Anda di halaman 1dari 19

AGGRESCIA MAYANGTICA SAPUTRY

KELAS 9G

KONFLIK PERSAHABATAN

               "Kriiingggg...kriiingggg..kriinggg..." Terdengar bunyi bel yang sangat nyaring di


setiap sudut ruangan yang menandakan waktunya istirahat. Siswa-siswi SMPN 01 MOGA
berhamburan keluar kelas, sekedar untuk beristirahat di kantin, bermain bersama teman
teman yang lain, mengerjakan tugas di perpustakaan dan bermain bersama. Ya, masa inilah
yang banyak memberikan cerita . Mulai dari kebersamaan, kekeluargaan, dan juga
kekompakkan. Masa yang dimana semua orang pasti merasakannya dan jika terlewat ingin
sekali waktu berputar kembali ke masa ini.

Terlihat tiga siswi yang sedang asik berunding tentang pelajaran yang baru selesai dibahas
oleh guru.

"Udah Jing, lebih baik kita kerjakan tugas ini diluar sekolah bersama sama." ujar Alyaa,
cewek berbadan tinggi namun memiliki sifat bosan dan sedikit cerewet itu. berbicara sambil
menatap wajah teman sebangkunya yang sedang serius mengerjakan tugas.

"Hmmm, betul juga kata Alyaa mendingan kita kerjain diluar bareng bareng sambil makan
makan hehe..." Ucap Agres, gadis imut bertubuh tinggi berisi dan pintar itu.

"Iya sih, tapi kerjainnya dirumah siapa dulu nih?." sambil membereskan buku yang
berantakan di meja dan memasukkannya ke dalam tas merah bermotiv milik gadis bernama
Jingga tersebut.

"Gimana kalau dirumah Mida aja?." Agres berpendapat.

"Tapi dia kan beda kelas tau. Lagipula takut dia ada acara lain, atau nggak dibolehin sama
mamahnya." Sambar Alyaa

"Ya kan tinggal di sms aja ribet banget." sahut Agres cuek
"Oke oke, ntar aku yang sms. Jadi gak nih ke kantinnya ? Aku laper.." Jingga berdiri
mengajak dua sahabatnya itu ke kantin.

Tiga gadis bersahabat ( Jingga, Agres, Alyaa ) sebenarnya ada satu lagi, tapi kelas dan
jurusan mereka berbeda.
Namun tidak membuat persahabatan mereka renggang. Jika waktu di sekolah mereka tidak
bisa bersama, mereka pasti mencuri curi waktu di luar jam sekolah hanya sekedar untuk
berbincang bincang dan bermain bersama. Ke kompakkan inilah yang membuat
kenyamanan untuk bersama. Walaupun terkadang banyak konflik yang terjadi. Mulai dari
urusan keluarga, pribadi, bahkan pacar sekalipun. Ditambah lagi dengan sifat mereka yang
berbeda, tak jarang menjadi bahan perdebatan.
Tapi sebuah masalah akan selesai jika mereka mencoba mengerti satu sama lain.

***

Setelah mereka memutuskan untuk pergi ke kantin beristirahat. Kebiasaan seorang gadis
remaja pasti selalu bercerita , curhat tentang masalah pribadinya. Apalagi kalau sudah
bercerita dengan sahabat, pasti di dengar dan di berikan pengarahan jika sulit mencari jalan
keluar. Sampai sampai makan pun sambil berbincang bincang. Dan tertawa bersama.
tiba tiba di sela mereka asik bercerita, terasa getaran dari handphone Jingga yang berada di
dalam saku rok nya. Segera icha mengeluarkannya. Terlihat pesan singkat masuk dari Mida.

From : Mida ( +62878xxxx )

Pesan : "Bor! Gua gak bisa pulang bareng kalian sekaligus belajar bareng kalian. Ada acara
mendadak di rumah si april. Sorry.."

Setelah membaca pesannya, Jingga langsung memberikan handphone nya kepada Alyaa
dan Agres yang lagi asik melahap bakmie kesukaan mereka. Mengisyaratkan agar mereka
membaca pesan dari Mida.
"Dia selalu mementingkan urusannya dengan Nita. Daripada belajar bareng dengan kita."
ketus Agres kecewa. Agres memang tidak suka mendengar ataupun melihat Mida bersama
Nita.

"Jangan berbicara seperti itu Gres! Mungkin saja mereka ada keperluan yang sangat
penting, tadi juga dia udah minta maaf. Tanpa Mida kita masih bisa belajar bareng yakan?."
Jingga mencoba berfikir positif, dan menenangkan keadaan. Dari wajah Agres sudah terlihat
aura kekecewaan terhadap Mida.
Sedangkan Alyaa tidak mengeluarkan sedikit katapun di sela pembicaraan, dan merasa
tenang tenang saja sambil lanjut melahap bakmie nya yang mulai dingin. Menurutnya sudah
hal biasa , tidak perlu dipermasalahkan.

***

          Suasana diluar pun menjadi hening ketika jam masuk kelas dimulai. Siswa siswi
dengan khidmat mendengar penjelasan dari guru, dan mengerjakan tugas baru yang harus
di kerjakan. Tetapi ada juga kelas yang tidak diisii guru mata pelajarannya, alhasil mereka
free damai tanpa belajar. Kelas bahkan gemuruh dibuatnya.

 Jam yang di tunggu tunggu pun telah tiba. Yaitu jam dimana waktunya pulang sekolah.
Terdapati Alyaa, Agres dan icha yang bersama sama berjalan menuju tempat parkiran
pinggir sekolah. Namun di saat mereka sampai tempat parkiran, terlihat Mida yang juga
sedang berada didekat parkiran.

