Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BAHASA INDONESIA

CERPEN

SANG AYU SHANTI APTIASWARI

38

XII MIPA 8
Oleh : Sang Ayu Shanti Aptiaswari

Tanggal 07 Agustus 2018 adalah awal hubungan Tias bersama lelaki yang ia kejar
selama satu tahun. Tias adalah seorang atlet bela diri yang terkanal di sekolahnya dimasa itu
dan ia juga putri dari seorang atlet. Hubungan mereka bisa di bilang diam-diam karna Tias
tidak di ijinkan untuk memiliki hubungan special dengan seorang lelaki, kata ayahnya “kejar
dulu cita-cita mu jika kamu sukses pria mana saja bisa kamu pilih” tetapi Tias tidak
menghiraukan petuah ayahnya. Lambat tahun sudah berlalu hubungan Tias dan lelaki itu
sudah berjalan 1 tahun banyak suka duka rintangan yang di lewati Tias dan lelakinya untuk
memperthankan hubungannya yang diam-diam itu, lelaki itu sebenarnya adalah teman
seperguruannya di bela diri Bagas namanya, Bagas terkenal pria yang jahil dan nakal banyak
sekali memiliki teman wanita dan tidak sedikit orang yang bilang ia adalah buaya tetapi
selama Bagas bersama Tias sikap yang dikatakan orang itu tidak terlihat dimata Tias bahkan
kebalikannya, Bagas sangat sayang, manja, setia, dan over posesif katanya karna cinta.
Sahabat Tias sudah mewanti wanti kepada Tias bahwa hati-hati sama Bagas karna dia pintar
membalikan fakta ujar sahabatnya

Pernah kejadian saat Tias pergi keluar daerah untuk mengikuti ajang kejuaraan tetapi
Bagas banyak sekali meminta janji yang aneh dan berlebihan seperti kamu ga boleh make up
an waktu di jakarta nanti, kamu harus ngabarin aku 24/7, ga boleh deket sama cowok lain
walaupun temen dan masih banyak lagi, tetapi Tias dengan lagas ia mengiyakan perjanjian itu
tanpa memikirkan kondisi di pertandingan nanti hal hasil di saat pertandingan pikiran Tias
jadi terganggu dan bercabang. Sekejap ia berpikir berlebihan tetapi namanya juga cinta itu
buta Tias melakukannya walau sedikit terpaksa, sering terjadi percekcokan. Karna Tias
terlalu bucin lebih banyak menghabiskan waktu sama Bagas melalui chatingan atau videocall
jadi temannya sedikit menjauh. Tidak hanya saat itu aja di kesehariannya pun begitu mau di
sekolah, di rumah ya sama aja.

Dimana suatu ketika Bagas bersikap aneh dia semakin over sangat over posesif dan
dia berani membentak padahal Tias sudah mengikuti keinginan Bagas, tidak biasanya Bagas
sampai membentak ditambah lagi ia sangat cuek, dengan sabar tanpa emosi Tias bertanya ke
Bagas “Bagas kamu ada masalah kah?, akhir-akhir ini kamu cuek banget sama aku, ada yang
kamu sembunyiin dari aku?” tapi Bagas malah berbalik bertanya “oh jadi kamu udah ga
percaya lagi sama aku? Aku ga ada masalah, perasaan kamu aja yang terlalu negatif ke aku”
dengan nafas yang berat Tias berkata “bukannya ga percaya, aku percaya kok” “kalau gitu
buktiin” jawaban dari Bagas, Tias dengan polosnya menanyakan gimana cara membuktikan
percayanya ke Bagas, disana Bagas meminta berhubungan melebihi pacar dan gobolok nya
Tias menurutinya.

Dari saat itu sikap Bagas kembali seperti awal yang Tias kenal tapi tidak bertahan
selamanya, Tias merasakan sia-sia dan ia curhat ke sahabatnya bagaimana perubahan sikap
Bagas ke Tias, sahabatnya bilang “ dia enggak berubah tapi dia baru menunjukan sifat
aslinya” rasa tidak percaya, emosi, kecewa bercampur mood Tias pun ikut seperti arus air.
Seminggu dari ia bercerita ke sahabatnya tentang Bagas tanpa sengaja Tias melihat
Bagas dan sahabatnya itu sedang berbelanja di supermarket. Awalnya Tias berfikir positif
tapi makin di perhatiin seperti ada yang aneh. Tias langsung menghampiri Bagas dan
sahabatnya, amat terkagetnya mereka melihat Tias ada di sana.

Tias dengan gemetar dan kalut menanyakan mengapa dan kenapa mereka bisa
berduaan. Dengan tidak sabarnya Tias mengambil dan mengecek isi ponsel Bagas, di sana
terdapat chatingan antara Bagas dan sahabatnya yang tidak disangka mereka sudah
menghianati Tias, hubungan mereka sudah dekat dari awal bulan kemarin tapi Bagas
menyembunyikannya dengan cara yang sempurna. Perasaan Tias kacau dan tidak percaya dua
orang itu bisa tega di belakang Tias. Tias terus menanyakan apa salahnya kepada mereka, tapi
mereka tidak bisa berbicara apa-apa selain meminta maaf. Hanya rasa benci dan dendam
yang terlihat dari raut wajah Tias

Saat kejadian itu hubungan Tias dan Bagas pun selesai, Tias sangat menyesal
mengenal dua orang itu dimana sahabatnya sudah di anggap seperti kakak kandung Tias
sendiri. Hingga hari ini Tias tidak percaya lagi kepada orang terdekat karna di pikiran Tias
semakin orang itu dekat semakin banyak kesempatan dia untuk menjatuhkan dan menyakiti
kita, selain orang tua kita sendiri semenjak itu Tias mencurahkan isi hatinya kepada orang
tuanya tidak ke sembarangan orang lagi.

Anda mungkin juga menyukai