Rumah penulis:
Jl.Gurame Komp Depag No.19
Pamulang,Tangerang Selatan,Banten 1510
Telp: 0895622730853
E-mail: ajahzekwan@gmail.com
Cetakan pertama,2022
Hak cipta dilindungi diri sendiri.
1
Daftar isi
2
Kata Pengantar.
3
Oktober yang dahulu pernah ada sebuah cerita tentang
pertemuan tak terduga dengan sesosok perempuan
istimewa disertai keindahan pesonanya,yang pernah
memabukkan hati seorang pria yang bernama Jingga
Sastrawala.
Selamat membaca.
Muhamad dzaki is'af
@mhmddzkyy1
4
Kau adalah cahaya ditengah gelapnya jalan yang dikala itu
tengah ku telusuri,kau rembulan di panjangnya malam dan
kau adalah cinta yang ujungnya harus aku lepaskan.
Jingga Sastrawala.
5
"Memilih jalan yang salah,terpaksa sebab tak terarah
dan pada akhirnya terdiam karena kehilangan celah,
disertai lenyapnya pertemanan yang dahulu cerah."
6
Keterpaksaan.
( Agustus,2018)
7
Ditengah perjalanan,Jingga mampir ketempat ia biasa
membeli rokok diwaktu sepulangnya ia dari sekolah.
Dihari itu,rokok yang biasa ia beli telah habis terjual oleh
orang-orang yang sudah datang lebih dahulu kewarung
yang dikala itu tengah ia datangi. Jingga memutar balik
dan langsung kembali melangkahkan kakinya berjalan
dibawah rerintik gerimis untuk segera menuju ketempat
tinggalnya. Sesampainya dirumahnya,pagar berwarna
kuning serta dinding hijau layaknya warna dedaunan,
seperti biasa sang ibundanya selalu menyambut
kedatangannya dengan hangat. Mawar Harum ialah
nama dari Ibundanya Jingga sekaligus hanya beliau lah
yang mampu mengerti Jingga dengan sangat.
8
Jingga mengangkat telfon dari temannya sembari
menyenderkan kepalanya diatas bantal yang tertera
menyamping diujung dinding.
"Halo.. knapa"
Ujar jingga yang masih tetap mengejamkan matanya.
9
tetap terlihat biasa saja bahkan tak banyak ia berbicara
dikala tengah ditanya-tanya oleh beberapa teman lelaki
serta teman perempuannya.
10
Jingga tak berbalas dengan berbicara lagi pada susi,ia
hanya menganggukkan kepalanya dan lalu menaruh es
kopi dari Susi tepat didepannya. Salah seorang teman
jingga yang duduk disebelahnya bertanya padanya.
11
Jingga memutar arah dan berjalan sedikit menuju
kearah ruangan yang sebelumnya tengah ia tempati.
Ibal berjalan cepat dan langsung menghadang langkah
jingga yang disaat itu sedang berjalan perlahan.
12
"Asal lu tau ya!! Susi mutusin pacar nya cuman demi lu
gga!! Masa lu tega si ngebiarin orang yang jelas-jelas
tulus sama lu!"
Ujar ibal dengan emosinya sedikit yang disaat itu tidak
lagi berada dihadapan Jingga.
"Ikut gua sebentar" ujar Jingga pada Susi yang disaat itu
sedang berada tepat dihadapannya.
13
"Udah ikut aja" jawab jingga sembari bersiap
melangkahkan kakinya kembali menuju keluar ruangan.
"EHH??"
Terkejut Susi mendengar perkataan darinya.
14
"Kenapa gak mau? Yaudah gpp santai"
Ujar jingga sembari menaiki sepeda motornya lagi.
"Kaget"
Ujar Susi sembari melongo mengarahnya.
"Kok gua?"
15
Susi hanya menganggukkan kepalanya dan menoleh
kearah pria berkumis selaku orang pemilik kedai kopi
tersebut.
"Jingga"
Sapa Susi dari belakangnya.
16
"Kenapa tadi pas berhenti dipertengahan jalan,lu bilang
mulai sekarang kita jadian?"
Tanya Susi padanya sembari tetap memikat tangannya.
17
masih ada beberapa temannya yang sedang asik
bercengkrama. Jingga dan Susi memasuki tempat itu
dan duduk bersebelahan. Jingga menyenderkan
tubuhnya Kedinding yang berada dibelakangnya. Susi
menoleh kearahnya sembari berbicara.
