Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN PERSPEKTIF

Konstruksi perspektif adalah sebuah dasar pendidikan seni dan besar artinya untuk lingkup
penggunaan yang sangat luas seperti arsitek, orang-orang teknik mesin, dan para desainer. Menurut
Leonardo da Vinci, perspektif adalah sesuatu yang alami yang menampilkan yang datar menjadi
relief dan yang relief menjadi datar. Perspektif adalah suatu sistem matematikal untuk
memproyeksikan bidang tiga dimensional ke dalam bidang dua dimensional, seperti kertas atau
kanvas. Kata “Perspektif” berasal dari kata bahasa Itali “Prospettiva” yang berarti “gambar
pandangan”.

Konstruksi perspektif memungkinkan kita untuk menggambarkan sebuah benda atau ruang secara
nyata di atas sebuah bidang datar (bidang gambar), atau untuk memperjelas sebuah rencana yang
telah digambarkan secara proyeksi geometri (tampak atas, depan dan samping).

SEJARAH PERSPEKTIF

Sejak para seniman mencoba untuk mengekspresikan bentuk tiga-dimensional ke dalam bidang dua-
dimensional, dengan sadar ataupun tidak sadar mereka telah terlibat dengan semacam ‘perspektif’.
Aliran realis pertama-tama diperkenalkan ke dalam gambar atau lukisan dengan penggunaan
bayangan pada zaman Pericles. Pemendekan garis perspektif dan pemancaran sinar, sebagian telah
diketahui sekitar abad 4 SM dan fragmen-fragmen karya ini tidak turut musnah dengan kehancuran
Pompeii (tahun 79 M).

Perkembangan perspektif sebagai ilmu pengetahuan dimulai pada zaman Renaissance. Paolo Uccello
(1397-1475) telah menghabiskan begitu banyak waktu untuk mempelajarinya. Pekerjaannya
kemudiaan diikuti oleh yang lain. Dipelopori oleh Fillipo Brunelleschi (1379-1446) seorang ahli
bangunan, dilanjutkan lebih jauh oleh Leona Battista Alberti (1404-1472) seorang arsitek.

Piero degli Franceschi (1420-1492) seorang pelukis dan ahli matematika, telah menulis buku
pelajaran pertama mengenai perspektif. Barozzio da Vignolia (1507-1573) dan Andrea Mantegna
(1431-1516) menggunakan teknik perspektif dalam figur lukisan. Penggunaan konstruksi perspektif
ini menyebar cepat dengan adanya penemuan mesin cetak dan pekerjaan pemahat-pemahat seperti
Albrecht Durer (1472-1528).

Sebelum tahun 1500, konstruksi perspektif telah dicoba dan diuji kemungkinan-kemungkinannya.
Leonardo da Vinci memasukkan diagram-diagram dan keterangan-keterangan mengenai perspektif
dalam buku-buku catatannya. Pada tahun 1499 ia membuat diagram-diagram untuk buku karangan
temannya, ahli matematika Fra Luca Pacioli yang berjudul “De Devina Proportione”.

Lukisan-lukisan perspektif dan buku-buku mengenai teori perspektif bermunculan pada jaman
Barok. Pada tahun 1715 muncul sebuah teori perspektif dari Taylor, yang kemudian dikembangakan
sampai sekarang. Pada jaman Barok, Eropa untuk pertama kalinya mengenal lebih dekat lukisan-
lukisan Tiongkok. Lukisan-lukisan ini masih ada kekurangannya, yaitu keaslian menurut alamiahnya
dan aturan perspektif atau kebenaran perspektifnya.

Gambar-gambar dari Tiongkok ini dapat disejajarkan dengan gambar pada jaman Rokoko di Eropa,
yaitu gambar perspektif dengan banyak titik hilang. Manusia abad ke-19 berpendapat sistem ini
terlalu dibuat-buat, terlalu berbelit-belit dan juga tidak cukup tepat. Maka mereka mengembangkan
fotografi.

