Anda di halaman 1dari 9

A.

Latar Belakang

Drum band merupakan sebuah ansambel 1 yang memainkan sejumlah kombinasi alat
musik tiup dan pukul (perkusi). Drum band berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris
yaitu drum dan band. Drum berarti sebuah alat musik yang dipukul atau ditabuh,
biasanya menggunakan stik (pemukul). Sedangkan band adalah bentuk gabungan alat
musik yang berfungsi sebagai melodi dalam suatu lagu yang terdiri dari alat musik tiup,
alat musik perkusi yang bernada, serta ditambah dengan cymbal.

Beberapa alat yang digunakan adalah bellyra, trumpet, pianika, maupun rekorder.
Dalam permainannya terdapat aksi baris-berbaris (military style) yang membentuk
formasi dengan pola tertentu (seperti bentuk bintang dan lingkaran) dan diiringi tarian
oleh pembawa bendera dan mayoret. Pada umumnya drum band dapat kita jumpai pada
angkatan militer, kepolisian, sekolah-sekolah, dan organisasi seperti PDBI (Persatuan
Drum Band Indonesia). di Aceh terdapat juga berbegai jenis ensambel musik seperti
Ensambel KODAM IM,

Oleh sebab itu, pada zaman sekarang ini, drum band bukanlah hal yang asing
untuk kita lihat atau dengar.

1.5. Metode dan Teknik Penelitian Lapangan Metode yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah ini adalah metode analisis deskriptif, yakni menggambarkan keadaan bagaimana musik
marching band ini dimainkan, lalu menganalisisnya kemudian berdasarkan teori yang dipelajari
di dalam studi etnomusikologi. Data deskriptif (berupa kata-kata tertulis atau lisan) yang akan
dianalisis tersebut diperoleh dengan cara penelitian kualitatif. Untuk mendapat gambaran tentang
fenomena musikal dalam upacara yang diikuti marching band ini, maka dilakukan transkripsi
terhadap musik yang dipakai dalam upacara tersebut. Nettl dalam tulisannya (1964:99-103)
menganggap transkripsi merupakan cara yang baik untuk mempelajari aspekaspek detail pada
suatu musik dengan dua pendekatan ; pertama menganalisa dan mendeskripsikan apa yang
didengar, dan kedua mendeskripsikan apa yang dilihat dan menuliskannya di atas kertas dengan
suatu cara penulisan tertentu. Dalam melakukan penelitian ini, saya melakukan beberpa tahapan
kerja, yaitu: (1) studi kepustakaan; (2) teknik pengumpulan data berupa observasi, pemilihan
informan, wawancara, perekaman, dan (3) kerja laboratorium. Studi lapangan adalah untuk
menambah dan memperluas ilmu pengetahuan penulis terutama yang berkaitan dengan musik
dalam kemiliteran. Pengumpulan data di lapangan adalah untuk mendapatkan fenomena yang
akan dianalisis baik itu guna, fungsi, maupun struktur musiknya. Selanjutnya dalam kerja
laboratorium akan 14

15 dimuat oleh kerja seperti transkripsi, analisis, uraian sosial budaya, dan penulisan dalam
bentuk skripsi Studi Kepustakaan Sebelum melakukan kerja di lapangan, saya terlebih dahulu
melakukan studi pustaka yaitu dengan mencari informasi dan referensi sebagai literatur untuk
mendukung tulisan ini supaya relevan dengan permasalahan yang dibicarakan. Beberapa
informasi dan referensi yang berhubungan dengan tulisan inin adalah sebagai berikut. (1) Skripsi
Inta Junia Hasugian yang berjudul Deskripsi Pengelolaan Organisasi, Latihan, Serta Struktur
Musik Marching Band Sinar Husni Medan. Di dalam skripsi ini Inta Junia Hasugian
mendeskripsikan tata cara pengelolaan, dan latihan yang dilakukan kelompok Marching Band
Sinar Husni Medan. Kemudian ia juga menganalisis beberapa lagu yang lazim digunakan oleh
kelompok ini dalam pertunjukannya dengan pendekatan etnomusikologis. (2) Diktat perkuliahan
mata kuliah Etnomusikologi oleh A.M. Susilo Pradoko, M.Si. Dalam buku yang diunggah dalam
bentuk PDF ini, Pradoko menjelaskan prinsip-prinsip dasar etnomusikologi, baik itu definisi,
ruang lingkup kajian, dan terutama metode dan teori di dalam etnomusikologi. (3) Alan P
Merriam dalam bukunya yang bertajuk The Anthropology of Music (1964), membahas secara
luas apa itu etnomusikologi, metode dan teori yang digunakan, enam ruang lingkup kajian
etnomusikologi, penggunaan dan 15

