Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

K DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN: GANGGUAN POLA NAPAS DENGAN DIAGNOSA
SUSP COVID-19 DI RUANG BAROKAH

RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
2021

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi Oksigen
Manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara
memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis.
Adapun kebutuhan merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat atau
diperhatikan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan itu sendiri.
Berdasarkan teori Abraham Maslow tentang kebutuhan dasar manusia dan
membagi menjadi lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan
dimiliki, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Salah satunya
ialah kebutuhan fisiologis seperti oksigen, cairan, nutrisi, dan eliminasi (Potter
& Perry, 2005).
Oksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel
dalam tubuh melalui sistem pernafasan dan sistem kerdiovaskuler/peredaran
darah (Vaughans, 2013). Oksigen diperlukan oleh sel untuk mengubah
glukosa menjadi energi. Selanjutnya energi inilah yang digunakan untuk
melakukan berbagai aktivitas seperti aktivitas fisik, penyerapan makanan,
membangun kekebalan tubuh, pemulihan kondisi tubuh dan penghancuran
beberapa racun sisa metabolisme. Kebutuhan tubuh terhadap oksigen
merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak. Tanpa oksigen
dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan
menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap
kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen
antara tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih
dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan
Erb, 1998).
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Oksigenasi
1. Faktor Fisiologis
Setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonar secara langsung
akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan
oksigen. Klasifikasi umum gangguan jantung meliputi ketidakseimbangan
konduksi, kerusakan fungsi, hipoksia, kerusakan otot jantung. Diafragma,
otot besar yang terletak tepat dibawah paru-paru, membantu dengan inhalasi
dan ekshalasi gas ke paru-paru. Kontraksi dan relaksasi otot jantung
memampukan jantung ntuk memompa darah secara efisien. Kontraksi dan
relaksasi pada diafragma dan otot-otot jantung tergantung pada pensinyalan
yang tepat dari sistem syaraf. Pembuluh darah juga tersusun oleh otot-otot
halus yang membantu sirkulasi darah yang kaya oksigen ke jaringan yang
dituju.
2. Usia dan Tahap Pekembangan
Sistem pernafasan dan sistem kekebalan tubuh yang tidak sempurna diikuti
ukuran jantung lebih kecil menjadikan anak-anak kecil beresiko lebih besar
terhadap gangguan oksigenasi. Orang dewasa lanjut juga beresiko
mengalami gangguan oksigenasi karena kapasitas fungsonal paru-paru dan
jantung berkurang seiring pertambahan usia seseorang.
3. Faktor Lingkungan
Beberapa fariabel dilingkungan mempengaruhi kemampuan seseoang untuk
memenuhi kebutuhan oksigennya. Polutan dan alergan di udara (misal
serbuk sari, kabut asap, zat kimia beracun) dan juga asap rokok sekunder
dapat merusak jaingan paru-paru dan mengarah pada dampak jangka
panjang seperti kanker paru-paru dan penyakit pulmonari (COLD). Dataran
Tinggi juga dapat mengganggu oksigenasi karena terjadi penurunan jumlah
oksigen di udara.
4. Makanan
Dampak makanan yang buruk didokumentasikan dengan baik. Kandungan
makanan dan juga jumlah makanan yang dicerna dapat menyebabkan
masalah yang secara langsung memengaruhi oksigenasi.
5. Gangguan kesehatan
Gangguan kesehatan secara langsung terkait dengan fungsi pernafasan dan
kardiovaskuler dan juga yang terkait dengan fungsi tubuh lain yang
berpotensi memengaruhi oksigenasi. Banyak penyimpangan terjadi akibat
pilihan hidup tidak sehat. Pada akhirnya, salah satu intervensi utama adalah
pelajaran kesehatan untuk mencegah, mengendalikan, atau memutarbalikkan
dampak berlawanan dan pilihan tertentu. Contoh penyimpangan sistem
pernafasan antara lain:
- Pneumonia
- COPD dan COLD
- Hipoventilasi (paru-paru basah, COPD, COLD)
- Hiperventilasi (cemas, infeksi, obat, demam).
Penyimpangan kesehatan lain yang mengganggu oksigenasi antara lain:
- Sakit (misal operasi abdominal, fraktur tulang iga, pembesaran kelenjar
gondok/tiroid) yang menyebabkan pernafasan dangkal.
- Infeksi atau penyembuhan luka (tingkat pemintaan oksigen)
- Kelainan syaraf
- Kelanan otot (dapat mempengarhi otot yang digunakan untuk bernafas
dan otot jantung).
- Masuknya benda asing (misal makanan, mainan)
- Kehamilan (rahim yang membesar mengurangi ruang untuk ekspansi
paru-paru dan menyebabkan nafas pendek).
C. Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri atas tiga tahap, yaitu
ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas.
a. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru.
Semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian
sebaliknya, adanya kemampuan thoraks dan paru pada alveoli dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis, adanya jalan nafas yang
dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos
yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom (terjadinya
rangsangan simpatis dapat menyebabkan relaksasi sehingga vasodilatasi
dapat terjadi, kerja saraf parasimpatis dapat menyebabkan kontraksi
sehingga vasokontriksi atau proses penyempitan dapat terjadi.
b. Difusi gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan
kepiler paru dan karbon dioksida di kapiler dengan alveoli. Proses
pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya
permukaan paru, tebal membran respirasi yang terdiri atas epitel alveoli
interstisial, perbedaan tekanan dan konsentrasi oksigen (hal ini
sebagaimana oksigen dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena
tekanan oksigen dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan oksigen
dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi),
tekanan parsial karbon dioksida dalam arteri pulmonalis akan berdifusi
ke dalam alveoli, dan afinitas gas.
c. Transportasi gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian oksigen kapiler ke
jaringan tubuh dan karbon dioksida jaringan tubuh ke kapiler. Pada
proses transportasi, oksigen akan berikatan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan karbon
dioksida akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin
(30%) , larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi asam karbonat
yang berada dalam darah (65%). Transportasi gas dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung, kondisi pembuluh darah,
perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit),
serta eritrosit dan kadar Hb (Hidayat, 2006).
D. Gangguan Pada Oksigenasi
Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas
dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi
maupun fisiologis dari organ-organ respirasi. Permasalahan dalam
pemenuhan tersebut juga dapat disebabkan karena adanya gangguan pada
sistem tubuh yang lain, misalnya sistem kardiovaskuler.
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh
karena peradangan, obstruksi, tauma, kanker, degeneratif, dan lain-lain.
Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan oksign dalam tubuh tidak
terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan-gangguan respiasi
dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama/frekuensi pernafasan,
insufisiensi pernafasan, dan hipoksia.
a. Gangguan irama/frekuensi pernafasan
Gangguan irama pernafasan, antara lain:
1. Pernafasan ‘Cheyne-stokes’ yaitu siklus pernafasan yang
amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik kemudian menurun dan
berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi dengan siklus yang baru. Jenis
pernafasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti,
overdosis obat.
2. Pernafasan ‘Biot’yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan
Cheyne-stokes, tetapi amplitudo nya rata dan disertai apnea. Keadaan
ini biasanya pada penyakit radang selaput otak.
3. Pernafasan ‘Kussmaul’ yaitu pernafasan yang jumlah dan
kedalamannya meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis
pernafasan ini biasanya ditemukan pada klien dengan asidosis
metabolik dan gagal ginjal.
b. Gangguan frekuensi pernafasan
1. Takipnea/hiperpnea yaitu frekuensi pernafasan yang jumlahnya
meningkat diatas frekuensi pernafasan normal.
2. Bradipnea yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernafasan
yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernafasan normal.
c. Insufisiensi pernafasan
Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok
utama yaitu:
1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti:
i. Kelumpuhan otot pernafasan, misalnya pada poliomielitis, transeksi
servikal.
ii. Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma,
emfisema, TBC, dan lain-lain.
2. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru:
i. Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang,
misalnya kerusakan jaringan paru, TBC, kanker
ii. Kondisi yang menyebabkan penebalan membran pernafasan,
misalnya pada edema paru, pneumonia, dan lain-lain.
3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari
paru-paru ke jaringan yaitu:
i. Anemia dimana berkurangnya jumlah total hemoglobin yang
tersedia untuk transpor oksigen.
ii. Keracunan karbon dioksida dimana sebagian besar hemoglobin
menjadi tidak dapat mengangkut oksigen.
iii. Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh karena
curah jantung yang rendah.
iv. Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan. Istilah ini lebih
tepat dari pada anoksia. Sebab, jarang terjadi tidak ada oksigen
sama sekali dalam jaringan (Asmadi, 2012).
E. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini
mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan
sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analis data sebagai dasar
untuk diagnosa keperawatan (Bandman, 1995). Tujuan dari pengkajian adalah
menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman
yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan
klien.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan perawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan informasi
merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang yang
terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi
klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan
diagnosiskeperawatan, serta tindakan untuk mengatasi masalah-masalah klien
(Engram Barbara, 1999). Adapun pengkajian pada ketidakefektifan pola nafas
menurut Tarwoto, wartonah (2010) meliputi:
1. Riwayat keperawatan
a) Masalah pernafasan yang pernah dialami
Pengkajian riwayat pasien yang menyebabkan ketidakefektifan pola
nafas seperti mengalami perubahan pola pernafasan, mengalami batuk
dengan sputum, mengalami nyeri dada, dan aktivitas apa saja yang
menyebabkan terjadinya gejala tersebut.