Sejak jaman Renaissans, para seniman telah memperbaharui teknik-teknik perspektif. Thomas Eakins
(1844-1916) membuat sebuah gambar lanskap dengan bayangan yang sangat akurat. Beberapa
kritikus berpendapat bahwa gambar dengan teknik perspektif ‘dihancurkan’ oleh para seniman
modern, seperti Pablo Picasso di awal abad ke-20. Namun beberapa seniman modern tidak benar-
benar meninggalkan teknik perspektif; mereka meminjam tekniknya, mengelaborasikannya dengan
karya mereka dan memperbaiki teknik-tekniknya, yang menjadikan gambar perspektif sebagai
sebuah karya seni sekaligus ilmu pasti.

PRINSIP DASAR PERSPEKTIF

Peraturan-peraturan perspektif yang berbeda-beda (bermacam-macam), pada dasarnya semua


mengikuti keadaan alam. Dan hal ini dapat dengan baik diperhatikan pada alam sekitar kita. Mata
manusia sudah terbiasa untuk melihat benda-benda sekeliling dalam bentuk perspektif. Maka orang
akan lebih cepat menangkap maksud sebuah gambar perspektif daripada proyeksi ortogonal.

Seperti diketahui, mata manusia hanya mampu melihat keadaan sekeliling dengan sudut pandang
tertentu yang relatif dan terbatas. Kemampuan manusia memandang ini tidak dapat dipaksakan
untuk melihat (memandang) obyek sekeliling dengan sudut pandang yang lebih besar.

Dalam penggambaran perspektif terkonstruksi, diumpamakan bahwa pengamatan obyek berasal


dari satu titik pandang. Yaitu titik tempat pengamat berdiri memandang obyek. Sudut dipersempit
secara relatif, dan dengan cara ini garis-garis lurus akan tetap lurus dan menghasilkan gambar
perspektif yang tidak terdistorsi.

TERBENTUKNYA GAMBAR PERSPEKTIF

Hampir semua orang yang bekerja menggunakan gambar perspektif, sebelumnya pernah
menggunakan peralatan fotografi. Alat fotografi yang kita kenal sekarang, adalah suatu
perkembangan lanjut dari kamera Obscura.

Yohan Baptist Porta (1560) pernah menulis tentang alat ini. Prinsipnya mungkin sudah dipergunakan
sejak zaman babilon. Sinar masuk melalui lubang kecil pada sisi depan kotak yang tertutup. Berkas
sinar ini akan membentuk sebuah gambar samar-samar terbalik pada dinding belakang yang datar.
Dalam pesawat foto, lubang ini dibesarkan untuk mempertajam gambar dilengkapi dengan lensa.

Benda yang disinari akan memantulkan sinar ke semua penjuru. Tanpa adanya cahaya yang
menyinari objek, tidak akan mungkin objek itu terlihat oleh mata manusia atau tertangkap oleh
kamera. Sinar-sinar pantulan yang mengenai mata dinamakan sinar-sinar pandang. Sinar-sinar ini
memproyeksikan sebuah gambar benda pada selaput jala.

Hal ini juga terjadi dalam dunia fotografi. Hanya bedanya, sinar-sinar pandang ini diproyeksikan ke
atas bidang yang sensitif terhadap cahaya, yaitu lembaran film. Karena sinar-sinar proyeksi ini
melalui suatu titik pusat, maka gambar yang dihasilkan dinamakan gambar proyeksi pusat. Semua
gambar yang dihasilkan oleh kamera foto dinamakan juga gambar proyeksi pusat atau gambar
perspektif.
ISTILAH DALAM KONSTRUKSI PERSPEKTIF

a. Objek

Objek yang berbentuk garis lurus, siku dan teratur, sangat mudah digambar. Sisi objek yang semakin
hidup atau berbentuk tidak teratur, semakin sulit untuk digambar. Kesulitannya pada ketidakaturan
objek tersebut. Untuk penggambarannya dibutuhkan ketepatan dalam gambar tampak atas, muka
dan samping.