16 fungsi musik, musikd an dinamika kebudayaan, musik dan antarasa modalitas, dan lain-lain.
Inti dari buku ini adalah bagaimana seorang etnomusikolog melihat musik dalam kebudayaan
manusia, yang tujuannya adalah untuk memahami karakter manusia yang menghasilkan musik
sedemikian rupa itu. (4) Raoul F Camus dalam bukunya Military Music (1976). Dalam buku ini
beliau banyak mengungkapkan sejarah musik militer yang terdapat di se antero dunia baik itu di
belahan Amerika. Mengenai penggunaan marching band di militer ini, saya mendapat informasi
dari beberapa informan seperti Letnan Virgo sebagai koordinator sekaligus pelatih marching
band Canka Dhira Dharma, Letnan Nurman sebagai calon koordinator, dan Sersan Antorikson
Sinaga selaku mayoret pada marching band Canka Dhira Dharma Observasi Saya melakukan
pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian di mana drum band ini akan bermain. Contoh
kasus diantaranya, di KODAM Bukit Barisan saat melakukan upacara rutinitas setiap tanggal 17
tiap bulannya, di Yon Zipur I Dhira Dharma Helvetia ketika melakukan upacara rutinitas setiap
hari Senin, ketika melakukan pawai, dan pada saat melakukan upacara-upacara lainnya, di
tempat di mana anggota militer melangsungkan acara pernikahannya dan dalam kasus ini saya
pernah ikut menghadiri upacaranya di Jalan Kuini di Kota Binjai. 16

17 Dalam proses perekaman, saya menggunakan alat bantu pengamatan seperti kamera digital
dan video kamera digital. Dengan menggunakan alat bantu pengamatan tersebut saya dapat
mengumpulkan foto-foto, dan rekaman video yang dibutuhkan untuk mengumpulka data-data
yang dibutuhkan dalam tulisan ini. Alat bantu yang dipakai adalah kamera Casio Exilim tipe EX-
S Wawancara Dalam teknik wawancara, saya melakukan wawancara berencana di mana
sebelumnya telah tersedia daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan. Namun dalam
wawancara tersebut, pembicaraan bersifat informal dan spontan. Adakalanya pertanyaan akan
berkembang sesuai dengan pembicaraan, tetapi penulis tetap berpusat kepada inti permasalahan
dan tujuan penelitian Kerja Laboratorium Pada kerja laboratorium ini, seluruh data yang
terkumpul akan diolah dan dianalisis sesuai dengan permasalahan yang ada pada tulisan. Saya
juga akan menganalisis struktur musik yang ada pada permainan drum band ini berdasarkan teori
yang sesuai dengan ilmu Etnomusikologi. Setelah melakukan analisis data tersebut, kemudian
saya membuatnya ke dalam sebuah tulisan karya ilmiah berbentuk skripsi sesuai dengan teknik
penulisan secara ilmiah. Dengan demikian, diharapkan tulisan ini dapat mengembangkan
wawasan pengetahuan di bidang Etnomusikologi. 17

Dalam tulisan ini, drum band yang dimaksud akan dibahas adalah drum band
yang terdapat di dalam intitusi militer. Namun dalam pembahasan ini, istilah drum band
yang digunakan atau yang disebutkan oleh para militer (dalam kasus ini oleh anggota
militer Yon Zipur Kodam I Bukit Barisan, 3 lazim menyebutkan nama kelompoknya
sebagai Drum Band Yon Zipur I Dhira Dharma ) menurut penulis sudahlah merupakan
ensambel marching band. Alasannya adalah dalam pengaplikasian permainan yang
ditampilkan oleh kelompok musik militer ini, format yang digunakan adalah format
marching band. 4 3 Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam rangka
pertahanan dan keamanan nasionalnya, maka secara organisasi militer, dibagi ke dalam
13 Kodam (Komando Daerah Angkatan Militer) dan didukung oleh Kodim-kodim
(Komando Daerah Inti Militer), yang diperinci sebagai berikut. 1. Kodam Iskandar Muda,
2. Kodam I Bukit Barisan, 3. Kodam II Sriwijaya; 4. Kodam Jaya; 5. Kodam III
Siliwangi, 6. Kodam IV Diponegoro, 7. Kodam V Brawijaya; 8. Kodam VI
Mulawarman; 9. KodamVII Wirabuana; 10. Kodam IX Udayana; 11. Kodam XII
Tanjungpura; 12. Kodam XVI Patimura, dan 13. Kodam XVII Cendrawasih. Kodam I
Bukit Barisan terdiri dari: Korem 022 Pantai Timur; Kodim 0202; Kodim 0203 Langkat;
Kodim 0204 Deli Serdang; Kodim 0207 Simalungun; Kodim 0208 Asahan; Kodim 0209
Labuhan Batu; Korem 023 Kawal Samudera; Kodim 0205 Tanah Karo; Kodim 0206
Dairi; Kodim 0210 Tapanuli Utara; Kodim 0211 Tapanuli Tengah; Kodim 0212 Tapanuli
Selatan; Kodim 0213 Nias; Korem 031 Wirabima; Kodim 0301 Pekanbaru; Kodim 0302
Indragiri Hulu; Kodim 0303 Bengkalis; Kodim 0313 Kampar; Kodim 0314 Indragiri
Hilir; Korem 032 Wirabraja; Kodim 0304 Agam; Kodim 0305 Pasaman; Kodim 0306
Limapuluh Kota; Kodim 0307 Tanah Datar; Kodim 0308 Padang Pariaman; Kodim 0309
Solok; Kodim 0310 Sawahlunto; Kodim 0311 Pesisir Selatan; Kodim 0312 Padang;
Kodim 0319 Mentawai; Kodim 0320 Bukittinggi; Kodim 0321 Pasaman Barat; Korem
033Wira Pratama; Kodim 0315 Kepulauan Riau; Kodim 0316 Batam; Kodim 0317
Karimun; Kodim 0318 Natuna Tanjung Pinang; Kodim 0201 BS Medan (Sumber:
Kodam I Bukit Barisan, 2013). 4 Kita tahu bahwa marching band merupakan sebuah
ansambel yang terdiri dari drum section (kelompok alat musik pukul) dan brass section
(kelompok alat 2

3 Sejarah kemiliteran Indonesia sendiri dibentuk pada tanggal 5 Oktober Angkatan perang
pertama Indonesia yang disebut Tentara Keamanan Rakyat (TKR) ini, kemudian diganti menjadi
Tentara Republik Indonesia (TRI) pada tanggal 24 Januari Karena saat itu di Indonesia terdapat
barisanbarisan bersenjata lainnya di samping Tentara Republik Indonesia, maka pada tanggal 5
Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk mempersatukan Tentara Republik
Indonesia dengan barisan-barisan bersenjata tersebut menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dalam sejarahnya, TNI pernah digabungkan dengan Polisi Republik Indonesia (POLRI).
Gabungan ini disebut Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Namun sesuai Ketetapan
MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan POLRI, pada tanggal 19 Oktober 2004
TNI dan POLRI telah sah dipisahkan ( Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini dibagi atas tiga
angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.
Sedangkan TNI Angkatan Darat ini sendiri memiliki tiga kekuatan, yakni Kekuatan Terpusat
(Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dan Komando Angkatan Khusus), Kekuatan
Kewilayahan (Komando Daerah Militer, Komando Resort Militer, Komando Distrik Militer),
dan Kekuatan Badan Pelaksana Pusat. musik tiup). Sedangkan drum band merupakan sebuah
ansambel yang terdiri dari drum section saja. Permainan yang ditampilkan oleh kelompok militer
ini merupakan gabungan dari kedua drum section dan percution section. Oleh sebab itu,
berdasarkan pertunjukannya bahwa kelompok musik militer ini merupakan sebuah kelompok
marching band, yakni Marching Band Yon Zipur I Dhira Dharma, walau juga lazim
menyebutkan kelompoknya sebagai Drum Band Yon Zipur I Dhira Dharma. 3
4 Di Indonesia, terdapat tiga belas Komando Daerah Militer (Kodam) yang salah satunya
merupakan Kodam1 Bukit Barisan yang terdapat di Medan. Yon Zipur 1 Dhira Dharma yang
terdapat di Kecamatan Helvetia ini merupakan satuan dari Kodam Bukit Barisan. Kelompok
batalion tentara ini merupakan tempat dimana marching band Zipur 1 Dhira Dharma berada.
Menurut sejarahnya, marching band yang dulu dikenal sebagai musik perang atau musik militer
ini dipercaya dapat menginspirasi dan mendukung jiwa para prajurit dalam berperang. Seperti
yang ditulis oleh Camus (1993): Music has been used to encourage the troops and to raise their
spirits both in battle and during the difficult moments before and after the conflict. [Musik telah
digunakan untuk mendorong pasukan dan untuk meningkatkan semangat mereka baik dalam
pertempuran dan pada saat-saat sulit sebelum dan setelah konflik] (Camus,1993: 3). Dari
penjelasan tersebut, dapat kita lihat bahwa marching band memiliki penggunaan dan fungsi.
Namun dalam hal ini penggunaan itu adalah dalam konteks perang. Pertanyaannya adalah jika
marching band itu awalnya digunakan saat perang zaman dulu, lantas apakah marching band itu
masih digunakan pada saat perang masa kini atau untuk keperluan di luar perang? Tentu saja
jawabannya masih ada, dan bahkan berkembang semakin banyak tidak hanya di kalangan militer
saja tetapi sudah ada di kalangan masyarakat biasa seperti di sekolahsekolah dan organisasi-
organisasi marching band di luar sekolah. Setelah pertanyaan di atas, muncul pertanyaan
berikutnya yang mana kita jelas tahu bahwa zaman dulu penggunaan marching band itu semata-
mata untuk tujuan perang yakni untuk mendukung semangat jiwa prajurit dalam berperang agar
tidak 4

takut dan mundur. Pertanyaannya adalah, untuk apa dan apa penggunaan dan fungsi marching
band (dalam hal ini yang ada di militer, sesuai dengan judul) yang ada sekarang ini, terutama di
Yon Zipur I Dhira Dharma? Dalam kenyataannya, rasa semangat atau rasa nasionalisme yang
diungkapkan para militer menunjukkan bahwa musik yang dimainkan marching band ini
mempunyai daya sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa atau emosi pada anggota militer
tersebut. Hal ini dapat kita jumpai ketika suatu upacara berlangung. Lebih tepatnya lagi saat
baris-berbaris menuju lapangan, atau ketika bubar dari lapangan. Seluruh anggota militer akan
ikut bernanyi dan bersoraksorai dengan semangat sementara marching band tersebut dimainkan.
Selain itu fungsi hiburan juga merupakan salah satu fungsi dari permainan drum band yang ada
pada militer saat ini. Pengaplikasiannya di lapangan dapat kita lihat ketika marching band ini
melakukan pawai yaitu bermain berkeliling di lingkungan masyarakat sekitar. Jelas bahwa ketika
marching band itu dimainkan di depan kalangan umum, masyarakat yang menonton dengan
antusias menyaksikannya karena mereka merasa terhibur. Bahkan masih dalam konteks pawai
tersebut, kita dapat menemukan fungsi musik yang lain. Kadang kala mereka (marching band
Zipur I Dhira Dharma) diundang oleh pihak-pihak tertentu untuk pawai bersama. Ketika ditanya
alasan mereka mengikuti undangan tersebut, maka jawaban yang kita dapat adalah kontribusi.
Mereka harus memberikan kontribusi untuk meramaikan acara pawai tersebut. Menurut
pengamatan saya, tindakan itu dapat 5

6 dikategorikan ke dalam fungsi pengintegrasian masyarakat, 5 karena hal itu jelas sudah
menimbulkan kebersamaan dalam suatu masyarakat yang mempunyai sistem nilai 6 dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Secara tidak langsung menurut saya para anggota militer yang
memainkan marching band tersebut, sudah menghasilkan suasana kesatuan, kerukunan dan
kebersamaan dalam menjaga kesinambungan terhadap masyarakat. Dalam proses observasi yang
saya jalani, saya menemukan beberapa kejadian dimana marching band Canka Dhira Dharma ini
dimainkan. Di antaranya adalah, upacara rutinitas setiap hari Senin, upacara rutinitas setiap
tanggal 17 setiap bulannya, upacara Pedang Pora, 7 upacara Hari Ulang Tahun Komando Daerah
Angkatan Militer (Kodam), upacara kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) TNI, pawai
tahunan, pawai di kecamatan, mengikuti 5 Fungsi pengintegrasian masyarakat merupakan salah
satu dari sepuluh fungsi musik menurut Alan P Merriam. Pengintegrasian masyarakat dalam
kegiatan yang mereka lakukan ini adalah sebagai kontribusi keebersamaan sosial antara angkatan
perang dalam hal ini Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia, dengan masyarakat sipil.
Artinya bahwa tentara dan rakyat perlu bekerjasama dalam rangka bela negara yang dikonsepkan
sebagai wawasan nusantara, yaitu suiatu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan nasional. Yang perlu dipertahankan adalah kesatuan sosial dan negara
dari semua tantangan, gangguan, dan hambatan. 6 Dalam hal ini, sistem nilai yang dimaksud
mengacu kepada nilai-nilai yang ada pada Pancasila yakni terutama pada sila ketiga yaitu
Persatuan Indonesia. Persatuan Indonesia adalah merupakan wawasan nusantara bagi bangsa
Indonesia sebagai satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan nasional. Intinya adalah segenap warga Indonesia adalah menjadi bahagian yang tidak
terpisahkan dari negara bangsa ini. Mereka merasa senasib dan sepenanggungan, dan juga
merasa sebagai saudara dalam satu negara besar. 7 Upacara Pedang Pora adalah sebuah tradisi
pada lingkungan perwira TNI untuk memberikan penghormatan ketika perwira tersebut sedang
melangsungkan pernikahan. Pedang Pora itu sendiri memiliki pengertian janji/sumpah pedang. 6

7 acara festival, bahkan pada acara Pesta Rakyat Danau Toba (PRDT). Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa marching band ini pada umumnya dimainkan pada upacara saja. Namun dari
yang saya amati, saya menggolongkan jenis permainan drum band ini ke dalam dua kategori
berdasarkan tujuannya, yaitu tujuan militer dan tujuan non-militer. Kategori Tujuan Militer ini
maksudnya adalah marching band yang dimainkan berada dalam konteks upacara rutinitas yang
berada di bawah naungan agenda Kodam/Yon Zipur. Contohnya seperti upacara setiap hari
Senin, upacara setiap tanggal 17, Hari Ulang Tahun Kodam, upacara hari besar nasional,
kunjungan Kasad, pada acara Pedang Pora, dan lain-lain. Sedangkan kategori tujuan non-militer
adalah marching band yang dimainkan berada dalam konteks upacara di luar agenda Kodam/Yon
Zipur. Seperti contoh, pawai tahunan, pawai MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur an) dari
kecamatan, undangan main dari luar, keikutsertaan dalam festival marching band, dan kegiatan-
kegiatan yang di dalamnya ada upacara sehingga marching band ikut diserta mainkan (pada 18
Maret 2013 yang lalu diadakan turnamen futsal terbuka di Yon Zipur, sebelum turnamen dimulai
diadakan upacara terlebih dahulu). Melihat uraian fungsional tersebut, penggunaan marching
band pada militer saat ini sangat berkembang dan jauh berbeda dengan sejarah penggunaan
marching band pada awalnya. Tentu hal ini menurut saya menggenapi isi dari salah satu objek
kajian etnomusikologi yang menyebutkan bahwa musik sebagai 7

8 budaya yang aktif. 8 Penggunaan marching band (pada militer) yang semakin banyak inilah,
yang menjadi latar belakang saya sehingga tertarik untuk mengkajinya lebih jauh dengan
membuat sebuah kajian ilmiah dengan judul: Struktur Musik, Penggunaan, dan Fungsi Marching
Band Canka Dhira Dharma, Yon Zipur I/DD. 1.2 Pokok Permasalahan Untuk menghindari ruang
lingkup permasalahan yang terlalu luas, maka saya membuat pembatasan masalah dalam bentuk
pokok permasalahan. Adapun pokok permasalahan dalam tulisan ini sesuai dengan pendekatan
Etnomusikologi adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana struktur musik yang disajikan oleh
marching band Canka Dhira Dharma, Yon Zipur I/DD? 2. Bagaimana penggunaan dan fungsi
yang terdapat dalam marching band Canka Dhira Dharma, Yon Zipur I/DD dalam konteks
militer dan non-militer? 8 Music as creative activity (Merriam, 1960:10). Bahwa musik adalah
sebagai salah satu aktivitas kreatif di bidang seni, yang unsur utamanya adalah bunyi-bunyian.
Musik sendiri biasanya dibentuk oleh dimensi ruang dan waktu. Ruang mencakup tangga nada
dan elemen-elemennta, sedangkan waktu adalah mencakup cepat lambat, meter, waktu
penyajian, tanda birama, dan lain-lain. Dengan unsur-unsur inilah komposer dan seniman
melakukan aktivitas kreatifnya. 8

9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan dan fungsi yang terdapat dalam
marching band Canka Dhira Dharma, Yon Zipur I/DD dalam konteks militer dan non-militer, 2.
Untuk mengetahui musik dan lagu-lagu yang disajikan oleh marching band Canka Dhira
Dharma, Yon Zipur I/DD Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat: 1. Menjadi bahan
infomasi tentang marching band (terlebih pada militer) yang dapat dipergunakan pada jurusan
etnomusikologi. 2. Memperluas pengetahuan dan wawasan penulis dalam mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh selama masa studi di jurusan etnomusikologi. 3. Sebagai bahan masukan dan
informasi kepada para akademis, masyarakat, serta pihak-pihak yang berkepentingan. 1.4
Konsep dan Teori Konsep Penulisan ini berisi suatu kajian tentang struktur musik serta
penggunaan dan fungsi marching band pada militer, dalam hal ini studi kasus pada Yon Zipur 9

10 I Dhira Dharma. Pada umumnya marching band yang ada di Yon Zipur I Dhira Dharma ini,
dimainkan saat adanya acara formalitas, yaitu dalam konteks upacara. Meskipun penelitian ini
berbicara tentang penggunaan dan fungsi, namun studi etnomusikologi dalam konteks musik
tidak lepas dari tulisan ini. Kita tahu bahwa salah satu fokus materi pengkajian ilmu
etnomusikologi adalah menganalisis tentang materi-materi musik itu sendiri baik berupa kajian
instrumen ataupun unsur musik itu sendiri. Pada kasus ini saya akan lebih banyak membahas
tentang unsur musik pada permainan marching band yang ada di satuan batalyon Yon Zipur I
Dhira Dharma. Struktur musik yang dimaksud pada judul tulisan ini memiliki maksud untuk
mengungkapkan beberapa karakteristik dalam mendeskripsikan melodi sesuai dengan teori yang
diungkapkan William P. Malm dalam teori weight scale. Teori tersebut mencakup (1) tangga
nada (scale), (2) nada dasar (pitch center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah nada (frequency
of note), (5) jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence patterns), (7) formula melodik (melodie
formula), (8) kontur (contour). Selain ITU JUGA AKAn diuraikan tentang struktur ritme yang
dipakai dalam ensambel marching band ini. Penggunaan yang dimaksud pada judul tulisan ini
mengacu kepada pemakaian marching band pada setiap upacara yang diikuti oleh marching band
Canka Dhira Dharma. Dalam kasus ini, penulis membahas kapan mereka bermain, di mana saja
mereka bermain, dan bagaimana mereka menyajikan permainannya. Sedangkan fungsi yang
dimaksud di sini adalah untuk menjelaskan tujuan dari 10

11 marching band itu dimainkan. Tujuan ini dijelaskan berdasarkan teori fungsi yang dijabarkan
oleh Alan P. Merriam tentang sepuluh fungsi musik. Marching band berasal dari kata marching
dan band. Menurut Virginia Tech Multimedia Music Dictionary, marching adalah berjalan
berkeliling sambil melakukan parade.sedangkan band adalah kumpulan atau gabungan dari
beberapa alat musik (dalam hal ini drum section dan brass section). Kata band pada marching
band ini juga memiliki makna sebagai bentuk gabungan alat musik yang berfungsi sebagai
melodi dalam suatu lagu yang terdiri dari alat musik tiup, alat musik perkusi yang bernada, serta
ditambah dengan cymbal. Beberapa alat yang digunakan adalah bellyra, trumpet, pianika,
maupun rekorder (Sudrajat, 2005). Beberapa alat musik yang terdapat pada marching band Yon
Zipur I Dhira Dharma adalah snare drum, tenor/alto drum, bass drum, bellyra, dan thrumpet. Di
samping itu, marching band yang terdapat pada Yon Zipur I Dhira Dharma ini memiliki unsur
pendukung yang disebut color guard, yaitu sekelompok anggota marching band yang khusus
sebagai pelengkap kegiatan dengan menggunakan tari dan atraksi. Selain itu terdapat juga
seorang mayoret yaitu pemimpin atau komandan dari semua anggota marching band yang
memiliki tugas untuk memberikan aba-aba atau isyarat kepada para pemain untuk memainkan
alat musiknya. Namun dalam penyajiannya, marching band Yon Zipur I Dhira Dharma ini tidak
selalu mengikutsertakan color guard dalam setiap permainannya. Mereka akan diikutsertakan
ketika mengadakan pawai, atau ketika mengikuti acara festival. 11

12 Yon Zipur I Dhira Dharma nama satuan yang berdiri di bawah naungan Komando Daerah
Militer I Bukit Barisan. Satuan ini dikenal dengan nama Zipur, yang merupakan singkatan dari
zeni tempur. Kegiatan mereka berlokasi di Jalan Mesjid, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan
Medan Helvetia Teori Untuk mengkaji penggunaan dan fungsi ensambel musik pada tulisan ini,
saya menggunakan teori fungsional yang dikemukakan oleh Alan P Merriam dalam bukunya
yang berjudul The Anthropology of Music pada Bab XI dengan perikop uses and functions
(penggunaan dan fungsi). Teori ini menjelaskan tentang kegunaan musik yang menyangkut cara
pemakaian musik dalam konteksnya, sedangkan fungsi musik menyangkut tujuan pemakaian
musik dalam pandangan luas. Menurut hematnya, Alan P. Merriam menjabarkan sepuluh fungsi
musik pada umumnya, yaitu: (1) fungsi engungkapan emosional, (2) penghayatan estetis, (3)
hiburan, (4) komunikasi, (5) perlambangan, (6) reaksi jasmani, (7) norma-norma sosial, (8)
pengesahan lembaga sosial dan upacara agama, (9) kesinambungan kebudayaan, dan (10)
pengintegrasian masyarakat. Dalam menganalisis aspek struktur musiknya, saya mengikuti teori
yang dikemukakan oleh Malm (1977:8). Teori yang ditawarkan oleh Malm ini disebut weighted
scale ( bobot tangga nada ). Pada prinsipnya teori ini menganalisis delapan unsur yang terdapat
dalam melodi seuatu musik, yaitu: (1) tangga nada, 12

13 (2) nada dasar, (3) interval, (4) pola-pola kadens, (5) formula melodi, (6) kontur, (7) wilayah
nada, dan (8) distribusi nada. Untuk mengkaji makna-makna yang terdapat dalam segala aktivitas
ensambel Zipur I Dhira Dharma, seperti pakaian, lambang macan, gerakan pedang Pora, warna,
dan lain-lain, penulis menggunakan teori semiotika. Menurut Widaryanto (2007:170), penanda
identitas yang menandai sebuah kelompok dari yang lainnya mestinya penting dikenali sebagai
simbolisasi dari sebuah kelompok, simbol-simbol yang dipakai umumnya segera dapat dikenali
dan tidak salah lagi dalam menandai suatu kelompok tersebut. Oleh karena itu, selain aspek
musikologisnya, tulisan ini juga berbicara tentang semiologi, yaitu perlambangan. Teori ini dapat
dipakai untuk mengkaji atribut-atribut yang digunakan pada seragam marching band yang
dipakai oleh pemain musik, color guard, ataupun mayoret. Secara keseluruhan, semua atribut
yang digunakan berkaitan erat dengan lambang batalyon Yon Zipur I Dhira Dharma. Teori
Semiotika ini juga dapat saya gunakan pada saat upacara Pedang Pora. Dalam upacara ini, ada
beberapa gerakan yang dimainkan oleh anggota militer dengan menggunakan pedang.
Gerakangerakan itu dilakukan saat mengiringi pengantin berjalan masuk ke dalam ruangan
resepsi. Setiap gerakan memiliki makna-makna tersendiri dan identik dengan kehidupan seorang
militer. 13
1.5. Metode dan Teknik Penelitian Lapangan Metode yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah ini adalah metode analisis deskriptif, yakni menggambarkan keadaan bagaimana musik
marching band ini dimainkan, lalu menganalisisnya kemudian berdasarkan teori yang dipelajari
di dalam studi etnomusikologi. Data deskriptif (berupa kata-kata tertulis atau lisan) yang akan
dianalisis tersebut diperoleh dengan cara penelitian kualitatif. Untuk mendapat gambaran tentang
fenomena musikal dalam upacara yang diikuti marching band ini, maka dilakukan transkripsi
terhadap musik yang dipakai dalam upacara tersebut. Nettl dalam tulisannya (1964:99-103)
menganggap transkripsi merupakan cara yang baik untuk mempelajari aspekaspek detail pada
suatu musik dengan dua pendekatan ; pertama menganalisa dan mendeskripsikan apa yang
didengar, dan kedua mendeskripsikan apa yang dilihat dan menuliskannya di atas kertas dengan
suatu cara penulisan tertentu. Dalam melakukan penelitian ini, saya melakukan beberpa tahapan
kerja, yaitu: (1) studi kepustakaan; (2) teknik pengumpulan data berupa observasi, pemilihan
informan, wawancara, perekaman, dan (3) kerja laboratorium. Studi lapangan adalah untuk
menambah dan memperluas ilmu pengetahuan penulis terutama yang berkaitan dengan musik
dalam kemiliteran. Pengumpulan data di lapangan adalah untuk mendapatkan fenomena yang
akan dianalisis baik itu guna, fungsi, maupun struktur musiknya. Selanjutnya dalam kerja
laboratorium akan 14

