Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM SPONTAN

Dibuat untuk memenuhi tugas Early Exposure Maternitas dengan

Dosen pembimbing : Hasbi Taobah R.S Kep.,Ns.,M.Pd

Di Susun oleh:
Siti Salamah
KHGC19084

STIKES KARSA HUSADA GARUT


PRODI S1 KEPERAWATAN
2021

1
A. Pengertian
Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan Kembali pada keadaan sebelum hamil, masa post partum berlangsung
selama kira-kira 6 minggu ( siti saleha,2013)
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal
sebelum hamil (Bobak, 2010).

B. Adaftasi fisiologis

a. Involsi uterus
Involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil
setelah melahirkan. Proses ini segera setelah pascapartum, berat uterus menjadi
1.000 gr. Selama masa nifas, dua hari setelah pelahiran uterus mulai berinvolusi.
Sekitar 4 minggu setelah pelahiran uterus kembali ke ukuran sebelum hamil (Dewi
Vivian&Sunarsih, 2013).
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut
1) Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus.
2) Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam
otot uterus.
3) Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
uterus.

b. Involusi tempat plasenta


Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan
kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini
mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Penyembuhan luka bekas plasenta khas. Pada permulaan nifas bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus (Sitti saleha,
2009).
Pengeluaran lengkap tempat perlekatan plasenta memerlukan waktu sampai 6
minggu. Jika terjadi gangguan pada proses ini, dapat terjadi perdarahan pada
puerperal awitan lambat. Segera setelah pelahiran, kemudian ukurannya mengecil
secara cepat dalam waktu satu jam (Cunningham Gary, 2012).

2
c. Perubahan pada servik dan vagina
Pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari, struktur
internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.
vagina teregang pada waktu persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran
yang normal. Nampak berubah kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran
seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus
normal dengan ovulasi.

d. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa, dan lochea mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya berbeda- beda pada setiap wanita. Komposisi lochea adalah jaringan
endometrial, darah dan limfe. Lochea mengalami perubahan karena proses involusi.
Tahap lochea yaitu :
1) Rubra (merah)
Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ke tiga masa post partum.
Warnanya merah dan mengandung darah dari luka pada plasenta dan serabut.
2) Sanguinolenta (merah kuning)
Lochea ini bewarna merah kuning berisi darah dan lendir, pengeluaran pada
hari ketiga sampai kelima post partum.
3) Serosa (pink kecoklatan)
Lochea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan. Warnanya
kekuningan atau kecoklatan, terdiri atas sedikit darah dan lebih banyak serum.
4) Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10. Warnanya lebih pucat, putih
kekuningan, lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir servik, dan
serabut jaringan yang mati. Lochea terus keluar sampai 3 minggu. Bau normal
seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-rata
240-270 ml.

e. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi pada ibu menyusui dimulai 12 minggu rata- rata 18 minggu post
partum. Menstruasi pada ibu post partum tergantung dari hormon prolaktin. Apabila
ibu tidak menyusui menstruasi mulai pada minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Menstruasi
mungkin tidak terlambat, dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan.
f. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi
karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darah yang
banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.

g. Dinding perut peritonium

3
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena teregang begitu
lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.

h. Nyeri setelah pelahiran


Setelah melahirkan uterus tetap berkontraksi dengan kuat pada inteval tertentu
dan menimbulkan nyeri, yang mirip dengan pada saat persalinan namun lebih ringan.

i. Saluran kencing
Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retensi urine, dilatasi ureter dan pyelum kembali
normal dalam 2 minggu.
j. Laktasi
Keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan colostrum.
Colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak protein dan garam.
C. Patofisiologi

1. Adaptasi Fisiologi

a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses
ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di
bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis.
Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus.
Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam.
Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di pertengahan
antara umbilikus dan simpisis pubis.
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr 2
minggu setelah lahir. Satu minggu setelah melahirkan uterus berada di dalam
panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan esterogen
dan progesteron bertabggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama hamil.
Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis,
perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan
yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit
lebih besar setelah hamil.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang
sangat besar. homeostasis pasca partum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh
darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan.
Hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur

4
kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2
jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi
tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara
intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang
merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di payudara
segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan
oksitosin.
2. Adaptasi psikologis

Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum

dibagi menjadi 3 fase yaitu :

a. Fase taking in / ketergantungan

Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan
dimana ibu membutuhkan perlindungandan pelayanan.
b. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan

Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir
pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap
untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru.
Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu
muda yang membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik
sehingga ia dapat istirahat dengan baik
c. Fase letting go / saling ketergantungan

Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran.


Sistem keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru.
Tubuh pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan
hubungan seksualnya telah dilakukan kembali.

D. Pengkajian Fokus
 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan (Nursalam, 2001)
1. Pengumpulan data
a. Identitas
1) Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, ruang/kamar, No.CM,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, Dr penanggung jawab.
2) Identitas penanggung jawab meliputi : nama, umur, pekerjaan, alamat, pendidikan,
5
alamat dan hubungan dengan klien.

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang diucapkan pertama kali oleh klien.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan informasi masuk rumah sakit dan penyebab klien dirawat di rumah
sakit berkaitan dengan keluhan utama diuraikan dalam PQRST:
P (palliative/propocative) yang meringankan dan memberatkan keluhan, Q
(quantitative) seperti apa keluahan yang dirasakan pasien, R (region) dimana letak
keluhan, menyebar ke tempat lain atau tetap di suatu tempat, S (severity) intensitas
dari keluhan apakah menimbulkan kesulitan dalam beraktivitas, T (time) kapan
muali terjadinya, berapa lama keluhan berlangsung, apakah hilang timbul, atau
konstan dari sifatnya keluhan.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami penyakit yang sama atau tidak, apakah ada jenis
penyakit yang perlu perawatan khusus yang pernah dialami klien.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah mengalami atau menderita penyakit yang
sama, penyakit menular atau turunan.

3. Anamnesa (data subjektif)


1) Tanggal/jam: untuk mengetahui kapan pasien datang dan mendapatkan
pelayanan
2) Keluhan : untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu setelah melahirkan
3)Riwayat kehamilan persalinan : untuk mengetahui apakah pasiem melahirkan
secara spontan atau SC. Pada ibu nifas normalkah melahirkan spontan.
a. Tali pusat : Normal atau tidak, normalnya 45-50 cm. Tali pusat Normal
atau tidak, normalnya 45-50 cm.
b. Perineumm ::Untuk mengetahui apakah perineum ada robekan atau tidak.
Pada nifas normal perineum dapat utuh atau ada atau tidak. Pada nifas
normal perineum dapat utuh atau ada robekan, pada nifas normal pun bisa
juga dilakukan episotomi
c. Perdarahan
Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar pada kala I, II, III selama proses
persalinan, pada nifas normal pendarahan tidak boleh lebih dari 500 cc
4. Proses persalinan bayi:

6
a. Tanggal lahir: untuk mengetahui usia bayi
b. Tekanan darah pada nifas normal ˂120/80 mmHg.
c. Nadi pada nifas normal 80-100×/menit
d. Pernapasan pada nifas normal 16-20×/menit
e. Suhu normalnya 36º
f. BB dan PB: untuk mengetahui BB bayi normal atau tidak normalnya ˃2500 gr
g. BBLR ˂2500 gr, makrosomi ˃4000 gr.
h. Cacat bawaan: bayi normal atau tidak
i. Air ketuban: air ketubannya normal atau tidak normalnya 500-1000cc.

5. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Kemungkinan pada klien dengan post partum umumnya dijumpai dengan
keadaan yang lemah.
a. Kepala
Dikaji keadaan rambut, distribusi rambut merata atau tidak, kebersihan dan
warna rambut klien
b. Mata
Dikaji bentuk mata sistematis atau tidak, apakah terdapat kotoran, pergerakan
bola mata
c. Telinga
Dikaji bentuk telinga, terdapat benjolan atau tidak, terdapat lesi atau tidak,
kebersihan telinga, tekstur telinga
d. Hidung
Dikaji bentuk hidung, kesimetrisan, kebersihan, apakah terdapat sekret atau
tidak.
e. Mulut
Dikaji bentuk bibir, apakah terdapat stomatitis atau tidak, keadaan mukosa bibir

f. Leher
Dikaji kelenjar tyroid ada pembesaran atau tidak, kelenjar getah bening ada
pembesaran atau tidak.
g. Dada
Dikaji bentuk dada, terjadi retraksi atau tidak, pergerakan bunyi jantung
tambahan
h. Payudara

7
Bentuk simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, pengeluaran
colostrum (Mochtar, 1990 : 102).
i. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang normal atau tidak dan tidak normal bila ditemukan
lordosis, kifosis dan skoliosis. CVAT : ada atau tidak nyeri ketuk. Normalnya
tidak ada.
j. Abdomen
Dikaji bekas luka operasi untuk mengetahui apakah pernah SCatau operasi
lain. Konsistensinya keras atau tidak benjolan ada atau tidak pembesaran Lien
(liver) ada atau tidak.
k. Uterus
Untuk mengetahui berapa TFU, bagaimana kontraksi uterus, konsistensi
uterus, posisi uterus, ibu nifas normal TFU 2 jari di bawah pusat kontraksinya
baik. Konsistensi nya keras dan posisi uterus di tengah
l. Integumen
Kaji struktur kulit, turgor kulit

m. Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
a) Tangan Kanan
Bentuk dan struktur tidak ada kelainan, pergerakan bebas dan jari tangan
sempurna.
b) Tangan Kiri
Bentuk dan struktur tidak ada kelainan, pergerakan terbatas karena
terpasang infusan dan jari tangan sempurna.
2) Ekstremitas Bawah
a) Kaki Kanan
Posisi kaki simetris dengan kaki kiri tidak terdapat oedema dapat di
gerakan ke segala arah dan jari kaki sempurna.
b) Kaki Kiri
Posisi kaki simetris dengan kaki kanan tidak terdapat oedema dapat di
gerakan ke segala arah dan jari kaki sempurna.
6. Pola aktifitas sehari-hari
1) Nutrisi
Kemungkinan didapatkan adanya penurunan nafsu makan, porsi makan yang
tidak habis, adakah perubahan pola makan, jenis makanan dan minuman,
apakah ada makanan pantangan.

8
2) Eliminasi
Bagaimana kebiasaan BAB, BAK, ada keluhan atau tidak
3) Istirahat dan tidur
Kemungkinan klien susah tidur, gelisah atau sering terjaga tidurnya, adakah
perubahan pola tidur dan lama tidur.
4) Personal hygien
Kemungkinan didapatkan adanya penurunan kebersihan karena keadaan klien
yang lemah dan masih memerlukan bantuan orang lain.

7. Aspek psikososial spiritual


1) Dikaji persepsi klien tentang apa yang sedang dipikirkannya dan harapan
klien setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
2) Hubungan komunikasi klien dengan klien lain, keluarga, tim kesehatan dan
lingkungan sekitar.
3) Spiritual
Dikaji bagaimana keyakinan klien akan kesembuhannya sehubungan
dengan agama yang dianut serta bagaimana aktivitas keagamaan klien
selama perawatan di rumah sakit.

8. Data penunjang
Didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium.

E. Analisa Data
Sebelum di lakukan implementasi data , semua data dikelompokan mencakup data
klien atau keadaan-keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahan.
F. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan.


(Doenges, 2001)
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses persalinan.
(Doenges, 2001)
3. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan cara
perawatan payudara bagi ibu menyusui. (Bobak, 2004)
4. Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan adanya konstipasi.
(Bobak, 2004)
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan darah dan intake ke oral. (Doenges, 2001)
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis, proses
persalinan dan proses melelahkan. (Doenges, 2001)