Sering dijumpai gambar perspektif dengan satu sisi vertikal atau satu rusuk vertikal objek menempel
pada bidang gambar; dengan demikian didapatkan garis vertikal pada gambar perspektif, yang
menjadi pedoman langsung bagi ukuran sebenarnya.

b. Titik pandang

Titik pandang merupakan tempat pengamat berada. Dari titik tersebut pengamat memandang objek
dengan sudut pandang tertentu. Semakin jauh pengamat berada dari objek, semakin luas pula areal
yang mampu dipandang pengamat. Biasanya areal pandangan dalam fokus yang tajam pada manusia
adalah relatif kecil.

Contoh kasus: Kebanyakan orang hanya mampu untuk membaca beberapa kata sekaligus dari
sebuah tulisan. Untuk menghilangkan atau mengurangi keterbatasan itu, tulisan dimundurkan dari
mata pengamat.

Konsentrasi pada detail yang tajam dengan areal pandang yang lebar, mungkin menyebabkan
distorsi pada sekitar gambar itu. Distorsi ini sering terjadi karena mata pengamat lebih banyak
memperlihatkan bagian gambar daripada yang mungkin dilihat dalam sekilas. Ini dapat dihilangkan
atau paling tidak dikurangi dengan gambar yang lebih terbatas atau dengan alternatif lain:
memindahkan pengamat lebih jauh dari objek.

c. Bidang gambar

Bidang Gambar adalah bidang khayal yang tembus pandang untuk melihat ke daerah yang akan
digambar. Bidang gambar dapat divisualisasikan sebagai kaca raksasa yang berdiri tegak antara
pengamat dan daerah yang akan digambar. Ketika proses menggambar dimulai, permukaan kertas
gambar akan merepresentasikan bidang gambar ini. Kita tidak bisa membuat gambar perspektif yang
baik tanpa pertama-tama memvisualisasikan bidang gambar dan hubungannya dengan pokok-pokok
yang akan digambar di atas bidang kertas. Bidang gambar dapat diletakkan di sembarang tempat
pada objek (di depan, di belakang atau memotong objek), tegak lurus terhadap sumbu pandang.

Gambar perspektif terbentuk oleh sinar-sinar pandang dari sudut objek ke titik pandang yang
memotong bidang gambar. Jika bidang gambar ditempatkan di depan objek, sinar-sinar pandang ke
pengamat memperkecil ukuran imajinasi dan jika ditempatkan di belakang objek, sinar-sinar ini akan
memperbesar ukuran imajinasi gambar perspektif.

d. Kerucut pandang dan sumbu pandang

Untuk menghindari distorsi gambar, jarak antara pengamat dan objek diatur oleh sudut pandang,
yaitu sudut pada titik pandang yang dibentuk oleh sinar-sinar dari pinggir objek. Jika sudut pandang
ini terlalu besar, kedalaman gambar perspektif seperti dilebih-lebihkan (menimbulkan gambar yang
tidak normal/distorsi). Dan apabila sudut pandang terlalu kecil, gambar perspektif itu akan kelihatan
didatarkan.

Sebagai pedoman; dengan posisi kepala diam, mata manusia dapat melihat keadaan sekitarnya
dengan sudut pandang mencapai 180o. Namun yang teridentifikasi hanya objek-objek yang berada
pada sudut pandang antara 60o – 90o, objek-objek di luar sudut pandang tersebut akan sulit untuk
diidentifikasi, objek-objek menjadi buram dan tidak jelas bentuknya. Bila mata manusia lebih
difokuskan lagi, maka yang terlihat hanya objek-objek yang berada pada sudut padang antara 30o –
60o.

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sudut pandang 90o
merupakan sumbu pandang pada gambar perspektif, dan sudut pandang antara 30o-60o merupakan
kerucut pandangnya.

e. Garis cakrawala atau garis horison

Yang dimaksud bidang cakrawala dalam gambar perspektif adalah bidang khayalan, kedudukannya
selalu setinggi mata pengamat dan sejajar dengan bidang dasar. Berupa garis mendatar, dengan
ketinggian mata pengamat dan memisahkan gambar yang di atas dan di bawah mata. Tinggi
cakrawala bervariasi menurut tinggi mata si pengamat. Sikap pengamat (duduk/berdiri) menentukan
tinggi cakrawala.

Semua bidang objek horisontal setinggi mata pengamat akan bertumpuk dengan garis cakrawala.

f. Titik hilang

Titik hilang adalah titik dalam gambar perspektif di mana garis-garis yang sesungguhnya dalam
keadaan sejajar akan menghilang menuju titik ini. Objek-objek yang pada kenyataannya sama besar,
bila posisinya menjauhi pengamat akan tergambarkan lebih kecil daripada objek yang lebih dekat
dengan pengamat. Letak titik hilang segaris lurus dengan garis cakrawala (untuk perspektif satu titik
hilang dan dua titik hilang
g. Titik ukur dan titik diagonal

Titik ukur dalam konstruksi perspektif berfungsi untuk mengukuhkan kedalaman suatu objek dengan
akurat. Dengan adanya titik ukur, maka penggambaran perspektif akan lebih akurat.

Titik diagonal berfungsi untuk menarik garis yang dalam keadaan normal memiliki sudut 45o, ke
dalam gambar perspektif. Biasanya digunakan pada perspektif yang menggunakan bujur sangkar
(segi empat sama sisi) sebagai tolok ukurnya.

Titik ukur dan titik diagonal pada perspektif satu dan dua titik terletak pada garis cakrawala dan
hanya dapat digunakan untuk mengukur bidang-bidang horisontal pada gambar perspektif. Pada
perspektif satu titik hilang, titik ukur dan titik diagonal terletak pada satu titik yang sama, yang
jaraknya tergantung pada jarak pengamat terhadap objek paling jauh. Pada perspektif dua titik
hilang titik diagonal terletak tepat di tengah diantara dua titik hilang.
Konstruksi perspektif terukur dapat pula digambarkan dengan tanpa pertolongan titik ukur, yaitu
dengan memproyeksikan sudut-sudut obyek pada bidang gambar. Tapi ini kurang praktis, karena
dibutuhkan gambar pandangan atas dan samping yang lengkap dan berskala tepat.

Untuk mengembangkan kemampuan visualnya, seorang mahasiswa Desain Interior harus


membiasakan diri melihat sesuatu dalam keadaan perspektif dan berlatih menggambar bentuk
kubus yang sederhana dengan menggunakan satu, dua dan tiga titik hilang.

Gambar kubus dalam perspektif dua titik akan terlihat terdistorsi ketika kedua titik hilang diletakkan
terlalu berdekatan satu sama lain pada garis cakrawala (2). Kedua titik hilang tersebut harus
diletakkan cukup berjauhan sehingga bagian depan pada kubus dapat membuat sudut 90o atau lebih
namun tidak melebihi sudut 140o (3).

Pada perspektif dua titik, sudut terdepan atau garis vertikal paling depan pada suatu objek biasanya
digunakan sebagai garis ukur vertikal. Garis ini bisa dimunculkan secara terskala dan kemudian
digunakan untuk mengukur pembagian pada objek menuju ke titik hilang (4). Garis ukur vertikal
memudahkan pengukuran secara akurat elemen-elemen vertikal pada gambar.

Untuk dimensi yang tidak dapat diukur pada bidang vertikal, beberapa cara sederhana dapat
dilakukan. Salah satunya metode pengukuran proporsional dengan menggunakan garis diagonal
untuk membagi bentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang (5 dan 6). Setiap bidang empat
persegi dapat dibagi sama bagian pada pertemuan dua garis diagonal. Pertemuan tersebut
dihasilkan dari dua garis yang ditarik dari salah satu sudut ke sudut lainnya yang saling berhadapan,
dan menunjukan lokasi tepat pada tengah-tengah bidang tersebut. Cara ini merupakan prinsip dasar
pembagian ukuran pada sebuah objek dan dapat digunakan pada semua metode perspektif (satu,
dua dan tiga titik hilang). Penggunaan diagonal juga pada penambahan, pemanjangan dan
menduplikat gambar kotak pada perspektif (7 dan 8).

Bentuk lingkaran dan kurva tergambarkan elips pada gambar perspektif. Mengerti tentang elips dan
bagaimana cara menggambarnya dapat membantu untuk membuat gambar perspektif terlihat
sangat alami.

Bentuk kubus dalam gambar perspektif adalah cara yang paling efektif dalam menggambar
menggunakan sistem kerja tebak yang sederhana. Dimulai dengan menggambar bentuk kubus yang
sederhana dan menambahkan garis-garis diagonal untuk membagi jarak, akan mempermudah para
mahasiswa untuk menggambar perspektif sistem kerja tebak.

MENENTUKAN SUDUT PANDANG DAN TITIK HILANG

Hal yang sangat penting dalam penggambaran konstruksi perspektif adalah penentuan jarak titik
pandang pengamat dari bidang gambar. Karena apabila titik pandang terlalu dekat dengan bidang
gambar maka terjadilah gambar perspektif dengan kedalaman yang berlebihan (distorsi).

Kalau terjadi sebaliknya (titik pandang terlalu jauh dari bidang gambar), gambar akan terlihat seperti
didatarkan. Untuk itu perlu diperhatikan batas sudut pandang atau kerucut pandang manusia, yaitu
minimal 30o dan maksimal 60o untuk konstruksi perspektif. Sehingga kita bisa mengambil keputusan
menggunakan sudut optimal 45o.
Kadang kita menemui gambar perspektif yang terlihat tidak seimbang atau beberapa furniturnya
terpotong. Permasalahan ini dapat di atasi dengan cara:

- Garis cakrawala dapat diturunkan atau dinaikkan sehingga bagian objek dapat terjangkau oleh
sudut pandang pengamat.

- Kedudukan pengamat dimundurkan lebih jauh dari bidang gambar sehingga seluruh bagian objek
dapat terjangkau oleh sudut pandang pengamat.

Untuk menentukan titik hilang dapat dengan cara menentukan terlebih dahulu bagian ruang yang
akan ditampilkan secara maksimal. Pada perspektif satu titik, bila bagian ruang yang akan
ditampilkan adalah bagian kanan, maka titik hilang cenderung berada di sebelah kiri menjauhi garis
normal dan bagian kanan ruang pada gambar. Cara ini berlaku untuk bagian ruang lainnya (kiri, atas
dan bawah). Sedangkan pada perspektif dua titik, bila bagian ruang yang akan ditampilkan adalah
bagian kanan, maka titik hilang sebelah kiri akan menjauhi dan titik hilang kanan akan mendekati
bagian kanan ruang pada gambar.

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

DENGAN SISTEM KERJA TEBAK

Banyak sekali metode menggambar perspektif secara terukur yang berhasil membuat gambar
perspektif dengan akurat dan indah. Namun, perlu dicatat, kesemua metode menggambar perspektif
terukur memakan waktu yang sangat lama, sekitar 1 jam sampai 8 jam bahkan lebih. Cara ini
mungkin dapat digunakan pada presentasi akhir desain, tetapi keterbatasan waktu dalam proses
desain mengharuskan para desainer menggunakan teknik menggambar cepat untuk tahap
pengembangan desain. Kebanyakan dari teknik menggambar perspektif terukur membutuhkan
denah dengan ukuran yang lengkap. Teknik ini dapat digunakan dalam presentasi akhir desain, tetapi
kurang membantu dalam proses desain.

Cara termudah dari teknik cepat menggambar perspektif interior adalah dengan sistem kerja tebak
menggunakan bentuk dasar kubus seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya. Diawali dengan
menggambar sebuah garis horisontal yang berfungsi sebagai garis cakrawala; garis ini adalah
(biasanya) garis yang berada tepat pada ketinggian mata dari pengamat.