"Midaaaaaaa..????!!!." teriak Jingga kencang.


Sontak Mida pun menoleh ke arah dimana suara teriakkan memanggil namanya itu berasal.
"Hey kaliaaann... " sahut Mida dengan wajah berseri seri.
Agres hanya terdiam, sementara Alyaa dan Jingga membalas dengan sebuah senyuman, lalu
mereka mendekati Mida.

"Sorry yah, hari ini gue gabisa bareng kalian.." maaf Mida lontarkan.
"Ya,ya,ya. Urus saja urusanmu.." ketus Agres.
Sementara Alyaa dan Jingga hanya bisa melihat, sambil bermain sikut sikutan. Jingga
membuat kode kodean agar Alyaa mau mengalihkan pembicaraan. Karena Agres dan Mida
pasti berdebat. Namun apa daya mereka tidak bisa berbuat apa apa dan cukup
menyaksikan Mida dan Agres berdebat.

"Kok lo ngomong gitu sih Gres! Gua bukannya mentingin urusan gua sendiri. Tapi lo kan tau
gua Ada acara penting sama Nita." Tegas Mida dengan mimik wajah yang mulai geram.

"Oh, jadi kamu lebih peduli sama Nita dibanding kita sahabat kamu?!" tak mau kalah Agres
emosi.

"Eh Gres! Nita juga sahabat gue! Dan bukan berarti gue gak peduli sama kalian. Loh
bukkannya gue selama ini selalu ada buat kalian? Lo jangan egois dong Gres! Gue tau lo
gak suka sama Nita, tapi lo jangan pernah larang gue buat sahabatan sama dia. Ngerti?"
bantah Mida dengan nada tinggi.

 Sifat ego Agres dan rasa tidak sukanya terhadap Nita membuat Mida sulit mempersatukan
mereka. Maksud Mida agar mereka menjadi teman baik walaupun bukan sahabat. Mida
sangat lelah menghadapi sikap keegoisan Agres dan menyudutkannya untuk menjauhi Nita.
Sulit dipercaya hal seperti itu membuat konflik bagi persahabatan mereka.

"Oke terserah!" singkat Agres cuek.

"Iyaudahlah Agres, Mida juga butuh waktu bareng sama temennya." sahut Jingga
bermaksud menenangkan chika.

"Oke terserah lo juga deh Gres! Lo boleh marah ma gue. Tapi yang jelas gue gak akan
marah sama lo.."

"Gue gak marah, cuma kecewa.."

Tiba tiba Nita datang menghampiri Mida, dan tersenyum kepada Agres, Jingga dan Alyaa.
Alyaa dan Jingga mmembalas senyuman tapi tidak dengan Agres yang menatap sinis dan
membuat Nita mundur tak enak hati. Agres pun meninggalkan Ajeng, diikuti dengan Alyaa
dan Jingga.

"Duluan ya Mid.." sapa Jingga. Mida hanya tersenyum.

Mida dan Nita meminggalkan sekolah. Di tengah perjalanan Nita membuka percakapan.

"Si Agres kenapa ya Mid? Tadi lihat akl kok sinis gitu.." tanya Nita dengan polosnya.

"Gak tau, dia lagi pms kali.." ujar Mida singkat. Mida tidak mau menceritakan kejadian tadi,
karena dia ingin menjaga perasaan sahabatnya juga.

***

Hari mulai gelap, angin berhembus dengan kencang.


Tapi cuaca tidak mendukung suasana dalam rumah Jingga. Jingga, Agres, Alyaa dan Mida
sedang kumpul bersama. Ternyata sudah direncanakan sebelumnya oleh Mida melalui
pesan singkat yang ia kirim. Mida yang biasanya selalu tertawa, bahkan sangat mewarnai
suasana jika bersama dengan ketiga sahabatnya. Kini memulai dengan serius dalam
pembicaraan.

"Kali ini kita serius , dan gak boleh ada yang bercanda ataupun menyeleweng dalam
pembicaraan.." membuka percakapan, Mida membuat peraturan.
Jingga, Agres dan Alyaa hanya mengangguk.
Mida tiba tiba merasa kesal, merasa risih melihat Agres yang asik bermain dengan
gadgetnya se akan tidak menghiraukan apa yang akan dibicarakan oleh Mida.

"Please Gres. Fokus ke pembicaraan kita sekarang. Jangan fokus ke tab lo terus!" tegas
Mida.
Dan kali ini Agres tak banyak bicara dan langsung menuruti apa yang Mida katakan.

"Terus kamu mau ngomong apa..?" tanya Agres.


"oke, langsung aja. Gue cuma mau kalian renungin apa yang gue bicarain. Kita tuh
sahabatan udah lama dan bukan waktu singkat. Dan sekarang gue ngerasa banyak masalah
setelah kita beranjak remaja. Semuanya perlahan lahan berbeda. Menurut gue kita gak
sekompak dan se solite dulu! Mana sahabat yang selalu ngerti? Mana?." jelas Mida

"Loh, bukannya kamu Mid yang selalu ngilang? dan susah buat di ajak bareng? Gimana mau
solite kamu aja gitu selalu saja sama Nita." tungkas Agres. Dan perdebatanpun dimulai.

"Jangan bawa bawa Nita dalam masalah kita deh! Dia tuh gak tau apa apa! "

"Lah, emang benerkan?" ujar Agres membenarkan apa yang dia katakan tadi.

"Sadar dong Gres! Lo juga. Lo tuh egois! Kita deket sama siapa aja elo yang ngatur. Mana
solidaritas lo sama sahabat sendiri selama ini?" tegas Mida bernada tinggi dan berhasil
menyudutkan Agres.

