celebrity Fitness
Center mendekati skor sempurna. Hal ini tidak aneh lagi sebab Celebrity Fitness Center
termasuk tempat kebugaran bintang lima dan memiliki sertifikat kompeten. Pengunjung
dari Celebrity Fitness Center merupakan kalangan tingkat atas sehingga tempatnya
sendiri memiliki fasilitas yang lengkap dan memenuhi kriteria.
B. Saran
Hanya saja, lantai di Celebrity Fitness Center sedikit lembab. Hal ini harus diperhatikan
oleh petugas Celebrity Fitness Center supaya tempat ini semakin baik dari segi faktor
lingkungan fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta

Suparlan. 1981. Pedoman Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum. Surabaya : Merdeka

Suparlan, 1998. Pedoman Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum.Surabaya. Instalasi


Penerbit Akademi Penilik Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai