Modul Chasis Sepeda Motor
Modul Chasis Sepeda Motor
Modul Chasis Sepeda Motor
RANGKA
RANGKA
1. Fungsi
Rangka pada sepeda motor berfungsi sebagai wadah penempatan engine, system kelistrikan dan
kelengkapan-kelengkapan lainyya serta sekaligus sebagai penyangga penumpang. Bagian rangka
juga mencakup komponen-komponen lain yang berhubungan dengan fungsi kendali dan
kenyamanan berkendara.
- Rancangan pembuatan sebuah rangka ditentukan oleh beberapa kepentingan yaitu sesuai
dengan besar (cc) mesin yang dipasangkan
- Penggunaan dari sepeda motor tersebut
- Mudah dan ekonomis dalam perawatan
TUNTUTAN RANGKA :
Kuat
Ringan
Indah
Perawatan mudah
3. Macam-macam rangka
Kontruksi
Pressed steel
Rangka yang trbentuk dari pelat baja yang
seluruhnya dipres (lempengan). Umumnya
pada Janis ini mempunyai pola yang
disebut Back bone (bentuk tulang
punggung)
Contoh penggunaan antara lain:
Honda :
Yamaha :
Suzuki :
Kawasaki :
Tipe lain :
Tubular pola double crade Jenis rangka double crade hampir sama
dengan jenis single crade. Hanya pada
jenis ini dua buah pipa bawah (doen tube).
Hal ini akan menghasilkan kekuatan
system rangka. Jenis rangka ini dipakai
pada sepeda motor jenis on-road dengan
cc besar. Pada tipe tertentu bagian dari
down tube dapat dilepas pada saat
pemasangan dan melepas lain
Contoh penggunaan antara lain :
Honda :
Yamaha :
Suzuki :
Kawasaki :
Tipe lain :
Rangka alumunium
1. KEMUDI
Fungsi
- Sistem kemudi berfungsi untuk membengkokkan roda depan ke kiri dan ke kanan dengan
cara mempergunakan tenaga tangan melalui batang kemudi (stang) yang diteruskan ke garpu
depan (front fork)
Nama bagian
1. Batang kemudi 5. Kones bagian atas
2. Penghubung garpu bagian atas 6. Peluru baja
3. Pengikat stang 7. Karet penahan kotoran
4. Poros kemudi 8. Kones bagian bawah
Kelengkapan kemudi berfungsi sebagai pengarah jalan kendaraan. Selain penampilan pendeknya
stang kemudi merupakan unsure lain yang harus diperhitungkan.
Batang kemudi yang panjang akan ringan digerakkan, namun kendaraan menjadi kurang lincah.
Sebaliknya batang kemudi yang pendek membuat gerakan kendaraan menjadi lincah, namun
berat untuk dikendalikan.
2. Caster dan Trial
2.1 Caster
Adalah sudut kemiringan dari poros kemudi dalam satuan derajad. Dengan menarik garis
sejajar poros kemudi, maka akan didapat suatu sudut yang dihitung dari garis yang mendatar
(horizontal).
2.2 Taril
Adalah jarak antara titik potong/dari garis melalui poros kemudi dengan jalan mendatar
(horizontal), ke titik tumpu ban depan diatas jalan.
Sistem suspensi merupakan gabungan / perpaduan antara pegas dan peredam kejut / shock
absorbe / shock breaker.
4. Suspensi depan
Macam-macam suspensi depan
4.1 Jenis telescopic
Sistem suspensi depan jenis telescopic paling banyak digunakan pada sepeda motor jenis
sport, bebek, dan scooter.
Suspensi jenis ini bekerja berdasarkan pergerakan turun naik pipa garpu yang mendapat
bantuan tekanan pegas dan sebagai fungsi damping (peredam) sistem.
4.2 Jenis bottom link
Leading link
Jenis suspensi depan yang dirancang memiliki pivot link (lengan ayun) menghadap kea rah
depan shock absorbe ditahan oleh leading edge pada garpu.