"iya Gres, lu jangan gitu. kita semua pasti punya pribadi masing masing. dan emang sih
status kita itu ada dilingkaran persahabatan tapi kita juga punya hak komunikasi sosial sama
siapa aja. kita selalu open sama yang lain gak perlu di batesin gini." Alyaa angkat bicara dan
berhasil menyudutkan semua yang Agres lakuin itu salah.

"it's okey. gue gak akan ngelarang kalian untuk berteman dengan siapapun. tapi inget gue
tetep gak suka sama si Nita itu!" ujar Agres sambil menatap kearah Mida.

"ok. itu sih terserah elu ya Gres. yang penting gue selalu terbuka untuk berteman dengan
siapapun." balas Mida.

"Jadi konflik permasalahan ini selesai kan? Udah kan? gak ada perdebatan ataupun marah
marah lagi kan?." tanya Jingca polos.

"Persahabatan kita tetep lanjut sampai kapan pun."


Akhirnya mereka menyelesaikan permasalahannya dengan bijak walaupun banyak
perdebatan mulut yang terjadi. Siifat seseorang sulit untuk dirubah, tidak akan pernah
hilang kecuali orang itu sendirilah yang mau berusaha merubah sifatnya sendiri. Keegoisan
seseorang memang sulit di hilangkan tapi mudah untuk di kendalikan, dan seberat apapun
masalah yang terjadi dalam sebuah persahabatan jika dengan sifat bijaknya mengatasi
permasalahan pasti akan menemukan titik terang dalam permasalahan tersebut.
NONEI ESSYA MALIKI

KLS 9G

DARING

Sinar Matahari menyilaukan mataku,membuatku bangun lebih awal dari biasanya. Aku bangun
dengan sangat malasnya,kembali mengingat bahwa hari ini sama dengan hari hari lainnya. Susah
payah aku mengumpulkan niat untuk bangun dari tempat tidur. Dan pada waktunya aku pun
bangun dari tempat tidur,dan dengan segera aku menuju kamar mandi untuk cuci muka dan sikat
gigi,cukup dengan itu. Setalah itu aku mengambil handphone dan n membuka link e-learning
untuk belajar daring.

  Flasback on
*Djuan
Sebelum corona, Aku bersama teman teman ku  makan di sana,untuk merayakan hari tanpa
belajar. Dan saat itu aku dan teman teman ku memang sedang PAS, tapi karena hari Minggu jadi
aku dan teman teman pergi berlibur sejenak.

"Weyy wey!" Teriak temanku histeris


"Apaa sihhh?" Tanyaku penasaran
"Emang bener besok libur dua Minggu?"
"Hah?seriusan? Tapi kan lagi ulangan,3hari lagi selesai kok malah libur?" Kataku 
"Serius lah,coba buka WhatsApp"

Dan benar,di grup kelas sedang membicarakan tentang libur panjang itu.

'kok bisa ya' batinku


"Ya Allah akhirnya,aku sukaaa aku suka" kata temanku dengan sangat girangnya.
"I love you coronaa" bahkan teman ku sampai bicara begitu.
   Setelah kami selesai makan kami pun pulang kerumah dengan perasaan yang sangat gembira.

"Besok bener libur?" Tanyaku ragu


"Ah yaudah lh biarin aja,mungkin lagi beruntung"

Flashback off

Pada awalnya memang gembira bisa libur dan belajar di rumah, senang bahkan amat senang,
tapi perasaan ku berubah menjadi rindu akan teman teman,rindu akan sekolah sampai pada
akhirnya libur di perpanjang hingga saat ini. Entah kapan sekolah akan berangkat. Hanya dengan
handphone aku berkomunikasi dengan teman,guru.bahkan belajar pun dengan handphone.

     Awalnya memang semangat sekolah daring,tanpa harus ke sekolah, tapi harus kah begini
terus? Aku harus memahami dan mengerti pelajaran pelajaran yang tidak aku pahami, jujur aku
rindu sekolah aku bahkan sangat ingin sekolah lagi. Karena aku sadar bahwa sekolah online
hanya mengejar nilai bukan mengejar ilmu. 

Suatu hari aku berdoa


"Ya allah,kapan pandemi ini berakhir? Aku rindu sekolah,rindu teman teman"

Dan Allah menjawab doa ku.


Notifikasi WhatsApp ku berbunyi,dan guru memanggil siswa siswi nya untuk kesekolah hari ini.
 Perasaan ku sangat gembira,

"Besok bangun pagi pagi nih"


Besoknya hari yang aku tungg tunggu, ternyata kami di undang kesekolah,hanya mengembalikan
buku dan mengambil nya lagi,untuk belajar di rumah.

Sampai nya di rumah,aku pasrah dengan keadaan.hanya berdiam diri di rumah,menjadikan


kamar sebagai tempat rebahan dan tempat favorit untuk setahun yang kurang ini.
NAZIATUL MAULIDA
KLS 9G
MAHAGURU
Perkenalkan, namaku Asma Syakira. Aku tinggal di salah satu daerah di kota Bandung.
Sekarang aku sedang menempuh pendidikan Ilmu Komputer di Universitas favorit di kota
Malang.  

Aku adalah anak tunggal yang kini hanya memiliki orang tua tunggal, yaitu ibuku. Ayahku
meninggalkanku sewaktu aku masih duduk di bangku SMA. Aku sangat terpukul waktu itu,
untung aku memiliki ibu yang sangat hebat, dia selalu memberiku semangat untuk tidak
terus-menerus termenung.

“Nak, ibu tau kamu sangat kehilangan ayah. Tapi mungkin ayah disana ingin melihat
anaknya bangkit dan bisa meraih cita-citanya” kata ibu menemaniku di sudut kamar.