A. Sistem Kerja Tebak Perspektif Satu Titik Hilang

1. Gambarkan sebuah segi empat sama sisi berukuran 3 m x 3 m dengan skala.

2. Bagilah segi empat tersebut dengan garis diagonal. Gambarkan sebuah garis horisontal memotong
di tengah kotak, ini adalah garis cakrawala, tingginya kira-kira setinggi mata manusia rata-rata atau
sekitar 150 cm. Letakkan sebuah titik hilang pada garis cakrawala di sebelah kiri, kanan atau tengah-
tengah.

3. Gambarkan garis-garis perspektif dari titik hilang melewati sudut-sudut pada segi empat tersebut,
membentuk lantai, dinding dan langit-langit. Sekarang perkirakan kedalaman ruangan tersebut; buat
agar terlihat seperi segi empat sama sisi.
4. Gunakan garis diagonal untuk membagi kotak yang pertama, yang sekarang menjadi dinding
belakang. Dengan membagi kotak tersebut menjadi empat, anda akan membuat empat bagian
setinggi 75 cm.

5. Gunakan diagonal untuk membagi ukuran pada dinding samping, lantai dan langit-langit. Pada
dinding samping, garis vertikal diletakkan pada perpotongan garis diagonal dengan garis perspektif
yang melewati empat bagian pada dinding belakang.

6. Gunakan pembagian ukuran pada dinding belakang (pada langkah ke-4) atau menggunakan grid
untuk meletakkan sebuah objek dan elemen interior lainnya.

7. Lakukan sentuhan akhir dengan menghilangkan garis-garis bantu (garis perspektif, grid dan
diagonal).

Sistem Kerja Tebak Perspektif Dua Titik Hilang

1. Gambarkan sebuah garis vertikal untuk membuat skala ukuran vertikal. Bagi garis tersebut
menjadi empat bagian yang sama. Pada titik paling tengah gambarkan sebuah garis horisontal; ini
adalah garis cakrawala.

2. Letakkan dua titik hilang pada garis cakrawala, yang satu di sebelah kanan dan yang satu lagi di
sebelah kiri. Tarik garis dari dua titik hilang tersebut melewati titik tertinggi dan terendah pada garis
skala vertikal. Dengan ini akan membentuk lantai, dinding dan langit-langit. Sekarang perkirakan
kedalaman, buatlah terlihat menjadi segi empat sama sisi.

3. Tarik garis melewati semua bagian pada garis skala vertikal; dengan ini akan perkiraan ukuran
ketinggian pada dinding-dinding.

4. Untuk membuat grid, gambarkan garis diagonal pada dinding-dinding. Pada perpotongan garis
diagonal dan garis perspektif yang melewati garis skala vertikal, gambarkan garis vertikal.

5. Gunakan grid untuk meletakkan objek dan elemen interior lainnya.

6. Lakukan sentuhan akhir dengan menghilangkan garis bantu.

Berikut beberapa contoh dari gambar perspektif dengan menggunakan sistem kerja tebak

Kunci dari teknik menggambar sistem kerja tebak adalah kemampuan untuk memperkirakan
kedalaman dari ruangan berbentuk kubus. Kedalaman tersebut harus diperkirakan agar ruangan
pada gambar benar-benar terlihat berbentuk kubus.

Namun kebanyakan ruangan tidak benar-benar berbentuk kubus, sehingga teknik ini hanya sebagai
permulaan untuk ruangan dengan macam-macam bentuk. Mengurangi dan menambahkan dimensi
ruangan menggunakan garis diagonal dapat membantu menggambar ruangan dengan bentuk yang
bervariasi.

Dalam menggambar perspektif menggunakan sistem kerja tebak, elemen-elemen interior akan lebih
mudah digambar bila diletakkan menempel pada dinding. Pada gambar perspektif satu titik, objek
yang diletakkan terlalu jauh dari titik hilang akan terlihat terdistorsi. Sedangkan pada perspektif dua
titik, objek yang terlihat distorsi dapat disebabkan oleh letak objek yang sangat berdekatan dengan
salah satu titik hilang, atau jarak kedua titik hilangnya terlalu berdekatan. Karenanya, posisi dari titik
hilang sangat menentukan kualitas dari sebuah gambar perspektif. Maka itu, dianjurkan untuk
membuat sketsa kecil sebelum mengerjakan gambar perspektif yang sebenarnya.