"Sama-sama"
Jawab Jingga tanpa menoleh kearahnya.
18
"Iya, hati-hati dijalan"
Ujar Susi sembari tersenyum.
19
Orang tuanya masih lengkap,sang ayah dan ibunda
yang kini masih tinggal bersamanya. Kakek neneknya
selaku orang tua dari ayahnya pun juga ikut serta
tinggal bersamanya dirumah yang kini ia tempati.
Namun hidup itu bukan hanya soal berbahagia,hidup
juga tidak bisa apabila hanya bergembira,melainkan
hidup juga mempunyai maknanya tersendiri,kini
hidupnya bukan hanya soal merindukan masa
kecilnya,akan tetapi kini ia tengah berada layaknya
didasar samudra,tenggelam hingga tak berdaya,tak
mampu lagi ia untuk berbicara serta kini ia tak tau lagi
harus berbuat apa untuk bisa menghilangkan segala
kesenduannya yang kian makin menyiksa.
20
Terkejut diri ini mendengar kabar dari salah seorang
kawan, bahwasanya teman lamaku kini
mengorbankan perasaan manusia lain hanya demi
diriku yang sedang menyendiri.
Jingga Sastrawala.
Bab pertama untuk kebersamaan.
21
Kesalahan.
(September,2018)
22
Kala itu dibawah sinar cakrawala pagi,Jingga sedang
berangkat kesekolahnya menggunakan sepeda motor milik
kawannya yang semalam ia pinjam untuk pulang lebih dahulu
kerumahnya. Jalanan yang ia lewati sedikit terlihat padat
layaknya semut-semut yang sedang berkumpul ramai.
Klakson kendaraan disana pun terdengar sangat bising,
terlihat mereka semua tengah tidak sabar menunggu redanya
kemacetan itu. Disamping kanan Jingga terlihat ada dua
orang pria yang tubuhnya lebih besar dibandingkan
tubuhnya,rambut ikal panjang serta lebat dan sedikit terlihat
tato bergambar harimau dilengan kirinya. Jingga menoleh
kearahnya sembari melihat penampilan dua pria tersebut
dengan mata sinisnya.
23
"Tengil juga nih bocah,hantem ae udah ayo"
Ujar pria besar tersebut sembari berlari mengarah jingga dan
langsung memukul jingga tepat diwajah kanannya.
"Makasih bro udah ngehibur suasa pagi gua.. kalo mau lanjut
nanti aja kalo gua udah pulang sekolah,kalo lu mau cari gua,
nama sekolah gua SMA Bhineka tunggal Ika."
Ujar Jingga sembari tersenyum.
Salah seorang pria yang usai saling pukul dengan Jingga itu
pun,membalas jabat tangan dari Jingga sembari terpelongo
atas perkataannya.
24
Jingga kembali menaiki sepeda motor milik ibal sembari
mengenakan jaket kulit dan langsung bergegas kembali
menuju ke sekolahnya. Sesampainya ia disekolah,terlihat
gerbang telah ditutup disertai sepi nya halaman sekolah yang
disaat itu tak ada seorang pun yang tengah berkeliaran.
Satpam sekolahnya pun bergegas menemui Jingga yang
dikala itu tengah berada tepat didepan gerbang.
"Makasih pak"
Jawab Jingga dan langsung memasuki sekolahnya.
"Iya Bu iya"
Jawab Jingga sembari tersenyum paksa.
25
Disaat sedang berdiri ditengah lapangan,tepat didepan
bendera kebangsaan merah putih Indonesia,Jingga menoleh
ke kiri, terlihat ada beberapa teman satu sekolahnya sedang
berlatih bela diri karena tak lama lagi akan ada pertandingan
pencak silat antar sekolah. Terlihat ada salah satu teman
sekelasnya yang bernama Wulan Sheilkatari. Dari kejauhan
Wulan juga melihat Jingga yang disaat itu sedang berdiri
seorang diri ditengah lapangan sekolah.
"Itu temen sekelas kamu lan,masa kamu gak tau? eta teh
Jingga Sastrawala,palingan juga lagi dihukum sama guru
gara-gara terlambat"
Jawab Laras dengan suara halus.
26
"EHH…" Terkejut Wulan. ".. ko tiba-tiba disini,perasaan tadi
ada ditengah lapangan"
"Makasih lan"
Ujar Jingga padanya.