Suspensi ini banyak digunakan pada sepeda motor jenis bebek
Trailing link
Jenis suspensi depan yang dirancang memiliki posisi poros (axle) yang didukung oleh
links dan shock absorbe.
Leading link memiliki lengan ayun yang menghadap kea rah belakang.
Suspensi ini banyak digunakan pada sepeda motor jenis scooter / vespa.
5. Peredam kejut / getaran
5.1 Tanpa peredam getaran
Garis diagram pada gambar diatas menjelaskan bahwa hanya dengan pegas saja tidak
sanggup untuk menyerap goncangan akibat kondisi jalanan. Karena goncangan yang
diterima pegas akan dikembalikan lagi sehingga pegas akan bekerja dengan gerakan
mengayun. Dalam hal ini pengendara sepeda motor tidak nyaman dan berbahaya.
Apabila mempergunakan peredam kejut seperti gambar diatas, maka goncangan / bantingan
yang di terima telah diserap untuk sebagian besar oleh peredam kejut sehingga pengendalian
lebih stabil dan nyaman.
Fungsi peredam getaran
Adalah untuk meredan getaran bodi sepeda motor, sehingga jalannya sepeda motor dapat
memberikan kenyamanan pada pengendara.
Energi gerakan dari bagaian yang bergetar dirubah memalui gerakan menjadi panas
Langkah tekan
Pada saat piston bergerak turun (langkah tekan) oli berpindah melalui lubang besar sehingga
tahanan oli yang berpindah kecil
Langkah tarik
Kesimpulan : peredam kejut langkah tarik lebih kuat dari pada langkah tekan
Langkah tekan :
Catatan : Jumlah oli peredam kejut yang kurang, dapat mengakibatkan timbulnya suara hentakan
ketika garpu mencapai akhir dari penekanan atau akhir dari pengembangan.
7. Suspensi belakang
Suspensi belakang jenis awing arm memberikan kenyamanan dalam pengendaraan serta
membantu daya tarik dan kemampuan mengontrol gerakan roda yang baik.
Pada umumnya semua sepeda motor menggunakan sistem kerja dasar suspensi belakang seperti
ini.
Suspensi belakang dengan sistem dasar swing arm ini dirancang untuk beberapa jenis, tergantung
dari kebutuhan sistem redamnya serta disain daris wing armnya.
REM
1. Fungsi
Untuk mengurangi kecepatan laju percepatan laju sepeda motor dan menghentikannya
Prinsip sistem pengereman adalah merubah energi kinetic menjadi energi panas dalam bentuk
gesekan.
2. Macam-macam rem
2.1 Rem tromol
Belum bekerja :
Bekerja :
Belum bekerja :
Bekerja :
Cara kerja :
Tenaga pengereman dab pedal di alirkan ke brake cam melalui kabel atau batang tarik
Brake cam akan menggerakkan sepatu rem, terjadi gesekan dengan tromol
Putaran roda diterlambat
Jika roda berputar mundur posisi leading soe menjadi trailing shoe dan sebaliknya.
Maka leading shoe mengasilkan gaya yang lebih besar dari pada trailing shoe kenaikan gaya
pada leading shoe disebut “ Self energizing”
5.2 Dual Leading Shoe
Perbedaaan dengan single leading shoe adalah pada tipe ini memakai dua buah bubungan rem.
Dengan gaya yang sama dari pedal atau handle rem, akan memberikan gaya pengereman yang
lebih besar.
Cara kerja :
Tenaga pengereman dari pedal atau handle dialirkan melalui kedua hubungan rem secara
bersamaan
Kedua hubungan rem akan menggerakkkan rem, maka terjadi gesekan dengan tromol.
Putaran roda menjadi lambat
RANGKA SEPEDA MOTOR
REM
REM CAKRAM
Gaya pengereman didapatkan dari gesekan antara Disc (cakram / piringan) dengan pad (balok rem)
Cakram berputar bersama-sama roda
Kapiler dan pad terpasang pada suspensi
1. Macam-macam cakram (piringan)
Ciri-ciri :
Kapiler terpasang mati pada suspensi
Kedua pistonnya berhadapan (sisi kiri dan kanan)
Cara kerja :
Pedal rem di injak
Tekanan rem minyak mendorong torak ke pad dan menjepit cakram
Terjadi pengereman
Pedal rem dilepas
Dua torak dikembalikan pada posisi semula oleh sil secara otomatis
Penggunaan :
Pada sepeda motor ukuran besar dan kecepatan tinggi
2.2 Kaliper Luncur (Single Push Capiler)
Cara kerja :
Tekanan minyak rem dalam silinder menekan torak dan dasar silinder.