b) Riwayat penyakit yang pernah diderita


Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan penyakit
pernafasan, misalnya riwayat penyakit batuk, asma, TB, alergi dan lain-
lain. Serta bagaimana frekuensi setiap kejadian.
c) Riwayat kardiovaskular
Pengkajian riwayat kardiovaskular seperti pernah mengalami penyakit
jantung atau peredaran darah.
2. Pemeriksaan fisik
- Mata
Pemeriksaan yang dilakukan seperti konjungtiva pucat (karena anemia),
konjungtiva sianosis (karena hipoksemia) dan konjungtiva terdapat
pethechial (karena emboli lemak atau endokarditis).
- Kulit
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi sianosis secara
umum (hiposemia), penurunan turgor (dehidrasi), dan edema.
- Jari dan kuku
Dilakukan pemeriksaan jari dan kuku untuk mengetahui terjadinya sianosis
dan clubbing finger.
- Mulut dan bibir
pemeriksaan pada mulut dan bibir dilakukan untuk mengetahui terjadinya
membran mukosa sianosis dan bernafas dengan mengerutkan mulut.
- Hidung
Dilakukan pemeriksan untuk mengetahui adanya pernafasan dengan cuping
hidung.
- Vena leher
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya distensi/bendungan pada
leher
- Dada
Dilakukan pemeriksaan dada untuk mengetahui adanya retraksi otot buntu
pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan, dispnea, atau obstruksi
jalan pernafasan), terjadinya pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan
dada kanan, suara nafas normal (vesikuler, bronkovesikuler, bronkial), suara
nafas tidak normal (crakles, ronkhi, wheezing, pleura friction), bunyi
perkusi (resonsn,hiperresonsn, dullness).
- Pola pernafasan
Dilakukan pemeriksaan pola pernafasan seperti pernafasan normal (eupnea),
pernafasan cepat (takipnea), dan pernafasan lambat (bradipnea).
3. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data
fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal hal yang mencakup tindakan
yang dilakukan terhadap klien. Pengumpulan data adalah pengumpulan
informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan
masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan
klien (Potter & Perry, 2005). Tujuan pengumpulan data:
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-
langkah.
Tipe data:
1. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh
perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status
kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan,
frustasi, mual, dan perasaan malu (Potter & Perry, 2005).
2. Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indra (lihat, dengar, cium, dan raba) selama pemeriksaan fisik.
Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan,
tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).
F. Pathway

Dispnea yang disebabkan oleh beberapa etiologi (salah satunya virus)