15 dimuat oleh kerja seperti transkripsi, analisis, uraian sosial budaya, dan penulisan dalam
bentuk skripsi Studi Kepustakaan Sebelum melakukan kerja di lapangan, saya terlebih dahulu
melakukan studi pustaka yaitu dengan mencari informasi dan referensi sebagai literatur untuk
mendukung tulisan ini supaya relevan dengan permasalahan yang dibicarakan. Beberapa
informasi dan referensi yang berhubungan dengan tulisan inin adalah sebagai berikut. (1) Skripsi
Inta Junia Hasugian yang berjudul Deskripsi Pengelolaan Organisasi, Latihan, Serta Struktur
Musik Marching Band Sinar Husni Medan. Di dalam skripsi ini Inta Junia Hasugian
mendeskripsikan tata cara pengelolaan, dan latihan yang dilakukan kelompok Marching Band
Sinar Husni Medan. Kemudian ia juga menganalisis beberapa lagu yang lazim digunakan oleh
kelompok ini dalam pertunjukannya dengan pendekatan etnomusikologis. (2) Diktat perkuliahan
mata kuliah Etnomusikologi oleh A.M. Susilo Pradoko, M.Si. Dalam buku yang diunggah dalam
bentuk PDF ini, Pradoko menjelaskan prinsip-prinsip dasar etnomusikologi, baik itu definisi,
ruang lingkup kajian, dan terutama metode dan teori di dalam etnomusikologi. (3) Alan P
Merriam dalam bukunya yang bertajuk The Anthropology of Music (1964), membahas secara
luas apa itu etnomusikologi, metode dan teori yang digunakan, enam ruang lingkup kajian
etnomusikologi, penggunaan dan 15

16 fungsi musik, musikd an dinamika kebudayaan, musik dan antarasa modalitas, dan lain-lain.
Inti dari buku ini adalah bagaimana seorang etnomusikolog melihat musik dalam kebudayaan
manusia, yang tujuannya adalah untuk memahami karakter manusia yang menghasilkan musik
sedemikian rupa itu. (4) Raoul F Camus dalam bukunya Military Music (1976). Dalam buku ini
beliau banyak mengungkapkan sejarah musik militer yang terdapat di se antero dunia baik itu di
belahan Amerika. Mengenai penggunaan marching band di militer ini, saya mendapat informasi
dari beberapa informan seperti Letnan Virgo sebagai koordinator sekaligus pelatih marching
band Canka Dhira Dharma, Letnan Nurman sebagai calon koordinator, dan Sersan Antorikson
Sinaga selaku mayoret pada marching band Canka Dhira Dharma Observasi Saya melakukan
pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian di mana drum band ini akan bermain. Contoh
kasus diantaranya, di KODAM Bukit Barisan saat melakukan upacara rutinitas setiap tanggal 17
tiap bulannya, di Yon Zipur I Dhira Dharma Helvetia ketika melakukan upacara rutinitas setiap
hari Senin, ketika melakukan pawai, dan pada saat melakukan upacara-upacara lainnya, di
tempat di mana anggota militer melangsungkan acara pernikahannya dan dalam kasus ini saya
pernah ikut menghadiri upacaranya di Jalan Kuini di Kota Binjai. 16

17 Dalam proses perekaman, saya menggunakan alat bantu pengamatan seperti kamera digital
dan video kamera digital. Dengan menggunakan alat bantu pengamatan tersebut saya dapat
mengumpulkan foto-foto, dan rekaman video yang dibutuhkan untuk mengumpulka data-data
yang dibutuhkan dalam tulisan ini. Alat bantu yang dipakai adalah kamera Casio Exilim tipe EX-
S Wawancara Dalam teknik wawancara, saya melakukan wawancara berencana di mana
sebelumnya telah tersedia daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan. Namun dalam
wawancara tersebut, pembicaraan bersifat informal dan spontan. Adakalanya pertanyaan akan
berkembang sesuai dengan pembicaraan, tetapi penulis tetap berpusat kepada inti permasalahan
dan tujuan penelitian Kerja Laboratorium Pada kerja laboratorium ini, seluruh data yang
terkumpul akan diolah dan dianalisis sesuai dengan permasalahan yang ada pada tulisan. Saya
juga akan menganalisis struktur musik yang ada pada permainan drum band ini berdasarkan teori
yang sesuai dengan ilmu Etnomusikologi. Setelah melakukan analisis data tersebut, kemudian
saya membuatnya ke dalam sebuah tulisan karya ilmiah berbentuk skripsi sesuai dengan teknik
penulisan secara ilmiah. Dengan demikian, diharapkan tulisan ini dapat mengembangkan
wawasan pengetahuan di bidang Etnomusikologi. 17

Anda mungkin juga menyukai