9
G. Fokus Intervensi dan Rasional

1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang Kriteria
Hasil :
a. Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4

b. Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur
nyaman

c. Tanda-tanda vital dalam batas normal : suhu 36-370 C, N 60-100


x/menit, RR 16-24 x/menit, TD 120/80 mmHg
Intervensi :

a. Kaji karakteristik nyeri klien dengan PQRST ( P : faktor penambah


dan pengurang nyeri, Q : kualitas atau jenis nyeri, R : regio atau
daerah yang mengalami nyeri, S : skala nyeri, T : waktu dan
frekuensi )
Rasional : untuk menentukan jenis skala dan tempat terasa nyeri

b. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri


Rasional : sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakan
atau asuhan keperawatan sesuai dengan respon klien
c. Berikan posisi yang nyaman, tidak bising, ruangan terang dan
tenang
Rasional : membantu klien rilaks dan mengurangi nyeri

d. Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkan


perhatian klien pada hal lain
Rasional : beraktivitas sesuai kesenangan dapat mengalihkan
perhatian klien dari rasa nyeri
e. Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional : untuk menekan atau mengurangi nyeri

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara


perawatan Vulva
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi infeksi,
pengetahuan bertambah

10
Kriteria hasil :

a. Klien menyertakan perawatan bagi dirinya


b. Klien bisa membersihkan vagina dan perineumnya secara mandiri
c. Perawatan pervagina berkurang
d. Vulva bersih dan tidak inveksi
e. Tidak ada perawatan
f. Vital sign dalam batas normal
Intervensi :
a. Pantau vital sign

Rasional : peningkatan suhu dapat mengidentifikasi adnya infeksi

b. Kaji daerah perineum dan vulva

Rasioal : menentukan adakah tanda peradangan di daerah vulva


dan perineum
c. Kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan ibu post partum
Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya
d. Ajarkan perawatan vulva bagi pasien

Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya

e. Anjurkan pasien mencuci tangan sebelum memegang daerah


vulvanya
Rasional : meminimalkan terjadinya infeksi

f. Lakukan perawatan vulva

Rasional : mencegah terjadinya infeksi dan memberikan rasa nyaman


bagi pasien
3. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan cara
perawatan payudara bagi ibu menyusui
Tujuan : pasien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu menyusui
Kriteria hasil :

a. Klien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu menyusui

b. Asi keluar

c. Payudara bersih

d. Payudara tidak bengkak dan tidak nyeri

11
e. Bayi mau menetek
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan paien mengenai laktasi dan perawatan payudara
Rasional : mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan untuk
menentukan intervensi selanjutnya.
b. Jelaskan mengenai manfaat menyusui dan mengenai gizi waktu
menyusui
Rasional : memberikan pengetahuan bagi ibu mengenai manfaat ASI
bagi bayi
c. Jelaskan cara menyusui yang benar

Rasional : mencegah terjadinya aspirasi pada bayi

1. Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan adanya


konstipasi
Tujuan : kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi Kriteria
hasil :
a. Pasien mengatakan sudah BAB

b. Pasien mengatakan tidak konstipasi

c. Pasien mengatakan perasaan nyamannya


Intervensi :
a. Auskultasi bising usus, apakah peristaltik menurun

Rasional : penurunan peristaltik usus menyebapkan konstpasi

b. Observasi adanya nyeri abdomen

Rasional : nyeri abdomen menimbulkan rasa takut untuk BAB

c. Anjurkan pasien makan-makanan tinggi serat


Rasional : makanan tinggi serat melancarkan BAB
d. Anjurkan pasien banyak minum terutama air putih hangat
Rasional : mengkonsumsi air hangat melancarkan BAB
e. Kolaborasi pemberian laksatif ( pelunak feses ) jika diperlukan
Rasional : penggunana laksatif mungkan perlu untuk merangsang
peristaltik usus dengan perlahan atau evakuasi feses
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan darah dan intake ke oral
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan
terpenuhi

12
Kriteria hasil :

a. Menyatakan pemahaman faktor penyebap dan perilaku yang perlu


untuk memenuhi kebutuhan cairan, seperti banyak minum air putih dan
pemberian cairan lewat IV.
b. Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan oleh
haluaran urine adekuat, tanda-tanda vital stabil, membran mukosa
lembab, turgor kulit baik
Intervensi :

a. Mengkaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital

Rasional : menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui


penyimpangan dari keadaan normal
b. Mengobservasi kemungkinan adanya tanda-tanda syok