Fungsi pernafasan terganggu

Ventilasi Pernafasan Obstruksi jalan nafas Perb perload & after


load

Ventilasi Pernapasan Bersihan jalan nafas tdk efektif Pertukaran O2 &


CO2 terganggu

Hipoventilasi/ Gangguan pertukaran gas


Hiperventilasi

Takipnea/Bradipnea

Pola napas tidak efektif

Intoleransi Aktifitas

G. Rumusan Masalah
Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi
masalah perawatan kesehatan umum klien. Namun, sebelum memberikan
perawatan masalah harus ditetapkan secara lebih spesifik. Untuk
mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dahulu menentukan apa
masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual
(Potter & Perry, 2005). Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada data
pengkajian pernafasan (NANDA dalam Potter & Perry, 2005) yaitu:
1. Intoleransi aktifitas
2. Perubahan perfusi jaringan
3. Ansietas
4. Disfungsi respons penyapihan ventilator
5. Gangguan pertukaran gas
6. Bersihan jalan nafas tidak efektif
7. Pola pernafasan tidak efektif
8. Nyeri
H. Perencanaan
Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan mengawali
langkah perencanaan dan proses keperawatan. Perencanaan adalah kategori
dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil
perkiraan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan
tersebut. Selama perencanaan, dibuat prioritas. Selain kolaborasi dengan klien
dan keluarganya, perawat konsultasi dengan anggota tim perawat kesehatan
lainnya, menelaah literatur yang berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat
informasi yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien dan
penatalaksanaan klinik (Potter & Perry, 2005). Pada tahap perencanaan, ada
empat hal yang harus diperhatikan:
1. Menentukan prioritas masalah. Berbagai cara dalam memprioritaskan
masalah diantaranya sebagai berikut.
- Berdasarkan Hierarki Maslow, yaitu fisiologis, keamanan/keselamatan,
mencintai dan memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri.
- Berdasarkan Griffith-Kenney Christensen dengan urutan yaitu ancaman
kehidupan dan kesehatan, sumber daya dan dana yang tersedia, peran serta
klien, prinsip ilmiah dan praktik keperawatan.
2. Menentukan tujuan
Dalam menentukan tujuan, digambarkan kondisi yang diharapkan disertai
jangka waktu.
3. Menentukan kriteria hasil
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria hasil adalah
sebagai berikut.
- Bersifat spesifik dalam hal isi dan waktu. Misalnya pasien dapat
menghabiskan 1 porsi makanan selama 3 hari setelah operasi.
- Bersifat realistik, artinya dalam menentukan tujuan harus dipertimbangkan
faktor fisiologis/patologi penyakit yang dialami dan sumber yang tersedia
serta waktu pencapaian.
- Dapat diukur, misalnya pasien dapat menyebutkan tujuan batuk efektif
dengan benar dan mendemonstrasikan cara batuk efektif.
- Mempertimbangkan keadaan dan keinginan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather & Shigemi, Kamitsuru. 2018. NANDA-I Diagnosis


Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC

Mubarak, W. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba


Medika

Muttaqin, A. 2011. Pengkajian Keperawatan Aplikasi dan Praktik Kinik. Jakarta:


Salemba Medika

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Defenisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Defenisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2016). Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia. Defenisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Tarwoto, W. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN UTAMA GANGGUAN POLA NAPAS DI RUANG
BAROKAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Tanggal Masuk : Jum’at, 13 Agustus 2021 Pukul : 14.00 WIB

Tanggal pengkajian : Jum;at, 13 Agustus 2021 Pukul : 17.00 WB

Biodata

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. K

Umur : 55 tahun

Alamat : Alangamba, 08/04 Binangun, Cilacap

No. RM : 004282

Jenis Kelamin : Perempuan

Dx Medis : Susp Covid-19

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. W

Umum : 27 Tahun

Alamat : Alangamba, 08/04 Binangun, Cilacap

Hub dengan klien : Anak

2 Keluhan Utama

Sesak

3. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Ny. K saat ini dirawat diruang Barokah RS PKU Muhammadiyah Gombong


dengan diagnose medis Susp Covid-19. Pasien merupakan pasien pindahan
dari Bangsal Al-mu’min pada Jum’at 13 Agustus 2021 dan sudah dirawat ±
10 hari. Awal mula pasien masuk ke IGD RS PKU Muhammadiyah
Gombong dengan keluhan nyeri perut (maag) saat dilakukan pemeriksaan
pasien diminta dokter untuk dilakukan pemeriksaan PCR dan hasilnya (+)
sehingga harus dilakukan perawatan intensif, selama perawatan kadar Hb
pasien sempat kritis hingga membutuhkan tranfusi 3 kolf. Setelah dirasa
kondisi membaik pasien dipindahkan ke ruang perawatan biasa, meskipun
dengan kondisi masih sesak dan lemas. Diruangan oleh perawat sudah
diberikan terapi O2 RM 10ltr, infus RL 20tpm, inj vit K, inj Ceftriacone
20gr, Zink 1x20mg, Vit E 1X400mg, inj santagesic 3x1gr dan inj ranitidine
2x50mg, Azitromicine 500mg, codein 3x10mg, sanmol 3x550mg.

2. Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.

3. Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit yang sama dengan pasien maupun penyakit menurun dan menular
lainnya.

Pengkajian Pola fungsional Virginia Henderson

a. Pola bernapas

Sebelum sakit : Klien mengatakan bernapas dengan baik dan tidak


merasa sesak

Saat dikaji : Klien mengatakan sesak napas dan memerlukan alat


bantu nafas. Terpasang RM 10 liter/menit

b. Pola makan dan minum

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi


sedang nasi sayur dan lauk, serta minum air putih 5-8
gelas/hari

Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan tidak nafsu makan, hanya


menghabiskan 5-7 sendok makanan yang disediakan RS,
minum 3-5 gelas/hari.

c. Pola eliminasi

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan BAB 1x sehari dengan


konsistensi padat, warna kuning. BAK 8 kali sehari dengan
warna kuning jernih

Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan BAB 1X sehari, dan BAK


normal tapi tidak terasa karena pasien menggunakan DC.

d. Pola aktivitas

Sebelum sakit : Klien mengatakan mampu melakukan aktifitas sehari-hari


tanpa bantuan.
Saat dikaji : Klien mengatakan hanya terbaring ditempat tidur dan
semua aktifitas dibantu keluarga dan perawat karena sesak
untuk aktifitas.

e. Pola Istirahat

Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur 6-7 jam namun sering terbangun
karena merasa badannya tidak enak, bagian kaki sering
gatal.