27
"Sama-sama,kompres dulu luka nya sekarang,nanti keburu es
batu nya cair"
"Iya cerewet"
Jawab Jingga sembari tersenyum sedikit..
"Kamu berantem?"
Tanya Susi seakan tengah khawatir.
"Udah diobatin?"
28
"Udah tadi santai aja."
29
Jelang beberapa hari,kebimbangan yang sedang
menggejolak jingga,semakin kejam menerkamnya kian hari
berjalannya waktu. Kala itu pada malam,Jingga sedang
menemani sang adik perempuannya yang bernama Mawar
laraswati,tertidur lelap dikamar sang ibundanya. Jemari jingga
mengusap kepala sang adik dengan sangat halus,sembari
menatapnya dengan perasaan teramat tulus. Terlihat
ibundanya yang sedang membuat beberapa kue untuk
dijualnya esok dikala cakrawala pagi datang. Mata Jingga
berkaca-kaca layaknya awan mendung diangkasa,dadanya
sesak seperti sedang ditikam tombak. Jingga kembali lagi
menatap wajah sang adik yang sedang tertidur,adiknya
tersenyum seperti sedang mendapatkan mimpi indah,Jingga
terhibur disaat melihat senyuman menggemaskan milik
adiknya. Jingga ikut serta untuk tertawa ditengah matanya
yang sedang berkaca-kaca karena meratapi kondisi
keluarganya yang kini masih memburuk. Beberapa menit,
ibundanya memasuki kamarnya dan lalu berganti posisi
dengan Jingga yang dikala itu sedang menemani adiknya
tertidur lelap. Jingga keluar kamar bundanya dan lalu segera
memasuki kamar tidurnya sendiri.
"Owh okei,gpp"
30
bantu ekonomi keluarganya disertai tak ingin lagi ia melihat
sang ibundanya membanting tulang,begadang semalaman
hanya untuk membuat kue yang akan dijual esok demi
menghidupkan dirinya beserta putra dan putrinya.
31
menyukai Susi diwaktu malam dingin disertai bersamanya ia
dan susi dipersimpangan jalan,dikanan kedai kopi kemudian
ia mengungkapkan sedikit perasaannya terhadap Susi yang
dipedalamnya ialah kebohongan. Kebingungan akibat
keterpaksaan menyertai sunyinya dikala malam,sendiri
didalam ruangan kamarnya,kacau karut pikirannya hingga
tertampar keras oleh segala masalah hidupnya yang kian
membuatnya merasa tak mampu lagi untuk bertahan.
32
"Assalamualaikum" ujar jingga yang tengah sampai
dikelasnya sembari melemparkan tasnya kemeja yang berada
didepan temannya.
"Ayo jawab!"
33
"Kami cuma-cuma foto-foto doang Bu,engga lebih dari
itu,saya berani bersumpah."
Jawab Jingga seakan tengah meyakinkan para guru.
"Tapi kan.."
34
"Kalo mau ngobrol nanti aja ya sus,gua lagi mau sendiri"
Ucapnya sekali lagi,kemudian pergi.
35
Waktu terus berjalan tanpa adanya jeda,rasa kasihan jingga
terhadap Susi mulai memudar akibat beberapa kesalahan
kesalahan yang tak sengaja telah ia perbuat,hingga pada
akhirnya pernah membuat sang ibundanya menjatuhkan air
mata. Lambat laun akhirnya Jingga mempunyai keputusan
untuk menyudahi hubungan keterpaksaannya bersama Susi.
Terlalu lelah jingga meratapi kesalahan yang kian
menyiksanya sebab munculnya kebimbangan disela sunyinya
malam. Perlahan demi perlahan,jingga memikirkan cara
supaya ia bisa menyudahi hubungannya tanpa ada
permasalahan yang dapat melukai Susi maupun dirinya.
Namun tetap saja perpisahan bukanlah hal yang mudah.
Seperti apapun caranya akan tetap saja menyakitkan. Jingga
bukanlah seorang lelaki yang hanya mementingkan dirinya
sendiri,maka dari itu ia tetap berpikir keras untuk segera bisa
menyudahi hubungannya ia dan susi,serta berupaya agar
salah seorang diantara mereka berdua tidak ada yang
merasakan pedihnya luka.
—––––––––––––––––––—–––––––––––––––––––––––––––
"Ada urusan"
Balas jingga,kemudian mematikan telfonnya.