Torak bergerak ke kiri mendorong baklok rem 1 sampai kanvas menempel pada permukaan
gesek cakram.
Tekanan hidrolis disampaing menekan torak juga menekan dasar silinder unit silinder
bergerak ke kanan mendorong balok rem 2 dengan arah berlawanan dengan balok rem 1.
Balok ren 1 di dorong kekiri oleh torak dan balok ren 2 didorong ke kanan oleh unit silinder
kea rah permukaan gesek cakram.
Gerakan kedua balok rem dengan bersamaan selanjutnya menjepit permukaan gesek cakram
Terjadi pengereman
Penggunaan :
Pada sepeda motor ukuran dan kecepatan sedang, dan sepeda motor model tertentu.
3. Penyetelan rem cakram
Penyetelan rem cakram terjadi secara otomatis.
Keadaan netral (pedal / tuas rem tidak tertekan)
Keterangan :
Penyetelan otomatis hanya berfungsi dengan baik apabila :
Keolengan cakram tidak lebih dari 0.1 mm
Gerakan torak dalam silinder tidak terganggu (macet)
Pada kapiler luncur gerakan luncur berfungsi dengan baik
4. Kanvas rem
Perhatian :
Debu asbes dari kanvas rem diketahui dapat mengakibatkan terjdinya gangguan pernafasan
dan kanker., Jangan menggunakan tekanan angina atau sikat kering, saat membersihkan
debu.
5. Perbandingan antara rem cakram dan ren kontrol
Catatan :
Pada rem tromol pendinginan kurang baik, sehingga mudah terjadi fading
Akibat fading maka nilai gesek (U) kanvas rem menjadi kecil gaya rem kecil
6. Master silinder rem
6.1 Sistem rem hidraulik
Prinsip dasar dari hidraulik rem adalah penggunaan fluida (minyak rem0 untuk
memindahkan gaya dan gerak
Fluida mempunyai sifat tidak dapat dimampatkan, sehingga sangat baik untuk maksud
tersebut
Hidraulik rem bekerja berdasarkan hokum pascal
Hukum pascal
Tekanan pada salah satu bagian fluida akan diteruskan ke segala arah dan sama besarnya.
F1 F 2
P P = Tekanan kg/ cm 2
A1 A2
A1,2 = Luas penampang Cm 2
F1,2 = Gaya yang bekerja
Contoh di atas :
F1 F 2
A1 A2
100kg.50cm 2
100kg F2 F2
2
10Cm 2
50Cm 2 10cm
= 500 kg
6.2 Kontruksi dan nama-nama bagian master silinder rem
Bagian-bagian :
1. Reservoir 7. Saklar lampu rem
2. Torak / piston 8. Sil primer
3. Sil sekunder 9. Plat penahan
4. Lubang penampang 10. Katup dasar
5. Lubang kopetensi 11. Pegas pengembali torak
6. Lubang ventilasi 12. Salurann ke kapiler rem
6.3 Cara kerja silinder rem
Langkah tekan :
Tekanan minyak rem terbentukk, setelah sil primer
melewati lubang kompetensi
Langkah lepas :
Tegangan pegas menekan sil primer kembali, maka
ruang didepan sil primer membesar (terjadi vacuum).
Minyak rem dari reservoir mengalir ke ruang kerja.
Roda
Roda depan dan belakang adalah sebagai penunjang sepeda motor untuk berjalan.
Terutama roda belakang adalah sebagai tenaga penggerak sepeda motor yang didapat dari tenaga
mesin.
Roda juga berfungsi untuk menerima berat dan semua beban (gaya) yang ditimbulkan oleh kondisi
jalan.