Saat dikaji : Klien mengatakan istirahat dan tidur cukup terganggu


karena sesak.

f. Pola Berpakaian

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan dapat berpakaian dan memilih


pakaian sendiri

Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan untuk menggunakan pakaian


klien dibantu anggota keluarga

g. Pola Pengaturan Suhu

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan memakai pakaian tebal pada


saat dingin, dan pakain tipis pada saat panas

Saat dikaji : Keluarga lien mengatakan kemarin badannya sempet


panas, dan untuk perawatan demam dibantu oleh keluarga.

h. Pola Kebersihan diri

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan mandi 2x sehari dan keramas


2x seminggu

Saat dikaji : Klien mengatakan selama dirumah sakit hanya diseka dan
dibantu Keluarganya

i. Pola Aman Nyaman


Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan klien dibantu anggota
keluarga untuk melindungi diri sendiri dari bahaya
Lingkungan.

Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan tidak nyaman dengan


keadaannya saat ini karena sesak yang dirasakan membuat
tidak bisa beristirahat dan tidur nyenyak.

j. Pola Komunikasi

Sebelum sakit : Klien dapat berkomunikasi secara baik dan lancar

Saat dikaji : Klien mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar


meskipun dalam kondisi sesak.

k. Pola Beribadah

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan beragama islam dan dapat


melakukan ibadah sholat 5 waktu setiap harinya

Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan klien tmelakukan ibadah


selama sakit dengan tayamum

j. Pola Produktivitas

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan bahwa dirinya bekerja sebagai


pedagang

Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan harus berbaring diatas tempat


tidur rumah sakit.

k. Pola Rekreasi

Sebelum sakit : Keluarga lien mengatakan biasanya berkumpul bersama


keluarga dan menonton tv untuk melepaskan lelah .

Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan hanya tiduran dan


berbincang-bincang dengan suami dan anaknya.

l. Pola Kebutuhan Belajar


Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan sudah tau akan penyakit yang
diderita

Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan mendapatkan informasi


tambahan tentang status kesehtannya dari tenaga kesehatan
yang merawatnya

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Cukup

Kesadaran : Composmetis

GCS : 15

BB : 55 kg

TB : 155 cm

TD : 140/78 mmHg

S : 36,90C

RR : 25x/menit

Nadi : 98x/menit

SPO2 : 98%

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kapala dan Rambut : bentuk kepala mesochepalus, rambut putih (-),


kulit kepala bersih (+), lesi (-)

b. Mata : sclera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), pupil isokor,


posisi pupil ditengah-tengah, refleks langsung cahaya (+)

c. Hidung : napas cuping hidung (+), pembesaran polip (-), bersih (+),
lesi (-), alat bantu pernafasan (+)
d. Mulut dan gigi : Bibir pucat dan kering (+), bibir hitam (-), stomatitis (-),
gigi kekuningan (+), tonsillitis (-), lidah bersih (+)

e. Telinga : Benjolan (-), serumen berlebihan (+), gangguan


pendengaran (+), memakai alat bantu pendengaran (-).

f. Leher : Nyeri tekan (-), lesi (-)

g. Ekstermitas

Ek. Atas : pada ekstermitas atas bagian kiri terpasang infus RL 20 tpm, ada
penurunan kekuatan otot

Ek. Bawah : Edema (+), lesi (-), ada penurunan kekuatan otot

h. Dada

a. Paru

Inspeksi : bentuk dada simetris, terdapat retraksi dinding dada,


adanya penggunaan otot bantu nafas

Palpasi : vocal premitus seimbang antara kanan dan kiri.

Perkusi : bunyi normal sonor pada semua lapang paru

Auskultasi : suara napas ronchi

b. Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak nampak.

Palpasi : IC ada pada Spatium Intercosta (SIC) V di sebelah medial


linea midklavikularis sinistra.

Perkusi : bunyi pekak

Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah : SIC IV Linea Para Sternalis Dextra


Kiri Atas : SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

Kiri Bawah : SC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra

Auskultasi : denyut jantung teratur irama regular. Terdengar S1 dan S2


(lup, dup), terdapat bunyi tambahan (-).

i. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada asites , tidak ada lesi

Auskultasi: Peristaltic usus 16x/menit

Perkusi : Terdengar bunyi timpani dan tidak ada penumpukan cairan.