36
Menjalin hubungan dengan tidak adanya perasaan yang
sama ialah hal yang teramat buruk. Meninggalkan satu insan
demi insan yang lainnya pun juga tak kalah buruk. Bukan soal
tentang kesetiaan,namun hidup memang memiliki kenyataan.
Semua yang kita perbuat pasti akan kembali kepada diri kita
sendiri. Membuat kecewa seseorang yang benar-benar
mencintai kita ialah bentuk untuk kita merasakan hal yang
sama nanti dikemudian hari. Semuanya sudah berada
didalam jalur garis edarnya. Kesalahan tetaplah kesalahan
dan tidak dapat dibenarkan. Jangan heran apabila nanti
rumitnya kesenduan menghampiri kita dikesunyian malam
ataupun disela-sela kegembiraan,terkadang sakit hati itu ialah
bentuk untuk kita berkaca pada diri kita sendiri. Tidak mudah
untuk kita menyadari semua hal yang telah kita lalui dimasa
masa yang usai sudah berlalu,maka dari itu siap tak siap kita
harus bisa menghadapinya,yang entah itu senang ataupun
susah. Hidup tidak semudah imajinasi,hidup juga tidak terlalu
sulit apabila kita yang tidak menganggapnya menjadi rumit,
semuanya hanya butuh waktu serta proses dan lalu kita akan
tersadar bahwasannya,kesusahan serta kesedihan ialah guru
dari kehidupan yang bertujuan untuk membuat diri kita
menjadi tersadar akan hal buruk yang usai sudah kita lakukan
walaupun dengan adanya ketidaksengajaan.
37
Kesalahan membuat diri ini mati langkah.
Walau tetap berjalan diatas jalur yang tidak memiliki arah.
Aku menyalahkan realita dikala itu,
Padahal semua itu ialah Perbuatanku.
Memaksakan sesuatu tanpa memikirkan diri sendiri,
serta tidak memikirkan hari hari selanjutnya ialah hal
yang tidak bisa dibilang semua akan baik-baik saja.
Karena rasa kasihan,diri ini kini telah sukses melukai
perasaan insan lain disertai bimbang yang kian menyiksa diri
sendiri disela-sela waktu dengan sangat mencekam.
Kesalahan akan terbungkam,kesalahan juga tak bisa terus
dipendam dalam-dalam,hingga tiba nanti saatnya,alam
semesta akan membawakan suatu hal yang tidak
menyenangkan,yang hanya bertujuan untuk menyadarkan.
Sudahlah..
Ini bukan waktu untuk memikirkannya kembali.
Kini kusadari bahwasanya semua harus kubumkam
sendiri,walau ku tau diantara kita pasti akan
ada yang tersakiti.
Jingga Sastrawala.
38
Pilihan.
( Ujung September,2018 )
39
Kala itu,dibawah sinar cakrawala pagi yang menyinari seisi
bumi,disekolahnya Jingga sedang berjalan disisi kiri
lapangan. Seorang diri berjalan perlahan,sedikit demi sedikit
kakinya melangkah, sampai pada akhirnya terhenti karena
ada salah seorang yang memanggilnya dari kejauhan
disebrang lapangan.
40
Bell masuk pun terdengar,seluruh siswa disekolah jingga
segera memasuki kelasnya masing-masing. Wulan yang
disaat itu sedang menuju kelasnya, bertemu langsung saling
berhadapan dengan ibunda Jingga disertai adik perempuan
nya.
"Iya.. terima kasih ya" balas bunda jingga dan lalu berjalan
menuju keluar sekolah untuk pulang.
41
Dikala itu,terlihat Jingga sedang berada diujung sudut
kelasnya. Jingga menjejerkan beberapa bangku dikelasnya
dan lalu ia jadikan tempat untuk merebahkan tubuhnya. Kursi
serta meja yang terbuat jadi kayu ialah suatu fasilitasnya
disekolah,papan tulis persegi panjang berwarna putih ialah
bentuk untuk ia mencatat beberapa materi tentang pelajaran
yang sedang disampaikan oleh guru,serta dinding berwarna
biru yang menjadi dasar dari seisi ruangan kelasnya. Saat itu
Jingga sedang melihat langit-langit kelasnya,sembari terdiam.
Wulan menaruh titipan dari sang ibunda nya diatas meja yang
berada dikiri jingga,yang tengah terlentang.