Oleh Karen aitu roda dituntut harus :
- Kuat dan ringan
- Dapat memindahkan panas dengan baik (gesekan ban)
- Perawatan mudah
Nama bagian :
1.1 Fungsi
Susunan jari-jari dari pusatnya adalah sebagai penghubung tromol roda dengan peleknya. Jari-
jari juga sebagai berat dari sepeda motor dan sekaligus sebagai penyerap getaran / goncangan
dari kondisi jalan.
Bentuk jari-jari terpasang pada sepeda motor di Indonesia dapat dibedakan bentuknya antara
luar dan dalam.
- Bentuk jari-jari luar dengan mempunyai kebengkokan kurang dari 90º atau mempunyai
jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih panjang
- Bentuk jari-jari dalam dengan mempunyai kebengkokan lebih dari 90º atau mempunyai
jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih pendek
1.2 Merakit jari-jari
Merakit jari-jari ke tromol maupun ke pelek ada perbedaan pola anyaman untuk jenis rem
tromol maupun rem cakram.
a. Jenis rem tromol
Pola 4H.3R
Artinya :
4 lubang pada hub dan
3 lubang pada Rim
Pola 6H.3R
Artinya :
6 lubang pad ahub dan
3 lubang pada rim
Catatan :
- Pola anyaman adalah persilangan antara jari-jari luar dan dalam
- Jari-jari luar mengarah searah putaran jarum jam
- Jari-jari dalam mengarah berlawanan dari putaran jarum jam
2. Pelek
Pada pelek sedemikian kuat agar dapat mengatasi keolengan dan kebengkokan.
Disamping itu mempunyai bentuk yang memungkinkan ban luar dan ban dalam dapat
dipasangkan secara sempurma.
Sifat-sifatnya :
- Daya tahan pemakaian tinggi
- Murah
Sifat-sifatnya :
- Ringan, dapat memberikan kenyamanan pada kendaraan
- Awet karena tidak etrjadi korosi
2.2 Jenis pelek menurut Ban yang dipakai
a. Dengan ban dalam (Tube type)
Ciri-ciri :
- Pentil / katup jadi satu dengan ban dalam
- Terdapat lubang untuk jari-jari
- Tidak terdapat Hump (bukit pengaman)
- Pelek belah (Vespa)
Ciri-ciri :
- Pentil melekat pad apelek
- Tidak ada lubang (jari-jari)
- Dilengkapi Hump.
2.3 Ukuran pelek
Contoh :
a. 1 . 2 5 – 1 7
Artinya :
1.25 = Lebar pelek (inci)
17 = Diameter pelek (inci)
.
b. 1 . 4 0 x 1 8 - F
Artinya :
1.40 = Lebar pelek (inci)
18 = Diameter pelek (inci)
F = Front (untuk depan)
c. 1 . 6 0 – 1 8 - R
Artinya :
1.60 = Lebar pelek (inci)
19 = Diameter pelek (inci)
R = Rear (untuk belakang)
Catatan :
Keolengan pelek maksimal arah :
Radial : 1,0 mm
Aksial : 1,0 mm
RANGKA SEPEDA MOTOR
RODA
Ban
Tinggi ban ( H )
Aspek ratio ( % ) = X 100
Lebar ban W
Ban yang digunakan secara spesifik todak sama antara ban depan dan belakang. Penelitian ini
dipengaruhi oleh factor-faktor teknis. Rancangan kembang ban depan lebih mengutamakan
factor anti slip. Sementara ban belakang pada kekuatan cengkeram ( traksi ) terhadap jalan.