Palpasi : Hepar teraba tidak membesar, tepi tumpu, rata dan lien tidak
teraba membesar, tidak ada nyeri

Pemeriksaan Penunjang

Tgl Terima : 12-08-2021 (21:33:16)

Tgl Selesai : 12-08-2021 (22:11:18)

Laboratorium Darah Lengkap

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode


HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Leukosit 9,33 3,6-11 rb/ul Flowcytometri
Eritrosit 3,50 L 3,8-5,2 Juta/L Flowcytometri
Hemoglobin 10,8 L 11,7-15,5 gr/dl Flowcytometri
Hematokrit 34,0 L 35-47 % Flowcytometri
MCV 97,1 80-100 fL Flowcytometri
MCH 30,7 26-34 pg Flowcytometri
MCHC 31,6 L 32-36 g/dl Flowcytometri
Trombosit 469 H 150-440 rb/dl Flowcytometri
HITUNG JENIS
Basofil% 0,7 0,0-1,0 % Flowcytometri
Eosinophil% 2,8 2,0-4,0 % Flowcytometri
Neutrophil% 75,8 H 50,00-70,0 % Flowcytometri
Limfosit% 13,4 L 25,0-40,0 % Flowcytometri
Monosit% 7,3 2,0-8,0 % Flowcytometri
Program Terapi

Program Terapi Dosis Waktu Pemberian


Infus RL 20tpm
Azitromicin 500 mg Per 24 jam
Inj ceftriaxone 20mg Per 24 jam
Inj vit K 20/100 cc NS/12 Jam
inj ranitidine 50mg Per 12 jam
inj santagesic 1gr Per 8 jam
Zink 20 mg Per 12 jam
Vit E 400 mg Per 24 jam
Sanmol 550 Per 8 jam
Nb 5000 Per 24 jam
codein 10mg Per 8 jam

ANALISA DATA

No Tgl/jam Data Fokus Problem Etiologi


1 Jum;at, DS: Pasien mengatakan sesak Pola napas Hambatan
13 upaya napas
Agustus DS: tidak efektif (post Covid-
2021 19)
- Tampak sesak napas
Pukul :
- Penggunaan otot bantu napas
17.00 WB
- Napas cuping hidung
- Menggunakan alat bantu napas
NRM 10liter/menit
- Rr 28x/menit
2. Jum;at, DS: Pasien mengatakan lemes Ketidakefektif Penurunan
13 an perfusi konsentrasi
DO:
Agustus jaringan Hb
2021 Wajah tampak pucat perifer
Pukul : Tampak lemah
17.00 WB Konjuntiva anemis

Akral dingin
Monitor TTV

– CRT: >2detik
– Post tranfusi 3 kolf
– Hb 10,8 (L)
3. Jum;at, DS: keluarga mengatakan pasien Intoleransi Penyakit paru
13 tidak mampu melakukan aktifitas aktifitas (Post Covid-
Agustus apapun karena sesak 19)
2021
DO :
Pukul :
17.00 WB - Gambaran EKG
menunjukkan aritmia
- Hasil RO Thorax pasien
pneumonia
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Hambatan upaya napas (post
Covid-19)

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan


konsentrasi Hb

3. Intoleransi aktifitas b.d Penyakit paru (Post Covid-19)

Intervensi Keperawatan

Tgll/jam DX Kriteria hasil Intervensi TTD

Jum;at, 13 1 Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen jalan napas


Agustus keperawatan selama 3x24 Jam
1. Monitor pola napas
2021 masalah keperawatan pola napas
(frekuensi, kedalaman, usaha
Pukul : tidak efektif b.d dapat diatasi
napas)
17.00 WB dengan Kriteria hasil :
2. Monitor bunyi napas
Pola napas (01004) tambahan
3. Posisikan semi fowler/fowler
Indikator A T
4. Berikan oksigen
Dispnea 2 4
5. Kolaborasi pemberian
Penggunaan otot 2 4 bronkodilator
bantu napas
Pernapasan cuping 2 4
hidung
Keterangan :

1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Indikator A T
Frekuensi napas 2 4
Kedalaman napas 2 4
Ket:

1: Memburuk

2: Cukup memburuk

3: Sedang

4: Cukup membaik

5: Membaik

Jum;at, 13 2 SLKI : Setelah dilakukan SIKI: Manajaemen syok


Agustus intervensi selama 3 x 24 jam
1. Monitor TTV
2021 masalah Ketidakefektifan perfusi
Pukul : jaringan perifer pasien dapat 2. Monitor status nutrisi pasien
17.00 WB berkurang dengan kriteria hasil 3. Monitor tingkat kesadaran dan
sebagai berikut : respon pupil