“Ibu pun sangat kehilangan ayah. Tapi ibu tidak mau membebani ayah disana karena ibu
terus terhanyut dalam kesedihan” sambungnya.

“Tapi a..a..aku tidak yakin bisa melangkah tanpa semangat dari ayah lagi sekarang, bu”
jawabku dalam pelukan ibu.

“Ibu yakin, bahkan ayah pun disana pasti yakin kamu bisa melewati semua ini” jawab ibu
sambil mengusap air mata ku yang mulai mengering.

Beberapa waktu berlalu, aku pun diterima di universitas favorit di Malang dengan
mengambil jurusan Ilmu Komputer. Ini berkat doa ibuku dan ayahku di alam sana.

Setelah semua itu, akupun berkemas untuk keberangkatanku ke kota Malang besok pagi.
Namun, di sela malam aku termenung memikirkan ibu. Awalnya aku ragu untuk mengambil
kesempatan kuliah ini, mengingat aku harus menggalkan ibuku sendiri di rumah. Saat
malam, tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu kamar.

“Nak, sudah tidur? Ibu boleh masuk?” suara ibu dibalik pintu.

“iya, bu, masuk aja pintunya ga di kunci, kok” balasku


Lalu ibu masuk dan melihatku yang sedang memikirkan sesuatu. Ibu menghampiriku sambil
membawakan teh hangat untukku.

“Ibu buat kamu” ibu memberi sambil duduk di kasurku. Aku pun meminum teh hangat dari
ibu.

“Kamu sedang memikirkan apa, nak” tanya ibu padaku.

“Aku tidak memikirkan apa-apa kok, bu” aku dengan pandangan kebawah.

“Ibu bisa melihatnya dari matamu, nak. Apa yang kamu pikirkan?” tanya ibu.

“Aku hanya sedang memikirkan jka aku pergi kuliah di Malang, berarti aku harus
meninggalkan ibu disini sendiri” jawabku dengan mata yang berkaca-kaca. “aku sejujurnya
tidak ingin meniggalkan ibu sendiri disini” sambungku dengan air mata yang mulai jatuh.

“Ya allah, Nak. Ibu tidak apa-apa disini, lagian disini kan ada mbak yang nemenin ibu. Jadi
kamu tidak perlu khawatirkan ibu disini, ya.” Balas ibu dengan memelukku.

Keesokan paginya akupun pamit pada ibu untuk berangkat melanjutkan pendidikanku di
kota orang. Dalam perjalanan aku bergumam dalam hati sambil melihat keluar dari jendela
kereta.

“Ternyata benar, hal-hal yang ibu ajarkan padaku melalu nasihatnya mungkin tidak akan aku
temukan di bangku sekolah manapun. Terimakasih, Bu, aku berjanji akan
membahagiakanmu selagi napasku masih berhembus” gumamku dalam hati

JINGGA AYU FADILAH


KLS 9G
Masih amatir 
Siang itu aku berjalan dengan santai menuju ruang guru untuk melaksanakan tugas yang
telah diamanahkan kepadaku, tak terbebani sama sekali aku ini namun mata-mata yang
curiga dan sok tau itu menilai dengan salah, saya memang agak terkesan loyo, lemah, dan
putus asa namun itu hanyalah penampilan yang dilihat secara langsung tanpa adanya
perhatian yang lebih khusus.

Sesuai dengan kebiasaan sehari-harinya aku pun melaksanakan kegiatan yang aku
asumsikan sebagai kegiatan selain belajar yang bermanfaat di institusi ini, yah membaca
mungkin bagi sebagian orang membaca itu sama saja dengan belajar namun itu sangatlah
berbeda. Ketika kita belajar yang kita pelajari hanyalah mengenai masalah yang telah
dicantumkan di kurikulum guru tidaklah boleh melewati batasan yang telah ditetapkan itu.
Di kalangan guru aku memang tidak populer dan tidak ramah namun dengan pengurus
perpustakaan merekalah yang melempar senyum dan kuberi balasan.

Seperti biasanya saya mencari buku yang sedang ingin saya baca atau melihat apa asa yang
menarik atau tidak. Buku yang kucari tak kunjung menampakkan dirinya dan pada akhirnya
ku temukan buku terebut namun sayangnya sedang dibaca. Ke menatap wanita tersebut
dan mungkin karena tak merasa enak dia melihatku dan berkata “ada apa melihat saya
dengan begitu?”. “oh tidak, saya hanya melihat buku itu” jawabku. “oh yang ini, buku ini
cukup bagus” tanggapnya.

Setelah itu kami mengulas buku tersebut, aku memang sudah membaca namun belum
selesai. Bel istirahat berakhir pun menyapa telinga kami yang mengingatkan pertemuan ini
berakhir.

Setelah sampai di rumah aku pun mulai berpikir dan selalu membayangkan wanita tersebut
yang namanya adalah Yani. Besoknya di sekolah aku tak pernah melihat wanita ini lagi. Tak
lama kemudian ketika di rumah hal yang tak terduga terjadi nada pesan handphoneku pun
berbunyi dan ternyata itu adalah dia, aku pun mulai berkomunikasi dengan baik dengannya
awalanya kamu hanya membahas topik yang umum hingga kemudian kami membahasa
masalah pribadi dan tak terduga aku pun mulai memiliki perasaan kepadanya.

Dunia memang bekerja dengan caranya yang benar-benar rahasia, terkadang kita tak
menyadari apa yang telah dia perbuat kepada umat manusia dan apa yang umat manusia
lakukan kepadanya. Hari berlalu, minggu berlalu, dan hampir sebulan sudah aku
berkomunikasi dengannya dan jiwaku seakan hanya ingin diberikan makan oleh suaranya.