Menggambar perspektif dengan menggunakan metode satu titik hilang sangat membantu dalam
proses desain dan juga sangat mudah untuk dibuat, namun sangat jarang penggunaannya,
dikarenakan keterbatasannya yang seringkali menimbulkan distorsi. Oleh sebab itu, dianjurkan
untuk mempelajari metode menggambar perspektif dua titik dengan sistem kerja tebak.

Dalam pelaksanaannya, menggambar perspektif dengan sistem kerja tebak berdasarkan perkiran-
perkiraan yang kasar, namun sangat membantu para Desainer Interior menggambarkan ruangan
sesuai dengan apa yang mereka rancang dalam tahap pengembangan desain.

Kemampuan dalam menggambar perspektif yang baik dengan menggunakan sistem kerja tebak
merupakan langkah awal untuk mempelajari teknik menggambar perspektif terukur. Dan sebaliknya,
bila kita sudah lancar menggambar perspektif dengan teknik terukur, maka akan sangat mudah bagi
kita untuk menggambar perspektif dengan sistem kerja tebak.

RENDERING PADA GAMBAR PERSPEKTIF

Rendering gambar perspektif digunakan untuk memperjelas kedalaman dan membuat permukaan
datar pada gambar terlihat lebih nyata agar lebih mudah dimengerti oleh klien (bahasan mengenai
rendering dapat dilihat pada bab tambahan di halaman akhir). Namun, seperti juga dalam
menggambar perspektif, keterbatasan waktu tidak memungkinkan melakukan rendering dengan
detail. Maka dari itu dibutuhkan suatu teknik rendering yang cepat.

Dari rendering akan muncul dua karakter: pencahayaan dan bahan atau tekstur objek.

Pencahayaan

Semua teknik rendering memunculkan pencahayaan dan pengaruhnya pada keadaan sekitar pada
gambar. Setiap goresan yang dibentuk oleh pensil atau pena merupakan hasil pertemuan antara
cahaya dan sebuah objek. Kubus, silinder, bola dan kerucut adalah bentuk-bentuk dasar yang dapat
ditemukan pada objek-objek yang lebih rumit. Mempelajari cara-cara rendering pada bentuk-bentuk
dasar ini dengan media hitam putih sangat penting sebagai awal untuk mewarnai warna dan
material yang sebenarnya. Bentuk-bentuk dasar ini sangat mudah untuk diberi efek pencahayaan
dan bayangan. Cara paling sederhana yaitu dengan memberi garis tebal pada tempat yang tidak
terkena cahaya.

MEMBUAT BAYANGAN PADA GAMBAR PERSPEKTIF

Ada beberapa macam konstruksi bayangan, kebanyakan sangat rumit dan sangat teknis. Hal yang
perlu diingat tentang bayangan pada perspektif adalah bahwa bayangan sangat mutlak ada,
khususnya pada permukaan lantai. Walaupun bayangan sangat penting, tapi dapat disederhanakan
untuk mempermudah rendering.

Metode yang paling mudah dari konstruksi bayangan adalah dengan menggunakan garis paralel yang
memiliki bentuk dasar segi tiga. Bayangan terkonstruksi dengan menentukan sudut yang terbentuk
dari sumber cahaya dan menggunakan sudut ini untuk membuat segitiga dari tiap sudut objek. Sisi
bawah pada segitiga tersebut kemudian dihubungakan dengan sisi bawah segitiga yang lain untuk
membentuk bayangan.

Bayangan yang lebih didramatisir dapat dibentuk dengan menggunakan titik hilang bayangan.
Metode ini membutuhkan sumber cahaya yang diletakkan di suatu tempat di atas garis cakrawala.
Kemudian dari titik hilang bayangan ditarik garis menyinggung sudut objek yang paling atas, dan
memanjang menuju permukaan lantai. Dan bila titik-titik hasil pemanjangan garis itu dihubungkan,
maka bayangan yang lebih akurat akan terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai