KOLOID
Arum Widianingsih (1910120220006)
Nurul Hasanah (1910120120002)
Dosen Pengampu : Dr. H. Rusmansyah, M.Pd
Penulis
1 SISTEM KOLOID
DAFTAR ISI
KOLOID
Meliputi
Peptisasi Hidrolisis
Mekanik Reduksi
Oksidasi
Kesetimbangan Ion
Mengubah Pelarut
Efek Tyndall Muatan Liofil
Gerak Brown Koloid Liofob
Mengakibatkan
Elektroforesis
Koagulasi
Adsorpsi
1
PENGERTIAN SISTEM KOLOID
PENDAHULUAN
Ilmu kimia adalah pembelajaran yang sangat kompleks dan memerlukan
pembuktian langsung berupa eksperimen untuk memperdalam pemahaman siswa.
Salah satu materi pembelajaran dalam ilmu kimia yang memerlukan pemahaman
konseptual, nyata dan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah
sistem koloid. Sub bab yang terdapat dalam materi sistem koloid meliputi macam-
macam koloid, sifat koloid, pembuatan koloid dan koloid dalam lingkungan.
Sebagian besar materi-materi pada bab sistem koloid diterapkan dalam
kehidupan sehari- hari. Seperti pada sub bab sifat-sifat dan penerapan koloid
dalam berbagai bidang, maka dari itu diperlukan pembelajaran yang tidak
berpusat hanya kepada guru saja. Siswa dituntut untuk aktif menemukan dan
membangun sendiri pemahaman
mereka dalam materi sistem koloid.
Koloid adalah campuran bersifat antara larutan dan suspensi. Secara kasat
mata terlihat mirip seperti larutan namun komponen penyusunnya masih dapat
dilihat dengan mikroskop dan biasanya terlihar keruh, contohnya air dan susu.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiru atas pelarut dan zat terlarut
yang tidak bisa dipisahkan lagi. Koloid itu merupakan campuran antara larutan dan
suspensi, yang artinya koloid bukanlah larutan, namun juga bukan suspensi.
Contohnya air dan sirup. Secara makroskopis, koloid terlihat seperti larutan,
dimana terbentuk campuran homogen dari zat terlarut dan pelarut. Namun secara
mikroskopis, koloid terlihat seperti suspensi, yakni campuran heterogen dimana
masing-masing komponen campuran cenderung saling memisah.
2). Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel – partikel kecil
padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras
dilarutkan dalam air dan dikocok dengan kuat; Apabila campuran tersebut
dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut akan mengendap ke bawah. Pada
suspensi setidaknya satu komponan mempunyai ukuran partikel relatif lebih besar
dan terdistribusi dalam partikel lainnya.
Contohnya adalah: (a) pasir halus dalam air, (b) asap di udara, dan (c) endapan
dalam campuran reaksi. Pada semua contoh di atas ukuran partikal cukup besar
sehingga dapat dilihat apakah dengan mata telanjang atau dengan mikroskop. Bila
suspensi tidak digoyang, atau dibiarkan, maka partikel tersuspensi akan
mengendap karena pengaruh gravitasi, meskipun kecepatan pengendapan
tergantung pada ukuran partikel. Contohnya, pasir kasar (ukuran partikel lebih
besar) akan lebih cepat mengendap dibandingkan dengan lumpur halus.
3). Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat
terlarut dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat
pelarut disebut dengan fasa pendispersi atau solvent. Contohnya larutan gula
atau larutan garam. Pada larutan, ukuran partikel pelarut dan zat terlarut adalah
pada dimensi
atau sebesar molekul tunggal atau ion. Jadi, molekul-molekul tidak bergabung
membentuk partikel yang lebih besar. Partikel terdistribusi satu sama lain secara
serba sama (uniform) menghasilkan fasa homogen. Distribusi uniform
menyebabkan sifat fisik larutan menjadi berbeda dari pelarutnya. Misalnya, air
o
membeku pada 0 C, tetapi dengan penambahan NaCl, larutan NaCl akan membeku
o
pada kurang dari 0 C.
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian,
yaitu koloid sol, emulsi, dan buih.
Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.
Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas
beberapa jenis:
Fasa Fasa
No Nama Contoh
Terdispers Pendispersi
1. Padat Gas Aerosol asap (smoke) debu diudara
2. Padat Cair Sol Sol belerang, tinta dan
3. Padat Padat Sol padat Gelas berarna, intan hitam
4. Cair Gas Aerosol Kabut (fog)
5. Cair Cair Emulsi Susu, santan, minyak ikan
6. Cair Padat Emusli Jeli, mutiara, opal
padat
7. Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok
8. Gas padat Buih padat Karet busa, batu apung
3
Pembuatan dan pemurnian koloid
A. Pembuatan koloid
1. Cara Kondensasi
Reaksi pengendapan
Reaksi pengendapan dilakukan dengan cara mencampurkan larutan elektrolit
agar dihasilkan endapan, contohnya sebagai berikut.
Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis dilakukan dengan cara mencampurkan suatu zat dengan air,
contohnya sebagai berikut.
10 SISTEM
KOLOID
Reaksi redoks
Sistem koloid juga dapat dibentuk dari reaksi redoks, contohnya sebagai berikut:
Reaksi pergeseran
Contoh reaksi pergeseran bisa Quipperian lihat pada proses pembuatan sol
As2S3. Sol As2S3 dibuat dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan
H3AsO3 encer pada suhu tertentu. Adapun contoh reaksinya adalah sebagai
berikut
2.Cara Dispersi
Cara mekanik
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan menggunakan penggilingan
atau penggerusan partikel suspensi. Dengan demikian, akan dihasilkan partikel
yang lebih kecil dan lembut. Contoh pembuatan partikel koloid dengan cara
mekanik adalah sebagai berikut.
1) Gumpalan tawas yang sudah digiling akan membentuk koloid saat dicampurkan
dengan air.
2) Karbon dihaluskan dengan penggiling koloid agar dihasilkan tinta.
3) Belerang dan gula dihaluskan dalam penggiling koloid, sehingga dihasilkan sol
belerang.
Cara peptisasi
Koloid bisa dibentuk melalui proses peptisasi, yaitu dengan menambahkan
ion sejenis, sehingga partikel endapan akan mengalami pemecahan oleh zat
kimia. Adapun contoh peptisasi adalah sebagai berikut.
1) Sol Fe(OH)3dipeptisasi oleh FeCl3.
2) Sol NiS dipeptisasi oleh H2S.
3) Karet dipeptisasi oleh bensin.
Cara ultrasonik
Pada prinsipnya, cara ini hampir sama dengan cara mekanik, hanya saja
proses penghancuran partikel besarnya menggunakan gelombang ultrasonik.
B. Pemurnian Koloid
Suatu koloid biasanya mengandung senyawa atau ion lain yang juga larut
didalamnya. Senyawa atau ion ini bersifat mengganggu kestabilan koloid. Untuk
itu senyawa ini perlu dipisahkan dari sistem koloid dengan tiga cara yaitu dialisis,
elektroosmosis dan elektroforesis.
Dialisis
Partikel koloid yang berukuran cukup besar biasanya tidak dapat melewati
membran semi permeabel sedangkan ion yang larut dalam koloid bisa melewatinya
karena ukurannya yang kecil. Nah proses pemisahan partikel koloid dengan
menggunakan membran semi permeabel ini yang disebut dengan dialysis.
Proses dialisis untuk membuang ion penggangu dalam koloid
Gambar.1 Sumber : Clive Dennision (2002), Panduan Untuk Isolasi Protein
Jika selang yang terbuat dari selaput semipermeabel dimasukkan ke dalam koloid
dan dialiri air terus menerus, maka ion-ion dalam koloid bisa masuk ke dalam
selang dan terbawa keluar oleh air. Partikel koloid yang tertinggal lama-kelamaan
akan semakin murni.
Selain itu kita juga bisa meletakkan suatu koloid yang bercampur io-ion ini dalam
kantong semipermeabel, kemudian dicelupkan ke dalam air. Ion-ionnya juga akan
keluar dari kantong dan masuk ke dalam air. Jika airnya terus diganti setelah
beberapa saat, maka koloidnya juga akan semakin murni.
Tahukah Kamu?
Proses alami dialisis juga terjadi dalam tubuh kita. Ginjal memiliki membarn
semi permeabel yang bisa dilewati oleh molekul-molekul kecil seperti yang
terkandung dalam urin. Sedangkan darah yang merupakan koloid tidak dapat
melaluinya. Akhinya darah dapat terpisah dari urin, kemudian dibuang keluar
tubuh.Jika seseorang mengalami gagal ginjal, artinya ginjalnya tidak dapat
menyaring darah dan urine maka untuk bertahan hidup ia harus melakukan
proses dialisis dengan bantuan alat. Alat dialisis yangada di rumah sakit
erjanya mirip dengan ginjal sehingga urine dan darah tetap bisa dipisahkan.
Tetapi tentu pengobatan ini sangat mahal bukan!
Elektroosmosis
Berbeda dengan dialisis, elektroosmosis adalah proses pemurnian koloid
dengan cara memaksa ion-ion yang larut didalamnya keluar melalui mebran
semipermeabel. Pengeluaran ion-ion ini dilakukan dengan bantuan energi listrik.
Prinsipnya adalah menarik ion-ion menggunakan elektroda + dan – sehingga koloid
benar-benar bersih. Proses ini tentu juga berlangsung lebih cepat.
Elektroforesis
Metode ini digunakan untuk memisahkan campuran dua atau lebih
koloid yang bermuatan. Prinsipnya adalah dengan mengalirkan arus listrik
pada dua buah elektroda (+ dan -) sehingga koloid yang bermuatan positif
akan berkumpul disekitar elektroda negatif dan begitu juga sebalikknya.
Dengan cara ini, komponen koloid dalam campuran dapat dipisahkan.
Kalau campurannya mengandung dua koloid yang muatannya sama, maka ia
dipisahkan berdasarkan kecepatan difusinya. Koloid satu mungkin mungkin lebih
dahulu mencapai elektroda sementara yang lain lambat. Dengan begitu maka
koloid tersebut dapat terpisah.
Penstabilan Koloid
Partikel koloid kadang mempunyai daya tarik yang kuat sesamanya,
sehingga membentuk gumpalan yang akhirnya mengendap. Koloid seperti ini tidak
bersifat stabil dan jika digunakan tentu ketidakstabilan ini dapat menjadi suatu
masalah. Misalnya, es krim itu jika tidak ditambahkan koloid pelindung maka
dalam beberapa waktu saja ia kan segera meleleh. Koloid pelindung adalah salah
satu cara menstabilkan koloid.
4
Sifat-Sifat Koloid dan penerapannnya dalam
kehidupan sehari-hari
Koloid memiliki sifat yang bemacam-macam, antara lain: gerak brown,efek
tyndal,elektroforesis,koagulasi,dan adsorbs.
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan atau gerak zig zag
partikel koloid. Gerakan ini terjadi karena benturan tidak teratur antara partikel
koloid terdispersi dan medium pendispersi. Benturan ini mengakibakan partikel
koloid bergetar dengan arah tidak beraturan dan jarak yang pendek. Gerak zig
zag akibat benturan dari partikel pendispersi menyebabkan sistem koloid tetap
stabil, tetap homogen, dan tidak mengendap.
3). Adsorpsi
4). Koagulasi
Contoh Koagulasi
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid
bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut
elektroforesis. Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan
partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid
bermuatan negatif, jika partikel koloid berkumpul dielektrode negatif bearti
koloid bermuatan positif.
Contoh elektroforesis
No Pertanyaan Ya Tidak
Jika kalian menjawab “ TIDAK” pada salah satu pertanyaan diatas, maka
pelajarilah kembali materi tersebut untuk memberikan pemahaman ulang yang
lebih mendalam dan ketika menemukan kesulitan dalam pembelajaran kembali maka
dapat meminta bimbingan guru atau teman sejawat. TETAP SEMANGAT DAN
JANGAN MENYERAH UNTUK MEMPERLAJARI KEMBALI! Sampai semua
pertanyaan diatas dapat kalian jawab dengan mencentang tabel “ya”.
Evaluasi Polapedia
PILIHAN GANDA
Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut anda paling benar!
4. Pembuatan koloid di bawah ini yang termasuk pembuatan cara dispersi adalah…
a. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2S3
b. Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2
c. Sol AgCl dapat dibuat dengan merea- ksikan perak nitrat encer dengan larut-
an HCI
d. Sol emas dapat dibuat dengan melom- patkan bunga api listrik dari elektrode
Au dalam air
e. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menam- bahkan larutan FeCl3 jenuh ke dalam air
mendidih
Contoh penerapan sifat koloid yang merupakan sifat koagulasi adalah nomor…
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 2) dan 4)
e. 4) dan 5)
Pengobatan diare dengan norit dan proses cuci darah merupakan contoh
penerapan sifat koloid nomor…
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 3 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5
7. Sifat koloid dapat diterapkan dalam ke- hidupan sehari-hari antara lain:
(1) Sorot lampu bioskop;
(2) Pembuatan obat norit;
(3) Penggumpalan karet dalam lateks;
(4) Proses cuci darah;
(5) Pembentukan delta di muara sungai.
Contoh penerapan sifat adsorbsi adalah…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
8. Gerak Brown terjadi karena…
a. Gaya gravitasi
b. Tolak- menolak antara partikel koloid yang bermuatan sama
c. Tarik-menarik antara partikel koloid yang berbeda muatan
d. Tumbukan antara partikel koloid
e. Tumbukan molekul medium dengan partikel koloid
10. Pasangan koloid yang proses pembuatannya tergolong proses pembuatan gel
adalah...
a. Agar-agar dan kanji
b. Gelatin dan selai
c. Sabun dan gelatin
d. Sabun dan susu
e. Kanji dan sabun
ESSAY
Adsorbsi :
DAFTAR PUSTAKA
Anifah Setyawati, Arifatun. 200g. Chemistry The Study of Natural Phenornene. Jakarta:
Central Perbut, Ministry of National Education.
Fajar Pratama, Crys and Wiyarsi, Antuni, 2009. Let's Study Chemistry 2: For SMA XI IPA,
Jakarta: Book Paper, Ministry of National Education.
Harnanto, Ari and Ruminten. 2009. Chemistry 2: For SMA / MA Class XI. Jakarta: Pusat
Perhuikuse, Ministry of National Education.
Rahayu, Faith. 2009. Practical Learning Chemistry 1: For Class X Senior High School /
Madrasah Aliyah. Jakarta: Bookkeeping Center of the Ministry of National Education.
Sunarya, Yayan and Setiabudi, Agus. 2009. Easy and Active Learning Chemistry 1: For Class
X Senior High School / Madrasah Aliyah. Jakarta: Bookkeeping Center of the Ministry
of National Education. 2: For Class XI Senior High School / Madrasah Aliyah Natural
Science Science Program. Jakarta: Bookkeeping Center of the Ministry of National
Education.
Sunarya, Yayan and Setiabudi, Agus. 2009. Easy and Active Learning Chemistry 3: For Class
XII Senior High School / Madrasah Aliyah Natural Science Program. Jakarta:
Bookkeeping Center of the Ministry of National Education.
Suwardi, et al. 2009. Chemistry Learning Guide for Class XII SMA & MA.Jakarta:
Bookkeeping Center of the Ministry of National Education.
Utami, Budi, et al. 2009. Chemistry for SMA and MA Class X. Jakarta: Bookkeeping Center of
the Ministry of National Education.
Utami, Budi, et al. 2009. Chemistry for SMA and MA Class XI Natural Science Program.
Jakarta: Bookkeeping Center of the Ministry of National Education.
Utami, Budi, et al, 2009. Chemistry 3: For SMA / MA Class XII Natural Science Program.
Jakarta: Poa Books, Ministry of National Education.
Watoni, A. Haris. 2014. OSN Chemistry for SMA / MA. Bandung: Publisher Yrama Widya,
Collection of UN and SBMPTN Questions