Malam itu aku pun memutuskan untuk menyatakan perasaan ku yang sebenarnya memang
ini masih jarang ku lakukan dan mungkin itu pula alasannya aku gagal dia hanya
mengatakan agar tetap berusaha siapa tau saja perasaannya muncul. Ketika sedang
membahas suatu pembahasan dia tiba-tiba membahas orang lain yang merupakan teman
dekatnya yang bernama Rani dan dia mengatakan perasaan sebenarnya mengenai
temannya itu. “sebenarnya Rani itu munafik dia merebut gebetan temannya meski tau
temannya sangat menyukai si Rudi, aku sih mau aja ngasih tau si Rudi gimana sih si Rani itu
tapi biarin aja deh nanti kebaikan akan muncul” itulah yang dia sampaikan kepadaku, Rudi
merupakan siswa lain yang keren, kaya, dan baik. Aku pun meladeni dengan membahas
temannya tersebut, sebenarnya bukan membahas namun menceritakan aib si Rani.

Bulan berikutnya aku pun mulai berpikir bahwa Yani ini tidaklah pantas untukku dan tidak
ada wanita yang pantas untukku dan aku pun memutusakan untuk jaga jarak dan mulai
melupakannya.

Pemikiran ku bukannya tidak beralasan namun terkadang ketika berbincang dengannya dia
masih merasa aku ini orang asing dan sedikit menutup masalah pribadinya dariku dan
hanya membahas masalah sosial dan pelajaran di sekolah.

Hampir dua minggu aku tak memberikan untaian sapa yang hangat dan perasaanku seakan
membunuhku karena aku menjauhinya dengan alasannya yang merupakan asumsi
pribadiku sendiri saja. Pekan Olahraga dan Seni di sekolahku dimulai, ketika itu aku
mendukung teman sekolahku yang sedang tanding futsal dan Yani dan temannya Rika
duduk di sisi lapangan yang satunya dengan bercanda gurau.

Sesekali aku menatapnya dan ketika aku menatapnya dia juga menatapku. Sesampainya di
rumah pesan singkat mampir di telpon genggam ku dan kucoba mengecek dan ternyata itu
adalah Yani. Hubungan kami pun kembali seperti dulu dan malah agak semakin dekat, aku
juga menyempatkan waktu untuk menonton pementasan dramanya, rencananya aku ingin
mengantarnya pulang namun dia menghilang.

Aku pun menuju rumah dan menelponnya, aku pun bertanya dimana dia dan sama siapa
pulang dan mengatakan dia sudah pulang dengan temannya, ketika aku mengatakan “tadi
rencananya aku mau nganterin kamu pulang tapi kamu menghilang” dia tidak memberikan
respon apapun dan disinilah mulai dugaan ku yang sebenarnya bermulai namun masih ku
kesampingkan karena cinta itu memang telah membutakan manusia yang satu ini.

Dulunya aku dan dia hanya sekedar berkirim pesan singkat dan terjadi peningkatan
intensitas komunikasi di antara kami, kau sudah telpon-menelpon dan hubungan kami telah
seperti pacaran karena hampir seharian kami telpon menelpon.
Hari itu merupakan dua hari terakhir tahun 2012 dan aku terus menghubunginya namun
telponnya tidak diangkat dan pesanku tidak dibalas padahal besoknya merupakan hari
ulang tahunnya. Aku pun takut terus menelponnya karena nanti menganggu nya.

Pamanku dan sepupuku pun menawari tahun baru di rumah pamanku dan aku pun setuju
untuk ikut, meski begitu aku masih terus menghubunginya karena perasaanku yang sedang
tidak enak dan penasaran dengan keadaanya dan plus hari tersebut merupakan hari ulang
tahunnya.

Aku pun mengikuti firasat ku yang mengatakan dia sudah tidak ingin dekat denganku pun
ingin ku buktikan dengan mengirim pesan kepadanya dengan menggunakan nomor telpon
sepupuku, meski hanya pesan yang sangat singkat dan tidak berguna dan dari orang yang
tidak dikenal ternyata dia balas, perasaanku pun hancur ketika itu juga, namun aku
menyembunyikan ekspresi ku karena nanti akan berakibat buruk di depan pamanku dan
keluarganya serta sepupuku.

Sesampainya di rumah pamanku setelah merayakan tahun baru diluar aku mencoba
menghubunginya dengan nomor teleponku sendiri dan ketika dia mengangkatnya aku pun
hanya mengatakan “kamu tadi lagi bikin apa? Kok gak ada info?”. “Maaf aku lagi sibuk
sekarang baru available” balasnya. “oh kalau gitu udah dulu” aku menjawab dengan nada
rendah. Aku menjelaskan yang telah aku lakukan, dan selidiki dengan pesan kepadanya dan
dia pun ternyata membalas dengan mengatakan selama ini aku sudah berusaha dan
ternyata perasaanku tetap sama. 

