Anda di halaman 1dari 27

SISTEM

KOLOID
Arum Widianingsih (1910120220006)
Nurul Hasanah (1910120120002)
Dosen Pengampu : Dr. H. Rusmansyah, M.Pd

Universitas Lambung Mangkurat


FKIP Pendidikan Kimia
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis đapat menyelesaikan makalah dengan judul "Sistem
Koloid". Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada bapak Dr. H. Rusmansyah, M.Pd yang telah memberikan đukungan, kasih
dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,
semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada
langkah yang lebih baik lagi.Namun selalu ada yang kurang Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar E-Modul ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata pemilis berharap agar makalah ini bermanfaat
bagaimana semestinya pembaca.

Banjarmasin, 3 April 2021

Penulis

1 SISTEM KOLOID
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................


1
Daftar Isi ................................................ 2
A. Peta Konsep ...........................................
3
B. Sistem Koloid ..........................................
4
1) Pendahuluan ..........................................
4
2) Pengertian Sistem Koloid........................... 4
a. Koloid.............................................. 5
b. Suspensi........................................... 5
c. Larutan.............................................
5
3) Macam-Macam Koloid ............................. 7
a. Koloid Sol .........................................
8 b. Koloid Emulsi......................................
8 c. Koloid Buih
........................................ 9
4) Pembuatan dan Pemurnian Koloid ..................
10
a. Pembuatan Koloid .................................
10 b. Pemurnian Koloid..................................
12
5) Sifat Koloid & Penerapannya dalam Kehidupan
Sehari-hari ......................................... 15
C. Rangkuman
............................................. D. Refleksi
................................................ E.
Evaluasi Kompetisi Materi............................. F.
Glosarium...............................................
A. PETA KONSEP

KOLOID

Meliputi

Macam-Macam Sifat-sifat Pembuatan Koloid didalam


Koloid Koloid Koloid Lingkungan

Contohnya dilakukan dengan

Aerosol Cara Cara


Emulsi Kondensasi Dispersi
Busa Contohnya
Sol
Terdiri dari Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Contohnya Contohnya

Peptisasi Hidrolisis
Mekanik Reduksi
Oksidasi
Kesetimbangan Ion
Mengubah Pelarut
Efek Tyndall Muatan Liofil
Gerak Brown Koloid Liofob

Mengakibatkan

Elektroforesis
Koagulasi
Adsorpsi
1
PENGERTIAN SISTEM KOLOID

PENDAHULUAN
Ilmu kimia adalah pembelajaran yang sangat kompleks dan memerlukan
pembuktian langsung berupa eksperimen untuk memperdalam pemahaman siswa.
Salah satu materi pembelajaran dalam ilmu kimia yang memerlukan pemahaman
konseptual, nyata dan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah
sistem koloid. Sub bab yang terdapat dalam materi sistem koloid meliputi macam-
macam koloid, sifat koloid, pembuatan koloid dan koloid dalam lingkungan.
Sebagian besar materi-materi pada bab sistem koloid diterapkan dalam
kehidupan sehari- hari. Seperti pada sub bab sifat-sifat dan penerapan koloid
dalam berbagai bidang, maka dari itu diperlukan pembelajaran yang tidak
berpusat hanya kepada guru saja. Siswa dituntut untuk aktif menemukan dan
membangun sendiri pemahaman
mereka dalam materi sistem koloid.

Tahukah kamu apa itu Koloid?

Koloid adalah materi yang mempunyai


ukuran partikel antara 1 sampai 1000 nm, yang
mana pa da ukuran tersebut partikel dapat
melewati kertas saring, tetapi tidak dapat melewati membran
hewan atau tumbuhan. Koloid berasal dari kata "kolia", yang
arti- nya "lem". Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel
yang relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan
mata langsung (mata telanjang), tetapi masih bisa diamati
dengan menggunakan mikroskop ultra. Contoh: Sabun,
susu, jeli, mentega, selai, santan, dan mayonase.
1). Koloid

Koloid adalah campuran bersifat antara larutan dan suspensi. Secara kasat
mata terlihat mirip seperti larutan namun komponen penyusunnya masih dapat
dilihat dengan mikroskop dan biasanya terlihar keruh, contohnya air dan susu.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiru atas pelarut dan zat terlarut
yang tidak bisa dipisahkan lagi. Koloid itu merupakan campuran antara larutan dan
suspensi, yang artinya koloid bukanlah larutan, namun juga bukan suspensi.
Contohnya air dan sirup. Secara makroskopis, koloid terlihat seperti larutan,
dimana terbentuk campuran homogen dari zat terlarut dan pelarut. Namun secara
mikroskopis, koloid terlihat seperti suspensi, yakni campuran heterogen dimana
masing-masing komponen campuran cenderung saling memisah.

