Pers Release KPI Stop Kekerasan Seksual
Pers Release KPI Stop Kekerasan Seksual
Jakarta- Sebagai salah satu lembaga independen setingkat dengan lembaga negara
lainnya yang dibiayai oleh Anggaran, Pendapatan dan Belanja Negara/ APBN, maka
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memiliki tanggungjawab dalam pekerjaannya sesuai
UU No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, yang memiliki visi antara lain tercantum
dalam pasal 3: Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi
nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa,
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka
membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera.
Hal ini juga seturut dengan bagaimana pimpinan lembaga di KPI seharusnya dapat
mewujudkan visi tersebut apabila para pekerja yang melaksanakan tugas sehari-hari di
kantor KPI mendapat perlakuan tidak adil, bahkan sangat tidak berperikemanusiaan
oleh sesama pekerja dalam lingkungan Komisi Penyiaran Indonesia, karena adanya
relasi kuasa di dalamnya.
Korban kemudian bertahan di KPI demi gaji untuk istri, ibu, dan anaknya. Bahwa
korban telah menyampaikan apa yang dialaminya, namun solusi yang diberikan, hanya
dengan memindahkan ruang kerja korban, tanpa memberikan sanksi pada pelaku
sehingga kekerasan dan perundungan, terus berulang.
Kami melihat kejadian ini tidak hanya hanya termasuk dalam kekerasan, namun juga
kejahatan kemanusiaan yang terjadi di lembaga negara.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai salah satu lembaga negara yang lahir di masa
reformasi, seharusnya bekerja dengan semangat reformasi dan mengedepankan kerja-
kerja berlandaskan prinsip hak asasi manusia. Peristiwa yang terjadi di KPI
menunjukkan terjadinya kejahatan kemanusiaan yang telah terjadi bertahun-tahun,
terus berulang dan sistemik, dan tidak menunjukkan sebagai lembaga negara yang
bekerja dengan prinsip hak asasi manusia
Atas berbagai penderitaan yang dialami MS, serta upayanya sebagai korban dalam
mengungkap kekerasan yang dialaminya, serta berbagai kekerasan yang terjadi di
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang terjadi selama bertahun-tahun, maka kami
Masyarakat Peduli Korban Kekerasan Seksual Dalam Lembaga Negara
menyatakan sikap:
1.Menuntut Komitmen dari Ketua dan para anggota/ Komisioner Komisi Penyiaran
Indonesia/ KPI memberikan jaminan keamanan, dukungan psikologis, dan
kesejahteraan pada korban dan keluarganya selama proses pemulihan dan penanganan
hukum atas kasus ini
2.Meminta kepada KPI untuk membentuk tim investigasi indepeden dengan melibatkan
pihak eksternal KPI, seperti Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Komnas
HAM, Komnas Perempuan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) atau
LBH APIK sebagai pengacara pendamping korban dan atau saksi ahli, agar seluruh
proses dilakukan secara transparan dengan tetap mengedepankan perlindungan kondisi
fisik dan psikis korban
3.Menonaktifkan terduga pelaku kekerasan fisik, mental dan seksual sebagai pegawai
KPI selama proses penyidikan hingga selesainya proses hukum dan keadilan bagi
korban.
4.Selama proses hukum, gambar, foto, video dan segala bentuk visualisasi yang
mendokumentasikan proses dan hasil kekerasan fisik, mental dan seksual yang
dilakukan oleh pelaku, harus diambil dari penguasaan pelaku dan dipastikan tidak
beredar ke publik
6.Meminta kepada KPI agar menjamin dan membuat mekanisme pada semua
komisioner dan karyawannya untuk stop melakukan kekerasan dan pelecehan seksual
serta perundungan
7. Menuntut polisi untuk serius melakukan penyidikan kasus ini sebagai salah bentuk
tindak pidana kejahatan kemanusiaan yang sistematis
8.Meminta kepada masyarakat luas agar mendukung penuh proses penanganan kasus
hingga pemulihan korban
Kami Masyarakat Peduli Korban Kekerasan Seksual dalam Lembaga Negara yang terdiri
dari kurang lebih 250 organisasi dan individu, akan senantiasa memantau seluruh
proses hukum dan pendampingan dalam kasus ini, hingga korban dan keluarganya
memperoleh keadilan.
Organisasi Pendukung:
1. AJI Jakarta
4. PEKA-PM Kupang-NTT
6. Kalyanamitra
8. AMAN Indonesia
16. JalaStoria.id
26. PGI
40. Yapesdi
43. YAPESDI
45. INFID
113. Wartafeminis.com
118. Imadei
Individu Pendukung:
2. Delmyser M.Ndolu
4. Wahyu Susilo
5. Dewi Tjakrawinata
6. Dwi Ariyani
7. Fitri Purba
8. Mimi Rasam
9. Susi Handayani
13. Ponari
28. Mirnawati
40.Basaria Lumbangaol
50. Jenny
64. Ayukusuma
70. Ditya
82. Aeni
118. Didi
119. Iswanti