AHMAD LABIB
KLS 9 G
Anak bermalasan

Minggu adalah hari libur yang ditunggu kaum rebahan, malas beraktivitas. Ada yang hanya
ingin rebahan dirumah menghilangkan penat selama satu minggu beraktivitas dan ada pula
yang berencana akan berlibur. Banu memilih opsi pertama, Banu memilih bersantai rebahan
dirumah, dan parahnya Banu aka selalu merasa kurang dengan liburnya.
“Banu bangun sudah siang, nanti kamu terlambat.” Tanya ibunya.
“Bu Banu masih capek, banu bolos sehari ya.” Banu memelas pada ibunya.
“ Jangan begitu, bayaran sekolahmu mahal jangan menyepelekan menuntut ilmu” Jawab
ibunya menyanggah.
“Sehari saja bu, Banu tidur lagi.”
Melihat kelakuan Banu Ibunya geram, hingga ibunya mengajak Banu melihat anak
keterbelakangan di suatu panti asuhan.
“Nah sekarang coba kamu buka mata kamu, mereka ingin sekolah sepertimu, namun tidak
ada orang tua yang akan membiayai mereka bersekolah” Jelas ibunya, mereka masih di
dalam mobil.
Dengan kejadian itu Banu tersadar dan mau berangkat sekolah walau terlambat.
Diperjalanan menuju sekolah Banu melihat seorang anak yang pincang berseragam sekolah
sama dengan nya, dalam hati Banu berkata, aku bersyukur masih punya fisik yang sempurna
untuk bisa menuntut ilmu.

ARIQ ZAIDAN ASSYAKUR


KLS 9G
Wirausaha
Yola merupakan mahasiswi lulusan pertanian yg memilih berwirausaha daripada bekerja
kantoran. Uniknya, yang ia jual adalah produk olahannya sendiri yang ia racik dari penelitian
yang ia lakukan di kampus, yaitu sambal dengan campuran rumput laut yang ekonomis
serta sehat.
Awalnya ia menjualnya di kalangan teman kuliahnya sampai dosen serta staf kampus. Selain
harganya yg relatif terjangkau sesuai dengan keuangan mahasiswa, ternyata produknya juga
menyehatkan.
“Yol, apa sih yang bikin kamu lebih suka berwirausaha? Padahal kamu itu masuk dalam
jajaran mahasiswa berprestasi loh. Kamu dapat masuk perusahaan manapun dengan
gampang bahkan tanpa tes. Apalagi produk sambalmu itu kamu jual dengan harga yang
murah, gimana kamu bisa dapat untung?” Tanya salah seorang temannya yang penasaran.
“Iya emang aku bisa aja menjual produkku ini dengan harga yang tinggi jika aku mau. Pasti
juga laku dan untung. Apalagi bagi orang yang ngerti kesehatan. Aku juga bisa aja kerja di
perusahaan bonafit dengan gaji yang besar. Tetapi mohon maaf ya teman-teman, aku
kuliah tinggi- tinggi bukan untuk uang atau balik modal dari seluruh biaya yang aku udah
keluarin. Tetapi aku bahagia jika pekerjaanku dapat bermanfaat untuk orang lain baik dari
segi biaya serta kesehatan mereka.” Jelas Yola.
Mendengar penjelasan Yola, temannya seketika langsung terdiam.

HUSNA AENUN NABILA


KLS 9G
Sahabat Sejati
kriingggg...kriiingggg..kriinggg..." terdengar bunyi bel yang sangat nyaring di setiap sudut
ruangan, dan menandakan waktunya istirahat. Siswa-siswi SMKN 1 PELITA berhamburan
keluar kelas, sekedar untuk beristirahat di kantin. bermain bersama teman teman yang lain.
mengerjakan tugas di perpustakaan. berbincang bincang dengan teman. bahkan berfoto
foto dikelas bersama teman. Ya, masa inilah yang banyak memberikan cerita . Mulai dari
kebersamaan, kekeluargaan, dan juga kekompakkan. Masa dimana sosok remaja bertumbuh
menjadi dewasa. Masa yang dimana semua orang pasti merasakannya dan jika terlewat
ingin sekali waktu berputar kembali ke masa ini. 
Terlihat tiga sejoli yang sedang asik berunding tentang pelajaran yang baru selesai dibahas
oleh guru. 
"Udah ca, lebih baik kita kerjakan tugas ini diluar sekolah bersama sama..." ujar dhea, cewek
berbadan mungil namun memiliki sifat bosan dan sedikit cerewet itu. berbicara sambil
menatap wajah teman sebangkunya yang sedang serius mengerjakan tugas. 
"Hmmm, betul juga kata dhea mendingan kita kerjain diluar bareng bareng sambil makan
makan hehheee..." sambar chika , gadis imut bertubuh tinggi berisi dan pintar itu. 
"Iya sih, tapi kerjainnya dirumah siapa dulu nih..?" sambil membereskan buku yang
berantakan di meja dan memasukkannya ke dalam tas merah bermotiv milik gadis bernama
icha tersebut. 
"Gimana kalau dirumah ajeng aja?" Chika berpendapat. 
"Tapi dia kan beda kelas tau. Lagipula takut dia ada acara lain. atau . ga dibolehin sama
mamahnya , kita kan tau. mamahnya ajeng itu kan galak.." bawel dhea. 
"Ya kan tinggal di sms aja ribet banget." sahut chika cuek. 
"Oke oke, ntar aku yang sms. Jadi gak nih ke kantinnya ? Aku laper.." icha berdiri mengajak
dua sahabatnya itu ke kantin. 
Tiga gadis bersahabat ( Icha, chikka, dan dhea ) sebenarnya ada satu lagi, tapi kelas dan
jurusan mereka berbeda. 
Namun tidak membuat persahabatan mereka renggang. Jika waktu di sekolah mereka tidak
bisa bersama , mereka pasti mencuri curi waktu di luar jam sekolah hanya sekedar untuk
berbincang bincang dan bermain bersama. Mereka bersababat mulai dari kelas satu smp.
Sampai tak terasa usia persahabatan mereka sudah sampai lima tahun, susah senang di
lewati bersama. 
Ke kompakkan inilah yang membuat kenyamanan untuk bersama. Walaupun terkadang
banyak konflik yang terjadi. Mulai dari urusan keluarga, pribadi, bahkan pacar sekalipun.
Ditambah lagi dengan sifat mereka yang berbeda, tak jarang menjadi bahan perdebatan. 
Tapi sebuah masalah akan selesai jika mereka mencoba mengerti satu sama lain, agar terjadi
perpecahan alias bubar! 
*** 