2). Suspensi

Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel – partikel kecil
padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras
dilarutkan dalam air dan dikocok dengan kuat; Apabila campuran tersebut
dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut akan mengendap ke bawah. Pada
suspensi setidaknya satu komponan mempunyai ukuran partikel relatif lebih besar
dan terdistribusi dalam partikel lainnya.
Contohnya adalah: (a) pasir halus dalam air, (b) asap di udara, dan (c) endapan
dalam campuran reaksi. Pada semua contoh di atas ukuran partikal cukup besar
sehingga dapat dilihat apakah dengan mata telanjang atau dengan mikroskop. Bila
suspensi tidak digoyang, atau dibiarkan, maka partikel tersuspensi akan
mengendap karena pengaruh gravitasi, meskipun kecepatan pengendapan
tergantung pada ukuran partikel. Contohnya, pasir kasar (ukuran partikel lebih
besar) akan lebih cepat mengendap dibandingkan dengan lumpur halus.

3). Larutan

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat
terlarut dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat
pelarut disebut dengan fasa pendispersi atau solvent. Contohnya larutan gula
atau larutan garam. Pada larutan, ukuran partikel pelarut dan zat terlarut adalah
pada dimensi
atau sebesar molekul tunggal atau ion. Jadi, molekul-molekul tidak bergabung
membentuk partikel yang lebih besar. Partikel terdistribusi satu sama lain secara
serba sama (uniform) menghasilkan fasa homogen. Distribusi uniform
menyebabkan sifat fisik larutan menjadi berbeda dari pelarutnya. Misalnya, air
o
membeku pada 0 C, tetapi dengan penambahan NaCl, larutan NaCl akan membeku
o
pada kurang dari 0 C.

Ciri dari koloid dapat kita bandingkan dengan melihat antara


larutan, koloid dan juga suspensi pada tabel dibawah ini :
LARUTAN KOLOID SUSPENSI

Tidak dapat Tidak dapat disaring Bisa disaring


disaring kecuali dengan penyaring
ultra

1 fase 2 fase 2 fase

stabil stabil Tidak stabil, antara zat


pasti akan memisah.

homogen heterogen heterogen

Ukuran partikel Ukuran partikel 1 -100 nm Ukuran partikel > 100 nm


<1nm
Homogen (tidak Homogen secara Heterogen (dapat
dapat dibedakan) makroskopis, tapi dibedakan)
heterogen jika dengan
mikroskop ultra

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bhwa koloid merupakan


campuran antara larutan dan suspensi yang bersifat heterogen atau
tidak mengalami pengendapan, mengalami 2 fase, stabil dan juga
ukuran diameternya berkisar antara 1- 100 nm.
2
MACAM - MACAM KOLOID
Suatu koloid selalu mengandung dua fase yang berbeda, mungkin berupa gas,
cari atau padat. Pengertian fase disini tidak sama dengan wujud, karena ada
wujud yang sama tetapi fasenya berbeda. Contoh : campuan air dan minyak bila
dikocok akan terlihar butiran minyak dalam air. Butiran tersebut mempunyai fase
yang berbeda dengan air walaupun keduanya cair. Oleh sebab itu, suatu koloid
selalu mempunyai fase terdispersi dan fase (medium) pendispersi. Fase
terdispersi mirip dengan zat terlarut, dan fase (medium) pendispersi mirip
dengan pelarut pada suatu larutan.
Pada Koloid, partikel zat terlarut tidak larut dan tidak mengendap dalam suatu
pelarut. Larutan koloid terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu zat yang
disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut dengan medium
pendispersi. Jadi dapat dikatakan bahwa koloid adalah suspensi dari partikel-
pertikel kecil yang terdispersi di dalam medium pendispersi. Pada koloid partikel-
partikel tersebar didalam medium pendispersinya. Zat yang terdispersi akan
berubah pase jika dicampur dengan zat lain yang fasenya berbeda, sedangkan
fase (medium) pendispersi tidak berubahSistem koloid terdiri atas dua fase atau
bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi (fase luar,
medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendsipensi. Sementara itu, zat
yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase
dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut
zat pendispensi. Sementara itu, zat yang fasenya berubah
merupakan zat terdispensi.

Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian,
yaitu koloid sol, emulsi, dan buih.
Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.
Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas
beberapa jenis:

1). Koloid Sol

Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut:

a. Sol padat (padat-padat)


Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase
padat. Contoh:’ logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja.

b. Sol cair (padat-cair)


Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase
cair. Berarti, Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair.
Contoh: cat, tinta, dan kanji.

c. Sol gas (padat-gas)


Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam
zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas.
Contoh: asap dan debu.

2). Koloid Emulsi

Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:

a. Emulsi padat (cair-padat)


Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat
fase padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat.
Contoh: mentega, keju, jeli, dan mutiara.

b. Emulsi cair (cair-cair)


Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat
fase cair. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair. Contoh:
susu, minyak ikan, dan santan kelapa.
c. Emulsi gas (cair-gas)
Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam
zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas.
Contoh: obat-obat insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.

3). Koloid Buih

Kolodi buih erdiri atas dua jenis, , yaitu sebagai berikut:

a. Buih padat (gas-padat)


Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat.
Hal ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa jok
dan batu apung.

b. Buih cair (gas-cair)


Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase
cair. Berarti, zat terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun,
buih soda, dan krim kocok

Klasifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola penggolongan,


yakni seperti dalam tabel berikut:

Fasa Fasa
No Nama Contoh
Terdispers Pendispersi
1. Padat Gas Aerosol asap (smoke) debu diudara
2. Padat Cair Sol Sol belerang, tinta dan
3. Padat Padat Sol padat Gelas berarna, intan hitam
4. Cair Gas Aerosol Kabut (fog)
5. Cair Cair Emulsi Susu, santan, minyak ikan
6. Cair Padat Emusli Jeli, mutiara, opal
padat
7. Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok
8. Gas padat Buih padat Karet busa, batu apung
3
Pembuatan dan pemurnian koloid

A. Pembuatan koloid

Adapun cara pembuatan koloid adalah sebagai berikut:

1. Cara Kondensasi

Cara kondensasi merupakan cara untuk membentuk koloid melalui proses


penggumpalan partikel larutan agar menjadi partikel koloid. Penggumpalan
tersebut bisa dilakukan dengan metode berikut.

Reaksi pengendapan
Reaksi pengendapan dilakukan dengan cara mencampurkan larutan elektrolit
agar dihasilkan endapan, contohnya sebagai berikut.

Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis dilakukan dengan cara mencampurkan suatu zat dengan air,
contohnya sebagai berikut.

10 SISTEM
KOLOID
Reaksi redoks
Sistem koloid juga dapat dibentuk dari reaksi redoks, contohnya sebagai berikut:

Reaksi pergeseran
Contoh reaksi pergeseran bisa Quipperian lihat pada proses pembuatan sol
As2S3. Sol As2S3 dibuat dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan
H3AsO3 encer pada suhu tertentu. Adapun contoh reaksinya adalah sebagai
berikut

Reaksi penggantian pelarut


Pembuatan koloid jenis ini bisa Quipperian lihat pada pembuatan gel kalsium
asetat di mana larutan kalsium asetat harus ditambahkan alkohol 96% agar
terbentuk gel kalsium asetat.

2.Cara Dispersi

Cara dispersi kebalikan dari kondensasi, yaitu dilakukan dengan memperkecil


partikel suspensi agar menjadi partikel koloid. Cara dispersi ini bisa dilakukan
dengan beberapa metode berikut.

Cara mekanik
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan menggunakan penggilingan
atau penggerusan partikel suspensi. Dengan demikian, akan dihasilkan partikel
yang lebih kecil dan lembut. Contoh pembuatan partikel koloid dengan cara
mekanik adalah sebagai berikut.
1) Gumpalan tawas yang sudah digiling akan membentuk koloid saat dicampurkan
dengan air.
2) Karbon dihaluskan dengan penggiling koloid agar dihasilkan tinta.
3) Belerang dan gula dihaluskan dalam penggiling koloid, sehingga dihasilkan sol
belerang.