4.00 H – 18 4 PR
4.00 = Lebar ban (inci)
H = Kode batas kecepatan (km/jam)
18 = Garis tengah lingkaran dalam ban (inci)
4 PR = Jumlah lapisan penguat
170 / 60 R 18 73 H
170 = Lebar ban ( mm )
60 = Aspek ratio (%)
R = Ban radial
18 = Diameter pelek (inci)
73 = Kode beban maksimum (kg)
H = Kode batas kecepatan (km/jam)
10 60 50 190 90 600 130 1900 170 600 210 19000 250 60000
11 61.5 51 195 91 615 131 1950 171 6150 211 19500 251 64500
12 63 52 200 92 630 132 2000 172 6300 212 20000 252 63000
13 65 53 206 93 650 133 2060 173 6500 213 20600 253 65000
14 67 54 212 94 670 134 2120 174 6700 214 21200 254 67000
15 69 55 218 95 690 135 2180 175 6900 215 21800 255 69000
16 71 56 224 96 710 136 2240 176 7100 216 24000 256 71000
17 73 57 230 97 730 137 2300 177 7300 217 23000 257 73000
18 75 58 236 98 750 138 2360 178 7500 218 23600 258 75000
19 77.5 59 243 99 775 139 2430 179 7750 219 24300 259 77500
20 80 60 250 100 800 140 2500 180 8000 220 25000 260 80000
21 82.5 61 257 101 825 141 2575 181 8250 221 25750 261 82500
22 85 62 265 102 8/50 142 2650 182 8500 222 25600 262 85000
23 87.5 63 272 103 875 143 2725 183 8750 223 27250 263 87500
24 90 64 280 104 900 144 2800 184 9000 224 28000 264 90000
25 92.5 65 290 105 925 145 2900 185 9250 225 29000 265 92500
26 95 66 300 106 950 146 3000 186 9500 226 30000 266 95000
27 97.5 67 307 107 975 147 3075 187 9750 227 30750 267 97500
28 100 68 315 108 1000 148 3150 188 10000 228 31500 268 100000
29 103 69 325 109 1030 149 3250 189 10300 229 32500 269 103000
30 106 70 335 110 1060 150 3350 190 10600 230 33500 270 106000
31 109 71 345 111 1090 151 3450 191 10900 231 34500 271 109000
32 112 72 355 112 1120 152 3550 192 11200 232 35500 272 112000
33 115 73 365 113 1150 153 3650 193 11500 233 36500 273 115000
34 118 74 375 114 1180 154 3750 194 11800 234 37500 274 118000
35 121 75 387 115 1215 155 3875 195 12150 235 38750 275 121000
36 125 76 400 116 1250 156 4000 196 12500 236 40000 276 125000
37 128 77 412 117 1285 157 4125 197 12850 237 41250 277 128500
38 132 78 425 118 1320 158 4250 198 13200 238 42500 278 132000
39 136 79 437 119 1360 159 4350 199 13600 239 43750 279 136000
5. TWI (TREAD WEAR INDICATORS)
Twi adalah tanda atau indicator yang dipakai untuk menentukan tingkat keausan telapak ban.
Tinggi TWI umumnya 1 s.d 1,5 mm diukur dari dasar telapak tangan.
Gantilah ban apabila tanda keausan “∆” atau ditulis TWI sudah dicapai oleh kondisi keausan ban.
Perhatian !
Kedalaman minimum kembang ban : 1 mm
6. Kembang ban
Macama-macam kembang ban
Catatan :
Penambahan atau pengisian udara , ban dalam kondisi temperature normal (dingin)
RANGKA SEPEDA MOTOR
KOPLING
KOPLING
1. FUNGSI
2. Jenis kopling
- Posisi Terhubung
- Pegas koil menarik plat penekan (pressure plate)
- Plat penekan menekan plat kopling (steel plate) dan kampas kopling (friction
plate)
- Putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang TERHUBUNG
- Posisi Terlepas
- Handle kopling di tekan.
- Lfter plate (plat pengungkit) mendorong pressure plate.
- Terjadi kerenggangan antara plat kopling dan kampas kopling
- Putaran mesin menuju trasmisi dan roda belakang TERPUTUS
2.2 Kopling otomatis
Kopling jenis ini bekerja bedasarkan adanya gaya sentrifugal saat mesin bekerja.
Sehingga untuk kopling otomatis tidak perlu lagi menggunakan handle kopling seperti hanya
kopling manual.
a. Nama-nama bagian :
b. Cara kerja
Posisi terlepas :
- Putaran mesin masih rendah
- Kampas dan plat kopling masih
merenggang
- Putaran mesin menuju transmisi dan
roda belakang TERPUTUS.
Posisi Terhubung :
- Putaran mesin bertambah tinggi.
- Clutch weight (bobot Sentrifugal)
bergerak mewnekan clutch plate.
- Kampas dan plat kopling merapat.
- Putaran mesin mnuju transmisi dan
roda belakang TERHUBUNG.
c. Proses pemindahan gigi
Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal
dankopling sekunder yang bekerja secara konvensional.
a. Nama-nama bagian
b. Cara kerja
Putaran rendah :
- Clutch Shoe belum mengembang masih
tertahan pegas.
- Clutch Drum juga belum berputar
- Putaran poros engkol (mesin) menuju
transmisi TERPUTUS
Putaran tingggi:
- Clutch Shoe mulai menegembang karena
gaya sentrifugal.
- Clutch Drum ikut berputar karena terjadi
gesekan antara Clutch Shoe dan Clutch
Drum
- Putaran Clutch Drum dapat diteruskan
ke kopling sekunder (Manual)
- Putaran poros engkol menuju transmisi
TERHUBUNG
MESIN SEPEDA MOTOR
TRANSMISI
TRANSMISI
Fungsi :
Mengatur perbandingan putaranm mesin dengan roda belakang sehigga menghasilkan momen /
tenaga putar yang diinginkan.
Lengan pengungkit yang panjang memungkinkan perpindahan beban berat dengan tenaga yang
kecil.
Gigi
Putaran cepat
Momen putar kecil
Putaran lambat
Momen putar besar
2. Macam-macam transmisi
2.1 Dengan gigi besar (sliding gear)
Gigi geser : gigi yang dapat bergeser ( M 3 ) pada poros ke kiri / kanan (sebagai kopling
geser) gigi GESER dilengkapi tonjolan (DOG)
Tonjolan-tonjolan ini (DOG) apabila roda igi bergeser, akan masuk ke dalam lubang (DOG
HOLE) yang ada pada gigi sebelahnya, sehingga gigi tersebut akan mengikuti putaran dari gigi
yang ada DOG nya.
4.2 Countershaft (poros lawan)
Poros lawan selalu berhubungan dengan roda belakang melalui rantai roda.
- Gigi geser ( C2 )
Gigi-gigi pada main shaft dan counter shaft selalu disusun sebagai berikut :
a. Gigi MATI selalu berdampingan dengan gigi bebas
b. Gigi pada main shaft dengan gigi-gigi pada counter shaft di set (dipertemukan) pada posisi
gigi BEBAS bertemu dengan gigi MATI.
4.3 Mekanisme pemindah gigi
Mekanisme pemindah gigi transmisi dibantu oleh beberapa peralatan antara lain :
a. Gear Shift Fork (garpu pemindah) kiri dan kanan 1.2
b. Gear Shift Stoper (tromol pemindah gigi) 3
c. Shift Drum Stoper (pelat stooper tromol pemmindah gigi) 4
d. Gear Shift positive stopper (stopper tromol pemindah gigi) 5
e. Gear Shift Spindle (poros pedal transmisi) 6
f. Arm Gear Shift (lengan penarik-pendorong) 7
Pada saat shift pedal (pedal transmisi) ditekan, maka gear shift spindle (poros pedal transmisi)
akan berputar dan menyebabkan pula berputarnya gear shift drum. Dengan berputarnya gear shift
drum akan menggerakkan shift fork kearah pergerakan jalur yang ada pada shift drum, sehingga
gigi transmisi yang berhubungan dengan shift fork, akan bergerak sesuai dengan pergerakan shift
fork pada jalur, sehingga proses perpindahangigi akan berlangsung sesuai dengan perpindahan
gigi yang dikehendaki.
5. Proses pengoperasian transmisi 4 kecepatan
5.1 Posisi netral
Agar gigi C1 dapat memutar poros lawan (counter shaft), yaitu dengan cara menggeser gigi geser
C3 kea rah gigi C1 agar DOG pada gigi C3 masuk ke dalam DOG HOLE pada gigi C1 , sehingga