Setelah mereka memutuskan untuk pergi ke kantin beristirahat. kebiasaan seorang gadis
remaja pasti selalu bercerita , curhat tentang masalah pribadinya. apalagi kalau sudah
bercerita dengan sahabat, pasti di dengar dan di berikan pengarahan jika sulit mencari jalan
keluar. Sampai sampai makan pun sambil berbincang bincang. Dan tertawa bersama. 
tiba tiba di sela mereka asik bercerita, terasa getaran dari handphone berwarna ungu milik
icha yang berada di dalam saku 'rok' abu abunya. Segera icha mengeluarkannya. Terlihat
pesan singkat masuk dari "Ajeng" . 
From : Ajeng ( +628596xxxx ) 
Pesan : "Broh! Gua gak bisa pulang bareng kalian sekaligus belajar bareng kalian. Ada acara
mendadak di rumah si april. Sorry.." 
Setelah membaca pesannya, icha langsung memberikan handphone nya kepada dhea dan
chikka yang lagi asik melahap bakmie kesukaan mereka. Mengisyaratkan agar mereka
membaca pesan dari Ajeng. 
"Dia selalu mementingkan urusannya dengan april. Daripada belajar bareng dengan kita .."
ketus chika kecewa. Chikka memang tidak suka mendengar ataupun melihat Ajeng bersama
April.
"Jangan berbicara seperti itu chik ! Mungkin saja mereka ada keperluan yang sangat
penting, tadi juga dia udah minta maaf. Tanpa ajeng kita masih bisa belajar bareng yakan..?"
icha mencoba berfikir positif, dan menenangkan keadaan. Dari wajah chikka sudah terlihat
aura kekecewaan terhadap ajeng. 
Sedangkan dhea tidak mengeluarkan sedikit katapun di sela pembicaraan , dan merasa
tenang tenang saja sambil lanjut melahap bakmie nya yang mulai dingin. Menurutnya sudah
hal biasa , tidak perlu dipermasalahkan. 