Perfusi perifer 4. Monitor hasil laboratorium

Indicator A T 5.Kolaborasi pemberian tranfusi


Warna kulit pucat 2 4 darah, jika perlu
Kelemahan otot 2 4
Keterangan :

1 : Meningkat

2 : Cukup Meningkat

3 : sedang

4 : Cukup menurun

5 : Menurun

indikator A T
Pengisian kapiler 2 4
Akral 2 4
Turgor kulit 2 4
Keterangan :

1 : Memburuk

2 : Cukup Memburuk

3 : sedang

4 : Cukup membaik

5 : membaik
Jum;at, 13 3 Setelah dilakukan perawatan Manajemen Energi
Agustus selama 3 x 24 jam diharapkan
1. Identifikasi gangguan
2021 masalah keperawatan kerusakan
fungsi tubuh yang
Pukul : intoleransi aktifitas b.d. Dapat
mengakibatkan kelelahan
17.00 WB diatasi dengan kriteria hasil :
2. Monitor pola dan jam tidur
Toleransi aktivitas (L.05047) 3. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/aktif
Kriteria hasil A T
4. Berikan aktivitas distraksi
Dispnea saat 2 4
yang menenangkan
aktivitas
5. Anjurkan melakukan
Dispnea setelah 2 5 aktifitas secara bertahap
aktivitas
Perasaan lemah 2 5

Keterangan :

1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Implementasi Keperawatan

Tgl/jam DP Implementasi Respon TTD

Jum;at, 1 Memonitor pola napas (frekuensi, S: pasien mengatakan sesak


13 kedalaman, usaha napas)
O: Rr 28x/menit,
Agustus
menggunakan otot bantu
2021
napas
Pukul :
17.00 Memonitor bunyi napas tambahan S: -

WB O: terdapat bunyi napas


ronchi

S: pasien mengatakan
Memposisikan semi fowler/fowler
nyaman diposisikan fowler

O: posisi pasien fowler

S: pasien mengatakan
Memberikan oksigen
nyaman menggunakan O2

O: NRM 10liter/menit
Mengidentifikasi gangguan fungsi S: -
tubuh yang mengakibatkan kelelahan
O: RO Thorax Pneumonia

Memonitor pola dan jam tidur S: pasien mengatakan


istirahat dan tidur cukup
terganggu

O: NRM 10l/menit

S: pasien mengatakan belum


Melakukan latihan rentang gerak pasif
bisa melakukan aktivitas
dan/aktif
O: masih sesak

S: -
Memberikan aktivitas distraksi yang
O: pasien belum bisa
menenangkan
mengontrol sesak

Anjurkan melakukan aktifitas secara S: keluarga mengatakan


bertahap belum bisa melakukan
aktifitas papun

O: masih sesak

Memonitor status nutrisi pasien S: pasien belum terlalu


nafsu makan

O: menghabiskan 7-10
sendok makanan
Memonitor tingkat kesadaran dan
S: tingkat kesadaran baik
respon pupil
O: pupil isokor

S: -
Memonitor hasil laboratorium
O: belum dilakukan cek lab
ulang
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, S: -
jika perlu
O: belum ada instruksi
dokter untuk melakukan
tranfusi
Sabtu, 14 1. Memonitor pola napas (frekuensi, S: pasien mengatakan sesak
Agustus kedalaman, usaha napas)
O: Rr 22x/menit,
2021
menggunakan otot bantu
Pukul :
napas
07.00 2. Memonitor bunyi napas tambahan
WB S: -

O: terdapat bunyi napas


ronchi
3. Memposisikan semi fowler/fowler
S: pasien mengatakan
nyaman diposisikan fowler

O: posisi pasien fowler


4. Memberikan oksigen
S: pasien mengatakan
nyaman menggunakan O2

O: NRM 10 liter/menit
5. Memonitor pola dan jam tidur
S: pasien mengatakan mulai
bisa istirahat dan tidur

O: 10liter/menit
6. Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan S: -

O: pasien belum bisa


mengontrol sesak
7. Memonitor asupan makan
S: pasien belum terlalu
nafsu makan
O: menghabiskan 7-10
sendok makanan
Minggu, 1. Memonitor pola napas (frekuensi, S: pasien mengatakan sesak
15 kedalaman, usaha napas)
O: Rr 20x/menit,
Agustus
menggunakan otot bantu
2021
napas
Pukul : 2. Memonitor bunyi napas tambahan
07.00 S: -