Rasional : agar segera dilakukan rehidrasi maksimal jika terdapat


tanda- tanda syok
c. Memberikan cairan intravaskuler sesuai program

Rasional : pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang


mengalami difisit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk
karena cairan IV langsung masuk ke pembuluh darah.
3. Gangguan polatidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis,
proses persalinan dan proses melelahkan Kemungkinan dibuktikan oleh
mengungkapkan laporan kesulitan jatuh tidur / tidak merasa segera
setelahistirahat, peka rangsang, lingkaran gelap di bawah mata sering
menguap
Tujuan : istirahat tidur terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Mengidentifikaasikan penilaian untuk mengakomodasi perubahan yang
diperlukan dengan kebutuhan terhadap anggota keluarga baru.
Melaporkan peningkatan rasa sejahtera istirahat
Intervensi :

a. Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat. Catat lama


persalinan dan jenis kelahiran
Rasional : persalinan/ kelahiran yang lama dan sulit khususnya bila
terjadi malam meningkatkan tingkat kelelahan.
b. Kaji faktor-faktor bila ada yang mempengaruhi istirahat
Rasional : membantu meningkatkan istirahar, tidur dan relaksasi,
menurunkan rangsang
c. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur / istirahat setelah

13
kembali ke rumah
Rasional : rencana kreatif yang memperoleh untuk tidur dengan bayi
lebih awal serta tidur lebih siang membantu untuk memenuhi
kebutuhan tubuh serta menyadari kelelahan berlebih, kelelahan dapat
mempengaruhi penilaian psikologis, suplai ASI dan penurunan reflek
secara psikologis
4. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan
dengan kurang mengenai sumber informasi
Tujuan : memahami parawatan diri dan bayi
Kriteria hasil :
a. Mengungkapkan pemahaman perubahan fiiologis kebutuhan individu
Intervensi :
a. Pastikan persepsi klien tentang persalian dan kelahiran, lama persalinan
dan tingkat kelelahan klien
Rasional : terdapat hubungan lama persalinan dan kemampuan untuk
melakukan tanggung jawab tugas dan aktivitas perawatan dari atau
perawatan bayi
d. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur / istirahat setelah
kembali ke rumah
Rasional : rencana kreatif yang memperoleh untuk tidur dengan bayi
lebih awal serta tidur lebih siang membantu untuk memenuhi
kebutuhan tubuh serta menyadari kelelahan berlebih, kelelahan dapat
mempengaruhi penilaian psikologis, suplai ASI dan penurunan reflek
secara psikologis
5. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan
dengan kurang mengenai sumber informasi
Tujuan : memahami parawatan diri dan bayi
Kriteria hasil :
a. Mengungkapkan pemahaman perubahan fiiologis kebutuhan individu
Intervensi :

b. Pastikan persepsi klien tentang persalian dan kelahiran, lama persalinan


dan tingkat kelelahan klien
Rasional : terdapat hubungan lama persalinan dan kemampuan untuk
melakukan tanggung jawab tugas dan aktivitas perawatan dari atau
perawatan bayi
e. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur / istirahat setelah
kembali ke rumah
Rasional : rencana kreatif yang memperoleh untuk tidur dengan bayi
lebih awal serta tidur lebih siang membantu untuk memenuhi
kebutuhan tubuh serta menyadari kelelahan berlebih, kelelahan dapat
mempengaruhi penilaian psikologis, suplai ASI dan penurunan reflek
secara psikologis

14
6. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan
dengan kurang mengenai sumber informasi
Tujuan : memahami parawatan diri dan bayi
Kriteria hasil :
a. Mengungkapkan pemahaman perubahan fiiologis kebutuhan individu
Intervensi :

1) Pastikan persepsi klien tentang persalian dan kelahiran, lama


persalinan dan tingkat kelelahan klien
Rasional : terdapat hubungan lama persalinan dan kemampuan
untuk melakukan tanggung jawab tugas dan aktivitas perawatan
dari atau perawatan bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih,Sri. 2019. Asuhan Keperawatan Post Partum.yogyakarta.
https://books.google.co.id/books?id=cBKfDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=

15

Anda mungkin juga menyukai