Cara peptisasi
Koloid bisa dibentuk melalui proses peptisasi, yaitu dengan menambahkan
ion sejenis, sehingga partikel endapan akan mengalami pemecahan oleh zat
kimia. Adapun contoh peptisasi adalah sebagai berikut.
1) Sol Fe(OH)3dipeptisasi oleh FeCl3.
2) Sol NiS dipeptisasi oleh H2S.
3) Karet dipeptisasi oleh bensin.

Cara busur bredia/bredig


Cara busur bredia dilakukan dengan mencelupkan dua kawat logam yang
dialiri arus listrik ke dalam air. Dengan demikian, kawat tersebut akan
membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.

Cara ultrasonik
Pada prinsipnya, cara ini hampir sama dengan cara mekanik, hanya saja
proses penghancuran partikel besarnya menggunakan gelombang ultrasonik.

B. Pemurnian Koloid
Suatu koloid biasanya mengandung senyawa atau ion lain yang juga larut
didalamnya. Senyawa atau ion ini bersifat mengganggu kestabilan koloid. Untuk
itu senyawa ini perlu dipisahkan dari sistem koloid dengan tiga cara yaitu dialisis,
elektroosmosis dan elektroforesis.

Dialisis
Partikel koloid yang berukuran cukup besar biasanya tidak dapat melewati
membran semi permeabel sedangkan ion yang larut dalam koloid bisa melewatinya
karena ukurannya yang kecil. Nah proses pemisahan partikel koloid dengan
menggunakan membran semi permeabel ini yang disebut dengan dialysis.
Proses dialisis untuk membuang ion penggangu dalam koloid
Gambar.1 Sumber : Clive Dennision (2002), Panduan Untuk Isolasi Protein

Jika selang yang terbuat dari selaput semipermeabel dimasukkan ke dalam koloid
dan dialiri air terus menerus, maka ion-ion dalam koloid bisa masuk ke dalam
selang dan terbawa keluar oleh air. Partikel koloid yang tertinggal lama-kelamaan
akan semakin murni.
Selain itu kita juga bisa meletakkan suatu koloid yang bercampur io-ion ini dalam
kantong semipermeabel, kemudian dicelupkan ke dalam air. Ion-ionnya juga akan
keluar dari kantong dan masuk ke dalam air. Jika airnya terus diganti setelah
beberapa saat, maka koloidnya juga akan semakin murni.

Tahukah Kamu?

Proses alami dialisis juga terjadi dalam tubuh kita. Ginjal memiliki membarn
semi permeabel yang bisa dilewati oleh molekul-molekul kecil seperti yang
terkandung dalam urin. Sedangkan darah yang merupakan koloid tidak dapat
melaluinya. Akhinya darah dapat terpisah dari urin, kemudian dibuang keluar
tubuh.Jika seseorang mengalami gagal ginjal, artinya ginjalnya tidak dapat
menyaring darah dan urine maka untuk bertahan hidup ia harus melakukan
proses dialisis dengan bantuan alat. Alat dialisis yangada di rumah sakit
erjanya mirip dengan ginjal sehingga urine dan darah tetap bisa dipisahkan.
Tetapi tentu pengobatan ini sangat mahal bukan!
Elektroosmosis
Berbeda dengan dialisis, elektroosmosis adalah proses pemurnian koloid
dengan cara memaksa ion-ion yang larut didalamnya keluar melalui mebran
semipermeabel. Pengeluaran ion-ion ini dilakukan dengan bantuan energi listrik.
Prinsipnya adalah menarik ion-ion menggunakan elektroda + dan – sehingga koloid
benar-benar bersih. Proses ini tentu juga berlangsung lebih cepat.

Elektroforesis
Metode ini digunakan untuk memisahkan campuran dua atau lebih
koloid yang bermuatan. Prinsipnya adalah dengan mengalirkan arus listrik
pada dua buah elektroda (+ dan -) sehingga koloid yang bermuatan positif
akan berkumpul disekitar elektroda negatif dan begitu juga sebalikknya.
Dengan cara ini, komponen koloid dalam campuran dapat dipisahkan.
Kalau campurannya mengandung dua koloid yang muatannya sama, maka ia
dipisahkan berdasarkan kecepatan difusinya. Koloid satu mungkin mungkin lebih
dahulu mencapai elektroda sementara yang lain lambat. Dengan begitu maka
koloid tersebut dapat terpisah.