*** 
          Suasana diluar pun menjadi hening ketika jam masuk kelas dimulai. Siswa siswi
dengan khidmat mendengar penjelasan dari guru, dan mengerjakan tugas baru yang harus
di kerjakan. Tetapi ada juga kelas yang tidak disi guru mata pelajarannya, alhasil mereka
'free' damai tanpa belajar. Kelas bahkan gemuruh dibuatnya.
 Jam yang di tunggu tunggu pun telah tiba. Yaitu jam dimana waktunya pulang sekolah.
Terdapati dhea, chika, dan icha yang bersama sama berjalan menuju tempat parkiran
pinggir sekolah. Chikka dan icha selalu membawa sepedah motor setiap ke sekolah
dikarenakan jarak sekolah dengan rumah mereka yang sangat jauh. Dhea tidak membawa
sepedah motor karna tidak bisa mengendarainya alhasil setiap berangkat sekolah selalu
bersama icha. Begitulah sahabat selalu ada di setiap kita membutuhkannya. 
Namun di saat mreka sampai tempat parkiran, terlihat Ajeng yang sedang mengeluarkan
sepeda motor miliknya. 
"Ajjjeeengggg...????!!!" teriak icha kencang. 
Sontak ajeng pun menoleh ke arah dimana suara teriakkan memanggil namanya itu
berasal. 
"Hey kaliaaann... " sahut ajeng dengan wajah berseri seri. 
Chika hanya terdiam, sementara dhea dan icha membalas dengan sebuah senyuman, lalu
mereka mendekati Ajeng. 
"Sorry yah, hari ini gue gabisa bareng kalian.." maaf ajeng lontarkan. 
"Ya,ya,ya. Urus saja urusanmu.." ketus chika. 
Sementara dhea dan icha hanya bisa melihat, sambil bermain sikut sikutan. Icha membuat
kode kodean agar dhea mau mengalihkan pembicaraan. Karna chikka dan Ajeng pasti
berdebat. Namun apa daya mereka tidak bisa berbuat apa apa dan cukup menyaksikan
ajeng dan chikka berdebat. 
"Kok lo ngomong gitu sih chik! Gua bukannya mentingin urusan gua sendiri. Tapi lo kan tau
gua Ada acara penting sama april." Tegas Ajeng dengan mimik wajah yang mulai geram.
Ajeng ini sifatnya bawa hokki, tapi mudah untuk marah. Apalagi menyangkut perasaannya. 
"Oh, jadi kamu lebih peduli sama april dibanding kita sahabat kamu?!" tak mau kalah chikka
emosi.
"Eh chik! April juga sahabat gue! Dan bukan berarti gue gak peduli sama kalian. Loh
bukkannya gue selama ini selalu ada buat kalian? Lo jangan egois dong chik! Gue tau lo gak
suka sama april, tapi lo jangan pernah larang gue buat sahabatan sama dia. Ngerti?" bantah
ajeng dengan nada tinggi. 
Ajeng dan April juga bersahabatan mulai dari kelas tiga smp. Tapi disamping itu Ajeng
sahabatan juga dengan chika, icha dan dhea. Sifat ego chikka dan rasa tidak sukanya
terhadap April membuat Ajeng sulit mempersatukan mereka. Maksud Ajeng agar mereka
menjadi teman baik walaupun bukan sahabat. Ajeng sangat lelah menghadapi sikap
keegoisan chikka dan menyudutkannya untuk menjauhi April. Sulit dipercaya hal seperti itu
membuat konflik bagi persahabatan mereka. 
"Oke terserah!" singkat chikka cuek. 
"Iyaudahlah chikka, ajeng juga butuh waktu bareng sama temennya.." sahut icha bermaksud
menenangkan chika. 
"Oke terserah lo juga deh chik! Lo boleh marah ma gue. Tapi yang jelas gue gak akan marah
sama lo.." 
"Gue gak marah, cuma kecewa.." 
Tiba tiba april datang menghampiri ajeng, dan tersenyum kepada chika Icha, dan dhea.
Dhea dan icha membalas senyuman tapi tidak dengan chika yang menatap sinis dan
membuat april mundur tak enak hati. Chikkapun langsung mengeluarkan sepedah motor
miliknya dan meninggalksn Ajeng, di ikuti juga icha dan dhea. 
"Duluan ya jeng.." sapa icha. Ajeng hanya tersenyum. 
Ajeng dan april meminggalkan sekolah , pulang. Di tengah perjalanan april membuka
percakapan. 
"Si chika kenapa ya jeng? Tadi lihat april kok sinis gitu.." tanya april dengan polosnya. 
"Gak tau, dia lagi em kali.." ujar ajeng singkat. Sambil fokus menyetir. Ajeng tidak mau
menceritakan kejadian tadi, karena dia ingin menjaga perasaan sahabatnya juga. April. 
*** 
Hari mulai gelap, angin berhembus dengan kencang. Cuaca dingin menyelimuti kota.
Kesunyian, terasa sangat menyentuh. Bulan yang begitu indah membulat, cahayanya yang
menyinari malam hari. Pernak pernik bintang mengelilingi cahaya bulan , dengan indahnya
menghiasi malamnya langit. 
Tapi cuaca tidak mendukung suasana dalam rumah icha. Icha, chika, dhea, dan ajeng
sedang kumpul bersama. Ternyata sudah direncanakan sebelumnya oleh ajeng melalui
pesan singkat yang ia kirim. Ajeng yang biasanya selalu tertawa, bahkan sangat mewarnai
suasana jika bersama dengan ketiga sahabatnya. Kini memulai dengan serius dalam
pembicaraan. 
"Kali ini kita serius , dan gak boleh ada yang bercanda ataupun menyeleweng dalam
pembicaraan.." membuka percakapan, ajeng membuat peraturan. 
Icha , chika, dan dhea hanya mengangguk. 
Ajeng tiba tiba merasa kesal, merasa risih melihat chika yang asik bermain dengan
gadgetnya se akan tidak menghiraukan apa yang akan dibicarakan oleh ajeng. 
"Please chik. Fokus ke pembicaraan kita sekarang. Jangan fokus ke tab lo terus!" tegas
ajeng. 
Dan kali ini chika tak banyak bicara dan langsung menuruti apa yang ajeng katakan. 
"Terus kamu mau ngomong apa..?" tanya chika. 
"oke, langsung aja. Gue cuma mau kalian renungin apa yang gue bicarain. Kita tuh udah
sahabatan dari smp udah lama dan bukan waktu singkat. Dan sekarang gue ngerasa banyak
masalah setelah kita beranjak remaja. Semuanya perlahan lahan berbeda. Menurut gue kita
gak sekompak dan se solite dulu! Mana sahabat yang selalu ngerti ? Mana ?" jelas ajeng. 
"Loh, bukannya kamu jeng yang selalu ngilang? dan susah buat di ajak bareng? Gimana
mau solite kamu aja gitu selalu saja sama april." tungkas chika. Dan perdebatanpun dimulai
(lagi) 
"Jangan bawa bawa april dalam masalah kita deh! Dia tuh gak tau apa apa! " 
"Ikh, emang benerkan?" ujar chika membenarkan apa yang dia katakan tadi. 
"Sadar dong chik ! Lo juga. Lo tuh egois ! Kita semua kaya budak lo tau gak. Deket sama
siapa aja elo yang ngatur. Mana solidaritas lo sama sahabat sendiri selama ini?" tegas ajeng
bernada tinggi dan berhasil menyudutkan chika. 
"Iya chik, lu jangan gitu. Kita semua pasti punya pribadi masing masing. Dan emang sih
status kita itu ada dilingkaran persahabatan tapi kita juga punya hak komunikasi sosial sama
siapa aja. Kita selalu open sama yang lain gak perlu di batesin gini." dhea angkat bicara dan
berhasil menyudutkan semua yang chika lakukan itu memang salah. 
"It's okey. Gue gak akan ngelarang kalian untuk berteman dengan siapapun. Tapi inget gue
tetep gak suka sama si april itu!" ujar chika sambil menatap kearah ajeng. 
"Ok. Itu sih terserah elu ya chik. Yang penting gue selalu terbuka untuk berteman dengan
siapapun." balas ajeng. 
"Jadi? Konflik permasalahan ini selesai kan? Sudah kan? Gak ada perdebatan ataupun marah
marah lagi kan?" tanya icha polos. 
"Persahabatan kita tetep lanjut sampai kapan pun.." 
Akhirnya mereka menyelesaikan permasalahannya dengan bijak walaupun banyak
perdebatan mulut yang terjadi. Sifat seseorang sulit untuk dirubah, tidak akan pernah hilang
kecuali orang itu sendirilah yang mau berusaha merubah sifatnya sendiri. Ke egoisan
seseorang memang sulit di hilangkan tapi mudah untuk di kendalikan. Dan seberat apapun
masalah yang terjadi dalam sebuah persahabatan jika dengan sifat bijaknya mengatasi
permasalahan pasti akan menemukan titik terang dalam permasalahan tersebut

Anda mungkin juga menyukai