"Lu abis dari rumah gua? Kok bisa ketemu sama ibu gua?"
Tanya Jingga sekali lagi,sembari membangunkan dirinya.
42
"Sama-sama nah gitu kan enak,gua kira lu gatau cara
berterima kasih" jawab Wulan disertai membalas
senyum,kemudian pergi.
43
"Udah ada gga,nanti gua coba tanya mama gua dulu ya. Btw
knapa emangnya? Tumben" Jawabnya usai beberapa saat.
"Buat apa?"
"Hidup"
44
"Iya deh kayanya.." jawab Tara padanya,kemudian memanggil
jingga. "Woy Jingga"
45
"Gua?" Ujar jingga sembari melongok mengarah Wulan yang
berada disamping nya.
"Ya sudah cepat,baris lagi" ujar guru nya dan jingga kembali
kebarisannya.
"Berisik lu,liat aja nanti gua bales" balas jingga yang seakan
sedang kesal.
46
langit-langit indah yang tengah merona. Duduk Wulan
disampingnya.
Berdua mereka diatas motor tua milik Jingga yang baru saja
pulih. Menyusuri jalanan dibawah sinar senja yang kian
merona hingga pada akhirnya sampailah mereka berdua
didepan rumah wulan dengan gerbangnya berwarna
hitam,dinding putih disertai beberapa Vespa yang terjejer
diteras rumahnya.
47
"Makasih gga,btw sorry ya tadi udah maksa lu ikut latihan
silat,abisnya kasian liat lu nonton sendirian, yaudah gua ada
inisiatif ngajak lu aja"
Ujar Wulan yang sudah tidak lagi berada diatas sepeda motor
milik Jingga.
48
Sesampai jingga dirumahnya,duduk ia diteras rumahnya
seraya melepaskan sepatu yang sedang membaluti kedua
kakinya.
49
Alasan Jingga ingin membantu ekonomi keluarganya ialah
karena tak tega melihat kondisi kedua orang tua nya yang
dikala itu tengah tidak baik-baik saja. Hidup jingga dahulu
sangatlah terpenuhi,sebelum ayahnya terjangkit penyakit
yang kian menyiksa dirinya diseberjalannya waktu. Namun
pada saat ia menduduki bangku SMP kelas 2,perlahan segala
cobaan hidup menghampirinya dirinya,hingga pada akhirnya
kesulitan datang menyergapnya. Hidupnya berubah pesat
akibat dahulu dirinya yang sedang tersesat. Jingga sangat
gemar meminum-minuman alkohol,serta banyak nya ia
menghisap rokok yang hanya bertujuan untuk kesenangan
nya dan juga melampiaskan segala rasa benci nya kepada
ayahnya. Semua perbuatan buruk yang ia lakukan dimasa
lampau itu pun memiliki alasan tersendiri. Jingga sangat ingin
diperlakukan sama layaknya teman-teman nya yang lain,ia
sangat ingin akrab dengan ayahnya sendiri,namun segala
upaya nya untuk bisa sangat dekat dengan ayahnya sia-sia.
Ayahnya dahulu lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan
untuk bisa mengerti perasaan anak putranya. Kekerasan dari
sang ayah seringkali jingga rasakan dimasa lalu. Jingga tak
kunjung menyerah untuk membuat ayahnya mengerti.
50
Usia sudah membeli obat dari apotik,Jingga bersiap siap
untuk segera bermain bersama teman-temannya ditempat
biasa ia berkumpul. Warung kopi lumayan luas milik dari
salah seorang temannya,disertai toko buku bekas tepat
berada disamping warkop tersebut. Melirik Jingga ke jam
tangan yang melekat ditangan kanannya,terlihat pukul 20:00
kemudian ia segera bergegas menuju kewarkop milik dari
salah seorang temannya. Jelang beberapa saat,akhirnya
Jingga sampailah disana. Masuk lah ia kedalam untuk segera
ikut serta berkumpul bersama beberapa temannya.
51
"Eh sorry ya.." ujar jingga,lantas membantu mengambil
beberapa buku yang tengah tergeletak dilantai.
"Novel garis waktu,lu liat gak tadi pas udah disini duluan"
jawabnya tanpa menoleh.
"Ada 3 tadi,terus udah dibeli sama orang lain hahaha nice try"
52
"Gua bayarin punya lu lan"
"Plis lan"
53
"Hahaha maap lan" jawabnya sembari tertawa.
54