WB O: terdapat bunyi napas


ronchi

S: pasien mengatakan
3.Memberikan oksigen
nyaman menggunakan O2

O: NRM 10/menit

S: pasien mengatakan bisa


4. Memonitor pola dan jam tidur
istirahat dan tidur

O: NRM 10/menit

S: pasien mengatakan bisa


5. Melakukan latihan rentang gerak
melakukan aktivitas ringan
pasif dan/aktif
O: masih terasa sedikit

S: -
6. Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan O: pasien belum bisa
mengontrol sesak

S: pasien mengtakan sudah


7. pasien mengatakan belum banyak bisa melakukan aktifitas
bergerak karena masih sesak ringan

O: masih terasa sesak


S: pasien belum terlalu
8. memonitor asupan makanan nafsu makan

O: menghabiskan ½ porsi
makanan yang disediakan

Evaluasi Keperawatan

Tgl/jam DP SOAP TTD

Jum;at, 1 S: pasien mengatakan sesak


13
DO :
Agustus
2021 TD: 129/70 mmHg

Pukul : Nadi: 98x/menit


20.00
Rr : 22x/menit
WB
S: 36,9

SpO2: 97%

Terdapat penggunaan otot bantu napas

Menggunakan alat bantu pernafasan NRM 10liter/menit

A: masalah keperawatan pola napas tidak efektif belum teratasi,


lanjutkan intervensi

P:

1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)


2. Monitor bunyi napas tambahan
3. Posisikan semi fowler/fowler
4. Berikan oksigen
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator
2. S: pasien mengatakan masih lemes

O:

ADL dibantu perawat dan keluarga

Hanya berbaring diats tempat tidur

Hanya menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan

Tampak lemah dan lesu

A: masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

1. Monitor asupan nutrisi

2. Anjurkan makan sedikit tapi sering untuk memenuhi


kebutuhan nutrisi

3 S: pasien mengatakan belum banyak bergerak karena masih sesak

O:

TD: 129/70 mmHg

Nadi: 98x/menit

Rr : 22x/menit

S: 36,9

SpO2: 97%

Pasien tampak lelah karena kesulitan bernafas

A: Masalah keperawatan intoleransi aktifitas, belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi

1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan


kelelahan
2. Monitor pola dan jam tidur
3. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/aktif
4. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
5. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
Sabtu, 1 S: pasien mengatakan masih sesak
14
O:
Agustus
2021 TD: 130/80 mmHg

Pukul : Nadi: 98x/menit


17.00
Rr : 22x/menit
WB
S: 36,9

SpO2: 99%

Menggunakan alat bantu napas nasal kanul 5 liter/menit

A: masalah keperawatan pola napas tidak efektif belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)


2. Monitor bunyi napas tambahan
3. Posisikan semi fowler/fowler
4. Berikan oksigen
Sabtu, 2 S: pasien mengatakan masih lemes
14
O:
Agustus
2021 ADL dibantu perawat dan keluarga

Pukul : Hanya berbaring diats tempat tidur


20.00
A: masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
WB belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

1. Monitor asupan nutrisi

2. Anjurkan makan sedikit tapi sering untuk memenuhi


kebutuhan nutrisi

3 S: pasien mengatakan hanya duduk diatas tempat tidur karena masih


sesak

DO :

TD: 130/80 mmHg

Nadi: 98x/menit

Rr : 20x/menit

S: 36,9

SpO2: 99%

Mulai bisa istirahat dan tidur

A: masalah keperawatan intoleransi aktifitas belum teratasi,


lanjutkan intervensi

P:

1. Monitor pola dan jam tidur


2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
3.
Minggu, 1 S: pasien mengatakan masih sesak
15
O:
Agustus
2021 TD: 120/70 mmHg

Pukul : Nadi: 84x/menit


20.00
WB Rr : 20x/menit

S: 36,9

SpO2: 99%

A: Masalah keperawatan pola napas tidak efektif belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)


2. Berikan oksigen
2 S: pasien mengatakan masih lemes
O:
ADL dibantu perawat dan keluarga
Hanya berbaring diats tempat tidur
Akral dingin
A: masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Monitor asupan nutrisi

2. Anjurkan makan sedikit tapi sering untuk memenuhi


kebutuhan nutrisi

3. Anjurkan untuk makan makanan yang disukai

3 S: pasien mengatakan hanya melakukan aktifitas diatas tempat tidur

O:

TD: 120/70 mmHg

Nadi: 84x/menit

Rr : 17x/menit

S: 36,9
SpO2: 99%

A: masalah keperawatan intoleransi aktifitas belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

1. Monitor pola dan jam tidur


2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/aktif

Anda mungkin juga menyukai