Penstabilan Koloid
Partikel koloid kadang mempunyai daya tarik yang kuat sesamanya,
sehingga membentuk gumpalan yang akhirnya mengendap. Koloid seperti ini tidak
bersifat stabil dan jika digunakan tentu ketidakstabilan ini dapat menjadi suatu
masalah. Misalnya, es krim itu jika tidak ditambahkan koloid pelindung maka
dalam beberapa waktu saja ia kan segera meleleh. Koloid pelindung adalah salah
satu cara menstabilkan koloid.
4
Sifat-Sifat Koloid dan penerapannnya dalam
kehidupan sehari-hari
Koloid memiliki sifat yang bemacam-macam, antara lain: gerak brown,efek
tyndal,elektroforesis,koagulasi,dan adsorbs.

1). Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.


Ketika berkas cahaya diarahkan ke larutan, cahaya tersebut akan diteruskan
sehingga kita tidak bisa melihatnya. Kenapa? Hal ini dikarenakan larutan bersifat
homogen.

Ilustrasi Efek Tyndall


Gambar.2 Sumber : RuangGuru.com(2018), Mengenal Sistem Koloid

Contoh Efek Tyndall

Contoh Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat di


bioskop. Sorot lampu proyektor akan tampak jelas ketika ada asap
rokok yang melewatinya, sehingga gambar film yang ada di layar
menjadi tidak jelas. Hal ini karena adanya hamburan cahaya oleh
partikel-partikel asap rokok yang menyebabkan daya tembus lampu
proyektor menjadi berkurang.
2). Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan atau gerak zig zag
partikel koloid. Gerakan ini terjadi karena benturan tidak teratur antara partikel
koloid terdispersi dan medium pendispersi. Benturan ini mengakibakan partikel
koloid bergetar dengan arah tidak beraturan dan jarak yang pendek. Gerak zig
zag akibat benturan dari partikel pendispersi menyebabkan sistem koloid tetap
stabil, tetap homogen, dan tidak mengendap.

Ilustrasi Gerak Brown


Gambar.3 Sumber : Amazine, Apa itu Gerak Brown?

3). Adsorpsi

Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya muatan di permukaan parikel-


partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk
menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan untuk menarik ini
disebabkan adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi. Alhasil, ketika
ada partikel kecil yang menempel ke koloid, partikel itu akan cenderung tidak
mudah lepas (tetap menempel). Zat-zat teradsorpsi dapat terikat kuat
membentuk lapisan yang tebalnya tidak lebih dari satu atau dua lapisan partikel.
Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya.
Ketika partikel koloid menyerap ion bermuatan, ion-ion tersebut akan menempel
pada permukaannya dan partikel koloid tersebut menjadi bermuatan.
Contoh Adsorpsi

Contoh Adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat Adsorben


misalnya pada pemutihan gula, penyembuhan sakit perut dengan serbuk norit,
menghilangkan bau badan dengan tawas, proses pemurnian gula pasir dan enjernihan
air dengan menambahkan tawas.

4). Koagulasi

Koagulasi adalah peristiwa terjadinya pengendapan pada koloid.


Penggumpalan partikel terjadi karena adanya kerusakan stabilitas sistem koloid
atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga
membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat dipengaruhi oleh
pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid
yang berbeda muatan, dan elektroforesis.

Ilustrasi sifat koagulasi


Gambar.4 Sumber : Ruangguru.com , Sifat Koloid

Contoh Koagulasi

Contoh koagulasi koloid dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada


penggumpalan susu yang basi dan telur yang direbus hingga membeku.
5). Elektroforesis

Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid
bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut
elektroforesis. Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan
partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid
bermuatan negatif, jika partikel koloid berkumpul dielektrode negatif bearti
koloid bermuatan positif.

Ilustrasi Sifat Elektroforesis


Gambar.5 Sumber : Quora, Penerapan sifat koloid

Contoh elektroforesis

Contoh elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari yaitu


pada peristiwa elektroforesis ini sering dimanfaatkan kepolisian
dalam identifikasi/tes DNA pada jenazah korban pembunuhan/
jenazah tak dikenal.
RANGKUMAN

1. Sistem koloid adalah suatu campuran zat yang


terdiri dari fase terdispersi dan medium
pendispersi dimana partikel-partikel fase
terdispersi berukuran koloid tersebar merata
(homogen) dalam medium pendispersinya.
2. Perbedaan sistem koloid dengan larutan sejati
dan suspensi meliputi perbedaan jumlah fase,
distribusi partikel, ukuran koloid, penyaringan dan
kestabilan.
3. Sifat-sifat karakteristik sol meliputi: efek
Tyndall, gerak Brown, daya adsorpsi, bermuatan
listrik, koagulasi dan koloid pelindung.
4. Koloid sol dapat dibuat dengan 2 metode yaitu
metode kondensasi dan metode dispersi.
5. Beberapa metode pemurnian yang dapat
digunakan untuk menghilangkan partikel-partikel
zat telarut yang tidak diinginkan adalah dialisis,
elektrodialisis dan menggunakan penyaring ultra.
REFLEKSI

Setelah mempelajari dan memahami materi Sistem Koloid melalui kegiatan


pembelajaran pada modul ini, berikut disajikan tabel untuk mengukur kemampuan
dan pengetahuan yang telah tercapai pada diri peserta didik. Jawablah dengan
jujur dan sesuai kemampuan masing-masing terkait dengan materi Sistem Koloid
yang telah dipelajari pada tabel berikut dengan mencentang kolom “ya” atau
“tidak”.
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi Sistem Koloid

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah kalian telah memahami


konsep sistem koloid?
2. Dapatkah kalian menjelaskan
perbedaan koloid, suspensi dan
larutan?
3. Dapatkah kalian menyebutkan
ciri-ciri dari koloid, suspensi dan
larutan ?
4. Apakah kalian mengetahui
macam-macam koloid?
5. Mampukah kalian menunjukan
cara pembuatan koloid?
6. Mampukah kalian menunjukan
cara pemurnian koloid?
7. Dapatkah kalian menyebutkan
macam-macam cara pemurnian
koloid ?

Jika kalian menjawab “ TIDAK” pada salah satu pertanyaan diatas, maka
pelajarilah kembali materi tersebut untuk memberikan pemahaman ulang yang
lebih mendalam dan ketika menemukan kesulitan dalam pembelajaran kembali maka
dapat meminta bimbingan guru atau teman sejawat. TETAP SEMANGAT DAN
JANGAN MENYERAH UNTUK MEMPERLAJARI KEMBALI! Sampai semua
pertanyaan diatas dapat kalian jawab dengan mencentang tabel “ya”.
Evaluasi Polapedia
PILIHAN GANDA

Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut anda paling benar!

1. Buih dalam system dispresi adalah…


a. Zat pada terdispresi dalam zat cair
b. Zat cair terdispresi dalam gas
c. Gas terdispresi dalam zat padat
d. Gas terdispresi dalam zat cair
e. Zat cair terdispersi dalam zat cair

2. Proses dialysis terjadi karena…


a. Partikel koloid tidak dapat menembus selaput semipermeable
b. Partikel koloid dapat bermuatan listrik
c. Partikel-partikel koloid bergerak lurus
d. Adanya aliran air melalui dinding semipermeable
e. Muatan listrik tidak dapat menembus dinding semipermeable

3. Sistem koloid dibawah ini yang medium pendispersinya padat adalah…


a. Asap
b. Kabut
c. Batu apung
d. Susu
e. Lem kanji

4. Pembuatan koloid di bawah ini yang termasuk pembuatan cara dispersi adalah…
a. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2S3
b. Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2
c. Sol AgCl dapat dibuat dengan merea- ksikan perak nitrat encer dengan larut-
an HCI
d. Sol emas dapat dibuat dengan melom- patkan bunga api listrik dari elektrode
Au dalam air
e. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menam- bahkan larutan FeCl3 jenuh ke dalam air
mendidih

5. Penerapan sifat-sifat koloid dalam kehidupan sehari-hari:


1) Pembentukan delta di muara sungai
2) Proses cuci darah
3) Penggumpalan lateks
4) Penggunaan norit untuk obat sakit perut
5) Sorot lampu bioskop pada udara berasap

Contoh penerapan sifat koloid yang merupakan sifat koagulasi adalah nomor…

a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 2) dan 4)
e. 4) dan 5)

6. Beberapa sifat koloid:


1. Elektroforesis
2. Efek Tyndall
3. Adsorbsi
4. Koagulasi
5. Dialysis

Pengobatan diare dengan norit dan proses cuci darah merupakan contoh
penerapan sifat koloid nomor…

a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 3 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5

7. Sifat koloid dapat diterapkan dalam ke- hidupan sehari-hari antara lain:
(1) Sorot lampu bioskop;
(2) Pembuatan obat norit;
(3) Penggumpalan karet dalam lateks;
(4) Proses cuci darah;
(5) Pembentukan delta di muara sungai.
Contoh penerapan sifat adsorbsi adalah…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
8. Gerak Brown terjadi karena…
a. Gaya gravitasi
b. Tolak- menolak antara partikel koloid yang bermuatan sama
c. Tarik-menarik antara partikel koloid yang berbeda muatan
d. Tumbukan antara partikel koloid
e. Tumbukan molekul medium dengan partikel koloid

9. Kabut adalah system koloid dari…


a. Gas dalam zat cair
b. Zat cair dalam gas
c. Gas dalam gas
d. Gas dalam zat padat
e. Zat cair dalam zat cair

10. Pasangan koloid yang proses pembuatannya tergolong proses pembuatan gel
adalah...
a. Agar-agar dan kanji
b. Gelatin dan selai
c. Sabun dan gelatin
d. Sabun dan susu
e. Kanji dan sabun

ESSAY

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Apakah tanah merupakan sistem koloid? Berikan alasannya!


2. Mengapa koloid mampu menghamburkan cahaya ( efek tyndall )sedangkan larutan
tidak demikian?
3. Apa fungsi koloid pelindung? Berikan contohnya!
4. Salah satu penerapan sifat dialisa adalah proses hemodialisis. Berikan penjelasan
mengenai hemodialisis!
5. Jelaskan sistem koloid yang terdapat dalam Cat!
Glosarium

Adsorbsi :
DAFTAR PUSTAKA

Anifah Setyawati, Arifatun. 200g. Chemistry The Study of Natural Phenornene. Jakarta:
Central Perbut, Ministry of National Education.

Fajar Pratama, Crys and Wiyarsi, Antuni, 2009. Let's Study Chemistry 2: For SMA XI IPA,
Jakarta: Book Paper, Ministry of National Education.

Harnanto, Ari and Ruminten. 2009. Chemistry 2: For SMA / MA Class XI. Jakarta: Pusat
Perhuikuse, Ministry of National Education.

Permana, Irvan. 2009. Understanding Chemistry 1: SMA / MA Class X, Semester 1 and 2.


Jakarta: Bookkeeping Center of the Ministry of National Education.

Rahayu, Faith. 2009. Practical Learning Chemistry 1: For Class X Senior High School /
Madrasah Aliyah. Jakarta: Bookkeeping Center of the Ministry of National Education.

Sunarya, Yayan and Setiabudi, Agus. 2009. Easy and Active Learning Chemistry 1: For Class
X Senior High School / Madrasah Aliyah. Jakarta: Bookkeeping Center of the Ministry
of National Education. 2: For Class XI Senior High School / Madrasah Aliyah Natural
Science Science Program. Jakarta: Bookkeeping Center of the Ministry of National
Education.

Sunarya, Yayan and Setiabudi, Agus. 2009. Easy and Active Learning Chemistry 3: For Class
XII Senior High School / Madrasah Aliyah Natural Science Program. Jakarta:
Bookkeeping Center of the Ministry of National Education.

Suwardi, et al. 2009. Chemistry Learning Guide for Class XII SMA & MA.Jakarta:
Bookkeeping Center of the Ministry of National Education.

Utami, Budi, et al. 2009. Chemistry for SMA and MA Class X. Jakarta: Bookkeeping Center of
the Ministry of National Education.

Utami, Budi, et al. 2009. Chemistry for SMA and MA Class XI Natural Science Program.
Jakarta: Bookkeeping Center of the Ministry of National Education.

Utami, Budi, et al, 2009. Chemistry 3: For SMA / MA Class XII Natural Science Program.
Jakarta: Poa Books, Ministry of National Education.

Watoni, A. Haris. 2014. OSN Chemistry for SMA / MA. Bandung: Publisher Yrama Widya,
Collection of UN and SBMPTN Questions

Anda mungkin juga menyukai